metode penelitian komoditi beras

40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan beras mempunyai peran yang sangat strategis dalam pemantapan ketahanan pangan, ketahanan ekonomi dan stabilitas politik nasional, dalam hal ini perlu ditingkatkan pembangunannya, strategi pembangunan tanaman pangan beras yang ditempuh selama ini adalah pembangunan irigasi teknis, penggunaan varietas unggul, pemupukan yang intensif, pemberantasan hama dan penyakit pasca panen. Tujuannya adalah; Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, Untuk mengatasi kekurangan pangan beras pada masyarakat, Untuk menstabilkan harga pangan beras di pasar. (DKP Nasional, 2010: 24) Tanaman pangan padi merupakan komoditas strategis bagi ketahanan pangan nasional.Tanaman padi merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi bahan pokok konsumsi pangan sebagian besar masyarakat Indonesia. karena itu permintaannya selalu meningkat. Peningkatan permintaan ini harus diimbangi dengan peningkatan produksinya. Dalam hal ini, peningkatan produksi beras tidak akan efektif bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat jika tidak diimbangi oleh sistem pemasaran yang efisien. Pemasaran beras mempunyai pengaruh terhadap pendapatan 1

Upload: julian-akbar

Post on 22-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Jurusan AgribisnisFakultas Pertanian

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Penelitian Komoditi Beras

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pangan beras mempunyai peran yang sangat strategis dalam pemantapan

ketahanan pangan, ketahanan ekonomi dan stabilitas politik nasional, dalam hal

ini perlu ditingkatkan pembangunannya, strategi pembangunan tanaman pangan

beras yang ditempuh selama ini adalah pembangunan irigasi teknis, penggunaan

varietas unggul, pemupukan yang intensif, pemberantasan hama dan penyakit

pasca panen. Tujuannya adalah; Untuk meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan petani, Untuk mengatasi kekurangan pangan beras pada masyarakat,

Untuk menstabilkan harga pangan beras di pasar. (DKP Nasional, 2010: 24)

Tanaman pangan padi merupakan komoditas strategis bagi ketahanan

pangan nasional.Tanaman padi merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi

bahan pokok konsumsi pangan sebagian besar masyarakat Indonesia.karena itu

permintaannya selalu meningkat. Peningkatan permintaan ini harus diimbangi

dengan peningkatan produksinya. Dalam hal ini, peningkatan produksi beras tidak

akan efektif bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani dan

masyarakat jika tidak diimbangi oleh sistem pemasaran yang efisien. Pemasaran

beras mempunyai pengaruh terhadap pendapatan petani karena terkait dengan

tingkat harga yang diterima petani.

Secara konsepsional Sistem Agribisnis adalah semua aktivitas mulai dari

pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran produk-

produk yang dihasilkan oleh usahatani dan agroindustri yang saling terkait satu

sama lain. Sistem Agribisnis merupakan suatu konsep kegiatan manusia yang

memanfaatkan sumberdaya alam untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Agribisnis juga dapat diartikan sebagai suatu cara pandang ekonomi bagi kegiatan

dalam bidang pertanian. Agribisnis mempejari strategi memperoleh keuntungan

dengan mengelola aspek budidaya, pasca panen, proses pengolahan hingga tahap

pemasaran. Secara luas, Agribisnis berarti bisnis berbasis sumberdaya Alam.

Pemasaran atau tataniaga (marketing) dari perspektif makro merupakan

aktivitas atau kegiatan dalam mengalirkan produk, mulai dari petani (produsen

1

Page 2: Metode Penelitian Komoditi Beras

primer) sampai konsumen akhir. Dalam aktivitas mengalirnya produk sampai ke

tangan konsumen akhir, banyak kegiatan produktif yang terjadi dalamupaya

menciptakan atau menambah nilai guna (bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan)

dengan tujuan memenuhi kepuasan konsumen akhir.Pemasaran produk-produk

pertanian (Marketing of Agricultural) atau perkembangan produk pertanian

menjadi industri pertanian, lebih sesuai dengan konsep pemasaran agribisnis,

pengertiannya lebih luas dari pengertian pasar umumnya.

Dengan menganalisis pemasaran yang dilakukan pemasaran beras dapat

diketahui keefektifan pemasaran yang dilakukan oleh petani untuk menyalurkan

produknya hingga ke konsumen akhir melalui beberapa pendekatan seperti

pendekatan fungsi, pendekatan kelembagaan dan pendekatan system. Selain itu

dapat pula dengan menganalisis Marjin pemasaran, Farmer’s share, dan Rasio

Keuntungan dan Biaya.

Keseluruhan kajian atau analisis pemasaran agribisnis akan menganalisis

keseluruhan system dari aspek makro, mulai dari pendektan fungsi, kelembagaan,

pengolah/pabrikan dan organisasi fasilitas yang terlibat dari system pemasaran.

Bagaimana proses atau mekanisme disuatu tempat dapat terjadi negosiasi atau

penemuan harga yang dilakukan oleh pelaku bisnis di dalam pasar atau industri.

1.2 Perumusan Masalah

Pemasaran yang tidak efisien, bentuk pasar yang kurang bersaing, rantai

pemasaran yang terlalu panjang, sarana prasarana transportasi yang kurang

memadai, sistem kelembagaan pemasaran yang tidak sehat merupakan masalah-

masalah pemasaran yang pada umumnya berpengaruh terhadap Pendapatan yang

diterima petani. Permasalahan pokok yang dikaji dalam analisis ini, yaitu :

1. Apa saja lembaga yang terlibat dalam saluran pemasaran Komoditas

Beras?

2. Bagaimana proses produksi dan pemasaran Komoditas Beras?

3. Siapa saja pihak yang terkait di dalam struktur pasar Komoditas Beras?

a. Berapa besarnya margin pemasaran, efisiensi pemasaran, dan

farmer’s share Komoditas Beras?

1.3 Tujuan

2

Page 3: Metode Penelitian Komoditi Beras

Tujuan menganalisis sistem pemasaran pada Komoditas Beras tersebut,

antara lain:

1) Menganalisis lembaga-lembaga yang terlibat dalam saluran pemasaran

Komoditas Beras

2) Mengetahui proses produksi dan distribusi Komoditas Beras

3) Menjelaskan pihak-pihak yang terkait di dalam struktur pasar

Komoditas Beras

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam memahami lebih

mendalam tentang teori yang telah didapat guna menganalisis

permasalahan efisiensi pemasaran komoditi beras.

b. Lembaga pemasaran sebagai tambahan informasi untuk membantu

proses pengambilan keputusan dalam hal pemasaran komoditas

beras serta demi terwujudnya kerjasama yang saling

menguntungkan dan juga sebagai bahan pertimbangan lembaga

untuk mengetahui saluran pemasaran yang lebih efisien.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Komoditas Beras

Secara historis komoditas beras tidak semata-mata hanya komoditas

ekonomi, melainkan juga sebagai komoditas sosial politik yang strategis.

Kegagalan dalam penyediaan beras sebagai pangan utama akan bisa menimbulkan

implikasi sosial politik yang sangat mahal. Di Indonesia beras diperlakukan

sebagai komoditas upah dan komoditas politik, sehingga apabila harga beras tidak

stabil dan sulit diperoleh, maka pemerintahan akan labil.

Pangan dapat dijadikan alat politik untuk menekan suatu negara.

Meningkatnya harga beras secara mencolok dikhawatirkan akan meningkatkan

laju inflasi, karena bagi Indonesia beras mempunyai bobot yang besar dalam

pengeluaran masyarakat. Dimana setiap kenaikan 10% harga beras akan

3

Page 4: Metode Penelitian Komoditi Beras

diterjemahkan pada kemiskinan sekitar 1% penduduk miskin atau tambahan 2 juta

penduduk miskin. (DKP Nasional, 2010: 59)

Nilai strategis beras secara sosial-budaya, sebagian besar masyarakat

Indonesia secara turun-temurun telah mengkonsumsinya, seolah-olah tak

tergantikan oleh makanan pokok lainnya yang berkelas dua, seperti jagung atau

ketela pohon. Makin superioritasnya beras dan seolah-olah ada stigma bahwa

beras tidak dapat tergantikan sebagai bahan makanan pokok sebagian besar

penduduk Indonesia oleh makanan pokok yang lain akan makin menyebabkan

tingginya kebutuhan beras nasional karena naiknya tingkat konsumsi

(http://ekonomi.kompasiana.com, 2010).

Partisipasi konsumsi beras diberbagai wilayah adalah di atas besaran 90%.

Posisi beras dalam konsumsi rumah tangga memang masih menonjol. Beras

menempati pangsa rata-rata sebesar 30% dari pengeluaran rumah tangga total.

Angka tersebut tentunya akan semakin membesar jika dilihat pangsa pengeluaran

beras pada pengeluaran total rumah tangga untuk bahan makanan.

(http://database.deptan.go.id., 2009)

Komoditi beras bagi masyarakat Indonesia bukan saja merupakan bahan

pangan pokok, tetapi sudah merupakan komoditi sosial. Oleh karena itu,

perubahanperubahan yang terjadi pada beras akan begitu mudah mempengaruhi

kehidupan sosial-ekonomi yang lain. Perhatian pemerintah terhadap beras sudah

lama dimulai dan bahkan setelah Indonesia merdeka, perhatian terhadap beras ini

sudah menjadi program prioritas (http://database.deptan.go.id., 2009).

Strategisnya komoditi beras bagi masyarakat Indonesia, maka keadaan

pengadaan (supply) beras bukan saja ada di Jawa, Bali, dan Sulawesi Selatan yang

memang sudah lama dikenal sebagai gudangnya beras, tetapi sudah bergerak ke

daerah daerah lain yang sudah hampir merata ada di semua propinsi Indonesia

(Soekartawi, 1993:36).

Indonesia dikategorikan sebagai negara berketahanan pangan rendah,

dalam arti rentan terhadap gejolak sosial dan kenaikan harga pangan global.

Dalam keadaan harus melakukan impor, jumlah impor beras Indonesia berkisar

antara 5% hingga 10% dari total kebutuhan beras Nasional. Dana yang besar

diperlukan untuk membiayai penyediaan beras impor, dimana setiap tahunnya

4

Page 5: Metode Penelitian Komoditi Beras

jumlah permintaan beras dalam negeri atau lokal terus meningkat seiring dengan

meningkatnya jumlah penduduk (http://database.deptan.go.id., 2009).

2.1.2 Lembaga Pemasaran

Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang

menyelenggarakan aktivitas pemasaran, menyalurkan jasa dan produk pertanian

kepada konsumen akhir serta memiliki jejaring dan koneksitas dengan badan

usaha dan atau individu lainnya. Lembaga pemasaran muncul sebagai akibat

kebutuhan konsumen untuk memperoleh produk yang diinginkan sesuai waktu,

tempat dan bentuknya.

Peran lembaga pemasaran adalah melakukan fungsi-fungsi pemasaran

serta memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara maksimal. Konsumen

memberikan balas jasa atas fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga

konsumen. Nilai balas jasa tersebut tercermin pada besarnya margin pemasaran.

Umumnya lembaga pemasaran dapat digolongkan menurut penguasaannya

terhadap komoditi yang dipasarkan dan fungsi pemasaran yang dilakukan.

Berdasarkan penguasaannya terhadap komoditi yang diperjualbelikan lembaga

pemasaran dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:

1) Lembaga pemasaran yang bukan pemilik namun mempunyai kuasa

atas produk (agent middleman) , di antaranya:

a. perantara, makelar, atau broker baik selling broker maupun buying

broker. Broker merupakan pedagang perantara yang tidak secara

aktif berpartisipasi dalam melakukan fungsi pemasaran, mereka

hanya berperan menghubungkan pihak pihak yang bertransaksi.

Bila transaksi berhasil dilaksanakan, broker akan memperoleh

komisi atas jasa mereka

b. commission agent, yaitu pedagang perantara yang secara aktif turut

serta dalam pelaksanaan fungsi pemasaran terutama yang berkaitan

dengan proses seleksi produk, penimbangan dan grading.

Umumnya mereka memperoleh komisi dari perbedaan harga

produk

5

Page 6: Metode Penelitian Komoditi Beras

2) Lembaga pemasaran yang memiliki dan menguasai produk pertanian yang

diperjualbelikan, antara lain:

a. pedagang pengepul atau pengumpul, penebas, tengkulak atau

contract buyer, whole seller: mereka umumnya menaksir total nilai

produk pertanian dengan cara menaksir jumlah hasil panen

dikalikan dengan harga yang diharapkan pada saat panen

(expectation price). Dalam praktek on farm bila contract buyer

adalah penebas atau ijon maka setelah ada kesepakatan harga,

mereka akan bertanggung jawab memelihara tanaman sampai

panen selesai dilakukan. Biaya panen dibayar oleh penebas.

b. Grain millers : pedagang atau lembaga pemasaran yang memiliki

gudang penyimpan produk pertanian. Mereka membeli aneka

produk pertanian utamanya padi dan palawija dan sekaligus

menangani pasca panen

c. eksporter dan importer

3) Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai produk

pertanian yang ditransaksikan:

a. Processors dan manufaktur: lembaga-lembaga ini sangat berperan

dalam proses tata niaga agroproduk sebab keberadaannya menjadi

jaminan pasar bagi produk pertanian. Sebagai contoh dapat diamati

industri-industri pangan olahan seperti produsen sari apel, buah

kaleng, susu Pasteurisasi, pakan ternak, penggilingan padi, baik

dalam skala mikro, kecil, menengah hingga industri besar seperti

Pabrik Gula (PG), Pabrik Kelapa Sawit (PKS), dan sebagainya.

b. Facilitative organizations: salah satu bentuk organisasi fasilitatif

yang sudah dikenal di Indonesia adalah pasar lelang ikan. Sub

Terminal Agribisnis, walaupun belum sepenuhnya berjalan dengan

baik sudah menawarkan alternatif transaksi berbagai produk

pertanian melalui lelang.

c. Trade associations: asosiasi perdagangan agroproduk yang

terutama bertujuan untuk mengumpulkan, mengevaluasi, dan

mendistribusikan informasi pada anggotanya. Contoh asosiasi

6

Page 7: Metode Penelitian Komoditi Beras

dagang semacam ini adalah AEKI (Asosiasi Ekspor Kopi

Indonesia) dan ICO (international Coffe Agreement).

2.1.3 Proses Produksi dan Proses Pemasaran

Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana

sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada

diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk

menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).

Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana

produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan

menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002)

proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan

suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.

Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses

produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu

barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja,

mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

Proses pemasaran yaitu merupakan tahapan dimana barang atau pun jasa

dapat sampai ke tangan konsumen dari produsen. Adapun proses pemasaran

terdiri dari:

a) Adanya Produk.  Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan

kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi.

Produk dapat terdiri dari product variety, quality, design, feature,

brand name, packaging, sizes, services, warranties, and returns.

Dimulai dengan adanya produk atau jasa yang ditawarkan

sangatlah penting sebagai awal terjadinya proses pemasaran.

Sehingga, pemasar dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang

akan dipasarkannya.

b) Penetapan Harga. Harga yaitu sejumlah uang yang konsumen

bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk.

Harga meliputi last price, discount, allowance, payment period,

credit terms, and retail price. Melalui penetapan harga, pemasar

7

Page 8: Metode Penelitian Komoditi Beras

bisa memasarkan produknya sesuai dengan harga yang sudah

ditetapkan.

c) Saluran Distribusi. Yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk

membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia

bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage,

assortments, locations, inventory, and transport.Pemasar juga

bertindak sebagai ditrsibutor dimana tugasnya adalah menjadi

penghubung antara produsen dan konsumen agar memperlancar

kegiatan perekonomiannya.

d) Promosi. Promosi yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk

mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar

sasaran. Variabel promosi meliputi antara lain sales promotion,

advertising, sales force, public relation, and direct marketing.

Promosi dilakukan untuk memperkenalkan produk atau jasa yang

ditawarkan kepada para konsumen agar mereka tertarik untuk

membeli. Cara promosi ini dapat dilakukan melalui iklan. Agar

konsumen atau calon pembeli tertarik dengan apa yang ditawarkan,

maka promosi ini harus dilakukan semenarik mungkin.

e) Pembelian. Setelah promosi dilakukan dan terjadi ketertarikan

konsumen, maka yang terjadi adalah pembelian.

2.1.4 Analisis Pemasaran

Pemasaran adalah serangkaian proses kegiatan atau aktivitas yang

ditujukan untuk menyalurkan barang-barang atau jasa-jasa dari titik produsen ke

titik konsumen (Limbong dan Sitorus 1987).

Pemasaran menurut Kotler (1993), adalah proses sosial dan manajerial di

mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

inginkan, dengan cara menciptakan, menawarkan serta mempertukarkan produk

dan nilai dengan pihak lain.

Pertukaran adalah konsep yang yang melandasi pemasaran. Agar terjadi

pertukaran maka lima kondisi berikut harus dipenuhi, yaitu: (1)

sekurangkurangnya ada dua pihak, (2) masing-masing pihak mempunyai sesuatu

8

Page 9: Metode Penelitian Komoditi Beras

yang bernilai bagi pihak lain, (3) masing-masing pihak mampu berkomunikasi

dan mengirim suatu produk kepada pihak lain, (4) masing-masing pihak bebas

untuk menerima atau menolak tawaran pihak lain, (5) masing-masing pihak

percaya dan berhubungan baik dengan pihak lain (Kotler 1993)

Tujuan akhir dari pemasaran menurut Hanafiah dan Saeffudin (1986)

adalah menempatkan barang-barang ke tangan konsumen akhir. Untuk mencapai

tujuan tersebut, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan tataniaga yang dibangun

berdasarkan arus barang yang meliputi proses pengumpulan (konsentrasi), proses

pengimbangan (equalisasi) dan proses penyebaran (dispersi).

Proses konsentrasi merupakan tahap pertama dari arus barang.

Barangbarang yang dihasilkan dalam jumlah kecil dikumpulkan menjadi jumlah

lebih besar, agar dapat disalurkan ke pasar-pasar eceran secara lebih efisien.

Equalisasi (pengimbangan) merupakan proses tahap kedua dari arus barang,

terjadi di antara proses konsentrasi dan proses dispersi. Proses equalisasi ini

merupakan tindakan-81 tindakan penyesuaian permintaan dan penawaran,

berdasarkan tempat, waktu, jumlah dan kualitas. Dispersi atau penyebaran

merupakan proses tahap terakhir dari arus barang, di mana barang-barang yang

telah terkumpul disebarkan ke arah konsumen atau pihak yang menggunakannya.

Pemasaran dapat dipelajari dari berbagai sudut pandang dan pendekatan

yang berbeda. Seperti pendekatan fungsional atau fungsi pemasaran, pendekatan

organisasional atau kelembagaan yang meliputi seluruh partisipan yang terlibat

dalam pendekatan subsistem komoditas yang menggabungkan kedua pendekatan

sebelumnya. Dalam pendekatan subsistem komoditas, analisis kelembagaan

didasarkan pada identifikasi saluran pemasaran utama. Dimana analisis mengenai

saluran pemasaran tersebut menyediakan pengetahuan yang sistematis bagaimana

arus barang dan jasa mengalir dari titik asal (produsen) sampai titik akhir

(konsumen). Pendekatan ini meliputi mengenai marjin dan biaya pemasaran.

2.1.4.1 Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran adalah cara atau sistem untuk menyampaikan

produk yang dihasilkan oleh produsen kepada konsumen. Dalam saluran

pemasaran terdapat lembaga-lembaga pemasaran seperti produsen (petani),

9

Page 10: Metode Penelitian Komoditi Beras

pedagang pengumpul, pedagang antar kota dan sebagainya.Menurut

Hanafiah dan Saeffudin (1986) lembaga pemasaran (tataniaga) adalah

badan-badan yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi pemasaran

dengan mana barang-barang bergerak dari pihak produsen sampai pihak

konsumen. Ke dalam istilah lembaga pemasaran ini termasuk golongan

produsen, pedagang perantara dan lembaga pemberi jasa.

Lembaga Pemasaran menurut Sudiyono (2001), menurut

penguasaan terhadap komoditi yang diperjualbelikan dapat dibedakan atas

tiga :

1. Lembaga yang tidak memiliki tapi menguasai benda, seperti

perantara, makelar (Broker, Selling Broker dan Buying Broker).

2. Lembaga yang memiliki dan menguasai komoditi-komoditi

pertanian yang diperjualbelikan, seperti pedagang pengumpul,

tengkulak, eksportir dan importer.

3. Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan menguasai komoditi-

komoditi pertanian yang diperjualbelikan, seperti perusahaan-

perusahaan penyediaan fasilitas-fasilitas transportasi, asuransi

pemasaran dan perusahaan penentu kualitas produk pertanian

(surveyor). Banyaknya lembaga yang terlibat dalam saluran

pemasaran dipengaruhi oleh jarak dari produsen ke konsumen, sifat

komoditas, skala produksi dan kekuatan modal yang dimiliki

(Saefuddin dan Hanafiah 1986).

Saluran pemasaran yang dilalui oleh barang dan jasa akan sangat

menentukan nilai keuntungan dari suatu produk dan berpengaruh pada

pembagian penerimaan yang diterima oleh masing-masing lembaga

pemasaran. Dalam memilih saluran pemasaran ada beberapa faktor penting

yang harus dipertimbangkan (Sudiyono 2001), yaitu :

a) Pertimbangan pasar, meliputi konsumen sasaran akhir dengan

melihat potensi pembeli, geografi pasar, kebiasaan pembeli, dan

volume pemasaran.

b) Pertimbangan barang, meliputi nilai barang per unit, besar dan

berat harga, tingkat kerusakan dan sifat teknis barang.

10

Page 11: Metode Penelitian Komoditi Beras

c) Pertimbangan intern perusahaan, meliputi sumber permodalan,

pengalaman manajemen, pengawasan, penyaluran dan pelayanan.

d) Pertimbangan terhadap lembaga dalam rantai pemasaran, meliputi

segi kemampuan lembaga perantara dan kesesuaian lembaga

perantara dengan kebijakan perusahaan.

Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling

tergantung serta terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau

jasa yang siap digunakan atau dikonsumsi. Sebuah saluran pemasaran

melaksanakan tugas memindahkan barang dari produsen ke konsumen.

Hal ini mengatasi kesenjangan waktu, tempat dan kepemilikan yang

memisahkan barang dan jasa dari orangorang yang membutuhkan atau

menginginkannya (Kotler 1993). Saluran pemasaran dikarakteristikan

dengan jumlah tingkat saluran pemasaran. Setiap perantara yang

menjalankan pekerjaan tertentu untuk mengalihkan produk dan

kepemilikannya agar lebih mendekati pembeli akhir bisa akan

memebentuk tingkat saluran, karena produsen dan pelanggan akhir, kedua-

duanya 83 melaksanakan pekerjaan terntentu dan keduanya merupakan

bagian dari setiap saluran pemasaran.

Terdapat tiga kelompok yang secara langsung terlibat dalam

penyaluran barang atau jasa mulai dari tingkat produsen sampai tingkat

konsumen, yaitu : (1)pihak produsen, (2) lembaga perantara, (3) pihak

konsumen akhir. Pihak produsen adalah pihak yang memproduksi barang

dan jasa yang dipasarkan. Pihak lembaga perantara adalah yang

memberikan pelayanan dalam hubungannya dengan pembelian atau

penjualan barang dan jasa dari produsen dan konsumen, yaitu pedagang

besar (wholeseller) dan pedagang pengecer (retailer). Sedangkan

konsumen akhir adalah pihak yang langsung menggunakan barang dan

jasa yang dipasarkan (Limbong dan Sitorus 1987).

Panjang-pendeknya saluran pemasaran yang dilalui oleh suatu hasil

perikanan menurut Hanafiah dan Saefudin (1986), tergantung pada

beberapa faktor, antara lain :

11

Page 12: Metode Penelitian Komoditi Beras

a. Jarak antara produsen dan konsumen.

Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen

biasanya makin panjang saluran yang ditempuh oleh produk.

b. Cepat tidaknya produk rusak.

Produk yang cepat atau mudah rusak harus segera diterima

konsumen dan dengan demikian menghendaki saluran yang pendek

dan cepat.

c. Skala produksi

Apabila produksi berlangsung dalam ukuran-ukuran kecil

maka jumlah produk yang dihasilkan berukuran kecil pula, hal

mana akan tidak menguntungkan bila produsen langsung

menjualnya ke pasar. Dalam keadaan demikian kehadiran

pedagang perantara diharapkan dan dengan demikian saluran yang

akan dilalui produk cenderung panjang.

d. Posisi keuangan pengusaha

Produsen yang posisi keuangannya kuat cenderung untuk

memperpendek saluran pemasaran.

2.1.4.2 Fungsi – Fungsi Pemasaran

Fungsi-fungsi pemasaran merupakan kegiatan-kegiatan yang

bertujuan untuk memindahkan barang-barang atau jasa-jasa dari sektor

produksi ke sector konsumsi (Hanafiah dan Saeffudin, 1986).

Fungsi pemasaran menurut Mubyarto (1994) adalah mengusahakan

agar pembeli atau konsumen memperoleh barang yang diinginkan pada

tempat, waktu dan harga yang tepat. Fungsi-fungsi pemasaran dalam

pelaksanaan aktivitasnya dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran.

Lembaga pemasaran ini yang akan terlibat dalam proses penyampaian

barang dan jasa dari produsen sampai ke tangan konsumen.

Fungsi-fungsi pemasaran menurut Hanafiah dan Saefudin (1986),

dapat dikelompokkan sebagai berikut :

I. Fungsi Pertukaran :

- Penjualan

- Pembelian

12

Page 13: Metode Penelitian Komoditi Beras

II. Fungsi pengadaan secara fisik :

- Pengangkutan

- Penyimpan

III. Fungsi Pelancar :

- Permodalan

- Penanggung resiko

- Standardisasi dan grading

- Informasi pasar

Fungsi pertukaran adalah kegiatan yang memperlancar

perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan. Fungsi

pertukaran terdiri dari dua fungsi, yaitu fungsi penjualan dan fungsi

pembelian. Fungsi penjualan adalah kegiatan yang bertujuan mencari atau

mengusahakan agar ada pembeli atau ada permintaan pasar yang cukup

baik pada tingkat harga yang menguntungkan. Fungsi pembelian adalah

pembelian persediaan produksi untuk diolah dan dijual

kembali.

Fungsi pengadaan secara fisik adalah semua kegiatan atau tindakan

yang

menimbulkan kegunaan tempat, bentuk dan waktu pada barang dan jasa.

Fungsi

fisik meliputi pengangkutan dan penyimpanan.

Fungsi pelancar adalah semua tindakan yang berhubungan dengan

kegiatan pertukaran yang terjadi antara produsen dengan konsumen.

Fungsi pelancar meliputi dari fungsi permodalan, penangungan resiko,

standardisasi dan

grading, informasi pasar.

2.1.4.3 Struktur Pasar

Struktur pasar adalah suatu dimensi yang menjelaskan

pengambilan keputusan oleh perusahaan atau industri, jumlah perusahaan

13

Page 14: Metode Penelitian Komoditi Beras

dalam suatu pasar, distribusi perusahaan menurut berbagi ukuran,

deskripsi produk atau deferensiasi produk, syarat-syarat masuk atau

penguasaan pangsa pasar (Limbong dan Sitorus, 1987).

Terdapat empat karakteristik pasar yang perlu dipertimbangkan

dalam menentukan struktur pasar, yaitu : jumlah atau ukuran pasar,

kondisi atau keadaan produk, kondisi keluar atau masuk pasar, tingkat

pengetahuan informasi pasar yang dimiliki oleh partisipan dalam

pemasaran misalnya biaya, harga, dan kondisi pasar antara partisipan

(Dahl dan Hammond 1977).

Berdasarkan sifat dan bentuknya, pasar menurut Limbong dan

Sitorus (1987) diklasifikasikan menjadi dua struktur pasar yaitu :

1. Pasar bersaing sempurna yang mempunyai ciri-ciri antara lain :

terdapat banyak jumlah pembeli maupun penjual, pembeli dan

penjual hanya menguasai sebagian kecil dari barang dan jasa

yang dipasarkan sehingga tidak dapat mempengaruhi harga

(penjual dan pembeli berperan sebagai penerima harga, barang

atau jasa yang dipasarkan bersifat homogen, serta penjual dan

pembeli bebas keluar masuk pasar).

2. Pasar bersaing tidak sempurna, dapat dilihat dari dua sisi yaitu

dari sisi pembeli dan sisi penjual. Dari sisi pembeli terdiri dari

pasar monopolistik, monopoli, oligopoli dan duopoli.

Karakteristik pasar persaingan murni adalah jumlah penjual dan

pembeli relatif banyak dan seimbang dalam jumlah sehingga harga yang

terbentuk merupakan hasil akhir dari interaksi penawaran dan permintaan.

Petani secara individu tidak dapat mempengaruhi harga bebas sebab

pangsa pasar (market share) yang dimiliki petani tersebut sangat kecil

sekali (Sudiyono 2001).

Pasar persaingan monopolistik mempunyai 3 karakteristik utama

yaitu, produk yang dihasilkan berbeda corak, jumlah penjual relatif banyak

dan adanya persaingan tidak sempurna, terdiri dari banyak penjual dan

14

Page 15: Metode Penelitian Komoditi Beras

pembeli yang melakukan transaksi pada berbagai harga dan bukan atas

harga dengan produk yang berbeda corak (Sudiyono 2001).

Karakteristik utama pasar oligopoli adalah adanya beberapa

perusahaan yang menghasilkan produk yang homogen ataupun berbeda

corak, sehingga tindakan perusahaan satu mempengaruhi dan

mendapatkan reaksi perusahaan lain. Oligopoli yang menghasilkan produk

yang homogen disebut oligopoli murni, sedangkan oligopoli yang

menghasilkan produk berbeda corak disebut oligopoly terdeferensiasi

(Sudiyono 2001).

Struktur pasar yang banyak dijumpai dalam praktek adalah pasar

persaingan monopolistik dan oligopoli (Sudiyono 2001). Hal ini

disebabkan oleh beberapa hal :

1. Bagian pangsa pasar (market share) yang dimiliki petani

umumnya sangat kecil, sehingga petani dalam pemasaran

produk pertanian bertindak sebagai penerima harga (price

taker).

2. Produk pertanian pada umumnya diproduksi secara masal dan

homogen, sehingga apabila petani menaikkan harga komoditi

yang dihasilkan akan menyebabkan konsumen beralih untuk

mengkonsumsi komoditi yang dihasilkan petani lainnya.

3. Komoditi yang dihasilkan mudah rusak (perishable), sehingga

harus secepatnya dijual tanpa memperhitungkan harga.

4. Lokasi produksi terpencil dan sulit dicapai oleh alat

transportasi yang mudah dan cepat.

5. Petani kekurangan informasi harga dan kualitas serta kuantitas

yang diinginkan konsumen, sehingga petani mudah diperdaya

lembaga-lembaga pemasaran yang berhubungan dengan petani

langsung.

6. Adanya kredit dan pinjaman dari lembaga kepada petani yang

bersifat mengikat.

2.2 Efisiensi Pemasaran

15

Page 16: Metode Penelitian Komoditi Beras

Efisiensi pemasaran adalah maksimisasi dari ratio input dan output. Input

berupa biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran yang terlibat dalam

memasarkan hasil perikanan. Sedangkan output adalah kepuasan dari konsumen.

Perubahan yang mengurangi biaya input tanpa mengurangi kepuasan konsumen

akan meningkatkan efisiensi sedangkan perubahan yang mengurangi biaya input

tetapi mengurangi kepuasan konsumen akan menurunkan efisiensi pemasaran.

(Soekartawi 1985).

2.3 Peneliitian Terdahulu

Fajarwulan Setiorini (2008), Pemasaran menjadi permasalahan utama yang

dialami oleh pembudidaya Ikan Mas di Kecamatan Pagelaran. Hal ini dapat dilihat

dari rendahnya harga jual Ikan Mas yang diperoleh pembudidaya. Perbedaan

harga jual pembudidaya dengan harga yang dibayarkan konsumen akhir dapat

menggambarkan seberapa efisien saluran pemasaran yang ditempuh oleh

pembudidaya. Semakin besar selisih antara harga jual pembudidaya dengan harga

yang dibayarkan konsumen akhir menjadi indikasi akan semakin tidak efisiennya

saluran pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat saluran

Ikan Mas di Kecamatan Pagelaran. Saluran 1 terdiri dari pembudidaya, pedagang

pengumpul, pedagang pengumpul luar kecamatan, pedagang pengecer luar

kecamatan dan rumah makan. Saluran 2 terdiri dari pembudidaya, pedagang

pengumpul, pedagang pengecer. Saluran 3 pembudidaya, pedagang pengumpul,

pedagang pengumpul luar kecamatan, pedagang pengecer luar kecamatan. Saluran

4 terdiri dari pembudidaya, pedagang pengumpul, pedagang pengumpul lua

kecamatan, pemancingan. Farmer’s share dan rasio keuntungan dan biaya (total)

pada saluran 1 sebesar 34,36% dan 44,06%, pada saluran 2 sebesar 89,66% dan

120,40%, saluran 3 sebesar 72,22% dan 59,91%, saluran 4 sebesar 65% dan

107,89%. Dari keempat saluran pemasaran Ikan Mas di Kecamatan Pagelaran,

berdasarkan farmer’s share dan rasio keuntungan dan biaya (total) saluran yang

paling efisien adalah saluran 2 yang melibatkan pembudidaya, pedagang

pengumpul dan pedagang pengecer. Pada saluran 2, farmer’s share yang diterima

lebih besar dibandingkan saluran yang lainnya karena melibatkan sedikit

pedagang perantara sehingga memungkinkan Ikan Mas lebih cepat sampai ke

16

Page 17: Metode Penelitian Komoditi Beras

tangan konsumen dan margin yang terbentuk diantara pedagang perantara tidak

terlalu besar.

Budi Hartono (2014), Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

saluran pemasaran telur di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri dan efisiensi

pemasaran. Penelitian ini telah dilakukan selama satu bulan, Februari hingga

Maret untuk 2014 di Ringinrejo Kecamatan Kediri Kabupaten. Penelitian telah

dilakukan dengan metode survei. Sampel terdiri dari petani (produsen) dan

lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses distribusi pemasaran telur. Sampel

produsen diambil menggunakan metode "purposive sampling" berdasarkan

kriteria kepemilikan skala, sedangkan sampel lembaga pemasaran yang diambil

oleh metode pencarian. Responden termasuk 16 peternak, 3 pedagang, besar 10

pedagang menengah dan 20 pedagang pengecer. Data primer dan sekunder yang

dikumpulkan untuk penelitian ini. Analisis data menggunakan share peternak,

biaya pemasaran, rasio keuntungan peternak dan bagian laba dari masing-masing

saluran pemasaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tiga saluran

pemasaran I): peternak (produsen) – pedagang besar – pedagang menengah –

pedagang pengecer – konsumen akhir, II): peternak (produsen) – pedagang besar

– pedagang pengecer – konsumen akhir dan saluran pemasaran III): peternak

(produsen) – pedagang besar – konsumen akhir. Saluran pemasaran yang paling

efisien adalah pola saluran pemasaran III berdasarkan kriteria berikut margin

pemasaran Rp. 1.900, bagian yang diterima peternak 87,74%, bagian keuntungan

77,44% dan rasio keuntungan 3,4

2.4 Kerangka Pemikiran

Penelitian kinerja pemasaran komoditas beras membahas mengenai

lembaga-lembaga komoditas beras di Kecamatan Cikarawang yang akan dinilai

dari kegiatan pemasaran komditi beras dari mulai produsen sampai ke konsumen

akhir, lembaga-lembaga pemasaran, struktur pasar yang terjadi dan marjin

pemasaran,serta menganalisis pendapatan usaha yang didapatkan oleh petani

beras.

Analisis struktur dan perilaku pasar dilakukan untuk menjelaskan tingkat

17

Page 18: Metode Penelitian Komoditi Beras

persaingan yang ada di dalam pasar dan melihat pengaruhnya dalam

penentuan harga juga kesepakatan atau kerjasama antara lembaga pemasaran

yang terjadi di dalam pasar. Margin pemasaran digunakan untuk melihat

perbedaan harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima

oleh produsen yang diakibatkan oleh struktur dan perilaku pasar yang terjadi.

Farmer’s share

digunakan untuk membandingkan harga yang diterima produsen atau

pembudidaya dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir yang sering

dinyatakan dalam persentase. Rasio keuntungan dan biaya digunakan untuk

mengetahui penyebaran rasio keuntungan dan biaya pada masing-masing

lembaga pemasaran. Marjin pemasaran, farmer’s share dan rasio keuntungan

dan biaya merupakan komponen untuk menilai efisiensi pemasaran.

Untuk lebih jelasnya, kerangka pendekatan studi dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1

18

Page 19: Metode Penelitian Komoditi Beras

Petani Lembaga PemasaranPetaniPedagang pengumpulPengecerKonsumen akhir

Proses Produksi & Proses PemasaranLembaga PemasaranSaluran PemasaranFungsi PemasaranStruktur Pasar

Margin PemasaranFarmer’s ShareRasio Keuntungandan Biaya

Efisiensi Pemasaran

19

Page 20: Metode Penelitian Komoditi Beras

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

(case study) dengan satuan kasusnya berupa efisiensi sistem pemasaran di

Kecamatan Cikarawang, Kabupaten Bogor. Moleong (2010) menjelaskan bahwa

studi kasus dalam operasionalnya memiliki sesuatu atau mungkin juga lebih dari

satu kejadian atau gejala sosial untuk diteliti dengan menerapkan serumpun

metode.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Data

kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data

kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya

wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi. Bentuk lain data

kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.

Data kualitatif berfungsi untuk mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan

diteliti. Data ini bersifat abstrak sehingga peneliti harus benar-benar memahami

kualitas dari objek yang akan diteliti.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai

dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan

teknik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk

mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objek yang akan diteliti. Data ini

bersifat nyata atau dapat diterima oleh panca indera sehingga peneliti harus benar-

benar jeli dan teliti untuk mendapatkan keakuratan data dari objek yang akan

diteliti.

Lokasi penelitian ditentukan dengan cara purposive methode yaitu

memilih lokasi penelitian dengan cara sengaja. Pertimbangan bahwa Kabupaten

Bogor merupakan salah satu wilayah yang banyak memiliki lahan padi atau

komoditas beras tersebut. Penentuan lokasi yang digunakan sebagai tempat

penelitian yaitu di Kecamatan Cikarawang, Kabupaten Bogor.

3.2 Jenis dan Sumber Data

20

Page 21: Metode Penelitian Komoditi Beras

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer

yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden produsen dan responden

lembaga pemasaran (pedagang besar, pedagang menengah dan pedagang

pengecer) berdasarkan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya, sedangkan

data sekunder diambil dari lembaga/instansi yang terkait dengan masalah

penelitian. Data primer antara lain meliputi identitas responden, penentuan harga

jual dan harga beli, pola saluran pemasaran, biaya pemasaran dan keuntungan

usaha, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung

dari responden, diperoleh dari studi di Perpustakaan Fakultas Pertanian,

Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Badan Pusat Statistik, buku,

jurnal, internet, dan literatur-literatur lainnya yang terkait dengan topik penelitian.

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel yaitu dengan “purposive sampling” pengambilan

responden dipilih secara sengaja. Purposive sampling adalah metode pengambilan

responden yang dilakukan sengaja tetapi dengan pertimbangan tertentu (Made

2006).

Pertimbangan dalam penelitian ini dalah pembudidaya yang telah

melakukan usahanya minimal satu tahun. Berdasarkan pertimbangan statistik

jumlah responden yang akan diambil berjumlah 30 orang (Walpole 1982).

Penarikan responden terhadap beberapa kelompok pedagang perantara dilakukan

dengan cara snowball sampling, dimana sampel ditentukan berdasarkan

keterangan yang diperoleh dari sampel unit yang dapat lebih menunjang tujuan

penelitian yang bersangkutan.

Sampel pedagang adalah orang-orang yang terlibat dalam

mendistribusikan beras hasil produksi dari petani hingga ke konsumen akhir.

Pedagang perantara ditentukan dengan metode penelusuran yaitu dengan

menelusuri semua pedagang yang terlibat dan hasil produksi produsen sampel di

daerah penelitian mulai dari pedagang besar sebanyak 3 orang, pedagang

menengah sebanyal 10 orang dan 20 orang pedagang pengecer.

3.4 Metode Pengumpulan Data

21

Page 22: Metode Penelitian Komoditi Beras

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik

observasi wawancara dan penyebaran kuisioner.

a. Teknik observasi adalah dengan melakukan pengamatan langsung

terhadap responden

b. Teknik wawancara yaitu dengan melakukan wawancara kepada

responden yang dituju

c. Teknik penyebaran kuisioner yaitu dengan membagi-bagikan kuisioner

kepada responden agar dapat menjawab pertanyaan yang telah

disediakan oleh peneliti.

3.5 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder dianalisis

secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis dilakukan dengan mengadakan saluran

dan lembaga pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran, struktur pasar, marjin

pemasaran, farmer’s share, rasio keuntungan terhadap biaya dan analisis

pendapatan usaha.

3.5.1 Analisis Marjin Pemasaran

Analisis marjin pemasaran digunakan untuk melihat tingkat

efisiensi produk beras. Marjin pemasaran adalah merupakan perbedaan

harga yang yang dibayar kepada produsen dan harga yang dibayar

konsumen (Saefudin dan Hanafiah 1986). Perhitungan analisis marjin

pemasaran dilakukan untuk mengetahui perbedaan harga per satuan di

tingkat produsen atau tingkat konsumen yang terjadi pada rantai

pemasaran (Sudiyono 2001). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Mi = Pki – Ppi …………………………………………………. (3)

Dimana :

Mi = Marjin pemasaran pasar tingkat ke-i

Pki = Harga beli konsumen tingkat ke-i

Ppi = Harga jual produsen ke-i

22

Page 23: Metode Penelitian Komoditi Beras

Margin pemasaran dapat pula diperoleh dengan menjumlah biaya

pemasaran dan keuntungan setiap lembaga. Secara sistematis margin

pemasaran dapat ditulis sebagai berikut :

Mi=Ci +∏i .......................................................(4)

Dimana :

Ci = Biaya lembaga pemasaran ditingkat ke-i

Пi = Keuntungan lembaga di tingkat ke-i

3.5.2 Analisis Farmer’s Share

Analisis ini digunakan untuk membandingkan harga yang diterima

produsen atau petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir

yang biasa disebut dengan farmer’s share (Limbong dan Sitorus 1987).

Farmer’s share berhubungan negatif dengan marjin pemasaran, semakin

tinggi marjin pemasaran maka bagian yang akan diperoleh produsen atau

petani semakin rendah. Secara matematis, farmer’s share dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Fs=PfPr

x100 % …………………………………….(5)

Keterangan :

Fs : Persentase yang diterima oleh petani

Pf : Harga di tingkat petani

Pr : Harga di tingkat konsumen

3.5.3 Analisis Rasio dan Keuntungan Biaya

Analisis ini digunakan untuk mengetahui penyebaran rasio

keuntungan dan biaya pada masing-masing lembaga pemasaran. Tingkat

efisiensi sebuah sistem pemasaran juga dapat dilihat dari rasio

keuntungan terhadap biaya pemasaran. Semakin meratanya rasio

keuntungan terhadap pemasaran, maka secara teknis (operasional) sistem

pemasaran tersebut semakin efisien. Rasio keuntungan dan biaya dalam

Hanapi (2006) dirumuskan sebagai berikut:

∏ / C = KPiBPi

....................................................(6)

23

Page 24: Metode Penelitian Komoditi Beras

Keterangan :

KPi = Keuntungan lembaga pemasaran (Rp/kg)

BPi = Biaya pemasaran (Rp/kg)

Nilai П/C lebih dari satu (П/C > 1), maka usaha tersebut efisien

dan apabila П/C kurang dari satu (П/C < 1) maka kegiatan tersebut tidak

efisien.

3.6 Operasional Variabel

1) Responden adalah petani beras dan lembaga-lembaga pemasaran

yang terlibat di dalam saluran atau jaringan pemasaran komoditas

beras.

2) Lembaga pemasaran adalah lembaga-lembaga yang menjalankan

fungsi-fungsi pemasaran ketika komoditas mulai bergerak dari

produsen kepada konsumen.

3) Saluran pemasaran adalah rangkaian penyaluran produk dari

produsen ke tangan konsumen akhir.

4) Struktur pasar adalah bentuk pasar berdasarkan atas karakteristik

atas sifat yang dimiliki lembaga pemasaran yang terlibat.

5) Perilaku pasar adalah tingkah laku peserta pasar, dapat dilihat dari

proses praktek pembelian dan penjualan, penentuan harga, sistem

pembayaran dan kerjasama antar lembaga.

6) Fungsi pemasaran adalah kegiatan lembaga pemasaran dalam

menyalurkan beras.

7) Efisiensi pemasaran adalah kondisi pemasaran dimana pengusaha

dapat bekerja atas dasar biaya input yang rendah tanpa mengurangi

kepuasan konsumen. Efisiensi pemasaran dari masing-masing

saluran pemasaran diukur dengan margin pemasaran, farmer’s

share dan rasio keuntungan dan biaya.

24

Page 25: Metode Penelitian Komoditi Beras

8) Marjin pemasaran adalah perbedaan harga antara pembayaran

konsumen dengan harga yang diterima oleh petani beras di

Kecamatan Cikarawang.

9) Farmer’s share adalah perbandingan antara harga yang diterima

petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir dan

dinyatakan dalam persentase.

10) Rasio keuntungan dan biaya adalah perbandingan besarnya

keuntungan atas biaya pemasaran yang dikeluarkan.

3.7 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Provinsi

Jawa Barat pada bulan Desember 2014.

DAFTAR PUSTAKA

Hernanto, F. (1989). Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Made, I. (2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Penerbit

Abadi.

Nazir, M. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Usman, P. D. (2011). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

25