bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2007-3-00439-ti bab 2.pdf ·...

34
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar tentang Supply Chain Management 2.1.1 Pendahuluan Tantangan yang dihadapi dunia manufaktur berubah dan semakin berat dari masa ke masa. Di era tahun 1960-an orang mengenal Ford sebagai salah satu perusahaan ternama dunia. Mereka terkenal dengan kemampuannya untuk memproduksi mobil yang standar. Sistem produksi mereka kita kenal dengan istilah mass production atau produksi massal. Sistem produksi massal sangat mementingkan jumlah output yang dihasilkan per satuan waktu. Produktivitas, efisiensi, dan utilitas sistem produksi adalah tiga kata kunci [19]. Pada sistem seperti ini kecepatan kerja operator diukur dan dijadikan dasar untuk menentukan upah. Menciptakan keseimbangan lintasan produksi juga menjadi kunci tercapainya produktivitas pada sistem produksi massal. Ilmu pengukuran waktu kerja dan metode kerja sangat relevan dengan sistem seperti ini. Pelaku industri pun mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas, dan cepat, perbaikan di internal sebuah perusahaan manufaktur tidaklah cukup. Ketiga aspek tersebut membutuhkan peran serta semua pihak mulai dari supplier yang mengolah bahan baku dari alam menjadi komponen, pabrik yang mengubah komponen dan bahan baku menjadi produk jadi, perusahaan transportasi

Upload: hoangmien

Post on 29-Jul-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

15

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengantar tentang Supply Chain Management

2.1.1 Pendahuluan

Tantangan yang dihadapi dunia manufaktur berubah dan semakin berat dari

masa ke masa. Di era tahun 1960-an orang mengenal Ford sebagai salah satu

perusahaan ternama dunia. Mereka terkenal dengan kemampuannya untuk

memproduksi mobil yang standar. Sistem produksi mereka kita kenal dengan istilah

mass production atau produksi massal.

Sistem produksi massal sangat mementingkan jumlah output yang dihasilkan

per satuan waktu. Produktivitas, efisiensi, dan utilitas sistem produksi adalah tiga kata

kunci [19]. Pada sistem seperti ini kecepatan kerja operator diukur dan dijadikan

dasar untuk menentukan upah. Menciptakan keseimbangan lintasan produksi juga

menjadi kunci tercapainya produktivitas pada sistem produksi massal. Ilmu

pengukuran waktu kerja dan metode kerja sangat relevan dengan sistem seperti ini.

Pelaku industri pun mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang

murah, berkualitas, dan cepat, perbaikan di internal sebuah perusahaan manufaktur

tidaklah cukup. Ketiga aspek tersebut membutuhkan peran serta semua pihak mulai

dari supplier yang mengolah bahan baku dari alam menjadi komponen, pabrik yang

mengubah komponen dan bahan baku menjadi produk jadi, perusahaan transportasi

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

16

yang akan menyampaikan produk ke tangan pelanggan. Kesadaran akan pentingnya

peran semua pihak dalam menciptakan produk yang murah, berkualitas, dan cepat

inilah yang kemudian melahirkan konsep baru tahun 1990-an yaitu Supply chain

Management (SCM).

2.1.2 Supply Chain dan Supply Chain Management

Untuk mendapatkan pengertian yang benar, ada baiknya kita mendiskusikan

terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain

management.

2.1.2.1 Definisi Supply Chain

Terdapat banyak definisi yang memaparkan tentang apa itu supply chain.

Berikut akan dijelaskan berbagai definisi tersebut :

Supply adalah [11] :

1. Tindakan menawarkan produk untuk dijual

2. Penawaran kuantitas untuk dijual

3. Penawaran kuantitas untuk dijual pada harga yang bervariasi

Supply chain adalah serangkaian langkah-langkah yang sering diterapkan

pada perusahaan yang berbeda, dan diperlukan untuk menghasilkan suatu produk

akhir dari faktor utamanya, dimulai dengan proses dari bahan baku, dilanjutkan

dengan kemungkinan produksi dari pertengahan input (setengah jadi), dan berakhir

dengan perakitan dan pendistribusian [11].

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

17

Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-

sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai

terakhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik,

distributor, toko atau retail, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti

perusahaan jasa logistik [19].

Supply chain adalah jejak untuk memenuhi ke semua supplier dan pelayanan

kepada suatu perusahaan, sistem informasi dapat meningkatkan kolaborasi antar

pedagang dalam pemesanan untuk mereduksi waktu dan biaya-biaya [14].

Supply chain adalah serangkaian peristiwa pada aliran yang baik dimana ada

penambahan kepada nilai dari barang. Yang termasuk ke dalam peristiwa yang

dimaksud adalah [12] :

• Konversi

• Perakitan dan/atau bukan perakitan

• Pemindahan dan penempatan

Supply chain adalah cara bagaimana organisasi berhubungan satu sama lain

sebagai maksud dari perusahaan istimewa [15].

Supply chain merupakan pengaturan komponen, manufaktur dan distribusi

dari sebuah manufaktur komoditas. Supply Chain (Value Chain) adalah sebuah

jaringan atau permulaan kemajuan dengan bahan baku dan akhir dengan penjualan

dari produk jadi dan pelayanan [13].

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

18

Supply chain adalah aliran dari sumber daya masuk dan ke luar dari operasi

perusahaan secara bersama-sama. Suatu rantai pasok pada IT adalah aliran sumber

daya yang masuk dan keluar dari operasi IT tersebut [8].

Supply chain adalah suatu mata rantai dari pelayanan atau menyampaikan

barang dari supplier ke perusahaan dan kepada konsumen [16].

Supply chain adalah aliran produk yang optimal dari bagian produksi

melewati lokasi perantara (tingkat menengah) ke pengguna akhir. Supply chain

analisis adalah proses yang pengambilan inti sari dan mempersembahkan informasi

rantai pasok untuk memberikan pengukuran, pengawasan, peramalan, dan pengaturan

dari rantai itu sendiri [9].

Supply chain adalah suatu jaringan yang memperlihatkan aliran

material/bahan, informasi, dan keuangan sebagai perpindahan pada sebuah proses

dari supplier ke pabrik, lalu ke wholesaler, dan kemudian ke retail dan terakhir ke

konsumen. Banyak organisasi melihat bahwa optimisasi supply chain sebagai maksud

untuk memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan [10].

Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola.

Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir

(downstream). Contohnya adalah bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik.

Setelah produk selesai diproduksi, mereka dikirim ke distributor, lalu ke pengecer

atau retail, kemudian ke pemakai terakhir. Yang kedua adalah aliran uang dan

sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran informasi yang

bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Informasi tentang persediaan

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

19

produk yang masih ada di masing-masing supermarket sering dibutuhkan oleh

distributor ataupun pabrik. Informasi tentang ketersediaan kapasitas produksi yang

dimiliki oleh supplier juga sering dibutuhkan oleh pabrik. Informasi tentang status

pengiriman bahan baku sering dibutuhkan oleh perusahaan yang mengirim maupun

yang akan menerima. Gambar 2.1 memberikan ilustrasi konseptual sebuah supply

chain.

Gambar 2.1 Simplikasi Model Supply Chain dan 3 Macam Aliran yang Dikelola

Sumber gambar : [19]

Dalam kondisi yang nyata di lapangan, supply chain tidak sesederhana yang

diatas. Model serial seperti diatas terlalu sederhana untuk menggambarkan keadaan

yang sesungguhnya.

2.1.2.2 Definisi Supply Chain Management

Kalau supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan

yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun

mengirimkannya ke pemakai akhir. SCM adalah metode, alat, atau pendekatan

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

20

pengelolaannya. Namun perlu ditekankan bahwa SCM menghendaki pendekatan atau

metode yang terintegrasi dengan dasar semangat kolaborasi.

Jadi supply chain management tidak hanya berorientasi pada urusan internal

sebuah perusahaan, melainkan juga urusan eksternal yang menyangkut hubungan

dengan perusahaan-perusahaan partner. Kenapa diperlukan koordinasi dan kolaborasi

antar perusahaan pada supply chain? Karena perusahaan-perusahaan yang berada

pada suatu supply chain pada intinya ingin memuaskan konsumen akhir yang sama,

mereka harus bekerja sama untuk membuat produk yang murah, mengirimkannya

tepat waktu, dan dengan kualitas yang bagus. Hanya dengan kerjasama antara

elemen-elemen pada supply chain tujuan tersebut akan bisa dicapai. Oleh karena itu,

cukup tepat kalau banyak orang mengatakan bahwa persaingan dewasa ini bukan lagi

antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain, tetapi antara supply chain yang

satu dengan supply chain yang lain [19]. Banyak pakar yang mengartikan apa itu

supply chain management, diantaranya :

Supply chain management adalah suatu usaha untuk mengkoordinasikan

proses yang terlibat dalam produksi, pengiriman, dan pendistribusian produk,

umumnya dengan keleluasaan supplier. Jaringan pasar bisa menyambungkan supply

chain management kepada semua pedagang karena mereka memberikan pusat untuk

mengintegrasikan informasi dari pembeli dan penjual [12].

Supply chain management adalah pengendalian persediaan komponen dari

vendor melewati konsumen. Dimana tidak terdapat perbedaan dari dasar pada prinsip

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

21

antara Supply Chain Management dan Manufacturing Resource Planning. SCM juga

digunakan untuk menyerahkan/memberikan siklus manufaktur yang singkat [17].

Supply chain management adalah pengiriman konsumen dan nilai ekonomik

yang mengintegrasikan manajemen aliran dari produk jadi dan mengggabungkan

informasi, dari sumber bahan baku untuk mengirimkan produk tersebut ke konsumen

[18].

Supply chain management adalah suatu proses perencanaan, implementasi,

dan pengawasan operasi dari suatu rantai pasok dengan tujuan untuk memberi

kepuasan akan kebutuhan konsumen yang efisien dan memungkinkan. Supply chain

management meliputi semua perpindahan dan bahan baku pada suatu gudang, work-

in-process persediaan, dan produk jadi dari titik sumber ke titik pengguna.

Kesuksesan SCM membutuhkan perubahan fungsi dari pengontrolan individu kepada

penggabungan aktivitas kedalam proses utama dari rantai pasok. Sebagai contoh,

departemen pembelian menempatkan pesanan sebagai kebutuhan yang layak. Divisi

marketing, merespon pada permintaan konsumen, berhubungan dengan bermacam-

macam distributor dan retail, serta berusaha untuk memuaskan permintaan

konsumen. Pembagian informasi antar sesama rantai pasok bisa hanya mempengaruhi

penggabungan prosesnya [5].

Supply chain management adalah kumpulan dari kegiatan fungsional

(transportasi, inventory control, dan sebagainya), dimana diulang berkali–kali melalui

seluruh saluran bahan mentah dimasukkan kedalam barang jadi dan terjadi proses

customer value yang ditambahkan [7].

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

22

Proses penggabungan bisnis rantai pasok meliputi pekerjaan yang sifatnya

kolaboratif di antara pembeli dan banyak supplier, menggabungkan pengembangan

produk, sistem yang umum dan pembagian informasi. Berdasarkan Lambert dan

Cooper (2000) operasi suatu penggabungan rantai pasok membutuhkan aliran

informasi yang berkesinambungan, yang dapat membantu untuk mencapai aliran

produk yang paling baik. Bagaimanapun pada banyak perusahaan, manajemen telah

menjangkau suatu hasil bahwa pengoptimalan dari aliran produk tidak bisa

diselesaikan tanpa implementasi sebuah proses pendekatan bisnis. Kunci dari proses

rantai pasok menurut Lambert (2004) adalah :

• Manajemen hubungan konsumen

• Manajemen pelayanan konsumen

• Manajemen permintaan

• Pemenuhan pesanan

• Manajemen aliran manufaktur

• Manajemen hubungan supplier

• Pengembangan produk dan komersialisasi

• Pengembalian manajemen

Supply chain management adalah kekeliruan dari material/produk, informasi,

dan keuangan sebagai perpindahan pada sebuah proses dari supplier ke pabrik lalu ke

wholesaler, ke retail dan terakhir ke konsumen. Supply chain management termasuk

mengkoordinasi dan mengintegrasi aliran tersebut sampai ke perusahaan [21].

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

23

Supply chain management meliputi perencanaan dan pengaturan dari semua

aktivitas-aktivitas, termasuk dalam pengadaan dan pembelian, perubahan, dan semua

aktivitas manajemen logistik. Pentingnya, hal itu juga termasuk koordinasi dan

kolaborasi dengan channel partners, yang bisa menjadi supplier, perantara, third

party service providers, dan konsumen. Intinya, supply chain management

mengintegrasikan suplai dan pengaturan permintaan dengan perusahaan yang

berseberangan [3].

Menurut Ellram (1991), Betchel dan Jayaram (1997), Lambert dan Cooper

(2000) dalam Van den Vorst dan Beulens (2002), SCM merupakan integrasi

perencanaan, koordinasi, dan pengendalian proses bisnis dan kegiatan dalam supply

chain untuk memberikan nilai superior pada konsumen dengan biaya rendah dan

memuaskan kebutuhan stakeholder lain.

Semangat koordinasi dan kolaborasi juga didasari oleh kesadaran bahwa

kuatnya sebuah supply chain tergantung pada kekuatan seluruh elemen yang ada di

dalamnya. Sebuah pabrik yang sehat dan efisien tidak akan banyak berarti apabila

supplier-nya tidak mampu memenuhi pengiriman tepat waktu. Ada benarnya

perkataan orang bahwa ”a supply chain is as strong as its weakest link”. Jadi, dalam

supply chain, pabrik perlu memberikan bantuan teknis dan manajerial terhadap para

supplier-nya karena pada akhirnya ini akan menciptakan kemampuan bersaing

keseluruhan supply chain.

Dari definisi diatas juga bisa kita lihat bahwa semangat kolaborasi dan

koordinasi pada supply chain tidak mesti (dan tidak boleh) mengorbankan

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

24

kepentingan tiap individu perusahaan. SCM yang baik bisa meningkatkan

kemampuan untuk bersaing bagi supply chain secara keseluruhan, namun tidak

menyebabkan satu pihak berkorban dalam jangka panjang.

Oleh karena itu diperlukan pengertian, kepercayaan, dan aturan main yang

jelas. Misalnya, ketika suatu perusahaan mau membagi informasi secara transparan,

perusahaan partner harus menjaga informasi tersebut dari pihak-pihak yang bisa

menyalahgunakannya. Sangatlah penting untuk menjaga etika bagi mereka yang

menginginkan supply chain yang kuat dalam jangka panjang.

Idealnya, hubungan antar pihak pada suatu supply chain berlangsung jangka

panjang. Hubungan jangka panjang memunginkan semua pihak untuk meciptakan

kepercayaan yang lebih baik serta menciptakan efisiensi. Efisiensi bisa tercipta

karena hubungan jangka panjang berarti mengurangi ongkos-ongkos untuk

mendapatkan perusahaan partner baru. Dalam banyak kasus, ongkos yang terlibat

dalam mengevaluasi calon-calon perusahaan partner bisa cukup besar. Namun perlu

dicatat bahwa orientasi jangka panjang dalam konteks supply chain di lapangan harus

tetap diinterpretasikan secara fleksibel. Dalam konteks lingkungan bisnis yang

semakin dinamis dewasa ini, ukuran ’jangka panjang’ berlaku sangat relatif.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

25

Gambar 2.2 Model Supply Chain Management

Sumber gambar : [7]

2.1.3 Area Cakupan SCM

SCM pada hakekatnya mencakup lingkup pekerjaan dan tanggung jawab yang

luas. Kalau kita kembali pada definisi supply chain dan supply chain management

diatas maka kita bisa katakan secara umum bahwa semua kegiatan yang terkait

dengan aliran material, informasi, dan uang di sepanjang supply chain adalah

kegiatan-kegiatan dalam cakupan SCM. Jika kita mengacu kepada sebuah perusahaan

manufaktur, kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah :

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

26

Tabel 2.1 Empat Bagian dan Fungsi-Fungsi Utama Supply Chain

Bagian Cakupan kegiatan

Pengembangan

Produk

Melakukan riset pasar, merancang produk baru,

melibatkan supplier dalam perancangan produk baru.

Pengadaan

Memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier,

melakukan pembelian bahan baku dan komponen,

memantau supply risk, membina dan memelihara

hubungan dengan supplier.

Perencanaan &

Pengendalian

Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan

kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan.

Operasi /

Produksi Eksekusi produksi, pengendalian kualitas.

Pengiriman /

Distribusi

Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman,

mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan

jasa pengiriman, memonitor service level di tiap pusat

distribusi.

Sumber tabel : [19]

- Kegiatan merancang produk baru (Product Development)

- Kegiatan mendapatkan bahan baku (Procurement)

- Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (Planning & Control)

- Kegiatan melakukan produksi (Production)

- Kegiatan melakukan pengiriman/distribusi (Distribution)

Klasifikasi tersebut biasaanya tercermin dalam bentuk pembagian departemen

atau divisi pada perusahaan manufaktur. Pembagian tersebut sering dinamakan

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

27

functional division karena mereka dikelompokkan sesuai dengan fungsinya.

Umumnya sebuah perusahaan manufaktur akan memiliki bagian pengembangan

produk, bagian pembelian atau bagian pengadaan (purchasing /procurement), bagian

produksi, bagian perencanaan produksi (Production Planning and Inventory Control,

PPIC), dan bagian pengiriman atau distribusi barang jadi.

2.2 Manajemen Transportasi dan Distribusi

Pada kebanyakan produk yang kita gunakan, peran jaringan distribusi dan

transportasi sangatlah vital. Jaringan distribusi dan transportasi ini memungkinkan

produk pindah dari lokasi dimana mereka diproduksi ke lokasi konsumen / pemakai

yang sering kali dibatasi oleh jarak yang sangat jauh. Kemampuan untuk

mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan

dalam kondisi yang baik sangat menentukan apakah produk tersebut pada akhirnya

akan kompetitif di pasar. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengelola jaringan

distribusi dewasa ini merupakan satu komponen keunggulan kompetitif yang sangat

penting bagi kebanyakan industri [19].

Untuk menciptakan keunggulan berkompetisi, perusahaan tidak lagi bisa

mengandalkan cara-cara tradisional dalam mendistribusikan produk-produk mereka.

Perkembangan teknologi dan inovasi dalam manajemen distribusi memungkinkan

perusahaan untuk menciptakan kecepatan waktu kirim serta efisiensi yang tinggi

dalam jaringan distribusi mereka, sesuatu yang sangat dipentingkan oleh pelanggan

dewasa ini.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

28

Secara tradisional, jaringan distribusi sering kali dianggap sebagai

serangkaian fasilitas fisik seperti gudang dan fasilitas pengangkutan dan operasi

masing-masing fasilitas ini cenderung terpisah antara satu dengan yang lainnya.

Tekanan kompetisi serta kebutuhan pelanggan yang tinggi memaksa perusahaan-

perusahaan untuk melakukan berbagai perbaikan dalam kegiatan distribusi dan

transportasi. Dewasa ini, jaringan distribusi tidak lagi dipandang hanya sebagai

serangkaian fasilitas yang mengerjakan fungsi-fungsi fisik seperti pengangkutan dan

penyimpanan, tetapi merupakan bagian integral dari kegiatan supply chain secara

holistik dan memiliki peran strategis sebagai titik penyalur produk maupun informasi

dan juga sebagai wahana untuk menciptakan nilai tambah.

Kegiatan transportasi dan distribusi menjadi semakin penting artinya bagi

supply chain dewasa ini dengan semakin banyaknya perusahaan yang harus

melakukan pengiriman langsung ke pelanggan.

Transshipment ialah proses mengeluarkan barang dari kendaraan dan

memasukkannya ke dalam kendaraan lain. Biasanya transshipment berlangsung pada

fasilitas yang sudah ditentukan, yang kita sebut dengan terminal atau supply point.

Untuk tujuan pemodelan, ini dapat dilihat sebagai serangkaian pagar yang

terhubungkan oleh sistem pengurutan internal, penyimpanan, dan transfer. Walaupun

banyak teknologi yang ada berdasarkan beban yang dipindahkan, secara konseptual

hal ini memberikan perbedaan yang sedikit. Penekanan pada terminal-terminal yang

efisien ialah pada memindahkan bebannya dengan cepat dengan kelonggaran yang

sedikit untuk penyimpanan yang lama. Namun jika dibutuhkan untuk

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

29

mengakomodasi fluktuasi permintaan musiman, atau menahan persediaan mendekati

titik-titik permintaan saat waktu respon sedang kritis dan permintaan tidak dapat

diantisipasi, terminal dapat juga menyediakan fungsi gudang [20].

Distribusi adalah satu dari empat aspek dari pemasaran. Suatu distributor

adalah orang tengah di antara pabrik/manufaktur dan retail. Setelah produk selesai di

produksi dapat dianggap sebagai pengiriman (dan biasanya terjual) kepada

distributor. Distributor lalu menjual produk kepada retail atau konsumen. Bagian lain

dari pemasaran ialah manajemen produk, pemberian harga, dan promosi [6].

2.2.1 Distribusi dengan Transshipment

Menemukan susunan spasial dari terminal ialah langkah kritis dalam

merancang sebuah sistem. Sisanya mudah karena untuk susunan tertentu akan ada

serangkaian jalur barang, rute kendaraan dan jadwal yang meminimasi biaya total.

2.2.1.1 Peran Terminal dalam One-To-Many Distribution

Barang sering dipindahkan antar kendaraan saat ada insentif untuk mengubah

cara transportasi atau tipe kendaraan. Jika ukuran kendaraan terbatas pada kedekatan

terhadap pelanggan, transshipment pada terminal di lingkungan pelanggan mungkin

menarik, karena ini dapat memungkinkan kendaraan yang besar untuk mensuplai

pada terminal.

Lihat gambar 2.3a. Gambar tersebut menunjukkan satu sumber (depot) dan

empat pelanggan yang mendapatkan pelayanan langsung sekali sehari. Setiap

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

30

perjalanan harian, diwakili oleh satu panah yang menggabungkan awal dan akhir dari

perjalanan. Jika sebuah terminal dimasukkan, seperti pada gambar 2.3b, biaya

transportasi dapat dikurangi tanpa mengubah frekuensi pelayanan pada pelanggan.

Jika jalan-jalan utama dapat mengakomodasi truk dengan dua kali kapasitas mobil

van, maka hanya dua truk yang dibutuhkan untuk dikirim dari depot ke terminal

setiap hari. Sebagai hasilnya biaya transportasi dapat dipotong dua kali lipat, atau

mendekatinya.

Keuntungan dari transshipment data juga diambil walaupun, karena batasan

panjang rute, kendaraan tidak dapat berjalan penuh. Untuk mengilustrasikan

keuntungan ini bayangkan jika sistem pada gambar 2.3a ialah optimal, dan bahwa

kendaraan meninggalkan depot hanya setengah penuh dengan kata lain, diasumsikan

bahwa meningkatkan (atau menurunkan) ukuran lot pengiriman tidak terlalu

diinginkan karena biaya penyimpanan pada tujuan akan terlalu besar (atau terlalu

kecil). Disamping itu walaupun memungkinkan bahwa menggunakan rute pengiriman

dengan dua pemberhentian tanpa mengubah frekuensi pengiriman dapat mengurangi

biaya, diasumsikan pula bahwa operasi pemuatan atau bongkar muatan sangat lambat

sehingga tidak ada waktu dalam satu shift kerja untuk melakukan lebih dari satu

pemberhentian dan kembali ke depot. Oleh karena itu tanpa transshipment susunan

tersebut dapat diasumsikan optimal. Gambar 2.3c. tidak ada perubahan dalam hasil

pengiriman ukuran lot.

Kesimpulannya, terminal mengizinkan kita untuk menggandakan operasi

transportasi line-haul dan pengiriman lokal, yang memungkinkan kita untuk

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

31

menggunakan kendaraan yang lebih besar untuk line-haul daripada untuk pengiriman.

Hal ini juga meningkatkan jumlah pemberhentian pengiriman yang dapat dilakukan

tanpa melewati batasan panjang rute.

a.

Depot Destinations

b.

Depot Terminal

c,

Gambar 2.3 Tiga Tipe dari Pemindahan Muatan

2.2.1.2 Objektif Perancangan dan Penyederhanaan yang Memungkinkan

Struktur dari sebuah sistem distribusi didefinisikan oleh jumlah dan lokasi

dari titik transshipment, rute dan jadwal kendaraan transportasi, dan jalur serta jadwal

yang diikuti oleh barang, biasanya jumlah dan lokasi dari titik transshipment tidak

dapat diubah semudah rute dan jadwal. Jumlah dan lokasi ialah variabel strategis dan

rute serta jadwal ialah variabel level taktis. Karena pelanggan biasanya tidak

terpengaruh oleh perubahan rute, rute kendaraan dan jalur barang sering dapat dilihat

Depot Terminal

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

32

sebagai variabel level operasional, yang dapat diubah bahkan lebih mudah daripada

jadwal pengiriman [20].

Pada pembahasan kali ini, berhubungan dengan masalah distribusi dimana

sebuah barang/item menghasilkan sebuah single origin (sumber tunggal), tanpa

pemindahan muatan, untuk membuat pemberhentian yang terpencar melebihi dari

sumber pelayanannya. Pembahasan ini akan berfokus pada masalah pengiriman

barang, sekalipun hal itu harus diakui bahwa kumpulan permasalahan dari banyak

sumber menuju ke satu pemberhentian matematis yang sama. Tujuannya adalah untuk

memperoleh petunjuk yang sederhana untuk perancangan jalur dan jadwal

pengiriman yang akan meminimasi biaya total per unit waktu. Walaupun masalah

yang umum adalah semakin kompleks, namun kita harus merancang suatu waktu

penggantian rute untuk menemukan jadwalnya, hal tersebut dapat mengurangi pada

titik lokasi yang bermasalah dalam dimensi yang bermacam-macam [20].

Kali ini akan digambarkan pengoperasian dari transportasi dan formula

sederhana untuk kinerja. Pertama akan ditunjukkan bahwa, pemberian sebuah aturan

dari jadwal pengiriman untuk pelanggan pada suatu sumber, satu yang harus

digunakan pada jalur kendaraan adalah meminimasi jarak total dari perjalanan.

2.2.2 Fungsi-fungsi Dasar Manajemen Distribusi dan Transportasi

Secara tradisional kita mengenal manajemen distribusi dan transportasi

dengan berbagai sebutan. Sebagian perusahaan menggunakan istilah manajemen

logistik, sebagian lagi menggunakan istilah distribusi fisik (physical distribution).

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

33

Apapun istilahnya, secara umum fungsi distribusi dan transportasi pada dasarnya

adalah menghantarkan produk dari lokasi dimana produk tersebut diproduksi sampai

dimana mereka akan digunakan. Manajemen transportasi dan distribusi mencakup

baik aktivitas fisik yang secara kasat mata bisa kita saksikan, seperti menyimpan dan

mengirim produk, maupun fungsi non-fisik yang berupa aktivitas pengolahan

informasi dan pelayanan kepada pelanggan. Pada prinsipnya, fungsi ini bertujuan

untuk menciptakan pelayanan yang tinggi ke pelanggan yang bisa dilihat dari tingkat

service level yang dicapai, kecepatan pengiriman, kesempurnaan barang sampai ke

tangan pelanggan, serta pelayanan purna jual yang memuaskan.

Kegiatan transportasi dan distribusi bisa dilakukan oleh perusahaan

manufaktur dengan membentuk bagian distribusi/transportasi tersendiri atau

diserahkan ke pihak ketiga. Dalam upayanya untuk memenuhi tujuan-tujuan diatas,

siapapun yang melaksanakan (internal perusahaan atau mitra pihak ketiga),

manajemen distribusi dan transportasi pada umumnya melakukan sejumlah fungsi

dasar yang terdiri dari :

1. Melakukan segmentasi dan menentukan target service level.

Segmentasi pelanggan perlu dilakukan karena kontribusi mereka pada revenue

perusahaan bisa sangat bervariasi dan karakteristik tiap pelanggan bisa sangat

berbeda antara satu dengan lainnya. Dari segi revenue, sering kali hukum pareto

20/80 berlaku disini. Artinya, hanya sekitar 20% dari pelanggan atau area

penjualan menyumbangkan sejumlah 80% dari pendapatan yang diperoleh

perusahaan. Perusahaan tidak bisa menomorsatukan semua pelanggan. Dengan

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

34

memahami perbedaan karakteristik dan kontribusi tiap pelanggan atau area

distribusi, perusahaan bisa mengoptimalkan alokasi persediaan maupun kecepatan

pelayanan. Misalnya, pelanggan kelas 1, yang menyumbangkan pendapatan

terbesar, memiliki target service level yang lebih tinggi dibandingkan dengan

pelanggan kelas 2 atau kelas 3 yang kontribusinya jauh lebih rendah.

2. Menentukan mode transportasi yang akan digunakan.

Tiap mode transportasi memiliki karakteristik yang berbeda dan mempunyai

keunggulan serta kelemahan yang berbeda juga. Sebagai contoh, transportasi laut

memiliki keunggulan dari segi biaya yang lebih rendah, namun lebih lambat

dibandingkan dengan transportasi udara. Manajemen transportasi harus bisa

menentukan mode apa yang akan digunakan dalam mengirimkan produk-produk

mereka ke pelanggan. Kombinasi dua atau lebih mode transportasi tentu bisa atau

bahkan harus dilakukan tergantung pada situasi yang dihadapi.

3. Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman.

Konsolidasi merupakan kata kunci yang sangat penting dewasa ini. Tekanan

untuk melakukan pengiriman cepat namun murah menjadi pendorong utama

perlunya melakukan konsolidasi informasi maupun pengiriman. Salah satu contoh

konsolidasi informasi adalah konsolidasi data permintaan dari berbagai regional

distribution center oleh central warehouse untuk keperluan pembuatan jadwal

pengiriman. Sedangkan konsolidasi pengiriman dilakukan misalnya dengan

menyatukan permintaan beberapa toko atau retail yang berbeda dalam sebuah

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

35

truk. Dengan cara ini, truk bisa berjalan lebih sering tanpa harus membebankan

biaya lebih kepada pelanggan yang mengirimkan produk tersebut.

4. Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman

Salah satu kegiatan operasional yang dilakukan oleh gudang atau distributor

adalah menentukan kapan sebuah truk harus berangkat dan rute mana yang harus

dilalui untuk memenuhi permintaan dari sejumlah pelanggan. Apabila jumlah

pelanggan sedikit, keputusan ini bisa diambil dengan relatif mudah. Namun

perusahaan yang memiliki ribuan atau puluhan ribu toko atau tempat-tempat

penjualan yang harus dikunjungi, penjadwalan dan penentuan rute pengiriman

adalah pekerjaan yang sangat sulit dan kekurangtepatan dalam mengambil dua

keputusan tersebut bisa berimplikasi pada biaya pengiriman dan penyimpanan

yang tinggi.

5. Memberikan pelayanan nilai tambah.

Disamping mengirimkan produk ke pelanggan, jaringan distribusi semakin

banyak dipercaya untuk melakukan proses nilai tambah. Kebanyakan proses nilai

tambah yang bisa dikerjakan oleh pabrik. Beberapa proses nilai tambah yang bisa

dikerjakan oleh distributor adalah pengepakan (packaging), pelabelan harga,

pemberian barcode, dan sebagainya. Untuk mengakomodasikan kebutuhan lokal

dengan lebih baik, beberapa industri, seperti industri printer, memindahkan

proses konfigurasi akhir dari produknya ke distributor di tiap-tiap Negara. Ini

meningkatkan fleksibilitas produk sehingga mengurangi kelebihan stock di suatu

Negara dan kekurangan di Negara lain.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

36

6. Menyimpan persediaan.

Jaringan distribusi selalu melibatkan proses penyimpanan produk baik di suatu

gudang pusat atau gudang regional, maupun di toko dimana produk tersebut

dipajang untuk dijual. Oleh karena itu manajemen distribusi tidak bisa dilepaskan

dari manajemen pergudangan.

7. Menangani pengembalian (return).

Manajemen distribusi juga punya tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan

pengembalian produk dari hilir ke hulu dalam supply chain. Pengembalian ini

bisa karena produk rusak atau tidak terjual sampai batas waktu penjualannya

habis, seperti produk-produk makanan, sayur, buah, dan sebagainya. Kegiatan

pengembalian juga bisa terjadi pada produk-produk kemasan, seperti botol, yang

akan digunakan kembali dalam proses produksi atau yang harus diolah lebih

lanjut untuk menghindari pencemaran lingkungan. Proses pengembalian produk

atau kemasan ini lumrah dengan sebutan reverse logistics.

2.3 Strategi Supply Chain

2.3.1 Definisi Strategi Supply Chain

Setiap perusahaan yang ingin menang atau bertahan dalam persaingan harus

memiliki strategi yang tepat. Strategi akan mengarahkan jalannya organisasi ke tujuan

jangka panjang yang ingin dicapai. Strategi diperlukan oleh satu unit operasi dalam

sebuah perusahaan, oleh sebuah perusahaan secara keseluruhan, maupun oleh sebuah

supply chain.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

37

Dengan memahami paradigma diatas maka strategi supply chain didefinisikan

sebagai berikut [19] :

Kumpulan kegiatan dan aksi strategis di sepanjang supply chain yang

menciptakan rekonsiliasi antara apa yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan

kemampuan sumber daya yang ada pada supply chain tersebut.

2.3.2 Tujuan Strategis pada Supply Chain

Strategi tidak bisa dilepaskan dari tujuan jangka panjang. Tujuan inilah yang

diharapkan akan tercapai. Keputusan-keputusan jangka pendek dan di lingkungan

lokal mestinya harus mendukung organisasi atau supply chain ke arah tujuan-tujuan

strategis tersebut. Tujuan-tujuan strategis tersebut perlu dicapai untuk membuat

supply chain menang atau setidaknya bertahan dalam persaingan pasar. Untuk bisa

memenangkan persaingan pasar maka supply chain harus bisa menyediakan produk

yang :

1. Murah

2. Berkualitas

3. Tepat waktu

4. Bervariasi

Keempat tujuan strategis tersebut sangat penting di mata pelanggan. Namun

perlu disadari bahwa tingkat kepentingan untuk masing-masing tujuan di atas

berbeda-beda untuk tiga jenis produk dan segmen pelanggan. Ada produk yang dibeli

oleh pelanggan dengan pertimbangan utama harga yang murah, sedangkan ada

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

38

pelanggan yang membeli dengan kualitas sebagai pertimbangan utama. Ada jenis

produk yang bisa unggul di pasar karena mampu menciptakan jenis produk yang

beragam, ada juga karena mudah atau cepat bisa diperoleh.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka supply chain harus bisa menerjemahkan

tujuan-tujuan diatas ke dalam kemampuan sumber daya yang dimiliki. Dalam konteks

operasi supply chain, tujuan-tujuan diatas bisa dicapai apabila memiliki kemampuan

untuk :

1. Beroperasi secara efisien

2. Menciptakan kualitas

3. Cepat

4. Fleksibel

5. Inovatif

Masing-masing aspirasi pelanggan tersebut bisa didukung oleh satu atau

beberapa kemampuan strategis suatu supply chain. Misalnya, aspirasi untuk

mendapatkan produk yang murah tidak hanya didukung oleh kemampuan supply

chain untuk beroperasi secara efisien, tetapi juga oleh kemampuannya untuk

menciptakan kualitas. Dalam konteks operasi, kemampuan menciptakan kualitas

tidak selalu diasosiasikan dengan produk, tetapi juga dengan proses. Kualitas proses

yang dijaga dengan baik akan banyak memberikan penghematan sehingga supply

chain juga mampu menawarkan produk dengan harga yang lebih murah. Demikian

juga, kemampuan supply chain untuk menciptakan kualitas juga berpengaruh pada

tujuan untuk menyediakan produk tepat waktu bagi pelanggan. Kesalahan proses

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

39

yang mengakibatkan reject atau rework tentu mengakibatkan waktu produksi lebih

lama sehingga mengurangi kemampuan supply chain untuk meyediakan produk tepat

waktu. Gambar 2.4 mengilustrasikan hubungan antara empat aspirasi pelanggan

dengan lima kemampuan strategis yang harus dimiliki oleh supply chain.

Gambar 2.4 Aspirasi Pelanggan dan Kemampuan Strategis Supply Chain

Sumber gambar : [19]

2.4 Pengukuran Kinerja Supply Chain

Salah satu aspek fundamental dalam supply chain management adalah

manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan. Untuk menciptakan

manajemen kinerja yang efektif dipelukan sistem pengukuran yang mampu

mengevaluasi kinerja supply chain secara holistik. Sistem pengukuran kinerja

diperlukan untuk [19] :

1. Melakukan monitoring dan pengendalian.

2. Mengkomunikasikan tujuan organisasi ke fungsi-fungsi pada supply chain.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

40

3. Mengetahui di mana posisi suatu organisasi relatif terhadap pesaing maupun

terhadap tujuan yang hendak dicapai.

4. Menentukan arah perbaikan untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing.

Menciptakan sistem pengukuran kinerja supply chain bukanlah pekerjaan

yang mudah. Menentukan apa yang akan diukur dan diawasi untuk menciptakan

kesesuaian antara strategi supply chain dengan metrik pengukuran, setiap berapa

periode pengukuran dilakukan, seberapa penting ukuran yang satu relatif terhadap

yang lain, siapa yang bertangung jawab terhadap suatu ukuran tertentu adalah

sebagian dari pertanyaan yang harus dijawab pada waktu mengembangkan sistem

pengukuran kinerja supply chain. Di samping itu, filosofi supply chain management

menekankan perlunya koordinasi dan kolaborasi yang baik antar fungsi di dalam

sebuah organisasi maupun lintas organisasi pada suatu supply chain. Ini menyiratkan

pentingnya sistem pengukuran kinerja yang terintegrasi, bukan hanya di dalam suatu

organisasi, tetapi juga antar pemain (organisasi) pada suatu supply chain. Artinya,

sistem pengukuran kinerja juga harus memiliki alat ukur yang bisa digunakan untuk

mengawasi kinerja secara bersama-sama antara satu organisasi dengan organisasi

lainnya pada sebuah supply chain.

2.4.1 Struktur Sistem Pengukuran Kinerja

Suatu sistem pengukuran kinerja biasanya memiliki beberapa tingkatan

dengan cakupan yang berbeda-beda. Menurut Melnyk et al (2004) suatu sistem

pengukuran kinerja biasanya mengandung :

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

41

a. Individual metrics

b. Metric sets

c. Overall performance measurement systems

Individual metrics berada pada tingkat paling bawah dengan cakupan yang

paling sempit. Metrik adalah suatu ukuran yang bisa diverifikasi, diwujudkan dalam

bentuk kuantitatif ataupun kualitatif, dan didefinisikan terhadap suatu titik acuan

(reference point) tertentu [19]. Adapula yang berpendapat bahwa metrik adalah suatu

kerangka kerja untuk mendirikan dan mengumpulkan pengukuran kesuksesan atau

kegagalan pada suatu pengaturan, satuan waktu bisa diteliti dan diverifikasi [9]. Ada

beberapa hal yang harus dipenuhi agar suatu metrik bisa efektif :

a. Harus diwujudkan dalam bentuk yang masuk akal dan dimengerti dengan baik

oleh mereka yang menggunakan.

b. Harus value-based. Artinya, suatu metrik harus dikaitkan dengan bagaimana

organisasi menciptakan value ke pelanggan atau memenuhi kepentingan

stakeholders yang lain.

c. Metrik harus bisa menangkap karakteristik atau hasil (outcome) dalam bentuk

numerik maupun nominal. Ukuran ini juga harus dibandingkan dengan suatu

reference point. Reference point tersebut berfungsi sebagai nilai pembanding,

yang bisa berasal dari nilai metrik tersebut di masa lalu, hasil metrik yang

sama dari organisasi lain, atau standar eksternal.

d. Metrik sedapat mungkin tidak menciptakan konflik antar funsi pada suatu

organisasi. Metrik yang diciptakan untuk kepentingan satu fungsi seringkali

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

42

menciptakan tindakan yang kontra-produktif terhadap pencapaian tujuan

organisasi secara keseluruhan.

e. Metrik harus bisa melakukan distilasi terhadap data banyak tanpa kehilangan

informasi yang terkandung didalamnya.

Menurut Melnyk et al. (2004), metrik bisa diklasifikasikan berdasarkan fokus

dan waktu (tense). Metrik bisa berfokus pada kinerja finansial maupun operasional.

Metrik operasional mengukur pada kinerja dalam satuan waktu, output, dan

sebagainya. Banyak proses-proses dalam supply chain memang lebih baik diawasi

dalam satuan non-finansial. Misalnya, lead time dan waktu setup diukur dalam satuan

waktu, tingkat persediaan diukur dalam unit, dan kualitas sebuah proses diukur dalam

persentase output yang di luar batas spesifikasi. Dari segi waktu (tense), metrik bisa

digunakan untuk mengukur kinerja masa lalu atau memprediksi kinerja masa

mendatang (predictive metrics).

Kebanyakan metrik finansial (seperti return on investment, net profit per

employee, dan sebagainya) mengukur kinerja masa lalu. Sebaliknya, predictive

metrics biasanya digunakan untuk keperluan preventif dan perbaikan. Misalnya,

untuk memprediksi berapa waktu yang diperlukan untuk memenuhi pesanan

pelanggan, perusahaan perlu mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas yang terjadi

untuk memenuhi pesanan pelanggan serta perkiraan waktu dari masing-masing

aktivitas tersebut. Seandainya waktu yang dibutuhkan diperkirakan terlalu lama,

perusahaan bisa mengidentifikasikan di bagian mana percepatan perlu dilakukan

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

43

untuk mengurangi waktu pemenuhan pesanan tersebut. Gambar 2.6 adalah tipologi

metrik menurut dua atribut di atas (focus dan tense).

Kumpulan dari beberapa metrik membentuk metric sets. Kumpulan ini

diperlukan untuk memberikan informasi kinerja suatu sub-sistem. Sebagai contoh,

kinerja perusahaan tidak cukup hanya diukur dengan satu metrik. Individual metric

untuk persediaan bisa berupa ongkos simpan, tingkat perputaran persediaan, akurasi

catatan persediaan, utilisasi sumber daya yang terkait dengan manajemen persediaan,

dan sebagainya. Semua individual metric tersebut bisa dikatakan metric sets untuk

persediaan dan secara bersama-sama mengukur kinerja persediaan.

Pada tingkat yang tertinggi kita memiliki sistem pengukuran kinerja secara

keseluruhan. Pada dasarnya sistem secara keseluruhan tersebut tidak hanya

merupakan kumpulan dari banyak metric sets yang menyusunnya, tetapi juga menjadi

alat untuk menciptakan kesesuaian (alignment) antara metric sets dengan tujuan

strategis organisasi. Dengan kata lain, tujuan yang ditetapkan di tingkat organisasi

yang lebih tingi harus terwujud dan didukung oleh metrik yang ada di masing-masing

proses supply chain. Disamping menciptakan kesesuaian, sistem pengukuran kinerja

juga harus menjadi jembatan koordinasi antar metrik. Koordinasi ini penting

mengingat bagaimanapun juga harus ada independensi antar metrik dan antar proses

pada supply chain. Dengan adaya koordinasi yang baik, konflik antar proses maupun

antar bagian akan bisa dikurangi.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

44

Gambar 2.5 Metrik dan Pengukuran Kinerja

Sumber gambar :[19]

2.4.2 Pendekatan Proses dalam Pengukuran Kinerja Supply Chain

Sejalan dengan filosofi supply chain management yang mendorong terjadinya

integrasi antar fungsi, pendekatan berdasarkan proses (process based approach)

banyak digunakan untuk merancang sistem pengukuran kinerja supply chain. Kinerja

adalah ukuran relatif dari hasil yang menyatakan hasil dari tujuan awal [9]. Menurut

Cooper et al. (1997), proses adalah kumpulan dari aktivitas yang melintasi waktu dan

tempat, memiliki awal, akhir, dan input maupun output yang jelas. Suatu proses atau

aktivitas membutuhkan sumber daya sebagai input, melakukan penambahan nilai

(add value) terhadap input itu tersebut sehingga menghasilkan keluaran yang sesuai

dengan keinginan pelanggan. Dengan kata lain, setiap proses dan aktivitas

membutuhkan biaya (karena mengkonsumsi sumber daya) dan menciptakan nilai.

Menurut Chan & Li (2003), pendekatan pengukuran kinerja berdasarkan proses tidak

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

45

hanya sejalan dengan hakekat dari supply chain management, tetapi juga memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap perbaikan berkelanjutan.

2.4.3 Metrik untuk Kinerja Supply Chain

Chan & Li (2003) mengusulkan apa yang mereka namakan performance of

activity (POA). Pada prinsipnya, POA adalah model yang digunakan untuk mengukur

kinerja aktivitas yang menjadi bagian dari proses dalam supply chain. Kinerja

aktivitas diukur dalam berbagai dimensi, yaitu :

1. Ongkos yang terlibat dalam eksekusi suatu aktivitas. Ongkos muncul karena

dalam pelaksanaan suatu aktivitas ada sumber data yang digunakan. Ongkos

ini bisa berasosiasi dengan tenaga kerja, material, peralatan, dan sebagainya.

Ongkos bisa diukur dalam bentuk absolut maupun dalam ukuran relatif

terhadap suatu nilai acuan. Misalnya, ongkos material bisa diukur dalam nilai

rupiah per tahun atau diukur relatif terhadap nilai penjualan dalam setahun.

Ongkos masa lalu juga bisa digunakan sebagai nilai acuan dalam pengukuran

kinerja supply chain. Misalnya, penurunan biaya-biaya persediaan biasanya

diukur dalam bentuk persentase, relatif terhadap biaya pada tahun anggaran

sebelumnya.

2. Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu aktivitas. Ukuran ini tentu

saja sangat peting dalam konteks supply chain management terutama untuk

supply chain yang berkompetisi atas dasar kecepatan respon. Kecepatan

respon secara umum ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan oleh masing-

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

46

masing aktivitas maupun proses dalam supply chain. Waktu pengembangan

produk baru, waktu pemrosesan pesanan pelanggan, waktu untuk

mendapatkan bahan baku dari supplier, dan waktu setup untuk kegiatan

produksi adalah sebagian dari kontributor penting dalam menciptakan

kecepatan respon pada supply chain.

3. Kapasitas, kapasitas adalah ukuran seberapa banyak volume pekerjaan yang

bisa dilakukan oleh suatu sistem atau bagian dari supply chain pada suatu

periode tertentu. Contohnya, adalah kapasitas produksi suatu pabrik, kapasitas

pengiriman dari sebuah supplier, kapasitas penyimpanan sebuah gudang, dan

sebagainya. Besar kecilnya kapasitas perlu diketahui sebagai dasar untuk

perencanaan produksi atau pengiriman dan sebagai dasar dalam memberikan

janji pengiriman kepada pelanggan. Besarnya kapasitas yang terpasang relatif

terhadap rata-rata permintaan memberikan informasi fleksibilitas pada supply

chain. Pada era dimana jaringan supply chain sangat dinamis, dimana

kegiatan outsourcing dan subcontracting sangat lumrah dilakukan, kapasitas

suatu supply chain bisa jadi juga dinamis dan tidak ditentukan hanya oleh

sumber daya yang dimiliki oleh suatu organisasi

4. Kapabilitas. Kapabilitas mengacu kepada kemampuan agregat suatu supply

chain untuk melakukan suatu aktivitas. Ada beberapa sub-dimensi yang

membentuk kapabilitas supply chain. Beberapa sub-dimensi kapabilitas yang

sering digunakan dalam mengukur kinerja supply chain adalah :

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

47

• Reliabilitas (kehandalan) mengukur kemampuan supply chain untuk

secara konsisten memenuhi janji. Sebagai contoh, pengiriman dari

supplier dikatakan handal apabila deviasi dijanjikan atau diharapkan.

Mesin dikatakan handal apabila bisa bekerja dengan baik dalam jangka

waktu yang diharapkan serta menghasilkan output dengan variabilitas

yang relatif kecil dibandingkan dengan batas-batas spesifikasi yang

ditetapkan oleh pelanggan.

• Ketersediaan mengukur kesiapan, yakni kemampuan supply chain untuk

menyediakan produk atau jasa pada waktu yang diperlukan. Sebagai

contoh, inventory aviability mengukur ketersediaan persediaan pada waktu

dan tempat dimana pelanggan membutuhkannya. Fill rate dan customer

service level adalah dua contoh metrik yang mengukur ketersediaan pada

supply chain.

• Fleksibilitas adalah kemampuan supply chain untuk cepat berubah sesuai

dengan kebutuhan output atau pekerjaan yang harus dilakukan. Tingkat

fleksibilitas yang dibutuhkan setiap supply chain tentu saja berbeda dan

sangat tergantung dari strategi mereka bersaing di pasar. Fleksibilitas

supply chain ditentukan oleh banyak faktor. Pujawan (2004)

mengidentifikasikan elemen-elemen fleksibilitas pada supply chain yang

terdiri dari fleksibilitas pengadaan, fleksibilitas produksi, dan fleksibilitas

pegiriman [19].

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00439-TI Bab 2.pdf · terlebih dahulu apa itu supply chain dan apa bedanya dengan supply chain ... (Value

48

5. Produktivitas yang mengukur sejauh mana sumber daya pada supply chain

digunakan secara efektif dalam mengubah input menjadi output. Secara

mekanis, produktivitas merupakan rasio antara keluaran yang efektif terhadap

keseluruhan input yang terdiri dari modal, tenaga kerja, bahan baku, dan

energi.

6. Utilisasi yang mengukur tingkat pemakaian sumber daya dalam kegiatan

supply chain. Misalnya utilitas mesin, gudang, pabrik, dan sebagainya. Mesin

yang hanya beroperasi rata-rata selama 6 jam sehari dari jam kerja harian 8

jam dikatakan memiliki utilitas sebesar 75 %. Pada supply chain yang siklus

hidup produknya relatif panjang dan tidak berkompetisi atas dasar inovasi,

utilitas menjadi salah satu ukuran yang penting untuk di awasi.

7. Outcome yang merupakan hasil dari suatu proses atau aktivitas. Pada proses

produksi outcome bisa berupa nilai tambah yang diberikan pada produk-

produk yang dihasilkan. Outcome tidak selalu mudah diukur karena sering

kali tidak berwujud. Sebagai contoh outcome pada proses penyimpanan tidak

mudah dikuantifikasi.

Ke tujuh metrik diatas memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dalam

pengukurannya di lapangan. Dalam prakteknya, ongkos, waktu, kapasitas,

produktivitas relatif mudah diukur sedangkan metrik lainnya relatif sulit. Sebagai

contoh, fleksibilitas supply chain bisa diinterpretasikan berbeda-beda dengan ukuran

yang berbeda-beda [19].