bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2009-1-00305-mn...

25
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Produksi dan Operasi menurut Handoko adalah : ”Manajemen Produksi dan Operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut faktor-faktor produksi), tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya. Dalam proses transformai bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa”. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi menurut Nicholas J. Aquilano adalah : “Operation management is defined as the design, operation and improvement of the systems that create and deliver the firm’s primary product and services.” Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Manajemen Produksi dan Operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan sumber daya yang ada secara optimal di dalam proses produksi agar dapat menciptakan dan menambah nilai atau kegunaan suatu produk atau jasa. Tujuan Manajemen Operasi adalah memproduksikan atau mengatur produk barang – barang dan jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu, serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan manajemennya. (Reksohadiprodjo dan Gitosudarma,2000,p2)

Upload: duongthien

Post on 09-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi dan Operasi

Manajemen Produksi dan Operasi menurut Handoko adalah :

”Manajemen Produksi dan Operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan

secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering

disebut faktor-faktor produksi), tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan,

bahan mentah dan sebagainya. Dalam proses transformai bahan mentah

dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa”.

Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi menurut Nicholas J. Aquilano adalah :

“Operation management is defined as the design, operation and

improvement of the systems that create and deliver the firm’s primary

product and services.”

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Manajemen Produksi dan Operasi

merupakan usaha-usaha pengelolaan sumber daya yang ada secara optimal di dalam

proses produksi agar dapat menciptakan dan menambah nilai atau kegunaan suatu

produk atau jasa.

Tujuan Manajemen Operasi adalah memproduksikan atau mengatur produk

barang – barang dan jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu, serta tempat

tertentu sesuai dengan kebutuhan manajemennya. (Reksohadiprodjo dan

Gitosudarma,2000,p2)

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

6

2.2 Ruang lingkup Manajemen Operasional

Menurut Heizer (2000,p39) ruang lingkup dari operasi manajemen :

1. Manajemen kualitas

Manajemen kualitas merupakan manajemen seluruh organisasi secara terpadu

dan mencakup segala aspek mengenai barang dan jasa yang penting bagi

konsumen.

2. Jasa dan desain produk

Dalam melakukan desain ini ditujukan untuk kelompok yang melakukan rekayasa

terhadap produk dan jasa yang menghasilkan suatu nilai dan keandalan dalam

produksi.

3. Proses dan desain kapasitas

Proses tambahan yang tersedia atas produk dan jasa. Keputusan atas proses

tersebut berhubungan dengan komitmen manajemen pada teknologi yang

spesifik, kualitas, penggunaan sumber daya manusia, dan pemeliharaan.

4. Lokasi

Fasilitas lokasi memberikan keputusan untuk perusahaan manufaktur dan

organisasi jasa yang menjelaskan tentang kesuksesan yang baik pada suatu

perusahaan.

5. Desain tata letak

Merupakan salah satu keputusan yang menentukan efisiensi operasi perusahaan

dalam waktu dan jangka panjang.

6. Sumber daya manusia dan desain pekerjaan

Merupakan orang yang terdapat didalamnya dan bagian yang sangat khusus dari

suatu desain total sistem.

7. Rantai pasokan manajemen

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

7

Keputusan yang menjelaskan apa yang harus dibuat dan apa yang harus dibeli.

Hal ini berhubungan dengan kualitas, pengiriman dan apa yang harus dibeli.

8. Persediaan

Persediaan sebagai salah satu fungsi penting dalam melakukan proses produksi

dan untuk menambah fleksibilitas operasi dalam suatu perusahaan.

9. Penjadwalan

Jadwal yang pasti dan efisien dalam melakukan proses produksi yang harus

dikembangkan.

2.3 Pengertian Mutu dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Mutu

2.3.1 Pengertian Mutu

Beberapa pandangan ahli mengenai definisi mutu adalah sebagai berikut :

• J.M.Juran : ”Mutu adalah kesesuaian dengan tujuan dan manfaatnya”.

• Crosby : ”Mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi

availability, delivery , reliability, maintainability, dan cost effectiveness”.

• W. Edward Deming : ”Mutu harus bertujuan memenuhi kebutuhan

pelanggan sekarang dan akan masa akan datang”.

• Feigenbaum : ”Mutu merupakan keseluruhan gabungan karateristik produk

dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture dan

maintenance melalui mana produk dan jasa dalam pemakaian akan sesuai

dengan harapan pelanggan”.

• David L. Goetsch & Stanley B. Davis : ”Mutu adalah suatu kondisi dinamis

yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses dan lingkungan

yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan”.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

8

• Assauri adalah : “Mutu diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam

suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut

sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau

dibutuhkan”.

• Kotler (2002,p67) : ”Mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu

produk yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan

kebutuhan yang dinyatakan / yang tersirat.

• Definisi mutu sebagaimana yang diambil oleh American Society for Quality

(Render dan Heizer,2001,p92) adalah : ”keseluruhan fitur dan karateristik

produk / jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlibat / yang

tersirat”.

Pengertian ini mengandung arti bahwa semua produk diciptakan untuk

memenuhi tujuan tertentu dan agar produk itu dapat dipergunakan untuk

mencapai tujuan tersebut, maka produk itu harus mempunyai faktor-faktor

tertentu yang terkandung di dalamnya. Suatu barang dikatakan bermutu baik,

kurang, atau buruk berdasarkan kriteria-kriteria yang terkandung dalam barang

tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang tersebut dihasilkan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa mutu

merupakan faktor, sifat, dan karakteristik penting dari suatu produk yang

mencerminkan fungsi suatu produk. Faktor-faktor, sifat-sifat, dan karakteristik

tersebut ditentukan dan dinilai sendiri oleh konsumen.

2.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Mutu

Menurut Assauri(1999,p32), faktor-faktor yang mempengaruhi mutu adalah :

a. Fungsi suatu barang

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

9

Suatu barang yang dihasilkan hendaknya memperhatikan fungsi untuk apa

barang tersebut digunakan atau dimaksudkan, karena pemenuhan fungsi

tersebut mempengaruhi kepuasan para konsumen. Mutu yang hendak

dicapai sesuai dengan fungsi untuk apa barang tersebut digunakan tercermin

pada spesifikasi dari barang tersebut seperti kecepatan, daya tahan,

kegunaannya, berat, bunyi, mudah atau tidaknya perawatan dan

kepercayaan.

b. Wujud luar

Walaupun barang yang dihasilkan secara teknis atau mekanis telah maju,

tetapi bila wujud luarnya kuno atau kurang dapat diterima, maka akan

menyebabkan barang tersebut tidak disenangi oleh konsumen karena

dianggap mutunya kurang memenuhi syarat.

c. Biaya barang

Biaya atau harga suatu barang tidak selalu mencerminkan mutu dari barang

tersebut, karena barang yang diperkirakan tidak selamanya biaya yang

sebenarnya, sehingga sering terjadi adanya inefisiensi.

Sedangkan menurut David Garvin yang diterjemahkan oleh

Drs.M.N.Nasution, M.Sc (2001,p17) faktor-faktor yang mempengaruhi mutu

suatu produk, yaitu :

1. Performa (Performance)

Aspek fungsional dari produk dan karakteristik utama yang dipertimbangkan

pelanggan ketika ingin membeli suatu produk.

2. Features

Pilihan-pilihan dan pengembangan merupakan ciri-ciri atau keistimewaan

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

10

tambahan atau pelengkap fungsi dasar.

3. Kehandalan (Reliability)

Penggunaan suatu produk berfungsi secara berhasil dalam periode waktu

tertentu dibawah kondisi tertentu.

4. Konformasi (Conformance)

Tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan

sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.

5. Daya Tahan (Durability)

Daya tahan dari ukuran masa pakai suatu produk.

6. Kemampuan Pelayanan (Service Ability)

Kecepatan atau kesopanan, kompetensi, kemudahan, serta akurasi dalam

perbaikan.

7. Estetika (Aesthetics)

Keindahan yang bersifat subyektif mengenai pertimbangan pribadi dan

refleksi dari preferensi atau pilihan individual.

8. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality)

Perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk seperti meningkatkan

harga diri.

2.4 Mengapa Mutu itu Penting

Produk dan jasa yang bermutu secara strategis penting bagi perusahaan dan

Negara yang diwakilinya. Mutu dari produk suatu perusahaan, harga yang ditetapkan

oleh perusahaan, dan pemasokan barang yang membuat produk itu tersedia bagi

konsumen merupakan faktor – faktor yang menentukan permintaan.Menurut Render

dan Heizer(2005,p254) mutu terutama mempengaruhi perusahaan ada 4 cara :

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

11

1). Biaya pangsa pasar

Mutu yang ditingkatkan dapat mengarah kepada peningkatan pangsa pasar dan

penghematan biaya dan juga dapat mempengaruhi profitabilitas.

2). Reputasi perusahaan

Reputasi perusahaan mengikuti reputasi mutu yang dihasilkan buruk atau baik.

Mutu akan muncul bersamaan dengan persepsi mengenai produk baru

perusahaan, praktik – praktik penanganan pegawai, dan hubungannya dengan

pemasok. Mutu produk tidak dapat digantikan oleh promosi perusahaan.

3). Pertanggungjawaban produk

Dalam kasus – kasus yang berkaitan dengan produk yang beredar di pasar,

pengadilan kini mengganggap bahwa pihak – pihak yang harus memikul

tanggung jawab adalah seluruh pihak yang tercakup dalam rantai distribusi.

Perusahaan yang merancang dan memproduksi barang atau jasa yang cacat

dapat dianggap bertanggung jawab atas kerusakan dan kecelakaan yang

diakibatkan pemakaian barang atau jasa tersebut. Keamanan produk bagi

konsumen (Consumer Product Safety Act) tahun 1972 menentukan dan

menetapkan standar produk dan melarang produksi barang atau jasa yang tidak

memenuhi standar.

4). Implikasi internasional

Dalam era teknologi seperti sekarang ini, mutu merupakan perhatian

internasional dan perhatian operasi. Agar perusahaan dan juga negara bersaing

secara efektif dalam perekonomian global, produknya harus memenuhi mutu dan

hanya yang diinginkan. Produk yang bermutu rendah membahayakan

perusahaan dan bangsa, dan dapat mengakibatkan implikasi yang negatif bagi

neraca pembayaran.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

12

Implikasi internasional dari mutu adalah sangat penting sehingga pada tahun

1988, di Amerika dibentuk Malcolm Bablrige Quality Award untuk meningkatkan

prestasi mutu.

2.5 Perencanaan Standar Mutu

Untuk melaksanakan perencanaan dan pengendalian kualitas selama siklus

kualitas menurut Schroeder, diperlukan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Definisikan sifat-sifat (atribut) mutu.

b. Tentukan bagaimana mengukur setiap atribut.

c. Tetapkan standar mutu.

d. Tetapkan program inspeksi.

e. Cari dan perbaiki penyebab mutu yang jelek.

f. Terus lakukan penyempurnaan.

Perencanaan pengendalian mutu harus selalu mulai dengan sifat-sifat

produk. Perencana mutu menentukan sifat mana yang penting, supaya produk/jasa

cocok untuk digunakan dan mana yang tidak. Tiga atribut mutu yang penting bagi

produknya, yaitu: (1) kenyamanan, (2) penampilan yang menarik dan (3) umur

pemakaian yang dianggap wajar oleh pelanggan.

Setelah memutuskan teknik pengukuran yang akan digunakan, perencanaan

mutu harus menetapkan standar yang menggambarkan jumlah mutu yang

diperlukan pada setiap atribut. Biasanya standar ini dinyatakan sebagai batas

toleransi (jumlah plus minus) atau batas minimum dan maksimum yang dapat

diterima. Standar dapat juga ditetapkan sebagai sasaran yang diinginkan.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

13

2.6 Pengertian dan Tujuan Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu mempunyai arti yang sangat penting dalam kegiatan

produksi suatu perusahaan karena apabila mutu produk yang dihasilkan tidak sesuai

dengan keinginan konsumen maka konsumen akan mulai mencari produk lain yang

lebih baik mutunya. Konsumen pada saat ini adalah konsumen yang cenderung

selektif dan kritis dalam membeli suatu barang, karena itu perusahaan harus dapat

benar-benar memenuhi keinginan konsumen akan mutu dari produk yang

ditawarkan.

2.6.1 Pengertian Pengendalian Mutu

Ada beberapa definisi mengenai pengertian pengendalian mutu

menurut para ahli, antara lain :

Menurut Ahyari(1999,p54) :

“Pengendalian kualitas merupakan suatu aktivitas (manajemen

perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk

(dan jasa) perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah

direncanakan”.

Menurut Assauri(1999,p65) :

“Pengendalian mutu adalah kegiatan untuk memastikan apakah

kebijaksanaan dalam mutu dapat tercermin dalam hasil akhir. Dengan

perkataan lain pengendalian mutu merupakan usaha untuk

mempertahankan mutu dari barang yang dihasilkan, agar sesuai

dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan

kebijaksanaan pimpinan perusahaan”.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

14

Menurut Reksohadiprodjo & Gitosudarma(2000,p31):

”Pengendalian mutu merupakan alat bagi manajemen untuk

memperbaiki produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang

sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak”.

Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa pengendalian

mutu tersebut merupakan suatu tindakan pemeriksaaan terhadap seluruh

produk atau barang yang diproduksi oleh suatu pabrik guna mencapai

produk sesuai dengan yang diinginkan perusahaan tersebut.

2.6.2 Tujuan Pengendalian Mutu

Tujuan Pengendalian Mutu menurut Assauri adalah :

a. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah

ditetapkan.

b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.

c. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan

menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.

d. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

Tujuan Pengendalian Mutu menurut Prawirosentono adalah agar

produk akhir mempunyai spesifikasi dengan standar mutu yang telah

ditetapkan dan agar biaya desai produk, biaya inspeksi dan biaya produksi

dapat berjalan secara efisien.

Diharapkan dengan adanya pengendalian mutu, produk yang

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

15

diproduksi dapat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat

dihindari pemborosan-pemborosan.

2.7 Ruang Lingkup Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu merupakan kegiatan terpadu dalam perusahaan untuk

menjaga dan mengarahkan agar mutu dari produk yang dihasilkan dapat

dipertahankan. Kegiatan pengendalian mutu mempunyai lingkup yang luas, di mana

semua segi yang berpengaruh terhadap mutu perlu diperhatikan dan dianalisis.

Setiap perusahaan dalam menghasilkan produk selalu menggunakan bahan

baku sebagai bahan dasar pembuatan produk, jadi bahan baku sangat

mempengaruhi mutu dari produk akhir perusahaan. Perusahaan melakukan

pengendalian terhadap mutu bahan baku agar bahan baku yang dipakai dalam

proses produksi memenuhi standar mutu yang telah ditentukan.

Ruang lingkup pengendalian mutu menurut Assauri adalah :

1. Pengendalian mutu pada bahan baku

Pengendalian mutu pada bahan baku ini sangat penting untuk menjaga

mutu produk perusahaan. Hal – hal yang dilakukan untuk menjaga mutu bahan

baku yang digunakan yaitu :

a. Seleksi sumber bahan baku

b. Pemeriksaan dokumen pembelian

c. Pemeriksaan penerimaan bahan

2. Pengendalian proses produksi

3. Pengendalian produk akhir

Pengendalian selama pengolahan, banyak cara-cara pengendalian mutu

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

16

yang berkenaan dengan proses yang teratur. Contoh-contoh atau sampel dari

hasil yang diambil pada jarak waktu yang sama, dan dilanjutkan dengan

pengecekan statistik untuk melihat apakah proses dimulai dengan baik atau

tidak. Apabila mulainya salah, maka keterangan kesalahan ini dapat diteruskan

kepada pelaksana semula untuk penyesuaian kembali. Perlu diingat bahwa

pengendalian dari proses haruslah berurutan dan teratur, pengendalian yang

dilakukan hanya terhadap sebagian dari proses mungkin tidak ada artinya bila

tidak diikuti dengan pengendalian pada bagian lain.

Pengendalian atas barang hasil yang telah diselesaikan, walaupun telah

diadakan pengendaliann mutu dalam tingkat-tingkat proses tetapi hal ini tidak

dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau kurang baik ataupun

tercampur dengan hasil yang baik.

Untuk menjaga agar supaya barang-barang yang dihasilkan cukup

baik atau paling sedikit rusaknya, tidak keluar atau lolos dari pabrik sampai ke

konsumen atau pembeli, maka diperlukan adanya pengendalian atas

barang hasil akhir atau produk selesai. Adanya pengendalian seperti ini tidak

dapat mengadakan perbaikan dengan segera.

Dalam prakteknya, proses produksi yang dilaksanakan akan

memperhatikan perubahan atau variasi pada spesifikasi atau standar. Untuk itu

perlu diadakan suatu pengendalian mutu agar perubahaan atau variasi itu

tetap dalam batas-batas yang masih dapat ditoleransi. Oleh karena itu,

diperlukan tenaga kerja yang mengawasi dan bertanggung jawab atas

jalannya pelaksanaan pengendalian mutu dalam perusahaan. Selain itu,

diperlukan juga teknik dan alat yang tepat untuk membentuk pelaksanaan

pengendalian mutu agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

17

Dalam pengendalian mutu ada dua cara yang umum dilakukan perusahaan

yaitu :

1. Inspection (Pemeriksaan)

Pengertian pemeriksaan menurut T. Hani Handoko , adalah :

"Inspeksi (pemeriksaan) adalah kegiatan implementasi kualitas utama

yang berjalan dengan basis hari ke hari"

Inspeksi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Pemeriksaan atas barang yang dibeli

Pemeriksaan ini dilakukan atas jenis dan kuantitas barang yang

dipesan dengan harapan barang yang dipesan tersebut tidak

terdapat kerusakan yang dapat mengganggu proses produksi.Untuk

pemeriksaan ini dapat dihilangkan, jika pihak penyedia telah melakukan

pemeriksaan secara ketat atas barang yang dikirim.

b. Pemeriksaan barang dalam proses

Pemeriksaan ini dilakukan pada saat proses produksi berlangsung. Jika

pada saat produksi terdapat penyimpangan atas produk yang

dihasilkan, maka bagian yang berhubungan dalam penanganan

produksi tersebut harus mengatasi masalah yang menyimpang

tersebut.

Menurut Hani Handoko, dalam melaksanakan inspeksi, harus

diperhatikan di mana inspeksi itu dilakukan, dibedakan menjadi 2, yaitu :

a. Floor inspection

Adalah inspeksi yang dilakukan di tempat k=pekerjaan artau di tempat

dimana kegiatan produksi dilakukan

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

18

Kebaikan inspeksi ini adalah:

a. Menghemat kegiatan penanganan bahan.

b. Memungkinkan bahan bergerak lebih cepat

c. Mencegah kerusakan yang lebih parah

Keburukan inspeksi ini adalah:

a. Para karyawan dan mesin-mesin harus menunggu para

pemeriksa.

b. Pemeriksa harus membawa peralatan-peralatan inspeksi ke

setiap tempat.

b. Central inspection

Adalah inspeksi yang dilakukan dalam suatu tempat pemeriksaan pusat

yang didukung oleh peralatan – peralatan khusus untuk inspeksi

sehingga kebenaran hasil pemeriksaan akan lebih terjamin.

Kebaikan inspeksi ini adalah:

a. Menghemat waktu inspeksi.

b. Peralatan inspeksi khusus dapat dipergunakan.

c. Menghemat biaya inspeksi.

Keburukan inspeksi ini adalah :

a. Menaikkan biaya transportasi.

b. Penanganan bahan lebih mengakibatkan penundaan - penundaan

sehingga barang-barang bergerak lebih lambat.

Jadi, tujuan inspeksi adalah “menghentikan pembuatan komponen-

komponen yang rusak (atau menghentikan jasa yang tidak berguna).”

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

19

2. Statistical Quality Control ( Pengendalian Kualitas secara Statistik )

Statistical Quality Control merupakan suatu metode statistik dalam

kegiatan pengendalian mutu. Statistical Quality Control semua data

penyimpangan spesifikasi yang terjadi pada sampel dicatat dan kemudian

dianalisis, untuk diambil kesimpulan akan karakteristik populasi sampel

tersebut.

Statistical Quality Control dapat digunakan untuk mengawasi proses

produksi, mutu produk yang dikerjakan dan menerima atau menolak produk

akhir.

Penting untuk diketahui bahwa Statistical Quality Control tidak

menghilangkan resiko, dan juga tidak menciptakan resiko. Karena pada

dasarnya dengan atau tanpa Statistical Quality Control resiko akan tetap

ada. SQC hanya membantu pihak manajemen agar dapat dilakukan tindakan

korektif apabila diketahui telah terjadi kesalahan, juga dapat melakukan

tindakan-tindakan untuk mempertahankan keadaan yang telah baik.

Pengendalian proses produksi secara statis merupakan aplikasi teknik

statistik yang digunakan untuk mengawasi dan memastikan pelaksanaan

proses produksi telah berjalan sesuai dengan spesifikasinya.

Menurut T. Hani Handoko, statistical quality control mempunyai tiga

penggunaan umum, yaitu :

a. Untuk mengawasi pelaksanaan kerja sebagai operasi-operasi individual

selama pekerjaan sedang dilakukan.

b. Untuk memutuskan apakah menerima atau menolak sejumlah produk

yang telah diproduksi.

c. Untuk melengkapi manajemen dengan audit kualitas produk perusahaan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

20

2.8 Alat – Alat Pengendalian Mutu

Dalam melakukan pengendalian mutu, ada beberapa alat yang mendukung

dalam melakukan pengendalian mutu. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai

alat-alat pengendalian mutu.

Alat Statistical Process Control adalah Shewhart Control Chart, yang

penggunaannya tergantung dari karakteristik mutu yang diukur. Pada dasarnya di

dalam pengendalian mutu secara statistik dapat dibagi menjadi dua tipe pengukuran,

yaitu pengukuran secara sampel dan pengukuran seluruh produk.

Pengukuran secara sampel dibagi menjadi dua karakteristik

(Gaspersz,2003,p64) yaitu :

1. Pengendalian Atribut (Attribute Control)

Atribut adalah karakteristik suatu produk yang berhubungan dengan

pengukuran apakah produk tersebut baik atau buruk, diterima atau ditolak.

Pengukuran atribut bersifat kualitatif, yaitu hanya merupakan penentuan

memuaskan / tidak memuaskan.

Bagan kontrol yang sering digunakan pada pengendalian atribut,antara lain :

1) Bagan proporsi kerusakan ( p charts )

2) Bagan bagian jumlah cacat ( c charts)

2. Pengendalian Variabel (Variabel Control)

Pengendalian ini untuk mengukur variable yang sering digunakan secara

bersama.

Bagan pengendalian yang sering digunakan antara lain :

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

21

a) Bagan rata-rata/Average charts ( x charts ), Suatu bagan yang

memperhitungkan rata-rata karakteristik mutu dalam sampel.

b) Bagan rentang/Range charts (R charts), Suatu bagan yang

memperhitungkan rentang antara data sampel terbesar dan terkecil.

2.9 Alat Pengendalian Kinerja Mutu

Piranti atau alat perbaikan kualitas dibedakan atas piranti yang menggunakan data

numerik dan piranti yang menggunakan data verbal.(Gaspersz,2003,p41)

1. Piranti Data Numerik

Ada lima piranti atau alat yang digunakan dalam mengolah data numerik atau

data kuantitatif, yaitu kertas periksa, Pareto chart, histogram, diagram pencar,

dan diagram perjalanan (run chart). Kelima piranti ini digunakan untuk

mengetahui apa masalah utama terjadinya penyimpangan.

a. Kertas Periksa (Check Sheet)

Kertas periksa adalah suatu piranti yang paling mudah untuk menghitung

seberapa sering sesuatu terjadi. Dengan demikian, kertas periksa adalah

piranti yang sederhana, tetapi teratur untuk pengumpulan dan pencatatan

data.

Dalam menyusunnya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

- Bentuk lajur-lajur untuk mencatat data harus jelas.

- Data yang hendak dikumpulkan dan dicatat harus jelas tujuannya.

- Kapan data dikumpulkan harus dicantumkan.

- Data harus dikumpulkan secara jujur.

b. Pareto Chart

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

22

Pareto chart adalah diagram yang dikembangkan oleh seorang ahli

ekonomi Italia yang bernama Vilfredo Pareto pada abad ke-19

Pareto chart digunakan untuk memperbandingkan berbagai kategori

kejadian yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar di sebelah

kiri ke yang paling kecil di sebelah kanan.

Berbagai Pareto chart dapat digambarkan dengan menggunakan data

yang sama, tetapi digambarkan secara berlainan. Dengan cara menunjukkan

data menurut frekuensi terjadinya, biaya, dan waktu terjadinya, dapat

diungkapkan berbagai prioritas penanganannya, tergantung pada kebutuhan

spesifik. Dengan demikian, kita tidak dapat begitu saja menentukan bar yang

terbesar dalam Pareto chart sebagai persoalan yang terbesar. Dalam hal ini

harus dikumpulkan informasi secukupnya.

Pareto chart dapat disusun dengan menggunakan diagram sebab akibat.

Sesudah sebab-sebab potensial diketahui dari diagram tersebut, Pareto chart

dapat disusun untuk merasionalisasi data yang diperoleh dari diagram

sebab-akibat. Selanjutnya, Pareto chart dapat digunakan pada semua tahap

PDCA cycle.

Histogram

Histogram adalah piranti untuk menunjukkan variasi data pengukuran,

misalnya, berat badan sekelompok orang, tebal plat besi, dan sebagainya.

Seperti halnya dengan Pareto chart, histogram berbentuk bar graph

menunjukkan distribusi frekuensi. Akan tetapi, histogram berbeda dengan

Pareto chart, karena bar graph tidak digambar menurun dari kiri ke kanan.

Bar graph histogram disusun sepanjang jangkauan data pengukurannya.

Selanjutnya, Pareto chart juga hanya menunjukkan karakteristik produk atau

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

23

jasa, seperti jenis cacat, kecelakaan, kerusakan, dan sebagainya. Histogram

menunjukkan data pengukuran, seperti berat, temperatur, `tinggi, dan

sebagainya. Dengan cara demikian, histogram dapat digunakan untuk

menunjukkan variasi setiap proses.

d. Diagram Pencar (Scatter Diagram)

Scatter diagram adalah gambaran yang menunjukkan kemungkinan

hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variabel. Walaupun

terdapat hubungan, namun tidak perlu berarti bahwa suatu variabel

menyebabkan timbulnya variabel yang lain.

e. Diagram Perjalanan (Run Chart)

Run chart adalah grafik yang menunjukkan variasi ukuran sepanjang

waktu. Pada suatu run chart, sumbu horisontalnya adalah ukuran waktu.

Interval waktu tersebut dapat berupa tahun, minggu, hari, jam, dan

sebagainya. Karena meliputi waktu, maka piranti ini lebih bersifat dinamik

daripada piranti-piranti yang lain.

2. Piranti Data Verbal

Piranti atau alat dalam menggunakan data verbal adalah bagan alur,

brainstorming, diagram sebab-akibat, fishbone diagram, diagram gabungan, dan

diagram pohon. Kelima piranti ini digunakan untuk mengetahui apa penyebab

utama terjadinya suatu masalah :

a. Diagram Alur ( Flow Chart )

Flow chart adalah gambaran skematik atau diagram yang menunjukkan

seluruh langkah dalam suatu proses dan menunjukkan bagaimana langkah

itu saling mengadakan interaksi satu sama lain. Setiap orang yang

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

24

bertanggung jawab untuk memperbaiki suatu proses haruslah mengetahui

seluruh langkah dalam proses tersebut. Ada beberapa cara untuk

menggambarkan flow chart dengan berbagai simbol yang digunakannya.

b. Brainstorming

Brainstorming adalah cara untuk memacu pemikiran kreatif guna

mengumpulkan ide-ide dari suatu kelompok dalam waktu yang relatif

singkat.

c. Fishbone Diagram

Diagram sebab-akibat (cause and effect diagram) atau sering disebut

juga sebagai "diagram tulang ikan" (fishbone diagram) atau diagram

Ishikawa (Ishikawa diagram) sesuai dengan nama Prof. Kaoru Ishikawa dari

Jepang yang memperkenalkan diagram ini.

Diagram sebab-akibat adalah suatu pendekatan terstruktur yang

memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan

penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang

ada. Diagram ini dapat digunakan dalam situasi di mana: (1) terdapat

pertemuan diskusi dengan menggunakan brainstorming untuk

mengidentifikasi mengapa suatu masalah terjadi, (2) diperlukan analisis lebih

terperinci terhadap suatu masalah, dan (3) terdapat kesulitan untuk

memisahkan penyebab dari akibat.

d. Diagram Gabungan (Affinity diagram)

Affinity diagram kadang-kadang disebut secara agak kurang tepat,

sebagai metoda KJ, karena dikembangkan oleh Jiro Kawakita pada dekade

1950-an. Diagram tersebut merupakan hasil kerja sekelompok orang yang

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

25

bekerja sama secara kreatif untuk menganalisis data, terutama dalam situasi

data yang berjumlah besar yang masih campur aduk dan belum tertata.

Situasi itu dapat terjadi apabila sekelompok orang dengan pengalaman yang

sangat beragam membentuk suatu tim, atau apabila orang-orang tersebut

mempunyai pengetahuan yang tidak lengkap mengenai bidang yang akan

dianalisis. (Nasution, 2004: 128).

e. Diagram Pohon Keputusan (Decision Tree Diagram)

Decision tree diagram adalah piranti yang lazim digunakan untuk

menghubungkan antara tujuan dengan tugas yang harus dilaksanakan untuk

mencapai tujuan tersebut. Decision tree diagram berbentuk seperti bagan

organisasi yang digulingkan. Diagram tersebut merupakan piranti yang

berguna bagi manajer puncak dan manajer menengah untuk membuat

rencana perbaikan proses berdasarkan input dari pelanggan. (Nasution, H

129). Dengan menyatakan tujuan utama yang hendak dicapai, maka dalam

membuat decision tree diagram kita memecah tujuan utama tersebut

menjadi sasaran antara dan tugas yang perlu dilakukan.

2.10 Acceptance Sampling

Menurut Heizer adalah :

“A method of measuring random samples of lots or batches of

products againts predetermined standars”.

Menurut Stevenson adalah :

“Form of inspection applied to lots or batches of items before or after

a process, to judge conformance with predetermined standards”.

Menurut www.bioss.ac.uk adalah :

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

26

“Acceptance sampling is a quality control procedure used when a

decision on the acceptability of a batch has to be made from tests

done on a sample of items from the batch”

Menurut kamus ekonomi adalah :

Acceptance Sampling meliputi pemeriksaan sejumlah data untuk

menentukan apakah terdapat proporsi dalam unit mempunyai

perlengkapan yang melebihi persentase yang ditetapkan.

Menurut http://gkmin.net/download/wm231_istilah_kualitas.pdf adalah :

Acceptance sampling plan: a specific plan that indicates the sampling sizes

and the associated acceptance or nonacceptance criteria to be used

Menurut http://www.samplingplans.com/usingoccurves.htm adalah :

Acceptance Sampling Plan : These sampling plans consist of a sample size

and a decision rule. The sample size is the number of items to sample or the

number of measurements to take. The decision rule involves the acceptance

limit(s) and a description of how to use the sample result to accept or reject

the lot.

Dengan beberapa teori diatas, maka dapat disimpulkan Acceptance

Sampling merupakan prosedur atau metode pengendalian mutu penerimaan atau

penolakan keseluruhan kumpulan produk atas dasar jumlah cacat barang data

sample sehingga jika terjadi penerimaan barang rusak dapat segera diketahui .

Metode Acceptance Sampling ini diklasifikasikan berdasarkan cara

pemeriksaan karakteristik, yaitu :

a. Sifat Barang (Attributes)

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

27

Pemeriksaan dengan atribut merupakan pemeriksaan karakteristik-karakteristik

yang bersifat kualitatif yaitu hanya untuk menentukan apakah barang dapat

diterima atau ditolak. Pemeriksaan semacam ini hanya memberikan sedikit

data untuk memperkirakan besarnya penyesuaian yang diperlukan pada

proses.

b. Faktor-faktor (Variable)

Pemeriksaan dengan variable berarti pemeriksaan karakteristik barang diukur

secara kuantitatif.

Kelebihan Acceptance Sampling :

• lebih murah

• jumlah inspektor lebih sedikit

• kesalahan inspeksi lebih rendah

• mempunyai dampak lebih besar pada pemasok / vendor

• mengurangi ”handling”

Kekurangan Acceptance Sampling :

• mempunyai resiko menolak lot yang baik () atau menerima lot yang jelek (β)

• memberikan sedikit informasi mengenai produk atau proses yang menghasilkan

produk tersebut

• memerlukan perencanaan dan dokumentasi dari prosedur Acceptance Sampling

Jenis – jenis Acceptance Sampling :

Berdasarkan landasan keputusan :

Sampling berdasarkan atribut

Sampling berdasarkan variabel

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

28

Berdasarkan rangkaian sampling :

1. Sampling Tunggal ( single sampling) :

• Output keputusan : TOLAK / TERIMA

2. Sampling ganda ( double sampling) :

• Output keputusan :

Sampling I : TERIMA / TOLAK / LANJUT KE SAMPLING II

Sampling II : TERIMA / TOLAK (berdasarkan hasil dari sampling I & II)

Sampling Majemuk ( Multiple Sampling) :

Kelanjutan dari Sampling Ganda

Ukuran sampel < Sampling Tunggal atau Sampling Ganda

Sampling Sekuential (Sequential Sampling) :

Kelanjutan dari Sampling Majemuk

Teoritis : dilakukan hingga inspeksi 100%

Praktek : berhenti setelah jumlah yang diinspeksi = ± 3 x jumlah yang

diinspeksi dengan Sampling Tunggal

Jika n = 1, disebut item-by-item sampling

Langkah-langkah dalam pengendalian mutu yang dilakukan oleh perusahaan

terhadap produk yang dihasilkan dengan menggunakan metode Acceptance

Sampling, menurut Stevenson, sebagai berikut :

a. Mengumpulkan pada data lots size N sebelumnya dan sampel size n. Dari kode

tersebut akan dapat diketahui ukuran/jumlah sampel yang akan diambil dalam

analisis adalah sebesar unit yang akan dicari dengan menggunakan tabel

(Single Sampling Plans for Normal Inspection- lampiran II).

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00305-MN Bab 2.pdf · 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Manajemen Produksi

29

b. Langkah kedua yaitu dengan menghitung rata-rata defective, p untuk

mengetahui total varians dan sampel atas varians yang akan diambil.

c. Kemudian dari ukuran nilai tersebut, maka ditentukan AQL (Acceptable Quality

Level) dan LTPD (Lot Tolerance Percent Defective) dengan menggunakan tabel

yang berhubungan dengan resiko produsen dan resiko konsumen.

d. Semua data yang akan dinilai dengan menggunakan tabel.