bab 2 landasan teori definisi

22
1 BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Definisi Definisi kata perancangan dan sekolah: - Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya, ada) -- dasar, -- lanjutan, -- tinggi; (menurut jurusannya, ada) . (KBBI, 2011) - Sekolah Islam Terpaduadalah sekolah yang mengimplementasikan konsep pendidikan Islam berlandaskan AlQur’an dan As Sunnah. Konsep operasional SIT merupakan akumulasi dari proses pembudayaan, pewarisan dan pengembangan ajaran agama Islam, budaya dan peradaban Islam dari generasi ke generasi. (JSIT, 2003) 2.2 Tinjauan Umum 2.2.1 Permendiknas No.24 tahun 2007 Menurut Permendiknas No.24 tahun 2007, mengatur sarana sekolah antara lain: 1. Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang digunakan untuk mendukung pembelajaran di sekolah. 2. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan lunak yang berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi. 3. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana SD, SMP dan/atau SMA meliputi bangunan, lahan praktik, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan. 4. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi SD, SMP dan/atau SMA. 5. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus. 6. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka. 7. Ruang Bina Persepsi Bunyi dan Irama adalah ruang untuk latihan mengembangkan kemampuan memanfaatkan sisa pendengaran

Upload: others

Post on 11-Jan-2022

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

1

BAB 2

LANDASAN TEORI

1.1 Definisi

Definisi kata perancangan dan sekolah:

- Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta

tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya, ada) --

dasar, -- lanjutan, -- tinggi; (menurut jurusannya, ada) . (KBBI, 2011)

- Sekolah Islam Terpaduadalah sekolah yang mengimplementasikan konsep

pendidikan Islam berlandaskan AlQur’an dan As Sunnah. Konsep

operasional SIT merupakan akumulasi dari proses pembudayaan,

pewarisan dan pengembangan ajaran agama Islam, budaya dan peradaban

Islam dari generasi ke generasi. (JSIT, 2003)

2.2 Tinjauan Umum 2.2.1 Permendiknas No.24 tahun 2007

Menurut Permendiknas No.24 tahun 2007, mengatur sarana sekolah

antara lain:

1. Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan

yang digunakan untuk mendukung pembelajaran di sekolah.

2. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras

dan lunak yang berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi

dan komunikasi.

3. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat

prasarana SD, SMP dan/atau SMA meliputi bangunan, lahan

praktik, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan.

4. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan

fungsi SD, SMP dan/atau SMA.

5. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik

yang tidak memerlukan peralatan khusus.

6. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan

memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka.

7. Ruang Bina Persepsi Bunyi dan Irama adalah ruang untuk latihan

mengembangkan kemampuan memanfaatkan sisa pendengaran

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

2

dan/atau perasaan vibrasi untuk menghayati bunyi dan rangsang

getar di sekitarnya, serta mengembangkan kemampuan berbahasa

khususnya bahasa irama bagi peserta didik tunarungu.

8. Ruang keterampilan adalah ruang untuk pelaksanaan pendidikan

keterampilan untuk mengembangkan kemampuan vokasional

peserta didik berkebutuhan kusus yang dirancang sesuai dengan

ketunaan yang dialami.

9. Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan melakukan kegiatan

pengelolaan SD, SMP dan/atau SMA.

10. Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar kelas,

beristirahat dan menerima tamu.

11. Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi SD,

SMP dan/atau SMA.

12. Tempat beribadah adalah tempat warga SD, SMP dan/atau SMA

melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing

pada waktu sekolah.

13. Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang

mengalami gangguan kesehatan dini dan ringan di SD, SMP

dan/atau SMA.

14. Ruang konseling/asesmen adalah ruang untuk peserta didik

mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan

pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir, serta sebagai

ruang untuk kegiatan dalam menggali data kemampuan awal

peserta didik sebagai dasar layanan pendidikan selanjutnya.

15. Ruang organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan

kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi peserta didik.

16. Jamban adalah ruang untuk buang air besar dan/atau kecil.

17. Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran di

luar kelas, peralatan SD, SMP dan/atau SMA yang tidak/belum

berfungsi, dan arsip SD, SMP dan/atau SMA.

18. Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian bangunan

SD, SMP dan/atau SMA.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

3

19. Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang

dilengkapi dengan sarana untuk melakukan pendidikan jasmani dan

olah raga.

20. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta

didik dapat melakukan kegiatan bebas.

21. Rombongan belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar

pada satu satuan kelas.

2.2.2 Standar Lahan Sekolah Dasar Negeri Jakarta

Adapun standarisasi pemerintah yang mengacu pada Permendiknas

nomor 24 tahun 2007 mengenai Sekolah Dasar, sebagai berikut.

1. Lahan SD, SMP dan SMA memenuhi ketentuan luas lahan

minimum sebagai berikut.

Tabel 2.1 Ketentuan Luas Minimum Sekolah No Banyak

Rombongan Belajar

Luas lahan minimum (m2) Bangunan satu

lantai Bangunan dua lantai

1 6 1170 640 2 12 1700 900 3 18 2200 1150 4 24 2670 1390

Sumber : Permendiknas No.24 tahun 2007

2. Luas lahan yang dimaksud dalam Tabel 1 adalah luas lahan efektif

yang dapat digunakan untuk mendirikan bangunan dan tempat

bermain/berolahraga.

3. Lahan terletak di lokasi yang memungkinkan akses yang mudah ke

fasilitas kesehatan.

4. Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan

dan keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan

dalam keadaan darurat dengan kendaraan roda empat.

5. Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di dalam

garis sempadan sungai dan jalur kereta api.

6. Lahan terhindar dari gangguan-gangguan berikut.

- Pencemaran air, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20

Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air.

- Kebisingan, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara KLH Nomor

94/MENKLH/1992 tcntang Baku Mutu Kebisingan.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

4

- Pencemaran udara, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara KLH

Nomor 02/MEN KLH/1988 tentang Pedoman Penetapan Baku

Mutu Lingkungan.

7. Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam

Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten/Kota atau rencana lain yang lebih rinci dan mengikat,

dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah

setempat.

8. Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin

pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu

minimum 20 tahun.

2.2.3 Standar Luas Bangunan Sekolah Dasar Negeri Jakarta

Adapun standarisasi pemerintah yang mengacu pada Permendiknas

nomor 24 tahun 2007 mengenai Sekolah Dasar, sebagai berikut.

1. Bangunan SD, SMP, dan SMA memenuhi ketentuan luas lantai

bangunan minimum sebagai berikut.

Tabel 2.1 Ketentuan Luas Lantai Sekolah No Banyak

Rombongan Belajar

Luas lantai bangunan minimum (m2) Bangunan satu

lantai Bangunan dua lantai

1 6 350 380 2 12 510 540 3 18 660 690 4 24 800 830

Sumber : Permendiknas No.24 tahun 2007

2. Bangunan memenuhi ketentuan tata bangunan yang terdiri dari:

- Bangunan maksimum 30 %;

- Koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan

yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah;

- Jarak bebas bangunan yang meliputi garis sempadan bangunan

dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau

jaringan tegangan tinggi, jarak antara bangunan dengan batas-batas

persil, dan jarak antara as jalan dan pagar halaman yang ditetapkan

dalam Peraturan Daerah.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

5

3. Bangunan memenuhi persyaratan keselamatan berikut.

- Memiliki konstruksi yang stabil dan kukuh sampai dengan

kondisi pembebanan maksimum dalam mendukung beban muatan

hidup dan beban muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu

kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam lainnya.

- Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk

mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir.

4. Bangunan memenuhi persyaratan kesehatan berikut.

- Mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan

pencahayaan yang memadai.

- Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan meliputi saluran

air bersih, saluran air kotor dan/atau air limbah, tempat sampah,

dan saluran air hujan.

- Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan

dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

5. Bangunan memenuhi persyaratan aksesibilitas berikut

- Menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan

nyaman untuk penyandang cacat yang memiliki kesulitan mobilitas

termasuk pengguna kursi roda.

- Dilengkapi dengan fasilitas pengarah jalan (guiding block) untuk

tunanetra.

6. Bangunan memenuhi persyaratan kenyamanan berikut.

- Bangunan mampu meredam getaran dan kebisingan yang

mengganggu kegiatan pembelajaran.

- Setiap ruangan memiliki pengaturan penghawaan yang baik.

- Setiap ruangan dilengkapi dengan lampu penerangan.

7. Bangunan dapat memiliki lebih dari satu lantai jika disediakan

tangga dan ramp untuk pengguna kursi roda yang

mempertimbangkan kemudahan, keamanan, dan keselamatan.

8. Bangunan dilengkapi sistem keamanan berikut.

- Peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur

evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya.

- Akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi

penunjuk arah yang jelas.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

6

9. Bangunan dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 900

watt.

2.2.4 Kelengkapann Sarana dan Prasarana

Adapun standarisasi pemerintah yang mengacu pada Permendiknas

nomor 24 tahun 2007mengenai Sekolah Dasar, sebagai berikut:

Tabel 2.3 Kelengkapan Sarana dan Prasarana SD

No Komponen Sarana dan Prasarana SD

1 Ruang Pembelajaran Umum 1.1 Ruang Kelas 1.2 Ruang Perpustakaan 2 Ruang Pembelajaran Khusus 2.1 Ruang Keterampilan 2.2 Laboraturium Bahasa 2.3 Laboraturium Komputer 2.4 Laboraturium IPA 3 Ruang Penunjang 3.1 Ruang Kepala Sekolah 3.2 Ruang Guru 3.3 Ruang tata usaha 3.4 Ruang Keamanan 3.5 Tempat Beribadah 3.6 Ruang UKS 3.7 Ruang Konseling 3.8 Ruang Organisasi Kesiswaan 3.9 Toilet 3.10 Gudang 3.11 Ruang Sirkulasi 3.12 Tempat Bermain dan Berolahraga 3.13 Lapangan Upacara

Sumber : Permendiknas No.24 tahun 2007

2.2.5 Kurikulum SDIT

Kurikulum SDIT diatur pada PP No.55 tahun 2007 mengenai

Pendidikan Agama dan Keagamaan. Berikut dapat diimbuhkan:

1. Sekolah Islam Terpadu adalah Sekolah yang memadukan

kurikulum nasional (Diknas) dengan kurikulum selain kurikulum

nasional dan kurikulum pesantren (materi pelajaran keislaman).

Sekolah Islam Terpadu adalah anggota dari JSIT ( Jaringan

Sekolah Islam Terpadu) Indonesia yang merupakan organisasi

masyarakat yang bergerak di bidang pendidikan, bersifat non

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

7

partisan, nirlaba dan terbuka dalam arti siap bekerja sama dengan

pihak manapun selama mendatangkan maslahat dan manfaat bagi

anggota serta berkesesuaian dengan visi, misi, tujuan dan sasaran

JSIT Indonesia. Anggota JSIT Indonesia adalah sekolah Islam

Terpadu dan sekolah lainnya yang menjadikan Islam sebagai

landasan ideal, konsepsional, dan operasional.

2. Landasan Islam dalam nilai-nilai moral spriritual yang ditanamkan

harus bersifat integral, tidak dikotomis. Dengan pendekatan ini,

semua mata pelajaran dan semua kegiatan sekolah tidak lepas dari

bingkai ajaran dan pesan nilai Islam. Pelajaran umum seperti IPA,

IPS, bahasa, jasmani/kesehatan, keterampilan dibingkai dengan

pijakan, pedoman dan panduan Islam.

3. Dalam pendidikan ada unsur psikologi dan spiritual yang tidak

dapat diabaikan dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan spiritual

diperlukan karena Islam merupakan agama yang bertumpu pada

suatu keyakinan. Keyakinan inilah yang menggerakkan segala

aktifitas dan perilaku manusia yang beriman. Sebagaimana

dikemukakan dalam tujuan pendidikan, bahwa tujuan utama

pendidikan adalah membentuk moral manusia yang bertumpu pada

keyakinan hidup. Keyakinan hidup itu harus nampak pada sikap

hidup dan perilaku hidup yang berkualitas dan memberi manfaat

terhadap kehidupan yang dikemas dalam rahmatan lil’alamin,

hidup dengan moralitas.

4. Metode Pendidikan Sekolah Islam Terpadu diselenggarakan

berdasarkan konsep “one for all”. Artinya, dalam satu atap sekolah

peserta didik akan mendapatkan pendidikan umum, pendidikan

agama, dan pendidikan keterampilan. Pendidikan umum mengacu

kepada kurikulum nasional yang dikembangkan oleh Kementrian

Pendidikan Nasional. Pendidikan agama menekankan pendidikan

aqidah, akhlak, dan ibadah yang dikaitkan dalam kehidupan sehari-

hari, menumbuhkan perilaku shaleh di dalam lingkungan sekolah

masyarakat. Adapun pendidikan keterampilan dikemas dalam

kegiatan ekstrakurikuler yang menyediakan beragam pilihan

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

8

kegiatan yang seluruhnya mengacu pada prinsip-prinsip

keterampilan hidup (life skill).

5. Model pembelajaran di sekolah islam terpadu yakni:

- Diskusi

- Praktek Pembelajaran

- Visitasi

- Metode belajar sinektik atau kreatif

- Belajar berbantuan komputer yang berkendali dan terarah

6. Dan segala bentuk metode pembelajaran di atas tidak akan

maksimal jika tidak didukung oleh alat pendidik, karena

bagaimanapun alat pendidikan memiliki andil besar dalam konsep

sekolah Islam Terpadu, diantara alat pendidikan yang harus ada di

dalam sekolah Islam Terpadu yaitu :

- Pembiasaan

- Keteladanan

- Kasih sayang

- Kesabaran

- Kemitraan

- Respek

- Kepedulian

- Ecouraging

7. Dalam Sekolah Islam Terpadu, muatan kurikulum sama dengan

sekolah pada umumnya. Mata pelajaran yang disampaikan terdiri

dari mata pelajaran yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Namun

dalam Sekolah Islam Terpadu terdapat kegiatan pengembangan diri

yang wajid diikuti oleh seluruh siswa. Bidang pengembangan

antara lain seperti:

- Life Skill : Merupakan penguasaan terhadap dasar-dasar teknik

komputer baik menyangkut hardware (perangkat keras) dan

software (perangkat lunak).

- Pramuka SIT : Merupakan mata pelajaran pilihan wajib bagi siswa.

Aspek ruang lingkup mata pelajaran kepanduan meliputi: ruhiyah

(kerohanian), jasadiyah (fisik), faniyah (skill), tsaqofiyah

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

9

(wawasan), qiyadah wal jundiyah (kepemimpinan), ukhuwah

(persaudaraan).

- Tahsin Tahfidz : Bertujuan mengajarkan siswa kemampuan

membaca Al-Quran dengan baik dan benar, dan melanjutkannya

dengan kemampuan menghafalnya (tahfidzul qur’an).

- Pendampingan : Bertujuan untuk membentuk dan mengarahkan

siswa agar memiliki pribadi yang Islami (sakhsiyah islamiyah),

meningkatkan peran serta dan inisiatif para siswa untuk menjaga

dan membina diri sehingga terhindar dari pengaruh dan budaya

yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

8. MABIT (Malam Bina Iman dan Takwa)

9. Outbond

10. Fieldtrip

11. Sekolah Islam Terpadu memiliki karakteristik utama yang

memberikan penegasan akan keberadaanya. Karakteristik yang

dimaksud adalah :

- Menjadikan Islam sebagai landasan filosofis.Mengintegrasikan

nilai Islam ke dalam bangunan kurikulum.Menerapkan dan

mengembangkan metode pembelajaran untuk mengoptimalisasi

proses belajar mengajar.

- Mengedepankan qudwah hasanah dalam membentuk karakter

peserta didik.

- Menumbuhkan biah solihah dalam iklim dan lingkungan sekolah :

menumbuhkankemaslahatan dan meniadakan kemaksiatan dan

kemungkaran.

- Melibatkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam

mendukung tercapainya tujuan pendidikan.

- Mengutamakan nilai ukhuwah dalam semua interaksi antar warga

sekolah.

- Membangun budaya rawat, resik, runut, rapi, sehat dan asri.

- Menjamin seluruh proses kegiatan sekolah untuk selalu berorientasi

pada mutu.

- Menumbuhkan budaya profesionalisme yang tinggi dikalangan

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

10

2.3 Tinjauan Khusus 2.3.1 Fleksibilitas Arsitektur

Fleksibilitas Arsitektur yang telah lama dikenalkan sebagai anti

modernis merupakan sebuah konsep lama yang dapat dikembangkan kembali

dalam perancangan sekolah. Seperti yang dikatakan Kronenburg (2007) bahwa

fleksibel dalam bangunan ini dimaksudkan untuk menanggapi perubahan dan

bereaksi pada bentukan bangunan itu sendiri, beradaptasi dengan perubahan

yang baru,sehingga bangunan nantinya tidak bersifat stagnan.

Fleksibilitas yang ditawarkan sebagai konsep baru untuk dunia

pendidikan. Dalam penelitian kali ini akan dilakukan analisa lebih lanjut

terhadap konsep fleksibilitas yang terkait dengan ruang. Adaptasi dengan

lingkungan sangat diperlukan. Bentuk-bentuk khusus yang dirancang atau

spesifik pada suatu tempat saja sangat tidak dianjurkan karena dianggap tidak

mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Bentuk yang khusus atau spesifik

ini diartikan bagainana sebuah desain dikondisikan pada tapak yang spesifik,

padahal tapak dan lokasi tersebut bersifat unstagnan atau memiliki potensi

dapat berubah. Pertimbangan pada tapak memang diperlukan, tetapi kesadaran

bahwa sebuah tapak juga bersifat dinamis perlu diperhitungkan, sehingga

bangunan yang dirancang nantinya tidak akan ”mati” dalam lingkungannya

sendiri.

Fleksbilitas arsitektur ini dengan menggunakan berbagai macam solusi

dalam mengatasi perubahan-perubahan aspek terbangun di sekitar tapak

membuatnya dapat dianalisa pada kajian temporer yaitu dimana fleksibilitas

arsitektur ini dapat berubah sesuai dengan yang pengguna butuhkan. Sifat

temporer ini dapat dianalisa pada tiga aspek temporal dimension yang

diungkapkan oleh Carmona, et al (2003) :

1. Time Cycle and Time management : Aktivitas selalu berubah

sesuai dengan ruang maupun sesuai dengan waktu. Disinilah

arsitek sebagai pencipta ruang dapat menciptakan ruang yang dapat

berubah mengikuti waktu kegiatannya.

2. Continuity and Stability : Walaupun lingkungan selalu berubah dari

waktu ke waktu sebuah keberadaan desain seharusnya mampu

beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan tersebut,

sehingga keberlanjutan desain yang diharapkan dari sebuah karya

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

11

arsitektur memiliki fungsi optimal yang stabil dalam bereaksi

dengan lingkungan terbangun.

3. Implemented Over Time : Bagaimana desain nantinya bukan

bekerja di jamannya saja tetapi juga justru bisa melampaui

jamannya. Sehingga pemikiran-pemikiran yang inovatif harus terus

dihadirkan untuk menghadirkan strategi yang dapat mengatasi

segala perubahan akan lingkungan.

Fleksibilitas memiliki 3 konsep yang berbeda dalam tiap-tiap

penafsirannya. Yaitu flexibility by technical means, flexibility by spatial

redundancydan flexibility by open plan (Hill,2003 : 30-41).

1. Flexibility By Technical Means : Flexibility by technical means

diartikan oleh Hill bagaimana konsep fleksibilitas dalam sebuah

bangunan merupakan sebuah perlakuan teknis yang berbeda,

dengan cara perlakuan-perlakuan pada elemen-elemen arsitektur

dengan fungsi ruangan yang tetap tetapi elemen-elemen

dinding,atap maupun lantai dapat dibongkar pasang sesuai dengan

penambahan ataupun pengurangan yang diinginkan. Struktur

bangunan yang ringan, sehingga dapat dilakukan bongkar pasang

pada desain. Berbeda dengan Hill, DeGory (1998) mengatakan

bahwa fleksbilitas dalam artian teknikal merupakan sebuah kondisi

ruangan dimana desain yang diperlakukan untuk sebuah ruangan

adalah sama (tanpa dituntut adanya elemen-elemen arsitektur yang

bersifat fleksibel). Hanya saja fungsi ruangan tersebut yang dapat

dilakukan secara fleksibel, sebuah ruangan yang tidak ditetapkan

fungsi khusus dalam menciptakan sebuah desain, sehingga ruangan

tersebut memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan

penggunaannya. Fleksibilitas yang diartikan disini tidak dengan

penerjemahan dalam elemen-elemen desainnya, bagaimana dapat

memberikan kebebasan dalam menciptakan pandangan aural

maupun visual.

2. Flexibility By Spatial Redundancy & Open Plan : DeGory (1998)

menulis bahwa sebuah karya arsitektur dapat dikatakan fleksibel

jika dapat memiliki nilai yang berbeda mengikuti perbedaan

lingkungan sekitarnya. Fleksibilitas yang dikemukakan Hill dalam

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

12

Actions of Architecture ini adalah Fleksibilitas yang dicapai

dengan penciptaan ruang yang besar, dengan bergantian fungsi

ruangan. Spatial redundancy ini pernah diajukan oleh Rem Koolhas

untuk perancangan the Arnhem Koepel Prison pada tahun 1979.

Penghadiran luasan ruang yang besar seperti yang dilakukan

Koolhas pada penjara Arnhern merupakan sebuah contoh bangunan

arsitektur yang menginginkan sebuah fleksibilitas arsitektur. Ini

didasarkan bagaimana dalam tiap kurun waktu ruangan dapat

berubah sesuai dengan tuntutan fungsi yang diinginkan.

1. Flexibility by open plan: Pengaplikasiannya lebih condong

persamaannya ke arah flexibility by spatial redundancy. Seperti

yang dikatakan Evan dalam Hill (1998) bahwa salah satu desain

dari Andrea Palladio di tahun 1556 yaitu Palazzo Antonini, Udine

ini, bersifat fleksibel dengan pengorganisasian ruang yang saling

berhubungan. Sehingga jika dibutuhkan sebuah tuntutan

penggantian fungsi ruang dapat berubah suatu waktu dengan

meminimalkan transformasi ruang.

Day (2002) menyatakan bahwa tempat merupakan sesutau yang

dinamis bukan statis. Baik dalam rupa seimbang maupun ketidak seimbangan

karena pengaruh maslah sosial yang ikut mempengaruhi definisi ebuah tempat.

Structural Transformation merupakan salah satu metode teknik open plan,

contohnya dengan teori Free Repositioning of the functional zones yaitu

kemampuan untuk mereposisikan beberapa fungsi yang bereda dengan satu

struktur bangunan. Seperti pergeseran tembok atau pergeseran suatu ruangan.

Reconfiguration of one functional zone yaitu kemampuan untuk rekonfigurasi

ruang dari satu fungsi menjadi fungsi baru atau seperti multifunctional room.

Internal Rearangment seperti partisi interior yang bebas yang membagi suatu

ruangan menjadi beberapa ruangan penunjangnya.

2.3.2 Structural Transformation

Durmicevic (2006) menulis bahwa Structural Transformation adalah

sistem transformasi bangunan yang mengacu pada konfigurasi sistem struktur

bangunan yang fleksibel. Sehingga konsep bentuk, volume, wujud dan

fasadnya dapat berubah berdasarkan perubahan fisik dari struktur ataupun

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

13

selubung yang meliputinya. Konsep ini erat kaitannya dengan kinetic atau

gerakan-gerakan membuka, menutup, meluas dan menyempit.

Metode Structural Transformation memiliki beberapa aspek cara,

antara lain:

1. Free Repositioning of The Functional Zones : Kemampuan untuk

menambahkan dari beberapa fungsi ruang menjadi beberapa fungsi

yang bereda dengan satu struktur bangunan permanen dan struktur

fleksibel yang ditambahkan pada struktur utama bangunan .

Contohnya pada apartemen yang melakukan infill skeleton yang

pada awalnya memiliki satu struktur utama berupa modul satu

ruang, dan dapat menambahkannya dengan memasukan modul

ruang – ruang baru pada struktur utama ruang tersebut. Sehingga

pada awal mula ruang apartemen tersebut memiliki 2 fungsi saja

menjadi bertambah, menjadi 3 atau 4 fungsi didalamnya.

Gambar 2.1 Free Repositioning of The functional Zones

Sumber : Buku Transformable Building Structure 2006

2. Reconfiguration of One Functional Zone : Kemampuan memecah

satu fungsi ruang menjadi dua atau tiga fungsi lainnya, atau biasa

dikenal dengan multifunctional room. Hal ini dapat dilakukan

dengan ada bagian ruang yang dapat bergerak yang mengacu pada

struktur utama ruang atau dengan memasukan komponen baru

seperti partisi atau fasad bangunan yang dapat terbuka dan

menutup. Contoh penggunaan metode ini seperti menggunakan

tembok geser atau tembok lipat.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

14

Gambar 2.2 Reconfiguration of One Functional Zone Sumber : Archdaliy.com, diakses pada 5 Oktober 2017

3. Internal Rearangment : Partisi interior yang bebas yang membagi

suatu ruangan menjadi beberapa ruangan penunjangnya. Contohnya

partisi interior pada kantor yang membagi ruangan menjadi

beberapa fungsi lainnya. Partisi interior juga dapat berupa meja

atau lemari, pada kantor di Jerman menggunakan movable office

sebagai partisi.

Gambar 2.3 Movable Office

Sumber : Buku Transformable Building Structure 2006

4. Extendibility : Kemampuan untuk memperluas ruang baik secara

horizontal maupun vertikal. Contohnya dengan menggunakan

modul IFD pada struktur bangunan yang bergerak, modul tersebut

dapat berupa tembok yang tergabung dengan slab lantai dan

ceilingnya, berupa suatu masa beton atau kayu. Modul tersebut

dapat berada didalam struktur utama yang memiliki trek di

dalamnya. Sehingga modul ruangan dapat didorong keluar ruangan.

Seperti konsep kantilever pada bangunan.

Gambar 2.4 Modul IFD

Sumber : Buku Transformable Building Structure 2006

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

15

2.4 Studi Banding 2.4.1 SD Muhammadiyah 12

Gambar 2.5 SD Muhammadiyah 12

SD Muhammadiyah 12 berlokasi di Tangerang Selatan, didirikan pada

tahun 1992. Sekolah ini memiliki luasan lahan 4000m2 dengan bangunan tiga

lantai, sekolah menerima program pendidikan mulai dari taman kanak-kanak

hingga sekolah menengah atas dalam satu lingkungan sekolah. Sekolah

memiliki fasilitas yang lengkap diantaranya adalah ruang guru, ruang tata

usaha, ruang kelas, lapangan, masjid, perpustakaan, toilet, ruang UKS,

laboraturium komputer, dan Laboraturium IPA. Sekolah ini menggunakan pola

cluster sebagai pola ruangan. Memiliki dua gubahan masa dengan sirkulasi

radial. Dan pola kelas model kotak.

2.4.2 SDIT Az Zahra

Gambar 2.6 SDIT Az-Zahra

SDIT Az-Zahra berlokasi di Serpong, diantara pemukiman penduduk.

Sekolah ini didirikan tahun 2005 dengan visi menetapkan Al-Quran sebagai

pedoman pendidikan guna pembangunan ahlak dari siswa siswinya

dimasadepan. Sekolah ini memiliki luasan 2000 m2 dibangun 3 lantai. Dengan

bentuk bangunan seperti L guna merespon sisi barat bangunan yang panas.

Sekolah ini memiliki fasilitas yang lengkap dimulai dari lapangan, tempat

parkir, kelas, lab komputer, lab IPA dan mushola. Sekolah ini jugamemiliki

perpustakaan kecil. Gaya bangunan seperti bangunan tropis pada umumnya

dengan atap pelana dan tembok beton. Sirkulasi manusia pada sekolah ini liner

dan radial. Dan memiliki pola kelas model kotak.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

16

2.4.3 Sekolah Alfa Omega

Gambar 2.7 Sekolah Alfa Omega

Sekolah Alfa Omega berlokasi di kosambi, sebagai bentuk sekolah yang

mengambil konsep material vernakular atau material lokal yaitu bambu dan

nipam. Pada bangunan sekolah ini diberikan banyaknya ruangan komunal

untuk merespon kegiatan- kegiatan sekolah yang banyak dimulai dari kegiatan

pendidikan berdasarkan kurikulum hingga kegiatan penunjang seperti

ekstrakulikuler. Bangunan ini memiliki luas 11.400 m2 dengan beberapa

gubahan masa. Dirkulasi pada sekolah ini dihubungkan dengan jembatan-

jembatan berupa sirkulasi linear. Model dari kelas model yang dapat berubah –

ubah dari model kotak ke model U. Bangunan ini menggunakan pola cluster

sebagai pola ruangan.

2.4.4 M.A.C / Made In Earth

Gambar 2.8 Made In Earth

Sumber : Archdaliy.com, diakses pada 5 Oktober 2017

Made in earth merupakan contoh dari sarana pendidikan yang

dibangun karena kebutuhan pendidikan yang mendesak. Bangunan ini

dibangun di desa Tamil Nandu di India. Sebagai Hub Centre, bangunan ini

digunakan unutk pendidikan anak-anak sekitar yang kebanyakan dari mereka

tidak memiliki kesempatan untuk memiliki pendidikan formal. Bangunan

dibuat berbentuk lingkaran tanpa pembatas lagi didalam ruangan. Bangunan

dibuat dengan material produk lingkungan sekitar. Guna memperkerjakan

penduduk desa sekitar. Bangunan ini menggunakan cara open plan untuk

mengoptimalkan kegiatan – kegitan pendidikannya dengan kebutuhan ruang

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

17

yang berbeda-beda. Bangunan ini memiliki sirkulasi bangunan linear, dengan

pegaturan pola ruangan dengan pola linier.

2.5 Studi Literatur 2.5.1 House Sharifi-ha

Gambar 2.9 House Shariifi-ha, Tehran

Sumber : Archdaily.com, diakses pada 5 Oktober 2017

Rumah Sharifi-ha, menggabungkan teknologi modern dan desain

tradisional Iran. Lahan bangunan di lantai empat ini 1.400 m2. Rumah tersebut

merupakan gagasan arsitek Alireza Taghaboni dan Next Office. Modul ruang

yang dapat berputar menggunakan modul F-Box yaitu sistem struktur modul

IFD yang fleksibel, yang mengacu pada struktur utama bangunan. Fitur utama

bangunan adalah area yang dapat ditransformasikan di lantai kedua, ketiga dan

keempat - mereka dapat ditransformasikan dengan satu sentuhan tombol,

tergantung pada kondisi cuaca pada saat itu. Rumah itu memiliki tiga teras

dalam bentuk konsol berbentuk kotak kayu, yang bisa dibuka dalam cuaca

hangat dan kemudian ditutup saat cuaca dingin. Saat dibuka, konsol berbentuk

kotak ini dapat sangat meningkatkan main living room, karena dapat diubah

menjadi area teras yang luas, dan saat ditutup, mereka menjadi ruang nyaman.

Dibandingkan menggunakan jendela besar, arsitek menempatkan ruang terbuka

di bagian tengah bangunan, sehingga sinar matahari bisa menembus rumah

melalui atap kaca.

Saat merancang mekanisme konsol mobile, arsitek menggunakan

teknologi yang sama yang ditemukan di pameran mobil untuk menaikan mobil

tersebut dan yang digunakan untuk memindahkan view pada jendela set teater.

Rumah itu memiliki tujuh lantai. Bagian bawah bangunan rumah menjadi

tempat parkir dan ruang utilitas. Dua lantai berikutnya dirancang dengan

berbagai aktivitas sosial dan keluarga, yaitu kebugaran dan kesehatan , bagian

ini menampung kolam renang dalam ruangan. Lantai ketiga dan keempat

ditujukan untuk penggunaan pribadi. Rumah yang tidak biasa ini telah menjadi

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

18

tempat wisata yang cukup menarik di Teheran, karena ini merupakan contoh

pemikiran kreatif dan desain inovatif yang sangat baik.

2.5.2 NEXT 21

Gambar 2.10 Sistem NEXT 21

Sumber : Jurnal CRIOCM International Symposium 2006

Apartemen di Osaka ini menggunakan sistem IFD sebagai bentuk

sistem struktur bangunan yang teori awalnya berupa kantilever. Dengan sistem

IFD ini struktur bangunan dibuat dengan bentukan modul bangunan berupa G-

Load-Bearing Service Core yang dimana berfungsi untuk menahan beban pada

struktur bangunan yang tetap, tetapi pada muka fasad tembok bangunan yang

berupa plester dapat ditarik keluar sehingga bangunan menjadi lebih luas.

Gambar 2.11 NEXT 21

Sumber : Jurnal CRIOCM International Symposium 2006

Bangunan ini menggunakan sistem IFD berupa F-Box yaitu berupa

tembok modular yang dapat dipasang.

2.5.3 All I Own House

Gambar 2.12 All I Own House

Sumber : Archdaily.com, diakses pada 5 Oktober 2017

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

19

Apartemen ini berlokasi di Madrid, merupakan hasil penggabungan

Tembok Geser dan movable interior partition berupa lemari modular, yang

memiliki trek dibawahnya dan pada sisi pinggir lemari. Proyek ini merupakan

proyek renovasi interior apartemen tipe studio. Yang sebelumnya hanya

memiliki tiga fungsi bangunan yaitu kamar mandi, tempat tidur dan dapur

menjadi memiliki 6 atau 7 fungsi bangunan di dalamnya.

2.5.4 Biobombastic

Gambar 2.13 Biobombastic

Sumber : Archdaily.com, diakses pada 5 Oktober 2017

Biobombastic adalah proyek apartemen oleh studi arsitek BIO yang

berlokasi di Madrid. Apartemen ini menggunakan konsep kertas origami.

Tembok dibuatdapat dilipat karena berupa partisi yang dapat bergerak. Trek

mengacu pada lantai dan langit - langit ruangan, tersambung pada satu sisi

bagian tembok tetap, sehingga tembok tersebut dapat bergerak. Apartemen

dijual dalam bentuk studio, sehingga seperti kosongan. Disekitarnya yang

menetap seperti pantry dan ruang kamar mandi. Material tembok menggunakan

sambungan kayu dan PVC.

Gambar 2.14 Denah Biobombastic

Sumber : Archdaily.com, diakses pada 5 Oktober 2017

Seperti terlihat pada gambar denah Biobombastic ruangan dapat di

konfigurasikan menjadi 4 bentuk perubahan fungsi. Bagian tepi apartemen

yang memiliki kebutuhan akan plumbing dibuat menetap sebagai struktur

utama ruang.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

20

2.6 Kesimpulan Studi Banding dan Studi Literatur

Studi banding dilakukan untuk memperoleh Sirkulasi Manusia, Pola Ruang, dan

bentuk Fleksibilitas Arsitektur untuk mendukung desain Sekolah pada site yang terbatas

dalam penerapan yang lebih tepat. Berikut studi perbandingan sekolah:

Tabel 2.4 Perbandingan Sekolah Perbandingan SD

Muhammadiyah 12

SDIT Az Zahra Sekolah Alfa Omega

Made In Earth

Sirkulasi Manusia

Radial Radial Radial Linear

Pola Kelas Kotak dan U Kotak Lingkaran Lingkaran

Fungsi Pendidikan Utama

Masjid dan Kelas Kelas dan Aula Kelas Ruang Komunal

Fleksibilitas Arsitektur

Reconfiguration of one functional zone dengan tembok lipat pada kelas

Reconfiguration of one functional zone dengan tembok lipat pada kelas

Reconfiguration of one functional zone dengan ruang komunal

Reconfiguration of one functional zone dengan ruang komunal

Studi Literatur dilakukan untuk memperoleh variabel Structural

Transformation, Struktur dan Kegunaan konsep fleksibilitas arsitektur pada

bangunan tersebut. Berikut studi perbandingan bangunan fleksibilitas arsitektur:

Tabel 2.5 Perbandingan Bangunan Fleksibilitas Arsitektur Perbandingan House Sharifi-

ha NEXT21 All I Own

House Biobombastic

Reconfiguration of One Functional Zone

� � �

Internal Rearangment

Extendibility �

Struktur Modul Ruangan F-Box

Modul Ruangan G-Load-Bearing Service Core

Tembok Geser dan Lemari Geser

Tembok Lipat

Kegunaan Fleksibilitas Arsitektur

Reconfiguration of one functional zone dengan tembok lipat

Reconfiguration of one functional zone dengan tembok lipat pada

Reconfiguration of one functional zone dengan ruang

Reconfiguration of one functional zone

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

21

pada kelas kelas komunal

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI Definisi

55