bab 2 landasan teori -...

26
14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing [2, h. I-1] Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi massal, dimana dalam proses produksinya harus dibagi pada seluruh operator sehingga beban kerja operator merata. Jadi dalam line balancing dipelajari bagaimana kita merancang suatu lintasan produksi agar tercapai keseimbangan beban yang dialokasikan pada setiap stasiun kerja dalam menghasikan produk. Istilah Line Balancing/Keseimbangan Lini/Assembly Line Balancing merupakan suatu metode penugasan pekerjaan ke dalam stasiun kerja-stasiun kerja yang saling berkaitan dalam satu lini produksi sehingga setiap stasiun kerja memiliki waktu yang tidak melebihi waktu siklus stasiun kerja tersebut. Keterkaitan sejumlah pekerjaan dalam suatu lini produksi harus dipertimbangkan dalam menentukan pembagian pekerjaan ke dalam masing-masing stasiun kerja. Hubungan atau saling keterkaitan antara pekerjaan dengan pekerjaan lainnya digambarkan dalam suatu precedence diagram atau diagram pendahuluan, sedangkan hubungan itu disebut precedence job atau precedence network (Bedworth, David D, 361;Elsayed, A 259).

Upload: dangnga

Post on 27-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

14

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan pustaka

2.1.1 Line Balancing [2, h. I-1]

Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi massal, dimana dalam

proses produksinya harus dibagi pada seluruh operator sehingga beban kerja operator

merata. Jadi dalam line balancing dipelajari bagaimana kita merancang suatu lintasan

produksi agar tercapai keseimbangan beban yang dialokasikan pada setiap stasiun

kerja dalam menghasikan produk.

Istilah Line Balancing/Keseimbangan Lini/Assembly Line Balancing

merupakan suatu metode penugasan pekerjaan ke dalam stasiun kerja-stasiun kerja

yang saling berkaitan dalam satu lini produksi sehingga setiap stasiun kerja memiliki

waktu yang tidak melebihi waktu siklus stasiun kerja tersebut. Keterkaitan sejumlah

pekerjaan dalam suatu lini produksi harus dipertimbangkan dalam menentukan

pembagian pekerjaan ke dalam masing-masing stasiun kerja. Hubungan atau saling

keterkaitan antara pekerjaan dengan pekerjaan lainnya digambarkan dalam suatu

precedence diagram atau diagram pendahuluan, sedangkan hubungan itu disebut

precedence job atau precedence network (Bedworth, David D, 361;Elsayed, A 259).

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

15

2.1.2 Permasalahan Keseimbangan Lintasan Produksi [2, h. I-1 s/d I-4]

Dalam suatu perusahaan yang mempunyai tipe produksi masal, yang

melibatkan sejumlah besar komponen yang harus dirakit, perencanaan produksi

memegang peranan yang penting dalam membuat pendjadwalan produksi, terutama

dalam pengaturan operasi-operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan.

Bila pengaturan dan perencanaannya tidak tepat, maka setiap stasiun kerja di

lintas perakitan mempunyai kecepatan produksi yang berbeda. Hal ini akan

mengakibatkan lintas perakitan tersebut menjadi tidak efisien karena terjadi

penumpukan material atau produk setengah jadi diantara stasiun kerja yang tidak

berimbang kecepatan produksinya. Akibat sampingan lainnya adalah kompensasi

ongkos-ongkos yang hilang serta akibat psikologis yang negatif bagi pekerja.

Persoalan keseimbangan lintas perakitan bermula dari adanya kombinasi

penugasan kerja kepada operator atau grup operator yang menempati tempat kerja

tertentu. Karena penugasan elemen kerja yang berbeda akan menyebabkan perbedaan

dalam sejumlah waktu yang tidak produktif dan variasi jumlah pekerja yang

dibutuhkan untuk menghasilkan output produksi tertentu di dalam suatu lintas

perakitan.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

16

Masalah utama yang dihadapi dalam lintasan produksi adalah :

1. Kendala sistem, yang erat kaitannya dengan maintenance (perawatan).

2. Menyeimbangkan beban kerja pada beberapa stasiun kerja yang khususnya

pada kinerja operator dengan tujuan :

• Mencapai efisiensi yang tinggi

• Memenuhi rencana produksi yang dibuat

Gejala Ketidakseimbangan Lini Produksi ialah :

• adanya stasiun kerja yang sibuk dan idle yang mecolok

• adanya work-in-process pada beberapa stasiun kerja.

Rancangan lintasan produksi yang seimbang bertujuan :

1. Untuk menyeimbangkan beban kerja yang dialokasi pada setiap stasiun kerja

sehingga pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang seimbang dan mencegah

terjadinya bottle-neck

2. Menjaga lini perakitan agar tetap lancar dan kontinyu berlangsung [ElSayed,

1985].

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

17

Pada usaha pencapaian keseimbangan lini, terdapat beberapa cara yang

dikenal,antara lain;

1. Penumpukan material :

Caranya dengan membuat tumpukan material pada stasiun kerja yang lambat,

kemudian pada stasiun kerja ini harus melakukan kerja lembur atau

menambah tenaga kerja. Cara ini merupakan cara yang paling mudah, tetapi

tidak menjadikan lebih baik karena dengan adanya penumpukan material akan

mengakibatkan pemborosan waktu pada stasiun kerja yang lain dan

pemborosan ruangan yang dipakai.

2. Pergerakan Operator :

Caranya adalah apabila seorang operator mempunyai waktu operasi yang

lebih cepat dari operator lainnya, ia dapat bergerak sepanjang lini produksi

tersebut untuk membantu operator lainnya yang waktu operasinya lebih lama.

3. Pemecahan Elemen Pekerjaan

Cara ini dilakukan jika suatu operasi membutuhkan waktu yang lebih singkat

daripada stasiun kerja lainnya. Operator tersebut dapat menangani lebih dari

satu operasi, menyusun sub-rakitan jika operasi ini dilakukan diluar lininya

atau membantu operasi lainnya, maupun bekerja pada lini yang lain.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

18

4. Perbaikan Operasi

Cara ini harus ditempuh melalui perbaikan metode kerja khususnya jika

terdapat operasi yang lebih lama dibandingkan yang lainnya dan memerlukan

waktu set-up yang lama. Studi gerakan akan selalu menghasilkan cara yang

lebih baik untuk melakukan pekerjaan dan akan mengurangi waktu kerja yang

dibutuhkan.

5. Perbaikan Peformansi operator

Pada umumnya operasi yang mengalami kemacetan (bottle-neck) dapat

diseimbangkan melalui penambahan latihan pada operator yang bersangkutan

atau pergantian operator dengan operator yang bekerja lebih cepat atau lebih

baik. Performansi keseimbangan lini produksi yang baik dapat diketahui

melalui efisiensi lini dan efisiensi stasiun kerja. Semakin tinggi efisiensinya

berarti performansi keseimbangan lini produksinya juga semakin baik.

6. Pengelompokan Operasi

Cara ini berusaha untuk mengelompokan beberapa operasi atau elemen kerja

hasil pembagian ke dalam grup-grup atau stasiun-stasiun kerja secara

seimbang, sehingga setiap grup memiliki waktu kerja yang sama panjang.

Pada umumnya, merencanakan suatu keseimbangan di dalam sebuah lintas

perakitan meliputi usaha yang bertujuan untuk mencapai suatu kapasitas

optimal, dimana tidak terjadi penghamburan fasilitas.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

19

Tujuan tersebut dapat tercapai bila :

1. Lintas perakitan bersifat seimbang, setiap stasiun kerja mendapat tugas yang

sama nilainya diukur dengan waktu.

2. Stasiun-stasiun kerja berjumlah minimum.

3. Jumlah waktu menganggur di setiap stasiun kerja sepanjang lintasan perakitan

minimum.

Dengan demikian kriteria yang umum digunakan dalam keseimbangan lintas

perakitan adalah;

• Minimum waktu menganggur

• Minimum keseimbangan waktu senggang

Juga ada pula yang menggunakan maksimum efisiensi, tetapi prinsipnya ketiga hal

tersebut sama. Waktu menganggur biasanya digunakan untuk menyatakan ukuran

ketidakseimbangan suatu lintasan produksi.

Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keseimbangan

lintasan perakitan tersebut didasarkan pada hubungan antara :

1. Kecepatan produksi

2. Operasi-operasi yang diperlukan dan urut-urutan kebergantungan (Sequence).

3. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap operasi (Work Elemen

Time).

4. Jumlah operator atau pekerja yang melakukan operasi tersebut.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

20

2.1.3 Metode Keseimbangan Lintasan Produksi [2, h. I-10]

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyeimbangkan

lintasan produksi. Secara umum terdapat 2 metode dasar yaitu :

A. Metode Analitik

Merupakan metode yang dapat menghasilkan solusi optimal, contoh : Branch

and Bound Analisis PERT (Kajian Penelitian Operasional).

B. Metode Heuristic

Heuristic berasal dari bahasa yunani yang berarti “menemukan”, metode

heuristik ini pertama kali digunakan oleh Simon and Newll untuk

menggambarkan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah dan

membuat keputusan. Model heuristik menggunakan aturan-aturan logis dalam

memecahkan masalah.

Inti dari pendekatan secara heuristik adalah untuk mengaplikasikan rutin

secara selektif yang mengurangi bentuk permasalahan. Sebagai contoh,

masalah produksi yaitu line balancing, dapat dipecahkan dengan mengurangi

keseluruhan sistem menjadi rangkaian line balancing sederhana yang dapat

dipelajari secara analitis. Bentuk lain dari pengurangan adalah digunakan pada

aturan yang relatif sederhana yaitu diterapkan secara berulang sampai semua

hasil keputusan telah dibuat.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

21

Metode heuristik tidak menjamin hasil yang optimal, tetapi model ini

dirancang untuk menghasilkan strategi yang relatif lebih baik dengan mengacu pada

pembatas-pembatas tertentu. Model heuristik ini banyak dipakai dalam masalah line

balancing. Kriteria pokok pendekatan metode ini ialah :

• pemecahan yang lebih baik dan lebih cepat

• lebih murah daripada metode lainnya

• usaha yang dikeluarkan relatif kecil

2.1.4 Analisis PERT dan CPM

Metode PERT( Preview evaluation and review technique ) adalah metode

yang paling terkenal dan digunakan secara meluas dalam perencanaan, penjadwalan,

dan pengawasan complex, khususnya berhubungan erat pada permasalahan

keseimbangan lini produksi ( line balancing ) dalam manufacturing maupun proyek –

proyek yang lebih complex yang memerlukan kegiatan tertentu yang harus

dijalankan dalam urutan – urutan tertentu dan kegiatan – kegiatan itu mungkin

tergantung pada kegiatan – kegiatan lain.

Analisa jaringan kerja (network) dalam PERT ini sangat menolong dalam :

• Perencanaan suatu proyek yang kompleks

• Schedulling pekerjaan – pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang

praktis dan efisien.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

22

• Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang

tersedia.

• Scheduling ulangan untuk mengatasi hambatan – hambatan dan

keterlambatan

• Menentukan probabilitas penyelesaian suatu proyek tertentu.[ T. Hani

handoko, 1985]

Gambar 2.1 Gambar skema langkah pembuatan PERT dan CPM

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

23

Berikut enam langkah pada PERT dan CPM:

• Temukan proyek dan semua aktivitas(task) yang signifikan

• Kembangkanlah hubungan – hubungan selama aktivitas berlangsung

dan tentukanlah aktivitas – aktivitas mana yang bergantung pada

aktivitas – aktivitas lainnya.

• Gambarkanlah jaringan yang menghubungkan semua aktivitas.

• Hitunglah jalur waktu terpanjang melalui jaringan tersebut dan ini

disebut sebagai jalur kritis.

• Gunakan jaringan tersebut untuk menolong perencanaan, penjadwalan,

dan pengawasan untuk proyek. (Bary Render; h.520)

Metodologi dan komponen – komponen PERT mempunyai pengertian –

pengertian standar, yang dapat diuraikan sbb;

a. Kegiatan(activity), yaitu bagian dari keseluruhan pekerjaan yang

dilaksanakan, kegiatan tersebut mengkonsumsi waktu dan sumber daya serta

mempunyai waktu mulai dan waktu berakhirnya.

b. Peristiwa(event), menandai permulaan dan akhir suatu kegiatan.Biasanya

peristiwa digambarkan dengan suatu lingkaran atau “nodes” dan juga diberi

nomor dengan urutan nomor – nomor lebih kecil bagi peristiwa peristiwa yang

mendahuluinya.

c. Waktu kegiatan(activity time), PERT menggunakan tiga estimasi waktu

penyelesaian suatu kegiatan..Estimasi ini diperoleh dari orang orang yang

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

24

mempunyai kemampuan tentang pekerjaannnya, dalam hal ini baik operator

dan supervisor sendiri. Ketiga estimasi waktu tersebut didasarkan pada

distribusi probabilitas, dimana estimasi waktu aktivitas tersebut adalah :

• Waktu optimistic (a) : waktu kegiatan bila semuanya berjalan dengan baik

tanpa hambatan – hambatan atau penundaan – penundaan.

• Waktu realistic (m) : waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu kegiatan

dilaksanakan dalam kondisi normal, dengan penundaan penundaan

tertentu yang dapat diterima.

• Waktu pesimistik (b) : waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau

penundaan lebih dari semestinya.(Bary Render ; h.524)

PERT sering mengasumsikan ketiga estimasi tersebut melalui distribusi

probabilitas beta, distribusi continuos ini memberikan perkiraan untuk mendapatkan

waktu kegiatan yang diharapkan ( expected time ) dengan rumus :

64 bmat ++

=

Penentuan jalur kritis dengan metode algoritma

Jalur krtis merupakan waktu terpanjang yang digambarkan melalui rute

jaringan yang disebut predeceessor. Untuk menemukan jalur kritis, kita

membutuhkan gambaran kuantitas untuk masing – masing aktivitas didalam sebuah

jaringan.Jalur kritis dapat ditentukan melalui identifikasi peristiwa – peristiwa yang

dihubungkan oleh kegiatan – kegiatan dengan waktu longgar nol dimana kegiatan –

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

25

kegiatan dan peristiwa – peristiwa ini dihubungkan secra berurutan untuk membentuk

jalur kritis.Ada dua metode dalam menentukan jalur kritis yaitu metode algprithma

EF dan metode algorithma LF :

• Earliest start time (ES) : adalah waktu paling awal (tercepat) suatu kegiatan

dapat dimulai, dengan memperhatikan waktu kegiatan yang diharapkan dan

persyaratan urutan pengerjaan.

• Latest start time (LS) : adalah waktu paling lambat untuk dapat memulai suatu

kegiatan tanpa penundaan keseluruhan proyek.

• Earliest finsh time : Adalah waktu paling awal suatu kegiatan dapat

diselesaikan, atau sama dengan ES + waktu kegiatan yang diharapkan.

• Latest finish time : Adalah waktu paling lambat untuk dapat menyelesaikan

suatu kegiatan tanpa penundaan penyelesaian proyek secara keseluruhan, atau

sama dengan LS + waktu kegiatan yang diharapkan.

Didalam gambar sebuah jaringan, kami menggambarkan waktu aktifitas (t) didalam

sebuah tanda, yang dapat dilihat dibawah ini :

Metode algorithma EF

Merupakan metode didalam menentukan waktu siklus terpanjang didalam

suatu proses produksi( jalur kritis ) dimana metode algorithma EF ini bergerak maju

sesuai dengan predecessor diagram, dimana dapat dirumuskan sebagai berikut ;

Earliest finish time = earliest start time + expected activity time

EF = ES + t

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

26

Langkah pertama kita mencari EF setiap aktivitas, sebagai berikut :

• Kita anggap bahwa proyek dimulai pada waktu 0, dan dengan peristiwa 1

memakan waktu 0, maka EF peristiwa 1 adalah 0

Gamabar 2.2 Contoh perhitungan metode algoritma EF

• Kegiatan 2 bisa dimulai setelah kegiatan 1 selesai, maka EF peristiwa 2 adalah

EF peristiwa 1 ditambah waktu kegiatan 2 (4 + 5 = 9), Bila kita sampai pada

peristiwa yang didahului oleh dua kegiatan atau lebih, seperti misalnya

peristiwa 7, maka kita ambil waktu paling lama (terpanjang) diantara

kegiatan kegiatan yang mendahului, contoh perhitunga EF peristiwa 7 ada dua

alternative yaitu EF kegiatan 5 ditambah waktu kegiatan 7(14.5 + 4 = 18.5)

atau EF kegiatan 6 ditambah waktu kegiatan 7(15+4 = 19), dan kita memilih

EF peristiwa 7 adalah 19

• Kita lakukan proses serupa untuk semua peristiwa sampai EF peristiwa

terakhir.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

27

Algorithma LF

Proses algorithma LF pada pokoknya sama dengan proses algorithma EF,

hanya kita akan bergerak mundur sesuai dengan predecessor diagramnya( atau

kebalikan dari algorithma EF ).Pertama kita tentukan dulu waktu penyelesaian proyek

yang paling lama(LF).

Gambar 2.3 Contoh perhitungan dengan metode algoritma LF

Penentuan LF setiap peristiwa dilakukan dengan proses yang sama seperti

algorithma EF pada contoh diatas, tetapi bergerak mundur.Sebagai contoh LF

peristiwa 1 adalah LF peristiwa 2 dikurangi waktu kegiatan 2 (9,.5 – 5 = 4,5), dan

seterusnya untuk peristiwa – peristiwa lain.Bila suatu peristiwa mendahului dua

kegiatan atau lebih, LF dipilih dari waktu yang paling pendek atau awal diantara

waktu kegiatan – kegiatan yang didahuluinya dal;am contoh LF peristiwa 7, kita pilih

waktu paling pendek yaitu 19

Latest start time = latest finish ime – activity time

LS = LF – t

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

28

Slack (waktu longgar )

“ Slack “ merupakan panjang waktu suatu kegiatan dapat ditunda mulainya

tanpa menunda proyek secara keseluruhan. Slack merupakan perbedaan waktu antara

“latest” dan “earliest”, atau selisih antara LS dan ES, atau antara EF dan LF.

Total slack untuk kegiatan – kegiatan pada jalur kritis biasanya selalu nol bila waktu

penyelesaian yang diinginkan sama dengan waktu penyelesaian paling awal yang

diharapkan.

Slack = LS-ES atau Slack = LF-EF

Gambar 2.4 Contoh perhitungan “slack”

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

29

Contohnya; aktivitas 4,6,7,9 and 10 tidak mempunyai waktu slack, ini berarti waktu

kegiatan mereka dapat ditunda tanpa mengakibatkan penundaan EF kegiatan

berikutnya didalam suatu proyek.Karena, aktivitas – aktivitas tersebut disebut

aktivitas kritis dan termasuk dalam jalur kritis.

Penentuan jalur kritis memungkinkan kita dapat mengetahui kegiatan –

kegiatan mana yang mempunyai slack, dan mengetahui slack untuk setiap kegiatan

kita dapat melakukan realokasi tenaga kerja atau dana yang optimal diantara macam –

macam kegiatan tersebut.

PERT/ Biaya [h.XIII-534 s/d h.XIII-541]

Meskipun PERT biasanya digunakan sebagai suatu peralatan untuk scheduling

waktu kegiatan – kegiatan yang diperlukan dalam proyek kompleks, PERT juga

memberikan kerangka dasar perencanaan dan pengendalian biaya.Bila suatu

perusahaan membuat rencana dan skedul kegiatan, maka harus juga memperkirakan

biaya untuk setiap kegiatan – kegiatan dari proyek agar berjalan secara bersama dan

hal ini biasanya disebut sebagai proses budgeting.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

30

4 langkah dalam menentukan proses budgeting ;

• Temukan semua biaya yang berhubungan dengan semua aktivitas, kemudian

tambahkan biaya – biaya ini bersama untuk mendapatkan estimasi biaya atau

budget dari masing – masing aktivitas.

• Jika kau menyesuaikan dengan sebuah proyek besar, beberapa aktivitas dapat

digabungkan masuk ke dalam paket pekerjaan yang lebih besar, ini

merupakan sebuah pengumpulan logis yang sederhana dari aktivitas.

• Rubahlah budget biaya per aktivitas menjadi biaya per periode waktu yang

dipakai, dengan mengasumsikan bahwa biaya lembur telah ternasuk kedalam

biaya aktivitas tersebut.

• Gunakan earliest dan latest start time , temukan biaya – biaya yang akan

dihabuskan selama masing –masing minggu atau bula untuk menyelesaikan

suatu proyek berdasarkan tanggal yang ditentukan.(Bary Render;1995)

PERT biaya dibangun atas dasar konsep CPM dan dikembangkan dalam tahun

1962.Tidak seperti PERT waktu, yang memusatkan pada pengukuran ketidakpastian

estimasi waktu kegiatan, PERT biaya menekankan usaha minimasi biaya proyek.

PERT biaya akan selalu dihadapkan pada “trade off” antara waktu dan biaya

(sumber daya),dimana dalam mengerjakan proyek lebih cepat dari waktu “normal”

biasanya memerlukan biaya yang lebih semakin besar dan semakin banyak waktu

yang ingin kita “hemat”, semakin besar pula biaya tambahan yang harus dibayar.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

31

Jadi masalah kita adalah mengintegrasikan waktu – waktu kegiatan dan biaya – biaya

dalam network dan menentukan “trade offs” yang optimal.

Dalam analisis PERT biaya , kita memerlukan informasi dari dua program

yang berbeda yaitu program, normal dan program percepatan(crash program) Waktu

yang dibutuhkan dalam untuk penyelesaian proyek dibawah program normal disebut

waktu normal, dan biaya yang terjadi disebut biaya normal. Sedangkan waktu

minimum yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan disebut waktu

percepatan ( crash time ) dan biaya yangberhubungan dengan waktu percepatan

disebut biaya percepatan ( crash cost ), untuk itu kita memerlukan tambahan

informasi tentang hubungan waktu dan biaya ( sumber daya) untuk menentukan “

trade off “ optimal antara waktu dan biaya.

4 langkah dalam menentukan percepatan proyek :

• Temukan jalur kritis normal dan identifikasi semua aktivitas kritis

• Hitunglah biaya percepatan per minggu( atau periode waktu lainnya) untuk

semua aktivitas didalam sebuah jaringan. Proses ini menggunakan rumus :

Biaya percepatan / periode waktu = tan

tanabiayaprceplwaktunorma

lbiayanormapabiayaperce−

• Pilihlah aktivitas pada jalur kritis dengan biaya percepatan terkecil per

minggu atau periode waktu lainnya. Percepatan aktivitas ini untuk

menemukan tingkat optimum yang mungkin berdasarkan deadline yang telah

dicapai.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

32

• Pastikanlah dengan pasti percepatan jalur kritis yang kau pilh masih berada

pada jalur kritis.Seringkali, sebuah pengurangan aktivitas waktu selama jalur

kritis dapat menyebabkan menjadi jalur non kritis atau ada jalur kritis

lainnya.Jika jalur kritis ini masih jalur terpanjang didalam sebuah jaringan,

kembali kelangkah 3.Jika tidak, temukan jalur kritis yang baru dan kembali ke

langkah 3.(Bary Render, h.540)

Analisis biaya total

Perhitungan untuk mencari modified crash program diatas hanya

mempertimbangkan biaya langsung (direct cost). Ada dua jenis biaya lainnya yang

harus diperhitungkan dalam pembuatan keputusan suatu masalah dengan PERT biaya

oleh manajer proyek yang rasional.Kedua jenis biaya tersebut adalah :

• Biaya tidak langsung ( indirect cost ) yaitu biaya- biaya overhead proyek,

termasuk biaya – biaya tetap yang naik dengan mundurnya waktu

penyelesaian proyek seperti sewa peralatan, gaji manajer, asuransi kekayaan,

biaya bunga, dan sebagainya.

• Biaya kegunaan(utility cost) atau “ opportunity cost “, yaitu biaya – biaya

yang berhubungan dengan waktu penyelesaian proyek yang berupa laba atau

keuntungan potensial yang bisa diperoleh seandainya proyek bisa diselesaikan

lebih cepat dan kerugian potensial seandainya terjadi penundaan.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

33

Contoh : bila proyek berupa pembangunan pabrik, biaya ini merupakan laba

potensial yang bisa diperoleh dengan pabrik dapat mulai berproduksi lebih awal.

• Biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya kegunaan kesemuanya

merupakan biaya total yang menentukan waktu penyelesaian proyek optimal.

(T.Hani Handoko ;1985)

Estimasi probabilitas waktu penyelesaian yang dijadwalkan [2.h XIII-530 – h

XIII-532]

Dalam keseluruhan proyek menggunakan metode PERT, analisa jalur kritis

dapat menolong kita dalam menentukan tingkat probabilitas waktu penyelesaian suatu

proyek.PERT menggunakan varians aktivitas jalur krtiis untuk menentukan total

varians didalam keseluruhan proyek.

Jika waktu aktivitas berdistribusi bebas, varians proyek dapat dihitung

berdasarkan penjumlahan varian aktivitas kritis, dengan rumus sebagai berikut :

Varians proyek = ∑ varians akivitas yang berada pada jalur kritis

Dimana varians aktivitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ;

Varians = 2

6⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ − ab

Seperti kita ketahui bahwa standar deviasi adalah akar kuadrat dari variance, sehingga

Standar deviasi proyek = proyekiansT var=σ

Jadi besarnya probabilitas melalui penggunaan rumusan variasi standar normal (Z)

adalah sebagai berikut :

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

34

Z = T

ED TTσ−

Dimana ;

DT = Waktu penyelesaian yang dijadwalkan atau ditargetkan

ET = Waktu penyelesaian yang diharapkan untuk keseluruhanb proyek

Tσ = standar deviasi untuk ET

2.1.5 Analisis PERT Dengan Bantuan Software Microsoft project untuk

pemecahan masalah keseimbangan lini produksi[Microsoft.Corp ; 20003]

Microsoft project adalah salah satu software tentang project management

yang berjalan di atas platform Windows yang digunakan untuk perencanaan(plan),

penjadwalan(schedule), dan pengawasan proyek – proyek yang lebih kompleks yang

dalam hal ini terkait pada ketidakseimbangan lini produksi kasur pegas yang ada pada

PT.Dinamika Indonusa Prima dan menganalisa sistem produksi dari seluruh tipe

sistem yang ada pada lini perakitan tersebut. Microsoft project menyediakan

kombinasi yang sempurna yaitu kemudahan pemakaian, fleksibilitas dan kemampuan

yang baik untuk menggambarkan berbagai waktu siklus pengerjaan dari masing –

masing operasi yang terdapat pada lini perakitan yang digambarkan secara jelas pada

sebuah peta yang biasa disebut sebagai “Gant chart”.Selain itu Microsoft project

juga memusatkan pada permasalahan utilitas sumber daya (resources) baik itu

material maupun pekerja, kapasitas produksi,tingkat produktivitas dan tingkat

persediaan. Namun tidak tertutup kemungkinan penggunaan Microsoft project dapat

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

35

juga digunakan pada industri jasa dengan melakukan penyesuaian terhadap elemen-

elemen yang tersedia dalam microsoft project ini.

Dengan memodelkan suatu elemen yang penting dari suatu sistem produksi

seperti utilitas sumber daya, kapasitas produksi, dan penjadwalan produksi, kita dapat

menghasilkan solusi baik itu dari segi waktu dan biaya terhadap permasalahan

keseimbangan lini produksi.serta permasalahan – permasalahan proyek yang lebih

complex.Microsoft project ini dilengkapi dengan menu –menu seperti

file,edit,view,insert,tools,format,project,dan sebagainya.

Menu ini terdiri dari beberapa menu lagi yang dipilih melalui menu – menu

tersebutAdapun fungsi dari menu – menu yang umum digunakan dalam pembuatan

analisis PERT pada Microsoft project ini sebagai berikut:

• File

Menu file ini sering digunakan untuk membuka lembar kerja yang baru

pada Microsoft project(new),dapat membuka file-file yang telah kita buat

sebelunya pada micrrosoft project(open)menyimpan file(save), dan

melihat file – file yang telah kita buat sebelum kita mencetak hasil

tersebut melalui printer(preview).

• Edit

Menu edit disini sering digunakan ketika kita ingin memotong(cut cell)

dan mengcopy (copy cell) task – task yang ada pada lini perakitan

tersebut.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

36

• View

Menu view ini paling banyak digunakan didalam analisis PERT pada

Microsoft project.Menu ini digunakan pada saat kita ingin memilih

tampilan hasil proses yang kita kerjakan, misalnya calendar kerja, gant

chart, resource sheet(lembar kerja),resource graph(graphic),table yang

berisi (pekerja ,material,jadwal(schedule),biaya(cost),variance,dll.),dan

toolbar yang didalamnya terdapat tools – tools yang mendukung

penggunaan Microsoft project secara keseluruhan.

• Format

Menu ini digunakan dalam hal pengaturan tulisan (font) maupun

properties garis yang akan digunakan(bar),pengaturan skala waktu(time

scale),pengaturan “gant chart”(gant chart wizard), dan layout untuk

menentukan bentuk link yang digunakan dalam menghubungkan operasi –

operasi yang ada pada “gant chart”.

• Insert

Menu ini berfungsi untuk memasukkan operasi baru,kolom,project

baru,dan object yang berupa gambar tetapi menu ini jarang sekali

digunakan dalam penggunaan Microsoft project sendiri khususnya untuk

analisis PERT.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

37

• Tools

Menu ini juga banyak digunakan dalam penggunaan Microsoft project dan

berfungsi dalam pengaturan (option) pada saat kita menggunakan

Microsoft project ini,serta perubahan waktu kerja(change work

time),penentuan level resource(sumber daya),customize,penentuan

tracking seperti penambahan update task,dll.

• Project

Menu ini digunakan dalam penentuan task- task yang akan diperlihatkan

dalam bentuk (critical task,milestone,completed task,task range, maupun

all task), pengelompokkan group dalam bentuk (critical,milestone,

completed and incompleted task,constrain type, priority,dll) serta

menghubungkan (link) terhadap project – project lainya.

• Help

Menu ini digunakan pada saat kita ingin mengetahui technical support

serta petunjuk – petunjuk dalam penggunaan Microsoft project ini sendiri.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

38

2.2 Kerangka Pemikiran

Permasalahan keseimbangan lini produksi (Line balancing) memang sering

terjadi hampir disetiap pabrik, mulai dari pabrik berskala kecil maupun pabrik yang

sudah berskala besar(mass production) baik itu yang bergerak dibidang jasa maupun

manufaktur(assembling). Permasalahan keseimbangan lini produksi memang tidak

dapat dihindari pada setiap proses produksi khususnya pada bidang manufaktur

(assembling) dan terlihat sekilas hanya berupa jadwal (schedule) dari bagian – bagian

proses operasi produksi, padahal permasalahan inilah yang sangat menentukan

kelangsungan pabrik itu untuk masa yang akan datang.

Keseimbangan lini produksi suatu pabrik tentu akan memberikan peran serta

kontribusi besar didalam menjalankan suatu roda ekonomi suatu pabrik, dalam hal ini

PT. Dinamika Indonusa Prima, karena bila keseimbangan salah satu lini produksi

suatu pabrik terganggu tentunya sangat berhubungan dan mempengaruhi produktifitas

lini – lini produksi yang lainnya dan akan menimbulkan ketidakefisienan dari proses

produksi serta hasil (output) yang akan dihasilkan oleh pabrik tersebut.

Untuk itu permasalahan keseimbangan lini produksi ini harus ditanggapi

dengan serius oleh pihak perusahaan dalam menemukan penyelesaian permasalahan

dari keseimbangan lini ( line balancing ), mulai dari perencanaan (plan),jadwal

(schedule),sampai pada pengawasan serta pengontrolan yang lebih kompleks terhadap

proses operasi(kegiatan) produksi didalam suatu lini perakitan produksi tersebut serta

factor – factor (variable) yang menimbulkan permasalahan tersebut.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2006-2-01056-TI-bab 2.pdf · 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan pustaka 2.1.1 Line Balancing

39

Semua itu dilakukan mengingat tingginya total biaya produksi(cost

production) yang akan ditimbulkannya yang berpengaruh sangat besar bagi

keuntungan pabrik tersebut dimasa sekarang beserta perkembangannya untuk masa

yang akan datang didalam melakukan sistem optimalisasi serta peningkatan

produktivitas (kinerja) dalam proses produksi PT. Dinamika Indonusa Prima.