bab 2 landasan teorithesis.binus.ac.id/doc/bab2/2007-3-00403-ti-bab 2-1.pdf · 2008-08-13 ·...

24
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu kerja Pengukuran waktu kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Berikut adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi Gerak dan Waktu, 1995, P169) 2.1.1 Pengukuran Waktu Kerja Secara Langsung Pengukuran waktu kerja secara langsung merupakan pengukuran waktu kerja yang dilakukan secara langsung yaitu ditempat pengamatan pekerjaan yang diamati. (Sritomo, 1995, P170) Pada pengukuran kerja langsung dimana setiap aktivitas yang dilakukan sesuai dengan lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Pengukuran ini dapat dengan mengunakan jam henti (stopwatch time study) atau dengan mengunakan sampling kerja (work sampling). Disini waktu yang dihasilkan tentu saja akan menghasilkan sebuah data yang tentunya dapat dimanfaatkan untuk operasi kerja lainnya. Hal ini tentunya dipertimbangkan sebagai langkah yang tidak efisien, karena bagaimanapun berbagai macam pekerjaan / operasi akan memiliki elemen-

Upload: vodang

Post on 13-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengukuran Waktu kerja

Pengukuran waktu kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara

kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Berikut

adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

Gerak dan Waktu, 1995, P169)

2.1.1 Pengukuran Waktu Kerja Secara Langsung

Pengukuran waktu kerja secara langsung merupakan pengukuran

waktu kerja yang dilakukan secara langsung yaitu ditempat pengamatan

pekerjaan yang diamati. (Sritomo, 1995, P170)

Pada pengukuran kerja langsung dimana setiap aktivitas yang

dilakukan sesuai dengan lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan. Pengukuran ini dapat dengan mengunakan jam henti

(stopwatch time study) atau dengan mengunakan sampling kerja (work

sampling). Disini waktu yang dihasilkan tentu saja akan menghasilkan sebuah

data yang tentunya dapat dimanfaatkan untuk operasi kerja lainnya. Hal ini

tentunya dipertimbangkan sebagai langkah yang tidak efisien, karena

bagaimanapun berbagai macam pekerjaan / operasi akan memiliki elemen-

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

9

elemen kerja yang tidak sama. Berikut dibawah ini akan dibahas secara

singkat kedua metode pengukuran waktu kerja secara langsung ini.

2.1.1.1 Pengukuran waktu kerja dengan jam henti (Stop Watch)

Metode ini dilakukan untuk pekerjaan yang berlangsung

singkat dan berulang-ulang (repetitive) dimana pengukurannya

dilakukan dengan alat ukur yang disebut jam henti atau stop watch.

(Studi gerak dan waktu, 1995, P171)

Pengukuran kerja ini pertama kali diperkenalkan oleh Federick

W. Taylor pada abad ke 19. Dari hasil pengukuran yang dilakukan

dengan metode ini maka akan diperoleh waktu baku yang diperlukan

untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan, dan dapat juga digunakan

sebagai satu standar waktu untuk pekerja lain yang menyelesaikan

pekerjaan yang sama. (Studi gerak dan waktu, 1995, P171)

Aktivitas pengukuran kerja dengan jam henti ini umumnya

diaplikasikan pada industri manufaktur yang memiliki karakteristik

kerja yang berulang-ulang, terspesifikasi jelas, dan menghasilkan

output yang relatif sama. Meskipun demikian aktivitas ini bisa juga

diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan non-manufakturing seperti

yang bisa ditemui dalam aktivitas kantor gudang atau jasa pelayanan

lainnya asalkan memiliki kriteria-kriteria seperti :

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

10

Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan secara repetitive dan

uniform.

Isi / macam pekerjaan itu harus homogen.

Hasil kerja (output) harus dapat dihitung secara kuantitatif baik

secara keseluruhan ataupun untuk tiap-tiap elemen kerja yang

berlangsung.

Pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur

sifatnya sehingga akan memadai untuk diukur dan dihitung

waktu bakunya.

Pengukuran kerja dengan jam henti ini merupakan cara

pengukuran yang obyektif karena disini waktu ditetapkan

berdasarkan fakta yang terjadi dan tidak hanya sekedar diestimasi

secara subyektif. Disini juga akan berlaku asumsi-asumsi dasar

sebagai berikut :

Metode dan fasilitas untuk menyelesaikan pekerjaan harus sama

dan dibakukan terlebih dahulu sebelum kita mengaplikasikan

waktu baku ini untuk pekerjaan yang serupa.

Operator harus memahami benar prosedur dan metode

pelaksanaan kerja sebelum dilakukan pengukuran kerja.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

11

Operator-operator yang akan dibebani dengan waktu baku ini

diasumsikan memiliki tingkat ketrampilan dan kemampuan yang

sama dan sesuai untuk pekerjaan tersebut. Untuk ini persyaratan

mutlak pada waktu memilih operator yang akan dianalisa waktu

kerjanya benar-benar memiliki tingkat kemampuan yang rata-rata.

Kondisi lingkungan fisik pekerjaan juga relative tidak jauh

berbeda dengan kondisi fisik pada saat pengukuran kerja

dilakukan.

Performance kerja mampu dikendalikan pada tingkat yang sesuai

dengan seluruh periode kerja yang ada.

2.1.1.2 Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Sampling

Kerja (Work Sampling)

Pengukuran ini dilakukan dengan mengadakan sejumlah besar

pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, operator, maupun

proses. Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh LHC Tippett

dalam aktivitas penelitian industri tekstil. Secara umum metode ini

dapat digunakan untuk mengukur ratio delay, menetapkan

performance level, dan menentukan waktu baku suatu proses atau

operasi. ( Sritomo ,1995, P207 )

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

12

2.1.2 Pengukuran Waktu Kerja Secara Tidak langsung

Pengukuran kerja tidak langsung adalah penetapan waktu baku suatu

pekerjaan yang dapat dilakukan meskipun pekerjaan itu sendiri belum

dilaksanakan. Sehingga di sini kita dapat memperkirakan berapa lama waktu

yang dibutuhkan oleh pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dan

aktivitas yang dilakukan hanya dengan melakukan perhitungan waktu kerja

dengan membaca tabel-tabel waktu yang tersedia hanya dengan mengetahui

urutan-urutan pekerjaan yang ada, cara ini bisa dilakukan dalam aktivitas data

waktu baku (standard data) dan data waktu gerakan (predetermined time

system).( Studi Gerak dan Waktu, 1995, P232 ). Berikut ini akan dijelaskan

beberapa macam metode yang dapat digunakan dalam pengukuran waktu

kerja secara tidak langsung.

2.1.2.1 Pengukuran Waktu Kerja Dengan Sistem Faktor Kerja

(Work Factor System)

Sistem Faktor kerja merupakan salah satu sistem dari

Predetermined Time System yang paling awal dan sering digunakan.

Sistem pengukuran ini menggunakan data waktu gerakan yang telah

ditetapkan. (Studi Gerak dan Waktu, 1995, P245)

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

13

Berikut ini adalah hal-hal yang penting dalam sistem faktor kerja.

A. Variabel Utama dari Sistem Faktor Kerja

Ada empat variable utama yang akan mempengaruhi waktu

untuk melaksanakan gerakan-gerakan kerja secara manual, yaitu :

Anggota tubuh yang digunakan

1. Jari atau telapak tangan

2. Lengan (Arm)

3. Putaran Lengan ( Forearm swiveal )

4. Badan Bagian Atas ( Trunk )

5. Telapak Kaki ( Foot )

6. Kaki ( Leg )

Jarak yang harus ditempuh

Yang dimaksud dengan jarak disini adalah jarak lurus antar

titik dimulainya gerakan sampai saat gerakan tersebut berhenti.

Kontrol manual yang Diperlukan

Kontrol manual terhadap suatu gerakan akan mempengaruhi

lamanya gerakan tersebut terjadi. Semakin besar kontrol

manual diperlukan, maka semakin besar pula waktu yang

dibutuhkan.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

14

Besarnya kontrol manual ditentukan oleh beberapa faktor

dibawah ini.

1.Keadaan Perhentian yang Pasti ( Definite Stop )

Jika letak perhentian suatu gerakan merupakan tempat yang

pasti maka perhentian ini disebut Definite Stop.

2.Pengarahan ( Steering )

Jika letak perhentian suatu gerakan merupakan tempat yang

pasti, maka perhentian ini memerlukan pengarahan.

Pengarahan sering terjadi secara bersamaan dengan

perhentian yang pasti.

3.Kehati-hatian ( Precaution )

Gerakan yang pengerjaannya memerlukan kehati-hatian

misalnya untuk menghindari atau kontrol lain maka kehati-

hatian ada terkandung didalamnya.

4.Perubahan Arah Gerak ( Change Direction )

Perubahan arah gerak adalah faktor yang tersangkut apabila

didalam suatu gerakan terjadi perubahan arah yang cukup

signifikan.

Berat atau tahanan

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

15

B. Tabel Data Waktu Gerakan Untuk Faktor Kerja (The

Work Factor Motion Time Table)

Data waktu gerakan menurut faktor kerja dapat dilihat dalam

tabel. Tabel waktu gerakan faktor kerja mencantumkan waktu-waktu

gerakan menurut anggota badan yang menggerakkannya. Disini

faktor-faktor kerja yang tidak terkait tidak diperhatikan macamnya

melainkan ditinjau dari segi banyaknya. Jadi bukan faktor kerja

mana yang akan berpengaruh tapi berapa banyak faktor kerja yang

terkandung didalamnya. (Studi Gerak dan Waktu, 1995, P247)

Pada Work Factor System, suatu pekerjaan dibagi atas elemen-

elemen gerakan standar kerja seperti dibawah ini :

Transport atau Reach and Move ( TRP )

Grasp (GR)

Pre- Position ( PP )

Assemble ( ASY )

Use ( manual, process or machine time ) - ( US )

Disassemble ( DSY )

Mental Process ( MP )

Release ( RL )

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

16

Kemudian simbol-simbol ini akan dipergunakan untuk

menunjukkan anggota tubuh mana yang dipergunakan.

Berikut adalah tabel faktor – faktor kerja yang distandarkan.

Tabel 2.1 Anggota tubuh dan Faktor Kerja dalam Work Factor

Anggota tubuh Simbol Faktor kerja SimbolFinger F Weight of resistance WHand H Directional Control SArm A Steer S

ForeArm FS Care ( Precaution ) PTrunk T Change Direction UFoot FT Define Stop DLeg L

Head Turn HT

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

17

Dan berikut dibawah ini adalah table Work Factor Motion Time :

Tabel 2.2 Work Factor Motion time table

Distance Work Factor Distance Work FactorMoved Basic 1 2 3 4 Moved Basic 1 2 3 4

(A) Arm - Measured at knucles (L) Leg - Measured at ankle1" 18 26 34 40 46 1" 21 30 39 46 532" 20 29 37 44 50 2" 23 33 42 51 583" 22 32 41 50 57 3" 26 37 48 57 654" 26 38 48 58 66 4" 30 43 55 66 765" 29 43 55 65 75 5" 34 49 63 75 86

6" 32 47 60 72 83 6" 37 54 69 83 957" 35 51 65 78 90 7" 40 59 75 90 1038" 38 54 70 84 96 8" 43 63 80 96 1109" 40 58 74 89 102 9" 46 66 85 102 117

10" 42 61 78 93 107 10" 48 70 89 107 123

11" 44 63 81 98 112 11" 50 72 94 112 12912" 46 65 85 102 117 12" 52 75 97 117 13413" 47 67 88 105 121 13" 54 77 101 121 13914" 49 69 90 109 125 14" 56 80 103 125 14415" 51 71 92 113 129 15" 58 82 106 130 149

16" 52 73 94 115 133 16" 60 84 108 133 15317" 54 75 96 118 137 17" 62 86 111 135 15818" 55 76 98 120 140 18" 63 88 113 137 16119" 56 78 100 122 142 19" 65 90 115 140 16420" 58 80 102 124 144 20" 67 92 117 142 166

22" 61 83 106 128 148 22" 70 96 121 147 17124" 63 86 109 131 152 24" 73 99 126 121 17526" 66 90 113 135 156 26" 75 103 130 122 17628' 68 93 116 139 159 28' 78 107 134 126 18330" 70 96 119 142 163 30" 81 110 137 130 187

35" 76 103 128 151 171 35" 87 118 147 143 19740" 81 109 35 159 179 40" 93 126 155 182 206

weight 2 7 13 20 UP weight 8 42 UP - -Male in 1 3,5 6,5 10 UP Male in 4 21 UP - -

Lbs Fem. Lbs Fem.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

18

Tabel 2.2 Work Factor Motion time table ( Lanjutan )

1" 26 38 49 58 67 1" 16 23 29 35 402" 29 42 53 64 73 2" 17 25 32 38 443" 32 47 60 72 82 3" 19 28 36 43 494" 38 55 70 84 96 4" 23 33 42 50 585" 43 62 79 95 109

Weight Male 2/3 2 1/2 4 UP -6" 47 68 87 105 120 in Lbs. Fem 1/3 2 1/4 4 UP -7" 51 74 95 114 1308" 54 79 101 121 1399" 58 84 107 128 147 1" 20 29 37 44 51

10" 61 86 113 135 155 2" 22 32 40 48 553" 24 35 45 55 63

11" 63 91 118 141 162 4" 29 41 53 64 7312" 66 94 123 147 169 Weight Male 5 22 UP - -13" 68 97 127 153 175 in Lbs. Fem 2 1/2 11 UP - -14" 71 100 130 158 18215" 73 103 133 163 188

45 17 22 28 32 3716" 75 105 136 167 193 90 23 30 37 43 4917" 78 108 139 170 199 135 28 36 44 52 5818" 80 111 142 173 203 180 31 40 49 57 6519" 82 113 145 176 20620" 84 116 148 179 209

Weight Male 11 58 UP - - Torque Male 3 13 UP - -in Lbs. Fem 51/2 29 UP - - Lbs.Ind.Fem 1 1/2 6 1/2 UP - -

(FS) ForeArm Swivel-Measured at knuckles

(FT) Foot-Measured at Toe

(T) Trunk- Measured at shoulder (F,H) Finger Hand-Measured at Finger Tip

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

19

2.1.2.2 Pengukuran Waktu kerja dengan Menggunakan Metode

Pengukuran Waktu ( Methods-Time Measurement )

MTM adalah suatu sistem penetapan awal waktu baku

(predetermined time standard) yang dikembangkan berdasarkan studi

gambar gerakan – gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang

direkam dalam film. ( Studi Gerak dan Waktu, 1995, P251 )

Pengukuran waktu dengan metode MTM ini dilakukan

dengan cara membagi gerakan-gerakan kerja atas elemen-elemen

gerakan menjangkau (reach), mengangkut (move), memutar (turn),

memegang (grasp) , mengarahkan (position), melepas (release),

melepas rakit (dis-assemble), gerakan mata (eye movement), dan

gerakan anggota badan lainnya. Elemen – elemen gerakan itu sendiri

akan ditentukan berdasarkan kelas-kelas yang sesuai dengan kondisi

pada saat operator bekerja atau melakukan gerakan. ( Studi Gerak dan

Waktu, 1995, P251 )

Gerakan - gerakan dasar pada pengukuran waktu dengan MTM

Menjangkau (Reach)

Menjangkau adalah elemen gerakan dasar yang digunakan bila

maksud utama gerakan adalah untuk memindahkan tangan atau jari

ke suatu tempat tujuan tertentu.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

20

Waktu yang dibutuhkan untuk gerakan menjangkau ini bervariasi

dan tergantung pada faktor-faktor seperti keadaan / kondisi tujuan,

panjang gerakan dan macam gerak jangkauan yang dilakukan.

Disini ada lima macam kelas menjangkau yang mana waktu untuk

melaksanakan masing-masing gerakan menjangkau tersebut akan

dipengaruhi oleh keadaan obyek yang akan dijangkau. Ke lima

kelas itu adalah :

Menjangkau kelas A : Adalah gerakan menjangkau ke arah suatu

tempat yang pasti, atau ke suatu obyek di

tangan lain.

Menjangkau kelas B : Adalah gerakan menjangkau ke arah suatu

sasaran yang tempatnya berada pada jarak ”

kira-kira” tapi tertentu dan diketahui

lokasinya.

Menjangkau kelas C : Adalah gerakan menjangkau ke arah suatu

obyek yang bercampur aduk dengan banyak

obyek lain.

Menjangkau kelas D : Adalah gerakan menjangkau ke arah suatu

obyek yang kecil sehingga diperlukan suatu

alat pemegang khusus.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

21

Menjangkau kelas E : Adalah gerakan menjangkau ke arah suatu

sasaran yang tempatnya tidak pasti.

Mengangkut (Move)

Mengangkut adalah elemen gerakan dasar yang dilaksanakan

dengan maksud utama untuk membawa suatu objek dari satu

lokasi ke lokasi tujuan tertentu. Disini ada tiga kelas mengangkut,

yaitu :

Mengangkut kelas A : Adalah bila gerakan mengangkut

merupakan pemindahan obyek dari

satu tangan ketangan yang lain atau

berhenti karena suatu sebab.

Mengangkut kelas B : Adalah bila gerakan mengangkut

merupakan pemindahan obyek ke

suatu sasaran yang letaknya tidak

pasti atau mendekati.

Mengangkut kelas C : Adalah bila gerakan mengangkut

merupakan pemindahan obyek ke

suatu sasaran yang letaknya sudah

tetap atau tertentu.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

22

Memutar (Turn)

Memutar adalah gerakan yang dilakukan untuk memutar tangan

baik dalam keadaan kosong atau membawa beban beban. Gerakan

disini berputar pada tangan, pergelangan, dan lengan sepanjang

sumbu lengan tangan yang ada. Waktu dibutuhkan untuk memutar

akan tergantung pada dua variabel yaitu derajat putaran dan faktor

berat yang harus dipikul.

Menekan (Apply Pressure)

Siklus waktu penuh komponen gerakan berkaitan dengan gerakan-

gerakan lainnya.

Memegang (Grasp)

Memegang adalah elemen gerakan dasar yang dilakukan dengan

tujuan utama untuk menguasai / mengontrol sebuah atau beberapa

obyek baik dengan jari-jari maupun tangan untuk memungkinkan

melaksanakan gerakan dasar berikutnya. Diantara hal-hal yang

mempengaruhinya lamanya gerakan ini adalah mudah / sulitnya

obyek dipegang, bercampur tidaknya obyek dengan obyek lain,

bentuk obyek dan lain-lain.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

23

Mengarahkan (Position)

Mengarahkan adalah elemen gerakan dasar yang dilaksanakan

untuk menggabungkan, mengarahkan, atau memasangkan satu

obyek dengan obyek lainnya. Gerakan yang ada disini cukup

sederhana sehingga tidak diklasifikasikan seperti elemen-elemen

gerakan dasar yang lain. Waktu untuk gerakan mengarahkan

dipengaruhi oleh derajat kesesuaian, bentuk simetris, dan

kemudahan untuk ditangani (handling).

Melepas (Release)

Melepas adalah elemen gerakan dasar untuk membebaskan kontrol

atas suatu obyek oleh jari atau tangan. Ada dua klasifikasi gerakan

melepas ialah gerakan melepas normal (normal release) yaitu

secara sederhana jari-jari tangan bergerak membuka dan yang

kedua adalah gerakan melepas sentuhan (contact release) yaitu

dimulai dan diselesaikan penuh sesaat elemen gerakan

menjangkau (reach) dimulai tanpa ada waktu idle sesaat pun.

Biasanya gerakan melepas tidak membutuhkan waktu untuk

melaksanakannya terkecuali bila gerakannya terpisah dengan

gerakan lainnya.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

24

Melepas Rakit (Disassemble atau Disengage)

Lepas rakit adalah elemen gerakan dasar yang digunakan untuk

memisahkan kontak antara satu obyek dengan obyek lainnya. Hal

ini termasuk gerakan memaksa yang dipengaruhi oleh mudah atau

tidaknya pada saat gerak lepas rakit dilaksanakan oleh mudah

atau tidaknya obyek dipegang. Waktu yang dibutuhkan untuk

gerakan lepas rakit akan dipengaruhi oleh tiga variable seperti

tingkat hubungan / sambungan dari obyek-obyek yang akan

dipisahkan , kemudian didalam proses handling, faktor kehati-

hatian yang perlu dipertimbangkan.

Gerakan Mata (Eye Times)

Pada bagian besar aktivitas kerja, waktu yang dibutuhkan untuk

menggerakkan dan memfokuskan mata bukanlah merupakan

faktor-faktor yang menghambat sehingga konsekuensinya hal ini

ini tidak akan mempengaruhi waktu untuk melaksanakan operasi

kerja itu sendiri, terkecuali gerakan-gerakan mata yaitu eye focus

time dan eye travel time. Eye focus time akan memerlukan waktu

untuk melakukan gerakan focus pada suatu obyek pada suatu

obyek dan melihatnya untuk waktu yang cukup lama guna

menentukan karakteristik-karakteristik dari obyek tersebut

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

25

Selanjutnya eye travel time ( gerak perpindahan mata )

dipengaruhi oleh jarak diantara obyek-obyek yang harus dilihat

dengan jalan menggerakan mata.

Gerakan Anggota Badan, kaki, dan telapak kaki (Body, Leg, Foot)

Gerakan-gerakan anggota badan lainnya adalah gerakan kaki,

telapak kaki, serta bagian-bagian tubuh lainnya seperti lutut,

pinggang dan lainnya.

Berikut ini adalah tabel-tabel data untuk aplikasi MTM :

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

26

Tabel 2.3 Data Aplikasi MTM

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

27

Tabel 2.3 Data Aplikasi MTM (Lanjutan)

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

28

Tabel 2.3 Data Aplikasi MTM (Lanjutan)

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

29

2.1.3 Kelonggaran ( Allowance )

Penyesuaian dan kelonggaran diperlukan dalam menentukan waktu

kerja karena dalam pekerjaan sering terjadi ketidak wajaran kerja yang

ditujukan operator. (Sutaklaksana, 1979, P138)

- Penyesuaian dilakukan dengan mengalihkan waktu siklus rata-rata atau

waktu elemen rata-rata dengan suatu harga p yang disebut faktor

penyesuaian. Tujuan dari penyesuaian adalah menormalkan waktu proses

operasi agar waktu penyelesaian proses operasi tidak terlalu singkat atau

tidak terlalu panjang. Terdapat 3 bahasan dalam penyesuaian :

o P > 1 jika pengukur menganggap bahwa pekerja bekerja terlalu

cepat (diatas normal).

o P = 1 jika pengukur menganggap pekerja bekerja normal.

o P < 1 jika pengukur menganggap bahwa pekerja bekerja terlalu

lambat (dibawah normal)

Metode yang sering digunakan untuk menentukan faktor kelonggaran

adalah metode Westinghouse. Kriteria penilaian akan faktor penyesuaian

dalam metode Washinghouse ditentukan oleh 4 faktor yaitu :

Keterampilan

Usaha

Konsistensi

Kondisi kerja

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

30

- Kelonggaran merupakan suatu faktor yang harus diberikan kepada

pekerja, karena seorang pekerja tidak mungkin bekerja sepanjang waktu

tanpa adanya beberapa interupsi untuk kebutuhan personalnya. Faktor

kelonggaran ini merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan agar

pekerja dapat optimal dalam performansi bekerja.

Kelonggaran yang diberikan mencakup dalam 3 hal yaitu :

Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi

Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi yang dimaksud dalam suatu

sistem kerja adalah hal-hal seperti ke kamar kecil, minum,

berbicara dan lain-lain.

Kelonggaran ini sangat dibutuhkan oleh pekerja untuk

mendukung kondisi tubuhnya, karena itu faktor kelonggaran

haruslah diperhatikan oleh perusahaan kepada pekerjanya agar

produktivitasnya dapat berlangsung dengan baik. Berdasarkan

hasil penelitian, ternyata besarnya kelonggaran bagi pekerja pria

berbeda dengan pekerja wanita. Misalnya, untuk pekerjaan ringan

pada kondisi kerja normal pria memerlukan 2 - 2.5% dan wanita

5%.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00403-TI-Bab 2-1.pdf · 2008-08-13 · adalah pengukuran-pengukuran yang terdapat didalam pengukuran waktu kerja. (Studi

31

Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique

Kelonggaran untuk rasa fatique sangatlah penting untuk

diperhatikan dalam suatu proses produksi, karena apabila rasa

kelelahan ini terus-menerus diforsir oleh pekerja, maka hasil atau

kualitas dari produk tidaklah baik. Jadi dalam suatu sistem kerja,

suatu laju produksi turut dipengaruhi oleh faktor kelonggaran dari

pekerja, karena apabila pekerja sudah mencapai titik kelelahan

maka ia akan memperlambat laju pekerjaannya.

Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak dapat

dihindarkan

Dalam melaksanakan pekerjaan, pekerja tidak akan lepas dari

berbagai ‘hambatan’. Beberapa contoh yang termasuk dalam

hambatan tak terhindarkan adalah menerima atau meminta

petunjuk pada pengawas, melakukan penyesuaian-penyesuaian

mesin, mengambil alat-alat khusus dari gudang, hambatan-

hambatan karena kesalahan pemakaian alat ataupun bahan.

Berikut ini adalah tabel-tabel yang dipergunakan dalam hal

kelonggaran dan penyesuaian.