bab 2 landasan teori 2.1 cns/atm -...

33
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM CNS/ATM merupakan kepanjangan dari Communication Navigation Surveillance/Air Traffic Management . CNS/ATM merupakan suatu sistem yang meliputi aktivitas komunikasi, navigasi serta pengawasan. Dalam pengoperasiannya menggunakan teknologi digital seperti satelit. 2.1.1 CNS Komunikasi pada CNS dapat menghubungkan antara user satu dan user lainnya. User disini merupakan end system di darat dan end system di pesawat terbang. Navigasi pada CNS berfungsi dalam memastikan bahwa pesawat terbang pada jalur yang benar sesuai dengan GNSS ( Global Navigation Satellite System) yang dikendalikan oleh ATC (Air Traffic Control). Sedangkan fungsi pengawasan pada CNS digunakan untuk mencari posisi pesawat terbang. Dalam penggunaannya dilakukan oleh ADS (Automatic Dependent Surveillance). ADS merupakan suatu fungsi pada pesawat yang digunakan untuk memberitahukan posisi pesawat secara vektor serta informasi lainnya. 2.1.2 ATM Air Traffic Management (ATM) adalah sistem yang mengatur semua lalu lintas pesawat di udara dan memastikan agar tiap pesawat dapat berada pada jalurnya masing-masing. Layanan yang ada pada ATM yaitu ATS ( Air

Upload: others

Post on 07-Sep-2019

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 CNS/ATM

CNS/ATM merupakan kepanjangan dari Communication Navigation

Surveillance/Air Traffic Management. CNS/ATM merupakan suatu sistem yang

meliputi aktivitas komunikasi, navigasi serta pengawasan. Dalam pengoperasiannya

menggunakan teknologi digital seperti satelit.

2.1.1 CNS

Komunikasi pada CNS dapat menghubungkan antara user satu dan user

lainnya. User disini merupakan end system di darat dan end system di pesawat

terbang. Navigasi pada CNS berfungsi dalam memastikan bahwa pesawat

terbang pada jalur yang benar sesuai dengan GNSS (Global Navigation

Satellite System) yang dikendalikan oleh ATC (Air Traffic Control). Sedangkan

fungsi pengawasan pada CNS digunakan untuk mencari posisi pesawat terbang.

Dalam penggunaannya dilakukan oleh ADS (Automatic Dependent

Surveillance). ADS merupakan suatu fungsi pada pesawat yang digunakan

untuk memberitahukan posisi pesawat secara vektor serta informasi lainnya.

2.1.2 ATM

Air Traffic Management (ATM) adalah sistem yang mengatur semua

lalu lintas pesawat di udara dan memastikan agar tiap pesawat dapat berada

pada jalurnya masing-masing. Layanan yang ada pada ATM yaitu ATS (Air

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

7

Traffic Service), ATFM (Air Traffic Flow Management), ASM (Air Space

Management) serta aspek-aspek yang berkaitan dengan ATM pada operasional

penerbangan (ICAO 2002). Dengan penggabungan CNS dapat meningkatkan

kemampuan ATM seperti : memberikan keamanan yang lebih, mengurangi

delay, mengurangi biaya penerbangan, mengurangi konsumsi bahan bakar dan

emisi pesawat, perancangan penerbangan yang lebih baik serta mengurangi

beban dari stasiun pengawas.

Gambar 2.1 Komunikasi AMS (ACARS) dan AFS (AFTN)

2.1.3 ACARS (Aircraft Communications Addressing and Reporting System)

Untuk mengurangi beban kerja dari awak penerbangan dan

meningkatkan integritas data yang penting dalam operasi penerbangan, maka

pada awal 1980 diperkenalkanlah sistem ACARS yang mendukung komunikasi

data antara pesawat dengan sistem yang ada di darat. Peralatan ACARS yang

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

8

terdapat di pesawat berupa alat yang disebut ACARS Management Unit (MU)

yang berfungsi mengirim dan menerima pesan digital dari darat menggunakan

frekuensi radio VHF dan CDU (Control Display Unit) untuk menampilkan data

tersebut agar dapat dibaca oleh crew pesawat. MU ini diintegrasikan dengan

FMS (Flight Management Systems) sehingga data-data penerbangan seperti

rencana penerbangan dan informasi cuaca dapat langsung dipantau dengan

interface FMS yang ada di kokpit pesawat.

Tipe-tipe pesan dalam ACARS :

- Air Traffic Control (ATC)

- Aeronautical Operational Control (AOC)

- Airline Administrative Control (AAC)

2.2 ATN

ATN menurut Signore & Girard (1998), merupakan suatu struktur

komunikasi internasional yang melengkapi komunikasi-komunikasi suara dan

menyediakan jasa lalu lintas udara dengan mengatur transfer data digital antara

pesawat terbang dan fasilitas pengendali lalu lintas udara.

Tujuan-tujuan dari ATN, seperti yang dirumuskan oleh FANS Information

Services Ltd (1999) adalah:

a. menyediakan suatu layanan komunikasi yang umum untuk semua komunikasi

pada layanan jasa lalu lintas udara (ATSC) serta aplikasi pada industri

penerbangan (AINSC) yang memerlukan berbagai tingkatan layanan

komunikasi data baik grond-ground maupun air-ground.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

9

b. mengintegrasikan jaringan komunikasi-komunikasi yang ada serta

infrastruktur komunikasi yang memungkinkan.

c. memberikan layanan komunikasi yang memuaskan terhadap kebutuhan

keamanan dan keselamatan, termasuk ketepatan waktu pengiriman data.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas, ATN dirancang dengan

kemampuan-kemampuan yang meliputi empat unsur-unsur yang utama ( Signore &

Girard 1998), antara lain :

a. kemampuan data transfer kepada satu pesawat terbang tanpa mengetahui

lokasi nya (yang dikenal sebagai mobilitas jaringan)

b. kemampuan untuk berkomunikasi secara bersamaan antara air-ground yang

telah diinstall pada suatu pesawat terbang

c. kemampuan untuk menghitung bandwith terendah dari komunikasi data air-

ground

d. standarisasi international untuk setiap layanan yang dibutuhkan pada aplikasi

ATS (yaitu., transport , session, presentasion,aplikasi).

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

10

Gambar 2.2 Model Umum ATN (Brown & Nakamura 2003)

Gambar di atas menunjukkan bagaimana hubungan air-ground (A/G) dan

ground-ground (G/G) diterapkan dalam sistem ATN. Dapat dilihat dimana ATN

mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke Air Traffic Control (ATC)

atau sebaliknya melalui subjaringan air-to-ground yang dihubungkan dengan router-

router ATN yang telah diinstall pada keduanya. Kemudian, pada saat perusahaan

penerbangan ingin mengirimkan pesan kepada pesawat terbang, pesan tersebut dapat

langsung diarahkan pertama kali kepada ATC melalui jaringan landasan (ground).

dengan kata lain, pesan dari pesawat terbang dapat juga disampaikan kepada

perusahaan penerbangan melalui jaringan landasan (ground) yang sama.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

11

2.2.1 Manfaat dari ATN

Jika membandingkan ATN dengan sistem komunikasi air-ground

yang digunakan saat ini, Terdapat beberapa keuntungan-keuntungan yang

diberikan oleh ATN, seperti:

a. mengurangi kemungkinan kesalahan dalam menafsir, melalui

komunikasi-komunikasi yang lebih jelas

b. mengurangi kesalahan dalam pemakaian gelombang radio

untuk komunikasi air-ground

c. mengurangi beban kerja dari awak pesawat dan personil ATM

lainnya dengan ketersediaan penyimpanan dan otomatisasi

pesan.

Sebagai tambahan dari keuntungan-keuntungan di atas, ATN juga

memiliki beberapa kelebihan teknis lainnya. Sesuai dengan CAMAL Part IV

(FANS Information Services Ltd 1999),antara lain :

a. Penggunaan infrastruktur yang sudah ada

ATN dibangun diatas jaringan yang sudah ada, sehingga tidak

perlu membangun suatu infrastruktur jaringan yang baru secara

total untuk ATN.

b. Ketersediaan yang tinggi

ATN menyediakan banyak jalur komunikasi, sehingga

penyampaian data dapat dipindah-pindah dengan menggunakan

beberapa jalur alternatif untuk menghindari resiko kegagalan

penyampaian data jika hanya dengan satu jalur.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

12

c. Memprioritaskan manajemen resource end-to-end

ATN merupakan sistem yang dilengkapi dengan manajemen

yang dapat mengatur komunikasi data pada jaringan. Ketika

jaringan tersendat, data prioritas rendah akan mengalami

penundaan sehingga data dengan prioritas yang lebih tinggi

dapat didahulukan. Begitulah cara ATN menyeimbangkan

beban lalu lintas data pada jalur-jalur komunikasi.

d. Skalabilitas

ATN menyediakan ruang yang besar, sehingga memberikan

jaminan terhadap pengembangan dan perluasan implementasi

pada masa yang akan datang.

2.2.2 Ruang lingkup ATN

Di lihat dari sisi teknis, sesuai dengan FANS Information Services Ltd

(1999), satu infrastruktur ATN terdiri dari beberapa sub-jaringan dan beberapa

router ATN sebagai Intermediate Systems (IS) dan End system (ES).

Gambar di bawah ini menggambarkan bagaimana komponen-komponen

saling berhubungan satu sama lain.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

13

Gambar 2.3 Komponen ATN (FANS Information Services Ltd 1999)

Setiap sub-jaringan pada dasarnya merupakan bagian dari ATN. Setiap

sub-jaringan berdiri sendiri dan bertugas sebagai alat yang di rancang untuk

melakukan transfer data antar sistem ATN. Router-router ATN dihubungkan

dengan beberapa sub-jaringan serta Host yang menjadi End system dari

lapisan aplikasi suatu sistem jaringan.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

14

2.3 Struktur dari ATN

Pada struktur ATN terdapat enam layer, yang digambarkan seperti gambar

dibawah ini:

Gambar 2.4 Perbandingan ATN – OSI

Bagian paling atas adalah bagian aplikasi yang terdiri dari CPDLC, ADS, FIS,

dan lain-lain. Bagian layer dibawahnya adalah COPP, selanjutnya bagian COSP.

Pada layer Transport(TP4) terdapat 2 jenis yaitu CLTP dan COTP. Selanjutnya

terdapat layer network yang berisi CLNP, dan layer paling bawah adalah VDL Mode

2,3,4,Mode S,SATCOM.

2.3.1 CPDLC (Controller-Pilot Datalink Communication)

Pada layer aplikasi terdapat 7 jenis aplikasi,salah satunya adalah

CPDLC yaitu :

1. CM (Context Menagement)

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

15

2. ADS (Automatic Dependant Surveillance)

3. FIS (Flight Information Service)

4. AIDC (Aeronautical Interfacility Data Communications)

5. MHS (Message Handling System)

Secara umum, CPDLC berfungsi dalam mengirim dan menerima

pesan text antara controller dengan pilot.

2.3.2 COPP (Connection Oriented Presentation Protocol) dan

COSP (Connection Oriented Session Protocol)

Kedua layer ini digabungkan menjadi Upper Layer

Communication Service.

2.3.3 Transport layer pada ATN

Sama seperti pada Transport layer model OSI, yang berfungsi

dalam pertukaran data end-to-end system dan bertindak sebagai

penerima data dari lapisan yang ada diatasnyanya dan memisahkan

data kedalam unit yang lebih kecil, lalu meneruskannya ke lapisan

yang ada dibawahnya.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

16

2.3.3.1 Protokol pada Transport layer ATN

Pada ATN terdapat 2 protokol, yaitu COTP

(Connection Oriented Transport Protocol) dan

CLTP(Connetionless Transport Protocol).

2.3.3.1.1 COTP (Connection Oriented Transport Protocol)

COTP adalah suatu bagian dari Class 4

Transport Protocol (TP4) yang ditetapkan di dalam ISO/IEC

8073. COTP memungkinkan perpindahan data secara

berurutan dan dapat diandalakan, karena adanya jaminan

bahwa data akan sampai dengan berurutan. Urutan integritas

data dan data integritas didukung oleh COTP. COTP

mendukung model service COTS (Connection Oriented

Transport Service) pada ATN.

Ada beberapa karakteristik layanan yang dimiliki oleh

COTS, seperti :

a. Memerlukan pembuatan hubungan terlebih dahulu antar

system yang berkomunikasi untuk mendukung

pengiriman data secara aktual.

b. Adanya data Acknowledgements yang dikirimkan

bersamaan dengan data, berfungsi untuk mengontrol

jalannya aliran data serta sebagai indikator dalam

pertukaran data.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

17

c. Adanya pemeliharaan dalam pengiriman paket data.

d. Memiliki fasilitas dalam mendeteksi error dan dapat

merecoverinya.

e. Pada dasarnya, suatu protokol memiliki fungsi untuk

segmentasi sama juga untuk COTS.

f. Dapat mengontrol jalur atau aliran data.

g. Operasi COTP memerlukan sumber daya sistem untuk

menjaga suatu shared state dan memantau status dari

suatu koneksi.

2.3.3.1.2 CLTP (Connetionless Transport Protocol)

CLTP (ISO/IEC 8602) menyediakan layanan

connectionless transport, dimana tidak ada jaminan suatu

data dikirimkan secara berurutan dan pengiriman paket data

secara acak tanpa adanya keterkaitan antar paket data yang

dikirimkan sebelumnya. CLTP menyediakan layanan yang

bernama CLTS (Connectionless Transport Protocol

Service). Beberapa karakteristik dari layanan CLTS, yaitu :

a. Tidak perlu membangun koneksi terlebih dahulu dalam

melakukan pertukaran data.

b. Tidak ada data acknowledgement yang dikirimkan.

c. Pengiriman data tidak secara berurutan, tidak memiliki

fungsi untuk mendeteksi error dan memperbaikinya.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

18

d. Tidak dapat melakukan segmentasi, sehinggga ukuran

data yang diterima terbatas.

e. Tidak dapat melakukan pengawasan terhadap arus data,

karena tidak adanya hubungan komunikasi dibangun.

f. Proses dari CLTS menggunakan sumber daya sistem

yang kecil.

2.3.4 CLNP (Connectionless Network Protocol)

Connectionless Network Protocol (CLNP) merupakan protokol

yang digunakan pada sistem ATN. Protokol CLNP terletak pada

lapisan Network pada model lapisan OSI.

Pada gambar 2.3, dapat dilihat bahwa CLNP sama seperti IP,

berada pada Network layer. Namun CLNP memiliki jangkauan alamat

yang lebih besar. Dengan adanya ketersediaan akan alamat yang luas,

maka kebutuhan alamat tiap entitas yang berkomunikasi dalam

organisasi dapat dipenuhi. Selain itu, dalam pengembangannya, CLNP

lebih difokuskan kepada keperluan akan komunikasi aeronautika.

2.3.4.1 Fungsi fungsi CLNP

Berdasarkan IS0-8473,CLNP mempunyai 24 fungsi,

yang dibagi menjadi 3 tipe :

1. Tipe 1. Semua fungsi yang termasuk kedalam kategori

type satu harus ada.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

19

2. Tipe 2. Fungsi yang bertipe 2, boleh ada boleh tidak.

Namun ketika diimplementasikan tanpa fungsi tipe 2, dan

PDU memilih fungsi tersebut, maka PDU akan

dibatalkan,tidak dikirim.

3. Tipe 3. Sama seperti tipe 2, boleh ada atau tidak fungsi

tersebut terdefinisikan dalam PDU, fungsi tersebut akan

diabaikan dan PDU tidak akan digagalkan, tetapi tetap

dikirim.

Function Type

PDU Composition 1

PDU Decomposition 1

Header Format Analysis 1

PDU Lifetime Control 1

Route PDU 1

Forward PDU 1

Segment PDU 1

Reassemble PDU 1

Discard PDU 1

Error Reporting 1

Header Error Detection 1

Security 2

Complete Source Routing 2

Complete Route Recording 2

Echo Request 2

Echo Response 2

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

20

Partial Source Routing 2

Partial Route Recording 3

Priority 3

QOS Maintenance (format code 00) 2

QOS Maintenance (other format codes) 3

Congestion Notification 3

Padding 3

Scope Control 3

Table 2.1 Fungsi-fungsi CLNP

Fungsi –fungsi pada CLNP :

1. Tipe 1

a. PDU composition

Fungsi ini bertanggung jawab dalam membentuk suatu PDU,

serta menentukan lifetime dan data unit identifier yang unik

saat terjadi segmentasi.

b. PDU decomposition

PDU decomposition bertugas dalam memisahkan informasi

dari suatu PDU ke dalam bagian–bagian dari PDU untuk

mendapatkan data part dari PDU tersebut.

c. Header format Analisis

Berfungsi menentukan apakah protokol yang digunakan oleh

PDU adalah Full Protocol atau Inactive Protocol.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

21

d. PDU lifetime control function

Fungsi ini bertugas dalam mengecek umur suatu PDU, jika

umur PDU masih ada maka akan PDU akan ditransmisikan,

jika tidak akan dibuang.

e. Route PDU function

Merupakan fungsi yang bertugas dalam menentukan path

jaringan mana yang akan dilalui PDU untuk mencapai

tujuannya.

f. Forward PDU function

Fungsi ini bertanggung jawab dalam mentransmisikan PDU

ke jaringan selanjutnya agar PDU sampai pada tujuannya.

g. Segmentation function

Fungsi ini bertugas memecah PDU menjadi beberapa PDU

baru jika segmentasi diizinkan dan MTU dari jaringan lebih

kecil dari ukuran PDU yang akan ditrasmisikan.

h. Reassembly function

Fungsi ini bertugas dalam menyusun kembali PDU yang telah

disegmentasi. Fungsi ini dijalankan pada jaringan/host yang

menerima PDU (modul clnp_input.)

i. Discard PDU function

Fungsi ini berjalan ketika ditemukan PDU yang tidak sesuai

standard baik dalam hal ukurannya maupun pada saat

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

22

prosesnya. Fungsi ini bertugas dalam membebaskan memori

yang telah dipakai oleh PDU.

j. Error reporting function

Fungsi ini diperlukan untuk membuat pesan error ketika suatu

PDU gagal dikirimkan atau terjadi error pada PDU.

k. PDU header error detection function

Fungsi ini diperlukan untuk mencegah kegagalan system

dalam karena kesalahan dalam proses header dari suatu PDU.

2. Tipe 2

a. Security function

Berfungsi dalam menjaga keamanan data, seperti keaslian

data, autentifikasi, kerahasian data serta kesatuan data.

b. Source routing function

Fungsi ini memberikan izin kepada jaringan pengirim untuk

menentukan jaringan mana yang harus dilewati PDU untuk

sampai pada tujuannya.

c. Complete record route function

Fungsi ini berguna dalam mencatat semua alamat jaringan

atau nama Intermediate system yang dilalui oleh PDU.

d. Quality of service (QoS) maintenance function( kode 00)

Fungsi ini bertugas dalam memberikan informasi yang dapat

dipakai dalam melakukan routing.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

23

e. Echo request function(ERP)

Fungsi ini dipakai dalam mendapatkan informasi tentang

state-state dinamik di dalam network layer untuk mengetahui

hubungan antar jaringan dan karakteristik dari jalur yang

dipakai dalam routing.

f. Echo response function

Fungsi ini bertugas dalam menberikan informasi dari suatu

state ketika state tersebut menerima Echo request

function(ERP).

3. Tipe 3

a. Padding function

Merupakan fungsi yang mengijinkan suatu PDU untuk

memesan ruang kosong pada header PDU yang tidak

digunakan.

b. Partial record route function

Fungsi ini bertugas dalam mencatat jalur jalur yang dilewati

oleh PDU yang ditentukan oleh Partial record route funtion.

c. Quality of service (QoS) maintenance function (selain kode

00)

Sama seperti fungsi QoS tipe 2.

d. Priority function

Berfungsi dalam memberikan prioritas kepada suatu PDU

agar diproses terlebih dahulu.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

24

e. Congestion notification function

Ketika suatu Intermediate System terlalu padat, maka ia akan

memangil fungsi ini. Pada saat fungsi ini dijalankan, maka ia

akan membuat nilai congestion flag menjadi 1 pada option

part, sehingga PDU yang lain akan dialikan untuk tidak

menambah kepadatan.

f. Scope control function

Fungsi ini bertugas dalam membatasi pengiriman PDU

berdasarkan struktur hirarki jaringan.

2.3.4.2 Struktur PDU(protokol data unit) dari CLNP

Paket CLNP disebut juga dengan PDU. PDU memiliki 6 bagian

1. Fixed Part,

2. Address Part,

3. Segmentation Part (if present),

4. Options Part (if present),

5. Data.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

25

Gambar 2.5 Bagian-bagian PDU

2.3.4.2.1 Fixed part

Fixed part merupakan bagian yang tetap pada

setiap PDU. Fixed part terdiri dari beberapa bagian yang

digambarkan di bawah ini :

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

26

Gambar 2.6 Fixed Part (ISO/IEC 1998)

Bagian-bagian dari fixed part:

1. Network layer protocol identifier

Nilai dari bagian ini berupa binari,yang bernilai 1000

0001 jika network protokol aktif, dan bernilai 0000

0000 jika tidak aktif.

2. Length Indicator

Berisikan panjang dari header PDU dalam satuan oktet

3. Version/Protocol Id Extension

Bagian ini berisikan nilai binary 0000 0001, yang

menandakan versi 1 dari protokol

4. Lifetime

Berisikan waktu atuau umur suatu PDU, tiap unit

bernilai 500ms.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

27

5. Flags

Flags memiliki 3 bagian :

a. Segmentation permitted (SP)

Merupakan tanda dalam melakukan segmentasi.

Jika bernilai 1 maka segmentasi diperbolehkan,

sedangkan jika bernilai 0, maka tidak ada

segmentasi.

b. More Segment(MS)

More Segment menandakan bahwa jika bernilai 1

maka data payload yang ada pada PDU tersebut

tidak mengandung oktet terakhir dari segmentasi

data atau bukan merupakan data terakhir dari

segmentasi, dan bernilai 0 jika sebaliknya.

c. Error Report (E/R)

Jika, bagian ini bernilai 1, maka ketika suatu PDU

gagal atau tidak terkirim maka akan memberikan

pesan error. Sebaliknya,jika bernilai 0, maka tidak

ada pesan error ketika PDU rusak atau gagal.

6. Typed code

Berisikan tipe dari PDU CLNP.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

28

PDU type Type code

Bits 5 4 3 2 1

DT (Data) PDU 1 1 1 0 0

MD (Multicast Data) PDU 1 1 1 0 1

ER (Error Report) PDU 0 0 0 0 1

ERQ (Echo Request) PDU 1 1 1 1 0

ERP (Echo Response) PDU 1 1 1 1 1

Tabel 2.2 Tipe kode PDU

7. Segment Length

Bagian ini berisikan nilai dari panjang PDU dalam

satuan oktet termasuk panjang oktet header ditambah

panjang oktet data (jika ada).

8. Checksum

Fungsi dari bagian ini adalah memastikan header dari

PDU,apakah ada error atau tidak. Jika bernilai 0,maka

checksum dapat diabaikan,dan sebaliknya.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

29

2.3.4.2.2 Address part

Gambar 2.7 Address Part (ISO/IEC 1998)

Address part, mempunyai 4 bagian, yaitu :

1. Destination address length indicator

Bagian ini berikan panjang alamat tujuan.

2. Destination Address

Berisikan address atau alamat, kemana PDU akan

dikirim.

3. Source address length indicator

Berisikan panjang alamat pengirim.

4. Source address

Berisikan alamat dari mana suatu PDU dikirim.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

30

2.3.4.2.3 Segmentation part

Gambar 2.8 Segmentation Part (ISO/IEC 1998)

Bagian ini hanya ada jika nilai segmentation

part adalah 1. Segmentation part memiliki 3 bagian :

1. Data Unit identifier

Berisikan nilai identitas dari suatu PDU ketika

disegment, sehingga nantinya PDU dapat disatukan

kembali berdasarkna nilai identitas yang sama.

2. Segment offset

Bagian ini berisikan posisi relatif awal dari posisi

segmentasi data PDU terhadap posisi data part

pada Initial PDU.

3. Total Length

Berisikan panjang oktet dari Initial PDU.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

31

2.3.4.2.4 Option part

Gambar 2.9 Options Part (ISO/IEC 1998)

Option part dapat berisikan lebih dari satu

parameter option. Setiap option parameter memiliki

bagian bagian tersendiri, yaitu :

1. Kode parameter (Parameter code)

Panjang dari bagian ini adalah 1 octet, dan

berisikan tipe dari option yang dipakai.

2. Panjang parameter (Parameter length)

Besarnya adalah 1 oktet, berisikan panjang dari

parameter.

3. Nilai parameter (Parameter Value)

Isi dari bagian ini tergantung dari kode

parameter.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

32

2.3.4.2.5 Data Part

Gambar 2.10 Data Part (ISO/IEC 1998)

Bagian ini berisikan data (payload packet)

2.3.5 VDL Mode (VHF Digital Link)

VDL merupakan sistem komunikasi antara udara dan darat, dengan

menggunakan frekuensi VHF dan alat komunikasi digital. Dimana VDL ini

akan menggantikan sistem komunikasi ACARS(Aircaft land data

communication system) dan RCAG( Remote Ground-to-Air Communication

Facilities).

2.4 TCP/IP

TCP/IP (Transport Protocol / Internet Protocol) merupakan protokol yang

paling banyak digunakan saat ini. Pada awalnya TCP/IP dikembangkan oleh U.S

Department of Defense (DoD) untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam komunikasi

komputer , seperti meningkatkan efisiensi komunikasi data, dapat dipadukan dengan

teknologi WAN (Wide Area Network) yg telah ada. Oleh karena itu, pada tahun 1968,

DoD ARPAnet (Advanced Reseach Project Agency) memulai penelitian tersebut

hingga protokol tersebut dikenal oleh umun bersamaan perkembangan internet.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

33

2.4.1 Arsitektur TCP/IP

Arsitektur pada TCP/IP mengikuti struktur dari 7 OSI layer, namun

pada TCP/IP hanya memiliki 4 Layer, yang terdiri dari Application layer,

host-to-host layer, Internetwork layer, dan Network Interface(Network

Access) layer.

Gambar 2.11 perbandingan OSI Layer dengan DoD layer

Application Layer bertugas dalam menyediakan akses kepada aplikasi

terhadap layanan jaringan TCP/IP. Protokol ini mencakup protokol Dynamic

Host Configuration Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS),

Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP), Telnet,

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

34

Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Simple Network Management

Protocol (SNMP), dan banyak protokol lainnya.

Host-to-host layer bertugas untuk membuat komunikasi menggunakan

sesi koneksi yang bersifat connection-oriented atau broadcast yang bersifat

connectionless. Protokol dalam lapisan ini adalah Transmission Control

Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP).

Internetwork layer bertanggung jawab untuk melakukan pemetaan

(routing) dan enkapsulasi paket-paket data jaringan menjadi paket-paket IP.

Protokol yang bekerja dalam lapisan ini adalah Internet Protocol (IP), Address

Resolution Protocol (ARP), Internet Control Message Protocol (ICMP), dan

Internet Group Management Protocol (IGMP).

Dan yang terakhir Network Interface layer berfungsi untuk meletakkan

frame-frame jaringan di atas media jaringan yang digunakan. TCP/IP dapat

bekerja dengan banyak teknologi transport, mulai dari teknologi transport

dalam LAN (seperti halnya Ethernet dan Token Ring), MAN dan WAN

(seperti halnya dial-up modem yang berjalan di atas Public Switched

Telephone Network (PSTN), Integrated Services Digital Network (ISDN),

serta Asynchronous Transfer Mode (ATM).

2.4.2 Koneksi TCP

Proses pembuatan koneksi TCP disebut juga dengan Three-way

Handshake. Tujuan metode ini adalah agar dapat melakukan sinkronisasi

terhadap nomor urut dan nomor acknowledgement yang dikirimkan oleh

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

35

kedua pihak dan saling bertukar ukuran TCP Window. Prosesnya dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.12 Proses pembuatan koneksi (TCP Three way handshake)

Host pertama (yang ingin membuat koneksi) akan mengirimkan sebuah

segmen TCP dengan flag SYN diaktifkan kepada host kedua (yang

hendak diajak untuk berkomunikasi).

Host kedua akan meresponsnya dengan mengirimkan segmen dengan

acknowledgment dan juga SYN kepada host pertama.

Host pertama selanjutnya akan mulai saling bertukar data dengan host

kedua.

TCP menggunakan proses jabat tangan yang sama untuk mengakhiri

koneksi yang dibuat. Hal ini menjamin dua host yang sedang terkoneksi

tersebut telah menyelesaikan proses transmisi data dan semua data yang

ditransmisikan telah diterima dengan baik. Itulah sebabnya, mengapa TCP

disebut dengan koneksi yang reliable.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

36

2.5 Linux Kernel

Kernel merupakan suatu perangkat lunak yang menjadi bagian utama dari

sebuah sistem operasi, yang berfungsi sebagai interface antara user-level program

dengan hardware. Sedangkan Kernel Linux adalah kernel yang digunakan dalam

sistem operasi GNU/Linux.,Kernel ini merupakan turunan dari keluarga sistem

operasi UNIX.

Gambar 2.13 Peta Kernel

Pada gambar diatas, dapat dilihat pada bagian bagian yang berhubungan

dengan isi kernel linux, terutama bagian networking.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

37

2.6 VHF (Very High Frequency)

Very High Frequency (VHF) adalah frekuensi radio yang berkisar dari

30MHz sampai 300MHz yang memiliki panjang gelombang antara 1 sampai 10

meter. Dalam penggunaan sehari-hari, masyarakat mengenal penggunaan VHF ini

pada perangkat radio antara 88-108 MHz dan televisi, tetapi pada kenyataannya

implementasinya tidak cuma pada 2 hal tersebut, VHF juga dipakai pada sistem

navigasi terestrial, komunikasi pada transportasi laut maupun udara.

Nama band band ITU Frekuensi Panjang gelombangExtremely low frequency (ELF) 1 3 - 30 Hz 100,000 km – 10,000 km

Super low frequency (SLF) 2 30–300 Hz 10,000 km – 1000 km

Ultra low frequency (ULF) 3 300–3000 Hz 1000 km – 100 km

Very low frequency (VLF) 4 3–30 kHz 100 km – 10 km

Low frequency(LF)

5 30–300 kHz 10 km – 1 km

Medium frequency(MF)

6 300–3000 kHz 1 km – 100 m

High frequency(HF)

7 3–30 MHz 100 m – 10 m

Very high frequency(VHF)

8 30–300 MHz 10 m – 1 m

Ultra high frequency(UHF)

9 300–3000 MHz

1 m – 100 mm

Super high frequency (SHF) 103–30 GHz

100 mm – 10 mm

Extremely high frequency (EHF) 11 30–300 GHz 10 mm – 1 mm

Tabel 2.3 Distribusi Frekuensi Radio

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 CNS/ATM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00403-IF Bab 2.pdf · mengizinkan data dikirim dari satu pesawat terbang ke

38

Pada telekomunikasi pesawat terbang menggunakan Very high frequency

(VHF), dimana gelombang radio yang digunakan berada 117,975 MHz sampai

dengan 137 MHz.