makalah pengukuran
TRANSCRIPT
NEUROPSYCHOLOGICAL AND GERIATIC ASSESSMENT
(PENILAIAN GERIATRIK DAN NUROPSIKOLOGY)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengukuran Psikologis
Prof. DR. Ahman, M.Pd
DR. Nurhudaya
Disusun oleh :
Yani Nurrohmah 1302508
Dedeh Kurnia 1302870
Desy Susianti 1303348
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
BAB I
IDENTITAS BUKU DAN KONSEP DASAR BAB
A. Identitas Buku
Laporan chapter ini merupakan bagian dari buku, sebagai berikut :
a. Judul buku : Psycological Testing : history,principle,and applications
b. Pengarang : Robert J Gregory
c. Penerbit : Pesarson/A and B, University of California
d. Tahun : 2004
Bab yang dilaporkan dalam makalah ini adalah Bab 9 yang membahas mengenai
assesmen geriatrik dan neuropsikologi, maksud dari Assesmen Neuropsikologi adalah
penerapan tes khusus untuk mendiagnosa dan menangani individu mengalami gangguan
otak. Tes ini berbeda dengan tes lain karena berkaitan langsung dengan otak. Pada Bab
ini juga akan dibahas konsep serta metode tes nuropsikologi.
Neuropsikologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara otak dan perilaku,
disfungsi otak dan perilaku dilakukan assesmen dan treatment untuk perilaku dengan
fungsi otak yang terganggu. Sedangkan assesmen neuropsikologis adalah sebuah metode
untuk menggambarkan fungsi otak berdasarkan performance pasien melalui test-test
yang distandarisasi.
BAB II
ISI BUKU
Asesmen Neuropsikologi merupakan penerapan tes khusus dengan tujuan mendiagnosa
dan menangani individu yang mengalami gangguan otak. Tes tersebut berbeda dengan tes
lain karena berkaitan langsung dengan otak (Lezak,1995) Tes yang mengkhususkan pada
akibat kerusakan jaringan otak serta penarikan kesimpulan mengenai posisi, jenis dan tingkat
kerusakannya. Pada bab ini akan membahas konsep serta metode tes neuropsikologi.
Penyakit yang berkaitan dengan masalah kerusakan otak yang berkaitan dengan nuropsiklogi
diantaranya: Alzheimer,stroke serta depresi.
Neuropsikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara otak dan perilaku,
disfungsi otak dan perilaku, dan melakukan assesmen dan treatment untuk perilaku dengan
fungsi otak yang terganggu. Sedangkan asesmen neuropsikologis adalah sebuah metode
untuk menggambarkan fungsi otak berdasarkan pada performance pasien melalui test-test
yang distandarisasi, yang telah terbukti memiliki indicator akurat mengenai hubungan otak
perilaku.
Sebagai ilmu, Neuropsikologi dianggap sebagai salah satu bagian dari Biopsikologi.
Bidang lain yang termasuk dalam biopsikologi antara lain; psikologi faal, psikofisiologi, dan
psikologi perbandingan. Neuropsikologi adalah interface neurologi dan neurosains, yang
dipacu oleh kemajuan yang sangat pesat dalam penelitian biokimia, ilmu faal, histologi
susunan syaraf pusat. Neuropsikolog atau neurology berasumsi bahwa perilaku mausia,
kepribadiannya, proses psikopatologi dan strategi kognitif diantarai (mediated) oleh otak.
Neuropsikologi klinis yang bertujuan mendeteksi dan mendiagnosis proses neuropatologi,
dan menjembatani gap antara dengan ilmu-ilmu perilaku. Neuropsikologi klinis melakukan
evaluasi kekuatan dan kelemahan aspek kognitif, aspek psikologis, serta menentukan
hubungannya dengan fungsi otak.
Para ahli neuropsikologi memiliki fungsi dalam sejumlah peran yang berbeda. Peran-
peran para neurology adalah,
o Mambantu menegakkan peraturan dalam melakukan diagnosis tertentu
o Membuat prediksi mengenai prognosis maupun penyembuhannya
Neurology memiliki peran utama dalam memberikan intervensi dan rehabilitasi.
A. Otak : Struktur, Fungsi dan Gangguan
Besar otak kurang lebih 3 pound yang terdiri dari 2 komponen yakni kumpulan syaraf
dan kumpulan sel. Adanya sebuah pendapat bahwa otak orang dewasa tidak lagi
memproduksi syaraf khususnya pada bagian syaraf untuk daya ingat (Rakic 2002).
Diperkirakan 100 milyar syaraf di otak tersusun dalam jaringan kerja yang komplek. Menurut
Sir john Eceles otak merupakan kumpulan saraf yang terorganisis secara sempurna (Eceles
1973).
Berat otak kira-kira 2 % dari berat badan, tapi sekitar 18 % dari volume darah
seluruhnya beredar dalam sirkulasi darah otak. Otak juga menggunakan sekitar 20 % dari
oksigen yang dihirup melalui paru. Secara anatomi pada korteks selebri terdapat beberapa
fisura dan sulkus yang memisahkan lobus-lobus frontalis, parietalis, temporalis dan
oksipitalis. Lesi pada serebri dapat menimbulkan sindroma kortikal, lesi destruktif (paralitik)
mengakibatkan defisit neurologik, sedang iritatif mengakibatkan fenomena positif.
1. Gangguan Pada otak dan Hasil Tes
Para ahli syaraf memberikan beberapa teori untuk memahami masalah otak:
a. Penelitian terhadap pasien yang mengalami gangguan pada otak.
b. Penelitian terhadap efek pengunaan alat terapi elektrik pada pasien penderita epilepsy
(ayan)
c. Penelitian dilaboratorium terhadap operasi otak pada penderita epilepsi
d. Penelitian terhadap aktifitas otak dengan tekhnik terbaru dengan analisa real time.
2. Fungsi Organisasi Otak Manusia
Fungsi organisasi pada otak manusia susah dipahami sebab struktur utamanya merupakan
system jalinan yang rumit serta saling berkaitan satu sama lain. (gambar 9.1) pembagian otak
manusia:
Otak depan
- Telencephalon (ujung otak)
- Diencephalon (tengah otak)
Otak Tengah
- Mesencephalon (otak tengah)
Otak Belakang
- Metenchepalon (lintasan otak)
- Myelencephalon (berbatasan dengan tulang belakang)
Otak Belakang
Otak belakang adalah bagian otak yang paling rendah, nama lainnya medulla
oblongata. Semua urat syaraf dari bagian paling tinggi di otak melalui medulla oblongata kea
rah tulang belakang. Syaraf-syaraf yang melewati medulla mengarah ke dua bagian otak
menyeimbangkan anggota tubu secara berlawanan. Medulla menjadi perantara anggota
tubuh bias berfungsi dengan baik: bernafas, menelan, mengunyah.
Otak Belakang (Hindbrain)
Otak belakang merupakan bentuk perpanjangan dari sistem saraf tulang belakang.
Otak belakang disusun oleh metensefalon (metencephalon) dan mielensefalon
(myelencephalon).
- Metensefalon
Metensefalon adalah bagian dari otak belakang yang strukturnya terdiri atas pons
varolli (jembatan varolli) dan cerebellum (otak kecil). Metensefalon berada di bawah area
posterior cerebrum (telensefalon) dan di atas medulla oblongata (disebut juga sebagai
sumsum sambung). Area ini membantu dalam proses keseimbangan tubuh, koordinasi gerak,
refleks jantung, tidur, sirkulasi, irama gerak otot, dan pengendalian informasi pengindraan.
- Mielensefalon
Mielensefalon disusun oleh medulla oblongata (sumsum sambung). Mielensefalon
bertanggung jawab dalam mengontrol fungsi-fungsi otonomi, seperti bernapas, denyut
jantung, menelan, bersin, dan pencernaan. Mielensefalon terdapat di bagian inferior brain
stem. Cerebellum merupakan bagian terbesar otak belakang. Otak kecil ini terletak di bawa
lobus oksipital serebrum. Otak kecil terdiri atas dua belahan dan permukaanya berlekuk-
lekuk.
Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan
koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat
mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak
terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam
mulutnya.
Midbrain/Otak tengah (mesencephalon) adalah bagian otak yang mempunyai struktur:
tektum, terdiri dari 2 pasang colliculi yang disebut corpora quadrigemina:
inferior colliculi, terlibat pada proses pendengaran. Sinyal yang diterima dari berbagai
nukleus batang otak diproyeksikan menuju bagian dari talamus yang disebut medial
geniculate nucleus untuk diteruskan menuju korteks pendengaran primer ( primary
auditory cortex).
superior colliculi, berperan sebagai awal proses visual dan pengendalian gerakan mata.
Diensefalon
Diensefalon terbagi beberapa bagian diantaranya:
1) Talamus
Talamus merupakan stasiun penghubung yang penting dalam otak dan juga merupakan
pengintegrasi subkortikal yang penting. Talamus bertindak sebagai pusat sensasi primitif
yang tidak kritis dan individu secara samar dapat merasakan nyeri, tekanan, raba, getar dan
suhu yang ekstrim.
2) Hipotalamus
Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan sistem susunan saraf autonom perifer
yang menyertai ekspresi tingkah laku dan emosi.
Lobus Limbik
Sistem limbic merupakan suatu bagian otak yang berada pada bagian atas batang
otak dan di bawah korteks. Adapun peran – peranan dari struktur sistem limbic itu sendiri
antara lain banyak terlibat dengan fungsi emosi (misal : perasaan senang yang berhubungan
dengan kelangsungan hidup, seperti pengalaman yang didapatkan setelah makan atau
pengalaman seksual), motivasi yang ada pada diri manusia, learning, fungsi neuroendokrin
dan aktivitas autonomi dan memory yang nantinya akan mempengaruhi mekanisme tingkah
laku individu. Sehingga nantinya sistem limbic juga memiliki peran dalam fungsi-fungsi
seperti flight or fight, homeostatis, self-maintenance, napsu makan, dan seksualitas.
Berdasarkan pemaparan atas fungsi – fungsi sistem limbic, dapat dikatakan bahwa sistem
limbic merupakan ’nyawa’ yang menentukan bagaimana individu tersebut hidup dan
berperilaku di lingkungannya. Sehingga penting untuk mengetahui lebih detail mengenai
sistem limbic itu sendiri. Adapun di bagian selanjutnya akan dibahas mengenai anatomi,
fisiologi, dan gangguan dari system limbic.
- Hipokampus (Hippocampus)
Hipokampus adalah bagian dari otak b e s a r y ang terletak di lobus temporal. Manusia
memiliki dua hippocampus, yakni pada sisi kiri dan kanan. Hipokampus merupakan
bagian dari si s tem l i mb i k d an berperan pada kegiatan mengingat (memori) dan navigasi
ruangan. Hipokampus berfungsi menyimpan memori dari hal yang baru terjadi dan memori
dari yang sedang berjalan serta membentuk informasi-informasi dalam memori jangka
panjang.
- Basal Ganglia
Basal Ganglia adalah kumpulan massa abu-abu yang berada pada bagian dalam
hemisfer celebri (massa putih/serabut saraf) dan terdiri dari nucleus caudatus. Nukleus
caudatus adalah massa kelabu yangmemanjang bagian cranial tepat di sisi lateral ventrikel
lateralis dan berbentukseperti buah per memanjang ke belakangmempunyai ekor dan
berakhir pada amygdala. Terlihat melingkari putamen danmelakukan hubungan
commisura dengan putamen.
- Korpus kalosum (corpus callosum)
Korpus kalosum (corpus callosum) atau golden bridge adalah massa materi putih
besar yang terdiri dari ikatan serat yang menghubungkan materi putih dari dua belahan otak.
Korpus kalosum membawa sejumlah besar serat dari belahan otak yang lain dan merupakan
rute utama komunikasi antara dua belahan otak untuk mengontrol fungsi kognitif dan
motorik.
Melalui korpus kalosum inilah otak kanan dan otak kiri saling berkomunikasi.
Otak depan adalah bagian frontal otak manusia, dan juga terjadi menjadi bagian yang
terbesar. Sebagian besar terdiri dari otak, yang bekerja dalam koordinasi dengan serebelum
untuk mengontrol semua tindakan sadar tubuh kita. Cerebrum ditutupi oleh lembaran jaringan
saraf yang dikenal sebagai korteks serebral; sering disebut sebagai materi abu-abu. Hal ini
menyumbang hampir dua-pertiga dari massa total otak, dan menangani sebagian besar
pengolahan informasi dikaitkan dengan otak
Cerebral cortex dibagi menjadi belahan otak oleh celah longitudinal. Dua belahan,
sering disebut sebagai otak kanan dan otak kiri, dihubungkan dengan seikat serat saraf yang
dikenal sebagai corpus callosum. Masing-masing belahan tersebut ditunjuk fungsi tertentu.
Fungsi otak kanan meliputi keterampilan visual dan spasial, penyimpanan memori
pendengaran dan modalitas visual, citra, dll fungsi otak kiri, di sisi lain, meliputi analisis
sekuensial, penyimpanan memori dalam urutan tertentu, interpretasi logis, dan sebagainya.
- Cerebral Cortex (Korteks serebral)
Cerebral cortex adalah lapisan otak yang seringkali ditunjuk sebagai materi berwarna
abu-abu. Cortex (lapisan tisu tipis) berwarna abu-abu karena saraf-saraf dalam wilayah ini
kekurangan insulin yang membuat kebanyakan bagian-bagian lain dari otak nampak menjadi
putih. Cortex menyelimuti porsi luar (1.5mm to 5mm) dari cerebrum dan cerebellum. Porsi
cortex yang menyelimuti cerebrum disebut cerebral cortex.
Cerebral cortex terdiri dari tonjolan-tonjolan lipatan (folded bulges) yang disebut
gyri yang menciptakan alur-alur yang dalam atau celah-celah yang disebut sulci. Lipatan-
lipatan dalam otak menambah wilayah permukaannya dan karenanya menambah jumlah
materi abu-abu dan kuantitas informasi yang dapat diproses.
Cerebral cortex dibagi menjadi belahan (hemisphere) kanan dan kiri. Cerebral ini
meliputi sekitar dua per tiga massa otak dan terletak di atas dan mengelilingi kebanyakan
susunan otak. Cerebral ini merupakan bagian yang paling tinggi dikembangkan dari otak
manusia dan bertanggung jawab untuk berfikir, menangkap pemahaman, memproduksi dan
memahami bahasa. Cerebral ini juga merupakan susunan paling mutakhir dalam sejarah
evolusi otak.
Kebanyakan informasi aktual yang diproses dalam otak terjadi dalam cerebral cortex.
Cerebral cortex dibagi menjadi lobes yang masing-masing mempunyai fungsi khusus.
Sebagai contoh, ada wilayah khusus yang melibatkan penglihatan, pendengaran, peraba,
gerakan, dan penciuman. Wilayah lain merupakan bidang kritis untuk berfikir dan beralasan.
Meski pun banyak fungsi, seperti peraba, ditemukan baik di cerebral hemispheres kanan dan
kiri, beberapa fungsi hanya ditemukan dalam satu cerebral hemisphere. Sebagai contoh,
dalam kebanyakan orang, kemampuan bahasa ditemukan dalam hemisphere kiri. Otak depan
adalah bagian frontal otak manusia, dan juga terjadi menjadi bagian yang terbesar. Sebagian
besar terdiri dari otak, yang bekerja dalam koordinasi dengan serebelum untuk mengontrol
semua tindakan sadar tubuh kita. Cerebrum ditutupi oleh lembaran jaringan saraf yang
dikenal sebagai korteks serebral; sering disebut sebagai materi abu-abu. Hal ini menyumbang
hampir dua-pertiga dari massa total otak, dan menangani sebagian besar pengolahan
informasi dikaitkan dengan otak.
Cerebral cortex dibagi menjadi belahan otak oleh celah longitudinal. Dua belahan,
sering disebut sebagai otak kanan dan otak kiri, dihubungkan dengan seikat serat saraf yang
dikenal sebagai corpus callosum. Masing-masing belahan tersebut ditunjuk fungsi tertentu.
Fungsi otak kanan meliputi keterampilan visual dan spasial, penyimpanan memori
pendengaran dan modalitas visual, citra, dll fungsi otak kiri, di sisi lain, meliputi analisis
sekuensial, penyimpanan memori dalam urutan tertentu, interpretasi logis, dan
sebagainya.Korteks serebral dibagi menjadi beberapa daerah yang disebut 'lobus', yang
masing-masing diberi tugas-tugas tertentu. Lobus frontal, misalnya, berkaitan dengan
perencanaan dan pelaksanaan tindakan kita, dan menilai konsekuensinya. Demikian pula,
lobus parietalis membantu kita dengan persepsi rangsangan dan pengolahan informasi
spasial, transaksi lobus oksipital dengan pemrosesan visual, dan lobus temporal berhubungan
dengan kenangan, bahasa, suara, pengenalan visual, proses pendengaran, dll.
Fungsi Cerebral Lobes
Seputar struktur bagian-bagian otak berdasarkan CEREBRAL LOBES
Pada area otak bagian luar (cerebral), terdapat pembagian area berdasarkan lobus-
lobus, sehingga dinamakan cerebral lobes. Terdapat 4 (empat) lobus, yang masing-masing
memiliki fungsi yang berbeda, yakni: Pada bagian depan terdapat area lobus lobus frontal,
pada bagian tengah terdapat lobus parietal, pada bagian bawah lobus parietal terdapat lobus
temporal, dan pada bagian belakang otak terdapat lobus occipital.
Fungsi pada masing-masing bagian pada CEREBRAL LOBES
Fungsi pada masing-masing lobus adalah:
- Lobus Frontal : berfungsi untuk memproses informasi-informasi untuk memori,
perencanaan, pengambilan keputusan, penentuan target, kreativitas, dan mengatur gerakan-
gerakan otot.
- Lobus Parietal : berkaitan dengan fungsi motorik berfungsi untuk memproses informasi-
informasi taktil, menentukan posisi tubuh, mengintegrasikan informasi-informasi visual.
- Lobus Temporal : berfungsi untuk memproses informasi-informasi auditori.
- Lobus oksipital : berfungsi untuk memproses informasi-informasi visual.
Kerusakan Frontal Lobe ( Lezak 1983,1995) dapat mengakibatkan diantaranya:
1. Turunnya motivasi, menurunnya produktifitas,disinegrasi kepribadian dan perilaku serta
kurang inisiatif.
2. Perencanaan kesulitan atau memulai aktivitas, perhatian abnormal dan kemampuan untuk
berkonsentrasi, apatis berat atau euforia, rasa malu.
3. Berkurangnya kemampuan untuk memantau dan mengendalikan seseorang pikiran,
ucapan, dan tindakan, termasuk kehilangan memori.
4. Selain itu, kelainan lobus frontal sering mengakibatkan gangguan kognitif, persepsi, dan
emosional besar.
Lateralisasi Serebral
Lateralisasi merupakan proses pengkhususan fungsi dari dua belah otak yang terjadi
karena penyebelahan menjadi dua bagian, yakni hemisfer kanan dan hemisfer kiri. Kecuali
beberapa orifice (lubang) garis tengah, hampir setiap manusia itu memiliki dua hal, satu di
kiri dan satu di kanan. Bahkan, otak yang oleh kebanyakan orang dianggap sebagai self yang
uniter dan tidak dapat dibagi, merefleksikan prinsip umum duplikasi bilateral ini. Di
bentangan bagian atasnya, otak terdiri dari dua struktur yakni hemisfer (belahan) serebral kiri
dan kanan yang seluruhnya terpisah kecuali cerebral commissures (komisura serebral) yang
menghubungkannya. Hemisfer kiri dan kanan otak manusia memilki kemampuan –
kemampuan yang berbeda dan memiliki kapasitas untuk berfungsi secara independen (untuk
memiliki pikiran, ingatan, dan emosi yang berbeda).
B. Penyakit Yang berkaitan dengan Gangguan Otak
1. Trauma Kepala/ Luka Pada Kepala
Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang
tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung
pada kepala. Cedera kepala merupakan penyakit neurologik yang serius diantara penyakit
neurologik, dan merupakan proporsi epidemik sebagai hasil kecelakaan lalu lintas. Resiko
utama klien yang mengalami cedera kepala adalah kerusakan otak akibat perdarahan atau
pembengkakan otak sebagai respon terhadap cedera yang menyebabkan peningkatan tekanan
intrakranial.
2. Tumor
Sebuah tumor otak dapat berupa kanker atau non-kanker tergantung pada tumor yang
tumbuh dan menyebar secara cepat. Jika tumor tidak cepat maka akan disebut 'jinak' dan
umumnya tumor jinak kurang serius tetapi pengobatan masih mungkin diperlukan. Efek
tumor otak menyebabkan kebingungan, kehilangan kemampuan penalaran, masalah
berbicara, kehilangan memori, dan gangguan konsentrasi.
3. Alzheimer
Alzheimer merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir
bersamaan,sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai
penyakit yang sinonim dengan orang tua. Risiko untuk mengidap Alzheimer, meningkat
seiring dengan pertambahan usia. Bermula pada usia 65 tahun, seseorang mempunyai risiko
lima persen mengidap penyakit ini dan akan meningkat dua kali lipat setiap lima tahun, kata
seorang dokter. Menurutnya, sekalipun penyakit ini dikaitkan dengan orang tua, namun
sejarah membuktikan bahawa pesakit pertama yang dikenal pasti menghidap penyakit ini
ialah wanita dalam usia awal 50-an.
4. Parkinson
Penyakit Parkinson (bahasa Inggris: paralysis agitans, Parkinson disease) adalah penyakit
degeneratif syaraf yang pertama ditemukan pada tahun 1817 (An Essay on the Shaking Palsy)
oleh Dr. James Parkinson. dengan gejala berupa adanya tremor pada saat beristirahat,
kesulitan untuk memulai pergerakan dan kekakuan otot. Parkinson menyerang sekitar 1 di
antara 250 orang yang berusia di atas 40 tahun dan sekitar 1 dari 100 orang yang berusia di
atas 65 tahun.
Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran sehingga
pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih
sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin terkadang tidak
diketahui. Penyakit ini cenderung diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidak
memegang peran utama.
Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan komplikasi yang
sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang menyebabkan peradangan otak).
Kasus lainnya terjadi jika penyakit degeneratif lainnya, obat-obatan atau racun memengaruhi
atau menghalangi kerja dopamin di dalam otak. Misalnya obat anti psikosa yang digunakan
untuk mengobati paranoia berat dan skizofrenia menghambat kerja dopamin pada sel saraf.
Pada banyak penderita, pada mulanya Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan
ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan
menghilang selama tidur. Stres emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada
awalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan
tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata.
Penyakit Parkinson bisa diobati dengan berbagai obat, seperti levodopa, bromokriptin,
pergolid, selegilin, antikolinergik (benztropin atau triheksifenidil), antihistamin, anti depresi,
propanolol dan amantadin. Tidak satupun dari obat-obat tersebut yang menyembuhkan
penyakit atau menghentikan perkembangannya, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan
penderita lebih mudah melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup
penderita.
5. Demensia
Demensia adalah sejenis masalah penyakit yang berkaitan dengan daya ingatan yang
disebabkan oleh kematian sel-sel otak secara abnormal.
Dementia (dari bahasa Latin demens) adalah kemerosotan dalam fungsi kognitive akibat
kecederaan atau penyakit pada otak melebihi dari apa yang dijangka dalam proses penuaan
biasa. Kawasan yang mempunyai kesan khusus ingatan, perhatian, bahasa dan menyelesaikan
masalah, walaupun terutamanya pada tahap akhir penyakit, pesakit mungkin kabur tentang
masa (tidak tahu hari apa, minggu, bulan, atau tahun), tempat (tidak tahu di mana mereka
berada) dan orang (tidak mengenali diri sendiri).
Fungsi Otak Kiri Berkaitan Dengan Bahasa
Bahasa akan berkembang pada seseorang jika otak kirinya normal. Orang yang otak kirinya
mendapat gangguan maka perkembangan bahasanya kan lambat, susah melafalkan kosa kata
dengan jelas. Dikarenakan pemahaman terhadap part of speech (jenis kata) mengalami
kesulitan, seperti membedakan kata sifat, kata keterangan, kata depan serta kata penghubung,
maka berimbas pada kemampuan menulis. Gambar 9.5 menurut Geschwind menyimpulkan:
1. Kemampuan berbahasa dihasilkan di cortex pendengaran sebelah kiri di bagian atas
temporal lobe kemudian diteruskan ke bagian Wernicke.
2. Di bagian Wernicke makna kosa kata diaktifkan serta kode pendengaran diteruskan
menjadi ke bagian arcuate fasiculus.
3. Arcuate fasiculus mengirim kode pendengaran secara langsung ke bagian Broca.
4. Ketika sampai di Broca Area, auditory code mulai aktif menjadi gerakan otot sesuai
kata .yang akan diucapkan.
5. Kemudian masuk ke lidah, bibir,panggal tenggorokan menjadi kosa kata yang diingikan.
Gangguan Otak Kiri:
- Gangguan pada daerah Broca dan Wernicke akan mengakibatkan kurangnya
pemahaman bahasa dan pengucapannya.
- Kerusakan pada bagian angular gyrus berakibat juga pada kemampuan membaca.
- Ganguan pendengaran kiri akan mengakibatkan kurang pemahaman secara verbal,
namun masih mampu berbicara dan membaca dengan normal.
Fungsi Otak Kanan
Belahan otak kanan :
1. Berperan dalam pengamatan diri, pengamatan ruang, dan pengamatan lingkungan
(Visuospatial).
2. Berbahasa non verbal, gaya bahasa, menyanyikan lagu yang dikenal & mengenal nada
lagu.
3. Fungsi emosi yang berhubungan dengan visuospatial. Mengenal dan memahami orang
lain dengan mimik gembira atau marah, bidang seni pahat, seni lukis, seni musik.
4. Berperan dalam proses berpikir yang holistik, dimana berkaitan juga dengan fungsi
emosi dan intuisi.
5. Pusat berimajinasi ,penting untuk kreatifitas seseorang untuk berkarya.
6. Berkembang dengan pengalaman formal dan non formal (pengalaman diluar sekolah).
Tes Klinis dan Tehnik Brain Image
Tehnik ini dapat digunakan untuk membantu mendiagnosa penyakit nurologi. Termasuk
didalamnya EEG, arteriografi serebral, tehnik komputerisasi tomografi, serta magnetic
resonasi.
C. Model Konseptual Hubungan Antara Otak dan Perilaku Manusia
Gambar 9.6 menerangkan pendapat Reitan dan Wolfon (1993), menurutnya stiap nurologi tes
atau prosedur evaluasi mesti memiliki syarat berikut:
1. Sensory Input
2. Perhatian dan konsentrasi penuh
3. Mempelajari dan menghafal
4. Memahami bahasa
5. Kemampuan memahami bangun ruang serta kemampuan manipulasi
6. Fungsi Eksekutif:
- Analisis logis
- Pemahaman konsep
- Memahami alasanput
- Perenvanaan yang baik
- Berfikir fleksibel
- Motor out
1. Penilaian Sensory Input
a. Uji sensorik-perseptual
Prosedur yang dikembangkan oleh Reitan dan Klove
Tes Kategori*
Tindakan penalaran abstrak dan pembentukan konsep; membutuhkan terperiksa untuk menemukan aturan untuk gambar pengkategorian bentuk geometris
Tes Penampilan taktual *
Tindakan kinestetik dan kemampuan sensorimotor,
Tes Pidato Suara Persepsi *
Tindakan perhatian dan sintesis auditori-visual, untuk memilih dari empat pilihan versi tertulis direkam
Tes Seashore Rhythm *
Tindakan perhatian dan persepsi pendengaran, membutuhkan terperiksa untuk menunjukkan apakah irama musik dipasangkan adalah sama atau berbeda
Tes Jari-Tapping *
Tindakan kecepatan motor membutuhkan terperiksa untuk menekan tuas telegraf keylike secepat mungkin selama 10 detik
Kekuatan Grip
Tindakan kekuatan pegangan dengan dinamometer, membutuhkan terperiksa untuk menekan sekeras mungkin
Trial Making, bagian A, B
Tindakan scanning kemampuan, fleksibilitas mental, dan kecepatan; membutuhkan terperiksa untuk menghubungkan angka (bagian A) atau angka dan huruf dalam bolak order (bagian B) dengan garis pensil di bawah tekanan waktu
Perabaan Formulir Pengakuan
Mengukur kemampuan sensorik-perseptual, untuk mengenali bentuk sederhana (misalnya, segitiga) ditempatkan di telapak tangan
Tes Sensory-perseptual
Mengukur kemampuan sensorik-perseptual, untuk menanggapi tugas sensorik bilateral yang sederhana, misalnya, mendeteksi jari yang telah menyentuh, telinga mana telah menerima suara singkat, menilai bidang visual yang ekspresif dan reseptif
Aphasia Skrining Test
Mengukur kemampuan bahasa, tugas termasuk penamaan digambarkan item (misalnya, garpu), menyalin tugas (bukan ukuran aphasia) termasuk di sini untuk alasan historis
Tambahan
WAIS-III, WRAT-3, MMPI-2, tes memori seperti Wechsler Memory Scale-III atau Rey Auditory Verbal Learning Test
b. Tes Dengan Jari Tangan
Tes ini untuk mengevaluasi kemungkinan hilangnya sensori disebabkan kerusakan otak.
Menurut Benton ada 60 item tes yang terdiri dari tiga bagian:
- Tangan nampak: dimana penguji mengidentifikasi dengan cara menyentuh jari orang
yang diuji menggunakan ujung pensil(10 kali percobaan setiap tangan)
- Tidak menampakan tangan: mengidentitikasi dengan cara penguji menyentuh jari
orang yang dites (10 kali percobaan setiap tangan)
- Masih dengan tidak menampakan tangan dengan mengidentifikasi sepasang jari
melalui sentuhan oleh si penguji (10 kali percobaan tisp tangan)
2. Mengukur Tingkat Perhatian dan Konsentrasi
a. TEA (Test of Everyday Attention)
Tes yang cocok digunakan kepada penderita Alzheimer, orang yang stroke dan orang
yang mengalami luka di kepala.
Menurut Ward, ridgeway and NimmoSmith (1994,1996), Tes ini memuat komponen:
- Sustained attention (perhatian terus menerus)
- Selective attention (perhatian khusus)
- Divided attention (perhatian terbagi)
- Attentional switching (mengalihkan perhatian)
-
b. Continous Performance Test (CPT)
Tes ini idealnya menggunakan system komputerisasi serta tes ini memiliki banyak versinya
diantaranya Paced Auditory Serial Eddition Task (PASAT). Gronwall merekomendasikan
PASAT untuk pengujian serial pasien gegar otak (Gronwall, 1977; Gronwall & Wrightson,
1981) , dan Subtracsting Serial Sevens,
3. Tes Belajar dan Menghafal
Tes Memori dapat dikategorikan kedalam beberapa dimensi termasuk jangka pendek versus
jangka panjang, verbal versus bergambar, mempelajari kurva versus tidak mempelajari kurva.
Sebagai contoh verbal memory untuk mengetahui kemampuan dominasi otak otak kanan
sedangkan pictorial memory untuk mengetahui dominasi otak kiri. Yang termasuk kategori
ini juga Wechsler Memory Scale-III Wechsler Memory Scale-III (Tulsky, Zhu, & Ledbetter,
1997), RAVLT (Rey Auditory Verbal Learning Test dan Fuld Object Memory Evaluation.
4. Tes Mengetahui Fungsi Bahasa
Para ahli nuropsikologi tertarik pada gangguan berbahasa yang sering disebut dengan istilah
aphasa, yakni gannguan mengungkapkan bahasa dikarenakan kerusakan pada otak.
Para ahli menggunakan tiga pendekatan dalam tes ini:
1. Tes Klinik Non standar
2. Tes skrining standar
3. Tes skrining aphasia menyeluruh
Tes Klinik Bagi Penderita Aphasi (kehilangan kemampuan mengungkapkan kata-kata karena
gangguan pada otak). Beberapa elemen yang biasa digunakan dalam tes ini:
- Spontaneous Speech : Penguji mencari orang yang menderita aphasia dengan
kseulitan tertentu, misalnya dia kesulitan dalam menemukan kata- kata atau
pembentukan kata.
- Repetiton of sentences and phrases : Penguji menyuruh orang yang menderita aphasia
ini untuk mengulangi kata - kata tertentu misalnya: jangan, tidak, jika, tetapai. Kata –
kata yang dipilih mesti kata-kata sederhana supaya mudah diulang.
- Chomprehension of spoken language: Penguji member pertanyaan atau perintah
dengan kalimat sempurna, misal: Apakah mobil ada pegangannya?, Ambil kertas ini,
lipat jadi dua, letakan di lantai.
- Word finding: penguji menanyakan nama benda tertentu, missal: apa nama benda ini?
- Reading: Penguji meminta oran yang diuji untuk membaca sebuah paragraph namun
tentu disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan kecerdasan orang tersebut.
- Writing and copying: Penguji menyuruh menuliskan kalimat yang sudah ada atau
berdasarkan apa yang didiktekan.
- Calculation: Pasien diminta untuk mengerjakan atau menjawab soal matematika
sederhana tanpa menhitung di kertas.
Tes Bangun Ruang dan Kemapuan Manipulasi
- Drawing test : tes menggambar bangun ruang
- Assembly test : tes menyusun bangun ruang
Tes Fungsi Eksekutif
Tes ini termasuk: menganalisa secara logis, konseptual, alas an, perencanaan dan berfikir
fleksibel.
Neuropsychological test batteries : diantaranya Finger Tapping test (Test dengan
menepuk Jari tangan)
Purdue Pegboard Test : dimana pasien diminta meletakan sesuatu ke lubang dengan
tangan kiri, tangan kanan atau kedua tangannya.
The Mental Status examination (MSE): tes dengan menginterview pasien dan penanganan
medis. Tes ini meliputi : menstimulan orentasi pasien, daya ingat, perasaan serta memberi
penilaian.
Mini Mental Status Examination: dilakukan untuk mendeteksi gangguan jiwa sejak awal
Bab III
Tinjauan Buku
Tes merupakan suatu seperangkat tugas yang terstruktur dan dapat dianalisa untuk
menghasilkan nilai/skor numerik, dimana dapat ditarik kesimpulan mengenai perbedaan
individu berbeda dalam konstruk performance yang diukur dengan tes tersebut. Assesment
neuropsikologi merupakan penerapan tes khusus dengan tujuan mendiagnosa dan menangani
individu yang mengalami gangguan otak (Lezak, 1995).
Penyakit yang berkaitan dengan gangguan otak antara lain trauma kepala/luka pada
kepala, tumor, alzeimer yang merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada
saat yang hamper bersamaan, sehingga otak tampak mengerut dan mengecil, gangguan otak
kiri, dan gangguan otak kanan.
Beberapa tes yang dilakukan adalah dengan tes klinis dan tehnik brain image, tes
dengan jari tangan, TEA (test of Everyday Attention), CPT (Continous Performane Tes),
RAVLT (Rey Auditory Verbal Learning Test), Fuld Object Memory Evaluation, Tes
mengetahui fungsi bahasa dengan tiga pendekatan yaitu : tes klinik non standar, tes skrining
standard dan skrining aphasia menyeluruh.