bab 2 data dan analisa - library & knowledge...

15
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perusahaan Nama Perusahaan : PT. GODANG TUA JAYA. Alamat Perusahaan - Kantor Pusat : Jl.Berlian no.35, RT 001/011 Cawang Atas, Kel. Bidara Cina, Jakarta Timur. Telp : (021) 850 6831. Email : [email protected] . - Kantor Cabang : Central Niaga Kalimalang, Jl. Ahmad Yani Blok A4/12-14, Bekasi. Telp : (021) 8894677. Fax : (021) 88961204. - Factory / Landfil : TPST Bantargebang Jl. Raya Narogong Pangkalan V Bantargebang, Kota Bekasi. Telp : (021) 8250844. Fax : (021) 8250844. - Pool Armada dan Alat Berat : Jl. Raya Norogong Pangkalan X Cileungsi, Kab. Bogor. Telp: (021) 8230817. - Contact Person : Ir. Douglas J. Manurung, MBA, M.Si. Telp: 08121219678. Email : [email protected] . 2.2 Sejarah Perusahaan PT. Godang Tua Jaya adalah perusahaan yang berdiri sejak tahun 1993 dan mempunyai berbagai kegiatan dibidang kontraktor, baik konstruksi, pengurukan tanah maupun berbagai kegiatan lainnya yang berhubungan dengan aktivitas

Upload: lamlien

Post on 04-May-2018

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

3

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Data Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. GODANG TUA JAYA.

Alamat Perusahaan

- Kantor Pusat : Jl.Berlian no.35, RT 001/011

Cawang Atas, Kel. Bidara Cina,

Jakarta Timur.

Telp : (021) 850 6831.

Email : [email protected].

- Kantor Cabang : Central Niaga Kalimalang,

Jl. Ahmad Yani Blok A4/12-14,

Bekasi.

Telp : (021) 8894677.

Fax : (021) 88961204.

- Factory / Landfil : TPST Bantargebang Jl. Raya

Narogong Pangkalan V

Bantargebang, Kota Bekasi.

Telp : (021) 8250844.

Fax : (021) 8250844.

- Pool Armada dan Alat Berat : Jl. Raya Norogong Pangkalan X

Cileungsi, Kab. Bogor.

Telp: (021) 8230817.

- Contact Person : Ir. Douglas J. Manurung, MBA, M.Si.

Telp: 08121219678.

Email : [email protected].

2.2 Sejarah Perusahaan

PT. Godang Tua Jaya adalah perusahaan yang berdiri sejak tahun 1993 dan

mempunyai berbagai kegiatan dibidang kontraktor, baik konstruksi, pengurukan

tanah maupun berbagai kegiatan lainnya yang berhubungan dengan aktivitas

4

pemborongan. Usaha pemborongan ini digeluti sejak tahun 1990-an, sehingga pada

akhirnya saat dibutuhkan sebuah badan usaha untuk menaungi kegiatan-kegiatan

yang dimaksud, lahirlah PT.Godang Tua Jaya.

PT. Godang Tua Jaya telah berpengalaman dalam kegiatan yang berhubungan

dengan pengelolaan sampah antara lain pengolahan sampah organik menjadi kompos

(industri kompos di sekitar TPST Bantargebang), penutupan sampah dengan tanah

merah (cover soil), konstruksi sanitary landfill, produksi alat-alat pengolah kompos,

pengangkutan sampah. Perusahaan PT Godang Tua Jaya memiliki beberapa titik

pengurukan tanah yang terletak di kawasan TPST Bantargebang, antara lain Desa

Ciketing Udik, Sumur Batu dan Desa Cikiwul yang mengelilingi kawasan TPST

Bantargebang. Tanah yang ada digali lalu diangkut ke daerah-daerah yang

membutuhkan, seperti DKI Jakarta, Bekasi dan sekitarnya termasuk kebutuhan

sanitary landfill sampah di TPST.

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa keterlibatan PT. Godang Tua Jaya

dalam mengelola sampah bukanlah semata-mata mencari keuntungan akan tetapi

merupakan suatu kepedulian terhadap lingkungan disekitar TPST, baik dari segi

kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, ekonomi dan sosial. Disamping PT.

Godang Tua Jaya sebagai mitra kerja masyarakat di lingkungan TPST Bantargebang,

perusahaan pun selalu melakukan studi dan pengamatan terhadap sampah yang ada.

Tentu saja ilmu dan pengalaman tersebut menjadi bekal untuk melakukan kegiatan

pengelolaan dan pengolahan sampah di TPST Bantargebang .

Perlu digaris bawahi bahwa teknologi tinggi untuk mengolah sampah tidak

merupakan suatu jaminan tapi yang pasti adalah niat dan kemauan untuk

beradaptasi hingga ada rasa kebersamaan dengan kehidupan di atas

sampah. Disamping itu pengalaman mengelola sampah untuk skala besar seperti di

TPST Bantargebang sangat penting artinya karena metode mengolah sampah untuk

skala Kabupaten, Kota sangat jauh berbeda dengan mengelola sampah Kota

Metropolitan. Perbedaan yang sangat menonjol adalah masalah waktu jam buang

(operasional), volume sampah, sosial dan penerapan sistem, teknis maupun

manajemen. Jadi tidaklah segampang apa yang disebut para ahli di dalam tulisannya

tentang teori-teori pengelolaan sampah kota, karena tempat saja sudah beda maka

sistem pengelolaan pun sudah pasti berbeda.

Salah satu wujud dari ketekunan dan keinginan mengolah sampah adalah

PT. Godang Tua Jaya melakukan investasi lahan disekitar TPST hingga puluhan Ha,

5

memiliki pabrik pengolahan sampah organik menjadi kompos, memiliki sejumlah

alat berat yang dipekerjaan di TPST, memiliki tenaga ahli yang handal untuk

melakukan sanitary landfill. Sejak diterapkannya sistem sanitary landfill oleh

pemerintah DKI Jakarta dalam rangka pengolahan sampah DKI di TPST

Bantargebang, PT. Godang Tua Jaya adalah salah satu pihak kontraktor

yang mendukung Pemda DKI Jakarta untuk melaksanakan program tersebut. Hal

ini disebabkan karena PT. Godang Tua Jaya merupakan perusahaan satu-satunya

yang dekat dengan sumber tanah pengurukan, memiliki peralatan yang memadai,

serta didukung oleh masyarakat sekitar.

2.3 Kebijakan Mutu

” Seluruh jajaran PT Godang Tua Jaya bertekad untuk menyelesaikan

pekerjaan sesuai dengan persyaratan melalui pengendalian pada setiap

tahapan kegiatan dan selalu melakukan perbaikan secara berkelanjutan

melalui peningkatan sumber daya dan pembinaan mitra kerja sehingga

tercipta peningkatan kepuasan pelanggan”.

2.4 Visi dan Misi

Visi

Menjadi perusahaan yang kuat dan profesional berbasis pada pengelolaan

sampah dan lingkungan dengan memiliki beberapa divisi unit usaha lain.

Misi

1. Memiliki personal yang profesional pada bidang pengelolaan sampah.

2. Mitra pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan sampah baik dalam

negeri maupun luar negeri.

3. Mengembangkan bisnis dengan mendirikan unit – unit usaha lain.

4. Pemanfaatan sampah menjadi bahan baju industri.

5. Memberikan pembelajaran pengolahan sampah kepada instansi

pemerintah (PEMDA) maupun masyarakat.

2.5 Kegiatan Perusahaan

PT Godang Tua Jaya terbagi atas 2 divisi besar yang masing-masing

mengelola bidang industri yang berbeda. Divisi tersebut adalah divisi alat berat dan

divisi pengolahan sampah. Namun selama beberapa tahun terakhir ini, PT Godang

6

Tua Jaya memfokuskan diri untuk mengelola divisi pengolahan sampah.

2.5.1 Pengertian Sampah

Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak

disenangi, atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak

terjadi dengan sendirinya (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan

biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya

bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya).

2.5.2 Jenis – Jenis Sampah

Sampah terdiri dari berbagai jenis. Jenis – jenis sampah dapat dibagi

menjadi sampah padat, sampah cair dan sampah dalam bentuk gas.

a. Sampah Padat

1. Organik

Sampah organik merupakan sampah yang masih bisa dipakai atau

dikelola dengan prosedur yang benar. Sampah organik berasal dari

bahan – bahan organik yang dapat didaur ulang seperti sisa sayuran,

hewan, kertas, potongan kayu, potongan ranting, rumput, dan

sebagainya.

2. Anorganik

Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang

sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan

waktu yang sangat lama. Sampah anorganik berasal dari sumber daya

alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses

industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik

dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat

diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan

dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah

tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.

b. Sampah Cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak

diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Sampah cair berasal dari limbah yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

7

- Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini

mengandung patogen yang berbahaya.

- Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar

mandi dan tempat cucian.

c. Sampah Gas

Sampah gas dapat dikatakan sebagai emisi, dan emisi biasa dikaitkan

dengan polusi. Sampah gas seringkali berasal dari berbagai kegiatan

industri yang dalam prosesnya seringkali mengeluarkan zat dan bau

tidak sedap yang menyebabkan terkontaminasinya udara dengan polusi.

2.5.3 Pengolahan Sampah

Pengolahan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

berkesinambungan yang meliputi perencanaan, pengurangan, dan penanganan

sampah. Dalam proses pengolahannya, sampah diperoleh melalui beberapa

tahap pendistribusian dari berbagai lokasi yang kemudian akhirnya dikumpul

di suatu tempat khusus yang mengelola sampah. Tempat tersebut dibagi

menjadi tiga, yaitu :

1. TPS atau tempat penampungan sementara. TPS adalah tempat sebelum

sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau

tempat pengolahan sampah terpadu.

2. Tempat pengolahan sampah terpadu, yang selanjutnya disingkat TPST,

adalah tempat dilaksanakannya kegiatan penggunaan ulang, pendauran

ulang, pemilahan, pengumpulan, pengolahan, dan pemrosesan akhir

sampah.

3. Tempat pemrosesan akhir, yang selanjutnya disingkat TPA, adalah tempat

untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan

secara aman bagi manusia dan lingkungan.

2.5.4 Pengembangan Sarana dan Prasana Perusahaan

a. Pengembangan Sarana dan Prasarana Eksisting

Optimalisasi zona TPST Bantargebang dapat dilakukan dengan

peninggian TPST dan penggabungan zona yang bertujuan untuk

8

memperpanjang usia pakai TPST. Peninggian dan penggabungan zona

akan diuraikan di bawah ini. Penggabungan zona dilakukan dengan

menggunakan jalan kerja antar zona sebagai tempat pembuangan

sampah setelah dilakukan konstruksi lapisan kedap air (liner) terlebih

dahulu dengan mengacu pada kondisi zona dan sub zona yang masih

dapat digabung.

Peninggian zona dilaksanakan dengan membuang sampah baru di

atas sampah lama yang sudah ditutup dengan lapisan tanah serta

mempertimbangkan daya dukung tanah serta kemungkinan terjadinya

longsor. Jalan operasional di TPST Bantargebang sebagian sudah

mengalami kerusakan, sehingga sudah tidak dapat digunakan sebagai

jalan kerja. Jalan yang sudah rusak tersebut harus diperbaiki supaya lalu

lintas truk angkutan sampah berjalan dengan baik.

Penerangan jalan umum merupakan bagian sarana pendukung untuk

pekerjaan pengolahan sampah pada malam hari, karena jam operasi

TPST Bantargebang adalah 24 jam setiap hari, sehingga prasarana PJU

tersebut harus diperbaiki. Pagar pengaman di sekeliling TPST akan

diperbaiki dan dibangun yang baru, sehingga seluruh lokasi TPST dapat

terhindar dari gangguan luar.

b. Pengembangan Sarana Prasarana Baru

• Sanitary Landfill

Fasilitas sanitary landfill akan dibangun pada area seluas 47 Ha

diatas lahan TPST. Tujuannya adalah untuk mengolah sampah organik

sekaligus menangkap gas methan yang akan digunakan sebagai

pembangkit tenaga listrik. Fasilitas sanitary landfill ini terdiri dari unit-

unit :

- Pemasangan lapisan kedap air geomembrane (liner)

- Pemasangan perpipaan pengumpul lindi (leachate)

- Pemasangan Perpipaan Pengumpul Gas

- Fasilitas Pemilahan Sampah

• Fasilitas Pengomposan

Pengembangan TPA Bantargerbang menjadi TPST PT. Godang Tua

9

Jaya telah memiliki “modal awal” yang sangat besar , antara lain karena

telah memiliki fasilitas pengomposan yang beroperasi sejak tahun 2004

dan saat ini dapat mengolah sampah organik sebanyak 200 ton/hari

dengan produksi kompos rata-rata 40 ton/hari. Kapasitas pengomposan

akan ditingkatkan menjadi 1000 ton/hari sampah kota atau 550 ton/hari

sampah organik (terpilah) di atas tanah 10.5 Ha milik PT. Godang Tua

Jaya.

Gambar 2.5.4.1 Fasilitas Pengomposan

Proses pengomposan yang dilakukan adalah metode Aerobic (Open

Windrows) yaitu dengan mekanisme, pemilahan, pencacahan,

pembalikan, pengayakan, penyimpanan sementara dan pengemasan.

Sistem tersebut dikembangkan dengan cara menyuntikkan mikro

organisme (bioactivator). Kompos yang dihasilkan dari proses

pengomposan tersebut berupa kompos serbuk (powder), granul dan

organic soil treatment (OST) dengan kualitas yang telah bersertifikat

uji perlakuan dan efektivitas kompos, terdaftar sebagai produsen pupuk

kompos dan memiliki hak paten dengan merk “Green Botane”.

Pemasaran kompos yang dihasilkan oleh PT. Godang Tua Jaya telah

didstribusikan ke:

10

- PT. Panca Kokoh untuk Tanaman Jati.

- PT. Biozyme untuk tambak udang dan kelapa sawit di Kalimantan.

- PT. PERTANI (Sedang proses kontrak produksi granul 20,000 ton

dengan tahapan Tahap I: 10,000 ton dan tahap II 10,000 ton).

• Pembangunan Fasilitas Daur Ulang Plastik

Sampah plastik hasil pemilahan diolah pada fasilitas daur ulang

plastik. Plastik hasil pemilahan terlebih dahulu dibersihkan pada bak

pencucian yang kemudian dikeringkan. Setelah plastik bersih dan

kering kemudian dipilah sesuai dengan jenis-jenis plastik, palstik yang

dapat diaur ulang dicacah dan dimasukkan kemesin pengolah plastik

yang menghasilkan pellet plastik, sedangkan plastik yang tidak dapat

didaur ulang dikemas untuk dijual.

• Pembangunan Fasilitas GALFAD

Gasification (Pirolysis)

Gasification adalah proses konversi sampah non organik dan organik

kering menjadi gas melalui suatu proses pemanasan tertutup (pirolysis).

Gas yang diproduksi adalah karbon monoksida, methan dan hidrogen.

Sebesar 85% energi yang didapat dari gas maupun energi panas

dimanfaatkan menjadi listrik. Sisa limbah padat dari proses ini hanya

6% dari volume awal dapat digunakan untuk pembuatan bata. Kapasitas

pengolahan pirolysis adalah sebesar 290 ton/hari sampah kering.

Sampah yang dapat digunakan dalam proses gasification adalah sampah

plastik, sampah kayu, sampah karton, kompos hasil proses, dan sampah

kering.

Gambar 2.5.4.2 Gambaran Proses dan Fasilitas GALFAD

11

Mesin yang digunakan dalam proses pirolysis adalah Structure

Landfill Cells, yang merupakan mesin pengolahan sampah organik

yang terbuat dari bak beton besar, dimana terjadi proses biologi untuk

merubah bahan organik menjadi gas yang bisa digunakan sebagai bahan

bakar pembangkit listrik. Sampah ditampung dalam bak sampah besar

12.000m3 (20m x 58m x 12m), kemudian ditutup dengan membran dan

diberi sirkulasi air sehingga terjadi proses fermentasi yang

menghasilkan gas. Materi organik dipecah untuk menghasilkan metan

dan karbondioksida, berlangsung dilingkungan basah dan hampa udara.

Sampah yang akan diproses di dalam Structure Landfill Cell adalah

sampah organik seperti sampah pasar, sampah buah dan sayur, sampah

restoran, sampah kebun, serta sampah organik basah.

• Diagram Alir aur Ulang Plastik (POWER PLANT)

Pembangkit listrik (powerplant) yang akan dibangun terdiri dari 2

jenis yang dihasilkan dari pemanfaatan gas metan dari sanitary landfill

dan panas dari pirolysis. Powerplant untuk pirolysis akan menghasilkan

listrik sebesar 7 MW, yang komponen utamanya terdiri dari Boiler,

Turbin, Generator Set. Powerplant untuk gas metan menghasilkan

listrik sebesar 19 MW, yang komponen utamanya terdiri dari Fuel Skid,

Gas Engine, Transformator.

Gambar 2.5.4.3 Gambaran Proses dan Fasilitas Powerplant

• Penambangan / Penggalian Sampah Lama (LANDFILL MINING)

Landfill mining dilakukan dengan menggali dan memindahkan

12

sampah lama untuk mendapatkan lahan baru yang akan digunakan

untuk fasilitas sanitary landfill dan lokasi pembangunan GALFAD.

Penambangan sampah lama akan dilakukan di Zona III-C, III-B dan

Zona I. sampah lama pada zona tersebut akan dipindah ke Zona II.

Hasil landfill mining dapat digunakan untuk cover soil dan kompos,

sehingga dapat mengurangi tumpukan landfill yang ada.

2.5.5 Metode Pengolahan Sampah

• Proses pengoperasian pengolahan sampah dengan metode

Sanitary Landfill

1. Pemeriksaan dan Penimbangan

Sebelum melakukan tahap-tahap operasional penimbunan, setiap

kendaraan pengangkut harus melalui tahap berikut:

Gambar 2.5.5.1 Proses Penimbangan Truk Sampah

- Pemeriksaan izin masuk ke TPST. Di dalam surat izin tercantum

seperti nomor polisi, nomor daftar kendaraan pengangkut, jenis

kendaraan pengangkut, berat kosong pengangkut, nama

pengemudi.

- Penimbangan kendaraan pengangkut sampah. Penimbangan

bertujuan untuk mengetahui jumlah sampah yang masuk ke

dalam TPST berdasarkan satuan waktu tertentu (bulan, tahun).

- Setiap kendaraan yang masuk harus memiliki izin penimbangan

dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Surat Izin ini bertujuan

13

untuk mencegah adanya kendaraan pengangkutan liar yang ingin

melakukan pembuangan di dalam lahan TPST.

2. Pembuangan Sampah

Kegiatan pembuangan sampah selanjutnya terbagi ke dalam 4

(empat) tahapan utama yaitu:

Gambar 2.5.5.2 Proses Unloading di Titik Buang

� Operasi penurunan sampah (unloading), yang dilakukan dilokasi

penurunan (titik buang). Untuk menghindari antrian truk

pengangkut sampah pada lokasi penurunan (titik buang) maka

harus disediakan titik lokasi penurunan (titik buang) lebih dari

satu. Dari hasil pengamatan di lapangan rata-rata truk sampah

masuk 500 truk. Waktu unloading sampah rata-rata 5 menit, satu

hari dengan asumsi efisiensi kerja 20 jam, satu lokasi penurunan

samah melayani 200 truk sampah, sehingga untuk melayani 500

truk sampah harus disediakan 3 lokasi penurunan sampah.

� Operasi penimbunan sampah, merupakan operasi yang bertujuan

memindahkan sampah menuju ke dalam lokasi kerja

penimbunan. Operasi ini meliputi pengambilan dan penyebaran

sampah serta pemadatan.

� Operasi pemadatan sampah, yang bertujuan untuk memadatkan

sampah sehingga tumpukan sampah menjadi lebih kecil.

Pemadatan sampah ini juga bertujuan untuk perkerasan pondasi

14

landfill. Pekerjaan ini harus menggunakan alat berat (bulldozer)

untuk meratakan sampah. Pekerjaan membentuk terasering

sampah dengan kemiringan maksimum 30o dengan

menggunakan excavator. Selain untuk meratakan sampah

bulldozer juga sebagai alat untuk memadatkan sampah lapis

demi lapis sampai mencapai ketinggian 2 - 2,5 meter sehingga

pekerjaan penutupan sampah dengan tanah merah dapat

dilaksanakan dengan sempurna.

3. Penutupan Tanah (Cover Soil)

Gambar 2.5.5.3 Proses Penutupan Tanah

a. Harian

Sesuai dengan syarat sanitary landfill dimana sampah yang

telah ditimbun dan dipadatkan setiap harinya harus ditutup

dengan material penutup dan dipadatkan paling sedikit setebal 20

cm.

b. Antara

Penutup antara dilakukan setiap ketinggian sampah 5 m

dengan ketebalan tanah penutup antara 30 cm.

c. Akhir

Jika telah mencapai tinggi timbunan yang direncanakan

dilakukan penutupan akhir (final coversoil) dengan ketebalan 50

cm. Penutup akhir selain mempunyai fungsi yang sama dengan

penutup harian dan penutup intermediate, berfungsi pula sebagai

15

tempat untuk tumbuhnya tanaman. Pada penutup akhir harus

dicegah adanya cekungan-cekungan pada permukaan dan pada

permukaannya dibentuk kemiringan sedemikian rupa sehingga

tidak terjadi erosi (kemiringan 1-2 %). Jika terjadi keretakan

maka harus segera dilakukan penutupan kembali.

• Pengoperasian Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS)

Gambar 2.5.5.4 Proses Pengolahan Air Sampah

Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS) yang terdapat di TPST

Bantargebang saat ini adalah 4 (empat) unit pada lokasi yang

berbeda. Tujuan utama pengolahan air sampah ialah untuk mengurai

kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik,

padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang

tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam.

Pengolahan air sampah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:

1. Pengolahan Awal (Pretreatment)

Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan

untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam

aliran air sampah. Proses pengolahan yang berlangsung pada

tahap ini ialah equalization.

2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki

16

tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya

ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada

pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical addition

and coagulation, flotation, sedimentation.

3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat

terlarut dari air sampah yang tidak dapat dihilangkan dengan

proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan

pada pengolahan tahap ini ialah rotating biological contactor.

4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air sampah tahap

ketiga ialah coagulation and sedimentation dan membrane

separation.

5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan

sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses pressure

filtration atau landfill.

2.6 Analisa

Strength :

• Inovatif dalam mengembangkan teknologi untuk kesejahteraan

lingkungan.

• Mengubah sampah yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bernilai.

• Memiliki pengalaman dan teknologi yang maju dalam hal mengolah

sampah.

Weakness :

• Teknologi yang dimiliki ketinggalan jika dibandingkan dengan teknologi

pengembangan sampah yang ada di luar negeri.

• Cara dan teknologi pengolahan sampah yang diterapkan masih baru di

Indonesia.

Opportunity :

• Dapat menjadi terobosan baru bagi manusia untuk memanfaatkan hal

yang negatif menjadi suatu hal yang berguna.

17

• Pasar bisnis dalam hal mengolah sampah masih terbuka luas.

• Masyarakat luas sedang menerapkan tren recycling.

Thread :

• Masih sedikit orang yang sadar akan pentingnya pemanfaatan sampah.

• Masyarakat yang berada di dekat lokasi lingkungan TPST Bantargerbang

merasa terganggu.

2.7 Target Pasar

2.7.1 Target Primer

1. Demografi

Dewasa, usia 18 – 25 tahun ke atas.

Masyarakat peduli lingkungan.

2. Geografi

Wilayah sekitar Bantargerbang.

Wilayah perkotaan, khususnya DKI Jakarta dan Bekasi.

3. Psikografi

Memiliki pikiran terbuka terhadap inovasi dan teknologi baru.

Memiliki tujuan dan kemauan yang sama untuk mengubah hal – hal

negatif sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna.

2.7.2 Target Sekunder

1. Demografi

Dewasa, usia 21 – 30 tahun.

BtoB, perusahaan peduli lingkungan.

2. Geografi

Wilayah perkotaan, khususnya DKI Jakarta dan Bekasi.

3. Psikografi

Prihatin dengan kondisi lingkungan.

Memiliki tujuan dan kemauan yang sama untuk mengurangi

dampak buruk sampah.