bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

20
AKUNTANSI SYARIAH DASAR-DASAR GAGASAN AKUNTANSI ISLAM Dosen Pengasuh H.M. TAJUS SUBQI, S.E., M.M. FAKULTAS SYARIAH PRODI S-1 MUAMMALAH INSTIKA GULUK-GULUK SUMENEP

Upload: tajus-yamani

Post on 07-Jul-2015

327 views

Category:

Education


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

AKUNTANSI SYARIAH

DASAR-DASAR

GAGASAN AKUNTANSI ISLAM

Dosen Pengasuh

H.M. TAJUS SUBQI, S.E., M.M.

FAKULTAS SYARIAH

PRODI S-1 MUAMMALAH

INSTIKA GULUK-GULUK SUMENEP

Page 2: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

Sejarah Gagasan Akuntansi Islam

Ideologi akuntansi Islam :

1. Ideologi akuntansi Islam sejak munculnya Islam sampai abadke 13 Hijriah

2.Ideologi akuntansi Islam setelah runtuhnya khilafahIslamiah, dan domonasi imperalisme ribawi terhadap negeri-negeri Islam hingga pertengahan abad ke-14 Hijriah.

3.Ideologi akuntansi Islam di zaman modern (zamankebangkitan konsep akuntansi Islam)

Page 3: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

Ciri-ciri Konsep Akuntansi pada Awal Munculnya IslamSetelah munculnya Islam di Semenanjung Arab di bawah pimpinan

Rasulullah saw, serta terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah, mulailahperhatian Rasulullah untuk membersihkan muamalah maaliah (keuangan)dari unsur-unsur riba dan dari segala bentuk penipuan, pembodohan,perjudian, pemerasan, monopoli dan segala bentuk usaha untukmengambil harta orang lain secara batil. Rasulullah lebih menekankanpada pencatatan keuangan. Rasulullah mendidik secara khusus beberapaorang sahabat untuk menangani profesi ini dan mereka diberi sebutankhusus, yaitu hafazhatul amwal (pengawas keuangan).

Diturunkannya surah Al Baqarah ayat 282, yang menjelaskan fungsi-fungsipencatatan (kitabah), dasar-dasarnya, dan manfaat-manfaatnya, sepertiditerangkan oleh kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam halini.

Page 4: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

Daftar bacaan dalam studi konsep akuntansi islam

Shubhul A’sya fi Shina’atil-Insya’, karangan al-Qalqasyandi

Al Amwal, karangan Abu Ubaid al-Qasim bin Salam

Bidayatul-Mujtahid wa Nihayatul-Muqtasid, karangan Ibnu Rusyd

Al-Fakhri fil-Adabis-Sulthaniah wad-Dual al-Islamiah, karanganIbnu Thaba Thaba

Al-Kharraj, karangan Abu Yusuf

Al-Ahkamus-Sulthaniah, karangan al-Mawardi

Nihayatul Arab fi Fununil Adab, karangan an-Nuwairi

Page 5: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

Pengertian Akuntansi dalam IslamArti kata muhasabah berbeda dengan kata hisab sesuai dengan

tempat-tempat pemakaiannya.

1. Pengertian Muhasabah dan Hisab dalam Bahasa Arab

Kata muhasabah berasal dari kata hasaba dan diucapkan juga denganhisab hasibah muhasabah dan hisaba . Katakerja hasaba termasuk kata kerja yang menunjukkan adanya interaksi seseorangdengan orang lain.

Arti kata muhasabah secara bahasa adalah “menimbang” atau‘memperhitungkan amal-amal manusia yang telah diperbuatnya’, seperti firmanAllah,

“ Dan, berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan rasul-rasulNya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras dan Kami azab merekadengan azab yang mengerikan” (ath-Thalaaq: 8)

Page 6: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

Selanjutnya, akar kata hasaba ialah hisaba, yaitu ‘menghitung dengan saksama atauteliti yang harus tercatat di surat-surat atau buku-buku’, seperti firman Allah,

“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akandiperiksa dengan pemeriksaan yang mudah.” (al-Insyiqaaq: 7-8)

Menghisab sesuatu juga bisa berarti “mengkalkulasi dan mendata”. Menghisabsesuatu juga bisa berarti mendata, menyusun, dan mengkalkulasi, seperti firmanAllah,

“Dan, Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tandamalam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dariTuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dansegala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” (al-Israa:12)

Page 7: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

2. Pengertian Kata Muhasabah dan Hisab dalam Al-Qur’an

a. Arti Kata Muhasabah dalam Al-Qur’an

Kata muhasabah tidak pernah ada dalam Al-Qur’an dalam bentuk masdaratau akar kata, tetapi yang ada hanyalah kata kerjanya, yaitu hasaba sebanyaktiga kali:

Surah al-Baqarah: 284

Surah ath-Thalaaq: 8, yuhaasibkum yang artinya perhitungan di hari kiamatkelak tentang pekerjaan manusia di dunia, apakah itu kebaikan atau keburukan

Surah al-Insyiqaaq: 7-8, kata kerja yuhasabuu disini menunjukkan atasperhitungan yang ringan, yang sesuai dengan data-data dan catatan dari setiapkitab itu.

Dari ayat diatas dapat disimpulkan kata kerja hasaba, muhasabah, hisaba, berarti‘perhitungan dan pembalasan, baik di dunia maupun di akhirat, sesuai dengandata-data dan catatan dalam buku amalan’

Page 8: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

b. Arti Kata Hisab dalam Al-Qur’anKata hisab terdapat dalam Al-Qur’an sebanyak 39 kali dan tidak satu kata pun munculdalam kata kerja, yaitu hasaba dengan fathah semua baris hurufnya.

Hisab seperti firman Allah dalam surah Yunus ayat 5, yang maksudnyaadalah “penghitungan dan pendataan waktu”

Hisab dengan arti “perhitungan dan pembalasan” di hari kiamat, surah al-Insyiqaaq: 7-8 dan surah an-Nuur: 39

Hisab dengan arti “menanyai seseorang dengan mendebatnya di HariKiamat tentang perbuatannya di dunia” surah Ibrahim: 41

Hisab dengan arti “berinfak dan memberi secara mutlak tanpa sebab dansyarat” surah al-Baqarah: 212, Shaad: 39, az-Zumar: 10, arti hisab dalamayat-ayat di atas adalah merasa cukup dengan karunia dan kelapanganrahmat, pemberian tanpa pujian, ikatan, serta tekanan.

Page 9: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

c. Pengertian Kata al-Muhasib dalam Al-Qur’an

Kata al-muhasib tidak ada dalam Al-Qur’an, yang ada yang semaknadengan itu yaitu hasiib dan hasibin, adapun kata hasiib munculdalam Al-Qur’an beberapa kali untuk fungsi yang berbeda, yaitu:

Surah an-Nisaa: 6, yang berarti raqiib (pengawas)

Surah al-Ahzab; 39, yang berarti Pembuat perhitungan

Surah an-Nisaa: 86, yang berarti hafizh (yang menjaga)

Surah al-Israa: 14, yang berarti muhasib (yang menghitung)

Al Hasan al-Basri dalam tafsir ayat al-Israa berkata,“ betapa adilnyaAllah menjadikan kamu untuk menghisab dirimu sendiri. ”

Page 10: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

d. Pengertian Kata Hasibiin dalam Al-Qur’an

Adapun kata hasibin hanya muncul sebanyak dua kali dalam Al-Qur’an,yaitu sebanyak berikut :

Surah al-An’aam: 62, berarti muhasibin (yang menghitung)

Surah al-Anbiyaa: 47, berarti muhasibin (yang menghitung)

Al-Qurtubi juga mengantakan,”Cukuplah Allah sebagai pengawas terhadapapa yang mereka kerjakan, baik atau buruk”

Dari dua ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kata hasibin sama maknanyadengan muhasibin, dengan pengertian mencakup proses pendataan,penghitungan, kemudian dilanjutkan dengan proses perhitungan sertapembalasan, seperti ditegaskan dalam surah al-Kahfi: 49

Page 11: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

3. Pengertian al-Muhasabah dan al-Hisab dalam Sunah Nabawiyyah

Dalam hadist-hadits Nabi banyak dijumpai kata-kata haasaba maupun hasaba :

HR Thabrani, arti lafal yuhasabu ialah musaalah (perhitungan dan pembalasan)

HR Tirmidzi, kata hasaba sama artinya dengan menulis, menyusun, danmenghitung.

Al-Miqdam bin Ma’ad, lafal katiban berarti orang yang mencatat dan mendatasemua usaha

HR Bukhari, lafal haasabahu berarti menghitung, menyusun, kemudianperhitungan dan pembalasan, serta perdebatan yang menyebabkan Rasulullahmengambil keputusan untuk memindahkan hadiah itu ke baitulmal

Kesimpulan kata muhasabah :

a. Perhitungan dan pembalasan

b. Catatan, data dan hitungan

Page 12: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

4. Pengertian al-Muhasabah dan al-Hisab di Kalangan Ahli Fiqih

Ahli Fiqih mengganggap bahwa istilah muhasabah sama artinya dengancatatan keuangan.

Al-Qalqasyandi dalam bukunya, Shubhu al-A’sya, kitabah ada :

1. kitabatul insya’ (menulis karangan)

2. kitabatul amwal (menulis/mencatat keuangan)

Al-Haririy: “ Kerja menghitung harus dengan teliti, Pena seorang akuntanadalah sebagai pengontrol, sedangkan hisbah adalah orang yang mengontrolkeuangan”

Umar ibnul-Khathab r.a.:” Hitunglah dirimu sebelum kamu sendiri yangdihitung dan timbanglah amal perbuatanmu sebelum amal itu ditimbangatas dirimu, dan bersiaplah untuk menghadapi hari di mana semua amalperbuatan dibeberkan”

Page 13: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

Imam al-Ghazali dalam bukunya, Ihya’ Ulumuddin, bagian kitabmuraqabah dan muhasabah :

muhasabah mempunyai 6 tingkatan:

1. Tekad atau janji

2. Pengawasan

3. Muhasabah (evaluasi) sebelum bekerja

4. Muhasabah setelah bekerja

5. Kesungguh-sungguhan

6. Peringatan/teguran

Dapat disimpulkan bahwa muhasabah mempunyai arti lain, yaituevaluasi modal pokok, merinci serta mengukur laba dan rugi. Inilahdiantara tujuan terpenting didalam akuntansi

Page 14: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

5. Pengertian Muhasabah dalam Konsep Islam

a.Muhasabah dengan arti musa-alah (perhitungan) danmunaqasyah(perdebatan), kemudian dilanjutkan dengan pembalasanyang sesuai dengan catatan perbuatannya dan tingkah lakunya sertasesuai pula dengan syarat-syarat yang telah disepakati. Proses musa-alah (perhitungan dan pembalasan) bisa diselesaikan secara individual atau dengan perantara orang lain, atau juga bisa dengan perantaramalaikat dalam wujud yang lain, atau oleh Allah sendiri pada HariKiamat nanti.

b.Muhasabah dengan arti pembukuan/pencatatan keuangan sepertiyang diterapkan pada masa awal munculnya Islam. Juga diartikandengan perhitungan modal pokok serta keuntungan dan kerugian

Page 15: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

Kata Hisab yang searti dengan kata muhasabah :

1. Hisab dengan arti menghitung dan mendata

2.Hisab dengan arti perhitungan, pembalasan, dan perdebatan (dalam halini sama dengan muhasabah)

3.Hisab dengan arti muhasabah dan munaqasyah di Hari Kiamat

4.Hisab dengan arti merasa cukup dengan kelapangan karunia yang diberikan Allah tanpa ikatan dan tekanan.

Kesimpulan pengertian Muhasabah dalam islam meliputi 2 hal :

1. Pembukuan keuangan (menghitung dan mendata semua transaksikeuangan)

2.Perhitungan, perdebatan dan pengimbalan

Page 16: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

Tujuan-tujuan Akuntansi dalam Islam

1.Hifzul Amwal (Memelihara Uang)

2.Eksistensi al-Kitabah ’Pencatatan’ ketika AdaPerselisihan

3.Dapat Membantu dalam Pengambilan Keputusan

4.Menentukan Hasil-hasil Usaha yang akan Dizakatkan

5.Menentukan dan Menghitung Hak-Hak Kawan yang Berserikat

6.Menetukan Imbalan, Balasan atau Sanksi

Page 17: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

Jenis-Jenis Akuntansi dalam Islam1. Muhasabah dari segi arti, yaitu perhitungan dan pembukuan keuangan

(kitabul amwal)

2.Muhasabah dari segi orang yang melakukannya:a.Muhasabah individu b.Muhasabah dengan perantara orang lain

c.Muhasabah melalui malaikat atau Allah

3.Muhasabah dari segi waktu pelaksanaannya:a.Muhasabah duniawi b.Muhasabah alam kubur

c.Muhasabah ukhrawi

4.Muhasabah dari segi objeknyaa.Muhasabah ibadah

b.Muhasabah muamalah maaliah (keuangan)

Muhasabah muamalah perdagangan perorangan

Muhasabah muamalah perusahaan atau firma

Muhasabah muamalah organisasi, yayasan, dan lembaga-lembaga sosial, dan

Muhasabah muamalah kantor-kantor pemerintah

Page 18: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

Inti dari Konsep Akuntansi IslamSifat-sifat spesifik akuntansi Islam:

1. Kaidah-kaidah dasar akuntansi Islam bersumber dari Al-Quran, Sunnah Nabawiyyahserta fiqih para ulama. Oleh karena itu kaidah ini mempunyai keistimewaan yaitupermanen dan objektif. Tidak akan berubah, karena dasar kaidah berasal dari Allah dansesuai untuk segala waktu dan kondisi

2. Akuntansi Islam dilandasi akidah yang kuat, iman serta pengakuan bahwa Allah ituadalah Tuhan, Islam adalah agama, Muhammad adalah nabi dan rasul, dan juga percayapada Hari Akhir.

3. Akuntansi Islam berlandaskan pada akhlak yang baik.

4. Dalam Islam, seorang akuntan dianggap bertanggungjawab di depan masyarakat danumat Islam tentang seberapa jauh kesatuan ekonomi dipengaruhi hukum-hukumsyariat Islam

5. Berdasarkan keistimewaan-keistimewaan yang bersifat akidah dan akhlak, akuntansidalam Islam juga berkaitan dengan proses keuangan yang sah

6. Akuntansi dalam Islam sangat memperhatikan aspek-aspek tingkah laku sebagai unsuryang juga berperan dalam kesatuan ekonomi

Page 19: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

1. Perbedaan dari Segi Pengertiannya

Akuntansi Islam lebih mengarah pada pembukuan, pendataan, kerja dan usaha,kemudian juga perhitungan dan perdebatan (tanya jawab) berdasarkan syarat-syaratyang telah disepakati, dan selanjutnya penentuan imbalan atau balasan yang meliputisemua tindaktanduk dan pekerjaan, abaik yang berkaitan dengan keduniaan maupunyang berkaitan dengan keakhiratan.

Akuntansi konvensional ialah seputar pengumpulan dan pembukuan, penelitiantentang keterangan-keterangan dari berbagai macam aktivitas

2. Perbedaan dari Segi Tujuannya

Akuntansi Islam bertujuan menjaga harta yang merupakan hujjah atau bukti ketikaterjadi perselisihan, membantu mengarahkan kebijaksanaan, merinci hasil-hasil usahauntuk perhitungan zakat, penetuan hak-hak mitra bisnis dan juga membantumenetapkan imbalan dan hukuman serta penilaian evaluasi kerja dan motivasi

Akuntansi konvensional menjelaskan utang piutang, untung rugi, sentral moneterdan membantu dalam mengambil ketetapan-ketetapan manajemen

Perbedaan Prinsipil antara Akuntansi Islam dan Akuntansi Positif

Page 20: Bab 2 dasar dasar gagasan akuntansi islami

3. Perbedaan dari Segi Karakteristik

Akuntansi Islam berdasarkan pada nilai-nilai akidah dan akhlak. Makasudah menjadi tugas seorang akuntan untuk memberikan data-data dalammembantu orang-orang yang bersangkutan tentang sejauh mana hubungankesatuan ekonomi dengan kaidah-kaidah dan hukum-hukum syariat Islamdalam bidang muamalah.

Seorang akuntan muslim selalu sadar bahwa ia harus bertanggungjawab dihadapan Allah tentang pekerjaannya, dan ia tidak boleh menuruti keinginanpemilik modal (pemilik proyek) kalau ada langkah-langkah penyelewengandari hukum Allah serta memutarbalikan fakta (data yang akurat)

Akuntansi konvensional didasarkan pada ordonansi atau peraturan-peraturan dan teori-teori yang dibuat oleh manusia yang memiliki sifat khilaf,lupa, keterbatasan ilmu dan wawasan. Maka konsep itu labil dan tidakpermanen