bab 19

23
BAB 19 Aan Krissanto Purba (01) Aisyah Fadilah (03) Habib Ibrahim (16) Lestari Purnama Sari (20) Nanda Asdianto (29) PERKEMBANGAN TEORI SIKLUS BISNIS

Upload: habib

Post on 15-Apr-2016

225 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Makroo

TRANSCRIPT

Page 1: bab 19

BAB 19

Aan Krissanto Purba (01)Aisyah Fadilah (03)Habib Ibrahim (16)

Lestari Purnama Sari (20)Nanda Asdianto (29)

PERKEMBANGAN TEORI SIKLUS BISNIS

Page 2: bab 19

PERKEMBANGAN TEORI SIKLUS BISNIS

Teori Siklus Bisnis Riil Ilmu Ekonomi Keynesian Baru

Page 3: bab 19

Teori Siklus Bisnis Riil Ilmu Ekonomi Robinson Crusoe Dalam cerita Robinson Crusoe ini, fluktuasi dalam output,

kesempatan kerja, konsumsi, investasi, dan produktivitas adalah tanggapan alamiah serta diinginkan dari individuatas perubahan-perubahan yang tidak dapatdihindari pada lingkungannya.

Dalam perekonomian Crusoe, fluktuasi tidak berkaitan dengan kebijakan moneter, harga yang kaku, atau bentuk kegagalan pasar apapun.

Page 4: bab 19

Teori Siklus Bisnis Riil Menurut teori siklus bisnis riil, fluktuasi dalam perekonomian kita

banyak kesamaannya dengan perekonomian Robinson Crusoe. Goncangan terhadap kemampuan kita untuk memproduksi barang dan jasa (seperti perubahan cuaca di pulau Crusoe) mengubah tingkat output dan kesempatan kerja alamiah. Guncangan ini tidak diinginkan, tetapi tidak dapat dihindari. Begitu guncangan terjadi, GDP, kesempatan kerja, dan variabel-variabel makroekonomi lain akan berfluktuasi.

Page 5: bab 19

Teori Siklus Bisnis Riil Interpretasi pasar tenaga kerja : Apakah fluktuasi pada kesempatan

kerja merefleksikan perubahan kuantitas tenaga kerja yang ditawarkan ?

Pentingnya guncangan teknologi : Apakah fungsi produksi perekonomian mengalami pergeseran besar, eksogen dalam jangka pendek ?

Netralitas uang : Apakah perubahan jumlah uang beredar hanya memiliki dampak nominal ?

Fleksibilitas upah dan harga: Apakah upah dan harga disesuaikan dengan cepat dan utuh untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan ?

Page 6: bab 19

Teori Siklus Bisnis Riil Interpretasi Pasar Tenaga Kerja Teori siklus bisnis riil menekankan ide bahwa kuantitas tenaga kerja

yang ditawarkan pada waktu tertentu bergantung pada insentif yang diterima pekerja.

Keinginan merealokasi jam kerja disebut substitusi tenaga kerja antarwaktu (intertemporal substitution of labor).

Perhatikan contoh ini : Anggap W1 adalah upah riil dalam perioda pertama. Anggap W2 adalah upah riil dalam perioda kedua. Anggap r adalah tingkat bunga riil. Jika Anda bekerja di perioda pertama, dan menabung pendapatan Anda, Anda akan punya (1 + r)W1 setahun kemudian.

Page 7: bab 19

Teori Siklus Bisnis Riil Jika Anda bekerja di perioda 2, Anda akan punya W2. upah relatif

antarwaktu yaitu penghasilan pada musim pertama relatif terhadap penghasilan musim kedua.

Upah Relatif Antarwaktu =

Bekerja di periode pertama lebih atraktif jika tingkat bunga tinggi atau jika upah realtif tinggi terhadap upah yang diharapkan di masa depan.

Menurut teori siklus bisnis riil, semua pekerja melakukan analisis biaya-manfaat ini ketika memutuskan apakah akan bekerja atau bersantai di waktu senggang.

Jika upah tinggi, atau jika tingkat bunga tinggi, itu adalah waktu yang baik untuk bekerja.

Jika upah atau tingkat bunga rendah, maka itu adalah waktu yang baik untuk menikmati waktu senggang.

(1 + r) W1W2

Page 8: bab 19

Teori Siklus Bisnis Riil Kritik terhadap Teori Sklus Bisnis Riil Kritikus teori siklus bisnis

riil percaya : a) Fluktuasi kesempatan kerja tidak merefleksikan perubahan jumlah

orang yang ingin bekerja. b) Kesempatan kerja yang diinginkan tidak sensitif terhadap upah ril

dan tingkat bunga riil—pengangguran berfluktuasi selama siklus bisnis.

Pengangguran tinggi selama resesi menyatakan bahwa pasar tidak jelas dan upah tak menyeimbangkan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Pendukung teori ini menjawab :

a) Statistik pengangguran sulit diinterpretasi. b) Hanya karena tingkat pengangguran tinggi, tak berarti substitusi

tenaga kerja antarwaktu tidak penting.

Page 9: bab 19

Teori Siklus Bisnis Riil Pentingnya Guncangan Teknologi Teori siklus bisnis riil mengasumsikan perekonomian kita

mengalami fluktuasi teknologi, yang menentukan kemampuan kita mengubah input (modal dan tenaga kerja) menjadi output (barang dan jasa), dan bahwa fluktuasi teknologi ini menyebabkan fluktuasi output dan kesempatan kerja.

Page 10: bab 19

Teori Siklus Bisnis Riil Kritik terhadap Teori Siklus Bisnis Riil Kritikus teori siklus bisnis

riil : a) Skeptis bahwa perekonomian mengalami guncangan teknologi

besar, dan menyatakan bahwa perbaikan teknologi terjadi bertahap. b) Percaya kemunduran teknologi itu tidak masuk akal.

Pendukung teori ini menjawab : a) Memandang guncangan teknologi secara luas. b) Percaya peristiwa, meskipun bukan teknologi, memiliki dampak

serupa pada perekonomian (misal, cuaca, peraturan, harga minyak).

Page 11: bab 19

Teori Siklus Bisnis Riil Residu Solow dan Siklus Bisnis Edward Prestcott meneliti data tentang input perekonomian (modal

dan tenaga kerja) dan outputnya (GDP). Residu Solow mengukur bagian pertumbuhan output yang tidak

dapat dijelaskan oleh pertumbuhan modal atau tenaga kerja.

Page 12: bab 19

Teori Siklus Bisnis Riil

Menurut Prescott, fluktuasi besar dalam residu Solow menunjukkan bahwa guncangan teknologi merupakan sumber fluktuasi ekonomi yang penting.

Page 13: bab 19

Netralitas Uang Teori siklus bisnis riil berasumsi bahwa uang itu netral, bahkan

dalam jangka panjang. Yakni, uang diasumsikan tidak mempengaruhi variabel riil seperti output dan kesempatan kerja.

Pengkritik berpendapat bukti tidak mendukung netralitas moneter jangka-pendek. Mereka menunjukkan bahwa penurunan pertumbuhan uang dan inflasi hampir selalu dikaitkan dengan perioda pengangangguran tinggi.

Teori Siklus Bisnis Riil

Page 14: bab 19

Teori Siklus Bisnis Riil Pendukung teori ini berpendapat pengkritik mereka dibingungkan

oleh arah sebab-akibat antara uang dan output. Mereka mengklaim jumlah uang beredar adalah endogen : fluktuasi output dapat menyebabkan fluktuasi jumlah uang beredar.

Contohnya, ketika Y naik, karena guncangan teknologi, kuantitas uang yang diminta meningkat. Fed bisa meningkatkan jumlah uang beredar untuk mengakomodasi permintaan yang lebih besar. Ini memberi ilusi netralitas non-uang.

Page 15: bab 19

Teori Siklus Bisnis Riil Fleksibilitas Upah dan Harga Teori siklus bisnis riil mengasumsi bahwa upah dan harga

disesuaikan dengan cepat untuk “membersihkan pasar”. Para pendukung teori ini percaya bahwa ketidaksempurnaan pasar

dari upah dan harga yang kaku tidak penting untuk memahami fluktuasi.

Pendukung teori siklus bisnis riil percaya asumsi harga fleksibel adalah superior secara metodologis terhadap asumsi harga kaku.

Pengkritik menunjukkan bahwa upah dan harga tidak fleksibel. Mereka percaya bahwa ketidakfleksibelan ini menjelaskan baik keberadaaan pengangguran dan ketidaknetralan uang.

Untuk menjelaskan mengapa harga kaku, mereka mengandalkan berbagai teori Keynesian berikut.

Page 16: bab 19

Ilmu Ekonomi Keynesian Baru Sebagian besar ekonom skeptis terhadap teori siklus bisnis riil dan

percaya bahwa fluktuasi jangka-pendek output dan kesempatan kerja merepresentasikan penyimpangan dari tingkat alami variabel-variabel ini. Mereka berpikir bahwa penyimpangan ini terjadi karena upah dan harga lambat menyesuaikan terhadap perubahan kondisi ekonomi.

Kekakuan ini membuat kurva penawaran agregat jangka-pendek miring ke atas bukannya vertikal. Hasilnya, fluktuasi permintaan agregat menyebabkan fluktuasi jangka-pendek pada output dan kesempatan kerja. Tapi, mengapa harga kaku ? Penelitian Keynesian baru telah mencoba menjawab pertanyaan ini dengan memeriksa mikroekonomi di belakang penyesuaian harga jangka-pendek. Dengan begitu, teori tradisional fluktuasi jangka-pendek dicoba diletakkan pada fondasi teoretis yang lebih kuat.

Page 17: bab 19

Ilmu Ekonomi Keynesian Baru Kecilnya Biaya Menu dan Eksternalitas Permintaan Agregat Salah satu alasan harga tidak segera menyesuaikan dalam jangka

pendek adalah adanya biaya penyesuaian harga. Untuk mengubah harga, perusahaan mungkin perlu mengirim daftar harga baru pada konsumen.

Biaya penyesuaian harga ini disebut biaya menu (menu costs). Ketika perusahaan mengurangi harganya, ia mengurangi secara marjinal tingkat harga keseluruhan, menaikkan keseimbangan riil.

Dampak makroekonomi dari suatu penyesuaian harga perusahaan pada permintaan akan produk perusahaan lain disebut eksternalitas permintaan agregat (aggregate-demand externality).

Page 18: bab 19

Ilmu Ekonomi Keynesian Baru Dalam eksternalitas permintaan-agregat ini, biaya menu yang kecil

dapat membuat harga bersifat kaku, dan dapat memiliki biaya yang besar.

Asumsi, perusahaan pada awalnya menetapkan harga yang tinggi da kemudian memutuskanapakah akan mengurangi harga atau tidak.

Perusahaan membuat keputusan dengan membandingkan manfaat dari pemotongan harga dan laba.

Tetapi karena eksternalitas permintaan-agregat ini, manfaat pemotongan harga bagi masyarakat akan lebih besar dari manfaat yang diterima perusahaan.

Page 19: bab 19

Ilmu Ekonomi Keynesian Baru Perusahaan eksternalitas ini ketika mengambil keputusan, sehingga

mungkin memutuskan untuk tidak membayar biaya menu dan tidak memotong harga meskipun pemotongan harga itu diinginkan masyarakat.

Jadi, harga yang kaku mungkin optimal bagi mereka yang menetapkan harga, meskipun harga yang kaku tidak diharapkan dalam perekonomian secara umum.

Page 20: bab 19

Ilmu Ekonomi Keynesian Baru

Resesi sebagai Kegagalan Koordinasi Sebagian ekonom Keynesian baru menyatakan resesi berasal dari

kegagalan koordinasi di antara pembuat keputusan. Kegagalan koordinasi dapat muncul dalam penetapan upah dan harga, karena yang menetapkannya harus mengantisipasi tindakan pembuat upah dan harga yang lain. Moral dari cerita ini adalah harga bisa kaku karena orang mengharapkannya demikian, meskipun tak ada yang menginginkannya.

Page 21: bab 19

Ilmu Ekonomi Keynesian Baru Masalah koordinasi bisa muncul dalam penetapan upah dan harga

karena mereka yang menentukan upah dan harga harus mengantisipasi para penentu upah dan harga lainnya. Esensi dari perumpamaan ini adalah bahwa keputusan perusahaan mempengaruhi kumpulan hasil yang tersedia untuk perusahaan lain. Moral cerita ini adalah bahwa harga dapat menjadi kaku hanya karena orang mengharapkan seperti itu, meskipun kekakuan tidak berada dalam kepentingan siapapun.

Page 22: bab 19

Ilmu Ekonomi Keynesian Baru Penyesuaian Upah dan Harga secara Berhatap Tidak semua orang dalam perekonomian menetapkan upah dan

harga baru di waktu yang sama. Melainkan, penyesuaian upah dan harga sepanjang perekonomian dikejutkan.

Pengejutan memperlambat proses koordinasi dan penyesuaian harga. Pengejutan membuat tingkat upah dan harga menyesuaikan bertahap, meskipun upah dan harga individual berubah banyak.

Page 23: bab 19

Ilmu Ekonomi Keynesian Baru Pengejutan (stragging) menurunkan proses koordinasi dan

penyesuaian harga. Biasanya, pengejutan membuat seluruh tingkat upah dan harga melakukan penyesuaian secara berangsur-angsur, bahkan bila upah dan harga individu sering berubah. Pengejutan juga mempengaruhi penetapan harga.

Penawaran uang yang lebih kecil menurunkan permintaan agregat, yang selanjutnya membutuhkan penurunan proporsional dalam upah nominal untuk mempertahankan kesempatan kerja. Dengan kata lain, penetapan upah individu yang dikejutkan membuat seluruh tingkat upah sulit berubah.