bab 1 - perkembangan ekonomi dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014....

159

Upload: vuonghanh

Post on 08-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World
Page 2: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

i

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Page 3: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

i

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

peRkembangan ekonomi keuangandan keRja sama inteRnasional

tRiwulan iV - 2013

departemen internasional

perkembanganekonomi global

perkembangan ekonomiindividu negara

perkembangan pasar keuangandan pasar komoditas

perkembangan kerja sama danlembaga internasional

artikel

Page 4: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

ii

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama

Internasional ini bersumber dari berbagai publikasi dan pendapat pribadi para penulis

dan bukan merupakan pendapat dan kebijakan Bank Indonesia.

Pengutipan diizinkan dengan menyebut sumbernya.

Redaksi sangat mengharapkan komentar, saran,

dan kritik demi perbaikan terbitan ini.

Redaksi juga mengundang sumbangan artikel, karangan,

laporan untuk dapat dimuat dalam terbitan ini.

Alamat Redaksi:

Grup Studi Internasional

Departemen Internasional

Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 5

Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10110

Telepon : (021) 2981-6925, 2981-8631, Faksimili : (021) 2311529

Page 5: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

iii

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Kata Pengantar

Perekonomian global selama triwulan empat 2013 menunjukkan kinerja yang semakin

solid. Indikasi pemulihan ekonomi negara maju terus menguat ditandai oleh pertumbuhan

ekonomi di triwulan berjalan yang semakin tinggi. Sementara negara emerging, menunjukkan

indikasi penurunan resiliensi ekonominya. Ekonomi negara emerging tumbuh bervariasi dengan

akselerasi yang cenderung melambat.

Performa positif ekonomi dunia mendorong lembaga internasional IMF dan World Bank

merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. Revisi outlook merupakan hal

yang positif mengingat beberapa waktu sebelumnya, kedua institusi tersebut selalu melakukan

revisi ke bawah outlook perekonomian global.

Sebagaimana triwulan sebelumnya, perkembangan ekonomi di triwulan empat 2013 juga

tidak terlepas dari isu tapering stimulus AS. Dengan memperhatikan perbaikan indikator ekonomi

domestik, Bernanke - di akhir masa jabatannya - memutuskan mengurangi jumlah pembelian

surat berharga pada FOMC meeting Desember 2013. Kinerja positif ekonomi AS pada periode

selanjutnya menjadi pertimbangan Yellen – Gubernur the Fed yang baru – untuk melanjutkan

kebijakan pengurangan stimulus moneter. Keputusan tersebut mengakibatkan volatilitas di pasar

keuangan negara emerging sehingga terjadi pelarian aset dalam jumlah yang besar.

Seiring dinamika perekonomian global, fokus diskusi dalam fora kerja sama internasional

dititikberatkan pada pentingnya penguatan kerja sama dalam rangka manajemen krisis serta

perumusan kebijakan untuk mencegah dan mengantisipasi dampak tapering stimulus yang

dilakukan negara maju. Dalam kerangka kerjasama ASEAN+3, terus dilakukan penguatan regional

self help mechanism. Sedangkan G20 memusatkan perhatian pada koordinasi dan komunikasi

kebijakan, serta langkah yang harus ditempuh negara maju dan emerging untuk mencegah

spillover kebijakan tapering. Forum G20 juga menyadari pentingnya menciptakan ekonomi

global yang kuat, berkelanjutan dan seimbang sehingga perlu disusun strategi pertumbuhan

yang komprehensif.

Page 6: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

iv

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

Perkembangan ekonomi global, respon kebijakan, serta aktivitas berbagai fora kerja

sama tersebut terangkum dalam buku PEKKI triwulan empat 2013 dengan tema “Ekonomi

Global: Semakin Solid Tapi Jalan Ke Depan Masih Bergejolak”. Pemulihan ekonomi yang positif

di penghujung 2013 masih dihadapkan pada berbagai faktor risiko yang harus diwaspadai

terutama terkait normalisasi kebijakan negara maju. Koordinasi dan penguatan kerja sama di

tataran regional dan multilateral diharapkan dapat melalui semua tantangan yang menghadang

perbaikan ekonomi global. Selamat membaca!

Jakarta, Februari 2014

Departemen Internasional

Page 7: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

v

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Daftar Isi

Halaman

KAtA PengAntAR ..................................................................................................... iii DAftAR IsI ................................................................................................................. vDAftAR sIngKAtAn ................................................................................................. vii RIngKAsAn eKseKUtIf ............................................................................................. 1

BAB I PeRKeMBAngAn eKOnOMI gLOBAL ............................................................. 3 BAB II PeRKeMBAngAn eKOnOMI InDIVIDU negARA ......................................... 15A. Negara Maju ........................................................................................................... 15

A.1. Amerika Serikat ................................................................................................ 15A.2. Kawasan Euro dan Inggris ................................................................................ 24

A.2.1. Kawasan Euro ........................................................................................ 242.2.2. Inggris .................................................................................................... 31

A.3. Jepang ............................................................................................................. 37B. Negara Berkembang ................................................................................................ 44

B.1 China ............................................................................................................... 44B.2 India ................................................................................................................. 50B.3 Korea ............................................................................................................... 55B.4 Malaysia ........................................................................................................... 61B.5 Filipina .............................................................................................................. 65B.6 Singapura ......................................................................................................... 70B.7 Thailand ........................................................................................................... 75B.8 Vietnam ........................................................................................................... 80B.9 Brazil ............................................................................................................... 87

BAB III PAsAR KeUAngAn DAn PAsAR KOMODItAs ........................................... 93A. Pasar Keuangan ....................................................................................................... 93

A.1. Pasar Saham ..................................................................................................... 95A.2. Pasar Obligasi Pemerintah ................................................................................. 97

B. Pasar Valuta Asing ................................................................................................... 99C. Pasar Komoditas ...................................................................................................... 100

Page 8: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

vi

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

BAB IV PeRKeMBAngAn KeRJA sAMA DAn LeMBAgA InteRnAsIOnAL ............ 103A. Kerja Sama Regional ................................................................................................. 104

A.1 Policy Discussion dalam Rangka Mengantisipasi Dampak Rencana Exit Policy the Fed Atas Kebijakan Moneter Unconventional (Tapering) ............................. 104A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi Perdagangan dan Investasi ............................................................................... 105A.3 Inisiatif Integrasi dan Pengembangan Pasar Modal Kawasan ............................ 106

B. Kerja Sama Multilateral ............................................................................................ 108B.1 Respon Fora Atas Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Global ................... 108B.2 Kegiatan Surveillance Untuk Mendukung Pertumbuhan Perekonomian Global .. 110B.3 Presidensi G20 Australia 2014 .......................................................................... 110

Boks I - Assessment of Gaps Vis-à-vis The Goals of Strong, Sustainable andBalanced Growth .......................................................................................................... 111

B.4 Membangun Ketahanan (Building Resilience). .................................................... 113 B.5. Assessing Reserve Adequacy ............................................................................. 114

BAB V ARtIKeL .......................................................................................................... 117Artikel 1 Resiliensi Ekonomi Negara Emerging di tengah Pelemahan Ekonomi Global .. 117Artikel 2 Pemulihan Ekonomi Global: Apa yang Sudah dan Belum Dilakukan? ............... 125

LAMPIRAn ................................................................................................................. 133 Tabel 1 Produk Domestik Bruto .................................................................................... 134Tabel 2 Angka Pengangguran ...................................................................................... 135Tabel 3 Inflasi IHK ........................................................................................................ 136Tabel 4 Suku Bunga Kebijakan Bank Sentral ................................................................. 137Tabel 5 Pertumbuhan Uang Beredar ............................................................................. 138Tabel 6 Surplus/Defisit Keuangan Pemerintah ............................................................... 139Tabel 7 Neraca Berjalan ................................................................................................ 140Tabel 8 Cadangan Devisa ............................................................................................. 141Tabel 9 Nilai Tukar Dunia terhadap USD ....................................................................... 142Tabel 10 Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Dunia ................................................ 143Tabel 11 Indeks Saham ................................................................................................. 144Tabel 12 Government Debt ........................................................................................... 145Tabel 13 Harga Komoditi Dunia .................................................................................... 146

Page 9: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

vii

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Daftar Singkatan

ADB Asian Development Bank

AMRO ASEAN+3 Macroeconomic Research Office

ASEAN Association of South East Asian Nations

ASEAN+3 Kelompok Kerjasama ASEAN dengan China, Jepang, dan Korea Selatan

ASEAN5 Negara ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand,

Filipina

ASEAN6 Negara ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand,

Filipina dan Vietnam

Aspac Asia Pasifik

BANXICO Bank Sentral Mexico

BBM Bahan Bakar Minyak

BCB Banco Central do Brazil

BCBS Basel Committee on Banking Supervision

BCMLV Terdiri dari Brunei, Cambodia, Myanmar, Lao, Vietnam

BIS Bank for International Settlements

BNM Bank Negara Malaysia

BoE Bank of England

BoK Bank of Korea

BOJ Bank of Japan

BOT Bank of Thailand

BSP Bangko Sentral ng Pilipinas

BUMN Badan Usaha Milik Negara

CAP Cannes Action Plan

CDS Credit Default Swap

CF Consensus Forecast

CFT Combating the Financing of Terrorism

CGIF Credit Guarantee and Investment Facility

CMIM Chiang Mai Initiative Multilateralization

CoE Certificate of Entitlement

CPI Consumer Price Index

CRA Credit Rating Agencies

CRR Cash Reserve Ratio

DIFX Dubai International Financial Exchange

Page 10: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

viii

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

DJIM Dow Jones Islamic Market

EB Executive Board

EBA European Bank Authority

ECB European Central Bank

ED Executive Director

EFSF European Financial Stability Facility

EMDCs Emerging Market and Developing Countries

EMEAP Executives’ Meeting of East Asia-Pacific Central Banks

ESM European Stability Mechanism

ETP Economic Transformation Program

FDI Foreign Direct Investment

Fedres Federal Reserve

FOMC Federal Open Market Committee

FSB Financial Stability Board

FSSB Growth Framework for Strong, Sustainable, and Balanced Growth

FTA Free Trade Area

G-3 Group-3 yang terdiri dari Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang

G-20 Group-20 yang terdiri dari Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China,

Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab

Saudi, Afrika Selatan, Korea, Turki, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa.

G-SIBs Globally Systemic Important Banks

G-SIFIs Global Systematically Important Financial Institutions

GDP Gross Domestic Product

GWM Giro Wajib Minimum

ICDPS Islamic Cooperation for the Development of the Private Sector

IILM International Islamic Liquidity Management

IFA International Financial Architecture

IFC International Finance Corporation

IFI International Financial Institutions

IHK Indeks Harga Konsumen

IMF International Monetary Fund

ISM Institute for Supply Management

JII Jakarta Islamic Index

Page 11: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

ix

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

KPR Kredit Perumahan Rakyat

KRW Korean Won

LCBMs Local Currency Bond Markets

LTROs Longer-term Refinancing Operations

MAS Monetary Authority of Singapore

MEA Masyarakat Ekonomi ASEAN

MPI Manufacturing Production Index

MPP Macroprudential Policy

NPA Note Purchase Agreement

NPL Non Performing Loan

OECD Organisation for Economic Co-operation and Development

OIS Overnight Indexed Swap

OMTs Outright Monetary Transactions

OPR Overnight Policy Rate

OTC Over The Counter

PBoC People’s Bank of China

PDB Produk Domestik Bruto

PIIGS Portugal, Irlandia, Italy, Yunani (Greece) dan Spanyol

PLN Pinjaman Luar Negeri

PMI Purchasing Manager Index

PPI Producer Price Index

PRGT Poverty Reduction and Growth Trust

QE Quantitative Easing

QEP Quantitative Easing Policy

QOQ Quarter on Quarter

QTQ Quarter to Quarter

RBI Reserve Bank of India

REER Real Effective Exchange Rate

RFA Regional Financial Arrangement

SBV State Bank of Vietnam

SEACEN South East Asian Central Banks

SELIC The Central Depository of Securities yang dikeluarkan oleh The National

Treasury and The Banco Central do Brasil

Page 12: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

x

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

SSBG Strong, Sustainable and Balanced Growth

SSE Shanghai Stock Exchange

S&P Standard & Poor’s

TW Triwulan

TWI Trade Weighted Index

ULN Utang Luar Negeri

UMP Unconventional Monetary Policies

USD US Dollar

WEO World Economic Outlook

WPI Wholesale Price Index

WTI Western Texas Intermediate

YOY Year on Year

Page 13: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Ringkasan Eksekutif

1

Perkembangan ekonomi global pada Triwulan 4 2013 (TW4-13) diwarnai oleh pemulihan

ekonomi negara maju yang kian nyata, ditunjukkan oleh pertumbuhan PDB yang semakin meningkat

dan konsisten sejak awal tahun. Perbaikan pertumbuhan terus terjadi di AS, Inggris, Jepang dan

Kawasan Euro. Sayangnya, akselerasi pertumbuhan ekonomi negara maju yang menjanjikan

tersebut tidak diiringi oleh pertumbuhan di negara emerging yang justru melambat.

Perbaikan kinerja ekonomi negara maju mencerminkan keberhasilan penerapan berbagai

kebijakan moneter dan fiskal yang telah diimplementasikan. Perekonomian AS menunjukkan kinerja

yang impresif selama triwulan akhir 2013. Di tengah terjadinya partial government shutdown -

yang menutup sebagian kantor pemerintah selama 16 hari - dan polemik debt ceiling, AS berhasil

meraih pertumbuhan sebesar 2,7% yoy. Sejalan dengan AS, Inggris dan Jepang juga berhasil meraih

pertumbuhan yang relatif tinggi, masing-masing sebesar 2,8% dan 2,7%. Bahkan, Kawasan Euro

telah kembali tumbuh positif mencapai 0,5%, setelah selama dua tahun terkontraksi. Satu hal

yang menggembirakan dari perkembangan di Kawasan Euro adalah terjadi perbaikan ekonomi

pada sebagian besar negara di kawasan ini.

Berbeda dengan negara maju, perkembangan ekonomi negara emerging lebih bervariasi.

Sebagian negara emerging berhasil meningkatkan laju pertumbuhan PDB, seperti yang dialami

oleh Korea, Vietnam dan Indonesia. Sebaliknya, sebagian negara emerging lainnya mengalami

perlambatan pertumbuhan, seperti China, Filipina dan Singapura. Meskipun melambat, level

pertumbuhan PDB China (7,7%) dan Filipina (6,5%) masih berada pada level yang relatif tinggi

dan melampaui angka proyeksinya.

Membaiknya kinerja ekonomi AS, terutama di sektor tenaga kerja, mendorong the Fed

melakukan tapering stimulus moneter secara moderat dan bertahap. Dalam FOMC meeting

Desember 2013, the Fed memutuskan mulai mengurangi pembelian aset sebesar USD10 miliar

yang akan berlaku efektif sejak Januari 2014. Keputusan yang sama dilanjutkan pada FOMC

meeting Januari 2014. Berbeda dengan saat digulirkannya rencana tapering pada Mei 2013 yang

menimbulkan gejolak di pasar keuangan global, keputusan tapering di Desember 2013 justru

mendapat respon positif pasar dan menepis kekhawatiran timbulnya gejolak. Namun demikian,

investor mengkhawatirkan prospek negara emerging setelah the Fed kembali memutuskan

pengurangan stimulus moneter sebesar USD10 miliar pada FOMC meeting Januari 2014 sehingga

terjadi aksi pengalihan portofolio investment dari negara emerging ke safe haven assets.

Ringkasan Eksekutif“Ekonomi Global: Semakin Solid Tapi Jalan Ke Depan Masih Bergejolak”

Page 14: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

2

Pasar komoditas global pada TW4-13 diwarnai oleh kenaikan harga minyak seiring tingginya

permintaan dari Jepang untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negerinya. Sementara harga

barang tambang, seperti emas, mengalami pelemahan sejalan dengan masih lemahnya permintaan

global. Permintaan emas yang menurun juga dipengaruhi oleh pengetatan regulasi impor emas

di India, yang merupakan salah satu importir emas terbesar, untuk memerangi inflasi tinggi.

Perkembangan ekonomi global yang semakin membaik menumbuhkan ekspektasi perbaikan

ekonomi ke depan akan semakin cepat. IMF dan World Bank telah melakukan revisi ke atas outlook

ekonomi global, setelah dalam beberapa kesempatan sebelumnya selalu merevisi outlook ke

bawah. IMF merevisi ke atas perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun 2013 menjadi 3,0%

(yoy) dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,9% (WEO Oktober 2013). Untuk 2014, IMF optimis

pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 3,7%. Demikian pula World Bank yang menaikkan

estimasi pertumbuhan di 2013 dan 2014 menjadi 3,1% dan 4,6%.

Di tengah euforia positif, perekonomian global masih menghadapi pelemahan di sisi

permintaan, dan pertumbuhan ekonomi yang dicapai belum cukup untuk mengurangi tingkat

pengangguran. Selain itu, juga terdapat beberapa tantangan yang harus terus dikelola,

seperti tingginya volatilitas di pasar keuangan, tingginya tingkat utang publik, berlanjutnya

ketidakseimbangan global dan isu vulnerabilitas di beberapa negara emerging.

Berbagai tantangan yang masih membayangi prospek ekonomi ke depan, mendorong

fora di tataran regional untuk memperkuat kerja sama dalam mengatasi dampak krisis, serta

merumuskan kebijakan untuk mencegah dan mengantisipasi dampak spillover dari tapering

stimulus moneter negara maju. Pada forum ASEAN+3, kerja sama tersebut dilakukan melalui

penguatan mekanisme regional self help dalam bentuk penyusunan Operational Guideline Chiang

Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) untuk menjamin kelancaran dalam implementasinya.

Sedangkan dalam konteks kerjasama multilateral, IMF melakukan kajian metode pengukuran

kecukupan cadangan devisa untuk mencegah dan memitigasi krisis. Forum G20 memfokuskan

pada koordinasi dan komunikasi kebijakan, serta langkah yang harus ditempuh baik oleh negara

maju maupun emerging dalam rangka mencegah spillover kebijakan tapering serta memitigasi

volatilitas. Dengan kerja sama dan komunikasi yang baik, diharapkan kebijakan ekonomi negara

maju memberikan dampak yang minimal bagi ekonomi negara emerging.

Page 15: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

3

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Pemulihan ekonomi global yang terjadi sejak awal 2013 semakin solid di TW4-13. Pemulihan

didorong perbaikan kinerja ekonomi negara maju, sementara pertumbuhan negara emerging

sedikit melambat namun pada level yang tetap tinggi. Pertumbuhan PDB AS dan UK melonjak

yang didorong oleh konsumsi dan investasi. Membaiknya ekonomi AS bahkan mendorong the

Fed untuk memutuskan mengurangi stimulus moneter. Namun sebelum keputusan tersebut

diambil, isu mengenai pengurangan stimulus itu sempat mengguncang pasar keuangan global,

terutama di negara emerging yang fundamentalnya sedang melemah. Peningkatan aktivitas

ekonomi mempengaruhi tekanan inflasi di berbagai negara, namun secara umum tekanan inflasi

masih terkendali dan masih dalam target bank sentral berbagai negara. Dengan tekanan inflasi

yang cukup terkendali, berbagai negara mempertahankan kebijakan yang akomodatif untuk

mendorong aktivitas ekonomi. Namun, beberapa negara melanjutkan pengetatan moneter

untuk menahan laju inflasi. Dengan membaiknya perekonomian di TW4-13 ini, pertumbuhan

ekonomi ke depan diperkirakan akan kembali meningkat. Negara maju kembali akan menjadi

pendorong pertumbuhan ekonomi global, sementara negara emerging akan mulai bangkit

dan tumbuh semakin cepat. Namun outlook yang membaik tersebut dibayangi oleh beberapa

downside risks, termasuk risiko implemetasi pengurangan stimulus moneter di atas yang dapat

berdampak negatif bagi negara emerging.

Perkembangan Ekonomi Global

1BA B

Page 16: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

4

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Pemulihan ekonomi global terus

berlanjut dan berbagai perbaikan yang semakin

solid sepanjang TW4-13. Perkembangan positif

tersebut terutama ditopang oleh kinerja negara

maju yang terus membaik, sementara negara

emerging tengah berjuang untuk mendorong

aktivitas perekonomian yang cenderung

tumbuh melambat. Perekonomian negara maju

kembali mendapatkan momentum pemulihan

ekonomi, sebagaimana ditunjukkan oleh tren

peningkatan pertumbuhan PDB sejak awal

tahun 2013.

Perekonomian AS terus menunjukkan

perbaikan di sisi konsumsi dan investasi

yang didukung oleh berbagai peningkatan

aktivitas produksi. Meningkatnya aktivitas

ekonomi juga ditunjukkan oleh membaiknya

angka pengangguran. Jepang dan UK juga

menunjukkan permintaan domestik yang

semakin kuat sebagaimana tercermin pada

angka penjualan ritel. Di Jepang, kuatnya

permintaan domestik juga tercermin pada

inflasi yang meningkat dengan stabil. Aktivitas

ekonomi di Kawasan Euro juga mulai bangkit

dan tumbuh positif di triwulan ini setelah pada

beberapa triwulan sebelumnya mengalami

kontraksi.

Perkembangan ekonomi global yang

semakin membaik – dan apabila momentum

pemulihan ini dapat dipertahankan –

menimbulkan ekspektasi perbaikan ekonomi

ke depan yang semakin cepat. Perkembangan

ini mengubah persepsi IMF dan World Bank

menjadi lebih optimis sehingga keduanya

merevisi ke atas outlook perekonomian global.

Ini merupakan kali pertama IMF merevisi ke atas

outlook pertumbuhan ekonomi global setelah

dalam beberapa rilis World Economic Outlook

(WEO) terakhir selalu menurunkan outlook-

nya. IMF dalam WEO Update Januari 2014

menaikkan estimasi pertumbuhan ekonomi

global 2013 menjadi 3,0% dari perkiraan

sebelumnya sebesar 2,9% (WEO Oktober

2013). Sementara World Bank dalam rilis

Global Economic Prospect (GEP) Januari 2014

menaikkan perkiraannya menjadi 3,1%1.

Namun demikian, satu hal yang sangat

penting adalah menjaga momentum pemulihan

ini untuk mendorong akselerasi pertumbuhan.

Hal ini mengingat pemulihan yang terjadi

belum sempurna dan perkembangan ekonomi

ke depan masih dihantui oleh berbagai

downside risk. Pemulihan yang terjadi saat

ini masih merupakan tahap awal dimana

berbagai indikator ekonomi belum kembali

Grafik 1.1 PDB Dunia

1 Perbedaan outlook level pertumbuhan dunia antara estimasi IMF dan World Bank disebabkan oleh estimasi GDP riil yang menggunakan faktor pembobot yang berbeda. IMF menggunakan PPP-based GDP, sementara World Bank menggunakan GDP harga konstan USD tahun 2010.

�����

��������

���� ���� ���� ���� ���� ���� ������ �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

���������������������������������

��

��

��

��

������������������

Page 17: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

5

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Di kelompok negara emerging, beberapa

perkembangan positif juga muncul sepanjang

TW4-13 ini ditengah tren perlambatan

pertumbuhan ekonomi. China berhasil

mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi

di level yang tinggi, dan melampaui angka

perkiraan. Korea berhasil mempertahankan

tren meningkatkan laju pertumbuhan dan

tumbuh melampaui angka perkiraan. Indonesia

bahkan berhasil membalikkan angka perkiraan

pertumbuhan yang diperkirakan menurun

dengan mencatat laju pertumbuhan yang

meningkat lebih tinggi dibanding angka

pertumbuhan di TW3-2013. Sementara itu,

Filipina juga tumbuh lebih tinggi dibanding

angka prakiraan, meskipun tetap dalam tren

yang menurun.

Perekonomian negara maju kembali

menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi

global. Laju pertumbuhan ekonomi AS, UK dan

Jepang terakselerasi cukup tinggi di TW4-13.

Bahkan AS dan UK – selain tumbuh jauh lebih

tinggi dibanding triwulan sebelumnya-juga

tumbuh jauh di atas ekspektasi2. Sementara

itu, pertumbuhan ekonomi Kawasan Euro

diperkirakan kembali ekspansif setelah dalam 7

triwulan berturut-turut mengalami kontraksi.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi

negara emerging relatif bervariasi, sebagian

meningkat dan sebagian lainnya melambat.

Peningkatan laju pertumbuhan dialami antara

lain oleh Korea, Vietnam dan Indonesia.

Pertumbuhan PDB Korea dan Vietnam terus

terakselerasi dan semakin mendekati level

normal seperti sebelum krisis, seperti angka

pengangguran yang masih tinggi, serta angka

penjualan dan produksi yang stabil. Bahkan

beberapa indikator penting lainnya masih

belum meningkat, seperti produktivitas dan

kredit perbankan yang terus menurun. Di sisi

otoritas, konsolidasi fiskal belum terjadi secara

signifikan dan reformasi struktural juga belum

banyak dilakukan. Berbagai faktor tersebut

menjadikan tingginya faktor risiko yang dapat

menghambat pertumbuhan ekonomi, belum

lagi dampak dari pengurangan stimulus

moneter di AS yang mulai dilakukan di 2014.

Selama ini spekulasi mengenai tapering kerap

kali mengguncang pasar keuangan global.

Selain berbagai indikator ekonomi yang

belum kembali normal, pemulihan juga belum

terjadi secara merata di berbagai negara yang

mengalami krisis. Kawasan Euro yang mulai

tumbuh juga masih dihadapkan pada masih

lemahnya permintaan domestik sebagaimana

tercermin pada inflasi yang terus menurun dan

dikhawatirkan mengarah pada deflasi.

Grafik 1.2 PDB Kawasan

2 Berdasarkan perkiraan pertumbuhan Consensus Forecast, Februari 2014.

�����

��������

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ������ �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

����������������������������������������������

�����������������

Page 18: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

6

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Global

Grafik 1.3 Pertumbuhan PDB Negara Maju Grafik 1.4 Pertumbuhan PDBNegara Emerging

�����

������

�������������������

�������

��

��

���� ���� ���� ������ �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

�����������������

�����

����� �������������� �����

�����������

��

��

��

���� ���� ���� ������ �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

�����������������

pertumbuhan normalnya (sebelum krisis).

Sementara itu, pertumbuhan PDB Indonesia

kembali meningkat setelah pada lima triwulan

sebelumnya cenderung terus menurun.

Sebaliknya, perlambatan pertumbuhan

PDB dialami antara lain oleh China, Filipina

dan Singapore. Meskipun melambat, level

pertumbuhan PDB China dan Filipina tetap

berada pada level yang relatif tinggi.

Pertumbuhan ekonomi tersebut pada

umumnya ditopang oleh peningkatan konsumsi

dan investasi (seperti di AS). Hal ini ditunjukkan

oleh angka penjualan ritel yang meningkat

di Jepang, UK, dan Kawasan Euro. Di AS,

pertumbuhan angka penjualan ritel relatif

stabil dan berada pada level yang cukup tinggi.

Peningkatan angka penjualan ritel juga terjadi

di berbagai negara emerging, seperti di China,

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

Amerika 3,3 2,8 3,1 2,0 1,3 1,6 2,0 2,7 2,4Kawasan Euro -0,2 -0,5 -0,7 -1,0 -1,2 -0,6 -0,3 0,5 1,0Inggris 0,6 0,0 0,2 0,2 0,7 2,0 1,9 2,8 1,0Jepang 3,1 3,2 -0,2 -0,3 0,0 1,2 2,3 2,7 1,9

India 5,1 5,4 5,2 4,7 4,8 4,4 4,8 7,4Korea 2,8 2,4 1,6 1,5 1,5 2,3 3,3 3,9 4,1Singapura 1,5 2,3 0,0 1,5 0,3 4,3 5,9 4,4 7,1Thailand 0,4 4,4 3,1 19,1 5,4 2,9 2,7 0,6 4,9Filipina 6,5 6,3 7,3 7,1 7,7 7,6 6,9 6,5 6,0Malaysia 5,1 5,6 5,3 6,5 4,1 4,4 5,0 5,1 6,1Indonesia 6,3 6,4 6,2 6,1 6,1 5,8 5,6 5,7 6,3Vietnam 4,0 4,4 4,7 5,0 4,9 4,9 5,1 5,4 5,5Turki 3,1 2,8 1,5 1,4 3,0 4,5 4,4 - 6,8Brazil 0,8 0,6 0,9 1,8 1,8 3,3 2,2 - 3,8China

1,6 2,7 3,0 2,8 2,0 1,9 1,5 2,01,0 2,2 2,2 2,3 2,7 1,8 1,4 0,70,5 2,0 2,4 1,8 1,7 0,8 1,0 1,14,9 4,4 6,0 3,3 0,1 -1,5 -0,5 0,0

11,4 9,5 8,6 9,2 9,9 7,5 6,5 6,08,7 7,6 4,5 4,9 4,3 3,5 3,6 3,4

16,5 19,8 10,6 12,5 9,9 1,8 5,7 3,612,0 9,2 6,6 3,8 3,2 2,7 3,7 -8,98,4 8,9 7,3 6,1 4,6 3,2 3,0 3,8

10,3 9,4 5,5 5,0 5,2 4,3 5,7 5,36,0 6,3 5,8 6,8 6,5 6,5 6,5 6,55,9 6,1 6,6 6,8 5,4 5,6 5,8 5,9

12,6 10,4 5,3 9,3 12,4 9,3 8,7 5,39,3 8,8 6,9 5,3 4,2 3,3 2,1 1,4

11,9 10,3 10,3 9,8 9,7 9,5 9,1 8,9 7,9 7,6 7,4 7,9 7,7 7,5 7,8 7,7 9,2

Sumber: Bloomberg PDB naik/tetap dari periode sebelumnya dan di atas/sama dengan rata-rata 2010-12 PDB turun/tetap dari periode sebelumnya dan masih di bawah rata-rata 2010-12

Rata-rata 2010-2012

Negara Maju

Negara Berkembang

% yoy

Negara2010 2011 2012 2013

Page 19: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

7

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Brazil dan Indonesia. Peningkatan konsumsi

juga ditunjukkan oleh kredit perbankan

yang masih meningkat – terutama di negara

emerging – yang merupakan salah satu

sumber pembiayaan konsumsi, meskipun laju

pertumbuhannya melambat.

Tabel 1.2 Penjualan Ritel

Tabel 1.3 Produksi Industri

Selain konsumsi, investasi juga menjadi

faktor pendorong pertumbuhan ekonomi.

Bahkan di AS, investasi memberikan kontribusi

terbesar terhadap pertumbuhan PDB di

TW4-13, lebih besar dibanding kontribusi

konsumsi dan net ekspor.

AmerikaKawasan EuroInggrisJepang

India*KoreaSingapuraThailandFilipina*Malaysia*IndonesiaVietnamBrazilChina

6,3 6,9 6,4 5,6 5,4 3,7 4,1 5,3 5,8 4,5 4,5 5,1 5,0 4,3 3,2 3,7 4,4 6,0 5,7 4,6 3,5 4,0 4,0 3,6 6,1-1,1 -2,2 0,0 -3,5 -0,6 -1,0 -1,5 -0,8 -1,8 -3,2 -1,9 -2,7 -2,1 -2,1 -2,4 -1,3 -0,2 -1,6 -0,9 -0,3 -0,2 -0,4 1,3 -1,0 -0,62,5 2,7 4,6 0,9 3,5 3,6 3,0 3,1 3,0 1,8 2,5 1,7 1,0 3,2 1,1 1,5 3,4 3,3 4,5 3,6 4,2 3,7 3,3 7,2 2,91,8 3,4 10,3 5,7 3,6 0,2 -0,7 1,7 0,4 -1,2 1,2 0,2 4,8 -2,2 -0,3 -0,2 0,8 1,6 -0,3 1,1 3,0 2,4 4,1 2,5 1,2

12,3 12,2 10,3 10,0 10,5 8,9 7,4 -4,1 -9,6 14,6 1,6 2,6 5,3 -5,4 -7,8 -0,3 -0,9 -5,1 -2,1 4,5 11,6 12,6 0,9 -1,2 17,35,1 8,3 3,6 2,9 5,3 3,1 3,9 1,4 5,0 3,3 5,3 2,7 -2,0 2,5 2,2 1,7 0,1 0,6 2,0 3,3 -1,1 1,6 1,9 0,7 11,92,3 19,9 9,0 2,4 0,7 -0,8 -2,9 3,7 2,7 -1,2 -1,4 -1,7 -2,4 -3,0 -7,5 -0,5 2,9 -4,2 -8,2 -7,6 -6,0 -9,6 -8,6 -5,5 2,13,3 13,5 7,7 12,1 24,6 14,1 17,7 12,5 13,5 39,4 53,1 22,9 18,2 4,8 7,9 7,4 2,0 -0,2 -4,2 -4,3 -7,8 -9,0 -9,0 - 14,2

-24,9 -6,9 -1,0 4,1 30,7 24,8 25,6 -1,8 2,4 11,8 20,9 48,1 48,3 35,2 12,2 22,7 11,2 4,0 8,2 20,7 14,8 11,4 8,9 - 8,1-25,3 9,0 -15,3 -6,2 26,6 35,6 18,3 -11,2 3,4 3,4 10,5 26,1 34,5 2,2 7,5 9,9 -14,9 -5,3 15,1 -1,4 19,6 -0,7 -2,1 0,0 6,215,1 11,6 12,5 11,7 8,0 14,3 20,0 10,6 19,2 19,3 17,2 15,1 8,0 13,3 9,3 10,0 12,0 14,9 15,2 2,0 11,4 12,9 14,0 18,3 16,927,6 25,0 26,1 25,8 24,8 24,8 24,6 24,0 23,0 22,8 16,8 16,0 9,7 11,0 11,7 11,5 11,9 12,1 12,1 12,4 12,8 12,6 12,7 12,6 27,07,7 10,5 12,5 5,9 8,3 9,3 7,2 10,1 8,6 9,2 8,4 5,1 6,0 -0,2 4,5 1,7 4,4 1,6 6,1 6,2 4,2 5,4 7,1 3,9 8,7- - 15,2 14,1 13,8 13,7 13,1 13,2 14,2 14,5 14,9 15,2 - - 12,6 12,8 12,9 13,3 13,2 13,4 13,3 13,3 13,7 13,6 16,7

Negara Maju

Negara Berkembang

% yoy

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov DesNegara

2012 2013 Rata-rata 2010-2012

Sumber: Bloomberg*) Data Vehicle Sales Penjualan Ritel naik/tetap dari periode sebelumnya dan di atas/sama dengan rata-rata 2010-12 Penjualan Ritel turun/tetap dari periode sebelumnya dan masih di bawah rata-rata 2010-12

Amerika 3,9 4,9 3,3 4,6 4,5 4,4 4,2 2,8 2,9 2,2 3,3 2,8 2,1 2,2 3,1 2,0 1,9 2,1 1,5 2,8 3,3 3,7 3,0 3,3 4,2Kawasan Euro 1,9 0,4 1,3 -0,9 -1,5 -0,8 -0,9 -1,0 -1,3 -3,9 -3,9 -2,7 -3,3 -2,8 -3,3 0,8 -2,3 1,2 -3,0 -1,3 0,3 1,3 4,1 0,8 5,5Inggris -3,5 -1,7 -2,0 -1,3 -1,5 -4,2 -0,8 -1,1 -3,8 -3,9 -3,1 -3,1 -3,1 -2,1 -1,6 -1,2 -2,0 1,7 -1,0 -1,4 2,2 2,9 2,1 1,8 -0,5Jepang 0,1 3,0 16,6 15,1 7,6 -0,6 0,1 -4,1 -7,6 -4,7 -5,5 -7,6 -6,0 -10,1 -7,2 -3,4 -1,1 -4,6 1,8 -0,4 5,1 5,4 4,8 7,3 5,2

India 1,0 4,3 -2,8 -1,3 2,5 -2,0 -0,1 2,0 -0,7 8,4 -1,0 -0,6 2,5 0,6 3,5 1,5 -2,5 -1,8 2,6 0,4 2,7 -1,6 -1,3 -0,6 5,1Korea -3,2 15,3 0,5 -0,4 3,1 0,6 -0,3 -2,1 -0,8 -1,9 2,1 -0,4 7,7 -9,5 -2,9 1,5 -1,3 -2,4 1,0 3,1 -3,8 3,6 -0,8 2,6 8,0Singapura -10,0 12,2 -3,4 -1,9 6,4 7,7 2,2 -2,8 -3,6 -5,0 2,8 1,6 0,2 -15,5 -3,5 5,1 2,6 -4,6 3,0 3,6 9,3 8,2 6,6 6,2 13,4Thailand -14,6 -3,3 -2,5 0,1 6,1 -9,5 -5,4 -11,1 -15,8 36,2 82,5 23,1 13,0 1,2 3,2 -1,5 -5,3 -0,9 -2,6 -0,4 -0,5 -1,6 -8,7 -4,1 4,5Filipina 4,3 10,2 13,5 6,1 -1,9 8,9 2,5 2,4 8,2 17,0 7,8 6,0 -0,8 -4,8 -10,9 -1,5 8,8 0,8 7,4 10,5 11,9 15,2 19,4 21,4 9,3Malaysia 0,6 9,2 2,9 3,5 7,9 4,3 2,3 0,1 5,0 6,7 7,2 3,5 5,0 -5,2 -0,1 4,6 3,3 3,7 7,5 2,7 1,0 1,8 3,8 4,8 4,3Indonesia 2,3 11,4 -1,8 2,7 3,1 0,9 -0,6 -4,6 3,9 9,8 12,6 10,9 10,9 6,3 9,9 10,4 6,9 3,2 3,5 12,4 6,2 -0,8 0,7 0,6 4,2Vietnam -2,4 22,1 6,5 7,5 6,8 8,0 6,1 4,4 9,7 5,7 6,7 5,9 21,1 -10,1 5,6 5,8 6,7 6,5 7,0 4,4 6,7 5,9 5,7 7,0 8,3Brazil -2,9 -4,5 -2,5 -3,4 -4,3 -5,3 -2,5 -1,6 -3,2 2,9 -0,8 -3,5 5,9 -2,7 -3,3 8,6 1,4 2,9 1,8 -1,1 2,0 1,0 0,3 -2,3 2,9China - - 11,9 9,3 9,6 9,5 9,2 8,9 9,2 9,6 10,1 10,3 - - 8,9 9,3 9,2 8,9 9,7 10,4 10,2 10,3 10,0 9,7 12,6

Negara Maju

Negara Berkembang

% yoy

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov DesNegara

2012 2013 Rata-rata 2010-2012

Sumber: Bloomberg*) Data Triwulan Produksi Industri naik/tetap dari periode sebelumnya atau di atas/sama dengan rata-rata 2010-12 Produksi Industri turun/tetap dari periode sebelumnya dan masih di bawah rata-rata 2010-12

Page 20: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

8

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Sementara itu, net ekspor memberikan

kontribusi yang relatif terbatas terhadap

pertumbuhan ekonomi. Hal ini tidak terlepas

dari volume perdagangan dunia yang

masih tumbuh dengan lambat. Lemahnya

pertumbuhan perdagangan dunia juga

dipengaruhi oleh kebijakan China yang

mulai melakukan rebalancing sumber

pertumbuhannya dari net ekspor ke konsumsi.

Meskipun pertumbuhan volume perdagangan

dunia masih lemah, beberapa negara berhasil

mendorong pertumbuhan ekspornya, termasuk

AS, UK, Jepang, China, Korea, Singapura dan

Indonesia.

Tabel 1.4 Ekspor Negara Maju

Tabel 1.5 Ekspor Negara Emerging

Jul

Amerika 6,3 8,2 6,0 3,9 4,2 7,5 2,4 1,5 3,3 0,9 3,3 5,0 4,1 2,7 -0,9 1,7 1,5 3,2 3,5 4,2 1,4 5,8 5,2 1,4 11,8Kawasan Euro 11,1 10,9 4,5 6,0 6,2 12,2 11,2 10,4 1,1 14,5 5,3 -3,2 4,6 -1,3 -0,8 8,8 -0,4 -3,2 3,1 -5,8 2,8 1,2 -2,2 3,8 13,8 Jerman 15,5 13,1 5,9 9,8 3,0 19,5 15,6 12,5 1,9 14,9 5,9 -7,2 4,1 -1,9 -2,8 13,2 -1,7 -4,6 -1,3 -7,6 1,6 -0,9 0,2 2,1 16,4 Perancis 16,2 13,8 3,2 7,2 3,6 15,8 18,0 7,8 6,2 15,1 2,0 -1,9 -4,7 -4,4 5,2 11,0 -4,2 -7,9 1,2 -8,3 -5,4 0,8 -12,8 2,0 12,1 Italia 4,7 11,6 12,1 2,2 14,1 12,2 9,6 14,2 0,4 17,2 10,9 1,5 17,1 1,9 -1,3 5,9 0,6 -2,8 3,8 -5,3 1,7 1,7 -6,2 1,2 13,8 Spanyol 9,3 10,4 3,5 5,8 15,1 17,6 18,9 22,9 10,0 34,1 9,6 5,3 16,0 7,6 6,9 26,6 7,6 2,3 9,2 -6,7 1,1 -5,8 -8,1 5,5 19,8Inggris 2,2 -0,8 4,2 -2,4 1,3 -1,5 1,1 -0,8 -0,4 -6,2 -4,0 -2,1 0,0 2,3 1,7 6,3 1,2 8,7 -2,4 0,2 -0,1 0,7 -0,6 -0,3 6,8Jepang -6,0 -8,5 2,4 11,3 5,1 -4,3 -5,3 -7,2 -8,2 -6,8 -3,9 -1,4 1,9 1,6 2,3 3,3 7,1 10,1 10,2 14,6 13,7 17,7 19,1 16,8 7,0

Negara Maju

% yoy

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Ags Sept Okt Nov Des2013 Rata-rata

2010-12Negara

2012

Sumber: BloombergEkspor naik/tetap dari periode sebelumnya atau di atas/sama dengan rata-rata 2010-12Ekspor turun/tetap dari periode sebelumnya dan masih di bawah rata-rata 2010-12

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

ChinaIndiaKoreaSingapuraThailandFilipinaMalaysiaIndonesiaVietnamBrazilRussia

18,3 8,8 4,9 15,3 11,3 1,0 2,7 9,8 11,6 2,9 14,1 25,0 21,8 10,0 14,6 0,9 -3,1 5,1 7,1 -0,3 5,6 12,7 4,3 20,48,4 -7,1 0,5 -6,7 -6,5 -13,6 -11,0 -7,2 0,7 -2,5 -0,5 -1,3 4,2 7,0 1,8 -0,8 -4,8 10,4 13,3 10,3 13,1 5,9 3,5 23,320,4 -1,5 -5,0 -1,0 0,9 -8,7 -6,0 -2,4 1,0 3,9 -6,0 10,9 -8,6 0,1 0,4 3,1 -1,0 2,6 7,6 -1,7 7,2 0,2 7,0 16,024,8 -2,3 1,5 3,2 -0,5 0,2 -6,0 -6,5 1,6 -2,8 -13,8 2,2 -19,6 -7,6 1,3 1,3 -3,1 5,1 3,9 8,4 8,1 0,9 8,9 10,14,0 -5,0 -1,8 9,1 -2,4 -3,9 -5,1 -0,1 14,4 27,1 13,7 15,6 -4,6 4,2 3,8 -5,1 -3,5 -1,3 2,5 -6,3 -0,5 -4,0 1,8 15,612,8 -0,8 7,6 19,7 4,3 6,0 -9,0 22,8 6,1 5,5 16,5 -2,7 -15,6 0,1 -11,1 -0,8 4,1 2,3 20,2 5,1 14,0 18,9 15,8 12,513,6 -1,1 -1,0 6,2 3,3 -2,6 -4,5 2,6 -3,3 2,3 -5,8 3,5 -7,9 -3,2 -3,6 -5,3 -7,1 4,6 13,0 5,6 9,6 6,7 14,4 9,08,9 5,4 -2,3 -8,0 -16,0 -7,6 -24,7 -9,4 -9,6 -5,3 -9,9 -1,3 -4,3 -12,9 -8,7 -4,1 -4,4 -6,2 -6,9 -7,5 2,4 -2,3 10,3 20,515,6 23,0 15,6 25,8 15,2 3,0 18,1 16,9 17,9 15,2 14,4 42,4 -9,6 16,0 8,2 11,4 15,3 9,9 11,6 19,2 13,4 18,9 12,0 24,67,7 8,4 -3,0 0,0 -18,3 -5,6 -14,4 -14,1 -1,7 -6,0 -10,7 -1,1 -13,7 -7,6 5,4 -6,0 9,2 -0,9 -4,3 5,0 4,9 1,9 5,6 18,3

-0,611,8-7,3-4,6-2,73,00,76,6

-21,96,129,9 16,6 6,8 -2,2 1,8 -8,6 -0,7 -7,5 -1,2 6,3 -2,9 -6,1 -3,9 -5,9 -5,7 -0,8 -9,4 9,8 6,1 6,8 4,9 -6,3 4,2 5,7 22,7

Rata-rata2010-12

Negara Berkembang

% yoy

2013Negara

2012

Sumber: Bloomberg, CEIC Ekspor naik/tetap dari periode sebelumnya atau di atas/sama dengan rata-rata 2010-12 Ekspor turun/tetap dari periode sebelumnya dan masih di bawah rata-rata 2010-12

Page 21: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

9

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Permintaan domestik yang terus

membaik juga mendorong aktivitas bisnis di

TW4-13 untuk memenuhi permintaan tersebut.

Aktivitas bisnis yang membaik tercermin pada

peningkatan produksi dan business confidence

hampir di seluruh negara, baik di negara maju

maupun di negara emerging, di berbagai

region. Peningkatan aktivitas produksi terjadi

di seluruh negara maju, termasuk Kawasan

Euro yang aktivitas produksinya kembali

meningkat setelah pada triwulan sebelumnya

terkontraksi. Pertumbuhan produksi di negara

emerging secara umum juga meningkat,

kecuali di beberapa negara, seperti India, Brazil,

Indonesia dan Thailand. Produksi di India,

Brazil dan Indonesia tumbuh melambat setelah

dilakukan pengetatan moneter. Sementara

aktivitas produksi di Thailand terganggu oleh

gejolak politik dalam negeri. Selain indeks

produksi, indikator PMI di berbagai negara juga

menunjukkan terjadinya ekspansi produksi.

Aktivitas ekonomi yang terus meningkat

memberikan pengaruh tekanan inflasi yang

berbeda-beda di berbagai negara. Secara umum

tekanan inflasi masih terkendali dan masih

dalam target bank sentral berbagai negara,

meskipun di beberapa negara cenderung

meningkat. Tekanan inflasi di Jepang dan

AS meningkat cukup signifikan di sepanjang

TW4-13, namun level inflasi di kedua negara

tersebut masih di bawah target inflasi bank

sentral masing-masing negara. Inflasi di Filipina

dan Malaysia juga bergerak meningkat dan

melampaui target inflasi. India juga mengalami

peningkatan inflasi di Oktober dan November

2013 – meskipun bank sentral India telah

menaikkan suku bunga –, namun inflasi

kembali menurun di Desember 2013. Meskipun

kembali menurun, tingkat inflasi India tersebut

telah melampaui target bank sentral. Tekanan

inflasi di Indonesia relatif stabil meskipun di

level yang tinggi dan telah melampaui target

Tabel 1.6 Impor

7,1 6,3 7,9 5,9 3,0 1,6 0,3 0,2 0,8 -0,9 2,3 -2,1 -0,7 2,3 -5,1 -1,8 0,0 -1,0 0,7 1,1 1,7 3,2 -1,0 1,3 12,14,6 7,6 0,6 0,2 1,0 3,3 3,3 2,8 -3,9 7,8 0,1 -5,4 1,9 -7,1 -10,1 1,6 -5,7 -5,1 0,2 -7,5 1,0 -3,1 -5,4 1,0 12,83,8 4,3 6,8 5,6 0,5 1,1 -2,1 4,9 -2,6 -1,7 -2,8 1,5 -2,1 0,2 -0,9 -0,5 0,7 3,6 2,9 -0,2 3,6 1,0 1,0 -3,3 7,55,4 5,3 11,3 5,9 4,8 -0,3 -0,6 -2,7 7,7 -3,8 1,9 3,5 6,4 14,8 7,7 7,6 10,7 14,8 18,5 18,8 13,2 26,0 23,5 21,2 11,4

18,7 6,9 11,9 12,3 12,6 12,2 7,0 3,1 1,9 1,2 3,6 -0,8 -3,1 2,4 -3,4 -1,4 -1,3 -2,1 2,2 5,7 4,5 2,9 -1,6 6,4 7,6

AmerikaKawasan EuroInggrisJepangAustralia

IndiaKoreaSingapuraThailandFilipinaMalaysiaIndonesiaVietnamMeksikoArgen�naTurkiAfrika SelatanBrazilRussiaIrlandiaItaliaChinaSpanyol

23,1

28,8 21,7 24,3 3,8 -7,4 -13,5 -7,6 -5,1 5,0 8,4 5,5 8,2 6,2 2,7 -2,9 11,4 7,2 -0,8 -6,4 -1,4 -18,6 -14,5 -16,4 -15,3 26,13,7 23,9 -1,1 -0,5 -1,8 -6,3 -5,2 -9,4 -6,0 1,6 0,9 -5,3 4,0 -10,5 -2,1 -0,3 -4,7 -3,0 3,3 1,1 -3,5 5,1 -0,6 3,0 18,68,0 26,5 0,9 1,5 6,0 6,1 6,0 -8,3 -0,5 5,1 -4,5 -1,5 0,6 -14,7 -13,4 2,4 -4,5 -9,5 6,0 3,0 8,6 4,3 -3,3 3,4 11,1-2,6 8,3 21,8 9,2 16,6 5,1 13,3 -11,0 -7,2 21,2 24,1 1,3 38,4 3,7 -12,5 8,6 -5,5 0,9 -0,3 -2,5 -6,1 -4,6 -9,3 -9,3 24,7-3,2 2,5 -3,3 -13,6 10,1 13,0 -0,8 -0,4 3,6 4,3 2,3 14,4 -7,9 -5,8 -8,4 7,4 -2,4 -4,8 8,7 7,0 7,2 -8,6 0,5 - 13,83,2 18,0 1,4 7,4 16,2 2,9 9,5 2,8 9,6 5,7 4,3 -6,5 16,0 -4,4 7,4 9,1 -2,3 1,3 6,2 14,2 2,8 13,9 6,4 14,8 12,6

15,9 26,5 12,7 13,8 14,9 11,0 0,9 -8,4 1,2 10,8 10,0 -5,4 6,2 3,0 -8,8 -2,8 -2,2 -6,5 6,5 -5,8 1,1 -8,9 -10,5 -0,8 27,4-18,7 43,9 4,1 0,8 13,2 14,8 15,6 3,2 3,8 13,7 10,2 13,3 43,0 -23,1 24,8 19,4 17,4 21,7 14,5 15,0 24,6 17,1 16,7 20,012,3 15,9 3,1 12,1 7,4 -2,1 5,8 1,1 -5,1 16,4 4,7 0,2 9,5 -1,5 -2,3 11,8 1,5 1,7 9,6 0,8 5,7 -1,0 -4,1 - 17,310,0 -1,0 -8,0 -14,0 -5,0 -12,0 -4,0 -17,0 -14,0 0,0 -6,0 -9,0 1,0 10,0 5,0 32,0 17,3 4,9 10,9 13,5 4,1 3,9 1,7 -5,2 23,93,3 1,5 -4,5 -8,0 3,0 -5,4 -1,1 -4,3 -6,0 -5,7 12,3 -3,7 7,6 9,0 -0,6 18,4 6,9 2,8 10,2 -3,4 3,5 3,7 2,2 16,7 20,7

35,9 21,2 12,7 14,6 25,1 21,1 16,2 13,7 8,0 16,3 -3,0 7,2 15,3 12,8 7,4 32,2 7,8 13,3 28,8 22,0 21,2 11,3 13,2 17,2 16,317,7 5,0 6,5 2,0 2,9 -3,7 -5,1 -14,0 -13,7 1,6 -2,6 -4,5 14,7 3,1 1,4 15,7 4,0 1,5 25,2 5,4 8,1 14,6 -7,5 3,9 22,626,4 17,3 4,4 -5,9 -3,4 -1,6 8,3 -6,1 -4,0 7,5 1,1 0,2 6,8 1,8 0,7 13,7 -6,0 5,9 2,7 -4,5 4,3 -5,9 -3,6 7,6 25,20,1 -13,8 20,9 -27,2 10,5 4,6 4,9 5,4 20,6 10,2 -0,9 -8,7 -12,4 4,1 -17,7 13,3 -2,3 3,9 3,8 6,5 -9,4 2,9 14,8 13,3 3,2-4,3 -2,1 -9,6 -5,7 -6,5 -8,1 -6,6 -4,7 -6,2 -4,1 -7,5 -3,2 -3,8 -7,6 -5,1 -8,9 -9,8 -2,5 -6,1 -8,4 -1,7 -5,3 -6,4 - 9,3-15,3 40,0 5,3 0,2 13,0 6,1 4,6 -2,5 2,4 2,3 0,0 6,0 29,2 -15,2 14,1 16,8 -0,4 -0,8 10,9 7,2 7,5 7,6 5,3 8,3 24,0-3,1 6,6 -4,6 -3,5 -1,6 -1,4 5,0 -3,1 -7,4 -2,0 -6,1 -11,5 5,7 -9,8 -15,0 7,2 -2,2 -2,8 -3,0 -3,6 4,7 1,1 -0,4 - 7,3

Negara Maju

Negara Berkembang

% yoy

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov DesNegara 2012 2013 Rata-rata

2010-2012

Sumber: Bloomberg, CEIC Impor naik/tetap dari periode sebelumnya atau di atas/sama dengan rata-rata 2010-12 Impor turun/tetap dari periode sebelumnya dan masih di bawah rata-rata 2010-12

Page 22: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

10

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Bank Indonesia. Namun, tingginya inflasi

tersebut disebabkan oleh kenaikan harga BBM

setelah pemerintah mengurangi subsidi BBM

dalam upaya memperbaiki struktur anggaran

pemerintah agar dalam jangka panjang tetap

sustainable.

Di sisi lain, beberapa negara lain

mengalami inflasi yang terus menurun dan

justru menimbulkan kekhawatiran mengarah

pada deflasi. Inflasi di Kawasan Euro terus

menurun dan jauh dari target ECB. Hal ini

menunjukkan masih lemahnya perekonomian

kawasan ini, meskipun ECB telah menurunkan

suku bunga kebijakan pada bulan November

2013. Namun apabila dilihat secara individual

negara-negara anggota Kawasan Euro terjadi

perbedaan laju inflasi yang cukup besar.

Tekanan inflasi yang rendah – bahkan deflasi

– terjadi di Yunani (-0,9%), Spanyol (0,3%),

Portugal (0,3%) dan Irlandia (0,5%). Sementara

tekanan inflasi yang relatif tinggi terjadi di

Finland (2,2%), Austria (2,1%) dan Jerman

(1,6%). Selain Kawasan Euro, tekanan inflasi

di China dan Korea juga menurun menjauh

dari target bank sentral.

Meskipun menunjukkan perkembangan

yang positif, ekonomi AS juga menghadapi

beberapa permasalahan yang cukup krusial.

Permasalahan-permasalahan ini turut mewarnai

perkembangan pasar keuangan global,

yaitu perdebatan anggaran pemerintah dan

permasalahan utang pemerintah yang telah

melampaui batasnya (debt ceiling) yang

berdampak pada government shutdown, serta

isu pelaksanaan tapering stimulus moneter.

Isu-isu tersebut menimbulkan terjadinya risk-on

risk-off sehingga volatilitas di pasar keuangan

meningkat. Volatilitas meningkat tinggi pada

awal Oktober 2013 yang sejalan dengan

terjadinya government shutdown selama 16

hari. Tercapainya kesepakatan untuk menunda

penyelesaian anggaran dan debt ceiling dapat

kembali menenangkan pasar keuangan global.

Pasar keuangan kembali terguncang menjelang

FOMC meeting Desember 2013 terkait dengan

isu implementasi tapering. Spekulasi atas mulai

Grafik 1.5 Laju Inflasi Negara Maju Grafik 1.6 Laju Inflasi Negara Emerging

�����

��

��

���� ���� ����

�������������� ������������

������

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

�����������������

�����

��

��

���� ���� ����

����� ����� �������������� ������

���� ������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

�����������������

Page 23: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

11

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

dilaksanakannya tapering baru menjadi jelas

pada akhir Desember 2013 setelah FOMC

meeting memutuskan tapering dimulai Januari

2014 dengan pengurangan stimulus sebesar

USD10 miliar sehingga program pembelian aset

oleh the Fed menjadi USD75 miliar per bulan.

Sejalan dengan itu pasar keuangan global

kembali tenang hingga akhir TW4-13. Secara

umum, isu-isu tersebut menimbulkan capital

reversal di negara emerging sehingga nilai

tukar terdepresiasi dan harga aset keuangan

jatuh. Di sisi lain, harga aset di negara maju

– terutama harga saham - justru mengalami

peningkatan secara persisten.

Perkembangan ekonomi g lobal

sepanjang TW4-13 diwarnai oleh beberapa

isu yang mengemuka. Pada awal Oktober 2013

terjadi partial government shutdown di AS yang

disebabkan deadlock pembahasan anggaran

pemerintah 2013/2014 dan peningkatan

debt ceiling utang pemerintah yang hampir

terlampaui posisi utang pemerintah. Selain

Tabel 1.7 Inflasi Negara Maju

Tabel 1.8 Inflasi Negara Berkembang

Target Inflasi2013 2012

AmerikaKawasan Euro Jerman Perancis Italia SpanyolInggrisJepangAustralia**

2,3 1,7 1,7 1,4 1,7 2,0 2,2 1,8 1,7 1,6 2,0 1,5 1,1 1,4 1,8 2,0 1,5 1,2 1,0 1,2 1,5 1,0 1,2 1,5 2,0 2,02,6 2,4 2,4 2,4 2,6 2,6 2,5 2,2 2,2 2,0 1,8 1,7 1,2 1,4 1,6 1,6 1,3 1,1 0,7 0,9 0,8 0,7 0,9 0,8 2,0 2,02,2 2,2 2,0 1,9 2,2 2,1 2,1 1,9 2,0 1,9 1,8 1,8 1,1 1,6 1,9 1,9 1,6 1,6 1,2 1,6 1,2 1,2 1,6 1,2 2,0 2,02,4 2,3 2,3 2,2 2,4 2,2 2,1 1,6 1,5 1,4 1,2 1,1 0,8 0,9 1,0 1,2 1,0 1,0 0,7 0,8 0,8 0,7 0,8 0,8 2,0 2,03,7 3,5 3,6 3,6 3,3 3,4 2,8 2,6 2,6 2,4 2,0 1,8 1,3 1,3 1,4 1,2 1,2 0,9 0,8 0,7 0,7 0,8 0,7 0,7 2,0 2,02,1 1,9 1,9 2,2 2,7 3,4 3,5 2,9 2,9 2,8 2,9 2,6 1,5 1,8 2,2 1,9 1,6 0,5 0,0 0,3 0,3 0,0 0,3 0,3 2,0 2,03,0 2,8 2,4 2,6 2,5 2,2 2,7 2,7 2,7 2,0 1,8 2,8 2,4 2,7 2,9 2,8 2,7 2,7 2,2 2,1 2,0 2,2 2,1 2,0 2,0 2,00,4 0,2 -0,2 -0,4 -0,4 -0,3 -0,4 -0,2 -0,1 -0,3 -0,7 -0,9 -0,7 -0,3 0,2 0,7 0,9 1,1 1,1 1,5 1,6 1,1 1,5 1,6 2,0 2,01,2 1,2 1,2 2,0 2,0 2,0 2,2 2,2 2,2 2,5 2,5 2,5 2,4 2,4 2,4 2,2 2,2 2,2 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2-3 2-3

Negara Maju

% yoy

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov DesNegara 2012 2013

Sumber: Bloomberg*) India menggunakan data WPI; **) data triwulan Inflasi naik/tetap dari periode sebelumnya atau di atas/sama dengan rata-rata target pemerintah dan atau di atas rata-rata jangka panjang Inflasi turun/tetap dari periode sebelumnya dan masih di bawah target pemerintah/rata-rata jangka panjang/deflasi

Target Inflasi

2013 2012

China 4.5 3.2 3.6 3.4 3.0 2.2 1.8 2.0 1.9 1.7 2.0 2.5 2.0 3.2 2.1 2.4 2.1 2.7 2.7 2.6 3.1 3.2 3.0 2.5 3.5 4.0

India* 7.2 7.6 7.7 7.5 7.6 7.6 7.5 8.0 8.1 7.3 7.2 7.3 7.3 7.3 5.7 4.8 4.6 5.2 5.9 7.0 7.1 7.2 7.5 6.2 5-5,5 5-5,5

Korea 3.3 3.0 2.7 2.6 2.5 2.2 1.5 1.3 2.1 2.1 1.6 1.4 1.6 1.6 1.5 1.3 1.1 1.2 1.6 1.5 1.0 0.9 1.2 1.1 2,5-3,5 2-4

Singapura 4.8 4.6 5.2 5.4 5.0 5.3 4.0 3.9 4.7 4.0 3.6 4.3 3.6 4.9 3.5 1.5 1.6 1.8 1.9 2.0 1.6 2.0 2.6 1.5 2,5-3,5 2,5-3,5

Thailand 3.4 3.3 3.5 2.5 2.5 2.6 2.7 2.7 3.4 3.3 2.7 3.6 3.4 3.2 2.7 2.4 2.3 2.3 2.0 1.6 1.4 1.5 1.9 1.7 3-5 3-5

Filipina 4.0 2.7 2.6 3.0 3.0 2.9 3.2 3.8 3.7 3.2 2.8 3.0 3.1 3.4 3.2 2.6 2.6 2.7 2.5 2.1 2.7 2.9 3.3 4.1 3-5 3-5

Malaysia 2.7 2.2 2.1 1.9 1.7 1.6 1.4 1.4 1.3 1.3 1.3 1.2 1.3 1.5 1.6 1.7 1.8 1.8 2.0 1.9 2.6 2.8 2.9 3.2 2-3 2,5-3

Indonesia 3.7 3.6 4.0 4.5 4.5 4.5 4.6 4.6 4.3 4.6 4.3 4.3 4.6 5.3 5.9 5.6 5.5 5.9 8.6 8.8 8.4 8.3 8.4 8.4 3,5-5,5 3,5-5,5

Vietnam 17.3 16.4 14.2 10.5 8.3 6.9 5.4 5.0 6.5 7.0 7.1 6.8 7.1 7.0 6.6 6.6 6.4 6.7 7.3 7.5 6.3 5.9 5.8 6.0 8.0 <10

Meksiko 4.1 3.9 3.7 3.4 3.9 4.3 4.4 4.6 4.8 4.6 4.2 3.6 3.3 3.6 4.3 4.7 4.6 4.1 3.5 3.5 3.4 3.4 3.6 4.0 3.0 2-4

Argen�na** 9.7 9.7 9.8 9.8 9.9 9.9 9.9 10.0 10.0 10.2 10.6 10.8 11.1 10.8 10.6 10.5 10.3 10.5 10.6 10.5 10.5 10.5 10.5 10.9 9.3 9.3

Brazil 6.2 5.9 5.2 5.1 5.0 4.9 5.2 5.2 5.3 5.5 5.5 5.8 6.2 6.3 6.6 6.5 6.5 6.7 6.3 6.1 5.9 5.8 5.8 5.9 2,5-6,5 2,5-6,5

% yoy

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov DesNegara

2012 2013

Sumber: Bloomberg

*) India menggunakan data WPI; **) target inflasi menggunakan rata-rata 2005-12

Inflasi naik/tetap dari periode sebelumnya atau di atas/sama dengan rata-rata target pemerintah dan atau di atas rata-rata jangka panjang

Inflasi turun/tetap dari periode sebelumnya dan masih di bawah target pemerintah/rata-rata jangka panjang/deflasi

Page 24: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

12

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

itu, isu mengenai spekulasi akan dimulainya

tapering stimulus moneter yang muncul pada

triwulan sebelumnya tetap membayangi

di triwulan ini. Hal ini tidak terlepas dari

perkembangan ekonomi AS yang terus

membaik, terutama perkembangan di sektor

tenaga kerja. Isu-isu tersebut menimbulkan

tekanan di pasar keuangan global dan

meningkatkan ketidakpastian pemulihan

ekonomi AS – dan ekonomi global – ke

depan.

Investor pada umumnya bereaksi

berlebihan terhadap isu ini dengan menarik

investasinya dari negara emerging secara besar-

besaran dan dalam waktu yang bersamaan

(sudden capital reversal). Akibatnya, nilai tukar

terdepresiasi tajam dan harga aset keuangan

jatuh yang disertai dengan volatilitas yang tinggi.

Perilaku investor yang berlebihan tersebut juga

dipengaruhi oleh kondisi fundamental ekonomi

negara emerging yang cenderung memburuk,

terutama memburuknya Current Account.

KEBIjaKaN EKoNoMI

Sejalan dengan upaya untuk memulihkan

aktivitas perekonomiannya, berbagai negara

pada umumnya mempertahankan kebijakan

yang akomodatif. Bahkan, kebijakan moneter

di Kawasan Euro dan Thailand semakin

akomodatif dengan diturunkannya suku bunga

kebijakan. ECB menurunkan suku bunga –

sebesar 25 basis poin menjadi 0,25% – pada

November 2013 untuk mendorong aktivitas

ekonomi dan menahan inflasi yang menurun

cukup signifikan di Oktober 2013. Sementara

Thailand menurunkan suku bunga – sebesar

25 basis poin menjadi 2,25% – juga pada

November 2013 untuk mendorong aktivitas

perekonomian yang mulai terganggu oleh

gejolak politik dalam negeri.

Di sisi lain, beberapa negara melakukan

pengetatan, termasuk AS yang mulai tapering

stimulus moneter setelah berbagai indikator

menunjukkan pemulihan ekonomi AS, serta

Indonesia dan Brazil melanjutkan pengetatan

moneter yang telah dilakukan sejak triwulan

sebelumnya untuk menahan inflasi sekaligus

menjaga stabilitas ekonomi. Di AS, Fed

pada FOMC meeting bulan Desember 2013

memutuskan mulai melakukan tapering di

Januari 2014 sebesar USD10 miliar per bulan,

sehingga program pembelian aset Fed menjadi

USD75 miliar per bulan. Pasar keuangan negara

emerging sempat terguncang oleh isu tapering

stimulus moneter AS yang berdampak pada

capital flows yang menjadi sangat volatile.

Bank Indonesia menaikkan BI rate sebesar 25

basis poin menjadi 7,5% di November 2013.

Sementara itu, bank sentral Brazil menaikkan

suku bunga lebih agresif, yaitu 100 basis poin,

sepanjang TW4-13 menjadi 10%. Pengetatan

yang dilakukan bank sentral Brazil berhasil

membawa inflasi ke dalam target inflasinya.

Page 25: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

13

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

ouTLooK

Proses pemulihan ekonomi global yang

semakin solid menjadi indikasi kuat akan

membaiknya perekonomian global ke depan.

Negara maju yang membaik secara impresif

di sepanjang 2013 diperkirakan tetap akan

menjadi pendorong utama pertumbuhan

ekonomi global di 2014. Aktivitas ekonomi AS

diperkirakan akan semakin terakselerasi dengan

ekspektasi terus membaiknya employment. UK

juga diperkirakan akan tumbuh tinggi dengan

didorong oleh konsumsi dan investasi. IMF

memperkirakan pertumbuhan PDB AS dan UK

akan terakselerasi mencapai 2,8% dan 2,4%

di 2014, dari sebesar 1,9% dan 1,7% di 2013.

Pemulihan ekonomi EU juga diperkirakan akan

terus berlanjut dan PDB tumbuh semakin

cepat. Meskipun levelnya relatif masih rendah,

pertumbuhan PDB Kawasan EU akan cukup

signifikan (1,0%) mengingat sebelumnya

mengalami kontraksi (-0,4%). Sementara

pertumbuhan PDB Jepang diperkirakan

akan tertahan di 2014 sejalan dengan

konsolidasi fiskal yang diimplementasikan

dalam peningkatan pajak penjualan. Faktor

lain yang diperkirakan akan menahan laju

pertumbuhan Jepang adalah kecenderungan

meningkatnya defisit CA dalam pada TW4-13

yang diperkirakan berlanjut di 2014.

Negara emerging juga tumbuh

melambat di 2013 diperkirakan akan mulai

membaik dan kembali tumbuh meningkat

di 2014. Membaiknya perekonomian negara

maju diperkirakan berdampak positif terhadap

negara emerging dengan meningkatnya

permintaan global untuk produk ekspor negara

emerging. Namun demikian, pertumbuhan

negara emerging tersebut tidak didorong

oleh China yang sebelumnya selalu menjadi

lokomotif pertumbuhan. China pada 2014

diperkirakan masih tumbuh melambat –

sebesar 7,5% dari 7,7% – sejalan dengan

Tabel 1.9 Suku Bunga Kebijakan

ChinaIndiaKoreaThailandFilipinaMalaysiaIndonesiaVietnam

BrazilRussiaMeksikoArgen�na

AmerikaKawasan EuroInggrisJepangAustraliaNew Zealand

6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,007,25 7,25 7,25 7,25 7,50 7,75 7,75 7,75 8,00 8,002,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,502,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,25 2,25 2,25 2,253,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50

3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,005,75 5,75 6,00 6,50 7,00 7,25 7,25 7,50 7,50 7,50 7,758,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 - -

7,50 8,00 8,00 8,50 9,00 9,00 9,50 10,00 10,00 10,00 10,508,25 8,25 8,25 8,25 8,25 7,25 7,25 7,50 7,50 - -4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 3,75 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50

10,28 10,58 12,70 10,20 9,74 11,98 11,12 13,97 28,41 - -

0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,250,75 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,25 0,25 0,25 0,250,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,500,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,05 0,053,00 2,75 2,75 2,75 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,25

6,007,502,752,753,50

6,56 6,56 6,56 6,56 6,56 6,31 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,008,50 8,50 8,50 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 7,75 7,75 7,502,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,753,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,75 2,75 2,75 2,75 2,75 2,754,25 4,25 4,00 4,00 4,00 4,00 3,75 3,75 3,75 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,503,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,006,00 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75

15,00 15,00 14,00 13,00 12,00 11,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 9,00 9,00 9,00 8,00

10,50 10,50 9,75 9,00 8,50 8,50 8,00 7,50 7,50 7,25 7,25 7,25 7,25 7,25 7,258,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,25 8,25 8,25 8,25 8,25 8,25 8,254,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,009,03 9,24 9,25 9,30 9,21 9,39 9,59 9,57 9,79 9,67 9,64 12,75 10,50 9,82 11,90

0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,251,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,750,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,500,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,104,25 4,25 4,25 4,25 3,75 3,50 3,50 3,50 3,50 3,25 3,25 3,00 3,00 3,00 3,002,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50

Sumber: Bloomberg*) Berdasarkan prediksi JP Morgan 13 Desember 2013

Negara Berkembang

Negara Maju

Akhir Periode

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des Des-13 Mar-14Negara

2012 2013 Prediksi*

Page 26: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

14

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

masih berlangsungnya upaya rebalancing

perekonomian domestik China. Selain China,

Brazil juga tumbuh stagnan, sedangkan negara

ASEAN-5 hanya tumbuh sedikit lebih tinggi di

2014 dibanding tahun 2013. Negara emerging

yang diperkirakan tumbuh cukup signifikan

adalah India (sebesar 5,4% di 2014 dari 4,4%

di 2013), dan negara-negara Sub-Sahara

Afrika, termasuk Afrika Selatan (tumbuh 2,8%

dari 1,8%).

Pertumbuhan ekonomi negara maju

yang lebih cepat dibandingkan negara

emerging berdampak pada inflasi di kedua

kelompok negara tersebut yang bergerak

berlawanan arah. Tekanan inflasi di negara

maju diperkirakan akan meningkat sejalan

dengan aktivitas ekonomi yang meningkat

signifikan. Sebaliknya, tekanan inflasi di negara

emerging diperkirakan akan sedikit menurun.

Selain karena peningkatan aktivitas ekonomi

yang tidak setinggi di kelompok negara maju,

penurunan tekanan inflasi juga disebabkan

oleh pengetatan moneter yang telah terjadi di

beberapa negara emerging.

Meningkatnya laju pertumbuhan

2014 juga diperkirakan akan mendorong

peningkatan perdagangan dunia. Volume

perdagangan dunia di 2014 diperkirakan

tumbuh sebesar 4,5%, meningkat dibanding

tahun sebelumnya yang hanya tumbuh 2,7%.

Namun demikian, pertumbuhan volume

perdagangan dunia tersebut diperkirakan

belum cukup kuat mendorong peningkatan

harga komoditas global. Harga minyak dan

komoditas lainnya diperkirakan masih akan

menurun.

Meskipun secara umum perekonomian

dunia diperkirakan membaik pada 2014, namun

masih terdapat beberapa faktor risiko yang

harus diwaspadai mengingat risiko tersebut

dapat menghambat pertumbuhan ekonomi

global. Beberapa faktor risiko yang berpotensi

menghambat pertumbuhan ekonomi global

adalah (i) potensi deflasi di Kawasan Euro akibat

tren penurunan inflasi, (ii) sumber pembiayaan

aktivitas ekonomi di Kawasan EU masih

terbatas dengan belum pulihnya perbankan,

(iii) konsolidasi fiskal AS yang – apabila

sangat ketat – dapat mengganggu proses

pemulihan ekonomi, (iv) proses tapering dan

exit dari unconventional monetary policy yang

berpotensi menggangu pemulihan ekonomi

dan dapat mengguncang pasar keuangan

global, (v) proses rebalancing di China –

termasuk pengurangan kapasitas produksi

yang berlebih – yang dapat menurunkan PDB

potensial, dan (vi) tren pelemahan fundamental

ekonomi negara emerging yang menjadikan

sangat rentan terhadap external shocks.

Page 27: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

15

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

A. NEGARA MAJU

A.1. Amerika Serikat

Perekonomian AS terus membaik dan menunjukkan perkembangan yang semakin solid.

Selama TW4-13, ekonomi AS berhasil meraih pertumbuhan 2,7% yoy, sehingga melengkapi tren

peningkatan pertumbuhan sepanjang 2013. Pencapaian ini sangat impresif mengingat AS tetap

mampu tumbuh tinggi meski menghadapi masalah partial government shutdown dan perdebatan

debt ceiling. Secara keseluruhan tahun 2013, PDB AS tumbuh 1,9% yoy. Pertumbuhan ekonomi

AS ditopang oleh kuatnya pertumbuhan investasi dan konsumsi. Perkembangan positif juga

ditunjukkan oleh perbaikan di sektor perumahan yang terus berlanjut, sejalan dengan ekspektasi

peningkatan suku bunga dan perbaikan tingkat pengangguran. Kondisi ketenagakerjaan AS

cenderung mengalami perbaikan dengan tingkat pengangguran yang semakin menurun. Namun

perbaikan angka pengangguran ini juga diiringi oleh labour participation rate yang menurun,

sehingga hal ini perlu dicermati secara hati-hati.

Kondisi perekonomian yang mulai membaik mendorong the Fed melanjutkan kebijakan

akomodatif dengan mempertahankan suku bunga rendah untuk mendukung pemulihan ekonomi

AS. Meskipun tetap akomodatif, The Fed memutuskan untuk mengurangi stimulus moneter

(tapering) setelah mempertimbangkan perbaikan di sejumlah indikator ekonomi. Dalam FOMC

meeting Desember 2013 dan Januari 2014, stimulus moneter dikurangi masing-masing sebesar

USD10 miliar. Ke depan, The Fed akan kembali melakukan pengurangan stimulus pembelian

aset secara bertahap dengan memperhatikan perkembangan indikator yang relevan (data

dependent).

Perbaikan ekonomi AS diperkirakan akan terus berlanjut dan berpotensi tumbuh lebih tinggi.

The Fed memperkirakan ekonomi AS tahun 2014 akan tumbuh meningkat dalam kisaran 2,8%-

3,2%. Sementara IMF memprediksi pertumbuhan PDB AS di 2014 akan tumbuh sebesar 2,8%.

Perkembangan EkonomiIndividu Negara

2BA B

Page 28: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

16

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Perekonomian AS di TW4-13 kembali

melanjutkan tren perbaikan yang telah

berlangsung sejak awal tahun. PDB AS TW4-13

tumbuh 2,7% yoy1, jauh lebih tinggi dibanding

triwulan sebelumnya sebesar 2% dan juga

melampaui proyeksi Consensus Forecast Januari

2014, sebesar 2,6%. Pencapaian ini menjadi

sangat impresif oleh karena perekonomian

tetap mampu tumbuh tinggi meskipun pada

TW4-13 terjadi partial government shutdown

dan kinerja perekonomian dihadapkan pada

downside risk polemik debt ceiling. Secara

keseluruhan tahun 2013, PDB AS tumbuh 1,9%.

Meskipun lebih rendah dari pertumbuhan PDB

tahun 2012 (2,8%), tahun 2013 menjadi

titik balik pemulihan ekonomi AS. Hal ini

ditunjukkan oleh dinamika pertumbuhan PDB

dari TW1 sampai TW4 yang terus meningkat.

Pertumbuhan PDB AS TW4-13 terutama

didorong oleh aktivitas investasi dan konsumsi

yang masing-masing berkontribusi terhadap

pertumbuhan sebesar 1,33% dan 1,16%,

meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar

1,1% dan 0,8%. Pertumbuhan investasi

disumbang oleh non-residential fixed investment

dan private inventory investment. Namun

pencapaian tersebut perlu dicermati dengan

hati-hati mengingat peningkatan inventory

tidak meningkatkan kapasitas produksi.

Selain itu, inventory yang masih persisten di

level tinggi juga mengimplikasikan inefisiensi

atau relatif lemahnya permintaan. Kinerja net

ekspor juga mengalami perbaikan dengan

berkontribusi sebesar 0,27%, meningkat dari

0,1% pada TW3-13.

Aktivitas investasi pada TW4-13 kembali

mengalami peningkatan dengan tumbuh 8,5%

yoy, naik dari 6,9% di TW3-13. Meningkatnya

pertumbuhan investasi didorong oleh perbaikan

inventories, sementara investasi mesin dan

bangunan belum menunjukkan perbaikan

yang signifikan. Namun demikian, kinerja

Grafik 2.1 PDB Grafik 2.2 Indikator Produksi

1 Advance estimates.

����������

��������

����

����

����

���

���

���

���

�����

�����

�����

����

���

���

����

����

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �

��������������� �������������� �������������

����������������������������������

�����������������

��������������

�������������������

�����������������������

������������������������������������������

������������������������

����������

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

���

���

���

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

���

���

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������

Page 29: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

17

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

investasi selama TW4-13 masih jauh di bawah

rata-rata pertumbuhan selama tahun 2012

yaitu 9,67%.

Masih belum stabilnya aktivitas

investasi juga dikonfirmasi oleh pergerakan

indikator aktivitas bisnis yang bergerak

variatif. Indikator produksi industri selama

TW4-13 tumbuh rata-rata 3,6%, dari sebesar

2,5% di TW3-13. Namun demikian, aktivitas

bisnis belum terjadi secara merata di seluruh

wilayah. Richmond Fed Manufacturing

Index menunjukkan peningkatan aktivitas

bisnis, namun Philadelphia Fed Index2 dan

Chicago Purchasing Manager3 menunjukkan

penurunan. Indikator kapasitas utilisasi dan

pengeluaran konstruksi juga mengalami

peningkatan. Namun sebaliknya, indikator

pemesanan barang pabrik pada periode yang

sama cenderung menurun menjadi 2,5%, dari

rata-rata 3,5% di TW3-13.

Terkait dengan keyakinan dunia

usaha, indeks ISM manufaktur pada TW4-13

meningkat ke level 56,7 dari 55,7 pada triwulan

sebelumnya. Sebaliknya, ISM non-manufaktur

pada periode yang sama mengalami penurunan

dari 56,10 menjadi 54,07 di TW4-13. Meskipun

menurun, indeks tetap berada di atas 50 yang

mengindikasikan optimisme disektor non-

manufaktur. Indikator yang bergerak bervariasi

tersebut mengindikasikan bahwa kondisi

sektor manufaktur ke depan masih dihadapkan

pada ketidakpastian.

Aktivitas konsumsi di TW4-13 membaik

dan tumbuh 1,3% yoy, meningkat dari

0,9% pada TW3-13. Peningkatan didorong

oleh konsumsi swasta yang tumbuh 2,3%

dari 1,9% di triwulan sebelumnya. Namun

demikian, pengeluaran pemerintah untuk

konsumsi dan beberapa indikator penuntun

konsumsi menunjukkan perkembangan

Grafik 2.3 Leading Indikator Investasi

2 Indeks Fedres regional (mencakup kawasan Pennsylvania, New Jersey dan Delaware) yang menggambarkan aktivitas bisnis kawasan, terutama sektor manufaktur.

3 Indeks yang menggambarkan aktivitas manufaktur yang mencakup kawasan Illinois, Iowa, Indiana, Michigan, dan Wisconsin.

������

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

�����������������

�����������������������������

���������������������

��������������������������

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������

������

������������������

���

���

���

���

���

��

��

��

��

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ������ ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

��������������������������

����������������������

��������������������������������

�����������������

Page 30: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

18

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

sebaliknya. Konsumsi pemerintah di TW4-13

mengalami kontraksi sebesar 2,3%, namun

kontraksinya jauh lebih rendah dibanding

triwulan sebelumnya yang mencapai 2,7%.

Partial government shutdown yang berlangsung

selama enam belas hari pada Oktober 2013 turut

membantu penurunan konsumsi pemerintah

sebesar USD 36,4 miliar. Indikator penjualan

ritel di TW4-13 sedikit melemah dengan

rata-rata pertumbuhan sebesar 4,1%, dari

4,6% pada triwulan sebelumnya. Pelemahan

juga terjadi pada penjualan kendaraan yang

hanya tumbuh sebesar 4,53% di TW4-13,

turun signifikan dibandingkan TW3-13 yang

mencapai 8,48%. Meski mengalami pelemahan

di triwulan akhir, penjualan kendaraan di 2013

mencapai kinerja terbaiknya sejak tahun 2007

dengan angka penjualan mencapai 15,5 juta

unit (tumbuh 7,2% dibandingkan tahun

2012) dan diperkirakan masih akan berlanjut

di 2014. Peningkatan angka penjualan dipicu

oleh kebutuhan peremajaan kendaraan oleh

konsumen4 serta penurunan suku bunga kredit

pembelian kendaraan baru menjadi 4,27%

p.a5.

Indikator tingkat kepercayaan konsumen

pada TW4-13 juga cenderung melemah

dibandingkan triwulan sebelumnya. Kondisi

tersebut erat kaitannya dengan ketidakpastian

yang mewarnai ekonomi AS di triwulan laporan

saat partial government shutdown berlangsung

bersamaan dengan perdebatan anggaran

tahun 2014 dan polemik debt ceiling. Indikator

kepercayaan konsumen pada TW4-13 secara

rata-rata turun menjadi 73,96 dari 81,1 di TW3-

13. Namun demikian, di akhir triwulan laporan,

tingkat kepercayaan konsumen kembali

bergerak naik seiring meredanya tekanan

politik dengan disepakatinya paket anggaran

AS untuk tahun 2014-2015 (Bipartisan Budget

Act 2013) dan penundaan debt ceiling hingga

7 Februari 2014. Perbaikan kepercayaan

konsumen di akhir tahun juga dipengaruhi

Grafik 2.4 Indikator Konsumsi

4 Rata-rata umur kendaraan di AS telah mencapai 11,4 tahun.5 Laporan terkini dari Experian Automotive

�����������

���

���

���

���

���

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

���

���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�������������������������

���������������������

������������������������������������������������

�����������������

�����������

��

��

��

��

��

��

��

��

���

���

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

��������������������������������������������������������������������������������������������������

�����������������

Page 31: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

19

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

oleh sinyal perbaikan di sektor tenaga kerja dan

berkurangnya ekspektasi kenaikan suku bunga,

seiring klarifikasi The Fed untuk tetap menjaga

suku bunga di level yang rendah.

K i n e r j a s e k t o r e k s t e r n a l A S

mengindikasikan terjadinya perbaikan. Ekspor

AS di TW4-13 tumbuh rata-rata 4,13%

yoy, lebih baik dari 3,03% pada TW3-13.

Perbaikan ekspor terutama terjadi pada

dua bulan pertama di triwulan laporan,

namun kembali menurun di bulan terakhir.

Peningkatan ekspor tersebut didorong oleh

tingginya permintaan ekspor ke Canada,

Meksiko dan China yang masing-masing

tumbuh sebesar 4,2%, 5,6% dan 23,7%.

Di sisi lain, impor di TW4-13 relatif stabil

dibanding triwulan sebelumnya dan tumbuh

sebesar 1,17%. Kinerja ekspor yang lebih baik

dari impor di TW4-13 menyebabkan defisit

neraca perdagangan AS sedikit menyempit.

Defisit neraca perdagangan menurun menjadi

USD112,3 miliar setelah mencapai USD119,97

miliar di TW3-13.

Perbaikan sektor perumahan AS kembali

berlanjut di TW4-13, setelah sedikit tertahan

pada triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin

dari indikator Housing Starts dan median

sales price yang meningkat pada TW4-13.

Perbaikan sektor perumahan ditengarai lebih

disebabkan oleh ekspektasi peningkatan

suku bunga oleh the Fed (terkait rencana

tapering QE dan peningkatan Fed Fund

rate) serta perbaikan angka pengangguran.

Hal ini mendorong masyarakat melakukan

pembelian properti sebelum terjadi kenaikan

suku bunga. Pemulihan sektor properti

masih belum cukup kuat mengingat tingkat

pendapatan masyarakat yang relatif masih

stagnan dan consumer confidence yang belum

cukup stabil. Selain itu indikasi bunga KPR

yang mulai bergerak naik di akhir tahun6 juga

patut dicermati karena berpotensi menahan

perbaikan di sektor perumahan.

6 Primary Market Mortgage Survey, Federal Home Loan Mortgage Corporation.

Grafik 2.5 Neraca Perdagangan Grafik 2.6 Ekspor – Mitra Dagang Utama

���������������

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

���

���

���

���

��

��

��

��

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

����������������������

����������

���������

�����������������

����������

�����

�����

���

����

����

����

����

�����

�����

�����

�����

���

����

����

����

����

�� � ���� � ���� � ���� � ���� � ���� � ���� � ���� � ���� � ������� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

������ ����� ����� �����������

�����������������

Page 32: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

20

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Tingkat pengangguran AS masih terus

membaik, namun perbaikannya belum cukup

solid. Pada TW4-13, angka pengangguran

membaik ke level 6,7%, dari 7,2% di akhir

triwulan sebelumnya. Angka continuous

claims sepanjang TW4-13 juga cenderung

membaik. Namun demikian, initial jobless

claims mengalami sedikit peningkatan dari 326

ribu orang menjadi 346 ribu orang. Sementara

itu, indikator pertumbuhan tenaga kerja (non-

farm payrolls) yang sebelumnya mencapai lebih

dari 200 ribu orang, cenderung memburuk di

akhir triwulan laporan. Penurunan ini terutama

dipengaruhi oleh musim dingin ekstrim, yang

mengakibatkan sekitar 273 ribu orang tidak

dapat bekerja pada bulan Desember 2013.

Kondisi tersebut mencerminkan perbaikan

sektor tenaga kerja AS yang belum sepenuhnya

solid dan stabil, terlebih labor participation rate7

juga cenderung menurun dan berada di level

62,8% pada Desember 2013 yang merupakan

posisi terendah sejak 1978. Dengan demikian,

penurunan tingkat pengangguran perlu

dicermati dengan lebih hati-hati mengingat

perbaikannya juga dipengaruhi oleh penurunan

labour participation rate.

Perkembangan ekonomi yang masih

belum cukup kuat juga tercermin dari tekanan

inflasi yang menurun pada TW4-13. Tekanan

inflasi di TW4-13 rata-rata sebesar 1,23%

yoy, lebih rendah dibanding TW3-13 sebesar

1,57%. Namun demikian, laju inflasi bulanan

di triwulan laporan menunjukkan tren yang

meningkat. Inflasi bulan Oktober yang sempat

berada di level 1,0%, kembali naik ke level

1,2% (November) dan 1,5% (Desember).

Sebaliknya, inflasi inti memperlihatkan tren

menurun dan tercatat berada di level 1,1% di

Desember 2013.

Grafik 2.7 Indikator Perumahan

7 Tingkat partisipasi angkatan kerja = angkatan kerja/penduduk usia produktif.

���������

���

���

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ����

���

���

���

���

����

����

����

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������

����������������������������������������������������������������

���������������������������������������������������������������

��������������������������

��������������������������

���������������������������

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

Page 33: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

21

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Grafik 2.8 Indikator Sektor Tenaga Kerja

Grafik 2.9 Inflasi Grafik 2.10 Inflasi – Komponen

�����������

��

��

�����

����

����

����

����

���

���

���

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

����������������������������������������������������

�����������������

��������������������

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

���������������������������������������������������������������������������

� � � �� � � � � � � �� � � � � � � �� � � � � � � �� � � � � � � ������ ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

�����������������

������������������

����

����

����

����

����

����

����

����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

������������������������������� ���������������������������

�����������������

������������

����������

���

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ����

����

����

����

����

���

���

���

���

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

���������������

����������������

�����������

����������������

�����������

�����������������

����������

�����

�����

�����

���

����

����

����

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

���

��������������

����

������

�������

�����������������

Page 34: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

22

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Dengan kond i s i perekonomian

yang belum sepenuhnya pulih, the Fed

mempertahankan kebijakan moneter yang

akomodatif, meskipun mulai mengurangi

stimulus moneter. Merespon sejumlah indikator

yang bergerak membaik (terutama sektor

tenaga kerja), pada FOMC meeting 17-18

Desember 2013 the Fed untuk pertama kalinya

memutuskan untuk mengurangi stimulus

moneter (tapering). Stimulus moneter melalui

pembelian aset dikurangi sebesar USD10 miliar

sehingga jumlah pembelian aset menjadi $75

miliar per bulan dari sebelumnya sebesar $85

miliar. Pembelian Mortgage Back Securities

(MBS) berkurang dari USD40 miliar menjadi

USD35 miliar per bulan. Sedangkan pembelian

UST note jangka panjang yang semula sebesar

USD45 miliar menjadi USD40 miliar per bulan.

The Fed juga akan melanjutkan kebijakan roll-

over terhadap UST jatuh tempo melalui lelang,

serta mempertahankan kebijakan reinvestasi

dari nilai pokok surat berharga Agency maupun

Agency MBS yang jatuh tempo ke dalam surat-

surat berharga Agency MBS.

The Fed juga memutuskan untuk tetap

mempertahankan suku bunga kebijakan di

level yang rendah. Suku bunga kebijakan akan

dipertahankan pada level 0-0,25% setidaknya

selama tingkat pengangguran masih di atas

6,5%, laju inflasi selama 1-2 tahun ke depan

tidak melampaui 0,5% yoy dari target inflasi

jangka panjangnya sebesar 2% (atau berada

di kisaran 1,5-2,5% yoy) dan ekspektasi inflasi

jangka panjang tetap stabil.

Selanjutnya, pada FOMC meeting 29-

30 Januari 2014, The Fed memutuskan untuk

kembali melakukan penyesuaian stimulus.

Stimulus pembelian aset dikurangi sebesar

$10 miliar menjadi $65 miliar per bulan,

melanjutkan pengurangan bulan sebelumnya

yang juga sebesar $10 miliar. Keputusan ini

konsisten dengan pernyataan the Fed pada

FOMC sebelumnya yang berencana akan terus

mengurangi pembelian aset di 2014 apabila

perekonomian terus menunjukkan perbaikan

dengan memperhatikan perkembangan

sejumlah indikator. Langkah untuk melanjutkan

penyesuaian ini ditempuh seiring rilis sejumlah

indikator yang mengindikasikan proses

pemulihan ekonomi AS terus berjalan dan

berada dalam arah yang tepat. Perkembangan

positif yang memperkuat pertimbangan The

Fed untuk kembali melakukan pengurangan

pembelian aset di Januari 2014 diantaranya

adalah membaiknya household spending,

penjualan ritel dan business fixed investment.

Dalam triwulan laporan, Parlemen AS

telah menyepakati paket anggaran tahun 2014-

2015 (dikenal dengan Bipartisan Budget Act

of 2013). Kesepakatan tersebut mengurangi

kecemasan terjadinya pengurangan anggaran

yang terlalu besar dan potensi shutdown

selanjutnya. Paket anggaran tersebut meliputi:

(a) menaikkan batas (caps) bagi discretionary

spending periode 2014-2015, (b) mengubah

anggaran beberapa program mandatory

spending, dan (c) memperpanjang masa

sequestration beberapa program mandatory

spending hingga tahun 2022-2023, dari

yang semula direncanakan berakhir pada

2021. Perpanjangan masa sequestration

tersebut diperkirakan akan mengurangi belanja

Page 35: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

23

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

mandatory spending sebesar USD28 miliar.

Kekhawatiran terjadinya default AS juga

mereda dengan tercapainya kesepakatan untuk

menaikkan debt ceiling dari USD16,7 triliun

menjadi USD17,2 triliun dan memperpanjang

batas waktu debt ceiling hingga 15 Maret 2015.

Kesepakatan untuk menaikkan debt ceiling

telah dicapai pada 12 Februari 2014, setelah

mendapat persetujuan dari anggota senat8.

S e l a i n p e r m a s a l a h a n f i s k a l ,

perkembangan terkini yang memperlihatkan

tingkat pengangguran mendekati threshold

6,5% dan inflasi yang juga semakin mendekati

target jangka panjang 2% (1,5-2,5% yoy)

mendorong spekulasi akan percepatan tapering

oleh the Fed. Pandangan dan arah kebijakan

the Fed terkait kebijakan tapering perlu untuk

dikomunikasikan dengan baik guna meluruskan

persepsi investor atas arah kebijakan the Fed

sehingga menghindari gejolak di pasar saham

dan keuangan.

Ekonomi AS ke depan diperkirakan

dapat tumbuh lebih tinggi dari prediksi awal.

Dalam FOMC meeting Desember 2013, Fedres

memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS

pada 2014 akan mencapai 2,8% - 3,2%. Dalam

WEO Januari 2014, IMF juga memprediksi PDB

AS di 2014 akan tumbuh sebesar 2,8%.

S e j a l a n d e n g a n m e m b a i k n y a

perekonomian, inflasi pada 2014 diprediksi

meningkat ke kisaran 1,4% - 1,6%. Selanjutnya

guna menjangkar ekspektasi inflasi, the

Fed masih menetapkan target inflasi jangka

panjang di kisaran 2%. Hal ini ditujukan untuk

menjaga kestabilan harga, menjaga suku bunga

jangka panjang pada level yang moderat, dan

mendukung sektor tenaga kerja (maximum

employment). Terkait angka pengangguran,

the Fed memperkirakan angka pengangguran

tahun 2014 akan berada di kisaran 6,3%-

6,6%9.

8 Sebagian anggota senat dari partai republik bergabung dengan anggota senat dari partai demokrat untuk menyetujui kenaikan debt ceiling.

9 The Fed pada September 2013 memperkirakan angka pengangguran tahun 2014 berada di kisaran 6,4% - 6,8%.

Tabel 2.1 Proyeksi PDB AS

������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ���������

�������������������������������������

���� ��� ��� ��� ��� ������� ������� ������� ����������� ��� ��� ��� ��� ������� ������� ������� �������

����������������������������

���������������������������������������������������������

Tabel 2.2 Proyeksi Inflasi AS (Fedres)

���� ��������� ��������� ��������� ���������

���� ��������� ��������� ��������� ���������������������

������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������

����������������������������������

��������������

Page 36: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

24

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Namun demikian, ekonomi AS juga

masih menghadapi beberapa downside risk

yang dapat menurunkan laju pertumbuhan di

bawah prediksi. Potensi risiko dimaksud antara

lain adalah:

a. Perkembangan sektor tenaga kerja yang

masih rentan, seiring dengan penurunan

tingkat partisipasi tenaga kerja dan

stagnasi pendapatan yang dikhawatirkan

mengancam aktivitas konsumsi dan

investasi;

b. Perbaikan ekonomi kawasan Euro

yang belum stabil sehingga berpotensi

mempengaruhi perbaikan ekonomi

AS melalui jalur perdagangan dan

keuangan;

c. Pelemahan ekonomi China dan negara

emerging.

A.2. Kawasan Euro dan Inggris

A.2.1. Kawasan Euro

Perekonomian Kawasan Euro10 pada

TW4-13 kembali pada jalur ekspansi dan

tumbuh sebesar 0,5% yoy, setelah terkontraksi

selama delapan triwulan berturut-turut.

Perbaikan ekonomi terjadi pada hampir

semua negara di kawasan dengan Jerman

dan Perancis sebagai penggerak utamanya.

Kinerja positif ekonomi kawasan ditopang oleh

aktivitas konsumsi domestik, baik pemerintah

maupun swasta, serta investasi. Dengan

membaiknya ekonomi Euro, tekanan terhadap

ECB untuk segera merespon pelemahan inflasi

- yang dikhawatirkan akan membawa kawasan

tersebut ke dalam jerat deflasi - semakin

mereda. Rata-rata laju inflasi TW4-13 terus

melanjutkan tren penurunan yaitu sebesar

0,8% yoy. Dalam rangka mengatasi pelemahan

inflasi, ECB menurunkan suku bunga kebijakan

dan marginal lending facility rate masing-

masaing 25 bps, serta mempertahankan

deposit facility rate pada November 2013

dan Januari 2014. Di tengah tantangan

fragmentasi keuangan, otoritas kawasan Euro

telah berhasil menyepakati terbentuknya Single

Supervisory Mechanism, Single Resolution

Mechanism dan Deposit Guarantee System.

Dengan perkembangan tersebut, IMF dan CF

memprediksi perekonomian Euro pada tahun

2014 akan tumbuh 1,0% dan akan meningkat

menjadi 1,4% pada tahun 2015. Sementara

terkait tekanan harga, CF memprediksi inflasi

2014 akan membaik ke level 1,1% dan

berlanjut ke 1,4% pada tahun 2015. Risiko

yang membayangi Kawasan Euro antara lain

pertumbuhan ekonomi yang belum merata,

rasio utang pemerintah yang masih relatif

tinggi pada beberapa negara, inflasi rendah

dan belum pulihnya intermediasi perbankan.

Perekonomian Kawasan Euro pada

TW4-13 secara mengejutkan tumbuh di atas

ekspektasi. Pertumbuhan ekonomi Kawasan

Euro pada TW4-13 mencapai 0,5% yoy,

meningkat signifikan dibandingkan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi 0,3%, dan lebih

tinggi dari ekspektasi CF11 yang memperkirakan 10 Merupakan Kawasan yang terdiri dari 17 negara yaitu Belgium,

Germany, Estonia, Ireland, Greece, Spain, France, Italy, Cyprus, Luxembourg, Malta, the Netherlands, Austria, Portugal, Slovenia, Slovakia and Finland. Sejak 1 Januari 2014 bertambah dengan Latvia. 11 CF Februari 2014.

Page 37: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

25

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

tumbuh 0,4%. Perbaikan ekonomi Eropa

ditopang oleh aktivitas konsumsi domestik,

baik pemerintah maupun swasta. Secara

keseluruhan tahun 2013, CF memperkirakan

ekonomi Kawasan Euro masih terkontraksi

sebesar 0,4%, namun lebih baik dibandingkan

tahun 2012 yang terkontraksi sebesar 0,6%.

Perbaikan ekonomi terjadi di hampir

seluruh negara Kawasan Euro, kecuali Estonia,

Finland dan Latvia12. Jerman dan Perancis

sebagai dua negara terbesar di kawasan

mencatat pertumbuhan masing-masing sebesar

1,4% dan 0,8% pada TW4-13, meningkat dari

triwulan sebelumnya sebesar 0,6% dan 0,3%.

Perbaikan ekonomi Jerman ditopang oleh

meningkatnya permintaan global dan belanja

rumah tangga seiring dengan perbaikan pasar

tenaga kerja. Meski mengalami perbaikan,

ekonomi Jerman secara keseluruhan tahun

2013 diperkirakan tumbuh 0,4%, melambat

dibandingkan tahun 2012 sebesar 0,7%.

Pertumbuhan ekonomi Spanyol dan

Italia juga mengalami perbaikan meski masih di

zona kontraksi. PDB Spanyol TW4-13 membaik

dengan kontraksi sebesar 0,1%, jauh lebih

baik dibandingkan TW3-13 yang terkontraksi

1,1% serta di atas perkiraan CF (kontraksi

0,3%). Perkembangan positif ini didorong oleh

reformasi sektor perbankan dan sektor properti

yang membaik. Sementara PDB Italia di TW4-

13 terkontraksi 0,8%, membaik dibandingkan

triwulan sebelumnya yang terkontraksi 1,8%.

Perbaikan ekonomi Kawasan Euro mengurangi

tekanan terhadap ECB untuk segera melakukan

kebijakan mengatasi inflasi yang rendah.

Aktivitas konsumsi menunjukkan

indikasi perbaikan dengan rata-rata penjualan

ritel yang tumbuh 0,7% pada TW4-13, setelah

sebelumnya terkontraksi 0,3%. Perbaikan

angka penjualan ritel ke zona ekspansi

merupakan yang pertama kalinya sejak tahun

2010. Sejalan dengan meningkatnya penjualan

ritel, angka penjualan kendaraan bermotor

juga mengalami perbaikan dengan rata-rata

pertumbuhan mencapai 5,2% di TW4-13,

setelah pada periode sebelumnya terkontraksi

1,1%. Perbaikan penjualan ritel dan kendaraan

bermotor sejalan dengan menguatnya daya beli

konsumen, sebagai implikasi dari menurunnya

tingkat pengangguran beberapa negara

12 Data PDB TW4-13 negara Luxemburg dan Slovenia belum rilis.

Tabel 2.3 PDB Negara di Kawasan Euro

���� ���� ���� ���� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

�������������������������������������������

�����������

������ ���� ����������������

����� ��������������� ����������

���������������������������������������

���������������

������������������

������������������

���������������

������������������

���������������

��������������������

������������������

������������������

�����������������

���������������

���������������

���������������

���������������

Page 38: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

26

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

di kawasan. Indikator penuntun konsumsi

lainnya yaitu kepercayaan konsumen dan

kepercayaan pedagang ritel perlahan juga

mengalami perbaikan, meski masih di zona

kontraksi. Pada TW4-13 kedua indikator

tersebut masing-masing terkontraksi 14,4%

dan 6,8%, membaik dibandingkan TW3-13

sebesar 15,9% dan 10,4%. Perbaikan indikator

kepercayaan ini mengindikasikan bahwa

masyarakat umum dan kalangan dunia usaha

optimis bahwa ekonomi Eropa secara perlahan

mampu bangkit dari krisis.

Indikator bisnis di Kawasan Euro kembali

menunjukkan perbaikan meski masih lemah.

Perbaikan ditunjukkan oleh iklim bisnis dan

produksi industri yang kembali memasuki

zona ekspansi. Pada TW4-13, indikator iklim

bisnis tercatat tumbuh 0,1% yoy, meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang

terkontraksi 0,4%. Sementara produksi industri

tumbuh sebesar 2,8%, meningkat signifikan

dibandingkan TW3-13 yang terkontraksi

Grafik 2.11 Pertumbuhan PDB Grafik 2.12 Indikator Konsumsi

Grafik 2.13 Indikator Investasi

1,3%. Sejalan dengan itu, Purchasing Manager

Index (PMI) di TW4-13 melanjutkan performa

positif yang dimulai sejak Juli 2013. Rata-rata

PMI komposit, manufaktur dan service pada

TW4-13 membaik masing-masing menjadi

51,9, 51,9 dan 51,213.

��������

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

����

����

����

����

���

���

���

���

�� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

�����������������

�����������

�������������������

���������������

���������

����������

����������

���

���

���

��

��

��

��

���

���

���

���

���

���

���

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

����������������������������������

����������������������������������������������������

������������������������

�����������������

13 PMI komposit, manufaktur dan servis di TW3-13 tercatat sebesar 51,4, 50,9 dan 50,9.

�����

�����

�����

�����

�����

�����

���

����

����

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������

�����������������

���������������������

��������������������������

Page 39: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

27

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Pemulihan konsumsi dan investasi yang

masih cenderung lemah diakibatkan oleh

rendahnya penyaluran kredit baik kepada

sektor industri maupun rumah tangga.

Kredit korporasi non bank masih terus

mengalami kontraksi, sedangkan kredit

rumah tangga mengalami peningkatan

namun cenderung stagnan. Salah satu faktor

rendahnya pertumbuhan kredit di Eropa adalah

penerapan persyaratan penyaluran kredit

yang ketat untuk meningkatkan kehati-hatian

guna mengatasi kredit macet. Dalam rangka

meningkatkan performa perbankan, ECB akan

melakukan stress test untuk mengevaluasi

kualitas aset perbankan. Dalam rangkaian ini,

ECB akan memaksa bank yang lemah untuk

memperbaiki neraca keuangannya.

Kinerja sektor eksternal Kawasan Euro

di TW4-13 masih melanjutkan tren pelemahan

dari triwulan sebelumnya. Aktivitas ekspor

mengalami kontraksi 0,62% yoy, setelah

sebelumnya tumbuh 0,02%. Penurunan kinerja

ekspor terutama dipengaruhi oleh masih relatif

rendahnya permintaan global. Di antara negara

core Euro, ekspor Jerman dan Spanyol tercatat

masih mengalami kontraksi, sedangkan Italia

dan Perancis telah tumbuh positif meski masih

dalam level yang rendah14.

Sejalan dengan pelemahan ekspor,

kinerja impor kawasan Euro terkontraksi

semakin dalam yang mengindikasikan masih

lemahnya permintaan domestik. Rata-

rata impor Kawasan Euro pada TW4-13

terkontraksi 4,45% dari periode sebelumnya

yang terkontraksi 1,98%. Kinerja impor negara

inti Euro cenderung mengalami kontraksi yang

semakin besar kecuali Spanyol15. Pelemahan

ekspor yang diiringi dengan penurunan impor

menyebabkan surplus neraca perdagangan

Kawasan Euro pada TW4-13 mengalami

penyempitan menjadi EUR34 miliar, dari

TW3-13 sebesar EUR36,4 miliar.

Grafik 2.14 Purchasing Manager Index (PMI) Grafik 2.15 Pertumbuhan KreditPerbankan Euro

14 Pada TW4-13, rata-rata ekspor Jerman tercatat sebesar minus 0,9%, Spanyol (minus 5,8%), Perancis (0,8%) dan Italia (1,7%).

15 Pada TW4-13, rata-rata impor Jerman sebesar minus 9,6%, Perancis (minus 8,2%), Italia (minus 7,9%) dan Spanyol (minus 3,0%).

�����

��������������

�������������

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�������������

��������������

������������

�����������������

���

���

��

��

���

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

��������������������������

����������

����������������������������������������������

�����������

Page 40: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

28

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Akt iv i tas ekonomi yang be lum

stabil di Kawasan Euro berdampak pada

memburuknya sektor tenaga kerja. Tingkat

pengangguran yang masih persisten di level

tinggi merupakan salah satu hambatan

struktural dari sektor ketenagakerjaan. Rata-

rata angka pengangguran pada TW4-13

hanya sedikit membaik menjadi 12,0%, dari

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

12,1%. Perbaikan tingkat pengangguran mulai

nampak pada Jerman (5,1%) dan Perancis

(10,8%). Sedangkan Spanyol, meski mengalami

perbaikan namun tingkat penganggurannya

termasuk yang tertinggi bersama dengan

Yunani yaitu di kisaran 26-27%.

Laju inflasi negara Kawasan Euro masih

dalam tren penurunan hingga ke level yang

cukup mengkhawatirkan. Rata-rata inflasi

(Harmonized Indices of Consumer Prices-HICP)

pada TW4-13 mencapai 0,8%, lebih rendah

dibanding triwulan sebelumnya sebesar 1,3%.

Penurunan inflasi terjadi secara gradual dan

konsisten sejak Agustus 2013 dan mencapai

0,8% pada Desember 2013. Angka inflasi

jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata

2010-12 (2,3%) maupun target ECB (2%).

Pelemahan inflasi menimbulkan kekhawatiran

bahwa kawasan Euro akan jatuh dalam jerat

deflasi seperti Jepang. Namun Presiden ECB

menyatakan bahwa inflasi memang akan

melemah dalam jangka menengah, namun

akan kembali meningkat meski masih di bawah

target 2%.

Grafik 2.16 Neraca Perdagangan Grafik 2.17 Nilai Tukar Euro

Grafik 2.18 Tingkat PengangguranKawasan Euro

�����������

�����

�����

�����

�����

���

����

����

����

����

�����

�����

�����

����

���

���

����

����

����

����

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

���������������������������������������

�����������������

���

����

���

����

���

����

���

����

���

����

������������

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������� ���� ���� ����

�����������������

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������

���������������������������������� �����������

����������������������

Page 41: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

29

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

17 Defisit fiskal Spanyol TW3-13 mencapai 7,3% dari PDB.16 Merupakan Kawasan Euro yang terdiri dari 17 negara.

Dalam rangka mengatasi pelemahan

inflasi, ECB mempertahankan kebijakan

akomodatifnya. Pada 7 November 2013

ECB menurunkan suku bunga kebijakan dan

marginal lending facility rate masing-masing

sebesar 25 bps menjadi 0,25% dan 0,75%,

serta mempertahankan deposit facility rate

di level 0,0%. Langkah ini ditempuh untuk

mendorong aktivitas ekonomi yang terindikasi

melemah dengan inflasi yang terus menurun

menjauh dari target inflasi. Tingkat suku bunga

tersebut kemudian dipertahankan dalam rapat

dewan gubernur tanggal 9 Januari 2014.

Kiner ja utang Kawasan Eropa16

mengalami perbaikan dengan turunnya

rasio utang pemerintah terhadap PDB pada

TW3-13 menjadi 92,7% dari 93,4% pada

triwulan sebelumnya. Penurunan ini merupakan

yang pertama kalinya sejak tahun 2007. Secara

nominal, utang kawasan Eropa tercatat turun

dari EUR8,875 triliun menjadi EUR8,842

triliun. Penurunan utang pemerintah terutama

terjadi di Jerman, Perancis, Italia, Portugal

dan Irlandia. Sedangkan rasio utang Yunani

dan Spanyol masih mengalami kenaikan.

Level utang Spanyol secara persisten terus

mengalami kenaikan seiring dengan defisit

fiskal17 yang masih terus terjadi dan pinjaman

yang dilakukan untuk melakukan bail out bank

bermasalah. Utang Spanyol telah meningkat

sekitar 30% sejak tahun 2010 menjadi 93,4%

pada TW3-13.

Kenaikan utang Yunani semakin

mengukuhkan posisinya sebagai negara Eropa

dengan level utang tertinggi. Rasio utang

terhadap GDP Yunani mencapai 171,8%,

meningkat dari triwulan sebelumnya 169,1%.

Rasio utang tertinggi selanjutnya dialami oleh

Italia (132,9%), Portugal (128,7%) dan Irlandia

(124,8%). Sementara rasio terendah terjadi

pada Estonia (10,0%), Bulgaria (17,3%) dan

Luxemburg (27,7%). Meskipun masih jauh

diatas benchmark Maastricht Treaty sebesar

60% terhadap PDB, penurunan rasio utang

Grafik 2.19 Komponen Inflasi Grafik 2.20 Inflasi Kawasan Euro

����������

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

���

���

��

��

��

������������������������������

�������������������������

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������

�����

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������

����������������

������������� ������

��������

Page 42: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

30

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

pemerintah Kawasan Euro merupakan sinyal

yang baik dan menumbuhkan optimisme mulai

terjadinya perbaikan ekonomi di kawasan

Eropa.

Dalam triwulan laporan, kawasan

Euro mencapai langkah penting untuk

memperbaiki arsitektur keuangan kawasan di

tengah masih adanya tantangan fragmentasi

sektor keuangan. Tatanan pengawasan

perbankan di negara-negara Uni Eropa telah

memasuki babak baru dengan tercapainya

kesepakatan Single Supervisory Mechanism18

(SSM), Deposit Guarantee System dan Single

Resolution Mechanism (SRM). SRM di desain

untuk menangani bank-bank yang dianggap

bermasalah, termasuk menutupnya apabila

dianggap perlu. Kesepakatan pembentukan

SRM, yang terdiri dari single resolution board

dan single fund for the resolution of banks

kemudian akan diajukan kepada parlemen

untuk dimintakan persetujuan sebelum masa

tugas parlemen berakhir di Mei 2014.

Tabel 2.4 Government Debt Kawasan Euro (% PDB)

Rancangan yang disepakati antara

lain pengaturan transfer kontribusi dana dari

negara anggota kepada lembaga pengelola

dana (The Fund) yang secara progresif akan

terkumpul selama 10 tahun. Selama dana

tersebut belum terpenuhi, dana penyelamatan

bank dapat menggunakan bridge financing

dari masing-masing negara dengan dana

yang berasal dari iuran bank atau European

Stability Mechanism (ESM). Dalam kaitan ini,

negara anggota tidak diperkenankan untuk

menggunakan extraordinary public support

tanpa persetujuan dari pemerintah masing-

masing. Selain itu, parlemen juga mengesahkan

aturan bail in untuk menyelamatkan bank.

SRM bertanggung jawab terhadap

seluruh perbankan yang disupervisi oleh ECB

(major and systemic bank), sementara national

authority bertanggungjawab terhadap bank

lainnya di bawah pengawasan SRM board.

Jika disetujui parlemen, SRM akan efektif

pada 1 Januari 2015. Sementara bail in dan

resolution function akan diberlakukan mulai

1 Januari 2016.

Kesepakatan dalam konteks Banking

Union tersebut menuai kritik sejumlah pihak.

���� ���� ���� ���� ���� ���� ������� ������� ��������������������������������������������������������������������

������������

���������

�������������

������������

���������

�������������

������������

���������

�������������

������������

���������

�������������

������������

���������

���������������

������������

���������

���������������

������������

���������

���������������

������������

���������

���������������

������������

���������

���������������

����������������

18 SSM adalah mekanisme pengawasan bank yang terdiri dari ECB dan otoritas pengawas bank negara anggota dengan area pengawasan yang meliputi Kawasan Euro dan non Euro yang ingin berpartisipasi. ECB berwenang melakukan pengawasan secara langsung atas bank berskala besar yang memiliki dampak sistemik terhadap stabilitas keuangan kawasan.

Page 43: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

31

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Banking Union yang semula diharapkan

mampu membawa perbankan Kawasan Euro

terintegrasi lebih baik, menghadapi sejumlah

kendala dalam proses perumusannya. Single

Resolution Mechanism (SRM) yang telah

disepakati oleh para pemimpin negara-negara

Uni Eropa dinilai memiliki prosedur yang

kompleks karena memerlukan keterlibatan

sejumlah pihak dalam pengambilan keputusan

mengenai penanganan bank bermasalah yang

akan memakan waktu relatif lama. Di sisi lain,

pengumpulan resolution fund untuk bank-

bank yang dinilai bermasalah membutuhkan

waktu yang terlalu lama (10 tahun). Sementara

saat ini sudah mulai terindikasi bank yang

memerlukan bantuan. Selain itu, cakupan

yang luas, karakteristik serta perkembangan

sektor perbankan yang bervariasi antar

negara anggota menjadi tantangan tersendiri

bagi otoritas terkait (ECB dan European

Commission) dalam upayanya mengantisipasi

dan menangani krisis terutama di sektor

perbankan dan keuangan.

Dengan perkembangan positif pada

perekonomian kawasan ini, IMF dan CF19

memprediksi perekonomian Euro pada tahun

2014 akan tumbuh 1,0%, dan akan terus

meningkat mencapai 1,4% pada tahun

2015. Namun demikian, Kawasan Euro masih

menghadapi sejumlah risiko yang dapat

menghambat pemulihan ekonomi, antara lain

pertumbuhan ekonomi yang belum merata,

rasio utang pemerintah yang masih relatif

tinggi pada beberapa negara di kawasan,

inflasi yang rendah dan belum pulihnya

intermediasi perbankan.

Sementara terkait tekanan harga, CF

memprediksi inflasi 2014 akan membaik ke

level 1,1% dan berlanjut ke 1,4% pada tahun

2015. Ke depan, ECB diperkirakan akan tetap

melakukan kebijakan akomodatif dan tidak

menutup kemungkinan mempertahankan suku

bunga pada level yang sama atau lebih rendah

selama perekonomian belum sepenuhnya pulih.

ECB berpendapat bahwa stimulus tambahan

tetap diperlukan untuk dapat menggerakkan

roda perekonomian kawasan.

A.2.2. Inggris

Kinerja perekonomian Inggris terus

mengalami perbaikan dengan tumbuh sebesar

2,8% yoy pada TW4-13, meningkat cukup

signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 1,9%. Aktivitas konsumsi menjadi

pendorong utama pertumbuhan ekonomi

Inggris, di tengah kegiatan investasi dan ekspor

Grafik 2.21 Suku Bunga Kebijakan

19 WEO update Januari 2014 dan Consensus Forecast Februari 2014.

�����������������������

����������������������������������

���������������������������������

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������

Page 44: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

32

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

yang masih lemah. Perbaikan ekonomi Inggris

juga dipengaruhi oleh kebijakan moneter

akomodatif Bank of England. BoE masih akan

mempertahankan suku bunga di level rendah

meskipun angka pengangguran mendekati

target yang ditetapkan dalam forward guidance.

Performa positif juga ditunjukkan oleh tingkat

inflasi yang menurun di akhir TW4-13 dan

sesuai dengan target inflasi sebesar 2% yoy.

Dengan membaiknya perekonomian, BoE

memperkirakan PDB Inggris di 2014 akan

tumbuh 3,4%, lebih optimis dibandingkan

proyeksi IMF sebesar 2,4%. Namun demikian,

Inggris juga menghadapi sejumlah risiko yang

dapat menghambat pertumbuhan, seperti

masih rendahnya produktivitas, instabilitas

pasar keuangan global dan potensi bubble

sektor perumahan.

Perekonomian Inggris terus menunjukkan

kinerja positif dengan pertumbuhan PDB

TW4-13 yang mencapai 2,8% yoy, lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 1,9%. Pertumbuhan PDB pada TW4-

13 tersebut juga lebih tinggi dibandingkan

prediksi Consensus Forecast sebesar 2,5%.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama

didorong oleh meningkatnya konsumsi,

sedangkan kinerja ekspor dan investasi relatif

masih lemah. Secara sektoral, pertumbuhan

PDB ditopang oleh perbaikan kinerja sektor

jasa20 dan sektor industri manufaktur. Di sisi

lain, tingginya pertumbuhan PDB TW4-13

juga dipengaruhi oleh low based effect21 pada

tahun sebelumnya. Secara keseluruhan tahun

2013 pertumbuhan PDB Inggris mencapai

1,9% atau yang tertinggi sejak tahun 200722.

Perbaikan ekonomi Inggris yang terus berlanjut

merupakan implikasi positif dari kebijakan

moneter akomodatif Bank of England (BoE)

yang mempertahankan suku bunga rendah

dan disertai dengan stimulus moneter.

Beberapa indikator konsumsi kembali

meningkat dan menunjukkan perbaikan yang

terus berlanjut sejak TW2-13. Meningkatnya

konsumsi ditunjukkan oleh meningkatnya

pertumbuhan penjualan ritel. Penjualan ritel

pada TW4-13 secara rata-rata tumbuh 4,7%

yoy, lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya

sebesar 4,1% dan rata-rata 2010-2012

sebesar 2,8% yoy. Peningkatan penjualan ritel

terutama terjadi pada Desember 2013 yang

mencapai 7,2%. Selain penjualan ritel, angka

penjualan mobil juga melonjak sebagaimana

tercermin pada meningkatnya car registration

20 Perbaikan yang terjadi di sektor jasa antara lain didorong oleh subsektor Distribusi, Hotel dan Restoran, Trasportasi, Pergudangan dan Komunikasi, Jasa Bisnis dan Keuangan.

21 Pertumbuhan PDB TW4-12 sangat rendah yaitu hanya 0,2% yoy. 22 Pertumbuhan PDB 2007 mencapai 3,4% yoy.

Grafik 2.22 Pertumbuhan PDB

����������

��������

��

��

��

��

����

����

����

���

���

���

���

���

���� ���� ���� ���� ���� ������ �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

������������������������

��������������������������

���������������������������

���������������

Page 45: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

33

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

yang mencapai 23,7%. Peningkatan penjualan

kendaraan didorong oleh penurunan suku

bunga kredit dan peningkatan kepercayaan

konsumen. Sementara meningkatnya penjualan

ritel disumbang oleh peningkatan penjualan

di toko kecil dan penjualan on line23. Hal ini

ditengarai disebabkan oleh cuaca buruk yang

sering terjadi dan menyulitkan konsumen

untuk bepergian dalam jarak yang jauh,

sehingga konsumen lebih memilih belanja di

toko kecil di sekitar tempat tinggalnya atau

berbelanja secara online. Secara keseluruhan

tahun 2013, angka penjualan ritel meningkat

5,3% yoy, merupakan yang tertinggi dalam

sembilan tahun terakhir.

Se ja lan dengan konsumsi yang

membaik, aktivitas bisnis juga menunjukkan

perkembangan membaik. Produksi industri,

termasuk produksi manufaktur, kembali

ke zona ekspansi setelah sejak tahun 2011

hampir selalu mengalami kontraksi. Indeks

produksi industri dan produksi manufaktur di

TW4-13 secara rata-rata tumbuh 2,9% dan

2,7% yoy, setelah pada triwulan sebelumnya

mengalami kontraksi. Peningkatan tersebut

terutama dikontribusi oleh meningkatnya

produksi di sektor water supply, pertambangan

dan manufaktur. Sementara sektor listrik dan

gas masih mengalami pelemahan. Meski

rata-rata triwulan mengalami perbaikan,

namun perkembangan produksi industri

belum persisten mengingat data pada bulan

terakhir mengalami penurunan. Business

confidence juga menunjukkan optimisme

dunia bisnis sebagaimana tercermin pada

indikator PMI yang meningkat. PMI manufaktur

dan konstruksi menunjukkan peningkatan dan

stabil di level ekspansi, yaitu masing-masing di

level 57,3 dan 61,424.

23 Inggris merupakan negara terbesar ke dua setelah AS dalam penjualan on line.

24 Pada TW3-13, PMI manufaktur dan PMI konstruksi masing-masing tercatat sebesar 56,1 dan 58,3.

Grafik 2.23 Pertumbuhan PDB Sektoral Grafik 2.24 Indikator Konsumsi

�����

���

��

��

��

���

�������������������������������

���������������������

��������

���� ���� ���� ������ �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

�����������������

�����������

��

��

���

���

���

���

��

��

��

��

���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�������������������������������������������������������������������������������

�����������������

Page 46: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

34

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Kinerja positif di sektor bisnis diikuti

oleh perbaikan di pasar tenaga kerja.

Angka pengangguran Inggris mengalami

penurunan cukup signifikan di TW4-13.

Angka pengangguran menurun dari 7,6% di

akhir TW3-13 menjadi 7,2% di akhir TW4-13.

Angka pengangguran tersebut mendekati

target angka pengangguran dalam forward

guidance25 BoE – yaitu sebesar 7% – untuk

mulai menaikkan suku bunga kebijakan. Semula

BoE memperkirakan angka pengangguran

baru akan mencapai target pada tahun

2016. Meskipun target angka pengangguran

hampir tercapai, BoE mengisyaratkan masih

akan mempertahankan kebijakan suku bunga

rendah dan akan mengevaluasi penggunaan

angka pengangguran sebagai dasar untuk

mengubah suku bunga. Keputusan untuk

cenderung mempertahankan suku bunga di

level rendah sempat menimbulkan keraguan

terhadap kredibilitas forward guidance.

Meskipun sektor eksternal belum

menunjukkan kinerja membaik, defisit neraca

perdagangan di TW4-13 menyempit. Baik

ekspor maupun impor mengalami penurunan,

namun impor yang menurun lebih tajam

menjadikan defisit neraca perdagangan

Inggris menyempit. Ekspor pada TW4-13

secara rata-rata terkontraksi sebesar 0,1%

yoy, membaik dibanding triwulan sebelumnya

yang terkontraksi 0,8%. Melambatnya

kontraksi ekspor antara lain disebabkan oleh

meningkatnya permintaaan atas produk

Inggris melalui belanja on line, khususnya

produk kecantikan dan pakaian. Peningkatan

permintaan pembelian on line berasal dari

Jerman, Rusia, Perancis dan Argentina. Di

sisi lain, impor memburuk dan terkontraksi

rata-rata sebesar 0,4% sepanjang TW4-13.

25 Forward guidance framework on bank rate diluncurkan oleh BoE pada Agustus 2013 yang menyatakan bahwa BoE tidak akan menaikkan suku bunga kebijakan setidaknya sampai tingkat pengangguran mencapai 7%, dengan beberapa pengecualian yaitu (a) jika perkembangan inflasi IHK dalam 18-24 bulan ke depan setidaknya 0,5% di atas target 2%; (b) jika ekspektasi inflasi dalam jangka menengah belum terkontrol/masih cenderung naik di atas target; (c) jika komite kebijakan keuangan BoE menilai bahwa stance kebijakan moneter yang diambil sangat penting bagi stabilitas keuangan dan tidak dapat digantikan/direspon oleh instrumen kebijakan lainnya.

Grafik 2.25 Indikator Aktivitas Bisnis Grafik 2.26 Tingkat Pengangguran

�����������

���� ���� ���� ����

��

��

��

��

��

��

��

��

��

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������

�����������������������������������������������������������������

��������������������������������

���

���

���

���

���

���

���

���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

���������������������������������

�����������������

Page 47: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

35

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

26 Biaya pendidikan turun 10% menjadi 10,3% yoy, harga makanan turun 1,2% menjadi 2,9% dan transportasi turun 1,1% menjadi 0,1%.

Grafik 2.27 Neraca Perdagangan

Impor menurun cukup signifikan mengingat

pada TW3-13 masih tumbuh rata-rata sebesar

2,1%. Hal ini disebabkan oleh apresiasi nilai

tukar poundsterling dan di saat yang sama

harga komoditas di pasar global cenderung

menurun sehingga nilai impor Inggris menurun.

Penurunan impor yang lebih dalam dibanding

penurunan ekspor menyebabkan neraca

perdagangan menyempit menjadi USD8.026

miliar di TW4-13, dari sebesar USD10.201

miliar di triwulan sebelumnya. Dengan

menyempitnya defisit neraca perdagangan,

defisit transaksi berjalan diharapkan juga akan

membaik setelah pada TW3-13 meningkat

cukup tinggi.

Meskipun permintaan domest ik

menguat, tekanan inflasi Inggris tetap

terkendali. Secara keseluruhan tekanan

inflasi di TW4-13 sebesar 2,1% yoy, menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya (2,7%).

Tekanan inflasi sudah menunjukkan tren

penurunan sejak pertengahan 2013 dimana

inflasi secara gradual menurun dari 2,9% (Juli

2013) ke level 2,0% pada Desember 2013.

Dengan demikian, inflasi telah mencapai

targetnya sebesar 2% (mid point rentang

target inflasi 1% – 3%). Sebenarnya, tekanan

inflasi di Inggris terkendali dengan baik

sebagaimana tercermin pada pergerakan

inflasi yang selalu dalam rentang target inflasi

sejak April 2012. Tren penurunan tekanan

inflasi pada TW4-13 terutama disebabkan

oleh melambatnya kenaikan biaya pendidikan,

makanan dan transportasi, dibandingkan

triwulan sebelumnya26.

Sejalan dengan arah forward guidance,

BoE mempertahankan kebijakan moneter

akomodat i f untuk mempertahankan

pertumbuhan ekonomi. Dalam Monetary Policy

Committee (MPC) meeting bulan Desember

2013, BoE kembali menetapkan suku bunga

di level 0,5% yang telah dipertahankan sejak

tahun 2009. BoE juga mempertahankan

Grafik 2.28 Current Account

�����������

�����

����

���

���

����

����

����

����

���� ���� ���� ����

����

����

����

����

����

���

���

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

����������� ����������������������������

�����������������

������

�����

�����

�����

�����

����

���

���

����

����

���� ���� ���� ���� ������ �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

�������������������������������������������

����������

�����������������

Page 48: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

36

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

stimulus moneter di level GBP375 miliar.27

Kebijakan akomodatif tersebut kemudian

dipertahankan kembali dalam MPC tanggal 5-6

Februari 2014. Selain menetapkan kebijakan

yang akomodatif tersebut, BoE juga merilis

further guidance kebijakan moneter yang akan

menjadi acuan untuk menaikkan suku bunga

ketika target unemployment telah tercapai.

Beberapa hal yang dikemukakan dalam

guidance tersebut adalah:

• MPCmenetapkan target inflasi sebesar

2% guna mendukung kebijakan ekonomi

pemerintah, termasuk mencapai target

pertumbuhan ekonomi dan tingkat

pengangguran;

• Meskipun angka pengangguran telah

menurun signifikan, namun masih

terdapat spare capacity yang dapat

dimanfaatkan sebelum menaikkan suku

bunga;

• Kenaikan suku bunga perlu dilakukan

dengan tepat dan bertahap untuk

menghindari pelemahan ekonomi, serta

untuk menjaga agar inflasi mencapai

target yang ditetapkan;

• Tahapan kenaikan suku bunga dalam

beberapa tahun ke depan akan

tergantung dari perkembangan ekonomi

Inggris;

• Levelbank rate yang tepat diperkirakan

akan di bawah rata-rata sebelum krisis

yaitu 5%, dan akan dipertahankan meski

ekonomi telah kembali ke kapasitas

normalnya serta inflasi mendekati target;

• MPC akan menjaga jumlah

(stock) pembelian aset setidaknya sampai

dilakukannya kenaikan suku bunga;

• Monetary Policy dapat mengeluarkan

kebijakan untuk memitigasi risiko

instabilitas keuangan. Namun langkah

tersebut hanya dapat dilakukan jika

risiko yang terjadi tidak dapat diatasi

oleh Financial Policy Committee dan

otoritas lainnya (The Financial Conduct

Authority dan the Prudential Regulation

Authority).

Proses pemulihan ekonomi Inggris

diperkirakan masih akan berlanjut seiring

dengan membaiknya keyakinan konsumen.

Kondisi ini mendorong IMF merevisi ke atas

pertumbuhan ekonomi Inggris tahun 2014 dan

2015 masing-masing menjadi 2,4% dan 2,2%.

Di sisi lain, BoE memandang lebih optimis

outlook perekonomian Inggris ke depan. BoE

memperkirakan PDB Inggris di tahun 2014 akan

tumbuh mencapai 3,4%28. Di sisi harga, BoE

27 Target total pembelian aset sebesar GBP 375 miliar telah tercapai sejak November 2012, dan sampai saat ini masih terus dipertahankan (belum akan menambah pembelian aset).

28 CF Februari 2014 memprediksi PDB Inggris tahun 2014 akan tumbuh sebesar 2,7% yoy.

Grafik 2.29 Inflasi

�����

����

���

���

����

����

����

����

���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������

����������

�������

�����������������������

�������

���������

����

���������

�����������������

Page 49: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

37

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

memperkirakan inflasi tahun 2014 akan dapat

dipertahankan di level 2% yoy. Consensus

Forecast memperkirakan inflasi di 2014 akan

melampaui perkiraan BoE dan mencapai

2,2%. Level inflasi tersebut diperkirakan akan

bertahan hingga tahun 2015.

Optimisme atas outlook PDB Inggris

masih dibayangi oleh beberapa downside

risk. Risiko pertama adalah masih rendahnya

produktivitas sehingga dikhawatirkan dapat

menghambat kenaikan upah dan daya beli.

Kedua, instabilitas pasar keuangan internasional

berpotensi menghambat kinerja sektor

keuangan Inggris, sehingga akan menurunkan

investasi. Wealth effect akibat instabilitas

pasar keuangan dapat berdampak negatif

menurunkan konsumsi. Ketiga, terjadinya

bubble di pasar perumahan yang apabila

tidak ditangani dengan baik akan memicu

jatuhnya harga properti. Harga properti di

Inggris terus meningkat seiring dengan adanya

skim pemberian kredit berbunga rendah yang

diluncurkan tahun 2012. Potensi bubble di

sektor perumahan telah menjadi perhatian,

sehingga pemerintah menghapus program

Funding for Lending29 dan mengalihkannya

kepada kredit ke sektor bisnis yang lebih

produktif pada November 2013.

A.3. Jepang

Perekonomian Jepang kemba l i

memperlihatkan perkembangan positif

di triwulan akhir 2013. Jepang berhasil

membukukan pertumbuhan ekonomi di

triwulan akhir 2013 sebesar 2,7% yoy, lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 2,3% namun masih di bawah ekspektasi

consensus forecast (3,2%). Realisasi PDB

Jepang secara keseluruhan tahun 2013 tumbuh

sebesar 1,55% yoy, sedikit lebih tinggi dari PDB

tahun 2012 yang tumbuh sebesar 1,48%.

Pertumbuhan ekonomi selama triwulan

laporan ditopang oleh aktivitas konsumsi dan

investasi, yang dipengaruhi aksi front loaded

demand masyarakat menjelang diberlakukannya

kenaikan pajak penjualan. Kinerja positif

ekonomi di TW4-13 juga tidak terlepas dari

tren pergerakan harga yang mencerminkan

terjangkarnya ekspektasi inflasi masyarakat.

Inflasi mulai merangkak naik hingga mencapai

1,4% yoy di TW4-13, lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya (0,9%).

Pemerintah Jepang telah mengeluarkan

se rangka ian keb i j akan f i ska l un tuk

menyelamatkan anggaran pemerintah, yaitu

mengumumkan kenaikan pajak penjualan,

menyetujui paket stimulus, menyiapkan langkah

pendukung front loaded demand dengan

meningkatkan keringanan pajak hipotek

dan mengurangi pajak akuisisi kendaraan.

Sedangkan untuk mengatasi problem aging

population, Jepang telah mengijinkan masuknya

tenaga kerja asing dan meningkatkan jumlah

pekerja wanita. Dengan berbagai kebijakan

yang telah ditempuh,IMF dan CF memprediksi

bahwa pertumbuhan ekonomi Jepang pada

2014 diperkirakan akan kembali meningkat

mencapai 1,7% yoy.

29 Program Funding for Lending diluncurkan pada Juli 2012 untuk memberikan kredit murah guna menggerakkan industri perumahan.

Page 50: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

38

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Pemulihan ekonomi Jepang terus

berlanjut dengan mencatatkan pertumbuhan

sebesar 2,7% yoy di TW4-13, lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

2,3%30. Namun demikian, pencapaian tersebut

di bawah ekspektasi Consensus Forecast

(CF)31 yang memperkirakan PDB tumbuh

sebesar 3,2%. Pertumbuhan ekonomi tersebut

ditopang oleh aktivitas konsumsi dan investasi

yang meningkat dengan kontribusi masing-

masing sebesar 1,8% dan 1,1%, tertinggi

sejak TW3-12. Peningkatan aktivitas konsumsi

ditengarai tidak terlepas dari aksi front-loaded

pembelian barang menjelang kenaikan pajak

penjualan yang akan diberlakukan April

2014. Di sisi lain, net ekspor berkontribusi

negatif terhadap PDB TW4-13 (-0,2%). Hal

ini disebabkan oleh kinerja ekspor sepanjang

TW4-13 yang belum dapat mengimbangi

pertumbuhan impor yang tinggi pada periode

tersebut.

Realisasi PDB TW4-13 membawa

ekonomi Jepang tumbuh sebesar 1,55%

yoy di sepanjang 2013, sedikit lebih tinggi

dari PDB tahun 2012 yang tumbuh sebesar

1,48%. Pertumbuhan PDB tahun 2013 ini lebih

rendah dari estimasi IMF (WEO Januari 2014)

yang memperkirakan ekonomi Jepang akan

tumbuh mencapai 1,7%. Pertumbuhan yang

di bawah ekspektasi tersebut memunculkan

kekhawatiran terhadap risiko perlambatan

lebih lanjut terkait rencana kenaikan pajak

penjualan. Selain peningkatan pertumbuhan,

otoritas Jepang – melalui program Abenomics –

berhasil mendorong peningkatan inflasi untuk

keluar dari jerat deflasi.

Ekspektasi kenaikan harga akibat

peningkatan pajak penjualan mendorong

tingginya belanja sektor swasta, baik rumah

tangga maupun korporasi. Peningkatan

aktivitas konsumsi tercermin dari indikator

Grafik 2.30 PDB Grafik 2.31 PDB Kontribusi

30 First preliminary report oleh Japan Cabinet Office.31 Februari 2014.

������������������

��������

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

���

���

���

��

��

�����

�����

�����

�����

�����

���

����

����

����

����

����

�� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

������������������������������������������������������������������

�����������������

����������

�����

�����

����

����

����

����

���

���

���

���

���

�����

�����

�����

�����

�����

���

����

����

����

����

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �

�����������������������

�������������

�����������

��������������

�������������

����������

�����������������

Page 51: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

39

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

penjualan ritel yang secara gradual mengalami

perbaikan. Penjualan ritel di TW4-13 tumbuh

rata-rata 3,03% yoy, dari rata-rata 1,27%

di TW3-13. Selain itu, sinyal perbaikan

juga diperlihatkan oleh indikator penjualan

kendaraan bermotor yang tumbuh sebesar

16,43% di TW4-13 setelah terkontraksi

sebesar 2,5% di TW3-13. Di sisi lain, perbaikan

angka penjualan apartemen yang terjadi sejak

awal 2013 sedikit tertahan di TW4-13.

Sejalan dengan peningkatan aktivitas

konsumsi, aktivitas bisnis dan investasi kembali

membaik di TW4-13. Produksi industri dan

order mesin kembali meningkat cukup tajam

di triwulan laporan. Produksi industri di

TW4-13 tumbuh rata-rata 5,83%, setelah

pada triwulan sebelumnya tumbuh 2,17%.

Sementara order mesin tumbuh rata-rata

11,5%, lebih baik dari triwulan sebelumnya

(9,4%). Meningkatnya permintaan seiring

Grafik 2.32 Indikator Konsumsi

Grafik 2.33 Indikator Investasi Grafik 2.35 Sentimen Bisnis Survey Tankan

Grafik 2.34 Indeks Kepercayaan Konsumen dan Bisnis

����������

���� ���� ���� ���� ����

���

���

���

��

��

��

���

���

���

��

��

��

��

���

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

����������������������

���������������������

�����������������

��������������������

�������������������������

�����������������

�����������

���

���

���

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�������������������������

�����������������

��������������� ��������������

����������������������

�����������������������

��

��

���

���

���

�����������������

������������

��������������������������������

��

��

��

��

��

��

���

���

���

��

��

��

���� ���� ���� ����� � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

������������������������������������������������

����������������������������������������������

�����������������

�����������

���

���

���

���

���

���

���

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ����

���

���

��

��

��

��

�� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

�����������������

���������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������

Page 52: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

40

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

pemulihan ekonomi negara maju yang terus

berlangsung dan perkembangan ekonomi

domestik yang semakin membaik membantu

pemulihan sektor industri. Kondisi ini tercermin

dari inventory yang relatif rendah disertai

oleh peningkatan shipment. Perkembangan

tersebut dikonfirmasi oleh indeks kepercayaan

bisnis yang cenderung meningkat di TW4-13.

Hasil survei Shoko Cukin Bank memperlihatkan

indeks kepercayaan bisnis skala kecil maupun

menengah membaik di triwulan laporan. Hasil

survei Tankan juga menunjukkan sentimen

bisnis yang juga bergerak naik.

S e k t o r t e n a g a k e r j a t u r u t

memperlihatkan perkembangan positif.

Tingkat pengangguran yang di TW3-13

mencapai rata-rata 3,97% turun menjadi

3,9% di TW4-13. Tingkat pengangguran

selama tahun 2013 berhasil turun menjadi

4% dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 4,4%. Sinyal positif juga terlihat dari

ketersediaan lapangan pekerjaan di triwulan

laporan. Job to availability ratio tercatat terus

membaik dan mencapai 1,03 di akhir TW4-

13, tertinggi sejak triwulan akhir 2007. Hal ini

mengindikasikan terdapat 103 lowongan kerja

untuk 100 orang pencari kerja.

Kinerja positif ekonomi Jepang di TW4-

13 tidak terlepas dari tren pergerakan harga

yang mencerminkan terjangkarnya ekspektasi

inflasi masyarakat. Upaya pelonggaran moneter

BoJ melalui quantitative dan qualitative

monetary easing (QQE) dengan pembelian

surat utang pemerintah maupun swasta secara

perlahan mampu membawa Jepang keluar

dari zona deflasi. Rata-rata inflasi TW4-13

mencapai 1,4% yoy, lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya (0,9%). Inflasi Desember 2013

tercatat sebesar 1,6% yang merupakan level

tertinggi sejak November 2008. Peningkatan

inflasi TW4-13 terutama dikontribusi oleh

kelompok energi, transportasi dan makanan.

Hal ini disebabkan pelemahan Yen terhadap

USD yang mengakibatkan semakin tingginya

biaya untuk memenuhi kebutuhan energi

domestik dan bahan mentah untuk produksi

industri yang harus diimpor.

Inf las i yang berada dalam tren

meningkat dan mendekati target BOJ (2%)

dikhawatirkan akan tertahan apabila tidak

disertai dengan kenaikan upah yang memadai

guna mengimbangi kenaikan pajak yang akan

diberlakukan April 2014. Dalam jangka pendek,

konsumsi rumah tangga juga akan kembali

melambat apabila kenaikan pendapatan tidak

dapat mengimbangi kenaikan harga energi

dan harga barang impor yang meningkat

akibat depresiasi Yen. Dengan demikian,

kenaikan upah riil menjadi faktor penting

untuk mendorong aktivitas konsumsi ke depan.

Untuk itu pemerintah menghimbau para

pengusaha agar menaikkan upah pegawai. PM

Abe mengadakan sejumlah pertemuan dengan

kalangan bisnis dan pemimpin serikat pekerja

sejak September 2013 lalu untuk mendorong

kenaikan upah buruh. Negosiasi yang akan

berlangsung pada Maret 2014 antara enterprise

unions dengan pekerja yang dikenal dengan

“shunto” (the spring wage offensive) akan

menjadi kunci keputusan kenaikan upah, yang

selanjutnya mempengaruhi perbaikan sektor

tenaga kerja dan konsumsi ke depan.

Page 53: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

41

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Grafik 2.36 Tingkat Pengangguran

Grafik 2.38 Neraca Perdagangan

Grafik 2.37 Laju Inflasi

Grafik 2.39 Komoditas Impor Jepang

Defisit neraca perdagangan semakin

melebar di TW4-13, di tengah terjadinya

depresiasi Yen terhadap USD. Defisit neraca

perdagangan32 (SA) Jepang di TW4-13

kembali melebar mencapai 3,5 triliun yen

dari 2,9 triliun yen di TW3-13, Melebarnya

defisit disebabkan oleh pertumbuhan impor

(24,7% yoy) yang jauh lebih tinggi dibanding

pertumbuhan ekspor (17,87%). Peningkatan

nilai impor disebabkan oleh depresiasi yen

dan meningkatnya kebutuhan impor energi.

Di sisi lain, depresiasi yen tidak cukup kuat

mendorong ekspor yang disebabkan oleh

masih lemahnya permintaan global. Secara

tahunan, defisit neraca perdagangan Jepang

telah mencapai 11,3 triliun yen di 2013, atau

hampir dua kali lipat dari tahun 2012 yang

defisit sebesar 6,9 triliun yen. Melebarnya

defisit neraca perdagangan33 di TW4-13

����������

���

���

���

���

���

���

���

��

��

��

��

���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������

��������������������������

�������������������������������

�����������������������

����������

��

��

��

��

���

���

��

��

��

��

���� ���� ���� ����

� � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

���������

��������������

��������������������

�������������������

������������������������

�����������������

����� ��������������

���

���

���

��

��

��

�����

�����

����

���

����

����

� � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ������ ���� ���� ���� ���� ����

�����������������

������������������������������������������������������

���������� �����������

���

�����

�����

�����

�����

�����

��������

��������

�����������������������������������������������������������������������������������

�������������������������������������������������������������

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

���� ���� ���� ���� ����

�����������������

32 Seasonally adjusted.33 Defisit telah berlangsung selama dan telah tercatat selama 34

bulan berturut-turut sejak Maret 2011.

Page 54: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

42

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

mendorong melebarnya defisit neraca berjalan.

Hal ini mengakibatkan current account (CA)

surplus 2013 menurun menjadi 3,3 triliun yen

– level terendah sejak 1985, – dari 4,8 triliun

yen di 2012.

Kebutuhan impor energi Jepang berada

dalam tren meningkat pasca bencana gempa

bumi dan tsunami yang menghantam Jepang

pada Maret 2011, yang telah merusak reaktor

nuklir Fukushima Daiichi. Impor energi yang

dilakukan oleh Jepang mencapai level tertinggi

di Desember sebesar JPY 2.711 miliar. Untuk

mencegah berulangnya bencana nuklir dan

menjaga keselamatan seluruh penduduknya,

Jepang telah menutup 50 reaktor nuklir34

yang dimanfaatkan sebagai pembangkit

tenaga listrik. Di sisi lain, pemberlakuan

kenaikan pajak penjualan pada April 2014

juga turut berpengaruh terhadap melonjaknya

permintaan produk impor yang dilakukan

untuk mengantisipasi kenaikan pajak.

Mempertimbangkan perkembangan

ekonomi tersebut, BoJ kembali melanjutkan

kebijakan moneter akomodatifnya. Pada

Monetary Policy Meeting tanggal 22 Januari

2014, BOJ kembal i mempertahankan

suku bunga kebijakan di level 0,1% dan

melanjutkan kebijakan QQE. Langkah ini

ditempuh mengingat pemulihan ekonomi

Jepang yang masih terus berlangsung dan

memperlihatkan perbaikan dalam skala

moderat. Selain itu, perkembangan inflasi

hingga akhir TW4-13 mengindikasikan bahwa

ekspektasi inflasi mulai terjangkar dan semakin

dekat dengan target inflasi 2% di 2014. Dalam

rangka mencapai target inflasi 2% secepat-

cepatnya dalam kurun waktu dua tahun

(pada 2014), BOJ menempuh langkah untuk

meneruskan pembelian aset dalam jumlah

besar dalam bentuk surat utang pemerintah

(JGB), exchange-traded funds (ETFs) dan

Japan real estate investment (J-REITs), serta

corporate bond hingga mencapai jumlah yang

ditargetkan.

Grafik 2.40 Suku bunga kebijakan, CDS dan Surat Utang Pemerintah Jepang

Grafik 2.41 Indeks Harga Saham Jepangdan Nilai tukar

����������

���

���

���

���

���

���

���

���

���

��

��

��

��

���

���

���

���

���� ���� ���� ���� ���� ����� �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

��������������������������

��������������������������

���������

�����������������

����

����

����

����

����

�����

�����

�����

�������������

����

����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�������������������

���������������

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������� ���� ���� ����

�����������������

34 Reaktor nuklir terakhir ditutup pada September 2013.

Page 55: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

43

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Pada 1 Oktober 2013, PM Jepang

mengumumkan keputusan untuk menaikkan

sales tax menjadi 8% di April 2014 dan

10% di Oktober 2015 dari sebelumnya 5%.

Peningkatan pajak ini merupakan upaya

pemerintah melakukan konsolidasi anggaran

pemerintah menuju sustainabilitas fiskal.

Untuk mengimbangi kenaikan pajak tersebut,

pemerintah menyiapkan langkah pendukung

dengan meningkatkan keringanan pajak

hipotek dan mengurangi pajak akuisisi

kendaraan. Langkah ini ditempuh untuk

mengantisipasi kenaikan pembelian rumah

dan kendaraan, serta mencegah kemungkinan

penurunan permintaan yang dikhawatirkan

terjadi saat kenaikan pajak telah berlaku.

Dalam rangka mengantisipasi dampak

kenaikan pajak, pemerintah Jepang pada

5 Desember 2013 telah menyetujui paket

stimulus sebesar 18,6 triliun yen. Paket

stimulus tersebut telah memperhitungkan

anggaran pengeluaran untuk memperkuat

perekonomian sebesar 5,5 triliun yen. Dana

stimulus bersumber dari pendapatan pajak –

yang telah melebihi target seiring keberhasilan

Abenomics dalam pemulihan ekonomi – dan

juga dari rekening lainnya. Jepang tidak akan

menerbitkan obligasi baru mengingat tingkat

utang yang sudah sangat tinggi. Elemen utama

paket ini meliputi promosi investasi modal oleh

korporasi menjelang Olimpiade Tokyo 2020

senilai 1,4 triliun yen, memperluas lapangan

kerja bagi generasi muda senilai 300 miliar

yen, dana rekonstruksi pasca gempa Maret

2011 sebesar 3,1 triliun yen dan subsidi

warga berpenghasilan rendah sebesar 600

miliar yen.

Kinerja positif ekonomi Jepang di 2013

tidak terlepas dari kebijakan Abenomics yang

terindikasi mampu mendorong optimisme

akan pemulihan ekonomi Jepang. Kombinasi

kebijakan fiskal dan moneter tersebut

diperkirakan dalam jangka pendek dapat

mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jepang.

Ke depan, IMF dan CF memprediksi bahwa

pertumbuhan ekonomi Jepang tahun 2014

akan mencapai 1,7% yoy35.

Ekonomi Jepang yang memperlihatkan

tren membaik selama 2013 mengindikasikan

pemulihan masih terus berlangsung guna

mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih

solid. Namun sejumlah faktor risiko masih

membayangi pelaksanaan program pemulihan

ekonomi Jepang ke depan. Defisit neraca

perdagangan yang semakin melebar seiring

meningkatnya impor energi dikhawatirkan

memberikan tekanan pada neraca berjalan

Jepang. Peningkatan permintaan impor energi

ditengah terjadinya pelemahan Yen menjadi

tantangan tersendiri terhadap pemerintahan

PM Abe ke depan. Jika pemerintah tidak

segera menemukan solusi masalah energi

seperti membuka kembali beberapa reaktor

nuklir atau mengembangkan alternatif energi

lainnya, defisit neraca perdagangan akan

semakin melebar dan berpotensi menghambat

pemulihan ekonomi.

Di sisi lain, perkembangan positif di

sejumlah negara maju lainnya yang mendorong

peningkatan permintaan ekspor produk

35 Dalam WEO Januari 2014, estimasi pertumbuhan PDB Jepang 2014 dinaikkan menjadi 1,7% yoy, dibandingkan dengan estimasi WEO Oktober 2013 yang sebesar 1,2%.

Page 56: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

44

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Jepang ternyata belum cukup untuk menutupi

peningkatan beban impor energi. Jepang

terkesan belum mampu memanfaatkan

momentum pelemahan Yen yang seharusnya

dapat mendorong daya saing produk ekspor.

Kondisi ini diperkirakan terjadi karena Jepang

belum mampu meningkatkan produktivitasnya

sebagai imbas dari rekonstruksi pasca gempa

yang masih terus berlangsung, sehingga

industri belum berproduksi dalam kapasitas

maksimalnya. Selain itu, keputusan menaikkan

pajak yang akan segera diberlakukan pada

April 2014 diperkirakan akan menahan

ekspansi ekonomi Jepang.

Permasalahan aging population dan

jumlah penduduk yang semakin terbatas

menjadi tantangan tersendiri bagi implementasi

program Abenomics kedepan. Menyikapi hal

ini, pada Januari 2014 pemerintah telah

menyetujui untuk mempermudah perusahaan-

perusahaan di Jepang mendatangkan pekerja

asing (untuk pekerjaan yang membutuhkan

keahlian tinggi) dan memperkuat child

care system guna meningkatkan jumlah

pekerja wanita. Langkah ini diharapkan dapat

membantu Jepang mengatasi permasalahan

ketersediaan sumber daya dan memenuhi

tenaga kerja potensial. Sementara itu, risiko

dari sisi eksternal diwarnai oleh tapering QE

AS yang masih terus berlanjut, serta risiko

pelemahan ekonomi emerging yang kian

nyata.

B. NEGARA BERKEMBANG

B.1. China

Perekonomian China di triwulan akhir

2013 mengalami sedikit perlambatan menjadi

7,7% yoy, setelah pada TW3-13 tumbuh 7,8%

yoy. Meski mengalami pelemahan, secara

umum pencapaian tersebut masih lebih baik

dari prediksi (7,6%). Pertumbuhan ekonomi

China terutama ditopang oleh peningkatan

konsumsi. Sementara itu, investasi menurun

akibat outlook ekonomi yang melemah serta

langkah pengetatan likuiditas sebagai bagian

dari reformasi struktural. Secara keseluruhan,

ekonomi China di tahun 2013 tumbuh stabil

dan moderat sebesar 7,7%. Ke depan,

ekonomi diperkirakan mengalami soft landing

(perlambatan) seiring komitmen Pemerintah

untuk mengatasi berbagai tantangan struktural.

Sejumlah risiko juga masih membayangi

perekonomian China. Dari dalam negeri,

kerentanan berasal dari penanganan krisis

overcapacity di sektor industri, pengendalian

utang Pemda, pengendalian aktivitas shadow

banking, dan pengetatan likuiditas di sistem

perbankan. Sedangkan risiko eksternal yang

harus dihadapi antara lain adalah pelemahan

ekonomi negara emerging, pemulihan ekonomi

negara maju yang belum solid, dan apresiasi

yuan yang menurunkan daya saing produk

ekspor. Di tengah berbagai tantangan tersebut,

IMF dan berbagai lembaga internasional

memperkirakan PDB China di 2014 akan

berada di kisaran 7,3-7,5% yoy.

Page 57: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

45

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Perekonomian China pada TW4-13

diperkirakan tumbuh sebesar 7,7% yoy36,

sedikit melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 7,8%. Meski mengalami

perlambatan, realisasi tersebut melebihi prediksi

pasar dan proyeksi Consensus Forecast37

yang memperkirakan ekonomi China akan

tumbuh 7,6%. Kinerja ekonomi selama

TW4-13 terutama ditopang oleh peningkatan

konsumsi, sementara investasi melemah dan

sektor eksternal mengalami perkembangan

yang mixed. Secara keseluruhan tahun 2013,

ekonomi China tumbuh stabil dan moderat

sebesar 7,7% namun melampaui proyeksi IMF

dan target pemerintah sebesar 7,5%.

Di sisi konsumsi, permintaan domestik

mas ih memper l ihatkan peningkatan.

Penjualan ritel tumbuh 13,5% yoy sepanjang

TW4-13, lebih baik dibandingkan 13,3% yoy

pada triwulan sebelumnya. China memang

tengah berupaya untuk mengubah struktur

ekonomi yang selama ini bertumpu pada

investasi dan ekspor menjadi ekonomi yang

lebih mengandalkan konsumsi domestik.

Meski demikian, laju pertumbuhan penjualan

ritel masih di bawah target pemerintah

sebesar 14,5% yoy. Produk yang mengalami

pertumbuhan penjualan cukup tinggi antara

lain peralatan komunikasi; material bangunan

dan dekorasi; furnitur; obat-obatan tradisional;

serta emas, perak dan perhiasan.

Di sisi investasi, aktivitas produksi

industri selama triwulan laporan menunjukkan

penurunan. Rata-rata pertumbuhan produksi

industri sedikit menurun menjadi 10,0% yoy

dari 10,1% pada TW3-13. Industri yang secara

persisten menunjukkan penurunan kinerja

adalah Industri Manufaktur; Industri Produksi

serta Distribusi Listrik, Gas, dan Air38. Sementara

itu, indikator Purchasing Managers Index (PMI)

Manufaktur pada TW4-13 berada di level

51,3, dari 50,8 pada TW3-13. Meski secara

Grafik 2.42 PDB Grafik 2.43 Konsumsi

36 Hasil perhitungan awal Biro Statistik China.37 Februari 2014.

38 Kategori industri pada data Biro Statistik China terdiri dari (a) Pertambangan dan Penggalian, (b) Manufaktur, serta (c) Produksi dan Distribusi Listrik, Gas, dan Air.

����������

��������

���

���

���

���

���

��

��

��

��

��

���

���

��

��

��

���� ���� ���� ���� ������ �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

�����������������

�������

������������

�����������������

������

�����������

���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

���

���

��

��

��

��

���

���

���

��

��

��

��

��

���

���

���

���

���

���

������������ ������������������� ������������������������

�����������������

Page 58: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

46

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

rata-rata indeks tersebut membaik, namun

data bulanan PMI Manufaktur menunjukkan

tren yang menurun. Penurunan terutama

disebabkan oleh berkurangnya order baru dan

ekspektasi aktivitas bisnis. Pelemahan investasi

juga disebabkan berkurangnya investasi

infrastruktur seiring langkah pengetatan

likuiditas pemerintah.

Pemerintah China tengah berusaha

memperketat likuiditas guna mengerem

pertumbuhan kredit di tengah melambungnya

utang Pemda. Laju akumulasi utang Pemda

China selama beberapa tahun terakhir dinilai

terlalu pesat dan berpotensi tidak sustainable.

Sebagai gambaran, utang Pemda per Juni

2013 naik menjadi 17,9 triliun yuan, dari 10,7

triliun yuan pada akhir 2010. Hal tersebut

berarti dalam jangka waktu 2,5 tahun,

utang Pemda meningkat 67%. Utang Pemda

pada tahun 2015-2016 diperkirakan akan

mencapai 60% PDB, meningkat dari 53% pada

akhir Juni-2013. Kerentanan utang Pemda

terhadap ekonomi China bersumber dari

pengelolaan utang yang kurang transparan.

Pemda memperoleh dana segar melalui

pendirian local government financing vehicles

(LGFVs) sehingga utang tersebut tidak tercatat

di neraca keuangan Pemda. Pendirian LGFVs

merupakan upaya Pemda untuk menyiasati

larangan meminjam secara langsung kepada

perbankan39, padahal di sisi lain Pemda

mengalami defisit anggaran40.

Sebagian besar dana utang yang

diperoleh digunakan untuk mendanai

infrastruktur publik yang tidak menguntungkan/

tidak produktif dan bersifat jangka panjang.

Akibatnya, Pemda mengalami defisit anggaran

yang terus meningkat dan kemampuan

pembayaran utang yang menurun. Untuk

melunasi utang, Pemda menggunakan dana

yang bersumber dari pinjaman baru, penjualan

Grafik 2.45 PMI Manufaktur & PMINon-Manufaktur

Grafik 2.44 Produksi Industri

�����������������

����

��

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������

������

��

��

��

��

��

��

��

��

��

���� ���� ����� � � �� � � � �� � � � ��

������������������

��������������

�����������������

39 Pemda tidak diperkenankan meminjam secara langsung dari bank ataupun menerbitkan obligasi.

40 Pemda menanggung sekitar 80% total belanja daerah, namun hanya memperoleh alokasi anggaran sebesar 40%-48% dari total perolehan pajak.

Page 59: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

47

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

lahan, serta shadow banking41. Menurunnya

kemampuan pembayaran utang Pemda

berakibat pada meningkatnya potensi gagal

bayar (Non-Performing Loan/NPL), yang

dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas

sistem keuangan China. Hal ini menjadi

concern, karena pemerintah pusat telah

mengindikasikan tidak mem-bail-out utang

Pemda. Di sisi lain, meningkatnya NPL dan

roll over utang Pemda dari perbankan akan

mengurangi penyaluran dana bank bagi

nasabah lainnya sehingga menjadi opportunity

cost bagi perekonomian China.

Upaya otoritas China untuk memperketat

likuiditas diindikasikan oleh terus menurunnya

kredit baru perbankan dalam yuan (New Yuan

Loans), uang beredar (M2), dan pendanaan

agregat. Total new yuan loans selama TW4-13

turun menjadi RM1,6 triliun dari RMB2,2 triliun

pada triwulan sebelumnya. Selain itu, selama

Desember-2013 perbankan mengurangi

penggelontoran kredit karena telah mendekati

batas atas kuota kredit tahunan. Rata-rata

pertumbuhan M2 selama TW4-13 sebesar

14,0% yoy, lebih rendah dari TW3-13 yang

mencapai 14,5%. Namun demikian, angka

tersebut masih melebihi target pemerintah

(13% yoy). Sejalan dengan perkembangan

berbagai indikator tersebut, pendanaan

agregat atau total social financing (TSF)42

selama triwulan laporan turun drastis menjadi

RMB1,11 triliun dari periode sebelumnya yang

mencapai RMB3,78 triliun.

Grafik 2.46 Uang Beredar, Kredit-Baru, dan TSF

Perkembangan di sektor eksternal

menunjukkan bahwa aktivitas ekspor China

selama TW4-13 meningkat, seiring peningkatan

permintaan dari mitra dagang. Rata-rata

pertumbuhan ekspor selama TW4-13 naik

menjadi 7,5% yoy dari 4,0% pada triwulan

sebelumnya, bahkan ekspor pada November-

2013 mencapai 12,7% yoy yang merupakan

level tertinggi sejak Mei-2013. Negara tujuan

utama ekspor China selama periode laporan

adalah AS, EU, dan Jepang, seiring pemulihan

ekonomi negara maju. Sementara ekspor

China ke ASEAN pada TW4-13 turun menjadi

13,6% yoy dari triwulan sebelumnya sebesar

20,6%. Dari segi komoditas, peningkatan

ekspor terutama terjadi pada barang-barang

konsumsi dan industri.

Berlawanan dengan perkembangan

ekspor, kinerja impor justru melemah sejalan

dengan melambatnya investasi China selama

triwulan laporan. Impor dari AS dan Korea

menurun, sementara impor dari EU, ASEAN

dan Jepang meningkat. Bahkan impor dari

41 Shadow banking adalah institusi keuangan di luar sistem perbankan yang beroperasi seperti bank, yakni menghimpun dana dan menyalurkannya berupa kedit atau investasi.

42 Total social financing (TSF) adalah alat ukur kredit yang mencakup juga kredit non-bank (shadow banking).

���������������

���� ���� ���� ����

��

��

��

��

��

��

��

��

���

���

���

���

����

����

����

����

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

��������������������������������������������������������������������

�����������������

Page 60: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

48

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Jepang beralih dari pertumbuhan negatif

menjadi positif seiring pelemahan yen dan

meningkatnya daya saing produk Jepang

dibandingkan produk sejenis yang diproduksi

Korea. Jepang dan Korea bersaing secara

langsung pada beberapa produk manufaktur,

seperti kendaraan, TV, kapal, dan permesinan.

Seiring dengan perbaikan ekspor dan

pelemahan impor, surplus neraca perdagangan

China melebar hingga USD90,5 miliar (tertinggi

sejak Januari 2009), dari USD61,6 miliar pada

TW3-13.

Secara keseluruhan tahun 2013, ekspor

tumbuh 7,9% yoy (USD2,21 triliun), hampir

mencapai target pemerintah (8%). Sementara

impor tumbuh 7,3% (USD1,95 triliun),

sehingga total volume perdagangan China

di 2013 mencapai USD4 triliun. Total surplus

perdagangan mencapai USD259,8 miliar

(12,5% yoy), tertinggi sejak tahun 2008.

Pencapaian kinerja tersebut merupakan

prestasi yang membanggakan bagi China,

khususnya ditengah pelemahan permintaan

dari mitra dagang utama China, apresiasi yuan,

serta upaya pemerintah untuk menangani

ekspor fiktif sejak Mei 2013.

Inflasi sepanjang TW4-13 menunjukkan

tren menurun namun rata-rata triwulanannya

meningkat menjadi 2,9% yoy dibandingkan

triwulan sebelumnya (2,8%). Inflasi sempat

mencapai level tertinggi dalam 8 bulan terakhir

di Oktober 2013 (3,2%) karena kenaikan

permintaan selama hari libur nasional (National

Day Golden Week). Pada perkembangan

selanjutnya, tekanan harga melemah karena

high base effect dan faktor cuaca yang

mendukung sektor pertanian. Rata-rata

inflasi selama 2013 sebesar 2,63%, masih

lebih rendah dibandingkan target pemerintah

(3,5%) maupun terhadap rata-rata inflasi

periode 2010-2012 yang mencapai 3,8%.

Inflasi yang mereda tidak sejalan dengan

tren harga properti di China yang justru

meningkat secara persisten. Selama periode

laporan harga properti terus membukukan

rekor baru akibat permintaan yang masih

Grafik 2.47 Neraca Perdagangan Grafik 2.48 Inflasi

���

���

���

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

��������������������������

���������������

���������������

�����������������

�����

��

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ����� � � �� � � � ��� � � � �� � � � ��

����������������������������������������������������������

�����������������

Page 61: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

49

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

tinggi. Rata-rata kenaikan harga properti

selama TW4-13 mencapai 9% yoy, meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

7,5%. Upaya Pemerintah China untuk

memperketat pengendalian sektor properti

selama hampir 4 tahun belum berdampak

signifikan terhadap perbaikan harga properti,

khususnya di kota-kota besar. Di Beijing,

Shanghai dan Shenzhen, kenaikan harga

properti mencapai 20% yoy meski ketiga

kota tersebut telah memperketat aturan KPR

dengan menaikkan uang muka pembelian

rumah kedua serta meningkatkan ketersediaan

lahan dan rumah murah.

Merespon perkembangan di atas,

otoritas China akan mempercepat penyusunan

aturan properti terutama terkait pajak properti.

Selama ini, pajak tersebut baru diuji coba

di Shanghai dan Chongqing dan ditujukan

bagi pemilik rumah mewah. Selanjutnya,

pemerintah akan memperluas cakupan area

dan menaikkan tarif pajak properti. Sementara

bagi kalangan menengah, pemerintah akan

meningkatkan ketersediaan rumah murah.

Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat

meredam permintaan properti, sehingga laju

kenaikan harga properti di 2014 diprediksi

melambat.

Pemerintah China juga tengah berupaya

meliberalisasi harga agar dapat ditentukan oleh

pasar (market determined), khususnya bagi

komoditas non-terbarukan, seperti minyak,

gas alam, dan energi listrik. Selama ini harga

komoditas tersebut ditetapkan oleh pemerintah

di level yang rendah. Di satu sisi, kebijakan

tersebut menurunkan biaya produksi sektor

industri sehingga harga jual kepada konsumen

relatif murah. Namun di sisi lain, kebijakan

tersebut juga menimbulkan distorsi pasar yang

mendorong terjadinya pemborosan, misalokasi

sumber daya dan degradasi lingkungan.

Sejauh ini China belum merilis data

resmi mengenai target inflasi dan PDB tahun

2014. Data tersebut diperkirakan baru

akan diumumkan pada pertemuan tahunan

parlemen Maret 2014 mendatang. Namun

diprediksi target PDB akan dipertahankan

di level 7,5%, sesuai target pertumbuhan

jangka menengah-panjang China. Sementara

target inflasi 2014 diprediksi sebesar 3,5%,

tidak berubah dibandingkan 2013. Laju

pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5% yoy

dipandang memadai bagi penciptaan lapangan

kerja dan memberikan ruang bagi reformasi

struktural yang komprehensif. Sejalan dengan

prediksi tersebut, Perdana Menteri China

(Li Keqiang) pada pertengahan November

2013 menyatakan bahwa level pertumbuhan

PDB yang dibutuhkan China untuk menjaga

stabilitas ketenagakerjaan adalah 7,2%.

Analis memperkirakan ekonomi China

di tahun 2014 akan mengalami soft landing

(perlambatan) seiring komitmen China untuk

mengatasi berbagai tantangan struktural.

Pada Pertemuan ke-18 Partai Komunis China

(9-12 November 2013), otoritas China telah

menyepakati agenda reformasi struktural

yang komprehensif hingga tahun 2020

guna menciptakan pertumbuhan ekonomi

yang berkelanjutan, yang tidak semata-mata

difokuskan pada pertumbuhan jangka pendek

yang tinggi. Selain itu, China juga akan

Page 62: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

50

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

terus melakukan rebalancing agar konsumsi

berperan lebih besar dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi, dengan didukung

oleh investasi dan ekspor. Seiring hal tersebut,

IMF dan berbagai lembaga internasional

memperkirakan ekonomi China selama 2014

akan tumbuh sebesar 7,3-7,5% yoy.

Tekanan inflasi di 2014 diperkirakan

akan meningkat, antara lain disebabkan

kenaikan harga makanan dan jasa, kenaikan

upah minimum, serta liberalisasi harga. IMF

dan Consensus Forecast (Februari 2014)

memperkirakan inflasi China meningkat

menjadi 3,1% yoy, dari sekitar 2,63% di 2013.

Pada 2014, pemerintah akan menaikkan upah

minimum guna mendorong konsumsi domestik

dan mempercepat peralihan dari ekonomi

berbasis manufaktur menjadi ekonomi yang

berbasis jasa (service-driven). Dalam rencana

5 tahunan pemerintah China (2011-2015),

kenaikan upah minimum ditargetkan sebesar

13% per tahun. Sejauh ini, kenaikan UMR

yang telah diumumkan pemerintah adalah

13% bagi wilayah Shenzhen serta 15,6% bagi

wilayah Yangzhou.

Di sisi lain, sejumlah faktor risiko masih

membayangi ekonomi China, baik risiko

domestik maupun eksternal. Dari sisi domestik,

kerentanan berasal dari penanganan krisis

overcapacity di sektor industri, pengendalian

utang Pemda, pengendalian aktivitas shadow

banking, serta pengetatan likuiditas di sistem

perbankan yang berpotensi menyebabkan

peningkatan biaya modal dan penurunan

investasi. Sementara itu, risiko eksternal berasal

dari pelemahan ekonomi negara emerging,

pemulihan ekonomi negara maju yang belum

solid, dan apresiasi yuan yang menurunkan

daya saing produk ekspor.

B.2. India

Ekonomi India pada TW4-13 kembali

tertekan setelah konsumsi dan aktivitas

bisnis melemah. Sementara itu, kinerja sektor

eksternal juga melemah. Meskipun aktivitas

ekonomi melemah, tekanan inflasi masih terus

meningkat. Ke depan, pertumbuhan ekonomi

diperkirakan akan meningkat, meski tekanan

harga masih menjadi tantangan tersendiri.

Bank sentral India (RBI) memperkirakan

ekonomi India berpotensi tumbuh sekitar

5-6% yoy, sementara IMF dan Consensus

Forecast (edisi Februari 2014) memperkirakan

pertumbuhan akan mencapai 5,4%. Namun

demikian, pertumbuhan dapat melemah

mengingat adanya sejumlah risiko yang

masih membayangi perekonomian India. Dari

dalam negeri, kerentanan berasal dari faktor

cuaca (risiko El Nino) dan pemilihan umum.

Sedangkan risiko eksternal yang harus dihadapi

antara lain adalah risiko akibat pengurangan

stimulus AS yang dapat memicu pembalikan

modal asing dari India.

Ekonomi India pada TW4-13 kembali

tertekan setelah sempat membaik di triwulan

sebelumnya sebesar 4,8% yoy. Indikator

makroekonomi India menunjukkan bahwa

konsumsi dan sektor eksternal melemah,

aktivitas produksi menurun, dan tekanan inflasi

terus meningkat. Dengan perkembangan

indikator yang kurang menggembirakan, PDB

Page 63: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

51

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

India diperkirakan sedikit melemah ke level

4,7% yoy (CF)43.

Indikator konsumsi pada TW4-13

mengalami penurunan. Penjualan kendaraan

bermotor tumbuh melambat menjadi 3,9%

yoy, dari triwulan sebelumnya yang mencapai

4,7%. Penjualan sempat melonjak di Oktober

2013 ke level tertinggi dalam 23 bulan terakhir

(12,4% yoy). Namun peningkatan ini hanya

bersifat musiman (festival) dan pada bulan

selanjutnya penjualan kembali melemah

bahkan terkontraksi. Meskipun para penjual

kendaraan menawarkan diskon dan bonus

menarik, konsumen enggan melakukan

pembelian barang berharga mahal (big ticket

purchases) karena kondisi ekonomi yang tidak

pasti, serta suku bunga dan tingkat inflasi

yang tinggi.

Ind ika tor ak t i v i ta s b i sn i s juga

memperl ihatkan perkembangan yang

mengecewakan sepanjang TW4-13. Produksi

industri terus melemah dan kembali memasuki

zona kontraksi (minus 1,2% yoy), setelah

pada triwulan sebelumnya masih tumbuh

positif (1,9%). Kontraksi terjadi pada

industri manufaktur dan pertambangan,

sementara industri listrik masih mengalami

ekspansi. Penurunan aktivitas manufaktur

terutama terjadi pada produksi peralatan

kantor (Office, Accounting & Computing

Machinery), serta produksi radio, TV dan

peralatan komunikasi. Kontraksi industri

pertambangan dan penggalian disebabkan

oleh pengetatan peraturan pertambangan

dan penutupan beberapa tambang yang

bermasalah. Sementara itu, aktivitas pada

industri alat listrik justru meningkat secara

signifikan pasca penambahan kapasitas

pembangkit tenaga listrik hidro dan termal.

Kinerja sektor eksternal menunjukkan

penurunan cukup s ign i f ikan. Angka

pertumbuhan ekspor melambat menjadi rata-

rata 7,6% yoy pada TW4-13, dari sebesar

11,9% pada triwulan sebelumnya. Penurunan

ini cukup signifikan mengingat ekspor sempat

tumbuh mengesankan pada Oktober-2013,

Grafik 2.50 Penjualan KendaraanGrafik 2.49 Pertumbuhan PDB

43 Consensus Forecast, Februrari 2014.

����������

���

���

��

��

��

��

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ������ �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

���������������������������������������������

�����������������������

�����

���

���

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�������������������������������������������������������

�����������������������

Page 64: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

52

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

mencapai 13,5%. Pelemahan ekspor terutama

disebabkan penurunan ekspor minyak seiring

penghentian produksi dalam rangka perawatan

berkala di kilang minyak Reliance Industries

Gujarat yang merupakan eksportir minyak

utama di India. Ekspor produk lain yang juga

mengalami penurunan adalah perhiasan dan

farmasi. Di sisi lain, impor terus terkontraksi

hingga mencapai minus 15,4% dari minus

8,3% pada triwulan sebelumnya. Penurunan

impor terutama disebabkan turunnya impor

komoditas emas dan perak pasca kenaikan

pajak impor dan pengetatan regulasi impor

emas. Dengan kinerja ekspor impor yang belum

menggembirakan, neraca perdagangan India

pada TW4-13 relatif stagnan dibandingkan

triwulan sebelumnya, yakni mengalami defisit

sekitar USD30 miliar.

Tekanan inflasi Wholesale Price Index

(WPI) dan Consumer Price Index (CPI) pada

triwulan laporan kembali meningkat. Secara

rata-rata, inflasi WPI meningkat mencapai

6,9% yoy pada TW4-13. Laju inflasi tersebut

Grafik 2.51 Produksi Industri Grafik 2.53 Neraca Perdagangan

Grafik 2.52 PMI Manufaktur Grafik 2.54 Inflasi (WPI dan CPI)

��

��

��

��

��

����� ��� ��� ���

���� ����

���

���

����

����

���

����

����

���

���

��������

����

�������

��������

����������

����

����

����

��������

�����������������������������������������������������������

����������������������������������������������������������������������������������������������

������

��

��

��

��

��

��

��

��

��

���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � ��

��������������

�������������������

���������������

���

���

���

��

��

��

����

����

���

��

���

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

���������������������������������������������

�����������������

�����

��

��

��

��

��

���� ����

� � � � �� � � � ��

������������������������������������������������

������������������������������

�����������������

Page 65: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

53

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya,

sebesar 6,4%, dan melampaui target inflasi

yang ditetapkan pemerintah di kisaran 5,0%

- 5,5%. Sementara itu, rata-rata inflasi CPI

naik menjadi 10,4%, dari 9,7% pada triwulan

sebelumnya. Peningkatan inflasi disebabkan

oleh kenaikan harga bahan bakar dan bahan

pangan. Kenaikan harga bahan bakar dipicu

oleh kenaikan harga listrik dan diesel di pasar

global, serta depresiasi nilai tukar rupee

terhadap dolar AS. Harga-harga produk

agrikultur juga mengalami peningkatan,

khususnya bawang merah, tomat, dan terong,

yang disebabkan oleh gangguan panen akibat

faktor cuaca.

Memasuki bulan Desember 2013,

tekanan inflasi mulai mereda dengan

menurunnya harga bahan makanan, khususnya

harga bawang merah yang tengah memasuki

masa panen. WPI juga turun ke level 6,16%,

yang merupakan level terendah dalam 5 bulan

terakhir. Sementara itu, CPI turun ke level

9,87% yang merupakan level terendah dalam

3 bulan terakhir. Namun demikian, inflasi inti

– baik CPI maupun WPI – meningkat masing-

masing menjadi 8,1% dan 2,8%.

Untuk mengatasi tekanan kenaikan

inflasi, Reserve Bank of India (RBI) menaikkan

suku bunga kebijakan sebesar 25 bps pada 29

Oktober 2013. Pada saat yang sama, RBI juga

melonggarkan kembali (menormalisasi) kondisi

likuiditas seiring tekanan terhadap rupee

yang agak mereda pasca keputusan The Fed

untuk melanjutkan kebijakan akomodatifnya.

Pada tanggal 7 dan 29 Oktober 2013, RBI

menurunkan suku bunga MSF dan Bank Rate

secara bertahap ke level 8,75%. Namun pada

28 Januari 2014, RBI kembali memperketat

kebijakan moneter untuk memitigasi risiko

pembalikan arus modal seiring eksekusi

pengurangan stimulus the Fed, meskipun

ekonomi domestik terus melemah.

Langkah kebi jakan RBI tersebut

menunjukkan terjadinya friksi antara Bank

Sentral dan Pemerintah India. Menteri

Keuangan India (Palaniappan Chidambaram)

bahkan mengingatkan bahwa bank sentral

juga memiliki tugas untuk mendukung

pertumbuhan, di samping mengendalikan

inflasi. Terkait himbauan tersebut, RBI

dalam ri l is keputusannya menyatakan

kesepahamannya bahwa perlambatan ekonomi

India kian mengkhawatirkan. Namun demikian,

tingginya tekanan inflasi memaksa RBI untuk

menaikkan suku bunga kebijakan. Selain

itu, RBI memperkirakan CPI pada TW1-2014

masih akan berada di atas 9%, dan baru

akan menurun ke kisaran 7,5% - 8,5% pada

TW1-2015. Hal-hal yang juga melatarbelakangi

keputusan Raghuram Rajan (Gubernur RBI)

menaikkan suku bunga adalah:

• SesuaiUndang-undang,mandatutama

bank sentral adalah menjaga stabilitas

moneter dengan menjaga ekspektasi

inflasi di level yang rendah dan stabil.

Implikasinya, RBI harus berusaha

mengatasi berbagai risiko peningkatan

inflasi, termasuk risiko yang berasal

dari domestik, dari perubahan nilai

tukar, serta risiko yang bersumber dari

hambatan pemintaan dan penawaran.

Page 66: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

54

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

• Inflasi(CPI)Indiayangtinggimerupakan

risiko terbesar terhadap nilai rupee.

Inflasi tinggi juga menurunkan daya

beli, meningkatkan beban masyarakat

miskin, serta menghambat investasi dan

pertumbuhan. Dengan demikian, RBI

meyakini bahwa dengan menurunkan

inflasi ke tingkat yang rendah dan

aman, kebijakan moneter dapat

berkontribusi terhadap penciptaan

konsumsi dan investasi yang sustainable.

RBI memperkirakan ekonomi India akan

tumbuh 5-6% di tahun fiskal 2014/15

jika tekanan inflasi menurun.

• RBImeyakinibahwa Indiasaat ini lebih

siap untuk mengatasi risiko pembalikan

modal seiring dengan beberapa kondisi

India, seperti defisit perdagangan yang

menurun44, aliran modal asing yang

meningkat pasca pelonggaran aturan

FDI India, dan cadangan devisa yang

meningkat.

BPS India memperkirakan PDB India

selama tahun fiskal 2013-2014 (April 2013

hingga Maret 2014) tumbuh 4,9% yoy, lebih

baik dari realisasi pertumbuhan di tahun

fiskal sebelumnya (4,5%45). Namun demikian,

proyeksi tersebut lebih rendah dibandingkan

prediksi pemerintah (5,3%) dan RBI (5%).

Sementara IMF lebih pesimis dan memprediksi

PDB India pada tahun fiskal 2013-2014 tumbuh

4,4% (WEO Update, Januari 2014).

Ekonomi India diprediksi akan terus

meningkat pada tahun fiskal 2014-2015.

Menurut RBI, ekonomi India berpotensi tumbuh

sekitar 5-6%, sementara IMF dan Consensus

Forecast (edisi Januari 2014) memperkirakan

ekonomi India akan tumbuh 5,4%. Optimisme

tersebut dilandasi oleh prediksi bahwa (a) hasil

pertanian akan meningkat ditopang faktor

cuaca yang mendukung (good monsoon), (b)

kinerja ekspor akan menguat karena pemulihan

ekonomi mitra dagang dan depresiasi rupee,

(c) impor menurun karena melemahnya

permintaan emas, (d) investasi dan aktivitas

industri akan meningkat karena dukungan

kebijakan pemerintah (misalnya peningkatan

pasokan bahan bakar dan listrik, serta

pelonggaran aturan AMDAL pertambangan).

44 Secara keseluruhan tahun 2013, defisit perdagangan India turun 19% yoy. Sejalan dengan perkembangan tersebut, RBI memprediksi CAD di tahun fiskal 2013/14 akan turun hingga kurang dari 2,5% PDB, lebih rendah dibandingkan CAD tahun fiskal 2012/13 (4,8% PDB).

45 Pada 31 Januari 2014 pemerintah India merevisi realisasi PDB tahun fiskal 2012-2013 menjadi 4,5% yoy, dari 5%, karena kinerja sektor pertanian dan manufaktur yang rendah dan aktivitas pertambangan yang menurun.

Tabel 2.5 Perubahan Suku Bunga Kebijakan dan Aturan CRR RBI selama 2013

��������� ���������� ��������� �������� ��������� �������� ��������� ��������� �������� ��������� ���������

�����

��������������������

��������������������

�������������������������

��������������������

������������

��������������������

����������

��������������������

��������������������

������������������������������������������������������������������������������������

���������������������������������������

Page 67: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

55

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Sejumlah faktor akan mempengaruhi

pergerakan inflasi. Faktor yang mendorong

penurunan tekanan inflasi (dis-inflasi) antara

lain adalah output gap yang masih negatif,

serta moderasi kenaikan upah daerah dan

Minimum Support Price46. Sedangkan faktor

yang berpotensi menaikkan inflasi adalah

depresiasi rupee, kenaikan harga pangan,

serta kenaikan upah. Consensus Forecast47

memperkirakan inflasi CPI akan berada di level

8,3%, sementara WPI diperkirakan sebesar

6%.

Sejumlah faktor risiko juga masih

membayangi ekonomi India, baik dari sisi

domestik maupun eksternal. Di sisi domestik,

kerentanan berasal dari faktor cuaca (badai

El Nino) dan pemilihan umum. Hasil pemilu

sangat menentukan keputusan investasi di

kalangan pengusaha. Sebagai ilustrasi, pada

Juni 2013, pemerintah India telah membentuk

Project Monitoring Group (PMG) dengan tugas

mempercepat penyelesaian permasalahan

proyek-proyek yang terhenti. Sejauh ini, PMG

telah berhasil menangani 285 proyek dengan

total nilai USD80 miliar (sekitar 4,4% PDB),

dan sekitar 75% dari proyek tersebut bergerak

di sektor energi. Beberapa proyek telah mulai

beroperasi kembali, namun sebagian lainnya

masih menunggu hasil pemilu Mei mendatang.

Sementara dari sisi eksternal, risiko berasal dari

pengurangan stimulus AS yang dapat memicu

pembalikan modal asing dari India.

B.3. Korea

Ekonomi Korea mengalami penguatan

di TW4-13 dengan tumbuh sebesar 3,9% yoy

yang ditopang oleh investasi dan konsumsi.

Kinerja sektor eksternal juga mengalami

perbaikan dibandingkan kuartal sebelumnya.

Secara keseluruhan tahun 2013, ekonomi

Korea tumbuh 2,8%, lebih baik dibandingkan

pertumbuhan tahun 2012 sebesar 2,0%.

Inflasi selama TW4-13 masih cenderung lemah.

Rata-rata inflasi kian menurun menjadi 1,07%

yoy, dibandingkan 1,37% pada triwulan

sebelumnya. Penurunan inflasi disebabkan

high base effect, meningkatnya pasokan

produk pertanian dan peternakan, serta

menurunnya harga energi. Di tengah tekanan

inflasi yang masih lemah, Bank Sentral Korea

(BoK) mempertahankan kebijakan akomodatif

dengan menahan suku bunga kebijakan di

level 2,5%. Otoritas Korea optimis bahwa

pemulihan ekonomi domestik akan terus

berlanjut, ditopang oleh peningkatan konsumsi

domestik dan investasi, serta outlook kondisi

ekonomi global yang membaik. Sejumlah

faktor risiko masih membayangi, baik risiko

domestik maupun eksternal. Dari dalam negeri,

Korea menghadapi problem pelemahan sektor

properti, konstruksi dan tingginya utang rumah

tangga. Sedangkan risiko eksternal yang harus

dihadapi adalah pelemahan outlook China,

volatilitas pasar keuangan global, depresiasi

mata uang Jepang dan risiko ketegangan

politik dengan Korea Utara.

Melanjutkan perbaikan kinerja ekonomi

pada triwulan sebelumnya, pertumbuhan

ekonomi Korea TW4-13 diperkirakan mencapai

46 Minimum Support Price (MSP) adalah harga beli hasil panen petani oleh pemerintah, berapapun harga yang berlaku di pasar. Alat tersebut diharapkan dapat menjadi insentif bagi petani untuk berproduksi dan melindungi petani di saat gagal panen (ataupun ketika harga di pasar komoditas global menurun).

47 Februari 2014.

Page 68: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

56

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

3,9% yoy48, lebih tinggi dari TW3-13 yang

tumbuh 3,3% dan di atas proyeksi Consensus

Forecast49 sebesar 3,7%. Pertumbuhan PDB

tersebut merupakan yang tertinggi selama 11

kuartal terakhir, tetapi masih lebih rendah dari

rata-rata jangka panjangnya (2010 – 2012)

yang mencapai 4,0%. Secara keseluruhan

tahun 2013, ekonomi Korea tumbuh 2,8%

yoy, lebih tinggi dibandingkan PDB 2012 yang

mencatat pertumbuhan 2,0%, serta sesuai

dengan proyeksi IMF dan Consensus Forecast

Februari 2014. Investasi dan konsumsi menjadi

pendorong utama pertumbuhan ekonomi

Korea, dengan kontribusi terhadap PDB yang

terus meningkat50.

Investasi di TW4-13 tumbuh ke level

tertinggi dalam 13 kuartal terakhir (6,9% yoy),

mencerminkan keyakinan masyarakat bahwa

prospek ekonomi Korea pada beberapa kuartal

Grafik 2.55 PDB Grafik 2.56 PDB Berdasarkan Kontribusi

mendatang dapat tumbuh lebih baik. Facility

investment tumbuh mengesankan hingga

9,9% yoy, dari 1,5% di kuartal sebelumnya

karena meningkatnya investasi permesinan

dan transportasi. Investasi konstruksi juga

berhasil mempertahankan kinerjanya dengan

tumbuh 8,1% di TW4-13, meski melambat

dari triwulan sebelumnya yang mencapai 8,6%

akibat berkurangnya pembangunan gedung

dan civil engineering.

Aktivitas konsumsi Korea meningkat

ditopang oleh belanja pemerintah. Belanja

pemerintah di TW4-13 tumbuh sebesar 3,6%

yoy, lebih tinggi dari periode sebelumnya

sebesar 3,1%. Sementara belanja swasta selama

TW4-13 relatif stagnan dengan pertumbuhan

sebesar 2,2% yoy.51 Konsumsi masyarakat yang

cenderung stagnan dikonfirmasi oleh rata-rata

penjualan discount store dan mobil lokal yang

48 Advanced estimate Bank Sentral Korea.49 Februari 2014 50 Di TW4-13, Investasi berkontribusi sebesar 1,80% dan konsumsi

(1,67%), meningkat dari triwulan sebelumnya yaitu kontribusi investasi (1,58%) dan konsumsi (1,52%). Kontribusi sektor eksternal juga naik menjadi 0,64% dibandingkan TW3-13 sebesar 0,25%.

51 Belanja swasta TW3-13 tumbuh sebesar 2,1% yoy dan memiliki share sekitar 77% dari total konsumsi Korea.

����������

��������

�� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ����

��

��

��

���

���

���

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

���������

��������������

���������������

������������

�����������������

��������������

���� ���� ���� ���� ������ �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

��

��

��

���������� ���������

�������� ����������������������

�����������������

Page 69: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

57

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

masih terkontraksi, penjualan department

store yang kembali masuk ke zona kontraksi,

serta penjualan ritel yang menurun. Pelemahan

konsumsi masyarakat terutama diakibatkan

oleh tingginya utang rumah tangga. Data

OECD menunjukkan bahwa rasio utang rumah

tangga Korea pada tahun 2012 telah mencapai

153,4% dari gross disposable income, jauh di

atas rata-rata anggota OECD (121,3%). Untuk

menghindari kredit macet, rumah tangga

Korea cenderung mendahulukan kegiatan

menabung dan menahan konsumsi meskipun

mengalami kenaikan upah.

Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi

Korea pada TW4-13 ditopang oleh kegiatan

di sektor manufaktur. Pertumbuhan sektor

manufaktur pada triwulan laporan mencapai

5,0% yoy, lebih tinggi dibandingkan TW3-13

sebesar 3,9%, dan merupakan angka tertinggi

sejak delapan kuartal terakhir. Share sektor

manufaktur terhadap PDB juga meningkat

menjadi 28,8% dari PDB, lebih tinggi dari

28,6% pada triwulan sebelumnya. Kinerja

sektor manufaktur didorong oleh peningkatan

produksi otomotif, perlengkapan dan peralatan

elektronik, serta produk logam. Performa

positif tersebut dikonfirmasi oleh indikator

produksi industri dan Purchasing Managers

Index (PMI). Rata-rata produksi industri pada

TW4-13 sebesar 1,8% yoy, naik dibandingkan

triwulan sebelumnya (0,1%). Sementara

indikator PMI terlepas dari teritori kontraksi

yaitu dari 48,1 menjadi 50,5.

Tingkat penggangguran Korea terus

menurun secara gradual, dari 3,1% pada

TW3-13 menjadi 3% di TW4-13. Bahkan

pada November 2013 tingkat pengangguran

mencapai rekor terendah yang pernah dicapai

Korea yaitu 2,9%. Sektor yang banyak

menciptakan lapangan kerja selama triwulan

laporan adalah sektor jasa yang terkait dengan

bisnis, perseorangan, dan fasilitas umum; serta

perdagangan, akomodasi, dan makanan.

Grafik 2.58 PDB Berdasarkan SektorGrafik 2.57 Penjualan Dept. Store danDiscount Store

�����

���

���

���

��

��

��

��

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ������ ���� ���� ����

�����������������

��������������������

���������������������

�����

�����

�����

����

���

���

����

����

����

����

���� ���� ���� ������ �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

��� ���������������������������������

���������������������������������������������������

������������

�����������������

Page 70: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

58

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Kinerja sektor eksternal selama TW4-13

lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya.

Ekspor tumbuh hingga 4,8% yoy, meningkat

dibandingkan pencapaian pada TW3-13

sebesar 2,8%. Perbaikan ekspor didorong oleh

meningkatnya permintaan dari mitra dagang,

khususnya AS, EU dan China, sementara ekspor

ke Jepang dan ASEAN menurun. Komoditas

yang mengalami kenaikan ekspor terdiri dari

kapal, semikonduktor, otomotif, dan peralatan

elektronik rumah tangga.

Aktivitas impor di TW4-13 juga

meningkat menjadi 2,5% yoy dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 0,3% seiring

meningkatnya permintaan domestik. Kenaikan

impor terutama terjadi pada barang konsumsi

dan barang modal. Impor dari ASEAN, EU, AS,

dan China mengalami peningkatan, sedangkan

impor dari Jepang masih terkontraksi.

Kontraksi impor dari Jepang dipengaruhi

oleh pemberlakuan larangan impor ikan dari

kawasan sekitar reaktor nuklir Fukushima sejak

September 2013, serta kemiripan produk yang

Grafik 2.60 Tingkat PengangguranGrafik 2.59 Produksi Industri &PMI Manufaktur

�����������

���

��

��

��

��

��

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ������ ���� ���� ����

�����������������

����������������������

�����������������������

������������

���

���

���

���� ���� ���� ����� � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������

diproduksi Korea dan Jepang. Seiring perbaikan

ekspor impor, surplus neraca perdagangan

Korea meningkat menjadi USD13,4 miliar

dibandingkan TW3-13 sebesar USD11,3

miliar. Surplus transaksi berjalan juga melebar

hingga USD22 miliar dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar USD19 miliar, sekaligus

merupakan rekor tertinggi yang pernah dicapai

Korea. Secara keseluruhan tahun 2013, surplus

transaksi berjalan mencapai USD70,7 miliar,

meningkat 47% dibandingkan 2012 yang

hanya mencapai USD48,1 miliar.

Rata-rata inflasi selama TW4-13 menurun

menjadi 1,07% yoy, dari 1,37% pada triwulan

sebelumnya. Inflasi Oktober 2013 sebesar

0,9% merupakan yang terendah sejak Oktober

199952. Penurunan tekanan harga selama

TW4-13 disebabkan oleh high base effect53,

meningkatnya pasokan produk pertanian

dan peternakan, serta menurunnya harga

52 Inflasi September 1999 tercatat sebesar 0,76%, sedangkan Oktober 1999 sebesar 1,18% yoy (Sumber: www.inflation.eu).

53 Dampak taufan yang terjadi pada 2012.

Page 71: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

59

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Grafik 2.61 Neraca Perdagangan Grafik 2.63 Inflasi

Grafik 2.62 Current Account Grafik 2.64 Nilai Tukar Won

energi seiring apresiasi won dan penurunan

harga minyak internasional. Program free

childcare dan school lunch yang diluncurkan

pemerintah juga turut berkontribusi pada

penurunan inflasi. Sementara itu, inflasi inti

selama triwulan laporan justru meningkat

menjadi 1,77%, setelah stagnan di level 1,47%

selama dua triwulan sebelumnya. Peningkatan

tersebut antara lain disebabkan kenaikan tarif

fasilitas publik, seperti taksi dan listrik54. Secara

umum, rata-rata inflasi Korea selama 2013

adalah 1,3%, jauh lebih rendah dibandingkan

target inflasi pemerintah Korea (2,5%-3,5%)

maupun terhadap rata-rata inflasi selama

2010-2012 yang mencapai 3,05%.

Selama triwulan laporan, Bank Sentral

Korea (BoK) mempertahankan kebijakan

akomodatif dengan menahan suku bunga

54 Mulai 21 November 2013, tarif listrik Korea naik 5,4% sebagai bagian dari upaya untuk meredam permintaan energi listrik selama musim dingin serta mengatasi kerugian perusahaan listrik.

���������������

���

���

���

��

��

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������

�������������������������������������������

������

����

�����

���������������

����

���

���

����

����

����

���� ���� ���� ����

�� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

�����������������

����������

���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

�������������������������������������������������������������������������

�����������������

�������

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

�������

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������� ����

�����������������

Page 72: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

60

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

kebijakan seven-day repurchase rate sebesar

2,5%, setelah pada 9 Mei 2013 diturunkan

sebesar 25 bps. Respon kebijakan tersebut

dilatarbelakangi oleh fundamental ekonomi

Korea yang membaik, output gap negatif,

tekanan inflasi yang masih lemah dan masih

di bawah target pemerintah, capital inflow

yang masih tinggi dan apresiasi won. Tidak

seperti negara emerging lainnya yang selama

periode laporan terpaksa menaikkan suku

bunga akibat tekanan di sektor keuangan,

Korea termasuk negara yang resilien terhadap

dampak pengurangan stimulus moneter AS.

Resiliensi perekonomian Korea ditopang oleh

surplus neraca berjalan dan posisi cadangan

devisa yang tinggi. Surplus neraca berjalan

Korea per Desember 2013 mencapai USD6,4

miliar. Sedangkan cadangan devisa per akhir

Januari 2014 sebesar USD348,4 miliar, atau

cukup untuk membiayai sekitar 8,1 bulan

impor55.

Dengan kinerja ekonomi yang membaik,

otoritas Korea optimis bahwa pemulihan

ekonomi domestik akan terus berlanjut.

Pemulihan ekonomi akan ditopang oleh

peningkatan konsumsi domestik, peningkatan

investasi, dan outlook kondisi ekonomi

global yang membaik. BoK memperkirakan

pertumbuhan PDB Korea di 2014 akan mencapai

3,8% yoy56, lebih tinggi dari tahun 2013

sebesar 2,8%. Konsumsi swasta diperkirakan

dapat tumbuh mencapai 3,4%, lebih tinggi

dari 1,9% di 2013, seiring stabilitas sektor

ketenagakerjaan dan perbaikan pendapatan.

Tingkat pengangguran diperkirakan bertahan

di level 3%. Sementara inflasi diperkirakan

meningkat ke level 2,3% yang disebabkan

antara lain oleh kenaikan upah, kenaikan

harga energi, dan penghapusan potongan

pajak. Pemulihan ekonomi global (terutama

AS dan kawasan Euro) diperkirakan akan

meningkatkan kepercayaan bisnis dan

Grafik 2.65 Cadangan Devisa Grafik 2.66 Suku Bunga Kebijakan

55 Berdasarkan rata-rata nilai impor bulanan selama 2013. 56 Sumber: Economic Outlook 2014, Bank of Korea, Januari 2014

��������

���������������

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������

����

����

���

���

���

���

���

� � � �� � � � �� � � � �� � � � ������ ���� ���� ����

�����������������

����������������

���������������

Page 73: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

61

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

korporasi sehingga dapat mendorong industri

untuk melakukan ekspansi dan investasi. Di sisi

lain, Consensus Forecast (Februari 2014) dan

IMF (WEO Update Januari 2014) memprediksi

ekonomi Korea akan tumbuh di kisaran 3,5%

- 3,7% di tahun 2014.

Optimisme outlook perekonomian

Korea dihadapkan pada sejumlah faktor

risiko. Dari dalam negeri, risiko bersumber

dari sektor properti dan konstruksi yang masih

lemah, utang rumah tangga yang tinggi dan

risiko politik. Sementara, dari sisi eksternal,

Korea harus menghadapi risiko perlambatan

pertumbuhan ekonomi China, volatilitas

pasar keuangan global akibat pengurangan

stimulus AS, derasnya aliran modal masuk yang

mengakibatkan apresiasi won. Tingginya aliran

masuk selama ini telah memberikan tekanan

terhadap daya saing ekspor terutama terhadap

produk ekspor Jepang yang mata uangnya

cenderung terdepresiasi. Selain risiko ekonomi,

Korea juga menghadapi risiko ketegangan

politik dengan Korea Utara.

B.4. Malaysia

Pertumbuhan ekonomi Malaysia

pada kuartal terakhir 2013 meningkat tipis

dibandingkan periode sebelumnya menjadi

5,1% yoy. Peningkatan aktivitas ekonomi di

TW4-13 didominasi oleh kinerja ekspor dan

konsumsi swasta. Kinerja ekspor mengalami

perbaikan cukup signifikan, dipengaruhi oleh

pelemahan nilai tukar. Konsumsi swasta yang

relatif terjaga merupakan implikasi dari iklim

ketenagakerjaan yang stabil dan kebijakan 57 CF Februari 2014.

kenaikan upah minimum pekerja. Di sisi lain,

konsolidasi fiskal untuk menurunkan defisit

anggaran telah berdampak pada kenaikan

inflasi di sepanjang TW4-13.

Perekonomian Malaysia pada tahun

2013 berhasil tumbuh 4,7% yoy dan rata-rata

inflasi naik menjadi 2,1% yoy. Consensus

Forecast memperkirakan Malaysia dapat

melanjutkan performa positifnya dengan

tumbuh 5,1% pada 2014. Sementara terkait

tekanan harga, CF memprediksi inflasi Malaysia

akan meningkat ke level 3,2% yoy seiring

kenaikan administered price. Perekonomian

Malaysia masih dihadapkan pada sejumlah

persoalan antara lain dampak dari implementasi

konsolidasi fiskal, pelemahan ekonomi negara

emerging, serta volatilitas pasar keuangan dan

pasar modal.

Pertumbuhan ekonomi Malaysia pada

kuartal terakhir 2013 meningkat tipis ke level

5,1% yoy, dari triwulan sebelumnya sebesar

5,0%. Laju pertumbuhan PDB tersebut

merupakan yang tertinggi selama 4 kuartal

terakhir, serta melampaui Consensus Forecast57

yang memperkirakan ekonomi Malaysia akan

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya

menjadi sebesar 4,6%. Secara keseluruhan

tahun 2013, ekonomi Malaysia tumbuh

4,7% yoy, sesuai dengan forecast IMF dan

di atas proyeksi Consensus Forecast (4,5%).

Pencapaian tersebut juga sejalan dengan

proyeksi pemerintah Malaysia bahwa ekonomi

di 2013 akan tumbuh pada kisaran 4,5%-

5,0% yoy. Namun demikian, pecapaian di

Page 74: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

62

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

tahun 2013 masih lebih rendah dibandingkan

tahun 2012 (5,6%) serta merupakan PDB yang

terendah sejak krisis 1998.

Perbaikan ekonomi Malaysia pada

TW4-13 dipengaruhi oleh kinerja konsumsi

swasta dan ekspor. Konsumsi swasta masih

dapat tumbuh di level cukup tinggi yaitu

7,3% yoy meski menurun dibandingkan

TW3-13 sebesar 8,2%. Relatif terjaganya

konsumsi swasta merupakan implikasi

dari iklim ketenagakerjaan yang stabil dan

kebijakan kenaikan upah minimum pekerja58.

Sementara ekspor tumbuh 2,9% yoy, dari

1,7% pada TW3-13, yang merupakan level

tertinggi selama delapan kuartal terakhir.

Kinerja tersebut ditopang oleh pelemahan

nilai tukar dan peningkatan permintaan

mitra dagang, khususnya China, Hong Kong,

Australia, dan Korea. Di sisi komoditas, produk

Grafik 2.67 Pertumbuhan Ekonomi Grafik 2.68 Penuntun Konsumsi

����������

��������

�����

�����

�����

�����

����

���

���

����

����

����

����

����

���� ���� ���� ���� ���� ���� �������� ���� ���� �� ���� ���� ���� ���� �� ���� ���� ���� ���� ���� �� ��

����

����

����

����

���

���

���

���

���

����

����

����������������������������������������������������

�����������������

58 Sejak 1 Januari 2013, Malaysia menerapkan kebijakan upah minimum dengan kisaran kenaikan upah sekitar 33%-38% untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar pekerja beserta keluarga.

yang mengalami peningkatan ekspor secara

signifikan terdiri dari produk manufaktur

logam, refined petroleum, dan permesinan.

Secara sektoral, peningkatan kinerja

terjadi pada sektor manufaktur dan sektor

jasa, sedangkan sektor pertambangan dan

penggalian beralih ke zona kontraksi. Aktivitas

sektor manufaktur meningkat sebesar 5,1%

yoy, dari 4,2% pada kuartal sebelumnya.

Peningkatan tersebut ditopang oleh produksi

industri berorientasi ekspor dan domestik,

khususnya peralatan transportasi (sepeda

motor dan kapal). Sementara itu, pertumbuhan

sektor jasa – sebagai kontributor utama PDB -

meningkat 6,4% yoy dari 5,9% pada triwulan

sebelumnya. Peningkatan aktivitas terutama

terjadi di subsektor perdagangan dan jasa

komunikasi.

�����

���� ���� ���� ���� ���� ����

���

���

���

��

��

��

��

� � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�������������������������

���������������������������������������������������������������

�����������������

Page 75: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

63

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Grafik 2.69 Perbandingan Tingkat Utang Rumah Tangga (% PDB)

Grafik 2.71 Neraca Perdagangan

Grafik 2.70 Perbandingan Laju Pertumbuhan Rasio Utang Rumah Tangga terhadap PDB

Grafik 2.72 Defisit Anggaran (% PDB)

Selain kinerja ekspor yang meningkat

signifikan, impor juga membaik signifikan

dengan tumbuh 4,4% yoy dibandingkan TW3-

13 yang hanya sebesar 1,8%. Surplus neraca

perdagangan di TW4-13 mencapai RM27,4

miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang membukukan surplus

RM18,6 miliar. Kinerja neraca perdagangan

TW4-13 tersebut juga merupakan yang

tertinggi dalam 7 kuartal terakhir dengan

pencapaian terbaik di November 2013.

Terus membaiknya kinerja sektor eksternal

Malaysia pada paruh kedua 2013 menepis

kekhawatiran otoritas dan lembaga peringkat

terhadap pemburukan neraca perdagangan

lebih lanjut.

��

��

��

��

��

��

��

��

��

���� ������������ ���������

���������������������������������������������������������������������

������ �������� �������� ����� ��������� �������� ����� ��������� ����� ��������

����������������������������

��� ��� �� � � �� �� �� ��

�������������������������������

���������������������

���������������������������������������������������������������������������

����������������������������������������������������

�����������

��������������������������

������������������

�����������������

�����������������������

��������������������

��������������������

��

��

��

��

��

���

���

���

���

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ����� � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

���������������������������������������������

�����������������

�����

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

�������� �������� ���������

��������������������������������

Page 76: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

64

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Sementara itu, pertumbuhan investasi

di TW4-13 melambat menjadi 5,8% yoy,

dari 8,6% pada triwulan sebelumnya. Hal ini

dikonfirmasi pula oleh pertumbuhan produksi

industri yang menurun menjadi 3,5% yoy,

dibandingkan pada TW3-13 yang mencapai

3,7%. Penurunan produksi industri terutama

terjadi pada produksi industri pertambangan

yang terkontraksi 1% pada TW4-13 setelah

sebelumnya sempat tumbuh 2,2% yoy.

Sementara produksi industri manufaktur masih

menunjukkan perbaikan dengan mencatat

pertumbuhan 4,8% yoy pada triwulan laporan,

dari 4,3% pada TW3-13. Perbaikan kinerja

industri manufaktur terutama ditopang oleh

industri migas, kimia, karet, dan elektronik.

Inflasi sepanjang TW4-13 meningkat

cukup tinggi didorong oleh kenaikan harga

BBM, rasionalisasi subsidi gula, dan ekspektasi

peningkatan tarif listrik mulai Januari 201459.

Faktor lainnya yang turut mempengaruhi

tekanan harga di triwulan laporan adalah

kenaikan pajak tembakau yang telah

menyebabkan kenaikan harga kelompok

produk alkohol dan tembakau. Pada tahun

2013 Pemerintah Malaysia tengah melakukan

konsolidasi fiskal untuk menurunkan defisit

anggaran dengan target defisit sebesar 4%

PDB. Defisit anggaran Malaysia di 2012 tercatat

sebesar 4,5% PDB, lebih tinggi dibandingkan

peers di ASEAN.

Seiring kenaikan administered prices

tersebut, rata-rata inflasi CPI di TW4-13 naik

2,9% yoy, lebih tinggi dibandingkan TW3-

13 sebesar 2,2%. Bahkan tingkat inflasi pada

Desember 2013 sempat mencapai 3,2%,

melampaui batas atas target inflasi pemerintah

(2%-3% yoy). Penyumbang inflasi terbesar pada

periode laporan adalah transportasi (4,9%)

dan makanan (4%), sedangkan komponen-

59 Harga BBM naik sebesar 11% sejak September 2013, tarif listrik naik sebesar 16% mulai 1 Januari 2014, pajak tembakau naik 14% sejak 30 September 2013. Sementara itu, rasionalisasi subsidi gula telah berdampak pada kenaikan harga gula hingga 14%.

Grafik 2.73 Penuntun Investasi Grafik 2.74 Laju Inflasi

�����

���

���

���

���

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ����� � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������������������������������������������������������

�����������������

����������

�������������������������������������������������������������������������������������

����

���

���

���

���

���

���

���

���

� � � � �� � � � �� � � � ������ ���� ����

�����������������

Page 77: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

65

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Grafik 2.75 Suku Bunga Kebijakan

non makanan masih tumbuh moderat pada

tingkat 2,5%. Dengan meningkatnya inflasi di

triwulan akhir 2013, rata-rata inflasi Malaysia

keseluruhan tahun 2013 sebesar 2,1% yoy,

naik dibandingkan rata-rata inflasi 2012

(1,7%) dan berada dalam kisaran target inflasi

pemerintah (2%-3% yoy).

Sepanjang triwulan laporan, Bank

Sentral Malaysia mempertahankan suku bunga

kebijakan (overnight policy rate) di level 3%.

Tingkat suku bunga kebijakan tersebut telah

diberlakukan sejak Mei 2011 dan dianggap

memadai untuk mendukung aktivitas ekonomi

domestik di tengah pemulihan ekonomi

global yang masih lemah. Malaysia kembali

mempertahankan suku bunga kebijakan

tersebut pada rapat Dewan Gubernur Januari

2014.

Sejumlah faktor risiko masih membayangi

perekonomian Malaysia. Dari sisi domestik,

kerentanan terutama berasal dari implementasi

konsolidasi fiskal untuk mengatasi defisit

anggaran yang akan berdampak kepada

pelemahan konsumsi. Pemerintah telah

menargetkan untuk menurunkan defisit

anggaran menjadi 3,5% pada 2014 dan 3%

pada 2015. Dalam hal ini, pemerintah juga

menunda pelaksanaan beberapa proyek

infrastruktur untuk menurunkan defisit

anggaran. Sementara itu, risiko eksternal

berasal dari pelemahan outlook ekonomi

negara emerging, volatilitas pasar keuangan

dan aliran modal seiring pengurangan

stimulus negara maju. Consensus Forecast

memperkirakan Malaysia dapat melanjutkan

performa positifnya dengan tumbuh 5,1%

pada 2014. Sementara terkait tekanan

harga, CF memprediksi inflasi Malaysia akan

meningkat ke level 3,2% yoy seiring kenaikan

administered price.

B.5. Filipina

Ekonomi Filipina pada TW4-13 kembali

tumbuh melambat pasca dihantam bencana

topan Haiyan. PDB Filipina tumbuh 6,5%

yoy di TW4-13, lebih rendah dari triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,9%. Meski

melambat, pertumbuhan PDB Filipina masih

di atas proyeksi pemerintah dan consensus

forecast. Secara keseluruhan tahun, PDB

Filipina tahun 2013 mampu tumbuh 7,2% yoy,

tertinggi sejak 2010.

Peningkatan permintaan selama

perayaan natal dan liburan akhir tahun,

disertai daya beli masyarakat yang masih

di level tinggi berperan dalam menunjang

pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang

menjadi penopang utama pertumbuhan

������

���� ���� ���� ���� ���� ����

���

���

���

�����

�����

����

����

����

����

����

�����

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

������������������������������������������

�����������������

Page 78: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

66

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Filipina di triwulan laporan. Inflasi masih

terkendali di level 3,4%, meski cenderung

mengalami kenaikan dibanding triwulan

sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Filipina

ke depan diperkirakan akan terus membaik,

seiring dengan ekspektasi perbaikan ekonomi

negara maju dan pemulihan pasca bencana

yang terus diupayakan otoritas terkait.

Ekonomi Filipina pada TW4-13 kembali

tumbuh melambat, meskipun masih berada

pada level yang tinggi. Pertumbuhan PDB

pada TW4-13 mencapai 6,5% yoy, menurun

dari 6,9% pada triwulan sebelumnya. Meski

melambat, laju pertumbuhan tersebut jauh

di atas proyeksi Consensus Forecast60 yang

hanya sebesar 5,6%, dan juga kisaran

proyeksi Pemerintah sebesar 4,1% - 5,9%.

Angka proyeksi Pemerintah relatif rendah

setelah mempertimbangkan efek dari Topan

Haiyan yang diperkirakan dapat menurunkan

pertumbuhan sebesar 0,3-0,8%. Dengan

perkembangan tersebut, PDB Filipina sepanjang

2013 mampu tumbuh sebesar 7,2% yoy, lebih

tinggi dari triwulan sebelumnya (6,8%) dan

tertinggi sejak 2010. Pencapaian ini juga

lebih tinggi dari ekspektasi para ekonom

(6,9%)61 dan target Pemerintah di kisaran

6,0%-7,0%.

Kinerja ekonomi yang solid mendorong

lembaga peringkat meningkatkan peringkat

sovereign debt Filipina menjadi investment

grade. Menyusul Fitch (Maret 2013) dan S&P

(Mei 2013), Moody’s pada awal Oktober 2013

juga mengapresiasi kinerja positif ekonomi

Filipina dengan menaikkan sovereign rating

satu notch menjadi Baa3. Peningkatan rating

oleh Moody’s sesuai dengan prediksi pasar

setelah tanggal 25 Juli 2013 menempatkan

rating Filipina62 dalam “review for upgrade”.

Dari sisi penawaran, sektor jasa

dan industri masih menjadi motor utama

pertumbuhan ekonomi Filipina. Sektor jasa

tercatat tumbuh 6,5% yoy dan berkontribusi

sebesar 3,6% terhadap pertumbuhan PDB.

Sektor industri tercatat tumbuh paling tinggi

(8,4%) dan berkontribusi sebesar 2,8%.

Sementara sektor pertanian, kehutanan

dan perikanan yang tumbuh sebesar 1,1%,

memiliki kontribusi paling rendah terhadap

pertumbuhan PDB (0,1%). Sektor industri yang

mengalami pertumbuhan cukup pesat terutama

didorong kinerja manufaktur yang tumbuh

sebesar 12,3% yoy, tertinggi sejak 2010.

Momentum pertumbuhan tersebut diprediksi

masih akan berlanjut dalam satu sampai dua

tahun ke depan seiring sentimen bisnis yang

membaik. Dengan perkembangan ini, sektor

manufaktur diperkirakan mampu menyerap

tenaga kerja lebih banyak. Dalam jangka

menengah, dukungan pemerintah terhadap

kinerja sektor manufaktur dinilai sangat

penting untuk menciptakan pertumbuhan

ekonomi yang inklusif.

60 Februari 2014.61 Januari 2014.

62 Pada saat itu, rating Filipina adalah Ba1. Pemberian status review for upgrade didasari pertimbangan pertumbuhan ekonomi yang robust, kondisi fiskal yang sustainable, dan kondisi politik yang relatif stabil.

Page 79: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

67

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

63 Angka rata-rata dalam satu triwulan.

Di sisi permintaan, konsumsi rumah

tangga menjadi penopang utama pertumbuhan

Filipina. Di tengah perlambatan konsumsi

pemerintah dan investasi, konsumsi rumah

tangga menjadi engine of growth Filipina

pada periode ini. Aktivitas konsumsi rumah

tangga di TW4-13 mampu tumbuh 5,6%,

meskipun lebih rendah dibanding triwulan

sebelumnya (6,2%). Penurunan konsumsi

tersebut ditengarai turut dipengaruhi oleh

bencana topan yang menerpa Filipina pada

November 2013 sehingga meningkatkan harga

sejumlah barang kebutuhan. Di sisi lain, kinerja

konsumsi rumah tangga yang berkontribusi

sebesar 4,2% terhadap PDB juga ditopang

oleh tingginya penerimaan remitansi dan masih

terjaganya daya beli di level yang tinggi.

I nd i ka to r penun tun konsums i

menunjukkan perkembangan bervariasi.

Pertumbuhan penjualan ritel sedikit meningkat

menjadi 2,3% pada TW4-13, setelah tumbuh

2,07% pada periode sebelumnya. Sementara

pertumbuhan M1 riil (uang beredar) yang

Grafik 2.76 PDB Filipina Grafik 2.77 Indikator Penuntun Konsumsi

�����

��������

���

���

���

���

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ������ �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

����������������������������������

��������������������

�����������������

�����

���

���

���

���

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � ���

�������������

�����������

�������

�����������������

mencerminkan daya beli, tetap berada di level

tinggi meski mengalami sedikit penurunan

yaitu dari 24,5% yoy di TW3-13 menjadi

23,8% di TW4-1363. Di sisi lain, rata-rata

pertumbuhan penjualan kendaraan pada

TW4-13 2013 turun menjadi 10,7% yoy dari

sebesar 14,6% di TW3-13.

Kinerja investasi pada triwulan laporan

melambat, namun kinerja tahunannya

mengalami perbaikan. Aktivitas investasi

selama periode laporan melemah dan hanya

tumbuh 5,7% yoy, jauh di bawah pertumbuhan

di TW3-13 yang mencapai 15,6%. Namun

demikian, kinerja investasi pada TW1-13 dan

TW2-13 yang relatif tinggi mampu mendorong

kinerja investasi secara keseluruhan tahun

2013 tumbuh sebesar 20,95%, lebih tinggi dari

2012 yang terkontraksi sebesar 3%.

Sejumlah indikator aktivitas bisnis

masih menunjukkan perkembangan positif.

Indeks produksi manufaktur pada TW4-13

Page 80: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

68

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

tumbuh sebesar 18,7%, lebih tinggi dibanding

triwulan sebelumnya (9,9%). Sementara

kapasitas utilisasi relatif stabil dengan triwulan

sebelumnya yaitu 83,4%. Persepsi para pelaku

bisnis juga semakin optimis dengan indeks

ekspektasi bisnis TW4-2013 yang meningkat

cukup tinggi mencapai 52,3 dari 42,8 di

triwulan sebelumnya. Kenaikan tersebut terkait

dengan ekpektasi peningkatan permintaan

selama liburan dan perayaan natal, masa

panen, serta proyek-proyek konstruksi yang

berlangsung selama periode laporan.

Aktivitas perdagangan Filipina selama

TW4-13 berhasil tumbuh positif, meski

melambat dibandingkan periode sebelumnya.

Ekspor pada triwulan laporan tumbuh 6,4%

yoy, lebih rendah dari pencapaian TW3-13

sebesar 12,8% yoy. Pertumbuhan ekspor

didorong oleh meningkatnya permintaan

dari mitra dagang, khususnya Jepang, China,

Belanda, Singapura dan AS, sementara ekspor

ke Hongkong menurun. Dari sisi komoditas,

perbaikan kinerja ekspor tersebut terutama

dipengaruhi peningkatan ekspor komponen

elektronik, ignition wiring set, dan pakaian.

Pertumbuhan impor juga melambat ke level

1,9% yoy dari 16,4% pada TW3-13. Kontraksi

impor terutama terjadi pada kelompok produk

elektronik, bahan bakar mineral, dan bijih

logam. Sementara peningkatan impor terjadi

pada peralatan transportasi, produk medis

dan obat-obatan, permesinan elektrik, produk

dairy, dan getah buatan. Perkembangan

ekspor impor mengakibatkan defisit neraca

perdagangan menyempit.

Meski mengalami defis it neraca

perdagangan, neraca transaksi berjalan Filipina

diperkirakan masih mencatatkan surplus. Pada

TW4-13 defisit neraca perdagangan Filipina

menyempit menjadi USD1,44 miliar, dari

USD2,3 miliar pada TW3-13. Sementara neraca

berjalan Filipina pada TW3-13 mencatatkan

surplus sebesar USD3,2 miliar (5% dari PDB),

jauh lebih tinggi dari pencapaian pada triwulan

sebelumnya yang hanya surplus USD2,6 miliar

(3,8% dari PDB). Secara keseluruhan, selama

Grafik 2.78 Indikator Penuntun Investasi Grafik 2.79 Neraca Perdagangan

����������

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

���

���

���

���

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � ���

������������������������ ������������������������

�����������������

���������������

���

���

���

���

���

��

��

��

��

��

�����

�����

�����

����

���

����

����

����

���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������������������������������������

�����������������

Page 81: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

69

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Grafik 2.80 Tingkat Inflasi Grafik 2.81 Suku Bunga

Januari-September 2013 neraca berjalan

Filipina telah mencatatkan surplus sebesar

USD9,06 miliar jauh lebih tinggi dibandingkan

periode yang sama pada tahun 2012 yang

hanya surplus USD4,9 miliar. Performa transaksi

berjalan tersebut didukung oleh masih kuatnya

penerimaan remitansi yang berasal dari

Overseas Filipino’s Workers (OFWs). Seiring

penerimaan remitansi yang meningkat dan

defisit neraca perdagangan yang menyempit di

TW4-13, Filipina diperkirakan akan mencatat

surplus neraca berjalan yang cukup tinggi.

Aktivitas ekonomi yang masih relatif

tinggi di tengah tren perlambatan pertumbuhan

PDB, mendorong kenaikan inflasi. Rata-rata

inflasi TW4-13 mencapai 3,4% yoy, lebih tinggi

dibanding triwulan sebelumnya yang hanya

sebesar 2,4%. Meskipun meningkat, laju inflasi

tersebut masih dalam rentang target inflasi

di kisaran 4,0%+1%. Dengan keberhasilan

mengendalikan inflasi pada TW4-13, Bank

Sentral Filipina telah berhasil mencapai target

inflasi dalam 5 tahun terakhir secara berturut-

turut.

Peningkatan inflasi pada periode laporan

lebih disebabkan oleh peningkatan harga di

kelompok makanan. Inflasi kelompok makanan

mencapai 4,1% yoy dari 2,2% pada triwulan

sebelumnya. Hal ini disebabkan peningkatan

permintaan seiring dengan musim liburan,

sedangkan pasokan terkendala oleh kondisi

cuaca yang kurang kondusif. Sementara inflasi

kelompok non makanan hanya meningkat

2,1% dari 1,5% pada triwulan sebelumnya,

disebabkan oleh kenaikan tarif listrik. Inflasi

inti pada periode laporan juga menunjukkan

peningkatan dari 2,1% menjadi 2,9%.

Se j a l an dengan me l amba tnya

pertumbuhan ekonomi, Bank Sentral Filipina

(BSP) tetap mempertahankan suku bunga

kebijakan (overnight borrowing rate) di level

3,5%, tidak berubah sejak September 2012.

Inflasi yang terkendali serta momentum

�����

����

���

���

���

���

���

���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������������������������������������������

���������������

�����������������������������������������������������������������������������������

��������� �������������������������������������������

�����������������

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

��

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������

���������������

�����������������������������

Page 82: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

70

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

pertumbuhan ekonomi yang harus dijaga,

mendorong BSP untuk menahan suku bunga

kebijakan di level yang akomodatif. Keputusan

ini juga didukung oleh ekpektasi inflasi yang

masih terjaga. Hasil survei BSP menyimpulkan

bahwa ekspektasi inflasi untuk periode 2013-

2015 secara umum masih terjangkar. Rata-rata

ekspektasi inflasi untuk 2014 dan 2015 adalah

3,9% dan 3,6%. Meskipun berada dalam

target, ekspektasi inflasi pada akhir tahun 2013

cenderung meningkat dengan terganggunya

pasokan pangan karena rusaknya jalur distribusi

barang akibat badai. Selain itu, kenaikan tarif

listrik di kawasan Meralco juga meningkatkan

ekspektasi inflasi.

Di sisi anggaran pemerintah, defisit

fiskal sepanjang periode Januari-Oktober 2013

mencapai PHP112,5 miliar, lebih rendah dari

periode yang sama tahun lalu (PHP115,6 miliar).

Penurunan defisit disebabkan pengurangan

pengeluaran pemerintah oleh karena investasi

dan konsumsi swasta yang masih cukup kuat.

Dengan penghematan tersebut, pertumbuhan

pengeluaran pemerintah tercatat sebesar

10,5% yoy menjadi PHP1,5 triliun, sementara

penerimaan meningkat 11,8% yoy menjadi

PHP1,4 triliun.

Prospek pertumbuhan ekonomi Filipina

ke depan masih cukup kuat, meski dihadapkan

pada beberapa downside risk. Beberapa

faktor risiko yang menghadang antara

lain perkembangan ekonomi global yang

masih penuh ketidakpastian, kekhawatiran

perlambatan ekonomi China, dan dampak

bencana alam (Topan Haiyan).

Ke depan, pemerintah memproyeksikan

pertumbuhan PDB 2014 akan berada di kisaran

6,5%-7,5%, lebih tinggi dibandingkan prediksi

CF64 sebesar 6,4%. Sementara itu, tekanan

inflasi di 2014 diperkirakan sedikit meningkat

sebagai akibat kerusakan yang ditimbulkan

Topan Haiyan dan Santi yang melanda Filipina,

serta potensi kenaikan tarif listrik akibat

kerusakan instalasi listrik. Namun demikian,

risiko inflasi dimaksud diperkirakan hanya

bersifat temporer dan akan kembali terkendali

dalam kisaran target inflasi sebesar 3-5% di

2013-2014 dan 2-4% di 2015-2016.

B.6. Singapura

Perekonomian Singapura selama

TW4-13 mengalami tekanan dan tumbuh

lebih rendah. Ekonomi Singapura selama

TW4-13 diperkirakan tumbuh 4,4% yoy

atau lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencapai 5,9%. Pelemahan

pertumbuhan ekonomi Singapura dipengaruhi

oleh penurunan kinerja investasi, konsumsi,

dan perdagangan. Meskipun mengalami

perlambatan pada triwulan akhir 2013,

pencapaian ekonomi secara keseluruhan

tahun diperkirakan masih tumbuh lebih baik

dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan

PDB tahun 2013 diprediksi mencapai 3,7%,

lebih tinggi dari tahun 2012 sebesar 1,3%.

Tekanan inflasi pada triwulan laporan

kembali meningkat sebagai imbas dari kebijakan

64 Februari 2014.

Page 83: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

71

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

pengetatan tenaga kerja asing dan kenaikan

upah tenaga kerja lokal. Untuk itu, otoritas

moneter Singapura masih mempertahankan

kebijakan bias ketat untuk mengutamakan

pengendalian inflasi dibandingkan dengan

pertumbuhan ekonomi. Pemerintah juga

mesti berupaya menghadapi sejumlah risiko

antara lain ancaman stabilitas keuangan

nasional seiring kenaikan suku bunga KPR,

risiko kebijakan sektor tenaga kerja, serta

dinamika perkembangan ekonomi negara

mitra dagang.

Dengan s e j um lah r i s i ko yang

menghadang t e r sebu t , pemer in tah

memperkirakan ekonomi Singapura tahun

2014 akan mengalami penurunan menjadi

sekitar 2%-4% yoy. Prakiraan serupa juga

dikemukakan oleh IMF yang memprediksi PDB

tahun 2014 akan melemah menjadi 3,5%.

Setelah sempat mencatat kinerja

pertumbuhan ekonomi yang mengesankan

pada TW3-13 (5,9% yoy), ekonomi Singapura

kembali tertekan dan diperkirakan hanya

mampu tumbuh 4,4% di TW4-13 (advanced

estimate). Laju pertumbuhan PDB tersebut lebih

rendah dibandingkan perkiraan Consensus

Forecast (Februari 2014) yang memperkirakan

ekonomi Singapura mampu tumbuh 4,9% yoy

pada TW4-13. Kinerja investasi, konsumsi, dan

perdagangan internasional selama triwulan

laporan mengalami penurunan.

Secara sektoral, penurunan kinerja

dialami oleh seluruh sektor, baik sektor

manufaktur, konstruksi, dan jasa. Pertumbuhan

aktivitas sektor manufaktur melambat menjadi

Grafik 2.82 Pertumbuhan Ekonomi

���

�������������������

��������

���� ���� ���� ���� ���� ����

���

���

��

��

��

��

��

�����

�����

���

����

����

����

����

����

������������������������������������������������

��������� ����������������������������� ����������������

�����������������

3,5% yoy, dari 5,3% pada kuartal sebelumnya.

Perlambatan tersebut disebabkan oleh kontraksi

industri biomedis dan transport engineering.

Produksi biomedis yang selama ini menjadi

tumpuan pertumbuhan ekonomi Singapura

terkontraksi kian dalam di TW4-13 (minus

6,5% yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya

(minus 1%). Sementara perlambatan sektor

konstruksi disebabkan oleh moderasi aktivitas

konstruksi swasta. Sektor tersebut tumbuh

4,7% yoy, lebih lambat dibandingkan triwulan

sebelumnya (5,8%). Sedangkan perlambatan

industri jasa disebabkan penurunan ekspansi

sektor perdagangan grosir dan ritel, serta

sektor keuangan dan asuransi. Pertumbuhan

kinerja sektor jasa turun menjadi 5,5%, dari

6,5% pada TW2-14.

Pelemahan aktivitas ekonomi selama

TW4-13 di atas dikonfirmasi oleh indikator

Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur

Singapura yang menunjukkan tren menurun.

Rata-rata PMI TW4-13 sebesar 50,6, lebih

rendah dibandingkan periode sebelumnya

Page 84: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

72

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

(50,9). Bahkan pada Desember 2013 indeks

PMI Manufaktur Singapura terpuruk ke zona

kontraksi untuk pertama kalinya dalam 10

bulan terakhir menjadi 49,7. Sementara itu,

indikator produksi industri justru mengalami

perkembangan positif dengan tumbuh 6,2%

yoy pada TW4-13, dari 5,2% pada periode

sebelumnya. Perbaikan tersebut ditopang oleh

aktivitas produksi peralatan elektronik yang

terus mengalami ekspansi hingga 18,8% yoy,

dari 9,7% pada TW3-13.

Indikator penuntun konsumsi pada

TW4-13 semakin memperlihatkan pelemahan

sebagai dampak pemberlakuan kebijakan

makroprudensial di Singapura. Penjualan

ritel terkontraksi kian dalam menjadi hanya

7,9% yoy, dari minus 7,2% pada triwulan

sebelumnya. Sedangkan penjualan ritel non

kendaraan bermotor terkontraksi sebesar

0,1% setelah pada triwulan sebelumnya masih

mencatat pertumbuhan positif 1,2% yoy.

Otoritas Singapura telah menerapkan beberapa

langkah kebijakan makroprudensial untuk

meredam tingginya permintaan perumahan

- terutama yang ditujukan untuk investasi -

dan meningkatkan kehati-hatian di sektor

keuangan. Pengetatan aturan antara lain

dilakukan dengan menurunkan batas loan-

to-value ratio (LTV) untuk kredit pemilikan

rumah (KPR), menaikkan persyaratan down

payment (DP) minimum, membatasi maksimal

tenor KPR Residensial hingga 35 tahun,

menaikkan pajak real estate, menetapkan

batas maksimal rasio total utang terhadap

penghasilan, dan menaikkan pajak properti

(stamp duty). Selain itu, untuk meredam

permintaan kredit kendaraan bermotor,

Singapura membatasi tenor kredit maksimal

lima tahun dan pembatasan LTV.

Indikator penuntun sektor eksternal juga

memperlihatkan kontraksi yang semakin dalam.

Ekspor elektronik pada TW4-13 tumbuh minus

9,7% yoy, dari minus 5,4% pada TW3-13.

Demikian pula dengan ekspor non-minyak yang

terkontraksi sebesar 2% yoy, dari minus 1,5%

pada triwulan sebelumnya. Perkembangan

Grafik 2.83 Produksi Industri Grafik 2.84 Purchasing Managers’ Index

�������������������������

���� ���� ���� ������ �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

���

���

��

��

��

��

���

�����������������

����������������������������

���������

����������������������

�����������

�����������

���������������������

�������������

����������

����������

�����������������

�����������

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ������ �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

�����������������

Page 85: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

73

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Grafik 2.85 Indikator Penuntun Konsumsi

Grafik 2.86 Neraca Perdagangan Grafik 2.88 Tingkat Inflasi

Grafik 2.87 Komponen Ekspor

����������

���

���

���

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � ���

������������������������������������������������������������������������

�����������������

impor di TW4-13 juga memperlihatkan tren

melemah. Impor minyak terkontraksi sebesar

1,7% yoy, dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tumbuh mengesankan hingga 11,7%.

Sementara impor non-minyak masih berhasil

tumbuh positif 3%, dari 3,5% pada TW3-13.

Secara nominal, impor di triwulan laporan

(SGD118,5 miliar) tercatat jauh lebih rendah

dibandingkan ekspor (SGD131,7 miliar).

Dengan performa ekspor impor tersebut,

surplus neraca perdagangan Singapura

melebar menjadi SGD 13,2 miliar dari TW3-13

(SGD 11,5 miliar).

Tekanan inflasi pada triwulan laporan

kembali meningkat. Rata-rata inflasi (CPI)

mencapai 2,0% yoy pada TW4-13 setelah

pada triwulan sebelumnya tercatat 1,8%.

Peningkatan laju inflasi merupakan imbas dari

kebijakan pengetatan tenaga kerja asing yang

mendorong peningkatan upah tenaga kerja

lokal. Produk yang berkontribusi terhadap

kenaikan inflasi pada triwulan berjalan adalah

���������������

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

��

��

��

��

��

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

��������������������������������������������

�����������������

�����

�����

�����

�����

���

����

����

����

����

�����

�����

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

������������������

�������������������

�����������������������

������������

�����������������

�����

���

���

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

���

�������

���������

�������������������

����

�����������������

Page 86: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

74

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

makanan, rekreasi, dan perumahan. Meski

cenderung meningkat, rata-rata inflasi selama

Januari 2013 yang mencapai 2,4% masih

berada dalam kisaran sasarannya sebesar

2-3%.

D i da lam meny ikap i d inamika

perkembangan ekonomi domestik maupun

global, Singapura mempertahankan kebijakan

yang telah diputuskan sejak April 2012. Dalam

Monetary Policy Statement yang dirilis oleh

MAS pada Oktober 2013, otoritas Singapura

menyatakan mempertahankan band kebijakan

nilai tukar yang mengijinkan terjadinya

apresiasi dolar Singapura secara modest

dan bertahap terhadap basket currencies

(NEER) tanpa mengubah slope, lebar dan nilai

tengah band nilai tukar tersebut. Kebijakan

ini diyakini mampu mengurangi tekanan

inflasi dan mengarahkan ekspektasi inflasi,

serta mendukung restrukturisasi ekonomi.

Lebar band yang berlaku saat ini juga diyakini

mampu mengakomodir fluktuasi nilai tukar

yang bersifat temporer. Kebijakan tersebut

dilakukan dengan mempertimbangkan risiko

antara ketidakpastian permintaan global dan

meningkatnya tekanan inflasi domestik.

Secara keseluruhan tahun 2013,

pemerintah memprediksi ekonomi Singapura

tumbuh 3,7% yoy, sesuai dengan target

pemerintah (3,5% - 4%) dan proyeksi

Consensus Forecast. Kinerja tersebut lebih

baik dibandingkan tahun fiskal sebelumnya

(1,3%) dan juga lebih tinggi dari proyeksi

Otoritas Moneter Singapura (2,5% - 3,5%).

Sementara itu, IMF memperkirakan ekonomi

Singapura di 2013 tumbuh sebesar 3,5%.

Untuk pencapaian tahun 2014, Pemerintah

Singapura memperkirakan pertumbuhan

ekonomi akan melambat ke kisaran 2%-4%.

Sejalan dengan itu, IMF juga memprediksi

bahwa ekonomi Singapura akan turun ke level

3,4%. Berbeda dengan pemerintah dan IMF,

WEO justru lebih optimis dengan perkiraaan

pertumbuhan PDB Singapura sebesar 3,8%.

Perkembangan ekonomi Singapura

ke depan akan dihadapkan pada sejumlah

risiko. Dari dalam negeri, Singapura harus

menghadapi ancaman stabilitas keuangan

nasional seiring dengan kenaikan suku bunga

KPR, serta risiko kebijakan pengetatan tenaga

kerja asing dan kenaikan upah. Sedangkan

faktor ekstenal yang perlu diantisipasi adalah

dinamika perekonomian negara mitra dagang

khususnya China, AS, dan Eropa yang

berpotensi mengganggu permintaan ekspor.

Terkait tekanan harga, MAS memprediksi

CPI tetap berada di kisaran 2%-3% yoy.

Sementara IMF dan CF memprediksi inflasi

masing-masing akan sebesar 2,7% dan 2,8%.

Peningkatan tekanan harga tersebut didorong

oleh kenaikan upah dan pasar tenaga kerja

yang tetap ketat. Seiring kondisi tersebut,

Otoritas Moneter Singapura diperkirakan masih

mempertahankan kebijakan bias ketat sejalan

dengan keputusan untuk lebih mengutamakan

pengendalian inflasi dibandingkan dengan

mendorong pertumbuhan.

Page 87: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

75

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

B.7. Thailand

Pe r ekonom ian Tha i l and t e ru s

melanjutkan tren penurunannya yang dimulai

sejak awal tahun 2013. Perkembangan terkini

menunjukkan bahwa pertumbuhan PDB

Thailand pada TW4-13 hanya sebesar 0,6%

yoy, menurun drastis dari triwulan sebelumnya

sebesar 2,7%. Konflik politik berkepanjangan

yang berpengaruh negatif terhadap aktivitas

investasi, konsumsi dan pariwisata, menjadi

penyebab utama pelemahan ekonomi

negeri gajah putih. Penurunan konsumsi

mengakibatkan inflasi TW4-13 tertahan di level

rendah yaitu 1,7% dan jauh di bawah kisaran

target BoT. Tidak hanya itu, aksi demonstrasi

rakyat telah menyebabkan keguncangan pada

pasar keuangan, ditandai dengan depresiasi

nilai tukar dan aliran modal keluar.

Dengan memperhatikan bahwa Thailand

telah berpengalaman dalam mengatasi

beberapa konflik politik sebelumnya, lembaga

rating masih optimis dengan kondisi ekonomi

Thailand. Demonstrasi yang masih terbatas

di kota Bangkok dan belum mengganggu

keseimbangan fiskal menjadi pertimbangan

bagi Moody’s untuk mempertahankan rating

investment grade.

Perkembangan ekonomi Thailand

masih dihadapkan oleh sejumlah persoalan

seperti instabilitas politik domestik, utang

rumah tangga yang tinggi, serta volatilitas

pasar keuangan dan aliran modal seiring

pengurangan stimulus AS. Dengan tantangan

tersebut, BoT menurunkan proyeksi ekonomi

2014 ke kisaran 4% yoy dari sebelumnya 4,8%.

Kemenkeu Thailand bahkan menurunkan

prakiraan PDB sebanyak dua kali dalam kurun

waktu kurang dari satu bulan menjadi 3,1%,

dari sebelumnya 4% dan 5,1%.

Pertumbuhan ekonomi Thailand pada

TW4-13 cenderung terus menurun dengan

mencatat pertumbuhan sebesar 0,6% yoy

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

2,7%. Pertumbuhan PDB Thailand tersebut

merupakan level terendah dalam 7 kuartal

terakhir dan dibawah ekspektasi Consensus

Forecast (CF) sebesar 0,8%. Pelemahan PDB

dipengaruhi oleh rendahnya kinerja konsumsi

dan investasi akibat konflik politik yang berlarut-

larut65. Dengan pelemahan aktivitas ekonomi

di triwulan akhir, pertumbuhan ekonomi

tahun 2013 tumbuh sebesar 2,9%, jauh lebih

rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang

mencapai 6,5% meski terjadi bencana banjir.

Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 tersebut

juga lebih rendah dari prakiraan Bank Sentral

Thailand dan CF yaitu 3%.

65 Konflik politik dimulai sejak 31 Oktober 2013.

Grafik 2.89 PDB

�����

��������

���

���

���

���

���

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

�� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

�������� ��������

�������������������

�����������������

Page 88: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

76

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Perlambatan ekonomi Thailand terutama

disebabkan oleh anjloknya konsumsi dan

investasi. Konsumsi rumah tangga pada

TW4-13 terkontraksi sebesar 4,5% yoy,

memburuk dibandingkan triwulan sebelumnya

yang terkontraksi sebesar 1,2%. Sejalan

dengan itu, rata-rata penjualan ritel selama

TW4-13 terkontraksi 8,9% yoy, lebih rendah

dari TW3-13 yang tumbuh minus 5,4%.

Penjualan kendaraan bermotor juga semakin

terpuruk dengan penjualan mobil penumpang

pada TW4-13 yang turun sebesar 41,3% yoy,

lebih dalam dibandingkan penurunan yang

terjadi di TW3-13 (minus 24,8%). Sementara

pertumbuhan penjualan motor terkontraksi

14,7% yoy, dari minus 8,6% pada periode

sebelumnya. Memburuknya kondisi politik

juga berdampak pada tingkat kepercayaan

konsumen, ditunjukkan oleh consumer

confidence index yang turun ke level 73,4

pada Desember 2013 dari 77,9 di September

2013.

Selain disebabkan oleh problem

politik, pelemahan konsumsi domestik turut

disebabkan oleh tingginya utang rumah

tangga. Rasio utang rumah tangga terhadap

PDB pada TW4-13 naik menjadi 80,1%,

dari 79,2% di triwulan sebelumnya, atau

mengalami kenaikan sekitar 25% dari tahun

200866. Menurut BoT, rasio di atas 80% dapat

membahayakan stabilitas keuangan Thailand.

Pertumbuhan kredit yang pesat di Thailand

didorong oleh pelonggaran persyaratan

kredit pasca bencana banjir 2011 serta

66 Rasio utang rumah tangga terhadap PDB tahun 2008 hanya sebesar 55%-65%. Sumber BOT.

stimulus pemerintah berupa potongan pajak

pembelian bagi penduduk yang baru pertama

kali membeli rumah ataupun kendaraan (first-

time buyer).

Ketergantungan sektor rumah tangga

Thailand terhadap utang juga dikemukakan

oleh Standard & Poor’s (S&P). Menurutnya,

rasio utang terhadap rata-rata pendapatan

tahunan rumah tangga di 2012 naik menjadi

1,22 kali dari 0,97 kali pada 2008. Kondisi

ini mengakibatkan penurunan daya beli

masyarakat dan sekaligus menaikkan non-

performing loan (NPL) khususnya pada

kredit otomotif dan kondominium. S&P pada

Oktober 2013 mengeluarkan peringatan

bahwa tingginya utang rumah tangga Thailand

dapat mengancam kesehatan perbankan

serta mengakibatkan ketidakseimbangan

ekonomi. Dalam perkembangan selanjutnya,

untuk meredam pertumbuhan kredit dan

mencegah kerentanan lebih lanjut, mulai

pertengahan 2013 BoT menempuh kebijakan

makroprudensial dengan menurunkan loan to

value (LTV) KPR dan memperketat persyaratan

kredit konsumsi.

Inves tas i te rkont raks i semak in

dalam dengan tumbuh minus 11,3% yoy

dibandingkan TW3-13 (-6,3%). Aktivitas

produksi serta rencana investasi menurun

akibat konsumsi yang melemah. Rata-rata laju

manufacturing production index terkontraksi

kian dalam (-7,0% yoy), dari minus 3,5%

pada periode sebelumnya, dan merupakan

yang terendah selama 2013. Penurunan

tersebut terutama terjadi pada sektor alat-alat

elektronik (terkontraksi 8,4% yoy), makanan

Page 89: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

77

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

67 Berdasarkan estimasi KADIN Thailand.

dan minuman (-12%) serta kendaraan

bermotor (-26,1%). Seiring dengan penurunan

aktivitas manufaktur, rata-rata manufacturing

capacity utilization index juga melemah ke level

62,2%, melanjutkan penurunan pada triwulan

sebelumnya (63,9%).

Gejolak politik juga telah berdampak

buruk pada penerimaan sektor pariwisata

yang berkontribusi sekitar 7% terhadap

PDB. Pasalnya, telah lebih dari 45 negara

mengeluarkan travel warning bagi warganya

untuk menghindari bepergian ke Thailand.

Sektor Pariwisata Thailand menurun drastis

dari TW3-13 sebesar 26,1%, menjadi 10,7%

di TW4-13. Kerugian yang diderita sektor

pariwisata mencapai 700 juta hingga 1 miliar

bath per hari (US$ 21,2 - 30,3 juta) yang

bersumber dari penurunan konsumsi sekitar

500 juta baht (USD15,1 juta) per hari, dan

hilangnya potensi pendapatan dari wisatawan

sebesar 200-500 juta baht (USD 6 juta - 15,1

juta) per hari67.

Krisis politik telah mengakibatkan

ter jadinya pelar ian modal as ing dar i

perekonomian Thailand. Pada saat yang

hampir bersamaan, Thailand juga menghadapi

turbulensi pasar keuangan akibat rencana

pengurangan stimulus moneter AS. Sejak 31

Oktober 2013, telah terjadi capital outflow

dari pasar saham dan obligasi Thailand hingga

lebih dari USD4 miliar. Kondisi tersebut

mengakibatkan CDS Thailand naik menjadi

169,5 pada 27 Januari 2014, merupakan level

tertinggi sejak Januari-2012.

Di sektor eksternal, kinerja ekspor di

TW4-13 mengalami sedikit perbaikan meski

masih di zona kontraksi seiring dengan

permintaan global yang masih lemah. Ekspor di

TW4-13 terkontraksi 0,9% yoy dibandingkan

triwulan sebelumnya (-1,7%). Penurunan

ekspor terutama terjadi pada material konstruksi

(-39,4% yoy), beras (-9,9%), dan makanan

(-6,6%). Sementara impor melanjutkan tren

penurunannya dan semakin terkontraksi

Grafik 2.90 Indikator Penuntun Investasi Grafik 2.91 Neraca Perdagangan

�����������

���

���

���

��

��

��

��

���

��

��

��

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������������������������������������������������������������������������������������������������

�����������������

���������������

���

���

���

��

��

��

��

���

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

��

��

��

��

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

������������������ ����������� ����������

�����������������

Page 90: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

78

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Tabel 2.6 Pasar Keuangan

������ ������ ����������� ������ ������ ����������� ������ ������ �����������

������������������������������

�������

��������

��������

��������

���������

�����

�����

�����

����

�����

�����

�����

�����

����

������

����

�����

�����

�����

�����

�����

������

������

������

������

�����

������

������

������

������

�����

�����

�����

����

����

������

����

������

������

������

������

������

������

�����

�����

����

�����

�����

����

����

����������������������������������������������������

sebesar 7,7%, dari TW3-13 yang terkontraksi

2,9%. Penurunan impor terutama terjadi pada

kelompok bahan baku non energi (-11,4% yoy),

barang modal (-14,1%), serta produk otomotif

(-31,6%). Kinerja ekspor dan impor yang masih

lemah tersebut mengakibatkan surplus neraca

perdagangan Thailand menyempit menjadi

USD3,8 miliar, dari sebelumnya USD5 miliar.

Secara keseluruhan tahun 2013, kinerja ekspor

dan impor melemah, masing-masing menjadi

minus 0,2% yoy dan minus 0,4% yoy.

Neraca transaksi ber ja lan pada

TW4-13 cenderung membaik. Hal ini

disebabkan oleh meningkatnya pendapatan

sektor jasa yang kembali positif mencapai

USD1,3 miliar, setelah dua kuartal sebelumnya

selalu defisit. Dengan pendapatan jasa tersebut,

surplus current account Thailand membaik

menjadi USD5,2 miliar, dari terkontraksi

USD0,9 miliar di TW3-13. Namun demikian,

secara keseluruhan tahun 2013, current

account Thailand mengalami defisit sebesar

USD2,8 miliar.

Kinerja neraca pembayaran Thailand

mengalami pelemahan seiring besarnya capital

outflow. Pada TW4-13, neraca transaksi modal

dan finansial mengalami defisit sebesar USD7,9

miliar. Secara keseluruhan tahun 2013, neraca

Grafik 2.92 Neraca berjalan Grafik 2.93 Tingkat Inflasi

����������

�����

�����

�����

����

����

����

����

����

���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

���������������

�����������������������������

�����������������

�����������������

�����

����

����

���

���

���

���

���

����

����

���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � ��

���������������������������������������������������������������������������������������������������������

�����������������

Page 91: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

79

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

pembayaran Thailand mengalami defisit sebesar

USD5,0 miliar, berkebalikan dari pencapaian di

tahun 2012 yang justru mampu mencatatkan

surplus sebesar USD5,0 miliar. Defisit neraca

pembayaran yang dialami Thailand berdampak

pada penurunan cadangan devisa menjadi

hanya sebesar USD167,2 miliar di tahun 2013,

dari USD181,6 miliar di 2012.

Tekanan harga selama TW4-13 relatif

stagnan dibandingkan kuartal sebelumnya

di level 1,7% yoy, jauh di bawah target

BoT (2,8%-3,4%) dan merupakan level

terendah sejak triwulan akhir 2009. Penurunan

permintaan domestik akibat krisis politik serta

peningkatan beban utang rumah tangga

menjadikan inflasi Thailand selama 2013

relatif rendah. Berdasarkan komponennya,

penurunan inflasi terutama terjadi pada

kelompok harga jasa transportasi, pakaian,

serta jasa kesehatan. Secara keseluruhan 2013,

rata-rata inflasi Thailand sebesar 2,2% yoy,

relatif sama dengan rata-rata periode 2011-

2012 sebesar 2,2%, namun masih di bawah

target inflasi pemerintah.

Merespon berbagai perkembangan di

atas, BoT memangkas suku bunga kebijakan

ke level 2,25% pada RDG November 2013,

dan dipertahankan pada RDG 22 Januari 2014.

BoT berpandangan kebijakan moneter saat

ini sudah cukup akomodatif dan mendukung

pemulihan ekonomi. Meski disadari bahwa

situasi politik menjadi risiko jangka pendek bagi

ekonomi, namun fundamental ekonomi yang

kuat diharapkan dapat membantu ekonomi

domestik mengatasi risiko tersebut. Selain itu,

BoT juga menyatakan bahwa stabilitas sektor

keuangan tetap menjadi prioritas utama bagi

pemulihan ekonomi kedepan. Upaya BoT

untuk menjaga stabilitas sektor keuangan

antara lain adalah dengan menerapkan

kebijakan moneter non konvensional berupa

LTV pada kredit perumahan dan pengetatan

persyaratan kredit untuk kredit konsumsi. Hal

ini dilakukan untuk mencegah peningkatan

NPL di sektor perbankan, terutama di segmen

kredit konsumsi.

Lembaga pemeringkat internasional

masih tetap optimis dengan kondisi Thailand.

Fitch berpendapat bahwa gejolak politik

bukanlah hal yang baru bagi Thailand. Negara

tersebut juga telah terbukti berhasil mengatasi

gejolak politik sejak 2006, sebagaimana rata-

rata PDB 2008-2013 yang mencapai 2,9%,

lebih tinggi dibandingkan rata-rata PDB

peers (2,6%). Fitch memprediksi ekonomi

Thailand akan kembali pulih jika tekanan

politik mereda, dan pertumbuhan ekonomi

berpotensi mencapai 3,5%. Namun demikian,

Fitch juga mengemukakan bahwa Pemilu

2 Februari 2014 belum berhasil mengatasi

eskalasi gejolak politik. Tekanan politik saat ini

telah berdampak negatif terhadap ekonomi,

sebagaimana ditunjukkan oleh kontraksi

output manufaktur di TW4-13 serta penurunan

outlook 2014 oleh pemerintah.

Pendapat Fitch tersebut senada

dengan Moody’s yang pada 16 Januari 2014

menyatakan bahwa protes anti-pemerintah

sejauh ini masih terbatas di kawasan ibu

kota (Bangkok) dan belum mengancam

keseimbangan fiskal Thailand. Perubahan

peringkat (rating) baru akan dilakukan apabila

Page 92: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

80

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

instabilitas politik meningkat hingga ke level

yang membahayakan fundamental ekonomi,

terjadi penyimpangan disiplin fiskal yang

menyebabkan defisit melebar atau peningatan

utang pemerintah. Moody’s juga memprediksi

ekonomi Thailand tidak akan turun hingga

di bawah 3%, sehingga kemungkinan kecil

terjadi perubahan rating dalam 18 bulan

kedepan. Thailand telah mencapai investment

grade dengan peringkat Baa1 (Moody’s), dan

BBB+ (Standard & Poor’s dan Fitch Ratings)

dengan outlook Stable. Selain itu, peringkat

Thailand di Ease of Doing Business pada 2013

dan 2014 juga mampu bertahan di ranking

18 dunia.

Prospek ekonomi ke depan diperkirakan

masih akan menghadapi sejumlah tantangan

terutama berasal dari instabilitas politik

domestik, utang rumah tangga yang masih

tinggi, serta volatilitas pasar keuangan dan

aliran modal seiring pengurangan stimulus

negara maju. Sejalan dengan kondisi tersebut,

BoT telah menurunkan proyeksi ekonomi 2014

ke kisaran 4% yoy dari 4,8%, mengingat

gejolak politik yang terjadi akan menurunkan

kepercayaan bisnis dan investasi. Sementara

itu, Kemenkeu Thailand pada 16 Januari 2014

menurunkan forecast PDB untuk kedua kalinya

menjadi 3,1%, setelah pada 26 Desember

2013 proyeksi diturunkan dari 5,1% menjadi

4%. Sedangkan Consensus Forecast (Februari

2014) memperkirakan ekonomi tumbuh 3,2%.

Ekonomi diharapkan ditopang oleh pemulihan

investasi di paruh kedua 2014.

Terkait tekanan harga, otoritas Thailand

menetapkan inflasi pada kisaran 2%-2,8%,

dengan didasari asumsi: (a) pemerintah akan

melanjutkan pemberian subsidi diesel, subsidi

tiket kereta dan bis, serta subsidi pendidikan;

(b) harga minyak Dubai di kisaran USD95-115/

barel; (c) nilai tukar diproyeksikan pada 29-34

baht/USD; dan PDB sebesar 3%-5%. Namun

apabila subsidi diesel dihapuskan maka inflasi

diperkirakan meningkat hingga 3%-3,8%,

mengingat diesel berkontribusi paling besar

terhadap biaya manufaktur dan transportasi.

Sementara Consensus Forecast memprediksi

inflasi Thailand di 2014 akan meningkat

menjadi 2,4%.

B.8. Vietnam

Perba ikan ekonomi V ietnam d i

TW4-13 menunjukkan kebijakan yang diambil

oleh pemerintah dan bank sentral mampu

membawa perekonomian menuju ke arah yang

lebih baik. Otoritas yang semakin responsif

mampu mendorong PDB tumbuh 6,04% yoy di

TW4-13, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya

sebesar 5,54%. Pertumbuhan ekspor yang

cukup pesat disertai aliran masuk investasi

asing (FDI) juga dinilai turut berperan dalam

mendorong aktivitas ekonomi pada triwulan

laporan. Secara keseluruhan tahun 2013,

PDB Vietnam tumbuh 5,42% yoy dengan

tren pertumbuhan yang terus meningkat

di setiap triwulan. Pertumbuhan ekonomi

Vietnam di 2013 terutama disumbang oleh

konsumsi dan investasi, seiring perbaikan

di sektor manufaktur. Perkembangan inflasi

pada triwulan laporan juga menunjukkan

keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan

Page 93: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

81

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

inflasi hingga berada di bawah target (8%).

Pertumbuhan ekonomi Vietnam ke depan

diperkirakan akan terus membaik, seiring

dengan ekspektasi membaiknya ekonomi

negara maju dan reformasi struktural yang terus

diupayakan pemerintah dan bank sentral.

Kinerja ekonomi Vietnam di 2013

mengindikasikan proses pemulihan masih

terus berjalan. Tren pertumbuhan PDB yang

cenderung meningkat di setiap triwulan

memperlihatkan perkembangan ekonomi

Vietnam menuju ke arah yang lebih baik.

Kondisi tersebut tercermin dari PDB TW4-13

yang terakselerasi menjadi 6,04% yoy, dari

5,54% di TW3-13. Atas perkembangan ini,

PDB Vietnam di 2013 diperkirakan tumbuh

mencapai 5,42%, lebih tinggi dari proyeksi

Consensus Forecast68 sebesar 5,3%. Secara

umum, meski PDB tahun 2013 tumbuh sedikit

lebih rendah dari target 5,5%, kinerja ekonomi

68 Februari 2014.

Vietnam di 2013 mengalami peningkatan

dibandingkan tahun 2012 sebesar 5,25%.

Pertumbuhan PDB 2013 terutama

ditopang oleh aktivitas konsumsi yang tumbuh

sebesar 5,36% yoy dan berkontribusi sebesar

3,72% terhadap pertumbuhan PDB. Disusul

oleh investasi yang tumbuh sebesar 5,45%

dan berkontribusi sebesar 1,62%, serta net

ekspor yang menyumbang 0,08% terhadap

pertumbuhan PDB. Secara sektoral, sektor

jasa tercatat tumbuh paling tinggi (6,56%)

dan berkontribusi sebesar 2,85% terhadap

pertumbuhan PDB. Disusul oleh sektor industri

dan konstruksi yang tumbuh 5,43% dan

berkontribusi sebesar 2,09%. Sementara sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan yang

tumbuh sebesar 2,67% memiliki kontribusi

paling kecil terhadap pertumbuhan PDB

(0,48%).

Grafik 2.94 PDB Vietnam Grafik 2.95 PDB Vietnam

�����

���� ����

���� ����

���� ����

���� ����

��

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

�����������������������������������������������������

�����������������

���

�����

���� ���� ���� ���� ���� ���� ������������������������������������������������������������

���

���

���

���

���

���

���

���

���

������

�����������������

Page 94: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

82

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Grafik 2.96 Penjualan Ritel Grafik 2.97 Indikator Penuntun Konsumsi

Seiring terakselerasinya pertumbuhan

PDB di TW4-13, indikator penuntun konsumsi

menunjukkan perbaikan di triwulan laporan.

Penjualan ritel pada TW4-13 meningkat

menjadi 12,6% yoy, dari 12,4% pada triwulan

sebelumnya. Sementara pertumbuhan

penjualan kendaraan meningkat menjadi

19,1% yoy, dari 18,8% di TW3-13. Namun

demikian, indikator penuntun konsumsi

memperlihatkan pergerakan yang bervariasi

selama tahun 2013. Penjualan ritel cenderung

tumbuh melambat di sepanjang 2013 bila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal

ini sebagai imbas dari melemahnya permintaan

konsumen yang membatasi pembelian sesuai

kebutuhan. Sebaliknya, penjualan kendaraan

memperl ihatkan perkembangan yang

mengesankan di 2013 sebagai implikasi dari

penurunan biaya registrasi mobil baru (untuk

penumpang kurang dari 10 orang) dari 15-20%

menjadi 10-15% sejak 1 April 2013. Selain itu,

penawaran pembiayaan yang menarik disertai

berbagai promosi yang ditawarkan oleh

produsen juga turut mendorong peningkatan

penjualan kendaraan.

Secara sektoral, sektor manufaktur

berperan penting terhadap perkembangan

produksi industri di triwulan laporan. Produksi

industri pada TW4-13 tercatat tumbuh

mencapai 6,2% yoy, lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya (6,04%). Peningkatan

produksi industri terutama didorong oleh

ekspansi sektor manufaktur. Produksi

manufaktur yang membaik tercermin dari

indeks PMI manufaktur yang mencapai 51,2

pada TW4-13, meningkat dari 49,8 di triwulan

sebelumnya. Perkembangan indeks produksi

manufaktur didukung oleh upaya penciptaan

harga yang lebih kompetitif di kalangan

produsen. Hal ini mendorong peningkatan

order baru yang diiringi oleh meningkatnya

permintaan ekspor di triwulan laporan.

Penanaman investasi asing di Vietnam

menunjukkan perkembangan yang menjanjikan.

Hal ini ditengarai sebagai imbas dari ekspansi

�����

�����

�����

���

����

����

����

����

�����

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

������������ ������ ���������������������������������

�����������������

����������

���

���

���

��

��

��

��

����

���

��

���

���

���

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ������ ���� ���� ���� ���� ���� ����

����������������������������������������������

�����������������

Page 95: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

83

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Grafik 2.98 Produksi Industri Vietnam Grafik 2.99 PMI Vietnam

�����������������

��

��

��

��

��

��

���

���

���� � �� � � ��� � � ���

���� ���� ����

�����

�������������

�������������������������������������

������

�������������������������������������

����

��������

����

����

����

����

��������

����

����

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

���� ����

�������������������

bisnis sejumlah perusahaan multinasional yang

menjadikan Vietnam sebagai negara tujuan

dalam rencana investasi jangka panjangnya.

Iklim investasi yang cenderung lebih kondusif69,

dibandingkan beberapa negara tujuan investasi

di kawasan ASEAN, menjadi daya tarik

tersendiri bagi para investor. Berdasarkan

informasi dari Foreign Investment Agency

(FIA), total foreign direct investment (FDI) di

Vietnam pada tahun 2013 telah mencapai

USD21,6 miliar, meningkat sebesar 54,5%

dibandingkan tahun 2012. Sementara nilai

FDI yang terealisasi di 2013 adalah sebesar

USD11,5 miliar, naik 9,9% dibandingkan

tahun lalu. Faktor lain yang juga diperkirakan

turut berkontribusi terhadap peningkatan

FDI Vietnam adalah tingginya biaya dan

upah di Cina, yang mendorong sejumlah

perusahaan beralih ke negara Asia lainnya,

termasuk Vietnam. Salah satu perusahaan yang

menanamkan investasi cukup besar adalah

69 Pemerintah dan otoritas terkait terus melakukan upaya perbaikan dengan menyederhanakan prosedur administratif guna menarik investor asing.

Samsung, yang sedang membangun pabrik

senilai USD2 miliar di Vietnam.

Kinerja sektor eksternal di TW4-13 yang

membaik ditandai oleh melebarnya surplus

neraca perdagangan. Ekspor mampu tumbuh

sebesar 16,7% yoy, lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya (15,8%). Salah satu faktor yang

mendorong naiknya pertumbuhan ekspor

adalah pemulihan ekonomi AS sebagai pasar

ekspor kedua terbesar Vietnam setelah China.

Pertumbuhan ekspor juga memberikan dampak

positif pada peningkatan FDI yang mendorong

perkembangan industri manufaktur terutama

jenis telepon seluler dan komponen barang

elektronik. Di sisi lain, impor tumbuh sebesar

16,7% yoy di TW4-13, lebih tinggi dari 16,1%

pada triwulan sebelumnya. Peningkatan

aktivitas ekspor yang lebih tinggi dibandingkan

impor, menjadikan surplus neraca perdagangan

Vietnam pada TW4-13 melebar menjadi

USD1,2 miliar, dari triwulan sebelumnya yang

hanya mencapai USD895 juta.

Page 96: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

84

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Inflasi Vietnam pada TW4-13 tercatat

mencapai 5,9% yoy, lebih rendah dari triwulan

sebelumnya yang mencapai 7%. Perlambatan

laju inflasi di triwulan laporan ditengarai imbas

dari melambatnya inflasi kelompok transportasi

dan komunikasi. Tekanan inflasi Vietnam di

sepanjang 2013 relatif terkendali dan berada

di bawah target pemerintah (8%). Inflasi tahun

2013 tercatat sebesar 6,6% yoy, lebih rendah

dari tahun sebelumnya yang mencapai 9,3%.

Penurunan inflasi terutama terjadi pada inflasi

kelompok makanan yang sebagian besar

dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas

pangan. Selain itu, turunnya harga komoditas

global juga ditengarai turut mempengaruhi

penurunan inflasi Vietnam di 2013.

Tingkat inflasi Vietnam tahun 2013

dinilai masih relatif tinggi dibandingkan

dengan negara ASEAN5 lainnya. Inflasi

Vietnam di 2013 menduduki peringkat kedua

tertinggi setelah Indonesia. Hal ini dipengaruhi

oleh sejumlah faktor seperti peningkatan

harga beberapa jenis barang dan jasa yang

diatur oleh pemerintah dan tingginya biaya

pelayanan medis di sejumlah provinsi/kota

yang meningkat hingga mencapai 46,6% yoy

di 2013. Selain itu, penyesuaian harga BBM

yang terjadi 10 kali selama tahun 2013 turut

mempengaruhi fluktuasi inflasi kelompok

energi dan transportasi.

P e r t u m b u h a n P D B d i 2 0 1 3

mencerminkan reaksi positif atas keseriusan

upaya Pemerintah dalam mengatasi sejumlah

masalah yang dihadapi70. Meski secara umum

meningkat, namun ketidakpastian masih

membayangi perekonomian Vietnam. Inflasi

yang mulai terkendali di 2013 belum diiringi

oleh penurunan rasio Non Performing Loan

(NPL) yang cukup signifikan. Meski perwakilan

otoritas menyebutkan kredit bermasalah telah

mengalami penurunan pasca dibentuknya

Vietnam Asset Management Company

Grafik 2.100 Neraca Perdagangan Grafik 2.101 Tingkat Inflasi

�������������

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

���

���

���

��

��

��

��

���

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

����

���

����

����

������������� �����������

�����������������

���

���

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������������������������

�����

���������������������������������������������������

�����������������

70 Pesatnya pertumbuhan kredit pada tahun-tahun sebelumnya mendorong peningkatan inflasi dan kredit bermasalah, yang telah menyebabkan industri perbankan diliputi kerentanan.

Page 97: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

85

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

71 Dalam rangka mengatasi tingginya kredit macet, pemerintah telah membentuk Vietnam Asset Management Company (VAMC) pada Mei 2013 yang diharapkan mampu membantu sektor perbankan menjadi lebih sehat. VAMC resmi beroperasi pada Juli 2013 dan diawasi oleh SBV dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

72 Outlook Moody’s terhadap NPL tgl 18 Februari 2014. Sementara sovereign rating Vietnam dari Moody;s adalah B2 dengan outlook stable.

73 Current Account Vietnam pada 2011 dan 2012 masing-masing sebesar USD233 juta dan USD9.061 juta (sumber: tradingeconomics.com).

74 Hauskrecht, A. 2004, Dollarization in Viet Nam, Kelley School Of Business, Indiana University.

74 Dollarization pada perekonomian Vietnam dimulai dari gejolak keuangan sejak tahun 1980-an yang menyebabkan VND menjadi mata uang yang lemah sebagai alat simpan dan keputusan oleh otoritas moneter pada tahun 1988 untuk menerima deposito dalam mata uang dolar di perbankan domestik.

75 Reuters. 27 Jan 2014. SE Asia Stocks-Tumble on Fed tapering worries; foreigners exit.

(VAMC)71, sejumlah pihak memperkirakan

rasio NPL Vietnam masih cukup tinggi. Hal

ini tercermin dari outlook negatif yang masih

dipertahankan oleh lembaga pemeringkat

Moody’s72 terhadap sistem perbankan Vietnam

di tahun 2014. Moody’s berpendapat bahwa

rasio NPL Vietnam jauh lebih tinggi dari rilis

State bank of Vietnam (SBV) yang berada di

kisaran 4%. Pendapat Moody’s tersebut juga

sejalan dengan Fitch yang memperkirakan rasio

NPL Vietnam mencapai 15%.

Perkembangan rasio NPL Vietnam saat

ini tidak terlepas dari pertumbuhan kredit yang

kembali merangkak naik dan mencapai target

yang telah ditetapkan (12%). Pertumbuhan

kredit Vietnam di 2013 mencapai 12,51%,

lebih tinggi dari 2012 yang hanya tumbuh

sebesar 8,85%. Berdasarkan strukturnya,

kredit difokuskan pada sektor pertanian dan

sektor-sektor yang berorientasi ekspor. Di

2014, SBV memperkirakan pertumbuhan kredit

akan berada di kisaran 12%-14%.

Kinerja pasar keuangan menunjukkan

penguatan di TW4-13. Indeks saham pada

TW4-13 meningkat 2,84% dibandingkan

TW3-13, yaitu dari 488,5 menjadi 502,5.

Peningkatan indeks saham ditengarai

sebagai imbas dari aliran likuiditas global

dan aliran modal ke negara berkembang,

termasuk Vietnam. Sementara itu, nilai

tukar Vietnam Dong (VND) juga menguat

dari level VND21,158/USD pada TW3-13

menjadi VND21,107/USD di TW4-13. Salah

satu faktor pendukung relatif stabilnya pasar

keuangan Vietnam adalah surplus current

account sejak 201173. Kondisi ini disinyalir

mampu menurunkan kebutuhan pembiayaan

eksternal dan memupuk cadangan devisa.

Faktor lain yang juga turut membentengi pasar

keuangan Vietnam dari external shock adalah

rendahnya ketergantungan Vietnam pada

jenis aliran portofolio asing (Foreign Portfolio

Investment/FPI) serta cukup besarnya aliran FDI

yang masuk. Selain itu, relatif stabilnya pasar

keuangan Vietnam juga turut dipengaruhi oleh

pemberlakuan Vietnam Dollarization74. Praktek

dollarization yang dilakukan oleh Vietnam

menjadikan USD sebagai alat tukar, simpan

nilai, dan media pembayaran di kemudian

hari, seperti halnya mata uang domestik75.

Hal ini menyebabkan peredaran USD dalam

perekonomian Vietnam menjadi relatif besar.

Dampak yang ditimbulkan dari kebijakan

tapering AS terhadap pasar keuangan Vietnam

relatif lebih rendah dibandingkan dengan

negara ASEAN lainnya. Pengamatan yang

dilakukan oleh Reuters75 memperlihatkan

Page 98: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

86

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Grafik 2.102 Nilai Tukar dan Indeks Saham Grafik 2.103 Tingkat Suku Bunga Kebijakan

bahwa seluruh saham negara ASEAN

mengalami penurunan pada akhir Januari

2014, sebagai imbas dari kekhawatiran

investor asing atas berlanjutnya tapering AS

dan perlambatan ekonomi China. Namun,

gejolak perubahan indeks harga saham

Vietnam relatif lebih rendah dibandingkan

dengan negara ASEAN lainnya. Pada Januari

2014, harga saham di bursa saham Vietnam

hanya turun sebesar 0,66%76, sementara di

Indonesia, Thailand dan Filipina mengalami

penurunan lebih dari 1,5%.

The State Bank of Vietnam (SBV) sampai

saat ini masih mempertahankan suku bunga

kebijakan (base interest rate) di level 9%. Base

interest rate Vietnam tetap dipertahankan di

level tersebut sejak November 2011 dalam

upaya untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi. Sementara itu, selama tahun 2013

SBV telah dua kali menurunkan discount

rate dan refinancing rate. Pada Maret 2013,

bank sentral menurunkan discount rate dan

refinancing rate masing-masing sebesar 100bps

menjadi 6% dan 8%. Selanjutnya, pada Mei

2013 bank sentral kembali menurunkan

discount rate dan refinancing rate masing-

masing sebesar 100bps menjadi 5% dan

7%. Langkah ini ditempuh dalam rangka

membantu meningkatkan penyaluran kredit

perbankan dan mendorong pertumbuhan

konsumsi.

Dalam upaya menghentikan persaingan

tidak sehat antar bank, State Bank of Vietnam

(SBV) mengeluarkan peraturan untuk mencegah

bank menawarkan kredit dengan tingkat

bunga lebih rendah dari suku bunga deposito

acuan yang telah ditetapkan otoritas. Likuiditas

berlimpah di sektor perbankan mendorong

sejumlah bank menawarkan suku bunga kredit

yang lebih rendah dalam upaya meningkatkan

penyaluran kreditnya. Hal ini dikhawatirkan

dapat memicu aksi ambil untung oleh nasabah

dengan mengambil kredit berbunga rendah

dan menempatkan dalam deposito bank lain

yang memberikan bunga lebih tinggi. 76 Indeks saham tanggal 26 Januari 2014 = 560,19; Indeks saham

tanggal 27 Januari 2014 = 556,52.

�������������

���

���

���

���

���

���

���

���

���

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����������������

�������������

������������

��� ��� ��� ��� ��� ������� ���� ����

�����������������

��������

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ������ ���� ���� ����

��

��

��

��

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

�����

��������������������� ��������������������������������������������

������������

�����������������

Page 99: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

87

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Pertumbuhan ekonomi Vietnam ke

depan diperkirakan akan terus membaik.

CF memperkirakan PDB 2014 akan tumbuh

sebesar 5,6% yoy dan inflasi 2014 diperkirakan

akan mencapai 7,4%. Sementara pemerintah

menargetkan pertumbuhan ekonomi Vietnam

tahun 2014 sebesar 5,8% yoy. Terkait ekspor,

pemerintah menargetkan kenaikan ekspor

sebesar 10 persen dengan defisit perdagangan

berkisar 6 persen dari pendapatan ekspor.

Adapun target inflasi pemerintah pada 2014

adalah sebesar 7% yoy. Untuk dapat mencapai

sasaran dan target yang telah ditetapkan oleh

pemerintah, tugas utama yang harus dilakukan

adalah : a) penguatan stabilitas makro ekonomi

dan pengendalian inflasi, b) mengupayakan

penghapusan hambatan-hambatan bisnis

dan menjamin pertumbuhan yang layak, c)

mendorong restrukturisasi ekonomi.

Ke depan, upside risk dari sisi eksternal

berasal dari ekspektasi terus membaiknya

ekonomi negara maju yang diperkirakan

mampu mendorong pemulihan ekonomi

Vietnam. Dari sisi domestik, reformasi

struktural (governance) serta perbaikan yang

berkelanjutan sektor perbankan diperkirakan

juga mampu mendorong aktivitas ekonomi

domestik. Di sisi lain, patut diwaspadai

utang domestik yang semakin meningkat

yang ditengarai akan menjadi downside risk

bagi ekonomi Vietnam kedepan. Selain itu,

downside risk lainnya dapat berasal dari risiko

negative spillover apabila terjadi pelambatan

ekonomi China di tahun 2014 mengingat

Cina merupakan negara tujuan ekspor utama

Vietnam.

B.9. Brazil

Perekonomian Brazil masih terjebak

dalam pertumbuhan ekonomi yang rendah dan

inflasi yang cenderung tinggi. Pertumbuhan

PDB TW4-13 diperkirakan melanjutkan fase

pelemahan dari periode sebelumnya terutama

karena aktivitas investasi yang mengalami

penurunan. Brazil juga menghadapi tekanan

nilai tukar akibat isu pengurangan stimulus

moneter AS bersama beberapa negara

emerging lainnya. Untuk mengatasi inflasi yang

masih di atas midpoint target, bank sentral

kembali melanjutkan kebijakan ekonomi ketat

dengan menaikkan suku bunga. Pemerintah

berkomitmen untuk menjadikan stabilitas

harga sebagai prioritas utama. Brazil juga

harus berjuang keras memperbaiki kinerja

fiskal yang mengalami pelebaran defisit untuk

menghindari penurunan sovereign rating.

Sesuai prediksi, perekonomian Brazil

pada TW3-13 mengalami perlambatan dengan

hanya tumbuh 2,2% yoy, lebih rendah

dibandingkan TW2-13 yang mencapai 3,3%.

Penurunan pertumbuhan PDB dipengaruhi

oleh pelemahan investasi, ditunjukkan oleh

penurunan pertumbuhan gross fixed capital

formation menjadi 7,26% dari triwulan

sebelumnya 9,1%. Peningkatan konsumsi

pemerintah belum dapat mengkompensasi

pelemahan yang terjadi pada investasi. Dari

sisi sektoral, penurunan PDB dipengaruhi oleh

pelemahan sektor pertanian yang menurun 1%

yoy terutama produk jeruk, singkong dan kopi.

Dengan belum terjadinya perbaikan investasi,

PDB Brazil TW4-13 diperkirakan tertahan di

level 2,2% (RGE Monitor).

Page 100: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

88

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Pelemahan aktivitas investasi tercermin

dari angka produksi industri yang mengalami

penurunan. Selama TW4-13, rata-rata produksi

industri TW4-13 menurun menjadi 0,7%

yoy dari triwulan sebelumnya sebesar 0,9%,

diakibatkan oleh penurunan produksi barang

modal. Selain itu, PMI Manufaktur pada

periode berjalan juga masih lemah meski telah

kembali memasuki zona ekspansi. Rata-rata

PMI manufaktur TW4-13 sedikit membaik

ke level 50,1 dari periode sebelumnya di

zona kontraksi 49,3, terutama dipengaruhi

oleh peningkatan new order. Perbaikan PMI

yang masih rendah dipengaruhi oleh tekanan

nilai tukar, permintaan global yang belum

sepenuhnya pulih dan ketatnya persaingan.

Brazil memiliki problem struktural berupa

produktivitas tenaga kerja yang rendah, pajak

yang tinggi, infrastruktur yang buruk sehingga

menurunkan daya saing.

Aktivitas konsumsi swasta melanjutkan

perbaikan yang mulai terjadi sejak TW2-13. Hal

ini tercemin dari rata-rata retail sales TW4-13

tumbuh 6,2% yoy, membaik dari triwulan

sebelumnya 5,5%. Perbaikan penjualan ritel

terutama terjadi pada bulan November yang

mencapai 7% dan merupakan pencapaian

tertinggi sejak November tahun lalu. Penjualan

bahan bakar dan makanan merupakan dua

produk utama yang mengalami kenaikan

penjualan. Hal ini merupakan implikasi positif

dari penghapusan pajak yang diberlakukan

untuk meningkatkan permintaan, terutama di

tengah kondisi pengetatan ekonomi.

Surplus neraca perdagangan Brazil

pada TW4-13 mengalami perbaikan signifikan

menjadi USD4,2 miliar, dari triwulan sebelumnya

sebesar USD1,5 miliar. Peningkatan surplus

perdagangan dipengaruhi oleh perbaikan

kinerja ekspor yang meningkat 4,1% yoy,

setelah sebelumnya terkontraksi 0,1%.

Perbaikan ekspor selain dipengaruhi oleh

peningkatan ekspor barang manufaktur

terutama alat berat untuk industri perminyakan

(oil rig), juga disebabkan oleh pemberian

subsidi pajak untuk membantu eksportir.

Sementara di sisi lain, transaksi impor

mengalami penurunan menjadi 3,7% dari

Grafik 2.104 PDB Brazil Grafik 2.105 Penjualan Ritel

�����

���

���

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ������ �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

������������������������� �����������������������������

���������������������

�����������������

�����

���

���

��

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

��������������������������

���������������������������������������

������������������������������

�����������������

Page 101: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

89

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Grafik 2.106 PMI Manufaktur Grafik 2.107 Neraca Perdagangan

triwulan sebelumnya yang tumbuh tinggi

sebesar 12,9%77. Penurunan impor antara lain

dipengaruhi oleh berkurangnya impor minyak

seiring dengan telah selesainya perbaikan

kilang minyak Brazil.

Secara keseluruhan tahun 2013, trade

balance Brazil mengalami surplus USD2,6

miliar, menurun drastis dari tahun 2012 yang

mencapai USD19,4 miliar dan merupakan yang

terburuk sejak tahun 2000-an. Penurunan

kinerja trade balance tersebut disebabkan oleh

anjloknya harga komoditas di pasar global,

meningkatnya impor minyak dan penurunan

daya saing. Dengan perkembangan trade

balance tersebut, current account deficit

pada TW4-13 diperkirakan semakin melebar,

melanjutkan tren pada TW3-13 yang mencapai

3,6% PDB.

Brazil masih menghadapi problem

capital outflow dan depresiasi nilai tukar

77 Kenaikan impor pada TW3-13 menjadi 12,8% juga dipengaruhi oleh faktor low based mengingat pada TW2-13 impor terkontraksi 10,9% yoy.

78 Indonesia, India, Turki dan Afrika Selatan.

akibat sent imen dimulainya taper ing

stimulus moneter AS. Brazil dan ke-empat

negara emerging lainnya78 termasuk rentan

terhadap isu pembalikan arus modal seiring

dengan fundamenal yang relatif lemah

berupa pelebaran current account deficit

dan inflasi tinggi. Selama TW4-13 terjadi

penurunan surplus aliran modal masuk menjadi

sebesar USD12,6 miliar dari USD13,0 miliar

di triwulan sebelumnya. Secara keseluruhan

tahun 2013, nilai tukar terdepresiasi sebesar

15,1% dibandingkan tahun 2012. Untuk

menahan pelemahan nilai tukar, pemerintah

telah menghapus pajak bagi perusahaan

yang melakukan penjualan saham di pasar

internasional.

B r a z i l m a s i h b e r j u a n g u n t u k

mengendalikan inflasi yang masih cenderung

tinggi. Rata-rata inflasi selama TW4-13 tercatat

sebesar 5,8% yoy, menurun dibandingkan

TW3-13 yang mencapai 6,1% dan lebih rendah

����������������������������������������

������������������������������

�������������������������

���� ���� ���� ����

��

��

��

��

��

��������������

� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

��������������������

���������������

���

���

���

��

��

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

������������������ ����������� ����������

�����������������

Page 102: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

90

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

dari rata-rata 2010-2012 sebesar 6%. Meski

sudah dalam rentang target pemerintah di

kisaran 2,5-6,5%, inflasi pada TW4-13 masih

di atas mid point target pemerintah sebesar

4,5%. Perbaikan inflasi terutama dipengaruhi

penurunan kenaikan harga produk makanan

dan minuman yang hanya 8,6% yoy, lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

10,4%. Sementara di sisi lain, kenaikan harga

masih terjadi pada sektor perumahan dan

transportasi. Kenaikan harga transportasi

merupakan implikasi dari kenaikan harga

BBM. Petrobas telah mendapat ijin dari

pemerintah untuk menaikkan harga BBM79

setelah sebelumnya mendapat larangan untuk

meredam kenaikan inflasi. Penyesuaian harga

terpaksa dilakukan untuk memperkecil selisih

harga BBM antara pasar domestik dan harga

internasional.

Otoritas Brazil terus berkomitmen

untuk mengutamakan stabilitas harga dengan

menaikkan suku bunga. Selama TW4-13, BCB

telah menaikkan selic rate sebanyak dua kali

masing-masing sebesar 50 bps pada Oktober

dan November 2013 menjadi 10%. Dengan

kenaikan tersebut, secara keseluruhan tahun

2013 suku bunga telah meningkat 275 bps.

Selanjutnya dengan mempertimbangkan

inflasi yang masih di atas midpoint level, BCB

kembali menaikkan selic rate sebesar 50 bps

pada Januari 2014 menjadi 10,5%.

Kinerja fiskal Brazil selama tahun 2013

mengalami pelemahan dibandingkan tahun

sebelumnya. Data akhir tahun menunjukkan

defisit anggaran Brazil tahun 2013 mencapai

BRL157,6 miliar (3,28% dari PDB), melebar

dibandingkan tahun sebelumnya sebesar BRL

108,9 miliar (2,48% PDB). Pelebaran defisit

anggaran sejalan dengan berkurangnya

penerimaan akibat pertumbuhan yang

rendah ditengah kenaikan pengeluaran

untuk persiapan penyelenggaraan Pemilu

79 Pada 30 November 2013, Petrobas menaikkan harga jual diesel dan gasoline masing-masing sebesar 8% dan 4% dari harga semula.

Grafik 2.108 Inflasi Grafik 2.109 Suku Bunga

�����

��

��

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

������������������� ���������

��������������������������������

�����������������

�������������������������

��

��

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

��������������� ��������������

�����������������

Page 103: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

91

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

80 WEO update Januari 2014.

2014. Sedangkan surplus primer di tahun

2013 hanya tercatat BRL91,3 miliar (1,9%

PDB), lebih rendah dari target primary budget

surplus sebesar 2,3% dari PDB. Penurunan

kinerja fiskal menjadi salah satu pertimbangan

bagi Moody’s untuk menurunkan outlook

sovereign Brazil dari positive ke stable,

menyusul aksi rating Standard & Poor di Juni

2013 yang menurunkan outlook menjadi

negative. Pemerintah perlu bekerja keras

meningkatkan performa fiskalnya untuk

menghindari penurunan rating.

Perekonomian Brazil dihadapkan pada

sejumlah risiko, baik yang telah terdeteksi

sebelumnya maupun risiko baru. Risiko yang

telah diketahui pada periode sebelumnya

antara lain pelemahan kegiatan investasi akibat

kebijakan moneter yang cenderung ketat,

pelemahan nilai tukar akibat pengurangan

jumlah stimulus moneter AS dan instabilitas

politik terkait pelaksanaan Pemilu 2014.

Sedangkan risiko baru yang harus dihadapi

adalah potensi terganggunya kiner ja

perdagangan Brazil akibat pelemahan ekonomi

Argentina yang merupakan negara mitra

dagang utama. Share transaksi ekspor-impor

Argentina dan Brazil mencapai 15-17% sejak

tahun 2002, dan sekitar 70-80% ekspor mobil

Brazil adalah untuk pasar Argentina. Menurut

estimasi Nomura Sekurities, penurunan

1% aktivitas industri di Argentina akan

menurunkan produksi industri Brazil sebesar

0,6 - 0,7%.

Dengan perkembangan indikator

ekonomi dan potensi risiko yang membayangi,

BCB merevisi ke bawah perkiraan pertumbuhan

ekonomi tahun 2013 menjadi 2,3% yoy dari

prediksi sebelumnya 2,5% yoy. Selanjutnya

estimasi pertumbuhan PDB selama empat

triwulan hingga TW3-14 diperkirakan mencapai

2,3%. Sejalan dengan BCB, IMF memprediksi

pertumbuhan PDB tahun 2014 akan mencapai

2,3% dan kemudian meningkat menjadi 2,8%

di 2015. Prakiraan IMF80 tersebut lebih tinggi

dibandingkan consensus forecast sebesar

2,0% pada 2014 dan 2,3% di 2015. Terkait

tekanan harga, BCB memperkirakan inflasi di

akhir 2014 dan 2015 masing-masing mencapai

5,6% yoy dan 5,4% yoy.

Page 104: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

92

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 105: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

93

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas

Perkembangan pasar keuangan sepanjang TW4-13 masih banyak dipengaruhi oleh isu

tapering dan sentimen negatif lainnya. Akibatnya, aliran modal tetap volatile yang selanjutnya

mempengaruhi harga saham, yield obligasi dan nilai tukar di negara emerging. Harga saham

cenderung melemah. Harga obligasi juga cenderung menurun (yield meningkat), namun

menjelang akhir TW4-13 harga kembali meningkat. Di negara maju, pasar keuangan menunjukkan

perkembangan yang cukup baik dengan harga saham yang cenderung terus meningkat.

Sementara di pasar obligasi terjadi peningkatan harga secara persisten. Perkembangan pasar

keuangan Kawasan Euro pada umumnya tidak sekuat performa pasar keuangan AS, sementara

pergerakan harga di pasar keuangan Jepang lebih searah dengan perkembangan di negara

emerging. Di pasar komoditas, harga komoditas cenderung masih menurun sejalan dengan kondisi

ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih. Namun demikian, beberapa komoditas mengalami

kenaikan yang didorong oleh tingginya permintaan dan adanya gangguan pasokan.

Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas

3BA B

A. PASAR KEUANGAN

Perkembangan pasar keuangan global

pada TW4-13 diwarnai oleh tren perbaikan

di pasar saham, obligasi, maupun pasar

valas. Perkembangan tersebut dipengaruhi

oleh pemulihan ekonomi negara maju yang

terus berlanjut, sementara negara emerging

cenderung melemah. Kinerja ekonomi

negara maju yang terus membaik di TW4-13

mendorong pergerakan indeks harga saham

di negara-negara juga bergerak dalam tren

meningkat secara persisten sepanjang periode

laporan. Harga saham di negara maju (AS,

EU dan Jepang) cenderung terus meningkat

sepanjang TW4-13. Di sisi lain, harga saham di

negara emerging cenderung melemah sejalan

dengan kinerja ekonomi negara emerging yang

juga melemah. Selain itu, masih terjadinya risk

on-risk off berdampak pada pergerakan harga

yang cukup volatile, meskipun volatilitasnya

tidak setinggi triwulan sebelumnya.

Page 106: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

94

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

negara maju, menunjukkan perilaku harap-

harap cemas (lampu kuning) investor akan

dampaknya terhadap pasar emerging yang

selama ini telah diuntungkan sebagai dampak

dari flight to quantity.

Tekanan terlihat jelas di pasar valas

emerging market menjelang tapering. Diantara

negara berkembang yang mengalami volatilitas

cukup besar tersebut, Indonesia merupakan

salah satu negara yang mengalami tekanan nilai

tukar cukup signifikan. Hal ini menunjukkan

kerentanan mata uang emerging terhadap

isu global semacam tapering. Sebagai negara

‘small and open economy’, Indonesia tak

kuasa menolak pengaruh ketidakpastian

yang ditimbulkan negara maju. Bahkan

tidak mengherankan bila pasar emerging ini

dijadikan aksi ambil untung investor ditengah

ketidakpastian timing tapering tersebut.

Pada FOMC 17-18 Desember 2013

The Fed secara resmi memutuskan untuk

melakukan pengurangan pembelian aset

secara moderat. Keputusan ini secara signifikan

berpengaruh kepada pergerakan harga aset di

pasar keuangan global khususnya pasar saham,

valas, dan obligasi dengan magnitude yang

bervariasi. Keputusan yang diprediksi secara

beragam tersebut didukung oleh sebagian

besar anggota FOMC.

Optimisme pemulihan ekonomi AS

menjadi latar belakang keputusan tapering

oleh the Fed. Perbaikan ekonomi antara lain

tercermin dari tingkat pengangguran dan

proyeksi pertumbuhan ekonomi AS terkini.

Penurunan angka pengangguran ke level 6,7%

Perkembangan lain yang ikut mewarnai

perkembangan di pasar keuangan global

adalah isu mengenai tapering stimulus moneter

dan perdebatan politik seputar anggaran

dan debt ceiling utang Pemerintah AS. Sejak

pertama kali isu tapering muncul (Mei 2013),

pelaku pasar keuangan bereaksi cukup

signifikan baik di negara maju maupun di

negara emerging. Pengaruh isu tapering

terhadap perkembangan pasar keuangan

global berlanjut di September 2013 saat Fed

menunda tapering, dan di Desember saat

Fed pada akhirnya memutuskan untuk mulai

melakukan tapering. Isu persetujuan anggaran

Pemerintah mengemuka di September, diikuti

oleh partial government shutdown di Oktober

yang terjadi bersamaan dengan isu debt

ceiling utang pemerintah. Isu-isu tersebut

menimbulkan gejolak di pasar keuangan

global, terutama di negara emerging, yang

disebabkan investor asing yang overreacted

terhadap isu tersebut dan memburuknya

fundamental ekonomi negara emerging.

Sesuai dengan kelas aset, respon

investor di pasar keuangan baik pasar saham,

obligasi maupun valas menjelang tapering

diputuskan, berbeda antara mature market

dan yang berkembang. Pada TW4-13 sebelum

tapering diputuskan, pasar saham, obligasi

maupun valas negara maju cenderung terus

menguat dengan fluktuasi turun naik yang tak

seberapa. Ekspektasi atas terjadinya tapering

menjadi semacam lampu hijau atas perbaikan

ekonomi negara maju ke depan. Sebaliknya,

di pasar emerging, terjadi pelemahan dan

volatilitas yang relatif besar dibandingkan

Page 107: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

95

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas

keuangan baik pasar saham, obligasi maupun

valas menjelang tapering diputuskan yang akan

dijelaskan pada sub bab berikutnya.

A.1. Pasar Saham

Pada awal TW4-13, secara umum pasar

saham berfluktuasi dengan tren meningkat.

Tren ini terjadi bukan hanya di pasar saham

AS (Dow Jones dan S&P500) tetapi juga di

pasar Eropa (Stoxx) dan Jepang (Nikkei).

Meningkatnya demand terhadap saham

mendorong peningkatan harga saham yang

dipicu oleh kebijakan moneter ekstra longgar

dan komitmen otoritas untuk melanjutkan

kebijakan tersebut. Bahkan presiden ECB

mengungkapkan kesiapan untuk melanjutkan

kebijakan akomodatifnya dengan new

long term refinancing operation (LTRO)

guna menyediakan dana bagi perbankan

Eropa. Kelebihan likuiditas dimanfaatkan

untuk pembelian saham dan aset keuangan

lainnya.

Diantara saham negara maju tersebut,

saham Nikkei berfluktuasi lebih besar. Hal ini

menunjukkan saham tersebut relatif sensitif

terhadap sentimen internal maupun global.

Pada 29 November 2013, indeks Nikkei

bergerak naik sebesar 280 poin dibandingkan

dengan penutupan perdagangan tanggal 22

November 2013. Hal ini dipicu oleh sentimen

positif atas data ketenagakerjaan AS. Tidak

berhenti disitu, saham Nikkei juga mengalami

penurunan. Beberapa kali penurunan saham

terjadi akibat menurunnya kepercayaan

akan pemulihan ekonomi Jepang, rencana

(Des ’13) dari 7,2% (Okt ‘13) dan proyeksi

pertumbuhan ekonomi di kisaran 2,8%-3,2%

untuk tahun 2014 menjadi variabel pendukung

keputusan tapering. Perkembangan positif

lainnya yang juga memperkuat keputusan

tersebut diantaranya adalah membaiknya

household spending, retail sales, dan business

fixed investment. Meskipun demikian, tingkat

pengangguran belum kembali pada periode

sebelum krisis dan sektor perumahan masih

melambat.

Dengan kondisi ekonomi yang belum

sepenuhnya pulih, timbul keraguan mengenai

keputusan tapering. Sebagian kalangan

menduga keputusan tersebut sarat dengan

muatan politik. Keraguan tersebut tercermin

dari volatilitas di pasar saham, yield maupun

valas. Namun sebagian kalangan lainnya

menyadari bahwa stimulus bersifat sementara.

Sehingga ketika tujuan telah tercapai, maka

pengurangan stimulus perlu dilakukan secara

bertahap dengan waktu yang tepat.

Keputusan the Fed melakukan tapering

direspon positif oleh pasar. Respon positif

ini telah diperkirakan sebelumnya seiring

dugaan investor telah melakukan price-in.

Pasar saham global secara umum mengalami

penguatan, bursa saham AS, Eropa dan Asia

secara umum juga mengalami penguatan.

Sesaat setelah pengumuman tapering, indeks

Dow Jones, Nasdaq dan S&P 500 melonjak

naik. Searah dengan hal itu, beberapa indeks

saham Asia seperti Nikkei, Hang Seng dan JCI

juga menguat. Di pasar valas, USD menguat

terhadap Yen dan Euro. Namun terdapat

catatan menarik terkait respon investor di pasar

Page 108: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

96

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Grafik 3.1Indeks Harga Saham Negara Maju

Grafik 3.2 Indeks Harga Saham Dunia dan Negara Emerging

pajak penjualan yang meningkatkan front

loaded demand dan masih lemahnya sektor

eksternal.

Namun kepercayaan berangsur

membaik dan mendorong kenaikan saham

Nikkei. Setelah Pemerintah Jepang pada Kamis

5 Desember 2013 menyetujui paket stimulus

sebesar JPY18,6 triliun yang ditujukan untuk

mengantisipasi dampak kenaikan pajak, Nikkei

kembali naik. Paket stimulus tersebut tidak

menambah utang Pemerintah karena jumlah

utang pemerintah yang sudah tinggi. Sebagai

gantinya, dilakukan penambahan anggaran

pengeluaran pemerintah sebesar JPY5,5 triliun.

Sumber dana tersebut adalah pendapatan

pajak - yang telah melebihi estimasi seiring

pemulihan ekonomi karena Abenomics – dan

juga dari rekening lainnya.

Pasar saham merespon paket stimulus

ini secara positif. Harga saham kembali naik.

Paket stimulus akan menyokong perekonomian

Jepang, setidaknya kala kenaikan pajak

penjualan tersebut berlaku. Namun pemerintah

memprediksi kenaikan pajak tersebut akan

menaikkan beban rumah tangga secara

keseluruhan hingga 6 triliun Yen. Hal ini

dikhawatirkan dapat berujung pada kontraksi

ekonomi pada April hingga Juni 2014.

Keputusan taper ing Fed ya i tu

pengurangan pembelian aset pada FOMC 17-

18 Desember 2013, menyebabkan penurunan

saham sesaat. Sesaat setelah pengumuman

tapering, indeks Dow Jones, Nasdaq dan

S&P 500 melonjak naik. Searah dengan itu,

beberapa indeks saham Asia seperti Nikkei,

Hang Seng dan JCI juga menguat. Penguatan

tersebut dibarengi dengan volatilitas saham,

dimana volatilitas EMEs lebih besar daripada

negara maju. Di pasar AS, harga saham sempat

jatuh pada pertengahan TW4-13 sebagai

imbas dari furlough (merumahkan sementara)

pegawai pemerintahan AS (Oktober) dan

pengurangan lapangan kerja.

���������������

��

��

���

���

���

���

�������������������������������������������������������������������

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

���� ����

�����������������

������������

����

����

����

����

����

����

����

����

���

���

���

���

����

����

����

���������������

�������������������������

���� ����

��� ������������ ��� ��� ��� ������������ ��� ������������ ��� ��� ��� ������������

�����������������

Page 109: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

97

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas

Sementara itu, saham EMEs terlihat

melemah beberapa saat setelah tapering

dengan volatilitas yang lebih besar. Terdapat

perbedaan perilaku investor di negara maju dan

emerging markets. Pada awal TW4-13 hingga

sebelum tapering diputuskan, pasar saham,

negara maju cenderung terus menguat dengan

volatilitas yang tak seberapa. Ekspektasi atas

terjadinya tapering dipandang sebagai lampu

hijau atas perbaikan ekonomi negara maju ke

depan. Sebaliknya, di pasar emerging, terjadi

pelemahan dan volatilitas yang relatif besar

dibandingkan negara maju, menunjukkan

perilaku harap-harap cemas (lampu kuning)

atas terjadinya capital outflow.

Pada periode berikutnya, gejolak pasar

saham dibeberapa negara diperkirakan sedikit

meningkat. Beberapa negara akan mengalami

berbagai peristiwa politik termasuk Indonesia.

Selain itu, beberapa risiko masih membayangi

AS terutama problem fiskal dan kebijakan

struktural yang belum berhasil di reformasi

yang dapat berdampak negatif pada negara

lainnya.

A.2. Pasar Obligasi Pemerintah

Berbeda dengan tren penguatan saham

setelah tapering, yield obligasi pemerintah

negara maju menunjukkan performa yang

kurang baik. Dengan kebijakan moneter

longgar yang dilakukan oleh AS dan beberapa

negara maju lainnya, investor cenderung

memburu saham dengan harapan return yang

lebih tinggi dibandingkan yield pemerintah.

Kurangnya permintaan terhadap obligasi

pemerintah menyebabkan harga obligasi

menurun.

Berdasarkan r i l i s data te rk in i ,

perkembangan indikator ketenagakerjaan

AS kembali menunjukkan perbaikan. Setelah

tertahan di level 7,2% pada Oktober 2013

sebagai imbas dari partial government

shutdown, tingkat pengangguran di Desember

2013 berhasil turun hingga berada di level

6,7%. Perkembangan ini disertai pula oleh

peningkatan pertumbuhan tenaga kerja (non-

farm payroll) pada TW4-13. Perbaikan disektor

riil ini direspon investor dengan memburu

Grafik 3.3 Perubahan Harga SahamGlobal TW4-13

Grafik 3.4 Volatilitas Harga SahamGlobal TW4-13

��������������

���������

����� ����� ���� ��� ��� ���� ����

������

�����������

��������������������

��������������

��������������������������������������������

�����������������

���� ��� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

������

�����������

��������������������

��������������

��������������������������������������������

��������

��������

��������

��������

�����������������

Page 110: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

98

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

saham dan meninggalkan obligasi pemerintah

yang mempunyai return yang lebih kecil dan

menaikkan yield obligasi pemerintah.

Secara umum volatilitas yield negara

maju masih lebih rendah dari negara emerging.

Hal ini menunjukkan persepsi investor di

negara emerging masih lebih mudah goyah

dibandingakan negara maju. Downside risk

EMEs bukan hanya bersumber dari internal

individu negara issuer tetapi juga isu global.

Sebagai negara ‘small and open economy’

persepsi negara masih sangat rentan terhadap

berbagai isu tersebut.

D iantara y ie ld EMEs , Tha i land

menunjukkan penurunan yield yang signifikan.

Hal ini mencerminkan risiko sektor riil yang

meningkat sehingga investor memilih untuk

memegang obligasi pemerintah. Pada

TW4-13 kondisi ekonomi Thailand secara

umum memburuk karena mengalami tekanan

Grafik 3.6 Perubahan Yield NegaraEmerging TW3-13

Grafik 3.8 Volatilitas Yield Govt.Bonds TW4-13

Grafik 3.5 Perubahan Yield NegaraMaju TW3-13

Grafik 3.7 Perubahan Yield Govt.Bonds TW4-13

��

���

���

���

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������

���

���

���

���

���

���

���� ����

�����������������

�����������

�����������������������������

������������

��

��

����

���

����

����

���

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

��������������

������������� �������������

�������������

���� ����

�����������������

������

��������������������

�������������������������

�����������������

�����������

���� ��� ��� ��� ���

��������������

���������

�����������������

������

��������������������

�������������������������

�����������������

������

��������

��������

��������

��������

��� ���� ���� ���� ���� �����

�����������������

Page 111: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

99

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas

baik dari sisi internal maupun eksternal.

Faktor konsumsi serta investasi menjadi

masalah domestik Thailand pada periode

ini. Kinerja ekonomi diperparah dengan aksi

anti pemerintah melalui demonstrasi yang

berdampak pada penutupan pusat bisnis.

Aksi tersebut berdampak pada terjadinya

capital outflow, penurunan konsumsi dan

pariwisata. Selain itu, Thailand juga menghadapi

permasalahan instabilitas pasar keuangan dan

tingginya utang rumah tangga.

B. PASAR VALAS

Pada TW4-13 perkembangan pasar

valas banyak dipengaruhi isu tapering stimulus

moneter di AS. Setelah Fed memutuskan

menunda tapering pada September 2013,

nilai tukar di berbagai negara cenderung

menguat terhadap dolar AS pada Oktober

2013. Terjadinya goverment shutdown dan

permasalahan debt ceiling yang menimbulkan

kekhawatiran terjadinya default pembayaran

utang oleh AS sedikit menahan tren apresiasi,

namun nilai tukar tetap menguat. Tekanan

terhadap nilai tukar kembali meningkat di

November 2013. Tekanan beberapa mata uang

negara emerging bahkan menjadi semakin

besar dengan melemahnya fundamental

ekonomi, terutama defisit Current Account.

Selanjutnya, isu tapering kembali

mengemuka menjelang FOMC meeting

Desember 2013. Pelaku pasar memperkirakan

Fed akan memutuskan mulai melakukan

tapering sehingga investor global menarik

investasinya dari negara emerging. Akibatnya,

terjadi depresiasi nilai tukar di sebagian besar

negara emerging. Setelah Fed memutuskan

untuk mulai tapering, pelaku pasar justru

menyambut positif keputusan tersebut,

sehingga tidak menimbulkan guncangan

lebih lanjut di pasar valas. Besarnya tekanan

menjadikan nilai tukar negara emerging

terdepresiasi cukup tajam. Mata uang negara

ASEAN 5 melemah dalam kisaran 0,6% - 2,5%.

Sementara itu, di kelompok negara maju terjadi

pergerakan yang tidak searah, Euro bergerak

menguat namun Yen Jepang melemah cukup

signifikan. Pelemahan Yen lebih didorong

oleh faktor domestik, seperti melebarnya

defisit neraca perdagangan dan kebijakan

Quantitative and Qualitative Monetary Eeasing

(QQE).

Meskipun tekanan depresiasi masih

kuat, gejolak nilai tukar di berbagai negara

sedikit menurun di TW4-13. Hal ini terlihat

pada indikator volatilitas nilai tukar di TW4-13

yang lebih rendah di berbagai negara, kecuali

Indonesia.

Di sisi lain, pergerakan nilai tukar riil

negara berkembang juga bervariasi. Beberapa

negara mengalami apresiasi nilai tukar riil,

seperti China, India, Korea, Singapura, dan

Filipina. Sebaliknya, negara yang mengalami

depresiasi nilai tukar riil adalah Indonesia dan

Thailand.

Page 112: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

100

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

C. PASAR KOMODITAS

Pada TW4-13, harga komoditas dunia

secara umum masih dalam tren menurun

sejalan dengan permintaan global yang masih

lemah. Harga emas dan beberapa produk

tambang, seperti nikel dan alumunium,

mengalami penurunan. Untuk produk emas,

penurunan harga terjadi karena pembatasan

impor emas oleh India -- salah satu pengimpor

emas terbesar dunia -- yang sedang berupaya

keras menurunkan impor dan defisit neraca

pembayaran. Beberapa komoditas pertanian

juga mengalami penurunan harga, seperti

beras dan kedelai.

Di sisi lain, beberapa komoditas masih

mengalami peningkatan harga, seperti minyak,

Grafik 3.9 Perkembangan Nilai TukarGlobal TW4-13

Grafik 3.10 Volatilitas Nilai TukarGlobal TW4-13

Grafik 3.11 Perkembangan Nilai Tukar Riil

������

��

��

��

��

��

��

���

���

���

���

���

���� ���� ���� ���� ���� ����� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � �� � � � ��

�����������������

�������

������������

�������

������

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

���

���

����

����

����

������������ �������� �������� ��������

�����������������

������

��

��

���

���

���

���

�����

����������

���������

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������� ���� ���� ���� ���� ����

�����������������

������

��

��

��

���

���

���

������������������������� ��������

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������� ���� ���� ���� ���� ����

�����������������

Page 113: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

101

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas

palm oil, gandum dan tembaga. Tingginya

harga minyak dipengaruhi oleh meningkatnya

kebutuhan dan gangguan pasokan karena

faktor keamanan di wilayah Timur Tengah.

Grafik 3.12 Perkembangan Harga Minyakdan Emas TW4-13

Grafik 3.13 Perubahan Harga BeberapaKomoditas TW4-13

����������������������������������

��

��

��

���

���

���

���

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����

����������������������� ����������������

��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ���

���� ����

�����������������

���������

��������������

����� ����� ���� ��� ��� ���� ����

��������������������������

�����������������������

�����������������������

������������������

��������������������

��������������

�������������������������

�����������������

Sementara itu, kenaikan harga komoditas

pertanian tersebut lebih disebabkan oleh

menurunnya hasil panen akibat gangguan

cuaca ekstrim.

Page 114: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

102

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 115: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

103

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Dan Lembaga Internasional

Dinamika ekonomi dan pasar keuangan global pasca diumumkannya rencana pengurangan

stimulus moneter oleh The Fed telah menjadi perhatian berbagai fora baik di tingkat regional

maupun multilateral. Sensitivitas pasar yang tinggi terhadap rencana AS tersebut telah

menyebabkan volatilitas di pasar keuangan serta meningkatkan vulnerabilitas eksternal di negara

berkembang dan emerging. Sejalan dengan berbagai tantangan tersebut, disadari pentingnya

penguatan kerja sama manajemen krisis serta perumusan kebijakan dalam rangka mencegah

dan mengantisipasi dampak (spillover) dari tapering stimulus negara maju.

Penguatan manajemen krisis dalam kerja sama ASEAN+3 ditempuh melalui penyusunan

Operational Guideline Chiang Mai Initiative Multilateralisation sebagai bagian dari penguatan

mekanisme regional self help. Di level multilateral, IMF melakukan kajian metode pengukuran

kecukupan cadangan devisa sebagai first line of defense terhadap krisis. Sedangkan forum G20

memfokuskan pembahasan pada koordinasi dan komunikasi kebijakan, serta langkah yang

harus ditempuh anggota untuk mencegah spillover tapering dan memitigasi volatilitas yang

dapat ditimbulkan.

Dalam kerangka kerja sama bilateral, Bank Indonesia dan Jepang telah menandatangani

perjanjian Bilateral Swap Arrangement sehingga Indonesia memiliki alternatif pendanaan untuk

mencegah dan mengatasi krisis akibat kerentanan eksternal. Selain itu, untuk mendukung dan

memfasilitasi aktivitas perdagangan dan investasi antara RI dan China, pada 1 Oktober 2013

Bank Indonesia dan People’s Bank of China telah menandatangani kerja sama Bilateral Currency

Swap Arrangement yang memungkinkan kedua belah pihak melakukan swap mata uang lokal

senilai CNY100 miliar atau ekuivalen Rp175 triliun.

Isu fundamental ekonomi juga menjadi topik diskusi yang hangat dalam berbagai fora. BIS

membahas penciptaan keseimbangan pertumbuhan global, khususnya di tengah pertumbuhan

ekonomi negara emerging yang melambat dibandingkan negara maju. Sedangkan di forum G20,

Perkembangan Kerja Sama Dan Lembaga Internasional

4BA B

Page 116: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

104

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

A. KERJA SAMA REGIONAL

A.1. Policy Discussion dalam Rangka

Mengantisipasi Dampak Rencana Exit

Policy the Fed Atas Kebijakan Moneter

Unconventional (Tapering)

Perkembangan ekonomi global yang

bergejolak pasca diumumkannya rencana

pengurangan stimulus moneter oleh The

Fed (tapering) serta dampak spillover-nya

telah menjadi perhatian fora kerja sama baik

di tingkat regional maupun multilateral. Di

tingkat regional, pembahasan isu tersebut

telah dilaksanakan di forum Executives’

Meeting of East Asia Pacific Central Banks

(EMEAP)1 pada TW4-13. Pada pertemuan

level Deputi Gubernur EMEAP, Bank Indonesia

bersama sepuluh bank sentral dan otoritas

moneter lainnya membahas dampak tapering

terhadap stabilitas moneter dan keuangan

global serta negara emerging, khususnya

negara-negara EMEAP. Pasar dinilai sangat

sensitif terhadap rencana exit policy AS, terlihat

dari besarnya volatilitas pasar keuangan sejak

akhir Mei 2013 yang telah berakibat pada

meningkatnya kerentanan eksternal negara-

negara berkembang dan emerging.

Isu yang mengemuka pada pertemuan

EMEAP tersebut antara lain adalah apakah

vulnerabilitas di kawasan emerging dapat

mengarah pada krisis Asia 1997. Dari

pertemuan tersebut dapat disimpulkan

bahwa ketahanan fundamental ekonomi

negara-negara EMEAP pada dasarnya lebih

kuat dibandingkan saat krisis Asia 1997. Risiko

kerentanan yang dihadapi secara umum juga

berbeda sehingga gejolak ekonomi yang terjadi

saat ini dinilai belum mengarah pada terjadinya

krisis 1997. Namun demikian, anggota

EMEAP tetap harus waspada, mempersiapkan

kebijakan manajemen krisis dengan baik, serta

mengkomunikasikan kebijakan yang ditempuh

kepada publik dengan jelas. Kebijakan yang

kredibel dinilai sebagai faktor kunci untuk

mendapatkan kepercayaan pasar, baik domestik

maupun regional. Reformasi struktural juga

perlu dilakukan untuk meningkatkan potensi

pertumbuhan jangka panjang.

Selain di forum EMEAP, BI juga aktif

berpartisipasi dalam policy discussion di

forum Bank for International Settlements

(BIS)2. Salah satu topik pembahasan dalam

Bimonthly Meeting BIS adalah keseimbangan

Australia - selaku Chair G20-2014 - memprioritaskan pembahasan pada penguatan pertumbuhan

ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

Terlepas dari berbagai diskusi di kancah regional dan multilateral, IMF telah menyelesaikan

Article IV Consultation 2013 untuk Indonesia, serta menyampaikan beberapa rekomendasi

kebijakan yang menyentuh permasalahan fundamental RI.

1 EMEAP merupakan badan kerjasama antar bank sentral dan otoritas moneter di wilayah Asia Timur dan Pasifik, yang bertujuan untuk memperkuat hubungan kerjasama dan koordinasi antar negara anggota.

2 Forum BIS menjadi sarana koordinasi kerja sama pada bidang banking supervision, financial markets, dan payments system antara bank sentral atau otoritas moneter anggota BIS.

Page 117: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

105

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Dan Lembaga Internasional

(cushion) neraca pembayaran. Kerja sama CMIM

terus diperkuat melalui penyusunan Operational

Guideline untuk menjamin kelancaran di saat

fasilitas tersebut diimplementasi. Selain itu,

ASEAN+3 Macroeconomic Research Office

(AMRO) yang berperan sebagai unit surveillance

kawasan dalam rangka CMIM juga tengah

diupayakan untuk diakui sebagai International

Organization (IO). Proses AMRO untuk menjadi

IO diharapkan akan segera terwujud dalam

waktu dekat setelah dicapainya konsensus

prinsip atas AMRO Agreement sebagai dasar

hukum bagi AMRO untuk menjadi organisasi

internasional. Lebih lanjut diharapkan AMRO

akan memiliki kredibilitas dan objektivitas

yang diakui oleh seluruh anggota dan dapat

berkontribusi terhadap stabilitas keuangan

kawasan demi penguatan CMIM.

Tidak hanya CMIM, penguatan self

help mechanism ditempuh melalui kerja sama

bilateral antara Bank Indonesia dengan Bank of

Japan (BOJ) atas nama Kementerian Keuangan

Jepang berupa penandatanganan perjanjian

Bilateral Swap Arrangement (BSA) senilai

USD22,76 miliar pada 12 Desember 2013.

Kerja sama tersebut memungkinkan Indonesia

memiliki alternatif solusi untuk mencegah dan

menangani krisis yang diakibatkan oleh tekanan

likuiditas valuta asing ataupun permasalahan

neraca pembayaran. Berbeda halnya dengan

skema BSA sebelumnya, skema kali ini

memungkinkan BI untuk memperoleh fasilitas

pencegahan krisis (precautionary line) dengan

dana yang dapat ditarik sewaktu-waktu sesuai

kebutuhan, di samping fasilitas penanganan

krisis yang sebelumnya telah ada.

pertumbuhan global (balance of global

growth) yang terus bergeser3. Dalam kaitan

ini, diskusi menitikberatkan pada pembahasan

bagaimana prospek global external rebalancing

di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi

negara emerging dibandingkan advanced

economies.

A.2. Kerja Sama dalam Rangka Manajemen

Krisis dan Fasilitasi Perdagangan dan

Investasi

Perkembangan ekonomi global dan

regional yang belum menggembirakan

meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko

krisis. Penguatan mekanisme regional self

help terus dilakukan di tengah situasi yang

belum menggembirakan. Nilai tukar yang

masih tertekan mendorong seluruh negara

emerging untuk meningkatkan efektivitas

jaring pengaman keuangan kawasan.

Sebagai salah satu skema kerja sama

regional financial arrangement, Chiang Mai

Initiative Multilateralisation (CMIM) terus

diperkuat. Kerja sama dalam bentuk pooling

fund sebesar USD240 miliar yang dikumpulkan

oleh seluruh negara ASEAN+34 tersebut

menjadi andalan dalam upaya mengatasi risiko

permasalahan likuiditas dan sebagai bantalan

3 Pada triwulan sebelumnya topik yang dibahas mengenai peningkatan volatilitas pasar keuangan dan pengaruhnya pada kondisi perekonomian secara global, khususnya pada negara emerging yang dipicu oleh pengumuman tapering oleh the Fed.

4 ASEAN+3 beranggotakan 10 negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar, Brunei) dengan Jepang, Korea, dan China (dalam hal ini melibatkan Hong Kong Monetary Authority/HKMA).

Page 118: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

106

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Kerja sama swap arrangement tidak

hanya dilaksanakan dalam konteks crisis

management. Melihat peningkatan prospek

perdagangan internasional dan investasi cross

border, dunia usaha memerlukan ketersediaan

mata uang lokal yang cukup. Kebutuhan

ini dapat difasilitasi dengan menggunakan

mekanisme currency swap arrangement.

Untuk itu, pada 1 Oktober 2013 BI telah

menandatangani kerja sama Bilateral Currency

Swap Arrangement (BCSA) dengan Bank

Sentral China (People’s Bank of China) yang

memungkinkan kedua belah pihak melakukan

swap mata uang lokal senilai CNY100 miliar

atau ekuivalen dengan Rp175 triliun. Melalui

bank sentral kedua belah pihak, dunia usaha

dapat mengajukan kebutuhan mata uang

lokal untuk keperluan perdagangan bilateral

dan investasi. Saat ini BI juga tengah menjajaki

peluang kerja sama serupa dengan Korea.

Upaya penguatan crisis management

juga diupayakan melalui forum EMEAP Crisis

Management and Resolution Framework

(CMRF). Pada TW4-13, para Deputi EMEAP

telah menyepakati rencana simulasi Crisis

Communication Test (CCT) yang kedua.

Simulasi tersebut merupakan bagian dari

upaya meningkatkan kesiapan negara kawasan

dalam menghadapi kemungkinan terjadinya

krisis. Selain itu, para Deputi juga telah

sepakat mengenai pentingnya keterlibatan

secara aktif dan komitmen NCBS (Non

Central Bank Supervisors) dalam menilai

dan mengevaluasi kemungkinan terjadinya

spillover di kawasan serta untuk mendukung

formulasi respon di kalangan anggota EMEAP.

Hasil CCT memperlihatkan bahwa mekanisme

komunikasi dalam rangka pencegahan dan

penanganan krisis antar bank-bank sentral

anggota EMEAP cukup efektif.

A.3. Inisiatif Integrasi dan Pengembangan

Pasar Modal Kawasan

Semangat integrasi pasar modal

kawasan telah disepakati sebagai agenda

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015

untuk mencapai ‘freer flow of capital’. Saat

ini seluruh negara anggota (ASEAN Member

States/AMS) tengah dalam proses memenuhi

berbagai milestone yang diperlukan untuk

mencapai tujuan tersebut.

Di sisi pasar modal, sebagai amanat

pertemuan tingkat Menteri Keuangan (AFMM)

di Kamboja (April 2012), dilaksanakan studi

independen pengembangan dan integrasi

pasar modal oleh ASEAN Capital Market

Forum (ACMF), Working Committee on Capital

Market Development (WC-CMD), dan ASEAN

Secretariat. Studi tersebut diharapkan dapat

menghasilkan analisis dan masukan bagi

AMS, badan sektoral, maupun stakeholder

lainnya dalam menyusun langkah strategis

guna mencapai ‘freer flow of capital’. Saat

ini studi tengah dalam proses pelaksanaan.

Lebih lanjut, sebagai upaya integrasi pasar

modal kawasan, AMS telah sepakat untuk

mengembangkan Blueprint ASEAN Capital

Market Infrastructure (ACMI). Blueprint ACMI

tersebut diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan dan partisipasi pasar modal

masing-masing AMS untuk menciptakan pasar

Page 119: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

107

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Dan Lembaga Internasional

modal ASEAN yang lebih likuid dan semakin

dalam.

Keberadaan integrasi pasar modal

ASEAN sangat terkait erat dengan keterbukaan

rezim aliran modal suatu negara. Untuk

memetakan keterkaitan tersebut, ASEAN telah

memiliki sebuah Capital Account Liberalisation

(CAL) heat-map dengan data yang diperbaharui

setiap tahun. Data terakhir yang digunakan

pada heat map tersebut adalah data tahun

2012 dan saat ini tengah diperbaharui dengan

data tahun 2013. Pemetaan tersebut juga

menjadi peer pressure bagi AMS dengan

tingkat keterbukaan rezim aliran modal masih

kurang dari convergence point tertentu untuk

menempuh milestone yang diperlukan. Dalam

hal ini Indonesia telah menganut rezim aliran

modal yang relatif lebih terbuka dibanding

AMS lainnya.

Inisiatif pengembangan pasar obligasi

juga terus berlanjut melalui ASEAN+3 Bond

Market Initiative (ABMI). Empat fokus utama

yang diusung adalah: (i) promosi penerbitan

obligasi berdenominasi mata uang lokal

melalui penjaminan oleh Credit Guarantee

Investment Facilities (CGIF)5, (ii) fasilitasi

permintaan obligasi berdenominasi mata uang

lokal, (iii) perbaikan kerangka regulasi, dan

(iv) peningkatan kualitas infrastruktur pasar

obligasi, dan koordinasi bantuan teknis.

Partisipasi aktif Indonesia pada insiatif

ABMI selama TW4-13 antara lain berupa

penjaminan penerbitan obligasi mata uang

lokal perusahaan Indonesia dan keterlibatan BI

dalam technical assistance di BCLMV. Setelah

berhasil dalam program penjaminan penerbitan

obligasi berdenominasi Thai Baht pada April

2013, CGIF kembali memberikan jaminan atas

penerbitan obligasi berdenominasi Rupiah oleh

perusahaan Indonesia pada Desember 2013

dengan partisipasi investor Jepang. Hal ini

menjadi penjaminan pertama yang dilakukan

CGIF atas obligasi berdenominasi Rupiah.

Selain itu, Bank Indonesia telah berpartisipasi

dalam memberikan technical assistance

pengembangan pasar modal di Myanmar atas

dukungan ADB.

Perkembangan mengenai regional

financial integration juga menjadi perhatian

pada forum BIS di TW4-13. Committee on the

Global Financial System (CGFS) BIS membentuk

sebuah Study Group untuk meneliti tren

ekspansi kelompok bank besar di kawasan

emerging market economies (EMEs). Secara

khusus, Study Group meneliti faktor-faktor

yang mendorong ekspansi khususnya yang

bersifat regional financial integration dengan

tujuan untuk mengetahui implikasi integrasi

tersebut terhadap pasar keuangan dan

stabilitas keuangan. Studi tersebut mencoba

mengevaluasi kemungkinan terjadinya spill

over yang disebabkan oleh ekspansi perbankan

di kawasan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa perubahan yang terjadi hingga kini

dinilai belum mengubah profil risiko sistem

perbankan EMEs atau belum berpotensi

menimbulkan dampak spill over ke kawasan.

Namun, integrasi keuangan yang lebih besar

5 CGIF adalah sebuah trust fund sebesar USD700 miliar yang dibentuk forum ASEAN+3 bersama dengan ADB yang bertujuan untuk mempromosikan penerbitan obligasi berdenominasi mata uang lokal dengan melakukan penyediaan penjaminan obligasi tersebut.

Page 120: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

108

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

di dalam kawasan EME kemungkinan dapat

memiliki implikasi signifikan terhadap sistem

keuangan dan stabilitas keuangan dalam

jangka panjang.

B. KERJA SAMA MULTILATERAL

B.1. Respon Fora Atas Perkembangan

Ekonomi dan Keuangan Global

Pandangan IMF terhadap perkembangan

perekonomian global tercermin pada World

Economic Outlook (WEO). Dalam laporan

tersebut, IMF menyampaikan bahwa aktivitas

global dan perdagangan dunia meningkat

pada semester kedua 2013. Data terkini

menunjukkan bahwa pertumbuhan global pada

triwulan IV lebih tinggi dibandingkan dengan

proyeksi WEO Oktober 2013. Pertumbuhan

ekonomi global meningkat menjadi 3% pada

akhir tahun 2013, dari 2,5% pada semester

pertama 2013.

Aktivitas global diperkirakan akan

terus meningkat di 2014-2015, dan banyak

dikontribusi oleh pemulihan ekonomi negara

maju (Advanced Economies/AEs). Pertumbuhan

global diproyeksikan meningkat 3,7% pada

tahun 2014, dan terus membaik menjadi 3,9%

pada tahun 2015. Bagi negara emerging,

peningkatan permintaan eksternal dari AEs

akan mendorong pertumbuhan, meskipun

pelemahan domestik masih menjadi tantangan.

Beberapa negara masih memiliki ruang

kebijakan moneter. Sementara itu, di banyak

negara lainnya output sudah mendekati

potensinya, yang berarti bahwa penurunan

pertumbuhan disebabkan oleh faktor

struktural sehingga pendekatan kebijakan yang

dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan

adalah reformasi struktural.

IMF menekankan bahwa, meskipun telah

terjadi perbaikan kondisi perekonomian pada

TW4-13, berbagai risiko tetap membayangi –

baik risiko yang telah ada selama ini maupun

risiko yang baru. Risiko baru yang muncul

diantaranya adalah tingkat inflasi yang rendah

di negara maju, terutama kawasan Eropa,

yang berdampak pada menurunnya ekspektasi

inflasi, dan pada akhirnya menyebabkan

tingkat inflasi terus berada di bawah target.

Selain itu, kesenjangan output di negara maju

masih lebar sehingga kebijakan moneter

akomodatif masih dibutuhkan sembari tetap

melanjutkan konsolidasi fiskal. Volatilitas pasar

keuangan dan arus modal yang meningkat

juga masih menjadi perhatian, terutama pasca

pengumuman bahwa the Fed akan mulai

melakukan tapering di awal 2014. Dalam

hal ini, negara berkembang perlu mengelola

tingginya potensi pembalikan modal (capital

revearsal).

Isu ekonomi global, termasuk terkait

tapering dan unconventional monetary policies

(UMP), juga menjadi salah satu fokus bahasan

di forum G20. Pada pertemuan tingkat Menteri

Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (G20

MGM) di Washington DC, 10-13 Oktober

2013, Menteri Keuangan dan Gubernur

Bank Sentral G20 memandang bahwa

perekonomian global mulai menunjukkan

indikasi pemulihan di negara maju namun juga

Page 121: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

109

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Dan Lembaga Internasional

diwarnai gejala perlambatan pertumbuhan

ekonomi negara berkembang. Sejumlah

negara EMDCs menekankan bahwa meski

mengalami perlambatan pertumbuhan, negara

EMDCs masih memiliki fundamental yang baik

dan masih menjadi penyumbang penting bagi

pertumbuhan ekonomi global. Sementara

terkait isu spillover, anggota G20 memandang

AS perlu segera mengambil langkah untuk

mengatasi ketidakpastian fiskal jangka pendek.

Volatilitas arus modal juga masih akan menjadi

tantangan ke depan sehingga diperlukan

kebijakan makroekonomi, reformasi struktural,

dan kerangka kehati-hatian yang kuat untuk

membantu memitigasi volatilitas tersebut.

Ke depan, G20 akan memastikan kebijakan

moneter selalu dikalibrasi secara hati-hati

dan dikomunikasikan dengan lebih jelas.

Anggota G20 juga akan saling bekerja

sama agar implementasi kebijakan domestik

dapat mendukung stabilitas ekonomi dan

keuangan global. Di samping isu tapering,

pada pertemuan tersebut Menteri Keuangan

dan Gubernur Bank juga membahas berbagai

isu global ekonomi, arsitektur keuangan

internasional (dengan penekanan pada

reformasi kuota IMF dan manajemen utang

pemerintah), pembiayaan jangka panjang, dan

efektivitas proses kerja G20.

Khusus terkait tapering, pada Deputies

Meeting Desember 2013 anggota G20 yang

berasal dari negara maju menyampaikan bahwa

mereka telah memiliki panduan yang jelas

untuk tapering dan exit dari UMP. Pengambilan

keputusan tapering juga didukung oleh kajian

dampak spillover ke pasar internasional.

Negara maju memandang dampak spillover

dapat ditekan apabila emerging market and

developing countries (EMDCs) menempuh

kebijakan nilai tukar yang fleksibel sehingga

dapat menyerap shock yang disebabkan

oleh spillover tersebut. Sementara itu, secara

umum EMDCs menyampaikan (i) pentingnya

komunikasi yang jelas mengenai kebijakan UMP

serta exit strategy, (ii) pentingnya meminimalisir

dampak spillover UMP, dan (iii) pembahasan

spillover di G20 sebaiknya juga membahas

konsekuensi yang harus ditanggung EMDCs

(a.l. capital outflow, volatilitas nilai tukar,

dan kenaikan suku bunga), serta alternatif

kebijakan yang dapat ditempuh oleh EMDCs

di samping fleksibilitas nilai tukar (a.l. capital

control, pendalaman pasar keuangan dan kerja

sama liquidity swap antar bank sentral).

Selanjutnya, pada G20 Deputies

Meeting di Canberra, 16-17 Desember 2013,

fokus pembahasan ditujukan pada isu-isu

sebagai berikut: (i) pentingnya kebijakan

yang dapat diprediksi, (ii) peran peningkatan

investasi dalam mendorong pertumbuhan

jangka pendek dan jangka menengah, serta (iii)

perlunya peningkatan pemahaman mengenai

spillover kebijakan negara G20 lainnya dan

respon yang tepat terhadap spillover tersebut.

Dalam hal ini, Australia mengusulkan area yang

akan dicakup sebagai berikut: (i) normalisasi

kebijakan moneter di AEs, (ii) internal and

external rebalancing, serta (iii) pertumbuhan

dan kerentanan di EMDCs.

Page 122: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

110

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

B.2. Kegiatan Survei l lance Untuk

Mendukung Pertumbuhan Perekonomian

Global

Sebagai bagian dari pelaksanaan

tugas IMF untuk menjaga sistem moneter

internasional dan memonitor kebijakan

ekonomi dan keuangan negara anggotanya,

IMF melakukan surveillance serta merumuskan

rekomendasi strategi dan kebijakan untuk

mencapai pertumbuhan ekonomi global yang

kuat. Dalam hal ini, IMF telah menyelesaikan

Article IV Consultation 2013 untuk Indonesia

yang dilaksanakan pada bulan Agustus –

Desember 2013 serta mempublikasikan staff

report hasil surveillance dimaksud. Dalam

report tersebut disampaikan bahwa Indonesia

menghadapi tantangan makroekonomi yang

lebih tinggi akibat pelemahan pertumbuhan

negara EMDCs utama, penurunan harga

komoditas dan kondisi keuangan global

yang ketat sehingga menyebabkan neraca

pembayaran mengalami tekanan. Selain

itu, kebijakan domestik yang akomodatif

serta meningkatnya subsidi energi telah

mengakibatkan ketidakseimbangan sektor

eksternal dan fiskal.

Selanjutnya, IMF merekomendasikan

agar (i) kebijakan moneter tetap fokus dalam

menjaga ekspektasi inflasi dan mengurangi

tekanan neraca pembayaran, (ii) kebijakan

fiskal harus mendukung kebijakan moneter,

terutama reformasi pajak dan subsidi, (iii)

perlu dilakukan monitoring bank secara hati-

hati seiring kondisi keuangan yang ketat dan

menutup gap dalam kerangka manajemen

krisis serta (iv) reformasi struktural yang

difokuskan pada penciptaan iklim usaha yang

lebih dapat diprediksi dan fleksibilitas pasar

tenaga kerja.

B.3. Presidensi G20 Australia 2014

Seiring dengan beralihnya tampuk

presidensi G20 dari Rusia ke Australia pada

tahun 2014, Australia telah merumuskan

prioritas utama keketuaannya. Prioritas utama

Australia adalah penguatan pertumbuhan

ekonomi dan penciptaan lapangan kerja,

dengan penekanan pada 2 (dua) tema utama

yang akan menjadi fokus G20 di 2014, yaitu:

(i) Mempercepat pertumbuhan ekonomi

melalui penguatan peran sektor swasta

(boost growth by empowering the

private sector); dan

(ii) Membangun ketahanan dalam

perekonomian global (building resilience

in the global economy)

Sejalan dengan prioritas dan dua tema

utama tersebut, maka co-chair G20 Framework

Working Group (FWG) pada G20 Deputies

Meeting di Canberra menyampaikan dokumen

Global Economic Context and a Roadmap for

the Framework Working Group yang berisi

mengenai (i) upaya mengelola perekonomian

global dalam melewati masa transisi, (ii)

peran FWG dalam mengatasi tantangan

perekonomian global, dan (iii) rencana kerja

dan timeline FWG di 2014.

Page 123: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

111

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Dan Lembaga Internasional

Assessment of Gaps Vis-à-vis The Goals of Strong, Sustainable and Balanced Growth

G20 menghadapi permasalahan

besarnya perbedaan antara realisasi

versus kondisi ideal dalam menciptakan

pertumbuhan ekonomi global yang kuat,

berkelanjutan dan seimbang (Strong,

Sustainable and Balanced Growth/

SSBG). Terkait dengan hal tersebut,

OECD menyampaikan ’assessment of

gaps’ sebagai referensi bagi G20 dalam

menyusun strategi pertumbuhan (growth

strategies), baik untuk masing-masing

anggota maupun secara global.

Hasil evaluasi OECD menunjukkan

terdapat beberapa negara memiliki gap

yang lebar antara real output dengan output

potensialnya, yaitu Spanyol, Italia, Perancis,

Turki, Afrika Selatan, USA dan Korea

Selatan. Sementara negara EMEs utama

lainnya, meski masih berada di bawah

output potensialnya, namun memiliki gap

yang relatif rendah.

Di sisi inflasi, lemahnya permintaan

global telah mengurangi tekanan inflasi di

sebagian besar negara G20. Namun pada

akhir 2013 beberapa negara mengalami

peningkatan tekanan inflasi akibat depresiasi

nilai tukar yang signifikan, seperti Indonesia,

India, Turki, Brazil dan Afrika Selatan.

Proyeksi pertumbuhan 2014 masih lemah,

dengan global imbalances yang masih lebar

pada beberapa negara. OECD membagi

negara G20 ke dalam beberapa kelompok

dimana Indonesia, bersama dengan India

dan Brazil, dikategorikan sebagai negara

kelompok EMEs yang memiliki pertumbuhan

PDB yang mendekati potensialnya, namun

memiliki current account deficit, sehingga

perlu melakukan peningkatan konsumsi

domestik dan investasi, serta menjaga inflasi

untuk meningkatkan daya saing ekspornya.

OECD juga berpendapat bahwa pelemahan

perekonomian global disebabkan oleh

Boks 1

Secara umum para Deputies menyepakati

dilakukannya penyusunan dan pembahasan

comprehensive growth strategies secara

top down. Titik awal pembahasan adalah

identifikasi gap secara keseluruhan dari

anggota G20 untuk kemudian diderivasi

menjadi kebijakan yang perlu dilakukan

oleh masing-masing anggota G20 guna

berkontribusi pada pencapaian pertumbuhan

yang kuat, berkelanjutan dan berimbang.

Page 124: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

112

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

menurunnya perdagangan dunia sejak

2008. Selain itu, permasalahan rendahnya

partisipasi dan produktivitas tenaga

kerja juga ikut mendorong pelemahan

perekonomian global.

Kebijakan reformasi struktural

t e tap men jad i kunc i da r i upaya

mengatasi permasalahan yang dihadapi

perekonomian global saat ini. Menurut

OECD, tiga hal yang menjadi fokus dari

kebijakan reformasi struktural yaitu: (i)

sustainabilitas fiskal (melalui perluasan

basis pajak, pengurangan belanja rutin

dan meningkatkan tabungan pemerintah);

(ii) sustainabilitas sosial (dengan jalan

meningkatkan pendapatan masyarakat dan

pemerataan distribusi pendapatan); dan (iii)

keseimbangan eksternal (melalui kebijakan

yang dapat menggeser pola konsumsi dan

tabungan masyarakat, serta meningkatkan

iklim bisnis yang kondusif).

A s s e s s m e n t o f g a p s y a n g

disampaikan oleh OECD terbagi dalam tiga

area utama yang menjadi tema kunci sesuai

dengan identifikasi pada G20 Deputies

Meeting pada Desember 2013, yaitu:

1. Investasi: Sejumlah faktor

yang diduga menjadi penyebab

melemahnya investasi termasuk

melambatnya pertumbuhan output

ekonomi, ketatnya standar pemberian

pinjaman, serta rendahnya laju inflasi.

Kebijakan yang diperlukan untuk

memperbaiki produktivitas melalui

struktur keuangan dan investasi yang

baik terbagi tiga, yaitu: kebijakan

untuk mendorong permintaan

investasi, prioritas kebijakan untuk

memperbaiki ketersediaan dana

(supply of finance), dan kebijakan

untuk menghapuskan kendala

investasi infrastruktur.

2. Meningkatkan lapangan kerja

dan partisipasi tenaga kerja: Hasil

perbandingan yang dilakukan OECD

terhadap kinerja ekonomi negara

G20 versus rata-rata indikator negara

OECD menunjukkan bahwa negara

EMEs - terutama China, Indonesia

dan India - memiliki gap produktivitas

tenaga kerja yang tinggi. Beberapa

prioritas kebijakan dalam mengatasi

masalah pengangguran adalah:

(i) menempuh kebijakan yang

mendorong partisipasi tenaga

kerja yang diiringi dengan insentif

bagi pekerja; (ii) menghilangkan

disinsentif terhadap pekerja; (iii)

memberikan kesempatan bagi

pekerja untuk meningkatkan

keahlian sesuai dengan kondisi pasar

dan perkembangan teknologi; (iv)

mengatasi rendahnya partisipasi

tenaga kerja di sektor kerja formal; (v)

mendorong partisipasi tenaga kerja

wanita melalui peningkatan fasilitas

childcare, serta (vi) mendorong

partisipasi tenaga kerja usia muda.

Page 125: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

113

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Dan Lembaga Internasional

3. Perdagangan serta upaya

meningkatkan kompetisi dan

liberalisasi pasar: Secara umum,

OECD memberikan rekomendasi

kebijakan terkait perdagangan dan

kompetisi. Secara khusus, OECD

juga menyampaikan rekomendasi

kebijakan untuk Indonesia, yaitu:

(i) mempermudah perizinan usaha

dan investasi, (ii) meninjau kembali

aturan yang membatasi ekspor, dan

(iii) memperkuat pemberantasan

korupsi.

OECD juga menyampaikan catatan

mengenai kebijakan fiskal yang perlu

dilakukan untuk mendukung upaya

mendorong tercapainya tiga area tersebut

di atas. Tujuan utama dari kebijakan

fiskal tersebut adalah untuk mencapai

konsolidasi fiskal tanpa mengorbankan

pencapaian tujuan Strong, Sustainable

and Balanced Growth.

B.4. Membangun Ketahanan (Building

Resilience)

Selain penyusunan growth strategy,

isu lain yang menjadi prioritas G20 untuk

mendorong pertumbuhan perekonomian global

adalah membangun resiliensi. G20 membagi

pembangunan resiliensi dalam tiga besaran,

yaitu reformasi perpajakan (tax reform),

reformasi sektor keuangan (financial sector

reform) dan international financial architecture.

Terkait dengan reformasi perpajakan, Presidensi

Australia telah mengusulkan dua isu utama

yang menjadi prioritas pada tahun 2014,

yaitu (i) implementasi upaya mengatasi

base erosion and profit shifting (BEPS)6, (ii)

transparansi dan pertukaran data perpajakan,

serta (iii) peningkatan peran pajak dalam

pembangunan.

Sementara itu, fokus utama terkait

dengan international financial architecture

adalah reformasi IMF. G20 telah berkomitmen

untuk mendorong penyelesaian review

formula quota dan General Review Quota ke-

15 selambatnya Januari 2014. Hal ini sejalan

dengan pernyataan IMF yang menekankan

pentingnya review formula kuota dan Review

ke-15 segera dijalankan. Namun, Review ke-15

6 Sistem perpajakan (khususnya pajak penghasilan) untuk perusahaan multinasional (MNCs) yang beroperasi lintas negara sudah pernah diatur dalam international tax standards yang dahulu ditujukan untuk mencegah terjadinya double taxation (pengenaan pajak berganda di dua negara). Namun demikian, dengan berkembangnya bisnis lintas batas negara dan hak kekayaan intelektual di era teknologi informasi membuat aturan dan prinsip perpajakan yang ada saat ini dirasakan sudah tidak sesuai dengan perkembangan terkini. Banyak MNCs menggunakan aturan anti double taxation untuk mengurangi tax base yang dilaporkan (base erotion), salah satunya dengan metode pergeseran keuntungan/laba (profit shifting) dari negara dengan tax rate yang tinggi ke negara dengan tax rate yang lebih rendah.

Page 126: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

114

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

tersebut masih terhambat akibat tertundanya

implementasi kenaikan kuota pada Review

ke-14.

Terkait dengan reformasi sektor

keuangan, G20 2014 akan berfokus pada

empat area utama yaitu membangun resiliensi

lembaga keuangan, mengurangi risiko yang

ditimbulkan lembaga keuangan besar (too-

big-to-fail) yang berdampak sistemik terhadap

perekonomian global, mengantisipasi risiko

dari shadow banking, dan menciptakan

pasar derivatif yang lebih aman. Dengan

berfokus pada isu-isu di atas, G20 bertekad

untuk mempercepat pemulihan ekonomi

dan memastikan terciptanya kerangka bagi

pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan dan

seimbang.

B.5. Assessing Reserve Adequacy

Sejalan dengan surveillance dan strategi

pertumbuhan yang telah dirumuskan, IMF

juga melaksanakan upaya pencegahan dan

mitigasi krisis. IMF mengangkat isu mengenai

kecukupan cadangan devisa (reserves) dalam

paper berjudul “Assessing Reserve Adequacy”.

Dalam paper tersebut, IMF mereview metode

pengukuran kecukupan cadangan devisa

yang telah dikembangkan sebelumnya di

tahun 2011 sebagaimana terdapat pada Policy

Paper IMF dengan judul yang sama. Review

tersebut bertujuan untuk: (i) meningkatkan

pemahaman dalam rangka mencegah dan

memitigasi krisis; dan (ii) mengevaluasi

hal-hal yang masih perlu diperbaiki dari

panduan yang berlaku saat ini, khususnya

faktor-faktor yang bersifat country-specific

sehingga diharapkan metode pengukuran yang

dihasilkan akan bersifat fleksibel. Fleksibilitas

tersebut diperlukan karena setiap negara

memiliki karakteristik masing-masing yang

menyebabkan perbedaan tingkat kebutuhan/

kecukupan cadangan devisa. Dalam metode

baru yang dipaparkan dalam paper tersebut,

IMF mencoba mengukur kecukupan cadangan

devisa dengan memperhatikan aspek maturity,

depth dan underlying liquidity dari pasar serta

fleksibilitas perekonomian sebuah negara. Pada

metode pengukuran yang baru, IMF membagi

klasifikasi negara menjadi mature markets, less

mature markets, dan low income countries.7

Berdasarkan pendekatan tersebut,

d itemukan bahwa: ( i ) t idak tertutup

kemungkinan mature market economies

perlu mencadangkan devisa untuk keperluan

berjaga-jaga meski memiliki pasar yang lebih

likuid dan lebih toleran terhadap volatilitas

nilai tukar, khususnya apabila terjadi disfungsi

pasar ataupun terdapat tekanan pemenuhan

kebutuhan valas jangka pendek; (ii) bagi

emerging and less mature markets, panduan

dalam metric ARA sudah memadai, namun

dapat dilakukan perbaikan untuk menangkap

risiko yang dihadapi oleh negara dengan

kondisi perekonomian yang spesifik; dan (iii) LIC

dengan akses pasar yang terbatas memerlukan

7 Sebelumnya, klasifikasi negara yang digunakan untuk mengukur kecukupan reserve, adalah advanced market (AM), emerging market (EM), dan low income market (LIC)

Page 127: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

115

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Dan Lembaga Internasional

panduan spesifik mengenai marginal cost dari

akumulasi cadangan devisa.

Menanggapi isu kecukupan cadangan

devisa, Executive Directors IMF setuju bahwa

international reserve buffers dapat mendukung

kebijakan dan institusi dalam mencapai external

stability sebuah negara dan memainkan peran

penting dalam mencegah atau memitigasi

krisis. Selain itu, Directors juga sepakat

bahwa asesmen kecukupan cadangan devisa

seharusnya mempertimbangkan karakter

masing-masing negara agar lebih efektif

dan akurat dalam mencegah dan memitigasi

krisis.

Page 128: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

116

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 129: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Bab 5 - A r t i k e l

117

A R T I K E L

5BA B

Resiliensi Ekonomi Negara Emerging di tengah Pelemahan Ekonomi Global

Artikel 1

Oleh: Grup Studi Internasional

Di tengah proses pemulihan ekonomi

dunia pasca-krisis finansial global yang masih

tertahan hingga saat ini, diskusi mengenai

ketahanan ekonomi negara emerging kian

mengemuka. Performa negara emerging yang

pada awal krisis cukup impresif terindikasi

mulai menurun. Bahkan beberapa negara

emerging dipersepsikan sebagai “fragile

economies” terkait dengan dampak gejolak

aliran modal global yang dipicu sentimen

negatif di negara maju. Dengan ketidakpastian

dinamika ekonomi global yang masih tinggi

dan tekanan domestik yang mulai meningkat,

tantangan negara emerging ke depan semakin

besar, sehingga memunculkan pertanyaan

penting mengenai sejauh mana ketahanan

negara emerging dalam menghadapi kondisi

yang demikian.

Upaya mengidentifikasi resiliensi negara

emerging memiliki tantangan yang besar.

Belum konklusifnya teori yang melandasi

resi l iensi menghasilkan cara pandang

yang berbeda-beda yang berujung pada

pendefinisian dan analisis resiliensi yang

bervariasi. Selain itu, pengujian resiliensi yang

telah dilakukan umumnya mendasarkan

pada pengamatan negara emerging secara

keseluruhan. Dengan karakteristik ekonomi

negara emerging yang bervariasi, pemahaman

atas resiliensinya secara lebih mendalam

menuntut pengujian empiris secara parsial.

Untuk itu, kajian ini berupaya menggambarkan

kemampuan negara emerging untuk bertahan

dari pelemahan ekonomi negara maju dengan

studi kasus di beberapa negara emerging.

Dengan pemahaman resiliensi sebagai

kemampuan negara emerging untuk bertahan

yang diterjemahkan dalam derajat threshold

ekspor dan ekonomi emerging terhadap

pertumbuhan ekonomi negara maju,

Page 130: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

118

pengamatan secara individual menunjukkan

rentang batas ketahanan negara emerging yang

cukup lebar. Ketahanan ekspor Indonesia, Brazil

dan Malaysia relatif lebih baik dibandingkan

dengan Filipina, Meksiko, Thailand, dan Turki.

Keterkaitan perdagangan dengan negara maju,

keterbukaan perdagangan, dan diversifikasi

ekspor ditengarai berkontribusi positif pada

terbentuknya ketahanan ekspor yang relatif

tinggi. Faktor lain, seperti konsentrasi pasar,

belum menunjukkan hasil yang konklusif. Di

sisi ketahanan ekonomi, batas ketahanan

Indonesia, Filipina dan Malaysia relatif lebih baik

dibandingkan Brazil dan Meksiko, dan memiliki

hubungan positif dengan kebijakan fiskal

yang lebih prudent sebagaimana tercermin

dari penurunan rasio utang pemerintah dan

defisit fiskal yang cukup berarti. Keberhasilan

kebijakan moneter membawa inflasi ke level

yang rendah dan perubahan regim nilai tukar

ke arah yang lebih fleksibel berkontribusi

positif pada resiliensi ekonomi. Di sisi struktural

domestik, beberapa aspek penting ikut

menentukan kemampuan ekonomi negara

emerging untuk mengabsorbsi tekanan

eksternal, seperti keterbukaan ekonomi,

keterbukaan finansial, level cadangan devisa,

dinamika konsumsi domestik, dan faktor sosial

(income inequality).

Latar BeLakang

Lima tahun pascakrisis global, pemulihan

ekonomi dunia belum terjadi secara signifikan.

Upaya penanganan krisis di negara maju

ditengarai masih belum banyak mendorong

proses pemulihan ekonomi. Hingga akhir

2013, Internasional Monetary Fund (IMF)

memperkirakan pertumbuhan ekonomi global,

sebesar 2,9%, masih jauh di bawah rata-rata

pertumbuhan sebelum krisis global yang

mencapai 5%.

Dampak krisis tertransmisikan ke

negara emerging melalui jalur perdagangan

dan jalur finansial. Melambatnya ekonomi

global kian menekan kinerja ekonomi negara

emerging melalui pelemahan ekspor ke negara

maju. Meskipun mampu bertahan tantangan

yang dihadapi negara emerging dalam

mempertahankan pertumbuhan ekonominya

semakin berat, terlebih dengan karakteristik

permasalahan yang berbeda-beda di masing-

masing negara emerging. Tantangan yang

berbeda tersebut sangat terkait dengan

kemampuan negara emerging untuk tetap

tumbuh kuat di tengah berbagai masalah yang

melingkupinya, seperti ketidakpastian ekonomi

global, tekanan permintaan domestik, serta

terbatasnya kapasitas ekonomi dan instrumen

kebijakannya (policy tools).

Dengan kondisi demikian, negara

emerging tidak dapat mengandalkan hanya

pada respon penyesuaian jangka pendek.

Negara emerging juga perlu mengantisipasi

kemungkinan terjadinya “new normal”

dimana pertumbuhan ekonomi negara

maju ke depan akan berada dalam range

pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah

dibandingkan sebelum krisis. Dalam kondisi

yang demikian, resiliensi negara emerging

sangat berperan penting dalam menghadapi

dampak krisis yang berkepanjangan.

Page 131: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Bab 5 - A r t i k e l

119

Diagram 1. alur Pikir resiliensi Emerging

Terkait dengan hal itu, kajian ini

bertujuan mengidentifikasi sejauh mana

negara emerging mampu mempertahankan

resiliensinya di tengah pelemahan ekonomi

global dengan alur pikir sebagaimana disajikan

pada Diagram 1. Identifikasi resiliensi dilakukan

pada beberapa negara emerging, yaitu Brazil,

India, China, Afrika Selatan (Afsel), Indonesia,

Malaysia, Thailand, Filipina, Meksiko, dan Turki,

dengan pangsa PDB sekitar 61,5% dari total

negara emerging. Pengamatan difokuskan

pada periode 1990 – 2013 mengingat dalam

periode tersebut negara emerging secara

umum telah menyempurnakan kerangka

kebijakan makroekonomi seiring dengan

liberalisasi perdagangan dan finansial.

konseP, InDIkator Dan DetermInan

resILIensI

Secara konseptual, resiliensi merujuk

kepada kemampuan suatu negara untuk

secara cepat pulih dari dampak negatif akibat

terjadinya suatu shock pada perekonomian

(Briguglio et.al, 2008, Duval et.al, 2007

Boorman, et. al., 2012, Abiad, et.al., 2012 ).

Namun demikian, interpretasi dari pengertian

tersebut melahirkan beragam pendekatan

dalam pengujian resiliensi. Studi Abiad

mengidentifikasi resiliensi dalam bentuk durasi

ekspansi, resesi dan kecepatan pemulihan

ekonomi, sementara Didier, et. al (2011)

menginterpretasikan resiliensi dalam perspektif

ex ante (resiliensi merujuk pada perekonomian

yang memiliki kemungkinan yang kecil

untuk terkena dampak buruk dari shock

eksternal) dan ex post (resiliensi berarti proses

pemulihan yang lebih baik ketika menghadapi

efek contagion atau spillover-effect dari

krisis eksternal). Identifikasi resiliensi lainnya

merujuk pada ukuran kemampuan sebuah

sistem untuk tetap stabil dimana semakin

resiliensi suatu negara maka semakin besar

peluang untuk berubah dari keadaan sekarang

ke keadaan yang lain.

������������ ������������

����������� �����������������

�������������������

�����������������������������������������������������������������������������������������

�����������������������������������������������������������

������������������

��������������

����������������

�����������������

������

Page 132: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

120

Dari berbagai definisi resiliensi, terdapat

2 (dua) aspek penting yang patut dipahami

dalam konsep resiliensi ekonomi. Pertama

adalah kemampuan suatu perekonomian

untuk pulih dari dampak suatu kejutan pada

perekonomian. Hal ini terkait dengan fleksibilitas

perekonomian yang memungkinkannya

untuk bangkit kembali setelah mendapat

pengaruh negatif dari sebuah shock. Kedua

adalah kemampuan suatu perekonomian

untuk menahan atau menyerap dampak

dari kejutan dalam perekonomian. Konsep

ini berkaitan dengan kemampuan untuk

menyerap guncangan, sehingga efeknya

dapat diminimalkan. Resiliensi ini terjadi

ketika perekonomian memiliki mekanisme

untuk mengurangi efek guncangan (shock-

absorption). Berdasarkan pengertian resiliensi

di atas, resiliensi pada kajian ini akan ditekankan

pada aspek kemampuan untuk bertahan

terhadap shock eksternal. Shock eksternal

dalam konteks kajian ini akan difokuskan pada

pemburukan ekonomi global yang diproksi

dengan pelemahan pertumbuhan ekonomi

negara maju.

Dalam satu dekade terakhir, berbagai

kajian telah menghasilkan sejumlah indikator

resiliensi mulai dari single variable – seperti

pertumbuhan PDB riil dan pertumbuhan PDB

per kapita riil - maupun variabel komposit.

Untuk single variable, Claessens, Dell’Ariccia,

Igan, dan Laeven (2010); Frankel and

Saravelos (2012); Lane and Milesi-Ferretti

(2011); Rose and Spiegel (2010a, 2010b,

dan 2010c); Rose (2011); dan Didier, et.al,

(2011), menggunakan pertumbuhan PDB.

Sementara Abiad, et.al (2012) memilih

pertumbuhan PDB per kapita sebagai indikator

resiliensi. Sementara itu, Lau,Yung dan Yong

(2003), Briguglio, et.al (2007), Boorman dan

Christensen (2009), dan Boorman, et.al (2010),

membangun indeks komposit resiliensi untuk

lebih menggambarkan berbagai faktor baik sisi

fundamental maupun kebijakan ekonomi yang

mempengaruhi resiliensi ekonomi.

Lau,Yung dan Yong (2003) membentuk

indikator resiliensi yang mencakup 5 sektor

utama, yaitu sektor eksternal, publik,

perbankan, korporasi dan rumah tangga,

dimana didalamnya termasuk unsur derajat

restriksi aliran modal. Sementara itu, Briguglio,

et.al (2007) membentuk indeks resiliensi

untuk mengukur efek kebijakan shock

absorption atau shock counteraction antar

negara. Variabel yang digunakan adalah

kestabilan makroekonomi, efisiensi pasar di

level mikro, tata kelola (good governance) dan

perkembangan sosial.

Terkait dengan determinan resiliensi,

berbagai studi terdahulu menunjukkan

resiliensi ekonomi merupakan resultante

dari berbagai faktor baik yang inherent

dalam perekonomian itu sendiri dan faktor

eksternal. Faktor domestik dapat bersumber

dari struktur perekonomian dan kebijakan,

sedangkan faktor eksternal dipengaruhi

oleh dinamika ekonomi global, termasuk di

dalamnya integrasi maupun liberalisasi di

bidang perdagangan dan finansial.

Page 133: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Bab 5 - A r t i k e l

121

grafik 1. Fase ekspansi grafik 3. Variability Pertumbuhan ekonomi

grafik 2. Steady-state Pertumbuhan ekonomi

metoDe Dan HasIL anaLIsIs

Berpijak dari konsep resiliensi yang

ada, analisis yang dilakukan pada kajian

ini meliputi observasi pola steady state dan

variablity pertumbuhan ekonomi, perhitungan

periode ekspansi dan kontraksi, pengukuran

threshold (Threshold Regression-Regime

Switching) ketahanan ekspor dan ekonomi

terhadap pemburukan di negara maju.

Threshold tersebut kemudian dihubungkan

dengan berbagai indikator resiliensi untuk

mengidentifikasi sejauh mana peran dari

kebijakan dan faktor struktural di negara-

negara yang menjadi sampel, yaitu Indonesia,

Malaysia, Thailand, India, Filipina, Meksiko,

Brazil, Turki, Afrika Selatan dan China, yang

share-nya sekitar 61% dari total negara

emerging. Untuk analisis robustness, data

yang digunakan mencakup data triwulanan

(1990Q3-2012Q4) dan data tahunan (1980-

2013).

Hasil analisis menghasilkan beberapa

temuan. Pertama , penguj ian empir is

mengindikasikan resiliensi negara emerging

cenderung meningkat dalam rentang waktu

pengamatan sebagaimana tercermin pada fase

ekspansi yang berlangsung lebih lama dalam

dekade terakhir (Grafik 1). Meningkatnya fase

ekspansi merupakan hasil dari meningkatnya

kapasitas perekonomian dan berkurangnya

shock dalam perekonomiannya. Hal ini terlihat

pada meningkatnya steady state pertumbuhan

PDB yang meningkat sepanjang periode

pengamatan yang disertai dengan penurunan

variabilitasnya (Grafik 2 dan 3).

Kedua, hasil analisis menunjukkan

threshold ekspor negara emerging berada

pada kisaran pertumbuhan ekonomi negara

maju 1,90 – 3,51%. Indonesia, Brazil dan

�������

�������������������

������ ����� ����� ��������� ������ �������� �������� �������� ����� �����

������ ������������

���

���

���

���

���

���

���

���

���

���

����

������������������

������ ����� ��������� �������� ������ �������� �� �������� �����

���������������������

���

���

���

���

���

���

���

���

������������

���������

������ ����� ��������� �������� ������ �������� �� �������� �����

Page 134: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

122

Malaysia secara relatif memiliki ketahanan

ekspor yang lebih baik dari pada Filipina,

Meksiko, Thailand, Turki dan China (Grafik

4). Untuk Indonesia, tingkat toleransi ekspor

Indonesia terhadap pemburukan ekonomi

negara maju cenderung lebih tinggi. Kinerja

ekspor Indonesia relatif masih immune

terhadap pelemahan ekonomi negara maju

apabila pertumbuhan ekonomi negara maju

turun hingga 1,84%. Negara-negara dengan

resiliensi yang lebih baik tersebut pada

umumnya memiliki ketergantungan ekspor

ke negara maju yang cenderung menurun,

keterbukaan perdagangan yang lebih tinggi

(Grafik 5) dan meningkatnya diversifikasi

ekspor.

Ketiga, hasil analisis juga menunjukan

kisaran threshold pertumbuhan ekonomi

negara maju terhadap PDB negara emerging

yang relatif lebar, yaitu antara 1,26% dan

3,22%. Diantara berbagai negara sampel,

ketahanan ekonomi Filipina dan Thailand

relatif lebih baik dibandingkan negara sampel

lainnya. Sementara untuk kasus Indonesia,

nilai threshold-nya sebesar 1,85% atau relatif

moderat dibandingkan dengan threshold

negara lainnya.

Ketahanan ekonomi negara emerging

ditengarai memiliki kaitan positif dengan

kebi jakan di masing-masing negara.

Pengelolaan fiskal yang pruden sebagaimana

tercermin dari defisit fiskal dan utang

pemerintah menjadi salah satu penopang

ketahanan ekonomi negara emerging (Grafik

6 dan 7) dan kebijakan pengendalian inflasi

grafik 4. Threshold ekspor danketerkaitan Perdagangan

grafik 6. ketahanan Emerging danDefisit Fiskal

grafik 5. Threshold ekspor danketerbukaan Perdagangan

���������������������������������������

����������������

���

���

���

���

���

���

� � �� �� �� �� �� �� ��

��������

������

�����

��������

��������

������

���������

�����������������

����������������

���

���

���

���

���

���

���

���

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

����

��������

��������

����

����

��������

�����

��������

��������

������ ���������

�����������

����

��������

����

����

����

����

���������

��������

�������������

������

�������

�����

��������

����

����

����

����

����

����

����

����

��� ��� ��� ��� ��� ���

Page 135: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Bab 5 - A r t i k e l

123

grafik 7Utang Pemerintah (% PDB)

grafik 8 Pangsa Pengeluaran konsumsi swasta terhadap PDB

grafik 9 ketahanan Emerging dangini koefisien

yang baik memberikan ruang maneuver

kebijakan yang lebih besar. Sementara itu,

secara umum nilai tukar yang fleksibel juga

membantu penguatan resiliensi ekonomi.

Dengan cadangan devisa yang memadai,

negara emerging menjadi lebih mampu

mengelola shock eksternal.

Di sisi moneter, pengamatan dalam satu

dekade terakhir mengindikasikan keberhasilan

negara emerging dalam mengendalikan laju

inflasi. Beberapa negara emerging bahkan

berhasil menurunkan inflasi hingga ke single

digit. Keberhasilan ini kerap dikaitkan dengan

banyaknya bank sentral negara emerging yang

menerapkan kerangka kebijakan inflation

targeting dalam dekade terakhir. Dengan

laju inflasi yang lebih rendah (Tabel 1),

ruang kebijakan moneter untuk melakukan

ekspansi pada saat menghadapi shock semakin

besar. Hasil analisis dengan data triwulanan

mengkonfirmasi hal tersebut yang ditunjukkan

oleh hubungan positif antara inflasi dengan

resiliensi negara emerging.

�����

��

��

��

��

��

��

��

��

��

�����������

������ ����� ����� ��������� �������� �������� ������ �������� ����� �����������

��

��

��

��

��

����

����

��

��

��

��

��

��

��

�� ��

����

tabel 1 Perkembangan Inflasi (%)

������ ��������� ��������� ���������

����� ���� ���� ����

������ ������ ������ ����

��������� ���� ����� ����

����� ���� ���� ����

������ ����� ����� ����

�������� ���� ���� ����

����������� ����� ���� ����

������������ ����� ���� ����

�������� ���� ���� ����

������ ����� ����� �����

���������������������

����

����

����

����

����

����

����

����

����

������������

����������������������

������ ����� ����� ��������� �������� �������� ������ �������� ����������������

�������������������������

���

���

��������������������������

�� �� ��

���

���

���

���

������

��� ���

���

Page 136: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

124

Pola konsumsi juga disinyalir cukup

berperan pada ketahanan ekonomi. Sejak

dua dekade terakhir, hampir setengah output

negara emerging dihasilkan dari konsumsi.

Bahkan Filipina telah mencapai ¾ dari total

PDB-nya (Grafik 8). Kondisi ini juga tidak lepas

dari struktur demografi yang mulai didominasi

oleh golongan kelas menengah yang tingkat

konsumsinya tinggi. Sementara itu, observasi

terhadap indikator sosial berupa kesenjangan

pendapatan (Gini ratio) menunjukkan adanya

indikasi hubungan positif antara kesenjangan

pendapatan dengan kerentanan ekonomi,

meskipun secara umum hubungannya belum

konklusif (Grafik 11). Ketidakmerataan

menjadi faktor laten yang dapat menghalangi

upaya untuk melakukan perbaikan ekonomi

ketika terjadi shock.

PenUtUP

Terbentuknya threshold ekspor dan

ekonomi kiranya dapat memberikan gambaran

bahwa saat ini threshold historis telah

terlampaui di sebagain besar negara emerging.

Untuk itu, pemahaman ini diharapkan dapat

membangun kewaspadaan terhadap potensi

risiko yang akan dihadapi negara emerging ke

depan. Tren pertumbuhan ekonomi negara

maju yang hingga kini belum menunjukkan

perbaikan yang substansial dan indikasi

resiliensi negara emerging yang mendekati

batas historisnya, merupakan sinyal akan risiko

pelemahan ekonomi global yang semakin

dalam. Hal ini ditambah dengan struktur pasar

finansial negara emerging yang umumnya

masih rentan terhadap sentimen negatif di

pasar global menjadikan tekanan terhadap

resiliensi negara emerging kian besar ke depan.

Untuk itu, respon kebijakan selain diarahkan

untuk mengatasi persoalan stabilitas dalam

jangka pendek, juga diharapkan menyentuh

aspek-aspek yang berkaitan dengan upaya

menjaga resiliensi negara emerging dalam

perpektif yang lebih jangka panjang.

Page 137: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Bab 5 - A r t i k e l

125

Pemulihan Ekonomi Global: Apa yang Sudah dan Belum Dilakukan?1

Artikel 2

Oleh: M. Noor Nugroho

K r i s i s f i n a n s i a l g l o b a l 2 0 0 8

meninggalkan kerusakan yang cukup parah

pada perekonomian global, terutama negara

maju yang terpapar langsung pada krisis.

Upaya pemulihan dengan menggunakan

stimulus fiskal justru menimbulkan krisis

utang pemerintah di Eropa dan dampaknya

juga semakin melemahkan perekonomian

Eropa. Setelah melalui berbagai daya dan

upaya, negara maju mulai menunjukkan

pemulihan yang cukup solid, terutama di

AS. Hal ini mendorong the Fed melakukan

tapering stimulus moneternya yang terlihat

yakin bahwa perekonomian AS telah mulai

pulih. Artikel ini mengulas perbaikan dan

pemulihan ekonomi yang telah terjadi dan

permasalahan-permasalahan akibat krisis yang

belum terselesaikan.

PenDaHULUan

Krisis finansial global 2008 berawal dari

permasalahan subprime mortgage di AS yang

terus berkembang hingga jatuhnya Lehman

Brothers dan meluas ke seluruh dunia. Dampak

yang sangat besar terjadi di Eropa mengingat

investor dari Eropa – individu dan institusi –

banyak menempatkan dananya pada outlet

investasi di AS, terlebih yang terkait dengan

subprime mortgage. Akibatnya, banyak bank

dan lembaga keuangan yang collapse. Untuk

mencegah pemburukan lebih jauh, pihak

otoritas di negara-negara yang mengalami

krisis mengeluarkan berbagai stimulus untuk

menstabilkan dan meningkatkan aktivitas

perekonomian.

Bank sentral melakukan injeksi likuiditas

yang sangat besar melalui penurunan suku

bunga sehingga mendekati 0%. Habisnya

room pelonggaran moneter melalui suku

bunga mendorong bank sentral beralih ke

target kuantitatif (jumlah uang beredar)

melalui program pembelian aset keuangan

(forward guidance). Akibatnya, neraca bank

sentral meningkat dengan cepat.

Di sisi lain, pemerintah berupaya

memulihkan perekonomian melalui stimulus

fiskal dengan meningkatkan pengeluaran.

Padahal pengeluaran pemerintah di beberapa

negara telah meningkat untuk melakukan bail

out atas bank-bank yang collapse. Akibatnya, 1 artikel ini bersumber dari beberapa paper BIS, BI-monthly meeting, dan IMF GFSR Oktober 2013.

Page 138: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

126

defisit pemerintah melebar sehingga akhirnya

jatuh ke dalam krisis utang pemerintah di

kawasan Eropa. AS cukup beruntung tidak

mengalami krisis utang pemerintah meskipun

utang pemerintahnya juga meningkat tajam

dan berada pada level yang tinggi. Hal ini

disebabkan peran dolar AS sebagai reserve

currency.

Negara emerging pada umumnya juga

merasakan dampak krisis melalui jalur finansial.

Dinamika krisis subprime mortgage yang

berkembang menjadi krisis utang pemerintah

proses pemulihan yang penuh drama – dan

ketidakpastian – berdampak luas pada aliran

modal asing dan pasar keuangan di negara

emerging yang menjadi lebih bergejolak.

Lebih jauh lagi, pelemahan di negara maju

menurunkan kinerja ekspor sehingga pada

gilirannya berdampak pada pertumbuhan

ekonomi yang juga melemah. Selain itu, upaya

meningkatkan peran negara emerging sebagai

lokomotif pertumbuhan dunia ditengah

melemahnya negara maju menyebabkan

overheating di beberapa negara.

Perkembangan terakhir menunjukkan

proses pemulihan ekonomi negara maju

semakin solid. Hal ini mendorong the Fed

mengurangi stimulus moneter. Wacana

pengurangan telah muncul pada bulan Mei

2013 yang menimbulkan guncangan di pasar

keuangan negara emerging. Dalam FOMC

meeting Desember 2013 Fed untuk pertama

kalinya memutuskan pengurangan stimulus

dan dilanjutkan pada Januari 2014. Sementara

itu, negara maju lainnya tetap melanjutkan

kebijakan moneter akomodatif. Satu hal yang

menjadi pertanyaan mendasar adalah apakah

pemulihan sudah terjadi?

DamPak krIsIs

Krisis berdampak luas terhadap

berbagai aspek kehidupan di negara yang

mengalaminya, bahkan juga negara yang

tidak secara langsung mengalami krisis.

Krisis secara langsung berdampak di pasar

keuangan dimana harga saham, obligasi dan

aset keuangan lainnya menurun sangat tajam.

Harga saham di AS, Kawasan Euro dan Jepang

terpangkas hampir 50% segera setelah krisis

terjadi. Setelah itu indeks merangkak naik

dengan pace yang berbeda. Harga saham di

AS telah kembali pulih ke level sebelum krisis,

namun harga saham di Kawasan Eropa dan

Jepang belum kembali pulih (Grafik 1). Harga

obligasi pemerintah juga menurun tajam yang

tercermin pada peningkatan yield (Grafik 2).

Hal yang sama juga terjadi di pasar saham

dan obligasi di negara emerging. Penurunan

ini menurunkan wealth rumah tangga –

disamping wealth juga menurun akibat

jatuhnya harga properti (Grafik 3) – sehingga

pada gilirannya berdampak pada penurunan

konsumsi. Padahal konsumsi juga mengalami

penurunan akibat meningkatnya angka

pengangguran setelah banyak perusahaan

terpaksa menurut usahanya atau mengurangi

tenaga kerja sebagai adjustment untuk survive

dari krisis.

Page 139: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Bab 5 - A r t i k e l

127

Di sektor riil, krisis menimbulkan

lubang besar (economic slack) pada kapasitas

produksi yang ditunjukkan oleh penurunan

output gap yang semakin jauh dari titik nol

(Grafik 4). Sejak terjadinya krisis, output gap

belum kembali posisi netral, kecuali Jepang.

Bahkan, output gap Kawasan Euro semakin

melebar. Melebarnya gap disebabkan oleh

menurunnya investasi dan tingginya angka

pengangguran. Investasi di AS dan beberapa

negara Kawasan Euro pada periode pasca

krisis (2010-2013) secara rata-rata relatif

lebih rendah dibanding periode sebelum krisis

(1996-2007), terutama yang terkait peralatan

produksi (Equipment) (Grafik 5). Dengan

kondisi seperti ini kapasitas produksi relaatif

menurun. Unemployment di AS menunjukkan

pemulihan, namun belum kembali seperti

sebelum krisis. Pemulihan ini juga belum cukup

meyakinkan mengingat labor participation

di AS juga menurun. Di kawasan Euro,

pengangguran masih dalam tren meningkat,

artinya belum ada pemulihan (Grafik 6).

grafik 1. Perkembangan Harga saham

grafik 3. Pertumbuhan Harga rumah

grafik 2. Yield obligasi Pemerintah (10Y)

grafik 4. Output Gap (% PDB)

���

���

���

��

��

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

���������������

������� ������������� �����

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

��

��

�������

������������� ��������� �����

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ��������������������

��

��

���

���

���

�������

��������������

���������������

���������������

���� ���� ���� ���� ���� ���� ����

��

��

��

��

������������� ��������� �����

�������

Page 140: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

128

Selain pengangguran dan investasi

yang memburuk, krisis juga memperburuk

produktivitas. Pertumbuhan produktivitas

di AS dan negara-negara Kawasan Euro

menurun cukup signifikan pasca krisis

(Grafik 7), sebagaimana tercermin pada rata-

rata pertumbuhan produktivitas dalam periode

2010-2013 yang jauh lebih rendah dibanding

periode sebelum krisis (1980-1995 dan 1996-

2007). Di negara emerging produktivitas pasca

krisis hanya sedikit menurun (Asia), bahkan

meningkat di Amerika Latin.

Di sisi perdagangan internasional, krisis

yang menyebabkan penurunan permintaan

domestik pada akhirnya menurunkan aktivitas

perdagangan dunia. Perdagangan dunia

terkontraksi cukup dalam pasca krisis (2009).

Selanjutnya, perdagangan dunia kembali

tumbuh, namun pertumbuhan dalam beberapa

tahun terakhir jauh lebih rendah dibanding

pertumbuhan sebelum krisis (Grafik 8).

Dampak lain dari krisis adalah tidak

berfungsinya sistem perbankan dengan

grafik 5. Perubahan Investasi (antara1996-2007 dan 2010-2013)

grafik 6. Unemployment rate

�����������������������

��

��

��

��

�� �� �� �� �� �� �� �� �� ��

����������������������������

������������������������

����������������

��

��

����������������������������

������������� ��������� �����

�������

grafik 7. Pertumbuhan Produktivitas tenaga kerja (%, yoy)

�� �� �� �������� �� �� �� �������������� ��

��

������� ��������� �����

�������������������������������� �����������������

��������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������

���������������������������������������������������������������������������������������������������

Page 141: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Bab 5 - A r t i k e l

129

grafik 8. Pertumbuhan PerdaganganDunia (%, yoy)

grafik 9. Pertumbuhan kredit (as, kawasan euro dan Jepang)

meningkatnya NPL dan jatuhnya beberapa

bank. Dengan kondisi demikian, pertumbuhan

kredit terkontraksi cukup dalam pasca krisis

sebagai dampak dari proses deleveraging dan

restrukturisasi. Perkembangan selanjutnya

menunjukkan kredit mulai tumbuh positif,

namun pertumbuhannya jauh lebih rendah

dibanding pertumbuhan sebelum krisis

(Grafik 9).

Krisis yang melemahkan aktivitas

perekonomian memaksa pemerintah untuk

menutup celah penurunan permintaan

domestik melalui stimulus fiskal. Hal ini

berdampak pada meningkatnya defisit fiskal

dan utang pemerintah (Tabel 1). Banyak

negara dengan utang pemerintah relatif tinggi

mengalami penurunan rating dan bahkan

jatuh ke dalam krisis utang pemerintah.

���� ���� ���� ���� ���� ����

���

���

��

��

���

��

��������������������������

��������������������������

������������������������������������������������������������

�������

���� ���� ���� ���� ����

��

��

tabel 1. Fiskal Pemerintah dan Utang Pemerintah (% PDB)

������������������������������������� �����������������������������

���� ���� ���� ���� ���� ���� ���� ����������������� ����� ���� ���� ���� �� ��� ��� ������������ ���� ���� ���� ���� �� �� �� ��

������� ���� ��� ��� ��� �� �� �� �������� ���� ���� ���� ���� �� �� �� ������� ���� ���� ���� ���� ��� ��� ��� �������� ���� ����� ���� ���� �� �� �� �������� ���� ��� ���� ���� ��� ��� ��� ���������� ����� ���� ���� ���� ��� ��� ��� ����������� ���� ���� ���� ���� ��� ��� ��� ���

����� ���� ���� ����� ���� ��� ��� ��� ����������������� ���� ���� ���� ���� �� ��� ��� ������������ ���� ���� ���� ���� �� �� �� �������� ���� ���� ���� ���� �� �� �� ��

����������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������

Page 142: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

130

P r O G r E S S P e m U L I H a n D a n

P e r m a s a L a H a n Y a n g B e L U m

terseLesaIkan

Dari berbagai dampak negatif dari krisis

sebagaimana diuraikan di atas, sebagian besar

telah berada dalam jalur pemulihan meskipun

belum kembali normal seperti sediakala

sebelum krisis. Pemulihan yang terbilang

sukses adalah pemulihan di pasar keuangan.

Yield obligasi pemerintah secara umum telah

pulih seperti sebelum krisis. Di pasar saham,

indeks harga saham di AS telah melampaui

level sebelum krisis, sementara di Kawasan

Euro dan Jepang telah meningkat menuju level

sebelum krisis.

Angka pengangguran telah membaik

dan mendekati posisi normal di Jepang. Selain

Jepang, angka pengangguran di AS juga sudah

jauh membaik, meskipun belum mencapai

kondisi normal. Aktivitas investasi di beberapa

negara krisis juga telah membaik, seperti di AS

dan Jepang (Grafik 10 dan 11).

Pemulihan secara terbatas terjadi di sisi

keuangan pemerintah dan sektor properti.

Keuangan pemerintah pada umumnya masih

mengalami defisit, namun konsolidasi fiskal

yang dilakukan banyak negara cukup berhasil

menahan peningkatan defisit. Defisit fiskal di

AS, UK dan beberapa negara Kawasan Euro

yang mengalami krisis utang pemerintah

(Irlandia, Italia dan Yunani) sudah menurun

cukup signifikan. Negara core Kawasan

Euro (Jerman dan Perancis) juga berhasil

memperbaiki defisit fiskalnya, bahkan Jerman

telah mengalami surplus. Di sektor properti,

kondisi yang membaik ditunjukkan oleh harga

rumah di AS dan UK yang mulai tumbuh

positif dalam 1-2 tahun terakhir. Namun,

harga rumah secara umum belum kembali ke

level normal.

Sementara itu, beberapa indikator

di negara kr is is belum menunjukkan

indikasi pemulihan yang signifikan, yaitu

produktivitas, kredit perbankan dan output

gap. Produktivitas tenaga kerja diperkirakan

masih dalam menurun secara persisten.

Untuk meningkatnya diperlukan reformasi

struktural pasar tenaga kerja atau inovasi

proses produksi. Kredit perbankan di negara

grafik 10. Pertumbuhan PDB as dankomponennya (%, yoy)

grafik 11. Pertumbuhan PDB Jepang dankomponennya (%, yoy)

���� ���� ���� ���� ������������������������������������

����

�����

����

���

����

���

���

������������������������

���������������������������������

��������������������

�����������������������

��

��

���� ���� ���� ���� ������������������������������������

������������������������

���������������������������������

��������������������

�����������������������

Page 143: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Bab 5 - A r t i k e l

131

maju (AS, Kawasan Euro dan Jepang) memang

sudah menunjukkan pertumbuhan dalam

2 tahun teraklhir, namun pertumbuhannya

relatif terbatas (kurang dari 3%, yoy) dan

masih jauh dari pertumbuhan sebelum krisis

(di atas 10%). Hal ini menjadi salah satu

faktor penyebab lambatnya proses pemulihan

ekonomi. Perbankan yang belum berfungsi

normal menjadikan terbatasnya sumber

pembiayaan untuk mendukung pemulihan

dari krisis. Akibatnya, output gap, terutama

di AS dan Kawasan Euro, masih sangat lebar.

Untuk mendorong agar kredit perbankan

lebih ekspansi sehingga aktivitas ekonomi

bergerak semakin cepat dan mempersempit

output gap, proses restrukturisasi perbankan

perlu dipercepat.

Apabila dilihat menurut negaranya,

beberapa negara telah menunjukkan

pemulihan yang cukup solid, yaitu AS,

Jepang dan UK. Sementara itu, Kawasan

Euro masih tertatih dalam upaya memulihkan

perekonomiannya.

PenUtUP

Dengan perkembangan pemulihan

sebagaimana diuraikan di atas dapat

disimpulkan bahwa pemulihan ekonomi

telah terjadi dan cukup solid di beberapa

negara. Perkembangan positif ekonomi

global di 2013 diharapkan dapat menjadi

titik balik pemulihan ekonomi global. Oleh

karena itu, momentum pemulihan yang

telah terjadi perlu dijaga dan dipertahankan

untuk mengakselerasi proses pemulihan

serta memicu dan menarik pemulihan di

negara lain di seluruh dunia. Pemulihan ini

diharapkan dapat mempersempit output

gap yang saat ini masih sangat lebar. Salah

satu faktor krusial dalam proses pemulihan

ini adalah restrukturisasi perbankan. Proses

restrukturisasi perbankan yang lebih cepat

dapat mengisi peran sebagai source of

financing ditengah semakin terbatasnya daya

dorong ekonomi yang bersumber dari stimulus

pemerintah dan bank sentral.

N a m u n d e m i k i a n , b e b e r a p a

permasalahan yang belum terselesaikan,

yaitu penurunan produktivitas, juga perlu

mendapat perhatian. Pulihnya produktivitas

akan mengakselerasi proses pemulihan.

Sebaliknya, produktivitas yang terus menurun

dapat menjadi faktor risiko yang akan

menghambat proses pemulihan ekonomi.

Dengan kondisi ekonomi global yang

mulai pulih namun belum sempurna dan

merata, AS seharusnya melakukan tapering

stimulus moneternya secara berhati-hati,

baik dalam timing-nya maupun kuantitasnya.

Proses tapering yang prematur dan dilakukan

secara drastis justru dapat merusak momentum

pemulihan ekonomi. Selain itu, mengingat

posisi AS sebagai penyedia likuiditas global,

implementasi tapering dimaksud akan secara

luas berdampak ke berbagai negara, terutama

negara emerging yang saat ini menghadapi

aliran modal yang sangat volatile. Dalam hal

ini, policy coordination antara seluruh negara

menjadi sangat penting.

Page 144: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

132

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 145: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

L a m p i r a n

133

L a m p i r a n

Page 146: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

134

Tabel 1. Produk Domestik BrutoTabel 1. Produk Domestik BrutoTabel 1. Produk Domestik BrutoTabel 1. Produk Domestik BrutoTabel 1. Produk Domestik Bruto

Negara 2006 2007 2008 2009

(%, yoy)(%, yoy)(%, yoy)(%, yoy)(%, yoy)

Sumber: Bloomberg, Consensus Forecast Januari 2014Keterangan:Cetak miring adalah angka proyeksi dari Consensus Forecast Januari 2014Tanda (-): data belum keluar

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

2012

AmerikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat 2,8 2,0 1,1 -2,4 2,4 3,0 3,2 2,8 1,8 1,9 1,6 2,0 3,3 2,8 3,1 2,0 1,3 1,6 2,0 2,7

Argentina 8,5 8,7 7,0 0,9 6,8 11,8 8,6 9,2 9,9 9,1 9,3 7,3 5,2 0,0 0,7 2,1 3,0 8,3 5,5 -

Brazil 3,7 5,7 5,1 -0,2 9,3 9,2 6,7 5,0 4,2 3,3 2,1 1,4 0,8 0,6 0,9 1,8 1,8 3,3 2,2 -

Chili 4,3 4,7 3,2 -1,5 0,5 6,3 6,8 5,9 9,7 6,0 3,6 4,8 5,0 5,8 6,1 5,6 5,2 4,0 4,7 -

Meksiko 4,8 3,3 1,3 -6,5 4,5 7,6 5,1 4,4 4,4 3,1 4,3 3,9 4,8 4,4 3,1 3,3 0,6 1,6 1,3 -

Asia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ik

Australia 2,7 4,0 2,3 1,3 2,4 3,2 2,7 2,7 1,2 2,0 2,6 2,5 4,6 3,8 3,2 2,8 2,1 2,4 2,3 2,5

China 11,6 11,9 9,0 8,7 11,9 10,3 9,6 9,8 9,7 9,5 9,1 8,9 8,1 7,6 7,4 7,9 7,7 7,5 7,8 7,7

India 9,4 8,7 7,3 5,7 8,6 8,9 8,9 8,3 7,8 7,7 6,9 6,1 5,1 5,4 5,2 4,7 4,8 4,4 4,8 4,7

Jepang 2,4 2,2 -0,7 -5,2 5,6 3,2 4,9 2,2 -0,2 -1,8 -0,5 -0,7 3,1 3,2 -0,2 -0,3 0,0 1,2 2,3 2,7

Korea Selatan 5,1 5,1 2,2 0,2 8,5 7,5 4,4 4,7 4,2 3,5 3,6 3,3 2,8 2,4 1,6 1,5 1,5 2,3 3,3 3,9

ASEAN-6

Indonesia 5,5 6,3 6,1 4,5 5,6 6,1 5,8 6,9 6,4 6,5 6,5 6,5 6,3 6,4 6,2 6,1 6,1 5,8 5,6 5,7

Malaysia 5,8 6,2 4,6 -1,7 10,1 8,9 5,3 4,8 5,2 4,3 5,8 5,2 5,1 5,6 5,3 6,5 4,1 4,4 5,0 5,1

Filipina 5,4 7,3 4,6 0,9 8,4 8,9 7,3 6,1 4,9 3,6 3,2 4,0 6,5 6,3 7,3 7,1 7,7 7,6 6,9 6,5

Singapura 8,2 7,7 1,1 -2,0 16,4 19,4 10,5 12,0 9,1 1,2 6,0 3,6 1,5 2,3 0,0 1,5 0,3 4,3 5,9 4,4

Thailand 5,1 4,9 2,6 -2,3 12,0 9,2 6,6 3,8 3,2 2,7 3,7 -8,9 0,4 4,4 3,1 19,1 5,4 2,9 2,7 0,6

Vietnam 8,2 8,5 6,2 5,3 5,8 6,2 6,5 6,8 5,4 5,6 5,8 5,9 4,0 4,4 4,7 5,0 4,9 4,9 5,1 5,4

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro 2,8 2,7 0,6 -4,1 0,8 2,0 2,0 2,0 2,4 1,6 1,3 0,7 -0,2 -0,5 -0,7 -1,0 -1,2 -0,6 -0,3 0,5

Inggris 2,9 2,6 0,7 -4,9 0,5 2,0 2,4 1,8 1,7 0,8 1,0 1,1 0,6 0,0 0,2 0,2 0,7 2,0 1,9 2,8

Rusia 7,4 8,1 5,6 -7,9 3,1 5,2 3,1 4,5 4,0 3,4 5,0 4,8 4,8 4,3 3,0 2,1 1,6 1,2 1,2 -

Turki 6,9 4,7 0,7 -4,8 12,6 10,4 5,3 9,3 12,4 9,3 8,7 5,3 3,1 2,8 1,5 1,4 3,0 4,5 4,4 -

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan 5,0 4,7 3,8 -1,8 1,7 3,1 2,7 3,8 3,4 3,3 3,0 2,9 2,7 2,9 2,2 2,1 1,6 2,3 1,8 -

2013

Page 147: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

L a m p i r a n

135

Tabel 2. Angka PengangguranTabel 2. Angka PengangguranTabel 2. Angka PengangguranTabel 2. Angka PengangguranTabel 2. Angka Pengangguran

Akhir Periode (%)Akhir Periode (%)Akhir Periode (%)Akhir Periode (%)Akhir Periode (%)

Negara 2006 2007 2008 2009

Sumber: Bloomberg, CEICKeterangan:Tanda ( - ) : Data belum keluarn.a : Data tidak tersedia

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

2012

AmerikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat 4,4 5,0 7,2 10,0 9,7 9,5 9,6 9,4 8,9 9,1 9,0 8,5 8,2 8,2 7,8 7,9 7,5 7,5 7,2 6,7

Argentina 8,7 7,5 7,3 8,4 8,3 7,9 7,5 7,3 7,4 7,3 7,2 6,7 7,1 7,2 7,6 6,9 7,9 7,2 6,8

Brazil 8,4 7,4 6,8 6,8 7,6 7,0 6,2 5,3 6,5 6,2 6,0 4,7 6,2 5,9 5,4 4,6 5,7 6,0 5,4 4,3

Chili 6,0 7,2 7,5 10,0 9,0 8,5 8,0 7,1 7,3 7,2 7,4 6,6 6,6 6,6 6,5 6,1 6,2 6,2 5,7 5,7

Meksiko 4,0 3,8 4,7 5,4 5,0 5,4 5,3 5,6 5,0 5,8 5,2 5,0 5,1 4,9 4,7 5,0 5,0 5,0 4,9 4,8

Asia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ik

Australia 4,6 4,2 4,5 5,5 5,4 5,1 5,1 5,0 5,0 5,0 5,3 5,2 5,2 5,2 5,5 5,4 5,6 5,7 5,7 5,8

China 4,1 4,0 4,2 4,3 4,2 4,2 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,0 4,1

India n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a

Jepang 4,0 3,8 4,3 5,2 5,0 5,3 5,0 4,9 4,7 4,6 4,2 4,5 4,5 4,3 4,3 4,3 4,1 3,9 4,0 3,7

Korea Selatan 3,3 3,1 3,3 3,6 3,8 3,5 3,7 3,6 4,0 3,3 3,2 3,1 3,4 3,2 3,1 3,0 3,2 3,2 3,0 3,0

ASEAN-6

Indonesia 10,3 9,1 8,4 7,9 7,4 n.a 7,1 n.a 6,8 n.a 6,6 n.a 6,3 n.a 6,1 n.a 5,9 n.a n.a n.a

Malaysia 3,0 3,0 3,1 3,5 3,7 3,4 3,2 3,2 3,1 3,0 3,1 3,0 3,0 3,0 3,0 3,1 3,1 3,0 3,1 -

Filipina 7,3 6,3 6,8 7,1 7,3 8,0 6,9 7,1 7,4 7,2 7,1 6,4 7,2 6,9 7,0 6,8 7,1 7,5 7,3 6,5

Singapura 2,7 1,7 2,5 2,3 2,2 2,2 2,1 2,2 2,7 3,0 2,9 2,9 2,9 2,8 2,8 2,7 2,8 2,9 2,6 2,7

Thailand 1,0 0,8 1,4 0,9 1,0 1,2 0,9 0,7 0,7 0,4 0,8 0,4 0,7 0,7 0,6 0,5 0,7 0,6 0,7 0,7

Vietnam 4,8 4,6 4,7 4,6 - - - 4,3 - - - 3,6 - - - 3,2 - - - -

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro 7,8 7,2 8,2 9,9 9,9 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,3 10,7 11,0 11,4 11,6 11,9 12,0 12,1 12,1 12,0

Inggris 5,5 5,2 6,3 7,8 8,0 7,8 7,7 7,9 7,7 7,9 8,3 8,4 8,2 8,0 7,8 7,8 7,8 7,8 7,6 7,1

Rusia 6,9 6,1 7,8 8,2 8,6 6,8 6,6 7,2 7,1 6,1 6,0 6,1 6,3 5,2 5,0 5,1 5,7 5,4 5,3 5,6

Turki 10,0 10,9 14,0 13,5 13,7 10,5 11,3 11,4 10,8 9,2 8,8 9,8 9,9 8,0 9,1 10,1 10,1 8,8 9,3 9,7

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a

2013

Page 148: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

136

Tabel 3. Inflasi IHKTabel 3. Inflasi IHKTabel 3. Inflasi IHKTabel 3. Inflasi IHKTabel 3. Inflasi IHK

Negara 2006 2007 2008 2009

Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)

Sumber: BloombergKeterangan:* Inflasi Wholesale Price Index

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

2012

Amer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat 2,5 4,1 0,1 2,7 2,3 1,1 1,1 1,5 2,7 3,6 3,9 3,0 2,7 1,7 2,0 1,7 1,5 1,8 1,2 1,5

Argentina 9,8 8,5 7,2 7,7 9,7 11,0 11,1 10,9 9,7 9,7 9,9 9,5 9,8 9,9 10,0 10,8 10,6 10,5 10,5 11,0

Brazil 3,1 4,5 5,9 4,3 5,2 4,5 4,7 5,9 6,3 6,7 7,3 6,5 5,2 4,9 5,3 5,8 6,6 6,7 5,9 5,9

Chili 2,7 6,3 8,7 -1,8 0,3 1,2 1,9 3,0 3,4 3,4 3,3 4,4 3,8 2,7 2,9 1,5 1,5 1,9 2,0 2,9

Meksiko 4,1 3,8 6,5 3,6 5,0 3,7 3,7 4,4 3,0 3,3 3,1 3,8 3,7 4,3 4,8 3,6 4,3 4,1 3,4 4,0

Asia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ik

Australia 3,3 3,0 3,7 2,1 2,9 3,1 2,8 2,7 3,3 3,6 3,5 3,1 1,6 1,2 2,0 2,2 2,5 2,4 2,2 2,7

China 2,8 6,5 1,2 1,9 2,4 2,9 3,6 4,6 5,4 6,4 6,1 4,1 3,6 2,2 1,9 2,5 2,1 2,7 3,1 2,5

India* 6,7 5,5 6,7 7,2 10,4 10,3 9,0 9,5 9,7 9,5 10,0 7,7 7,7 7,6 8,1 7,3 5,7 5,2 7,1 6,2

Jepang 0,3 0,7 0,4 -1,7 -1,1 -0,7 -0,6 0,0 -0,5 -0,4 0,0 -0,2 0,5 -0,2 -0,3 -0,1 -0,9 0,2 1,1 1,6

Korea Selatan 2,1 3,6 4,1 2,8 2,3 2,6 3,6 3,5 4,1 4,2 3,8 4,2 2,7 2,2 2,1 1,4 1,5 1,2 1,0 1,1

ASEAN-6

Indonesia 6,6 6,6 11,1 2,8 3,4 5,1 5,8 7,0 6,7 5,5 4,6 3,8 4,0 4,5 4,3 4,3 5,9 5,9 8,4 8,4

Malaysia 3,1 2,4 4,4 1,1 1,4 1,6 1,8 2,1 3,0 3,5 3,4 3,0 2,1 1,6 1,3 1,2 1,6 1,8 2,6 3,2

Filipina 4,3 3,9 8,0 4,4 4,4 3,9 3,5 3,1 4,8 5,2 4,7 4,1 2,6 2,9 3,7 3,0 3,2 2,7 2,7 4,1

Singapura 0,8 4,4 4,3 0,0 1,6 2,7 3,7 4,6 5,0 5,2 5,5 5,5 5,2 5,3 4,7 4,3 3,5 1,8 1,6 1,5

Thailand 3,5 3,2 0,4 3,5 3,4 3,3 3,0 3,0 3,1 4,1 4,0 3,5 3,5 2,6 3,4 3,6 2,7 2,3 1,4 1,7

Vietnam 6,6 12,6 19,9 6,5 9,5 8,7 8,9 11,8 13,9 20,8 22,4 18,1 14,2 6,9 6,5 6,8 6,6 6,7 6,3 6,0

E ropaE ropaE ropaE ropaE ropa

Kawasan Euro 1,9 3,1 1,6 0,9 1,4 1,4 1,8 2,2 2,7 2,7 3,0 2,7 2,7 2,4 2,6 2,2 1,7 1,6 1,1 0,8

Inggris 3,0 2,1 3,1 2,9 3,2 3,2 3,1 3,7 4,0 4,2 5,2 4,2 3,5 2,4 2,2 2,7 2,8 2,9 2,7 2,0

Rusia 9,0 11,9 13,3 8,8 6,5 5,8 7,0 8,8 9,5 9,4 7,2 6,1 3,7 4,3 6,6 6,6 7,0 6,9 6,1 6,5

Turki 9,7 8,4 10,1 6,5 9,6 8,4 9,2 6,4 4,0 6,2 6,2 10,5 10,4 8,9 9,2 6,2 7,3 8,3 7,9 7,4

Af r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i ka

Afrika Selatan 5,8 9,0 9,5 6,3 5,1 4,2 3,2 3,5 4,1 5,0 5,7 6,1 6,0 5,5 5,4 5,7 5,9 5,5 6,0 5,4

2013

Page 149: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

L a m p i r a n

137

Tabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralTabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralTabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralTabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralTabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank Sentral

Negara 2006 2007 2008 2009

Posisi akhir periode (%, yoy)Posisi akhir periode (%, yoy)Posisi akhir periode (%, yoy)Posisi akhir periode (%, yoy)Posisi akhir periode (%, yoy)

Sumber: BloombergKeterangan: -

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

2012

Amer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat (Fed fund rate) 5,25 4,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25

Brazil (Selic rate) 13,25 11,25 13,75 8,75 8,75 10,25 10,75 10,75 11,75 12,25 12,00 11,00 9,75 8,50 7,50 7,25 7,25 8,00 9,00 10,00

Chili (Overnite rate) 5,25 6,00 8,25 0,50 0,50 1,00 2,50 3,25 4,00 5,25 5,25 5,25 5,00 5,00 5,00 5,00 6,00 5,00 5,00 4,50

Meksiko (Overnite rate) 7,00 7,50 8,25 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,00 4,00 3,75 3,50

Asia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ik

Australia (Cash target rate) 6,25 6,75 4,25 3,75 4,00 4,50 4,50 4,75 4,75 4,75 4,75 4,25 4,25 3,50 3,50 3,00 3,00 2,75 2,50 2,50

China (Lending rate) 6,12 7,47 5,31 5,31 5,31 5,31 5,31 5,81 6,06 6,31 6,56 6,56 6,56 6,31 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00

India (Reverse repo rate) 6,00 6,00 6,50 4,75 5,00 5,25 6,00 6,25 6,75 7,50 8,25 8,50 8,50 8,00 8,00 8,00 7,50 7,25 7,50 7,75

Jepang (O/N Call target) 0,25 0,50 0,50 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10

Korea Selatan (Call rate) 4,50 5,00 3,00 2,00 2,00 2,00 2,25 2,50 3,00 3,25 3,25 3,25 3,25 3,00 3,00 2,75 2,75 2,50 2,50 2,50

ASEAN-5

Indonesia (BI rate) 9,75 8,00 9,25 6,50 6,50 6,50 6,50 6,50 6,75 6,75 6,75 6,00 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 6,00 7,25 7,50

Malaysia (O/N rate) 3,50 3,50 3,25 2,00 2,25 2,50 2,75 2,75 2,75 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00

Filipina (O/N rate) 7,50 5,25 5,50 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,25 4,50 4,50 4,50 4,00 4,00 3,75 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50

Thailand (Repo rate) 4,94 3,25 2,75 1,25 1,25 1,25 1,75 2,00 2,50 3,00 3,50 3,25 3,00 3,00 3,00 2,75 2,75 2,50 2,50 2,25

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan EURO (Refinancing rate) 3,50 4,00 2,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,25 1,50 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75 0,75 0,50 0,50 0,25

Inggris (Bank rate) 5,00 5,50 2,00 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

Rusia (Refinancing rate) 11,00 10,00 13,00 8,75 8,25 7,75 7,75 7,75 8,00 8,25 8,25 8,00 8,00 8,00 8,25 8,25 8,25 8,25 8,25 8,25

Turki (1 Week Repo) - - - - - 7,00 7,00 6,50 6,25 6,25 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,50 5,50 4,50 4,50 4,50

Afr ikaAf r ikaAf r ikaAf r ikaAf r ika

Afrika Selatan (Refinancing rate) 9,00 11,00 11,50 7,00 6,50 6,50 6,00 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

2013

Page 150: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

138

Tabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarTabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarTabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarTabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarTabel 5. Pertumbuhan Uang Beredar

Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)

Negara 2006 2007 2008 2009

Sumber: BloombergKeterangan: -

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

2012

Amer i kaAmer i kaAmer i kaAmer i kaAmer i ka

Amerika Serikat (M2) 5,1 5,9 9,6 3,7 1,5 1,8 2,9 3,3 4,6 6,0 9,7 9,7 9,9 9,3 6,8 8,1 7,3 6,9 6,3 5,3

Argentina (M3) 19,4 24,7 14,6 13,0 16,6 25,7 34,8 45,2 39,3 39,1 36,8 30,1 31,9 34,2 35,6 44,6 36,9 37,0 31,7 32,3

Brazil (M3) 18,1 17,7 17,5 16,4 15,2 13,0 14,8 15,5 18,4 19,7 18,6 18,9 20,6 20,5 18,8 16,1 13,3 12,1 9,8 8,6

Meksiko (M3) 14,1 10,0 14,5 6,7 7,3 10,6 13,1 12,8 12,7 13,3 13,7 16,0 17,5 18,0 16,7 14,5 15,0 10,0 10,1 9,4

Asia Pas if ikAsia Pas if ikAsia Pas if ikAsia Pas if ikAsia Pas if ik

Australia (M3) 13,1 22,5 15,4 5,8 5,7 4,6 6,1 10,3 10,0 9,0 9,9 8,1 7,5 9,2 7,5 7,1 6,7 6,4 6,1 6,7

China (M2) 16,9 16,7 17,8 27,6 22,5 18,5 19,0 19,7 16,6 15,9 13,0 13,6 13,4 13,6 14,8 13,8 15,7 14,0 14,2 13,6

India (M3) 19,3 22,8 19,6 17,2 16,7 14,5 14,7 16,6 16,1 17,1 16,3 15,6 13,2 13,7 13,6 11,2 13,6 12,8 12,5 14,9

Jepang (M3) -0,6 0,7 0,7 2,2 2,0 2,2 2,1 1,8 2,0 2,3 2,3 2,6 2,6 2,0 2,1 2,2 2,5 3,1 3,1 3,4

Korea Selatan (M3) 9,6 10,6 10,4 8,1 8,9 9,3 7,7 6,9 4,7 4,1 5,7 6,2 8,7 8,5 7,6 7,3 6,8 6,6 6,7 6,7

ASEAN-5

Indonesia (M2) 14,9 18,9 14,7 13,0 8,6 12,8 12,5 13,8 16,1 13,1 16,2 16,4 18,9 21,0 18,3 15,0 14,0 11,8 14,6 12,7

Malaysia (M3) 12,3 9,5 11,9 9,1 8,7 8,8 8,5 7,0 8,0 12,4 12,5 14,4 15,0 12,9 12,7 9,0 9,1 8,5 7,4 8,1

Filipina (M3) 21,4 10,6 15,6 8,3 10,3 10,3 10,5 10,6 10,3 11,4 7,4 6,3 5,6 7,1 7,5 10,6 13,3 20,5 32,0 33,1

Singapura (M3) 19,1 14,1 11,6 10,6 8,2 8,4 7,8 8,4 8,6 10,6 11,3 10,1 10,0 6,9 6,5 7,6 8,8 9,2 7,5 5,2

Thailand (M2) 8,2 6,3 9,2 6,7 6,1 7,0 9,9 10,9 13,2 16,3 16,2 15,2 13,1 11,1 12,6 10,3 9,5 10,2 7,1 7,3

E ropaE ropaE ropaE ropaE ropa

Kawasan Euro (M3) 9,9 11,5 7,5 -0,3 -0,1 0,3 1,1 1,7 2,2 1,9 2,8 1,5 2,8 3,0 2,8 3,5 2,5 2,4 2,0 1,0

Inggris (M4) 12,5 12,3 16,3 6,7 3,6 3,0 1,1 -1,4 -1,3 -0,7 -1,7 -2,6 -4,8 -5,6 -3,8 -1,1 0,4 1,6 2,5 0,2

Rusia (M2) 48,8 47,5 1,7 16,3 35,0 33,6 35,0 31,1 26,7 22,7 21,5 22,6 21,2 19,1 14,8 11,9 14,6 15,5 16,1 14,6

Turki (M3) - 15,7 23,9 13,2 12,7 16,1 16,2 18,8 20,7 21,4 20,0 13,7 8,3 7,0 8,3 10,6 13,3 14,6 19,1 20,3

Afr ikaAf r ikaAf r ikaAf r ikaAf r ika

Afrika Selatan (M3) 22,5 23,6 14,8 1,8 1,6 2,4 5,1 6,9 6,5 6,0 6,8 8,3 6,7 7,0 7,5 5,2 8,1 9,2 7,0 6,2

2013

Page 151: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

L a m p i r a n

139

Tabel 6. Surplus/Defisit Keuangan PemerintahTabel 6. Surplus/Defisit Keuangan PemerintahTabel 6. Surplus/Defisit Keuangan PemerintahTabel 6. Surplus/Defisit Keuangan PemerintahTabel 6. Surplus/Defisit Keuangan Pemerintah

Sumber: Moody's Statistical Handbook November 2013, Trading Economics

Keterangan:Cetak Miring = Proyeksi Moody's Statistical Handbook November 2013*) Menggunakan data Moody's Statistical Handbook November 2013

(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)

AmerikaAmerikaAmerikaAmerikaAmerika

Amerika Serikat -3,1 -3,4 -4,3 -13,2 -11,0 -10,6 -8,2 -5,7

Argentina 1,8 1,1 1,4 -0,6 0,2 -1,7 -2,6 -2,5

Brazil -3,4 -2,0 -1,9 -3,2 -2,8 -2,9 -2,2 -3,2

Chile 7,3 7,8 3,9 -4,4 -0,5 1,3 0,6 -0,5

Meksiko -1,4 -1,6 -1,3 -1,9 -2,4 -2,3 -2,4 -2,3

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia 2,0 1,6 1,4 -3,4 -5,5 -4,7 -4,2 -2,4

China -0,7 0,6 -0,4 -2,2 -1,7 -1,1 -1,6 -2,1

India -5,4 -4,0 -8,3 -9,4 -6,8 -8,1 -7,2 -8,0

Jepang -3,6 -2,1 -4,1 -10,4 -9,3 -9,9 -10,1 -9,8

Korea Selatan 0,7 3,8 1,5 -1,7 1,4 1,5 1,5 0,9

ASEAN-6

Indonesia -0,9 -1,3 -0,1 -1,6 -0,7 -1,1 -1,9 -2,4

Malaysia -3,2 -3,1 -4,6 -6,7 -5,4 -4,8 -4,5 -4,2

Filipina -1,1 -1,5 -1,3 -3,7 -3,5 -2,0 -2,4 -2,0

Singapura 0,0 2,8 0,1 -0,3 0,3 1,2 1,1 1,4

Thailand 1,1 -1,7 -1,1 -4,4 -2,6 -1,3 -4,1 -3,0

Vietnam -0,6 -1,0 -1,9 -4,6 -3,3 -0,9 -4,3 -4,5

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro *) -2,5 -1,4 -0,6 -2,1 -6,4 -6,2 -4,2 -3,7

Inggris -2,8 -2,8 -5,0 -11,3 -10,1 -7,7 -6,1 -6,5

Rusia 8,3 6,8 4,9 -6,3 -3,4 1,5 0,4 -0,7

Turki -0,2 -1,6 -2,5 -5,9 -3,4 -0,7 -1,7 -1,8

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan 1,0 1,5 -0,6 -4,8 -3,9 -3,8 -4,6 -4,7

Negara 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013E

Page 152: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

140

Tabel 7. Neraca BerjalanTabel 7. Neraca BerjalanTabel 7. Neraca BerjalanTabel 7. Neraca BerjalanTabel 7. Neraca Berjalan

Negara 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013E

(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)

AmerikaAmerikaAmerikaAmerikaAmerika

Amerika Serikat -5,8 -4,9 -4,6 -2,6 -3,0 -2,9 -2,7 -2,7

Argentina 3,6 2,8 2,1 3,6 0,4 -0,5 0,0 -0,7

Brazil 1,3 0,1 -1,7 -1,5 -2,2 -2,1 -2,4 -3,5

Chili 4,6 4,2 -3,3 2,0 1,5 -1,3 -3,5 -4,5

Meksiko -0,8 -1,4 -1,8 -0,9 -0,3 -1,0 -1,2 -1,4

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia -5,8 -6,8 -4,9 -4,8 -3,5 -2,8 -4,1 -3,2

China 8,3 10,1 9,2 4,8 4,0 1,9 2,3 2,0

India -1,0 -1,3 -2,3 -2,8 -2,8 -4,2 -4,8 -3,9

Jepang 3,9 4,9 3,3 2,9 3,7 2,0 1,0 0,7

Korea Selatan 1,5 2,1 0,3 3,9 2,9 2,3 3,8 4,0

ASEAN-6

Indonesia 3,0 2,4 0,0 2,0 0,7 0,2 -2,8 -3,4

Malaysia 16,1 15,4 17,1 15,5 10,9 11,6 6,1 4,5

Filipina 4,4 4,8 2,1 5,6 4,5 3,1 2,8 2,8

Singapura 24,8 26,1 15,1 17,7 26,8 24,6 18,6 18,0

Thailand 1,8 7,0 1,5 8,8 4,3 1,2 -0,4 -1,0

Vietnam -0,2 -9,0 -10,9 -6,2 -3,7 0,2 5,8 5,5

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro *) 0,1 -0,1 0,1 -0,7 0,1 0,3 0,2 1,5

Inggris -2,8 -2,1 -0,9 -1,4 -2,7 -1,5 -3,8 -3,9

Rusia 9,3 5,6 6,3 4,1 4,4 5,1 3,5 2,6

Turki -6,1 -5,9 -5,7 -2,2 -6,4 -10,0 -5,9 -7,5

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan -5,3 -7,0 -7,2 -4,0 -2,8 -3,4 -6,3 -7,1

Sumber: Moody's Statistical Handbook November 2013, Trading Economics

Keterangan:Cetak Miring = proyeksi Moody's Statistical Handbook November 2013

*) Menggunakan data Moody's Statistical Handbook November 2013Tanda (-) data tidak tersedia

Page 153: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

L a m p i r a n

141

Tabel 8. Cadangan DevisaTabel 8. Cadangan DevisaTabel 8. Cadangan DevisaTabel 8. Cadangan DevisaTabel 8. Cadangan DevisaAkhir periode (Miliar USD)Akhir periode (Miliar USD)Akhir periode (Miliar USD)Akhir periode (Miliar USD)Akhir periode (Miliar USD)

Negara 2006 2007 2008 2009

Sumber: Bloomberg, SEKI (untuk Indonesia)

Keterangan: Tidak termasuk emasTanda (-): Data belum keluar

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

2012

A m e r i k aA m e r i k aA m e r i k aA m e r i k aA m e r i k a

Amerika Serikat 54,9 59,5 66,6 119,7 44,4 43,3 46,7 47,5 47,7 48,2 48,1 52,2 46,5 46,0 50,4 50,5 45,6 44,4 43,8 42,7

Argentina 30,9 44,7 44,9 47,7 45,5 46,8 46,0 46,5 45,6 45,8 42,2 40,1 40,8 40,0 38,3 36,8 34,2 31,5 28,9 25,0

Brazil 85,2 179,4 192,8 237,4 242,6 253,1 275,2 288,6 317,1 335,8 349,7 352,0 365,2 373,9 378,7 378,6 376,9 371,1 376,0 375,8

Chili 19,4 16,8 23,2 26,0 25,6 25,2 26,4 27,9 31,5 34,9 37,8 42,0 39,6 40,3 40,1 38,9 39,3 41,0 40,7 39,9

Meksiko 76,3 87,1 88,5 90,4 101,3 103,5 108,0 113,6 121,9 129,6 138,0 142,4 150,3 157,3 161,9 163,6 167,0 166,5 172,0 176,6

As i a Pa s i f i kAs i a Pa s i f i kAs i a Pa s i f i kAs i a Pa s i f i kAs i a Pa s i f i k

Australia 53,4 24,8 30,7 39 34,8 37,8 - - - - - - - - - - - - - -

China 1.068,5 1.528,0 1.946,0 2.399,2 2.447,1 2.454,3 2.648,0 2.847,3 3.044,7 3.197,4 3.201,7 3.181,2 3.305,0 3.240,1 3.285,1 3.311,6 3.442,7 3.496,7 3.662,7 3.821,3

India 170,7 267,0 245,9 265,2 257,7 256,2 264,5 267,8 273,7 277,1 275,7 262,9 260,1 257,0 260,0 262,0 259,7 255,3 247,9 268,6

Jepang 879,7 952,8 982,8 1.033,9 1.015,2 1.009,8 1.051,5 1.035,8 1.041,4 1.061,4 1.122,9 1.220,8 1.210,5 1.195,6 1.198,1 1.193,1 1.181,8 1.175,9 1.206,3 1.202,4

Korea Selatan 238,9 262,2 201,2 273,7 272,3 274,1 289,8 291,6 298,6 304,5 303,4 306,4 316,0 312,4 322,0 327,0 327,4 326,4 336,9 346,5

ASEAN-6

Indonesia 41,1 55,0 49,6 60,4 66,1 70,4 80,3 89,7 99,1 112,8 107,4 103,3 103,1 99,4 102,6 105,3 97,5 91,6 88,9 92,9

Filipina 20,0 30,2 32,7 40,0 40,7 41,0 53,8 62,4 66,0 69,0 75,2 75,3 76,1 76,1 82,0 83,8 84,0 81,3 83,5 83,2

Malaysia 82,1 101,1 91,0 95,6 94,0 93,3 96,6 101,7 109,4 129,8 126,3 128,9 130,9 129,6 132,5 134,9 135,0 131,9 132,0 130,5

Singapura 136,3 167,7 174,2 189,6 196,4 200,0 214,7 225,8 234,2 242,3 233,6 237,7 243,6 243,4 252,1 259,3 258,2 259,8 268,1 273,1

Thailand 65,3 90,3 108,7 135,5 141,1 140,2 157,1 165,7 174,4 176,6 170,0 165,2 168,8 164,4 172,7 171,1 167,7 162,5 163,5 159,0

Vietnam 13,4 23,6 23,8 16,4 13,4 13,7 13,7 12,1 12,2 15,2 15,3 13,5 17,8 20,1 21,7 25,6 28,4 27,0 - -

E r o p aE r o p aE r o p aE r o p aE r o p a

Kawasan Euro 197,0 214,9 232,2 283,6 197,2 194,8 206,6 205,6 216,5 211,7 204,6 208,2 208,0 217,8 218,4 219,8 217,1 215,4 221,9 221,1

Inggris 40,7 49,0 44,6 55,7 56,7 59,2 48,1 46,6 53,6 57,6 56,6 56,2 58,7 60,8 63,9 64,9 65,3 67,2 70,3 68,4

Rusia 295,6 464,4 426 424,8 423,3 448,0 463,7 448,8 456,5 484,0 472,5 454,0 465,7 468,0 476,4 486,6 477,3 475,2 479,5 469,6

Turki 20,4 17,1 -2,2 -0,1 2,6 8,8 7,7 15,9 26,3 31,3 15,5 -2,9 -7,0 -10,5 8,3 28,5 31,8 27,1 14,9 11,3

A f r i k aA f r i k aA f r i k aA f r i k aA f r i k a

Afrika Selatan 23,1 29,6 30,2 35,1 37,6 37,2 36,0 35,4 40,7 41,1 40,4 39,8 41,2 40,1 41,0 41,2 40,8 39,0 41,8 41,9

2013

Page 154: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

142

Tabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USDTabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USDTabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USDTabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USDTabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USD

Negara 2006 2007 2008 2009 2010

Rata-rata PeriodeRata-rata PeriodeRata-rata PeriodeRata-rata PeriodeRata-rata Periode

Sumber: Bloomberg, diolahKeterangan: -

20112011

2012

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW42012

2013

TW1 TW2 TW3 TW4

Amer i k aAmer i k aAmer i k aAmer i k aAmer i k a

Argentina (Peso) 3.07 3.12 3.07 3.73 3.91 4.01 4.08 4.17 4.26 4.13 4.34 4.45 4.61 4.80 4.55 5.01 5.24 5.60 6.05

Brazil (Real) 2.18 1.95 1.96 2.00 1.76 1.67 1.60 1.64 1.80 1.68 1.77 1.97 2.03 2.06 1.96 2.00 2.07 2.29 2.28

Chili (Peso) 530.53 522.28 510.43 559.06 510.12 481.69 469.21 471.96 511.90 483.69 489.03 496.30 482.32 477.84 486.37 472.44 484.77 507.00 516.63

Meksiko (Peso) 10.91 10.93 10.72 13.51 12.63 12.06 11.72 12.34 13.65 12.44 12.97 13.54 13.17 12.95 13.16 12.64 12.48 12.90 13.02

Asia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ik

Australia (Dollar) 0,75 0,84 0,85 0,79 0,92 1,01 1,06 1,05 1,01 1,03 1,06 1,01 1,04 1,04 1,04 1,04 0,99 0,92 0,93

New Zealand (Dollar) 0,65 0,74 0,71 0,64 0,72 0,76 0,80 0,83 0,78 0,79 0,82 0,79 0,81 0,82 0,81 0,83 0,82 0,80 0,83

Hong Kong (Dollar) 7,77 7,80 7,79 7,75 7,77 7,79 7,78 7,79 7,78 7,78 7,76 7,76 7,76 7,75 7,76 7,76 7,76 7,76 7,75

China (Yuan) 7,97 7,61 6,95 6,83 6,77 6,58 6,50 6,42 6,36 6,46 6,31 6,33 6,35 6,24 6,31 6,22 6,16 6,13 6,09

India (Rupee) 44,41 41,35 43,49 48,38 45,74 45,26 44,74 45,78 51,00 46,70 50,30 54,51 55,19 54,15 53,54 54,17 55,96 62,07 61,98

Jepang (Yen) 116,34 117,80 103,31 93,62 87,77 82,25 81,57 77,69 77,36 79,72 79,37 80,09 78,62 81,25 79,83 92,25 98,76 98,89 100,48

Korea Selatan (Won) 955 929 1.101 1.277 1.156 1.119 1.083 1.085 1.145 1.108 1.131 1.152 1.133 1.090 1.127 1.085 1.122 1.109 1.062

ASEAN-6

Indonesia (Rupiah) 9.165 9.139 9.697 10.404 9.085 8.901 8.591 8.614 8.987 8.773 9.082 9.312 9.507 9.646 9.387 9.707 9.799 10.652 11.604

Malaysia (Ringgit) 3,67 3,44 3,33 3,52 3,22 3,05 3,02 3,02 3,15 3,06 3,06 3,11 3,12 3,06 3,09 3,08 3,07 3,24 3,21

Filipina (Peso) 51,26 46,10 44,42 47,63 45,09 43,79 43,24 42,75 43,44 43,30 43,03 42,77 41,90 41,18 42,22 40,71 41,78 43,68 43,63

Singapura (Dollar) 1,59 1,51 1,42 1,45 1,36 1,28 1,24 1,23 1,29 1,26 1,26 1,26 1,25 1,22 1,25 1,24 1,25 1,27 1,25

Thailand (Bath) 37,91 32,33 33,00 34,33 31,71 30,53 30,28 30,13 31,00 30,48 30,98 31,28 31,35 30,67 31,07 29,80 29,87 31,45 31,74

Vietnam (Dong) 15.991 16.083 16.449 17.813 19.138 20.249 20.694 20.725 20.978 20.662 20.898 20.877 20.865 20.853 20.873 20.881 20.968 21.158 21.108

E r o p aE r o p aE r o p aE r o p aE r o p a

Kawasan Euro (USD/Euro) 1,22 1,37 1,47 1,39 1,33 1,37 1,44 1,41 1,35 1,39 1,31 1,28 1,25 1,30 1,29 1,32 1,31 1,33 1,36

Inggris (Poundsterling) 1,84 2,00 1,85 1,57 1,55 1,60 1,63 1,61 1,57 1,60 1,57 1,58 1,58 1,61 1,59 1,55 1,54 1,55 1,62

Rusia (Ruble) 27,17 25,57 24,90 31,76 30,36 29,23 27,99 29,17 31,22 29,40 30,16 31,07 31,95 31,08 31,06 30,42 31,65 32,79 32,55

Turki (Lira) 1,44 1,31 1,31 1,55 1,51 1,58 1,57 1,74 1,84 1,68 1,80 1,81 1,80 1,79 1,80 1,79 1,84 1,97 2,03

Af r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i ka

Afrika Selatan (Rand) 6,77 7,05 8,27 8,42 7,32 7,00 6,79 7,16 8,11 7,26 7,75 8,13 8,26 8,69 8,21 8,95 9,48 9,99 10,16

Page 155: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

L a m p i r a n

143

Tabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaTabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaTabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaTabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaTabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Dunia

Negara 2006 2007 2008 2009 2010

Rata-rata PeriodeRata-rata PeriodeRata-rata PeriodeRata-rata PeriodeRata-rata Periode

Sumber: Bloomberg, diolahKeterangan: -

20112011

2012

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW42012

2013

TW1 TW2 TW3 TW4

Amer i k aAmer i k aAmer i k aAmer i k aAmer i k a

Amerika Serikat (Dollar) 9.165 9.139 9.697 10.404 9.085 8.901 8.591 8.614 8.987 8.773 9.082 9.312 9.507 9.646 9.387 9.707 9.799 10.652 11.604

Argentina (Peso) 2.981 2.933 3.165 2.798 2.323 2.219 2.105 2.068 2.111 2.126 2.092 2.092 2.063 2.010 2.064 1.936 1.870 1.903 1.917

Brazil (Real) 4.213 4.709 5.104 5.221 5.166 5.340 5.385 5.264 4.987 5.244 5.135 4.737 4.688 4.685 4.811 4.860 4.737 4.657 5.099

Chili (Peso) 17,3 17,5 19,0 18,6 17,8 18,5 18,3 18,3 17,6 18,1 18,6 18,8 19,7 20,2 19,3 20,5 20,2 21,0 22,5

Meksiko (Peso) 840,8 836,3 903,6 769,3 719,4 738,2 733,2 698,1 658,2 706,9 700,1 687,7 722,1 745,0 713,7 768,2 785,5 825,5 891,0

Asia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ik

Australia (Dollar) 6.848 7.729 10.996 13.430 9.900 8.850 8.083 8.206 8.872 8.503 8.604 9.221 9.149 9.289 9.066 9.341 9.881 11.627 12.513

New Zealand (Dollar) 14.121 12.424 13.928 16.749 12.601 11.774 10.727 10.353 11.565 11.105 11.100 11.784 11.754 11.720 11.590 11.625 11.929 13.347 14.018

Hong Kong (Dollar) 1.180 1.171 1.246 1.342 1.169 1.143 1.105 1.105 1.155 1.127 1.170 1.200 1.226 1.244 1.210 1.252 1.262 1.373 1.497

China (Renminbi) 1.157 1.196 1.397 1.523 1.342 1.352 1.322 1.342 1.414 1.358 1.440 1.471 1.497 1.545 1.488 1.560 1.592 1.739 1.905

India (Rupee) 202,4 221,2 223,1 214,8 198,7 196,7 192,0 188,2 176,2 188,3 180,6 170,8 172,3 178,1 175,4 179,2 175,1 171,6 187,2

Jepang (Yen) 78,6 77,3 94,4 111,1 103,7 108,2 105,3 110,9 116,2 110,1 114,4 116,3 120,9 118,7 117,6 105,2 99,2 107,7 115,5

Korea Selatan (Won) 9,6 9,8 8,9 8,1 7,9 8,0 7,9 7,9 7,8 7,9 8,0 8,1 8,4 8,8 8,3 8,9 8,7 9,6 10,9

ASEAN-5

Malaysia (Ringgit) 2.500 2.660 2.907 2.948 2.823 2.922 2.846 2.853 2.853 2.868 2.967 2.990 3.045 3.156 3.039 3.150 3.194 3.289 3.617

Filipina (Peso) 179,8 198,4 218,3 218,4 201,5 203,3 198,7 201,5 206,9 202,6 211,1 217,7 226,9 234,2 222,5 238,5 234,5 243,9 266,0

Singapura (Dollar) 5.770 6.068 6.843 7.142 6.670 6.973 6.930 7.025 6.982 6.978 7.186 7.366 7.623 7.888 7.516 7.845 7.846 8.403 9.282

Thailand (Baht) 241,9 283,1 293,7 302,7 286,7 291,6 283,7 285,9 289,9 287,8 293,1 297,7 303,2 314,4 302,1 325,7 328,1 338,7 365,6

Vietnam (Dong) 0,6 0,6 0,6 0,6 0,5 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,5 0,5 0,4 0,5 0,5 0,5 0,5

E r o p aE r o p aE r o p aE r o p aE r o p a

Kawasan Euro (Euro) 11.512 12.524 14.205 14.452 12.050 12.191 12.370 12.171 12.108 12.210 11.915 11.950 11.894 12.516 12.069 12.813 12.800 14.119 15.799

Inggris (Pound) 16.888 18.295 17.850 16.220 14.036 14.269 14.016 13.868 14.127 14.070 14.276 14.739 15.021 15.490 14.882 15.068 15.051 16.523 18.793

Rusia (Rubbel) 337,4 357,6 389,1 327,2 299,3 304,5 307,0 295,3 287,9 298,7 301,2 299,7 297,6 310,4 302,2 319,0 309,7 324,9 356,5

Turki (Lira) 6.375 7.002 7.427 6.698 6.026 5.643 5.480 4.956 4.886 5.220 5.056 5.154 5.272 5.375 5.214 5.437 5.328 5.411 5.730

Af r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i ka

Afrika Selatan (Rand) 1.361 1.297 1.178 1.240 1.243 1.272 1.265 1.203 1.108 1.212 1.172 1.146 1.151 1.110 1.145 1.085 1.034 1.066 1.142

Page 156: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

144

Tabel 11. Indeks SahamTabel 11. Indeks SahamTabel 11. Indeks SahamTabel 11. Indeks SahamTabel 11. Indeks Saham Rata-rata PeriodeRata-rata PeriodeRata-rata PeriodeRata-rata PeriodeRata-rata Periode

Negara 2006 2007 2008 2009 2010

Sumber: Bloomberg, diolahKeterangan: -

20112011

2012

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW42012

2013

TW1 TW2 TW3 TW4

Amer i k aAmer i k aAmer i k aAmer i k aAmer i k a

Amerika Serikat (DJIA) 11.408 13.171 11.257 8.870 10.666 12.025 12.365 11.648 11.799 11.959 12.848 12.761 13.113 13.140 12.966 13.994 14.959 15.286 15.736

Amerika Serikat (S&P 500) 1.310 1.477 1.222 946 1.140 1.303 1.318 1.225 1.226 1.268 1.349 1.350 1.401 1.418 1.379 1.514 1.609 1.675 1.769

Argentina (MERV) 1.746 2.157 1.769 1.628 2.539 3.496 3.333 3.005 2.589 3.106 2.756 2.300 2.431 2.466 2.488 3.264 3.481 3.844 5.324

Brazil (BVSP) 38.085 53.189 53.980 52.766 67.277 67.827 64.378 56.474 56.407 61.271 64.263 58.095 57.569 58.453 59.595 58.813 53.355 50.234 52.697

Chili (IGPA) 10.802 14.140 13.087 14.265 19.824 21.912 22.540 20.529 19.910 21.223 21.092 21.212 20.502 20.703 20.877 21.974 20.658 18.681 18.630

Meksiko (BOLSA) 20.735 29.711 26.774 25.302 33.303 37.172 35.949 34.683 35.859 35.916 37.792 38.545 40.445 42.114 39.724 44.384 41.414 40.926 41.199

Asia Pas i f ikAs ia Pas i f ikAs ia Pas i f ikAs ia Pas i f ikAs ia Pas i f ik

Australia (All Ord.) 5.079 6.230 5.043 4.063 4.673 4.876 4.779 4.344 4.244 4.561 4.318 4.258 4.300 4.517 4.348 4.951 4.960 5.075 5.286

China (Shanghai) 2.125 4.211 3.057 2.751 2.833 2.863 2.839 2.608 2.366 2.669 2.343 2.343 2.119 2.088 2.223 2.324 2.205 2.085 2.170

India (BSE) 11.438 15.535 14.406 13.637 18.182 18.590 18.618 17.400 16.468 17.769 17.183 16.791 17.625 18.916 17.629 19.519 19.336 19.344 20.703

Jepang (Nikkei 225) 16.113 17.001 12.148 9.331 10.011 10.285 9.609 9.246 8.581 9.430 9.295 9.026 8.886 9.209 9.104 11.458 13.629 14.128 14.951

Korea Selatan (KOSPI) 1.334 1.714 1.534 1.425 1.763 2.034 2.116 1.938 1.850 1.985 1.974 1.910 1.900 1.938 1.931 1.986 1.934 1.913 2.010

ASEAN-6

Indonesia (JSX) 1.424 2.176 2.095 1.979 3.056 3.522 3.791 3.894 3.709 3.729 3.971 4.019 4.113 4.311 4.104 4.598 4.938 4.457 4.364

Malaysia (KLSE) 956 1.310 1.148 1.080 1.373 1.525 1.544 1.497 1.459 1.506 1.553 1.580 1.634 1.647 1.604 1.647 1.743 1.769 1.811

Filipina (PCOM) 2.368 3.426 2.626 2.475 3.525 3.922 4.255 4.334 4.240 4.188 4.824 5.090 5.249 5.541 5.176 6.419 6.850 6.393 6.248

Singapura (STI) 2.488 3.372 2.680 2.273 2.937 3.118 3.125 2.923 2.723 2.972 2.922 2.877 3.027 3.064 2.973 3.262 3.299 3.171 3.161

Thailand (SET) 719 768 687 583 848 1.003 1.061 1.061 979 1.026 1.120 1.169 1.228 1.315 1.208 1.501 1.535 1.413 1.400

Vietnam (Ho Chi Min) 503 1.008 500 426 487 484 449 421 392 436 407 448 409 389 413 471 497 489 502

Eropa

Kawasan Euro (DJ Stoxx 50) 3.794 4.317 3.323 2.466 2.780 2.933 2.863 2.382 2.278 2.614 2.474 2.226 2.401 2.543 2.411 2.677 2.696 2.782 3.018

Inggris (FTSE 100) 5.920 6.405 5.370 4.562 5.466 5.945 5.905 5.463 5.429 5.686 5.822 5.551 5.744 5.844 5.740 6.300 6.438 6.530 6.612

Rusia (RTS. $ terms) 1.541 1.978 1.694 997 1.521 1.929 1.936 1.713 1.445 1.755 1.608 1.428 1.424 1.463 1.481 1.557 1.363 1.349 1.445

Turki (XU100) 39.779 48.259 37.807 37.532 59.374 64.627 65.408 58.108 54.756 60.725 58.228 58.809 65.080 72.675 63.698 81.200 83.784 73.021 74.075

Af r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i ka

Afrika Selatan (JSE AS) 21.202 28.234 26.868 23.275 28.536 32.030 31.866 30.718 31.743 31.589 33.778 33.743 35.113 37.558 35.048 40.336 39.861 42.078 44.704

Page 157: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

L a m p i r a n

145

Tabel 12. Government DebtTabel 12. Government DebtTabel 12. Government DebtTabel 12. Government DebtTabel 12. Government Debt

Negara 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013E

(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)

AmerikaAmerikaAmerikaAmerikaAmerika

Amerika Serikat 54,6 54,7 58,6 72,6 81,2 85,1 88,6 92,1

Argentina 63,8 55,1 44,4 47,7 44,4 39,9 41,4 41,2

Brazil 56,4 58,0 57,4 60,9 53,4 54,2 58,7 60,3

Chili 5,0 3,9 4,9 5,8 8,6 11,1 11,9 12,0

Meksiko 20,2 20,7 24,2 27,6 27,2 28,1 28,7 29,6

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia 10,3 9,6 9,8 14,0 19,1 22,1 26,8 28,5

China 25,4 29,8 27,5 33,5 34,1 31,2 28,4 27,7

India 74,7 71,4 72,2 70,6 65,5 65,5 66,0 67,9

Jepang 186,0 183,0 191,8 210,2 216,0 230,3 238,0 245,4

Korea Selatan 31,1 30,7 30,1 33,8 33,4 34,2 35,0 36,2

ASEAN-6

Indonesia 36,8 34,3 33,1 28,4 26,0 24,3 23,9 24,5

Malaysia 40,6 40,1 39,8 50,8 51,1 51,6 53,3 55,8

Filipina 54,5 46,8 47,4 47,8 47,0 45,7 44,9 42,9

Singapura 36,1 37,8 40,8 44,1 41,2 42,7 42,3 41,9

Thailand 24,9 24,1 23,5 28,6 29,7 29,3 30,9 31,5

Vietnam 32,3 33,0 31,7 39,3 41,1 39,3 39,4 39,7

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro *) 70,0 68,4 66,2 70,2 80,0 85,4 87,3 90,6

Inggris 42,7 43,7 51,9 67,1 78,4 84,3 88,7 93,6

Rusia 9,0 8,5 7,9 11,0 11,0 11,7 12,5 14,1

Turki 46,5 39,9 40,0 46,1 42,3 39,1 36,2 34,4

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan 32,5 26,9 24,6 27,1 34,5 38,6 40,1 43,1

Sumber: Moody's Statistical Handbook November 2013, Trading Economics

Keterangan:Cetak Miring = proyeksi Moody's Statistical Handbook November 2013

*) Menggunakan data Moody's Statistical Handbook November 2013Tanda (-) data tidak tersedia

Page 158: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2013

146

Tabel 13. Harga Komoditi DuniaTabel 13. Harga Komoditi DuniaTabel 13. Harga Komoditi DuniaTabel 13. Harga Komoditi DuniaTabel 13. Harga Komoditi Dunia

Akhir Periode Rata-rata

Sumber: Bloomberg , IMF, diolahKeterangan:Indeks Harga Komoditi, harga rata-rata 2005=100

2011 2012

TW3 TW4 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW42010

2013 2011 2012

TW3 TW4 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW42010

2013

TotalTotalTotalTotalTotal 223,7223,7223,7223,7223,7 218,2218,2218,2218,2218,2 184,3184,3184,3184,3184,3 215,1215,1215,1215,1215,1 206,8206,8206,8206,8206,8 203,8203,8203,8203,8203,8 192,6192,6192,6192,6192,6 184,1184,1184,1184,1184,1 177,6177,6177,6177,6177,6 180,1180,1180,1180,1180,1 223,9223,9223,9223,9223,9 203,2203,2203,2203,2203,2 212,5212,5212,5212,5212,5 207,7207,7207,7207,7207,7 206,9206,9206,9206,9206,9 194,3194,3194,3194,3194,3 187,0187,0187,0187,0187,0 179,4179,4179,4179,4179,4

Indeks

EnergiEnergiEnergiEnergiEnergi

Indeks 123,6 109,6 112,3 101,8 102,4 105,1 108,3 110,1 108,7 99,4 112,6 111,7 99,2 101,9 105,7 107,9 111,3 107,2

Harga spot

Minyak WTI (USD/barrel) 91,4 79,2 98,8 94,5 88,2 92,9 95,8 106,2 97,9 87,3 89,5 94,0 92,2 88,1 94,3 94,2 105,8 97,4

Batubara (USD/ton) 71,2 80,2 75,3 63,7 68,2 65,0 67,3 60,8 63,2 65,0 80,0 78,9 61,2 66,8 66,6 67,1 64,0 63,6

Gas Alam (USD/Mn Btu) 4,2 3,7 3,0 2,9 3,3 3,8 3,8 3,6 4,2 4,4 4,1 3,3 2,9 3,4 3,5 4,0 3,6 3,8

LogamLogamLogamLogamLogam

Indeks 248,3 241,4 216,2 226,8 229,7 222,6 195,0 201,7 196,0 206,9 251,0 223,1 214,3 225,8 229,5 201,9 196,9 198,7

Harga spot

Emas (USD/ounce) 1.421 1.624 1.564 1.746 1.683 1.594 1.342 1.351 1.222 1.227 1.706 1.683 1.657 1.717 1.631 1.415 1.331 1.271

Timah (USD/mt) 26.900 20.350 19.200 20.734 22.881 23.343 20.328 22.738 22.764 20.441 24.682 20.912 19.324 21.591 24.065 20.936 21.327 22.909

Tembaga (USD/mt) 9.600 7.019 7.600 8.095 7.990 7.684 7.032 7.186 7.207 7.558 8.993 7.530 7.732 7.925 7.954 7.187 7.104 7.168

Alumunium (USD/mt) 2.413 2.157 2.020 2.077 2.098 1.951 1.855 1.808 1.785 2.200 2.430 2.115 1.954 2.022 2.039 1.871 1.828 1.813

Nikel (USD/mt) 24.750 17.600 18.710 17.336 17.513 16.802 14.353 13.873 13.984 21.869 22.037 18.396 16.424 17.043 17.370 15.024 14.025 13.972

PanganPanganPanganPanganPangan

Indeks 273,2 260,2 195,6 273,1 246,7 244,2 240,7 211,0 200,5 198,2 257,0 232,5 278,6 252,9 245,0 238,4 222,4 203,5

Harga spot

Jagung (USD/bushel) 5,9 5,7 6,3 7,7 7,2 7,3 6,9 4,8 4,1 5,4 7,0 6,1 7,9 7,3 7,2 6,8 5,8 4,1

Gandum (USD/bushel) 7,1 6,1 6,6 8,4 8,2 7,1 7,0 6,9 6,5 6,3 7,1 6,2 8,3 8,4 7,4 7,1 6,9 6,9

Gula (Cents/pound) 36,2 26,3 23,3 20,0 19,3 18,5 17,1 17,4 16,6 19,6 28,7 24,7 21,2 19,7 18,5 17,5 17,1 17,6

Kedelai (USD/bushel) 13,5 11,5 11,8 16,9 14,5 14,6 15,5 14,0 13,2 10,3 13,5 11,6 16,9 14,7 14,5 15,0 14,4 12,9

Beras (USD/mt) 536,8 615,6 580,9 590,5 565,5 564,5 546,3 503,8 447,5 521,0 579,7 597,4 583,9 580,3 570,7 550,7 521,0 449,9

CPO (USD/mt) 1.163,5 916,6 997,0 865,2 679,5 755,8 759,9 724,4 792,4 856,0 1,024 956,0 910,0 715,1 755,8 757,2 723,6 783,3

Page 159: Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia · merevisi ke atas outlook ekonomi global tahun 2013 dan 2014. ... A.2 Kerja Sama dalam Rangka Manajemen Krisis dan Fasilitasi ... IMF dan World

Tim Penyusun PEKKI Triwulan IV - 2013

EditorM. Noor Nugroho

Tim ProduksiM. Noor Nugroho, Diah Indira, Tora Erita Siallagan, Sholihah, Shinta Fitrianti, Gilang Andrianty, dan

Betty Purbowati Cahyadewi.

Kontributor Tulisan, Tabel, dan GrafikPerkembangan Ekonomi Global, Kawasan, dan Individu NegaraM. Noor Nugroho (Perkembangan Ekonomi Global); Diah Indira (Kawasan Euro, Inggris, dan Brazil); Sholihah (Malaysia dan Singapura); Shinta Fitrianti (China, India, dan Korea); Gilang Andrianty (Filipina, dan Thailand); Alia Fariza (Vietnam); Betty Purbowati Cahyadewi (Amerika Serikat dan Jepang).

Perkembangan Pasar Keuangan dan KomoditasTora Erita Siallagan (Pasar Keuangan, Pasar Valuta Asing, dan Pasar Komoditas).

Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

Alia Fariza (Kerja Sama Regional); Mutiara Syifaus Shabrina (Kerja Sama Multilateral).

ArtikelGrup Studi Internasional (Resiliensi Ekonomi Negara Emerging di tengah Pelemahan Ekonomi Global)

dan M. Noor Nugroho (Pemulihan Ekonomi Global: Apa yang Sudah dan Belum Dilakukan?).

Lampiran, Tabel, dan GrafikAzmi Utama Nawawi