dampak peran imf di venezuela

29
DAMPAK IMF DI VENEZUELA Oleh : Delvalina Tuanger :151080270 Chatarina Novita L. : 151080284 Soraya Hartini Baun :151080265 Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 2

Upload: dtuanger

Post on 26-Jun-2015

421 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dampak Peran Imf Di Venezuela

DAMPAK IMF DI VENEZUELA

Oleh :

Delvalina Tuanger :151080270

Chatarina Novita L. : 151080284

Soraya Hartini Baun :151080265

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL YOGYAKARTA “VETERAN”

FAKULTAS ILMU SOSIAL POLITIK

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 2

Page 2: Dampak Peran Imf Di Venezuela

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi adalah terminologi yang digunakan oleh para ahli ekonomi, media dan para

politisi untuk mendeskripsikan proses memperkuat ekonomi global yang juga dikenal sebagai

Pasar Bebas atau neo-liberalisme. Globalisasi dimotori oleh beberapa institusi-institusi

ekonomi global seperti World Trade Organization (WTO), World Bank (Bank Dunia) dan

International Monetary Fund (IMF).

Menurut para pengagum Pasar Bebas ini, kemakmuran seluruh publik akan terjadi apabila

pasar dibebaskan dari seluruh tekanan, sehingga para pelaku pasar akan semakin kompetitif

terhadap satu sama lain, yang mana pada akhirnya diharapkan kemakmuran yang didapat

oleh pelaku pasar akan menetes ke bawah (sesuatu yang dalam bahasa ekonomi dikenal

sebagai trickle-drop effect). Kompetisi ini hanya akan sempurna apabila pasar dibuka seluas-

luasnya tanpa ada batasan dan regulasi (termasuk batas negara dan aturan pemerintah yang

menghambat terjadinya proses jual-beli tingkat internasional). Setiap produk yang

diperjualbelikan akan diberi kesempatan untuk bersaing secara bebas di pasaran. Tapi

masalahnya, dalam prakteknya, korporasi-korporasi tersebut di seluruh belahan dunia harus

mencari tempat di mana sumber daya alam dan upah buruhnya adalah yang paling murah;

yang mana seringkali hal tersebut berarti juga relokasi industri-industrilokaldinegara-negara

Dunia Ketiga.

Dibentuk di tahun 1944, World Bank dan IMF memfasilitasi ekonomi global dengan

memberi pinjaman kepada negara-negara Dunia Ketiga sejumlah besar dana dalam mata

uang asing. Biasanya pinjaman tersebut membawa banyak kepentingan lain di belakangnya.

Kepentingan-kepentingan tersebut sangat menguntungkan korporasi-korporasi multinasional

dalam memapankan jalannya memasuki negara-negara Dunia Ketiga dan membuka proyek-

proyeknya yang biasanya selalu merusak lingkungan (seperti industri perhutanan,

pertambangan, pembangunan dam, dll) serta mengeksploitasi penduduk daerah tersebut

sebagai para pekerjanya.

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 3

Page 3: Dampak Peran Imf Di Venezuela

World Bank dan IMF juga bertanggung jawab dalam mengumpulkan dana-dana hutang

negara Dunia Ketiga. Di karenakan hutang yang dimiliki oleh negara-negara tersebut semakin

lama semakin membengkak dan kemungkinan untuk dapat membayarnya semakin kecil,

biasanya Negara-negara Dunia Ketiga tersebut tak mampu membayarnya dan harus mencari

pinjaman lain untuk melunasi hutang yang telah ada tersebut. Lingkaran jerat hutang

tersebutlah yang sebenarnya menjauhkan negara-negara Dunia Ketiga dari “kemapanan”

karena demi membayar hutang-hutangnya tersebut, dana yang sebenarnya diperuntukan bagi

kepentingan penduduk harus dikurangi bahkan dihapuskan. Karena hal ini juga, maka negara-

negara Dunia Ketiga terpaksa harus mengikuti syarat yang diberikan oleh negara-negara

donor untuk memperbolehkan korporasi-korporasi multinasional masuk ke negara tersebut dan

dengan bebas beroperasi di sana, termasuk untuk menentukan upah para pekerjanya dan

harga sumber daya alam yang hendak dibelinya.

Sementara WTO, yang semakin mapan, adalah badan institusi internasional yang berhak

untuk menentukan apa yang akan terjadi pada satu negara saat negara tersebut akan menjalin

hubungan dagang dengan negara lainnya. Inilah yang disebut dengan WTO Tribunal. Agenda

WTO adalah meningkatkan terjadinya perdagangan global—yang berarti juga mengurangi

hukum-hukum dagang tiap negara atau apapun yang dianggap menghalangi terjadinya

hubungan dagang. Hambatan dagang ini seperti yang dideskripsikan oleh tiga anggota

Tribunal, dapat diinterpretasikan antara lain hukum kesehatan makanan yang diproduksi,

hukum lingkungan yang melindungi spesies-spesies yang hampir punah, dan juga hukum yang

melindungi HAM. Semua hukum tersebut harus dihapuskan saat dianggap menghalangi

terjadinya proses dagang. Pendeknya, WTO memiliki otoritas sendiri yang lebh kuat dari

otoritas negara manapun dalam menentukan hukum dan undang-undang yang berlaku di

sebuah negara.

Secara esensialnya, WTO dan sistem Pasar Bebas, hanya akan berdampak sangat besar

pada penghancuran lingkungan hidup, pengeksploitasian tenaga kerja dan pelecehkan hak-

hak asasi manusia. Satu-satunya yang menjadi prioritas bagi Globalisasi hanyalah

kepentingan bisnis bagi mereka, korporasi multinasional yang memiliki profit terbesar yang

barang tentu korporasi yang paling kaya. Secara singkatnya, Globalisasi atau Pasar Bebas

adalah juga berarti kebebasan bagi ekonomi itu sendiri—inilah imperialisme gaya baru, inilah

Neoliberalisme.

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 4

Page 4: Dampak Peran Imf Di Venezuela

B. IMF dan Venezuela

Salah satu organisasi internasional yang bergerak di bidang ekonomi untuk kesejateraan

masyarakat dunia adalah IMF (International Monetary Fund). IMF adalah salah satu organisasi

yang terdiri dari 187 negara, bekerja ubtuk membantu perkembangang kerjasama global

moneter, menyelamatkan stabilitas financial, memfasilitasi perdaganan internasional,

mempromosi tenaga kerja yang tinggi dan mendukung pertumbuhan ekonomi serta

mengurangi angka kemiskinan di dunia1.

Ketika lembaga-lembaga kapitalis diciptakan pada tahun 1970-an di bawah system Brotton 2, diyakini bahwa struktur ekonomi kapitalis global yang baru akan membantu daerah-daerah

miskin dan membawa manfaat bagi seluruh dunia. Namun meskipun neliberalis menginginkan

lembaga-lembaga keuangan mereka ini memiliki manfaat bagi semua orang, namun kenyataan

berbicara sebaliknya. Fakta kesenjangan antara daerah kaya dan miskin menunjukan bahwa

lembaga neoliberalis ini hanya memiliki manfaat terutama negara-negara kaya barat.

Krisis Venezuela adalah salah satu dampak dari kehadiran lembaga-lembaga keuangan

ini. Secara jelas kita dapat melihat fungsi maupun peran IMF dari pengertian di atas, maka kita

bias menarik kesimpulan bahwa IMF banyak menjalankan fungsinya terutama di negara-

negara berkembang, dan negara-negara miskin dengan membantu pembangunan nasional set

melalui pinjaman yang diberikan, beserta memberi solusi untuk mengatasi krisis yang sedang

melanda suatu negara. Namun, kebanyakan negara berkembang yang tergabung dalam IMF

mereka mempunyai masalah yang sama, yaitu perekonomian yang semakin terpuruk karena

adanya ketergantungan terhadap lembaga moneter internasiona.l Venezuela adalah salah

satu negara yang perekonomian negaranya tergantung pada penghasilan sumber daya

minyak, meskipun ini berjalan Venezuela ada pada bagian penekanan ekonomi oleh negara-

negara maju sejak berada di bawah IMF. Venezuela yang saat itu ada di bawah pemerintahan

Hugo Chavez merasa bahwa dengan bernaung di bawah IMF membawa dampak negatif bagi

ekonomi negaranya, dengan keyakinan Hugo Chavez kemudian memutuskan hubungan

dengan IMF, dan tidak mengikuti arus liberalism, karena dianggapnya membawa ketimpangan

1 www.imf.org/external/about.html/about imf

2 www.eurodad.org/whatnew/articles.aspx?id=2988

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 5

Page 5: Dampak Peran Imf Di Venezuela

antara kaum borjuis dan rakyat jelata. Peran IMF yang pada awalnya membantu negara-

negara dalam stabilitas fininsial ekonomi domestik beserta pengurangan angka kemiskinan ikut

bergeser.

C. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh IMF di Venezuela sehingga mengakibatkan Venezuela keluar dari

IMF?

D. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini, teori yang digunakan penulis untuk menggali permasalahan ini adalah

Teori Dependensia atau Teori Ketergantungan.

Teori Dependensia sesuai dengan namanya berusaha menjelaskan tentang

ketergantungan. Dalam hubungan ketergantungan tersebut ada dua pihak yang terlibat

yaitu pihak dominan dan pihak bergantung (dependen).

Berkaitan dengan teori-teori Marx adalah teori dependensi yang berargumen bahwa negara-

negara maju, dalam usaha mereka untuk mencapai kekuasaan, menembus negara-negara

berkembang lewat penasihat politik, misionaris, pakar, dan perusahaan multinasional untuk

mengintegrasikan negara-negara berkembang tersebut ke dalam sistem kapitalis

terintegrasi untuk mendapatkan sumber-sumber daya alam dan meningkatkan dependensi

negara-negara berkembang terhadap negara-negara maju. Teori-teori Marxis kurang

mendapatkan perhatian di Amerika Serikat di mana tidak ada partai sosialis yang signifikan.

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 6

Page 6: Dampak Peran Imf Di Venezuela

PEMBAHASAN

A. Situasi Politik-Ekonomi Venezuela Sebelum Pemerintahan Chavez

Sejak berakhirnya Perang Dunia II, negara-negara di Amerika Latin mengalami

bermacam-macam gelombang politik yang silih berganti, berawal dari tahun 70-an adanya

gerilya dan muncul merintah-pemerintah yang diktaktor, kemudian pada tahun 80-an

muncul demokrasi, hingga pada tahun 90-an diperkenalkan system neoliberalisme di

negara-negara Amerika Latin, hingga terakhir perkembangan, Amerika Latin bergeser ke

kiri seperti Brazil pada masa pemerintahan Lula da Silva, dan revolusioner yang dilakukan

oleh Hugo Chaves di Venezuela.

Pada tahun 1989 terjadi inflasi di Venezuela, dengan adanya penyesuain terhadap

neoliberalisme. Sebagai salah satu negara yang mengeksport minyak terbesar di dunia

Venezuela harus menanggung resiko. Krisis ekonomi yang melanda Amerika Latin saat itu

menjadikan negara –negara Amerika Latin harus bergantung pada lembaga donor

internasional , atas saran para penasehat ekonomi dan politik mereka. Hal tersebut juga

menandai berakhirnya era State-Led Industrialiazation, Inward-Looking Policy dan ISI yang

selama 20 tahun lebih telah digunakan negara-negara Amerika Latin sebagai model

pembangunannya3. Kehadiran lembaga donor internasional dengan mekanisme Structural

Adjustment Program (SAP)-nya menjadikan negara-negara Amerika Latin membuka diri

terhadap pasar global serta mendorong ekonomi liberalisasi. Secara prinsipal, tujuan

membuka diri ini adalah untuk mendapatkan pertumbuhan yang lebih tinggi agar negara-

negara tersebut dapat membayar utang mereka. Saat pemerintahan Perz dan Caldera,

Venezuela mengalami ekonomi liberalisasi ekonomi yang membawa keterpurukan ekonomi

dalam negeri. Intervensi dari negara asing terutama negara-negara kapitalis yang menjadi

pengontrol lembaga donor internasional dalam politik dan ekonomi negara menyebabkan

terjadi banyak kemerosotan, dengan banyak privatisasi dan korupsi.

3 State Led Industrialization, dan ISI adalah perdagangan dan ekonomi kebijakan didasarkan pada premis bahwa negara harus berusaha untuk mengurangi ketergantungan asing melalui produksi lokal produk industri. Istilah ini terutama mengacu pada abad ke-20 ekonomi pembangunan kebijakan, meskipun menganjurkan sejak abad ke-18

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 7

Page 7: Dampak Peran Imf Di Venezuela

InflationinVenezuela

REUTERS

Published: June 20, 1989

LEAD: Inflation in Venezuela will rise by 65 percent to 70 percent this year, almost double last year’s increase in the cost of living, the Planning Minister, Miguel Rodriguez, said today. The rate for 1989 so far, 52.7 percent, may slow down in the second half of the year as the Government’s austerity program takes effect.

Inflation in Venezuela will rise by 65 percent to 70 percent this year, almost double last year’s increase in the cost of living, the Planning Minister, Miguel Rodriguez, said today. The rate for 1989 so far, 52.7 percent, may slow down in the second half of the year as the Government’s austerity program takes effect, Mr. Rodriguez added. Venezuela, which had one of Latin America’s lowest inflation rates for many years, saw its cost of living rise by 35.5 percent last year after increasing 40.3 percent in 1987

B. Kondisi Venezuela di bawah naungan IMF

Keterpurukan ekonomi Venezuela dimulai ketika Carlos Andrés Perez, dilantik sebagai

presiden pada 1989. Saat itu, Perez mewarisi keadaan ekonomi yang carut-marut akibat

korupsi dan salah urus kebijakan warisan pemerintahan Luis Herera Campins. Perez

mengalami masa-masa sulit akibat krisis dan kemudian mengalami jalan buntu dalam

mencari kebijakan dan solusi yang tepat untuk mengatasi krisis tersebut. Keputusasaan

Perez tersebut kemudian di sambut baik oleh IMF. Untuk memulihkan krisis tersebut, Perez

meminta nasihat dan bantuan keuangan kepada IMF. Setelah meminta nasehat dan

bantuan keuangan serta resmi masuk ke dalam IMF, atas saran IMF Perez kemudian

mengumumkan restrukturisasi ekonomi melalui jalan neoliberal.

Pada pertengahan Februari 1989, Dampak dari nasehat yang diberikan oleh IMF

kepada presiden Venezuela tersebut mulai terasa dalam kebijakan-kebijakannya. Perez

meluncurkan serangkaian kebijakan yang meliputi devaluasi mata uang besar-besaran,

peningkatan harga bensin dan transportasi, pemotongan belanja publik, dan pengurangan

subsidi atas sejumlah besar bahan kebutuhan pokok. Selain itu, pemerintahan Perez juga

melaksanakan kebijakan privatisasi terhadap sebagian BUMN yang bergerak di sektor

telekomunikasi, pelabuhan, minyak, baja dan penerbangan. Perez juga meluncurkan

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 8

Page 8: Dampak Peran Imf Di Venezuela

kebijakan berupa pengurangan tenaga kerja di bidang-bidang industri strategis dan

mentransfer kepemilikan kepada investor asing.

Sudah dapat dibaca bahwa kebijakan kapitalis semacam itu membawa dampak buruk

bagi kehidupan ekonomi Venezuela. Perlahan-lahan akibat-akibatnya mulai dirasakan

hampir seluruh rakyat Venezuela. Dari tahun 1989 sampai 1992, rata-rata penduduk

Venezuela kehilangan lebih dari setengah daya belinya yang nyata. Dalam waktu tiga

tahun masa kekuasaan Perez, sekitar 600 ribu orang berpindah ke kota-kota yang

mengakibatkan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian, petani pedesaan dan tukang kebun

berkurang sebesar 90 persen. Hal ini kemudian berimbas pada sektor pertanian yang

menjadi salah satu komoditas penting bagi kehidupan perdagangan Venezuela. Penduduk-

penduduk kaya yang hanya sekitar 3 % mampu menguasai 76.5 persen lahan pertanian

dipedesaan karena kemampuan financial mereka. Sedangkan 42.9 persen penduduk

miskin hanya memiliki lahan seluas satu persen. Sungguh sebuah ironi dari cita-cita Perez

yang ingin mengurangi krisis dengan menjalin kerjasama bersama IMF.

Makin lama keadaan tersebut tidak mengalami perubahan berarti. Kesulitan hidup yang

menghimpit itu makin lama tak bisa lagi ditanggung terutama oleh kaum miskin Venezuela

yang selalu mendapat tekanan dari kebijakan-kebijakan kapitalis tersebut. Kesabaran

rakyat Venezuela pada akhirnya tak bisa lagi dibendung. Ini ditunjukkan dengan

pemberontakan rakyat pada Februari 1989 yang terkenal dengan nama ”Caracazo”. Situasi

krisis ekonomi menjurus pada depresi berkepanjangan yang dialami rakyat, tingkat

kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi antara kaya dan miskin, yang kemudian,

akumulasi dari kedua hal tersebut memicu terjadinya konflik sosial politik dalam

masyarakat.

Ironi lain kemudian muncul dalam kehidupan ekonomi Venezuela. Venezuela adalah

negara pengekspor minyak nomor satu di kawasan Amerika Latin dan terbesar kelima di

dunia. Dari tahun 1958 sampai 1999, pendapatan Venezuela dari sektor minyak ini

mencapai US$250 miliar. Dengan pendatapan sebesar itu, tak heran jika 85 persen dari

seluruh penduduk Venezuela yakin bahwa negara mereka adalah salah satu negara

terkaya di dunia. Tetapi kenyataannya mereka semakin miskin. Kontradiksi ini

menyebabkan timbulnya frustasi, kebencian, dan sebagai jalan keluarnya adalah mencari

obat pemunahnya dalam waktu singkat. Berikut datanya :

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 9

Page 9: Dampak Peran Imf Di Venezuela

Kenyataannya 85 persen penduduk Venezuela hidup di bawah garis kemiskinan,

dimana dalam sepuluh tahun terakhir jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 51

persen. Antara tahun 1975 sampai 2000, jumlah orang miskin bertambah dua kali lipat,

dimana jumlah mereka yang hidup dalam kemiskinan ekstrim bertambah tiga kali lipat.

Demikian juga dalam hal distribusi pendapatan, 20 persen lapisan penduduk terkaya

menerima 84 persen pendapatan rumah tangga, sementara 20 persen penduduk

termiskin menerima hanya tiga persen pada 1999.

Dalam sektor tenaga kerja dan perburuhan pun mengalami hal yang sama. Kebijakan-

kebijakan kapitalis tersebut membuat banyak pabrik-pabrik yang ditutup dan tenaga

kerja hidup dengan melarat. Data mencatat, 50 persen jumlah tenaga kerja bekerja

dalam kondisi yang tidak stabil. Sewaktu-waktu mereka bisa terlempar ke dalam sektor

informal yang amat tidak stabil. Pada saat yang sama, 20 persen dari seluruh angkatan

kerja berada dalam situasi menganggur dan hanya 30 persen yang bekerja di sektor

formal. Itu pun pendapatan yang diterimanya tidak cukup untuk memenuhi setengah

dari kebutuhan untuk makan. Jumlah rata-rata tingkat pengangguran pada tahun 1994

sebesar 8.7 persen dan bertambah menjadi 11 persen pada 1998.4

C. Hugo Chavez Menjabat Sebagai Presiden Venezuela

Hugo Rafael Chávez Frías lahir pada tanggal 28 Juli 1954. 5 Juli 1975 lulus dari

Venezuelan Academy of Military Sciences. Setelah lulus dari akademi militer meneruskan

pendidikannya di bidang ilmu politik pada Simón Bolívar University di Caracas, ibukota

Venezuela. Peran penting yang dilakukan Chávez, dimulai ketika ia memimpin sekelompok

perwira menengah di tubuh angkatan darat Venezuela, yang dinamakannya Simón Bolívar

Revolutionary Movement. Kelompok ini kemudian melakukan kudeta bersenjata pada 4

Februari 1992 yang bertujuan menggulingkan presiden Perez, seraya berjanji akan

memulihkan patriotisme dan kepentingan bersama rakyat Venezuela. Kudeta militer

4 Hidayatullah Muttaqin, “IMF dan bahaya yang ditimbulkannya”, diakses dari http://jurnal-ekonomi.org/2006/09/09/imf-dan-bahaya-yang-ditimbulkannya/, pada tanggal 29 oktober 2010 pukul 19.07.

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 10

Page 10: Dampak Peran Imf Di Venezuela

berakhir dengan kegagalan. Chávez pun dijebloskan ke dalama penjara selama dua tahun.

Namun Chavez telah dianggap sebagai seorang pembebas: Sebagai perwira menengah

berusia 38 tahun, kepahlawanan Chávez mulai dikait-kaitkan dengan nama besar pejuang

Venezuela di masa lalu, Simón Bolívar, Simón Rodriguez (guru dan pembimbing Bolivar)

dan Ezequiel Zamora (seorang jenderal di abad ke-19 yang mendistribusikan tanah kepada

para tentara). Setelah dua tahun mendekam dalam penjara, atas permaafan (amnesti) dari

presiden Rafael Caldera, Chávez bersama seluruh tahanan politik dari sipil maupun militer

yang terlibat dalam kudeta yang gagal, diperkenankan menghirup udara bebas. Sementara

itu, kondisi ekonomi di masa Caldera tidak menampakkan tanda-tanda membaik. Devaluasi

mata uang yang dilakukan pemerintah telah menyebabkan peningkatan inflasi sebesar

70.8 persen pada 1994. Demikian juga dengan harga dan pertukaran semakin mengalami

tekanan. Di masa Caldera, agenda privatisasi semakin menjadi-jadi: investasi asing

meningkat, harga minyak semakin tinggi – tetapi kemiskinan juga ikut bertambah. Dalam

situasi ini, Chávez yang telah menjelma sebagai tokoh nasional mencalonkan diri sebagai

presiden dalam pemilu Desember 1998. Kini ia menjadi tokoh sentral dimana kekuatan anti

oligarki yang kecil tyerserak-serak dan berpusat pada dirinya.

Berdasarkan pada kegagalan gerakan di masa lalu, Chávez memutuskan terlibat dalam

proses politik demokrasi elektoral untuk merebut kekuasaan politik. Dalam keadaan

dimana tak ada gerakan revolusioner yang kuat, sebuah gerakan politik bersenjata tak

lebih sebagai usaha bunuh diri. Dengan berbendera organisasi Movimento Quinta

República (MVR) atau the Fifth Republic Movement, ia berkeliling ke seluruh negeri

dengan mengusung tema-tema kampanye yang tak bergeser dari gagasan awal ketika

melakukan kudeta pada tahun 1992: The Fifth Republic ini merupakan koalisi dari berbagai

kelompok, yang terutama adalah MAS, Patria Para Todos, and the Communist Party.

Kritisisme terhadap privatisasi besar-besaran dan menjadikan perang melawan korupsi,

baik pada level pemerintahan sipil maupun di dalam tubuh militer, sebagai slogan

utamanya. Selama masa kampanye itu pula, Chávez berulangkali mengatakan bahwa

Venezuela membutuhkan sebuah republik baru dan sebuah gerakan baru yang dibentuk

dengan tujuan melawan segala kebobrokan yang terjadi di masa lalu. Hasil akhir pemilu 6

Desember 1998 menempatkan Chávez sebagai pemenang dengan jumlah suara sebesar

56.2 persen (3,673,685 suara), sebuah kemenagan terbesar yang berhasil diraih seorang

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 11

Page 11: Dampak Peran Imf Di Venezuela

kandidat presiden dalam empat dekade terakhir. Setelah memenangkan kursi

kepresidenan, program pertama Chávez adalah menggelar referendum (referenda) pada

25 April 1999 untuk menyusun sebuah dewan konstituante (Constituent Assembly), yang

dilanjutkan dengan pemilihan anggota konstituante pada 25 Juli 1999. Di bawah Dewan

Konstituante yang baru tersebut, pemerintahan baru ini berhasil mengesahkan sebuah

konstitusi baru yang menjamin dihormatinya hak-hak sosial, politik, ekonomi dan budaya

rakyat Venezuela. Di bawah naungan konstitusi baru ini, Chávez kemudian melakukan

pemilihan presiden, deputi, gubernur dan walikota di seluruh Venezuela pada 30 Juli 2000.

Pemilihan kembali ini bagi Chávez seperti mau menguji dukungan rakyat pada dirinya, dan

terbukti ia memang kembali terpilih sebagai presiden dengan memenangkan 120 dari 131

kursi dewan.

C.1 Kondisi Ekonomi Venezuela Pada Masa Pemerintahan Hugo Chaves

Saat menjabat sebagai presiden Hugo Chávez segera meluncurkan sejumlah kebijakan

politik untuk mengamankan kekuasaannya. Ada tiga hal yang dilakukannya: pertama,

membangun dukungan dari kelas menengah bawah (lower-middle class) dan organisasi

buruh; kedua, menciptakan dukungan yang bersifat komplementer dari pelaku bisnis yang

berorientasi domestik; dan ketiga, secara politik mengisolasi oligarki pedesaan, perusahaan

asing, dan elite industrial domestik skala besar. Ketiga hal itu dilakukannya mengingat ia

berhadapan dengan krisis ekonomi dan isolasi internasional yang membayang-bayangi

kebijakannya yang antineoliberal.

Ia juga meluncurkan rencana kesejahteraan sosial darurat, yang disebut Project Bolivar

2000, guna membantu sektor-sektor yang sangat miskin. Ia juga mengadopsi ukuran-ukuran

pendidikan yang baik bagi rakyat miskin, misalnya melalui perbaikan gratis pendidikan publik

dan mempromosikan pembangunan Bolivarian Schools (sekolah sehari penuh yang disiapkan

bagi siswa dengan dua kali makan setiap harinya). Namun, kebijakan Chávez ini dituduh

diskriminatif oleh kalangan bisnis monopolistis dan kelompok liberal. Chávez dituduh sebagai

rejim dictator dan antidemokrasi. Chávez dituduh telah membelah-belah masyarakat atas dua

bagian yakni, antara sekelompok kecil elite yang dihadapkan dengan massa. Apalagi Chávez

pernah mengatakan bahwa rakyat (the pueblo) merepresentasikan kebajikan (goodness),

Sementara kalangan atas yakni para elite politik dan bisnis monopolisitis, merepresentasikan

keburukan.

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 12

Page 12: Dampak Peran Imf Di Venezuela

Berdasarkan penilaian-penilaian semacam itu, kalangan oligarki mulai merongrong

kekuasaan Chávez yang dikenal dengan sebutan rejim Bolivarian. Mereka memanfaatkan

seluruh sumberdaya yang dimilikinya antara lain penguasaan terhadap industri minyak milik

negara (Petróleos de Venezuela/PDVSA), penguasaan yang monopolistis atas media,

dukungan finansial yang tidak terbatas, dukungan serikat buruh kuning terutama yang

digalang oleh Confederatión de Trabajadores de Venezuela (CTV), sebagian faksi di dalam

tubuh angkatan bersenjata, dan juga dari pemerintah Amerika Serikat.

Namun, upaya oligarki untuk melakukan kudeta terhadap Chaves tidak terhenti sampai

disitu saja. Selama dua bulan dari tanggal 2 Desember 2002, pemerintahan Chávez kembali

diguncang oleh serangkaian pemogokan besar-besaran yang dikoordinir oleh kalangan bisnis,

yang dipimpin oleh pebisnis dari industri minyak. Tujuan utama dari pemogokan ini adalah

menghentikan produksi dan distribusi minyak. Akibatnya, Venezuela menghentikan ekspor

minyak harian sebanyak 2,800,000 barel (450,000 m³) dan produk ikutannya seperti bensin

untuk konsumsi domestik.5

Dukungan rakyat terhadap Chaves tidak membuat pemogokan itu berjalan lancar.

Aktivitas negara Venezuela terbukti tak berhenti akibat pemogokan itu. Menurut Marta

Harnecker seorang sejarawan gerakan sosial Amerika Latin asal Kuba, ini merupakan

kegagalan besar kedua yang diderita oleh Oligarki. Selain itu, paska kegagalan kedua ini

industri minyak nasional kini sepenuhnya berada di bawah kontrol pemerintahan Chávez.

Oligarki kemudian berusaha dengan berbagai intrik untuk menggulingkan Chaves pada

pemilihan Presiden pada tahun 2002 namun sama sekali tidak membuahkan hasil karena

ternyata upaya kudeta itu gagal dengan hasil pemilu 59.25 persen sekaligus menempatkan

Hugo Chaves sebagai presiden.

Program-program Hugo Chavez

Keadaan Venezuela saat bergabung bersama IMF membawa Venezuela pada liberalisasi

tetapi perekonomian Venezuela semakin terpuruk, Hugo Chaves dengan kebijakan-kebijakan

ingin merestruktur ekonomi negara ini. Ada dua kebijakan yang bertitik berat pada sector

ekonomi Venezuela :

5 Hendrajit, Venezuela bersama Hugo Chaves Internasionalisasi Sosialisme di Amerika Latin Tak Terbentuk, diunduh dari http://www.theglobal-review.com/content_detail., pada tanggal 29 oktober 2010 pukul 19.30.

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 13

Page 13: Dampak Peran Imf Di Venezuela

a. MemberdayakanKoperasiSebagaiSokoguruEkonomiRakyat

Pertama, defisit anggaran untuk merangsang permintaan domestik; kedua, meningkatkan

upah nominal plus kontrol harga untuk mempengaruhi redistribusi pendapatan. Di sini,

peningkatan upah didesain untuk menghasilkan dampak-dampak redistributif, sedangkan

kontrol harga diterapkan guna menjaga agar inflasi tetap bisa dikontrol; ketiga, kontrol

terhadap nilai tukar atau apresiasi untuk memotong inflasi dan meningkatkan upah dan

keuntungandalamsektor-sektorbarangnon-perdagangan. Dalam situasi dimana tingkat

kesenjangan ekonomi sangat tinggi, rezim Chávez mengajukan tiga elemen sebagai jalan

untuk mengatasinya: (1) reaktivasi ekonomi; (2) redistribusi pendapatan; dan (3)

restrukturisasiekonomi.

Chavez tetap pada prinsipnya semula digerakkan kembali adalah mungkin baginya untuk

mendorong tercapainya dua tujuan yang lain yakni, redistribusi pendapatan dan

restrukturisasi ekonomi. Pada tahap ini, redistribusi pendapatan dilakukan melalui

peningkatan upah nyata secara besar-besaran, sembari menghindari terjadinyan

peningkatan harga.Pertama, memberlakukan kebijakan stabilitas tingkat pertukaran, yang

berarti stabilisasi mata uang. Yang paling penting adalah melakukan investasi di bidang

infrastruktur dan penyediaan kredit untuk pertumbuhan dari bawah. Investasi di bidang

infrastruktur ini meliputi investasi di sektor infrastruktur dasar yang produktif seperti jalan

raya, pendidikan, kesehatan, dan pengembangan angkatan kerja. Dengan kebijakan ini,

target lain yang dituju adalah terbangunnya aliansi strategis dengan produser nasional –

bukan dengan pedagang komersial atau dengan perusahaan-perusahaan transnasional.

Untuk mewujudkan tujuan ini, pemerintahan Chávez merealisasikan dukungannya melalui

kredit yang sangat baik dan perlindungan usaha. Dana yang digunakan untuk kredit

tersebut diambil dari pendapatan minyak yang berlimpah. Tujuan yang hendak dicapai: (1)

memperkuat produser skala kecil dan menengah yang selama ini mendapat perlakuan

diskriminatif dari oligarki; (2) Memutus ketergantungan Venezuela pada pendapatan dari

sektor minyak, khususnya untuk membiayai pendidikan, kesehatan, jaminan sosial,

penyediaan kredit, dan perumahaan yang layak bagi buruh; (3) untuk memperkuat ekonomi

nasional agar tidak mudah digoncang oleh krisis ekonomi eksternal. Selama ini,

pendapatan yang sangat besar dari minyak telah menyebabkan tidak ada siaga untuk

domestic ekonomi. Subsidi tidak ditujukan kepada pengusaha-pengusaha besar tetapi,

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 14

Page 14: Dampak Peran Imf Di Venezuela

hanya untuk membantu rakyat miskin, produser skala kecil dan menengah, terhadap

koperasi, terhadap tipe-tipe ekonomi baru, dan terhadap ekonomi sosial.

Jika kinerja perusahaan buruk maka berdampak pada pendapatan para anggotanya yang

ikut-ikutan memburuk, demikian sebaliknya. Keadaan ini mendorong tumbuhnya etos

solidaritas dalam ekonomi yang pada akhirnya melahirkan iklim yang stabil dalam

berusaha. Di sini kita lihat, paradigma ekonomi yang bertumpu pada profit hendak digeser

menjadi paradigma yang bertumpu pada humanisme dan soilidaritas.

Dukungan terhadap pertumbuhan koperasi ini dijamin melalui pasal 24 dari Law of the

Intergovernmental Decentralization Fund (FIDES), yang menugaskan pemerintah untuk

mengalokasikan 20 persen sumberdayanya setiap tahun untuk negara dan kotamadya

agar membiayai proyek-proyek yang dilaksanakan oleh komunitas, asosiasi-asosiasi rukun

warga dan LSM. Pada tahun 2003, rejim Bolivarian mengalokasikan anggaran sebesar 15

miliar Bolivar dalam struktur anggaran federal untuk membiayai koperasi. Karena koperasi-

koperasi ini bertumbuh secara mandiri berdasarkan pada lokasi dan kebutuhan yang

spesifik, pemerintah kemudian mendorong agar koperasi-koperasi ini membangun

kerjasama di antara mereka, dari tingkat terkecil hingga ke tingkat regional.

b. Mempromosikan ALBA sebagai pengganti FTAA

Dilema ini dipecahkan rejim Bolivarian dengan mempromosikan ALBA (Alternative

Bolivariana para las Americas/The Bolivarian Alternative for Latin America and the

Caribbean). ALBA ini adalah sebuah kerjasama ekonomi kawasan Amerika Latin, yang

dimaksudkan sebagai alternatif terhadap FTAA (Free Trade of the Americas/ALCA), yang

mengusung ideologi kapitalis-neoliberal yang disponsori oleh AS. Sebagai sebuah

akternatif, ALBA bertolak dari prinsip-prinsip yang diterapkan rejim Bolivarian dalam

membangun ekonomi nasionalnya. Seperti yang telah diuraikan di atas, pembangunan

ekonomi nasional Venezuela bertumpu pada nilai-nilai persamaan, keadilan dan

solidaritas. Nilai-nilai inilah yang kemudian diadopsi oleh ALBA. Dengan demikian,

kerjasama ekonomi ini tidak berbasis pada persaingan bebas yang digerakkan oleh

perusahaan-perusahaan transnasional, seperti yang menjadi ideal FTAA. Berikut

diantaranya:

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 15

Page 15: Dampak Peran Imf Di Venezuela

Pertanian Untuk Rakyat

Kepentingan korporasi transnasional di bidang pertanian ini dengan sangat telanjang

telah menabrak kepentingan rakyat miskin di kawasan Amerika Latin. Hal ini

disebabkan karena di kawasan itu, produksi barang-barang pertanian tidak semata-

mata berarti produksi barang dagangan (komoditi). Lebih dari itu, pertanian adalah

sebuah cara hidup mayoritas rakyat. Dalam kurun waktu yang lama, pertanian telah

menjadi fondasi bagi perlindungan budaya, sebentuk penguasaan teritori (wilayah)

yang mendefinisikan hubungan manusia dengan alam dan yang secara langsung

berkaitan dengan keamanan dan kedaulatan pangan

.Dalam pasal 305 Konstitusi 1999 disebutkan, ”negara harus memromosikan

pertanian berkelanjutan sebagai strategi dasar untuk integrasi

pembangunan pedesaan dan konsekuensinya menjadim keamanan pangan

rakyat; ini harus dipahami sebagai kecukupan nasional dan ketersediaan

pangan yang stabil dan menguntungkan serta akses yang permanen.

Keamanan pangan harus dicapai melalui pengembangan dan

pengistimewaan produksi pertanian domestik,Dengan demikian, negara

harus membantu pembiayaan, perdagangan, transfer teknologi, kepemilikan

lahan, infrastruktur, kualifikasi tenaga kerja dan kebijakan-kebijakan lain

yang dibutuhkan untuk mencapai level strategis kemandirian pangan.”

Dengan Konstitusi ini, tampak jelas kebijakan ini sangat bertentangan dengan

kebijakan neoliberal yang diusung FTAA. Dalam proposal ALBA, pemerintah diwajibkan

untuk memberikan subsidi dan perlindungan penuh terhadap sektor pertanian.

Hak rakyat pada pengobatan dan untuk kualitas pangan yang baik

ALBA mengumandangkan perlawanan terhadap rejim paten. Hal milik intelektual harus

diletakkan dalam kerangka produk budaya, sebuah kerja bersama berkelanjutan dari

seluruh pengetahuan manusia. Oleh karena itu, karya intelektual tidak boleh dimonopoli

untuk kepentingan akumulasi kapital dari perusahaan transnasional. Sebagai alternatif,

ALBA memromosikan proteksi pasar nasional dari serbuan barang-barang impor, tetapi

menuntut akses sebesar-besarnya dan seluas-luasnya terhadap hak milik intelektual.

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 16

Page 16: Dampak Peran Imf Di Venezuela

Menolak liberalisasi, deregulasi dan privatisasi pelayanan publik

Rezim Bolivarian dengan tegas menentang liberalisasi, deregulasi dan privatiasi.

Kebijakan-kebijakan ini dianggap membatasi peran negara untuk mendesain dan

memutuskan kebijakan yang membela hak-hak rakyat untuk memperoleh akses

terhadap perlunya pelayanan berkualitas dengan harga yang terjangkau. Dalam

pandangan rejim Bolivarian, pelayanan publik merupakan kebutuhan rakyat yang harus

dipenuhi, bukan untuk diperdagangkan untuk mencapai keuntungan. Oleh karena itu,

keuntungan tidak diukur berdasarkan harga, tapi oleh kepentingan sosial.

Konsekuensinya, ketersediaan pelayanan publik harus ditentukan berdasarkan

kebutuhan sosial individual, bukan oleh kemampuan mereka untuk membayar. Dari

sudut pandang ini, rakyat membutuhkan liberalisasi dan bukan privatisasi pelayanan

publik. Rejim Bolivarian tidak pernah menerima persetujuan dimana implikasinya

seluruh pelayanan publik menjadi terbuka bagi kompetisi asing. Rejim ini juga menolak

dihapuskannya instrumen-instrumen kebijakan publik seperti tarif, subsidi atau

solidaritas publik dan tanggung jawab untuk meregulasi harga serta jaminan akses

yang besar bagi mayoritas terhadap pelayanan-pelayanan yang esensial.

Dana pengganti untuk mengoreksi ketimpangan ALBA

ALBA membentuk sebuah dana kemitraan yang dikenal dengan nama Compensatory

Funds of Structural Convergence. Tujuannya, untuk mengurangi kesenjangan dalam

level pembangunan negara-negara dan sektor-sektor produktif. Compensatory Funds

ini mirip dengan tugas yang diemban oleh Bank Dunia ketika pertama kali didirikan

pada masa perang dunia II. Yakni untuk mengelola dan mendistribusikan bantuan

keuangan kepada banyak negara yang ekonominya mudah diserang oleh krisis.

Dengan adanya Compensatory Funds ini, negara-negara yang miskin dibantu untuk

mengurangi resiko kerugian hingga ke tingkat yang tidak membahayakan performa

ekonomi nasionalnya. Dalam pengertian ini, Compensatory Funds bukanlah bantuan

berkedok utang seperti yang disalurkan oleh Bank Dunia dan IMF.

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 17

Page 17: Dampak Peran Imf Di Venezuela

D. Dampak Venezuela Keluar Dari IMF

Setelah bergabung dengan IMF,akhirnya Venezuela menyatakan diri untuk kelur dari

IMF. Hal ini disebabkan karena beberapa salah satu adalah ketidaksukaan Presiden

Venezuela Hugo chaves terhadap Amerika. Chaves menyatakan bahwa Venezuela tidak

lagi membutuhkan institusi seperti itu. Sebagai alternatifnya Venezuela beralih ke bank

yang akan dibentuk oleh Negara-negara Amerika Selatan. Chaves merasa bahwa

kehadiran IMF hanyalah akan mendatangkan kerugian bagi Venezuela karena IMF

dianggap sebagai sarana Amerika atau Negara-negara besar untuk mengeksploitasi

Negara-negara kecil dan hanya akan memperkaya negar-negara besar dalam hal ini

Amerika. Kehadiran IMF dianggap Chaves sebagai institusi yang hanya ingin “merampok”

apa yang dimiliki oleh Negara-negara kecil seperti Venezuela. Maka dari itu Chaves

memerintahkan Menteri Keuangannya Rodrigo Cabezas untuk segera memproses

keluarnya Venezuela dari IMF dan World Bank.

Sejak memegang tampuk pemerintahan Venezuela tahun 1999, Chaves memang

sedikit demi sedkit mengurangi ketergantungan negaranya pada kedua Institusi keuangan

tersebut. Chaves juga berkeinginan mengalang Negara-negara Amerika Latin untuk

membentuk Bank sendiri, yang disebut “Bank of the South”, Ia bahkan berjanji akan

mendukung pendirian Bank itu lewat pendapatan Hasil minyaknya.

Seiring dengan meningkatnya devisa Negara akibat meningkatnya harga

minyak,Venezuela menyatakan akan segera melunasi hutang-hutangnya pada World

Dunia. Ia juga mengumumkan kenaikan gaji minimum sebesar 20% serta pengurangan jam

kerja secara bertahap menjadi enam hari saja. Pengurangan jam kerja ini merupakan salah

satu bentuk penolakan terhadap kebijakan IMF dan Bank Dunia. Chaves juga melakukan

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 18

Page 18: Dampak Peran Imf Di Venezuela

program nasionalisasi. Ia rencananya kan memimpin rencana unjuk rasa mendesak

pengambilalihan operasional proyek-proyek perminyakan di Orinoco Belt,yang saat ini

dikelolah oleh senjumlah perusahaan asing Dunia.

Selain itu dengan keluarnya Venezuela dari IMF juga mempengaruhi hubungan antara

Venezuela dengan Amerika. Dimana Venezuela yang dari awal tidak menyukai Amerika,

beranggapan bahwa IMF merupakan sarana bagi Amerika untuk mengeksploitasi Negera-

negara Kecil seperti Venezuela, dan hubungan keduanya menjadi semakin renggang,

belum lagi didukung dengan peristiwa-peristiwa atau kejadian sebelumnya yang pernah

terjadi diantara keduanya yang mengakibatkan hubungan mejadi seperti itu. Sampai

dengan saat ini presiden Venezuela Hugo Chaves menganggap Amerika sebagai lawan

yang harus diwaspadai. Segala kebijakan Amerika dianggap sebagai suatu bentuk

intervensi yang justru hanya akan mendatangkan kerugian bagi Negara-negara lain dan

member keuntungan bagi Amrika itu ssendri, maka dari itu Venezuela memutuskan untuk

keluar dari IMF agar Venezuela tidak menjadi tergantung dengan lembaga tersebut, yang

secara tidak langsung membuat Venezuela menjadi tergantung pada Amerika dan ini akan

membahayakan buat Venezuela itu sendiri.

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 19

Page 19: Dampak Peran Imf Di Venezuela

KESIMPULAN

Venezuela merupakan salah satu Negara di Amerika latin yang kaya akan minyak. Setelah

perang dunia banyak pergolakan politik yang terjadi di Venezuela, mulai dari munculnya

pemerintah-pemerintah yang dictator, demokratis , neoliberal dan bahkan perkembangan terakhir

Venezuela dikatakan bergeser ke kiri. Pada tahun 1989 terjadi inflasi di Venezuela dengan adanya

penyesuain terhadap neoliberal. Sebagai salah satu Negara pengekspor minyak terbesar di dunia,

Venezuela harus menanggung resikonya. Krisis ekonomi yang melanda Negara-negara Amerika

latin saat itu menjadikan Negara-negara Amerika Latin termaksud Venezuela harus bergantung

pada lembaga donor internasional, atas saran para penasehat ekonomi dan politik mereka, mulai

pada saat itulah Venezuela bergabung dengan salah satu lembaga Donor Dunia yaitu IMF.

Setelah bergabung dengan IMF, segala kebijakan Venezuela pun disesuiakan dengan

kebijakanpun disesuaikan bahkan Venezuela dimasa pemerintahan Perez melakukan

restrukturisasi ekonomi melalui jalan Neoliberal. Segala kebijakan yang dibuat oleh pemerintah

pada masa itu dissuaikan dengan nasihat yang diberikan oleh IMF, seperti Privatisasi terhadapa

sebagian BUMN yang bergerak dibidang telekomunikasi, pelabuhan, minyak baja dan

penerbangan hal ini disebabkan karena untuk mengatasi krisis ekonomi yang terjadi di

Venezuela, Venezuela mendapatkan dana bantuan dari IMF. Namun seiring dengan berjalannya

waktu ternyata efek dari kebijakan tersebut mualai dirasakan oleh Venezuela. Kesulitan hidup pun

makin lama makin menghimpit kaum miskin Venezuela yang selalu mendapat tekanan dari

kebijakan-kebijakan kapitalis tersebut.

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 20

Page 20: Dampak Peran Imf Di Venezuela

Namun setelah masa pemerintahan Hugo Chaves, ia mulai meluncurkan segala macam

kebijakan politik untuk mengamankan kekuasaannya. Pada masa pemerintahannya ada tiga hal

yang dilakkukannya yaitu pertama membangun dukungan dari kelas menengah bawah dan

organisasi buruh; kedua menciptakan dukungan yang bersifat komplementer dari pelaku bisnis

yang berorintasi domestic; dan ketiga secara politik mengisolasi oligarki pedesaan, perusahaan

asing dan elite industrial domestic skala besar. Hal ini dilakukan oleh Chaves mengingat ia

berhadapan dengan krisis ekonomi dan isolasi internasional yang membayang-bayangi

kebijakannya yang antineoliberal.

Pada masa pemerintahannya, ada pihak-pihak yang berusaha menurunkan Chavez dari

jabatannya tapi semuanya itu tidak berhasil, bukti nya dia masih menjabat sampai sekarang. Dan

di masa pemerintahan chaves ekonomi Venezuela perlahan-lahan mulai membaik. Dalam masa

pemerintahannya chaves mendapat banyak dukungan dari masyarakatnya.

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 21

Page 21: Dampak Peran Imf Di Venezuela

DAFTAR PUSTAKA

Woods, Alan. 2007. Nasionalisasi di Venezuela.http://www.marxist.com/nasonalisasi-di-

venezuela.htm, 27Oktober 2010

IMF, 2010. http://www.imf.org/about.html, 28 Oktober 2010

www.eurodad.org/whatnew/articles.aspx?id=2988, 27 Oktober 2010

Trash, Meth.2005. Perjuangan Kelas Melawan Globalisasi Kapital http://id-

id.facebook.com/topic.php?uid=2213393227&topic=9278&post=39959. 29 Oktober

2010

Burchil, Scott. 2009. Teori-Teori Hubungan Internasional. Media Husada: Jakarta

Tugas Amerika Latin | Dampak IMF di Venezuela 22