bab 1. pendahuluan - · pdf filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor...

37
BAB 1. PENDAHULUAN Pengadilan Agama bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat pertama. Sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006, tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yakni menyangkut perkara-perkara : perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq dan ekonomi syari’ah (M. Yahya, 2009:147). Selain kewenangan tersebut, pasal 52A Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 menyebutkan bahwa “pengadilan agama memberikan istbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan pada tahun Hijriyah”. Penjelasan lengkap pasal 52A ini berbunyi: “Selama ini pengadilan agama diminta oleh Menteri Agama untuk membe rikan penetapan (istbat) terhadap kesaksian orang yang telah melihat atau menyaksikan hilal bulan pada setiap memasuki bulan Ramadhan dan awal bulan Syawal tahun Hijriyah dalam rangka Menteri Agama mengeluarkan penetapan secaa nasional untuk penetapan 1 (satu) Ramadhan dan 1 (satu) Syawal. Pengadilan Agama dapat memberikan keterangan atau nasihat mengenai perbedaan penentuan arah kiblat dan penentuan waktu shalat. Di samping itu, dalam penjelasan UU nomor 3 tahun 2006 diberikan pula kewenangan kepada PA untuk Pengangkatan Anak menurut ketentuan hukum Islam. Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai perpanjangan tangan Mahkamah Agung, Pengadilan Agama memerlukan perangkat komponen, yaitu hakim. Sejak tahun 2008 keberadaan hakim di Pengadilan Agama bukan lagi didominasi oleh laki- laki,melainkan sudah berpatokan kepada kesetaraan gender. Sudah sangat jelas tujuan Mahkamah Agung adalah memberikan kepastian kepada wanitu untuk memperoleh keadilan negeri ini. Keputusan ini sudah pasti berpatokan kepada analisa gender yang berarti suatu

Upload: vodat

Post on 19-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

BAB 1. PENDAHULUAN

Pengadilan Agama bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi

kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat pertama. Sebagaimana telah diatur dalam

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006, tentang

perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yakni

menyangkut perkara-perkara : perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq dan

ekonomi syari’ah (M. Yahya, 2009:147).

Selain kewenangan tersebut, pasal 52A Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006

menyebutkan bahwa “pengadilan agama memberikan istbat kesaksian rukyat hilal dalam

penentuan awal bulan pada tahun Hijriyah”. Penjelasan lengkap pasal 52A ini berbunyi:

“Selama ini pengadilan agama diminta oleh Menteri Agama untuk memberikan penetapan

(istbat) terhadap kesaksian orang yang telah melihat atau menyaksikan hilal bulan pada setiap

memasuki bulan Ramadhan dan awal bulan Syawal tahun Hijriyah dalam rangka Menteri

Agama mengeluarkan penetapan secaa nasional untuk penetapan 1 (satu) Ramadhan dan 1

(satu) Syawal. Pengadilan Agama dapat memberikan keterangan atau nasihat mengenai

perbedaan penentuan arah kiblat dan penentuan waktu shalat. Di samping itu, dalam

penjelasan UU nomor 3 tahun 2006 diberikan pula kewenangan kepada PA untuk

Pengangkatan Anak menurut ketentuan hukum Islam.

Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai perpanjangan tangan

Mahkamah Agung, Pengadilan Agama memerlukan perangkat komponen, yaitu hakim. Sejak

tahun 2008 keberadaan hakim di Pengadilan Agama bukan lagi didominasi oleh laki-

laki,melainkan sudah berpatokan kepada kesetaraan gender. Sudah sangat jelas tujuan

Mahkamah Agung adalah memberikan kepastian kepada wanitu untuk memperoleh keadilan

negeri ini. Keputusan ini sudah pasti berpatokan kepada analisa gender yang berarti suatu

Page 2: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

proses yang dibangun secara sistematis untuk mengindetifikasi dan memahami pembagian

kerja/peran laki-laki dan perempuan, akses dan control terhadap sumber-sumber daya

pembagunan, partisipasi dalam proses pembangunan dan manfaat yang mereka nikamti, pola

hubungan antara laki-laki dan perempuan yang timpang, yang didalam pelaksanaannya

memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ras dan suku bangsa (Megawangi,

1999:44).

Fenomena ini merebak, tentu disebabkan peran wanita dalam ranah publik selalu

mendapat perhatian yang serius. Pasalnya di posisi pemerintah porsi wanita belum

terakomodir. Masalah inilah yang menyebabkan pegiat kesetaraan gender merasa gerah, dan

menyuarakan 30% adalah harga mati bagi kedudukan perempuan di pemerintahan dan publik.

Namun entah karena keterpaksaan, kebijakan itu akhirnya diambil juga oleh pemerintah dan

lembaga-lembaga yang terkait dengan pemerintah. Tetapi dalam aplikasinya masih banyak

kita temui keragu-raguan yang mempertanyakan kompetensi wanita dalam mengemban

tugasnya. Memang bukan kompetensi akademik yang diragukan, tapi sisi lain yaitu masalah

kestabilan emosinya yang kadang fluktuatif. Emosi kadang menggiring perempuan

mengambilan keputusan yang salah dalam hidupnya. Hal ini tentu sangat membahayakan jika

bersangkut paut dengan kemaslahatan orang banyak.

Berangkat dari keraguan diatas, kita dapat mengutip pendapat para ulama tentang

laki-laki lebih memenuhi syarat sebagai hakim dari pada wanita. Sebagaimana dijelaskan

oleh Ibn Hajar dalam Fathul Bari (19/146-147) bahwa para ulama sepakat dengan syarat laki-

laki untuk menjadi hakim. Tetapi tidak demikian Hanafiyah mereka membolehkan wanita

menjadi hakim, kecuali dalam masalah hudud (hukuman-hukuman fisik). Kelihatan timbul

pro dan kontra tentang syah nya wanita untuk menjadi hakim.

Memang kita sama-sama tahu, sebagai makhluk, antara laki-laki dan wanita tentu

berbeda, baik dari segi fisik, daya nalar, perasaan, peran bahkan kedudukan dalam banyak

Page 3: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

hal. Tetapi perbedaan tersebut bukan berarti kehinaan atau kerendahan bagi salah satu pihak,

namun untuk saling bersinergi. Hal ini dikuatkan oleh Abbas Kararah “Wanita cenderung

lebih unggul dalam rasa kasih saying dan perasaan. Kelembutan, kehalusan watak dan

kelebihan perasaan, ketajaman, intuisi lebih dominan terdapat pada wanita, sedangkan

kekerasan, pendirian teguh, kecerdikan menguasai hawa nafsu merupakan ciri-ciri watak laki-

laki” (Ashari, 2013).

Menilik kelebihan – kelebihan yang dipunyai wanita, seharusnya keberadaan wanita

sebagai hakim di Pengadilan mendapat respon yang positif. Sekarang yang menjadi tugas kita

bagaimana hakim wanita itu mampu menjalankan tugas mereka secara professional. Pola

penataan seperti apa yang bisa kita berikan kepada hakim wanita agar kelebihan dari sisi

kepribadian menjadi nilai tambah bagi mereka dalam bertugas. Mereka harus bisa memilah

antara tugas dna keseharian. Jangan mengedapankan emosi dalam pekerjaan. Tapi kita tidak

boleh lupa bahwa apapun keadaannya, mereka para hakim wanita itu memiliki kadar emosi

yang fluktuatif. Ini bisa dibuktikan dari pra survey peneliti di pengadilan tinggi agama

Medan. Dari beberapa narasi yang penetili tangkap, di berbagai pemahaman dan wawancara

pada beberapa hakim di Pengadilan Agama Medan : hakim wanita, dapat diindikasi mereka

lebih melankolis menangani kasus perceraian, apalagi menyangkut dampak perceraian,

dibandingkan pada kasus-kasus lain dalam kewenangan Pengadilan Agama (wawancara 3

April 2013). Sekalipun dalam eceran Mahkamah Agung semua hakim mendapat porsi yang

sama dalam menangani perkara, dan perkara harus selesai maksimal 6 bulan (SOP PTA,

2013).

Berangkat dari keragu-raguan dan pertanyaan-pertanyaan, tentang sanggupkah wanita

mengemban tugas sebagai hakim serta menjujung tinggi kebenaran dan keadilan. Menurut

pemikiran peneliti, itu bukan persoalan yang penting untuk dikaji, karena hakim wanita itu

sudah ada dan keberadaannya sudah dilegalkan dalam UU. Pertanyaan yang urgen untuk

Page 4: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

dijawab 1) apakah stabilitas emosional hakim wanita berpengaruh positif pada percepatan

penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan, 2) Faktor apakah yang menyebabkan

berpengaruhnya stabilitas emosional hakim wanita pada percepatan penyelesaian perkara di

Pengadilan Agama Medan, 3) Langkah apakah yang harus dilakukan untuk penataan

stabilitas emosional hakim wanita bagi percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan

Agama Medan? 4) Program penataan stabilitas emosional yang bagaimanakah yang sesuai

untuk hakim wanita di lingkungan Pengadilan Agama Medan? 5) Manfaat apakah yang dapat

diambil dengan lahirnya program penataan stabilitas emosional hakim wanita dalam upaya

percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan? Tugas kita selanjutnya

bagaimana dengan segala kekurangan dan kelebihan mereka, hakim wanita itu kita buat jadi

professional dalam aktivitas tugasnya sebagai hakim, Sebagai target khusus peneliti

menawarkan suatu solusi alternatif penataan stabilitas emosional hakim wanita di Pengadilan

Agama Medan, dengan barometer akhir ditemukan strategi jitu pada pola penataan, jika

emosi hakim wanita berada pada posisi yang fluktuatif.

Page 5: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Peradilan Agama dan Pengadilan Agama dalam Tugas, Fungsi dan Wewenang

Peradilan Agama adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung bagi rakyat

pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam

Undang-Undang. Lingkungan Peradilan Agama meliputi : Pengadilan Tinggi Agama,

Pengadilan Agama, Pengadilan Khusus (Pengadilan Arbitrase Syariah). Sebagai Pengadilan

Tingkat Pertama, Pengadilan Agama memiliki tugas dan wewenang untuk memeriksa,

memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara antara orang-orang yang beragama Islam di

bidang: perkawinan, warisan, wasiat, dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam,

wakaf dan shadaqah, ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui Undang-Undang

dengan daerah hukum meliputi wilayah Kota atau Kabupaten. Susunan Pengadilan Agama

terdiri dari Pimpinan (ketua PA dan Wakil Ketua PA), Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris

dan Juru Sita.

Adapun tugas-tugas pokok tersebut Pengadilan Agama mempunyai fungsi sebagai

berikut :

a. Fungsi Mengadili (judicial review) yaitu memeriksa dan mengadili perkara-perkara

yang menjadi kewenangan pengadilan agama di wilayah hukum masing-masing;

b. Fungsi Pengawasan, yaitu mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan

tingkah laku Hakim, Panitera / Sekretaris, dan seluruh jajarannya. Serta terhadap

pelaksanaan administrasi umum. Pengawasan tersebut dilakukan secara berkala oleh

Hakim Pengawas Bidang;

c. Fungsi pembinaan, yaitu memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk kepada

jajarannya, baik yang menyangkut tugas teknis yustisial, administrasi peradilan

maupun administrasi umum;

Page 6: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

d. Fungsi Administrasi, yaitu memberikan pelayanan administrasi kepaniteraan bagi

perkara tingkat pertama serta penyitaan dan eksekusi, perkara banding, kasasi dan

peninjauan kembali serta administrasi peradilan lainnya;

e. Fungsi Nasehat, yaitu memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang

hukum Islam pada instansi pemerintah di wilayah hukumnya, apabila diminta

sebagaimana diatur dalam Pasal 52 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

tentang Peradilan Agama;

f. Fungsi lainnya, yaitu pelayanan terhadap penyuluhan hukum, riset dan penelitian serta

lain sebagainya. Seperti diatur dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor :

KMA/004/SK/II/1991.

B. Penyelesaian dan Persidangan Perkara.

Majelis hakim melaksanakan sidang Pengadilan Agama pada pukul 09.00 waktu

setempat.

1. Dalam hal tertentu Majelis hakim dapat melaksanakan sidang yang dimulai

beberapa saat kemudian pada hari yang sama setelah diumumkan terlebih

dahulu.

2. Petugas memanggil para pihak agar masuk ke ruang sidang untuk pemeriksaan

perkara berdasarkan sistem antrian (Queuing System).

3. Majelis hakim harus memeriksa dan memutus perkara selambat-lambatnya

dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak perkara didaftarkan.

4. Ketua Majelis harus melaporkan keterlambatan tersebut kepada ketua MA

melalui Ketua PA, jika dalam waktu 6 (enam) bulan tersebut belum putus

(SOP PTA, 2013).

C. Pengertian Stabilitas Emosional

Page 7: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

Menurut Wirawan (Yusuf, 2005 : 115) emosi merupakan setiap keadaan pada diri

seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang

luas. Adapun warna afektif adalah perasaan-perasaan tertentu, contoh : gembira, bahagia,

putus asa, terkejut, benci dll.

Pada pernyataan lain (Yusuf, 2005 : 128) mengungkapkan stabilitas emosional, yaitu

kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkunga, seperti : mudah

tidaknya tersinggung, marah, sedih atau putus asa. Hurlock (1980) berpendapat bahwa

kestabilan emosi memiliki beberapa kriteria-kriteria. Pertama, yaitu emosi yang secara sosial

dapat diterima oleh lingkungan sosial. Individu yang emosinya stabil dapat mengontrol

ekspresi emosi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial atau dapat melepaskan dirinya dari

belenggu energy mental maupun fisik yang selama ini terpendam dengan cara yang dapat

diterima oleh lingkungan sosialnya. Kedua, pemahaman diri. Individu yang punya emosi

stabil mampu belajar mengetahui besarnya control yang diperlukan untuk memuaskan

kebutuhan-kebutuhannya, serta menyesuaikna diri dengan harapan-harapan sosial, bersikap

empati yang tinggi terhadap orang lain. Ketiga, penggunaan kecermatan mental. Individu

yang stabil emosinya mampu menilai situasi secara cermat sebelum memberikan responnya

secara emosional. Kemudian individu tersebut mengetahui cara yang tepat untuk bereaksi

terhadap situasi tersebut.

Goleman (2000) berpendapat bahwa emosi dapat dikatakan menuju ketingkat stabil

apabila ditandai dengan hal-hal sebagai berikut :

a. Munculnya organisasi dan integrasi dari semua aspek emosi.

Individu mampu secara penuh mengekspresikan segala bentuk emosi baik yang

positif maupun yang negatif.

b. Emosi menjadi bagian integral dari keseluruhan kepribadian.

Page 8: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

Individu memliki sistem emosi yang professional dalam keseluruhan struktur

pribadinya

c. Individu dapat menyatakan emosinya secara tepat dan wajar.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kestabilan emosi

adalah keadaan emosi seseorang yang diperlihatkan dengan sikap yang sesuai dengan

harapan sosial, tidak berlebih-lebihan dalam mengekspresikan emosi serta bisa

menyeimbangkan antara kebutuhan fisik dan psikis, serta mampu beradaptasi dengan

lingkungan sekitar.

Afiatin dkk (1998) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi kestabilan emosi

adalah faktor lingkungan dan individu. Faktor lingkungan berkaitan dengan pengaruh

lingkungan tempat individu tinggal, baik lingkungan keluarga mauun lingkungan sosial

masyarakat. Faktor individu berkaitan dengan masalah pertumbuhan fisik biologis.

Beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kestabilan emosi dipengaruhi oleh

faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor pribadi meliputi hal-hal yang berkaitan secara

langsung dengan individu itu sendiri seperti : pengalaman, kondisi psikis, keyakinan terhadap

hal-hal yang diyakini itu benar, dan pemahaman terhadap sesuatu hal. Jelas bahwa jika

seseorang terganggu stabilitas emosinya akan berdampak kepada melemahnya semangat,

menghambat atau mengganggu konsentrasi, terganggu penyesuaian sosial, merasa berada

dalam situasi yang tidak nyaman.

Penelitian ini berangkat dari hipotesis bahwa stabilitas emosional hakim wanita

berpengaruh positif pada percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan,

kenapa hakim wanita yang menjadi target sampel peneliti? Hal itu dikarenakan menurut

prediksi penliti, wanita lebih mempunyai kecenderungan besar untuk berada pada posisi

emosi yang labil. Jika kondisi psikis mereka dihadapkan pada beban psikis yang berat, maka

ketidak stabilan emosi yang sering terjadi. Anggapan sementara ini juga diperkuat dari

Page 9: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

beberapa tulisan tentang kondisi emosi wanita. Beberapa hari sebelum kedatangan haid dan

lazimnya tanda-tanda ini akan kekal beberapa hari saja ketika lagi haid, kemudian ia akan

hilang dan orang yang berkaitan boleh berinteraksi secara biasa seperti semula. Tanda-tanda

gangguan yang mungkin dialami termasuk hiba hati,sedih dan pilu, menjadi resah gelisah

yang mana perasaan tertekan, emosi mudah berubah-ubah yaitu wanita bisa gelak ketawa

pada satu ketika dan menjadi sedih hingga menangis pada ketika yang lain pula. Mereka tidak

berminat dengan apa yang berlaku di sekeliling dan suka menyendiri. Mereka amat sensitive

pada masa ini, mudah melenting,cepat marah dan terjebak dalam pelbagai konflik dengan

orang lain (Bharian.com.my,2013).

Ketertarikan peneliti pada topic ini, untuk menindaklanjuti penelitian tahun 2011

dengan judul pengembangan pola penataan stabilitas emosional anak wanita akibat dampak

kekerasan orangtua. Pada penelitian deskriptif tersebut terbukti bahwa kekerasan orang tua

berpengaruh positif kepada tingkah laku anak wanita. Dengan berbekal hasil tersebut peneliti

tertarik untuk mengkaji kadar stabilitas pada wanita pada ruang lingkup yang lebih luas.

Apakah semua wanita emosinya sering tidak stabil tanpa memperhatikan usia? Apakah harus

ada tekanan dari luar yang menjadikan mereka labil atau kondisi? Dampak apa yang

ditimbulkan jika wanita berada di posisi emosi yang tidak stabil. Keingintahuan tersebut

dapat peneliti petakan dalam Tabel 2.1 Roadmap penelitian berikut:

Tabel 2.1. Roadmap Penelitian

NO Tahun 2011 Tahun 2013

1. Kadar reaksi emosional pada anak

wanita cenderung labil dibandingkan

laki-laki seusianya.

Apakah stabilitas emosional hakim wanita

berpengaruh positif pada percepatan

penyelesaian perkara

2 Kadar reaksi emosional wanita menjai Faktor apakah yang menyebabkan

Page 10: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

labil jika ada rangsangan negatif dari

luar dirinya

berpenagruhnya stabilitas emosional hakim

wanita pada percepatan penyelesaian

perkara di Pengadilan Agama Medan.

3 Wanita akan memberikan reaksi yang

lamban jika berada pada posisi emosi

yang tidak stabil.

Langkah apakah yang harus dilakukan

untuk penataan stabilitas emosional hakim

wanita bagi percepatan penyelesaian

perkara di Pengadilan Agama Medan

Bagaimana program penataan stabilias

emosional yangs sesuai untuk hakim

wanita di lingkungan Pengadilan Agama

Medan.

Manfaat yang dapat diambil dengan

lahirnya program penataan stabilitas

emosional hakim wanita dalam upaya

percepatan penyelesaian perkara di

Pengadilan Agama Medan.

Page 11: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh stabilitas emosioanl hakim wanita pada percepatan

penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan berpengaruhnya stabilitas emosional

hakim wanita pada percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan.

3. Untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penataan stabilitas

emosional hakim wanita bagi percepatan penyelesaian perkar adi Pengadilan Agama

Medan.

4. Menentukan program penataan stabilitas emosional yang sesuai untuk hakim wanita di

lingkungan Pengadilan Agama Medan..

5. Untuk mengetahui manfaat yang dapat diambil dengan lahirnya program penataan

stabilitas emosional hakim wanita dalam upaya percepatan penyelesaian perkara di

Pengadilan Agama Medan..

Manfaat Penelitian

1. Mengetahui pengaruh stabilitas emosional hakim wanita pada percepatan penyelesaian

perkara di Pengadilan Agama Medan.

2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan berpengaruhnya stabilitas emosional hakim

wanita pada percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan.

3. Menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penataan stabilitas emosional

hakim wanita bagi percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan.

4. Menentukan program penataan stabilitas emosional yang sesuai untuk hakim wanita di

lingkungan Pengadilan Agama Medan.

Page 12: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

5. Mengetahui manfaat yang dapat diambil dengan lahirnya programpenataan stabilitas

emosional hakim wanita dalam upaya percepatan penyelesaian perkara di Pengadilan

Agama Medan.

Page 13: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

BAB 4. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan adalah deskriptif kuantitatif untuk tahun 1 dan tahun 2

metode pengembangan. Tahun 1 melakukan studi deskriptif berupa pengumpulan data awal

lalu dilakukan uji regresi dan uji hipotesis, kemudian dikaji faktor serta langkah penataan

stabilitas emosional. Tahun II ditemukan program pengembangan awal, prosedur

pengembangan dan uji coba produk.

Tahun 1

B. Variabel Penelitian

1. Variabel X yaitu stabilitas emosional hakim wanita.

2. Variabel Y yaitu percepatan penyelesaian perkara.

C. Hipotesis Penelitian

Stabilitas emosional hakim wanita berpengaruh positif terhadap percepatan

penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Medan.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh hakim wanita dalam wilayah Pengadilan

Tinggi Agam Medan yang berjumlah 40 orang.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh, karena semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010 :68). Jadi sampel disini

sebanyak 40 orang.

Page 14: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

Total sampel : seluruh hakim wanita yang ada di Pengadilan Tinggi Agama dijadikan

sampel untuk melihat pengaruh stabilitas emosional terhadap penyelesaian perkara.

Proposif sampel, dimana seluruh hakim wanita yang ada di Pengadilan Agama Medan

dijadikan sampel untuk melihat pengaruh ciri-ciri stabilitas nasional terhadap hakim

wanita di Pengadilan Agama Medan.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner yang diberikan kepada seluruh hakim wanita di Pengadilan Agama Medan.

2. Wawancara dilakukan kepada Ketua Pengadilan Agama Medan dan Ketua Pengadilan

Tinggi Agama Medan.

3. Studi dokumentasi / arsip : dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen tentang

rekruitmen, tugas dan fungsi, wewenang hakim wanita di Pengadilan Agama Medan.

4. Studi literature : berkenaan tentang tugas dan fungsi hakim, bahan stabilitas emosional

dan buku-buku penelitian (segala sesuatu yang berkenaan dengan variabel).

F. Variabel Penelitian

a. Variabel X dengan indikator : sedih, resah dan gelisah, tertekan, emosi mudah

berubah, mudah marah, tersinggung dan putus asa.

b. Variabel Y dengan indikator : cepat, mudah, memenuhi kaedah UU, menjunjung asas

kebenaran, memenuhi asas keadilan dan biaya ringan.

G. Uji Variabel

Digunakan untuk pengujian validasi instrument dan menunjukkan tingkat kepercayaan

alat ukur, yaitu menggunakn korelasi product moment dengan menggunakan rumus :

rxy = 𝑛∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)

√{𝑛∑𝑋²− ∑𝑋 ²}{𝑛∑𝑌²− ∑𝑌 ²}

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi XY

X = variabel stabilitas emosional hakim wanita

Page 15: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

Y = variabel percepatan penyelesaian perkara

n = jumlah simple

H. Teknik Analisa Data

Tahun 1

1. Adapun teknik yang digunakan dalam menganalisa data penelitian ini adalah teknik analisa

data deskriptif kuantitatif yaitu :

a. Untuk mengetahui tingkat perubahan antara variabel X terhadap variabel Y digunakan

regresi linier sederhana dengan rumus :

Ý = a + bx

Dimana :

𝑎 = ∑𝑋 ∑𝑋2 − ∑𝑋 (∑𝑋𝑌)

𝑛 ∑𝑋2 −(∑𝑋)² dan 𝑏 =

𝑛∑𝑋𝑌− ∑𝑋 (∑𝑌)

𝑛 ∑𝑋2 −(∑𝑋)²

Keterangan :

Y = variabel terikat

a = nilai konstanta, di dapat dari rumus di atas

b = nilai pembeda, di dapat dari rumus di atas

X = nilai variabel bebas

n = jumlah sample

b. Selanjutnya untuk menganalisis hipotesis dalam penelitian ini digunakan rumus distribusi

uji “t” yaitu :

𝑡 =𝑟√𝑛−2

1−𝑟² (Sugiyono, 2007)

Dimana apabila t hitung lebih besar atau sama dengan t tble pada taraf kepercayaan 0.005

atau 95 % maka hipotesis diterima.

2. Adapun analisis data tahun 2 menggunakan analisis kualitatif.

Page 16: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

Tahun 2

Metode Pengembangan

Metode Penelitian pengembangan memuat 3 komponen utama yaitu : (1) Program

(model) pengembangan, (2) Prosedur pengembangan, dan (3) Uji coba produk. Deskripsi dari

masing-masing komponen adalah sebagai berikut :

1) Program (model) pengembangan

Program pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan

dihasilkan. Model pengembangan model procedural adalah model yang bersifat deskriptif,

menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Dalam model

pengembangan, peneliti melakukan : pemaparan mengenai komponen-komponen dan kaitan

antar komponen yang terlibat dalam pengembangan (Tim Puslitjaknov, 2008).

2) Prosedur pengembangan, dilakukan setelah dilakukan uji validitas, dan pemeriksaan

pakar.

3) Uji coba produk, dilakukan dalam bentuk sosialisasi di Pengadilan Agama Medan.

Page 17: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

Keraguan

terhadap

kemampuan

wanita

Menafikan azas

kebenaran dan

keadilan

Biaya tak standar

Perkara tersendat

Tidak ada

pembekalan

bimbingan

psikologis

tertekan

Emosi mudah

berubah

Resah dan gelisah

sedih

Mudah marah

Putus asa Tersinggung

Penataan hakim wanita

kurang merata

Adapun Diagram Fishbone penelitian dapat dilihat pada gambar 1 berikut:

Kuantitas dan

kualitas

penyelesaian

perkara di PA

oleh hakim

wanita menurun

Jumlah hakim wanita masih

kurang

Melankolis Wanita

makhluk

lemah

Kurang profesional

Kurang lancar

Emosi yang fluktuatif Pembinaan calon hakim setelah

rekrutmen

gender dipertanyakan

Gambar 3.1. Fishbone Penelitian

Page 18: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

Adapun indikator capaian penelitian yang diharapkan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Indikator Capaian

No. Permasalahan Metode Analisis Capaian Output

Tahun I

1. Apakah stabilitas emosional hakim

wanita berpengaruh positif pada

percepatan penyelesaian perkara di

PA Medan.

Deskriptif Kuantitatif dengan uji

regresi dan uji

hipotesis

1. Uji hipotesis

2. Faktor yang

mempengaruhi

stabilitas

emosional

3. Langkah

penataan

stabilitas

emosional

Program penataan

stabilitas emosional

hakim wanita

2. Faktor apakah yang menyebabkan

berpengaruhnya stabilitas

emosional hakim wanita pada

percepatan penyelesaian prakara di

PA Medan

3. Langkah apakah yang harus

dilakukan untuk penataan stabilitas

emosional bagi percepatan

penyelesaian perkara di PA Medan

Tahun II

4. Program penataan stabilitas

emosional yang bagaimanakah

yang sesuai untuk hak wanita di PA

Medan

Metode pengembangan kualitatif 1. Program

pengembangan

2. Prosedur

pengembangan

3. Uji coba produk 5. Manfaat apakah yang dapat diambil

dengan lahirnya program penataan

stabilitas emosional hakim wanita

dalam upaya percepatan

penyelesaian perkara di PA Medan

Page 19: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Profil Pengadilan Agama Medan

a. Visi

Visi dari Pengadilan Agama Medan yaitu “terwujudnya Pengadilan Agama Medan yang

bersih dan bermanfaat menuju Badan Peradilan yang Agung” dengan motto “Melayani

dengan hati dan hati-hati”.

b. Misi

Misi dari Pengadilan Agama Medan terdiri dari :

1. Meningkatkan Profesionalisme Aparatur Pengadilan Agama Medan.

2. Meningkatkan Pelayanan Prima Yang Berkeadilan.

3. Meningkatkan Manajemen Pengadilan Agama Medan Yang Modern.

4. Meningkatkan Kredibilitas, Transparansi dan Akuntabilitas.

c. Sejarah Pengadilan Agama Medan

Bertitik tolak dari peratura Pemerintah No. 45 tahun 1957, maka setiap ada

Pengadilan Negeri ada sebuah Pengadilan Agama / Mahkamah Syari’ah yang daerah

hukumnya sama dengan daerah hukum Pengadilan Negeri tersebut.

Sebagai pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah ini keluarlah penetapan Menteri

Agama No. 58 Tahun 1957 yang isinya antarar lain pembentukan 11 Pengadilan Agama /

Mahkamah Syari’ah di Sumatera Utara dan satu Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah

Syari’ah Provinsi di Medan.

Namun pada awal-awalnya Pengadilan Agama Meda belum memiliki kantor sendiri, barulah

pada tanggal 10 Juli 1978 Pengadilan Agama Kelas IA Medan dibentuk berdasarkan Surat

Page 20: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

Penatapan Menteri Agama Nomor : 58 tahun 1957. Gedung Pengadilan Agama Kelas IA

Medan yang lama terletak dijalan Turi No. 18-A Medan, lebih dari 28 tahun dibangun

berdasarkan DIPA Departemen Agama Tahun Anggaran 1977/1978, dan diresmikan

pemakaiannya pada tanggal 10 juli 1978 oleh bapak H. Ichtijanto, S.A., S.H. Direktur

Pembinaan Badan Peradilan Agama RI, mengingat tanah yang dikelilingi rumah/pemukiman

penduduk, maka lama tidak dapat dikembangkan sesuai standart Pengadilan Agama Kelas IA

yang ada di Sumatera Utara.

Sejalan dengan perkembangan Kota Medan disegala bidang keadaan gedung kantor

Pengadilan Agama Medan tidak kondusif lagi, maka melalui DIPA tahun 2005 dibangun

gedung Kantor Pengadilan Agama Medan berlantai II dijalan Protokol Sisingamangaraja Km.

8.8 No.198, Telp (061) 7851712, Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas, Kota

Medan. Dibangun diatas tanah seluas 2.350 M2 dengan sumber dana yang berasal dari APBN

tahun 2004, sedangkan luas Bangunan saat ini seluas 870 M2, diperoleh melalui DIPA

Pengadilan Tinggi Agama Medan Tahun 2005 dan diresmikan penggunaannya pada hari

senin, tanggal 10 Juli 2006, oleh ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Bapak Prof.

Dr. H. Bagir Manan, S.H.,M.CL. (www.pa-medan.net)

Pada tahun 2007 Pengadilan Agama Kelas IA Medan mendpat perluasan gedung

kantor seluas 60 M2 dengan pelaksanaan pekerjaannya dilakukan 2 tahap, Tahap pekerjaan I

volume pekerjaan telah dilaksanakan 100% pada tahun 2007, melalui DIPA Pengadilan

Agama Kelas IA Medan tahun 2007, dan pekerjaan tahap ke II dilaksanakan pada tahun 2008

melalui DIPA Pengadilan Agama Kelas IA Medan tahun 2008.

Adapun nama-nama Ketua yang pernah menjadi Pimpinan di Pengadilan Agama Medan,

yaitu :

1. Hamzah nasution (1972-1974)

2. Drs. Matardi E, SH. (1974-1975)

Page 21: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

3. Amiruddin Ibrahim, BA (1975-1979)

4. Drs. A. Ri’fat Yusuf (1979-1992)

5. Drs. H. Amran Suadi, SH., M.Hum (1992-1997)

6. Drs. H. Syahron Nasution, SH., MH (1997-2002)

7. Drs. H. Habibuddin, SH., MH (2002-2006)

8. Drs. H. Jamilus, SH.,MH (2006)

9. Drs. H. Pahlawan Harahap, SH., MA. (2006-2008)

10. Drs. H. Muh. Arief Musi, SH (2008-2011)

11. Drs. H. Mohd. Nor Huldrien, SH., MH (2011- sekarang)

Dari tahun ke tahun keadaan perkara di Pengadilan Agama Medan terus mengalami

pengingkatan dengan berbagai jenis perkara. Namun yang paling mendominasi adalah tetap

kasus perceraian kenaikan tersebut tergambar sebagai berikut :

Tahun 2007 = 1214 Perkara.

Tahun 2008 = 1492 Perkara.

Tahun 2009 = 1772 Perkara

Tahun 2010 = 2061 Perkara

Tahun 2011 = 2101 Perkara.

Pengadilan Agama Kelas IA Medan adalah satu-satunya Pengadilan Agama Kelas IA di

Wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara, dengan luas wilayah 300.288 M2

terdiri dari 21 Kecamatan dengan jumlah penduduk + 1.904.273 jiwa dengan rincian :

Muslim + 1.291.751 jiwa, Non Muslim + 612.522 jiwa, sperti terlihat pada table 5.1 berikut :

Page 22: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

Tabel 5.1. wilayah kerja Pengadilan Agama

MEDAN TUNTUNGAN MEDAN JOHOR MEDAN AMPLAS

Kelurahan : Kelurahan : Kelurahan :

No. Nama Kelurahan No Nama Kelurahan No Nama Kelurahan

1. NAMO GAJAH 1. GEDUNG JOHOR 1. AMPLAS

2. SIMPANG SELAYANG 2. PANGKALAN

MASYHUR

2. SITI REJO II

3. MANGGA 3. KWALA BEKALA 3. SITI REJO II

4. SIDOMULYO 4. TITI KUNING 4. TIMBANG DELI

5. LAU CIH 5. SUKA MAJU 5. HARJOSARI I

6. TANJUNG SELAMAT 6. KEDAI DURIAN 6. HARJOSARI II

7. LADANG BAMBU 7. BANGUN MULIA

8. KEMENANGAN TANI

9. SIMALINGKAR B

MEDAN DENAI MEDAN AREA MEDAN KOTA

Kelurahan : Kelurahan : Kelurahan :

No. Nama Kelurahan No Nama Kelurahan No Nama Kelurahan

1. TEGAL SARI

MANDALA I

1. KOTA MATSUM I 1. PASAR BARU

2. TEGAL SARI

MANDALA II

2. KOTA MATSUM II 2. PUSAT PASAR

3. TEGAL SARI

MANDALA III

3. KOTA MATSUM IV 3. SEI RENGAS I

4. DENAI 4. TEGAL SARI I 4. MESJID

5. BINJAI 5. TEGAL SARI II 5. PANDAU HULU I

6. MEDAN TENGGARA 6. TEGAL SARI III 6. KOTA MATSUM II

7. PANDAU HULU II 7. PASAR MERAH

BARAT

8 SEI RENGAS II 8. TELADAN TIMUR

Page 23: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

9 SEI RENGAS

PERMATA

9. TELADAN BARAT

10. PASAR MERAH

TIMUR

10. SITI REJO I

11. SUKARAMAI I 11. SUDI REJO I

12 SUKARAMAI II 12. SUDI REJO II

MEDAN MAIMUN MEDAN POLONIA MEDAN BARU

Kelurahan : Kelurahan : Kelurahan :

No. Nama Kelurahan No Nama Kelurahan No Nama Kelurahan

1. SUKA RAJA 1. ANGGRUNG 1. PETISAH BARU

2. AUR 2. MADRAS HULU 2. BABURA

3. JATI 3. SUKA DAMAI 3. MERDEKA

4. HAMDAN 4. POLONIA 4. DARAT

5. SEI MATI 5. SARI REJO

6. KAMPUNG BARU

MEDAN SELAYANG MEDAN SUNGGAL MEDAN HELVETIA

Kelurahan : Kelurahan : Kelurahan :

No. Nama Kelurahan No Nama Kelurahan No Nama Kelurahan

1. BERINGIN 1. KAMPUNG LALANG 1. CINTA DAMAI

2. ASAM KUMBANG 2. TANJUNG REJO 2. DWIKORA

3. TANJUNG SARI 3. SEI SIKAMBING B 3. HELVETIA

4. P.BULAN SELAYANG

I

4. SIMPANG TANJUNG 4. SEI SIKAMBING C

5. P.BULAN SELAYANG

II

5. SUNGGAL 5. HELVETIA TIMUR

6. SEMPAKATA 6. BABURA SUNGGAL 6. HELVETIA TENGAH

7. TANJUNG GUSTA

Page 24: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

MEDAN PETISAH MEDAN BARAT MEDAN TIMUR

Kelurahan : Kelurahan : Kelurahan :

No. Nama Kelurahan No Nama Kelurahan No Nama Kelurahan

1. SEKIP 1. GLUGUR KOTA 1. GANG BUNTU

2. PETISAH TENGAH 2. KARANG

BEROMBAK

2. PERINTIS

3. SEI SIKAMBING D 3. PULO BRAYAN

KOTA

3. P.BRAYAN

BENGKEL

4. SEI PUTIH BARAT 4. SEI AGUL 4. P.BRAYAN DARAT I

5. SEI PUTIH TENGAH 5. SILALAS 5. P.BRAYAN DARAT II

6. SEI PUTIH TIMUR I 6. KESAWAN 6. GLUGUR DARAT I

7. SEI PUTIH TIMUR II 7. GLUGUR DARAT II

8. SIDODADI

9. P.B.BENGKEL BARU

10. DURIAN

11. GAHARU

MEDANPERJUANGAN MEDAN TEMBUNG MEDAN DELI

Kelurahan : Kelurahan : Kelurahan :

No. Nama Kelurahan No Nama Kelurahan No Nama Kelurahan

1. TEGAL REJO 1. TEMBUNG 1. MABAR

2. SIDORAME BARAT I 2. BANDAR SELAMAT 2. MABAR HILIR

3. SIDORAME BARAT II 3. INDRA KASIH 3. TITI PAPAN

4. SIDORAME TIMUR 4. SIDOREJO 4. TANJUNG MULIA

5. SEI KERA HILIR I 5. SIDOREJO HILIR 5. TJ. MULIA HILIR

6. SEI KERA HILIR II 6. BANTAN 6. KOTA BANGUN

7. SEI KERA HULU 7. BANTAN TIMUR

Page 25: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

8. PAHLAWAN

9. PANDAU HILIR

MEDAN LABUHAN MEDAN MARELAN MEDAN BELAWAN

Kelurahan : Kelurahan : Kelurahan :

No. Nama Kelurahan No Nama Kelurahan No Nama Kelurahan

1. PEKAN LABUHAN

DELI

1. LABUHAN DELI 1. BAGAN DELI

2. SEI MATI 2. RENGAS PULAU 2. BELAWAN I

3. BESAR 3. TERJUN 3. BELAWAN II

4. MARTUBUNG 4. TANAH ENAM

RATUS

4. BELAWAN BAHARI

5. LABUHAN DELI 5. BELAWAN

BAHAGIA

6. BELAWAN

SICANANG

2. Perumusan Model

Ciri-ciri stabilitas emosional yang ada pada seorang hakim wanita adalah :

1. Rileks.

2. Santai.

3. Tidak menunjukkan kemarahan

4. Mengatasi masalah dengan baik

5. Pendiam

6. Selalu menyenangkan

7. Dapat mengatasi stress

8. Mengelola orang menjadi lebih baik

3. Hasil Angket

Hasil angket yang didistribusikan kepada hakim Pengadilan Tinggi Agama Medan dapat

dilihat pada table 5.2 di bawah ini :

Page 26: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

Tabel 5.2. Persentase hasil angket

No. DESKRIPSI PERSENTASE

SMD MD KMD TMD

1 (-) Saya suka stress menghadapi kerja

yang baru

75 20 5 0

2 (-) Saya sangat sulit menata perasaan

yang galau

70 10 20 0

3 (-) Saya akan menunjukkan ketidak

sukaan pada pribadi orang lain

40 15 15 30

4 (+) Saya sangat ambisius untuk

menyelesaikan pekerjaan

10 20 20 50

5 (-) Saya bekerja untuk dipuji pimpinan 40 25 30 5

6 (+) Saya mempunyai target dalam bekerja 65 5 25 5

7 (+) Saya selalu menginginkan kepuasan

klien

65 20 10 5

8 (+) Saya tidak mencampur adukkan kerja

dengan situasi hati

70 15 15 0

9 (+) Saya tidak membawa persoalan rumah

tangga ke dalam pekerjaan

75 10 10 5

10 (+) Saya berusaha agar orang lain tidak

tahu masalah saya

65 20 10 5

11 (+) Saya bersifat intrapersonal yang baik 70 15 15 0

12 (-) Saya tidak mau menyelesaikan

pekerjaan jika hati saya mengatakan

tidak

75 10 10 5

13 (-) Saya tidak akan mengkomunikasikan

seberat apapun masalah ke orang lain

65 20 10 5

14 (+) Saya lebih memilih diam daripada

protes pada atasan

60 15 20 5

15 (-) Saya berusaha menyenangkan orang

lain dibandingkan menegakkan

keadilan

40 20 25 15

16 (-) Saya lebih condong melakukan

pekerjaan yang disukai

60 15 20 5

17 (+) Saya selalu tersenyum dalam keadaan

tertekan sekalipun

70 20 5 5

18 (-) Saya suka mengulur-ngulur waktu

dalam bekerja

80 0 20 0

19 (-) Saya kesulitan untuk tidak memakai

orang yang tidak menyenangkan

70 15 15 0

Page 27: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

20 (-) Saya ingin dikenal sebagai hakim yang

baik

75 15 10 0

21 (+) Saya sangat ingin dikenal sebagai

hakim yang adil

60 30 10 0

22 (-) Saya menginginkan waktu istirahat

ketika mood tidak bagus

50 25 20 5

23 (-) Saya suka memilih-milih pekerjaan 75 20 5 0

24 (+) Saya tidak akan terbebani dengan

sikap negative orang lain kepada saya

50 25 20 5

25 (+) Saya selalu mencairkan setiap ada

konflik

60 25 15 0

26 (+) Saya akan menyadarkan pimpinan

yang arogan

75 15 10 0

27 (+) Saya hanaya akan bekerja sama

dengan orag yang satu pemikiran

60 25 10 5

28 (-) Saya membutuhkan orang lain untuk

curahan hati

70 5 20 5

29 (+) Saya selalu mengajak orang untuk

bertanggung jawab

75 20 5 0

4. Pengaruh stabilitas emosional hakim wanita pada percepatan penyelesaian perkara

di Pengadilan Agama Medan

a. Pengaruh Rilek terhadap stabilitas emosional

Pengaruh rileks terhadap stabilitas emosional dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut ini :

Tabel 5.3 pengaruh rileks terhadap stabilitas emosional

Pertanyaan

Persentase

SMD MD KMD TMD

1 75 20 5 0

2 70 10 20 0

8 70 15 15 0

17 70 20 5 5

25 60 25 15 0

Jumlah 345 90 60 5

Page 28: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

Rata-rata 69 18 12 1

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan terhadap angket yang diberikan kepada hakim

wanita di Pengadilan Agama Medan maka sekitar diperoleh 69% dan 18% memilih adanya

pengaruh yang kuat antara rileks dan stabilitas emosionalyang ditunjukkan dengan Sangat

Menggambarkan Diri (SMD) dan Menggambarkan Diri (MD).

b. Pengaruh Santai terhadap stabilitas Emosional

Pengaruh santai terhadap stabilitas emosional dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut ini :

Tabel 5.4 Hubungan santai terhadap stabilitas emosional

Pertanyaan

Persentase

SMD MD KMD TMD

1 75 20 5 0

2 70 10 20 0

17 70 20 5 5

25 60 25 15 0

Jumlah 275 75 45 5

Rata-rata 68.75 18.75 11.25 1.25

Berdasarkan table di atas dapat digambarkan bahwa lebih dari 68% dan 18% responden

memilih SMD dan MD. Hal ini menunjukkan bahwa santai berpengaruh erat dengan

stabilitas emosional.

c. Pengaruh tidak menunjukkan kemarahan terhadap stabilitas emosional

Pengaruh tidak menunjukkan kemarahan terhadap stabilitas emosional dapat dilihat pada

tabel 5.5 berikut ini :

Tabel 5.5 penagruh tidak menunjukkan kemarahan terhadap stabilitas emosional

Page 29: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

Pertanyaan

Persentase

SMD MD KMD TMD

3 40 15 15 30

8 70 15 15 0

10 65 20 10 5

13 65 20 10 5

Jumlah 240 70 50 40

Rata-rata 60 17.5 12.5 10

Berdasarkan dari tabel 5.5 di atas diketahui nilai rata-rata “pengaruh tidak menunjukkan

kemarahan terhadap stabilitas emosional” menunjukkan bahwa sekitar 60 % responden

memilih SMD, lebih 17 % memilih MD dan sisanya memilih KMD dan TMD sebanyak

12.5% dan 10%.

d. Pengaruh Mengatasi masalah dengan baik terhadap stabilitas emosional

Pengaruh mengatasi masalah dnegan baik terhadap stabilitas emosional dapat dilihat pada

tabel 5.6 berikut ini :

Tabel 5.6 Pengaruh mengatasi masalah dengan baik terhadap stablitas emosional

Pertanyaan

Persentase

SMD MD KMD TMD

2 70 10 20 0

3 40 15 15 30

4 10 20 20 50

9 75 10 10 5

12 75 10 10 5

Page 30: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

13 65 20 10 5

Jumlah 335 85 85 95

Rata-rata 55.8 14.2 14.2 15.8

Berdasarkan dari tabel di atas tentang penagruh Mengatasi Masalah terhadap stabilitas

Emosional menunjukkan bahwa lebih dari 55% responden memilih SMD, 14% responden

lebih memilih MD dan sisanya memlih KMD dan TMD sebanyak 14.2% dan 15.8%.

e. Pengaruh pendiam terhadap stabilitas emosional

Pengaruh pendiam terhadap stabilitas emosional dapat dilihat pada tabel 5.7 di bawah ini :

Tabel 5.7 Pengaruh pendiam terhadap stabilitas emosional

Pertanyaan

Persentase

SMD MD KMD TMD

5 40 25 30 5

7 65 20 10 5

14 60 15 20 5

23 70 25 5 0

Jumlah 235 85 65 15

Rata-rata 58.75 21.25 16.25 3.75

Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan bahwa lebih dari 68% dan 21% responden

memilih SMD dan MD. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh erat antara pendiam

dengan stabilitas emosional.

f. Pengaruh selalu menyenangkan terhadap stabilitas emosional

Pengaruh selalu menyenangkan terhadap stabilitas emosional dapat dilihat pada tabel 5.8

berikut ini :

Page 31: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

Tabel 5.8 pengaruh selalu menyenangkan terhadap stabilitas emosional

Pertanyaan

Persentase

SMD MD KMD TMD

5 40 25 30 5

7 65 20 10 5

10 65 20 10 5

11 70 15 15 0

15 40 20 25 15

Jumlah 280 100 90 30

Rata-rata 56 29 18 6

Berdasarkan dari tabel di atas digambarkan bahwa nilai rata-rata “pengaruh selalu

menyenangkan terhadap stabilitas emosional” menunjukkan bahwa sekitar 56 % responden

memilih SMD, 20% memilih MD dan sisanya memilih KMD dan TMD sebanyak 18 % dan

6%.

g. Pengaruh dapat mengatasi stress terhadap stabilitas emosional

Pengaruh dapat mengatsi stress terhadap stabilitas emosional dapat dilihat pada tabel 5.9

berikut ini:

Tabel 5.9 pengaruh dapat mengatasi stress terhadap stabilitas emosional

Pertanyaan

Persentase

SMD MD KMD TMD

2 70 10 20 0

6 65 5 25 5

8 70 15 15 0

Page 32: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

18 80 0 20 0

22 50 25 20 5

Jumlah 335 55 100 10

Rata-rata 67 11 20 2

h. Pengaruh mengelola orang menjadi lebih baik terhadap stabilitas emosional

Pengaruh mengelola orang menjadi lebih baik terhadap stabilitas emosional dapat dilihat

pada tabel 5.10 berikut ini :

Tabel 5.10 pengaruh mengelola orang menjadi lebih baik terhadap stabilitas emosional

Pertanyaan

Persentase

SMD MD KMD TMD

19 70 15 15

20 75 15 10

21 60 30 10

24 50 25 20 5

26 75 15 10

27 60 25 10 5

29 75 20 5

Jumlah 465 145 75 15

Rata-rata 66.43 20.71 10.71 2.15

Berdasarkan tabel pengaruh mengelola orang menjadi lebih baik terhadap stabilitas

emosional di atas dapat digambarkan bahwa lebih dari 66% dan 20% responden memilih

SMD dan MD dan sisanya memilih KMD dan TMD sebanyak lebh dari 10% dan 2%.

Page 33: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

5. Nama Hakim Pengadilan Tinggi Agama Medan

Tabel 5.11 Nama Hakim PT Agama Medan

No Nama Hakim Jabatan

1. Drs. H. Soufyan M. Saleh, S.H.,M.M Ketua mejelis Ketua PT A

2. Drs. H. Syahron Nasution Ketua Majelis

3. Drs. H.M. Syazili Makhir, M.H Ketua Majelis

4. Drs. H. Lumban Hutabarat, S.H., M.H Ketua Majelis

5. Drs. H. Sudirman Cik Ani, S.H Ketua Majelis

6. Drs. H. Syamsuddin Harahap Ketua Majelis

7. H. Yazid Bustami Dalimunte, S.H Ketua Majelis

8. Drs. H. Pahlawan Harahap, S.H.,M.A Ketua Majelis

9. Drs. H. Muzammil Ali, S.H Ketua Majelis

10. Drs. Tariman, S.H Ketua Majelis

11. Drs. H. Irsan Mukhtar Nasution Hakim Anggota

12. Drs. H. Armia Jalil, S.H., M.H Hakim Anggota

13. Hj. Enita F, S.H Hakim Anggota

14. Drs. Busra, S.H., M.H Hakim Anggota

15. Drs. H. Yusuf Buchori, S.H., M.Si Hakim Anggota

16. Drs. Jasiruddin, S.H., M.Si Hakim Anggota

17. Drs. H. Aridi, S.H., M.Si Hakim Anggota

18. Drs. H. Zulkifli Yus, M.H Hakim Anggota

19. Drs. Idham Khalid, S.H Hakim Anggota

Page 34: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

1. Menganalisis angket

2. Merancang desain model penataan stabilitas emosional hakim wanita bagi percepatan

penyelesaian perkara

3. Melakukan wawancara dengan hakim wanita di Pengadilan Agama Medan bagi

penguatan hasil angket

4. Membuat draft jurnal yang ber-ISSN.

Page 35: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hasil angket menggambarkan bahwa sebagian besar responden menggambarkan diri

dari beberapa pertanyaan yang diberikan.

2. Perlu adanya model penataan stabilitas emosional hakim wanita.

B. Saran

Perlu koordinasi intensif antara Pengadilan Tinggi Agama dan Pengadilan Agama Kota

Medan.

Page 36: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

DAFTAR PUSTAKA

Afiatin, T dan Martaniah, S. M. 1998. Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui

Konseling Kelompok, Laporan Penelitian. Tidak Diterbitkan Yogyakarta : Fakultas

Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Ashari (2013). Apakah Wanita Boleh Menjadi Hakim ? http://thisisgender.com/apakah-

wanita-boleh-menjadi-hakim diakses pada tanggal 15 Maret 2013, pukul 13.40.

Bharian.com.my. (2013), Ganguan Prahaid Jejas Emosi Wanita

http://www.ehomakers.net/article.php?id=436.

Hurlock, Elizabeth (1980). Psikologi Perkembangan, Jakarta : Erlangga.

Goleman, Daniel (2000). Emotional Intelligence, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Muhammad, Abdulkadir. (2004). Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung : PT Citra Aditya

Bakti.

Megawangi, Ratna (1999). Membiarkan Berbeda : Sudut Pandang Baru tentang Relasi

Gender, Bandung : Mirzan.

Mustafa, Hasan, (2000), Teknik Sampling,_unpar.ac.id/hasan/SAMPLING diakses pada

tanggal 16 Agustus 2012, pkl. 10.15

Yahya, M (2009). Kedudukan kewenangan dan acara Peradilan Agama, UU No. 7 Tahun

198. Jakarta : Sinar Grafika.

SOP Penyelesaian Perkara (2013), http://pa-

kedirikab.go.id/utama/index.php?option=com_conten&view=category&id=157&Ite

mid=147 diakses pada tanggal 24 Maret 2013.

Sugiyono (2010). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

_______ (2010). Statistik untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.

Yusuf Syamsu (2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Page 37: BAB 1. PENDAHULUAN - · PDF filepembagunan, partisipasi dalam ... memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ... ekonomi syari’ah, Pengadilan Agama dibentuk melalui

Tim Puslitjaknov. (2008)

http://www.infokursus.net/download/0604091354Metode_Penel_Pengembangan_Pe

mbelajaran_n.pdf, diakses pada tanggal 10 Maret 2013.