pelatihan militer dalam perspektif syari’ah

36
I’DAAD DALAM PERSPEKTIF SYARI’AH

Upload: alhazimy

Post on 06-Jul-2015

1.074 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

I’DAAD DALAM PERSPEKTIF SYARI’AH

Page 2: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

PENDAHULUAN

Page 3: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

“Ketahuilah bahwa kalian saat ini kalian sedangberada dalam ribath hingga hari kiamat karenabanyaknya musuh yang mengepung kalian dankarena besarnya ambisi di hati mereka untuk

menguasai kalian dan negeri kalian”

(Shahabat Amr bin ‘Ash)dikutip dari buku Maa dzaa Khasiral ‘Aalamu bi inhithaathil

Muslimin, karya Syaikh Abul Hasan Ali an-Nadwi.

Page 4: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Allah Azza wa Jalla Menciptakan manusia tidakuntuk tujuan sia-sia begitu saja namun ada tugaspokok yaitu beribadah hanya kepada Allah saja :Allah Azza Wa Jalla Berfirman :

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusiamelainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”.(QS Adz Dzariyat 56)

Page 5: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Ibadah adalah sebuah nama aktifitas dan kegiatanperilaku dan perbuatan yang di ridhoi oleh Allahyang nampak atau tersembunyi.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjelaskan maknaibadah

“Ibadah adalah segala hal yang dicintai dandiridhoi Allah baik berupa perbuatan maupunucapan, yang batin maupun yang lahir”.

Page 6: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Ibadah adalah sebagai konsewensi seorang dalambertauhid rububiyyah dengan melaksanakanperintah Nya dan menjauhi larangan Nyawalaupun tidak bisa dicerna oleh akal sekalipun .Allah Azza Wa Jalla Berfirman :

Page 7: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmindan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin,apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkansuatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan(yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya makasungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QSAl Ahzab 36)

Page 8: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

DALIL ATAS DIPERINTAHKANNYA BERIBADAH I’DAAD

Page 9: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

“Dan siapkanlah untuk menghadapi merekakekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan darikuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yangdengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuhAllah, musuhmu dan orang-orang selain merekayang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allahmengetahuinya”. (QS Al Anfal 60)

Page 10: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

I’dad dan Jihad

Dalam Pandangan

Ulama Madzhab

Syafi’i

Page 11: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

MAKNA I’DAD DALAM TAFSIR AL KHOZIN

(MADZHAB SYAFI’I)

Page 12: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Imam Ali bin Muhammad Alaa’ud Dien atau yanglebih dikenal dengan panggilan Imam Al Khozinmenjelaskan :

“Makna I’dad adalah mempersiapkan sesuatuagar bisa dipergunakan saat diperlukan”.

Sedangkan makna kekuatan ada tiga pendapat :

1. Semua jenis persenjataan dan perlengkapanyang dapat menjadi kekuatan dalam peperangan

Page 13: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

2. Benteng dan markas pasukan

3. Memanah sebagaimana dijelaskan olehRasulullah shollallahu 'alaihi wasallam saatmenafsirkan ayat ini

Dari Uqbah bin Amir berkata : “Aku mendengarRasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda :

Page 14: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

“Dan siapkanlah untuk menghadapi merekakekuatan apa saja yang kamu sanggupi. Ketahuilahbahwa kekuatan adalah memanah, ketahuilahbahwa kekuatan adalah memanah, ketahuilahbahwa kekuatan adalah memanah” (HR. Muslim)

(Lubabut Ta’wil fie Ma’anit Tanzil / Tafsir Al Khozin 3/209)

Page 15: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjelaskan :

“…. Ketika Jihad belum mungkin dilakukan karenalemahnya kaum muslimin, mereka tetap diwajibkanmelakukan persiapan untuk jihad (i’dad) denganmenyiapkan kekuatan dan melatih kuda-kudatempur. Karena suatu amal (perbuatan) yang jikatanpanya, sebuah kewajiban syariah tidak akansempurna, maka amal itu hukumnya juga wajib”.

(Majmu’ Fatawa Juz 28/259)

Page 16: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Jihad Dalam

Pandangan Ulama

Madzhab Syafi’i

Page 17: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Ibnul Qayyim Al Jauziyyah menjelaskan :

“Jika kebenaran telah nyata dan jelas, maka tidakperlu lagi saksi untuk memperkuatnya. Hati akan

mampu melihat kebenaran itu sebagaimana matamenyaksikan matahari. Saat seseorang melihatmatahari yang terang benderang, ia tidak butuh

orang lain untuk memperkuat keyakinannyamanakala ia telah nyata-nyata menyaksikan

matahari itu dengan penuh keyakinan”

(I’dad Al Qadah Al Fawaris : Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisi hal 8)

Page 18: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah
Page 19: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Bab Jihad : Jihad hukumnya FardhuKifayah setiap tahun, walaupun hanyasekali (dalam setahun), jika orang-orangkafir berada di negeri mereka. Dan(hukumnya) berubah menjadi fardhu ‘Ainjika mereka (orang-orang kafir) memasuki(menyerang) Negara kita sebagaimanaakan kami jelaskan lebih lanjut.

Page 20: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Sedangkan maksud hukum FardhuKifayah adalah jika sebagian kaum muslimintelah melaksanakan kewajiban ini sebagai syaratkifayah (kecukupan minimal) maka kewajiban itutelah gugur darinya dan dari kaum musliminlainnya. namun bagi orang yang memilikikemampuan dan tidak ada udzur ia berdosa jikameninggalkan kewajiban ini walaupun merekaini orang-orang yang jahil (bodoh dan tidakmengetahui hukumnya).

(Fathul Mu’in Bab Jihad juz 4 halaman 206)

Page 21: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Penjelasan

Dalam I’anatut

Thalibin

Page 22: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

-

-

Page 23: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Bab Jihad : Maksudnya adalah bab yangmenjelaskan tentang hukum-hukum jihad (yangmaksudnya) yaitu qital fi sabilillah (perang di jalanAllah)

“jika orang-orang kafir berada di negeri mereka”: Ini sebagai syarat atau ketentuan, karenahukumnya Fardhu kifayah. Maksudnya adalahbahwa hukum jihad itu fardhu kifayah dalam setiaptahun jika orang-orang kafir berada di negerimereka dan tidak pindah dari sana.

Page 24: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

“Dan (hukumnya) berubah menjadi Fardhu‘Ain” : maksudnya adalah jihad menjadiFardhu Ain. Kalimat “wayata’ayyan” ini samaartinya dengan Fardhu Ain

“Jika mereka (orang-orang kafir) memasuki(menyerang) negara kita” : Maksudnyaadalah salah satu negeri di antara negeri-negeri kaum muslimin. Dan sudah cukupdisamakan dengan negeri (jika merekamasuk) sebuah desa atau semisalnya.

(I’anatut Thalibin Syarh fathul Mu’in juz 4 hal 2050)

Page 25: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Jika kita menelaah penjelasan di atas maka hukumjihad sesungguhnya fardhu kifayah sekali setiaptahun jika musuh berada di luar Negara kaummuslimin, dan jika kita menggunakan kaidah UshulFiqh :

“Suatu amal (perbuatan) yang jika tanpanya,sebuah kewajiban syariah tidak akan sempurna,maka amal itu hukumnya juga wajib”

Page 26: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Jenis I’dad

Page 27: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

1. I’dad Imani (non fisik/ta’abbud secara luas) yaitumempelajari ilmu syar’i dan mentazkiyah diridengan iltizam dan melaksanakan ilmu syar’itersebut.

2. I’dad Maddi (fisik material) yaitu denganmenyiapkan kekuatan fisik melewati programlatihan serta mobilisasi infak dijalan Allah.

Page 28: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Hukum ‘Idaad Dan

Tadrib Askari Bagi

Kaum Muslimin

Page 29: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Hukum tadrib askari adalah wajib atas setiap muslimkecuali yang berudzur.

Karena jihad pada kondisi tertentu menjadi fardluain maka tadrib juga bisa menjadi fardhu ain. IbnuQudamah di dalam Al-Mughni berkata bahwa jihadmenjadi fardhu ain bila menghadapi dua keadaanberikut :

1. Dua pasukan telah berhadapan maka harambagi yang hadir untuk meninggakanpertempuran.

Page 30: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

2. Orang kafir memasuki negeri Islam, maka fardhuain atas penduduk muslim untuk berjihad.

3. Imam memerintahkan berangkat berperangminimal satu tahun sekali.

Page 31: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

KESIMPULAN

Page 32: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

1. Tugas hidup manusia sebagai hamba Allah adalahberibadah mengikuti dan merealisasikan apa yangdi perintahkan Allah dan Rasulullah

2. ‘Idad (mempersiapkan untuk berperang) adalahibadah

3. Hukum I‘dad /tadrib ‘askary hari ini adalah fardhu‘ain sebagaimana hukum jihad fi sabilillah

4. ada dua jenis I’daad :

I’dad non fisik ( ruhiyah syar’iyah)

I’daad fisik (jasadiyah)

5. Meninggalkan I’dad adalah dosa besar pada saatummat Islam hari ini teraniaya oleh salibis danzionis

Page 33: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Resolusi Jihad

Nahdhatul Ulama

Page 34: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Pada tanggal 22 Oktober 1945, Nahdhatul Ulamamengeluarkan sebuah Resolusi Jihad. Namun,sebelumnya NU mengirim surat resmi kepadapemerintah yang berbunyi:

”Memohon dengan sangat kepada pemerintahIndonesia supaya menentukan sikap dan tindakanyang nyata serta sepadan terhadap tiap-tiap usahayang akan membahayakan kemerdekaan agamadan negara Indonesia, terutama terhadap Belandadan kaki tangannya. Supaya pemerintahmelanjutkan perjuangan yang bersifat ”sabilillah”untuk tegaknya Negara Republik Indonesia yangmerdeka dan beragama Islam.”

Page 35: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

Adapun resolusi yang diputuskan dalam rapat parakonsul NU se-Jawa itu berbunyi:

1. Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkanpada 17 Agustus 1945 wajib dipertahankan.

2. Republik Indonesia (RI) sebagai satu-satunyapemerintahan yang sah, wajib dibela dandiselamatkan.

3. Musuh RI, terutama Belanda yang datang denganmembonceng tentara Sekutu (Inggris) dalammasalah tawanan perang bangsa Jepang tentulahakan menggunakan kesempatan politik danmiliter untuk kembali menjajah Indonesia.

Page 36: Pelatihan Militer dalam Perspektif Syari’ah

4. Umat Islam, terutama NU wajib mengangkatsenjata melawan Belanda dan kawan-kawannyayang hendak kembali menjajah Indonesia.

5. Kewajiban tersebut adalah jihad yang menjadikewajiban tiap-tiap muslim (fardhu ’ain) yangberada pada jarak radius 94 km (jarak dimanaumat Islam diperkenankan shalat jama’ danqashar). Adapun mereka yang berada di luarjarak tersebut berkewajiban membantu saudara-saudaranya yang berada dalam jarak radius 94km tersebut.