bab 1 pendahuluan -...
TRANSCRIPT
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut UU No. 28 Tahun 2002, bangunan gedung adalah bangunan yang
berfungsi sebagai tempat manusia melakukan berbagai kegiatan, baik untuk
hunian, kegiatan usaha, kegiatan sosial, kegiatan keagamaan dan sebagainya.
Suatu bangunan gedung tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, oleh karena itu
bangunan gedung harus direncanakan untuk dapat menciptakan kenyamanan dan
memperhatikan aspek keselamatan bagi manusia yang berada didalamnya.
Dalam perencanaan bangunan gedung, perlu direncanakan agar elemen-
elemennya mampu memikul beban-beban yang bekerja. Beban-beban dan
elemen-elemen pada bangunan gedung tersebut harus direncanakan berdasarkan
standar atau peraturan yang berlaku. Beban-beban yang bekerja dapat
direncanakan sesuai standar perencanaan pembebanan untuk bangunan gedung,
namun untuk beban gempa harus direncanakan sesuai standar pembebanan gempa.
Sedangkan untuk elemen-elemennya harus direncanakan sesuai standar terhadap
jenis material bangunan gedung yang digunakan.
Adanya pemberlakuan standar baru tentang Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
(SNI 1726:2012) dan Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
(SNI 2847:2013) secara resmi membatalkan dan menggantikan standar
sebelumnya, yaitu SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-2847-2002.
Pada SNI 1726:2012 terdapat perubahan yang mendasar terhadap
SNI 03-1726-2002 dalam menentukan parameter-parameter pembebanan gempa.
Sedangkan pada SNI 2847:2013 terdapat beberapa modifikasi terhadap
SNI 03-2847-2002 dalam hal perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung.
2
Perubahan standar tentang perancangan struktur gedung tersebut diperlukan
suatu penelitian untuk mengetahui perbedaan perancangan struktur gedung
berdasarkan standar lama dan standar baru serta untuk mengetahui perbandingan
hasil perancangan struktur gedung berdasarkan standar lama dan standar baru.
Studi kasus pada penelitian ini adalah gedung Royal Darmo Hotel Yogyakarta
yang terletak di Jalan Kemetiran Kidul No.54, Kota Yogyakarta, Provinsi DIY.
Gedung tersebut direncanakan dengan konstruksi beton bertulang dan terdiri dari
beberapa bagian, yaitu gedung dengan 5 lantai, 7 lantai dan 8 lantai. Pada gedung
dengan 5 lantai terdapat dilatasi terhadap gedung dengan 7 lantai dan 8 lantai
yang merupakan satu kesatuan (monolit), sehingga tinjauan dalam penelitian ini
adalah pada gedung dengan 7 lantai dan 8 lantai.
1.2 Rumusan Masalah
SNI 1726:2012 dan SNI 2847:2013 yang telah diberlakukan untuk menggantikan
SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-2847-2002, terdapat perubahan yang mendasar
dalam menentukan parameter-parameter pembebanan gempa dan terdapat
beberapa modifikasi dalam hal perencanaan struktur beton.
Standar pembebanan gempa dan standar persyaratan material beton tersebut
adalah standar-standar yang digunakan untuk perancangan struktur gedung.
Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan perancangan struktur gedung
(studi kasus gedung Royal Darmo Hotel Yogyakarta) berdasarkan standar lama
dan standar baru, yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan perancangan
struktur gedung berdasarkan standar lama dan standar baru serta untuk
mengetahui perbandingan hasil perancangan struktur gedung berdasarkan
standar lama dan standar baru.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan perancangan struktur gedung berdasarkan
standar lama dan standar baru.
3
2. Untuk mengetahui perbandingan hasil perancangan struktur gedung
berdasarkan standar lama dan standar baru.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi mengenai perbedaan perancangan struktur gedung
berdasarkan standar lama dan standar baru.
2. Memberikan informasi mengenai perbandingan hasil perancangan struktur
gedung berdasarkan standar lama dan standar baru.
1.5 Batasan Penelitian
Agar penelitian dapat lebih terarah, batasan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Pemodelan struktur gedung secara tiga dimensi, input pembebanan dan
analisis struktur dilakukan dengan menggunakan program SAP2000.
2. Gedung yang dimodelkan adalah gedung Royal Darmo Hotel Yogyakarta
yang terdiri dari 7 lantai dan 8 lantai.
3. Analisis pembebanan meliputi beban mati, beban hidup, beban tekanan tanah,
beban gempa dan kombinasi beban-beban tersebut.
4. Struktur yang ditinjau adalah struktur beton bertulang dengan sistem rangka
pemikul momen. Elemen struktur yang ditinjau adalah balok dan kolom.
5. Struktur pelat, struktur dinding basement dan struktur fondasi tidak ditinjau
secara mendetail.
6. Pengaruh P-∆ tidak diperhitungkan.
7. Standar yang digunakan pada penelitian ini adalah :
a. SNI 03-1727-1989 tentang Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk
Rumah dan Gedung
b. SNI 03-1726-2002 tentang Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan Gedung
c. SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung
4
d. SNI 1726:2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
e. SNI 2847:2013 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung
1.6 Keaslian Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan perancangan struktur gedung berdasarkan
standar lama dan standar baru, yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan
perancangan struktur gedung berdasarkan standar lama dan standar baru serta
untuk mengetahui perbandingan hasil perancangan struktur gedung berdasarkan
standar lama dan standar baru.
Penelitian yang serupa pada gedung Royal Darmo Hotel Yogyakarta
belum pernah dilakukan, sehingga penelitian ini bersifat asli.