bab 1 pendahuluan cek

16
Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan 1. 1. Angkutan udara sebagai salah satu moda transportasi yang ditata dalam sistem transportasi nasional telah menjadi salah satu penghubung wilayah nasional dan internasional dalam rangka mendorong dan mempercepat pembangunan nasional dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Angkutan udara mempunyai peran yang cukup besar dalam menunjang kegiatan ekonomi suatu daerah terutama sektor perdagangan dan pariwisata. Sub sektor angkutan udara mempunyai keunggulan dalam kecepatan yang tinggi atau waktu tempuh yang cukup singkat dan jangkauan atau cakupan yang luas. 1.1. LATAR BELAKANG Sub sektor Transportasi Udara sebagai pendukung dan pendorong sektor lainnya serta pemicu pertumbuhan wilayah harus senantiasa mendapatkan perhatian untuk terus ditingkatkan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan kebutuhan pelayanan jasa angkutan udara. Salah satu indikator dan konsekuensi dari pertumbuhan ekonomi di suatu daerah adalah meningkatnya mobilitas orang dan barang dari simpul kawasan satu ke kawasan lain. Pendistribusian barang yang merupakan hasil dan kebutuhan dari suatu daerah, demikian juga mobilisasi orang dari atau ke suatu daerah tentunya memerlukan sarana dan prasarana transportasi. Moda atau prasarana ini berfungsi sebagai penghubung antar simpul-simpul kawasan, bahkan kuantitas dan kualitas pelayanan transportasi secara periodik perlu dievaluasi dan dikembangkan sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih cepat, mudah, aman, nyaman dan dapat menghubungkan setiap titik wilayah yang sebelumnya termasuk daerah terpencil. Sistem transportasi berupa transportasi darat, laut dan udara harus saling berkaitan untuk memenuhi kebutuhan akan kemudahan dan kelancaran mobilitas di suatu kawasan. Oleh karena itu transportasi perlu direncanakan dengan baik agar diperoleh pelayanan yang Bab 1 Pendahuluan 1

Upload: evi-nuraeni-ukung

Post on 15-Apr-2016

223 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Pendahuluan Cek

Bab 1 PendahuluanBab 1 Pendahuluan

1.1.

Angkutan udara sebagai salah satu moda transportasi yang ditata dalam sistem transportasi nasional telah menjadi salah satu penghubung wilayah nasional dan internasional dalam rangka mendorong dan mempercepat pembangunan nasional dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Angkutan udara mempunyai peran yang cukup besar dalam menunjang kegiatan ekonomi suatu daerah terutama sektor perdagangan dan pariwisata. Sub sektor angkutan udara mempunyai keunggulan dalam kecepatan yang tinggi atau waktu tempuh yang cukup singkat dan jangkauan atau cakupan yang luas.

1.1. LATAR BELAKANG

Sub sektor Transportasi Udara sebagai pendukung dan pendorong sektor lainnya serta pemicu pertumbuhan wilayah harus senantiasa mendapatkan perhatian untuk terus ditingkatkan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan kebutuhan pelayanan jasa angkutan udara. Salah satu indikator dan konsekuensi dari pertumbuhan ekonomi di suatu daerah adalah meningkatnya mobilitas orang dan barang dari simpul kawasan satu ke kawasan lain. Pendistribusian barang yang merupakan hasil dan kebutuhan dari suatu daerah, demikian juga mobilisasi orang dari atau ke suatu daerah tentunya memerlukan sarana dan prasarana transportasi. Moda atau prasarana ini berfungsi sebagai penghubung antar simpul-simpul kawasan, bahkan kuantitas dan kualitas pelayanan transportasi secara periodik perlu dievaluasi dan dikembangkan sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih cepat, mudah, aman, nyaman dan dapat menghubungkan setiap titik wilayah yang sebelumnya termasuk daerah terpencil.

Sistem transportasi berupa transportasi darat, laut dan udara harus saling berkaitan untuk memenuhi kebutuhan akan kemudahan dan kelancaran mobilitas di suatu kawasan. Oleh karena itu transportasi perlu direncanakan dengan baik agar diperoleh pelayanan yang semaksimal mungkin dan dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan serta keberadaan sarana transportasi perlu dipertimbangkan untuk menjaga keseimbangan lingkungan terutama permukiman dan sentra ekonomi baik pada saat pembangunan maupun perkembangannya.

Bandar udara sebagai prasarana pokok sub sektor transportasi udara dalam penyelenggaraan penerbangan merupakan tempat untuk pelayanan jasa ang-kutan udara harus ditata secara terpadu guna mewujudkan penyediaan jasa kebandarudaraan yang merupakan satu kesatuan dalam tatanan kebandar-

Bab 1 Pendahuluan 1

Page 2: Bab 1 Pendahuluan Cek

udaraan nasional. Penataan bandar udara harus mempertimbangkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional, keamanan dan keselamatan operasi penerbangan, perkiraan jasa angkutan udara, pedoman dan standar/kriteria perencanaan yang berlaku, pengelolaan lingkungan hidup, rencana tata ruang wilayah, pertumbuh-an ekonomi, kelayakan teknis dan operasional serta pertahanan dan keamanan nasional sehingga dapat terwujudnya penyelenggaraan operasi penerbangan yang handal dan berkemampuan tinggi serta memenuhi standar internasional perencanaan bandar udara yang diberlakukan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) dalam rangka menunjang pembangunan nasional di segala bidang.

Hal ini sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan, diantaranya:

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

c. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan

d. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan

e. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 11 Tahun 2010 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional

f. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 48 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum

g. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara No: SKEP/120/VI/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rencana Induk Bandar Udara

Penentuan lokasi bandar udara sebagai titik pertemuan antara transportasi udara dan transportasi darat menjadi pertimbangan yang serius sehingga dengan keberadaannya mampu tercipta pola penyebaran aksesibilitas yang mudah, murah dan lancar dari atau ke setiap kawasan yang dilayani. Idealnya letak bandar udara berada di antara atau di pertengahan daerah-daerah pelayanan, dengan lahan berdampak positif terhadap lingkungan atau sebaliknya serta masih memungkinkan untuk melakukan pengembangan di masa mendatang.

Keberadaan Bandar Udara di Kabupaten Manggarai Timur merupakan salah satu pelayanan aksesibilitas yang berperan penting untuk menghubungkan antar daerah di pulau Flores maupun dengan daerah di pulau-pulau lain mengikuti perkembangan permintaan jasa angkutan udara yang semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan misi pembangunan Kabupaten Manggarai Timur, yaitu membangun infrastruktur sebagai pengerak perekonomian. Adanya sarana transportasi yang memadai, diharapkan dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi rakyat dan peningkatan pendapatan masyarakat di Kabupaten

Bab 1 Pendahuluan 2

Page 3: Bab 1 Pendahuluan Cek

Manggarai Timur. Selain itu, sebagai Kabupaten yang baru terbentuk dan sedang berkembang membutuhkan sarana dan prasaran transportasi yang bisa mendongkrak perkembangan Wilayah, terutama dalam memberikan kemudahan mobilitas bagi para pelaku ekonomi dan masyarakat. Terlebih dengan semakin mantapnya pelaksanaan otonomi daerah, mampu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan berdampak terhadap kebutuhan peningkatan sarana dan prasarana dalam indikasi pembangunan struktur ruang Kabupaten Mangarai Timur di bidang transportasi udara tentang pembangunan Bandar Udara Baru di Tanjung Bendera Kecamatan Kota Kombo agar dapat terus mampu memberikan permintaan terhadap pelayanan bagi para pengguna transportasi udara yang cenderung terus meningkat. Sementara itu lokasi Kabupaten Manggarai Timur yang terletak antara Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Ngada dengan waktu tempuh ke Bandar Udara terdekat seperti Soa sekitar 3 jam dan melalui ke Bandar Udara Ruteng sekitar 2 jam dimana Bandar Udara Ruteng jarang diterbangkan karena faktor cuaca.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Pekerjaan perencanaan yang harus dilaksanakan ini merupakan proses perencanaan Studi Kelayakan Bandara Baru Di Kabupaten Manggarai Timur.

Maksud dari Studi Kelayakan Bandara Baru Di Kabupaten Manggarai Timur ini adalah melakukan analisa kelayakan teknis, kelayakan operasi dan keselamatan penerbangan, kelayakan lingkungan, kelayakan pengusahaan angkutan udara serta kelayakan ekonomi dan finansial.

Sedangkan tujuan dari studi ini adalah menganalisa layak dan tidaknya beberapa rencana lokasi Bandar Udara Manggarai Timur yang dikembangkan guna melayani permintaan kebutuhan jasa pelayanan bandar udara pada saat ini dan pada masa yang akan datang sesuai dengan ketentuan yang telah dipersyaratkan untuk mewujudkan bandar udara ideal sehingga dapat mencapai pelayanan bandar udara yang lancar, aman, nyaman, efektif dan optimal.

1.3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat yang telah digariskan dalam Kerangka Acuan Kerja, lingkup pekerjaan Studi Kelayakan Bandara Baru DiKabupaten Manggarai Timur ini meliputi secara pokok sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data dan Survey Lapangan, yang terdiri dari:

1. Inventarisasi data sekunder

2. Inventarisasi data kebijakan/strategi pengembangan wilayah dalam lingkup kabupaten/kota, provinsi dan nasional

3. Inventarisasi data topografi, fisiografi dan meteorologi

4. Inventarisasi data potensi ekonomi daerah

Bab 1 Pendahuluan 3

Page 4: Bab 1 Pendahuluan Cek

5. Inventarisasi data lalu lintas angkutan darat, laut dan udara

6. Inventarisasi data penggunaan ruang udara bandar udara dan sekitarnya

7. Survey pengukuran topografi dan pemetaan situasi

8. Survey penyelidikan tanah

9. Survey hidrologi dan klimatologi

10. Survey potensi dan permintaan jasa angkutan udara

11. Survey identifikasi dampak lingkungan hidup

b. Analisa Pemilihan Lokasi Bandar Udara, antara lain:

1. Lokasi bandar udara harus memenuhi 3 (tiga) ketentuan persyaratan, sehingga perlu dilakukan analisa terhadap ketentuan tersebut yaitu:

a. Ketentuan persyaratan teknis

b. Ketentuan persyaratan operasi dan keselamatan penerbangan

c. Ketentuan persyaratan lingkungan hidup

2. Ketentuan persyaratan teknis:

a. Arah landas pacu harus sesuai dengan usibility factor lebih besar dari 95% berdasarkan hasil analisa data arah dan kecepatan angin paling tidak dengan data 5 (lima) tahun terakhir

b. Ketersediaan ruang udara, operasi pesawat untuk melakukan pendekatan dan lepas landas maupun holding harus tersedia ruang udara yang aman sesuai ketentuan yang berlaku

c. Kondisi topografi, kondisi elevasi permukaan tanah berpangaruh terhadap jumlah galian dan timbunan maupun penempatan fasilitas lainnya terkait dengan tata letak fasilitas, sistem drainase dan potensi longsor untuk daerah timbunan sehubungan dengan bangunan penahan tanah. Disamping itu jumlah galian dan tim-bunan yang besar mengakibatkan biaya konstruksi sangat tinggi

d. Ketersediaan lahan pengembangan, pembangunan bandar udara dilakukan secara bertahap, sehingga pada tahap-tahap selanjutnya harus tersedia lahan yang cukup sesuai kebutuhan pengembangan bandar udara

e. Ketersediaan material/bahan bangunan, kemudahan mendapatkan bahan/material bangunan yang sesuai dengan spesifikasi di sekitar rencana lokasi bandar udara akan mempermudah dan memperkecil biaya pembangunan

f. Tata guna lahan daerah sekitar bandar udara, lokasi bandar udara diharapkan menghindari lahan produktif yang merupakan mata pencaharian masyarakat. Hal ini terkait dengan kepemilikan dan

Bab 1 Pendahuluan 4

Page 5: Bab 1 Pendahuluan Cek

pembebasan lahan serta menghilangkan mata pencaharian masyarakat sehingga menyebabkan konflik atau dampak lingkungan

g. Kondisi fisik dan daya dukung lahan (struktur tanah dan kondisi geologi/fisiografi), kemampuan daya dukung tanah yang rendah secara struktural untuk mendukung beban pesawat maka perbaikan tanah yang berakibat biaya investasi yang mahal

h. Keterpaduan terhadap RTRW, rencana lokasi bandar udara harus sesuai dengan rencana pengembangan wilayah yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota

3. Ketentuan persyaratan operasi dan keselamatan penerbangan:

a. Kondisi klimatologi (arah dan kecepatan angin, kondisi cuaca, hidrologi, suhu udara, tekanan udara dan kelembaban udara)

Kondisi klimatologi harus memungkinkan atau memenuhi per-syaratan untuk operasi pesawat pada saat melakukan pendekatan dan lepas landas maupun holding.

b. Pengaturan dan pelayanan lalu lintas udara

Terkait dengan fasilitas navigasi penerbangan baik di bandar udara yang bersangkutan maupun bandar udara sekitarnya.

c. Penggunaan ruang udara dan KKOP

Jarak lokasi bandara satu dengan yang lain harus memenuhi syarat terutama terkait dengan operasi pesawat udara dalam penggunaan ruang udara dan KKOP.

d. Jenis pesawat yang dioperasikan

Jenis pesawat menentukan kategori landas pacu sehingga ber-pengaruh terhadap kebutuhan fasilitas bandar udara.

e. Jarak lokasi bandara dengan pusat kota

Waktu perjalanan dari tempat asal penumpang (kota) ke lokasi bandar udara harus sesingkat mungkin sehingga perlu memper-hatikan jarak dan kondisi jalan.

f. Jaringan transportasi dan prasarana darat

Penumpang akan lebih leluasa dalam melakukan perjalanan jika tersedia jaringan transportasi yang didukung dengan tersedianya prasarana darat yang memadai.

g. Ketersediaan utilitas

Fasilitas pendukung sangat penting untuk operasional bandar udara.

h. Sarana dan prasarana umum

Tersedianya fasilitas umum akan membuat penumpang lebih mudah dalam melakukan perjalanan.

Bab 1 Pendahuluan 5

Page 6: Bab 1 Pendahuluan Cek

i. Kondisi keamanan wilayah

Rasa aman sangat didambakan oleh semua penumpang pesawat baik di dalam lingkungan bandara maupun di luar bandara.

4. Ketentuan persyaratan dampak lingkungan hidup

a. Identifikasi dampak terhadap perubahan bentang alam

b. Identifikasi dampak terhadap kebisingan dan polusi udara

c. Identifikasi dampak terhadap sosial, ekonomi dan budaya masya-rakat

d. Identifikasi dampak terhadap flora dan fauna

e. Identifikasi dampak terhadap fisik dan kimia

f. Identifikasi dampak terhadap perubahan status lahan

g. Identifikasi dampak terhadap masa pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi

c. Analisa Kelayakan Pembangunan, antara lain:

1. Analisa kelayakan ekonomi dan finansial, meliputi:

a. Analisa potensi daerah

b. Analisa biaya investasi, biaya operasi dan pendapatan operasi bandara

c. Analisa sumber-sumber pembiayaan pembangunan

d. Analisa manfaat ekonomi (EIRR)

e. Analisa finansial: NPV, IRR, PI/BCR dan payback period

2. Analisa kelayakan dari segi usaha jasa angkutan udara:

a. Analisa asal dan tujuan pergerakan orang (penumpang) dan barang (kargo)

b. Analisa pasar (kemampuan daya beli masyarakat, pusat kegiatan masyarakat, keinginan masyarakat, dll)

c. Analisa alih moda transportasi dari transportasi darat dan trans-portasi laut ke transportasi udara

d. Analisa prakiraan permintaan jasa angkutan udara

3. Analisa kelayakan teknis, hasil analisa akan merekomendasikan layak dan tidaknya berdasarkan ketentuan persyaratan teknis:

a. Analisa penentuan arah landas pacu

b. Analisa ketersediaan ruang udara

c. Analisa kondisi topografi

Bab 1 Pendahuluan 6

Page 7: Bab 1 Pendahuluan Cek

d. Analisa ketersediaan lahan pengembangan

e. Analisa ketersediaan material/bahan bangunan

f. Analisa tata guna lahan daerah sekitar bandar udara

g. Analisa kondisi fisik dan daya dukung lahan (struktur tanah dan kondisi geologi/fisiografi)

h. Analisa keterpaduan terhadap RTRW

4. Analisa kelayakan operasi dan keselamatan penerbangan, hasil analisa akan merekomendasikan layak dan tidaknya berdasarkan ketentuan persyaratan operasi dan keselamatan penerbangan:

a. Analisa kondisi klimatologi (arah dan kecepatan angin, kondisi cuaca, hidrologi, suhu udara, tekanan udara dan kelembaban udara)

b. Analisa pengaturan dan pelayanan lalu lintas udara

c. Analisa penggunaan ruang udara dan KKOP

d. Analisa jenis pesawat yang dioperasikan

e. Analisa jarak lokasi bandara dengan pusat kota

f. Analisa jaringan transportasi dan prasarana darat

g. Analisa ketersediaan utilitas

h. Analisa sarana dan prasarana umum

i. Analisa kondisi keamanan wilayah

5. Analisa kelayakan dampak lingkungan hidup, hasil analisa akan merekomendasikan layak dan tidaknya berdasarkan ketentuan persyaratan dampak lingkungan hidup:

a. Analisa dampak terhadap perubahan bentang alam

b. Analisa dampak terhadap kebisingan dan polusi udara

c. Analisa dampak terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat

d. Analisa dampak terhadap flora dan fauna

e. Analisa dampak terhadap fisik dan kimia

f. Analisa dampak terhadap perubahan status lahan

g. Analisa dampak terhadap masa pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi

d. Penyusunan Laporan

Sesuai dengan tahapan dan kemajuan pekerjaan, Laporan Studi KelayakanBandara Baru Di Kabupaten Manggarai Timur ini terdiri dari 4 (empat) laporan yang terdiri dari Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Pra Akhir dan Laporan Akhir.

Bab 1 Pendahuluan 7

Page 8: Bab 1 Pendahuluan Cek

e. Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan, terdiri dari:

1. Menyiapkan materi Rancangan Peraturan Menteri (RPM) Perhubungan tentang Penetapan Lokasi Bandar Udara

2. Menyusun Rancangan Peraturan Menteri (RPM) Perhubungan tentang Penetapan Lokasi Bandar Udara

f. Hasil yang di harapkan

Hasil (produk) yang diharapkan dapat diperoleh dari pelaksanaan Studi Kelayakan bandar udara baru di Kabupaten Manggarai Timur ini adalah sebagai berikut:1. Hasil analisis dan evaluasi pemilihan lokasi bandar udara dari beberapa

alternatif bandar udara berdasarkan kajian kelayakan aspek pengembangan wilayah, ekonomi dan finansial, teknis pembangunan, pengusahaan jasa angkutan udara, operasional dan lingkungan;

2. Detail kajian kelayakan lengkap terhadap lokasi terpilih untuk pembangunan bandar udara;

3. Rencana pendahuluan (preliminary planning) dari alternatif lokasi bandar udara terpilih sebagai konsep pembangunan dan pengembangan bandar udara.

1.4. STANDAR DAN PERATURAN

Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan mengacu dan mengikuti peraturan-peraturan yang relevan terhadap perencanaan bandar udara yaitu ICAO, FAA dan IATA serta standar yang telah dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan kaidah-kaidah yang umum diterapkan, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan

2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaga Negara Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4075)

3. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan (Lembaga Negara Tahun 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4146)

4. Keputusan Menteri Perhubungan Udara Nomor : T.11/2/4-U tanggal 30 November 1960 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (CASR) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.22 Tahun 2002

5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 48 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum

6. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara Nomor SKEP/120/VI/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan Rencana Induk Bandar Udara

Bab 1 Pendahuluan 8

Page 9: Bab 1 Pendahuluan Cek

7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 20 Tahun 2005 SNI 03-7046-2004 tentang Terminal Penumpang Bandar Udara

8. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 21 Tahun 2005 SNI 03-7095-2005 tentang Marka dan Rambu Pada Daerah Pergerakan Pesawat Udara di Bandar Udara

9. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 22 Tahun 2005 SNI 03-7094-2005 tentang Rambu-Rambu di Terminal Bandar Udara

10. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 23 Tahun 2005 SNI 03-7051-2004 tentang Pemberian Tanda dan Pemasangan Lampu Halangan (obstacle lights) di Sekitar Bandar Udara

11. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM : 24 Tahun 2005 SNI 03-7067-2005 tentang Teknis Fasilitas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKPPK)

12. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 25 Tahun 2005 SNI 03-7066-2005 tentang Pemeriksaan Penumpang dan Barang Yang Diangkut Pesawat Udara di Bandar Udara

13. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 26 Tahun 2005 SNI 03-7050-2004 tentang Kriteria Penempatan Distance Measuring Equipment (DME)

14. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 27 Tahun 2005 SNI 03-7097-2005 tentang Peralatan Komunikasi Darat Udara Berfrekuensi Amat Tinggi (VHF-Air Ground) di Bandar Udara

15. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 28 Tahun 2005 SNI 03-7041-2004 tentang Kriteria Penempatan Rambu Udara Tak Terarah (Non Directional Beacom/NDB)

16. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 29 Tahun 2005 SNI 03-7047-2004 tentang Terminal Kargo Bandar Udara

17. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 30 Tahun 2005 SNI 03-7048-2004 tentang Kriteria Penempatan Fasilitas Komunikasi Darat Udara Berfrekuensi Amat Tinggi (VHF Air Ground/VHF-A/G)

18. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 31 Tahun 2005 SNI 03-7049-2004 tentang Perancangan Fasilitas Bagi Pengguna Khusus di Bandar Udara

19. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 32 Tahun 2005 SNI 03-7040-2004 tentang Kriteria Penempatan Pemancar Sinyal Ke Segala Arah Berfrekuensi Amat Tinggi (VHF Omnidirectional Range/VOR)

20. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 11 Tahun 2010 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional

21. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara Nomor SKEP/347/XII/1999 tentang Standar Rancang Bangun dan atau Rekayasa Fasilitas dan Peralatan Bandar Udara

Bab 1 Pendahuluan 9

Page 10: Bab 1 Pendahuluan Cek

22. Persyaratan/ketentuan teknis lainnya yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan

23. Persyaratan/ketentuan teknis yang dikeluarkan oleh ICAO, IATA, SNI dan organisasi Internasional lainnya yang relevan

1.5. BAGAN ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Perencanaan Bandar udara merupakan suatu pekerjaan yang kompleks, yang membutuhkan integrasi dari berbagi bidang. Dalam proses pembangunan dan pengembangan prasarana bandar udar pada umumnya dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: feasibility study, penetapan lokasi, master planning, AMDAL, sampai pada tahapan detailed engineering design. Dalam peoses pelaksanaannya, terdapat kasus-kasus perencanaan yang melibatkan banyak kepentingan atau berbagai kontroversi. Seperti dalam hal pembangunan bandar udara baru, diperlukan kesepakatan dari berbagai pihak, seperti pemerintah dan perusahaan penerbangan mengenai tujuan proyek, sistem transportasi, maupun kebijakan umum mengenai layaknya suatu bandar udara baru dibangun.

Sedangkan untuk kasus pengembangan bandar udara yang sudah ada biasanya tidak terdapat pertentangan pokok antara berbagai pihak yang berkepentingan karena sasarannya cukup jelas, yaitu peningkatan kemampuan sistem transportasi atau mutu pelayanan dalam mengantisipasi peningkatan permintaan jasa transportasi di masa depan.

Maka proses perencanaan fasilitas bandar udara benar-benar membutuhkan keahlian yang kapabel, yang mampu menghasilkan produk perencanaan sesuai dengan kriteria-kriteria teknis di bidang kebandarudaraan yang berlaku secara internasional yang dibakukan oleh ICAO (International Civil Aviation Organization) dan merujuk kepada standar peraturan perundangan yang berlaku. Dengan memperhatikan tingkat kepentingan pengembangan bandar udara di wilayah Kabupaten Manggarai Timur, maka seyogyanya proses perencanaan yang diperlukan tersebut dapat dilaksanakan secara terpadu dalam satu paket pekerjaan agar dapat diperoleh hasil yang optimal, efiasien dan dalam jangka waktu yang lebih singkat.

Tabel 1.1 Proses Pembangunan/Pengembangan Bandar Udara

Bab 1 Pendahuluan 10

Page 11: Bab 1 Pendahuluan Cek

Proses penyusunan Studi Kelayakan Bandar Udaara Baru di Kabupaten Manggarai Timur ini akan dijabarkan melalui pendekatan Problem Oriented Approach seperti tertuang dalam gambar 1.1. dan gambar 1.2. dari alur pemikiran dan bagan alir tersebut yang dapat dipahami bahwa bagian dari proses yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada dan merumuskan tujuan proyek, serta pengembangan pemecahan permasalahan.

Bab 1 Pendahuluan 11

NO URAIAN KEGIATAN

Survey Pemilihan Lokasi & Studi Kelayakan1.

SK. Penunjukan Lokasi2.Permohonan Penetapan Lokasi Bandar Udara3.Rekomendasi Penetapan Lokasi dari Gubernur4.Evaluasi Permohonan Penetapan Lokasi5.

SK. Penetapan Lokasi6.

Penguasaan Lahan bandara7.

Rancangan Awal & Rancangan Teknis Terinci9.

Studi Lingkungan (AMDAL)10.

SK. Rencana Induk Bandara11.

SK. Izin Pembangunan12.Evaluasi Hasil Pembangunan dan Penyiapan Fasilitas Bandara Udara

13.

Sertifikat Operasi Bandar Udara14.

SK. Pengoperasian Bandar Udara15.

PENYELENGGARA (PEM. KOTA) BUPATI/WALIKOTA GUBERNUR DITJEN HUBUD MENTERI

PERHUBUNGAN

(Kategori : Bandar Udara Bukan Pusat Penyebaran yang Ruang Udara di Sekitarnya Tidak Dikendalikan)

Studi Rencana Induk8.

Page 12: Bab 1 Pendahuluan Cek

Gambar. Alur Pemikiran Pekerjaan Studi Kelayakan Bandar Udara Baru

Bench Marking : Rencana pengembangan sistem transportasi udara mengikuti kebijakan yang telah ditetapkan (cita-cita) oleh Pemerintah Pusat/ Daerah sesuai rencana pengembangan wilayah.

Trencd/ Growth : Rencana pengembangan sistem transportasi udara mengikuti trend dari pertumbuhan (jumlah penduduk, tingkat kesejahteraan penduduk, konsentrasi/ distribusi penduduk dan aksesibilitas).

Kombinasi : Rencana pengembangan sistem transporatasi udara mengikuti kebijakan yang ada dengan memperhatikan trend / growth.

Bab 1 Pendahuluan 12

Page 13: Bab 1 Pendahuluan Cek

Gambar. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Studi Kelayakan Bandar Udara Baru

Bab 1 Pendahuluan 13