bab. i pendahuluan - · pdf fileperalatan gambar yang memenuhi syarat untuk menggambar...

94
Modul BGN.GAR.002.A 1 BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Dalam modul ini Anda akan mempelajari pekerjaan menggambar konstruksi dinding bata/bataco yang biasanya ada pada gambar denah dan potongan bangunan yang memakai kostruksi bata/bataco. Pada modul ini mencerminkan pemahaman tentang gambar konstruksi dinding dari bata/bataco, lengkap dengan persyaratan-persyaratan struktur maupun konstruksinya. Apabila Anda telah mempelajari dan menguasai modul ini, maka Anda diharapkan dapat melakukan penggambaran konstruksi bata/bataco yang dilakukan di studio gambar maupun di tempat lain. B. Prasyarat. Untuk mempelajari modul ini dalam proses pemelajaran siswa harus: Menguasai Modul sebelumnya, yaitu BGN.BPG.001.A Menggambar Gambar Proyeksi Bangunan Mempunyai modul Peralatan gambar yang memenuhi syarat untuk menggambar teknik Cakap jujur dan bertanggung jawab. C. Petunjuk Penggunaan Modul. Modul ini berisikan kigiatan-kegiatan pemelajaran atau informasi pengetahuan yang berkaitan dengan menggambar konstruksi bata/bataco. Untuk mempermudah didalam mempelajari modul ini, maka diharapkan siswa membaca dengan baik petunjuk penggunaan modul ini baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus, berikut ini:

Upload: trinhnhan

Post on 04-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Modul BGN.GAR.002.A 1

BAB. I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Dalam modul ini Anda akan mempelajari pekerjaan menggambar konstruksi

dinding bata/bataco yang biasanya ada pada gambar denah dan potongan

bangunan yang memakai kostruksi bata/bataco. Pada modul ini

mencerminkan pemahaman tentang gambar konstruksi dinding dari

bata/bataco, lengkap dengan persyaratan-persyaratan struktur maupun

konstruksinya. Apabila Anda telah mempelajari dan menguasai modul ini,

maka Anda diharapkan dapat melakukan penggambaran konstruksi

bata/bataco yang dilakukan di studio gambar maupun di tempat lain.

B. Prasyarat.

Untuk mempelajari modul ini dalam proses pemelajaran siswa harus:

Menguasai Modul sebelumnya, yaitu BGN.BPG.001.A Menggambar

Gambar Proyeksi Bangunan

Mempunyai modul

Peralatan gambar yang memenuhi syarat untuk menggambar teknik

Cakap jujur dan bertanggung jawab.

C. Petunjuk Penggunaan Modul.

Modul ini berisikan kigiatan-kegiatan pemelajaran atau informasi

pengetahuan yang berkaitan dengan menggambar konstruksi bata/bataco.

Untuk mempermudah didalam mempelajari modul ini, maka diharapkan

siswa membaca dengan baik petunjuk penggunaan modul ini baik yang

bersifat umum maupun yang bersifat khusus, berikut ini:

Modul BGN.GAR.002.A 2

1. Petunjuk Bagi Siswa.

a. Pelajarilah daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat

dan teliti. Pada skema modul akan terlihat kedudukan modul yang

sedang dipelajari dengan modul-modul yang lain.

b. Lengkapilah peralatan dan bahan yang akan dipakai serta

persiapkanlah peralatan untuk dalam keadaan siap dipakai.

c. Kerjakanlah soal-soal dalam cek kemampuan untuk mengukur

pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa/pengguna modul.

d. Pahamilah uraian materi yang akan menunjang dalam penguasaan

suatu pekerjaan dengan membaca secara teliti. Kemudian kerjakan

tes formatif.

e. Apabila dari soal dalam tes formatif siswa/pengguna modul telah

70% menjawab dengan benar, maka siswa/pengguna dapat

langsung mengerjakantugas selanjutnya. Tetapi apabila hasil

jawaban siswa pengguna modul tidak mencapai 70% benar, maka

siswa/pengguna harus mengikuti kegiatan pemelajaran dalam modul

ini.

f. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan

benar.

g. Kerjakanlah tugas tersebut dengan baik dan bilamana perlu

konsultasikan hasil tersebut pada guru/ instruktur.

h. Catatlah kesulitan yang ditemukan dalam modul ini untuk ditanyakan

pada guru pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi lainnya

yang berhubungan dengan materi modul ini agar siswa/pengguna

modul mendapatkan tambahan pengetahuan.

Modul BGN.GAR.002.A 3

2. Petunjuk Bagi Guru/Tutor.

Dalam penyelesaian modul ini, guru bertindak sebagai tutor yang

mendampingi siswa dalam menyelesaikan modul ini, beberapa hal yang

perlu dilakukan ialah:

a. Membantu siswa membuat perencanaan kegiatan belajar.

b. Membantu siswa bila mengalami kesulitan/hambatan dalam

menyelesaikan modul ini.

c. Membantu koordinasi siswa dalam mempergunakan fasilitas jurusan

atau fasilitas yang lainnya.

d. Sebagai tutor, guru jangan berlebihan dalam memberikan

penjelasan, ingat kegiatan ini unttuk mengarahkan siswa dapat

belajar mandiri. Penjelasan cenderung bersifat mengarahkan bukan

menuntaskan sebagaimana saat mengajar.

e. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja

untuk membantu jika diperlukan.

f. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap dan ketrampilan dari

kompetensi yang perlu diadakan perubahan dalam rencana

pemelajaran selanjutnya.

g. Mencatat pencapaian kemajuan siswa.

h. Setelah siswa selesai dan siap diuji, maka tugas guru/tutor adalah

menguji kompetensi siswa sebagai wujud penguasaan materi modul.

D. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat:

Menggambar perkuatan dinding/pilaster.

Menggambar isometri Ikatan Tegak.

Menggambar isometriIkatan Silang.

Menggambar isometri Ikatan Vlaams.

Menggambar isometriIkatan Rantai.

Modul BGN.GAR.002.A 4

E. Kompetensi

KOMPETENSI : Menggambar Konstruksi Bata/Batako

KODE : BGN. GAR. 002 A

DURASI PEMELAJARAN : 120 Jam @ 45 menit

LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G

2 1 1 1 2 1 2

KONDISI KINERJA

1. Unit ini berlaku untuk penggambaran konstruksi bata/ batako yang dilakukan di studio gambar maupun di

tempat lain.

2. Tersedia standar gambar yang berlaku di perusahaan.

3. Tersedia buku peraturan dan gambar bangunan terkait yang berlaku di perusahaan.

4. Tersedia peralatan gambar manual dan komputer.

5. Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya:

BGN. GPG. 001 A Menggambar Gambar Proyeksi Bangunan

Modul BGN.GAR.002.A 5

SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

1. Melakukan

pekerjaan persiapan

menggambar

konstruksi.

Peralatan gambar yang

akan dipakai disiapkan. Skala, ukuran kertas,

dan format gambar

dikenali. Jenis-jenis ikatan bata/

batako dipahami. Persyaratan perkuatan

dinding dari bata/

batako (sloof, kolom praktis, balok cincin)

dipahami. Konstruksi bukaan pada

dinding, balok latai, rollaag dari bata

dipahami.

Dimensi bahan, persyaratan komposisi

campuran aduk, persyaratan tebal siar

dan tebal plesteran

dipahami.

Pamahaman tentang

konstruksi dinding dari bata/ batako,

lengkap dengan

persyaratan-persyaratan struktur

maupun konstruksinya.

Bekerja dengan

rapi dan bersih Bekerja dengan

ketelitian dan

ketepatan ukuran Menghargai

produktifitas dalam bekerja

Efisien dan

optimal dalam bekerja

Menghargai mutu hasil pada setiap

langkah kerjanya Bersikap positif

dan terbuka

terhadap penilaian hasil

pekerjaan oleh atasan

Memahami standar

gambar yang berlaku di

perusahaan.

Memahami konstruksi ikatan

bata/ batako. Memahami

persyaratan-

persyaratan struktur atau

perkuatan dinding dari bata/batako.

Memahami konstruksi bukaan

pada dinding, balok

latai, rollaag dari bata dipahami

Memahami dimensi bata/batako,

persyaratan

komposisi campuran aduk,

persyaratan tebal siar dan tebal

plesteran.

Memahami skala, ukuran kertas, dan

format gambar.

Memilih peralatan /

perlengkapan dan media gambar

untuk menggambar

konstruksi dinding dari bata/ batako

baik alat gambar manual atau

digital/komputer.

Melakukan pemeriksaan dan

perbaikan peralatan /

perlengkapan yang rusak bila

diperlukan.

Modul BGN.GAR.002.A 6

SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

2. Menggambar dinding dari bata/

batako untuk

penggambaran denah bangunan.

Garis dinding dari bata/ batako digambar pada

denah sesuai tata letak

yang diberikan atasan dengan ketebalan

dinding 15 cm kecuali ada petunjuk lain atau

menurut standar ketebalan yang berlaku.

Garis dinding dibuat 4

garis lengkap dengan plesteran atau cukup 2

garis tergantung dari skala penggambaran

yang dipakai (skala

plotting) dan sesuai dengan standar

perusahaan. Notasi dinding

digambar dengan benar dan rapi.

Kolom praktis digambar

pada tiap-tiap ujung atau pertemuan dua

bidang dinding atau lebih, dan/ atau

sedemikian rupa

sehingga membagi luas bidang dinding

maksimal 12 m2 persegi atau maksimal

jarak 3 m atau menurut

petunjuk atasan.

Pekerjaan menggambar dinding

bata/ batako beserta

kolom-kolom praktis sebagai perkuatan

dinding pada gambar denah bangunan.

Bekerja dengan rapi dan bersih

Bekerja dengan

ketelitian dan ketepatan ukuran

Menghargai produktifitas

dalam bekerja Efisien dan

optimal dalam

bekerja Menghargai mutu

hasil pada setiap langkah kerjanya

Bersikap positif

dan terbuka terhadap

penilaian hasil pekerjaan oleh

atasan

Memahami konstruksi bata/

batako, lengkap

dengan persyaratan-

persyaratan struktur maupun

konstruksinya. Memahami tata

cara untuk

menggambar dinding dari bata/

batako pada penggambaran

denah bangunan.

Memahami skala, ukuran kertas, dan

format gambar.

Menggambar dinding bata/

batako beserta

kolom-kolom praktis sebagai

perkuatan dinding pada gambar

denah bangunan menggunakan alat

gambar manual

dan atau komputer.

Modul BGN.GAR.002.A 7

SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

3. Menggambar potongan dinding

dari bata/ batako

pada gambar potongan

bangunan.

Potongan dinding dari bata/ batako digambar

lengkap dengan ikatan

beton bertulang di bagian bawah (

pondasi,balok sloof, lantai, trassraam) dan

di bagian atas (balok ring, pelat lantai /

langit-langit).

Garis dinding dibuat 4 garis lengkap dengan

plesteran atau cukup 2 garis tergantung dari

skala penggambaran

yang dipakai (skala plotting) dan sesuai

dengan standar perusahaan.

Notasi dinding digambar dengan benar dan rapi,

termasuk notasi dan

ketinggian adukan trasraam

Pekerjaan menggambar

konstruksi dinding

bata/ batako pada gambar potongan

bangunan.

Bekerja dengan rapi dan bersih

Bekerja dengan

ketelitian dan ketepatan ukuran

Menghargai produktifitas

dalam bekerja Efisien dan

optimal dalam

bekerja Menghargai mutu

hasil pada setiap langkah kerjanya

Bersikap positif

dan terbuka terhadap

penilaian hasil pekerjaan oleh

atasan

Memahami konstruksi bata/

batako, lengkap

dengan persyaratan-

persyaratan struktur maupun

konstruksinya. Memahami tata

cara untuk

menggambar dinding dari bata/

batako pada gambar potongan

bangunan.

Memahami skala, ukuran kertas, dan

format gambar.

Menggambar konstruksi dinding

bata/ batako pada

gambar potongan bangunan.

menggunakan alat gambar manual

dan atau komputer.

Modul BGN.GAR.002.A 8

SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

4. Menggambar aksonometri ikatan

bata/ batako pada

dinding setengah batu, dinding satu

batu, kolom satu batu (pilaster),

rollaag dan balok latai.

Aksonometri ikatan bata/ batako pada

dinding setengah batu,

dinding satu batu, kolom satu batu

(pilaster) digambar dengan ukuran bata

standar dan dengan ikatan antar bata yang

saling mengikat (tidak

ada siar vertikal yang segaris) dengan tebal

siar 1 cm atau sesuai arahan atasan.

Aksonometri ikatan

Pekerjaan menggambar

aksonometri ikatan

bata/ batako pada: Dinding setengah

batu.

Dinding satu batu.

Pilaster / kolom

satu batu. Rollaag Balok latai

Bekerja dengan rapi dan bersih

Bekerja dengan

ketelitian dan ketepatan ukuran

Menghargai produktifitas

dalam bekerja Efisien dan

optimal dalam

bekerja Menghargai mutu

hasil pada setiap langkah kerjanya

Bersikap positif

Memahami konstruksi ikatan

pasang bata/

batako. Memahami tentang

pilaster, rollaag, dan balok latai.

Memahami tentang sistem dimensi

Mengenali istilah-

istilah arsitektural dan struktural

Memahami tentang operasi matematika

dasar

Menggambar aksonometri

konstruksi bata/

batako (sekaligus susunannya)

dengan benar pada dinding setengah

batu, dinding satu batu, kolom satu

batu (pilaster),

rollaag dan balok latai menggunakan

alat gambar manual dan atau

komputer.

Modul BGN.GAR.002.A 9

SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

bata/ batako pada rollaag digambar

dengan posisi dan

susunan yang benar dengan ikatan yang

mengandalkan kekuatan geser adukan

dengan bata. Aksonometri ikatan

bata/ batako pada

balok latai digambar dengan beberapa

kemungkinan (sesuai dengan kebutuhan),

baik lengkung maupun

datar, dengan susunan bata dan tebal siar

yang benar yang mengandalkan

kekuatan geser adukan dengan bata.

dan terbuka terhadap

penilaian hasil

pekerjaan oleh atasan

Menghitung menggunakan

pecahan, desimal,

persen Mengkonversikan

skala, pecahan dan desimal

Menghitung luas dari berbagai

bentuk/geometri

Modul BGN.GAR.002.A 10

SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN

SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN

5. Membereskan gambar.

Garis-garis bantu penggambaran

dibersihkan.

Gambar detail dilengkapi dengan

keterangan-keterangan tambahan seperti judul

gambar dan skala. Kop gambar dibuat

atau disesuaikan

dengan isi gambar. Peralatan gambar

dibereskan, dirapikan dan disimpan.

Pemeriksaan hasil penggambaran, garis-

garis bantu

penggambaran dibersihkan, penulisan

keterangan dan pembuatan kop

gambar. Penyusunan dan

penyimpanan hasil

gambar. Pekerjaan

membersihkan dan menyimpan peralatan

kerja menggambar

setelah digunakan.

Bekerja dengan rapi dan bersih

Bekerja dengan

ketelitian dan ketepatan ukuran

Menghargai produktifitas

dalam bekerja Efisien dan

optimal dalam

bekerja Menghargai mutu

hasil pada setiap langkah kerjanya

Bersikap positif

dan terbuka terhadap

penilaian hasil pekerjaan oleh

atasan

Memahami sumber informasi yang

berkenaan dengan

membereskan pekerjaan setelah

menggambar konstruksi lantai

bangunan.

Memeriksa hasil gambar,

menghapus garis-

garis bantu, penulisan

keterangan dan pembuatan kop

gambar. Menyusun dan

menyimpan hasil

gambar. Membersihkan

merapikan kembali dan menyimpan

peralatan

menggambar setelah digunakan.

Modul BGN.GAR.002.A 11

E. Cek Kemampuan.

Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah Anda miliki, maka isilah Cek Lis (√) seperti pada tabel di bawah ini

dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan:

Pertanyaan Saya dapat melakukan

pekerjaan ini dengan kompeten

Bila jawaba ‚“ya“

kerjakan

Apakah Anda memahami persyaratan-

persyaratan struktur atau perkuatan

dinding dari bata/batako

Apakah Anda memahami gambar

konstruksi bukan pada dinding balok latei,

roolag dari bata.

Apakah Anda memahami penggambaran

dimensi bata/batako, persyaratan

komposisi campuran aduk, persyaratan

tebal siar dan tebal plesteran.

Apakah Anda memahami gambar

konstruksi bata/batako, lengkap dengan

persyaratan-persyaratan struktur maupun

konstruksinya.

Tes Fomatif 1

Tes Formatif 2

Modul BGN.GAR.002.A 12 12

BAB. II PEMELAJARAN

A. Rencana Belajar Siswa/Pengguna Modul.

Kompetensi : Menggambar Konstruksi Bata/Batako

Sub Kompetensi : 1. Melakukan pekerjaan persiapan menggambar

Konstruksi.

2. Menggambar dinding dari bata/batako untuk

penggambaran denah bangunan.

3. Menggambar potongan dinding dari bata/batako

pada gambar potongan bangunan.

4. Menggambar aksonometri ikatan bata/batako

pada dinding setengah batu, dinding satu batu,

kolom satu batu (pilaster), rollag dan balok latai.

Jenis Kegiatan

Tanggal

Waktu

Tempat Belajar

Alasan Perubahan

Paraf Guru

Modul BGN.GAR.002.A 13 13

B. Kegiatan Belajar

Kegiatan Belajar 1: Melakukan Pekerjaan Persiapan

Menggambar Konstuksi

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan Anda dapat:

- Menggambar perkuatan dinding/pilaster.

b. Uraian Materi

Pasangan Batu Bata

Dinding dari tembok batu bata mempunyai keuntungan dari pada dinding

dari papan, ia tidak mudah rusak karena dimakan rayap, rapat udara dan

rapat pengaruh iklim. Sebaliknya kerugian dinding tembok batu bata ialah

tidak dapat dipindah-pindah dan dapat menerima beban berat.

Tembok batu bata dapat merupakan tembok pemikul maupun hanya

merupakan pengisi dinding belaka.

Pada gedung-gedung tua tembok-tembok bata merupakan tembok pemikul

konstruksi juga. Untuk bangunan kuno bertingkat, tebal tembok tergantung

pada banyaknya tingkat gedung. Bagian lantai terbawah biasanya 2 x 3

batu, lantai kedua 2 batu, lantai ketiga 1 batu dan seterusnya.

Dengan beton bertulang dapat dicapai segala bentuk arsitektur yang kita

kehendaki.

Untuk tiap-tiap m³ pasangan dari bata diperlukan sebanyak 500 -600 biji

batu bata, sedangkan bobot isi bata adalah antara 1700 – 1800 kg per m³.

Untuk memasang bata dihubungkan satu dengan lainnya dengan bahan

perekat yang disebut luluh atau adukan atau mortel atau spesi, yang

umumnya di Indonesia terdiri dari bahan kapur, semen merah dan pasir,

Modul BGN.GAR.002.A 14 14

tau PC dan pasir dalam perbandingan tertentu setebal 1 cm, sihingga

merupakan suatu kesatuan yang kokoh.

I. PENGERTIAN DAN FUNGSI PASANGAN BATU BATA:

1.1. Pengertian Pasangan Batu Bata:

Merupakan susunan batu bata yang teratur dan tertentu

dalam arah memanjang, mendatar maupun vertical oleh spesi

dengan perbandingan campuran tertentu.

1.2. Fungsi pasangan batu bata:

a. Sebagai pondasi

b. Sebagai dinding

c. Sebagai lantai

d. Sebagai pilar dan sebagainya.

II. MENGGAMBAR PASANGAN BATU BATA SEBAGAI DINDING:

2.1. Syarat-syarat menggambar pasangan dinding batu bata:

a. Menurut Fungsi dinding:

Sebagai pemisah ruang jika tebalnya ½ bata

dan untuk pemikul beban minimal tebal 1 bata

atau tergantung pada besarnya beban.

b. Batu bata harus dipasang dengan perbandingan yang baik.

Pada konstruksi dinding, batu bata harus dipasang dengan baik.

Dengan siar vertical tidak boleh ada yang menerus dalam dua

lapisan bata, sedang siar yang datar harus lurus dengan tebal

yang sama.

c. Mortel untuk pasangan tembok kamar mandi, tempat cuci dan

sebagainya harus rapat air dengan campuran mortel 1 PC : 3

PS, sedangkan untuk dinding bagian bawah mulai dari lantai

hingga setinggi 0.20 m dibuat trasram dengan mortel rapat air

1 PC : 2 PS.

Modul BGN.GAR.002.A 15 15

d. Lebar siar 0.8 – 1.2 cm pada pasangan biasa

dan 2.00 cm pada pelengkung.

e. Tebal plesteran rata-rata 2 cm setelah kering

dengan campuran mortelnya 1 KP : 1 SM : 1 PS atau 1 PC : 3

PS.

Untuk bak mandi dan saluran dipakai campuran

1 PC : 3 PS.

f. Setiap hari tidak boleh dipasang lebih dari 1.2 m

pasangan batu bata, karena bila tinggi pasangan

lebih dari 1.2 m dengan siar yang masih basah

maka pasangan tersebut akan rusak.

2.2. Ikatan Batu Bata:

Mengingat tebal siar, maka perbandingan ukuran tebal, lebar dan

panjang adalah sebagai berikut:

Sebagai tebal bata = 5 cm

Lebar menjadi : 2 x 5 + siar 1 cm = 11 cm

Panjang bata ; 2 x lebar + siar 1 cm =

(2 x 11) + 1 = 23 cm

Untuk menyusun pasangan batu bata diperlukan beberapa bata

potongan yang terdiri sebagai berikut:

a. bata utuh = bujur = 2 kepala + siar tegak.

b. ¾ bata = bata dengan panjang ¾ bata utuh.

c. ½ bata = bata dengan panjang ½ bata utuh.

d. ¼ bata = bata dengan panjang ¼ bata utuh.

e. ½ kepala = bata panjang utuh lebar ½ nya.

Modul BGN.GAR.002.A 16 16

Ada tiga macam siar untuk menyusun bata:

1. Siar lintang

2. Siar bujur, siar datar dan

3. Siar tegak yang sejenis siar lintang.

Syarat-syarat siar (isian):

1. Siar datar dengan ukuran sebesar 1 – 1.5 cm.

2. Siar lintang tidak boleh segaris dari lapisan atas dan lapisan

bawahnya.

3. Siar tegak juga tidak boleh terdapat segaris dari atas ke bawah.

Akibat dari siar lintang dan siar tegak yang segaris ke bawah

pada tembok dukung akan menjadi turun (melesak) ke bawah

akibat beban dari atas GB. 2.1.

Modul BGN.GAR.002.A 17 17

GB. 2.1.

Adanya siar yang bergeser antara lapis atas dan di bawahnya, beban

dibagi kepada lapisan di bawahnya menurut garis pancaran

tegangan.

GB. 2.2.

Yang dimaksud dengan kekuatan tembok disini adalah kemampuan

berdirinya tembok dengan ada muatan di atasnya tetap tegak dan

kokoh serta mantap (stabil).

Modul BGN.GAR.002.A 18 18

Kekuatan tembok diperoleh dari:

1. Cara menyusun bata dengan aturan yang telah ditentukan.

2. Adukan yang dipakai untuk melekatkan antara bata yang satu

dengan yang lain yang akan mengeras menjadi sekeras seperti

bata yang disusun.

3. Plesteran (lepa) yang menutup susunan batanya.

Macam susunan bata yang biasa dipakai dan menurut

Konstruksi bangunan terdiri dari:

1. Susunan tembok ½ bata (tembok lapis dan sebagai pengisi).

2. Susunan ikatan tegak/berdiri untuk tebal tembok 1 bata atau

lebih.

3. Susunan ikatan silang untuk tebal tembok 1 bata atau lebih tebal.

4. Susunan ikatan rantai untuk tebal tembok tebal 1 bata.

2.3. Ikatan ½ Bata:

Tembok dengan tebal lapisan ½ bata. Siar lintang lapisan bawah

dan diatasnya meloncat atau menggeser ½ bata.

GB. 2.3

Modul BGN.GAR.002.A 19 19

GB. 2.3.

Modul BGN.GAR.002.A 20 20

Pada pemberhentian pasangan misalnya hari telah petang dan

pasangan telah mencapai tinggi kurang lebih 1 m, maka

pemberhentian ini berbentuk gigi bertangga atau menjatuh, dapat

juga berbentuk gigi berdiri atau gigi tegak.

Penyusunan bata pada denah rumah akan berbentuk sudut siku,

sudut lancip, sudut tumpul. Disamping itu terdapat pertemuan siku,

pertemuan miring dan berbentuk potongan siku atau potongan

miring. GB 2.4 s/d GB. 2.7.

Modul BGN.GAR.002.A 21 21

GB. 2.4.

PASANGAN PADA PERSILANGAN TEMBOK

Modul BGN.GAR.002.A 22 22

GB. 2.5.

Modul BGN.GAR.002.A 23 23

GB. 2.6.

Modul BGN.GAR.002.A 24 24

GB. 2.7.

Tembok dengan tebal lapisan ½ bata tidak boleh sebagai tembok

dukung. Karena itu tembok semacam ini harus dipertebal.

Pertebalan tembok ditempatkan pada sudut, kurang lebih 12 m².

Sehingga jarak pertebalan antara 2½ - 3½ m. Pertebalan tembok

dibuat antara 1½ bujur = 3 k atau lebih. GB. 2.8. s/d gb. 2. 15.

Modul BGN.GAR.002.A 25 25

GB. 2.8.

Modul BGN.GAR.002.A 26 26

Modul BGN.GAR.002.A 27 27

GB. 2.9.

Modul BGN.GAR.002.A 28 28

GB. 2.10.

Modul BGN.GAR.002.A 29 29

GB. 2.11.

Modul BGN.GAR.002.A 30 30

GB. 2.12.

Modul BGN.GAR.002.A 31 31

GB. 2.13.

Modul BGN.GAR.002.A 32 32

GB. 2.14.

Modul BGN.GAR.002.A 33 33

GB. 2.15.

Modul BGN.GAR.002.A 34 34

Lebih baik dan banyak dilaksanakan ialah dengan kolom beton

bertulang.

Kadang-kadang pada tembok dengan tebal lapisan 1 bata kalau

diperlukan dapat dibuat dengan pertebalan pada tempat yang

mendapat beban dari atas kuda-kuda misalnya. Akan tetapi

pertebalan, semacam ini dibuat apabila dipandang sangat perlu.

Kelemahan perkuatan tembok dengan pilar bata:

1. Bidang tembok tidak merupakan bidang yang rata.

2. Mengurang luas ruangan apabila pilar dibuat pada bagian

dalam dan pada tembok dalam.

3. Dipandang mata tidak menyenangkan karena adanya bidang-

bidang yang menonjol.

4. Kurang dapat dipertanggungjawabkan kekuatannya sebagai

tembok dukung.

Dengan alasan tersebut di atas untuk menggantikan pilar dari bata

dipergunakan beton bertulang sebagai perkuatan berdirinya

tembok.

Beton bertulang merupakan rangka yang dibuat bersamaan

pengeRjaan pasangan bata yang terdiri dari:

1. Balok sloof (praktis) terletak di atas pondasi di bawah lantai

keliling tiap-tiap ruangan sepanjang tembok.

2. Kolom-kolom (praktis) didirikan setiap luas bidang tembok 12

m² dengan jarak kolom 3-4 m, sudut pertemuan dan

persilangan.

3. Balok cincin pada tembok yang terletak pada tembok atas yang

menghubungkan antara kolom, di bawah pemasangan kuda-

kuda sekeliling tiap ruangan.

4. Balok cincin antara, apabila tinggi tembok lebih dari 4 m, yang

diletakkan di atas pintu/jendela, yang merupakan balok latei.

GB. 2.16.

Modul BGN.GAR.002.A 35 35

balok beton bertulang (sloof praktis)

kolom(praktis)

kolom(praktis)

kolom(praktis)

balok cincin

3-4 m

Beton bertulang baik berupa balok sloof, kolom, maupun balok

cincin serta balok latei (praktis) berukuran setebal bata dan

umumnya berbentuk bujur sangkar 12/12 s/d 15/15 cm.

Tulang bujur menggunakan baja tulangan Φ 10 atau Φ 12

mm (⅜ atau ½”) diikat dengan sengkang (begel) Φ 6 (½”) jarak

15 sampai 20 cm.

Campuran beton yang digunakan 1 pc : 2 ps : 3 kr.

Modul BGN.GAR.002.A 36 36

Cara pelaksanaan dan pengejaan beton bertulang sesuai dengan

Peraturan Beton Bertulang Indonesia.

Balok sloof dicor setelah pondasi di bawahnya selesai. Sebelum

dicor dan dipasang tulangan beton dibuat acuan (cetakan) terlebih

dahulu. Konstruksi acuan dibuat sederhana terdiri dari dua lembar

papan (2/15) dirangkai dengan papan kecil jarak 50-60 cm.

Acuan tidak harus kuat, cukup apabila beton dicor tidak berubah

dan bergeser. Acuan dapat dibongkar 2-3 hari setelah beton dicor.

Pengecoran kolom beton bertulang dapat sesudah atau sebelum

bata dipasang. Apabila batang dipasang terlebih dahulu, maka

pemasangan bata juga dari sudut tembok disamping kolom.

Mula-mula dipasang profil sebagaimana biasa yaitu dibuat tegak

lurus sebagai tarikan benang.

Tinggi pasangan bata kurang lebih 1 m, kemudian kolom dicor

setinggi pasangan bata tersebut.

Jika kolom dicor lebih dahulu, maka sebelumnya dimana tempat

yang akan dipasang bata perlu dipasang angker (stek) dari baja

beton Φ 6 mm (¼”) keluar dari bidang sisi beton 20-25 cm. Jarak

stek kurang lebih 50 cm.

GB. 2.17.

Modul BGN.GAR.002.A 37 37

GB. 2.17

Pada pertemuan tembok serta persilangan juga diperkuat dengan

kolom.

Pada tembok yang tingginya 4 m lebih perlu diletakkan balok cincin

antara untuk memperkuat berdirinya tembok serta membagi beban

dari atas keseluruh bidang tembok di bawahnya.

Balok cincin antara diletakkan menjadi satu di atas pintu atau

jendela sebagai balok latei. Bahkan pada bangunan yang

menggunakan luifel beton bertulang balok latei juga sebagai balok

luifel dengan menambah ukuran tinggi balok serta banyaknya

tulangan.

Balok cincin antara diletakkan keliling seluruh dinding.

Penulangannya serupa dengan tulangan yang telah dijelaskan

sebelumnya.

Modul BGN.GAR.002.A 38 38

C. Rangkuman.

Tembok dengan tebal lapisan ½ bata. Siar lintang lapisan bawah dan

diatasnya meloncat atau menggeser ½ bata.

d. Tes Formatif.

Dari sketsa gambar lapis 1 dan lapis 2 berikut, gambar lapis 1, lapis 2,

tampak depan, dan isometri di kertas HVS dengan Ikatan½ Bata cara 1,

yaitu lapis 1 diawali dengan kop.

Modul BGN.GAR.002.A 39 39

f. Kunci Jawaban.

Modul BGN.GAR.002.A 40 40

g. Tugas.

Dari sketsa gambar denah, tampak depan berikut, gambarkan:

Penulangan Portal Gambar tersebut.

Modul BGN.GAR.002.A 41 41

h. Lembar Kerja.

1) Alat

Meja gambar 1 unit.

Pensil mekanik 0,5 HB 1 bh.

Rapido 0,1 , 0,3 dan 0,5 masing-masing 1bh.

Sablon huruf 3 mm, 5 mm, 10 mm masing-masing 1 bh.

Jangka 1 set.

Silet.

2) Bahan

Kertas kalkir ukuran A3, 80 gr, 1 lembar.

Tinta rapido warna hitam.

Karet penghapus pensil-tinta 1 bh.

Isolasi kertas.

3) Keselamatan Kerja

Pergunakan peralatan sesuai fungsinya.

Penerangan ruangan harus cukup.

Kerjakan dengan hati-hati.

4) Langkah Kerja

Menyiapkan segala peralatan dan bahan.

Kertas kalkir A3 yang telah ditempel di meja gambar setengah

bagian kiri untuk menggambar daun jendela dan di bagian kanan

untuk menggambar detailnya.

Tahap pertama membuat sumbu x, sumbu y dan sebagai

pertolongan dalam menggambar .

Menggambar sloof dengan ukuran 30/40, selimut beton 3 cm,

jarak begel ¼l dekat tumpuan 10 cm dan jarak begel ¼l di

lapangan (tengah) 15 cm.

Modul BGN.GAR.002.A 42 42

Menggambar kolom dengan ukuran 30/30, selimut beton 3

cm, jarak begel ¼l dekat tumpuan 10 cm dan jarak begel

¼l di lapangan (tengah) 15 cm.

Menggambar balok dengan ukuran 25/35, selimut beton 3

cm, jarak begel ¼l dekat tumpuan 10 cm dan jarak begel

¼l di lapangan (tengah) 15 cm.

Gunakan diameter tulangan 12 mm dan diameter begel 6

mm.

Lengkapilah dimensi tulangan dengan sablon yang sesuai.

Lengkapilah juga dengan simbol-simbol dan keterangan–

keterangan yang diperlukan.

Buatlah garis tepi dan lengkapilah dengan kolom nama.

Bersihkan lembar gambar dari coretan pensil yang tidak

terpakai dan kotoran yang menempel.

5) Kunci Hasil Kerja.

Modul BGN.GAR.002.A 43 43

Kegiatan Belajar 2: Menggambar Dinding dari Bata/Batako

untuk Penggambaran Denah Bangunan

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan Anda dapat:

- Menggambar isometri ikatan tegak.

b. Uraian Materi

2.4. Menggamabr Isometri Ikatan Berdiri/Ikatan Tegak.

Salah satu cara yang banyak digunakan untuk membuat tembok

adalah ikatan berdiri atau ikatan tegak. Tembok untuk ikatan berdiri

mempunyai tebal lapisan 1 bata atau lebih dengan 2 macam lapisan

ialah lapisan bujur dan lapisan kepala. Jika bata yang disusun tampak

sisi muka bata yang tampak merupakan bata utuh disebut lapis bujur,

dan bila tampak muka batu bata yang disusun menjadi ukuran

lebarnya maka disebut lapisan kepala.

Panjang tembok jika dibagi dengan lebar bata akan terdapat jumlah k

(= kepala). Ini akan terdapat jumlah k genap dan jumlah k gasal,

karena jumlah ini akan menentukan cara menyusunnya. GB. 2.5.1.

Modul BGN.GAR.002.A 44 44

Jumlah - 13 k - Ganjil

GB. 2.5.1

Modul BGN.GAR.002.A 45 45

Pada sudut tembok, pertemuan dan potongan pada lapisan bujur

berjalan terus diawali dan diakhiri ¾ bata. Untuk lapisan kepala bata

dipasang tegak lurus lapisan bujur di atasnya.

Syarat-syarat tembok ikatan berdiri:

a. Pada siar lintang dan tegak tidak boleh terdapat siar segaris dari

atas ke bawah.

b. Siar lintang pada gigi menjatuh membentuk tangga bergeser ¾

bata dan ¼ bata dari lapisan bawah dan atasnya.

Pada lapis bujur dengan jumlah k gasal diawali ¾ bata selanjutnya

bujur dan berakhir ¾ bata. Tetapi jika terdapat jumlah k genap,

setelah dimulai ¾ bata ditambah 1 k selanjutnya bujur dan

berakhir ¾ bata. GB. 2.5.2.

Jumlah – 12 k - genap

Modul BGN.GAR.002.A 46 46

GB. 2.5.2.

Begitu juga pada sudut dan pertemuan tembok. GB. 2.5.3 s/d GB.

2.5.5.

Modul BGN.GAR.002.A 47 47

GB. 2.5.3.

Modul BGN.GAR.002.A 48 48

GB. 2.5.4.

Modul BGN.GAR.002.A 49 49

GB. 2.5.5.

Jika lapis pertama merupakan lapisan bujur, maka lapisan di

atasnya menjadi lapisan kepala. Juga pada sudut dan pertemuan

tembok GB. 2.5.6.

Modul BGN.GAR.002.A 50 50

GB. 2.5.6.

c. Rangkuman.

Siar lintang pada gigi menjatuh membentuk tangga bergeser ¾ bata dan

¼ bata dari lapisan bawah dan atasnya.

Pada lapis bujur dengan jumlah k gasal diawali ¾ bata selanjutnya bujur

dan berakhir ¾ bata. Tetapi jika terdapat jumlah k genap, setelah dimulai

¾ bata ditambah 1 k selanjutnya bujur dan berakhir ¾ bata.

Modul BGN.GAR.002.A 51 51

d. Tes Formatif.

Dari sketsa gambar lapis 1 dan lapis 2 berikut, gambar lapis 1, lapis 2,

dan tampak depan di kertas HVS dengan ikatan Tegak.

Modul BGN.GAR.002.A 52 52

e. Kunci Jawaban.

f. Tugas.

Dari sketsa gambar lapis1 dan lapis 2 berikut, gambarkan :

Isometri gambar tersebut.

Modul BGN.GAR.002.A 53 53

g. Lembar Kerja.

1) Alat

Meja gambar 1 unit.

Pensil mekanik 0,5 HB 1 bh.

Rapido 0,1 , 0,3 dan 0,5 masing-masing 1bh.

Sablon huruf 3 mm, 5 mm, 10 mm masing-masing 1 bh.

Jangka 1 set.

Silet.

2) Bahan

Kertas kalkir ukuran A3, 80 gr, 1 lembar.

Tinta rapido warna hitam.

Karet penghapus pensil-tinta 1 bh.

Isolasi kertas.

Modul BGN.GAR.002.A 54 54

3) Keselamatan Kerja

Pergunakan peralatan sesuai fungsinya.

Penerangan ruangan harus cukup.

Kerjakan dengan hati-hati.

4) Langkah Kerja

Menyiapkan segala peralatan dan bahan.

Kertas kalkir A3 yang telah ditempel di meja gambar.

Tahap pertama membuat sumbu x = 30º , sumbu y = 30º dan

sumbu z = 90º sebagai pertolongan dalam menggambar isometri.

Menggambar lapis 1 dari soal tersebut di atas searah sumbu x,

sumbu y dan sumbu z.

Menggambar lapis 2 dari soal tersebut di atas searah sumbu x,

sumbu y dan sumbu z.

Menggambar lapis 3 sama dengan lapis 1.

Menggambar lapis 3 sama dengan lapis 2, dan setrusnya.

Lengkapilah dimensi bata dengan sablon yang sesuai.

Lengkapilah juga dengan simbol-simbol dan keterangan–

keterangan yang diperlukan.

Buatlah garis tepi dan lengkapilah dengan kolom nama.

Bersihkan lembar gambar dari coretan pensil yang tidak terpakai

dan kotoran yang menempel.

Modul BGN.GAR.002.A 55 55

5) Kunci Hasil Kerja.

Modul BGN.GAR.002.A 56 56

Kegiatan Belajar 3: Menggambar Potongan Dinding Dari

Bata/Batako Pada Gambar Potongan

Bagunan

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan Anda dapat:

- Menggambar isometri ikatan silang.

a. Uraian Materi

2.5. Menggambar Isometri Ikatan Silang

Cara lain untuk menyusun tembok ialah dengan nama “ikatan silang”

atau hubungan silang. Ada lain di suatu daerah yang menamakan

hubungan palang. Nama ini karena pada tampak sisi muka bata yang

disusun merupakan bentuk silang-silang, atau palang-palang. Ikatan

silang untuk tebal lapisan 1 bata atau lebih, yang terdiri dari 4 macam

lapisan. Siar lintang pada lapisan bujur dari lapisan pertama dan lapisan

ketiga yang terletak di atasnya menggeser ½ bata. Pada lapisan ke dua

merupakan lapisan kepala dan sama dengan lapisan ke empat, begitu

seterusnya.

Dengan ketentuan seperti diatas maka menyusunnya sebagai berikut:

a. Lapisan pertama terdiri dari lapisan bujur, diawali dan diakhiri ¾

bata.

b. Lapisan kedua menjadi lapisan kepala.

c. Lapisan ketiga menjadi lapisan bujur diawali dengan ¾ bata ditambah

1 kepala, selanjutnya bujur.

d. Lapisan ke empat merupakan lapisan kepala seperti pada lapisan

kedua.

Dengan demikian akan tampak pada sisi muka bata yang telah disusun

bergeser ¼ bata dan ¾ bata pada gigi menjatuh. Pada hubungan

silang juga berlaku pada panjang tembok yang dinyatakan dengan

Modul BGN.GAR.002.A 57 57

banyaknya kepala (k), dengan demikian pada suatu panjang tembok

akan terjadi jumlah k yang genap dan gasal. GB. 2.6.1.

Modul BGN.GAR.002.A 58 58

GB. 2.6.1.

Pada tembok dengan jumlah k genap pada lapisan bujur diawali

dengan ¾ bata + k kemudian bujur dan berakhir ¾ bata. Untuk

lapisan bujur berikutnya yang menjadi lapisan ketiga merupakan

kebalikan dari susunan diatas, sehingga setelah diawali ¾ bata lalu

utuh lapisan bujur dan sebelum berakhir ¾ bata ditambah 1 k.

Untuk lapisan kepala tidak terdapat kesukaran dalam menyusunnya,

karena sepanjang tembok merupakan kepala-kepala yang menjadi

lapisan 2, lapisan 4 dan seterusnya. Pada tembok dengan jumlah k

gasal, pada lapisan pertama jika merupakan lapisan bujur maka

setelah diawali ¾ bata kemudian bujur dan berakhir ¾ bata. Untuk

lapisan bujur berikutnya setelah diawali ¾ bata ditambah 1 k, sedang

di tengah merupakan bata-bata utuh. GB. 2.6.2.

Modul BGN.GAR.002.A 59 59

Modul BGN.GAR.002.A 60 60

GB. 2.6.3.

Selanjutnya pada sudut tembok, pertemuan akan terlihat cara

menyusun, GB. 2.6.4.

Modul BGN.GAR.002.A 61 61

GB. 2.6.4.

Modul BGN.GAR.002.A 62 62

GB. 2.6.5.

c. Rangkuman.

Ikatan Silang , terdiri dari:

a. Lapisan pertama terdiri dari lapisan bujur, diawali dan diakhiri ¾ bata.

b. Lapisan kedua menjadi lapisan kepala.

c. Lapisan ketiga menjadi lapisan bujur diawali dengan ¾ bata ditambah 1

kepala, selanjutnya bujur.

d. Lapisan ke empat merupakan lapisan kepala seperti pada lapisan kedua.

d. Tes Formatif.

Dari sketsa gambar lapis 1 dan lapis 2 berikut, gambar lapis 1, lapis 2, dan

tampak depan di kertas HVS dengan ikatan Silang.

Modul BGN.GAR.002.A 63 63

Modul BGN.GAR.002.A 64 64

e. Kunci Jawaban.

Modul BGN.GAR.002.A 65 65

f. Tugas.

Dari sketsa gambar lapis1 dan lapis 2 berikut, gambarkan :

Isometri gambar tersebut.

Modul BGN.GAR.002.A 66 66

g. Lembar Kerja

1) Alat

Meja gambar 1 unit.

Pensil mekanik 0,5 HB 1 bh.

Rapido 0,1 , 0,3 dan 0,5 masing-masing 1bh.

Sablon huruf 3 mm, 5 mm, 10 mm masing-masing 1 bh.

Jangka 1 set.

Silet.

2) Bahan

Kertas kalkir ukuran A3, 80 gr, 1 lembar.

Tinta rapido warna hitam.

Karet penghapus pensil-tinta 1 bh.

Isolasi kertas.

Modul BGN.GAR.002.A 67 67

3) Keselamatan Kerja

Pergunakan peralatan sesuai fungsinya.

Penerangan ruangan harus cukup.

Kerjakan dengan hati-hati.

4) Langkah Kerja

Menyiapkan segala peralatan dan bahan.

Kertas kalkir A3 yang telah ditempel di meja gambar .

Tahap pertama membuat sumbu x = 30º , sumbu y = 30º dan

sumbu z = 90º sebagai pertolongan dalam menggambar isometri.

Menggambar lapis 1 dari soal tersebut di atas searah sumbu x,

sumbu y dan sumbu z.

Menggambar lapis 2 dari soal tersebut di atas searah sumbu x,

sumbu y dan sumbu z.

Menggambar lapis 3 sama dengan lapis 1.

Menggambar lapis 3 sama dengan lapis 2, dan setrusnya.

Lengkapilah dimensi bata dengan sablon yang sesuai.

Lengkapilah juga dengan simbol-simbol dan keterangan–

keterangan yang diperlukan.

Buatlah garis tepi dan lengkapilah dengan kolom nama.

Bersihkan lembar gambar dari coretan pensil yang tidak terpakai

dan kotoran yang menempel.

Modul BGN.GAR.002.A 68 68

5) Kunci Hasil Kerja

Modul BGN.GAR.002.A 69 69

Kegiatan Belajar 4: Menggambar Akrosonometri ikatan

Bata/Batako pada Dinding Setengah

Batu, Dinding Roliag dan Balok Latai

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan Anda dapat:

- Menggambar isometri Ikatan Vlaams.

b. Uraian Materi

2.6. Ikatan Vlaams.

Cara lain untuk menyusun bata dengan bentuk yang disebut hubungan

vlam atau ikatan vlam. Bata yang disusun seolah-olah gabungan dari

lapisan bujur dan lapisan kepala. Tebal lapisan untuk ikatan vlam ialah 1

bata atau lebih.

Untuk sudut dan pertemuan tembok digunakan bata panjang ¼ k lebar

lebih kurang . GB. 2.7.1.

Modul BGN.GAR.002.A 70 70

GB. 2.7. 1

Modul BGN.GAR.002.A 71 71

Ikatan vlam terdiri dari dua macam lapisan denga tebal lapisan 1 bata

atau lebih. Pada potongan siku terdapat beberapa macam cara

menyusun bata dalam ikatan vlam. GB. 2.7.2

GB. 2.7.2

Modul BGN.GAR.002.A 72 72

4) Rangkuman.

Ikatan vlaams adalah : bata yang disusun seolah-olah gabungan dari lapisan

bujur dan lapisan kepala.

d. Tes Formatif.

Dari sketsa gambar lapis 1 dan lapis 2 berikut, gambar lapis 1, lapis 2, dan

tampak depan di kertas HVS dengan ikatan vlaams.

Modul BGN.GAR.002.A 73 73

e. Kunci Jawaban.

f. Tugas

Dari sketsa gambar lapis1 dan lapis 2 berikut, gambarkan:

Isometri gambar tersebut.

Modul BGN.GAR.002.A 74 74

g. Lembar Kerja

1) Alat

Meja gambar 1 unit.

Pensil mekanik 0,5 HB 1 bh.

Rapido 0,1 , 0,3 dan 0,5 masing-masing 1bh.

Sablon huruf 3 mm, 5 mm, 10 mm masing-masing 1 bh.

Jangka 1 set.

Silet.

2) Bahan

Kertas kalkir ukuran A3, 80 gr, 1 lembar.

Tinta rapido warna hitam.

Karet penghapus pensil-tinta 1 bh.

Isolasi kertas.

Modul BGN.GAR.002.A 75 75

3) Keselamatan Kerja

Pergunakan peralatan sesuai fungsinya.

Penerangan ruangan harus cukup.

Kerjakan dengan hati-hati.

4) Langkah Kerja

Menyiapkan segala peralatan dan bahan.

Kertas kalkir A3 yang telah ditempel di meja gambar.

Tahap pertama membuat sumbu x = 30º , sumbu y = 30º dan sumbu z

= 90º sebagai pertolongan dalam menggambar isometri.

Menggambar lapis 1 dari soal tersebut di atas searah sumbu x, sumbu y

dan sumbu z.

Menggambar lapis 2 dari soal tersebut di atas searah sumbu x, sumbu y

dan sumbu z.

Menggambar lapis 3 sama dengan lapis 1.

Menggambar lapis 3 sama dengan lapis 2, dan setrusnya.

Lengkapilah dimensi bata dengan sablon yang sesuai.

Lengkapilah juga dengan simbol-simbol dan keterangan–keterangan

yang diperlukan.

Buatlah garis tepi dan lengkapilah dengan kolom nama.

Bersihkan lembar gambar dari coretan pensil yang tidak terpakai dan

kotoran yang menempel.

Modul BGN.GAR.002.A 76 76

5) Kunci Hasil Kerja

Modul BGN.GAR.002.A 77 77

Kegiatan Belajar 5: Menggambar Aksonometri Ikatan Bata

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan Anda dapat:

- Menggambar isometri Ikatan Rantai

b. Uraian Materi

2.7. Ikatan Rantai.

Hubungan rantai sebelumnya serupa dengam tembok dengan ikatan

vlam. Pada hubungan rantai lebih sederhana cara menyusunnya,

terutama pada sudut siku tidak lagi mempergunakan bata yang kecil

seperti ½ bata atau ¼ bata dan sebagainya. Hubungan rantai juga

untuk tembok dengan tebal lapisan 1 bata atau lebih. Pada pokoknya

hubungan rantai juga terdiri dari 2 macam lapisan. Pada lapisan satu

maupun bujur yang diseling dengan lapis kepala. Sebagai contoh pada

gambar berikut. GB. 2.8.1. & GB. 2.8.2.

Modul BGN.GAR.002.A 78 78

GB. 2.8.1.

Modul BGN.GAR.002.A 79 79

GB. 2.8.2.

c. Rangkuman.

Ikatan Rantai rantai terdiri dari 2 macam lapisan, pada lapisan satu maupun

bujur yang diseling dengan lapis kepala.

d. Tes Formatif.

Dari sketsa gambar lapis 1 dan lapis 2 berikut, gambar lapis 1, lapis 2, dan

tampak depan di kertas HVS dengan ikatan rantai.

Modul BGN.GAR.002.A 80 80

Modul BGN.GAR.002.A 81 81

e. Kunci Jawaban.

f. Tugas

Dari sketsa gambar lapis1 dan lapis 2 berikut, gambarkan:

Isometri gambar tersebut.

Modul BGN.GAR.002.A 82 82

g. Lembar Kerja.

1) Alat

Meja gambar 1 unit.

Pensil mekanik 0,5 HB 1 bh.

Rapido 0,1 , 0,3 dan 0,5 masing-masing 1bh.

Sablon huruf 3 mm, 5 mm, 10 mm masing-masing 1 bh.

Jangka 1 set.

Silet.

2) Bahan

Kertas kalkir ukuran A3, 80 gr, 1 lembar.

Tinta rapido warna hitam.

Karet penghapus pensil-tinta 1 bh.

Isolasi kertas.

3) Keselamatan Kerja

Pergunakan peralatan sesuai fungsinya.

Penerangan ruangan harus cukup.

Kerjakan dengan hati-hati.

4) Langkah Kerja

Menyiapkan segala peralatan dan bahan.

Kertas kalkir A3 yang telah ditempel di meja gambar.

Tahap pertama membuat sumbu x = 30º , sumbu y = 30º dan

sumbu z = 90º sebagai pertolongan dalam menggambar

isometri.

Menggambar lapis 1 dari soal tersebut di atas searah sumbu x,

sumbu y dan sumbu z.

Menggambar lapis 2 dari soal tersebut di atas searah sumbu x,

sumbu y dan sumbu z.

Menggambar lapis 3 sama dengan lapis 1.

Menggambar lapis 3 sama dengan lapis 2, dan setrusnya.

Modul BGN.GAR.002.A 83 83

Lengkapilah dimensi bata dengan sablon yang sesuai.

Lengkapilah juga dengan simbol-simbol dan keterangan–

keterangan yang diperlukan.

Buatlah garis tepi dan lengkapilah dengan kolom nama.

Bersihkan lembar gambar dari coretan pensil yang tidak

terpakai dan kotoran yang menempel.

5) Kunci Hasil Kerja

Modul BGN.GAR.002.A 84 84

BAB. III EVALUASI

A. Tes Tertulis

1. Jika ukuran tebal bata = 5 cm, Berapa ukuran lebar dan panjang bata

tersebut!

2. Mortel untuk pasangan tembok kamar mandi, tempat cuci dan

sebagainya harus rapat air dengan campuran mortel

.....................................................Sedangkan untuk dinding bagian

bawah malai dari lantai hingga setinggi 0.20 m dibuat cementroom

(trasram) dengan mortel rapat air ......................

3. Lebar siar untuk pasangan biasa adalah ...................... dan siar pada

pelengkung adalah .............

4. Berapa tinggi pasangan setiap hari yang diperbolehkan?

5. Jika ukuran bata adalah tebal = 5 cm, lebar = 11 cm, panjang = 23 cm,

dan tebal siar = 1 cm, berapa bata potongan ¾ bata, ½ bata dan ¼

bata?

6. Apa yang dimaksud dengan kekuatan tembok?

7. Kekuatan tembok deperoleh dari ...................

8. Sebutkan syarat-syarat siar!

9. Sebutkan kelemahan perkuatan tembok dengan pilar bata!

10. Sebutkan syarat-syarat ikatan berdiri!

11. Susunan ikatan silang menurut ketentuan ada 4 macam lapisan.

Sebutkan susunan ikatan silang tersebut!

Modul BGN.GAR.002.A 85 85

B. Tes Praktek

1. Gambarkan tampak depan lapisan pasangan dari gambar di bawah dengan

skala 1 : 50.

2. Gambarkan detail dari masing-masing lapisan tersebut dengan skala 1 : 5.

Keterangan: - Ukuran batu batang yang digunakan:

Tebal batu bata = 5 cm

Lebar batu bata = 11 cm

Panjang batu bata = 23 cm

- Siar pasangan = 1 cm

- Digunakan ikatan silang

Modul BGN.GAR.002.A 86 86

Modul BGN.GAR.002.A 87 87

KUNCI JAWABAN

A. Tes Tertulis

1. Lebar bata = ( 2 x 5 ) + siar 1 cm = 11 cm

Panjang bata = ( 2 x lebar ) + siar 1 cm

= ( 2 x 11 ) + 1 = 23 cm

2. Mortel untuk kamar mandi, tempat cuci campuran mortel = 1pc : 3 ps

Mortel untuk trasram = 1 pc : 2 ps

3. Lebar siar pada pasangan biasa adalah = 0.8 – 1.2 cm.

Lebar siar untuk pelengkung adalah = 2.00 cm.

4. Setiap hari tinggi pasangan tidak boleh lebih dari 1.2 m.

5. Bata potongan : ¾ bata = (¾ x 23) - (¼ x 1) = 17 cm

½ bata = (½ x 23) - (½ x 1) = 11 cm

¼ bata = (¼ x 23) – (¾ x 1) = 5 cm

6. Yang dimaksud dengan kekuatan tembok disini adalah kemampuan

berdirinya tembok dengan ada muatan di atasnya tetap tegak dan kokoh

serta mantap (stabil).

7. Kekuatan tembok diperoleh dari:

1. Cara menyusun bata dengan aturan yang telah ditentukan.

2. Adukan yang dipakai untuk melekatkan antara bata yang satu dengan

yang lain yang akan mengeras menjadi sekeras seperti bata yang

disusun.

3. Plesteran (lepa) yang menutup susunan batanya.

8. Syarat-syarat siar (isian):

1. Siar datar dengan ukuran sebesar 1 – 1.5 cm.

2. Siar lintang tidak boleh segaris dari lapisan atas dan lapisan bawahnya.

3. Siar tegak juga tidak boleh terdapat segaris dari atas ke bawah.

9. Kelemahan perkuatan tembok dengan pilar bata:

a. Bidang tembok tidak merupakan bidang yang rata.

Modul BGN.GAR.002.A 88 88

b. Mengurang luas ruangan apabila pilar dibuat pada bagian dalam dan

pada tembok dalam.

c. Dipandang mata tidak menyenangkan karena adanya bidang-bidang

yang menonjol.

d. Kurang dapat dipertanggungjawabkan kekuatannya sebagai tembok

dukung.

10. Syarat-syarat tembok ikatan berdiri:

a. Pada siar lintang dan tegak tidak boleh terdapat siar segaris dari atas ke

bawah.

b. Siar lintang pada gigi menjatuh membentuk tangga bergeser ¾ bata

dan ¼ bata dari lapisan bawah dan atasnya. 11. Susunan ikatan silang:

Lapisan pertama terdiri dari lapisan bujur, diawali dan diakhiri ¾ bata.

Lapisan kedua menjadi lapisan kepala.

Lapisan ketiga menjadi lapisan bujur diawali dengan ¾ bata ditambah 1

kepala, selanjutnya bujur.

Lapisan ke empat merupakan lapisan kepala seperti pada lapisan kedua.

Modul BGN.GAR.002.A 89 89

B. Tes Praktek.

Modul BGN.GAR.002.A 90 90

B. Lembar Penilaian Tes Praktek Nama Peserta : No. Induk : Program Keahlian : Nama Jenis Pekerjaan :

PEDOMAN PENILAIAN

No. Aspek Penilaian Skor

Maks. Skor

Perolehan Keterangan

1 2 3 4 5

I. Persiapan dan mengakhiri pekerjaan. 1.1. Kelengkapan alat dan bahan. 1.2. Kesiapan alat dan bahan. 1.3. Membereskan gambar, alat, tempat.

3 2 2

Sub total 7

II. Membuat tata letak. 2.1. Tata letak gambar.

3

Sub total 3

III. Proses (Sistematika & Cara Kerja) 3.1. Urutan kerja penggambaran. 3.2. Kecepatan penggambaran. 3.3. Kebenaraan penggunaan peralatan.

5 5 5

Sub total 15

IV. Kualitas Produk Kerja 4.1. Kebenaran skala. 4.2. Kelengkapan penggambaran, simbol. 4.3. Kebenaran ukuran / dimensi. 4.4. Kebenaran konstruksi. 4.5. Kelengkapan pemberian keterangan.

5 10 10 30 10

Sub total 65

V. Sikap/Etos Kerja 5.1. Tanggung jawab. 5.2. Ketelitian. 5.3. Inisiatif. 5.4. Kemandirian.

2 3 3 2

Sub total 10

Total 100

Modul BGN.GAR.002.A 91 91

KRITERIA PENILAIAN

No. Aspek Penilaian Kriteria Penilaian

I. Persiapan dan mengakhiri pekerjaan. 1.1. Kelengkapan alat dan bahan. 1.2. Kesiapan alat dan bahan. 1.3. Membereskan gambar.

Alat dan bahan disiapkan sesuai kebutuhan

Alat dan bahan disiapkan tidak sesuai kualitas.

Alat dan bahan disiapkan siap untuk bekerja.

Peralatan, hasil dan tempat kerja dibersihkan dan ditata rapi kembali.

II. Membuat tata letak 2.1. Tata letak gambar.

Tata letak gambar teratur sesuai dengan ukuran kertas, tidak ada bidang kosong.

Tata letak gambar tidak teratur, ada bidang kosong.

III. Proses (Sistematika & Cara Kerja) 3.1. Urutan kerja penggambaran. 3.2. Kecepatan penggambaran 3.3.Kebenaraan penggunaan

peralatan.

Sesuai urutan penggambaran.

Setiap gambar diselesaikan secara tuntas.

Gambar diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia.

Peralatan digunakan sesuai dengan fungsinya.

Peralatan digunakan sesuai dengan kemampuannya.

IV. Kualitas Produk Kerja 4.1. Kebenaran skala. 4.2. Kelengkapan penggambaran,

simbol. 4.3. Kebenaran ukuran / dimensi.

Penentuan skala sesuai.

Kebenaran skala pada gambar.

Penerapan simbol sesuai.

Kelengkapan simbol pada gambar.

Kelengkapan dimensi.

Modul BGN.GAR.002.A 92 92

4.4. Kebenaran konstruksi. 4.5. Kelengkapan pemberian

keterangan.

Kebenaran dimensi.

Kebenaran konstruksi.

Kebenaran dimensi konstruksi.

Kelengkapan keterangan.

Kebenaran keterangan.

V. Sikap/Etos Kerja 5.1. Tanggung jawab. 5.2. Ketelitian. 5.3. Inisiatif. 5.4. Kemandirian.

Mengerjakan dengan sungguh- sungguh sesuai ilmu pengetahuan.

Pekerjaannya telah diperhitungkan secara teliti.

Banyak ide.

Memiliki inisiatif bekerja.

Bekerja tanpa banyak diperintah

Bekerja tanpa perlu diawasi.

Modul BGN.GAR.002.A 93 93

BAB. IV PENUTUP

Setelah menyelesaikan modul ini, maka Anda berhak untuk mengikuti tes praktik

untuk menguji kompetensi yang telah dipelajari. Dan apabila Anda dinyatakan

memenuhi syarat kelulusan dari hasil evalusi dalam modul ini, maka Anda berhak

untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya. Mintalah pada pengajar/instruktur

untuk melakukan uji kompetensi dengan sistem penilaiannya dilakukan langsung

dari pihak dunia industri atau asosiasi profesi yang berkompeten apabila Anda

telah menyelesaikan suatu kompetensi tertentu. Atau apabila Anda telah

menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang berupa nilai

dari instruktur atau berupa porto folio dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi

bagi pihak industri atau asosiasi profesi. Kemudian selanjutnya hasil tersebut

dapat dijadikan sebagai penentu standard pemenuhan kompetensi tertentu dan

bila memenuhi syarat Anda berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang

dikeluarkan oleh dunia industri atau asosiasi profesi.

Modul BGN.GAR.002.A 94 94

DAFTAR PUSTAKA

Takeshi Sato, N Sugiarto. 1986. “Menggambar Mesin Menurut Standar ISO”.

Jakarta: PT Pradnya Paramita,

Yohannes suparyono, 1981. “Konstruksi Perspektif”. Yogyakarta: Penerbit

Kanisius.

.....................,“Ringkasan Ilmu Bangunan Gedung bagian A“ Jakarta:

Penerbit: Erlangga.