bab 1 pendahuluan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab1/2006-2-01068-ti-bab...

20
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu berproduksi dengan sukses, berproduksi dengan ekonomis, berproduksi dengan dapat menyelesaikan proses produksi tepat waktu, dan tentunya berproduksi dengan harapan memperoleh keuntungan. Hal ini juga diharapkan oleh Pacific Paint sebagai salah satu dari beberapa perusahaan cat terbesar di Indonesia. Pacific Paint mulai berdiri pada bulan Agustus 1943 dan saat ini memfokuskan dalam pembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan, banyak sekali permasalahan yang dihadapi Pacific Paint, antara lain karena Pacific Paint terkadang tidak mampu atau kurang tanggap menghadapi perkembangan dunia industri yang sangat pesat dengan diikuti perkembangan teknologi yang semakin maju. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi mencakup seberapa besar investasi modal yang harus ditanam, perancangan tata letak fasilitas, perencanaan dan pengendalian produksi, pemasaran hasil produksi, dan lain sebagainya. Seperti halnya perusahaan lain, Pacific Paint juga memiliki departemen yang selama ini diharapkan dapat saling mendukung agar

Upload: phamcong

Post on 03-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu berproduksi

dengan sukses, berproduksi dengan ekonomis, berproduksi dengan dapat

menyelesaikan proses produksi tepat waktu, dan tentunya berproduksi dengan

harapan memperoleh keuntungan. Hal ini juga diharapkan oleh Pacific Paint

sebagai salah satu dari beberapa perusahaan cat terbesar di Indonesia. Pacific

Paint mulai berdiri pada bulan Agustus 1943 dan saat ini memfokuskan dalam

pembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil.

Untuk mencapai tujuan perusahaan, banyak sekali permasalahan yang

dihadapi Pacific Paint, antara lain karena Pacific Paint terkadang tidak mampu

atau kurang tanggap menghadapi perkembangan dunia industri yang sangat

pesat dengan diikuti perkembangan teknologi yang semakin maju.

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi mencakup seberapa besar

investasi modal yang harus ditanam, perancangan tata letak fasilitas,

perencanaan dan pengendalian produksi, pemasaran hasil produksi, dan lain

sebagainya.

Seperti halnya perusahaan lain, Pacific Paint juga memiliki

departemen yang selama ini diharapkan dapat saling mendukung agar

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

2

perusahaan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Departemen yang ada

adalah departemen personalia, departemen manajemen, departemen akutansi

atau keuangan, dan departemen manufaktur. Departemen manufaktur dibagi

menjadi bagian desain, bagian jaminan kualitas, bagian pemasaran, dan

bagian produksi. Bagian produksi dibagi lagi menjadi bagian proses produksi

dan bagian perencanaan dan pengendalian produksi. Dimana bagian proses

produksi bertugas mengawasi aktivitas membuat produk jadi dari bahan baku,

sedangkan bagian perencanaan dan pengendalian produksi bertugas

mengawasi aktivitas mengelola proses peroduksi.

Melalui skripsi ini akan dicoba memecahkan permasalahan yang

dihadapi Pacific paint dalam hal perencanaan dan pengendalian produksi,

sehingga diharapkan skripsi ini dapat membantu pihak perusahaan untuk

mewujudkan tujuan yang diharapkan.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Sampai saat ini banyak sekali masalah yang dihadapi Pacific Paint

dalam menjalankan produksinya. Masalah yang terpenting ada pada

perencanaan dan pengendalian produksi. Didalam perencanaan dan

pengendalian produksi terdapat berbagai macam aktivitas, dimana Pacific

Paint belum menggunakan aktivitas tersebut dalam menjalankan produksinya

sehingga menjadi hambatan untuk mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas-

aktivitas yang tidak terdapat dalam Pacific Paint tersebut antara lain adalah :

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

3

1. Peramalan permintaan. Permintaan ini perlu diramalkan agar skenario

produksi dapat mengantisipasi fluktuasi permintaan. Dimana Pacific

Paint aadalah perusahaan yang tipe produksinya make to stock.

2. Penyusunan rencana agregat. Rencana agregat mempunyai tujuan

membuat skenario pembebanan kerja untuk mesin dan tenaga kerja

(reguler, lembur, dan subkontrak) secara optimal untuk keseluruhan

produk dan sumber daya secara terpadu (tidak per produk).

3. Jadwal Induk Produksi (JIP). JIP adalah suatu rencana terperinci

mengenai apa dan berapa unit yang harus diproduksi pada suatu

periode tertentu untuk setiap item produksi.

4. Merencanakan kebutuhan. Perencanaan kebutuhan material bertujuan

untuk menentukan apa, berapa, dan kapan komponen, sub assembly,

dan penunjang harus disiapkan.

5. Melakukan penjadwalan pada mesin atau fasilitas produksi.

Penjadwalan ini meliputi urutan pengerjaan, waktu penyelesaian

pesanan, kebutuhan waktu penyelesaian, prioritas pengerjaan, dan

lain-lainnya.

Pada skripsi ini dirumuskan suatu permasalahan hanya pada

penjadwalan pada mesin atau fasilitas produksi yang ada di Pacific Paint ini.

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

4

1.3 Ruang Lingkup

Merupakan sesuatu yang sangat ideal bila penelitian pada Pacific Paint

dilakukan secara menyeluruh. Namun karena adanya keterbatasan terutama

dalam masalah waktu, maka ruang lingkup penelitian dalam skripsi ini akan

dibatasi. Batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh penulis terbatas pada pabrik cat dekoratif

(waterbase) saja yang terdiri dari 10 jenis warna, dan dilakukan pada

tahun 2002 sampai selesai.

2. Data proses produksi cat air diperoleh dari departemen engineering.

3. Tenaga kerja dan komponen produk diasumsikan dalam kondisi selalu

tersedia selama periode kerja.

4. Penjadwalan yang dilakukan hanya sebatas untuk menentukan urutan

produk mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu, tanpa memperhatikan

keterlambatan dan jumlah pekerjaan yang terlambat.

Ruang lingkup yang tidak dibahas dalam penulisan dan pengembangan skripsi

ini adalah masalah biaya.

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

5

1.4 Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang akan dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh gambaran mengenai faktor terpenting yang mempengaruhi

suatu perusahaan untuk menjalankan proses produksinya sehingga tujuan

yang diharapkan dapat tercapai.

2. Menganalisis penjadwalan produksi dengan kondisi Pacific Paint yang ada

saat ini.

3. Dengan adanya sistem penjadwalan, Pacific Paint dapat menentukan

pekerjaan mana terlebih dahulu dan urutan pekerjaan setelahnya yang

harus diselesaikan.

Semua tujuan diatas tidak lain megarah pada manfaat sebagai berikut :

1. Menjadi bahan pertimbangan bagi pihak pimpinan Pacific Paint dalam

melakukan proses produksinya untuk dapat menunjang pencapaian tujuan

perusahaan secara efektif.

2. Sebagai acuan dalam menentukan faktor yang dapat menjadi salah satu

bagian terpenting dalam menjalankan proses produksi di lingkungan

Pacific Paint di kemudian hari untuk mengantisipasi perubahan

permintaan yang tidak sama dalam setiap periodenya.

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

6

1.5 Gambaran Umum Perusahaan

Pacific Paint adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri

cat. Di Pacific Paint terdapat 3 plant (pabrik) cat, yaitu pabrik cat decorative,

pabrik cat automotive, dan pabrik cat industri (kapal). Yang di produksi pada

pabrik cat decorative adalah cat air (decorative water base paint) dan cat

minyak (decorative solvent base paint). Sedangkan di pabrik cat automotive

dan pabrik cat industri di produksi cat solvent base.

Pacific Paint berdiri sejak bulan Agustus, tahun 1943; merupakan satu

perusahaan cat lokal yang tertua dan berkedudukan kuat. Dalam tahun 1950-

an, Pacific Paint telah memperluas usahanya ke Singapura dan Malaysia, yang

sekarang dikenal sebagai Federal Paint Singapore Pte Ltd dan Federal Paint

Malaysia Sdn Bhd. Semenjak itu persekutuan strategis dengan perusahaan

asing besar dibentuk, seperti dengan Dainippon Ink Chemical of Japan;

Hempel Marine Paint of Denmark; cat akhir mobil BASF of Glasurit; lapisan

anti-karat heavy-duty Carboline dan Transocean Marine Paint.

Pada saat ini, bidang utama usaha Pacific Paint adalah dalam

pembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Pabrik-pabrik Pacific Paint

berlokasi di Jl. Industri I No. 1 Laks. RE Martadinata, Tanjung Priok Jakarta

Utara. Pabrik ini memiliki areal lahan seluas 85.200 m2 dan luas bangunan

13.591 m2, didalamnya terdapat pabrik gabungan yang canggih, fasilitas

penelitian, pengembangan dan pengepakan. Kapasitas produksi untuk cat

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

7

dekoratif dan mobil berkisar antara 33.000 hingga 40.000 metrik ton per

tahun.

Pacific Paint sekarang merupakan salah satu dari beberapa perusahaan

cat terbesar di Indonesia, mempekerjakan tenaga kerja diatas 1000 pekerja dan

memproduksi cat lebih dari 30000 ton setahun. Akhir tahun, aliansi kuat

dengan berbagai macam perusahaan internasional lebih memperkuat

kedudukan Pacific Paint di dalam pasar cat.

Hasil yang memuaskan telah terbukti sampai saat ini, dan perusahaan

terdorong untuk melanjutkan dengan perluasan wilayah. Sehubungan dengan

itu, perusahaan bahkan telah membangun pabrik-pabrik di Batam dan

Surabaya yang keduanya akan segera beroperasi.

Pacific paint telah memperoleh pengakuan mutu internasional tertinggi

ditahun 1994 melalui ISO 9002 Quality Management System Certification

oleh SGS dan sesudah itu ISO 9001 tahun 1996.

1.5.1 Deskripsi Proses

Proses pembuatan cat di pabrik Pacific Paint ini, dilakukan secara

tidak kontinu dan masih bersifat padat karya. Diperkirakan perusahaan ini

akan menunggu karyawannya pensiun dan mulai mengubah sistem kerja dari

sistem manual yang menggunakan tenaga manusia menjadi sistem otomatis

yang dikendalikan secara komputerisasi. Hal tersebut terlihat dari tidak

merekrut lagi karyawan yang akan dipekerjakan di produksi dan mulai

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

8

dipasangnya alat–alat baru. Pabrik ini membuat cat dengan peruntukan yang

berbeda. Produk cat dekoratif, seperti cat tembok, kayu, dan besi. Produk auto

untuk kendaraan, dan produk cat untuk industri yang sangat membutuhkan

fungsi cat sebagai perlindungan dari korosi dan bahan kimia lainnya, produk

ini memiliki spesifikasi heavy duty.

Proses yang dilakukan hampir sama untuk produksi cat–cat tersebut di

atas, tapi yang membedakan adalah tambahan dan sedikit tahap proses.

Misalnya untuk proses cat auto, tidak mengalami grinding untuk membuat

efek mengkilap pada cat mobil. Untuk cat industri diberikan tambahan seperti

aditif untuk menambah ketahanan terhadap benturan dan panas.

Proses yang dilakukan secara umum untuk membuat cat, terbagi

menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan bahan baku, tahap produksi cat, dan

tahap penyimpanan.

1 Tahap Persiapan Bahan Baku

Formulasi

Penentuan formula yang akan digunakan untuk suatu produk

ditentukan terlebih dahulu sebelum masuk ke tahap produksi. Pada

tahap ini dilakukan oleh technical lab. Formula yang telah dibuat akan

diuji cobakan di dalam lab. Dan bila telah memenuhi standar mutu

yang diinginkan maka formula masuk kedalam tahap produksi.

Formula baru ini akan mengalami supervisi selama tiga kali proses

produksi yang akhirnya dilepas dari pengawasan ketat technical lab.

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

9

Penyelesaian Bahan Baku

Bahan baku yang diterima pabrik harus melewati Quality

Control Row Material (QCRM), tahap ini dilakukan agar kualitas cat

yang diproduksi akan tetap terjaga dengan baik. Pengetesan ini lebih

banyak dilakukan terhadap sifat fisik dari bahan baku cat. Untuk bahan

resin pengetesan dilakukan dengan cara menentukan mengambil

sampel untuk setiap tangki pembawa resin, dan kemudian dilakukan

pengukuran terhadap kandungan padatan dalam resin yang ada.

Penentuan specific gravity, viskositas, warna yang dimiliki resin,

peruntukannya, waktu kering dan kemurniannya.

Sedangkan untuk aditif yang dikirim per paket diambil sampel

untuk setiap paket kiriman bahan, yang dilihan adalah sifat aditif,

bilangan asamnya, bilangan kompleknya dan specific gravity. Untuk

filler kualitas ditentukan dengan warna dari filler, daya tutup, daya

serap minyak, dan kehalusannya. Untuk pelarut indeks biasnya, titik

didih, specific gravity, dan kemurniannya, sedangkan untuk kualitas

air pelarut ditentukan pH, kesadahan, dan jumlah bakteri yang

terkandung didalamnya.

Sedangkan untuk pigmen dilakukan penentuan kualitas dengan

menentukan kekuatan warna yang akan dihasilkan. Bila pengetesan

yang dilakukan tidak sesuai dengan standar maka bila suplier terdiri

dari beberapa perusahaan maka produknya akan ditolak, sedangkan

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

10

bila suplier hanya ada satu dan bahan baku masih bisa diakali untuk

digunakan maka bahan baku akan digunakan dengan pengawasan

technical lab.

Bila kualitas dari bahan baku cat telah terpenuhi, maka bahan

baku yang telah datang siap untuk diumpankan ke dalam proses

pembuatan cat.

Penyimpanan Bahan Baku

Setelah bahan baku yang dibeli telah melalui tes dari QCRM, bahan

baku disimpan untuk digunakan pada saat yang dibutuhkan.

Penyimpanan ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan bahan baku

produksi, sehingga tidak terjadi produksi berhenti karena bahan baku

yang dibutuhkan tidak tersedia.

2. Tahap Produksi Cat

Pre Mixing

Pada proses ini bahan baku yang telah dicek kualitasnya

dimasukkan kedalam mixer untuk membuat produk intermediet yaitu

pasta cat yang akan menjadi bahan dasar dari cat. Pasta cat ini akan

berwarna putih tanpa ada campuran resin dalam pastanya. Bahan baku

yang dicampurkan adalah filler, pelarut, dan sebagian aditif.

Pembuatan pasta cat ini dilakukan, agar pada saat pencetakan warna

yang berbeda, dapat dilakukan dengan menggunakan pasta yang sama.

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

11

Pembuatan pasta cat pada pre mixing ini terlihat tidak dilakukan lagi

pengukuran berat bahan baku yang diumpankan, hal ini dimungkinkan

karena bahan baku yang diumpankan telah dalam bentuk kantong yang

tertentu ukurannya. Selain itu pekerja yang mengumpankan telah

berpengalaman lebih dari 20 tahun dibidang itu jadi cukup dengan

perkiraan untuk penambahan pelarut telah diketahui berapa banyak

pelarut yang diumpankan.

Seluruh proses pada tahap pre mixing tidak dilakukan

pengendalian terhadap temperatur dan tekanan, semuanya dilakukan

pada keadaan temperatur lingkungan dan pada tekanan atmosfer.

Walaupun pada saat pencampuran dimungkinkan terjadi perpindahan

panas dari impeler ke cairan. Tapi, hal tersebut masih dapat diabaikan

karena perpindahan panasnya tidak terlalu besar.

Satu–satunya pengendalian yang dilakukan adalah pengendalian

terhadap kualitas pasta yang dihasilkan. Pasta yang dihasilkan harus

memiliki kehalusan antara 6 – 6.5 NS atau setara dengan 20μm. Waktu

pengadukan juga tidak diukur dengan baik, penghentian pengadukan

dilakukan bila kehalusan telah tercapai dalam waktu yang tidak terlalu

lama, waktu yang diambil berkisar 2–3 jam pengadukan. Bila pasta

yang dihasilkan tidak memenuhi syarat kehalusan maka dilakukan

penggerusan dengan menggunakan mesin grinding dengan

menggunakan media pasir. Pengendalian putaran motor hanya

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

12

dilakukan pada saat motor dipasang. Pada saat beroperasi putaran

motor tidak dikendalikan. Berbeda dengan mixer yang baru putaran

dapat dikendalikan dari mixernya. Tapi, perubahan putaran sangat

jarang terjadi, sehingga sangat jarang dilakukan pengaturan ulang

putaran motor.

Grinding

Tahap grinding dilakukan untuk mendapatkan kehalusan dari cat yang

akan dibuat. Pada saat ini proses grinding jarang dilakukan, karena

pada tahap pre mixing pasta cat telah mencapai kehalusan yang

diinginkan yaitu sebesar 20μm.

Make Up atau Let Down

Tahap ini merupakan tahap akhir sebelum dilakukan

penyaringan ulang dan pengepakan. Pada tahap ini, akan ditambahkan

resin dan warna pada pasta untuk mencetak warna sesuai dengan

lembar kerja yang diperintahkan. Selain penambahan resin dan

pewarna, akan ditambahkan juga aditif–aditif yang akan memberikan

sifat khusus pada cat yang akan diproduksi. Sebelum produk dari make

up ini dikalengkan, produk harus melewati kontrol kualitas. Kualitas

yang dikontrol adalah warna yang didapatkan, waktu pengeringan,

daya tutup, kekerasan, daya rekat dan specific gravity.

Sistem pemberian warna dan penambahan aditif lain dilakukan

secara manual yang memiliki keakuratan yang relatif rendah dan

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

13

peralatan yang tidak steril dari kontaminan zat lain. Pigmen yang telah

disiapkan akan mengalir ke bak–bak penampung yang disiapkan dan

telah dilengkapi dengan imopeler berjenis propeler yang dipasang

sebanyak dua buah. Tangki ini mampu menampung pasta, resin, aditif,

dan pigmen berjumlah 8 ton.

3. Tahap Pengemasan dan Penyimpanan

Penyaringan

Setelah produk yang dibuat disempurnakan di tahap make up

dan telah melewati tahap pengendalian mutu, maka cat yang telah jadi

disaring untuk menghilangkan pengotor maupun partikel cat yang

menggumpal. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan saringan

dengan ukuran 150–200 mesh. Diharapkan dengan ukuran sebesar itu,

partikel padatan cukup halus sehingga tidak terjadi pengendapan

selama penyimpanan.

Pengisian dan Pengepakan

Setelah seluruh tahap dilaksanakan dan cat telah melewati

standar kualitas yang ditetapkan pabrik, maka cat menghadapi tahap

akhir yaitu tahap pengemasan. Cat yang dihasilkan akan dimasukkan

ke dalam alat pengisian yang kemudian akan diisikan kedalam kaleng

dalam berbagai ukuran bergantung pada jenis cat dan merek catnya.

Pengisian ini dilakukan pada kaleng dengan ukuran antara 1-20 liter

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

14

untuk cat air dan 0.050–1 liter untuk cat minyak. Setelah cat diisikan

kedalam kaleng, cat tersebut akan mengalami penyegelan dan

pemberian cat tanggal pembuatan dan no produksi yang kemudian

akan dimasukkan kedalam kemasan ukuran karton. Setelah kaleng cat

masuk ke dalam karton besar, karton tersebut akan disimpan di gudang

finish good, dan akan keluar untuk dijual maksimal selama 6 bulan.

1.5.2 Organisasi dan Manajemen Perusahaan

• Organisasi Perusahaan

Untuk mendapatkan hasil dan pengaturan yang baik tentang produksi dan

menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien untuk menghasilkan

keuntungan optimal, perlu dibentuk suatu organisasi. Pembentukan

organisasi ini dilakukan untuk menghasilkan jalur komando yang baik dan

tidak simpang siur. Struktur organisasi yang diterapkan di pabrik ini

adalah sebagai berikut:

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

15

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pacific paint

Selain karyawan tetap yang diterima ada karyawan lepas yang

digunakan bila dibutuhkan. Seperti halnya satlamtib, status karyawan ini

merupakan karyawan yang diambil dari perusahaan lain yaitu perusahaan

yang menyediakan jasa pengamanan.

Organisasi ini dipimpin oleh seorang presiden direktur yang

melaksanakan perintah dari pemegang saham yang tergabung di

komisaris. Presiden direktur ini dibantu oleh tiga direktur yang

membawahi beberapa manajer. Sedangkan manajer akan membawahi

beberapa staf dan bertanggungjawab atas semua pekerjaannya.

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

16

Beberapa tugas dari pejabat–pejabat dalam organisasi pabrik ini adalah

sebagai berikut:

1. Komisaris, tugas komisaris adalah memberikan tugas pada pelaksana,

yaitu presiden direktur dan mengawasi apa yang dilakukan telah sesuai

dengan kehendak dari para pemegang saham atau tidak.

2. Presiden Direktur, jabatan ini diisi oleh orang yang telah ditunjuk dan

dipercayai untuk melaksanakan tugas yang dibebankan komisaris.

Presiden Direktur ini bertanggungjawab atas segala sesuatu yang

terjadi di pabrik. Untuk menjalankan tugasnya presiden direktur

mendelegasikan tugasnya kepada tiga direktur. Ketiga direktur itu

adalah direktur operasi, marketing, dan keuangan.

3. Direktur Operasi, bertanggungjawab pada kelangsungan produksi dari

perencanaan sampai produk yang dihasilkan. Untuk melaksanakan

tugasnya direktur operasi dibantu oleh empat manajer yaitu manajer

produksi, dekoratif, automotif, procurenment dan manajer sumber

daya manusia. Tugas dari manajer produksi baik di bagian dekoratif

maupun di bagian automotif, bertanggungjawab atas pelaksanaan

produksi dan kelancarannya, penyediaan produksi kualitas dan

kuantitas produk. Untuk melaksanakan tugasnya manajer produksi

dibantu oleh penyelia produksi laboratorium technical, kendali mutu

dan gudang. Manajer penyediaan bertanggungjawab untuk

menyediakan semua kebutuhan produksi yang dilakukan oleh penyelia

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

17

pembelian dan logistik. Tugas dari manajer HR dan GA, adalah

menyediakan sumber daya manusia untuk menjalankan produksi dan

lainnya, serta mengurusi semua hal yang berkenaan dengan karyawan,

misalnya urusan cuti, jamsostek, penerimaan karyawan baru,

pengurusan kerja praktek dan sebagainya. Untuk melaksanakan

tugasnya manajer HR dan GA dibantu oleh maintenance, legal, kantin,

dan umum.

4. Direktur Keuangan, tugas dari direktur ini adalah mengurusi berbagai

hal yang berhubungan dengan keuangan perusahaan dan

pengaturannya. Tugasnya itu adalah pengaturan aliran dana (cash

flow), menghitung dana yang keluar dan masuk, yang akan

mengakibatkan naik turunnya kas perusahaan, menentukan harga dasar

produk dan harga jualnya. Untuk melaksanakan tugasnya direktur

keuangan dibantu oleh manajer keuangan dan manajer dibantu oleh

kasir, penyelia A/R, dan petugas pajak.

5. Direktur Pemasaran, tugas dari Direktur Pemasaran adalah

memasarkan dan mempromosikan produk yang telah dibuat oleh

pabrik. Menentukan pasar untuk produk tersebut dan cara

penjualannya. Untuk melaksanakan tugasnya Direktur Pemasaran

dibantu oleh manajer pemasaran produk dekoratif dan manajer

pemasaran produk automotif.

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

18

• Jam Kerja

Walaupun perusahaan ini merupakan perusahaan padat karya, tapi jam

kerja tidak memiliki pergantian karyawan, sehingga produksi tidak

berjalah terus sepanjang hari. Jam kerja karyawan adalah:

Hari Senin sampai Kamis

Jam Kerja : 07.00 – 15.30

Istirahat : 12.00 – 12.30

Hari Jumat

Jam Kerja : 07.00 – 15.30

Istirahat : 11.45 – 12.30

Jam kerja ini berlaku untuk semua karyawan baik tetap maupun tidak

tetap. Untuk karyawan yang bekerja lebih dari delapan jam per hari atau

empat puluh jam per minggu, ditetapkan sebagai jam lembur.

Walaupun tidak ada shift, perusahaan dapat mengadakan shift bila dalam

keadaan diperlukan. Bahkan merubah jam kerja sesuai dengan

kesepakatan dengan serikat pekerja. Untuk keterlambatan dihitung

permenit untuk setiap bulan. Sedangkan untuk keterlambatan yang lebih

dari jam 07.00 karyawan harus mengisi formulir keterlambatan dan

memberikan ke administrasi personalia untuk dipertimbangkan alasan

keterlambatannya. Kerja lembur dilakukan bila ada pekerjaan yang

mendesak untuk dikerjakan dan dalam keadaan darurat.

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

19

Hari kerja efektif adalah lima hari perminggu, yaitu hari senin sampai

jumat, dengan hari Sabtu dan Minggu merupakan hari libur, kecuali bila

ada pekerjaan seperti maintenance peralatan.

• Kesejahteraan

Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang optimal, perlu

dilakukan pemenuhan kesejahteraan karyawan. Hal ini menjadi penting

agar karyawan tidak berpikir tentang hal lain selain pekerjaan pada saat

bekerja. Pemenuhan kesejahteraan sebagian dilakukan perusahaan seperti

Pemberian gaji, pembayaran gaji dilakukan setiap akhir bulan oleh

manajemen. Setiap karyawan berhak mendapatkan kenaikan gaji,

kenaikan gaji ini akan dihitung berdasarkan inflasi dan indeks harga

konsumen yang akan dibicarakan dengan serikat pekerja sesuai dengan

kemampuan perusahaan. Kenaikan gaji ini akan disesuaikan dengan

konduite karyawan seperti disiplin, prestasi kerja, kreativitas, tingkah laku

dan sebagainya. Kenaikan gaji juga berlaku untuk karyawan rutin, sesuai

dengan kemampuan perusahaan.

Fasilitas makan, perusahaan akan menyediakan makan siang untuk

karyawan yang terdaftar di perusahaan baik karyawan tetap maupun tidak.

Besarnya fasilitas makan ini akan ditentukan oleh manajemen perusahaan,

penyedia makan, dan serikat pekerja. Bagi karyawan yang bekerja di luar

kantor seperti pengemudi technical sales, yang karena tugasnya tidak

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2006-2-01068-TI-bab 1.pdfpembuatan cat-cat dekoratif, arsitektur dan mobil. Untuk mencapai tujuan perusahaan,

20

memungkinkan untuk makan di perusahaan, maka fasilitas makan akan

diuangkan sesuai dengan besaran fasilitas makan yang akan dihitung per

bulan. Begitu pula bagi karyawan shift yang bekerja diluar waktu makan

yang telah ditentukan perusahaan. Bagi karyawan lembur, yang bekerja

lebih dari tiga jam pada hari kerja biasa dan lima jam pada hari libur serta

tidak dapat disediakan makan, maka fasilitas makan akan diuangkan. Pada

bulan Ramadhan fasilitas makan tidak disediakan dan akan diganti dengan

uang yang senilai dengan fasilitas makan tersebut.

Tunjangan Hari Raya, perusahaan berkewajiban untuk

memberikan Tunjangan Hari Raya, yang besarannya adalah satu setengah

kali gaji global terakhir. Bila tunjangan ini masih dibawah ketentuan

minimum maka perusahaan akan menyesuaikan dengan ketentuan

minimum. Karyawan yang berhak mendapatkan Tunjangan Hari Raya

adalah karyawan yang telah bekerja dua belas bulan atau lebih dan telah

melewati masa percobaan.

Karyawan berhak untuk mengambil cuti, baik karena sakit, terkena

musibah, perayaan keagamaan, kehamilan, urusan pribadi dan sebagainya.

Sesuai dengan kesepakatan antara serikat pekerja dengan manajemen

perusahaan.