ayuditha wafadya

2
Ayuditha Wafadya 140513 Dik A 2014 Riwayat Hidup 28 maret 1996 , bertempat di rumah sakit Boromius Bandung, terlahir putri pertama pasangan Hendra Sudaryono dan Yanti Nurhayati, dibesarkan di suatu kawasan kabupaten Bandung bernama Rancaekek, ia tumbuh sebagai anak yang hiperaktif , cerewet dan sedikit galak, kakak-kakak sepupunya sering meledek dengan memanggilnya anak susu formula karena tingkahnya yang tidak bisa diam, sang nenek tidak pernah lupa mengamankan segala macam barang rawan pecah, benda tajam, korek api, juga mengunci pagar jika ia sedang dititipkan di rumah neneknya itu, Karena jika tidak ditemukan sedang mengacau barang, segera carilah ia di sawah atau di atas pohon kersen. Ayuditha Wafadya, ayu (jawa) = cantik, ditha (wales, inggris)= wanita yang berjuang untuk kemakmuran, wafa (arab) = setia, dya (asal kata dhia, arab) = sinaran, adalah untaian doa orang tua yang dirangkai menjadi nama gadis ini. Saat kanak-kanak ia menginspirasi pak rt rumahnya jug rt – rt lain di kompleks perumahan untuk mengumpulkan dana dan menutup got-got di lingkungan itu , saking sering gadis itu tercebur ke dalam got yang kedalamannya hampir mencapai satu meter, hingga guru olahraganya di SDN Kencana Indah I menyarankan agar sang ibu memasukan gadis ini ke tempat les renang yang disambut baik oleh kedua orang tuanya, hingga jadilah ia siswi yang paling pandai berenang pada masanya. Saat kelas 5 SD orang tua gadis ini bercerai, ia kemudian pindah bersama adik dan ayahnya ke Badung dan tinggal bersama

Upload: syaza-nadhifa

Post on 07-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BEBAN KERJA

TRANSCRIPT

Ayuditha Wafadya140513Dik A 2014

Riwayat Hidup28 maret 1996 , bertempat di rumah sakit Boromius Bandung, terlahir putri pertama pasangan Hendra Sudaryono dan Yanti Nurhayati, dibesarkan di suatu kawasan kabupaten Bandung bernama Rancaekek, ia tumbuh sebagai anak yang hiperaktif , cerewet dan sedikit galak, kakak-kakak sepupunya sering meledek dengan memanggilnya anak susu formula karena tingkahnya yang tidak bisa diam, sang nenek tidak pernah lupa mengamankan segala macam barang rawan pecah, benda tajam, korek api, juga mengunci pagar jika ia sedang dititipkan di rumah neneknya itu, Karena jika tidak ditemukan sedang mengacau barang, segera carilah ia di sawah atau di atas pohon kersen. Ayuditha Wafadya, ayu (jawa) = cantik, ditha (wales, inggris)= wanita yang berjuang untuk kemakmuran, wafa (arab) = setia, dya (asal kata dhia, arab) = sinaran, adalah untaian doa orang tua yang dirangkai menjadi nama gadis ini. Saat kanak-kanak ia menginspirasi pak rt rumahnya jug rt rt lain di kompleks perumahan untuk mengumpulkan dana dan menutup got-got di lingkungan itu , saking sering gadis itu tercebur ke dalam got yang kedalamannya hampir mencapai satu meter, hingga guru olahraganya di SDN Kencana Indah I menyarankan agar sang ibu memasukan gadis ini ke tempat les renang yang disambut baik oleh kedua orang tuanya, hingga jadilah ia siswi yang paling pandai berenang pada masanya.Saat kelas 5 SD orang tua gadis ini bercerai, ia kemudian pindah bersama adik dan ayahnya ke Badung dan tinggal bersama eyang juga melanjutkan sekolah disana. Di Bandung gadis ini mendapatkan hobi baru, karena aktifitas renangnya tidak lagi dilanjutkan, jika ia mendapatkan jadwal sekolah siang di SDN Tikukur V yang masuk pada pukul 12.00 wib, dari rumah gadis ini akan berangkat pukul Sembilan atau sepuluh pagi lalu ia akan menyusuri jalan-jalan yang terlihat menarik, memasuki gang ke gang hingga entah berda di mana namun akhirnya bisa kembali menemukan jalan menuju sekolah.Saat memasuki bangku SMP ayahnya menikah kembali dengan seorang perawat dan ia mendapatkan 2 orang adik lagi darinya, ibunya juga menikah lagi kurang lebih setahun kemudian. Posisi sebagai anak pertama dari empat bersaudara yang kesemuanya perempuan sedikit menekan sifatnya yang kekanakan dan hiperaktif, lalu sisa kehiperaktifannya ia salurkan ke organisasi, ia menjabat sebagai pratama pramuka di SMP Kartika Siliwangi I Bandung.Melanjutkan sekolah di SMAN 19 Bandung, ia masuk prodi ips menggemari pelajaran geografi dan sosiologi, memiliki cita-cita sebagai jurnalis. Keaktifannya masih ia salurkan dalam berbagai kegiatan organisasi, di OSIS ia menjabat ketua sekbid 5 bidang hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan hidup, dan kepekaan toleransi beragama dalam konteks masyarakat plural, juga anggota perhimpunan pendaki gunung dan penembuh rimba WIGWAM.Setelah lulus dengan baik di SMA ia melanjutkan kuliah di PT-BH UPI jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, sebagai tindak lanjut mengejar cita-citanya sebagai seorang jurnalis dan karena tidak masuk FIKOM UNPAD, tapi ia sangat menikmati perannya sebagai mahasiswa saat ini, aktif sebagai anggota pengaderan di HIMA SATRASIA FPBS UPI, dan anggota UKSK UPI, berusaha lulus dengan baik dari Universitas Pendidikan Indonesia.