aum resum
TRANSCRIPT
Jenis-Jenis PengukuranJenis-Jenis Pengukuran
A. Tujuan Pengukuran BK
Tujuan pengukuran BK khususnya dalam layanan Bimbingan dan Konseling
di sekolah diantaranya :
1. Membantu siswa untuk mengenal dirinya sendiri; yaitu agar siswa mengerti
kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya sehingga siswa dapat
merencanakan masa depan nya secara realistis.
2. Membantu ornag tua untuk mengenal anaknya.
3. Membantu guru dalam merencanakan dan mengelola pengajaran.Antara lain
guru dapat menetapakn bagaimana cara menyajikan pelajaran, bagaimana cara
mengelompokkan siswa, mengenal siswa yang memerlukan bantuan dan
sebagainya.
B. Fungsi Pengukuran BK
Hasil-hasil yang diperoleh dalam pengukuran BK berfugsi sebagai dasar
dalam mengambil keputusan.
1. Fungsi seleksi, yaitu untuk memutuskan individu –indivdu yang akan di pilih.
Misalnya tes untuk masuk suatu lembaga pendidikan atau tes seleksi untuk
suatu jabatan tertentu. Berdasarkan hasil penukuran psikologi yang telah
dilakukan pimpinan lembaga dapat memutuskan calon-calon pelamar yang
diterima dan ditolak.
2. Fungsi klasifikasi, yaitu mengelompokkan individu dalam kelompok yang
sejenis. Misalnya mengelompokkan siswa yang mempunyai masalah yang
sama sehingga dapat diberikan bantuan yang sesuai masalahnya.
3. Fungsi deskripsi, yaitu menyuguhkan hasil pengukuran BK yang telah
dilakukan tanpa klasifikasi tertentu. Misalnya melaporkan profil minat
seseorang yang telah di tes dengan tes minat.
1
4. Mengevaluasi suatu treatment, yaitu untuk mengetahui apakah suatu tindakan
tertentu yang telah dilakukan terhadap seseoarang atau sekelompok individu
yang telah mencapai hasil atau belum. Misalnya seseorang siswa yang
mengalami kesulitan belajar diberikan remedial. Setelah pemberian remedial
tersebut lalu di tes untuk mengetahui apakah remedial yang diberikan sudah
berhasil atau belum.
5. Menguji suatu hipotesis, yaitu untuk mengetahui apakah hipotesis yang
dikemukakan itu betul atau salah. Misalnya seorang peneliti mengemukakan
hipotesis sebagai berikut : makin terang lampu yang di gunakan untuk belajar
akan semakin baik prestasi belajar yang akan dicapai. Untuk mencapai betu
tidaknya hipotesisyang dikemukan itu dapat di lakukan eksperimen. Da pada
akhir eksperimen di lakukan tes.
C. Jenis Dan Tingkatan Pengukuran
1. Jenis Pengukuran
Dari segi sasaran pengukuran, pengukuran dapat dibedakan atas:
a. Pengukuran alamiah, yaitu pengukuran yang ditujukan pada sasaran objek
alam benda.
b. Pengukuran sosial, yaitu pengukuran yang ditujukan pada sasaran objek
struktur dan kehidupan sosial.
c. Pengukuran psikologis, yaitu pengukuran dengan memfokuskan sasaran
obyek pada tingkah laku sebagai cerminan daripada keadaan psikis
seseorang atau individu.
Dari segi sifat objek pengukuran, dapat dibedakan atas:
a. Pengukuran kualitas, yaitu pengukuran yang ditujukan pada segi mutu
atau kualitas objek pengukuran.
b. Pengukuran kuantitas, yaitu pengukuran yang menitik beratkan pada segi
jumlah/volume atau kuantita dari objek pengukuran.
2. Tingkatan Pengukuran
2
Empat tingakatan pengukuran;
a. Pengukuran nominal (skala pengukuran nominal), yaitu pengukuran yang
menggunakan bilangan sebagai tanda kenal daripada suatu gejala atau
benda yang dilukiskan.
b. Skala pengukuran ordinal, yaitu pengukuran yang menggunakan angka-
angka/ bilangan sebagai petunjuk kepada adanya rank order dalam
susunan gejala atau benda.
c. Skala pengukuran interval, yaitu pengukuran dimana selain telah
dipenuhinya persyaratan sebagai perskalaan-perskalaan sebelumnya.
d. Skala pengukuran rasio, yaitu sebagai skala pengukuran di samping
memiliki sifat-sifat skala pengukuran yang dimiliki skala pengukuran
sebelumnya, memiliki ciri khusus yaitu terdapatnya titik mula mengukur
yang mutlak, yang dengan mudah sekali disepakati oleh semua orang yang
disimbolkan dengan tanda 0 (nol).
Aplikasi Instrumentasi adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran
dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan,
disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam
bentuk layanan konseling.
Insrtrumentasi merupakan bagian dari kegiatan pendukung dari bimbingan
konseling yang mana terdapat di dalamnya instrument tes dan non tes...
a. Instrumen Tes
Secara umum kegunaan berbagai tes itu ialah membantu konselor
dalam :
1. Memperoleh dasar-dasar pertimbangan berkenaan dengan berbagai
masalah pada individu yang di tes, seperti masalah penyesuaian
dengan lingkungan, masalah prestasi atau hasil belajar, masalah
penempatan dan penyaluran;
2. Memahami sebab-sebab terjadinya masalah diri individu;
3
3. Mengenali individu (misalnya peserta didik) yang memiliki
kemampuan yang sangat tinggi dan sangat rendah yang memerlukan
bantuan khusus;
4. Memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, atau
keterampilan seseorang individu dalam bidang tertentu.
Persyaratan instrumen tes yang baik : Penyusunan tes dilakukan
melalui tiga tahap, yaitu perencanaan tes, penulisan tes dan analisis tes.
Perencanaan tes dilakukan dengan langkah-langkah :
1. Menetapkan tujuan tes
2. Menetapkan hasil belajar yang akan diukur
3. Mempersiapkan tabel spesifikasi
4. Menetapkan isi materi tes
5. Menetapkan butir tes
6. Menyiapkan norma aturan
7. Mempersiapkan kunci scoring
Berbagai hal yang diperoleh konselor dari hasil tes dipergunakan
konselor untuk menetapkan jenis layanan yang perlu diberikan kepada
individu yang dimaksudkan.
b. Instrumen Non-Tes
Instrumen non-tes meliputi berbagai prosedur, seperti pengamatan,
wawancara, catatan anekdot, angket, sosiometri, inventoriyang dibakukan.
Agar diperoleh hasil yang terandalkan, pengamatan dan wawancara
dilakukan dengan mempergunakan pedoman pengamatan atau pedoman
wawancara. Catatan anekdot merupakan hasil pengamatan, khususnya
tentang tingkah laku yang tidak biasa atau khusus yang perlu mendapatkan
perhatian tersendiri. Angket dan daftar isian dipergunakan untuk
mengungkapkan berbagai hal, biasanya tentang diri individu, oleh
individu sendiri. Sosiometri untuk melihat dan memberikan gambaran
tentang pola hubungan sosial di antara individu-individu dalam kelompok.
4
Dengan sosiometri akan dapat dilihat individu-individu yang populer,
yang membentuk klik atau kelompok-kelompok tertentu, dan mereka yang
terpencil (terisolasi). Sedangkan melalui inventori yang dibakukan akan
dapat diungkapkan berbagai hal yang biasanya merupakan pokok
pembahasan dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling secara
lebih luas, seperti pengungkapan jenis-jenis masalah yang dialami
individu, sikap dan kebiasaan belajar peserta didik.
5
Alat Ungkap Masalah (AUM)Alat Ungkap Masalah (AUM)
AUM Umum adalah sebuah instrumen standar yang dikembangkan oleh
Prayitno, dkk. yang dapat digunakan dalam rangka memahami dan memperkirakan
masalah-masalah yang dihadapi klien. Alat Ungkap Masalah ini didesain untuk
mengungkap sepuluh bidang masalah yang mungkin dihadapi klien.
AUM UMUM merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengungkap
masalah-masalah siswa, mahasiswa, dan masyarakat secara menyeluruh
mengungkapkan masalah-masalah umum Alat Ungkap Masalah ini didesain untuk
mengungkap sepuluh bidang masalah yang mungkin dihadapi klien. Kesepuluh
bidang masalah tersebut adalah:
a. Jasmani dan Kesehatan (JDK), yang terdiri dari dua puluh lima item.
b. Diri Pribadi (DPI) yang terdiri dari dua puluh item.
c. Hubungan Sosial (HSO) yang terdiri dari lima belas item.
d. Ekonomi dan Keuangan (EDK) yang terdiri dari lima belas item.
e. Karir dan Pekerjaan (KDP) yang terdiri dari lima belas item.
f. Pendidikan dan Pelajaran (PDP) yang terdiri dari lima puluh lima item.
g. Agama, Nilai, dan Moral (ANM) yang terdiri dari tiga puluh item.
h. Hubungan Muda-Mudi (HMM) yang terdiri dari lima belas item.
i. Keadaan dan Hubungan dalam Keluargha (KHK) yang terdiri dari dua puluh lima
item.
j. Waktu Senggang (WSG) yang terdiri dari sepuluh item.
k. Jumlah keseluruhan item dari AUM Umum ini adalah sebanyak dua ratus dua puluh
lima item.Aplikasi AUM Umum ini, maka didapatlah data berdasarkan dua format
pengolahan, yaitu:
a. Rekapitulasi dan hasil pengolahan format kelompok
b. Masalah-masalah yang banyak dialami siswa dalam AUM Umum
c. Interpretasi hasil pengolahan AUM Umum
6
SosiometriSosiometri
Sosiometri adalah suatu metode untuk mengumpulkan data tentang pola
dan struktur hubungan antara individu-individu dalam kelompok. Metode ini
mula-mula dikembangkan oleh Moreno an Jenning. Metode ini didasarkan atas
postulat-postulat bahwa kelompok mempunyai struktur yang terdiri dari
hubungan-hubungan interpersonal yang kompleks. Hubungan-hubungan ini dapat
diukur secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Posisi tiap-tiap individu dalam
struktur kelompoknya dan hubungannya yang wajar dengan individu yang lain
dapat diukur dengan metode ini. ( Wayan Nur Kencana, 1993 )
Sosiometri adalah suatu metode pengumpulan serta analisis data mengenai
pilihan, komunikasi, dan pola interaksi antar-individu dalam kelompok. Dapat
dikatakan bahwa sosiometri adalah kajian dan pengukuran pilihan sosial.
Sosiometri disebut pula sebagai sarana untuk mengkaji “tarikan” (attraction) dan
tolakan (repulsion) anggota-anggota suatu kelompok. ( Hotman M. Siahaan,
2005).
Seseorang diminta untuk memilih satu orang lain atau lebih berdasarkan
criteria yang tlah disediakan oleh peneliti: “Denan siapakah anda bekerja?”
“Dengan sispakah anda bermain?” Kemudian orang itu membuat pilihan-satu,
dua, tiga pilihan atau lebih-diantara anggota kelompok (biasanya) atau anggota-
anggota kelompok lain.
Pilihan sosiometri hendaknya dipahami secara agak lebih luas. Ia tidak
hanya berarti pilihan “antara orang-orang”, melainkan dapat pula “pilihan
kelompok-kelompok minoritas”. Pilihan-pilihan tersebut tergantung pada
instruksi serta pelayanan yang diberikan kepada individu.
Metode sosiometri memegang peranan yang penting dalam pengukuran
hubungan sosial. Dengan sendirinya, setiap hubungan antara individu dengan
7
individu lainnya, kita batasi dalam hubungan tertentu seperti hubungan dalam
kelas atau dalam kelompok-kelompok kegiatan lainnya.
Manfaat Sosiometri
Kegunaan dari sosiometri secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperbaiki struktur hubungan sosial para siswa di dalam kelasnya.
2. Memperbaiki penyesuaian hubungan sosial siswa secara individual.
3. Mempelajari akibat-akibat praktik-praktik sekolah terhadap hubungan sosial
di kalangan siswa.
4. Mempelajari mutu kepemimpinan dalam stuasi yang bermacam-macam.
5. Menemukan norma-norma pergaulan antarsiswa yang diinginkan dalam
kelompok / kelas bersangkutan.
8
Alat Inventori SikapAlat Inventori Sikap
Inventory (inventaris, im’entarisasi) adalah suatu alat untuk menaksir dan
menilai ada atau tidak adanya tingkah laku, minat, sikap tertentu, dan seterusnya
biasanya inventaris ini berbentuk daftar pertanyaan yang harus dijawab (Chaplin,
2004: 260).
Dan pengertian ini bisa diidentifikasi bahwa inventory pada dasarnya:
a. Suatu alat untuk rnenaksir dan menilai
b. Yang ditaksir dan dinilai adalah ada atau tidak adanya tingkah laku,
minal, sikap tertentu, dan seterusnya
c. Alat yang disebut inventory ini berbentuk daftar pertanyaan yang harus
dijawab responden.
d. Jawaban responden yang diperoleh pengumpul data selanjutnya
digunakan untuk menaksir dan rnenilai tingkah laku responden yang
bersangkutan.
Nurkancana (1993:71) memaparkan bahwa, metode inventori adalah
suatu metode untuk mengumpulkan data yang berupa suatu pernyataan
(statemen) tentangsifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Dan daftar
pernyataan tersebut subjek/individu yang hendak kita kumpulkan datanya
diminta untuk memllih mana-mana pemyataan yang cocok dengan dirinya.
Setiap pernyataan yang cocok dengan dirinya diisi tanda check atau tanda-
tanda lain yang ditetapkan. Sedangkan pernyataan-pernyataan yang tidak
cocok dengan dirinya tidak diisi apa-apa. Pengertian tersebut diatas dapat kita
kemukakan dalam beberapa pokok pikiran, yaitu:
a. Inventori merupakan suatu metode pengumpulan data yang berupa suatu
pernyataan (statemen, beda denganpertanyaan).
b. Pernyataan tersebut menyangkut tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu
dan sejenisnya.
9
c. Subjek/individu atau responden supaya memilih pernyataan yang cocok
dengan dirinya dengan cara memberi tanda tertentu, misalnya tanda cek
(v), silang (x), lingkaran (0) dan tanda lain yang ditetapkan oleh
pengumpul data.
d. Sementara itu pernyataan yang tidak cocok tidak perlu dijawab atau
dilewati. Pada inventori tertentu dimana ada petunjuk bahwa setiap nomor
pernyataan hams dijawab, maka responden harus menjawab pernyataan
tersebut. Model inventori semacam ini biasanya dalam setiap nomor ada
dua atau lebih pernyataan.
e. Berdasarkan jawaban responden, pengumpul data membuat suatu profil
atau simpulan tentang responden yang bersangkutan.
Sementara itu Munandir (2005: 63) menyatakan bahwa, layanan
inventori berupa kegiatan pengumpulan data pribadi siswa melalui berbagai
teknik, termasuk dalam tugas pelayanan ini adalah membantu siswa/klien
memahami arti data hasil tes yang diambilnya dan menggunakannya dalam
konseling sebagai bahan pengambilan keputusan
Beberapa hal yang dapat kita kenali dalam pengertian di atas adalah
sebagal berikut:
a. Inventori merupakan kegiatan pengumpulan data pribadi siswa/klien
b. Teknik pengumpulan data dengan cara respondenng dan non-
respondenng
c. Data yang diperoleh digunakan untuk memaharni siswa/klien
d. Pemahaman atas din klien terutama oleh siswalklien yang bersangkutan,
yaitu ia mampu memahami arti data yang diperoleh dan kegiatan
inventori
e. Pemahaman terhadap arti data tersebut merupakan bahan pengambilan
keputusan dalam konseling.
Mengacu pada beberapa pengertian inventoni di atas, penulis
menyimpulkan bahwa inventori adalah metode untuk memahami individu
10
dengan cara memberikan sejumlah pernyataan yang harus dijawab/dipilih
responden sesuai dengan keadaan dirinya. Jawaban responden tersebut
selanjutnya ditafsirkan (dipahami) oleh pengumpul data tentang keadaan
responden, dan responden memahami keadaan dirinya sendiri.
Metode inventori mempunyai persamaan dengan metode kuesioner,
yaitu keduanya menggunakan instrumen yang berupa suatu daftar.
Perbedaannya ialah, kuesioner instrumennya berupa daftar pertanyaan yang
harus dijawab oleh subjek/ responden, sedangkan pada inventori instrumennya
berupa daftar pemyataan yang hams dipilih oleh subjek/responden sesuai
dengan keadaan dirinya.
Inventoni merupakan suatu metode yang tergolong metode laporan
diri (self reportatau deskripsi din self descriptive). Dalam metode laporan diri
atau deskripsi diri ini individu melaporkan keadaan dirinya budasarkan
pernyaraan atau perintah yang diberikan kepadanya.
11
Alat Inventori MinatAlat Inventori Minat
Minat merupakan faktor dari dalam diri individu yang menunjukan
pada typical performance dalam konteks pekerjaan,tampilan ini mengacu pada
senang atau tidak senang mengacu pada individu pada suatu bidang pekerjaan.
Seseorang akan menjadi berhasil apabila dia memiliki kemampuan yang
disertai dengan minat yang tinggi terhadap suatu pekerjaan yang diembannya.
Tes minat merupakan suatu alat ukur yang dirancang untuk mengukur
dan menganalisis minat seseorang.
Setiap orang memiliki kemampuan serta potensi yang unik dan berbea-
beda kedua hal tersebut merupakan beberapa factor penting yang dapat
meninjau kita dalam mencapai tujuan dan keberhasilan dalam kehidupan.
Namun ada kalanya kia sendiri bingung apa yang sebenarnya menjadi
potensi dan kemampuan kita yang menonjol,hal ini dapat diketahui dengan
melakukan tes minat atau bakat.
Tes ini bkanlah untuk menjawab letak kesalahan karena sesungguhnya
tidak ada orang yang salah. Semua orang adalah orang yang tepat termasuk
dirinya hanya saja banyak orang yang berada ditempat yang salah karena
minimnya pengetahuan mengenai diri mereka.
Minat merupakan faktor dari dalam individu yang menunjuk pada
typical performance. Dalam konteks pekerjaan, tampilan ini mengacu pada
senang atau tidak senangnya individu pada suatu bidang pekerjaan. Seseorang
akan menjadi berhasil apabila dirinya memiliki kemampuan yang disertai
dengan minat yang tinggi terhadap suatu pekerjaan yang diembannya.Tes
minat merupakan suatu alat ukur yang dirancang untuk mangukur dan
manganalisis minat seseorang.
Tes Minat dan Ketertarikan ini didasarkan dari kode Holland
mengenai 6 kategori dasar tipologi pribadi dan lingkungan.Kode tersebut
12
seringkali diistilahkan sebagai Akronim RIASEC:
Enam kategori dasar tersebut adalah:
a. Realistic; menyukai pekerjaan realistis seperti mekanik otomotif dan
diterangkan sebagai figur yang sedikit bersosialisasi, penurut, terbuka,
kurang fleksibel dan tekun.
b. Investigative; menyukai pekerjaan investigatif seperti peneliti biologi,
kimia, antropologi dll dengan figur yang bercirikan analitis, ingin tahu,
hati-hati, berpikir kompleks, ketepatan adalah penting dan tidak perlu
menonjolkan diri.
c. Artistic; menyukai pekerjaan seni seperti komposer, musikus, penulis,
aktor atau aktris dan dicirikan sebagai pribadi yang kompleks, emosional,
ekspresif, daya imaginasi tinggi, impulsif dan kurang dapat
berkonformitas.
d. Social; menyukai pekerjaan yang melibatkan sosialisasi seperti guru,
konselor, psikolog, public relation dan dicirikan sebagai pekerjasama,
empatik, bersahabat, mudah membantu, sabar dan bertanggung jawab
secara sosial.
e. Enterprising; menyukai pekerjaan kreatif, inovatif dan menghibur seperti
penjual, manajer, usahawan dan diterangkan sebagai petualang, ambisius,
dominan, energetik dan terbuka secara pribadi.
Pada dasarnya ahli psikologi sepakat bahwa minat dipandang
sebagaiaspek kognitif yang sama sekali berbeda dengan aspek kognitif.
Sebagaikonsekuensinya, untuk mengetahui minat seseorang digunakan
instrument (yangantara lain berupa tes) yang harus tidak mengungkap aspek
kognitif yang biasanyadisebut dengan kemampuan.
Hakikat dan kekuatan dari minat dan sikap seseorang merupakan aspek
penting kepribadian, karakterisitik ini secara material mempengaruhi prestasi,
pendidikan dan pekerjaan, hubungan antar pribadi, kesenangan yang
13
didapatkanseseorang dari aktivitas waktu luang, dan fase-fase utama lain dari
kehidupansehari-hari.
Studi tentang minat mendapat dorongan terkuat dari penaksiran
pendidikan dan karier. Meskipun lebih sedikit kadarnya pengembangan tes
dalamarea ini juga dirangsang oleh seleksi dan klasifikasi pekerjaan.Menurut
perspektif belajar sosial, minat sebagai hasil dari perbedaanreinforcement
untuk aktivitas yang dilakukan dengan memasangkan imitasi danmodeling
dari orang yang penting berpengaruh terhadap individu tersebut.Selain itu,
menurut peranan hereditas, terdapat minat yang sama antaraorang tua dan
anak, orang yang berjenis kelamin yang sama dibanding denganyang berjenis
kelamin yang berbeda.Akan tetapi, minat itu sendiri bisa berubah pada
seseorang meskipun telah dewasa.
Sejarah tes minat dimulai pada tahun 1921 dengan diterbitkannya tesminat
yang pertama, yakni carnegie Interest Inventory.Pada waktu buku tebalyang
sampai saat ini dipandang sebagai sumber informasi utama tes psikologi-
Mental measurement Yearbook -pertama kali diterbitkan tahun 1939, ternyata
didalamnya terdapat 15 macam tes minat.
Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong
untuk mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu obyek,
cenderung untuk memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih besar
kepada obyek tersebut. Namun apabila obyek tersebut tidak menimbulkan
rasa senang, maka ia tidak akan memiliki minat pada obyek tersebut. Crow
and Crow berpendapat bahwa minat erat hubungannya dengan daya gerak
yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang,
benda atau bisa juga sebagai pengalaman efektif yang dipengaruhi oleh
kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi sebab kegiatan dan
sebab partisipasi dalam kegiatan itu.
Selain itu Crow and Crow mengemukakan juga bahwa minat erat
hubungannya dengan dorongan (drive), motif, dan reaksi emosional. Misalnya
14
minat terhadap riset ilmiah, mekanika, atau mengajar bisa timbul dari
tindakan atau dirangsang oleh keinginannya dalam memenuhi rasa ingin tahu
seseorang terhadap kegiatan tersebut.
Selanjutnya skinner juga berpendapat bahwa minat sebagai motif yang
menunjukkan arah perhatian individu terhadap obyek yang menarik atau
menyenangkannya, maka ia cenderung akan berusaha aktif dengan obyek
tersebut.
Adapun tanda-tanda bahwa seseorang telah sampai ke taraf ini antara lain
adalah: mau melakukan sesuatu atas prakarsa sendiri, melakukan sesuatu
secara tekun, dengan ketelitian dan kedisiplinan yang tinggi. Melakukan
sesuatu sesuai dengan keyakinannya itu dimana saja, kapan saja, dan atas
inisiatif sendiri.
Skinner mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran ada beberapa hal
yang dapat mempengaruhi minat belajar dan untuk dapat mempengaruhi
minat siswa maka seorang pendidik harus dapat mengubah proses belajar
yang membosankan menjadi pengalaman belajar yang menggairahkan.
15
Tes IntelegensiTes Intelegensi
Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak
secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara
efektif.Suryabrata (1982), Intelegensi didefinisikan sebagai kapasitas yang
bersifat umum dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi-
situasi baru atau problem yang sedang dihadapi. dan William Stern, intelegensi
ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan
menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern
berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan
turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi
seseorang.
Intelegensi merupakan keahlian memecahkan masalah dan kemampuan
untuk beradaptasi pada, dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. Secara
garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental
yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak
dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai
tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Intelegensi tecermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap
lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul daripadanya.
Sedangkan tes intelegensi itu sendiri antara lain;
1. Suatu pengukuran yang standar dan obyektif terhadap sampel perilaku.
2. Suatu kegiatan pengukuran atau penilaian melalui upaya yang sistematik
untuk mengungkap aspek-aspek psikologi tertentu dari individu.
3. Seperangkat alat ukur yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang
pikiran, perasaan, persepsi dan perilaku seseorang guna membuat keputusan
penilaian tentang seseorang.
16
4. Tes untuk mengukur aspek individu secara psikis (tes dapat berbentuk tertulis,
visual, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur
fungsi kognitif dan emosional) tes dapat diaplikasikan kepada anak-anak
maupun dewasa.
5. Suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan tarap
kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan
menyesuaikan dirinya secara efektif.
Manfaat Tes Inteligensi bagi Layanan BK Tes intelegensi dapat
dipergunakan oleh berbagai pihak di sekolah antara lain;
1. Sekolah, tes intelegensi dapat digunakan untuk menyaring calon siswa yang
akan diterima atau untuk menempatkan siswa pada jurusan tertentu, dan juga
mengidentifikasi siswa yang memiliki IQ di atas normal.
2. Guru, tes intelegensi dapat digunakan untuk mendiagnosa kesukaran pelajaran
dan mengelompokkan siswa yang memiliki kemampuan setara.
3. Konselor, tes intelegensi dapat digunakan untuk membuat diagnosa siswa,
untuk memprediksi hasil siswa dimasa yang akan datang, dan juga sebagai
media untuk mengawali proses konseling.
4. Siswa, tes intelegensi dapat digunakan untuk mengenali dan memahami
dirinya sendiri dengan lebih baik, dan mengetahui kemampuannya.
5. Menganalisis berbagai masalah yang dialami murid
6. Membantu memahami sebab terjadinya masalah
7. Membantu memahami murid yang mempunyai kemampuan yang tinggi juga
yang rendah
Secara umum, tes intelegensi dapat digunakan sebagai bahan diagnosa.
Hasil tes belum tentu perlu disampaikan dalam proses konseling, tetapi konselor
maupun konseli memerlukan gambaran yang menyeluruh dari diri seorang
17
konseli. Dengan menggunakan hasil tes intelegensi, konselor dapat melakukan
diagnosa terkait perkembangan konseli selama dan setelah proses konseling
berlangsung. Selain itu, hasil tes intelegensi dapat digunakan sebagai data
penunjang. Jika tes yang digunakan tidak hanya tes atau tes intelegensi, maka
hasil tes intelegensi dapat digunakan untuk menunjang data yang telah diperoleh
dan diperlukan dalam kegiatan konseling.
Teknik Pengelolahan AUM umum PTTeknik Pengelolahan AUM umum PT
Teknik Pengelolahan AUM PTSDL PTTeknik Pengelolahan AUM PTSDL PT
a. Komposisi
Dengan memperhatikan ruang lingkup dan kondisi kehidupan siswa pada
umumnya, maka AUM seri PTSDL Format 2 (selanjutnya disebut AUM PTSDL-2)
untuk siswa itu meliputi seumlah item yang memuat berbagai masalah yang mungkin
dialami oleh siswa yang semuanya itu dikelompokkan ke dalam lima bidang, yaitu:
1. Prasyarat penguasaan materi pelajaran (P)
2. Keterampilan belajar (T)
3. Sarana belajar (S)
4. Diri Pribadi (D)
5. Lingkungan belajar dan sosio-emosional (L)
18
b. Kesahihan
Kesahihan AUM PTSDL-2 diperiksa dengan mencocokan jenis-jenis masalah yang
dikemukakan oleh siswa tanpa mempergunakan AUM PTSDL-2 (yaitu dengan
menuliskan masalah-masalah itu pada secarik kertas kosong) dengan masalah-
masalah siswa yang sama yang dinyatakan melalui AUM PTSDL-2. Prosedur
menuliskan jenis-jenis masalah pada kertas kosong dilakukan sebelum siswa yang
bersangkutan mengisi AUM PTSDL-2. Dengan cara tersebut, indeks kecocokan yang
diperoleh adalah 86,36%.
c. Keterandalan
Keterandalan AUM PTSDL-2 diperiksa melalui prosedur ”tes-retest”. Dalam
prosedur ini, jarak pengadministrasian AUM PTSDL-2 yang pertama dan yang kedua
adalah antara 2-3 hari. Skor dan jenis-jenis masalah hasil pengadministrasian pertama
dan kedua untuk siswa yang sama dikorelasikan.
Dengan prosedur demikian itu, tingkat keterandalan yang berupa indeks
korelasi skor hasil pengadministrasian yang pertama dan kedua adalah 0,76.
Sedangkan tingkat kesesuaian masalah yang terungkap pada pengadministrasian
pertama dan kedua adalah 0,89. Angka-angka ini memperlihatkan tingkat
keterandalan AUM PTSDL-2.
d. Keefektifan
Keefektifan AUM PTSDL-2 dilihat dengan membandingkan jumlah masalah
yang dikemukakan siswa melalui cara non-AUM (yaitu dengan menuliskan masalah-
19
masalah yang dialami pada selembar kertas kosong) dengan masalah-masalah yang
terungkap melalui AUM PTSDL-2.
e. Variasi Masalah
Masalah-masalah siswa yang terungkapkan melalui AUM PTSDL-2 ternyata
sangat bervariasi. Dari masalah-masalah tersebut ada yang dialami oleh sejumlah
besar siswa, ada pula yang dialami oleh sejumlah kecil siswa saja.
f. Norma
Hasil dari pengadministrasian AUM PTSDL-2 terhadap sejumlah sampel dapat diolah
dan kemudian disusun untuk membentuk sebuah norma berkenaan dengan hasil
tersebut.
20
KesimpulanKesimpulan
Tujuan pengukuran BK khususnya dalam layanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah diantaranya :
1. Membantu siswa untuk mengenal dirinya sendiri; yaitu agar siswa mengerti
kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya sehingga siswa dapat
merencanakan masa depan nya secara realistis.
2. Jenis Pengukuran
Dari segi sasaran pengukuran, pengukuran dapat dibedakan atas:
a. Pengukuran alamiah, yaitu pengukuran yang ditujukan pada sasaran objek
alam benda.
b. Pengukuran sosial, yaitu pengukuran yang ditujukan pada sasaran objek
struktur dan kehidupan sosial.
c. Pengukuran psikologis, yaitu pengukuran dengan memfokuskan sasaran
obyek pada tingkah laku sebagai cerminan daripada keadaan psikis
seseorang atau individu.
AUM Umum adalah sebuah instrumen standar yang dikembangkan oleh
Prayitno, dkk. yang dapat digunakan dalam rangka memahami dan
memperkirakan masalah-masalah yang dihadapi klien. Alat Ungkap Masalah ini
didesain untuk mengungkap sepuluh bidang masalah yang mungkin dihadapi
klien.
Sosiometri adalah suatu metode untuk mengumpulkan data tentang pola
dan struktur hubungan antara individu-individu dalam kelompok. Metode ini
mula-mula dikembangkan oleh Moreno an Jenning. Metode ini didasarkan atas
postulat-postulat bahwa kelompok mempunyai struktur yang terdiri dari
hubungan-hubungan interpersonal yang kompleks. Hubungan-hubungan ini dapat
diukur secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Posisi tiap-tiap individu dalam
struktur kelompoknya dan hubungannya yang wajar dengan individu yang lain
dapat diukur dengan metode ini. ( Wayan Nur Kencana, 1993 )
21
Inventory (inventaris, im’entarisasi) adalah suatu alat untuk menaksir dan
menilai ada atau tidak adanya tingkah laku, minat, sikap tertentu, dan seterusnya
biasanya inventaris ini berbentuk daftar pertanyaan yang harus dijawab (Chaplin,
2004: 260).
Minat merupakan faktor dari dalam diri individu yang menunjukan pada
typical performance dalam konteks pekerjaan,tampilan ini mengacu pada senang
atau tidak senang mengacu pada individu pada suatu bidang pekerjaan. Seseorang
akan menjadi berhasil apabila dia memiliki kemampuan yang disertai dengan
minat yang tinggi terhadap suatu pekerjaan yang diembannya.
Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak
secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara
efektif.Suryabrata (1982), Intelegensi didefinisikan sebagai kapasitas yang
bersifat umum dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi-
situasi baru atau problem yang sedang dihadapi. dan William Stern, intelegensi
ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan
menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern
berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan
turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi
seseorang.
22
RESUME
PENGUKURAN PRILAKU
Disusun Oleh:
LITA HARYANI
209 3325891
Dosen
ASNITI KARNI, M.Pd.,Kons
JURUSAN DAKWAHBIMBINGAN KONSELING ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERISTAIN (BENGKULU)
2013
23
DAFTAR PUSTAKA
Winkel, W.S. & Hastuti, Sri. 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Jakarta: Media Abadi.
Drs. Tohirin, M. Pd. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.. Hlm. 141
Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Walsh, W. Bruce & Osipow, Samuel H. 1995. Handbook of vocationalpsychology: Theory, Research, and Practice. New Jersey: LawrenceErlbaum Associates, Inc.
Walsh, W. Bruce & Osipow, Samuel H. 1986. Advances in VocationalPsychology: The Assessment of Interests. New Jersey: Lawrence ErlbaumAssociates, Inc.
24
25
DAFTAR ISIDAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFATR ISI.................................................................................................... ii
A. Jenis Jenis Pengukuran......................................................................... 1
B. AUM Umum ........................................................................................ 6
C. Sosiometri ............................................................................................ 7
D. Alat Inventory Sikap ............................................................................ 9
E. Alat Inventory minat............................................................................. 12
F. Tes Intrelegensi ............................................................................................ 16
G. AUM PTSDL................................................................................................... 18
Kesimpulan....................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTARii
26
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayahnya , penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul :
Pengukuran Perilaku Dosen Mata kuliah yang telah membantu penulis dalam
membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi motifasi dan dorongan
serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kekeliruan baik dalam penulisan maupun materi yang disajikan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan masukan serta kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Atas kritik dan saran yang
disampaikan nantinya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bengkulu,Januari 2013
Penulis
i
27