audit saldo kas

10
AUDIT SALDO KAS Kas di Bank dan Siklus Transaksi Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliasi saldo laporan bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan kas dalam buku besar merefleksikan dengan benar seluruh transaksi kas yang terjadi sepanjang tahun. Setiap salah saji berikut ini menghasilkan kesalahan dalam pembayaran atau menyebabkan kesalahan dalam penerimaan kas, tetapi tak satupun dapat ditemukan dalam audit atas rekonsiliasi bank: a. Kesalahan dalam menagih konsumen b. Pencurian kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelumnya dicatat, dengan akun dianggap sebagai piutang tak tertagih c. Duplikasi pembayaran faktur vendor d. Pembayaran tidak benar atas biaya pribadi pejabat perusahaan e. Pembayaran atas bahan baku yang tidak pernah diterima f. Pembayaran atas karyawan lebih besar daripada jam kerja aktualnya g. Pembayaran atas bunga pada pihak luar jumlahnya lebih besar dibandingkan tingkat bunga sebenarnya Seluruh jenis salah saji biasanya ditemukan sebagai bagian dari pengujian atas rekonsiliasi bank. Hal ini meliputi : a. Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam daftar cek beredar, meskipun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas b. Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca, tetapi sudah dicatat dalam penerimaan kas pada tahun berjalan c. Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada bank dibulan yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan DEAMY FILIANTO NUGROHO F0311035

Upload: demy-besir

Post on 01-Jan-2016

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Audit Saldo KasAudit 2 Audit Saldo KasAudit Saldo KasAudit 2 Audit Saldo Kas

TRANSCRIPT

Page 1: Audit Saldo Kas

AUDIT SALDO KAS

Kas di Bank dan Siklus Transaksi

Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliasi saldo laporan bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan kas dalam buku besar merefleksikan dengan benar seluruh transaksi kas yang terjadi sepanjang tahun. Setiap salah saji berikut ini menghasilkan kesalahan dalam pembayaran atau menyebabkan kesalahan dalam penerimaan kas, tetapi tak satupun dapat ditemukan dalam audit atas rekonsiliasi bank:

a. Kesalahan dalam menagih konsumen

b. Pencurian kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelumnya dicatat, dengan akun dianggap sebagai piutang tak tertagih

c. Duplikasi pembayaran faktur vendor

d. Pembayaran tidak benar atas biaya pribadi pejabat perusahaan

e. Pembayaran atas bahan baku yang tidak pernah diterima

f. Pembayaran atas karyawan lebih besar daripada jam kerja aktualnya

g. Pembayaran atas bunga pada pihak luar jumlahnya lebih besar dibandingkan tingkat bunga sebenarnya

Seluruh jenis salah saji biasanya ditemukan sebagai bagian dari pengujian atas rekonsiliasi bank. Hal ini meliputi :

a. Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam daftar cek beredar, meskipun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas

b. Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca, tetapi sudah dicatat dalam penerimaan kas pada tahun berjalan

c. Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada bank dibulan yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan

d. Pembayaran atas wesel bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi tidak dimasukkan dalam catatan klien.

Jenis Akun Kas

Auditor akan mengetahui lebih banyak berbagai jenis saldo kas setelah memahami bisnis klien. Berikut adalah jenis akun kas yang utama:

1. Akun kas umum (general cash account) merupakan kas yang penting bagi sebagian organisasi karena hamper semua penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini.

DEAMY FILIANTO NUGROHOF0311035

Page 2: Audit Saldo Kas

2. Akun Impres, Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres. Misalnya, membuat akun penggajian impres terpisah untuk meningkatkan pengendalian internal pembayaran gaji.

3. Akun Bank Cabang (branch bank accounts) berguna untuk membangun relasi dengan bank dalam komunitas lokal dan memungkinkan sentralisasi operasional pada tingkat cabang. Dalam beberapa perusahaan, penyetoran dan pengeluaran untuk setiap cabang dibuat dalam akun yang berbeda, dan kelebihan kas secara periodik dikirimkan ke akun bank umum pada kantor pusat. Akun cabang dalam ini seperti akun umum, tetapi pada tingkat cabang.

4. Dana kas kecil imprest (imprest petty cash fund) bukan merupakan rekening bank tetapi hampir serupa dengan kas di bank pencantumannya. Dana tersebut digunakan untuk akuisisi kas bernilai kecil yang dapat dibayar secara lebih mudah dan lebih cepat dengan kas ketmbang dengan cek atau untuk memudahkan karyawan dalam mencairkan cek pribadi atau cek penggajian. Akun kas imprest dibentuk atas dasar yang sama seperti akun bank cabang imprest, tetapi biasanya digunakan untuk pengeluaran dalam jumlah yang lebih kecil. Beban yang umum meliputi perlengkapan minor kantor, perangko, sumbangan amal. Akun kas kecil biasanya tidak melampaui beberapa ratus dollar dan sering kali diisi kembali satu cara dua kali setiap bulan.

5. Setara Kas (cash equivalent), meliputi deposito berjangka, sertifikat deposito, dan dana pasar uang. Setara kas bisa sangat material dan dimasukan dalam laporan keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika merupakan investasi jangka pendek yang siap dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan tidak dapat dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga. Sekuritas yang dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih panjang bukan merupakan setara kas.

Audit Akun Kas Umum

Pada pengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus mengakumulasikan bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas, sebagaimana dinyatakan dalam neraca, dinyatakan dan diungkapkan dengan wajar sesuai lima dari keenam tujuan audit-terkait saldo untuk seluruh pengujian perincian saldo (keberadaan, kelengkapan, akurasi , pisah batas, dan kecocokan perincian). Hak atas kas umum, klasifikasinya dalam neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada akhir tahun sama dengan saldo akun neraca lainya.

1. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas (Tahap I)

Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi lainya. Beberapa perusahaan yang menyediakan jasa keuangan mengalami kerugian besar akibat aktivitas perdagangan oleh perorangan yang disembunyikan dengan salah menyajikan saldo investasi dan kas. Auditor harus memahami risiko dari kebijakan dan strategi investasi klien, sama halnya dengan pengendalian manajemen yang dapat memperburuk risiko tersebut.

2. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)

Page 3: Audit Saldo Kas

Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul potensi salah saji material dalam kas.

Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko bawaan cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini biasanya akan berfokus pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya.

3. Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)

Pembagian internal terhadap saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi dalam dua kategori:

1. Pengendalian terhadap siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas.

2. Rekonsiliasi bank independen.

Rekonsiliasi bank yang cermat oleh personil klien yang kompeten meliputi tindakan-tindakan berikut:

1. Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas menyangkut tanggal, payee atau pihak yang dibayar, dan jumlahnya.

2. Memeriksa cek yang dibatalkan menyangkut tanda tangan, endorsement, dan pembatalan.

3. Membandingkan setoran di bank dengan penerimaan kas yang tercatat menyangkut tanggal, pelanggan dan jumlah.

4. Memeriksa urutan nomer cek, dan menyelidiki cek yang hilang.

5. Merekonsiliasi semua item yang menyebabkan perbedaan antara nilai buku dan saldo bank serta memverifikasi kesesuaiannya dengan bisnis klien.

6. Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran kas.

7. Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan.

8. Mereview transfer antarbank pada akhir bulan untuk melihat kesesuaian dan pencatatan yang tepat.

9. Menindaklanjuti cek yang beredar dan pemberitahuan penghentian pembayaran.

4. Merancang dan Melakasanakan Pengujian Pengendalian serta Pengujian Subtantif atas Transaksi (Tahap II)

Karena saldo kas dipengaruhi oleh semua siklus lain kecuali persediaan dan pergudangan, ada banyak sekali transaksi yang mempengaruhi kas. Sebagai contoh, pengendalian terhadap penerimaan kas seperti transaksi kas diaudit sepanjang pengujian siklus transaksi tersebut.

Page 4: Audit Saldo Kas

5. Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)

Rekonsiliasi bank akhir tahun diaudit secara ekstensif. Karena itu, penggunaan prosedur analitis untuk menguji kewajaran saldo kas menjadi kurang penting dibandingkan untuk sebagian besar audit lainnya.

Umumnya auditor membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi tahun sebelumnya. Demikian juga, auditor biasanya membandingkan saldo akhir kas dengan saldo bulan sebelumnya. Prosedur analitis tersebut mungkin akan mengungkap salah saji dalam kas.

6. Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Kas (Tahap III)

Langkah awal dalam memverifikasi saldo akun bank umum adalah memperoleh rekonsiliasi bank dari klien untuk dicantumkan dalam dokumentasi auditor.

Untuk mengaudit kas di bank, auditor memverifikasi apakah rekonsiliasi bank yang diterima dari klien tersebut sudah benar. Tujuan audit yang berhubungan dengan saldo dan pengujian atas rincian saldo adalah pengujian atas eksistensi, kelengkapan, dan keakuratan.

Penerimaan konfirmasi bank walaupun tidak diharuskan oleh standar auditing, biasanya auditor meminta penerimaan konfirmasi langsung dari setiap bank atau dari institusi keuangan lainnya dimana klien melakukan bisnis, kecuali ada sejumlah besar akun yang tidak aktif. Jika bank tidakmerespon permintaan konfirmasi, auditor harus mengirimkan permintaan kedua atau meminta klien berkomunikasi dengan bank untuk memintanya melengkapi dan mengembalikan konfirmasi ke auditor. Untuk memudahkan auditor dan juga banker yang diminta untuk mengisi konformasi bank AICPA, menyetujui penggunaan formulir konfirmasi bank standar (standard bank confirmation form).

Penerimaan laporan pisah batas bank laporan pisah batas bank. Adalah laporan bank periode persial dan cek yang dibatalkan yang terkait, salinan sip deposit, dan dokumen lain yang tercantum dalam laporan bank, yang dikirimkan langsung oleh bank ke kantor akuntan public. Tujuan dari laporan pisah batas bank adalah untuk memverifikasi item rekonsiliasi pada rekonsisliasi bank akhir tahun klien dengan bukti yang tidak dapat diakses oleh klien untuk meminta bank mengirimkan laporan 7 hingga 10 hari setelah tanggal neraca langsung ke auditor.

Banyak auditor memverifikasi laporan bank periode selanjutnya jika laporan pisah batas tidak diterima secara langsung dari bank. Tujuannya adalah untuk menguji apakah karyawan klien telah menghilangkan, menambah, atau mengubah dokumen yang menyertai laporan. Jelas ini adalah pengujian untuk salah saji yang disengaja. Auditor melaksanakan verifikasi berikut dalam bulan setelah tanggal neraca :

a. Memfoot daftar semua cek yang dibatalkan, memo debet, setoran dan memo kredit

b. Memverifikasi bahwa laporan bank dalam keadaan seimbang ketika total footing digunakan

Page 5: Audit Saldo Kas

c. Mereview item yang dilibatkan dalam footing untuk memastikan bahwa hal itu telah dibatalkan oleh bank pada periode yang benar dan tidak memasukkan penghapusan atau perubahan.

Pengujian rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi bank independen yang disiapkan dengan baik merupakan pengendalian internal yang penting terhadap kas. Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah personil klien telah membuat rekonsiliasi bank dengan cermat dan untuk memverifikasi apakah saldo bank yang tercatat milik klien sama jumlahnya dengan kas actual actual di bank kecuali setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi lainnya.

Prosedur yang Berorientasi Kecurangan

Prosedur yang harus dilakukan auditor untuk menemukan kecurangan atas penerimaan kas meliputi, mempertimbangkan sifat dari kurangnya pengendalian internal, jenis kecurangan yang dapat terjadi dari kekurangan tersebut, potensi materialitas kecurangan, konfirmasi piutang dagang, pengujian yang dilakukan untuk menemukan pencurian uang, penelaahan aktivitas akun kas atas transaksi yang tidak lazim, pemeriksaan persetujuan dan dokumen pendukung untuk piutang tidak tertagih dan retur dan cadangan penjualan, serta prosedur audit yang palin efektif untuk menemukan kecurangan. Prosedur untuk menemukan kecurangan berikut langsung terkait dengan saldo kas akhir tahun;

1. Perluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank

Jika rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu dilakukan perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur yang dilakukan auditor :

a. Memulai rekonsiliasi bank untuk bulan/tahun tertanggal, dan membandingkan seluruh bagian rekonsiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lainnya dalam laporan bank tertanggal.

b. Membandingkan sisa cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam laporan bank tertanggal dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas bulan/tahun tertanggal.

c. Menelusuri seluruh bagian yang tidak jelas dalam rekonsiliasi bank dan jurnal penerimaan dan pengeluaran kas ke rekonsiliasi bank klien untuk memastikan semua sudah dimasukkan.

d. Melakukan verifikasi seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank dari jurnal untuk rekonsiliasi bank tertanggal yang belum dikliring ke bank.

2. Pembuktian Kas

Auditor menggunakan pembuktian kas untuk menentkan apakah,

a. Seluruh penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan.

b. Seluruh setoran ke bank dicatat dalam pencatatan akuntansi

c. Seluruh pengeluaran kas dibayarkan oleh bank

Page 6: Audit Saldo Kas

d. Seluruh jumlah yang dibayarkan oleh bank sudah dicatat.

Pembuktian kas meliputi empat rekonsiliasi berikut ini :

1. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periodepembuktian kas.

2. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang tercatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.

3. Rekonsiliasi cek yang dibatalkan di kliring bank dengan yang dicatatdalam jurnal pengeluaran kas untuk periode tertentu.

4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir periode pembuktian kas.

3. Pengujian Transfer Antarbank

Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank, yaitu sebagai berikut :

a. Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi. Auditor harus mempertimbangkan informasi pengeluaran dan penerimaan pada skedul ke pencatatan pengeluaran dan penerimaan kas untuk memastikan akurasinya.

b. Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank pengirim. Asumsikan terdapat Rp 10.000.000 dipindahkan dari bank A ke bank B, tetapi hanya pengeluarannya yang dicatat, maka ini adalah bukti pencurian uang yang ditutupi.

c. Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus dilakukan di tahun fiskal yang sama. Jika penerimaan kas dicatat pada tahun fiskal berjalan dan pengeluaran kas dicatat setelah tanggal neraca, maka hal tersebut bisa saja dilakukan untuk menutupi berkurangnya kas.

d. Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkandengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar. Dalam akun kas umum harus dimasukkan sebagai cek beredar pada transfer rekonsiliasi bank. Kurang saji cek beredar pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.

e. Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan. Untuk akun tabungan dan penggajian harus mengindikasikan setoran dalam perjalanan untuk transfer rekonsiliasi bank. Lebih saji atas setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.

Audit Akun Penggajian Imprest

Dalam pengujian saldo akun bank untuk penggajian, auditor harus mendapatkan rekonsiliasi bank, konfirmasi bank, dan laporan bank atas pisah batas. Prosedur rekonsiliasi sama dengan kas umum, kecuali pengujian pada cek beredar yang biasanya terbatas untuk pengujian kewajarannya.

Page 7: Audit Saldo Kas

Biasanya, diperlukan perluasan prosedur bila pengendalian tidak memadai atau jika akun bank tidak direkonsiliasi dengan saldo kas impres pada buku besar.

Audit Atas Kas Kecil Imprest

1. Pengendalian Internal atas Kas Kecil

Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dan impres yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak dapat digabungkan dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas lainnya. Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil, sama halnya dengan jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari transaksi kas kecil harus jelas didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan.

Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang memadai mensyaratkan adanya tanda tangan personel yang berwenang pada formulir kas kecil yang bernomor urut. Total dari kas aktual dan cek dananya, ditambah total formulir kas kecil yang disebut dalam buku besar. Perhitungan mendadak secara periodik dan rekonsiliasi dana kas kecil harus dilakukan oleh auditor internal atau personel lain yang berwenang.

Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus dibuat untuk mengisi kas kecil. Cek harus ditulis dengan jumlah yang sama dengan voucher bernomor urut yang dijadikan bukti pengeluaran aktual sebelumnya. Voucher ini harus diverifikasi oleh petugas utang dagang dan dibatalkan agar tidak digunakan kembali.

2. Pengujian Audit atas Kas Kecil

Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas kecil dibandingkan saldi akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil jumlahnya kecil, terdapat potensi kecurangan transaksi jika dana sering dikeluarkan atau digunakan.

Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur klien dalam menangani dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian internal bersama pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa transaksi. Saat hasil penilaian risiko pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit pengeluaran dilakukan selama tahun berjalan, biasanya auditor tidak melakukan pengujian lebih lanjut karena tidak material. Ketika auditor menguji kas kecil, dua prosedur utamanya adalah menghitung saldo kas kecil dan melanjutkan dengan pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran. Prosedur utama harus meliputi:

a. Menjumlahkan voucher pendukung kas kecil yang menunjukkan jumlah pengeluaran

b. Memperhatikan urutan voucher kas kecil

c. Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil

d. Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan register kas, faktur, dan bukti penerimaan.