audit energi di rs karyadi semarang

Upload: hartoyo-mp

Post on 16-Oct-2015

83 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 1

    AUDIT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG

    RUMAH SAKIT Dr. KARYADI SEMARANG

    Hendra Rizki Hadiputra (L2F004482)

    Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang

    E-mail : [email protected]

    Abstrak : Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting bagi kita.

    Tanpa adanya energi listrik, berbagai aktivitas manusia tidak dapat berjalan baik dan lancar.

    Namun konsumsi energi listrik secara berlebihan akan membawa dampak negatif. Oleh karena

    itu, pemanfaatan energi listrik harus dilakukan secara hemat dan efisien. Untuk mengetahui

    profil penggunaan energi listrik di suatu bangunan gedung dapat dilakukan audit energi listrik

    pada bangunan gedung tersebut.

    Audit energi terdiri dari beberapa tahap. Mulai dari pengumpulan data mengenai

    penggunaan energi listrik pada periode sebelumnya, pengukuran langsung penggunaan energi

    listrik, perhitungan intensitas kebutuhan energi listrik (IKE) serta analisa mengenai peluang

    hemat energi.

    Hasil dari pengambilan data dan analisa tersebut kemudian dilaporkan dengan disertai

    rekomendasi upaya penghematan energi pada bangunan gedung yang bersangkutan. Sehingga,

    pemakaian energi listrik pada bangunan gedung tersebut bisa lebih efektif dan efisien.

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi di dunia telah menghasilkan

    berbagai penemuan baru, antara lain

    peralatan-peralatan elektronik. Penggunaan

    alat-alat listrik dalam kehidupan sehari-hari

    sangat praktis dan efektif. Namun semakin

    banyak peralatan elektronik digunakan di

    masyarakat juga menyebabkan konsumsi

    energi listrik juga meningkat. Peningkatan

    konsumsi energi listrik ini tidak sebanding

    dengan jumlah pasokan listrik dari pusat

    pembangkit.

    Untuk menghindari terjadinya

    pemborosan energi listrik, Direktorat

    Pengembangan Energi, Departemen

    Pertambangan dan Energi, telah membuat

    petunjuk konservasi energi pada bangunan

    gedung yang mengkonsumsi energi cukup

    besar, seperti perkantoran, rumah sakit,

    swalayan, dan lain lain. Audit energi pada bangunan gedung

    dilakukan untuk mengetahui profil

    penggunaan energi dan peluang

    penghematan energi pada bangunan gedung

    untuk menungkatkan efiiensi penggunaan

    energi pada bangunan gedung yang

    bersangkutan. Sehingga penggunaan energi

    pada bangunan gedung tersebut bisa lebih

    efisien dan menghemat biaya.

    1.2 Tujuan

    Maksud dan tujuan penulis

    melakukan kerja praktek :

    1. Penulis ingin mempelajari proses audit dan konservasi energi pada

    bangunan gedung dalam rangka

    meningkatkan efisiensi

    penggunaan energi listrik.

    2. Memadukan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dengan aplikasi

    di lapangan atau dunia kerja

    3. Kerja praktek dilakukan sebagai syarat menempuh jenjang

    pendidikan S-1 pada Jurusan

    Teknik Elektro Universitas

    Diponegoro Semarang.

    1.3 Pembatasan Masalah

    Dalam penulisan laporan kerja

    praktek ini, penulis menjelaskan tentang

    proses audit energi listrik pada bangunan

    gedung Rumah Sakit Dr. Karyadi

    Semarang.

  • 2

    II. PEMBAHASAN

    2.1 Petunjuk Teknis Audit Energi

    Bangunan Gedung

    Petunjuk teknis konservasi energi

    bidang audit energi pada bangunan gedung

    ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi

    semua pihak yang terlibat dalam

    perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan

    gedung dalam rangka peningkatan efisiensi

    penggunaan energi sehingga dapat

    menekan pengeluaran biaya energi. Audit

    energi bertujuan mengetahui potret

    penggunaan energi dan mrncari usaha yang

    perlu dilakukan dalam rangka

    meningkatkan efisiensi penggunaan energi.

    Lingkup bahasan petunjuk teknis ini

    meliputi :

    a. Kriteria audit energi b. Audit energi awal c. Audit energi rinci

    Petunjuk teknis ini menggunakan standar

    yang berlaku di Indonesia. Apabila ada

    besaran yang belum diatur di Indonesia,

    dapat digunakan standar lain yang dapat

    diterima oleh masyarakat profesi, antara

    lain standar ASHARE, JIS dan lain

    sebagainya selama standar tersebut tidak

    bertentangan dengan peraturan yang

    berlaku di Indonesia.

    2.1.1 Kriteria Audit Energi

    2.1.1.1 Kriteria Umum

    Audit energi dianjurkan untuk

    dilaksanakan terutama pada gedung

    perkantoran, pusat belanja, hotel,

    apartemen, dan rumah sakit.

    Dengan melaksanakan audit energi

    diharapkan :

    a. Dapat diketahui besarnya intensitas konsumsi energi (IKE) pada

    bangunan tersebut.

    b. Dapat dicegah pemborosan energi tanpa harus mengurangi tingkat

    kenyamanan gedung yang berarti

    pula penghematan biaya energi.

    c. Dapat diketahui profil penggunaan energi

    d. Dapat dicari upaya yang perlu dilakukan dalam usaha

    meningkatkan efisiensi penggunaan

    energi.

    2.1.1.2 Intensitas Konsumsi Energi (IKE)

    Listrik dan Standar

    Intensitas Konsumsi Energi (IKE)

    Listrik merupakan istilah yang digunakan

    untuk menyatakan besarnya pemakaian

    energi dalam bangunan gedung dan telah

    diterapkan di berbagai negara (ASEAN,

    APEC), dinyatakan dalam satuan kWH/m2

    per tahun.

    Sebagai target, besarnya IKE listrik untuk indonesia, menggunakan hasil

    penelitian yang dilakukan oleh ASEAN-

    USAID pada tahun 1987 yang laporannya

    baru dikeluarkan pada tahun 1992 dengan

    rincian sebagai berikut :

    a. IKE untuk perkantoran (komersial)

    : 240 kWH/m2 per tahun.

    b. IKE untuk pusat belanja

    : 330 kWH/m2 per tahun.

    c. IKE untuk hotel / apartemen

    : 300 kWH/m2 per tahun.

    d. IKE untuk rumah sakit

    : 380 kWH/m2 per tahun.

    Tidak menutup kemungkinan nilai

    IKE tersebut berubah sesuai dengan

    kesadaran masyarakat terhadap penggunaan

    energi, seperti mahalnya Singapura yang

    telah menetapkan IKE listrik untuk

    perkantoran sebesar 210 kWH/m2 per

    tahun.

    Dalam menghitung besarnya IKE listrik

    pada bangunan gedung, ada beberapa istilah

    yang digunakan, antara lain :

    a. IKE listrik per satuan luas kotor gedung.

    Luas kotor = luas total gedung yang

    dikondisikan (ber AC) + luas total

    gedung yang tidak dikondisikan

    (tanpa AC).

    b. IKE listrik persatuan luas total gedung yang dikondisikan (netto)

    c. IKE persatuan luas ruang dari gedung yang disewakan ( net

    product)

    Sebagai pedoman, telah ditetapkan nilai

    standar IKE untuk bangunan di Indonesia

    yang telah ditetapkan oleh Depatemen

    Pendidikan Nasional Republik Indonesia

    tahun 2004.

  • 3

    Tabel 2.1 Standar IKE Departemen

    Penddikan Nasioal Republik Indonesia Kriteria Ruangan AC

    (KWh/m2/bln)

    Ruangan Non

    AC

    (KWh/m2/bln)

    Sangat Efisien

    Efisien

    Cukup Efisien

    Agak Boros

    Boros

    Sangat Boros

    4,17 - 7,92

    7,92 12, 08 12,08 14,58 14,58 19,17 19,17 23,75 23,75 37,75

    0,84 1,67 1,67 2,5

    -

    -

    2,5 3,34 3,34 4,17

    Tidak menutup kemungkinan nilai

    IKE tersebut berubah sesuai dengan

    kesadaran masyarakat terhadap penggunaan

    energi.

    2.1.2 Proses Audit Energi

    Proses audit energi terdiri dari dua

    bagian yaitu audit energi awal dan audit

    energi rinci. Audit energi awal pada dapat

    dilakukan pemilik/pengelola gedung yang

    bersangkutan berdasarkan data rekening

    pembayaran energi yang dikeluarkan dan

    luas gedung.

    Disarankan IKE dari hasil audit

    energi awal disampaikan kepada asosiasi

    profesi atau instansi yang bersangkutan

    untuk dijadikan bahan informasi dan

    masukan dalam menetapkan IKE yang

    baru.

    Audit energi terinci dilakukan apabila

    nilai IKE lebih besar dari nilai standar.

    Rekomendasi yang disampaikan oleh TIM

    hemat Energi (THE) yang dibentuk oleh

    pemilik/.pengelola gedung bangunan

    dilaksanakan sampai diperolehnya nilai

    IKE sama atau lebih kecil dari nilai standar,

    dan selalu diupayakan untuk dipertahankan

    atau diusahakan lebih rendah di masa

    mendatang.

    Proses audit energi yang disarankan

    seperti ditunjukkan dalam bagan di bawah

    ini.

    Mulai

    IKE > Target ?

    Data historis energi tahun

    sebelumnya

    Lakukan penelitian dan pengukuran konsumsi energi

    Data konsumsi energi hasil

    pengukuran

    Periksa IKE > Target ?

    Mengenali kemungkinan PHE

    Analisa PHE

    Rekomendasi PHE

    Implementasi

    Pengumpulan dan Penyusunan Data Historis

    Tahun Lalu

    Menghitung Besar IKE Tahun Sebelumnya

    Periksa IKE > Target ?

    Selesai

    Tidak

    Ya

    Ya

    Tidak

    Ya

    Tidak

    Gambar 2.1 Diagram alir proses audit

    energi.

    2.1.2.1 Audit energi awal

    A. Pengumpulan Dan Penysunan Data

    Energi Bangunan

    Kegiatan audit energi awal meliputu

    pengumpulan data energi bangunan dengan

    data yang tersedia dan tidak memerlukan

    pengukuran.

    B. Data Yang Diperlukan

    Data yang diperlukan meliputi :

    a. Dokumentasi bangunan Dokumentasi bangunan yang

    diperlukan adalah gambar teknik

    bangunan sesuai pelaksanaan

    konstruksi , terdiri :

    1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai.

  • 4

    2) Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.

    3) Diagram garis tunggal listrik, lengkap dengan penjelasan

    penggunaan daya listriknya

    dan besarnya penyambungan

    daya listrik PLN serta

    besarnya daya listrik cadangan

    dari Genset bila ada.

    b. Pembayaran rekening listrik bulanan bangunan selama satu

    tahun terakhir dan rekening

    pembelian bahan bakar minyak

    atau bahan bakar gas.

    c. Tingkat hunian bangunan (occupancy rate).

    Berdasarkan data bangunan seperti

    disebutkan di atas, dapat dihitung :

    a. Rincian luas bangunan dan luas total bangunan (m

    2).

    b. Tingkat pencahayaan ruang (Lux/m

    2)

    c. Daya listrik total yang dibutuhkan (kVA atau kW)

    d. Intensitas daya terpasang per m2 peralatan lampu (Watt/m

    2)

    e. Daya listrik terpasang per m2 luas lantai untuk keseluruhan bangunan.

    f. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik bangunan.

    g. Biaya energi bangunan.

    2.1.2.2 Audit Energi Rinci

    A. Penelitian Dan Pengukuran

    Konsumsi Energi

    Audit energi rinci perlu dilakukan

    bila audit energi awal memberikan

    gambaran nilai IKE listrik lebih dari

    nilai standar yang ditentukan.

    Audit energi rinci perlu dilakukan

    untuk mengetahui profil penggunaan

    energi pada bangunan, sehingga dapat

    diketahui peralatan pengguna energi apa

    saja yang pemakaian energi cukup

    besar.

    Kegiatan yang dilakukan dalam

    penelitian energi adalah mengumpulkan

    dan meneliti sejumlah masukan yang

    dapat mempengaruhi besarnya

    kebutuhan energi bangunan, dan dari

    hasil penelitian dan pengukuran energi

    dibuat profil energi bangunan.

    B. Pengukuran Energi

    a. Alat Ukur dan kalibrasi 1. Seluruh analisa energi bertumpu

    pada hasil pengukuran. Hasil

    pengukuran harus dapat diandalkan

    dan mempunyai kesalahan error

    yang masih dapat diterima. Untuk

    itu penting menjamin bahwa alat

    ukur yang digunakan telah

    dikalibrasi dalam batas waktu

    sesuai ketentuan yang berlaku.

    Kalibrasi ini dilakukan oleh pihak

    yang diberi wewenang hukum

    untuk itu.

    2. Alat ukur yang digunakan dapat berupa alat ukur yang dipasang

    tetap (permanent) pada instalasi

    atau alat ukur yang dipasanga tidak

    tetap (portabel).

    b. Pengukuran Tingkat Pencahayaan Tingkat pencahayaan dihitung

    dengan menggunakan persamaan di

    bawah ini.

    (lux)

    .. (3.1) di mana :

    Ftotal = Fluks luminus total

    dari semua lampu

    yang menerangi

    bidang kerja

    (lumen)

    A = Luas bidang kerja

    (m2)

    Kp = Koefisien

    penggunaan

    Kd = Koefisien

    depresiasi

    (penyusutan)

    c. Pengukuran Besarnya Konsumsi Energi Listrik Pencahayaan Pengukuran besarnya daya listrik

    untuk pencahayaan digunakan

    wattmeter dan pengukuran konsumsi

    energi menggunakan watt-jam meter

    yang dipasang tetap pada panel listrik

    yang melayani pencahayaan. Sangat

  • 5

    ideal bila pada panel tersebut juga

    dipasangkan watt meter yang

    dilengkapi dengan watt maksimum.

    Pada kenyataanya dalam gedung

    komersial, energi untuk pencahayaan

    merupakan salah satu bagian yang

    relative besar penggunaan energi

    listriknya.

    d. Pengukuran besarnya konsumsi listrik untuk tata udara

    Pengukuran besar konsumsi listrik

    untuk tata udara tidak dijelaskan lebih

    detail pada laporan ini, karena pada

    laporan ini hanya mebahas audit dan

    konservasi energi system pencahayaan.

    C. Mengenali Kemungkinan Peluang

    Hemat Energi

    Hasil pengukuran yang dilakukan,

    selanjutnya ditindak lanjuti dengan

    penghitungan besarnya intensitas konsumsi

    energi (IKE) dan penysunan profil

    penggunaan energi bangunan.

    Besarnya IKE hasil perhitungan

    dibandingkan dengan IKE standar. Bila

    hasilnya ternyata kurang dari IKE standar

    maka kegiatan audit rinci dapat dihentikan

    atau bila diteruskan dengan harapan dapat

    memperoleh IKE yang lebih rendah lagi.

    Bila hasilnya lebih dari IKE target, berarti

    ada peluang untuk melanjutkan proses audit

    energi rinci berikutnya untuk memperoleh

    penghematan energi.

    D. Analisa Peluang Hemat Energi

    Apabila peluang hemat energi telah

    dikenali, selanjutnya perlu ditindaklanjuti

    dengan analisa peluang hemat energi, yaitu

    dengan cara membandingkan potensi

    perolehan hemat energi dengan biaya yang

    harus dibayar untuk pelaksanaan rencana

    penghematan energi yang

    direkomendasikan.

    Penghematan energi pada bangunan

    gedung tidak dapat diperoleh begitu saja

    dengan cara mengurangi kenyamanan

    penghuni. Analisa peluang hemat energi

    dilakukan dengan usaha usaha : a. Mengurangi sekecil mungkin

    penggunaan energi. ( Mengurangi

    kW dan jam operasi ).

    b. Memperbaiki kinerja peralatan. c. Penggunaan sumber energi yang

    murah.

    E. Laporan Dan Rekomendasi

    Laporan audit energi terdiri dari

    bagian bagian sebagai berikut : 1. Ringkasan (executive summary)

    Ringkasan ini berisi :

    a. Uraian pekerjaan yang dilakukan.

    b. Tabel yang berisi langkah langkah yang

    direkomendasikan yang telah

    diteliti dengan baik dari segi

    teknis maupun ekonomis.

    c. Langkah langkah yang kelihatan menguntungkan

    tetapi perlu penelitian yang

    lebih lanjut.

    d. Rencana rencana implementasi yang

    direkomendasikan.

    2. Latar Belakang Bagian ini merupakan faktor faktor penting yang terkait

    dengan audit yang dikerjakan

    dan rekomendasi yang akan

    diterapkan, misalnya :

    a. Uraian tentang kondisi dan karakteristik bangunan.

    b. Sistem suply energi utama; bagian ini memberikan

    indikasi penggunaan bahan

    bakar dan listrik secara

    keseluruhan dan pengguna pengguna utama setiap jenis

    energi.

    3. Manajemen energi Pandangan umum tentang energi,

    kaitannya dengan kegiatan

    manajemen dan tingkat kesadaran

    tentang energi.

    4. Pelaksanaan audit energi Mengindikasikan catatan catatan penggunaan energi apa

    yang ada dan bagaimana kinerja

    peralatan energi di bangunan

    yang dipantau.

    5. Pemanfaatan energi Mencakup performansi

    penggunaan energi, neraca

    energi, dan biaya energi.

    Rekomendasi harus disusun sejauh

    mungkin mengikuti urutan yang sama

  • 6

    dengan bagian sebelumnya. Rekomendasi

    yang akan dibuat mencakup masalah :

    1. Manajemen energi; termasuk : a. Program manajemen yang

    telah diperbaiki

    b. Implementasi audit energi yang lebih baik

    c. Cara meningkatkan kesadaran penghematan

    energi

    2. Pemanfaatan energi; termasuk : a. Langkah langkah

    perbaikan efisiensi

    penggunaan energi tanpa

    biaya misalnya merubah

    prosedur.

    b. Langkah langkah perbaikan dengan biaya

    murah.

    c. Langkah langkah dengan investasi kecil.

    d. Langkah langkah dengan investasi besar.

    Lampiran lampiran pada laporan rekomendasi ini memasukkan :

    1. Tarif energi 2. Perhitungan perhitungan

    energi.

    2.2 Audit Energi pada Bangunan

    Gedung RS Dr. Karyadi Semarang

    2.2.1 Gambaran Umum Gedung RS Dr.

    Karyadi

    Kompleks Rumah Sakit Dr. Karyadi

    Semarang yang terletak di Jl.Dr. Sutomo

    No. 16 Semarang terdiri dari 77 gedung,

    dengan satu gedung berlantai empat, empat

    gedung berlantai tiga, delapan gedung

    berlantai dua dan sisanya gedung satu

    lantai.

    Kompleks bangunan Rumah Sakit

    Dr. Karyadi Semarang mempunyai luas

    bangunan kotor 80.000 m2 dan luas

    bangunan ber AC adalah 3.000 m2 (3.75%). Rumah sakit Dr. Karyadi

    mempunyai dua jenis langganan yaitu jens

    langganan tegangan rendah ( 22 kVA dan

    1300 VA) dan tengangan menengah (2770

    KVA. Dengan konsumsi daya reaktif hanya

    di ukur pada pelanggan tegangan menengah

    yaitu pada langganan 2770 kVA. Bangunan

    yang ada di kompleks RS Dr. Karyadi

    adalah sebagai berikut.

    2.2.2 Audit Energi Awal Gedung RS Dr.

    Karyadi Semarang

    2.2.2.1 Distribusi Jaringan Listrik

    Rumah Sakit Dr. Karyadi

    Rumah Sakit Dr. Karyadi

    Semarang menggunakan sumber energi

    listrik tegangan menengah yang disuplai

    oleh PLN. Daya listrik tersebut digunakan

    untuk memikul seluruh beban listrik yang

    ada di dalam bangunan.

    Suplai daya listrik tegangan

    menengah dari PLN sebelum

    didistribusikan ke peralatan (pemakai)

    dalam bangunan, terlebih dulu diturunkan

    tegangannya menjadi tegangan rendah pada

    dua gardu yaitu Gardu I dan III dengan

    masing-masing gardu terdapat 3 buah trafo

    step down yang masing-masing

    dihubungkan pada sebuah panel pembagi

    utama, kemudian didistribusikan pada

    beberapa sub panel.

    TRAFO 1

    TRAFO 2

    TRAFO 3

    TRAFO 1

    TRAFO 2

    TRAFO 3

    KWH METER

    UTAMA

    KWH

    METER

    KWH

    METER

    TEGANGAN

    MENENGAH PLN

    TEGANGAN

    MENENGAH PLN

    TEGANGAN

    MENENGAH PLN

    GARDU I

    GARDU III

    1 FASA (S)

    1 FASA (T)

    MDP GEDUNG

    LAB. CENTRE 1

    MDP GEDUNG

    LAB. CENTRE 2

    Ward anak

    Fencing cuci

    Radiotherapi & air limbah

    Diklat & Perpus

    interward

    MRI

    Pompa

    Paviliun Garuda

    OPD LIGHTNING 1

    OPD LIGHTNING 2

    OPD

    Gaiatri

    AC Direktur (Ward Syaraf)

    AC OPD

    ICCU Ward Syaraf

    Merak IRNA & AC

    Peny. Dalam

    Gambar 2.2 Line diagram RS. Kariadi dari

    survey

  • 7

    Trafo I

    Trafo II

    Trafo III

    Trafo I

    Trafo II

    Trafo III

    GARDU III

    GARDU I

    KWh METER

    UTAMA

    Dari

    PLN

    2O KV

    BEBAN

    BEBAN

    BEBAN

    BEBAN

    BEBAN

    BEBAN

    Dari

    PLN

    220 V KWh METER

    LAB

    CENTER I

    LAB

    CENTER IIKWh METER

    Dari

    PLN

    220 V

    Gambar 2.3 Jaringan Utama RS. Kariadi

    M

    M

    LVDP I

    RADIO THERAPY

    WARD ANAK

    DAPUR

    FENCING CUCI

    INTER WARD

    WARD ANAK

    RADIO THERAPY

    SPARE

    SPARE

    DAPUR

    FENCING CUCI

    RADIO THERAPY

    WARD ANAK

    INTER WARD

    SPARE

    SPARE

    PERMUSTAKAAN

    INTERLOCK DENGAN CB1

    DARI GENSET-I

    (EMERGENCY)

    REMOTE CONTROL KE GENSET-I

    DARI SUB I

    INTERLOCK DENGAN

    LOAD BREAK SWITCH

    INTERLOCK DENGAN

    LOAD BREAK SWITCH

    DARI SUB I

    A

    V

    AA

    A

    V

    AA

    50 KA

    350 630A

    M

    50 KA

    900 1600AC

    50 KA

    900 1600A

    50 KA

    900 1500A

    50 KA

    900 1600A

    30 KA

    20 - 100A

    170 250A

    50 - 70A

    90 130A

    50 - 70A

    390 630A

    170 250A

    150 200A

    50 - 70A

    50 - 70A

    90 130A

    170 250A

    390 630A

    90 130A

    170 250A

    150 200A

    70 100A

    50 kVA

    120

    35

    60

    32

    297 kVA

    240 kVA

    125

    100

    38

    365 kVA

    35 kVA

    60

    125

    240

    60

    128

    100

    52

    648 kVA

    297 kVA

    365 kVA

    648 kVA

    1500/5A

    1500/5A

    Gambar 2.4 Panel MDP dari Gardu I

    M

    M

    LVDP III

    POMPA

    ICCU

    WARD SYARAF

    OPD NYFGbY 4x70mm2

    RADIOLOGI

    CARDIAC CENTER

    WARD SYARAF

    RADIOLOGI

    NO BREAK SET

    SPARE

    INTERLOCK DENGAN CB II

    DARI GENSET-II

    (EMERGENCY)

    REMOTE CONTROL KE GENSET-I&II

    INTERLOCK DENGAN CB III

    INTERLOCK DENGAN

    LOAD BREAK SWITCH

    DARI SUB III

    A

    V

    AA

    80 KA

    1000 - 2000A

    M

    80 KA

    3200A

    80 KA1000 - 2000A

    80 KA

    3200A

    80 KA

    3200A

    80 KA

    150 - 200A

    170 250A

    254 MCCB

    150 200A

    900 1600A

    240 - 400A

    390 630A

    75 kVA

    126

    10

    80

    750

    1041 kVA

    640 kVA

    80

    180

    720

    980 kVA

    190 kVA

    640

    750

    150

    270

    1730 kVA

    1041 kVA

    980 kVA

    3000/5A

    M

    DARI GENSET-III

    (EMERGENCY)

    900 1600A

    150 200A

    900 1600A

    150 200A

    240 - 400A

    900 1600A

    900 1600A

    240 - 400A

    OPD NYFGbY 3(4x185mm2)

    OPD NYFGbY 4x70mm2

    COT NYFGbY 3(4x185mm2)

    OPD NYFGbY 4x70mm2

    OPD NYFGbY 4x185mm2

    54 / 80 kVA

    1730 kVA

    DARI SUB III

    INTERLOCK DENGAN

    LOAD BREAK SWITCH

    A

    V

    AA

    80 KA

    3200A

    3000/5A

    Gambar 2.5 Panel MDP dari Gardu III

    2.2.2.2 Data Penggunaan Energi Listrik

    A. Data Penggunaan Energi Listrik RS.

    Dr. Karyadi

    Dalam melaksanakan audit energi

    pada bangunan kompleks Rumah Sakit dr.

    Karyadi, dilakukan pengambilan data

    sekunder konsumsi energi dari rekening

    listrik tahun 2003, 2004, 2005 dan 2006.

    Konsumsi energi listrik RS dr. Karyadi

    untuk beban tenaga disuplai oleh Gardu I

    dan Gardu III, yang merupakan pelanggan

    PLN 2770 KVA. Tabel 4.1 adalah data

    pemakaian energi listrik pada kompleks

    Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang. Dari

    tabel tersebut dapat diamati adanya

    peningkatan pemakaian rata rata dari 192182 kWh pada tahun 2003 menjadi

    202091 kWh pada tahun 2006.

  • 8

    Tabel 2.2 Konsumsi energi listrik (kWh)

    RS Karyadi

    Bulan kWh

    2003

    kWh

    2004

    kWh

    2005

    kWh

    2006

    Des 424000 576000 548000

    Nop 488000 576000 608000 640000

    Okt 448000 548000 592000 612000

    Sep 440000 524000 572000 600000

    Aug 428000 516000 580000 616000

    Jul 412000 492000 576000 608000

    Jun 444000 496000 604000 620000

    May 440000 512000 600000 608000

    Apr 408000 564000 568000 624000

    Mar 360000 364000 528000 552000

    Feb 380000 468000 528000 556000

    Jan 456000 596000 572000

    Konsum si Energ i L istrik RS Karyad i (kW H)

    0

    100000

    200000

    300000

    400000

    500000

    600000

    700000

    D es N op O k Sep Aug Jul Jun M ay Apr M ar Feb Jan

    B ulan

    En

    erg

    i listr

    ik (

    kW

    H)

    2003 2004 2005 2006

    Gambar 2.6 Diagram konsumsi energi

    listrik (kWh) 2770 KVA RS Dr Karyadi

    B. Perhitungan Audit Awal Intensitas

    Konsumsi Energi Listrik

    Intensitas Konsumsi Energi adalah

    jumlah penggunaan energi tiap meter

    persegi luas gross bangunan dalam suatu

    kurun waktu tertentu. Luas gross kompleks

    Rumah Sakit Dr Karyadi Semarang adalah

    51.799 m2. Konsumsi energi listrik

    kompleks RS Dr Karyadi pada tahun 2003

    setiap bulan berkisar antara 380.000 kWh

    hingga 488.000 kWh, dan untuk energi

    daya reaktifnya berkisar antara 188.000

    KVARh hingga 232.000 KVARh.

    Perhitungan Intensitas Konsumsi Energi

    dapat dihitung sebagai berikut.

    IKE = Total kWh 2003

    Luas Gross

    IKE = 4672000

    51799

    IKE = 90,19 kWh/m2tahun

    Dengan cara perhitungan yang

    sama dapat dilakukan perhitungan untuk

    seluruh data dan menghasilkan data sebagai

    berikut.

  • 9

    Tabel 2.3 Intensitas Konsumsi Energi Listrik Sistem 2770 KVA RS Dr Karyadi

    Bula

    n

    Luas

    Gross

    Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006

    kWh IKE kWh IKE kWh IKE kWh IKE

    Des 51799 424000 8.19 576000 11.12 548000 10.58 0.00

    Nop 51799 488000 9.42 576000 11.12 608000 11.74 640000 12.36

    Ok 51799 448000 8.65 548000 10.58 592000 11.43 612000 11.81

    Sep 51799 440000 8.49 524000 10.12 572000 11.04 600000 11.58

    Aug 51799 428000 8.26 516000 9.96 580000 11.20 616000 11.89

    Jul 51799 412000 7.95 492000 9.50 576000 11.12 608000 11.74

    Jun 51799 444000 8.57 496000 9.58 604000 11.66 620000 11.97

    May 51799 440000 8.49 512000 9.88 600000 11.58 608000 11.74

    Apr 51799 408000 7.88 564000 10.89 568000 10.97 624000 12.05

    Mar 51799 360000 6.95 364000 7.03 528000 10.19 552000 10.66

    Feb 51799 380000 7.34 468000 9.03 528000 10.19 556000 10.73

    Jan 51799 0.00 456000 8.80 596000 11.51 572000 11.04

    Total 51799 4672000 90.19 6092000 117.61 6900000 133.21 6608000 127.57

    In tensitas Konsum si Energ i RS Karyad i

    0.00

    2.00

    4.00

    6.00

    8.00

    10.00

    12.00

    14.00

    D es N op O k Sep Aug Jul Jun M ay Apr M ar Feb Jan

    B ulan

    IKE

    (kW

    H/m

    2/b

    l)

    IK E 2003 IK E 2004 IK E 2005 IK E 2006

    Gambar 2.7 Diagram Intensitas Konsumsi Energi Listrik Sistem 2770 KVA RS Dr Karyadi

    C. Pengukuran Energi

    Pengukuran energi listrik

    menggunakan power meter digital HIOKI

    pada panel panel cirkuit breaker. Sedangkan untuk mengukur intensitas

    penerangan menggunakan Lux meter. Titik-

    titik pengukuran energi listrik dapat dilihat

    pada tabel 4.11. Berdasarkan tabel tersebut,

    diperoleh keterangan sebagai berikut:

    1) Sampling pengambilan data untuk ruangan tidak ber-AC, dan

    memakai penerangan standar

    dilakukan pada Lab Central I.

    2) Sampling pengambilan data untuk ruangan ber-AC, dan memakai

    penerangan standar dilakukan pada

    Ruang Merak.

    Hasil dari pengukuran energi pada

    Sistem 2770kVA dapat dilihat pada table

    dan gambar berikut.

  • 10

    Tabel 2.4 Data Beban harian RS Karyadi

    Jam V(Volt)

    I

    (Amp)

    Cos

    Phi P(kW)

    Q

    (kVAR)

    Per Hari Per Bulan

    KWH KVARH KWH KVARH

    1.00 12000 20.35 0.89 648.98 339.64 648.98 339.64 19,469.32 10,189.20

    2.00 12040 19.86 0.88 634.13 335.35 634.13 335.35 19,023.94 10,060.46

    3.00 12027 20.15 0.88 638.42 348.05 638.42 348.05 19,152.66 10,441.49

    4.00 11980 20.30 0.89 647.14 336.90 647.14 336.90 19,414.18 10,106.96

    5.00 11953 21.01 0.88 662.36 359.30 662.36 359.30 19,870.80 10,779.10

    6.00 11987 22.66 0.92 747.22 325.03 747.22 325.03 22,416.62 9,751.04

    7.00 12007 34.26 0.92 1,132.85 489.40 1,132.85 489.40 33,985.60 14,681.94

    8.00 11867 41.33 0.93 1,363.83 551.80 1,363.83 551.80 40,914.89 16,554.04

    9.00 12120 44.51 0.93 1,500.13 606.95 1,500.13 606.95 45,003.88 18,208.43

    10.00 12027 44.93 0.93 1,509.33 591.77 1,509.33 591.77 45,279.97 17,753.01

    11.00 11913 45.26 0.94 1,515.68 565.07 1,515.68 565.07 45,470.52 16,952.18

    12.00 12033 39.73 0.93 1,326.57 544.92 1,326.57 544.92 39,797.18 16,347.70

    13.00 12007 34.17 0.93 1,138.60 467.71 1,138.60 467.71 34,158.13 14,031.31

    14.00 12140 28.05 0.92 940.76 397.92 940.76 397.92 28,222.93 11,937.67

    15.00 12060 26.17 0.92 874.76 362.01 874.76 362.01 26,242.80 10,860.44

    16.00 12093 25.20 0.92 842.94 353.99 842.94 353.99 25,288.32 10,619.72

    17.00 12073 25.69 0.93 862.45 348.95 862.45 348.95 25,873.62 10,468.39

    18.00 12073 25.31 0.92 841.56 363.56 841.56 363.56 25,246.69 10,906.69

    19.00 12073 24.93 0.91 820.90 376.40 820.90 376.40 24,627.14 11,292.07

    20.00 12093 26.10 0.91 859.21 397.70 859.21 397.70 25,776.28 11,931.00

    21.00 12113 27.26 0.91 897.51 419.31 897.51 419.31 26,925.28 12,579.33

    22.00 12120 21.80 0.90 714.97 342.21 714.97 342.21 21,449.05 10,266.44

    23.00 12023 20.90 0.91 683.49 318.34 683.49 318.34 20,504.57 9,550.08

    0.00 11927 20.01 0.91 652.13 295.22 652.13 295.22 19,563.87 8,856.49

    Jumlah 22,455.94 9,837.51 673,678.25 295,125.19

    Daya beban harian RS Karyad i

    0 .00

    200 .00

    400 .00

    600 .00

    800 .00

    1 ,000 .00

    1 ,200 .00

    1 ,400 .00

    1 ,600 .00

    1 ,800 .00

    1.00

    2.00

    3.00

    4.00

    5.00

    6.00

    7.00

    8.00

    9.00

    10.0

    0

    11.0

    0

    12.0

    0

    13.0

    0

    14.0

    0

    15.0

    0

    16.0

    0

    17.0

    0

    18.0

    0

    19.0

    0

    20.0

    0

    21.0

    0

    22.0

    0

    23.0

    0 0

    Jam

    Da

    ya

    (P

    (KW

    ), Q

    (KV

    AR

    ) , S

    (KV

    A)

    P (kW )

    Q (K V A R )

    S (kV A )

    Gambar 2.8 Kurva Daya Beban harian RS Dr Karyadi

  • 11

    Pada Lab Sentral 1, konsumsi energi listrik per hari dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 2.5 Daya Beban harian Lab Sentral 1 RS Dr Karyadi

    Jam I (Amp) V (Volt) Cos phi S (KVA) P (KW) Q

    (KVAR)

    1.00 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    2:51 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    3:51 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    4:51 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    5:51 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    6:51 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    7:51 20.10 210.10 0.94 4.23 3.98 1.43

    8:51 24.10 206.70 0.95 4.97 4.76 1.44

    9:22 28.10 203.30 0.97 5.71 5.53 1.44

    10:51 46.10 189.90 0.97 8.74 8.62 1.48

    11:51 31.80 220.90 0.97 6.40 6.20 1.60

    12:51 29.70 199.80 0.97 5.92 5.75 1.42

    13:28 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    14:28 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    15:28 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    16:28 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    17:28 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    18:28 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    19:28 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    20:28 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    21:28 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    22:28 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    23:28 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    0:00 2.14 215.40 0.70 0.46 0.30 0.35

    Jumlah 44.25 40.24 15.11

    Kurva Beban Harian Lab Central 1

    0 .00

    5 .00

    10 .00

    15 .00

    20 .00

    25 .00

    30 .00

    35 .00

    40 .00

    45 .00

    50 .00

    1.00

    2.00

    3.00

    4.00

    5.00

    6.00

    7.00

    8.00

    9.00

    10.0

    0

    11.0

    0

    12.0

    0

    13.0

    0

    14.0

    0

    15.0

    0

    16.0

    0

    17.0

    0

    18.0

    0

    19.0

    0

    20.0

    0

    21.0

    0

    22.0

    0

    23.0

    00.

    00

    Jam

    Aru

    s (

    Am

    p)

    , F

    ak

    to D

    ay

    a d

    an

    Da

    ya

    (k

    W)

    I (A m p) C os phi P (K W )

    Gambar 2.9 Kurva Beban harian Lab Sentral 1

  • 12

    D. Perhitungan Dan Pembahasan Data

    Audit Rinci Intensitas Konsumsi

    Energi Listrik Rumah Sakit Dr

    Karyadi Semarang

    Berdasarkan data pada tabel 4.9,

    dapat dihitung besarnya konsumsi energi

    listrik yang digunakan pada gedung RS Dr

    Karyadi. Data yang diambil sebagai sampel

    adalah selama 24 jam sehari dan 7 hari

    seminggu.

    Dari tabel 4.12, konsumsi energi

    total per hari adalah sebesar 22.455,94

    kWh. Maka dapat dilakukan perhitungan

    sebagai berikut.

    a. Konsumsi energi listrik per tahun :

    22.455,94 kWh/hari x 365

    hari/tahun = 8.196.418,1

    kWh/tahun

    b. Besar intensitas konsumsi energi listrik :

    8.196.418,1/51799 = 158,24

    kWh/m2/tahun

    Dari hasil perhitungan di atas, IKE

    hasil pengukuran dan perhitungan sebesar

    158,24 kWh/m2/tahun masih berada di

    bawah batas standard IKE ASEAN-USAID

    tahun 1992 untuk rumah sakit sebesar 380

    kWh/m2/tahun. Sehingga bisa dikatakan

    bahwa nilai IKE ini sangat efisien.

    Perhitungan yang sama dapat

    dilakukan pada Lab Sentral 1 sesuai tabel

    4.10 sebagai berikut. Konsumsi energi total

    dalam sehari adalah 40,24 kWh, dengan

    luas gross Lab Sentral 1 adalah 444 m2.

    a. Konsumsi energi per tahun : 40,24 kWh/hari x 365 hari/tahun

    = 14.687,6 kWh/tahun

    b. Besar intensitas konsumsi energi listrik :

    14.687,6/444 = 33,08

    kWh/m2tahun

    Berdasarkan perhitungan di atas,

    nilai IKE perhitungan hasil pengukuran

    sebesar 33,08 kWh/m2/tahun jauh berada di

    bawah batas standar IKE ASEAN-USAID

    1992, sehingga masih tergolong sangat

    efisien.

    E. Perhitungan Intensitas Konsumsi

    Energi Untuk Sampel Ruang Dengan

    Udara Dikondisikan Dengan

    Penerangan Standar

    Pengukuran untuk sampel ruang

    ber-AC dengan penerangan standar

    dilakukan pada ruang Iterna B3. Luas ruang

    adalah 826,5 m2. Dari hasil pengukuran

    dapat diperoleh tabel sebagai berikut.

    Tabel 2.6 Hasil Pengukuran Konsumsi Energi Ruang Iterna B3

    JAM P

    (KW)

    Q

    (KVA

    R)

    Per Hari Per Bulan

    KWh KVARh KWh KVARh

    2:01 7,631 5,35 7,631 5,35 228,93 160,5

    3:25 8,011 4,931 8,011 4,931 240,33 147,93

    4:28 8,052 5,083 8,052 5,083 241,56 152,49

    7:47 11,22 5,7 11,22 5,7 336,6 171

    9:33 11,57 5,91 11,57 5,91 347,1 177,3

    10:50 11,89 5,88 11,89 5,88 356,7 176,4

    13:05 13,34 7 13,34 7 400,2 210

    14:50 8,51 5,52 8,51 5,52 255,3 165,6

    17:35 9,868 5,367 9,868 5,367 296,04 161,01

    19:13 9,908 5,373 9,908 5,373 297,24 161,19

    21:32 9,37 5,611 9,37 5,611 281,1 168,33

    22:52 9,33 4,96 9,33 4,96 279,9 148,8

    Jumlah 118,7 66,685 3561 2000,55

    Berdasarkan tabel di atas, dapat

    dihitung nilai IKE untuk ruang Iterna B3

    sebagai berikut.

    IKE = 3561/826,5

    kWh/m2/bulan = 4,309 kWh/m

    2/bulan.

    Sesuai ketentuan Depdiknas, nilai

    IKE ruang Iterna B3 sebesar 4,309

    kWh/m2/bulan untuk kategori ruangan ber-

    AC adalah sangat efisien (4,17 7,92 kWh/m

    2/bulan).

  • 13

    F. Perhitungan Intensitas Konsumsi

    Energi Untuk Sampel Ruang

    Dengan Udara Tidak

    Dikondisikan Dengan

    Penerangan Standar

    Sampel untuk ruangan tidak ber-

    AC dengan penerangan standar adalah Lab

    Central I dengan luas 444 m2. Data

    konsumsi energi listrik pada Lab Central

    diukur dari kWh meter. Dari pengukuran

    diperoleh tabel data sebagai berikut.

    Tabel 2.7 Hasil Pencatatan kWhmeter Lab

    Central I

    JAM Angka Pada Meter

    1:59 10397,5

    3:56 10397,6

    6:01 10397,8

    7:52 10398,1

    9:23 10399,0

    10:52 10400,1

    15:30 10402,5

    16:50 10402,6

    19:23 10402,6

    21:22 10402,7

    Dari tabel diatas dapat dihitung

    pemakaian energi listrik untuk sehari adalah

    sebagai berikut.

    Konsumsi Listrik satu hari

    = 10402,7 10397,5 = 5,2 kWh Konsumsi Listrik satu

    bulan = 30 x 5,2 kWh = 156 kWh

    Kemudian dapat dihitung besarnya

    IKE untuk Lab Central 1 sebagai berikut.

    IKE = 156/444

    kWh/m2/bulan = 0,351 kWh/m

    2/bulan

    Berdasarkan perhitungan tersebut dapat

    dituliskan bahwa nilai IKE Lab Central I

    sebesar 0,351 kWh/m2/bulan dan tergolong

    sangat efisien sesuai dengan ketentuan

    Depdiknas (0,84 1,67 kWh/m2/bulan).

    2.3 Analisa Peluang Hemat Energi

    2.3.1 Pembenahan Sistem Penerangan

    Berdasarkan hasil pengukuran di

    lapangan didapatkan data pengukuran

    tingkat pencahayaan di Rumah Sakit dr.

    Karyadi seperti pada tabel 5.1 dan 5.2.

    Kemudian dari tabel tersebut dapat dibuat

    diagram batang tingkat pencahayaan pada

    tiap ruangan seperti pada gambar 5.1 dan

    5.2.

  • 14

    Tabel 2.8 Data pengukuran intensitas penerangan RS Dr Karyadi Semarang

    Lan

    tai Ruang

    LUX

    Standar Pengukuran

    1 Perkantoran Bagian Akuntansi 350 100,33

    1 Administrasi Instalasi Farmasi 350 326,00

    1 Ruang Tunggu Apotik Berdikari 100 220,67

    1 Kamar 12 Ruang Bedah 1 Gd Kutilang 300 34,00

    1 Ruang Penyinaran Radioterapi 300 142,00

    1 Kamar 12 Ruang Bedah 1 Gd Kutilang 300 34,00

    1 Ruang Penyinaran (Radiologi) 300 142,00

    1 Ruang Serba guna (Gd. Dharma Wanita) 200 35,67

    1 Kamar Mayat 150 83,00

    1 Ruang Otopsi 300 592,33

    1 Taman 600 670,33

    1 Parkiran 10 11,00

    1 Koridor (Diklit) 100 27,00

    1 Ruang Operasi (IBS) 300 41,00

    2 Laboratorium Patologi Anatomi (Div.

    Lab) 350 161,33

    1 Radiologi 350 52,00

    2 ICU 300 65,67

    1 Kamar VIP B Paviliun Garuda 150 241,00

    4 Kamar Pasien President Suite 150 73,33

    4 Kamar VVIP President Suite 150 54,67

    1 Kamar Pasien Cardiovascular 150 126,00

    1 Kamar 3 Kepodang Gd Kutilang 150 68,33

    1 Kamar 6 (Rajawali) 150 44,00

    2 Kamar 5 (Kepodang) 150 192,00

    1 Kamar 10 (Kutilang) 150 65,33

    1 Kamar 15(Merak) 150 24,67

    1 Kamar Pasien (Bgsl kulit, kelamin dan

    THT) 150 114,00

    1 Kamar Pasien (Cendrawasih) 150 24,00

    2 Kamar Pasien (R. Anak) 150 35,67

    3 Kamar Pasien 11 (Cendrawasih) 150 38,33

    1 Kamar Pasien Klas 3 (Geriatri) 150 17,33

    2 Kamar VVIP (VIP)(Geriatri) 150 25,67

    1 Kamar Pasien bedah syaraf 150 75,67

    1 Kamar Pasien (Bangsal Radium) 150 228,00

  • 15

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    Perk

    anto

    ran

    Bag

    ian

    Akun

    tans

    i

    Adm

    inistra

    si In

    stalas

    i Far

    mas

    i

    Rua

    ng T

    ungg

    u Apo

    tik B

    erdika

    ri

    Kam

    ar 1

    2 Rua

    ng B

    edah

    1 G

    d Ku

    tilan

    g

    Rua

    ng P

    enyina

    ran

    Rad

    iote

    rapi

    Kam

    ar 1

    2 Rua

    ng B

    edah

    1 G

    d Ku

    tilan

    g

    Rua

    ng P

    enyina

    ran

    (Rad

    iologi)

    Rua

    ng S

    erba

    gun

    a (G

    d. D

    harm

    a W

    anita

    )

    Kam

    ar M

    ayat

    Rua

    ng O

    tops

    i

    Tam

    an

    Park

    iran

    Korid

    or (D

    iklit)

    Rua

    ng O

    pera

    si (I

    BS)

    Labo

    rato

    rium

    Pat

    olog

    i Ana

    tom

    i (Div. L

    ab)

    Rad

    iologi

    ICU

    Ruangan

    LU

    X

    Standar Pengukuran

    Gambar 2.10 Diagram intensitas

    penerangan ruangan RS Dr. Karyadi

    Semarang

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    Kam

    ar V

    IP B

    Pav

    iliun

    Gar

    uda

    Kam

    ar P

    asien

    Pres

    iden

    t Suite

    Kam

    ar V

    VIP P

    reside

    nt S

    uite

    Kam

    ar P

    asien

    Car

    diov

    ascu

    lar

    Kam

    ar 3

    Kep

    odan

    g Gd

    Kut

    ilang

    Kam

    ar 6

    (Rajaw

    ali)

    Kam

    ar 5

    (Kep

    odan

    g)

    Kam

    ar 1

    0 (K

    utila

    ng)

    Kam

    ar 1

    5(M

    erak

    )

    Kam

    ar P

    asien

    (Ban

    gsal kulit,ke

    lam

    in d

    an T

    HT)

    Kam

    ar P

    asien

    (Cen

    draw

    asih)

    Kam

    ar P

    asien

    (R. A

    nak)

    Kam

    ar P

    asien

    11 (C

    endr

    awas

    ih)

    Kam

    ar P

    asien

    Klas

    3 (G

    eriatri

    )

    Kam

    ar V

    VIP (V

    IP)(Ger

    iatri

    )

    Kam

    ar P

    asien

    beda

    h sy

    araf

    Kam

    ar P

    asien

    (Ban

    gsal R

    adium

    )

    Kamar Pasien

    Lu

    x

    Standar Pengukuran

    Gambar 2.11 Diagram intensitas

    penerangan kamar pasien RS Dr. Karyadi

    Semarang

    Penggunaan lampu-lampu pijar

    dapat digantikan dengan lampu SL yang

    dapat mengahsilkan cahaya dengan lux

    lebih tinggi, namun dengan penggunaan

    daya listrik yang lebih rendah dari pada

    lampu pijar.

    Berdasarkan data peralatan

    elektronik, diketahui bahwa di Rumah Sakit

    Dr. Karyadi masih digunakan 57 buah

    lampu pijar 25W dan 10 buah lampu pijar

    15W. Jika lampu-lampu ini diganti dengan

    SL dapat dihitung penghematan sebagai

    berikut.

    Diasumsikan jumlah titik lampu

    tetap.

    a. Untuk lampu pijar 25W, kuat arus cahaya lampu 240 lumens. Jika

    diganti dengan lampu SL yang

    memiliki efficacy 60 lumens/watt,

    maka masing-masing titik lampu

    harus dipasang lampu SL dengan

    daya 5 watt.

    Dengan demikian daya yang dapat

    dihemat sebesar :

    57 x 20 watt = 1140 watt

    b. Untuk lampu pijar 15W, efficacy lampu sebesar 130 lumens. Jika

    diganti dengan lampu SL yang

    memiliki efficacy 60 lumens/watt,

    maka tiap titik lampu dipasang

    lampu SL dengan daya 5 watt. Ini

    karena di pasaran, daya terkecil

    lampu SL adalah 5 watt.

    Dengan demikian daya yang

    dihemat sebesar :

    10 x 10 watt = 100 watt

    Secara keseluruhan, jika semua

    lampu pijar diganti dengan lampu SL, dapat

    dihitung penghematan energi dan biaya

    selama satu hari sebagai berikut.

    a. Pada saat beban puncak (WBP) Penghematan energi = 1240 watt x

    4 jam = 4,96 kWh

    Penghematan biaya = 4,96 kWh x

    Rp. 265,7 /kWh = Rp 1.317,87

    b. Di luar beban puncak (LWBP) Penghematan energi = 1240 watt x

    20 jam = 24,8 kWh

    Penghematan biaya = 24,8 kWh x

    Rp 221,4 /kWh = Rp 5.490,72

    Jadi dalam sehari dapat menghemat energi

    sebesar 29,76 kWh dan biaya sebesar Rp

    6.808,59. Dalam satu bulan, energi yang

    bisa dihemat adalah sebesar 892,8 kWh.

    Dan biaya yang bisa dihemat per bulan

    adalah sebesar Rp. 204.258,00.

    Selain itu, dapat dilakukan usaha-

    usaha untuk meningkatkan efisiensi

    pemanfaatan energi listrik seperti berikut

    ini.

    a. Grouping Lampu Untuk ruangan yang cukup besar

    perlu adanya grouping lampu

    dengan saklar tertentu sehingga

    tidak semua harus dihidupkan atau

    dimatikan tapi bisa sebagian saja,

    sehingga dapat menghemat

    penggunaan energinya.

    b. Menghidupkan lampu hanya pada saat diperlukan saja.

    c. Mewarnai dinding, lantai dan langit-langit dengan warna terang,

  • 16

    sehinga tidak membutuhkan

    penerangan yang berlebihan.

    d. Memasang lampu penerangan dalam jarak yang tepat dengan

    obyek yang akan diterangi.

    e. Mengatur perlengkapan rumah agar tidak menghalangi penerangan.

    2.3.2 Pengaturan Suhu Udara

    Setelah dilakukan pengukuran

    suhu udara ruangan di Rumah Sakit dr.

    Karyadi didapatkan data bahwa rata-rata

    suhu ruangan berada pada suhu rata-rata

    yaitu antara 22o 32o C. Penggunaan AC di

    Rumah Sakit dr. Karyadi tidak diatur pada

    suhu yang terlalu dingin, sehingga

    penggunaan AC sudah cukup hemat. Untuk

    selanjutnya dapat dilakukan usaha sebagai

    berikut.

    a. Memilih AC hemat energi dan daya yang sesuai dengan besarnya

    ruangan.

    b. Mematikan AC bila ruangan tidak digunakan.

    c. Mengatur suhu ruangan secukupnya, tidak menyetel AC

    terlalu dingin.

    d. Menutup pintu, jendela dan ventilasi ruangan agar udara panas

    dari luar tidak masuk.

    e. Menempatkan AC sejauh mungkin dari sinar matahari lansung agar

    efek pendingin tidak berkurang.

    f. Membersihkan saringan (filter) udara dengan teratur.

    2.3.3 Pembenahan Jaringan

    Berdasarkan data diketahui

    bahwa Lab Central I adalah pelanggan PLN

    22.000 VA tegangan rendah. Namun

    setelah diukur, penggunaan energi listrik di

    Lab Central I tidak pernah melebihi 10

    kVA. Sedangkan pada Lab Central II,

    terdapat kWhmeter tersendiri dengan daya

    terpasang sebesar 1.300 VA. Untuk

    penghematan, sebaiknya sistem kelistrikan

    Lab Central II digabungkan dengan Lab

    Central I sehingga Lab Central II tidak

    perlu berlangganan listrik PLN 1.300 VA.

    Perkiraan biaya yang bisa dihemat dapat

    dilihat pada perhitungan sebagai berikut.

    Data yang digunakan adalah data

    pemakaian listrik Lab Central I dan II bulan

    Nopember 2006.

    a. Sebelum Lab Central I dan Lab Central II digabung.

    1) Lab Central I Biaya beban = (22.000 VA/1000)

    x Rp. 11.000,- /kVA = Rp.

    242.000,-

    Biaya pemakaian

    20 kWh pertama = 20 kWh

    x Rp. 90,- /kWh = Rp. 1.800,-

    40 kWh kedua = 40 kWh

    x Rp. 129,- /kWh = Rp. 5.160,-

    kWh selanjutnya = 3020

    kWh x Rp. 175,- /kWh = Rp.

    528.500,-

    Jumlah biaya beban + biaya

    pemakaian = Rp. 777.460,-

    Pajak penerangan jalan = 3% x

    Rp. 777.460,- = Rp. 23.324,-

    Jumlah total rekening = Rp.

    800.784,-

    2) Lab Central II Biaya beban = (1.300 VA/1000)

    x Rp. 11.000,- /kVA = Rp.

    14.300,-

    Biaya pemakaian

    20 kWh pertama = 20 kWh

    x Rp. 90,- /kWh = Rp. 1.800,-

    40 kWh kedua = 40 kWh

    x Rp. 129,- /kWh = Rp. 5.160,-

    kWh selanjutnya = 1480

    kWh x Rp. 175,- /kWh = Rp.

    259.000,-

    Jumlah biaya beban + biaya

    pemakaian = Rp. 280.260,-

    Pajak Penerangan Jalan = 3% x

    Rp. 280.260,- = Rp. 8.408,-

    Jumlah total Rekening = Rp

    288.668,-

    Sehingga biaya rekening total Lab

    Central I dan II adalah Rp. 1.089.452,-.

    b. Setelah Lab Central I dan Lab Central II digabung.

    Rekening listrik akan jadi satu dengan

    Lab Central I dan perhitungan menjadi

    sebagai berikut. Pemakaian energi total

    Lab Central I dan II menjadi 4.620

    kWh.

    Lab Central I

    Biaya beban = (22.000 VA/1000) x Rp.

    11.000,- /kVA = Rp. 242.000,-

    Biaya pemakaian

    20 kWh pertama = 20 kWh

    x Rp. 90,- /kWh = Rp. 1.800,-

    40 kWh kedua = 40 kWh

    x Rp. 129,- /kWh = Rp. 5.160,-

  • 17

    kWh selanjutnya = 4560

    kWh x Rp. 175,- /kWh = Rp. 798.000,-

    Jumlah biaya beban + biaya pemakaian

    = Rp. 1.046.960,-

    Pajak penerangan jalan = 3% x Rp.

    1.046.960,- = Rp. 31.409,-

    Jumlah total rekening = Rp. 1.078.369,-

    Jadi, biaya yang bisa dihemat tiap

    bulan jika jaringan listrik Lab Central II

    digabungkan dengan Lab Central I adalah

    sebesar Rp. 11.083,- yang merupakan

    kompensasi dari biaya beban Lab Central

    II.

    Selain itu, meskipun Lab Central

    I dan II dihubungkan, pemakaian energi

    listrik Lab Central tidak lebih dari 12 kVA.

    Sehingga masih ada kemungkinan untuk

    diturunkan dari 20 kVA untuk menekan

    biaya beban.

    III. PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Dari hasil analisa data sekunder dan

    primer audit energi Gedung Rumah Sakit

    Dr. Karyadi Semarang dapat disimpulkan

    sebagai berikut:

    1. Profil penggunaan energi listrik a. Dari data sekunder diperoleh

    Intensitas Konsumsi Energi (IKE)

    rerata terhadap luasan total, untuk

    gedung Rumah Sakit Dr. Karyadi

    sebesar 90,19 kWh/ m2 per tahun (2003), 117.61 kWh/ m2 per tahun (2004), 133,21 kWh/m2 per tahun (2005), dan 127,57 kWh/m2 per tahun (2006), masih berada di

    bawah standar IKE ASEAN-

    USAID tahun 1992, dimana untuk

    rumah sakit 380 kWh/m2 per

    tahun.

    b. Profil penggunaan energi dari hasil pengukuran diperoleh antara lain;

    Sistem tenaga untuk peralatan dan

    penerangan tidak dipisahkan,

    sehinga hanya bisa dihitung

    konsumsi energi listrik total.

    c. Data dari sampel ruangan ber-AC memiliki nilai IKE sebesar 4,309

    kWh/m2/bulan yang tergolong

    sangat efisien menurut Pedoman

    pelaksanaan konversi energi listrik

    dan pengawasannya di Lingkungan

    Departemen Pendidikan Nasional.

    Sedangkan untuk sampel ruangan

    tidak ber-AC memiliki nilai IKE

    0,351 kWh/m2/bulan yang juga

    tergolong sangat efisien.

    2. Distribusi jaringan listrik Instalasi jaringan listrik yang ada

    tidak sesuai dengan yang

    direncanakan, sehingga pembagian

    beban antar fasa tidak seimbang.

    3.2 Saran

    1. Suplai energi listrik antara penerangan dan peralatan

    sebaiknya dipisahkan, demikian

    pula pembagian beban antar fasa

    perlu diseimbangkan. Selain karena

    alasan keamanan, hal ini perlu

    diperhatikan untuk tujuan

    konservasi energi.

    2. Perlu adanya penataan kembali group pola operasional lampu,

    antara lampu penerangan gedung

    yang sudah ada dan lampu

    tambahan sehingga tujuan

    konservasi energi dan sebagian

    lampu yang dipakai untuk

    meningkatkan daya tarik konsumen

    terhadap barang dagangan dapat

    tercapai.

    3. Perlu penggunaan peralatan dan lampu yang hemat energi dengan

    daya yang kecil namun kuat

    penerangannya tinggi, untuk

    menggantikan penggunaan lampu-

    lampu pijar. Sesuai data dan

    perhitungan, jika lampu pijar yang

    ada diganti dengan lampu SL,

    energi yang dapat dihemat sebesar

    892,8 kWh. Dan biaya yang bisa

    dihemat per bulan adalah sebesar

    Rp. 204.258,00.

    4. Penghematan juga dapat dilakukan dengan menggabungkan jaringan

    listrik Lab Central I dan Lab

    Central II. Biaya yang bisa dihemat

    setelah jaringan listrik kedua

    bangunan digabungkan yaitu

    sebesar lebih kurang Rp. 11.083,-

    per bulan.

  • 18

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Badan Standarisasi Nasional. 2001.

    Prosedur Audit Energi Pada

    Bangunan Gedung, Konservasi

    Energi Sistem Tata Udara

    Pada Bangunan Gedung dan

    Konservasi Energi Sistem

    Pencahayaan Bangunan

    Gedung (SNI 03-6196-2000,

    SNI 03-6090-2000, SNI 03-

    6197-2000). Departemen

    Pendidikan Nasional.

    [2] ASEAN-USAID. 1992. Building

    Energy Conservation Project.

    ASEAN-Lawrence Barkeley

    Labolatory.

    [3] ASHRAE. 1980. Standard on

    Energy Conservation in New

    Building Design.

    [4] The Development & Building

    Control Division (PWD)

    Singapore. 1992. Handbook on Energy Conservation in

    Buildings and Building

    service. Singapore. [5] ASHRAE. 1993. ASHRAE

    Handbook Fundamentals.

    [6] F. William Payne, John J. Mc

    Gowan. 1988. Energy

    Management for Management

    for Building Handbook. The

    Fairmont Press. Inc.

    [7] Nugroho, Agung. METODE

    PENGATURAN

    PENGGUNAAN TENAGA

    LISTRIK DALAM UPAYA

    PENGHEMATAN BAHAN

    BAKAR PEMBANGKIT DAN

    ENERGI. Semarang : Jurusan

    Teknik Elektro Fakultas Teknik Undip

    Biografi Penulis

    Hendra Rizki HP, lahir di Kudus, 27 April

    1987. Saat ini sedang menyelesaikan studi

    di Jurusan Teknik Elektro konsentrasi

    Teknik Tenaga Listrik Fakultas Teknik

    UNDIP.

    Semarang, Agustus 2007

    Mengetahui,

    Dosen Pembimbing

    Karnoto, ST. MT.