aub

35
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perempuan menghadapi berbagai permasalahan. Salah satu permasalahan yang dihadapi seorang perempuan adalah gangguan haid. Gangguan haid ini mempunyai manifestasi klinis yang bermacam-macam tergantung kondisi serta penyakit yang dialami seorang perempuan. Gangguan perdarahan uterus abnormal (AUB-Abnormal Uterine Bleeding) merupakan suatu penyakit, di mana terjadi perdarahan abnormal di dalam atau di luar siklus haid oleh karena gangguan mekanisme kerja poros hipotalamus-hipofisis-ovarium- endometrium. Perdarahan ini dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi, kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan abnormal berumur di atas 40 tahun, dan 3 % di bawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek banyak dijumpai pula perdarahan abnormal dalam masa pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah sakit. Klasifikasi jenis endometrium yaitu jenis sekresi atau nonsekresi sangat penting dalam hal menentukan apakah perdarahan yang terjadi jenis ovulatoar atau anovulatoar. Adapun gambaran terjadinya perdarahan uterus abnormal antara lain perdarahan sering terjadi setiap waktu dalam siklus haid. Perdarahan dapat bersifat sedikit-sedikit, terus-menerus atau banyak dan berulang-ulang dan biasanya tidak teratur. Penyebab perdarahan uterus abnormal sulit diketahui dengan pasti tapi biasanya dijumpai pada sindroma polikistik ovarii, obesitas, imaturitas dari poros 1

Upload: rofiah-muwafaqoh

Post on 31-Oct-2015

1.036 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: AUB

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini perempuan menghadapi berbagai permasalahan. Salah satu permasalahan

yang dihadapi seorang perempuan adalah gangguan haid. Gangguan haid ini mempunyai

manifestasi klinis yang bermacam-macam tergantung kondisi serta penyakit yang dialami

seorang perempuan.

Gangguan perdarahan uterus abnormal (AUB-Abnormal Uterine Bleeding)

merupakan suatu penyakit, di mana terjadi perdarahan abnormal di dalam atau di luar siklus

haid oleh karena gangguan mekanisme kerja poros hipotalamus-hipofisis-ovarium-

endometrium. Perdarahan ini dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan

menopause. Tetapi, kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa

akhir fungsi ovarium. Dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk

perdarahan abnormal berumur di atas 40 tahun, dan 3 % di bawah 20 tahun. Sebetulnya

dalam praktek banyak dijumpai pula perdarahan abnormal dalam masa pubertas, akan tetapi

karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah

sakit. Klasifikasi jenis endometrium yaitu jenis sekresi atau nonsekresi sangat penting dalam

hal menentukan apakah perdarahan yang terjadi jenis ovulatoar atau anovulatoar.

Adapun gambaran terjadinya perdarahan uterus abnormal antara lain perdarahan

sering terjadi setiap waktu dalam siklus haid. Perdarahan dapat bersifat sedikit-sedikit,

terus-menerus atau banyak dan berulang-ulang dan biasanya tidak teratur. Penyebab

perdarahan uterus abnormal sulit diketahui dengan pasti tapi biasanya dijumpai pada

sindroma polikistik ovarii, obesitas, imaturitas dari poros hipotalamik-hipofisis-ovarium,

misalnya pada masa menarche, serta ganguan stres bisa mengakibatkan manifestasi penyakit

ini.

Diagnosis perdarahan uterus abnormal memerlukan suatu anamnesis yang cermat.

Karena dari anamnesis yang teliti tentang bagaimana mulainya perdarahan, apakah

didahului oleh siklus yang pendek atau oleh oligomenorea/amenorea, sifat perdarahan, lama

perdarahan, dan sebagainya. Selain itu perlu juga latar belakang keluarga serta latar

belakang emosionalnya. Pada pemeriksaan umum perlu diperhatikan tanda-tanda yang

menunjukkan ke arah kemungkinan penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit

menahun dan lain-lain. Pada pemeriksaan ginekologik perlu dilihat apakah tidak ada

kelainan-kelainan organik yang menyebabkan perdarahan abnormal (polip, ulkus, tumor,

kehamilan terganggu). Pada seorang perempuan yang belum menikah biasanya tidak

dilakukan kuretase tapi wanita yang sudah menikah sebaiknya dilakukan kuretase untuk

menegakkan diagnosis.

1

Page 2: AUB

Penanganan atau penatalaksanaan perdarahan uterus disfungsional sangat komplek,

jadi sebelum memulai terapi harus disingkirkan kemungkinan kelainan organik. Adapun

tujuan penatalaksaan perdarahan uterus abnormal adalah menghentikan perdarahan serta

memperbaiki keadaan umum penderita. Terapi yang dapat diberikan antara lain kuretase

pada panderita yang sudah menikah, tetapi pada penderita yang belum menikah biasanya

diberikan terapi secara hormonal yaitu dengan pemberian estrogen, progesteron, maupun pil

kombinasi. Adapun tujuan pemberian hormonal progesteron adalah untuk memberikan

keseimbangan pengaruh pemberian estrogen. Dan pemberian pil kombinasi bertujuan

merubah endometrium menjadi reaksi pseudodesidual.

B. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Melalui penulisan laporan ini kami berharap mampu mengkaji, mengidentifikasi,

menganalisis dan melaksanakan asuhan kebidanan khususnya dalam hal penanganan

perdarahan uterus abnormal terutama bagi mahasiswa.

b. Tujuan Khusus

Dengan disusunnya laporan ini mahasiswa diharapkan :

1) Mahasiswa dapat mengumpulkan sampai dengan menganalisa data

2) Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah

3) Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan segera

4) Mahasiswa dapat merencanakan asuhan kebidanan yang telah dilakukan

5) Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan

6) Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan.

2

Page 3: AUB

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Gangguan Reproduksi

Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam manajemen kesehatan reproduksi

(Manuaba, 2008). Permasalahan dalam bidang kesehatan reproduksi salah satunya adalah

masalah reproduksi yang berhubungan dengan gangguan sistem reproduksi. Hal ini mencakup

infeksi, gangguan menstruasi, masalah struktur, keganasan pada alat reproduksi wanita,

infertilitas, dan lain-lain (Baradero, dkk., 2007).

Gangguan reproduksi disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Gangguan

reproduksi yang biasa terjadi, misal kista endometriosis yang banyak dialami wanita yang

memiliki kadar FSH dan LH tinggi (Kasdu, 2005).

2. Perdarahan Uterus Abnormal/Abnormal Uterine Bleeding (AUB)

A. Definisi

Abnormal Uterine Bleeding (AUB) atau perdarahan uterus abnormal didefinisikan

sebagai perubahan pada siklus, lama atau jumlah kehilangan darah pada saat menstuasi yang

tidak disebabkan oleh patologi pelvis, obat, penyakit sistemik atau kehamilan. Di mana

perdarahan dikatakan abnormal di antaranya pada keadaan berikut ini :

• Pendarahan yang terjadi di antara dua siklus menstruasi

• Pendarahan yang terjadi setelah berhubungan seks

• Spotting yang terjadi di dalam siklus menstruasi

• Pendarahan yang lebih berat atau lebih lama dari biasanya

• Perdarahan setelah menopause

• Siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari atau kurang dari 21 hari

• Amenorhea yang terjadi 3-6 bulan

AUB-O adalah perdarahan uterus abnormal yang disebabkan karena gangguan pada

proses ovulasi (dissorders of ovulation).

Pola dari perdarahan uterus abnormal

Penggolongan standar dari perdarahan abnormal dibedakan menjadi 7 pola:

1) Menoragia (hipermenorea) adalah perdarahan menstruasi yang banyak dan

memanjang. Adanya bekuan-bekuan darah tidak selalu abnormal, tetapi dapat

menandakan adanya perdarahan yang banyak. Mioma submukosa, komplikasi

kehamilan, adenomiosis, IUD, hiperplasia endometrium, tumor ganas, dan perdarahan

disfungsional adalah penyebab tersering dari menoragia.

3

Page 4: AUB

2) Hipomenorea (kriptomenorea) adalah perdarahan menstruasi yang sedikit, dan

terkadang hanya berupa bercak darah. Pasien yang menjalani kontrasepsi oral terkadang

mengeluh seperti ini, dan dapat dipastikan ini tidak apa-apa.

3) Metroragia (perdarahan intermenstrual) adalah perdarahan yang terjadi pada waktu-

waktu diantara periode menstruasi. Perdarahan ovulatoar terjadi di tengah-tengah siklus

ditandai dengan bercak darah, dan dapat dilacak dengan memantau suhu tubuh basal.

Polip endometrium, karsinoma endometrium, dan karsinoma serviks adalah penyebab

yang patologis

4) Polimenorea berarti periode menstruasi yang terjadi terlalu sering. Hal ini biasanya

berhubungan dengan anovulasi dan pemendekan fase luteal pada siklus menstruasi.

5) Menometroragia adalah perdarahan yang terjadi pada interval yang iregular. Jumlah

dan durasi perdarahan juga bervariasi. Kondisi apapun yang menyebabkan perdarahan

intermenstrual dapat menyebabkan menometroragia. Onset yang tiba-tiba dari episode

perdarahan dapat mengindikasikan adanya keganasan atau komplikasi dari kehamilan.

6) Oligomenorea adalah periode menstruasi yang terjadi lebih dari 35 hari. Amenorea

didiagnosis bila tidak ada menstruasi selama lebih dari 6 bulan. Volume perdarahan

biasanya berkurang dan biasanya berhubungan dengan anovulasi, baik itu dari faktor

endokrin (kehamilan, pituitari-hipotalamus) ataupun faktor sistemik (penurunan berat

badan yang terlalu banyak). Tumor yang mengekskresikan estrogen menyebabkan

oligomenorea terlebih dahulu, sebelum menjadi pola yang lain.

B. Etiologi

Kelebihan atau kekurangan hormon yang mengatur siklus menstruasi dapat

menyebabkan perdarahan uterus abnormal ini. Ketidakseimbangan dapat disebabkan oleh

banyak hal, termasuk masalah tiroid atau beberapa obat. Penyebab lainnya termasuk berikut

ini :

• Kehamilan

• Keguguran

• Kehamilan ektopik

• Masalah terkait dengan beberapa metode pengendalian kelahiran, seperti alat kontrasepsi

dalam rahim (AKDR) atau pil KB

• Infeksi pada rahim atau leher rahim

• Fibroid

• Masalah dengan pembekuan darah

• Polip

• Beberapa jenis kanker, seperti kanker rahim, leher rahim, atau vagina

• kondisi medis kronis (misalnya, masalah tiroid dan diabetes)

4

Page 5: AUB

C. Diagnosis

Pembuatan anamnesis yang cermat penting untuk diagnosis. Perlu ditanyakan

bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului siklus yang pendek atau oleh

oligomenorea/amenorea, sifat perdarahan (banyak atau sedikit-sedikit, sakit atau tidak),

lama perdarahan, dan sebagainya. Pada pemeriksaan umum perlu diperhatikan tanda-tanda

yang menunjuk ke arah kemungkinan penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit

menahun, dan lain-lain. Kecurigaan terhadap salah satu penyakit tersebut hendaknya

menjadi dorongan untuk melakukan pemeriksaan dengan teliti ke arah penyakit yang

bersangkutan. Pada pemeriksaan ginekologik perlu dilihat apakah tidak ada kelainan-

kelainan organik, yang menyebabkan perdarahan abnormal (polip, ulkus, tumor, kehamilan

terganggu). Dalam hubungan dengan pemeriksaan ini, perlu diketahui bahwa di negeri kita

keluarga sangat keberatan dilakukan pemeriksaan dalam pada wanita yang belum kawin,

meskipun kadang-kadang hal itu tidak dapat dihindarkan. Dalam hal ini dapat

dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan dengan menggunakan anestesia umum.

Berdasarkan gejala, tes lain mungkin diperlukan. Di antaranya:

• USG-gelombang suara yang digunakan untuk membuat gambar dari organ panggul.

• Biopsi endometrium-menggunakan kateter kecil atau tipis (tabung), jaringan diambil dari

lapisan rahim (endometrium) dan diperiksa di bawah mikroskop.

• Histeroskopi-Sebuah perangkat tipis dimasukkan melalui vagina dan pembukaan serviks.

• Histerosalpingografi-Dye dengan disuntikkan ke dalam rahim dan saluran tuba.

Kemudian mengambil X-ray.

• Dilatasi dan kuretase (D & C)-Pembukaan leher rahim diperbesar. Jaringan yang lembut

dikerok atau disedot dari lapisan rahim. Hal ini diperiksa di bawah mikroskop.

• Laparoskopi-Sebuah perangkat tipis seperti teleskop dimasukkan melalui luka kecil tepat

di bawah atau melalui pusat untuk melihat dalam perut.

Pada wanita dalam masa pubertas umumnya tidak perlu dilakukan kuretase guna

pembuatan diagnosis. Pada wanita berumur antara 20 dan 40 tahun kemungkinan besar ialah

kehamilan terganggu, polip, mioma submukosum, dan sebagainya. Disini kuretase diadakan

setelah dapat diketahui benar bahwa tindakan tersebut tidak mengganggu kehamilan yang

memberi harapan untuk diselamatkan. Pada wanita dalam pramenopause dorongan untuk

melakukan kuretase ialah untuk memastikan ada tidaknya tumor ganas.

D. Penanganan

Kadang-kadang pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak:

dalam hal ini penderita harus istirahat baring dan diberi transfusi darah. Setelah

pemeriksaan ginekologik menunjukkan bahwa perdarahan berasal dari uterus dan tidak ada

abortus inkompletus, perdarahan untuk sementara waktu dapat dipengaruhi dengan hormon

steroid. Dapat diberikan:

5

Page 6: AUB

a. Estrogen dalam dosis tinggi, supaya kadarnya dalam darah meningkat dan perdarahan

berhenti. Dapat diberikan secara intramuskulus dipropionas estradiol 2,5 mg, atau

benzoas estradiol 1,5 mg, atau valeras estradiol 20 mg. Keberatan terapi ini ialah bahwa

setelah suntikan dihentikan, perdarahan timbul lagi.

b. Progesteron : pertimbangan disini ialah bahwa sebagian besar perdarahan fungsional

bersifat anovulatoar, sehingga pemberian progesteron mengimbangi pengaruh estrogen

terhadap endometrium. Dapat diberikan kaproas hidroksi-progesteron 125 mg, secara

intramuskulus, atau dapat diberikan per os sehri norethindrone 15 mg atau asetas

medroksi-progesterone (Provera) 10 mg, yang dapat diulangi. Terapi ini berguna pada

wanita dalam masa pubertas.

Kecuali pada wanita dalam masa pubertas, terapi yang paling baik ialah dilatasi dan

kuretase. Tindakan ini penting, baik untuk terapi maupun diagnosis. Dengan terapi ini

banyak kasus perdarahan tidak terulang lagi. Apabila ada penyakit metabolik, penyakit

endokrin, penyakit darah, dan lain-lain yang menjadi sebab perdarahan, tentulah penyakit

itu harus ditangani.

Apabila setelah dilakukan kuretase perdarahan disfungsional timbul lagi, dapat

diusahakan terapi hormonal. Pemberian estrogen saja kurang bermanfaat karena sebagian

besar perdarahan disfungsional disebabkan oleh hiperestrinisme. Pemberian progesteron

saja berguna apabila produksi estrogen secara endogen cukup. Dalam hubungan dengan hal-

hal tersebut diatas, pemberian estrogen dan progesteron dalam kombinasi dapat dianjurkan;

untuk keperluan ini pil-pil kontrasepsi dapat digunakan. Terapi ini dapat dilakukan mulai

hari ke-5 perdarahan terus untuk 21 hari. Dapat pula diberikan progesteron untuk 7 hari,

mulai hari ke-21 siklus haid.

Androgen dapat berguna pula dalam terapi terhadap perdarahan disfungsional yang

berulang. Terapi per os umumnya lebih dianjurkan daripada terapi suntikan. Dapat

diberikan metiltestosteron 5 mg sehari; dalil dalam terapi androgen ialah pemberian dosis

yang sekecil-kecilnya dan sependek mungkin.

Terapi dengan klomifen, yang bertujuan untuk menimbulkan ovulasi pada

perdarahan anovulatoar, umumnya tidak seberapa banyak digunakan. Terapi ini lebih tepat

pada infertilitas dengan siklus anovulatoar sebagai sebab.

Sebagai tindakan yang terakhir pada wanita dengan perdarahan disfungsional terus-

menerus (walaupun sudah dilakukan kuretase beberapa kali, dan yang sudah mempunyai

anak cukup) ialah histerektomi.

6

Page 7: AUB

3. Anemia

A. Definisi

Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di bawah

rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat (Nelson,1999).

Anemia adalah penurunan dibawah normal dadam jumlah eritrosit, banyaknya hemoglobin,

atau volume sel darah merah, sistem berbagai jenis penyakit dan kelainan (Dorlan, 1998)

Ukuran hemoglobin normal

- Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram

- Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram

B. Klasifikasi Anemia

- Kadar Hb 10 gram – 8 gram disebut anemia ringan.

- Kadar Hb 8 gram – 5 gram disebut anemia sedang.

- Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.

C. Penyebab

- Kurang gizi (malnutrisi)

- Kurang zat besi dalam diet.

- Malabsorpsi

- Kehilangan darah yang banyak: persalinan yang lalu, dan lain-lain.

- Penyakit – penyakit kronik: TBC, Paru-paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain.

D. Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau

kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapat

terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat

penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau

hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah

merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa

factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.

Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar

hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan

dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan

kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak

terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti

komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa

diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).

7

Page 8: AUB

E. Tanda dan gejala

1. Lemah, lesu, pusing, mudah marah atau sulit konsentrasi.

2. Pucat terutama pada gusi dan kelopak mata atau bawah kuku.

3. Jantung berdebar nafas pendek.

4. Mati rasa atau kesemutan di daerah kaki.

5. Mual dan diare

F. Penatalaksanaan/pengobatan

Tindakan umum :

Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang

hilang.

1. Transpalasi sel darah merah.

2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.

3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen

5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.

6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :

1. Anemia defisiensi besi

Penatalaksanaan :

Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti

ikan, daging, telur dan sayur.

Pemberian preparat fe

Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan

Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.

2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12

3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral

4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan

dan transfusi darah.

8

Page 9: AUB

BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal : 16 April 2012

Tempat : Bangsal Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi

No. RM : 01123114

I. PENGUMPULAN DATA DASAR

Tanggal 16 April 2012 Pukul 10.50 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas

Nama Pasien : Ny. S Nama Suami : Tn. T

Umur : 44 tahun Umur : 47 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : swasta Pekerjaan : swasta

Alamat : Sidodadi RT. 14 RW. 04, Mojodoyong, Sragen

2. Keluhan utama

Pasien Ny. S datang dari dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir sejak 4 hari

sebelum masuk rumah sakit dan nyeri pada perut kiri bawah. Pasien ganti pembalut 5-

6 kali/hari. Darah yang dikeluarkan cair disertai gumpalan darah.

3. Riwayat Menstruasi

Menarche : 11 tahun

Lama : 7 hari

Banyak : 2-3x ganti pembalut/hari

Siklus : 28 hari

Jenis dan warna : darah disertai gumpalan warna merah kecoklatan

HPMT : 11 April 2012

Keluhan : Pasien mengatakan tiga bulan terakhir mengalami menstruasi

selama 15 hari dengan banyak ganti pembalut 5-6 kali sehari

4. Riwayat Perkawinan

Kawin/Tidak kawin : Kawin pertama

Usia kawin : 21 tahun

Usia perkawinan : 23 tahun

Jumlah anak : 1 (satu)

9

Page 10: AUB

5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang Lalu

No UK Tahun Partus

Jenis Partus

Tempat Partus

Penolong Penyulit Ket

I Aterm 1990 Spontan BPM Bidan Tidak ada JK : Laki-lakiBB : 3100 gram, hidup

II abortus(8 mg)

2000 KET Operasi dan kuretase

6. Riwayat Keluarga Berencana

Pasien mengatakan setelah kelahiran anak pertamanya, pasien menggunakan alat

kontrasepsi jenis KB suntik 3 bulan selama kurang lebih 2,5 tahun. Setelah itu, pasien

mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun.

7. Data/Riwayat Kesehatan

a. Data Kesehatan Sekarang

Pasien mengatakan pasien tidak sedang menderita penyakit DM, jantung, asma,

ginjal, dan tidak mempunyai alergi terhadap makanan/minuman apapun.

Pasien mengatakan mengalami perdarahan dari jalan lahir dengan jumlah banyak

b. Riwayat Kesehatan yang Lalu

Pasien mengatakan pasien tidak pernah menderita penyakit DM, jantung, asma,

TBC, dll. Dan pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit karena suatu penyakit.

Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit DM,

jantung, asma, TBC, hepatitis, ginjal, dll.

8. Data Psikososial

a. Hubungan dengan keluarga

Pasien mengatakan hubungannya dengan keluarga baik

b. Hubungan dengan masyarakat

Pasien mengatakan hubungannya dengan masyarakat baik, pasien aktif dalam

kegiatan kemasyarakatan

c. Kegiatan Ibadah

Pasien mengatakan selalu menjalankan ibadah shalat lima waktu

d. Keadaan Psikologis

Pasien mengatakan cemas akan keadaannya

10

Page 11: AUB

9. Data Kebiasaan Sehari-hari

a. Nutrisi

Makan : 3 kali sehari. Nasi, lauk, sayur, buah

Minum : 8 gelas sehari. Air putih (on demand)

Keluhan : tidak ada keluhan

b. Eliminasi

BAK : 5 kali sehari. Urine warna kuning jernih

BAB : 1 kali sehari. Konsistensi feses semi padat

Keluhan : tidak ada keluhan

c. Istirahat

Tidur siang : 1 jam sehari

Tidur malam : 6 jam sehari

Keluhan : tidak ada keluhan

d. Personal Hygiene

Mandi : 2 kali sehari

Keramas : 2 kali seminggu

Gosok gigi : 3 kali sehari

Ganti baju : 2 kali sehari dan jika kotor

Keluhan : tidak ada keluhan

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Sedang Kesadaran : composmentis

Vital Sign : TD = 130/90 mmHg N = 84 x/menit

R = 20 x/menit S = 366 C

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Rambut : warna hitam, tidak berketombe, tidak mudah rontok

Muka : simetris, warna pucat, tidak ada oedema

Mata : simetris, konjungtiva pucat, sklera putih

Telinga : simetris, tidak ada polip, tidak ada pengeluaran serumen

Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret

Mulut/gigi : bibir pucat, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada caries, gusi tidak epulis

b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar limfe

c. Dada/Axilla

Dada : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa

Axilla : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada nyeri tekan

11

Page 12: AUB

d. Abdomen : tidak ada pembesaran, TFU tidak teraba, tidak ada nyeri tekan, tidak

teraba massa

e. Genitalia

Inspeksi : tidak ada oedem dan varises, terdapat pengeluaran gumpalan-

gumpalan darah warna merah kecoklatan

Inspekulo : vulva uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, porsio

utuh, orifisium uretra eksterna tertutup, terdapat darah, tidak ada

discharge, sonde uterus 7 cm

Periksa dalam : vulva uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, porsio

kenyal licin, cavum uteri sebesar telur angsa, tidak teraba massa

kistik

f. Ekstremitas : simetris kanan-kiri, tidak ada kelainan, gerakan (+)

Atas : Simetris, jari tangan lengkap, tidak cacat, kuku jari tangan pucat, tidak

ada oedem

Bawah : Simetris, jari kaki lengkap, tidak cacat, kuku jari kaki pucat, tidak ada

oedem, tidak ada varises

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- USG

Hasil : vulva uretra terisi cukup, tampak uterus ukuran 6x7x8 cm tidak tampak massa

Kesimpulan : tidak ada kelainan ginekologis

- Pemeriksaan Laboratorium

Hasil :

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan

Hematologi Rutin

HemoglobinHematokritLeukositTrombositEritrositGolongan darah

7,5257,14763,72O

g/dl%Ribu/ulRibu/ulJuta/ul

12,0-15,633-454,5-11140-4504,10-5,10

Kimia KlinikGDSAlbuminKreatininUreum

ElektrolitNatriumKaliumKlorida

Tes Kehamilan

1154,20,617

1413,9107Negatif

Mg/dlg/dlmg/dlmg/dl

mmol/Lmmol/Lmmol/L

60-1403,5-5,20,6-1,1<50

136-1453,3-5,198-106

SerologiHepatitisHbsAg Non Reaktif Non Reaktif

12

Page 13: AUB

II. INTERPRETASI DATA

Tanggal 15 April 2012 Pukul 11.10 WIB

A. Diagnosa Kebidanan

Ny. S P1A1 umur 44 tahun dengan AUB-o dan anemia sedang

Dasar

S : - Pasien mengatakan berumur 44 tahun, pernah melahirkan satu kali, dan mengalami

keguguran satu kali

- Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir banyak sejak tanggal 11 April 2012

dan merasakan nyeri pada perut kiri bawah

- Pasien mengatakan dalam tiga bulan terakhir pasien mengalami menstruasi yang

memanjang dan banyak, yakni selama 15 hari dan 5-6 kali ganti pembalut/hari

O : Keadaan Umum : Sedang Kesadaran : composmentis

Vital Sign : TD = 130/90 mmHg N = 84 x/menit

R = 20 x/menit S = 366 C

Laboratorium : Hb = 7,5 gr/dl

Muka : warna pucat

PPV : pengeluaran gumpalan-gumpalan darah warna merah kecoklatan

Inspekulo : vulva uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, porsio utuh,

orifisium uretra eksterna tertutup, terdapat darah, tidak ada discharge,

sonde uterus 7 cm

USG : vulva uretra terisi cukup, tampak uterus ukuran 6x7x8 cm tidak tampak

massa (Kesimpulan : tidak ada kelainan ginekologis)

B. Masalah

Pasien cemas akan keadaannya

Dasar : Pasien mengatakan cemas akan keadaannya

C. Kebutuhan

KIE mengenai keadaan pasien

Dukungan psikologis dan motivasi agar tidak cemas

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL (DIAGNOSA

POTENSIAL) DAN ANTISIPASI PENANGANANNYA

Potensial terjadi polip endometrium, ca endometrium, dan anemia berat

IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA

Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi dan tindakan selanjutnya

13

Page 14: AUB

V. RENCANA TINDAKAN

Tanggal 16 Maret 2012 Pukul 11.15 WIB

1. Observasi Keadaan Umum (KU), vital sign (VS), dan perdarahan.

2. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga.

3. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi lebih lanjut.

4. Beri support mental dan motivasi ibu untuk mengurangi rasa cemas.

5. Anjurkan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

6. Anjurkan pasien untuk istirahat cukup.

VI. IMPLEMENTASI

Tanggal 16 Maret 2012 Pukul 11.20 WIB

1. Pukul 11.20 WIB

Mengobservasi keadaan umum, vital sign, dan perdarahan pervaginam

2. Pukul 11.35 WIB

Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, bahwa ibu mengalami

perdarahan uterus abnormal yang dapat terjadi di dalam maupun di luar siklus haid. Hal

ini akan menyebabkan anemia jika tidak segera ditangani.

3. Pukul 11.40 WIB

Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi lanjut, hasil advise

dokter :

1) Mondok di bangsal

2) Pasang infus NaCl 20 tpm

3) Terapi :

a) Asam traneksamat 500 mg/8 jam (IV)

b) Asam mefenamat 3 x 500 mg (per oral)

c) Transfusi PRC 2 colf

d) Usul dilakukan kuretase bila KU baik (Hb > 10 gr/dl)

4. Pukul 11.50 WIB

Memberi support mental dengan menyampaikan bahwa perdarahan dapat diatasi dengan

penanganan yang tepat di Rumah Sakit dan memotivasi ibu untuk mengurangi rasa

cemas dan gelisah.

5. Pukul 11.55 WIB

Menganjurkan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dengan gizi yang

seimbang, tinggi kalori tinggi protein (TKTP)

6. Pukul 11.58 WIB

Menganjurkan pasien untuk memenuhi kebutuhan istirahat di antaranya dengan waktu

tidur yang cukup baik di siang hari +1 jam dan malam hari +8 jam

14

Page 15: AUB

VII.EVALUASI

Tanggal 16 April 2012 Pukul 12.00 WIB

1. Observasi KU dan VS telah dilakukan dengan hasil

Keadaan Umum : Sedang Kesadaran : composmentis

Vital Sign : TD = 130/90 mmHg N = 84 x/menit

R = 20 x/menit S = 366 C

Laboratorium : Hb = 7,5 gr/dl

PPV : pengeluaran gumpalan-gumpalan darah warna merah tua

2. Ibu dan keluarga sudah memahami bahwa kondisi kesehatan ibu kurang baik sehingga

perlu perawatan untuk perbaikan keadaan umum.

3. Terapi sesuai advise dokter SpOG telah diberikan, hasil:

1) Ibu mondok di bangsal Mawar 3

2) Infus NaCl 20 tpm telah dipasang pada tangan kiri

3) Asam traneksamat 500 mg telah di injeksikan pada pukul 16.00 WIB

4) Asam mefenamat telah diminum 1 tablet / 500 mg peroral pada pukul 12.00 WIB

5) Transfusi PRC colf I telah dipasang pukul 17.30 WIB dan Colf II telah dipasang

pukul 22.00 WIB

4. Ibu sudah merasa lega dan kekhawatiran akan kondisinya telah berkurang.

5. Keluarga pasien bersedia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

6. Keluarga pasien bersedia untuk memenuhi kebutuhan istirahat pasien.

15

Page 16: AUB

CATATAN PERKEMBANGAN I

Tanggal 17 April 2012 Pukul 08.00 WIB

S : - Pasien mengatakan masih mengeluarkan darah dari jalan lahir dan masih merasakan

nyeri pada perut kiri bawah tetapi sudah berkurang

- Pasien mengatakan telah ganti pembalut sebanyak 3 kali

- Pasien mengatakan kecemasannya mulai berkurang

O : - Keadaan umum : Baik Kesadaran : composmentis

- Vital Sign : TD = 110/80 mmHg R = 24 x/menit

N = 80 x/menit S = 367 C

- Pemeriksaan fisik

Muka : warna tidak pucat

Mata : konjungtiva merah muda (tidak anemis)

- PPV : terdapat pengeluaran gumpalan-gumpalan darah warna merah tua

- Terpasang infus NaCl 20 tpm (transfusi PRC colf II habis pukul 06.00)

A : Ny. S P1A1 umur 44 tahun dengan AUB-o dan anemia ringan

P :

1. Pukul 08.02 WIB

Mengobservasi KU, VS, dan PPV

Hasil : Keadaan umum : Baik Kesadaran : composmentis

Vital Sign : TD = 110/80 mmHg R = 24 x/menit

N = 80 x/menit S = 367 C

PPV : terdapat pengeluaran gumpalan-gumpalan darah warna merah tua

Muka : warna tidak pucat

Mata : konjungtiva merah muda (tidak anemis)

2. Pukul 08.10 WIB

Melakukan kolaborasi dengan bagian gizi untuk pemberian diit TKTP pada pasien

Hasil : Pasien bersedia makan dengan diit TKTP pada pukul 07.00 WIB, pukul

12.00 WIB, dan pukul 18.00 WIB

3. Pukul 08.11 WIB

Melibatkan keluarga dalam proses perawatan dan pemberian nutrisi kepada pasien

Hasil : Keluarga bersedia mendampingi dan membantu pemenuhan nutrisi pasien

16

Page 17: AUB

4. Pukul 08.20 WIB

Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk tindakan selanjutnya

Advise dokter :

- Cek DR 3 6 jam post transfusi PRC 2 colf

- Usul kuretase jika KU baik

- Lanjukan terapi

Hasil : - Spesimen darah pasien telah diambil untuk cek DR 3 pada pukul 12.00 di

laboratorium sitologi

- Asam traneksamat 500 mg telah diberikan per-IV pada pukul 08.15, 16.00,

24.00 WIB

- Pasien telah minum obat asam mefenamat 500 mg pada pukul 08.10, 12.30,

18.15 WIB

5. Pukul 14.00

Mengambil hasil pemeriksaan laboratorium dan melakukan kolaborasi dengan dokter

Hasil :

Hemoglobin = 10,6 gr/dl

Hematokrit = 34 %

Leukosit = 9,0 ribu/UL

Trombosit = 328 ribu/UL

Eritrosit = 452 juta/UL

Advise dokter : Rencana kuretase besok pagi, pasien puasa besok dari pukul 04.00

6. Pukul 21.50

Menginformasikan kepada pasien bahwa besok pagi akan dilakukan kuretase dan

pasien diwajibkan puasa dari tanggal 18 April 2012 pukul 04.00 WIB sebagai salah

satu persiapan sebelum dilakukan kuretase agar kuretase dapat berjalan dengan

maksimal

Hasil : Pasien mengerti dan bersedia untuk berpuasa pada tanggal 18 April 2012

pukul 04.00 WIB sebelum dilakukan kuretase

17

Page 18: AUB

CATATAN PERKEMBANGAN II

Tanggal 18 April 2012 Pukul 08.00 WIB

S : - Pasien mengatakan masih mengeluarkan darah dari jalan lahir, pasien telah ganti

pembalut 2 x sehari

- Pasien mengatakan sudah berpuasa sejak pukul 04.00 WIB dan merasa siap untuk

menjalani kuretase

O : - Keadaan umum : Baik Kesadaran : composmentis

- Vital Sign : TD = 110/70 mmHg R = 20 x/menit

N = 80 x/menit S = 365 C

- Pemeriksaan fisik

Muka : tidak pucat

Mata : konjungtiva merah muda (tidak anemis)

- PPV : terdapat pengeluaran gumpalan-gumpalan darah warna merah tua sedikit

- Terpasang infus RL 20 tpm

A : Ny. S P1A1 umur 44 tahun dengan AUB-o

P :

1. Pukul 08.02 WIB

Mengobservasi KU, VS, dan PPV

Hasil : Keadaan umum : Baik Kesadaran : composmentis

Vital Sign : TD = 110/70 mmHg R = 24 x/menit

N = 80 x/menit S = 365 C

PPV : terdapat pengeluaran gumpalan-gumpalan darah warna merah tua

sedikit

Muka : warna tidak pucat

Mata : konjungtiva merah muda

2. Pukul 08.15 WIB

Menginformasikan kepada pasien bahwa akan dilakukan tindakan kuretase, yaitu

tindakan yang dilakukan oleh dokter SpOG untuk mengambil jaringan pada rahim

agar tidak terjadi perdarahan lagi. Pasien tidak akan merasakan sakit karena akan

dilakukan pembiusan.

Hasil: Pasien mengerti dan merasa lebih siap untuk menghadapi kuretase tersebut

3. Pukul 10.00 WIB

Mengantar pasien ke VK PONEK untuk dilakukan kuretase

Hasil: Pasien telah diantar ke VK PONEK untuk dilakukan kuretase

18

Page 19: AUB

4. Pukul 14.00 WIB

Mengambil pasien dari VK PONEK kembali ke bangsal Mawar III

Hasil: Pasien telah kembali dari VK PONEK

5. Pukul 14.10 WIB

Memotivasi pasien untuk minum dan makan sedikit-sedikit jika sudah tidak mual

Hasil: Pasien bersedia minum dan makan sedikit-sedikit jika sudah tidak mual

6. Pukul 14.15

Melakukan advise dokter selanjutnya

Terapi:Asam Traneksamat 500 mg/8 jam per-IV

Asam mefenamat (3x500mg)

Sulfas Ferosus (2x300 mg)

Hasil: Asam traneksamat 1 gram telah diberikan per-IV pada pukul 16.00 WIB

Obat oral telah diminum pasien sesuai aturan yang diberikan

19

Page 20: AUB

CATATAN PERKEMBANGAN III

Tanggal 19 April 2012 Pukul 08.00 WIB

S : - Pasien mengatakan hanya mengeluarkan flek-flek darah dari jalan lahir dan pasien

merasa keadaannya sudah membaik

- Pasien mengatakan ingin pulang

O : - Keadaan umum : Baik Kesadaran : composmentis

- Vital Sign : TD = 110/70 mmHg R = 20 x/menit

N = 80 x/menit S = 365 C

- Pemeriksaan fisik

Muka : tidak pucat Mata : konjungtiva merah muda

- PPV : terdapat pengeluaran flek-flek darah sedikit

- Terpasang infus RL 16 tpm

A : Ny. S Ny. S P1A1 umur 44 tahun dengan AUB-o post kuretase hari ke-1

P :

1. Pukul 08.02 WIB

Mengobservasi KU, VS, dan PPV

Hasil : Keadaan umum : Baik Kesadaran : composmentis

Vital Sign : TD = 120/80 mmHg R = 20 x/menit

N = 80 x/menit S = 365 C

PPV : terdapat pengeluaran flek-flek darah sedikit

Muka : warna tidak pucat

Mata : konjungtiva merah muda

2. Pukul 08.10 WIB

Memberikan terapi injeksi dan oral

Hasil : Telah diberikan injeksi asam traneksamat 1 gr per-IV pukul 08.15 WIB

Pasien telah minum obat oral setelah makan pukul 08.00 WIB

3. Pukul 13.00 WIB

Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi dan penanganan selanjutnya

Advise dokter : Lanjutkan terapi oral Asam mefenamat 3x500 mg

Sulfas ferrosus 2x300 mg

Usul boleh pulang

Aff infus (+)

Hasil : Pasien telah minum obat Asam Mefenamat 500 mg pada pukul 12.15 WIB

Infus telah dilepas pada pukul 16.00

20

Page 21: AUB

4. Pukul 16.05 WIB

Menginformasikan pada keluarga tentang :

1) Kondisi ibu yang sudah baik dan sudah diperbolehkan pulang

2) Anjurkan ibu untuk mematuhi terapi yang diberikan dokter

3) Anjurkan ibu untuk kembali kontrol pada tanggal 22 April 2012 di Poli

Kebidanan dan Kandungan

Hasil : Ibu paham mengenai kondisinya. Ibu bersedia untuk mematuhi anjuran

dokter dan berjanji akan kontrol pada tanggal 22 April 2012. Administrasi

telah diselesaikan oleh keluarga. Ibu pulang pada tanggal 20 April 2012

pukul 09.00 WIB.

21

Page 22: AUB

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Evaluasi dalam kasus ini adalah perdarahan uterus abnormal yang dialami Ny. S

dapat diatasi dengan baik, ditandai dengan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis,

vital sign dalam batas normal dan perdarahan berhenti.

Pada kasus ini, bidan melakukan rencana asuhan menyeluruh yang mengacu pada

perencanaan. Setiap rencana dapat dilakukan dengan baik. Hal ini didukung oleh adanya

kerja sama yang baik antara pasien, keluarga pasien, bidan maupun tenaga kesehatan yang

lain. Dalam tahap ini, penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus nyata.

B. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dapat meningkatkan pengetahuan dan sebagai

bahan evaluasi untuk penatalaksanaan kasus perdarahan uterus abnormal di tempat

pelayanan kesehatan (yaitu di rumah sakit) sehingga penatalaksanaan selanjutnya dapat

dilaksanakan dengan tepat.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan hendaknya selalu mengingkatkan pembelajaran tentang kasus

gangguan reproduksi pada wanita premenopause seperti pada kasus perdarahan uterus

abnormal sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan skill mahasiswa calon bidan

dalam pelaksanaannya.

22

Page 23: AUB

DAFTAR PUSTAKA

Bulun E Serdar, et al, The Physiology and Pathology of the Female Reproductive Axis, dalam

William Textbook of Endocrinology, 10th Edition, Elsevier 2003 : pp 587-599

Chou Betty, Vlahos Nikos, Abnormal Uterine Bleeding, dalam : The John Hopkins Manual of

Gynecology and Obstetrics, 2nd Edition , 2002 : p.42

Karkata Kornia Made, et al, Perdarahan Uterus Disfungsional, dalam: Pedoman Diagnosis-

Terapi dan Bagan Alir Pelayanan Pasien, 2003 : p 68 – 71

Silberstein Taaly, Complications of Menstruation; Abnormal Uterine Bleeding. Dalam :

DeCherney Alan H; Nathan Lauren, Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis

and Treatment, 9th Edition, Los Angeles:Lange Medical Books/McGraw-Hill;

2003 : p 623-630

Simanjuntak Pandapotan. Gangguan Haid dan Siklusnya. Dalam : Wiknjosastro GH, Saifuddin

AB, Rachimhadhi T, editor. Ilmu Kandungan. Edisi 5. Jakarta : Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 2005 : p 223-228

23