att_1453858359820_caserevizaza
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
1/45
BAB I
PENDAHULUAN
Congestive Heart Failure(CHF) atau gagal jantung kongestif adalah suatu
keadaan saat terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan mekanisme
kompensatoriknya. Gagal jantung adalah komplikasi tersering dari segala jenis
penyakit jantung kongenital maupun didapat. Penyebab dari gagal jantung adalah
disfungsi miokard, endokard, perikardium, pembuluh darah besar, aritmia,
kelainan katup, dan gangguan irama. Di ropa dan !merika, disfungsi miokard
yang paling sering terjadi akibat penyakit jantung koroner, biasanya akibat infark
miokard yang merupakan penyebab paling sering pada usia kurang dari "# tahun,
disusul hipertensi dan diabetes.
Di ropa kejadian gagal jantung berkisar $,%& ' & dan meningkat pada
usia yang lebih lanjut, dengan rata'rata umur "% tahun. Prealensi gagal jantung di
!merika *erikat men+apai %, juta orang dengan #$$ ribu kasus baru per
tahunnya. Di -ndonesia belum ada angka pasti tentang prealensi penyakit gagal
jantung, di * /antung Harapan 0ita, setiap hari ada sekitar %$$'#$$ pasien
berobat jalan dan sekitar 1#& adalah pasien gagal jantung. 2 3eskipun terapi
gagal jantung mengalami perkembangan yang pesat, angka kematian dalam #'4$
tahun tetap tinggi, sekitar 2$'%$& dari pasien penyakit gagal jantung lanjut dan #'
4$& dari pasien dengan gejala gagal jantung yang ringan.
Prognosa dari gagal jantung tidak begitu baik bila penyebabnya tidak
dapat diperbaiki. *etengah dari populasi pasien gagal jantung akan meninggal
dalam % tahun sejak diagnosis ditegakkan, dan pada keadaan gagal jantung berat
lebih dari #$& akan meninggal dalam tahun pertama..
5erikut di ba6ah ini dilaporkan suatu kasus pada pasien laki'laki berusia 14
tahun yang datang dengan sesak hebat yang dira6at di *7P Dr. 3ohammad Hoesin
Palembang di bangsal !ster F Penyakit Dalam.
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
2/45
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1. IDENTIFIKASI
8 9ama : -bu ;D
8 7mur : 2$ tahun
8 /enis kelamin : Perempuan
8 !lamat :
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
3/45
disarankan berkunjung ke dokter spesialis penyakit dalam. As doperiksa dan
didiagnosis dengan *
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
4/45
9adi : Bmenit, reguler, isi dan tegangan +ukup
Pernafasan : 4Bmenit, thora+oabdominal, reguler
*uhu : 21,# C
5erat badan : kg
>inggi badan : +m
Kea&aan ("e(i+i%
0ulit : 6arna sa6o matang, pu+at (?), ikterik (')
0epala : normosefali, ekspresi sakit sedang
ambut : rambut hitam, terdistribusi rata, mudah di+abut
3ata : konjungtia palpebra pu+at (?) sklera ikterik ('), edem
palpebra (??), eksopthalmus ('), endopthalmus ('), pupil
isokor, reflek +ahaya normal, pergerakan mata segala arah
>elinga : pendengaran baik, sekret ('') nyeri tekan (')
Hidung : sekret ('') deiasi septum (') pernafasan +uping hidung (')
>enggorokan : hiperemi faring ('), tonsil >4>4
Gigi dan 3ulut : gigi lengkap, stomatitis ('), pu+at pada lidah ('), atrofi papil
('), hipertrofi ginggia ('), gusi berdarah (')
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
5/45
!lat 0elamin I !nus: tidak diperiksa
kstremitas superior : eutoni, eutrophi, gerakan bebas, kekuatan otot ?# (kanan)?#
(kiri), nyeri sendi ('), edema (?), jaringan parut ('), palmarpu+at (?), +lubbing finger ('), eritem palmar (').
kstremitas inferior : eutoni, eutrophi, gerakan bebas, kekuatan otot ?# (kanan)?#
(kiri), nyeri sendi ('), jaringan parut ('), edema pretibial (?).
2.,. PEMERIKSAAN PENUN-AN
Peme#i%(aan Lab)#at)#ium /10 -anua#i 213
Peme#i%(aan Ha(il Nilai N)#mal
Hemat)l)'i
Hb .1 grdl < 4%'4 grdl P 4'41
ritrosit 2.42 jutamm2 %.$'%." jutamm2
rombosit 2$.$$$ mm2 $$'#$$ ribumm2
3CE ".J f< #'J# f> 0ontrol 2#.1
!P>> Pasien 22.$ "'% detik
Fibrinogen Pasien #JJ.$ mgd< $$'%$$ mgdirah baring
' Diet jantung ---
' A2 emperatur
0eadaan *pesifik
0epala
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
12/45
>horaB
!bdomen
kstremitas
Cor :
H : "Bm, murmur ('), gallop (')
Pulmo :
Eesikuler (?) normal, onkhi (?), =heeing (')
datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan
epigastrium (?), bising usus (?) normal
deformitas ('), nyeri sendi ('), akral pu+at (?),
edema pretibial (')
! : ' CHF e+ HHD ? CED 9on Hemoragik ?
Hipertensi *tage - ? D3 tipe -- ? !0- *tage - ?
ulkus diabetikum digiti 4 pedis deBtra
P : 9on Farmakologis
' >irah baring
' Diet jantung ---
' A2
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
13/45
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
14/45
4. >eori menua akibat metabolisme
*emakin banyak metabolisme, akan semakin +epat timbul proses
degenerasi
5. 0erusakan akibat radikal bebas
adikal bebas sebagai produk sampingan respirasi aerob dihasilkan
menumpuk melebihi kapasitas anti radikal bebas tubuh (*AD, katalase,
glutation peroksidase) sehingga menimbulkan kerusakan sel.
3enua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang
dan tidak dapat dihindari. ang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat
menua QHealthy AgingR. Proses menua dipengaruhi oleh faktor eksogen dan
endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit degeneratif.
*.1.2 Pe#ubahan &alam P#)(e( Penuaan
Perubahan dalam penuaan terdiri dari perubahan anatomi, patologi, dan
psikososial akibat proses menua. Pada pan+a indra didapatkan perubahan
degeneratif otot akomodasi, jaringan ikat periorbita, fungsi kelenjar lakrimalis,
perubahan elastisitas lensa, degenerasi neuron kortikal sehingga isus dapat
terganggu. Fungsi telinga juga menurun akibat hilangnya sel rambut pada organ
+orti. Dalam sistem pen+ernaan terjadi atrofi mukosa, penurunan aliran darah,
turunnya elastisitas otot dan tulang ra6an laring sehingga timbul gangguan
penge+apan, turunnya refleks batuk dan menelan, kesulitan men+erna makanan,
perubahan nafsu makan, malabsorbsi makanan. Dengan ini lansia akan mudah
tersedak dan mengalami kekurangan gii. *istem kardioaskuler berubah di mana
terjadi penebalan dan kekakuan dinding pembuluh darah, degenerasi katup
jantung sehingga terjadi penurunan +urah jantung dan mempengaruhi aliran darah
otak. *istem respirasi berubah di mana elastisitas aleolus menurun, terjadi
degenerasi epitel, dan kelemahan otot pernapasan sehingga kapasitas ital
menurun dan refleks batuk menurun. Dengan ini lansia peka terhadap pneumoniadan mudah mengalami gagal respirasi.
Perubahan >% menjadi >2 menurun sehingga metabolisme menurun pada
lansia. Hormon seksual menurunkan fertilitas, estrogen yang menurun
mempengaruhi metabolisme tulang sehingga mudah timbul osteoporosis.
>ransmisi asetilkolin, dopamin, dan noradrenalin terganggu sehingga lansia
mudah mengalami hipotensi postural dan kesulitan regulasi suhu. Fungsi ginjal
menurun dengan bertambahnya usia akibat perubahan degeneratif.
4%
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
15/45
0ulit menjadi atrofi dan mengalami penipisan lemak subkutan sehingga
elastisitasnya menurun. Hal ini menyebabkan lansia mudah terkena abrasi dan
infeksi kulit. Degenerasi tulang ra6an, ligamen, dan jaringan sendi membuat
penurunan elastisitas dan mobilitas sendi yang menimbulkan kekakuan pada
lansia. *istem imunologi menurun dengan hasil timbulnya penyakit autoimun dan
kanker. *e+ara umum postur tubuh lansia juga akan menjadi bungkuk sehingga
mudah terjadi nyeri punggung.
*.1.* A(e(men Ke(ehatan &an Pen!a%it Pa&a U(ia Lan$ut
0onsep kesehatan usia lanjut meliputi status fungsional indiidu yang
bermanifestasi pada aktiitas hidup sehari'hari (fisik, sosial, psikis), sindroma
geriatrik, serta penyakit pada usia lanjut. Penanganan geriatrik dipusatkan padastrategi pen+egahan meliputi pen+egahan primer, sekunder, dan tersier le6at
modifikasi perilaku dan gaya hidup.
*ifat penyakit pada lansia memiliki perbedaan mendasar dengan penyakit
pada de6asa umumnya menyangkut beberapa hal berikut:
Parameter 7sia lanjut 7sia muda
tiologi ndogen (dari dalam)
>ersembunyi
0umulatifmultipel
idak khas
Florid (jelas sekali)
0has, memenuhi
hukum Parsimoni
(gejala dan tanda khas
untuk masing'masing
penyakit)
Perjalanan penyakit
0ronikmenahun,progresif,
menyebabkan +a+at
lama
3enjadi rentan
penyakit lain
*elf'limiting 3emberi kekebalan
Eariasi indiidual 5eragam ke+il
4#
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
16/45
Aleh karena itu penanganan penderita geriatri harus menyeluruh (holistik)
dengan model analisis multi disiplin (asesmen geriatri). !sesmen ini bertujuan
menegakkan diagnosis kelainan yang fisiologis maupun patologis, menemukan
adanya impairment, disabilitas, atau handi+ap yang perlu rehabilitasi, menilai
sumber daya ekonomi, sosial, dan lingkungan pasien.
*.1., Sin)ma e#iat#i
Dalam menilai kesehatan lansia perlu dibedakan antara perubahan akibat
penuaan dengan perubahan akibat proses patologis. 5eberapa problema klinik dari
penyakit pada lanjut usia yang sering dijumpai. *indroma geriatri antara lain
adalah:
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
17/45
ke otak le6at susunan ertebrobasiler. *elain itu degenerasi diskus
interertebralis membuat arteri ertebralis menjadi berkelok'kelok dengan
akibat turunnya aliran darah menuju ke otak. Dengan demikian gerakan leher
dapat membuat lansia kekurangan sirkulasi darah otak dan tiba'tiba terjatuh.
0arena autoregulasi sebagai mekanisme proteksi otak mengalami penurunan,
sedikit perubahan tekanan darah atau diameter arteri otak akan mengurangi
aliran darah otak yang sulit dikompensasi oleh lansia. 0elainan askuler
arteriosklerosis mengurangi perfusi otak yang menimbulkan infark lakuner.
Hipoksemia akibat gangguan respirasi atau kardioaskuler (gagal jantung,
bronkopneumonia, interaksi obat) juga menurunkan aliran darah otak.
Diabetes dan hipertensi menurunkan aliran darah otak dengan timbulnyaangiopati.
. 0onfusio !kut dan Dementia
0onfusio akut adalah gangguan menyeluruh fungsi kognitif yang
ditandai oleh memburuknya se+ara mendadak derajat kesadarah dan
ke6aspadaan dan proses berpikir yang berakibat terjadinya disorientasi.
Penyebab konfusio dapat akibat penyebab intraserebral, penurunan nutrisi
serebral, penyebab toksik, kegagalan mekanisme homeostatik, dan lain'lain
seperti nyeri, depresi, perubahan lingkungan, obat'obatan.Dementia adalah suatu sindrom klinik yang meliputi hilangnya fungsi
intelektual dan ingatan sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi
hidup sehari'hari. Perjalanannya bertahap dan tidak ada gangguan kesadaran.
5iasanya dementia tidak didiagnosis karena dianggap 6ajar oleh masyarakat.
Gangguan memori yang menurun tanpa perubahan fungsi kognitif dan !D : tumor trauma
- : infeksi! : arteriosklerosis
Prinsip tatalaksana dementia adalah optimalisasi fungsi pasien,
mengenali dan mengatasi komplikasi, ra6at berkelanjutan, informasi pada
keluarga, dan nasihat pada keluarga.
2. Gangguan otonom
Pada lansia terjadi penurunan kolin'esterase dan aktiitas reseptor
kolin yang berakibat penurunan fungsi otonom. 5eberapa gangguannya
adalah hipotensi ortostatik, gangguan pengaturan suhu, kandung kemih,gerakan esofagus dan usus besar.
Hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan sistolikdiastolik
sebanyak $ mmHg pada saat berubah dari posisi tidur ke posisi tegak setelah
4' menit. Hal ini terjadi akibat penurunan isi sekun+up jantung dan
perpindahan darah ke posisi ba6ah tubuh. 5iasanya tidak menimbulkan
gejala karena mekanisme kompensasi. 9amun pada lansia dapat terjadi
adanya penurunan elastisitas pembuluh darah, gangguan barorefleks akibat
tirah baring lama, hipoolemia, hiponatremia, pemberian obat hipotensif, atau
penyakit **P maupun neuropati lain (parkinson, CED, diabetes mellitus).
Gejala bisa berupa penurunan kesadaran atau jatuh. Penatalaksanaannya
adalah meninggikan kepala 6aktu tidur. >erapi farmakologis dapat
menggunakan hormon mineralokortikoid, simpatomimetik, atau
asokonstriktor lainnya seperti fluorokortison, kafein, pindolol.
Gangguan regulasi suhu juga ditemukan pada lansia sehingga mereka
rentan mengalami hipertermia maupun hipotermia. Hipertermia adalah suhu
inti tubuh L %$,1oC, disfungsi saraf pusat hebat (psikosis, delirium, koma).
*ementara itu hipotermia adalah penurunan suhu inti tubuh di ba6ah 2#oC.
%. -nkontinensia
-nkontinensia adalah pengeluaran urin (atau feses) tanpa disadari,
dalam jumlah dan frekuensi yang +ukup sehingga mengakibatkan masalah
gangguan kesehatan atau sosial. -ni bukan konsekuensi normal dari
pertambahan usia. Penyebab inkontinensia berasal dari kelainan urologik
4
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
19/45
(radang, batu, tumor), kelainan neurologik (stroke, trauma medula spinalis,
dementia), atau lainnya (imobilisasi, lingkungan). -nkontinensia dapat akut di
saat timbul penyakit atau yang kroniklama.
-nkontinensia akut yang biasanya reersibel dapat diformulasi dengan
akronim DRIP yang merupakan Delirium, Restriksi mobilitas retensi, Infeksi
inflamasi impaksi feses, Pharmasi poliuri. /uga dengan akronim
DIAPPERS : Deliriu, Infection, Atrophic vaginitis(uretheritis,
Pharaceuticals, Physiologic factor, E'cess urine output, Restricted
o!ility,Stool ipaction.
-nkontinensia menetap dapat terjadi akibat aktiitas detrusor berlebih
(over active !ladder), aktiitas detrusor yang menurun (overflo)), kegagalan
uretra *stress type), atau obstruksi uretra.
>atalaksana inkontinensia urin meliputi !ehavioral training (!ladder
training, pelvic floor e'ercise), farmakologis, pembedahan. Abat yang
digunakan dapat meliputi antikolinergik antispasmodik (imipramin) untuk
tipe urgensistres, S'adrenergik agonis (pseudoefedrin, fenilpropanolamin)
untuk tipe stres atau urgensi, estrogen agonis(oraltopikal) untuk tipe stres
atau urgensi, kolinergik agonis (betanekol), S'arendergik antagonis
(terasoine) untuk tipe oerflo6 atau urgensi karena pembesaran prostat.
Pembedahan meliputi juga kateterisasi sementara ('% kali sehari) atau
menetap.
#. /atuh
/atuh adalah kejadian tidak diharapkan dimana seorang jatuh dari
tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah atau sama tingginya.
*ebanyak 2$& lansia O 1# tahun mengalami jatuh. 0ondisi jatuh dipengaruhi
stabilitas badan yang ditunjang oleh sistem sensorik (penglihatan,
pendengaran, estibuler, proprioseptif), susunan saraf pusat, kognisi, dan
fungsi muskuloskeletal. -a juga dipengaruhi faktor ekstrinsik seperti pengaruh
obat dan kondisi lingkungan. Penyebab jatuh ada beragam, antara lain
ke+elakaan, nyeri kepala dan atau ertigo, hipotensi ortostatik, obat'obatan
(diuretik, antihipertensi, antidepresan trisiklik, sedatif, antipsikotik,
hipoglikemk, alkohol), proses penyakit (aritmia, >-!, stroke, parkinson),
idiopatik, dan sinkop (drop attack, penurunan C5F).
4J
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
20/45
/atuh menimbulkan komplikasi perlukaan jaringan lunak dan fraktur
(terutama pelis, kolum femoris), imobilisasi, disabilitas, risiko meninggal.
/atuh perlu di+egah dengan identifikasi semua faktor risiko intrinsik maupun
ekstrinsik, penilaian pola berjalan dan keseimbangan (tes romberg), dan
pemeriksaan rutin. *etiap lansia selalu harus ditanyakan ri6ayat jatuh dan
ealuasi status kesehatan. >atalaksana jatuh adalah pen+egahan sesuai dengan
etiologi yang dirasa memberi risiko terjadinya jatuh.
1. 0elainan tulang dan patah tulang
*etiap tahun $,#'4& dari berat tulang 6anita pas+a menopause dan
pria L $ tahun menurun. Penurunan ini timbul di bagian trabekula. 0elainan
tulang yang timbul dapat berupa osteoporosis, osteomalasia, osteomielitis,
dan keganasan tulang.
Patah tulangfraktur pada usia lanjut terutama akibat osteoporosis, ada
2 jenis yang terutama, yaitu fraktur sendi koksa (+ollum femoris), fraktur
pergelangan tangan (+olles), dan kolumna ertebralis (+rush, multipel, atau
baji).
". Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan kulit sampai jaringan di ba6ah kulit,
menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu
area se+ara terus menerus sehingga timbul gangguan sirkulasi darah setempat.
7lkus dekubitus terjadi terutama pada tonjolan tulang. 7sia lanjut memiliki
potensi dekubitus karena jaringan lemak subkutan berkurang, jaringan
kolagen dan elastis berkurang, efisiensi kapiler pada kulit berkurang. Pada
penderita imobil, tekanan jaringan akan melebihi tekanan kapiler, sehingga
timbul iskemi dan nekrosis. Proses ini dipengaruhi oleh tekanan, daya regang,
gesekan, dan kelembaban.
*emua pasien lansia yang imobil harus dinilai skala 9orton untuk
risiko dekubitus. *kor di ba6ah 4% berkaitan dengan risiko tinggi timbulnya
ulkus. Pen+egahan ulkus dapat dilakukan dengan membersihkan kulit,
mengurangi gesekan dan regangan dengan berpindah posisi, asupan gii yang
+ukup, menjaga kelembaban kulit. Perlu diingat komplikasi ulkus dekubitus
adalah sepsis. 2
*.1. AAL -ANTUN
$
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
21/45
*.1.1. De+ini(i
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologis ketika jantung sebagai pompa
tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri'+iri
yang penting dari definisi ini adalah pertama, definisi gagal adalah relatif terhadap
kebutuhan metabolik tubuh. 0edua, penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi
pompa jantung se+ara keseluruhan. -stilah gagal miokardium ditujukan spesifik
pada fungsi miokardium gagal miokardium umumnya mengakibatkan gagal
jantung, tetapi mekanisme kompensatorik sirkulasi dapat menunda atau bahkan
men+egah perkembangan penyakit menjadi gagal jantung. 4
5eberapa istilah dalam gagal jantung : %
1. Gagal /antung *istolik dan Diastolik :
0edua jenis ini terjadi se+ara tumpang tindih dan sulit dibedakan dari
pemeriksaan fisis, foto thoraks, atau 0G dan hanya dapat dibedakan
dengan echocardiography.
Gagal jantung sistolik adalah ketidakmampuan kontraksi jantung
memompa sehingga +urah jantung menurun dan menyebabkan kelemahan,
kemampuan aktiitas fisik menurun dan gejala hipoperfusi lainnya.
Gagal jantung diastolik adalah gangguan relaksasi dan gangguan
pengisian entrikel. Gagal jantung diastolik didefinisikan sebagai gagal
jantung dengan fraksi ejeksi lebih dari #$&. !da 2 ma+am gangguan fungsi
diastolik Gangguan relaksasi, pseudo'normal, tipe restriktif.
2. +o) utput danHigh utput Heart Failure
+o) output heart failure disebabkan oleh hipertensi, kardiomiopati
dilatasi, kelainan katup dan perikard. High output heart failure ditemukan
pada penurunan resistensi askular sistemik seperti hipertiroidisme, anemia,
kehamilan, fistula ! T E, beri'beri, dan Penyakit -aget. *e+ara praktis,
kedua kelainan ini tidak dapat dibedakan.
3. Gagal /antung 0iri dan 0anan
Gagal jantung kiri akibat kelemahan entrikel, meningkatkan tekanan
ena pulmonalis dan paru menyebabkan pasien sesak napas dan orthopnea.
Gagal jantung kanan terjadi kalau kelainannya melemahkan entrikel
kanan seperti pada hipertensi pulmonal primersekunder, tromboemboli
paru kronik sehingga terjadi kongesti ena sistemik yang menyebabkan
4
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
22/45
edema perifer, hepatomegali, dan distensi ena jugularis. >etapi karena
perubahan biokimia gagal jantung terjadi pada miokard ke' entrikel,
maka retensi +airan pada gagal jantung yang sudah berlangsung bulanan
atau tahun tidak lagi berbeda.
4. Gagal /antung !kut dan 0ronik
Contoh gagal jantung akut adalah robekan daun katup se+ara tiba'tiba
akibat endokarditis, trauma, atau infark miokard luas. Curah jantung yang
menurun se+ara tiba'tiba menyebabkan penurunan tekanan darah tanpa
disertai edema perifer.
Contoh gagal jantung kronik adalah kardiomiopati dilatasi atau kelainan
multialular yang terjadi se+ara perlahan'lahan. 0ongesti perifer sangat
menyolok, namun tekanan darah masih terpelihara dengan baik.
Curah jantung yang kurang memadai, juga disebut for)ard failure,
hampir selalu disertai peningkatan kongesti bendungan di sirkulasi ena
*!ack)ard failure,karena entrikel yang lemah tidak mampu memompa
darah dalam jumlah normal, hal ini menyebabkan peningkatan olume
darah di entrikel pada 6aktu diastol, peningkatan tekanan diastolik akhir
di dalam jantung dan akhirnya peningkatan tekanan ena . Gagal jantung
kongestif mungkin mengenai sisi kiri dan kanan jantung atau seluruh
rongga jantung. #
*.1.2 Eti)l)'i
0eadaan'keadaan yang meningkatkan beban a6al meliputi : regurgitasi
aorta dan defek septum entrikel. Dan beban akhir meningkat pada keadaan
dimana terjadi stenosis aorta dan hipertensi sistemik. 0ontraktilitas miokardium
dapat menurun pada infark miokardium dan kardiomiopati. Faktor'faktor yang
dapat memi+u perkembangan gagal jantung melalui penekanan sirkulasi yangmendadak dapat berupa : aritmia, infeksi sistemik, infeksi paru'paru dan emboli
paru. 4
Penyebab tersering gagal jantung kiri adalah hipertensi sistemik, penyakit
katup mitral atau aorta, penyakit jantung iskemik, dan penyakit miokardium
primer. Penyebab tersering gagal jantung kanan adalah gagal entrikel kiri, yang
menyebabkan kongesti paru dan peningkatan tekanan arteria pulmonalis. Gagal
jantung kanan juga dapat terjadi tanpa disertai gagal jantung kiri pada pasien
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
23/45
dengan penyakit parenkim paru dan atau pembuluh paru (kor polmunale) dan
pada pasien dengan penyakit katup arteri pulmonalis atau trikuspid. #
*.1.* Pat)+i(i)l)'i
5ila jantung mendadak menjadi rusak berat, seperti nfark miokard, maka
kemampuan pemompaan jantung akan segera menurun. *ebagai akibatnya akan
timbul dua efek utama penurunan +urah jantung, dan bendungan darah di ena
yang menimbulkan kenaikan tekanan ena jugularis. #,1,"
*e6aktu jantung mulai melemah, sejumlah respons adaptif lokal mulai
terpa+u dalam upaya mempertahankan +urah jantung. espons tersebut men+akup
peningkatan aktiitas adrenergik simpatik, peningkatan beban a6al akibat aktiasi
sistem renin'angiotensin'aldosteron, dan hipertrofi entrikel. 3ekanisme ini
mungkin memadai untuk mempertahankan +urah jantung pada tingkat normal atau
hampir normal pada a6al perjalanan gagal jantung, dan pada keadaan istirahat.
9amun, kelainan kerja entrikel dan menurunnya +urah jantung biasanya tampak
saat beraktiitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung, kompensasi menjadi
semakin kurang efektif. 4,#,1,"
4. Peningkatan aktiitas adrenergik simpatis :
*alah satu respons neurohumoral terhadap penurunan +urah jantung
adalah peningkatan aktiitas sistem adrenergik simpatis. 3eningkatnya
aktiitas adrenergik simpatis merangsang pengeluaran katekolamin dari
saraf'saraf adrenergik jantung dan medulla adrenal. 0atekolamin ini akan
menyebabkan kontraksi lebih kuat otot jantung (efek inotropik positif) dan
peningkatan ke+epatan jantung. *elain itu juga terjadi asokontriksi arteri
perifer untuk menstabilkan tekanan arteri dan redistribusi olume darah
dengan mengurangi aliran darah ke organ'organ yang metabolismenya
rendah misal kulit dan ginjal untuk mempertahankan perfusi ke jantung
dan otak. Easokonstriksi akan meningkatkan aliran balik ena ke sisi
kanan jantung, untuk selanjutnya menambah kekuatan kontraksi sesuai
dengan hukum *tarling. 0adar katekolamin dalam darah akan meningkat
pada gagal jantung, terutama selama latihan. /antung akan semakin
bergantung pada katekolamin yang beredar dalam darah untuk
mempertahankan kerja entrikel.namun pada akhirnya respons
2
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
24/45
miokardium terhadap rangsangan simpatis akan menurun katekolamin
akan berkurang pengaruhnya terhadap kerja entrikel. 4, %, 1
Gambar 4. 3ekanisme aktiasi sistem syaraf simpatik dan parasimpatik pada gagal jantung.
. Peningkatan beban a6al melalui aktiasi sistem enin'!ngiotensin'
!ldosteron :
!ktiasi sistem renin'angiotensin'aldosteron menyebabkan retensi
natrium dan air oleh ginjal, meningkatkan olume entrikel. 3ekanisme
yang mengakibatkan aktiasi sistem renin angiotensin aldosteron pada
gagal jantung masih belum jelas. 9amun apapun mekanisme pastinya,
penurunan +urah jantung akan memulai serangkaian peristi6a berikut:' Penurunan aliran darah ginjal dan penurunan laju filtrasi
glomerulus' Pelepasan renin dari apparatus jukstaglomerulus' -nteraksi renin dan angiotensinogen dalam darah untuk
menghasilkan angiotensin-' 0onersi angotensin - menjadi angiotensin --' angsangan sekresi aldosteron dari kelenjar adrenal.' etensi natrium dan air pada tubulus distal dan duktus kolektifus.
!ngiotensin -- juga menghasilkan efek asokonstriksi yang
meningkatkan tekanan darah. 4, #, 1, "
%
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
25/45
Gambar . *istem enin ' !ngiotemsin' !ldosteron
2. Hipertrofi entrikel :
espon kompensatorik terakhir adalah hipertrofi miokardium atau
bertambah tebalnya dinding. Hipertrofi miokardium akan mengakibatkan
peningkatan kekuatan kontraksi entrikel.
!6alnya, respon kompensatorik sirkulasi memiliki efek yang
menguntungkan namun akhirnya mekanisme kompensatorik dapat
menimbulkan gejala, meningkatkan kerja jantung, dan memperburukderajat gagal jantung. etensi +airan yang bertujuan untuk meningkatkan
kekuatan kontraktilitas menyebabkan terbentuknya edema dan kongesti
ena paru dan sistemik. Easokontriksi arteri juga meningkatkan beban
akhir dengan memperbesar resistensi terhadap ejeksi entrikel beban
akhir juga meningkat karena dilatasi ruang jantung. !kibatnya, kerja
jantung dan kebutuhan oksigen miokardium juga meningkat. Hipertrofi
miokardium dan rangsangan simpatis lebih lanjut akan meningkatkan
kebutuhan oksigen miokardium. /ika peningkatan kebutuhan oksigen
tidak dapat dipenuhi akan terjadi iskemia miokardium dan gangguan
miokardium lainnya. Hasil akhir dari peristi6a yang saling berkaitan ini
adalah meningkatnya beban miokardium dan terus berlangsungnya gagal
jantung. 4, %,1,"
#
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
26/45
Gambar 2. Pola remodelling jantung yang terjadi karena respon terhadap hemodinamik berlebih.
*.1., Mani+e(ta(i Klini%
3anifestasi klinik gagal jantung harus dipertimbangkan relatif terhadap
derajat latihan fisik yang menyebabkan timbulnya gejala. Pada a6alnya, se+ara
khas gejala hanya mun+ul saat beraktiitas fisik, tetapi dengan bertambah
beratnya gagal jantung, toleransi terhadap latihan semakin menurun dan gejala'
gejala mun+ul lebih a6al dengan aktiitas yang lebih ringan.
4, %
Gejala'gejala dari gagal jantung kongestif berariasi diantara indiidu
sesuai dengan sistem organ yang terlibat dan juga tergantung pada derajat
penyakit.4, %, J
Gejala a6al dari gagal jantung kongestif adalah kelelahan. 3eskipun
kelelahan adalah gejala yang umum dari gagal jantung kongestif, tetapi
gejala kelelahan merupakan gejala yang tidak spesifik yang mungkin
disebabkan oleh banyak kondisi'kondisi lain. 0emampuan seseorang
1
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
27/45
untuk berolahraga juga berkurang. 5eberapa pasien bahkan tidak
merasakan keluhan ini dan mereka tanpa sadar membatasi aktiitas fisik
mereka untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
/ispnea, atau perasaan sulit bernapas adalah manifestasi gagal jantung
yang paling umum. Dispnea disebabkan oleh meningkatnya kerja
pernapasan akibat kongesti askular paru yang mengurangi kelenturan
paru.meningkatnya tahanan aliran udara juga menimbulkan dispnea.
*eperti juga spektrum kongesti paru yang berkisar dari kongesti ena
paru sampai edema interstisial dan akhirnya menjadi edema aleolar,
maka dispnea juga berkembang progresif. Dispnea saat beraktiitas
menunjukkan gejala a6al dari gagal jantung kiri. Artopnea (dispnea
saat berbaring) terutama disebabkan oleh redistribusi aliran darah dari
bagian'bagian tubuh yang di ba6ah ke arah sirkulasi sentral.reabsorpsi
+airan interstisial dari ekstremitas ba6ah juga akan menyebabkan
kongesti askular paru'paru lebih lanjut. -aro'ysal 0octurnal
/ispnea (P9D) dipi+u oleh timbulnya edema paru intertisial. P9D
merupakan manifestasi yang lebih spesifik dari gagal jantung kiri
dibandingkan dengan dispnea atau ortopnea.
5atuk non produktif juga dapat terjadi akibat kongesti paru, terutama
pada posisi berbaring.
>imbulnya ronki yang disebabkan oleh transudasi +airan paru adalah
+iri khas dari gagal jantung, ronki pada a6alnya terdengar di bagian
ba6ah paru'paru karena pengaruh gaya graitasi.
Hemoptisis dapat disebabkan oleh perdarahan ena bronkial yang
terjadi akibat distensi ena. Gagal pada sisi kanan jantung menimbulkan gejala dan tanda kongesti
ena sistemik. Dapat diamati peningkatan tekanan ena jugularis ena'
ena leher mengalami bendungan . tekanan ena sentral (CEP) dapat
meningkat se+ara paradoks selama inspirasi jika jantung kanan yang
gagal tidak dapat menyesuaikan terhadap peningkatan aliran balik ena
ke jantung selama inspirasi.
"
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
28/45
Dapat terjadi hepatomegali nyeri tekan hati dapat terjadi akibat
peregangan kapsula hati.
Gejala saluran +erna yang lain seperti anoreksia, rasa penuh, atau mual
dapat disebabkan kongesti hati dan usus.
dema perifer terjadi akibat penimbunan +airan dalam ruang
interstisial. dema mula'mula tampak pada bagian tubuh yang
tergantung, dan terutama pada malam hari dapat terjadi nokturia
(diuresis malam hari) yang mengurangi retensi +airan.nokturia
disebabkan oleh redistribusi +airan dan reabsorpsi pada 6aktu
berbaring, dan juga berkurangnya asokontriksi ginjal pada 6aktu
istirahat.
Gagal jantung yang berlanjut dapat menimbulkan asites atau edema
anasarka. 3eskipun gejala dan tanda penimbunan +airan pada aliran
ena sistemik se+ara klasik dianggap terjadi akibat gagal jantung kanan,
namun manifestasi paling dini dari bendungan sistemik umumnya
disebabkan oleh retensi +airan daripada gagal jantung kanan yang nyata.
*eiring dengan semakin parahnya gagal jantung kongestif, pasien dapat
mengalami sianosis dan asidosis akibat penurunan perfusi jaringan.
!ritmia entrikel akibat iritabilitas miokardium dan aktiitas berlebihan
sietem saraf simpatis sering terjadi dan merupakan penyebab penting
kematian mendadak dalam situasi ini.
*.1.5 Dia'n)(i(
Diagnosis gagal jantung kongestif didasarkan pada gejala'gejala
yang ada dan penemuan klinis disertai dengan pemeriksaan penunjang
antara lain foto thoraB, 0G, ekokardiografi, pemeriksaan laboratoriumrutin, dan pemeriksaan biomarker. , 4$
0riteria Diagnosis : 44
0riteria Framingham dipakai untuk diagnosis gagal jantung kongestif 4, J
0riteria 3ajor :
4. Paroksismal nokturnal dispnea
. Distensi ena leher
2. onki paru
%. 0ardiomegali
#. dema paru akut
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
29/45
1. Gallop *2
". Peninggian tekana ena jugularis
. efluks hepatojugular
0riteria 3inor :
4. dema eksremitas
. 5atuk malam hari
2. Dispnea dUeffort
%. Hepatomegali
#. fusi pleura
1. Penurunan kapasitas ital 42 dari normal
". >akikardi(L4$menit)
Diagnosis gagal jantung ditegakkan minimal ada 4 kriteria major dan
kriteria minor.
0lasifikasi menurut0e) ork Heart Association (9H!), merupakan
pedoman untuk pengklasifikasian penyakit gagal jantung kongestif
berdasarkan tingkat aktiitas fisik, antara lain: 4
0HA class ", penderita penyakit jantung tanpa pembatasan dalam
kegiatan fisik serta tidak menunjukkan gejala'gejala penyakit jantung
seperti +epat lelah, sesak napas atau berdebar'debar, apabila
melakukan kegiatan biasa.
0HA class "", penderita dengan sedikit pembatasan dalam kegiatanfisik. 3ereka tidak mengeluh apa'apa 6aktu istirahat, akan tetapi
kegiatan fisik yang biasa dapat menimbulkan gejala'gejala insufisiensi
jantung seperti kelelahan, jantung berdebar, sesak napas atau nyeri
dada.
0HA class """, penderita penyakit dengan pembatasan yang lebih
banyak dalam kegiatan fisik. 3ereka tidak mengeluh apa'apa 6aktu
istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang kurang dari kegiatan biasa
sudah menimbulkan gejala'gejala insufisiensi jantung seperti yang
tersebut di atas.
0HA class "#, penderita tidak mampu melakukan kegiatan fisik
apapun tanpa menimbulkan keluhan, yang bertambah apabila mereka
melakukan kegiatan fisik meskipun sangat ringan.
b. Pemeriksaan Penunjang
0etika pasien datang dengan gejala dan tanda gagal jantung,
pemeriksaan penunjang sebaiknya dilakukan.4
J
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
30/45
4. Pemeriksaan
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
31/45
penatalaksanaan +or pulmonale. 3- juga memberikan analisis
komprehensif terhadap anatomi jantung dan sekarang menjadi gold
standard dalam penilaian massa dan olume erapi : 4%
a. 9on Farmakalogi :' !njuran umum :
dukasi : terangkan hubungan keluhan, gejala dengan
pengobatan.
!ktiitas sosial dan pekerjaan diusahakan agar dapatdilakukan seperti biasa. *esuaikan kemampuan fisik dengan
profesi yang masih bisa dilakukan.
Gagal jantung berat harus menghindari penerbangan panjang.' >indakan 7mum :
Diet (hindarkan obesitas, rendah garam g pada gagal jantung
ringan dan 4 g pada gagal jantung berat, jumlah +airan 4 liter
pada gagal jantung berat dan 4,# liter pada gagal jantung
ringan.
24
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
32/45
Hentikan rokok
Hentikan alkohol pada kardiomiopati. 5atasi $'2$ ghari
pada yang lainnya.
!ktiitas fisik (latihan jasmani : jalan 2'# kaliminggu selama$'2$ menit atau sepeda statis # kaliminggu selama $ menit
dengan beban "$'$& denyut jantung maksimal pada gagal
jantung ringan dan sedang).
-stirahat baring pada gagal jantung akut, berat dan
eksaserbasi akut.
b. Farmakologi
>erapi farmakologik terdiri atas panghambat !C, !ntagonis
!ngiotensin --, diuretik, !ntagonis aldosteron, V'blo+ker,
asodilator lain, digoksin, obat inotropik lain, anti'trombotik, dan
anti'aritmia. 4%, 4#
a. Diuretik. 0ebanyakan pasien dengan gagal jantung
membutuhkan paling sedikit diuretik reguler dosis rendah.
Permulaan dapat digunakan loop diuretik atau tiaid. 5ila
respon tidak +ukup baik, dosis diuretik dapat dinaikkan, berikan
diuretik intraena, atau kombinasi loopdiuretik dengan tiaid.Diuretik hemat kalium, spironolakton, dengan dosis #'#$
mghari dapat mengurangi mortalitas pada pasien dengan gagal
jantung sedang sampai berat (klas fungsional -E) yang
disebabkan gagal jantung sistolik.
b. Penghambat !C bermanfaat untuk menekan aktiitas
neurohormonal, dan pada gagal jantung yang disebabkan
disfungsi sistolik entrikel kiri. Pemberian dimulai dengan
dosis rendah, dititrasi selama beberapa minggu sampai dosis
yang efektif.
+. Penyekat 5eta bermanfaat sama seperti penghambat !C.
Pemberian dimulai dosis ke+il, kemudian dititrasi selama
beberapa minggu dengan kontrol ketat sindrom gagal jantung.
5iasanya diberikan bila keadaan sudah stabil. Pada gagal
jantung klas fungsional -- dan ---. Penyekat 5eta yang
digunakan +aredilol, bisoprolol atau metaprolol. 5iasa
2
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
33/45
digunakan bersama'sama dengan penghambat !C dan
diuretik.
d. !ngiotensin -- antagonis reseptor dapat digunakan bila ada
intoleransi terhadap !C ihibitor.e. Digoksin diberikan untuk pasien simptomatik dengan gagal
jantung disfungsi sistolik entrikel kiri dan terutama yang
dengan fibrilasi atrial, digunakan bersama'sama diuretik, !C
inhibitor, beta blo+ker.
f. !ntikoagulan dan antiplatelet. !spirin diindikasikan untuk
pen+egahan emboli serebral pada penderita dengan fibrilasi
atrial dengan fungsi entrikel yang buruk. !ntikoagulan perlu
diberikan pada fibrilasi atrial kronis maupun dengan ri6ayat
emboli, trombosis dan rancient "scheic Attacks, trombus
intrakardiak dan aneurisma entrikel.
g. !ntiaritmia tidak direkomendasikan untuk pasien yang
asimptomatik atau aritmia entrikel yang menetap. !ntiaritmia
klas - harus dihindari ke+uali pada aritmia yang mengan+am
nya6a. !ntiaritmia klas --- terutama amiodaron dapat
digunakan untuk terapi aritmia atrial dan tidak digunakan untuk
terapi aritmia atrial dan tidak dapat digunakan untuk men+egah
kematian mendadak.
h. !ntagonis kalsium dihindari. /angan menggunakan kalsium
antagonis untuk mengobati angina atau hipertensi pada gagal
jantung.
Pada penderita yang memerlukan pera6atan, restriksi +airan (4,# T
lhari) dan pembatasan asupan garam dianjurkan pada pasien. >irah baring jangka
pendek dapat membantu perbaikan gejala karena mengurangi metabolisme sertameningkatkan perfusi ginjal. Pemberian heparin subkutan perlu diberikan pada
penderita dengan imobilitas. Pemberian antikoagulan diberikan pada penderita
dengan fibrilasi atrium, gangguan fungsi sistolik berat dengan dilatasi entrikel. 42
Penderita gagal jantung akut datang dengan gambaran klinis dispneu,
takikardia serta +emas,pada kasus yang lebih berat penderita tampak pu+at dan
hipotensi. !danya trias hipotensi (tekanan darah sistolik K J$ mmHg), oliguria
serta cardiac outputyang rendah menunjukkan bah6a penderita dalam kondisi
22
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
34/45
syok kardiogenik. Gagal jantung akut yang berat serta syok kardiogenik biasanya
timbul pada infark miokard luas, aritmia yang menetap (fibrilasi atrium maupun
entrikel) atau adanya problem mekanis seperti ruptur otot papilari akut maupun
defek septum entrikel pas+a infark. 42
Gagal jantung akut yang berat merupakan kondisi emergensi dimana
memerlukan penatalaksanaan yang tepat termasuk mengetahui penyebab,
perbaikan hemodinamik, menghilangan kongesti paru, dan perbaikan oksigenasi
jaringan.3enempatkan penderita dengan posisi duduk dengan pemberian oksigen
konsentrasi tinggi dengan masker sebagai tindakan pertama yang dapat dilakukan.
3onitoring gejala serta produksi ken+ing yang akurat dengan kateterisasi urin
serta oksigenasi jaringan dilakukan di ruangan khusus.ase e'cess menunjukkan
perfusi jaringan, semakin rendah menunjukkan adanya asidosis laktat akibat
metabolisme anerob dan merupakan prognosa yang buruk. 0oreksi hipoperfusi
memperbaiki asidosis,pemberian bikarbonat hanya diberikan pada kasus yang
refrakter. 42
Pemberian loop diuretik intraena seperti furosemid akan menyebabkan
enodilatasi yang akan memperbaiki gejala 6alaupun belum ada diuresis.
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
35/45
adalah teleransi terutama pada pemberian intraena dosis tinggi, sehingga
pemberiannya hanya 41 T % jam. 42
*odium nitropusside dapat digunakan sebagai asodilator yang diberikan
pada gagal jantung refrakter, diberikan pada pasien gagal jantung yang disertai
krisis hipertensi. Pemberian nitropusside dihindari pada gagal ginjal berat dan
gangguan fungsi hati. Dosis $,2 T $,# Wgkgmenit. 42
9esiritide adalah peptide natriuretik yang merupakan asodilator.
9esiritide adalah 59P rekombinan yang identik dengan yang dihasilkan entrikel.
Pemberiannya akan memperbaiki hemodinamik dan neurohormonal, dapat
menurunkan aktiitas susunan saraf simpatis dan menurunkan kadar epinefrin,
aldosteron dan endotelin di plasma. Pemberian intraena menurunkan tekanan
pengisian entrikel tanpa meningkatkan laju jantung, meningkatkan stroke
olume karena berkurangnya afterload. Dosis pemberiannya adalah bolus Wgkg
dalam 4 menit dilanjutkan dengan infus $,$4 Wgkgmenit.42
Pemberian inotropik dan inodilator ditujukan pada gagal jantung akut yang
disertai hipotensi dan hipoperfusi perifer. Abat inotropik dan atau asodilator
digunakan pada penderita gagal jantung akut dengan tekanan darah # T 4$$
mmHg. /ika tekanan sistolik K # mmHg maka inotropik danatau asopressor
merupakan pilihan. Peningkatan tekanan darah yang berlebihan akan dapat
meningkatkan afterload. >ekanan darah dianggap +ukup memenuhi perfusi
jaringan bila tekanan arteri rata ' rata L 1# mmHg. 42
Pemberian dopamin Wgkgmnt menyebabkan asodilatasi pembuluh
darah splanknik dan ginjal. Pada dosis T # Wgkgmnt akan merangsang reseptor
adrenergik beta sehingga terjadi peningkatan laju dan +urah jantung. Pada
pemberian # T 4# Wgkgmnt akan merangsang reseptor adrenergik alfa dan betayang akan meningkatkan laju jantung serta asokonstriksi. Pemberian dopamin
akan merangsang reseptor adrenergik 4 dan , menyebabkan berkurangnya
tahanan askular sistemik (asodilatasi) dan meningkatnya kontrkatilitas. Dosis
umumnya T 2 Wgkgmnt, untuk meningkatkan +urah jantung diperlukan dosis
,# T 4# Wgkgmnt. Pada pasien yang telah mendapat terapi penyekat beta, dosis
yang dibutuhkan lebih tinggi yaitu 4# T $ Wgkgmnt. 42
2#
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
36/45
Phospodiesterase inhibitor menghambat penguraian +y+li+'!3P menjadi
!3P sehingga terjadi efek asodilatasi perifer dan inotropik jantung. ang sering
digunakan dalam klinik adalah milrinone dan enoBimone. 5iasanya digunakan
untuk terapi penderia gagal jantung akut dengan hipotensi yang telah mendapat
terapi penyekat beta yang memerlukan inotropik positif. Dosis milrinone
intraena # Wgkg bolus 4$ T $ menit kemudian infus $,2"# T $"# Wgkgmnt.
Dosis enoBimone $,#T $,"# Wgkg bolus kemudian 4,# T ",# Wgkgmnt. 42
Pemberian asopressor ditujukan pada penderita gagal jantung akut yang
disertai syok kardiogenik dengan tekanan darah K "$ mmHg. Penderita dengan
syok kardiogenik biasanya dengan tekanan darah K J$ mmHg atau terjadi
penurunan tekanan darah sistolik 2$ mmHg selama 2$ menit.Abat yang biasa
digunakan adalah epinefrin dan norepinefrin. pinefrin diberikan infus kontinyu
dengan dosis $,$# T $,# Wgkgmnt. 9orepinefrin diberikan dengan dosis $, T 4
Wgkgmnt. 42
Penanganan yang lain adalah terapi penyakit penyerta yang menyebabkan
terjadinya gagal jantung akut de novo atau dekompensasi. ang tersering adalah
penyakit jantung koroner dan sindrom koroner akut. 5ila penderita datang dengan
hipertensi emergensi pengobatan bertujuan untuk menurunkan preload dan
afterload. >ekanan darah diturunkan dengan menggunakan obat seperti lood
diuretik intraena, nitrat atau nitroprusside intraena maupun natagonis kalsium
intraena(ni+ardipine). erapi nitrat untuk menurunkan preload dan afterload,
meningkatkan aliran darah koroner. 9i+ardipine diberikan pada penderita dengan
disfungsi diastolik dengan afterload tinggi. Penderita dengan gagal ginjal,diterapi
sesuai penyakit dasar. !ritmia jantungharus diterapi.
42
Penanganan inasif yang dapat dikerjakan adalah Pompa balon intra aorta,
pemasangan pa+u jantung, iplanta!le cardioverter defi!rilator, ventricular
assist device. Pompa balon intra aorta ditujukan pada penderita gagal jantung
berat atau syok kardiogenik yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan,
disertai regurgitasi mitral atau ruptur septum interentrikel. Pemasangan pa+u
jantung bertujuan untuk mempertahankan laju jantung dan mempertahankan
sinkronisasi atrium dan entrikel, diindikasikan pada penderita dengan
21
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
37/45
bradikardia yang simtomatik dan blok atrioentrikular derajat tinggi. "planta!le
cardioverter device bertujuan untuk mengatasi fibrilasi entrikel dan takikardia
entrikel. #ascular Assist /evicemerupakan pompa mekanis yang mengantikan
sebgaian fungsi entrikel, indikasi pada penderita dengan syok kardiogenik yang
tidak respon terhadap terapi terutama inotropik. 42
*.1.6 P#)'n)(i(
3eskipun penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung telah sangat
berkembang, tetapi prognosisnya masih tetap jelek, dimana angka mortalitas
setahun berariasi dari #& pada pasien stabil dengan gejala ringan, sampai 2$'
#$& pada pasien dengan gejala berat dan progresif. Prognosisnya lebih buruk jika
disertai dengan disfungsi entrikel kiri berat (fraksi ejeksiK $&), gejala
menonjol, dan kapasitas latihan sangat terbatas (konsumsi oksigen maksimal K 4$
mlkgmenit), insufisiensi ginjal sekunder, hiponatremia, dan katekolamin plasma
yang meningkat. *ekitar %$'#$& kematian akibat gagal jantung adalah mendadak.
3eskipun beberapa kematian ini akibat aritmia entrikuler, beberapa diantaranya
merupakan akibat infark miokard akut atau bradiaritmia yang tidak terdiagnosis.
0ematian lainnya adalah akibat gagal jantung progresif atau penyakit lainnya.
Pasien'pasien yang mengalami gagal jantung stadium lanjut dapat menderita
dispnea dan memerlukan bantuan terapi paliatif yang sangat +ermat.
2"
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
38/45
BAB I=
ANALISIS KASUS
*eorang laki'laki 14 tahun dengan keluhan utama sesak hebat, lejak ? hari
*3*. Dari keluhan tersebut, menyatakan bah6a pasien mengalami sesak yang dapat
terjadi akibat gangguan pada organ ginjal, jantung atau paru'paru.
Pada anamnesis sesak tidak dipengaruhi aktifitas, +ua+a dan emosi. *esak
tidak berkurang dengan istirahat. *esak dirasakan terus menerus. As lebih nyaman
tidur dengan 2'% bantal bertumpuk. >erkadang os terbangun saat malam hari karena
sesak. Gejala'gejala ini menunjukkan bah6a sesak berasal dari jantung, dimana dapat
dilihat dari kriteria mayor framingham, adanya dispneu dUeffort dan paroksismalnokturnal dispnea.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran +ompos mentis. >ekanan darah 4%$$ mmHg, nadi Bmenit reguler,
pernafasan 1 Bmenit. Didapatkan konju+tia palpebral pu+at, pada leher didapatkan
/EP (#?), pada dada didapatkan suara rhonki basah halus di basal paru. Dari
pemeriksaan ekstremitas ditemukan kekuatan ekstremitas superior'anteriod deBtra
%%, edema pretibial minimal dan ulkus di digiti - pedis deBtra..
Dari pemeriksaan laboratorium ditemukan, hemoglobin 44. grdl, eritrosit
%.$B4$1mm2, hematokrit 21&, retikulosit 1,1&, GD* 2$ mgdl, ureum J mgdl,
dan +reatinin 4.11 mXdl.
Pada pemeriksaan status geriatri+, dilakukan skoring mengenai status
fungsional dengan menggunakan -ndeks 5arthel, status kognitif dengan
menggunakan skor mini mental status, status emosional dengan menggunakan indeks
barthel menunjukkan bah6a pasien membutuhkan bantuan orang lain dalam
melakukan kegiatan sehari'hari.
2
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
39/45
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran +ompos mentis, tekanan darah 4%$"$ mmHg, nadi J kalimenit reguler,
isi dan tegangan +ukup, pernapasan 1 kalimenit, suhu badan 21,"$C. Hasil
pemeriksaan spesifik didapatkan konjungtia palpebra dan palmar pu+at.
Pemeriksaan paru terdapat rhonki basah halusl, dari pemeriksaan jantung didapatkan
pembesaran jantung kiri, dan dari ekstrimitas didapatkan edema pretibial dan ulkus
digiti - deBtra.
Pemeriksaan penunjang hematologi didapatkan penurunan hemoglobin.
0ondisi ini menunjukan suatu tanda anemia sedang. Pada pemeriksaan CG
didapatkan gelombang * di E4 ? gelombang di E#E1 L 2# yang
menginterpretasikan terjadi hipertrofi pada entrikel kiri. Hal ini dapat terjadi karena
pasien memiliki ri6ayat hipertensi. Pasien dengan tekanan darah yang tinggi
membutuhkan kekuatan kerja otot entrikel yang lebih besar, terutama pada entrikel
kiri karena bertugas memompakan darah ke seluruh tubuh. 7ntuk beradaptasi maka
otot'otot entrikel akan mengalami penebalan atau hipertrofi. *elain itu, pada usia
lanjut, terjadinya hipertensi dipengaruhi oleh penurunan elastisitas pembuluh darah
kapiler akibat proses menua yang akan meningkatkan resistensi pembuluh darah
perifer yang pada akhirnya akan meningkatkan hipertensi sistolik saja. 0ondisi ini
disebut sebagai hipertensi sistolik terisolasi, yaitu tekanan darah sistolik O4%$mmHg
dengan tekanan darah diastoli+ KJ$mmHg. 0ekakuan aorta akan meningkatkan
tekanan darah sistolik dan pengurangan olume aorta, yang pada akhirnya
menurunkan tekanan darah diastoli+. *emakin bersar perbedaan tekanan darah sistolik
dan diastoli+ atau tekanan nadi, semakin besar resiko komplikasi kardioaskular.
5erdasarkan usianya, pasien tergolong dalam usia lanjut yakni lebih dari 1$
tahun dan memiliki beberapa masalah geriatri+ (geriatric pro!les). Pada pasien ini
ditemukan beberapa kemunduran dan kelemahan, yaitu infortunity karena se+araekonomi pasien tergolong dalam status ekonomi yang kurang, dan berdasarkan
anamnesis serta pemeriksaan fisik pasien memiliki gangguan pada motorik
ekstremitas kanan.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dapat
disimpulkan pasien ini mengalami CHF e+ HHD ? CED 9on Hemoragik ?
Hipertensi *tage - ? D3 tipe -- ? !0- *tage - ? ulkus diabetikum digiti 4 pedis
deBtra.
2J
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
40/45
Penatalaksanaan yang diberikan adalah edukasi mengenai penyakit yang
dialami pasien, istirahat, pemasangan o 2lm untuk mengatasi sesak. *e+ara
farmakologis ialah pemberian -EFD < gtt NNmenit untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi pada pasien, -nj. Furosemide B$ mg untuk mengurangi edema, alsartan
4B$mg dan Clopidogrel 4B"#mg. -nj. 9oorapid 2B1 -7 (s+) dan -nj. erapi non farmakologi disini diutamakan untuk memodifikasi
kegiatan sehari'hari pasien agar lebih berariasi dan mema+u otak untuk terus
beraktifitas, seperti menggunakan 6aktu untuk memba+a koran, menonton berita,
atau mengisi teka teki silang dan hal'hal yang bermanfaat lainnya, selain itu
diperlukan juga dukungan dari orang terdekat untuk membantu dari segi psikis
sebagai pemberi semangat dan memotiasi pasien.
%$
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
41/45
DAFTAR PUSTAKA
!leBander, /.!., $$. Chapter 44: 9onari+eal Gastroinestinal >ra+t 5leeding.
Dalam: Hauser, *.C., et al. 3ayo Clini+ Gastroenterology and Hepatology
5oard eie6 2rd ed. Canada: *+ientifi+ Publi+ation.
!nand, 5.*., $44. Pepti+ 7l+er Disease, 5ayler College of 3edi+ine. !ailable
from: http:emedi+ine.meds+ape.+omarti+le44"#2'oerie6Ya$4#1
(!++esed 4# !gustus $4%)
5laer, DG and *teffens, DC. $$J. >he ameri+an psy+hiatri+ publishing teBtbook of
geriatri+ psy+hiatry. !meri+a : Psy+hiatri+ Pub.
Caeste+ker, /.d., $44. 7pper Gastrointestinal 5leeding Clini+al Presentation,
Hahnemann 7niersity. !ailable from:
http:emedi+ine.meds+ape.+omarti+le4"#"'+lini+alYa$41(!++esed 4#!gustus $4%)
Cigolle C>, ian ;, 5laum C*. $$". Geriatri+ +onditions
and disability: the health and retirement study. !meri+an College of
Physi+ians.4%"(2):4#1'41%.
Djojoningrat D. Dispepsia Fungsional. Dalam: *udoyo != (ed). 5uku ajar -lmu.
Penyakit Dalam. /ilid - edisi -E. 5P F0 7-. /akarta. $$1. 2#%'1.
Dubey, *., $$.Perdarahan Gastrointestinal !tas. Dalam: Greenberg, 3.-., et al.
>eks !tlas 0edokteran 0edaruratan Greenberg Eol 4. /akarta: Penerbitrlangga, "#.
Geddes /, Gelder 3G, 3ayou . $$#. Psy+hiatry. ABford ZABfordshire[: ABford
7niersity Press.
Hirlan. $$1.astritis, dalamuku Aar "lu -enyakit /ala. *uyono, *. (ed).
/akarta: 5alai Penerbit F07-.
0ane
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
42/45
ahayu, .! dan 0arjono, 5./., $44. eriatric %yndroes.*emarang: 5adan
Penerbit 7niersitas Diponegoro.
Porter, .*., et al., $$. >he 3er+k 3anual of Patient *ymptoms. 7*!: 3er+k
esear+h urku :
7niersitas of >urku.
*aides, >./., et al., $4$. Chapter 4J: Gastrointestinal 5leeding. Dalam: Feldman,
3., et al. *leisenger and FordtranUs Gastrointestinal and ierney,
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
43/45
anggal : 4 /anuari $41 9ama Pasien : *bransfer bed atau kursi #'4$ 4#
2 Grooming (personal toilet): +u+i
muka, +u+i rambut, ber+ukur, gosok
gigi.
$ #
% >oileting # 4$
# 3andi $ #1 5erjalan di tempat tidur 4$ #
" 9aik dan turun tangga # 4$
5erpakaian # 4$
J 0ontrol 5!5 # 4$
4$ 0ontrol 5!0 # 4$
0eterangan
*kor $'$ : 0etergantungan total
*kor 4'1$ : 0etergantungan berat
*kor 1'J$ : 0etergantungan sedang
*kor J4'JJ : 0etergantungan ringan
*kor 4$$ : 3andiri, tetapi bila penderita dapat hidup sendiri, penderita
mungkin tidak dapat memasak, menjaga rumah atau tidak dapat
bermasyarakat.
Hasil:
%kor "ndeks !arthel pada pasien ini adalah 9:, pasien !isa elakukan kesepuluh poit
terse!ut dengan !antuan orang lain
%2
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
44/45
anggal : 4 /anuari $41 9ama Pasien : *b! P>!9!!9 59! *!
4 >anggal berapakan hari ini\ (5ulan>ahun) ?
Hari apakah hari ini\ ?
2 !pakah nama tempat ini\ ?
% 5erapa no telp, bila tak ada telp, no
rumahjalan\
?
# 5erapakah usia anda\ ?
1 0apan anda lahir (tglbulantahun)\ ?
" *iapa nama presiden sekarang\ ? *iapakah nama presiden sebelumnya ?
J *iapa nama ibumu sebelum menikah ?
4$ $ dikurangi 2 dan seterusnya ?
/umlah 0esalaha
$' kesalahan : 5aik
2'% kesalahan : Gangguan intelek ringan
#'" kesalahan : Gangguan intelek sedang
'4$ kesalahan : Gangguan intelek berat
Hasil:
;ulah kesalahan pada pasien ini adalah 2, sehingga pada pasien ini tidak
engalai gangguan intelek.
%%
-
7/25/2019 ATT_1453858359820_caserevizaza
45/45
anggal : 42 !gustus $4% 9ama Pasien : *yukri Hanafi
Pilih ja6aban yang paling tepat, yang sesuai dengan perasaan anda dalam satu
minggu terakhir.
Q!pakah.......................R
4. !nda sebenarnya puas dengan kehidupan anda a TIDAK
!nda telah meninggalkan banyak kegiatanminat
kesenangan anda\
>A >idak
2 !nda merasa kehidupan anda kosong\ >A >idak
% !nda sering merasa bosan\ >A >idak# !nda mempunyai semangat yang baik setiap saat\ a TIDAK
1 !nda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri
anda
>A >idak
" !nda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup
anda\
a TIDAK
!nda sering merasa tidak berdaya\ >A >idak
J !nda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar
dan mengerjakan sesuatu yang baru\
>A >idak
4$ !nda merasa mempunyai banyak masalah dengan
daya ingat anda dibanding kebanyakan orang\
>A >idak
44 !nda pikir bah6a anda sekarang menyenangkan\ a TIDAK4 !nda merasa tidak berharga seperti perasaan anda
saat ini\
>A >idak
42 !nda merasa anda penuh semangat\ a TIDAK
4% !nda merasa bah6a keadaan anda tidak ada
harapan\
>A >idak
4# !nda pikir bah6a orang lain lebih baik keadaannya
daripada anda\
>A >idak
*kor: hitung jumlah ja6aban yang ter+etak tebal dan huruf besar
' *kor antara #'J menunjukkan kemungkinan besar depresi
' *kor 4$ atau lebih menunjukkan depresi
Hasil:
;ulah a)a!an pasien yang tercetak te!al dan huruf !esar adalah 3, enunukkan
!ah)a pasien tidak engalai depresi