asuhan sayang ibu

50
ASUHAN SAYANG IBU DAN POSISI MENERAN Adapun beberapa hal yang merupakan sayang ibu adalah : a. Pendampingan keluarga, Selama proses persalinan berlangsung,ibu membutuhkan teman dari keluarga. Bisa di lakukan oleh suami,orang tua atau kerabat yang di sukai oleh ibu. Dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu selama proses persalinan sangat membantu mewujudkan persalinan yang lancar. b. Libatkan keluarga, Keterlibatan keluarga dalam asuhan antara lain membantu ibu berganti posisi,teman bicara,melakukan rangsangan taktil,memberikan makanan dan minuman,membantu dalam mengatasi rasa nyeri dengan memijat bagian lumbal/pinggan belakang. Bila persalinan dilakukan dirumah,keluarga dapat membantu menyiapkan tempat dan peralatan yang digunakan dalam persalinan. c. KIE proses persalinan, Penolong persalinan memberi pengertian tentang tahapan dan kemajuan proses persalinan atau kelahiran janin pada ibu dan keluarga agar ibu tidak cemas menghadapi persalinan Mengurangi rasa cemas dengan cara memberi penjelasan tentang prosedur dan maksud dari setiap tindakan yang akan dilakukan,memberi kesempatan ibu dan keluarga untuk bertanya tentang hal yang belum jelas,menjelaskan setiap pertanyaan yang diajukan bila perlu dengan alat peraga,memberi informasi apa yang di alami oleh

Upload: astrinalia

Post on 14-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asuhan syg ibu

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Sayang Ibu

ASUHAN SAYANG IBU DAN POSISI MENERAN

Adapun beberapa hal yang merupakan sayang ibu adalah :

a. Pendampingan  keluarga,  Selama proses persalinan berlangsung,ibu membutuhkan

teman dari keluarga. Bisa di lakukan oleh suami,orang tua atau kerabat yang di sukai oleh

ibu. Dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu selama proses persalinan sangat

membantu mewujudkan  persalinan yang lancar.

b. Libatkan keluarga,  Keterlibatan keluarga dalam asuhan antara lain membantu ibu

berganti posisi,teman bicara,melakukan rangsangan taktil,memberikan makanan dan

minuman,membantu dalam mengatasi rasa nyeri dengan memijat bagian lumbal/pinggan

belakang. Bila persalinan dilakukan dirumah,keluarga dapat membantu menyiapkan

tempat dan peralatan yang digunakan dalam persalinan.

c. KIE proses persalinan,  Penolong persalinan memberi pengertian tentang tahapan dan

kemajuan proses persalinan atau kelahiran janin pada ibu dan keluarga agar ibu tidak

cemas menghadapi persalinan Mengurangi rasa cemas dengan cara memberi penjelasan

tentang prosedur dan maksud dari setiap tindakan yang akan dilakukan,memberi

kesempatan ibu dan keluarga untuk bertanya tentang hal yang belum jelas,menjelaskan

setiap pertanyaan yang diajukan bila perlu dengan alat peraga,memberi informasi apa

yang di alami oleh ibu dan janinnya dalam hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

d. Dukungan psikologi, Dukungan psikologi dapat diberikan dengan bimbingan dan

menanyakan apakah ibu perlu pertolongan. Berikan kenyamanan,berusaha menenangkan

hati ibu dalam menghadapi dan menjalani proses persalinan.memberikan perhatian agar

dapat menurunkan rasa tegang sehingga dapat membantu kelancaran proses persalinan.

e. Membantu ibu memilih posisi,  Posisi pada saat meneran tergantung pada keinginan ibu

dalam memilih posisi yang paling nyaman dirasakan ibu.

f. Cara meneran (mengejan),  Penolong persalinan menganjurkan ibu untuk meneran bila

ada dorongan yang kuat dan spontan untuk meneran. Penolong tidak diperkenankan

meminta ibu untuk meneran secara terus-menurus tanpa mengambil nafas saat meneran

atau tidak boleh meneran sambil menahan nafas. Penolong sebaiknya menyarankan ibu

untuk beristirahat dalam waktu relaksasi kontraksi. Hal ini dimaksudkan untuk

Page 2: Asuhan Sayang Ibu

mengantisipasi agar ibu tidak kelelahan dan menghindari resiko asfiksia (kekurangan O2

pada janin) karena suplay oksigen melalui plasenta berkurang.

g. Pemberian nutrisi,  Ibu bersalin perlu diperhatikan pemenuhan kebutuhan cairan,elektrolit

dan nutrisi. Hal ini untuk mengantisipasi ibu mengalami dehidrasi. Dehidrasi pada ibu

bersalin dapat berpengaruh terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang

penting artinya dalam menimbulkan kontraksi uterus.

Asuhan Sayang Ibu Sebagai Kebutuhan Dasar Persalinan

Persalinan adalah proses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi

seorang ibu dan keluarga. Penatalaksanaan yang terampil dan handal dari bidan serta

dukungan yang terus-menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan memuaskan 

dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan.

Sebagai bidan, ibu akan mengandalkan pengetahuan, keterampilan dan

pengambilan keputusan dari apa yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk :

1. Mendukung ibu dan keluarga baik

secara fisik dan emosional selama persalinan dan kelahiran.

2. Mencegah membuat diagnosa yang tidak tepat, deteksi

dini dan penanganan komplikasiselama persalinan dan kelahiran.

3. Merujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terdeteksi komplikasi.

4. Memberikan asuhan yang akurat dengan meminimalkan intervensi.

5. Pencegahan infeksi yang aman untuk memperkecil resiko.

6. Pemberitahuan kepada ibu dan keluarga bila akan dilakukan tindakan dan terjadi penyulit.

7. Memberikan asuhan bayi baru lahir secara tepat.

8. Pemberian ASI sedini mungkin.

Page 3: Asuhan Sayang Ibu

Kebutuhan dasar selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang diberikan bidan. Asuhan

kebidanan yang diberikan, hendaknya asuhan yang sayang ibu dan bayi. Asuhan yang sayang ibu

ini akan memberikan perasaan aman dan nyaman selama persalinan dan kelahiran.

Konsep Asuhan Sayang Ibu

Konsep asuhan sayang ibu menurut Pusdiknakes, 2003 adalah sebagai berikut:

1. Asuhan yang aman berdasarkan evidence based dan ikut meningkatkan kelangsungan hidup

ibu. Pemberian asuhan harus saling menghargai budaya, kepercayaan, menjaga privasi,

memenuhi kebutuhan dan keinginan ibu.

2. Asuhan sayang ibu memberikan rasa nyaman dan aman selama proses persalinan, menghargai

kebiasaan budaya, praktik keagamaan dan kepercayaan dengan melibatkan ibu

dan keluargadalam pengambilan keputusan.

3. Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan

proses alamiah dan tidak perlu intervensi tanpa adanya komplikasi.

4. Asuhan sayang ibu berpusat pada ibu, bukan pada petugas kesehatan.

5. Asuhan sayang ibu menjamin ibu dan keluarganya dengan memberitahu tentang apa yang

terjadi dan apa yang bisa diharapkan.

Badan Coalition Of Improving Maternity Services (CIMS) melahirkan Safe

Motherhood Intiativepada tahun 1987. CIMS merumuskan sepuluh langkah asuhan sayang

ibu sebagai berikut:

1. Menawarkan adanya pendampingan saat melahirkan untuk

mendapatkan dukungan emosionaldan fisik secara berkesinambungan.

2. Memberi informasi mengenai praktek kebidanan, termasuk intervensi dan hasil asuhan.

3. Memberi asuhan yang peka dan responsif dengan kepercayaan, nilai dan adat istiadat.

4. Memberikan kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk memilih posisi persalinan yang

nyaman bagi ibu.

5. Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian asuhan yang

berkesinambungan.

6. Tidak rutin menggunakan praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh penelitian ilmiah

tentang manfaatnya, seperti: pencukuran, enema, pemberian cairan intervena, menunda

kebutuhan gizi, merobek selaput ketuban, pemantauan janin secara elektronik.

Page 4: Asuhan Sayang Ibu

7. Mengajarkan pada pemberi asuhan dalam metode meringankan rasa nyeri dengan/ tanpaobat-

obatan.

8. Mendorong semua ibu untuk memberi ASI dan mengasuh bayinya secara mandiri.

9. Menganjurkan tidak menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban agama.

10. Berupaya untuk mempromosikan pemberian ASI dengan baik.

Prinsip Umum Sayang Ibu

Prinsip-prinsip sayang ibu adalah sebagai berikut:

1. Memahami bahwa kelahiran merupakan proses alami dan fisiologis.

2. Menggunakan cara-cara yang sederhana dan tidak melakukan intervensi tanpa ada indikasi.

3. Memberikan rasa aman, berdasarkan fakta dan memberi kontribusi pada keselamatan jiwa

ibu.

4. Asuhan yang diberikan berpusat pada ibu.

5. Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu.

6. Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara emosional.

7. Memastikan ibu mendapat informasi, penjelasan dan konseling yang cukup.

8. Mendukung ibu dan keluarga untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan.

9. Menghormati praktek-praktek adat dan keyakinan agama.

10. Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/ keluarganya

selamakehamilan, persalinan dan nifas.

11. Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Asuhan Sayang Ibu Selama Persalinan

Menurut Pusdiknakes (2003), upaya penerapan asuhan sayang ibu selama proses persalinan

meliputi kegiatan:

1. Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga akan ada perasaan dekat dengan bidan.

2. Meminta ijin dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan bidan dalam pemberian

asuhan.

3. Bidan memberikan penjelasan tentang gambaran proses persalinan yang akan dihadapi ibu

dan keluarga.

4. Memberikan informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu dan keluarga sehubungan

Dengan proses persalinan.

5. Mendengarkan dan menanggapi keluhan ibu dan keluarga selama proses persalinan.

Page 5: Asuhan Sayang Ibu

6. Menyiapkan rencana rujukan atau kolaborasi dengan dokter spesialis apabila terjadi

kegawatdaruratan kebidanan.

7. Memberikan dukungan mental, memberikan rasa percaya diri kepada ibu, serta berusaha

memberi rasa nyaman dan aman.

8. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik meliputi sarana dan prasarana

pertolongan persalinan.

9. Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses persalinan.

10. Membimbing suami dan keluarga tentang cara memperhatikan dan mendukung ibu selama

proses persalinan dan kelahiran bayi, seperti: memberikan makan dan minum, memijit

punggung ibu, membantu mengganti posisi ibu, membimbing relaksasi dan mengingatkan

untuk berdoa.

11. Bidan melakukan tindakan pencegahan infeksi.

12. Menghargai privasi ibu dengan menjaga semua kerahasiaan.

13. Membimbing dan menganjurkan ibu untuk mencoba posisi selama persalinan yang nyaman

dan aman.

14. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak kontraksi.

15. Menghargai dan memperbolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak merugikan.

16. Menghindari tindakan yang berlebihan dan membahayakan.

17. Memberi kesempatan ibu untuk memeluk bayi segera setelah lahir dalam waktu 1 jam

setelah persalinan.

18. Membantu ibu memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama

setelah kelahiran bayidengan membimbing ibu membersihkan payudara, posisi menyusui yang

benar dan penyuluhan tentang manfaat ASI.

kebutuhan dasar selama persalinan, kebutuhan dasar ibu bersalin, kebutuhan

dasar persalinan,proses pertolongan persalinan, pengertian asuhan sayang ibu, asuhan sayang

ibu dan bayi, kebutuhan dasar selama kehamilan, kebutuhan dasar pada ibu

dalam proses persalinan, asuhan sayang ibu dalam persalinan, keuntungan dukungan yang

bersinambungan pada proses persalinan, pentingnya asuhan sayang ibu bagi ibu bersalin,

sebutkan prinsip asuhan dasar persalinan, pertanyaan tentang gerakan sayang ibu, pertanyaan

yang timbul pada asuhan sayang ibu padaproses persalinan, praktik menurut pusdiknakes,

praktik tradisional bumil yang merugikan, prinsip asuhan sayang ibu, prinsip prinsip asuhan

Page 6: Asuhan Sayang Ibu

sayang ibu, teori socrate tentang asuhan sayang ibu, sebutkan prinsip asuhan sayang ibu, asuhan

gerakan sayang ibu pada kal 2, menurut CIMS landasan sayang ibu adalah, contoh asuhan

sayang ibu, contoh dasar teori kebutuhan dasar selamapersalinan, Contok KTI Kebidanan Jadi

Tentang Asuhan sayang ibu.

Askeb II (Persalinan)

Asuhan Sayang Ibu dan Bayi sebagai kebutuhan dasar persalinan

Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan

keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasarnya adalah mengikutsertakan suami dan keluarga

selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Perhatian dan dukungan kepada ibu selama proses

persalinan akan mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik. Juga mengurangi jumlah

persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, cunam dan seksio sesar) dan persalinan akan

berlangsung lebih cepat.

Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan :

1. Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan memperlakukannya sesuai martabatnya.

2. Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum memulai

asuhan tersebut.

3. Menjelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.

4. Mengajurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau kuatir.

5. Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.

6. Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menenteramkan perasaan ibu

beserta anggota keluarga yang lain.

7. Menganjurkan ibu untuk ditemani suaminya dan/atau anggota keluarga yang lain selama

persalinan dan kelahiran bayinya.

8. Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara memperhatikan dan mendukung

ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya.

9. Melakukan pencegahan infeksi yang baik secara konsisten.

10. Menghargai privasi ibu.

11. Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dankelahiran bayi.

12. Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila

iamenginginkannya.

Page 7: Asuhan Sayang Ibu

13. Menghargai dan membolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak memberipengaruh

yang merugikan.

14. Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan (episiotomi,pencukuran,

dan klisma).

15. Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.

16. Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi.

17. Menyiapkan rencana rujukan (bila perlu).

18. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik, bahan-bahan,perlengkapan

dan obat-obatan yang diperlukan. Siap melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap

kelahiran bayi.

ASI EKSLUSIF

Tujuan Dan Manfaat Pemberian ASI Eksklusif

Page 8: Asuhan Sayang Ibu

Cara tips tehnik menyusui asi yang benar dan tepatagar sang bayi mendapatkan manfaat asi

seoptimal mungkin perlu untuk diketahui oleh para ibu-ibu yang sedang dalam masa menyusui,

Karena memang banyak manfaat di dalam menyusui bagi ibu dan bayiitu sendiri.

ASI Eksklusif adalah merupakan air susu ibu yang diberikan untuk bayi sejak baru lahir sampai

6 bulan tanpa makanan pendamping dan minuman pralakteal lainnya seperti hal dan contohnya

adalah air gula, aqua, dan sebagainya. Jadi murni hanya ASI saja yang diberikan kepada sang

bayi dan anak. Inilah yang dimaksud dengan definisi pengertian asi eksklusif itu sendiri.

Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan,

tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan

dengan makanan padat atau dikenal juga dengan istilah MPASI (Makanan Pendamping ASI),

sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun.

Jenis Macam ASI

Ada beberapa jenis-jenis air susu ibu yaitu :

Kolostrum

Cairan kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ke-3.

Kolustrum bisa dikatakan sebagai "imunisasi" pertama yang diterima bayi karena banyak

mengandung protein untuk daya tubuh yang berfungsi sebagai pembunuh kuman dalam jumlah

tinggi. Kadarnya 17 kali dibandingkan dengan ASI matur.

Susu Transisi

Adalah air susu ibu yang di produksi setelah kolostrum antara hari ke-4 sampai dengan hari ke-

10. Dalam susu transisi ini terdapat Immunoglobulin, protein dan laktosa dengan konsentrasi

Page 9: Asuhan Sayang Ibu

yang lebih rendah dari kolostrum tetapi konsentrasi lemak dan jumlah kalori lebih tinggi, vitamin

larut lemak berkurang, vitamin larut air meningkat. Bentuk atau warna susu lebih putih dari

kolostrum.

Susu Matur

Yang dimaksud dengan air susu matur adalah susu yang keluar setelah hari ke-10. Berwarna

putih kental. Komposisi ASI yang keluar pada isapan-isapan pertama (foremilk) mengandung

lemak dan karbohidratnya lebih banyak dibandingkan hindmilk (ASI yang keluar pada isapan-

isapan terakhir), maka jangan terlalu cepat memindahkan bayi untuk menyusu pada payudara

yang lain, bila ASI pada payudara yang sedang diisapnya belum habis.

Tujuan Pemberian ASI Eksklusif

Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dan juga manfaat ASI eksklusif yang bisa didapatkan baik

itu untuk ibu menyusui maupun bagi sang bayi yaitu antara lain adalah sebagai berikut :

1. Untuk Bayi antara lain mendapatkan faedah manfaat asi antara lain adalah sang bayi

dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik,mengandung antibodi, asi

mengandung komposisi yang tepat, mengurangi kejadian karies dentis, memberikan rasa

aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi, terhindar dari

alergi , asi meningkatkan kecerdasan bayi, membantu perkembangan rahang dan

merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan mengisap mulut bayi pada payudara sang

ibu.

2. Untuk sang ibu menyusui akan mendapatkan manfaat dan faedahnya antara lain adalah

bisa sebagai kontrasepsi, meningkatkan aspek kesehatan ibu, membantu dalam hal

penurunan berat badan, aspek psikologi yang akan memberikan dampak positif kepada

para ibu yang menyusui air susu ibu itu sendiri.

Cara Memperbanyak Produksi ASI

Page 10: Asuhan Sayang Ibu

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para ibu menyusui untuk melakukan cara tips agar

ASI banyak dan berlimpah yaitu dengan :

Menyusui sesering mungkin.

Motivasi yang kuat untuk menyusui bayi.

Pemeriksaan payudara untuk meningkatkan produksi ASI juga dapat direncanakan dari

jauh-jauh hari.

Penggunaan BH yang terlalu sempit akan mempengaruhi produksi ASI.

Segera sehabis melahirkan maka sang bayi langsung diperkenalkan dengan payudara

ibu atau lebih dikenal dengan istilah Inisiasi Menyusui Dini IMD.

Untuk mengatasi keterbatasan ASI perbanyaklah makan daun katuk, bayam, daun turi

(sayuran hijau lainnya) yang banyak mengandung zat untuk memperbanyak produksi

ASI.

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan,

diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih,sampai

bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan

tetap diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun.

Bayi yang diberikan ASI secara esklusif cenderung lebih sering pemberian ASI-nya

daripada pemberian pada bayi yang minum susu formula. Bayi yang baru lahir biasanya

setiap 2 sampai 3 jam disusui oleh ibunya. Semakin bertambah usianya, waktu atau jarak

antara menyusui akan meningkat karena kapasitas perut mereka menjadi lebih besar.

Sebaliknya, bayi baru lahir yang hanya mengenal susu formula akan memulai minum

susu formula kira-kira setiap 3 sampai 4 jam selama beberapa minggu pertama

kehidupan.

Daripada menggunakan jam sebagai panduan untuk memberi makan bayi Anda, lebih

baik perhatikan isyarat bahwa dia sudah kenyang ketika Anda memberinya ASI atau susu

formula. Ini lebih penting bahwa Anda memperhatikan petunjuk atau sinyal dari bayi

Anda yang menunjukkan dia lapar. Ini disebut isyarat kelaparan. Ketika dia ingin makan,

mungkin dia akan meletakkan kedua tangan atau jari pada mulutnya, membuat gerakan

mengisap, menjulurkan lidahnya, memukul bibirnya, menendang atau menggeliat, atau

Page 11: Asuhan Sayang Ibu

mulai menggerakan rahang dan mulut atau kepala untuk mencari payudara Anda. Jika ia

mulai menangis, ini biasanya sinyal akhir bahwa dia ingin makan.

Pemberikan ASI eksklusif merupakan faktor penunjang kecerdasan si bayi, memang

tidak mudah karena sang ibu harus memberikannya selama 6 bulan, masa 6 bulan inilah

yang di sebut ASI eksklusif. Pada masa 6 bulan bayi memang belum di beri makanan

selain susu untuk itu ibu harus memberikan perhatian yang ekstra pada bayi.

Namun, seringkali kesalahan yang terjadi adalah setelah masa ASI eksklusif ini atau si

bayi sudah bisa mengkonsumsi makanan lain selain ASI si ibu tidak memberikan ASI

lagi. Padahal menurut standar kesehatan dunia WHO, bayi sebaiknya di sapih setelah 2

tahun usianya. Permasalah ASI eksklusi juga terjadi pada ibu yang bekerja di kantoran,

untuk itu pemerintah mencoba memberikan keleluasaan pada ibu yang pada masa

pemberian ASI eksklusif boleh membawa anak ikut serta bekerja atau mengijinkannya

memberi jam khusus untuk menyusui bayinya.

Seberapa Penting Pemberian ASI Eksklusif

Pentingnya ASI eksklusif memang harus menjadi perhatian, dan tanggung jawab sebagai

orang tua juga harus mulai menyadari akan dampak pada si bayi jika ASI eksklusif ini

tidak di berikan pada bayi dengan maksimal. Pertumbuhan bayi pada usia 0-6 bulan bisa

sangat terhambat dan kemungkinan besar juga bayi anda tidak sehat.

Seperti kita ketahui bersama dengan ibu memberikan ASI nya secara maksimal maka

otomatis sang ibu akan mentrasfer imunitasnya kepada si bayi, sehingga apabila ibu sehat

maka bayi juga bisa sehat. Kita harus coba bersama-sama memberikan pemahaman pada

masyarakat untuk melindungi hak bayi dalam memperoleh ASI eksklusif.

Perhatian akan pentingnya ASI eksklusif juga harus datang dari lingkungan sekitar, ini

agar pemberian ASI eksklusif di terapkan dalam kebiasaan atau budaya yang harus di

lestarikan. Karena meskipun ada susu formula yang anda andalakan sebagai pengganti

ASI eksklusif itu tidak akan sebaik ASI. Karena banyak sekali kandungan susu formula

yang tidak terdapat pada ASI, asi lebih memiliki fungsi menyeluruh pada bayi sedangkan

susu formula hanya memacu sebagian saja. Jadi, sudah sangat jelas bahwa memberikan

ASI eksklusif adalah hal yang tidak bisa di gantikan.

METODE KANGURU

Page 12: Asuhan Sayang Ibu

Perawatan Metode Kanguru (PMK) Meningkatkan Pemberian ASI

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar setiap bayi diberikan air

susu ibu (ASI), terutama ASI ibunya atau ibu donor, termasuk bayi prematur dan bayi berat lahir

sangat rendah (BBLSR). Data World Health Organization (WHO) memperlihatkan sekitar 20

juta bayi berat lahir rendah (BBLR) lahir setiap tahunnya yang dapat disebabkan oleh kelahiran

sebelum waktunya (prematur) maupun perkembangan janin terhambat saat dalam kandungan.

Bayi dengan berat lahir rendah merupakan penyumbang tertinggi angka kematian neonatal

(AKN). Dari sekitar 4 juta kematian neonatal, prematur dan BBLR menyumbang lebih

dari seperlima kasus, dan Indonesia terdaftar sebagai negara di urutan ke-8 berdasarkan jumlah

kematian neonatal per tahun menurut data WHO. Prevalensi BBLR di Indonesia berkisar antara

2 hingga 17,2% dan menyumbang 29,2% AKN.

Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan

perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran prematur dengan melakukan kontak

langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact, dimana ibu menggunakan

suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi. Metode perawatan ini juga terbukti mempermudah

pemberian ASI sehingga meningkatkan lama dan pemberian ASI.

Perawatan Metode Kanguru

Perawatan Metode Kanguru (PMK) pertama kali diperkenalkan oleh Ray dan Martinez di

Bogota,  Columbia pada tahun 1979 sebagai cara alternatif perawatan BBLR ditengah tingginya

angka BBLR  dan terbatasnya fasilitas kesehatan yang ada. Metode ini meniru binatang

berkantung kanguru  yang bayinya lahir memang sangat prematur, dan setelah lahir disimpan di

kantung perut ibunya untuk mencegah kedinginan sekaligus mendapatkan makanan berupa air

susu induknya.

Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti incubator dalam

perawatan  BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan cara yang efektif untuk

memenuhi  kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu,

dimana tubuh ibu  akan menjadi thermoregulator bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan

kehangatan (menghindari bayi dari hipotermia), PMK memudahkan pemberian ASI,

perlindungan dari infeksi, stimulasi,  keselamatan dan kasih sayang. PMK dapat menurunkan

Page 13: Asuhan Sayang Ibu

kejadian infeksi, penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta meningkatnya

hubungan antara ibu dan bayi serta  meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Pada awalnya, PMK terdiri dari 3 komponen, yaitu : kontak kulit ke kulit (skin-to-skin

contact),  pemberian ASI atau breastfeeding, dan dukungan terhadap ibu (support). Literatur

terbaru  menambahkan satu komponen lagi sehingga menjadi terdiri dari 4 komponen,

yaitu: kangaroo  position, kangaroo nutrition, kangaroo support and kangaroo discharge. Posisi

kanguru adalah  menempatkan bayi pada posisi tegakdi dada ibunya, di antara kedua payudara

ibu, tanpa busana.  Bayi dibiarkan telanjang hanya mengenakan popok, kaus kaki dan topi

sehingga terjadi kontak kulit bayi dan kulit ibu seluas mungkin. Posisi bayi diamankan dengan

kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan

posisi sedikit tengadah (ekstensi).  Ujung pengikat tepat berada di bawah kuping bayi.

Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk  menjaga agar saluran napas tetap terbuka dan

memberi peluang agar terjadi kontak mata antara  ibu dan bayi. Kanguru nutrisi merupakan salah

satu manfaat PMK, yaitu meningkatkan pemberian  ASI secara langsung maupun dengan

pemberian ASI perah. Kangaroo support merupakan bentuk  bantuan secara fisik maupun emosi,

baik dari tenaga kesehatan maupun keluarganya, agar ibu  dapat melakukan PMK untuk

bayinya. Sedangkan kangaroo discharge adalah membiasakan ibu  melakukan PMK sehingga

pada saat ibu pulang dengan bayi, ibu tetap dapat melakukan PMK  bahkan melanjutkannya di

rumah. Metode ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang  sederhana, murah dan dapat

digunakan apabila fasilitas untuk perawatan BBLR sangat terbatas.

Perawatan Metode Kanguru dapat dilakukan dengan dua cara:

1. PMK intermiten : Bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat membutuhkan perawatan

intensif dan khusus di ruang rawat neonatologi, bahkan mungkin memerlukan bantuan alat.

Bayi dengan kondisi ini, PMK tidak diberikan sepanjang waktu tetapi hanya dilakukan jika

ibu mengunjungi bayinya yang masih berada dalam perawatan di inkubator. PMK dilakukan

dengan durasi minimal satu jam, secara terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi

dengan PMK intermiten dapat dipindahkan ke ruang rawat untuk menjalani PMK kontinu.

2. PMK kontinu : Pada PMK kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan bayi harus

dapat bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen. Kemampuan untuk minum (seperti

menghisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan utama, karena PMK sudah dapat

dimulai meskipun pemberian minumnya dengan menggunakan pipa lambung. Dengan

Page 14: Asuhan Sayang Ibu

melakukancPMK, pemberian ASI dapat lebih mudah prosesnya sehingga meningkatkan

asupan ASI.

Beberapa manfaat Perawatan Metode Kanguru

Penelitian memperlihatkan PMK bermanfaat dalam menurunkan secara bermakna jumlah

neonatus atau bayi baru lahir yang meninggal, menghindari bayi berat lahir rendah dari

kedinginan (hipotermia), menstabilkan bayi, mengurangi terjadinya infeksi, meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan bayi, meningkatkan pemberian ASI, dan meningkatkan ikatan

(bonding) antara ibu dan bayi.

Manfaat PMK dalam menurunkan angka kematian neonatal (AKN)

Terdapat tiga penelitian dengan metodologi pengujian terkontrol secara acak yang

membandingkan PMK dengan perawatan konvensional (menggunakan inkubator). Data

Cochrane menunjukkan bahwa jumlah kematian bayi yang dilakukan PMK lebih sedikit

dibandingkan bayi yang dirawat dalam inkubator. Penelitian di Addis Abeba memperlihatkan

jumlah bayi yang meninggal pada kelompok PMK sebesar 22,5 % sedangkan pada kelompok

non PMK sebesar 38% (p<0,05). Dari kepustakaan di atas jelaslah terlihat bahwa PMK

bermanfaat dalam mencegah kematian neonatal. Hal ini dapat dijelaskan lebih lanjut dalam

beberapa manfaat PMK lain di bawah ini.

Manfaat PMK dalam menstabilkan suhu, pernafasan dan denyut jantung bayi Berbagai

penelitian menunjukkan bahwa PMK dapat menstabilkan suhu, laju pernapasan, dan laju denyut

jantung bayi lebih cepat dari bayi yang dirawat dalam inkubator. Bayi pada PMK merasa

nyaman dan hangat dalam dekapan ibu sehingga tanda vital dapat lebih cepat stabil. Penelitian

oleh Yanuarso di RSCM memperlihatkan bahwa dengan menggunakan metode kanguru, BBLR

akan lebih cepat mencapai kestabilan suhu tubuh dibanding BBLR tanpa PMK (120 menit vs.

180 menit)

Manfaat PMK dalam mengurangi infeksi

Berbagai penelitian juga telah memperlihatkan manfaat PMK dalam mengurangi kejadian

infeksi pada BBLR selama perawatan. Pada PMK, bayi terpapar oleh kuman komensal yang ada

pada tubuh ibunya sehingga ia memiliki kekebalan tubuh untuk kuman tersebut. Rao dalam

penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah BBLR yang mengalami sepsis sebesar 3,9% pada

kelompok PMK dan 14,8% pada kelompok kontrol (p=0,008). Sedangkan Agudelo dalam

Page 15: Asuhan Sayang Ibu

tulisannya menyebutkan manfaat PMK dalam menurunkan infeksi nosokomial pada usia koreksi

41 minggu (RR 0,49, 95% CI 0,25 – 0,93). Manfaat lainnya dengan berkurangnya infeksi pada

bayi adalah bayi dapat dipulangkan lebih cepat sehingga masa perawatan lebih singkat, dan biaya

yang dikeluarkan lebih sedikit.

Manfaat PMK dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi

Manfaat PMK lainnya adalah meningkatkan berat badan, panjang badan dan lingkar

kepala bayi. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikkan berat badan, panjang badan dan lingkar

kepala BBLR yang menjalani PMK lebih tinggi secara bermakna dibandingkan BBLR yang

mendapat perawatan dengan metode konvensional. Subedi memperlihatkan bahwa kenaikan

berat badan BBLR dapat mencapai 30 g/hari, sedangkan Gupta menunjukkan kenaikan berat

badan yang mirip yaitu 29 g/hari. Feldman dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa BBLR

yang dilakukan PMK memiliki nilai perkembangan yang lebih baik secara bermakna

dibandingkan BBLR dengan metode konvensional.

Manfaat PMK dalam meningkatkan keberhasilan pemberian ASI

Pada berbagai penelitian terlihat bahwa PMK sangat erat kaitannya dengan pemberian

ASI. Pada PMK, ASI dapat selalu tersedia dan sangat mudah diperoleh. Hal ini dapat dijelaskan

karena bayi dengan PMK, terlebih pada PMK kontinu, selalu berada di dekat payudara ibu,

menempel dan terjadi kontak kulit ke kulit, sehingga bayi dapat menyusu setiap kali ia inginkan.

Selain itu, ibu dapat dengan mudah merasakan tanda-tanda bahwa bayinya mulai lapar seperti

adanya gerakan-gerakan pada mulut bayi, munculnya hisapan-hisapan kecil serta adanya gerakan

bayi untuk mencari puting susu ibunya. Ibu dapat menilai kesiapan menyusu bayinya dengan

memasukkan jari bersih ke dalam mulut bayi dan menilai isapan mulut bayi. Berikan ASI saat

bayi sudah terjaga dari tidurnya. Bila telah terbiasa melakukan PMK, ibu dapat dengan mudah

memberikan ASI tanpa harus mengeluarkan bayi dari baju kangurunya.

Bayi yang mendapat PMK memperoleh ASI lebih lama dibandingkan bayi yang

mendapat perawatan dengan metode konvensional. Perawatan metode kanguru juga

meningkatkan ikatan (bonding) ibu dan bayi serta ayah dan bayi secara bermakna. Posisi bayi

yang mendapat PMK memudahkan ibu untuk memberikan ASI secara langsung kepada bayinya.

Selain itu, rangsangan dari sang bayi dapat meningkatkan produksi ASI ibu, sehingga ibu akan

lebih sering memberikan air susunya sesuai dengan kebutuhan bayi.

Page 16: Asuhan Sayang Ibu

Pada PMK, pemberian ASI dapat dilakukan dengan menyusui bayi langsung ke payudara

ibu, atau dapat pula dengan memberikan ASI perah menggunakan cangkir (cup feeding) dan

dengan selang (orogastric tube). Pemberian ASI pada bayi yang dilakukan PMK umumnya akan

diteruskan di rumah saat dipulangkan, dan lama pemberian ASI lebih panjang. PMK juga

meningkatkan volume ASI yang dihasilkan oleh ibu.

Persiapan pemberian ASI pada PMK

Bila bayi prematur atau BBLR pada awalnya tidak memungkinkan untuk mendapat

minum melalui mulut (asupan per oral), maka berikan melalui infus terlebih dahulu. Bayi dapat

dirawat dalam inkubator. Segera setelah bayi menunjukkan tanda kesiapan menyusu yang

ditandai dengan menggerakkan lidah dan mulut serta keinginan menghisap (menghisap jari atau

kulit ibu), maka bantulah ibu untuk menyusui bayinya, pada saat ini dapat dimulai PMK

intermiten. Ibu dibantu untuk duduk dengan nyaman di kursi dengan bayi dalam posisi kontak

kulit ke kulit (Gambar 1). Akan menolong bila ibu memerah sedikit ASI sebelum memulai

menyusui untuk melunakkan daerah puting susu dan memudahkan bayi untuk menempel.

Walaupun bayi PMK umumnya BBLR atau prematur dimana bayi belum dapat menghisap

dengan baik danlama, tetaplah menganjurkan ibu untuk mencoba menyusui terlebih dulu, bila

tidak berhasil dapat menggunakan metode minum yang lain.

Bayi dengan usia kehamilan antara 30 – 32 minggu, pemberian minum biasanya masih

memerlukan penggunaan pipa orogastrik (Gambar 2). Ibu dapat memberikan ASI perah secara

teratur melalui pipa orogastrik. Ibu dapat melatih bayi menghisap dengan membiarkan jari

tangan ibu yang bersih berada dalam mulut bayi, saat bayi diberi ASI melalui pipa orogastrik.

Selain itu, dapat dicoba pemberian melalui gelas kecil (cup feeding) satu atau dua kali sehari

terlebih dulu.

Pemberian ASI perah melalui pipa orogastrik dapat dilakukan dalam posisi kanguru.

Pemberian ASI perah dengan menggunakan gelas kecil dilakukan dengan mengeluarkan bayi

dari posisi kanguru, membungkus bayi agar terjaga kehangatannya. Setelah pemberian ASI perah

selesai dilakukan, bayi dapat diletakkan kembali dalam posisi kanguru. Bila memungkinkan,

dapat dicoba pemberian ASI yang diperah dari payudara ibu secara langsung ke dalam mulut

bayi, cara ini juga dapat dilakukan pada bayi dalam posisi kanguru. Posisikan bayi dalam posisi

kanguru, dekatkan mulut bayi keputing susu ibu, tunggu sampai bayi siap dan membuka mulut

Page 17: Asuhan Sayang Ibu

dan matanya. Keluarkan beberapa tetes ASI, biarkan bayi mencium dan menjilat puting susu dan

membuka mulutnya, tunggu sampai ia menelan ASI. Kegiatan ini dapat diulangi kembali.

Bila bayi kecil sudah mulai menghisap dengan efektif, mungkin sesekali ia akan berhenti

saat menyusu dengan jeda yang agak lama. Hal ini dapat terjadi karena bayi kecil mudah lelah,

menghisap agak lemah pada awalnya, dan memerlukan waktu istirahat yang agak lama setelah

menghisap. Ibu dianjurkan untuk tidak menarik bayi dari puting susunya terlalu cepat. Biarkan

bayi menempel di dada ibu, dan biarkan ia menghisap kembali bila sudah siap. Umumnya bayi

kecil perlu menyusu lebih sering, setiap 2 hingga 3 jam. Pada awalnya, mungkin bayi tidak

bangun untuk minum sehingga harus dibangunkan terlebih dahulu agar ia mau minum. 

Bayi prematur dengan usia kehamilan 34 hingga 36 minggu atau lebih, umumnya sudah dapat

menyusu langsung ke ibu. Namun sebaiknya, periksa terlebih dahulu refleks hisap bayi, bila

perlu, sesekali selingi pemberian ASI perah menggunakan gelas kecil. Pastikan bayi menghisap

dalam posisi dan pelekatan yang benar sehingga proses menyusu dapat berlangsung dengan

lancar.

1. Cara memegang atau memposisikan bayi:  

Peluk kepala dan tubuh bayi dalam posisi lurus

Arahkan muka bayi ke puting payudara ibu 

Ibu memeluk tubuh bayi, bayi merapat ke tubuh ibunya

Peluklah seluruh tubuh bayi, tidak hanya bagian leher dan bahu

2. Cara melekatkan bayi: 

Sentuhkan puting payudara ibu ke mulut bayi

Tunggulah sampai bayi membuka lebar mulutnya

Segerah arahkan puting dan payudara ibu ke dalam mulut bayi

3. Tanda-tanda posisi dan pelekatan yang benar:

Dagu bayi menempel ke dada ibu

Mulut bayi terbuka lebar 

Bibir bawah bayi terposisi melipat ke luar

Daerah areola payudara bagian atas lebih terlihat daripadaareola payudara bagian bawah  

Bayi menghisap dengan lambat dan dalam, terkadangberhenti.

Page 18: Asuhan Sayang Ibu

Untuk memantau kecukupan asupan ASI, timbang bayi sekali sehari hingga berat badan bayi

mulai meningkat, kemudian lanjutkan menimbang 2 kali seminggu, dan selanjutnya timbang

bayi sekali seminggu sampai usia bayi mencapai cukup bulan.

Kesimpulan

Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan perawatan

untuk bayi berat lahir rendah atau kelahiran prematur dengan melakukan kontak langsung antara

kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya

untuk menghangatkan bayi. Perawatan Metode Kanguru (PMK) mempermudah pemberian ASI,

sehingga meningkatkan lama dan jumlah pemberian ASI.

Sumber : Buku Indonesia Menyusui

Penulis : Bernie Endyarni

 

Rawat Gabung RS Kunci Sukses Menyusui

Page 19: Asuhan Sayang Ibu

Oleh : Dr. I Gusti Ayu Pratiwi SpA

Rawat Gabung selama di rumah-sakit merupakan

perlakuan yang mutlak dilakukan jika ingin sukses

menyusui. Rawat gabung adalah kegiatan perawatan

yang membiarkan ibu dan bayinya bersama secara terus

menerus selama dirumah sakit.

      Pelayanan yang ini berupa peletakan bayi

pada boxbayi yang berada di dekat ranjang ibu sehingga mudah terjangkau. Ada satu istilah lain

dari rooming in yakni, bedding in, yaitu bayi dan ibu berada bersama-sama diranjang ibu.

      Secara teori rawat gabung dibedakan dalam dua dua jenis, yakni :

Rawat gabung penuh. Prosedur ini dilakukan jika ibu dan bayi bersama terus menerus

selama 24 jam sehari.

Rawat gabung parsial. Pelayanan ini dijalankan saat ibu dan bayi kadang perlu

dipisahkan untuk alasan tertentu.

      Selama lebih dari 30 tahun, RS Bunda Jakarta tidak mengenal istilah rawat gabung (rooming

in) untuk ibu dan bayi. Dahulu, ruang bayi (tempat berkumpulnya semua bayi) diadakan untuk

membantu agar ibu dapat beristirahat dengan baik selama dalam perawatan pasca melahirkan di

rumah-sakit.

      Pemikiran banyaknya pengunjung saat besuk, juga menjadi kekhawatiran bayi tertular

penyakit yang berasal dari pengunjung. Sesuai perkembangan tentang fisiologi bayi baru lahir,

para dokter dan paker anak mengubah tata laksana bayi baru lahir yang sehat.

      Pemisahan bayi dan ibu justru merugikan bayi dan ibu. Proses pemisahan ini akan

mempersulit ibu dalam menyusui, dan reflex primitive bayi. Misalnya rooting (sucking

reflex) bayi. Kolostrum (ASI awal yang dikeluarkan ibu) menjadi tertunda didapatkan bayi.

      Guna mendapatkan efek rawat gabung yang optimal, informasi keuntungan pelayanan ini

sebaiknya disampaikan jauh sebelum kelahiran (biasanya disampaikan dalam kelas antenatal).

Page 20: Asuhan Sayang Ibu

Rawat Gabung

Perawatan di rumah-sakit sejak kelahiran bayi merupakan kondisi yang memudahkan ibu

dan bayi kelak menyusui. Perawatan selama 3-4 hari dirumah-sakit pasca melahirkan sebaiknya

dimanfaatkan sebaik mungkin untuk membimbing ibu menyusui.

      Pelayanan ini kelihatannya sederhana. Namun, pelayanan ini sangat membantu ibu dan bayi

untuk sukses melewati masa-masa sulit di awal kelahiran. Pelayanan ini dapat membuat ibu

menjadi lebih percaya diri dalam memulai menyusui.

      Merombak atau menghilangkan ruang bayi di sebuah rumah-sakit yang telah bertahun-tahun

ada, bukan pekerjaan yang sederhanan. Beberapa kondisi yang harus dipersiapkan adalah

bimbingan tenaga kesehatan atau konselor laktasi yang dimiliki RS, khususnya RS Bunda

Jakarta sangat berperan dalam kegiatan meyusui dari hari ke hari di RS.

      Dengan menyiapkan para tenaga perawat dan menghilangkan pemikiran mereka, rooming

inmembuat mereka menjadi lebih repot. karena mesti 'bolak-balik' ke ruang ibu untuk berbagi

macam alasan.

      Menekankan pada tenaga kesehatan tentang pentingnya edukasi sebelum kelahiran pada ibu

hamil agar proses rawat gabung (rooming in) dapat terselenggara dengan baik. Ibu mengerti

mengapa berada di satu ruangan dengan bayi merupakan hal yang penting dan sangat diperlukan

untuk sebuah proses menyusui. Mengganti popok (diapers), memandikan bayi sebaiknya

dilakukan di ruangan ibu. Bayi tidak perlu di dorong ke kamar bayi lagi untuk sekedar ganti

popok. Jika perlu membimbing orangtua sejak di RS melakukannya mandiri.

Manfaat rawat gabung

1. Mempercepat mantapnya dan terus terlaksananya proses menyusui. Dengan rawat gabung

ibu dapat memberi ASI sedini mungkin, juga lebih mudah memberikan ASI. Adanya

kontak terus menerus antara ibu dan bayinya memungkinkan ibu segera mengenali tanda-

tanda bayinya ingin minum sehingga ibu/bayi dapat menyusui/menyusui on demand. Ibu

yang melakukan rawat gabung menghasilkan ASI yang lebih banyak, lebih dini,

Page 21: Asuhan Sayang Ibu

menyusui lebih lama, dan lebih besar kemungkinannya menyusui eksklusif dibandingkan

ibu yang tidak melakukan rawat gabung.

2. Memungkinkan proses bonding. Rawat gabung akan meningkatkan ikatan batin antara

ibu dan bayinya. Makin banyak waktu ibu bersama bayinya, makin cepat mereka saling

mengenal. Ibu siap memberikan respon setiap saat. Rawat gabung juga dapat

menurunkan hormon stres pada ibu dan bayi. Bondingmerupakan dasar secure attachment

bayi dikemudian hari. Pembentukan pribadi dasar (basic trust) merupakan dasar pribadi

kokoh yang tangguh pada anak, adalah hasil dari secure attachment yang berjalan baik.

Bayi/anak percaya pada lingkungan, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang penuh

percaya diri.

3. Peralatan minimal. Jiika dilakukan rooming in (bedding-in--bayi satu tempat tidur dengan

ibu), akan mengurangi pembelian boks bayi. Pada bedding-in., bimbingan posisi

menyusui dengan posisi ibu tidur sebaiknya dilakukan sejak di RS. Rumah-sakit yang

masih mengenal kan botol untuk memberikan minum bayi (walau isinya ASI perah) akan

mempersulit bayi melekatkan mulutnya pada payudara ibu.

4. Menurunkan infeksi. Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibu

memungkinkan bayi terpapar pada bakteri-bakteri normal pada kulit ibu, yang dapat

melindungi bayi terhadap kuman-kuman berbahaya. Kolostrum (ASI berwarna bening

yang keluar di awal kelahiran dan jumlahnya sangat sedikit) mengandung banyak

antibodi, yang segera didapat bayi, juga melindungi bayi terhadap penyakit. Dahulu,

pelayan kesehatan sering mendorong bayi ke kamar bayi bila jam besuk tiba.

Kekhawatiran bayi tertular penyakit dari pengunjung merupakan alasan utama. Ibu yang

sakit flu cukup memakai masker saja. Menyusui di kala ibu sakit memberikan paparan

antibodi yang dihasilkan pada ibu yang sakit. Antibodi terhadap penyakit terten tu tidak

akan terjadi saat ibu sehat. Juga penekanan kualitas kolostrum yang sangat baik.

5. Keuntungan untuk bayi. Bayi yang dirawat gabung akalebih jarang menangis, lebih

mudah ditenangkan, lebih tidur. Mereka minum lebih banyak dan berat badan nya lebih

cepat naik. Ikteruslebih jarang terjadi. Bayi juga lebih hangat karena berada dalam kontak

terus menerus dengan kulit ibunya.

6. Melatih ketrampilan ibu merawat bayinya sendiri tindakan perawatan bayi yang

dilakukan di dekat ibunya akan membantu ibu melatih keterampilan merawat bayinya

Page 22: Asuhan Sayang Ibu

sendiri, sehingga pada saat pulang ibu sudah tidak canggung lagi merawat bayinya. Hal

ini dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu.

      Sebuah penelitian prospektif di RS Sanglah dilakukan oleh Soetjiningsih (tahun 1986) untuk

melihat dampak status kesehatan bayi sebelum dan sesudah dilakukannya rawat gabung. Hasil

penelitian terhadap 1.862 bayi sebelum dilakukan rawat gabung yang terdiri dari bayi berat lahir

rendah (BBLR) 241 bayi dan 1.621 bayi cukup bulan dan dibandingkan dengan 1.965 bayi

setelah dilakukan rawat gabung (terdiri dari 232 BBLR dan 1.733 bayi cukup bulan)

menunjukkan penurunan kasus yang cukup signifikan. Kejadian kasus otitis media purulenta

(radang telinga), diaresepsis dan meningitis lebih tinggi dibandingkan setelah dilakukan rawat

gabung. Perawatan di rumah-sakit menjadi lebih pendek sehingga sangat menguntungkan bisnis

rumah-sakit karena. turn over pasien menjadi tinggi.

      Jadi setelah para ibu mengetahui manfaat dari rooming in Mau kah para ibu siap untuk

pelayanan ini. Sudah sepan tasnya hal ini menjadi hak para ibu, karena setelah melewati

perjuangan antara hidup dan mati saat melahirkan, tentu para ibu ingin bersama-sama dengan

buah hatinya.

Persiapan

Mempersiapkan alat dan sarana

1. Kebutuhan bayi

Bayi dapat tidur di ranjang ibunya atau di dalam boksnya sendiri. Boks bayi sebaiknya

diletakkan di tempat yang mudah dijangkau ibunya, jadi dianjurkan diletakkan di samping

tempat tidur ibu, bukan di dekat kaki ibu. Siapkan juga alat-alat perawatan bayi dan pakaian

bayi di dekat ibu, agar ibu juga dapat merawat bayinya dengan mudah.

2. Kebutuhan ibu

Sediakan tempat tidur yang rendah untuk ibu supaya ibu tidak kesulitan naik turun tempat

tidur bila ingin menyusui atau merawat bayinya. Bila tempat tidur yang tersedia tinggi,

sediakan anak tangga untuk membantu ibu naik turun tempat tidur.

Sediakan juga meja pasien agar ibu dapat menaruh keperluannya dan keperluan bayinya di

tempat yang terjangkau.

Page 23: Asuhan Sayang Ibu

3. Sarana lain

Siapkan lemari pakaian untuk keperluan pakaian ibu dan pakaian bayinya. Untuk di

ruangan perlu disiapkan tempat mandi bayi yang portabel serta perlengkapannya agar

kegiatan memandikan bayi dapat dilakukan di dekat ibu. Sediakan juga tempat cuci tangan

ibu, kamar mandi dan wc tersendiri. Bel untuk memanggil petugas harus disediakan di

tempat yang mudah dijangkau ibu. Bahan bacaan, leaflet mengenai petunjuk perawatan ibu

menyusui dan perawatan nifas dapat disediakan untuk dibaca oleh ibu.

Membuat kriteria/syarat rawat gabung

Tidak semua bayi baru lahir dapat menjalani rawat gabung. Perlu dibuat suatu kriteria/syarat

untuk menentukan bayi mana saja yang dapat menjalani rawat gabung. Kriteria yang dapat

dipakai adalah sebagai berikut:

1. Bayi normal, tidak mempunyai cacat bawaan berat

2. Nilai APGAR menit ke 5 lebih dari 7

3. Keadaan stabil

4. Berat badan lahir >2500-4000 gram

5. Umur kehamilan 37-42 minggu

6. Tak ada faktor risiko

7. Ibu sehat

Masalah atau kekhawatiran yang timbul

Dalam melaksanakan rawat gabung, dapat muncul masalah atau kekhawatiran baik di

pihak petugas maupun di pihak ibu dan keluarganya. Masalah dan kekhawatiran yang tidak

segera diatasi dapat menimbulkan pertentangan antara ibu atau keluarganya dengan petugas, atau

antar petugas sendiri dan pada akhirnya akan menimbulkan resistensi dari petugas untuk

melanjutkan

pelaksanaan rawat gabung. Karenanya hal-hal ini harus segera dikenali dan diatasi. Masalah atau

kekhawatiran yang sering timbul adalah:

Masalah:

Sulit memantau kondisi bayi yang menjalani rawat gabung. Cukup satu petugas untuk

memantau semua bayi bila dirawat di ruang bayi sehat.

Page 24: Asuhan Sayang Ibu

Cara mengatasi:

Yakinkan petugas bahwa bayi akan lebih baik dekat dengan ibunya,  dengan adanya

keuntungan tambahan berupa kenyamanan, kehangatan dan dapat menyusu on demand.

Bedding-in (bayi seranjang dengan ibu), bila sesuai dengan budaya setempat, memberikan

situasi terbaik untuk memperoleh semua keuntungan tadi dan menghilangkan kebutuhan untuk

membeli ranjang bayi. Bila ada masalah pada bayi yang menjalani rawat gabung atau

seranjang dengan ibu, maka ibu dapat segera memberitahu petugas. Tekankan bahwa tidak

diperlukan pengawasan 24 jam. Yang diperlukan hanya pemeriksaan berkala dan kesiapan

petugas menanggapi kebutuhan ibu pada saat dibutuhkan.

Masalah:

Ibu perlu istirahat setelah melahirkan, terutama di malam hari, dan bayi harus minum.

Terutama setelah operasi sesar, ibu perlu waktu untuk pemulihan. Pada saat tersebut bayi

harus diberi pengganti ASI.

Cara mengatasi:

Ajak para petugas untuk meyakinkan ibu bahwa dengan rawat gabung ibu memberikan yang

terbaik untuk bayinya, tidak perlu banyak kerja tambahan, dan bahwa para petugas siap

membantu bila dibutuhkan.

Ajak para petugas untuk membahas dengan ibu bahwa semakin lama bayi bersama ibu

semakin baik mereka akan mengenal mana yang normal dan mana yang abnormal, dan

bagaimana memberikan perawatan yang baik. Lebih baik berlatih mengurus bayinya saat

masih di rumah sakit, karena banyak petugas yang dapat menolong.

Beri pengertian pada petugas bahwa setelah menyusui dengan baik, ibu dapat tidur lebih

nyenyak bila bayinya bersamanya.

Pastikan bahwa petugas tahu bagaimana menolong ibu yang menjalani bedah sesar untuk

memilih tehnik dan posisi menyusui yang nyaman dan efektif.

Bila operasi Caesar memakai anestesi regional atau lokal, menyusui dini kurang menjadi

masalah. Walaupun begitu, ibu yang mendapat anestesi umum pun dapat segera menyusui

begitu ibu sadar, bila petugas mendukung ibu.

Masalah:

Tingkat kejadian infeksi lebih tinggi bila ibu dan bayi bersama-sama, daripada bila bayi di

ruang bayi sehat.

Page 25: Asuhan Sayang Ibu

Cara mengatasi:

Tekankan bahwa bahaya infeksi lebih sedikit bila bayi bersama ibu daripada bila di ruang

rawat bayi sehat dan terpapar pada lebih banyak petugas.

Sediakan data untuk petugas yang memperlihatkan bahwa dengan rawat gabung dan menyusui

tingkat infeksi lebih rendah, misalnya diare, sepsis neonatus, otitis media dan meningitis.

Masalah:

Bila pengunjung diperbolehkan memasuki ruang rawat gabung, bahaya infeksi dan

kontaminasi akan meningkat. Sebagian ibu merasa perlu menerima tamu, dan dapat mengurusi

bayinya nanti setelah pulang dari rumah sakit.

Cara mengatasi:

Tekankan bahwa bayi mendapat kekebalan dari kolostrum terhadap infeksi, dan penelitian-

penelitian memperlihatkan bahwa infeksi lebih sedikit terjadi di bangsal rawat gabung

daripada di ruang bayi sehat.

Untuk membantu ibu merawat bayinya sebaik mungkin, batas jam berkunjung, jumlah

pengunjung, dan larang merokok.

Masalah :

Ruang rawat terlalu kecil

Cara mengatasi:

Tidak perlu mengadakan ranjang bayi. Bedding-in tidak memerlukan ruang tambahan.

Masalah :

Bayi bisa jatuh dari tempat tidur ibu

Cara mengatasi:

Tekankan bahwa bayi baru lahir tidak bergerak. Bila ibu masih khawatir, atur tempat tidur

agar berada dekat dinding, atau bila budaya setempat memungkinkan, rapatkan dua tempat

tidur agar dua ibu dapat menaruh bayi-bayi mereka di tengah.

Masalah :

Rawat gabung penuh sulit dilakukan karena ada prosedur prosedur

yang harus dilakukan pada bayi di luar ruang rawat ibu.

Cara mengatasi:

Pelajari betul-betul prosedur-prosedur ini. Beberapa prosedur mungkin tidak perlu (misalnya

menimbang bayi sebelum dan sesudah menyusu). Prosedur lain dapat dilakukan di kamar

Page 26: Asuhan Sayang Ibu

ibu.Ulas keuntungan bagi ibu dan waktu yang dapat dihemat dokter bila dokter memeriksa

bayi di hadapan ibu.

Masalah :

Pasien-pasien di ruangan privat merasa punya hak untuk menaruh bayinya di ruang bayi sehat

dan memberi bayinya pengganti ASI, dan mengharapkan bantuan dari petugas perawat bayi.

Cara mengatasi:

Apa pun yang terbaik untuk pasien umum tentu juga baik untuk pasien privat.

Pertimbangkan untuk melakukan pilot-project untuk menguji rawat gabung di kamar privat

sebagaimana di bangsal umum.

Masalah:

Beberapa rumah sakit swasta mendapat pemasukan dari pemakaian ruang rawat bayi sehat dan

karenanya enggan menutup unit ini.

Cara mengatasi:

Perhitungkan biaya yang dapat dihemat dari rawat gabung karena berkurangnya pemakaian

pengganti ASI, berkurangnya jumlah petugas yang dibutuhkan untuk menyiapkan botol dan

mengurus ruang bayi sehat, berkurangnya bayi yang menjadi sakit, dsb.

Pertimbangkan untuk tetap menarik biaya dari perawatan bayi di ruang rawat gabung.

Masalah:

Bayi lebih mudah diculik bila dirawat gabung daripada bila dirawat di ruang rawat bayi sehat.

Cara mengatasi:

Wajibkan petugas untuk memberitahu ibu agar meminta tolong orang lain (ibu lain, anggota

keluarga, petugas) untuk mengawasi bayinya bila ibu keluar ruangan.

Ibu perlu tahu bahwa tidak ada alasan untuk memindahkan bayi tanpa sepengetahuan ibu.

Pada umumnya, rumah sakit yang belum mengadakan rawat gabung akan  merasa khawatir bila

akan memulai program rawat gabung di sarananya. Berbagai penolakan biasanya akan muncul

baik dari para petugas rumah sakit, baik medis maupun non medis, maupun dari para ibu dan

anggota keluarganya. Semua masalah yang timbul sebaiknya segera diidentifikasi dan dicari

pemecahannya agar tidak berlarut-larut yang pada akhirnya akan makin membuat para petugas

enggan melanjutkan program ini. Umumnya masalah dapat diatasi bila ada komitmen yang kuat

di pihak pengelola rumah sakit dan para petugas pelaksana di ruangan. Perlu diadakan pelatihan

tenaga kesehatan, pendampingan dan evaluasi berkala terhadap program yang berjalan.

Page 27: Asuhan Sayang Ibu

Kesimpulan

Rawat gabung merupakan pilihan terbaik untuk merawat bayi dan ibu yang sehat karena dapat

meningkatkan pemberian ASI, mengurangi risiko infeksi, meningkatkan ikatan antara ibu dan

bayi, dan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan rumah sakit. Mengadakan program rawat

gabung di rumah sakit membutuhkan komitmen yang kuat dari pihak penyelenggara pelayanan

kesehatan, pengetahuan yang cukup bagi para petugas kesehatan dan pendampingan bagi para

ibu dan keluarganya. Tidak ada kata sulit untuk memulai, yang dibutuhkan hanya tekad yang

kuat. Saat ini Kementerian Kesehatan telah menentukan bahwa Rawat Gabung menjadi item

untuk akreditasi rumah sakit.

RAWAT GABUNG ( ROOMING IN )

1. PENGERTIAN

Rawat gabung adalah suatu system perawatan ibu dan anak bersama-sama pada tempat yang

berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat ibu dapat menyusui anaknya.

Rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak

dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama

selama 24 jam penuh seharinya.

Ada dua jenis rawat gabung :

a. RG kontinu : bayi tetap berada disamping ibu selama 24 jam

b. RG parsial : ibu dan bayi bersama - sama hanya dalam beberapa jam seharinya. Misalnya

pagi bersama ibu sementara malam hari dirawat di kamar bayi. Rawat gabung parsial saat

ini tidak dibenarkan dan tidak dipakai lagi.

2. TUJUAN RAWAT GABUNG

a. Memberikan bantuan emosional

1) Ibu dapat memberikan kasi sayang sepenuhnya kepada bayi

2) Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk mendapatkan pengalaman

dalam merawat bayi

b. Penggunaan ASI

Page 28: Asuhan Sayang Ibu

1) Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum/ASI

2) Produksi ASI akan makin cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin

c. Pencegahan infeksi : mencegah terjadinya infeksi silang

d. Pendidikan kesehatan :Dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada

ibu

e. Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi

3. MANFAAT RAWAT GABUNG

a. Bagi ibu

1) Aspek psikologi

Antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding)

dan lebih akrab akibat sentuhan badan antara ibu dan bayi

Dapat memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat bayinya

Memberikan rasa percaya kepada ibu untuk merawat bayinya. Ibu dapat memberikan

ASI kapan saja bayi membutuhkan, sehingga akan memberikan rasa kepuasan pada

ibu bahwa ia dapat berfungsi dengan baik sebagaimana seorang ibu memenuhi

kebituhan nutrisi bagi bayinya. Ibu juga akan merasa sangat dibutuhkan oleh bayinya

dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Hal ini akan memperlancar produksi ASI.

2) Aspek fisik

Involusi uteri akan terjadi dengan baik karena dengan menyusui akan terjadi

kontraksi rahim yang baik

Ibu dapat merawat sendiri bayinya sehingga dapat mempercepat mobilisasi

b. Bagi bayi

1) Aspek psikologi

Sentuhan badan antara ibu dan bayi akan berpengaruh terhadap perkembangan

pskologi bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental

yang mutlak dibutuhkan oleh bayi.

Bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, dan ini merupakan dasar bagi

terbentuknya rasa percaya pada diri anak

2) Aspek fisik

Page 29: Asuhan Sayang Ibu

Bayi segera mendapatkan colostrum atau ASI jolong yang dapat memberikan

kekebalan/antibodi

Bayi segera mendapatkan makanan sesuai pertumbuhannya

Kemungkinan terjadi infeksi nosokomial kecil

Bahaya aspirasi akibat susu botol dapat berkurang

Penyakit sariawan pada bayi dapat dihindari/dikurangi

Alergi terhadap susu buatan berkurang

c. Bagi keluarga

1) Aspek psikologi

Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan support pada ibu

untuk memberikan ASI pada bayi

2) Aspek ekonomi

Lama perawatan lebih pendek karena ibu cepat pulih kembali dan bayi tidak menjadi

sakit sehingga biaya perawatan sedikit.

d. Bagi petugas

1) Aspek psikologi

Bayi jarang menangis sehingga petugas di ruang perawatan tenang dan dapat melakukan

pekerjaan lainnya.

2) Aspek fisik

Pekerjaan petugas akan berkurang karena sebagian besar tugasnya diambil oleh ibu dan

tidak perlu repot menyediakan dan memberikan susu buatan

4. PELAKSANAAN

a. Di poliklinik kebidanan

Penyuluhan tentang ASI

Memutar film

Melayani konsultasi masalah ibu dan anak

b. Kamar persiapan

Page 30: Asuhan Sayang Ibu

Jika rumah sakit telah berfungsi sebagai RS sayang ibu, maka hampir semua ibu yang

masuk kamar bersalin sudah mendapat penyuluhan manajemen laktasi sejak mereka

berada di poliklinik.

Kamar ini dipersiapkan bagi ibu yang tidak pernah melakukan ANC di RS dimana ia

akan bersalin. Di dalam ruangan persiapan diperlukan gambar, poster, brosur dsb untuk

membantu memberikan konseling ASI. Di ruangan ini tidak boleh terdapat botol susu,

dot atau kempengan apalagi iklan susu formula yang semuanya akan mengganggu

keberhasilan ibu menyusui.

c. Kamar Persalinan

Di ruangan ini dapat dipasang gambar, poster tentang menyusui yang baik dan benar.

Serta menyusui segera setelah lahir.

Dalam waktu 30 menit setelah lahir bayi segera disusukan. Rangsangan pada puting

susu akan merangsang hormon prolaktin dan oksitosin untuk segera memproduksi ASI

d. Kamar perawatan

Bayi diletakkan dekat dengan ibunya

Awasi KU dan kenali keadaan-keadaan yang tidak normal

Ibu dibantu untuk dapat menyusui dengan baik dan cara merawat payudara

Mencatat keadaan bayi sehari-hari

KIE tentang perawatan tali pusat, perawatan bayi, perawatan payudara, cara

memandikan bayi, immunisasi dan penanggulangan diare

Jika bayi sakit pindahkan ke ruang khusus

4. SASARAN DAN SYARAT

a. Bayi lahir dengan spontan , baik presentasi kepala atau bokong\

b. Jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat dilakukan setelah bayi cukup

sehat, reflek hisap baik, tidak ada tanda-tanda infeksi dsb.

c. Bayi yang lahir dengan Sectio Cesarea dengan anestesi umum, RG dilakukan segera stelah

ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk)misalnya 4-6 jam setelah operasi.

Page 31: Asuhan Sayang Ibu

d. Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai apgar minimal 7)

e. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih

f. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih

g. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum

h. Bayi dan ibu sehat

5. KONTRA INDIKASI

Rawat gabung tidak dianjurkan pada keadaan :

a. Ibu

Penyakit jantung derajat III

Pasca eklamsi

Penyakit infeksi akut, TBC

Hepatitis, terinfeksi HIV, sitimegalovirus, herpes simplek

Karsinoma payudara

b. Bayi

Bayi kejang

Sakit berat pada jantung

Bayi yang memerlukan pengawasan intensif

Catat bawaan sehingga tidak mampu menyusu

6. PERSYRARATAN RAWAT GABUNG YANG IDEAL

a. Bayi

Ranjang bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu

Bagi yang memerlukan tersedia rak bayi

Ukuran tempat tidur anak 40 x 60 cm

b. Ibu

Page 32: Asuhan Sayang Ibu

Ukuran tempat tidur 90 x 200 cm

Tinggi 90 cm

c. Ruang

Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m

Ruang dekat dengan ruang petugas (bagi yang masih memerlukan perawatan)

d. Sarana

Lemari pakaian

Tempat mandi bayi dan perlengkapannya

Tempat cuci tangan ibu

Setiap kamar mempunyai kamar mandi ibu sendiri

Ada sarana penghubung

Petunjuk/sarana perawatan payudara, bayi dan nifas, pemberian makanan pada bayi

dengan bahasa yang sederhana

Perlengkapan perawatan bayi

e. Petugas

Rasio petugas dengan pasien 1 : 6

Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan RG

7. MODEL PENGATURAN RUANGAN RAWAT GABUNG

a. satu kamar dengan satu ibu dan anaknya

b. empat sampai lima orang ibu dalam 1 kamar dengan bayi pada kamar yang lain

bersebelahan dan bayi dapat diambil tanpa ibu harus meninggalkan tempat tidurnya

c. beberapa ibu dalam 1 kamar dan bayi dipisahkan dalam 1 ruangan kaca yang kedap udara

d. model dimana ibu dan bayi tidur di atas tempat tidur yang sama

e. bayi di tempat tidur yang letaknya disamping ibu

8. KEUNTUNGAN & KERUGIAN

a. Keuntungan

Menggalakkan penggunaan ASI

Kontak emosi ibu dan bayi lebih dini dan lebih erat

Ibu segera dapat melaporkan keadaan-keadaanbayi yang aneh

Ibu dapat belajar merawat bayi

Page 33: Asuhan Sayang Ibu

Mengurangi ketergantungan ibu pada bidan

Membangkitkan kepercayaan diri yang lebih besar dalam merawat bayi

Berkurangnya infeksi silang

Mengurangi beban perawatan terutama dalam pengawasan

b. Kerugian

Ibu kurang istirahat

Dapat terjadi kesalahan dalam pemberian makanan karena oengaruh orang lain

Bayi bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung

Pada pelaksanaan ada hambatan tekhnis/fasilitas