asuhan keprawatan pada pasien tumor

19
ASUHAN KEPRAWATAN PADA PASIEN TUMOR A. KONSEP DASAR 1.Pengertian Tumor (berasal dari bahasa latin , yang berarti "bengkak"), merupakan salah satu dari lima karakteristik inflamasi . Namun, istilah ini sekarang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan biologikal jaringan yang tidak normal. Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignant) atau jinak (benign) (Brooker, 2001). Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi (Robin dan Kumar, 1995). Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan

Upload: buluk-rengas

Post on 03-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Tumor

ASUHAN KEPRAWATAN PADA PASIEN TUMOR

A. KONSEP DASAR

1. Pengertian

Tumor (berasal dari bahasa latin, yang berarti "bengkak"),

merupakan salah satu dari lima karakteristik inflamasi. Namun, istilah ini

sekarang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan biologikal

jaringan yang tidak normal. Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai

ganas (malignant) atau jinak (benign) (Brooker, 2001).

Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga

tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak

jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai

(serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan

sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah

dikeluarkan dengan cara operasi (Robin dan Kumar, 1995).

Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan

pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk

menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung

di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat

yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan

kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol

pembagian sel, dan fungsi lainnya (Tjakra, 1991).

2. Etiologi

1) Kelainan kongenital

Kelainan kongenital adalah kelainan yang dibawa sejak lahir,

benjolannya dapat berupa benjolan yang timbul sejak lahir atau timbul

pada usia kanak-kanak bahkan terkadang muncul setelah usia dewasa.

Pada kelainan ini ,benjolan yang paling sering terletak di leher samping

Page 2: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Tumor

bagian kiri atau kanan di sebelah atas , dan juga di tengah-tengah di

bawah dagu. Ukuran benjolan bisa kecil beberapa cm tetapi bisa juga

besar seperti bola tenis. Kelainan kongenital yang sering terjadi

di daerah leher antara lain adalah hygroma colli , kista branchial , kista

ductus thyroglosus.

2) Genetic

3) Gender / jenis kelamin

4) Usia

5) Rangsangan fisik berulang

Gesekan atau benturan pada salah satu bagian tubuh yang

berulang dalam waktu yang lama merupakan rangsangan yang dapat

mengakibatkan terjadinya kanker pada bagian tubuh tersebut, karena

luka atau cedera pada tempat tersebut tidak sempat sembuh dengan

sempurna.

6) Hormon

Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang

fungsinya adalah mengatur kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu.

Pada beberapa penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu

secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan terjadinya beberapa

jenis kanker seperti payudara, rahim, indung telur dan prostat (kelenjar

kelamin pria).

7) Infeksi

8) Gaya hidup

9) karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi)

Zat yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan kanker

paru pada perokok dan perokok pasif (orang bukan perokok yang tidak

sengaja menghirup asap rokok orang lain) dalam jangka waktu yang

lama.Bahan kimia untuk industri serta asap yang mengandung senyawa

karbon dapat meningkatkan kemungkinan seorang pekerja industri

menderita kanker.

Page 3: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Tumor

Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal

menjadi sel kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau

virus onkogenik.

Sinar ultra-violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan

kanker kulit. Sinar radio aktif sinar X yang berlebihan atau sinar radiasi

dapat menimbulkan kanker kulit dan leukemia.

3. Patofisiologi

Kelainan congenital, Genetic, Gender / jenis kelamin, Usia,

Rangsangan fisik berulang, Hormon, Infeksi, Gaya hidup, karsinogenik

(bahan kimia, virus, radiasi) dapat menimbulkan tumbuh atau

berkembangnya sel tumor. Sel tumor dapat bersifat benign (jinak) atau

bersifat malignant (ganas).

Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga

tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak

jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai

(serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan

sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah

dikeluarkan dengan cara operasi.

Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh cepat, sehingga

tumor ganas pada umumnya cepat menjadi besar. Sel tumor ganas tumbuh

menyusup ke jaringan sehat sekitarnya, sehingga dapat digambarkan

seperti kepiting dengan kaki-kakinya mencengkeram alat tubuh yang

terkena. Disamping itu sel kanker dapat membuat anak sebar (metastasis)

ke bagian alat tubuh lain yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh

darah dan pembuluh getah bening dan tumbuh kanker baru di tempat lain.

Penyusupan sel kanker ke jaringan sehat pada alat tubuh lainnya dapat

merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut menjadi

terganggu.

Page 4: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Tumor

Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan

pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk

menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung

di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat

yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini

menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang

mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Tjakra, Ahmad. 1991).

Adapun siklus tumbuh sel kanker adalah membelah diri,

membentuk RNA, berdiferensiasi / proliferasi, membentuk DNA baru,

duplikasi kromosom sel, duplikasi DNA dari sel normal, menjalani fase

mitosis, fase istirahat (pada saat ini sel tidak melakukan pembelahan).

4. Manifestasi Klinis

Ada tujuh gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksakan

lebih lanjut ke dokter untuk memastikan ada atau tidaknya kanker, yaitu :

1) Waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau

gangguan.

2) Alat pencernaan terganggu dan susah menelan.

3) Suara serak atau batuk yang tak sembuh-sembuh.

4) Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor).

5) Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya, mejadi makin besar

dan gatal.

6) Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh.

7) Adanya koreng atau borok yang tak mau sembuh-sembuh.

Page 5: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Tumor

5. Klasifikasi Tumor

Berdasarkan asal jaringan, tumor dapat dibagi menjadi:

1) Tumor yang berasal dari epithelial

Squamous epithelium : squamous cell papilloma, squamous cell

carcinoma

Transitional epithelium : transitional cell papilloma, transitional

cell carcinoma.

Basal cell (hanya di kulit): basal cell carcinoma.

Glandular epithelium: adenoma, cystadenoma, adenocarcinoma.

Tubules epithelium (ginjal): renal tubular adenoma, renal cell

carcinoma (Grawitz tumor).

Hepatocytes: hepatocellular adenoma, hepatocellular carcinoma

Bile ducts epithelium: cholangiocellular adenoma,

cholangiocellular carcinoma.

Melanocytes: melanocytic nevus, malignant melanoma.

2) Tumor yang berasal dari mesenchymal

Jaringan yang berhubungan

fibroma , fibrosarcoma

myxoma , myxosarcoma

chondroma , chondrosarcoma

osteoma , osteosarcoma (osteogenic sarcoma)

lipoma , liposarcoma

Page 6: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Tumor

Otot:

leiomyoma , leiomyosarcoma

rhabdomyoma , rhabdomyosarcoma

Endothelium:

Hemangioma (capillary h., cavernous h.), glomus tumor,

hemangiosarcoma, Kaposi sarcoma

L ymphangiosarcoma

Tumor sel darah:

Hematopoetic cells: leukemia

Lymphoid cells: non-Hodgkin lymphoma, Hodgkin lymphoma

Tumor sel germ:

Teratoma (mature teratoma, immature teratoma)

Tumor epithelial dianggap ganas apabila telah menembus

lamina basalis dan dianggap jinak bila tidak menembus lamina

basalis.

6. Pemeriksaan Penunjang

1) Skrining

2) Laboratorium

3) Teknik Pencitraan (Imaging)

4) Pemeriksaan Rontgen Konvensional

5) Radiografi Digital

6) Tomografi Komputer (CT Scan)

7) Ekhografi

8) Resonansi magnetik nuklear

9) Skintigrafi

Page 7: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Tumor

B. KONSEP KEPERAWATAN

NO DATA DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN RASIONAL

1. DS :

- KLien mengatakan

tidak mampu

merencanakan

strategi koping

untuk situasi –

situasi yang

membuat sterss.

- Klien megatakan

tidak mampu

mempertahankan

peran.

DO :

- Klien tidak mampu

merencanakan

Ansietas b/d ancaman

terhadap konsep diri,

ancaman terhadap

perubahan status

kesehatan, ancaman

terhadap pola interaksi

dengan orang yang

berarti, krisis situasi

atau krisis maturasi

ansietas

berkurang/terkontrol.

Kriteria hasil :

-klien mampu

merencanakan strategi

koping untuk situasi-

situasi yang membuat

stress.

-klien mampu

mempertahankan

penampilan peran.

-klien melaporkan tidak

ada gangguan persepsi

sensori.

-klien melaporkan tidak

1. Kaji dan dokumentasikan tingkat

kecemasan pasien.

2. Kaji mekanisme koping yang

digunakan pasien untuk

mengatasi ansietas di masa lalu.

3. Lakukan pendekatan dan berikan

motivasi kepada pasien untuk

mengungkapkan pikiran dan

perasaan

4. Motivasi

pasien untuk memfokuskan diri

pada realita yang ada saat ini,

harapan-harapan yang positif

terhadap terapy yang di jalani.

1. memudahkan intervensi

2. mempertahankan mekanisme

koping adaftif, meningkatkan

kemampuan mengontrol

ansietas.

3. pendekatan dan motivasi

membantu pasien untuk

mengeksternalisasikan

kecemasan yang dirasakan.

4. alat untuk mengidentifikasi

mekanisme koping yang

dibutuhkan untuk mengurangi

kecemasan.

Page 8: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Tumor

2.

strategi koping

yang membuat

stress.

- Klien tidak mampu

mempertahankan

penampilan peran

DS :

- Klien mengatakan

ada perubahan pada

Gangguan citra tubuh

b/d pembedahan, efek

samping penanganan,

ada manifestasi

kecemasan secara fisik.

-tidak ada manifestasi

perilaku akibat

kecemasan.

pasien memiliki persepsi

yang positif terhadap

penampilan dan fungsi

5. Berikan penguatan yang positif

untuk meneruskan aktivitas

sehari-hari meskipun dalam

keadaan cemas.

6. Anjurkan pasien untuk

menggunakan teknik relaksasi.

7. Sediakan informasi factual (nyata

dan benar) kepada pasien dan

keluarga menyangkut diagnosis,

perawatan dan prognosis.

8. Kolaborasi

pemberian obat anti ansietas.

1. Kaji dan dokumentasikan respons

verbal dan non verbal pasien

tentang tubuhnya.

5. menciptakan rasa percaya dalam

diri pasien bahwa dirinya

mampu mengatasi masalahnya

dan memberi keyakinan pada

diri sendri yang dibuktikan

dengan pengakuan orang lain

atas kemampuannya.

6. menciptakan perasaan yang

tenang dan nyaman.

7. meningkatkan pengetahuan,

mengurangi kecemasan.

8. mengurangi ansietas sesuai

kebutuhan.

1. factor yang mengidentifikasikan

adanya gangguan persepsi pada

citra tubuh.

Page 9: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Tumor

3.

bagian tubuhnya

- Klien mengatakan

tidak menerima

dengan perubahan

pada bagian

tubuhnya

DO :

- Klien tidak mau

menyentuh bagian

tubuh yang

mengalami

perubahan

- Klien tampak tidak

menerima dengan

perubahan

tubuhnya.

DS :

- Klien mengatakan

factor budaya atau

spiritual yang

berpengaruh pada

perubahan penampilan.

Koping individu,

ketidakefektifan b/d

tubuh.

Kriteria hasil :

- pasien melaporkan

kepuasan terhadap

penampilan dan fungsi

tubuh.

- memiliki keinginan

untuk menyentuh

bagian tubuh yang

mengalami gangguan

- menggambarkan

perubahan actual pada

fungsi tubuh.

Pasien menunjukkan

koping yang efektif

2. Kaji harapan pasien tentang

gambaran tubuh.

3. Dengarkan pasien dan keluarga

secara aktif, dan akui realitas

adanya perhatian terhadap

perawatan, kemajuan dan

prognosis.

4. Berikan perawatan dengan cara

yang tidak menghakimi, jaga

privasi dan martabat pasien.

1. Kaji pandangan pasien terhadap

kondisinya dan kesesuaiannya

2. mungkin realita saat ini berbeda

dengan yang diharapkan pasien

sehingga pasien tidak menyukai

keadaan fisiknya.

3. meningkatkan perasaan berarti,

memudahkan saran koping,

mengurangi kecemasan.

4. menciptakan suasana saling

percaya, meningkatkan harga

diri dan perasaan berarti dalam

diri pasien.

1. mengidentifikasi persepsi

pasien terhadap kondisinya.

Page 10: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Tumor

malas untuk

melakukan aktivitas

sehari – hari

- Klien mengatakan

bingung untuk

memilih alternatif

untk mengatasi

koping

DO :

- Klien tidak

menunjukkan minat

terhadap aktivitas

untuk mengatasi

koping

- Klien tampak tidak

berpartisipasi

dalam kehidupan

sehari – hari.

perubahan penampilan,

keluhan terhadap reaksi

orang lain, kehilangan

fungsi, diagnosis

kanker.

dengan kriteria:

- Pasien akan

menunjukkan minat

terhadap aktivitas

untuk mengisi waktu

luang

- Mengidentifikasi

kekuatan personal

yang dapat

mengembangkan

koping yang efektif.

- Menimbang serta

memilih diantara

alternative dan

konsekuensinya.

- Berpartisipasi dalam

aktivitas kehidupan

sehari-hari.

dengan pandangan pemberi

pelayanan kesehatan.

2. Gunakan pendekatan yang tenang

dan meyakinkan.

3. Anjurkan pasien untuk

mengidentifikasi gambaran

perubahan peran yang realitas.

4. Bantu pasien dalam

mengidentifikasi respons positif

dari orang lain.

5. Libatkan sumber-sumber yang

ada di rumah sakit dalam

memberikan dukungan

emosional untuk pasien dan

keluarga.

2. menghindari ketakutan dan

menciptakan hubungan saling

percaya, memudahkan

intervensi

3. memberikan arahan pada

persepsi pasien tentang kondisi

nyata yang ada saat ini.

4. meningkatkan perasaan berarti,

memberikan penguatan yang

positif.

5. menciptakan suasana saling

percaya, perasaan berarti, dan

mengurangi kecemasan.

Page 11: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Tumor

4. DS :

- klien dan keluarga

tidak mampu

mengidentifikasi

koping.

DO :

- klien / keluarga

tidak mampu untuk

mengidentifikasi

koping.

Proses keluarga,

perubahan b/d terapi

yang kompleks,

hospitalisasi/perubahan

lingkungan, reaksi

orang lain terhadap

perubahan penampilan

Pasien dan keluarga

memahami perubahan

perubahan dalam peran

keluarga,dengan kriteria :

- Pasien / keluarga

mampu

mengidentifikasi

koping

- Pasien / keluarga

berpartisipasi dalam

proses membuat

keputusan

berhubungan dengan

perawatan setelah

rawat inap.

1. Kaji interaksi antara pasien dan

keluarga.

2. Bantu keluarga dalam

mengidentifikasi perilaku yang

mungkin menghambat

pengobatan.

3. Diskusikan dengan anggota

keluarga tentang tambahan

ketrampilan koping yang

digunakan.

4. Dukung kesempatan untuk

mendapatkan pengalaman masa

anak-anak yang normal pada

anak yang berpenyakit kronis

atau tidak mampu.

1. mengidentifikasi masalah,

memudahkan intervensi.

2. mempengaruhi pilihan

intervensi.

3. membantu keluarga dalam

memilih mekanisme koping

adaptif yang tepat .

4. memudahkan keluarga dalam

menciptakan/memelihara fungsi

anggota keluarga.

Page 12: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Tumor

5. DS :

- Klien mengatakan

tidak dapat

menggerakkan

badannya.

DO :

- Klien nmapak

bedrest total

- Aktivitas klien di

lakukan di temapat

tdur dan dibantu

oleh keluarga dan

perawat

- Ku lemah.

Mobilitas fisik,

hambatan b/d

penurunan rentang

gerak, kerusakan

saraf/otot, dan nyeri.

pasien akan menunjukkan

tingkat mobilitas optimal

dengan criteria :

- Penampilan yang

seimbang

- Melakukan

pergerakan dan

perpindahan

- Mempertahankan

mobilitas optimal

yang dapat di

toleransi

1. Kaji kebutuhan akan pelayanan

kesehatan dan kebutuhan akan

peralatan.

2.Tentukan tingkat motivasi pasien

dalam melakukan aktivitas.

3.Ajarkan dan pantau pasien dalam

hal penggunaan alat Bantu.

4. Ajarkan dan dukung pasien

dalam latihan ROM aktif dan

pasif.

5. Kolaborasi dengan ahli terapi

fisik atau okupasi.

1. mengidentifikasi masalah,

memudahkan intervensi.

2. mempengaruhi penilaian

terhadap kemampuan aktivitas

apakah karena ketidakmampuan

ataukah ketidakmauan.

3. menilai batasan kemampuan

aktivitas optimal.

4. mempertahankan

/meningkatkan kekuatan dan

ketahanan otot.

5. sebagai suaatu sumber untuk

mengembangkan perencanaan

dan

mempertahankan/meningkatkan

mobilitas pasien.