asuhan keperawatan pre-eklsmpsia

Upload: lalu-fathul-aziz

Post on 04-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    1/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Istilah pre-eklamsi telah menggantikan istilah toksemia.

    Terdapat 5 % pada semua kehamilan sebagai komplikasi, 20% pada

    kehamilan nullipara, 40% pada wanita dengan penyakit ginjal kronik.

    Keterlambatan diagnosis dan ketidakpastian pengobatan bisa berakhir

    dengan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin yang signifikan.

    Kelainan hipertensi pada kehamilan merupakan peyumbang utama

    terhadap morbiditas dan mortalitas ibu dan prenatal. Komplikasi akibat

    kelainan hipertensi pada kehamilan secara konsisten dicantumkan di antara

    tiga penyebab yang terlazim pada kematian ibu di semua negara-negara

    maju. Insiden yang dilaporkan bergantung pada kriteria diagnosis, dan

    terdapat kekurangan yang berbeda dari keseragaman.

    Preeklampsi merupakan penyulit dalam proses kehamilan yang

    kejadiannya senantiasa tetap tinggi. Dimana faktor ketidaktahuan tentang

    gejala awal oleh masyarakat merupakan penyebab keterlambatan

    mengambil tindakan yang dapat berakibat buruk bagi ibu maupun janin.

    Dari kasus kehamilan yang dirawat di rumah sakit 3-5 %

    merupakan kasus preeklampsi atau eklampsi (Manuba,1998). Dari kasus

    tersebut 6 % terjadi pada semua kehamilan, 12 % terjadi pada

    primigravida (Muthar,1997). Masih tingginya angka kejadian dapat

    dijadikan sebagai gambaran umum tingkat kesehatan ibu hamil dan tingkat

    kesehatan masyarakat pada umumnya.

    Dengan besarnya pengaruh atau komplikasi dari preeklampsi

    terhadap tingginya tingkat kematian bumil dan janin , sudah selayaknya

    dilakukan suatu upaya untuk mencegah dan menangani kasus preeklampsi

    . Keperawatan bumil dengan preeklampsi merupakan salah satu usaha

    1

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    2/25

    nyata yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi sebagai

    akibat lanjut dari preeklampsi tersebut.

    1.2 TUJUAN

    1. Umum

    - Memberi gambaran dalam penerapan asuhan keperawatan yang

    komprehensip meliputi : Bio, Psiko, Sosial, dan Spiritual pada

    bumil dengan preeklampsi.

    2. Khusus

    - Mampu mengkaji, menganalisa, merencanakan , melaksanakan ,

    dan mengevaluasi.

    - Mampu memecahkan masalah yang timbul.

    2

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    3/25

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    4/25

    Preeklamsia adalah salah satu penyakit yang sering dijumpai pada

    ibu hamil dan masih merupakan salah satu penyebab kematian besar di

    dunia. Di Amerika Serikat, 1/3 dari kematian ibu disebabkan oleh

    preeklamsia. Begitu pula di Indonesia.

    Preeklampsia adalah berkembangnya hipertensi dengan proteinuria

    atau edema atau keduanya yang disebabkan oleh kehamilan atau

    dipengaruhi oleh kehamilan yang sekarang. Biasanya keadaan ini timbul

    setelah umur kehamilan 20 minggu tetapi dapat pula berkembang sebelum

    saat tersebut pada penyakit trofoblastik. Preeklamsia merupakan gangguan

    yang terutama terjadi pada primigravida. (Ben-zion Taber, M.D)

    Preeklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema,

    dan proteinuria yang timbul karena kehamilan, tetapi dapat terjadi

    sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa.

    Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan di mana

    hipertensi terjadi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yangsebelumnya memiliki tekanan darah normal. Preeklampsia merupakan

    suatu penyakit vasospastik, yang melibatkan banyak sistem dan ditandai

    oleh hemokonsentrasi, hipertensi dan proteinuria. (Bobak, 2005)

    2.2 KLASIFIKASI PREEKLAMPSIA

    a. Preeklampsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria

    dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah

    persalinan. Edema tekan pada tungkai ( pretibial ), dinding perut,

    lumbosakral, wajah atau tungkai. ditandai :

    Tekanan darah sistol 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan

    intrerval 6 jam pemeriksaan.

    Tekanan darah diastol 90 atau kenaikan 15 mmHg.

    BB naik lebih dari 1 Kg/minggu.

    Proteinuri 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif 1 2

    4

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    5/25

    pada setiap urine kateter atau midstearh.

    b. Preeklampsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang

    ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih

    disertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau

    lebih. Yang ditandai adanya edema anasarka (seluruh tubuh ) dan

    edema paru ( berat ), kualitatif (+++) ,ditandai :

    Oliguri, urine , 400 cc/24 jam.

    Proteinuri > dari 3 gr/l.

    Keluhan subyektif : nyeri epigastrium, nyeri kepala,

    gangguan penglihatan, gangguan kesadaran, oedema paru dan

    sianosis.

    2.3 ETIOLOGI

    Preeklampsia ialah suatu kondisi yang hanya terjadi pada kehamilan

    manusia. Tanda dan gejala timbul hanya selama masa hamil dan menghilang

    dengan cepat setelah janin dan plasenta lahir. Tidak ada profil tertentu yang

    mengidentifikasi wanita yang akan menderita preeklampsia. Akan tetapi, ada

    beberapa risiko tertentu yang berkaitan dengan perkembangan penyakit :

    primigravida, grand multigravida, janin besar, kehamilan dengan janin lebih

    dari satu, morbid obesitas. Kira-kira 85% preeklampsia terjadi pada

    kehamilan pertama. Preeklampsia terjadi pada 14% sampai 20% kehamilan

    dengan janin lebih dari satu dan 30% pasien mengalami anomali rahim yangberat. Pada ibu yang mengalami hipertensi kronis atau penyakit ginjal,

    insiden dapat mencapai 25% (Zuspan, 1991). Preeklampsia ialah suatu

    penyakit yang tidak terpisahkan dari preeklampsia ringan sampai berat,

    sindrom HELLP atau eklampsia.

    2.4 TANDA dan GEJALA PREEKLAMPSIA

    5

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    6/25

    Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastole 15

    mmHg atau lebih, dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan

    20 minggu atau lebih. Atau sistol 140 - 160 mmHg dan diastole 90

    -110 mmHg.

    Proteinuria secara kuantitatif lebih dari 0,3 gram/liter dalam 24 jam

    atau secara kualitatif (++).

    Edema pada pretibial, dinding abdomen, lumbosakral dan wajah

    atau lengan.

    Terjadinya gejala subjektif:

    c. Sakit Kepala

    d. Penglihatan kabur

    e. Nyeri pada epigastrum

    f. Sesak napas

    g. Berkurangnya urin

    Menurunnya kesadaran wanita hamil sampai koma

    Terjadinya kejang

    Penurunan angiostensin, renin, dan aldosteron, tetapi juga dijumpai

    edema, hipertensi dan proteinuria.

    2.5 PATOFISIOLOGI

    Pada preeklampsi terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan

    terjadi peningkatan hematokrit, dimana perubahan pokok pada preeklampsi

    yaitu mengalami spasme pembuluh darah perlu adanya kompensasi

    hipertensi ( suatu usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifir agar

    oksigenasi jaringan tercukupi). Dengan adanya spasme pembuluh darah

    menyebabkan perubahan perubahan ke organ ntara lain :

    a. Otak .

    6

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    7/25

    Mengalami resistensi pembuluh darah ke otak meningkat akan

    terjadi oedema yang menyebabkan kelainan cerebal bisa menimbulkan

    pusing dan CVA ,serta kelainan visus pada mata.

    b. Ginjal.

    Terjadi spasme arteriole glomerulus yang menyebabkan aliran darah

    ke ginjal berkurang maka terjadi filtrasi glomerolus negatif , dimana filtrasi

    natirum lewat glomelurus mengalami penurunan sampai dengan 50 % ari

    normal yang mengakibatkan retensi garam dan air , sehingga terjadi oliguri

    dan oedema.

    c. URI

    Dimana aliran darah plasenta menurun yang menyebabkan gangguan

    plasenta maka akan terjadi IUGR, oksigenisasi berkurang sehingga akan

    terjadi gangguan pertumbuhan janin, gawat janin , serta kematian janin

    dalam kandungan.

    d. Rahim

    Tonus otot rahim peka rangsang terjadi peningkatan yang akan

    menyebabkan partus prematur.

    e. Paru

    Dekompensi cordis yang akan menyebabkan oedema paru sehingga

    oksigenasi terganggu dan cyanosis maka akan terjadi gangguan pola nafas.

    Juga mengalami aspirasi paru / abses paru yang bisa menyebabkan kematian

    f. Hepar

    Penurunan perfusi ke hati dapat mengakibatkan oedema hati , dan

    perdarahan subskapular sehingga sering menyebabkan nyeri epigastrium,

    serta ikterus.

    7

    Tekanan Darah-vasospasme

    Perfusi plasenta menurun

    Aktivasi sel endotelium

    Kaskade aktivasi koagulasiVasokontriksi Redistribusi cairan intravaskular

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    8/25

    2.6 PATOFISIOLOGI NURSING PATHWAY

    8

    Penurunan organ perfusi

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    9/25

    BAB III

    KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

    3.1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN PRE-

    EKLAMSIA

    3.1.1 PENGKAJIAN

    3.1.1.1 Anamnese :

    a. Biodata: Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, status

    perkwinan, berapa kali nikah, dan berapa lama.

    b. Riwayat kehamilan sekarang : kehamilan yang ke berapa,

    sudah pernah melakukan ANC, terjadi peningkatan tensi,

    oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, dan

    penglihatan kabur.

    c. Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit jantung, ginjal,

    HT, paru.

    d. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : adakah

    hipertensi atau preeklampsi.

    e. Riwayat kesehatan keluarga : adakah keluarga yang

    menderita penyakit jantung, ginjal, HT, dan gemmeli.

    f. Pola Aktivias Sehari-hari

    a. Sirkulasi:

    Peningkatan TD menetap melebihi nilai dasar setelah 20

    mgg kehamilan.

    Riwayat hipertensi kronis.

    Nadi mungkin menurun.

    Dapat mengalami memar spontan, perdarahan lama, atau

    epistaksis (trombositopenia).

    9

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    10/25

    b. Pola eliminasi:

    Fungsi ginjal mungkin menurun (kurang dari 400 ml/24

    jam ) atau tidak ada.

    c. Pola makan dan cairan:

    Mual / muntah.

    Penambahan berat badan 2+ lb (0,9072 kg) atau lebih

    dalam 1 minggu, 6 lb (2,72) atau lebih per bulan

    (tergantung pada lamanya gestasi).

    Malnutrisi (kelebihan atau kurang berat badan 20% atau

    lebih besar); masukan protein/ kalori kurang.

    Edema mungkin ada, dari ringan sampai berat/ umum dan

    dapat meliputi wajah, ekstermitas, dan sistem organ (mis:

    hepar, otak)

    Diabetes mellitus.

    d. Neurosensori:

    Pusing, sakit kepala frontal.

    Diplopia, penglihatan kabur.

    Hiperrefleksia

    Kacau mental-tonik, kemudian fase tonik, diikuti dengan

    periode kehilangan kesadaran.

    Pemeriksaan funduskopi dapat menunjukkan edema atau

    spasme vaskular.

    e. Nyeri / Ketidaknyamanan:

    Nyeri epigastrik (region kuadran atas kanan )

    f. Pernafasan :

    Pernafasan mungkin kurang dari 14/menit

    Krekels mungkin ada.

    g. Keamanan :

    Ketidaksesuaian Rh mungkin ada.

    h. Pola seksual :

    10

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    11/25

    Primigravida, gestasi multipel, hidramnion, mola

    hidatidosa, hidrops fetalis.

    Gerakan bayi mungkin berkurang.

    Tanda-tanda abrupsi plasenta mungkin ada.

    .

    3.1.1.2 Pemeriksaan fisik :

    a. Inspeksi : oedema, yang tidak hilang dalam kurun waktu 24

    jam.

    b. Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi oedema

    dengan menekan bagian tertentu dari tubuh.

    c. Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal

    distress, kelainan jantung, dan paru pada ibu.

    d. Perkusi : untuk mengetahui reflek patela sebagai syarat

    pemberian Mg SO4.

    e. Pemeriksaan penunjang :

    Tanda vital yang diukur 2 kali dengan interval 6 jam.

    Laboratorium : proteinuri dengan kateter atau midstream

    (biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau + 1 sampai + 2 pada

    skala kualitatif), kadar hematokrit menurun, berat jenis urine

    meningkat, serum kreatinin meningkat, uric acid > 7 mg/100

    ml.

    USG : untuk medeteksi keadaan kehamilan, dan plasenta.

    NST : untuk menilai kesejahteraan janin.

    3.1.2 PRIORITAS KEPERAWATAN

    1. Memantau kondisi ibu, janin, dan

    plasenta.

    2. Mencegah atau menurunkan akumulasi

    atau komplikasi cairan lanjut.

    3. Meningkatkan kesejahteraan ibu/janin.

    11

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    12/25

    4. Memberikan informasi untuk

    meningkatkan perawatan diri.

    3.1.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Kelebihan volume cairan b.d peningkatan reabsorbsi natrium

    2. Penuruna curah jantung b.d hipovolemia.

    3. Perubahan perfusi jaringan uteroplasenta b.d interupsi aliran darah

    (vasospasme progresif dari arteri spiral).

    4. Resiko tinggi terhadap cedera ibu b.d edema / hipoksia jaringan.

    5.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan tidak cukup

    untuk memenuhi kebutuhan metabolik dan menggantikan

    kehilangan.

    6. Kurang pengetahuan b.d kurangnya pemajanan/ tidak mengenal

    sumber-sumber informasi.

    7. Ansietas b.d preeklampsia dan efeknya pada ibu dan bayi

    3.1.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

    Diagnosa Keperawatan 1

    Kelebihan volume cairan b.d peningkatan reabsorpsi Na

    Kemungkinan dibuktikan oleh :

    Adanya hipertensi, proteinuria, peningkatan retensi natrium, oliguroi,

    dispnea.

    Hasil yang diharapkan klien akan :

    12

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    13/25

    Menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah

    Mengidentifikasi tanda/gejala yang memerlukanevaluasi/intervensi medis

    Bebas dari hipertensi, albuminuria, retensi cairan berlebihan, dan

    edema wajah

    Intervensi Keperawatan

    Tindakan Mandiri

    1. Pantau berat badan secara teratur

    R/: Mendeteksi penambahan berat badan berlebihan dan retensi cairan

    yang tidak kelihatan, yang potensial patologis. Selama trimester kedua,

    total cairan tubuh (plasma dan sel-sel darah merah) meningkat 1.000

    ml, karena sebagian kadar estrogen merangsang kelenjar adrenal untuk

    mensekresikan aldosteron yang menahan natrium dan air.

    2. Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah. Pantau

    lokasi/luasnya edema, masukan atau haluran cairan. Perhatikan

    laporan-laporan gangguan penglihatan, sakit kepala, nyeri epigastrik

    atau adanya hiperrefleksia.

    R/: Indikator edema patologis. Meskipun HKK karena retensi cairan

    berlebihan biasanya tidak terlihat sampai akhir minggu ke-10

    kehamilan, dapat terjadi di awal, khususnya pada pasien dengan

    faktor-faktor predisposisi seperti diabetes, penyakit ginjal, hipertensi,

    gestasi multipel, malnutrisi (kelebihan berat badan atau kura berat

    badan), mola hidatidosa.

    3. Tes urin terhadap albumin

    R/: Deteksi masalah vaskular berkenaan dengan spasme glomerular

    dari ginjal, yang menurunkan reabsorpsi albumin.

    4. Berikan informasi tentang diet (mis., peningkatan protein, tidak

    menambahkan garam meja, menghindari makan dan minuman tinggi

    natrium).

    13

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    14/25

    R/: Nutrisi adekuat, khususnya peningkatan protein, menurunkan

    kemungkinan HAK. Natrium berlebihan dapat memperberat retensi air

    (terlalu sedikit natrium dapat mengakibatkan dehidrasi).

    5. Anjurkan meningkatkan ekstremitas secara periodik selama sehari.

    R/: Edema fisiologis dari ekstremitas bawah terjadi di penghujung hari

    adalah normal, tetapi harus dapat diatasi dengan tindakan sederhana.

    Bila ini tidak teratasi, pemberi pelayanan kesehatan harus diberitahu.

    6. Tinjau ulang kadar Ht. (perhatikan efek dari variabel-variabel

    seperti sikap dan ras)

    R/: Pada umumnya kadar >41% (Caucasian) atau >38% (keturunan

    Afrika) menunjukkan perpindahan cairan intravaskular mengakibatkan

    edema jaringan.

    Kolaborasi

    7. Jadwalkan kunjungan pranatal lebih sering dan lakukan

    pengobatan bila ada HAK. (Rujuk pada MK : Hipertensi Karena

    Kehamilan).

    R/: Perawatan membantu meningkatkan kesejahteraan ibu/janin.

    Diagnosa Keperawatan 2

    Penurunan curah jantung b.d hipovolemia

    Kemungkinan dibuktikan oleh :.

    Variasi tekanan darah/ hasil hemodinamik , edema, sesak nafas,perubahan

    situs mental.

    Hasil yang diharapkan klient akan :

    Tetap normotensif selama sisa masa kehamilan .

    Melaporkan tidak adanya atau menurunya kejadian dispnea.

    Mengubah tingkat aktivitas sesuai kondisi.

    Intervensi Keperawatan

    Tindakan Mandiri

    14

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    15/25

    1. Kaji tekanan arteri rata (MAP) pada gestasi minggu ke22, tekanan 90

    mm hg dipertimbangkan prediktif HKK. Kaji krekels, gurgle, dan

    dispnea; perhatiakn frekuensi / upaya pernafasan

    R/: Edema paru dapat terjadi , pada perubahan tahanan vaskular

    perifer dan penurunan pada tekanan osmotik koloid plasma.

    2. Lakukan tirah baring pada klient dengan posisi miring kiri.

    R/: Meningkatkan aliran balik vena, curah jantung dan perfusi

    ginjal/plasenta.

    Tindakan Kolaborasi

    3. Berikan obat anti hipertensiseperti hidralazin(apresoline) P.O./I.V

    sehingga diastolik jadi antara 90-dan 110mm Hg, ikuti dengan

    pemberian metildopauntuk mempertahankan terapi sesuai kebutuhan.

    R/: Bila TD tidak berespon terhadap tindakan konservatif, mungkin

    perlu pemberian obat . obat antihipertensi bekerja secara langsung

    pada arteriol untuk meningkatkan relaksasi otot polos kardiovaskular

    dan membantu meningkatkan suplaidarah ke serebrum , ginjal ,uterus,

    dan plasenta . hidralazin adalah obat pilihan karena tidak menghasilkan

    efek samping pada janin.

    4. Pantau parametre hemodinamik invasif

    R/: Memberikan gambaran akurat dari perubahan vaskular dan volume

    cairan. Konstriksi vaskular yang lama, peningkatan hemokonsentrasi,

    dan perpindahan cairan menurunkan curah jantung.

    Diagnosa Keperawatan 3

    Perubahan perfusi jaringan uteroplasenta b.d interupsi aliran darah

    (vasospasme progresif dari arteri spiral).

    15

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    16/25

    Kemungkinan dibuktikan oleh :.

    Retardasi pertumbuhan intrauterus,perubahan aktivitas janin/frequensijantung, kelahiran prematur, kematian janin.

    Hasil yang diharapkan klient akan :

    mendemonstrasikan reaktivitas ke SSPnormal pada NST(tes non stres)

    bebas dari deselerasi lanjut, tidak ada penuruan jantung janin pada

    CTS/OCT (contraction stres test/ oxitocin challenge test).

    Intervensi Keperawatan

    Tindakan Mandiri

    1. Identivikasi faktor2 yang mempengarui aktivitas janin

    R/: Merokok , pnggunaan obat , kadar glukosa serum , bunyi

    lingkungan , waktu dalam sehari dan siklus tidur bangun dari janin

    dapat meningkat atau menurunkan gerakan janin.

    2. Tinjau ulang tanda2 abrupsi plasenta (mis; pendarahan vagina, nyeri

    tekan uterus, nyeri abdomen, dan penurunan aktivitas janin).

    R/: Pengenalan dan intervensi dini meningkatkan kemungkinan hasil

    yang positif .

    3. Evaluasi pertumbuhan janin ; ukur kemajuan pertumbuhan fundus

    setiap kunjungan

    R/: Penurunan fungsi plasenta dapat menyertai HKK, mengakibatkan

    IUGR . stres intrauterus kronis dan insufisiensi uteroplasenta

    menurunkan jumlah kontribusi janin pada penumpukan cairan apniotik.

    4. Perhatikan respon janin pada obat-obatan seperti MGSO4, fenobarbital,

    dan diazepam.

    16

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    17/25

    R/: Efek depresan dari medikasi dapat menurunkan pernafasan dan

    fungsi jantung janin serta tingkat aktivitas janin, meskipun sirkulasi

    plasenta mungkin adekuat.

    Tindakan Kolaborasi

    5. Perhatikan repon janin pada kriteria BPP atau CTS, sesuai indikasi

    status ibu.( rujuk pada DK; cidera, risiko timggi terhadap ibu)

    R/: BPP membantu mengevaluasi janin dan lingkungan janin

    Diagnosa Keperawatan 4

    Resiko tinggi terhadap cedera ibu b.d edema / hipoksia jaringan.

    Kemungkinan dibuktikan oleh :.

    tidak dapat diterapkan; adanya tanda2 atau gejala yang membuat diagnosis

    aktual

    Hasil yang diharapkan klient akan :

    Berpartisipasi dalam tindakan atau modifikasi lingkungan untuk

    melindungi diri dan meningkatkan keamanan.

    Bebas dari tanda2 iskemia serebral( gangguan penglihatan, sakit kepala,

    perubahan pada mental)

    Menunjukan kadar faktorpembekuan dan kadar enzim hepar normal.

    Intervensi Keperawatan

    Tindakan Mandiri

    1. Kaji adanya masalah SSP ( mis; sakit kepala, peka rangsang ,gangguan

    penglihatan atau perubahan pada pemeriksaan funduskopi )

    17

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    18/25

    R/: Edema serebral dan vasokontriksi dapat diev aluasi dari masa

    perubahan gejala, prilaku atau retina.

    2. Tekankan pentingnya klient melaporkan tanda2 dan gejala yang berhubungan

    dengan SSP.

    R/: Keterlambatan tindakan atau awitan progresif gejala-gejala yang

    dapat menga kibatkan kejang tonik-klonik atau eklamsia.

    3. Perhatikan purubahan pada tingkat kesadaran.

    R/: Pada kemajuan HKK vasokonstriksi dan vasospasme pembuluh

    darah serebral menurunkan konsumsi ogsigen 20% dan

    mengakibatkan iskemia serebral

    4. Kajia tanda2 eklamsia yang akan datang; hiperaktivitas (3+sampai 4+)

    dari reflek tendon dalam, klonus pergelangan kaki, penurunan nadi dan

    oernafasan , nyeri epegastrik, dan oliguria (kurang dari 50ml/jam ) .

    R/: Edema / vasokonstiksi umum, dimanifestasikan oleh masalah SSP

    berat dan masalah ginjal hepar ,kardiovaskular dan pernapasan

    mendahului kejang .

    5. Implementasi tindakan pencegahan kejang perprotokol.

    R/: Menurunkan resiko cidera bila kejang terjadi.

    6. Pada kejadian kejang , miringkan klient; pasng jalan nafas/blok gigitan

    bila mulut rileks; berikan oksigen lepaskan pakaian yang ketat ; jangan

    membatasi gerakan ; dan dokumentasikan masalah motorik , durasi

    kejang , dan pereilaku pascakejang.

    R/: Mempertahankan jalan nafas menurunkan resiko aspirasi dan

    mencegah lidah menyumbat jalan nafas . memaksimalkan oksigenasi .

    (catatan ; waspada dengan penggunaan jalan nafas / blok gigitan ;

    jangan mencoba bila rahang keras karena dapat terjadi cidera).

    18

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    19/25

    Diagnosa Keperawatan 5

    Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan tidak cukup untuk

    memenuhi kebutuhan metabolik dan menggantikan kehilangan.

    Kemungkinan dibuktikan oleh :.

    Tidak dapat diterapkan adanya tanda2 untuk menegakan diagnosa aktual

    Hasil yang diharapkan klient akan :

    Mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan diet Individu.

    Mendemonstrasikan pengetahuan diet yag tepat seperti dibuktikan oleh

    pengembangan terencana diet dengan sumber keuangan seendiri.

    Menunjukkan penam bahan berat badan yang tepat.

    Intervensi Keperawatan

    Tindakan Mandiri

    1. Kaji status nutrisi klient , kondisi rambut dan kuku ,dan tinggi serta

    berat badan sebelum hamil.

    R/: membuet pedoman untuk menentukan kebutuhan diet dan

    pendidikan klien, malnutrisi dapat menjadi faktor pemberat pada

    awitan HKK, kususny bila klien mengikuti diet rendahprotein , dengan

    masukan kalori tidak cukup , dan kelebihan berat badan atau

    kekurangan berat badan 20% atau lebih sebelum hamil.

    2. Berikan informasi tentang penambahan berat badan normal pada

    kehamilan , modifikasi supaya memenuhi kebutuhan klient.

    19

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    20/25

    R/: Klien dengan berat badan kurang memerlukan diet dengan kalori

    lebih tinggi . klien gemuk harus menghindari diet karena ini membuat

    janin menjadi ketosis.

    3. Berikan informasi verbal tentang tindakan dan penggunaan proteindan

    peranya dalam pengembangan HKK.

    R/: 1,5g/kg masukan setiap hari cukup untuk menghilangkan

    kehilangan protein dalam urin dan memungkinkan tekanan onkotik

    serum normal.

    4. Berikan informasi mengenai efek tirah baring dan penurunan aktivitas

    pada kebutuhan protein.

    R/: Menurunkan laju metabolisme selama tirah baring dan pembatasan

    aktivitasmenurunkan kebutuhan protein.

    Diagnosa Keperawatan 6

    Kurang pengetahuan b.d kurangnya pemajanan/ tidak mengenal sumber-

    sumber informasi.

    Kemungkinan dibuktikan oleh :.

    Meminta informasi, pernyataan salah konsep, ketidak akuratan mengikuti

    intruksi, terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.

    Hasil yang diharapkan klient akan :

    Mengungkapkan pemahaman tentang proses penyakit dan rencana

    tindakan yang tepat.

    Mengidentifikasi tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medis.

    Melakukan prosedur yang diperlukan dengan benar.

    Melakukan perubahan gaya hidup.

    20

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    21/25

    Intervensi Keperwatan

    Tindakan Mandiri

    1. Kaji pengetahuan klient / pasangan tentang proses penyakit. Berikan

    informasi tentang patofisiologi HKK, implikasi terhadap ibu dan janin

    dan rasional intervensi , prosedur dan tes, sesuai kebutuhan.

    R/: Membuat data dasar dan memberikan informasi tentang bidang mana

    yang membutuhkan pembelajaran . penerimaan informasi dapat

    meningkatkan pemahaman dan menurunkan rasatakut , membantu

    memudahkan rencana tindakan untuk klien;

    ( Catatan; penelitian terbaru yang sedang berjalan dapat memberikan

    pilihan tindakan tambahan, seperti menggunakan aspirin dosis rendah

    60g/hr untuk menurunkan generasi tromboksan oleh tromboksit membatasi

    insiden/beratnya HKK)

    2. Berikan informasi tetang tanda dan gejala yang mengindikasikan kondisi

    yang semakin buruk , dan instruksiksn kapan klient memberi tahu pemberi

    perawatan kesehatan.

    R/: Membantu menjamin bahwa klien mencari tindakan pada waktu yang

    tepat dan mencegah memburuknya status kondisi preeklamsia atau

    komplikasi tambahan.

    3. Pertahankan supaya klient tetap mendapat infor masi tentang kondisi

    kesehatan, hasil tes dan kesejah teraan janin.

    R/: Rasa takut dan ansietas dapat menyatu bila klien / pasangan tidak dapat

    informasi yang adekuat tentang keadaan dari proses penyakitatau

    dampaknya pada klien dan janin.

    4. Tinjau ulang tes sendiri terhadap protein urin .

    21

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    22/25

    Kuatkan rasional dan implikasi tes.

    R/: Hasil tes 2 atau lebih besar bermakna dan perlu dilaporkan pada

    pemberi keperawatan kesehatan . sepesimen urin terkontaminasi oleh rabas

    vagina atau SDM dapat menghasikan hasil tes positif terhadap protein.

    3.1.5 EVALUASI

    Hasil yang diharapkan pada proses perawatan ibu hamil dengan pre eklampsia

    adalah sebagai berikut:

    1. Tidak terjadi trauma pada ibu atau meminimalkan kejadian trauma pada

    ibu.

    2. Mempertahankan tingkat kesadaran ibu hamil agar selalu tidak turun.

    3. Berpartisipasi dalam HE

    4. Mempertahankan Efektifitas perfusi jaringan ginjal .

    5. Tidak terjadi disstress pada janin

    6. Mempertahankan BB normal pada ibu hami

    7. Mempertahankan keseimbangan cairan

    8. Mempertahankan dan mengatur diit untuk ibu hamil dengan preeklampsia

    9. Ibu dan janini tidak mengalami gejala sisa akibat preekampsia

    10. Ibu tidak mengalami komplikasi berat

    11. Ibu akan melahirkan dalam kondisi optimal tanpa suatu akibat pada

    kondisi dan penatalaksanaanya.

    22

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    23/25

    BAB IV

    PENUTUP

    1.1 Kesimpulan

    Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita

    hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein

    uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau

    hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah

    kehamilan berumur 28 minggu atau lebih

    ( Rustam Muctar, 1998 ).

    Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan di mana

    hipertensi terjadi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang

    sebelumnya memiliki tekanan darah normal. Preeklampsia merupakan

    suatu penyakit vasospastik, yang melibatkan banyak sistem dan

    ditandai oleh hemokonsentrasi, hipertensi dan proteinuria. (Bobak,

    2005)

    23

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    24/25

    Preklampsia berat terutama ditentukan oleh adanya peningkatan

    tekanan darah yaitu 160/110 mmHg atau lebih. Dan yang menjadi

    indicator utama yaitu tekanan darah diastolic oleh karena tekanan

    diastolic mengukur tahanan perifer dan tak tergantung pada keadaan

    emosional pasien. Untuk tnda dan gejala pre eklampsia yang lain

    sebagai tanda dan gejala yang menyertai yang menandakan prognosis

    menjadi lebih buruk.

    Diharapkan dengan menegakkan diagnosa yang teapat dapat

    meghasilkan suatu hasil yang sesuai dengan kebutuhan ibu hamil

    dengan gangguan preeklamsia.

    Masalah-masalah keperawatan yang timbul pada ibu bersalin dengan

    Pre- Eklampsia berat lebih kompleks, hal ini dikarenakan masalah yang

    muncul bisa berasal dari patogenesis Pre-Eklampsia itu sendiri maupun

    dari proses persalinan.

    Penetapan rencana perawatan yang sesuai dengan masalah yang timbul

    pada ibu bersalin dengan Pre-Eklampsia berat serta tindakan

    keperawatan yang efektif untuk mengatasi masalah keperawatan

    tersebut akan dapat mencegah prognosis yang lebih buruk, yaitu

    timbulnya kejang. Oleh karenanya diperlukan observasi ketat dan terapi

    yang tepat serta skill yang professional baik dari dokter maupun

    perawat. Hal ini mengingat penatalaksanaan yang pada umumnya

    berakhir dengan tindakan operatif

    1.2 Saran

    Dengan besarnya pengaruh atau komplikasi dari preeklampsi terhadap

    tingginya tingkat kematian bumil dan janin , sudah selayaknya dilakukan

    suatu upaya untuk mencegah dan menangani kasus preeklampsi .

    24

  • 7/30/2019 Asuhan Keperawatan Pre-Eklsmpsia

    25/25

    Keperawatan bumil dengan preeklampsi merupakan salah satu usaha nyata

    yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi sebagai

    akibat lanjut dari preeklampsi tersebut.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arif Mansjoer dkk.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, 2001, Media Aesculapius,

    FKUI, Jakarta.

    Bobak, Lowdermik, Jensen. 2005.Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4.

    EGC : Jakarta.

    Doenges, E. M. 2001. Rencana Perwatan Maternal / Bayi, Pedoman untuk

    Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien.Edisi 2. Alih Bahasa,

    Monica Ester, S.Kp. Jakarta : EGC.

    Mochtar, Rustam, Sinopsis Obstetri, 1998, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

    Scott, james R. Obstetri dan ginekologi, 2002, widya medika, jakarta.

    25