asuhan keperawatan pada pasien retensi urine

14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN RETENSI URINE A. KONSEP DASARMEDIS 1. PENGERTIAN Retensio urine adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari fesika urinaria. (Kapita Selekta Kedokteran). Retensio urine adalah tertahannya urine di dalam akndung kemih, dapat terjadi secara akut maupun kronis. (Depkes RI Pusdiknakes 1995). Retensio urine adlah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth). Retensio urine adalah sutau keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak punya kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna. (PSIK UNIBRAW). 2. ETIOLOGI Adapun penyebab dari penyakit retensio urine adalah sebagai berikut:

Upload: buluk-rengas

Post on 03-Dec-2015

67 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

kepperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Retensi Urine

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

RETENSI URINE

A. KONSEP DASARMEDIS

1. PENGERTIAN

Retensio urine adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari fesika

urinaria. (Kapita Selekta Kedokteran).

Retensio urine adalah tertahannya urine di dalam akndung kemih, dapat

terjadi secara akut maupun kronis. (Depkes RI Pusdiknakes 1995).

Retensio urine adlah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun

terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut. (Brunner &

Suddarth).

Retensio urine adalah sutau keadaan penumpukan urine di kandung kemih

dan tidak punya kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna.

(PSIK UNIBRAW).

2. ETIOLOGI

Adapun penyebab dari penyakit retensio urine adalah sebagai berikut:

1) Supra vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di medulla spinallis

S2 - S4 setinggi T12 - L1. Kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis

baik sebagian ataupun seluruhnya, misalnya pada operasi miles dan

mesenterasi pelvis, kelainan medulla spinalis, misalnya miningokel,

tabes doraslis, atau spasmus sfinkter yang ditandai dengan rasa sakit

yang hebat.

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Retensi Urine

2) Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni

pada pasien DM atau penyakit neurologist, divertikel yang besar.

3) Intravesikal berupa pembesaran prostate, kekakuan leher vesika,

striktur, batu kecil, tumor pada leher vesika, atau fimosis.

4) Dapat disebabkan oleh kecemasan, pembesaran porstat, kelainan

patologi urethra (infeksi, tumor, kalkulus), trauma, disfungsi

neurogenik kandung kemih.

5) Beberapa obat mencakup preparat antikolinergik - antispasmotik

(atropine), preparat antidepressant - antipsikotik (Fenotiazin), preparat

antihistamin (Pseudoefedrin hidroklorida = Sudafed), preparat

penyekat β - adrenergic (Propanolol), preparat antihipertensi

(hidralasin).

3. MANIFESTASI KLINIS

Adapun tanda dan gejala atau menifestasi klinis pada penyakit ini adalah

sebagai berikut:

Diawali dengan urine mengalir lambat.

1) Kemudian terjadi poliuria yang makin lama menjadi parah karena

pengosongan kandung kemih tidak efisien.

2) Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih.

3) Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK.

4) Pada retensi berat bisa mencapai 2000 – 3000 cc.

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Retensi Urine

4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Adapun pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada retensio urine

adalah sebagai berikut:

Pemeriksaan specimen urine.

1) Pengambilan: steril, random, midstream.

2) Penagmbilan umum: pH, BJ, Kultur, Protein, Glukosa, Hb, KEton,

Nitrit.

3) Sistoskopy, IVP.

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Retensi Urine

B. KONSEP KPERAWATAN

NO DATA DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL

1. DS :

- Klien mengatakan

nyeri saat BAK

- Klien mengatakan

perutnya kembung

- Klien mengatakn

sering kencing tapi

sedikit

DO :

- Perut nampak

kembung

- Terjadi poliuria

Retensi urine

berhubungan dengan

adanya hambatan

urethra, kelemahan otot

detrusor.

Retensi urine teratasi

dengan kriteria : Dapat

berkemih dengan

jumlah yang cukup dan

tidak teraba distensi

kandung kemih.

1. Dorong pasien untuk berkemih

tiap 2 – 4 jam dan bila tiba-

tiba dirasakan.

2. Observasi aliran urine,

perhatikan ukuran dan kekuatan.

3. Awasi dan catat waktu dan

jumlah tiap berkemih.

4. Dorong masukan cairan sampai

3000 ml/hari.

5. Awasi tanda-tanda vital.

1. meminimalkan retensi urine,

distensi berlebihan pada

kandung kemih.

2. berguna untuk mengevaluasi

obstruksi dan. pilihan

intervensi.

3. retensi urine meningkatkan

tekanan dalam saluran

perkemihan atas yang dapat

mempengaruhi fungsi ginjal.

4. peningkatan aliran cairan

mempertahankan perfusi

ginjal dan membersihkan

ginjal dan kandung kemih dari

pertumbuhan bakteri.

5. kehilangan fungsi ginjal

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Retensi Urine

2. DS :

- Kien mengatakan

sakit pada perut

bagian bawah.

- Klien mengatakan

kram otot / kaki.

- Klien mengatakan

nyeri pada panggul.

DO :

- Ekpresi wajah

Nyeri akut berhubungan

dengan radang urethra,

distensi bladder

Nyeri teratasi dengan

kriteria Menyatakan

nyeri hilang dan

mampu untuk

melakukan istirahat

dengan tenang.

6. Berikan obat-obatan

antispasmodic.

1. Kaji nyeri, lokasi dan intensitas.

2. Perhatikan tirah baring bila

diindikasikan.

3. Masukkan kateter untuk

kelancaran drainase.

mengakibatkan penurunan

eliminasi cairan dan

akumulasi sisa toksik.

6. menghilangkan spasme

kandung kemih. memberikan

informasi untuk membantu

dalam menentukan pilihan /

keefektivan intervensi.

1. memberikan informasi untuk

membantu dalam

menentukan pilihan /

keefektivan intervensi.

2. tirah baring mungkin

diperlukan pada awal selama

fase retensi akut.

3. pengaliran kandung kemih

menurunkan tegangan dan

kepekaan kelenjar.

4. untuk menghilangkan nyeri

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Retensi Urine

3.

meringis.

DS :

- Klien mengatakan

sulit untuk berkemih

DO :

- Nampak adanya

penurunan haluaran

urine

- Klien nampak

mengejan saat

berkemih

- Kandung kemih

teraba penuh

Gangguan pola eliminasi

urine berhubungan

infeksi bladder,

gangguan neurology,

hilangnya tonus jaringan

perianal, efek terapi.

Pola eliminasi klien

teratasi dengan

kriteria : Seteah

intervensi diharapkan

berkemih dengan

jumlah yang normal

dan tanpa adanya

retensi.

4. Kolaborasi dalam pemberian

obat sesuai indikasi, contoh

eperidin. Kaji haluaran urine

dan system kateter

1. Kaji haluaran urine dan system

kateter.

2. Perhatikan waktu, jumlah

berkemih, dan ukuran aliran.

3. Dorong pasien untuk berkemih

bila terasa adanya dorongan.

4. Dorong pemasukan cairan

sesuai toleransi.

5. Intruksikan pasien untuk

berat dan memberikan

relaksasi mental dan fisik.

1. retensi urine dapat terjadi

karena adanya spasme

kandung kemih.

2. berkemih dapat berlanjut

menjadi masalah untuk

beberapa waktu karena

edema urethra dan

kehilangan tonus.

3. berkemih dengan dorongan

mencegah retensi urine.

4. mempertahankan hidrasi

adekuat dan perfusi ginjal

untuk aliran urine.

5. membantu meningkatkan

control kandung kemih /

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Retensi Urine

4. DS :

-

DO :

- Nampak adanya

pembengkakan pada

area yang terpasang

cateter.

- Nampak adanya

kemerahan pada area

yang terpasang

cateter.

- ST meningkat

Resiko infeksi

berhubungan dengan

terpasangnya kateter

urethra.

Resiko infeksi teratasi

dengan kriteria

Mencapai waktu

penyembuhan dan tidak

mengalami tanda

infeksi.

latihan perineal, contoh

mengencangkan bokong,

menghentikan dan memulai

aliran urine.

1. Pertahankan system kateter

steril, berikan perawatan

kateter regular dengan sabun

dan air, berikan salep

antibiotic di sekitar sisi kateter.

2. Awasi tanda - tanda vital,

perhatikan demam ringan,

menggigil, nadi dan pernafasan

cepat, gelisah.

3. Observasi sekitar kateter

suprapubik.

sfinkter / urine.

1. mencegah pemasukan

bakteri dan infeksi.

2. untuk mengetahui

hemodinamika pasien.

3. kateter suprapubik

meningkatkan resiko infeksi

yang diindikasikan dengan

eritema.

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Retensi Urine

5. DS :

- Klien mengatakan

putus asa dengan

penyaitnya.

- klien mengatakan

cemas dengan

penyakitnya.

DO :

- klien nampak gelisah

- ekspresi wajah

nampak tegang

- klien nampak sering

bertanya tentang

penyakitnya.

Ansietas berhubungan

dengan status kesehatan Ansietas terpenuhi

dengan kriteria :

- Tampak rileks.

- menyatakan

pengetahuan yang

akurat tentang

situasi.

- Menunjukkan

rentang tepat tentang

perasaan dan

penurunan rasa

takutnya.

1. Berikan informasi tentang

prosedur dan apa yang akan

terjadi, contoh kateter, iritasi

kandung kemih.

2. Pertahankan perilaku nyata

dalam melakukan prosedur atau

menerima pasien.

3. Dorong pasien atau orang

terdekat untuk menyatakan

masalah / perasaan.

4. Beri informasi pasien yang

telah diberikan sebelumnya

1. membantu pasien

memahami tujuan dari apa

yang akan dilakukan dan

mengurangi masalah karena

ketidak tahuan.

2. menyatakan penerimaan

dan menghilangkan rasa malu

pasien.

3. mendefinisikan masalah,

memberikan kesempatan untuk

menjawab pertanyaan dan

solusi pemecahan masalah.

4. memungkinkan pasien

untuk menerima kenyataan

dan menguatkan kepercayaan

pada pemberi perawatan atau

informasi.

1. membantu pasien memahami

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Retensi Urine

6.

DS :

- Klien berharap cepat

sembuh

- Klien sering bertanya

tentang penyakitnya.

- Klien mengatakan

kurang tahu tentang

Kurang pengetahuan

tentang kondisi,

kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan

tidak mengenal informasi

masalah tentang area

sensitive

Kurang pengetahuan

teratasi dengan kriteria

- Menyatakan

pemahaman proses

penyakit.

- Melakukan

perubahan perilaku

yang perlu.

- Berpartisipasi dalam

program pengobatan.

1. .Dorong pasien untuk

menyatakan rasa takut dan atau

perasaan perhatian.

2. Kaji ulang tanda atau

gejala yang memerlukan

tindakan atau evaluasi medik.

3. Berikan informasi bahwa

kondisi tidak ditularkan secara

seksual.

4. Anjurkan menghindari

makanan berbumbu, kopi, dan

minuman mengandung alkohol

perasaan dapat merupakan

rehabilitasi vitas\l.

2. intervensi cepat dapat

mencegah komplikasi lebih

serius.

3. mungkin merupakan

ketakutan yang tidak

dibicarakan.

4. peningkatan tiba-tiba pada

aliran urine dapat

menyebabkan distensi

kandung kemih dan

kehilangan tonus kandung

kemih, mengakibatkan

episode retensi urinaria akut

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Retensi Urine

penyakitnya.

DO :

- Klien nampak sering

bertanya tentang

penyakitnya.