asuhan keperawatan pada pasien dengan · pdf filedan gagal jantung kongestif akibat...

17
http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KARDIOMIOPATI Oleh : Saverinus Suhardin, Amd.Kep A. PENGERTIAN Kardiomiopati adalah setiap penyakit atau cedera pada jantung yang tidak berhubungan dengan penyakit arteri koroner, hepertensi, atau malformasi congenital. Kardiomiopati dapat terjadi setelah suatu infeksi jantung, akibat penyakit otoimun, atau setelah individu terpajan toksin tertentu, termasuk alcohol dan banyak obat anti kanker. Kardiomiopati dapat terjadi secara idiopatik. (Corwin, 2009). Kardiomiopati adalah suatu penyakit miokardium yang menyerang otot jantung (miokard) dan penyebabnya tidak diketahui. Akan tetapi, hampir pada setiap penyakit, miokardium jantung dapat turut berubah secara berangsur- angsur. Begitu juga pada penyakit jantung bawaan atau yang didapat, bisa menyebabkan terjadinya hipertrofi otot jantung. Berbagai keadaan ekstrakardial, misalnya: anemia, tirotoksikosis, beri-beri, infeksi, dan berbagai penyakit sistemik seperti lupus eritematosus diseminata, dan periarteritis nodosa dapat mempengaruhi miokard. (Muttaqin, 2009). B. KLASIFIKASI Menurut Goodwin, berdasarkan kelainan pathofisiologinya, terbagi atas terbagi atas kardiomiopati kongestif/dilatasi, kardiomiopati hipertrofik , dan kardiomiopati restriktif. (Mansjoer, et.al 2000). 1. Kardiomiopati dilatasi/kongsetif Penyakit miokard yang ditandai dengan dilatasi ruangan-ruangan jantung dan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara progresif serta meningkatkan volume akhir diastolic dan sistolik. 2. Kardiomiopati hypertrofi Suatu penyakit dimana terjadi hypertrofi septum interventrikular secara berlebihan aliran darah keluar dari ventrikel kiri terhambat.

Upload: hoangdien

Post on 30-Jan-2018

233 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KARDIOMIOPATI

Oleh : Saverinus Suhardin, Amd.Kep

A. PENGERTIAN

Kardiomiopati adalah setiap penyakit atau cedera pada jantung yang tidak

berhubungan dengan penyakit arteri koroner, hepertensi, atau malformasi

congenital. Kardiomiopati dapat terjadi setelah suatu infeksi jantung, akibat

penyakit otoimun, atau setelah individu terpajan toksin tertentu, termasuk alcohol

dan banyak obat anti kanker. Kardiomiopati dapat terjadi secara idiopatik.

(Corwin, 2009).

Kardiomiopati adalah suatu penyakit miokardium yang menyerang otot

jantung (miokard) dan penyebabnya tidak diketahui. Akan tetapi, hampir pada

setiap penyakit, miokardium jantung dapat turut berubah secara berangsur-

angsur. Begitu juga pada penyakit jantung bawaan atau yang didapat, bisa

menyebabkan terjadinya hipertrofi otot jantung. Berbagai keadaan ekstrakardial,

misalnya: anemia, tirotoksikosis, beri-beri, infeksi, dan berbagai penyakit

sistemik seperti lupus eritematosus diseminata, dan periarteritis nodosa dapat

mempengaruhi miokard. (Muttaqin, 2009).

B. KLASIFIKASI

Menurut Goodwin, berdasarkan kelainan pathofisiologinya, terbagi atas

terbagi atas kardiomiopati kongestif/dilatasi, kardiomiopati hipertrofik , dan

kardiomiopati restriktif. (Mansjoer, et.al 2000).

1. Kardiomiopati dilatasi/kongsetif

Penyakit miokard yang ditandai dengan dilatasi ruangan-ruangan jantung

dan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik

secara progresif serta meningkatkan volume akhir diastolic dan sistolik.

2. Kardiomiopati hypertrofi

Suatu penyakit dimana terjadi hypertrofi septum interventrikular secara

berlebihan aliran darah keluar dari ventrikel kiri terhambat.

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 2

3. Kardiomiopati restriktif

Suatu penyakit dimana terjadi kelainan komposisi miokardium sehingga

menjadi lebih kaku sehingga pengisian kapiler kiri terganggu, mengurangi

curah jantung, dan meningkatkan tekanan pengisian ventrikel kiri.

C. ETIOLOGI

Sebagian besar penyebab kardiomiopati tidak diketahui ada beberapa sebab

yang diketahui antara lain: infeksi berbagai mikroorganisme toksik seperti

etanol: metabolic misalnya pada buruknya gizi dan dapat pula diturunkan.

(Muttaqin, 2009).

Goodwin dalam Mansjoer, et.al 2000, membagi etiologi berdasarkan

klasifikasi kardiomiopati yaitu sebagai berikut:

1. Kardiomiopati dilatasi/kongsetif: etiologinya sebagian besar tidak diketahui,

namun mungkin berhubungan dengan virus, penggunaan alcohol yang

berlebihan,penyakit metabolic,kelainan gen dan sebagainya.

2. Kardiomiopati hypertrofi : Penyebabnya tidak diketahui namun sebagian

diturunkan secara autosom dominan.

3. Kardiomiopati restriktif : etiologinya penyakit-penyakit yang menginfiltrasi

miokardium, seperti amiloidosis hemokromatisis, sarkoidosis, dan

sebagainya.

D. PATOFISIOLOGI (Smeltzer, 2001).

Miopati merupakan penyakit otot. Kardiomiopati merupakan sekelompok

penyakit yang mempengaruhi struktur dan fungsi miokardium.

Kardiomiopati digolongkan berdasar patologi, fisiologi dan tanda klinisnya.

Penyakit ini dikelompokkan menjadi (1) kardiomiopati dilasi atau kardiomiopati

kongestif; (2) kardiomiopati hipertrofik; (3) kardiomiopati restriktif. Tanpa

memperhatikan kategori dan penyebabnya, penyakit ini dapat mengakibatkan

gagal jantung berat dan bahkan kematian.

Kardiomiopati dilasi atau kongistif adalah bentuk kardiomiopati yang paling

sering terjadi. Ditandai dengan adanya dilasi atau pembesaran rongga ventrikel

bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran atrium kiri, dan stasis darah

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 3

dalam ventrikel. Pada pemeriksaan mikroskopis otot memperlihatkan

berkurangnya jumlah elemen kontraktil serat otot. Komsumsi alkohol yang

berlebihan sering berakibat berakibat kardiomiopati jenis ini.

Kardiomiopati hipertrofi jarang terjadi. Pada kardiomiopati hipertrofi, massa

otot jantung bertambah berat, terutama sepanjang septum. Terjadi peningkatan

ukuran septum yang dapat menghambat aliran darah dari atrium ke ventrikel;

selanjutnya, kategori ini dibagi menjadi obstruktif dan nonobstruktif.

Kardiomiopati restritif adalah jenis terakhir dan kategori paling sering terjadi.

Bentuk ini ditandai dengan gangguan regangan ventrikel dan tentu saja

volumenya. Kardiomiopati restriktif dapat dihubungkan dengan amiloidosis

(dimana amiloid, suatu protein, tertimbun dalam sel) dan penyakit infiltrasi lain.

Tanpa memperhatikan perbedaannya masing-masing, fisiologi kardiomiopati

merupakan urutan kejadian yang progresif yang diakhiri dengan terjadinya

gangguan pemompaan ventrikel kiri. Karena volume sekuncup makin lama

makin berkurang, maka terjadi stimulasi saraf simpatis, mengakibatkan

peningkatan tahanan vaskuler sistemik. Seperti patofisiologi pada gagal jantung

dengan berbagai penyebab, ventrikel kiri akan membesar untuk mengakomodasi

kebutuhan yang kemudian juga akan mengalami kegagalan. Kegagalan ventrikel

kanan biasanya juga menyertai proses ini.

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 4

PATHWAY (Muttaqin, 2009).

E. MANIFESTASI KLINIS (Smeltzer, 2001).

Kardiomiopati dapat terjadi pada setiap usia dan menyerang pria maupun

wanita. Kebanyakan orang dengan kardiomiopati pertama kali datang dengan

gejala dan tanda gagal jantung. Dispnu saat beraktifitas, parosikmal nokturnal

dispnu (PND), batuk, dan mudah lelah adalah gejala yang pertama kali timbul.

Kardiomiopati Kongestif

Kardiomaiopati Hipertrofi Kardiomiopati Restriktif

Gangguan ejeksi ventrikel kiri

Statis darah dalam ventrikel dan di

atrium

Peningkatan preload dan afterload

Curah jantung ↓

Penurunan suplai

oksigen ke jaringan

Peningkatan beban

volume atrium kiri

Kongesti paru

Edema paru

Sesak napas

Prognosis kondisi penyakit

Adanya program terapi

Kecemasan

Pemenuhan pendidikan

kesehatan

Penurunan perfusi

perifer

Intolransi aktifitas

Gagal jantung kongestif

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 5

Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan kongesti vena sistemik, distensi vena

jugularis, pitting edema pada bagian tubuh bawah, pembesaran hepar, dan

takikardi.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK (Muttaqin, 2009).

Pemeriksaan diagnostic yang biasanya dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Foto toraks, pada kardiomiopati dilatatif akan didapatkan kardiomegali dan

edema paru

2. EKG akan tampak left ventrikel hypertropi pada jenis kardiomiopati

hipertrofi

3. Ekokardiografi: dapat dilihat adanya dilatasi, penebalan pada jantung

G. PENATALAKSANAAN (Corwin, 2009).

1. Pembatasan garam dan pemberian diuretic dilatasi untuk mengurangi

volume diastolic akhir. Terapi yang lain untuk gagal jantung mungkin

diperlukan.

2. Diberikan antikoagulan untuk mencegah pembentukan embolus. Sebagai

contoh, warfarin, heparin, dan obat baru, ximelagatran. Temuan terbaru

memperlihatkan bahwa ximelagatran memiliki efek samping lebih sedikit

dibandingkan obat lain dan pemantauan mungkin tidak diperlukan sebagai

obat keras. Ximelagataran sedikit diketahui berinteraksi dengan makanan

atau obat lain.

3. Penyekat beta diberikan untuk kardiomiopati hipertrofik dengan tujuan

menurunkan kecepatan denyut jantung, sehingga waktu pengisian diastolic

meningkat. Obat – obat ini juga mengurangi kekakuan ventrikel.

4. Dapat diusahakan reseksi bedah pada bagian miokardium yang mengalami

hepertrofi.

5. Penyekat saluran kalsium tidak digunakan karena dapat semakin

menurunkan konraktilitas jantung.

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 6

H. KOMPLIKASI (Corwin, 2009).

1. Dapat terjadi infark miokard apabila kebutuhan oksigen ventrikel yang

menebal tidak dapat dipenuhi.

2. Dapat terjadi gagal jantung pada kardiomiopati dilatasi apabila jantung tidak

mampu memompa keluar darah yang masuk.

I. ASUHAN KEPERAWATAN (Muttaqin, 2009).

1. Pengkajian

Kardiomiopati kongestif pada fase lanjut terjadi gagal jantung akibat

kegagalan ventrikel kiri dengan manifestasi penurunan curah jantung,

penurunan perfusi jaringan, dan pada kompensasi akhir bisa mengganggu

ventrikel kanan dengan manifestasi emboli sistemik dan paru. Sering didapat

adanya keluhan dispnea, nyeri dada, cepat lelah, palpitasi dan sinkop.

2. Diagnose Keperawatan

Berdasarkan patofisiologi dan dari data pengkajian, diagnosis keperawatan

utama untuk klien ini adalah:

a. Aktual/resiko tinggi pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan

pengembangan paru tidak optimal, kelebihan cairan di paru

b. Aktual/resiko tinggi gangguan perfusi perifer yang berhubungan dengan

menurunnya curah jantung

c. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan keletihan, kelemahan fisik

d. Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian, penurunan status

kesehatan, situasi krisis, ancaman, atau perubahan kesehatan

e. Resiko ketidakpatuhan terhadap aturan terapeutik yang berhubungan

dengan tidak mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai

3. Rencana/intervensi Keperawatan

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 7

Tujuan utama mencakup mencegah mengurangi resiko penurunan curah

jantung, meningkatkan kemampuan perawatan diri, mengurangi cemas,

menghindari salah paham terhadap sifat dasar penyakit dan perawatan yang

diberikan, mematuhi program perawatan dini dan mencegah komplikasi

1) Aktual/resiko tinggi pola napas tidak efektif yang berhubungan

dengan pengembangan paru tidak optimal, kelebihan cairan di paru

sekunder akibat edema paru akut.

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi perubahan pola napas

Kriteria : Klien tidak sesak napas, RR dalam batas normal16-20 kali/menit,

respon batuk berkurang

Intervensi Rasional

1. Auskultasi bunyi napas

(kreakles)

Indikasi udema paru sekunder akibat

dekompensasi jantung

2. Kaji adanya udema Curiga gagal kongestif/ kelebihan volume

cairan

3. Ukur intake dan output

Penurunan curah jantung mengakibatkan

gangguan perfusi ginjal, retensi natrium/air,

dan penurunan pengeluaran urine

4. Timbang berat badan

Perubahan tiba-tiba dari berat badan

menunjukan gangguan keseimbangan

cairan

5. Pertahankan pemasukan total

cairan 2000 ml/24 jam dalam

intoleransi kardiovaskuler

6. Kolaborasi:

a. Berikan diet tanpa garam

Memenuhi kebutuhan tubuh orang dewasa,

tetapi memerlukan pembatasan dengan

adanya dekompensasi jantung

Natrium meningkatkan retensi cairan dan

meningkatkan volume plasma yang

berdampak terhadap peningkatan beban

kerja jantung dan akan membuat kebutuhan

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 8

miokardium meningkat

b. Berikan diuretic, Contoh;

furosemide, sprinolakton,

hidronolakton.

Diuretik bertujuan untuk menurunkan

volume plasma dan menurunkan retensi

cairan di jaringan, sehingga menurunkan

resiko terjadinya udema paru

c. Pantau data laboratorium

elektrolit kalium

Hipokalemia dapat membatasi keefektifan

terapi

2) Aktual/resiko tinggi gangguan perfusi perifer yang berhubungan

dengan menurunnya curah jantung

Tujuan : Dalam waktu 2x24 jam perfusi perifer meningkat

Kriteria : Klien tidak mengeluh pusing, TTV dalam batas normal, CRT<3

detik, urine > 600 ml/ hari

Intervensi Rasional

1. Auskultasi TD. Bandingkan kedua

lengan, ukur dalam keadaan

berbaring, duduk, atau berdiri bila

memungkinkan

Hipotensi dapat terjadi karena disfungsi

ventrikel. Hipertensi juga fenomena

umum yang berhubungan dengan nyeri

cemas, sehingga terjadi pengeluaran

katekolamin

2. Kaji warna kulit, suhu, sianosis,

nadi perifer, dan diaforesis secara

teratur.

Mengetahui derajat hipoksemia dan

peningkatan tahanan perifer.

3. Kaji kualitas peristaltik, jika

diperlukan pasang sonde

Mengetahui pengaruh hipoksia

terhadap fungsi saluran cerna serta

dampak penurunan elektrolit.

4. Kaji adanya kongesti hepar pada

abdomen kanan atas

Sebagai dampak gagal jantung kanan.

Jika berat, akan ditemukan adanya

tanda kongestif

5. Pantau urine output Penurunan curah jantung

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 9

mengakibatkan menurunnya produksi

urine, pemantauan yang ketat pada

produksi urine < 600 ml/hari

merupakan tanda-tanda terjadinya syok

kardiogenik

6. Catat murmur

Menunjukan gangguan aliran darah

dalam jantung, kelainan katub,

kerusakan septum, atau fibrasi otot

papilar.

7. Pantau frekuensi jantung dan

irama

Perubahan frekuensi dan irama jantung

menunjukan komplikasi distritmia

8. Berikan makanan kecil /mudah

dikunyah, batasi asupan kafein.

makanan besar dapat meningkatkan

kerja miokard. Kafein dapat

merangsang langsung ke jantung,

sehingga meningkatkan frekuensi

jantung.

9. Kolaborasi:

Pertahankan cara masuk

heparin ( IV) sesuai indikasi.

Jalur yang paten penting untuk

pemberian obat darurat.

3) Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan

antara suplai oksigen ke jaringan dengan kebutuha sekunder akibat

penurunan curah jantung.

Tujuan : Aktivitas sehari-hari klian terpenuhi dan meningkatnya kemampuan

beraktivitas.

Kriteria : Klien menunjukan kemampuan beraktivitas tanpa gejala-gejala

yang berat, terutama mobilisasi di tempat tidur.

Intervensi Rasional

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 10

1. Catat frekuensi jatung, irama; serta

perunahan tekanan darah selama dan

sesudah aktivitas

Respon klien terhadap aktivitas dapat

mengindikasikan penurunan oksigen

miokard.

2. Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas,

dan berikan aktivitas senggang yang

tidak berat.

Menurunkan kerja miokard /

konsumsi oksigen

3. Anjurkan klien untuk menghindari

peningkatan tekanan abdomen,

misalnya: mengejan saat defekasi.

Dengan mengejan dapat

mengakibatkan bradikardi,

menurunkan curah jantung takikardi,

serta peningkatan TD

4. Jelaskan pola peningkatan bertahap

dari tingkat aktivitas. Contoh:

Bangun dari kursi bila tak ada nyeri,

ambulasi,dan istirahat selama 1 jam

setelah makan.

Aktivitas yang maju memberikan

control jantung, meningkatkan

regangan, dan mencegah aktivitas

berlebihan.

5. Pertahankan klien tirah baring

sementara sakit akut.

Untuk mengurangi beban jantung.

6. Tingkatkan klien duduk di kursi dan

tinggikan kaki klien

Untuk meningkatkan aliran vena

balik

7. Pertahankan rentang gerak pasif

selama sakit kritis

Meningkatkan kontraksi otot

sehingga membantu aliran vena balik.

8. Evaluasi tanda vital saat kemajuan

aktivitas terjadi.

mengetahui fungsi jantung bila

dikaitkan dengan aktivitas.

9. Berikan waktu istirahat diantara

waktu aktivitas

Mendapatkan cukup waktu resolusi

bagi tubuh dan tidak terlalu memaksa

kerja jantung.

10. Pertahankan penambahan O2 sesuai. Untuk meningkatkan oksigen

jaringan.

11. Selama aktivitas kaji EKG, dispnea,

sianosis, kerja dan frekuensi napas,

serta keluhan subyektif

Melihat dampak dari aktivitas

terhadap fungsi jantung.

12. Berikan diet sesuai kebutuhan ( Untuk mencegah retensi cairan dan

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 11

pembatasan air dan Na) udema akibat penurunan

kontraktilitas jantung

13. Rujuk ke program rehabilitasi

jantung

Meningkatkan jumlah oksigen yang

ada untuk pemakaian miokardium

sekaligus mengurangi

ketidaknyamanan karena iskemia.

4) Cemas yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian,

ancaman, atau perubahan kesehatan.

Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam kecemasan klien berkurang

Kriteria : Klien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya,

dapat mengidentifikasi penyebab atau factor yang

mempengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan, wajah rileks.

Intervensi Rasional

1.Bantu klien mengekspresikan perasaan

marah, kehilangan, dan takut.

Cemas berkelanjutan

memberikan dampak serangan

jantung selanjutnya.

2.Kaji tanda verbal dan non verbal

kecemasan, damping klien, dan lakukan

tindakan bila menunjukan perilaku

merusak.

Reaksi verbal/non verbal dapat

menunjukan rasa agitasi, marah,

dan gelisah.

3.Hindari konfrontasi

Konfrontasi dapat meningkatkan

rasa marah, menurunkan

kerjasama dan mungkin

memperlambat penyembuhan.

4.Mulai melakukan tindakan untuk

mengurangi kecemasan. Beri lingkungan

yang tenang dan suasana penuh istirahat.

Mengurangi rangsangan eksternal

yang tidak perlu.

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 12

5.Tingkatkan control sensasi klien Kontrol sensasi klien (dalam

menurunkan ketakutan) dengan

cara memberikan informasi

tentang keadaan klien,

menekankan pada penghargaan

terhadap sumber-sumber koping (

pertahanan diri) yang positif,

membantu latihan relaksasi dan

teknik-teknik pengalihan, serta

memberikan respon umpan balik

yang positif

6.Orientasikan klien terhadap prosedur

rutin dan aktivitas yang diharapkan.

Orientasi dapat emnurunkan

kecemasan

7.Beri kesempatan kepada klien untuk

mengungkapkan ansietasnya.

Dapat menghilangkan

keteganggan terhadap

kekhawatiran yang tidak

diekspresikan.

8.Berikan privasi untuk klien dan orang

terdekat

Memberi waktu untuk

mengekspresikan perasaan,

menghilangkan cemas dan

perilaku adaptasi. Adanya

keluarga dan teman-teman yang

dipilih klien melayani aktivitas

dan pengalihan (misalnya

membaca) akan menurunkan

perasaan terisolasi.

9.Kolaborasi:

Berikan anti cemas sesuai indikasi:

Diazepam

Meningkatkan relaksasi dan

menurunkan kecemasan

5) Resiko kekambuhan yang berhubungan dengan ketidakpatuhan

aturan terapeutik, tidak mau menerima pola hidup yang sesuai.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 13

Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam klien mengenal fakto-faktor yang menyebabkan

peningkatan resiko kekambuhan.

Kriteria: Klien secara subyektif menyatakan bersedia dan termotivasi untuk

melakukan aturan terapeutik jangka panjang dan mau menerima

perubahan pola hidup yang evektif, klien mampu mengulangi factor-

faktor resiko kekambuhan

Intervensi Rasional

1. Identifikasi factor yang

mendukung pelaksanaan

terapeutik

Keluarga terdekat apakah suami/istri atau anak

yang mampu mendapat penjelasan dan

menjadi pengawas klien dalam menjalankan

pola hidup yang efektif selama klien di rumah

dan memiliki waktu yang optimal dalam

menjaga klien

2. Berikan penjelasan

penatalaksanaan terapeutik

lanjutan

Setelah mengalami serangan akut, perawat

perlu menjelaskan penatalaksanaan lanjutan

dengan tujuan dapat:

Membatasi progresivitas kegagalan

jantung ;

Meningkatkan perawatan diri;

Menurunkan kecemasan

Mencegah aritmia dan komplikasi.

3. Menyarankan kepada

keluarga agar memanfaatkan

sarana kesehatan di

masyarakat

Memudahkan klien dalam memonitor status

kesehatannya

4. Ajarkan strategi menolong

diri sendiri

Anjurkan untuk

memantau berat badan

pada saat bangun tidur

sebelum makan

pagi,dengan pakaian

Peningkatan berat badan merupakan factor

yang meningkatkan beban jantung dalam

melakukan kontrasi

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 14

yang sama dan dengan

timbangan yang sama.

Melaporkan peningkatan

berat badan yang

melebihi 1,5 kg dalam 1

minggu ( tanpa

perubahan pola makan)

5. Mengikuti latihan fisik rutin Latihan fisik rutin secara bertahap

memberikan adaptasi pada ventrikel kiri

dalam melakukan kompensasi kebutuhan

suplai darah otot rangka.

Exertion. Aktivitas yang berlebihan dapat

menjadi presipitasi serangan angina kembali.

Klien dianjurkan untuk megurangi kualitas

dan kuantitas kegiatan fisik dari yang biasa

klien lakukan sebelum keluhan gagal jantung.

6. Beri penjelasan tentang

Pemakaian obat

nitrogliserin

Minum obat nitrogliserin( venodilatasi perifer

dan koroner) 0,4-0,6 mg tablet secara

sublingual 3-5 menit sebelum melakukan

aktivitas dengan tujuan untuk mengantisipasi

serangan angina. Klien dianjurkan untuk

selalu membawa obat tersebut setiap keluar

rumah walaupun klien tidak merasakan gejala

dari angina.

Hindari merokok

Merokok akan meningkatkan adhesi

trombosit yang merangsang pembentukan

thrombus pada arteri koroner.

Hemoglobin lebih mudah berikatan dengan

karbonmonoksida dibandingkan dengan

oksigen, sehingga akan menurunkan

asupan oksigen secara umum.

Nikotin dan tar mempunyai respon

terhadap sekresi hormone vasokonstriktor,

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 15

sehingga akan meningkatkan beban kerja

jantung

Pendidikan kesehatan

diet

Konsumsi banyak makan garam merupakan

salah satu factor presipitasi serangan sesak

napas dan edema ekstremitas.

Aktivitas yang dilakukan setelah makan yang

cukup banyak dapat meningkatkan resiko

angina. Klien dianjurkan agar beraktifitas

setelah paling kurang 1 jam setelah makan.

Pemberian makan sedikit tapi sering akan

mempermudah saluran pencernaan dalam

mencerna makanan sangat dianjurkan pada

klien setelah mengalami serangan angina

Manuver dinamik

Klien dianjurkan untuk menghindari manuver

dinamik seperti: berjongkok, mengejan, dan

terlalu lama menahan napas yang merupakan

factor presipitasi timbulnya angina. Dalam

melakukan defekasi klien dianjurkan

pemberian laxantia agar dapat mempermudah

pola defekasi klien.

Pendidikan kesehatan

sex

Jika berhubungan sex merupakan salah satu

factor presipitasi angina pada klien,maka

sebelum amlakukan aktivitas seksual klien

dianjurkan untuk meminum obat nitrogliserin

atau sedative atau keduanya. Pengaturan

sedikit aktivitas fisik pada klien dalam

melakukan aktifitas seksual dapat dijelaskan

pada pasangannya.

Stres emosional

Serangan sesak napas dari gagal jantung kiri

lebih sering terjadi pada klien yang mengalami

kecemasan, ketegangan,serta eforia atau

kegembiraan yang berlebihan. Pemberian obat

sedatif ringan seperti diazepin dapat

mengurangi respon lingkungan yang member

dampak stress emosional. Klien dianjurkan

untuk melakukan curah pendapat dengan

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 16

perawat dengan tujuan untuk mengurangi

ketegangan dan kecemasan.

7. Beri dukungan secara

psikologis

Dapat membantu meningkatkan motivasi klien

dalam mematuhi apa yang telah diberikan

penjelasan.

4. Implementasi

Implementasi dilakukan sesuai intervensi

5. Evaluasi

Hasil yang diharapkan pada proses perawatan klien dengan gagal jantung

adalah sebagai berikut:

a. Menunjukan peningkatan curah jantung : tanda-tanda vital kembali normal

b. Tidak ada keluhan sesak napas

c. Terhindar dari resiko penurunan perfusi perifer yaitu:

1) Tidak terjadi kelebihan volume cairan

2) Tidak sesak

3) Udema ekstremitas tidak terjadi

d. Terpenuhinya aktivitas sehari-hari

e. Menunjukan penurunan kecemasan

1) Memahami penyakit dan tujuan perawatannya

2) Mematuhi semua aturan medis

3) Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap

atau sifatnya berubah

f. Memahami cara mencegah komplikasi dan menujukan tanda-tanda bebas

dari komplikasi yaitu:

1) Menjelaskan proses terjadinya gagal jantung

2) Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi

g. Mematuhi program perawatan diri

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN · PDF filedan gagal jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara ... gangguan perfusi ginjal, ... sementara sakit akut

http://saverinussuhardin.blogspot.com/ Page 17

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. (2009). Patofisiologi: Buku Saku. Ed.3 Jakarta: EGC

Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.

Ed.3. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif. et.al .(2000). Kapita Selekta kedokteran. Ed.3 Jakarta; Media

aesculapius

Muttaqin, Arif. (2099). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed.8

Jakarta: EGC