asuhan keperawatan pada pasien dengan ......2 poltekkes kemenkes ri padang asuhan keperawatan pada...

113
1 POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS ILMIAH DWI SARAH RAHMANIAR NIM : 143110244 JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG TAHUN 2017 Poltekkes Kemenkes Padang

Upload: others

Post on 30-Mar-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

1

POLTEKKES KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU

RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

DWI SARAH RAHMANIAR

NIM : 143110244

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG

TAHUN 2017

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

2

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU

RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan ke Program Studi D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Padang Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Ahli Madya Keperawatan

DWI SARAH RAHMANIAR

NIM : 143110244

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG

TAHUN 2017

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

i

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini. Penulisan

KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai Program

Studi D III Keperawatan Padang Poltekkes Kemenkes Padang. Peneliti menyadari

bahwa, tanpa bantuan dari berbagai pihak, sangat sulit bagi peneliti untuk

menyelesaikan KTI ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

Ibu Ns. NovaYanti, M.Kep, Sp.Kep.MB dan Ibu Ns. Netti, S.Kep, M.Pd selaku dosen

pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan

peneliti dalam penyusunan KTI ini.

Kemudian ucapan terimakasih ditujukan kepada Yth:

1. Bapak H. Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

RI Padang.

2. Bapak Dr. dr. Yusirwan, Sp.B, Sp.BA (K), MARS selaku direktur RSUP Dr. M.

Djamil Padang.

3. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Padang.

4. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep M.Kep selaku Ka Prodi D III Keperawatan Padang

Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang.

5. Bapak Ibu Dosen dan Staf yang telah membantu dan memberikan ilmu dalam

pendidikan untuk bekal bagi peneliti selama perkuliahan di Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Padang.

6. Terimakasih kepada Ayah dan Mama yang telah memberikan dukungan serta

semangat yang tidak dapat ternilai serta, terimakasih juga kepada bang Akbar,

ii

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

Resa dan Resi yang juga ikut memberikan dukungan kepada saya hingga sampai

saat ini.

7. Spesial kepada para sahabat Rissa Mona Eriksani Amd. Kep, Shania Nabila Amd.

Kep, Nanda Berta Chania Amd. Kep, Lidia Paramita Amd. Kep, Thalhah Gazali

Amd, Kep, Nopebrian Bazar Yulias Amd. Kep yang selalu memberikan motivasi,

tawa, sedih bersama selama tiga tahun ini hingga penyusunan karya tulis ilmiah

sampai kita wisuda nanti.

8. Terimakasih kepada Nice Dolly, rekan-rekankelas III C yang sama-sama berjuang

selama tiga tahun ini, serta terimakasih kepada teman-teman Bp 2014

keperawatanyang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

penulis menyelesaikan KTI ini.

Akhir kata peneliti berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi

peneliti sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta peneliti mendoakan semoga

segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin.

Padang, 16 Juni 2017

Peneliti

iii

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

iv

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

v

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dwi Sarah Rahmaniar

NIM : 143110244

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/07 Februari 1996

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Nama Orang Tua

Ayah : Syahril Syafar

Ibu : Maini

Alamat : Teluk Belibi, Lubuk Alung, Kab. Padang

Pariaman, Prov. Sumatera Barat

Riwayat Pendidikan

No Pendidikan Tahun Ajaran

1 SDN 08 Pagi Lubang Buaya Jakarta Timur 2002-2006

2 SDN 27 Lubuk Alung 2006-2007

3 SMPN 1 Lubuk Alung 2007-2010

4 SMAN 1 Nan Sabaris 2010-2014

5 Prodi Keperawatan Padang, Jurusan

Keperawatan, Poltekkes Kemenkes RI Padang

2014-2017

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

vi

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG

Karya Tulis Ilmiah, 16 Juni 2017

Dwi Sarah Rahmaniar

“Asuhan Keperawatan Pada Tn. J dan Ny. D Dengan Tuberkulosis Paru DO di

Ruang Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017”

Isi: vi+ 56 halaman + 12 lampiran

ABSTRAK

Morbiditas dan mortalitas penyakit TB paru di Indonesia sangat tinggi dimana

Prevalensi TB paru di Indonesia didapati 62.246 jiwa. Masalah yang sering mucul

pada pasien TB paru yaitu sesak nafas, batuk berdarah, nyeri pada dada, penurunan

berat badan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan pada

pasien TB paru di ruangan Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2017.

Metode penelitian yang digunakan yaitu studi kasus dalam bentuk deskriptif. Proses

penyusunan dimulai dari bulan Januari sampai Juni 2017 dengan waktu penelitian

selama lima hari. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien dengan diagnose

TB paru di ruang paru RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pengambilan sampel penelitian

ini menggunakan metode pasien dengan kriteria inklusi. Cara pengumpulan data

dimulai dari wawancara, pengkuran, observasi dan studi dokumentasi. Analisa yang

digunakan pada penelitian ini menganalisis semua temuan pada tahapan proses

keperawatan.

Hasil pengkajian didapatkan keluhan utama yaitu sesak nafas yang meningkat dengan

aktifitas ringan dan batuk berdahak yang sulit untuk dikeluarkan, nyeri pada dada.

Hasil studi dokumentasi status ditemukan diagnose keperawatan, yaitu gangguan

pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar-kapiler,

ketidakbersihan jalan nafas berhubungan dengan eksudat dalam jalan alveoli,

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

nutrisi tidak adekuat. Rencana keperawatan sesuai dengan Nanda NIC-NOC,

sebagian besar rencana tindakan keperawatan dapat dilaksanakan pada implementasi

keperawatan, dan evaluasi keperawatan terhadap diagnose keperawatan yang

ditemukan dapat teratasi.

Diharapkan melalui direktur agar dapat memotivasi perawat untuk meningkatkan

untuk lebih giat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien dengan

TB paru, agar lebih meningkatnya kualitas pemberian asuhan keperawatan kepada

pasien.

Kata kunci :Asuhan Keperawatan, TB paru DO

Daftar Pustaka : 25 (2005-2017)

DAFTAR ISI

vii

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI............................................................. iv

ABSTRAK........................................................................................................ v

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. vi

DAFTAR ISI..................................................................................................... vii

DAFTAR BAGAN........................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah............................................................................6

C. Tujuan Penulisan..............................................................................6

D. Manfaat Penulisan ...........................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................8

A. Konsep TB paru...............................................................................8

1. Pengertian TB paru....................................................................8

2. Etiologi TB paru........................................................................8

3. Klasifikasi TB paru....................................................................9

4. Patofisiologi.............................................................................11

5. WOC ....................................................................................14

6. Respon Tubuh Terhadap Respon Fisiologis.............................15

7. Penatalaksanaan.......................................................................17

B. Konsep Asuhan Keperawatan Teoritis...........................................20

1. Pengkajian Keperawatan..........................................................20

2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul ......................25

3. Perencanaan Keperawatan .......................................................26

BAB III METODE PENELITIAN...............................................................31

A. Desain Penelitian ...........................................................................31

viii

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................31

C. Populasi dan Sampel......................................................................31

D. Prosedur Pengambilan Data .....................................................….32

E. Alat/Instrumen Pengumpulan Data................................................33

F. Jenis-jenis Data...............................................................................34

G. Rencana Analisis.............................................................................35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………36

A. Hasil……………………………………………………………...36

B. Pembahasan………………………………………………………46

BAB V PENUTUP…………………………………………………………...53

A. Kesimpulan……………………………………………………….53

B. Saran……………………………………………………………...54

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 WOC.................................................................................................... 14

ix

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pengkajian…………………………..………………………………...37

x

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Proposal Penelitian Pembimbing 1

Lampiran 2 : Lembar Konsultasi Proposal Penelitian Pembimbing 2

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi KTI Pembimbing 1

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi KTI Pembimbing 2

Lampiran 5 : Format Pengkajian Penelitian Partisipan 1

Lampiran 6 : Format Pengkajian Penelitian Partisipan 2

Lampiran 7 : Persetujuan Menjadi Responden (Infonmed Consent) 2 Partisipan

xi

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

Lampiran 8 : SuratIzin Penelitian dari Institusi Poltekkes Kemenkes Padang

Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian dari RSUP Dr.M. Djamil Padang

Lampiran 10 : Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran 11 : Ganchart

xii

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberkulosis atau TB paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama

diparu atau diberbagai organ tubuh lainnya.TB paru dapat menyebar ke setiap

bagian tubuh, termasuk meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe dan lainnya

(Smeltzer&Bare, 2015).Beberapa negara berkembang di dunia, 10 sampai 15%

dari morbiditas atau kesakitan berbagai penyakit anak dibawah umur 6 tahun

adalah penyakit TB paru. Saat ini TB paru merupakan penyakit yang menjadi

perhatian global, dengan berbagaiupaya pengendalian yang dilakukan insidens

dan kematian akibat TB paru telahmenurun, namun TB paru diperkirakan masih

menyerang 9,6 juta orangdan menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun 2014

(WHO, 2015).

Centres for Desease Control (CDC) melaporkan pada tahun 2015, dalam laporan

District of Columbia terdapat 9.557 kasus TB Paru, meningkat 1,6% tahun 2014

di Dunia. Dua puluh tujuh negara bagian di dunia dilaporkan peningkatan jumlah

kasus TB paru dari tahun 2014, dan empat negara (California, Texas, New York,

dan Florida) menyumbang 50,6% penderita TB paru dari total kasus nasional di

Amerika Serikat. Tahun 2013, kejadian TB paru terus secara bertahap menurun

antara orang kulit hitam non Hispanik atau Afrika Amerika (-6,4%), kulit putih

non-Hispanik (-12,1%), dan Hispanik atau Latin (-4,0%). Sementara kejadian TB

paru tingkat Asia juga menurun 2013-2015 (-1,0%), pada tahun 2015 tingkat

kejadian TB secara keseluruhan untuk Asia selama tiga kali lebih tinggi. Angka

prevalensi TB paru di Indonesia pada tahun 2014 menjadi sebesar 647 orang dari

100.000 penduduk. Angka penderita TB paru ini meningkat dari tahun 2013,

penderita TB paru pada tahun 2013yang berjumlah 272 dari 100.000 penduduk.

(WHO, 2015)

Kasus TB paru di Sumatera Barat pada tahun 2012-2014 berjumlah 4.686 kasus

sebanyak range 5.75 penduduk.Kabupaten/Kota dengan penurunan angka

1

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

2

tertinggi adalah Kota Padang Panjang (menjadi 454.48 per 100.000 penduduk)

dan kenaikan tertinggi adalah Kabupaten Pasaman Barat (menjadi 436.73 per

100.000 penduduk) (Dinas kesehatan provinsi Sumatra Barat, 2014). Sedangkan

untuk kota Padang sendiri pada tahun 2013 jumlah kasus TB paru adalah 1.288

kasus.Kasus TB paru suspek tahun 2013 berjumlah 8.005, sementara TB paru

dengan BTA positif sebanyak 925 kasus, presentase TB paru terhadap suspek

adalah 11,56 % dan untuk kasus TB paru kambuh (Drop Out) pada tahun 2012

ditemukan sebanyak 8 orang penderita. (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2013).

Centres for Desease Control (CDC) melaporkan pada tahun 2015, tingkat insiden

TB paru terus menurun untuk orang <5 tahun dan berusia 15-24 tahun di dunia.

Namun tingkat kejadian untuk orang berusia 45-64 tahun meningkat sedikit 3,5-

3,6 kasus / 100.000 orang. (CDC, 2015) Tingkat insiden untuk semua kelompok

usia lainnya tetap sama dengan tahun 2014 di dunia. Orang dewasa berusia ≥65

tahun memiliki tingkat kejadian 4,8 kasus/100.000, anak-anak berusia 5-14 tahun

memiliki tingkat terendah pada 0,5 kasus/100.000 pada tahun 2015. Menurut

kelompok umur, kasus tuberkulosis pada tahun 2015 paling banyak ditemukan

pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu sebesar 18,65% diikuti kelompok umur

45-54 tahun sebesar 17,33% dan pada kelompok umur 35-44 tahun sebesar

17,18% di dunia.

Menurut jenis kelamin pada pasien TB paru, jumlah kasus pada laki-laki lebih

tinggi daripada perempuan yaitu 1,5 kali dibandingkan pada perempuan. Pada

masing-masing provinsi di seluruh Indonesia kasus lebih banyak terjadi pada

laki-laki dibandingkan perempuan (Kemenkes, 2015). Jumlah kasus baru TB

paru BTA positif di Sumatera Barat, laki- laki berjumlah 63,06 % pada

perempuan 36,94 % (Dinas kesehatan provinsi Sumatra Barat, 2014). Jumlah

kasus TB Paru di kota Padang pada tahun 2013 adalah 1.288 kasus, pada

penemuan penderita TB paru BTA positif laki – laki (359 orang) dibandingkan

perempuan penderita TB paru BTA positif sebanyak 269 orang. (Dinas

Kesehatan Kota Padang, 2013)

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

3

Centres for Desease Control (CDC) melaporkan 493 kematian di negara Amerika

pada tahun 2014 yang disebabkan TB paru, penurunan 11,2% dari tahun 2013.

TB Paru merupakan penyebab utama morbiditas dewasa dan kematian secara

global. Pada tahun 2012, kematian yang disebabkan oleh TB paru yaitu 1,3 juta

kematian. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium

tuberculosis ini pun tinggi. Tahun 2009, 1,7 juta orang meninggal karena TB paru

(600.000 diantaranya perempuan) sementara ada 9,4 juta kasus baru TB paru (3,3

juta diantaranya perempuan). Sepertiga dari populasi dunia sudah tertular dengan

TB paru dimana sebagian besar penderita TB paru adalah usia produktif (15-55

tahun). Angka kematian karena infeksi TB Paru di Indonesia pada tahun 2009

mencapai 62.246 orang. Sedangkan Di Kota Padang tahun 2013, TB Paru

merupakan 10 penyebab kematian terbanyak dengan jumlah kematian perempuan

22 orang dan laki-laki 7 orang. (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2013)

Angka keberhasilan pengobatan pada tahun 2014 sebesar 81,3% sedangkan

WHO menetapkan standar angka keberhasilan pengobatan sebesar 85%.

Sementara Kementerian Kesehatan menetapkan target minimal 88% untuk angka

keberhasilan pengobatan pada tahun 2014.Dengan demikian pada tahun 2014,

Indonesia tidak mencapai standar angka keberhasilan pengobatan pada kasus TB

paru.Berdasarkan hal tersebut, pencapaian angka keberhasilan pengobatan tahun

2014tidak memenuhi target rentra tahun 2014 (Kemenkes RI. 2015).

Terdapat 3 faktor yang menyebabkan tingginya kasus TB paru di Indonesia yaitu,

waktu pengobatan yang relatif lama (6 sampai 8 bulan) menjadi penyebab

penderita TB sulit sembuh karena pasien TB paru berhenti berobat (Drop Out)

setelah merasa sehat meski proses pengobatan belum selesai sehingga

menyebabkan kekambuhan pada penderita TB paru dengan DO. Selain itu,

masalah TB paru diperberat dengan adanya peningkatan infeksi HIV/AIDS yang

berkembang cepat dan munculnya permasalahan TB Multi Drugs Resistant

(MDR) atau kebal terhadap bermacam obat. Masalah lain adalah adanya

penderita TB paru laten, dimana penderita tidak sakit namun akibat daya tahan

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

4

tubuh menurun, penyakit TB paru akan muncul. Sedangkan di kota Padang

sendiri keberhasilan upaya penanggulangan TB paru diukur dengan kesembuhan

penderita. Kesembuhan dapat mengurangi jumlah penderita dan terjadinya

penularan.Untuk itu, obat harus diminum dan diawasi oleh keluarga atau orang

terdekat.Saat ini upaya penanggulangan TB paru dirumuskan lewat Directly

Observed Treatment Shortcourse (DOTS), dimana pengobatan yang disertai

pengamatan langsung. Pelaksanaan strategi DOTS dilakukan di sarana-sarana

Kesehatan Pemerintah dengan Puskesmas sebagai ujung tombak pelaksanaan

program.(Dinas Kesehatan Kota Padang. 2013)

Menurut penelitian Agustina Dewi (2013), gejala pada pasien TB paru di RSUD

Raden Mattaher Jambi berupa gejala respiratorik yang meliputi: batuk 100%,

batuk darah 52,8%, sesak napas 77,8%, nyeri dada 36,1%. Gejala sistemik pada

pasien TB paru meliputi: demam 80,6%, anoreksia 91,7%, penurunan BB 91,7%,

55,6%. Sebagian besar orang yang mengalami infeksi primer tidak menunjukkan

gejala yang berarti.Namun, pada penderita infeksi primer yang menjadi progresif

dan sakit (3-4% dari yang terinfeksi), gejala respiratorik pada pasien TB Paru

berupa batuk kering ataupun batuk produktif, sesak nafas, serta nyeri dada (Arif

Mutaqin, 2012).

Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan pada hari rabu, tanggal 11 Januari

2017 di IRNA Paru RSUP. Dr. M. Djamil Padang, ditemukan 7 orang penderita

TB Paru. Tn. J 43 tahun dengan TB putus obat (DO) keluhan batuk, dahak sulit

dikeluarkan, pasien tampak lemah, pucat akral dingin dan terkadang sesak nafas

frekuensi nafas 32x/menit, pasien menghabiskan makan 5-6 sendok. Tn. S 36

tahun dengan TB DO keluhan batuk, sesak nafas frekuensi nafas 28x/menit dan

mual, pasien menghabiskan makan 3-4 sendok. Tn. B 32 tahun dengan TB MDR

keluhan batuk, sesak nafas frekuensi nafas 34x/i, dahak yang sulit dikeluarkan.

Tn. S 56 tahun dengan TB DO keluhan sesak nafas frekuensi nafas 28x/menit,

batuk, nyeri, pasien menghabiskan makan 3-5 porsi. Tn. N 47 tahun dengan TB

DO keluhan batuk, nyeri, sesak nafas frekuensi nafas 29x/menit, badan terasa

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

5

lemah, sulit tidur, dan mual. Tn. K 31 tahun dengan TB MDR keluhan batuk,

dahak yang sulit dikeluarkan, sesak nafas frekuensi nafas 32x/menit, mual dan

muntah. Tn. H 54 tahun dengan TB DO keluhan nyeri pada dada, sesak nafas

frekuensi nafas 27x/menit, pucat, akral dingin, batuk.

Hasil observasi didapatkan keluhan pasien banyak mengalami sesak nafas dan

dahak (secret) yang sulit dikeluarkan, nyeri dada, badan terasa lemah, nafsu

makan menurun.Diagnosa keperawatan yang muncul adalah gangguan

pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kapiler,

ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mokus dalam jumlah

berlebihan, eksudat dalam jalan alveoli, sekresi bertahan/sisa sekresi,

ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi,

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan mencerna makanan.

Peran perawat pada pasien TB paru yakni melakukan tindakan keperawatan

untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar pada pasien dan membantu

mengurangi keluhan yang dirasakan, perawat mengatur posisi duduk pasien

dengan semi fowler agar pasien tidak merasakan sesak nafas, selain itu perawat

melakukan nebulizer yang berguna untuk mempermudah pasien untuk

mengeluarkan secretnya. Perawat juga mengontrol pemberian OAT pada pasien

penderita TB paru, selain itu perawat memberikan edukasi mengenai faktor

pemicu TB paru dan menjauhi faktor resiko TB paru serta perawat memberikan

dukungan moril dan motivasi untuk kesembuhan pasien TB paru. Pasien TB paru

bukan hanya membutuhkan perawatan secara fisik akan tetapi juga

membutuhkan perawatan secara psikososial karena pasin TB paru cenderung

mengalami harga diri rendah serta isolasi sosial yang dikarenakan TB paru dapat

menginfeksi siapapun sehingga orang lain cenderung menjauhi atau membatasi

aktivitasnya dengan penderita TB paru.Maka dari itu pentingnya tenaga perawat

untuk melakukan asuhan keperawatan sebagai edukator, motivator dan fasilitator

pada pasien dengan TB paru di Paru RSUP. Dr. M. Djamil Padang.

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

6

Berdasarkan uraian diatas maka penelitimelakukan “Asuhan keperawatan pada

pasien dengan TB paru DO di Ruangan Paru RSUP Dr. M.Djamil Padang tahun

2017”

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana penerapan asuhan

keperawatan pada pasien dengan TB Paru DO di ruangan Paru RSUP Dr. M.

Djamil Padang tahun 2017

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit TB Paru

di Ruangan Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada pasien dengan penyakit

TB Paru di Ruangan Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang

b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada pasien

dengan penyakit TB Paru di Ruangan Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang

c. Mampu mendeskripsikan rencana keperawatan pada pasien dengan

penyakit TB paru di Ruangan Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang

d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada pasien dengan

penyakit TB Paru di Ruangan Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang

e. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan yang pada pasien dengan

penyakit TB paru di Ruangan Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menambah pengetahuan

dan wawasan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan TB

Paru DO.

2. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan pimpinan rumah sakit dapat meneruskan kepada perawat ruangan

dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan TB paru DO di RSUP Dr. M.

Djamil Padang.

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

7

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penulisan yang diperoleh dapat dijadikan sebagai pembelajaran di Prodi

Keperawatan Padang dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien TB

paru DO

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian laporan yang diperoleh ini dapat menjadi data dasar dalam

penerapan asuhan keperawatan pada pasien TB paru DO.

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kasus

1. Pengertian

Tuberkulosis atau TB paru adalah suatu penyakit menular yang paling sering

mengenai parenkim paru, biasanya disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis.TB paru dapat menyebar ke setiap bagian tubuh, termasuk

meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe (Smeltzer&Bare, 2015).Selain itu

TB paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,

yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau di berbagai organ

tubuh lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi (Tabrani

Rab, 2010). Pada manusia TB paru ditemukan dalam dua bentuk yaitu: (1)

tuberkulosis primer: jika terjadi pada infeksi yang pertama kali, (2)

tuberkulosis sekunder: kuman yang dorman pada tuberkulosis primer akan

aktif setelah bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi

tuberkulosis dewasa (Somantri, 2009)

Menurut Robinson, dkk (2014),TB Paru merupakan infeksi akut atau kronis

yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis di tandai dengan adanya

infiltrat paru, pembentukan granuloma dengan perkejuan, fibrosis serta

pembentukan kavitas.

2. Etiologi

TB paru disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang dapat

ditularkan ketika seseorang penderita penyakit paru aktif mengeluarkan

organisme.Individu yang rentan menghirup droplet dan menjadi

terinfeksi.Bakteria di transmisikan ke alveoli dan memperbanyak diri.Reaksi

inflamasi menghasilkan eksudat di alveoli dan bronkopneumonia, granuloma,

dan jaringan fibrosa (Smeltzer&Bare, 2015).Ketika seseorang penderita TB

paru batuk, bersin, atau berbicara, maka secara tak sengaja keluarlah droplet

nuklei dan jatuh ke tanah, lantai, atau tempat lainnya.

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

9

Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas, droplet atau nuklei

tadi menguap. Menguapnya droplet bakteri ke udara dibantu dengan

pergerakan angin akan membuat bakteri tuberkulosis yang terkandung dalam

droplet nuklei terbang ke udara. Apabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat,

maka orang itu berpotensi terkena bakteri tuberkulosis (Muttaqin Arif, 2012).

Menurut Smeltzer&Bare (2015), Individu yang beresiko tinggi untuk tertular

virus tuberculosis adalah:

a. Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB aktif.

b. Individu imunnosupresif (termasuk lansia, pasien dengan kanker, mereka

yang dalam terapi kortikosteroid, atau mereka yang terinfeksi dengan

HIV).

c. Pengguna obat-obat IV dan alkhoholik.

d. Individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat (tunawisma; tahanan;

etnik dan ras minoritas, terutama anak-anak di bawah usia 15 tahun dan

dewasa muda antara yang berusia 15 sampai 44 tahun).

e. Dengan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya (misalkan diabetes,

gagal ginjal kronis, silikosis, penyimpangan gizi).

f. Individu yang tinggal didaerah yang perumahan sub standar kumuh.

g. Pekerjaan (misalkan tenaga kesehatan, terutama yang melakukan aktivitas

yang beresiko tinggi.

3. Klasifikasi TB Paru

TB paru diklasifikasikan menurut Wahid & Imam tahun 2013 halaman 161

yaitu:

a. Pembagian secara patologis

1) Tuberculosis primer (childhood tuberculosis)

2) Tuberculosis post primer (adult tuberculosis).

b. Pembagian secara aktivitas radiologis TB paru (koch pulmonum) aktif,

non aktif dan quiescent (bentuk aktif yang mulai menyembuh)

c. Pembagian secara radiologis (luas lesi)

1) Tuberkulosis minimal

Terdapat sebagian kecil infiltrat nonkavitas pada satu paru maupun

kedua paru, tetapi jumlahnya tidak melebihi satu lobus paru.

2) Moderately advanced tuberculosis

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

10

Ada kavitas dengan diameter tidak lebih dari 4 cm. Jumlah infiltrat

bayangan halus tidak lebih dari 1 bagian paru.Bila bayangan kasar

tidak lebih dari sepertiga bagian 1 paru.

3) Far advanced tuberculosis

Terdapat infiltrat dan kavitas yang melebihi keadaan pada moderately

advanced tuberkulosis.

Klasifikasi TB paru dibuat berdasarkan gejala klinik, bakteriologik,

radiologik, dan riwayat pengobatan sebelumnya.Klasifikasi ini penting

karena merupakan salah satu faktor determinan untuk menentukan strategi

terapi.

Sesuai dengan program Gerdunas-TB (Gerakan Terpadu Nasional

Penanggulan Tuberkulosis) klasifikasi TB paru dibagi sebagai berikut:

a. TB Paru BTA Positif dengan kriteria:

1) Dengan atau tanpa gejala klinik

2) BTA positif:

mikroskopik positif 2 kali, mikroskopik positif 1 kali disokong biakan

positif satu kali atau disokong radiologik positif 1 kali.

3) Gambaran radiologik sesuai dengan TB paru.

b. TB Paru BTA Negatif dengan kriteria:

1) Gejala klinik dan gambaran radiologik sesuai dengan TB paru aktif.

2) BTA negatif, biakan negatif tapi radiologik positif.

c. Bekas TB Paru dengan kriteria:

1) Bakteriologik (mikroskopik dan biakan) negatif

2) Gejala klinik tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan paru.

3) Radiologik menunjukkan gambaran lesi TB inaktif, menunjukkan

serial foto yang tidak berubah.

4) Ada riwayat pengobatan OAT yang lebih adekuat (lebih mendukung).

4. Patofisiologi

Tempat masuk kuman M.tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran

pencernaan,dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi TB terjadi

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

11

melalui udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-

kuman basil tuberkel yang berasal dari orang – orang yang terinfeksi. TB

adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas diperantarai sel. Sel

efektor adalah makrofag, dan limfosit( biasanya sel T) adalah sel

imunresponsif. Tipe imunitas seperti ini biasanya lokal, melibatkan makrofag

yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limfosit dan limfokinnya.Respons ini

disebut sebagai reaksi hipersensitivitas seluler (lambat).

Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi

sebagai unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil.Gumpalan basil yang

lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus

dan tidak menyebabkan penyakit.Setelah berada dalam ruangan alveolus,

biasanya dibagian bawah kubus atau paru atau dibagian atas lobus bawah,

biasanya dibagian bawah kubus atau paru atau dibagian atas lobus bawah,

basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan.Leukosit

polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan memfagosit bakteri

namun tidak membunuh organisme tersebut.Sesudah hari- hari pertama,

leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami

konsolidasi, dan timbulkan pneumonia akut. Pneumonia selular ini dapat

sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau

proses dapat berjalan terus difagosit atau berkembang biak dalam di dalam

sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjer getah

bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang

dan sebagian bersatu sehingga membentuk seltuberkel epiteloid, yang

dikelilingi oleh limfosit.Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10 sampai

20 hari.

Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan

seperti keju disebut nekrosis kaseosa.Daerah yang mengalami nekrosis

kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

12

fibroblas menimbulkan respons berbeda.Jaringan granulaasi menjadi lebih

fibroblas membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel.

Lesi primer paru disebut Fokus Ghon dan gabungan terserangnya kelenjr

getah bening regional dan lesi primer disebut Kompleks Ghon.Kompleks

Ghon yang mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang sehat yang

kebetulan menjalani pemeriksaan radio gram rutin.Namun kebanyakan

infeksi TB paru tidak terlihat secara klinis atau dengan radiografi.

Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah pencairan, yaitu

bahan cairan lepas kedalam bronkus yang berhubungan dan menimbulkan

kavitas. Bahan tuberkel yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk ke

dalam percabangan trakeobronkial. Proses ini dapat berulang kembali

dibagian lain dari paru, atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga

tengah atau usus.

Walaupun tanpa pengobatan, kavitas yang kecil dapat menutup dan

meninggalkan jaringan parut fibrosis.Bila peradangan merada, lumen bronkus

dapat menyepit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat denagan

taut bronkus dan rongga.Bahan perkijuan dapat mengental dan tidak dapat

kavitas penu dengan bahan perkijuan, dan lesi mirip dengan lesi berkapsul

yang tidak terlepas.Keadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala demam

waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi

tempat peradangan aktif.

Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah.

Organisme yang lolos dari kelenjer getah bening akan mencapai aliran darah

dalam jumlah kecil yang kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada

berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal sebagaipenyebaran

limfohematogen, yang biasanya sembuh sendiri.Penyebaran hematogen

merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan TB miler, ini

terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak

organisme masuk kedalam sistem vaskular dan tersebar ke organ – organ

tubuh. (Sylvia, 2005)

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

13

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS
Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

5. Respon Tubuh Terhadap Perubahan Fisiologis

a. Manifestasi Klinis

Arif Mutaqqin (2012), menyatakan secara umum gejala klinik TB paru

primer dengan TB paru DO sama. Gejala klinik TB Paru dapat dibagi

menjadi 2 golongan, yaitu gejala respiratorik (atau gejala organ yang

terlibat ) dan gejala sistematik.

1) Gejala respratorik

a) Batuk

Keluhan batuk, timbul paling awal dan merupakan gangguan yang

paling sering dikeluhkan.

b) Batuk darah

Keluhan batuk darah pada klien TB Paru selalu menjadi alasan

utama klien untuk meminta pertolongan kesehatan.

c) Sesak nafas

Keluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas

atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura,

pneumothoraks, anemia, dan lain-lain.

d) Nyeri dada

Nyeri dada pada TB Paru termasuk nyeri pleuritik ringan.Gejala

ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena TB.

2) Gejala sistematis

a) Demam

Keluhan yang sering dijumpai dan biasanya timbul pada sore atau

malam hari mirip demam atau influenza, hilang timbul, dan

semakin lama semakin panjang serangannya, sedangkan masa

bebas serangan semakin pendek.

b) Keluhan sistemis lain

Keluhan yang biasa timbul ialah keringat malam, anoreksia,

penurunan berat badan, dan malaise.Timbulnya keluhan biasanya

bersifat gradual muncul dalam beberapa minggusampai

bulan.Akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, dan sesak

nafas.

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

16

Gejala reaktivasi tuberkulosis berupa demam menetap yang naik dan

turun (hectic fever), berkeringat pada malam hari yang menyebabkan

basah kuyup (drenching night sweat), kaheksia, batuk kronik dan

hemoptisis.Pemeriksaan fisik sangat tidak sensitif dan sangat non spesifik

terutama pada fase awal penyakit.Pada fase lanjut diagnosis lebih mudah

ditegakkan melalui pemeriksaan fisik, terdapat demam penurunan berat

badan, crackle, mengi, dan suara bronkial. (Darmanto, 2009)

Gejala klinis yang tampak tergantung dari tipe infeksinya.Pada tipe

infeksi yang primer dapat tanpa gejala dan sembuh sendiri atau dapat

berupa gejala neumonia, yakni batuk dan panas ringan. Gejala TB, primer

dapat juga terdapat dalam bentuk pleuritis dengan efusi pleura atau dalam

bentuk yang lebih berat lagi, yakni berupa nyeri pleura dan sesak napas.

Tanpa pengobatan tipe infeksi primer dapat sembuh dengan sendirinya,

hanya saja tingkat kesembuhannya 50%. TB postprimer terdapat gejala

penurunan berat badan, keringat dingin pada malam hari, tempratur

subfebris, batuk berdahak lebih dari dua minggu, sesak napas, hemoptisis

akibat dari terlukanya pembuluh darah disekitar bronkus, sehingga

menyebabkan bercak-bercak darah pada sputum, sampai ke batuk darah

yang masif, TB postprimer dapat menyebar ke berbagai organ sehingga

menimbulkan gejala-gejala seperti meningitis, tuberlosis miliar,

peritonitis dengan fenoma papan catur, tuberkulosis ginjal, sendi, dan

tuberkulosis pada kelenjar limfe dileher, yakni berupa skrofuloderma.

(Tabrani Rab, 2016)

b. Komplikasi

Menurut Wahid&Imam (2013), dampak masalah yang sering terjadi pada

TB paru adalah:

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

17

1) Hemomtisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat

mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya

jalan nafas.

2) Kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial.

3) Bronki ektasis (peleburan bronkus setempat) dan fibrosis

(pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada

paru.

4) Pneumothorak (adanya udara dalam rongga pleura) spontan: kolaps

spontan karena kerusakan jaringan paru.

5) Penyebaran infeksi keorgan lain seperti otak, tulang, persendian,

ginjal, dan sebagainya.

6) Insufisiensi kardiopulmonar (Chardio Pulmonary Insuffciency).

6. Penatalaksanaan

Menurut Zain (2001) membagi penatalaksanaan tuberkulosis paru menjadi

tiga bagian, pengobatan, dan penemuan penderita (active case finding).

1) pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul

erat dengan penderita TB paru BTA positif. Pemeriksaan meliputi tes

tuberkulin, klinis dan radiologis. Bila tes tuberkulin positif, maka

pemeriksaan radiologis foto thoraks diulang pada 6 dan 12 bulan

mendatang. Bila masih negatif, diberikan BCG vaksinasi. Bila positif,

berarti terjadi konversi hasil tes tuberkulin dan diberikan kemoprofilaksis.

2) Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompok-

kelompok populasi tertentu misalnya:

a) Karyawan rumah sakit/Puskesmas/balai pengobatan.

b) Penghuni rumah tahanan.

3) Vaksinasi BCG

Tabrani Rab (2010), Vaksinasi BCG dapat melindungi anak yang berumur

kurang dari 15 tahun sampai 80%, akan tetapi dapat mengurangi makna pada

tes tuberkulin.

Dilakukan pemeriksaan dan pengawasan pada pasien yang dicurigai

menderita tuberkulosis, yakni:

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

18

a) Pada etnis kulit putih dan bangsa Asia dengan tes Heaf positif dan

pernah berkontak dengan pasien yang mempunyai sputum positif

harus diawasi.

b) Walaupun pemeriksaan BTA langsung negatif, namun tes Heafnya

positif dan pernah berkontak dengan pasien penyakit paru.

c) Yang belum pernah mendapat kemoterapi dan mempunyai

kemungkinan terkena.

d) Bila tes tuberkulin negatif maka harus dilakukan tes ulang setelah 8

minggu dan ila tetap negatif maka dilakukan vaksinasi BCG. Apabila

tuberkulin sudah mengalami konversi, maka pengobatan harus

diberikan.

4) Kemoprofilaksis dengan mengggunakan INH 5 mg/kgBB selama 6-12

bulan dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri

yang masih sedikit. Indikasi kemoprofilaksis primer atau utama ialah bayi

yang menyusu pada ibu dengan BTA positif, sedangkan kemoprofilaksis

sekunder diperlukan bagi kelompok berikut:

a) Bayi dibawah lima tahun dengan hasil tes tuberkulin positif karena

resiko timbulnya TB milier dan meningitis TB,

b) Anak dan remaja dibawah dibawah 20 tahun dengan hasil tuberkulin

positif yang bergaul erat dengan penderita TB yang menular,

c) Individu yang menunjukkan konversi hasil tes tuberkulin dari negatif

menjadi positif,

d) Penderita yang menerima pengobatan steroid atau obat

immunosupresif jangka panjang,

e) Penderita diabetes melitus.

5) Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang penyakit tuberkulosis

kepada masyarakat di tingkat puskesmas maupun ditingkat rumah sakit

oleh petugas pemerintah maupun petugas LSM (misalnya Perkumpulan

Pemberantasan Tuberkulosis Paru Indonesia-PPTI). (Mutaqqin Arif,

2012)

Arif Mutaqqin (2012), mengatakan tujuan pengobatan pada penderita TB

paru selain mengobati, juga untuk mencegah kematian, kekambuhan,

resistensi terhadap OAT, serta memutuskan mata rantai penularan. Untuk

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

19

penatalaksanaan pengobatan tuberkulosis paru, berikut ini adalah beberapa

hal yang penting untuk diketahui.

Mekanisme Kerja Obat anti-Tuberkulosis (OAT)

a. Aktivitas bakterisidal, untuk bakteri yang membelah cepat.

1) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin (R) dan

Streptomisin (S).

2) Intraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin dan Isoniazid

(INH).

b. Aktivitas sterilisasi, terhadap the persisters (bakteri semidormant)

1) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rimpafisin dan

Isoniazid.

2) Intraseluler, untuk slowly growing bacilli digunakan Rifampisin dan

Isoniazid. Untuk very slowly growing bacilli, digunakan Pirazinamid

(Z).

c. Aktivitas bakteriostatis, obat-obatan yang mempunyai aktivitas

bakteriostatis terhadap bakteri tahan asam.

1) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Etambutol (E), asam

para-amino salistik (PAS), dan sikloserine.

2) Intraseluler, kemungkinan masih dapat dimusnahkan oleh Isoniazid

dalam keadaan telah terjadi resistensi sekunder.

Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi dua fase yaitu fase intensif (2-3

bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan).Panduan obat yang digunakan terdiri atas

obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai

dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid,

Streptomisin, dan Etambutol (Depkes RI, 2004)

Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu

berdasarkan lokasi TB paru, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan

bakteriologi, apusan sputum dan riwayat pengobatan sebelumnya.Disamping

itu, perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan TB paru yang dikenal

sebagai Directly Observed Treatment Short Course (DOTSC).

DOTSC yang direkomendasikan oleh WHO terdiri atas lima komponen,

yaitu:

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

20

a. Adanya komitmen politis berupa dukungan para pengambil keputusan

dalam penanggulangan TB paru.

b. Diagnosis TB paru melalui pemeriksaan sputum secara mikroskopik

langsung, sedangkan pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan

radiologis dan kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki

sarana tersebut.

c. Pengobatan TB paru dengan paduan OAT jangka pendek dibawah

pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO), khususnya

dalam dua bulan pertama di mana penderita harus minum obat setiap hari.

d. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.

Pencatatan dan pelaporan yang baku.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Kasus TB Paru

1. Pengkajian

Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan TB paru (Irman

Somantri, p.68 2009).

a. Data Pasien

Penyakit TB paru dapat menyerang manusia mulai dari usia anak sampai

dewasa dengan perbandingan yang hampir sama antara laki-laki dan

perempuan. Penyakit ini biasanya banyak ditemukan pada pasien yang

tinggal didaerah dengan tingkat kepadatan tinggi sehingga masuknya

cahaya matahari kedalam rumah sangat minim. TB paru pada anak dapat

terjadi pada usia berapapun, namun usia paling umum adalah antara 1-4

tahun. Anak-anak lebih sering mengalami TB diluar paru-paru

(extrapulmonary) disbanding TB paru dengan perbandingan 3:1. TB

diluar paru-paru adalah TB berat yang terutama ditemukan pada usia<3

tahun. Angka kejadia (pravelensi) TB paru pada usia 5-12 tahun cukup

rendah, kemudian meningkat setelah usia remaja dimana TB paru

menyerupai kasus pada pasien dewasa (sering disertai lubang/kavitas

pada paru-paru).

b. Riwayat Kesehatan

Keluhan yang sering muncul antara lain:

1) Demam: subfebris, febris (40-41oC) hilang timbul.

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

21

2) Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus batuk ini terjadi

untuk membuang/mengeluarkan produksi radang yang dimulai dari

batuk kering sampai dengan atuk purulent (menghasilkan sputum).

3) Sesak nafas: bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah

paru-paru.

4) Keringat malam.

5) Nyeri dada: jarang ditemukan, nyeri akan timbul bila infiltrasi radang

sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.

6) Malaise: ditemukan berupa anoreksia, nafsu makan menurun, berat

badan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat malam.

7) Sianosis, sesak nafas, kolaps: merupakan gejala atelektasis. Bagian

dada pasien tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung terdorong ke

sisi yang sakit. Pada foto toraks, pada sisi yang sakit nampak bayangan

hitam dan diagfragma menonjol keatas.

8) Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya

penyakit ini muncul bukan karena sebagai penyakit keturunan tetapi

merupakan penyakit infeksi menular.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

1) Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh

2) Pernah berobat tetapi tidak sembuh

3) Pernah berobat tetapi tidak teratur

4) Riwayat kontak dengan penderita TB paru

5) Daya tahan tubuh yang menurun

6) Riwayat vaksinasi yang tidak teratur

7) Riwayat putus OAT.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Biasanya pada keluarga pasien ditemukan ada yang menderita TB

paru.Biasanya ada keluarga yang menderita penyakit keturunan seperti

Hipertensi, Diabetes Melitus, jantung dan lainnya.

e. Riwayat Pengobatan Sebelumnya

1) Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan sakitnya

2) Jenis, warna, dan dosis obat yang diminum.

3) Berapa lama pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan

penyakitnya

4) Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

22

f. Riwayat Sosial Ekonomi

1) Riwayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, waktu, dan tempat bekerja, jumlah

penghasilan.

2) Aspek psikososial. Merasa dikucilkan, tidak dapat berkomunikasi

dengan bebas, menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang

mampu, masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh

perlu waktu yang lama dan biaya yang banyak, masalah tentang masa

depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan putus harapan.

g. Faktor Pendukung:

1) Riwayat lingkungan.

2) Pola hidup: nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat

dan tidur, kebersihan diri.

3) Tingkat pengetahuan/pendidikan pasien dan keluarga tentang penyakit,

pencegahan, pengobatan dan perawatannya.

h. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum: biasanya KU sedang atau burukTD : Normal ( kadang rendah karena kurang istirahat)Nadi : Pada umumnya nadi pasien meningkat Pernafasan : biasanya nafas pasien meningkat (normal : 16-

20x/i)Suhu : Biasanya kenaikan suhu ringan pada malam hari.

Suhumungkin tinggi atau tidak teratur. Seiring kali tidak ada

demam1) Kepala

Inspeksi : Biasanya wajah tampak pucat, wajah tampak

meringis, konjungtiva anemis, skelra tidak ikterik, hidung tidak

sianosis, mukosa bibir kering, biasanya adanya pergeseran

trakea.2) Thorak

Inpeksi : Kadang terlihat retraksi interkosta dan

tarikan dinding dada, biasanya pasien kesulitan saat inspirasiPalpasi : Fremitus paru yang terinfeksi biasanya lemah Perkusi : Biasanya saat diperkusi terdapat suara pekakAuskultasi : Biasanya terdapat bronki

3) Abdomen

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

23

Inspeksi : biasanya tampak simetrisPalpasi : biasanya tidak ada pembesaran heparPerkusi : biasanya terdapat suara tympaniAuskultasi : biasanya bising usus pasien tidak terdengar

4) Ekremitas atasBiasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak

ada edema5) Ekremitas bawah

Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak

ada edema

i. Pemeriksaan Diagnostik

1) Kultur sputum: Mikobakterium TB positif pada tahap akhir penyakit.

2) Tes Tuberkulin: Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm

terjadi 48-72 jam).

3) Poto torak: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas; pada tahap dini

tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas;

pada kavitas bayangan, berupa cincin; pada klasifikasi tampak

bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.

4) Bronchografi: untuk melihat kerusakan bronkus atatu kerusakan paru

karena TB paru.

5) Darah: peningkatan leukosit dan Laju Endap Darah (LED).

6) Spirometri: penurunan fungsi paru dengan kapasitas vital menurun.

j. Pola Kebiasaan Sehari-hari

1) Pola aktivitas dan istirahat

Subyektif: rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. Sesak (nafas

pendek), sulit tidur, demam, menggigil, berkeringat pada malam hari.

Obyektif: Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak

(tahap, lanjut; infiltrasi radang sampai setengah paru), demam

subfebris (40-41oC) hilang timbul.

2) Pola Nutrisi

Subyektif: anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan.

Obyektif: turgor kulit jelek, kulit kering/berisik, kehilangan lemak sub

kutan.

3) Respirasi

Subyektif: batuk produktif/non produktif sesak nafas, sakit dada.

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

24

Obyektif: mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum

hijau/purulent, mukoid kuning atau bercak darah, pembengkakan

kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi basah, kasar didaerah apeks

paru, takipneu (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan pleural),

sesak nafas, pengembangan pernafasan tidak simetris (effusi pleura),

perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural), deviasi trakeal

(penyebaran bronkogenik).

4) Rasa nyaman/nyeri

Subyektif: nyeri dada meningkat karena batuk berulang

Obyektif: berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah,

nyeri bisa timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga

timbul pleuritis.

5) Integritas Ego

Subyektif: faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak

berdaya/tak ada harapan.

Obyektif: menyangkal (selama tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah

tersinggung.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mokus dalam

jumlah berlebihan, eksudat dalam jalan alveoli, sekresi bertahan/sisa

sekresi

b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, keletihan,

keletihan otot pernapasan

c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran

alveolar-kapiler

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan

e. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera

f. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan penyakit

g. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme

regulasi

h. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

i. Resiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang

kewaspadaan perdarahan

j. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak

k. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

25

l. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan, infeksi/

kontaminan interpersonal, ancaman pada konsep diri

3. Rencana keperawatan

Rencana keperawatan yang dapat diterapkan pada pasien dengan TB paru

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Rencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan NOC NIC

Ketidakefektifan

bersihan jalan napas

berhubungan dengan

mokus dalam jumlah

berlebihan, eksudat

dalam jalan alveoli,

sekresi bertahan/sisa

sekresi

Definisi :

Ketidakmampuan

membersihkan sekresi

atau obstruksi dari

saluran nafas untuk

mempertahankan

bersihan jalan nafas

Batasan karakteristik :

1. Batuk yang tidak

efektif

2. Dyspnea

3. Gelisah

4. Kesulitan verbalisasi

5. Penurunan bunyi

nafas

6. Perubahan frekensi

nafas

7. Perubahan pola nafas

8. Sputum dalam

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

diharapakan status

pernafasan : kepatenan

jalan nafas dengan

kriteria hasil :

a) Frekuensi pernafasan

tidak ada deviasi dari

kisaran normal

b) Irama pernafasan

tidak ada deviasi dari

kisaran normal

c) Kemampuan untuk

mengeluarkan secret

tidak ada deviasi dari

kisaran normal

d) Suara nafas tambahan

tidak ada

e) Dispnea dengan

aktifitas ringan tidak

ada

f) Penggunaan otot

bantu pernafasan

tidak ada

status pernafasan :

ventilasi dengan

Manajemen jalan nafas

a) Bersihkan jalan nafas

dengan teknik chin lift

atau jaw thrust sebagai

mana mestinya

b) Posisikan pasien untuk

memaksimalkan

ventilasi

c) Identifikasi kebutuhan

aktual/potensial pasien

untuk memasukkan alat

membuka jalan nafas

d) Lakukan fisioterapi

dada sebagai mana

mestinya

e) Buang secret dengan

memotivasi pasien

untuk melakukan batuk

atau menyedot lender

f) Instruksikan

bagaimana agar bias

melakukan batuk

efektif

g) Auskultasi suara nafas

h) Posisikan untuk

meringankan sesak

nafas

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

26

jumlah yang

berlebihan

9. Suara nafas tambahan

Faktor yang berhubungan

1. Lingkungan

a) Perokok

b) Perokok pasif

c) Terpajan asap

2. Obstruksi jalan nafas

a) Adanya jalan

nafas buatan

b) Benda asing

dalam jalan nafas

c) Eksudat dalam

alveoli

d) Hyperplasia pada

dinding bronkus

e) Mucus berlebihan

f) Spasme jalan

nafas

3. Fisiologis

a) Disfungsi

neuromuskular

b) Infeksi

kriteria hasil :

a) Frekuensi pernafasan

tidak ada deviasi dari

kisaran normal

b) Irama pernafasan

tidak ada deviasi dari

kisaran normal

c) Suara perkusi nafas

tidak ada deviasi dari

kisaran normal

d) Kapasitas vital tidak

ada deviasi dari dari

kisaran normal

Monitor pernafasan

a) Monitor kecepatan,

irama, kedalaman dan

kesulitan bernafas

b) Catat pergerakan dada,

catat ketidaksimetrisan,

penggunaan otot bantu

pernafasan dan retraksi

otot

c) Monitor suara nafas

tambahan

d) Monitor pola nafas

e) Auskultasi suara nafas,

catat area dimana

terjadi penurunan atau

tidak adanya ventilasi

dan keberadaan suara

nafas tambahan

f) Kaji perlunya

penyedotan pada jalan

nafas dengan auskultasi

suara nafas ronki di

paru

g) Monitor kemampuan

batuk efektif pasien

h) Berikan bantuan terapi

nafas jika diperlukan

(misalnya nebulizer)

Ketidakefektifan pola

nafas berhubungan

dengan hiperventilasi

Definisi :

Batasan karakteristik

1. Bradipnea

2. Dyspnea

3. Penggunaan otot

bantu pernafasan

4. Penurunan kapasitas

kapasitas vital

5. Penurunan tekanan

ekspirasi

6. Penurunan tekanan

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

diharapkan status

pernafasan : ventilasi

dengan kriteria hasil :

a) Frekuensi pernafasan

tidak ada deviasi dari

kisaran normal

b) Irama pernafasan

tidak ada deviasi dari

kisaran normal

c) Suara perkusi nafas

tidak ada deviasi dari

kisaran normal

Manajemen jalan nafas

a) Bersihkan jalan nafas

dengan teknik chin lift

atau jaw thrust sebagai

mana mestinya

b) Posisikan pasien untuk

memaksimalkan

ventilasi

c) Identifikasi kebutuhan

aktual/potensial pasien

untuk memasukkan alat

membuka jalan nafas

d) Lakukan fisioterapi

dada sebagai mana

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

27

inspirasi

7. Pernafasan bibir

8. Pernafasan cuping

hidung

9. Takipnea

Factor yang berhubungan

1. Ansietas

2. Cedera medulla

spinalis

3. Hiperventilasi

4. Keletihan

5. Keletihan otot

pernafasan

6. Nyeri

7. Obesitas

8. Posisi tubuh yang

menghambat

ekspansi paru

d) Kapasitas vital tidak

ada deviasi dari dari

kisaran normal

mestinya

e) Buang secret dengan

memotivasi pasien

untuk melakukan batuk

atau menyedot lender

f) Instruksikan bagaimana

agar bias melakukan

batuk efektif

g) Auskultasi suara nafas

h) Posisikan untuk

meringankan sesak

nafas

Terapi oksigen

a) Pertahankan kepatenan

jalan nafas

b) Siapkan peralatan

oksigen dan berikan

melalui system

humidifier

c) Berikan oksigen

tambahan seperti yang

diperintahkan

d) Monitor aliran oksigen

e) Monitor efektifitas

terapi oksigen

f) Amati tanda-tanda

hipoventialsi induksi

oksigen

g) Konsultasi dengan

tenaga kesehatan lain

mengenai penggunaan

oksigen tambahan

selama kegiatan dan

atau tidur

Gangguan pertukaran

gas berhubungan dengan

perubahan membran

alveolar-kapiler

Definisi :

Kelebihan atau deficit

oksigenasi dan/atau

eliminasi

karbondioksida pada

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

diharapakan status

pernafasan :

pertukaran gas dengan

kriteria hasil :

a) Tekanan parsal

oksigen di darah arteri

(PaO2) tidak ada

Terapi oksigen

a) Pertahankan kepatenan

jalan nafas

b) Siapkan peralatan

oksigen dan berikan

melalui system

humidifier

c) Berikan oksigen

tambahan seperti yang

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

28

membrane alveolar-

kapiler

Batasan karakteristik

1. Diaphoresis

2. Dyspnea

3. Gangguan

penglihatan

4. Gas darah arteri

abnormal

5. Gelisah

6. Hiperkapnia

7. Hipoksemia

8. Hipoksia

9. pH arteri abnormal

10. pola pernafasan

abnormal

11. sianosis

factor berhubungan

1. ketidakseimbangan

ventilasi-perfusi

2. perubahan membrane

alveolar-kapiler

deviasi dari kisaran

normal

b) Tekanan parsial

karbondioksisa di

darah arteri (PaCO2)

tidak ada deviasi dari

kisaran normal

c) Saturasi oksigen tidak

ada deviasi dari

kisaran normal

d) Keseimbangan

ventilasi dan perfusi

tidak ada deviasi dari

kisaran normal

Tanda-tanda vital

dengan kriteria hasil :

a) Suhu tubuh tidak ada

deviasi dari kisaran

normal

b) Denyut nadi radial

tidak ada deviasi dari

kisaran normal

c) Tingkat pernafasan

tidak ada deviasi dari

kisaran normal

d) Irama pernafasan

tidak ada deviasi dari

kisaran normal

e) Tekanan darah sistolik

tidak ada deviasi dari

kisaran normal

f) Tekanan darah

diastolik tidak ada

deviasi dari kisaran

normal

diperintahkan

d) Monitor aliran oksigen

e) Monitor efektifitas

terapi oksigen

f) Amati tanda-tanda

hipoventialsi induksi

oksigen

g) Konsultasi dengan

tenaga kesehatan lain

mengenai penggunaan

oksigen tambahan

selama kegiatan dan

atau tidur

Monitor tanda-tanda

vital

a) Monitor tekanan darah,

nadi, suhu dan status

pernafasan dengan

tepat

b) Monitor tekanan darah

saat pasien berbaring,

duduk dan berdiri

c) sebelum dan setelah

perubahan posisi

d) Monitor dan laporkan

tanda dan gejala

hipotermia dan

hipertermia

e) Monitor keberadaan

nadi dan kualitas nadi

f) Monitor irama dan

tekanan jantung

g) Monitor suara paru-

paru

h) Monitor warna kulit,

suhu dan kelembaban

Identifikasi kemungkinan

penyebab perubahan

tanda-tanda vital

Sumber : Nanda (2015) : Nursing Intervention Classification (NOC) (2013) :

Nursing Outcome Classification (NIC) (2013)

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

29

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah deskriptifdengan bentuk studi kasus. Metode

penlitian deskriptif merupakan suatu metode yang memiliki tujuan utama dengan

memberikan gambaran situasi atau fenomena secara jelas dan rinci tentang apa

yang terjadi (Afiyanti, Yati. 2014). Hasil yang diharapkan oleh peneliti adalah

melihat asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus TB paru di Ruang Paru

RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2017.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruangan Ruang Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang

tahun 2017.Waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan Januari-Juni 2017.

Asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus TB paru DO di Ruang Paru RSUP

Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2017 dilakukan dari tanggal 20 Mei-24 Mei

2017, lima hari untuk masing-masing partisipan.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi pasien dengan TB paru DO sebanyak 2 orang.

2. Sampel

Sampel yang diambil berjumlah 2 orang yang didapat dari populasi dengan

kriteria inklusi:

a. Pasien dan keluarga bersedia menjadi responden.

b. Pasien di diagnosis TB paru (Drop Out)

c. Pasien compos mentis kooperatif.

Kriteria Ekslusi :

a. Pasien pulang atau meninggal sebelum 5 hari pengambilan data.

b. Pasien pindah rawatan keruang ambun pagi.

D. Prosedur Pengambilan Data

1. Prosedur Administrasi

Prosedur administrasi yang dilakukan peneliti meliputi:

a. Peneliti meminta izin penelitian dari instansi asal penelitian yaitu

Poltekkes Kemenkes Padang

36

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

32

b. Meminta surat rekomendasi ke RSUP Dr. M.Djamil Padang

c. Meminta izin ke Kepala RSUP Dr. M.Djamil Padang

d. Meminta izin ke Kepala Keperawatan Ruang Paru RSUP Dr. M.Djamil

Padang

e. Melakukan pemilihan sampel yaitu berdasarkan pasien yang ada waktu

jadwal penelitian. Saat peneliti melakukan observasi partisipan pada

tanggal 19 Mei 2017, ada 5 orang partisipan dengan diagnose TB paru,

setelah melihat buku status keperawatan 3 orang TB paru DO dan 2 orang

TB paru MDR. 1 pasien TB paru DO rencana pulang, peneliti langsung

memilih 2 pasien TB paru DO yang masih dirawat.

f. Mendatangi responden serta keluarga dan menjelaskan tentang tujuan

penelitian

g. Keluarga memberikan persetujuan untuk dijadikan responden dalam

penelitian

h. Keluarga diberikan kesempatan untuk bertanya

i. Keluarga dan pasien menandatangani informed concent

j. Selanjutnya peneliti dan keluarga melakukan kontrak waktu untuk

pertemuan selanjutnya.

2. Prosedur Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan yang dilakukan peneliti adalah:

a. Peneliti melakukan pengkajian kepada responden/keluarga menggunakan

metode wawancara observasi dan pemeriksaan fisik.

b. Peneliti merumuskan diagnosis keperawatan yang muncul pada

redponden

c. Peneliti membuat perencanaan asuhan keperawatan yang akan diberikan

kepada responden

d. Peneliti melakukan asuhan keperawatan pada responden

e. Peneliti mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada

responden

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

33

f. Peneliti mendokumentasikan proses asuhan keperawatan yang telah

diberikan pada responden mulai dari melakukan pengkajian sampai pada

evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.

E. Alat/Instrumen Pengumpulan Data

1. Pengkajian

Menggunakan format pengkajian (format terlampir) yang berisi identitas

pasien, riwayat kesehatan, dan pola kesehatan.

2. Pemeriksaan fisik

Alat yang digunakan yaitu tensimeter, reflek hammer, penlight, thermometer,

stetoskop.

3. Diagnosis keperawatan

a. Analisa data

Analisa data pada kedua partisipan Tn. J dan Ny. D mencakup data

pasien, masalah dan penyebabnya (lampiran 7 dan 8)

b. Diagnosa keperawatan

Format diagnosis keperawatan berisi problem, etiologi, dan symptom,

tanggal ditemukan masalah serta tanggal dipecahkan masalah (lampiran 7

dan 8)

c. Intervensi

Rencana asuhan keperawatan terdiri dari beberapa komponen diantaranya

diagnosis keperawatan, tujuan, kriteria hasil, serta perncanaan

keperawatan (lampiran 7 dan 8)

d. Implementasi

Implementasi keperawatan terdiri dari hari tanggal dilakukan asuhan

keperawatan, diagnosis keperawatan, tindakan keperawatan berdasarkan

intervensi keperawatan, serta tanda tangan yang melakukan implementasi

keperawatan (lampiran 7 dan 8).

e. Evaluasi

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

34

Evaluasi terdiri dari nama pasien, hari tanggal, evaluasi beruapa SOAP,

serta tanda tangan yang membuat evaluasi keperawatan

F. Cara Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi dilakukan pada partisipan 1 dan partisipan 2 dengan wawancara,

pemeriksaan, pengukuran, pendokumentasian selama pasien dirawat.

2. Pengukuran

Pada hari pertama melakukan asuhan keperawatan, didapatkan hasil

pengukuran pada kedua partisipan yaitu Tn. J dan Ny. D,pengukuran yang

dilakukan adalah pengukuran tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu,

pemeriksaan pupil, pemeriksaan nervus cranial, pemeriksaan reflek fisiologis,

reflek patologis serta penilaian kekuatan otot

3. Wawancara

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara bebas

terpimpin.Caranya adalah dengan menanyakan kepada keluarga perihal

kejadian yang sebenarnya terjadi pada partisipan dan riwayat kesehatan

sebelumnya yang berkaitan dengan penyakit yang dialami partisipan saat ini.

4. Dokumentasi

Dokumen berbentuk status pasien serta catatan keperawatan yang di

dokumentasikan ulang menggunakan gambar serta buku kegiatan penelitian.

G. Jenis-jenis Data

1. Data Primer

Data ini meliputi: Identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, pola aktifitas

sehari-hari dirumah, dan pemeriksaan fisik terhadap pasien.

2. Data Sekunder

Data sekunder berupa hasol laboratorium, hasil cek sputum, hasil Rontgen,

catatan perkembangan keperawatan

H. Rencana Analisis

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

35

Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis semua temuan

pada tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep dan teori

keperawatan pada pasien dengan TB paru DO. Data yang telah didapat dari hasil

melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, penegakkan diagnosis,

merencanakan tindakan, melakukan tindakan sampai mengevaluasi hasil tindakan

akan dinarasikan dan dibandingkan dengan teori asuhan keperawatan dengan

kasus TB paru DO. Analisa yang dilakukan untuk menentukan apakah ada

kesesuaian antara teori yang ada dengan kondisi pasien.

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP DR.M.Djamil Padang di Ruang Paru,

kapasitas penampungan tempat tidur pasien adalah sebanyak 24 tempat tidur

yang dibagi menjadi 2 tim, yaitu tim A dan tim B, dipimpin oleh seorang

karu, dan dibantu oleh 2 orang katim di masing-masingnya. Diruangan

tersebut ada 19 perawat pelaksana yang dibagi menjadi 3 shif, pagi, siang,

dan malam.Perawat berpendidikan S1 ada 7 orang, sementara untuk perawat

yang berpendidikan D3 adalah sebanyak 11 orang.Selain perawat ruangan

beberapa mahasiswa praktik dari berbagai institusi juga ikut andil dalam

melakukan asuhan keperawatan pada pasien.

Penelitian yang dilakukan pada tanggal 20-24 Mei 2017 pada dua partisipan,

yaitu Tn. J dan Ny. D dengan diagnosa medis TB paru DO di Ruang Paru

RSUP Dr. M. Djamil Padang.Asuhan Keperawatan dimulai dari pengkajian,

penegakkan diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi serta

evaluasi keperawatan yang dilakukan dengan metode wawancara, observasi,

studi dokumentasi serta pemeriksaan fisik.

2. Deskripsi Kasus

Pengkajian keperawatan dimulai pada tanggal 20 Mei 2017 pukul 09.00

WIB, Hasil penelitian tentang pengkajian yang didapatkan peneliti melalui

observasi, wawancara dan studi dokumentasi pada kedua partisipan

dituangkan pada tabel sebagai berikut.

Partisipan I, Tn. J umur 31 tahun, status kawin, agama islam, pendidikan

terakhir SD, tidak bekerja, alamat di Kapujan Bayang Kab. Pesisir Selatan.

Pasien dirawat sejak tanggal 16 Mei 2017 dengan alasan masuk sesak nafas,

diagnosa medis TB paru DO. No. MR: 978727. Penanggung jawab: Tn.U

36

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

37

(kakak kandung) pekerjaan petani, alamat di Kapujan Bayang Kab. Pesisir

Selatan.

Partisipan II, Ny. D umur 55 tahun, status kawin, agama islam, pendidikan

terakhir SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, alamat Limau Asam Pasar Baru

Bayang Kab. Pesisir Selatan. Pasien dirawat sejak tanggal 17 Mei 2017

dengan alasan masuk sesak nafas, diagnosa medis TB paru DO. No. MR:

978936. Penanggung jawab: Ny.T (adik kandung) pekerjaan ibu rumah

tangga, alamat Limau Asam Pasar Baru Bayang Kab. Pesisir Selatan.

Tabel 4.1

Pengkajian Keperawatan Partispan 1 dan Partisipan 2

ASUHAN

KEPERAWATANPARTISIPAN 1 PARTISIPAN 2

Riwayat Kesehatan

Keluhan utama

Pasien masuk melalui IGD RSUP

Dr. M.Djamil Padang Rujukan

dari RS Siti Rahmah Padang pada

hari selasa tanggal 16 Mei 2017

pukul 00.20 WIB, dengan

kesadaran kompos mentis

kooperatif, keadaan umum lemah,

disertai dengan keluhan utama

pasien sesak nafas sejak 3 hari

yang lalu, demam tinggi sejak

seminggu yang lalu, nyeri pada

dada, TD: 114/70 mmHg, HR:

110x/menit, RR: 28x/menit,

Suhu: 38,7oC.

Pasien masuk melalui Poliklinik

RSUP Dr. M.Djamil Padang pada

hari rabu tanggal 17 Mei 2017

pukul 12.30 WIB, dengan

kesadaran kompos mentis

kooperatif, keadaan umum lemah,

disertai dengan keluhan utama

pasien batuk berdarah sejak 2

minggu yang lalu, pasien sesak

nafas sejak 4 hari yang lalu, dan

nyeri pada dada, TD: 100/70

mmHg, HR: 98x/menit, RR:

24x/menit, Suhu: 37,1oC.

Riwayat kesehatan

sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada

hari sabtu, tanggal 20 Mei 2017

hari rawatan ke 5, dengan

kesadaran kompos mentis

kooperatif, keadaan umum lemah,

pasien mengeluh sesak nafas,

batuk berdahak warna kuning

kecoklatan, nyeri dada, pasien

terpasang Oksigen NRM

10liter/menit

Saat dilakukan pengkajian pada

hari sabtu, tanggal 20 Mei 2017

hari rawatan ke 4, dengan

kesadaran kompos mentis

kooperatif, keadaan umum sedang,

pasien mengeluh sesak nafas,

nyeri dada, batuk produktif masih

terdapat bercak darah, Pasien

terpasang oksigen nasal kanul

3liter/menit.

Riwayat Kesehatan Keluarga mengatakan pasien Keluarga mengatakan pasien

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

38

Dahulu pernah dirawat di RSUD Painan

tahun 2016 selama 1 minggu

dengan keluhan sesak nafas serta

nyeri pada dada dan punggung.

Riwayat OAT tahun 2016 selama

2 bulan dan dihentikan sendiri

oleh pasien dengan alasan pasien

mengeluh pusing setelah

meminum OAT, pasien memiliki

kebiasaan merokok.Hipertensi (-),

DM (-).

pernah minum OAT tahun 2016

selama 4 bulan dan dihentikan

sendiri oleh pasien dengan alasan

setelah pasien meminum OAT

pasien mengeluh mual. Keluarga

mengatakan pasien belum pernah

dirawat di RS. Hipertensi (-), DM

(+).

Riwayat Kesehatan

Keluarga

Keluarga mengatakan tidak ada

anggota keluarga yang tinggal

serumah yang pernah menderita

penyakit TB paru, dan penyakit

keturunan lainnya.

Keluarga mengatakan tidak ada

anggota keluarga yang tinggal

serumah yang pernah menderita

penyakit TB Paru, dan penyakit

keturunan lainnya.

Pola Aktifitas

-Pola Nutrisi Sehat: Pasien mengatakan saat

sehat makan 3x sehari dengan

nasi, lauk, sayur dengan porsi

sedang dan minum air putih

sebanyak 8 gelas.

Sakit: Pasien diberi susu dan

setelah 3 hari pasien diberi

makanan lunak dan makan 3x

sehari, pasien menghabiskan ¼

porsi makanan dan minum air

putih sebanyak 5 sampai 8 gelas

sehari

Sehat: Pasien mengatakan saat

sehat makan 3x sehari dengan

nasi, lauk, sayur dengan porsi

sedang dan minum air putih 8-10

gelas perhari.

Ssakit: Pasien diberi makanan

biasa Diit DM tipe II, pasien

menghabiskan ¼ porsi makanan

saja, minum air putih sebanyak 8

gelas sehari.

-Istirahat dan Tidur Sehat: pasien tidur 7-8 jam

perhari, siang 1-2 jam perhari dan

malam 5-6 jam perhari, kualitas

tidur baik. Sakit: pasien tidur 8-

10 jam perhari, siang 2-3 jam

perhari dan malam 6-7 jam

perhari, pasien sering terbangun

dimalam hari karena

mengeluhkan sesak nafas.

Sehat: pasien tidur 8-9 jam

perhari, siang 2 jam perhari dan

malam 6-7 jam perhari, kualitas

tidur baik. Sakit: pasien tidur 11

jam perhari, siang 3 jam perhari

dan malam 8 jam perhari, pasien

sering mengeluh berkeringkat

pada malam hari.

-Aktifitas dan

Latihan

Sehat: keluarga mengatakan

pasien tidak bekerja, pasien dapat

melakukan kegiatan serta

aktivitas sendiri, pasien

mengkonsumsi narkoba(-), seks

bebas(-).

Sehat: Saat sehat keluarga

mengatakan pasien seorang ibu

rumah tangga, pasien dapat

melakukan kegiatan serta aktivitas

sendiri. Pekerjaan suami sebgai

petani.

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

39

Sakit: namun saat sakit ADL

pasien dibantu oleh keluarga dan

perawat

Sakit: namun saat sakit ADL

pasien dibantu oleh keluarga dan

perawat

Pemeriksaan Fisik Dari hasil pemeriksaan di

dapatkan keadaan umum lemah,

kesadaran CMC, TD: 100/70

mmHg, HR: 68x/menit, RR:

28x/menit, suhu: 36,50C. Kepala:

tampak simetris, kepala bersih,

hematom(-), pembengkakan(-).

Wajah:wajah tampak pucat,

wajah tampak simetris. Mata:

tampak simetris, konjungtiva

anemis(-), sklera ikterik (-).

Hidung: hidung simetris,

tampak bersih, pernapasan cuping

hidung(-), lesi (-). Mulut:

kering, tidak pucat, tidak terdapat

lesi. Leher: pembesaran kelenjar

tiroid dan kelenjar getah

bening(-). Dada: penggunaan

otot bantu(+), pergerakan dinding

dada kiri dan kanan sama,

fremitus kiri dan kanan sama,

perkusi sonor dan auskultasi

bronkovasikuler, ronkhi positif.

Pada pemeriksaan kardiovaskuler

di dapatkan ictus cordis tidak

terlihat, serta irama teratur.

Abdomen: pemeriksaan sistem

pencernaan asites(-), bising usus

15x/menit, hepar teraba (-), nyeri

tekan hepar(-), perkusi timpani,

pembesaran kelenjar tiroid dan

kelenjar getah bening(-).

Ekstremitas: Pada ekstermitas

kiri atas terpasang IVFD NaCl,

ekstremitas atas bawah teraba

dingin, sianosis(-), CRT<2dtk.

Dari hasil pemeriksaan di

dapatkan keadaan umum sedang,

kesadaran CMC,TD: 110/70

mmHg, HR: 73x/menit, RR:

26x/menit, suhu: 36,8oC. Kepala:

tampak simetris, kepala bersih,

hematom(-), pembengkakan(-).

Wajah: wajah tampak pucat,

wajah tampak simetris. Mata:

tampak simetris, konjungtiva

anemis(-), sklera ikterik(-).

Hidung: hidung simetris, tampak

bersih, pernapasan cuping hidung

(-), lesi (-). Mulut: kering, tidak

pucat, tidak terdapat lesi. Leher:

pembesaran kelenjar tiroid dan

kelenjar getah bening(-). Dada:

penggunaan otot bantu(-),

pergerakan dinding dada kiri dan

kanan sama, fremitus kiri dan

kanan sama, perkusi sonor,

auskultasi bronkovesikuler,

ronkhipositif. Pada pemeriksaan

kardiovaskuler didapatkan ictus

cordis tidak terlihat dan teraba,

irama teratur. Abdomen:

pemeriksaan sistem pencernaan

asites(-), bising usus 12x/menit,

hepar teraba(-), nyeri tekan

hepar(-), perkusi timpani.

Pembesaran kelenjar tiroid dan

kelenjar getah bening(-).

Ekstremitas: Pada ekstremitas

kiri atas terpasang IVFD NaCl,

ekstremitas atas bawah teraba

hangat, sianosis(-), CRT<2dtk.

Data penunjang Tanggal 16 Mei 2017

pH= 7.28, pCO2= 53 mmHg,

pO2= 81mmHg, HCO3= 21.6

mmol/L, gula darah sewaktu= 86

mg/dl, Albumin= 3.09 g/dl,

Tanggal 22 Mei 2017

Gula darah puasa= 560 mg/dl,

gula darah 2 jam PP= 637 mg/dl,

ureum darah= 29 mg/dl, kreatinin

darah= 1.0 mg/dl, total protein=

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

40

Globulin= 3.7g/dl, Hb= 13.6 g/dl,

Leukosit= 12.090 g/dl.

Tanggal 18 Mei 2017

pH= 7,33, pCO2= 46 mmHg,

pO2= 110 mmHg, HCO3= 24.3

mmol/L, total protein= 5,6 g/dl,

albumin= 3,1 g/dl, globulin= 2,5

g/dl

Tanggal 18 Mei 2017

Hb= 12.7 g/dl, Trombosit=

455.000 g/dl, Hematokrit= 40%,

Ureum darah= 278 mg/dl,

Kreatinin Darah= 31.5 mg/dl,

Total protein= 5,9 g/dl, Albumin=

3.1 g/dl, Globulin = 2.5 g/dl

Tanggal 25 Mei 2017

pH= 7.40, pCO2= 50 mmHg,

pO2= 27 mmHg, HCO3= 31

mmol/L

Pada pemeriksaan radiologi paru

didapatkan hasil bahwa terdapat

fibro infiltrat pada kedua paru,

kesan : TB Paru

8.2 g/dl, Albumin= 3.6 g/dl,

Globulin= 4.6 g/dl, Hb= 11.5 g/dl,

Leukosit= 10.440 mg/dl,

Trombosit= 481.000 g/dl

Pada pemeriksaan radiologi paru

didapatkan hasil bahwa terdapat

fibro infiltrat pada kedua paru,

kesan : TB Paru

Terapi pengobatan Terapi pengobatan pada Tn. J

diberikan cairan Nacl 8jam/kolf,

Ceftriaxon 1x2gr, Levoplolaxin

1x750, Ranitidin 2x1,

Dexametason 3x2, Vit B6 1x1,

Combivent 3x1, Drip vascon

2,1cc/jam, terapi OAT

R/H/Z/E=450/300/1000/750mg/d

l

Terapi pengobatan pada Ny. D

diberikan cairan NaCl 12jam/kolf,

Ranitidin 2x1, Dexametason 3x2,

Combivent 3x1, terapi OAT

R/H/Z/E=400/350/950/600mg/dl

Analisa Data 1. DS: Pasien mengatakan

gelisah

DO: Pasien tampak gelisah,

pernafasan pasien tampak

tidak teratur, ekstremitas

teraba dingin, CRT<2dtk.

Hasil AGD= pH: 7.43, pCO2:

48 mmHg, pO2: 160 mmHg.

Masalah : Gangguan

pertukaran gas berhubungan

dengan perubahan membran

alveolar-kapiler

1. DS : Pasien mengeluh batuk

berdahak dan sulit

mengeluarkan dahak

DO : Pasien tampak batuk

produktif, Sekret berwarna

putih kekuning kuningan

bercampur dengan darah,

RR=22x/menit, pasien tampak

sesak nafas.

Masalah : Ketidakefektifan

bersihan jalan napas

berhubungan dengan eksudat

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

41

2. DS : Pasien mengeluh batuk

berdahak dan sulit

mengeluarkan dahak

DO : Batuk produktif, Sekret

berwarna putih kekuning

kuningan kental sedikit cair,

TD=100/70mmHg, nadi =

68x/menit, Pernapasan=

28x/menit, Suhu=36,5oC,

pasien terpasang O2

10liter/menit dengan NRM.

Masalah : Ketidakefektifan

bersihan jalan napas

berhubungan dengan eksudat

dalam jalan alveoli

3. DS : pasien mengatakan tidak

nafsu makan, makanan terasa

tidak enak

DO : pasien tampak pucat,

makanan habis ¼ porsi, pasien

tampak lemah.

Dari analisa diatas didapatkan

masalah ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi tidak adekuat

dalam jalan alveoli

2. DS : pasien mengatakan tidak

nafsu makan, makanan terasa

tidak enak

DO : pasien tampak pucat,

makanan habis ¼ porsi, pasien

tampak lemah, konjuntiva

anemis, Hb 11.5 g/dl

Dari analisa diatas didapatkan

masalah ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi tidak adekuat

3. DS: keluarga pasien

mengatakan pasien tampak

lemah, pucat, aktivitas hanya

tidur.

DO: pasien tampak pucat dan

lemah, pasien DM tipe II,

dengan glukosa darah 560

mg/dl

Dari analisa diatas didapatkan

masalah resiko ketidakstabilan

kadar gula darah berhubungan

dengan gangguan status

kesehatan fisik

Diagnosa

Keperawatan

1. Gangguanpertukaran gas

berhubungandenganperubahan

membran alveolar-kapiler

2. Ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan

dengan eksudat dalam jalan

alveoli

3. Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake

nutrisi tidak adekuat

1. Ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan

dengan eksudat dalam jalan

alveoli

2. Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake

nutrisi tidak adekuat

3. Resiko ketidakstabilan kadar

gula darah berhubungan

dengan gangguan status

kesehatan fisik

Intervensi

Keperawatan

1. Gangguanpertukaran gas

berhubungandenganperubahan

1. Ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

42

membran alveolar-kapiler

a) Terapi oksigen

b) Tanda vital

Kegiatan keperawatan

terlampir

2. Ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan

dengan eksudat dalam jalan

alveoli

a) Manajemen jalan nafas

b) Monitor pernafasan

Kegiatan keperawatan

terlampir

3. Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake

nutrisi tidak adekuat

a) Manajemen nutrisi

b) Monitor nutrisi

dengan eksudat dalam jalan

alveoli

a) Manajemen jalan nafas

b) Monitor pernafasan

Kegiatan keperawatan

terlampir

2. Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake

nutrisi tidak adekuat

a) Manajemen nutrisi

b) Monitor nutrisi

3. Resiko ketidakstabilan kadar

gula darah berhubungan

dengan gangguan status

kesehatan fisik

a) Manajamen hiperglikemi

Implementasi

Keperawatan

Pada diagnosa keperawatan

gangguanpertukaran gas

berhubungandenganperubahanme

mbran alveolar-kapiler, intervensi

yang diimplementasikan pada

pasien yaitu memberikan terapi

oksigen sesuai order: Oksigen

NRM 10liter/menit, mengukur

tanda-tanda vital pasien, monitor

vital sign.

Pada diagnosa ketidakefektifan

bersihan jalan nafas berhubungan

dengan eksudat jalan nafas

alveoli, intervensi yang

diimplementasikan yaitu

memposisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi dengan

posisi semifowler, monitor

pernafasan pasien, monitor

keefektifan pasien dalam batuk

efektif.

Pada diagnosa yang

Pada diagnosa ketidakefektifan

bersihan jalan nafas berhubungan

dengan eksudat jalan nafas alveoli,

intervensi yang diimplementasikan

yaitu memposisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi dengan

posisi semi fowler, memonitor

pernafasan pasien, memonitor

keefektifan pasien dalam batuk

efektif.

Pada diagnosa ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan intake

nutrisi tidak adekuat, intervensi

yang diimplementasikan yaitu

mengdentifikasi adanya alergi atau

intoleransi makanan yang dimiliki

pasien, kolaborasi dengan ahli gizi

tentang diet yang dibutuhkan,

menganjurkan pasien untuk duduk

pada posisi tegak saat makan,

monitor kecendrungan penurunan

berat badan.

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

43

ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake

nutrisi tidak adekuat, intervensi

yang diimplementasikan yaitu

mengdentifikasi adanya alergi

atau intoleransi makanan yang

dimiliki pasien, kolaborasi

dengan ahli gizi tentang diet yang

dibutuhkan, menganjurkan pasien

untuk duduk pada posisi tegak

saat makan, memonitor

kecendrungan penurunan berat

badan pasien

Pada diagnosa resiko

ketidakstabilan kadar gula darah

berhubungan dengan gangguan

status kesehatan fisik, intervensi

yang diimplementasikan yaitu

mengontrol gula darah pasien,

mengtrol diit DM tipe II pasien,

monitor terjadinya peningkatan

gula darah pasien.

Evaluasi

Keperawatan

Pada diagnosa gangguan

pertukaran gas berhubungan

dengan perubahan membran

alveolar-kapiler, didapatkan

evaluasi keperawatan teratasi

pada hari ke 6, dengan hasil

pasien tampak tenang, akral

teraba hangat, pasien sudah tidak

terpasang oksigen NRM, Hasil

AGD= PH = 7.40, PC02 =

50mmHg, PO2 = 27mmHg,

HCO3= 31 Mmol/L, sehingga

mencapai hasil sesuai batasan

karakteristik yaitu tekanan parsal

oksigen di darah arteri (PaO2)

tidak ada deviasi dari kisaran

normal, tekanan parsial

karbondioksisa di darah arteri

(PaCO2) tidak ada deviasi dari

kisaran normal, saturasi oksigen

tidak ada deviasi dari kisaran

normal, keseimbangan ventilasi

dan perfusi tidak ada deviasi dari

kisaran normal

Pada diagnosa keperawatan

ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan

eksudat dalam jalan alveoli,

Pada diagnosa keperawatan

ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan eksudat

dalam jalan alveoli, didapatkan

evaluasi masalah keperawatan

teratasi pada hari ke 3, dengan

kriteria hasil frekuensi pernafasan

pasien dalam batas normal, irama

pernafasan teratur, kedalaman

inspirasi normal, kemampuan

untuk mengeluarkan sekret baik,

suara nafas tambahan tidak ada,

penggunaan otot bantu pernafasan

tidak ada. Pasien diajarkan batuk

efektif dan fisioterapi dada untuk

mempermudah pasien

mengeluarkan dahak saat batuk,

dan pasien mendapatkan oksigen

nasal kanul 3 liter bila terasa

sesak.

Pada diagnosa keperawatan

ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake nutrisi tidak

adekuat, didapatkan evaluasi

keperawatan teratasi pada hari ke

4, pasien diberikan intervensi

keperawatan seperti kolaborasi

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

44

didapatkan evaluasi masalah

keperawatan belum teratasi, hasil

frekuensi pernafasan pasien RR

27x/menit kemampuan untuk

mengeluarkan sekret kurang baik

(pasien lebih memaksakan batuk),

Pasien diajarkan batuk efektif dan

fisioterapi dada untuk

mempermudah pasien

mengeluarkan dahak saat batuk.

Hal ini tidak sesuai dengan

batasan karakteristik yaitu tidak

ada penggunaan otot bantu

pernafasan, frekuensi nafas dalam

rentang normal.

Pada diagnosa keperawatan

ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake

nutrisi tidak adekuat, didapatkan

evaluasi keperawatan teratasi

pada hari ke 5, pasien diberikan

intervensi keperawatan seperti

kolaborasi dengan ahli gizi dalam

menentukan status gizi pasien,

mengidentifikasi adanya alergi

makanan, memonitor kalori dan

asupan makanan, memonitor

adanya penurunan berat badan hal

ini sudah tercapai pada kriteria

hasil yang telah ditentukan seperti

intake makanan adekuat, intake

nutrisi adekuat dan intake cairan

adekuat.

dengan ahli gizi dalam

menentukan status gizi pasien,

mengidentifikasi adanya alergi

makanan, memonitor kalori dan

asupan makanan, memonitor

adanya penurunan berat badan hal

ini sudah tercapai pada kriteria

hasil yang telah ditentukan seperti

intake makanan adekuat, intake

nutrisi adekuat dan intake cairan

adekuat.

Pada diagnosa keperawatan resiko

ketidakstabilan kadar gula darah

berhubungan dengan gangguan

status kesehatan fisik, gula darah

pasien terkontrol sesuai dengan

batasan karakteristik gula darah

pasien dalam batas normal.

B. Pembahasan Kasus

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

45

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada 2 orang pasien melalui pendekatan

proses keperawatan yang meliputi pengkajian, menegakkan diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, maka pada bab ini peneliti

akan membahas mengenai kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang

ditemukan dalam perawatan TB paru DO pada Tn. J dan Ny. D yang telah

dilakukan pengkajian pada tanggal 20 Mei 2017, dan telah dilakukan asuhan

keperawatan mulai tanggal 20-24 Mei 2017 di ruang Paru RSUP Dr. M.Djamil

Padang, yang dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Keluhan utama

Berdasarkan pengkajian yang didapatkan pada Tn. J, pasien mengalami sesak

nafas2 hari sebelum dirujuk ke RSUP Dr. M. Djamil, demam, nyeri pada dada,

batuk produktif. Sedangkan pada Ny. D keluhan utamanya mengalami batuk

berdarah sejak 3 hari sebelum dirujuk ke RSUP Dr. M. Djamil, sesak nafas,

nyeri dada, demam.

Menurut peneliti keluhan utama pada kasus TB paru DO yaitu sesak nafas,

nyeri dada, demam yang ditemukan pada partisipan 1 dan. Hal ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Arif Mutaqqin (2012), menjelaskan

bahwa gejala respratorik TB paru DO yaitu: Keluhan batuk, timbul paling

awal dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan, sesak nafas

biasanya keluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau

karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothoraks,

anemia, dan lain-lain, nyeri dada pada TB Paru termasuk nyeri pleuritik

ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena TB,

keluhan yang sering dijumpai dan biasanya timbul pada sore atau malam hari

mirip demam atau influenza, hilang timbul, dan semakin lama semakin

panjang serangannya, sedangkan masa bebas serangan semakin pendek.

a. Riwayat kesehatan sekarang

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

46

Saat dilakukan pengkajian pada Tn. J hari Sabtu 20 Mei 2017, pasien sudah

hari rawatan ke 5, keadaan pasien lemah, tingkat kesadaran kompos mentis

kooperatif, pasien mengeluh sesak nafas, batuk berdahak warna kuning

kecoklatan, nyeri dada. Sedangkan pengkajian pada Ny. D hari Sabtu 20

Mei 2017, pasien sudah hari rawatan ke 4, keadaan umum sedang, tingkat

kesadaran kompos mentis kooperatif, pasien mengeluh sesak nafas, nyeri

dada, batuk produktif masih terdapat bercak darah.

Hasil pengkajian ini sesuai dengan teori Irman Soemantri (2009), bahwa

pasien dengan TB paru DO saat dilakukan pengkajian yang ditemukan

meliputi, batuk yang terjadi karena adanya iritasi pada bronkus batuk ini

terjadi untuk membuang atau mengeluarkan produksi radang yang dimulai

dari batuk kering sampai dengan atuk purulent (menghasilkan sputum),

sesak nafas bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah

paru-paru, nyeri dada, nyeri akan timbul bila infiltrasi radang sampai ke

pleura sehingga menimbulkan pleuritis.

b. Riwayat kesehatan dahulu

Pengkajian riwayat kesehatan dahulu pasien Tn. J, keluarga mengatakan

pasien pernah dirawat RS Painan dan minum OAT tahun 2016 selama 2

bulan dan dihentikan sendiri oleh pasien karena pasien mengeluh pusing

setelah mengkonsumsi obatnya dan pasien tidak memiliki riwayat DM,

Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner. Sementara pada riwayat kesehatan

dahulu pasien Ny. D, keluarga juga mengatakan pasien pernah dirawat RS

Painan dan pernah minum OAT tahun 2016 selama 4 bulan dan dihentikan

sendiri oleh pasien karena pasien mengeluh mual setelah mengkonsumsi

obatnya dan pasien tidak memiliki riwayat DM, Hipertensi, Penyakit

Jantung Koroner.Menurut asumsi peneliti salah satu penyebab TB paru DO

adalah putus obat.

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

47

Hal ini sama dengan teori Irman Soemantri (2009), yang berpendapat

bahwa biasanya pasien dengan TB paru DO diakibatkan karena putus obat,

penyebab penderita TB sulit sembuh karena pasien TB paru berhenti

berobat (Drop Out) setelah merasa sehat meski proses pengobatan belum

selesai sehingga menyebabkan kekambuhan pada penderita TB paru

dengan DO.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Data yang didapatkan dari riwayat kesehatan keluarga yaitu tidak ada

keluarga dan orang terdekat yang menderita TB paru.Menurut analisa

peneliti TB paru DO merupakan penyakit yang kambuh akibat pasien putus

obat sehingga menyebabkan kekambuhan atau TB paru yang berulang.

Hal ini tidak sama dengan teori Irman Soemantri (2009), yang berpendapat

bahwa biasanya pada keluarga pasien ditemukan ada yang menderita TB

paru. Biasanya ada keluarga yang menderita penyakit keturunan seperti

Hipertensi, Diabetes Melitus, jantung dan lainnya.

d. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik Tn. J yang bermasalah yaitu keadaan umum pasien

lemah, terdapat suara tambahan ronkhi (+), menggunakan otot bantu

pernafasan, wajah tampak pucat, mukosa bibir kering, akral dingin, CRT <

2dtk. Pada pemeriksaan fisik Ny. D yang bermasalah yaitu terdapat suara

tambahan ronkhi (+), wajah tampak pucat, mukosa bibir kering, akral

dingin, CRT < 2dtk.Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien terdapat

suara tambahan ronkhi (+), wajah tampak pucat, mukosa bibir kering, akral

dingin, CRT < 2dtk.

Teori ini ditambahkan oleh Irman Soemantri (2009) yang mengemukakan

bahwa pasien dengan TB paru DO ditemukan keadaan umum lemah,

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

48

terdapat suara tambahan ronkhi (+), menggunakan otot bantu pernafasan,

wajah tampak pucat, mukosa bibir kering, akral dingin.

1. Diagnosa keperawatan

Kasus pada partisipan 1 dan partisipan 2 dari hasil studi dokumentasi status

pasien ditemukan 3 diagnosa keperawatan, yaitu gangguan pertukaran gas

berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kapiler yang ditegakkan

pada Tn. J, ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan eksudat

dalam jalan alveoli yang ditegakkan pada kedua pasien, ketidak seimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutri tidak

adekuat yang ditegakkan pada kedua pasien, dan diagnosa resiko

ketidakseimbangan gula darah yang ditegkkan oleh Ny. D saja.

Hal ini sesuai dengan NANDA 2015, menjelaskan bahwa diagnosa gangguan

pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kapiler

batasan karakteristiknya adalah gas darah arteri abnormal, gelisah, pH arteri

abnormal, pola pernafasan abnormal, ketidakefektifan bersihan jalan nafas

berhubungan dengan eksudat dalam jalan alveolibatasan karakteristiknya

adalah terdapat sekret, sesak nafas. Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi tidak

adekuatdapat ditegakkan pada partisipan 1 (Tn.J) dan 2 (Ny.D), berdasakan

hasil pemeriksaan fisiknya yaitu pasien menghabiskan makan ¼ porsi, pasien

mengeluh mual, pasien tampak lemas. Menurut peneliti hal ini sesuai dengan

batasan karakteristik diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuatdalam NANDA (2015), yaitu

intake makanan adekuat, intake cairan adekuat, intake nutrisi adekuat.

Teori Irman Soemantri (2009) mengatakan, diagnosa keperawatan pada pasien

TB paru DO ada 13 diagnosa yaitu ketidakefektifan bersihan jalan napas

berhubungan dengan mokus dalam jumlah berlebihan, eksudat dalam jalan

alveoli, sekresi bertahan/sisa sekresi. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan

dengan hiperventilasi, keletihan, keletihan otot pernapasan.Gangguan

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

49

pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-

kapiler.Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer.Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk

mencerna makanan.Nyeri akut berhubungan dengan agen

cedera.Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan

penyakit.Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kegagalan

mekanisme regulasi.Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju

metabolisme.Resiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang kewaspadaan perdarahan.Ketidakefektifan perfusi jaringan

otak.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum. Ansietas

berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan, infeksi/ kontaminan

interpersonal, ancaman pada konsep diri.

2. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan yang dilakukan pada partisipan 1 (Tn.J) dan partisipan 2

(NY.D) pada masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan

dengan eksudat dalam jalan alveoli adalah kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian nebulizer, kolaborasi dengan dokter dalam memberikan suction,

monitor bersihan jalan nafas dan rencana keperawatan pada masalah

ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi adalah

kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen, monitor status pernafasan

pasien berdasarkan NIC (2013).

Menurut peneliti rencana tindakan yang dilakukan pada partisipan 1 (Tn.J) dan

partisipan 2 (Ny.D) hanya pada masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas

berhubungan dengan eksudat dalam jalan alveoli dan ketidakefektifan pola

nafas berhubungan dengan hiperventilasi, sedangkan untukgangguan

pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kapiler dan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi tidak adekuat tidakdirencanakan tindakannya. Menurut perawat

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

50

peruangan kepada peneliti, perawat ruangan membuat rencana tindakan hanya

pada masalah prioritas saja, kemungkinan mereka berpendapat bahwa masalah

selanjutnya akan muncul jika masalah prioritas tidak teratasi.

Hal ini sama dengan teori Haryanto (2007), yang menyebutkan bahwa kategori

prioritas masalah adalah masalah yang memerlukan tindakan cepat dan tepat

agar tidak menimbulkan masalah baru yang dapat memperburuk kondisi

pasien.

Berdasarkan hasil observasi peneliti rencana keperawatan yang dilakukan

sudah sesuai dengan NIC NOC namun ada beberapa rencana keperawatan

yang tidak diberikan oleh perawat ruangan seperti mengajarkan tekhnik nafas

dalam, mengajarkan cara batuk efektif.

3. Implementasi

Implementasi keperawatan harus sesuai dengan perencanaan keperawatan yang

dilandaskan pada teori NANDA NIC-NOC. masalah keperawatan

ketidakbersihan jalan nafas berhubungan dengan eksudat dalam jalan alveoli,

implementasi keperawatan yang dilakukan pada partisipan 1 (Tn.J) dan

partisipan 2 (Ny.D) yaitu berkolaborasi dalam pemberian nebulizer, mengatur

posisi semifowler, memberikan terapi oksigen, dan mengajarkan batuk efektif.

Hal ini sesuai pada NIC tahun 2013 implementasi pada diagnosa

ketidakbersihan jalan nafas yaitu auskultasi suara nafas tambahan, kaji lokasi

eksudat, kolaborasi dalam pemberian nebulizer, mengatur posisi semi fowler.

4. Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses yang digunakan untuk

menilai keberhasilan asuhan keperawatan atas tindakan yang diberikan. Pada

teori maupun kasus dalam membuat evaluasi disusun berdasarkan tujuan dan

kriteria hasil yang ingin dicapai.

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

51

Evaluasi yang didapatkan dari pada partisipan 1 (Tn.J) yaitu tingkat kesadaran

pasien CMC, keadaan umum sedang, pasien masih merasakan sesak, pada hari

ke-6 hasil AGD pasien dalam batas normal, masalah yang ditemukan teratasi

sebagian dan intervensi dilanjutkan.

Hal ini sesuai dengan NOC tahun 2013, berdasarkan batasan karakteristik

tekanan parsal oksigen di darah arteri (PaO2) tidak ada deviasi dari kisaran

normal, tekanan parsial karbondioksisa di darah arteri (PaCO2) tidak ada

deviasi dari kisaran normal, saturasi oksigen tidak ada deviasi dari kisaran

normal, keseimbangan ventilasi dan perfusi tidak ada deviasi dari kisaran

normal.Pada partisipan 2 (Ny.D) evaluasi yang didapatkan yaitu tingkat

kesadaran pasien CMC, keadaan umum pasien sedang, TTV pasien dalam

rentang normal setiap harinya, pada hari ke 3 pasien mengatakan nafas sudah

tidak sesak lagi. masalah yang ditemukan teratasi sebagian dan intervensi

dilanjutkan. Hal ini sesuai dengan NOC tahun 2013, berdasarkan batasan

karakteristik Frekuensi pernafasan tidak ada deviasi dari kisaran normal, irama

pernafasan tidak ada deviasi dari kisaran normal, kemampuan untuk

mengeluarkan secret tidak ada deviasi dari kisaran normal, suara nafas

tambahan tidak ada, dispnea dengan aktifitas ringan tidak ada, penggunaan otot

bantu pernafasan tidak ada.

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan Pada Tn.J dengan TB

Paru DO di Ruang paru RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2017, peneliti

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengkajian pada Tn.J didapatkan pasien sudah hari rawatan ke 5,

keadaan pasien lemah, tingkat kesadaran kompos mentis kooperatif, pasien

mengeluh sesak nafas, batuk berdahak warna kuning kecoklatan, nyeri dada.

Dalam teori masalah keperawatan yang muncul pada kasus TB paru DO adalah

sebanyak 13 masalah keperawatan. Pada partisipan 1 (Tn.J) ditemukan 3

masalah keperawatan yaitu gangguan pertukaran gas berhubungan dengan

perubahan membran alveolar-kapiler, ketidakefektifan pola nafas berhubungan

dengan hiperventilasi, ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan

dengan eksudat dalam jalan alveoli. Sedangkan pada partisipan 2 (Ny.D)

ditemukan ada 3 diagnosa yang muncul yaitu ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan eksudat dalam jalan alveoli, ketidakefetifan pola

nafas berhubungan dengan hiperventilasi, ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat.

2. Rencana keperawatan yang disusun tergantung kepada masalah keperawatan

yang di temukan yaitu sesuai dengan teori yang telah ada, berdasarkan dengan

Nanda NIC-NOC, namun ruangan hanya menerapkan intervensi pada diagnosa

prioritas saja.

3. Implementasi keperawatan mangacu kepada rencana tindakan yang telah

disusun. implementasi keperawatan dilakukan pada tanggal 20-24 Mei 2017.

Sebagian besar tindakan keperawatan dapat dilaksanakan pada implementasi

keperawatan.

53

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

54

4. Hasil evaluasi yang dilakukan selama 5 hari pada tanggal 20-24 Mei 2017

dalam bentuk SOAP. Evaluasi tersebut dilakukan pada masalah keperawatan

gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-

kapiler, ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi,

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan eksudat dalam jalan

alveoli pada partisipan 1 (Tn.J) pada hari ke 5 masalah yang ditemukan belum

teratasi dan intervensi dilanjutkan, sedangkan pada partisipan 2 (An. R) pada

hari ke 3 pasien sudah tidak merasakan sesak nafas sehingga intervensi

pemberian oksigen dihentikan, pasien mampu melakukan batuk yang efektif,

serta pada hari ke 4 pasien mampu menghabiskan makanannya ½ porsi.

B. Saran

1. Bagi Direktur RSUP Dr,M,Djamil Padang

Melalui direktur agar dapat memotivasi perawat untuk meningkatkan untuk

lebih giat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan pada pasien dengan

TB paru DO, juga pembuatan intervensi, implementasi dan implementasi

tidak terfokus pada masalah prioritas saja, agar lebih meningkatnya kualitas

pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data pembanding dalam asuhan

keperawatan pada kasusTB paru DO yang lainnya.

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

Daftar Pustaka

Agustina Dewi. 2013. Hubungan Tingkat Kepositifan BTA Dalam Sputum dengan

Gejala Klinis TB Paru BTA (+) Di RSUD Raden Matther. Dari

https://id.portalgaruda.org/index.php?

ref=browse&mod=viewarticle&article=32473

Afriyanti, Yati & Rachmawati, N, I. 2014 Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam

Riset Keperawatan

Centres for Desease Control. 2015. Tuberculosis Data and Statistics. Dari

https://googleweblight.com/?

lite.url=https://www.cdc.gov/tb/statistics/&eiDiakses pada tanggal 30 Januari

Dinas Kesehatan Kota Padang. 2013. Profil Kesehatan 2013.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat. 2014. Profil Dinas Kesehatan 2014. Badan

Penelitisn dan Pengembangan Kesehatan Sumbar

World Health Organization. 2015. Global Tuberkulosis Report 2015.

Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia

Mutaqqin, Arif. 2012. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Pernafasan.Jakarta: Salemba Medika

NANDA International.(2015). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-

2017, edisi 10. Jakarta: EGC

Rab, Tabrani. 2016. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Trans Info Medika

Saryono & Anggreni, MD. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif.Yogyakarta : Nuha Medika

Smeltzer, S.C., and Bare, B.G. (2015).Medical Surgical Nursing (Vol 1). LWW

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

Somantri Irman. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem

Pernafasan.Jakarta: Salemba Medika.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Wahid & Imam, 2013.Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Pernafasan.

Jakarta: CV Trans Info Media

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

FORMAT DOKUMENTASI

ASUHANKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. PENGUMPULAN DATA

a. Identifikasiklien

1) Nama : Tn.J

2) Tempat/tgllahir : Pesisir, 17 April 1986

3) Jeniskelamin : Laki-laki

4) Status kawin : Kawin

5) Agama : Islam

6) Pendidikan : SD

7) Pekerjaan : Tidak bekerja

8) Alamat : Kapujan Bayang Kab. Pesisir Selatan

9) Diagnose medis : TB paru DO

b. Identifikasipenanggungjawab

1) Nama : Tn.U

2) Pekerjaan : Petani

3) Alamat : Kapujan Bayang Kab. Pesisir Selatan

4) Hubungan : Kakak kandung

c. Riwayatkesehatan :

1) Riwayatkesehatansekarang

a) Keluhanutama :

Pasien masuk melalui IGD RSUP dr. M.Djamil Padang Rujukan RS

Siti Rahmah Padang pada hari selasa tanggal 16 Mei 2017 pukul

00.20 WIB, dengan keluhan utama pasien sesak nafas sejak 1 hari

yang lalu sebelum masuk RS, demam sejak 3 hari yang lalu

sebelum masuk RS. Nyeri pada dada dan punggung.

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

b) Keluhansaatdikaji (PQRST) :

Saat dilakukan pengkajian pada hari Sabtu tanggal 20 Mei 2017

harirawatanke 5, ditemukan keluhan pasien seperti sesak nafas,

batuk berdahak warna kuning kecoklatan, nyeri dada, nafsu makan

pasien menurun dan terjadi penurunan berat badan yang drastis,

pasien susah tidur. TD: 100/70 mmHg, HR: 68x/menit, RR:

28x/menit, suhu: 36,50C, pasien terpasang Oksigen NRM

10liter/menit

2) Riwayatkesehatandahulu

Keluarga mengatakan pernah dirawat di RSUD Painan selama 1

minggu dengan keluhan sesak nafas serta nyeri pada dada dan

punggung.Riwayat OAT tahun 2016 selama 2 bulan dan dihentikan

sendiri oleh pasien, pasien memiliki kebiasaan merokok.Hipertensi (-),

DM (-).

3) Riwayatkesehatankeluarga

Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang tinggal serumah

yang pernahmenderita penyakit TB paru, dan penyakit keturunan

lainnya.

d. Polaaktivitassehari-hari (ADL)

1) Polanutrisi

Makan

- Sehat :pasien mengatakan makan 3x sehari dengan nasi, lauk, sayur

dengan porsi sedang

- Sakit : pasien diberi makanan lunak dan makan 3x sehari, pasien

menghabiskan ½ porsi makanan dan minum air putih sebanyak 5

sampai 8 gelas sehari

Minum

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

- Sehat : minum air putih sebanyak 8 gelas dalam sehari sekitar 1800

cc

- Sakit : pasien diberi susu sekitar 950 cc sehari

2) Polaeliminasi

- Sehat: BAK pasien lancar lebih kurang 5x sehari. BAB lancar.

- Sakit: pasien BAK lebih kurang 5x sehari, dan BAB 1x 2 hari

dengan konsintensi lembek.

3) Polatidurdanistirahat

- Sehat: pasien tidur 7-8 jam perhari, siang 1-2 jam perhari dan

malam 5-6 jam perhari, kualitas tidur baik.

- Sakit: pasien tidur 8-10 jam perhari, siang 2-3 jam perhari dan

malam 6-7 jam perhari, pasien sering terbangun dimalam hari

karena mengeluhkan sesak nafas.

4) Polaaktifitasdanlatihan

- Sehat: keluarga mengatakan pasien seorang petani dan suka

bekerja,

- Sakit: pasien lebih banyak tidur ditempat tidur saja

1. Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum :Compos Mentis Cooperatif

b) Tekanan Darah : 100/70 mmHg

c) Nadi : 68 x/menit

d) Pernafasan : 28 x/menit

e) Suhu : 36,5oC

Pemeriksaanhead to toe

a) Kepala :tampak simetris

b) Wajah : tampak pucat

c) Mata : konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik

d) Hidung : tampak simetrisdan tidak ada pernapasan cuping hidung

e) Telinga : simetris kiri kanan

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

f) Mulut&gigi: mukosa bibir kering dantidak terdapat karies gigi

g) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan tiroid

h) Dada/ Thorax

Paru-paru

Inspeksi : dinding dada tampak simetris

Palpasi : fremitus kiri dan kanan sama

Perkusi : sonor

Auskultasi : terdengar bunyi bronkovesikuler, ronkhi (+)

Jantung

Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 1 jari RIC 5

Perkusi : pekak

Auskultasi : irama jantung terdengar beraturan

i) Abdomen : tidak tampak adanya pembengkakan dan tidak ada nyeri

tekan, bising usus (+) 15x/menit

j) Ektemitas

Atas : edema (-), akral dingin, CRT < 2 detik

Bawah : edema (-), akral dingin, CRT < 2 detik

h) Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan

2. Data Psikologis

a) Status Emosional

Emosional pasien tampak stabil

b) Kecemasan

Pasien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya saat ini

c) Pola Koping

Pola koping pasien tampak cukup baik

d) Gaya komunikasi

Pasien tampak berkomunikasi dengan baik

e) Spiritual

Pasien beragama islam, untuk aktivitas beribadah pasien perlu dibantu

oleh keluarga

3. Data Penunjang

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

Tanggal 16 Mei 2017

pH= 7.28, (7.35-7.45)

pCO2= 53 mmHg, (38-42 mmHg)

pO2= 81 mmHg, (75-100 mmHg)

HCO3= 21.6 mmol/L, (22-28 mmol/L)

gula darah sewaktu= 86 mg/dl, (<200 mg/dl)

Albumin= 3.09 g/dl, (3.8-5.0 g/dl)

Globulin= 3.7 g/dl, (1.3-2.7 g/dl)

Hb= 13.6 g/dl, (14-18 g/dl)

Leukosit= 12.090 g/dl.

Tanggal 18 Mei 2017

pH= 7,33, (7.35-7.45)

pCO2= 46 mmHg, (38-42 mmHg)

pO2= 110 mmHg, (75-100 mmHg)

HCO3= 24.3 mmol/L, (22-28 mmol/L)

total protein= 5,6 g/dl, (6.6-8.7 g/dl)

albumin= 3,1 g/dl, (3.8-5.0 g/dl)

globulin= 2,5 g/dl(1.3-2.7 g/dl)

Tanggal 18 Mei 2017

Hb= 12.7 g/dl, (14-18 g/dl)

Trombosit= 455.000 g/dl, (150.000-400.000 /mm3)

Hematokrit= 40%, (40-48 %)

Ureum darah= 278 mg/dl,

Kreatinin Darah= 31.5 mg/dl,

Total protein= 5,9 g/dl, (6.6-8.7 g/dl)

Albumin= 3.1 g/dl, (3.8-5.0 g/dl)

Globulin = 2.5 g/dl (1.3-2.7 g/dl)

Tanggal 25 Mei 2017

pH= 7.40,

pCO2= 50 mmHg,

pO2= 27 mmHg,

HCO3= 31 mmol/L

Pada pemeriksaan radiologi paru didapatkan hasil bahwa terdapat fibro

infiltrat pada kedua paru, kesan : TB Paru

4. Terapi dan pengobatan

Terapi pengobatan pada Tn. J diberikan

- cairan Nacl 8jam/kolf,

- Ceftriaxon 1x2gr,

- Levoplolaxin 1x750,

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

- Ranitidin 2x1,

- Dexametason 3x2,

- Vit B6 1x1,

- Combivent 3x1,

- Drip vascon 2,1cc/jam,

- terapi OAT R/H/Z/E=450/300/1000/750mg/dl

2. ANALISA DATA

Data Masalah Etiologi

4. DS: Pasien

mengatakan gelisah

DO: Pasien tampak

gelisah, pernafasan

pasien tampak tidak

teratur, ekstremitas

teraba dingin,

CRT<2dtk. Hasil

AGD= pH: 7.43,

pCO2: 48 mmHg,

pO2: 160 mmHg.

Gangguanpertukaran

gas

Perubahanmembran

alveolar-kapiler

5. DS : Pasien

mengatakan nafas

terasa sesak

DO : KU= Lemah,

Pasien tampak sesak,

TD=100/70mmHg,

nadi = 68x/menit,

Pernapasan=

28x/menit,

Suhu=36,5oC, pasien

terpasang O2

10liter/menit dengan

NRM.:

Ketidakefektifan Pola

Nafas

hiperventilasi

6. DS : Pasien mengeluh

batuk berdahak dan

sulit mengeluarkan

dahak

DO : Batuk produktif,

Sekret berwarna putih

kekuning kuningan

Ketidakefektifan

bersihan jalan napas

eksudat dalam jalan

alveoli

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

kental sedikit cair,

TD=100/70mmHg,

nadi = 68x/menit,

Pernapasan=

28x/menit,

Suhu=36,5oC, pasien

terpasang O2

10liter/menit dengan

NRM.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NoDiagnosaKeperawatan Ditemukanmasalah Dipecahkan

Tgl Paraf Tgl Paraf

1. Gangguan pertukaran gas

berhubungan dengan

perubahan membran

alveolar-kapiler

2. Ketidakefektifan pola nafas

berhubungan dengan

hiperventilasi

3. Ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan

dengan eksudat dalam

jalan alveoli

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

N

oDiagnosaKeperawatan NOC NIC

1. Gangguanpertukaran gas

berhubungandenganperubahanmembra

n alveolar-kapiler

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

diharapakan

status

pernafasan :

pertukaran gas

dengan kriteria

hasil :

Terapi oksigen

h) Pertahankan

kepatenan

jalan nafas

i) Berikan

oksigen

tambahan

seperti yang

diperintahkan

j) Monitor

aliran

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

e) Tekanan

parsal

oksigen di

darah arteri

(PaO2) tidak

ada deviasi

dari kisaran

normal

f) Tekanan

parsial

karbondioksi

sa di darah

arteri

(PaCO2)

tidak ada

deviasi dari

kisaran

normal

g) Saturasi

oksigen tidak

ada deviasi

dari kisaran

normal

h) Keseimbanga

n ventilasi

dan perfusi

tidak ada

deviasi dari

kisaran

normal

Tanda-tanda

vital dengan

kriteria hasil :

g) Suhu tubuh

tidak ada

deviasi dari

kisaran

normal

h) Denyut nadi

radial tidak

ada deviasi

dari kisaran

normal

oksigen

k) Monitor

efektifitas

terapi

oksigen

l) Amati tanda-

tanda

hipoventialsi

induksi

oksigen

m) Konsultasi

dengan

tenaga

kesehatan

lain

mengenai

penggunaan

oksigen

tambahan

selama

kegiatan dan

atau tidur

Monitor tanda-

tanda vital

i) Monitor

tekanan

darah, nadi,

suhu dan

status

pernafasan

dengan tepat

j) Monitor

tekanan darah

saat pasien

berbaring,

duduk dan

berdiri

k) sebelum dan

setelah

perubahan

posisi

l) Monitor dan

laporkan

tanda dan

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

i) Tingkat

pernafasan

tidak ada

deviasi dari

kisaran

normal

j) Irama

pernafasan

tidak ada

deviasi dari

kisaran

normal

k) Tekanan

darah sistolik

tidak ada

deviasi dari

kisaran

normal

l) Tekanan

darah

diastolik

tidak ada

deviasi dari

kisaran

normal

gejala

hipotermia

dan

hipertermia

m) Monitor

keberadaan

nadi dan

kualitas nadi

n) Monitor

irama dan

tekanan

jantung

o) Monitor

suara paru-

paru

Monitor warna

kulit, suhu dan

kelembaban

identifikasi

kemungkinan

penyebab

perubahan

tanda-tanda vital

2. Ketidakefektifan pola nafas

berhubungan dengan hiperventilasi

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

diharapkan

status

pernafasan :

ventilasi

dengan kriteria

hasil :

e) Frekuensi

pernafasan

tidak ada

deviasi dari

kisaran

normal

f) Irama

Manajemen

jalan nafas

i) Bersihkan

jalan nafas

dengan teknik

chin lift atau

jaw thrust

sebagai mana

mestinya

j) Posisikan

pasien untuk

memaksimalk

an ventilasi

k) Identifikasi

kebutuhan

aktual/potensi

al pasien

untuk

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

pernafasan

tidak ada

deviasi dari

kisaran

normal

g) Suara

perkusi nafas

tidak ada

deviasi dari

kisaran

normal

h) Kapasitas

vital tidak

ada deviasi

dari dari

kisaran

normal

memasukkan

alat membuka

jalan nafas

l) Lakukan

fisioterapi

dada sebagai

mana

mestinya

m) Buang secret

dengan

memotivasi

pasien untuk

melakukan

batuk atau

menyedot

lender

n) Instruksikan

bagaimana

agar bias

melakukan

batuk efektif

o) Auskultasi

suara nafas

p) Posisikan

untuk

meringankan

sesak nafas

Terapi oksigen

h) Pertahankan

kepatenan

jalan nafas

i) Siapkan

peralatan

oksigen dan

berikan

melalui

system

humidifier

j) Berikan

oksigen

tambahan

seperti yang

diperintahkan

k) Monitor

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

aliran

oksigen

l) Monitor

efektifitas

terapi

oksigen

m) Amati tanda-

tanda

hipoventialsi

induksi

oksigen

n) Konsultasi

dengan

tenaga

kesehatan

lain

mengenai

penggunaan

oksigen

tambahan

selama

kegiatan dan

atau tidur

3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

berhubungan dengan eksudat dalam

jalan alveoli

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

diharapakan

status

pernafasan :

kepatenan jalan

nafas dengan

kriteria hasil :

g) Frekuensi

pernafasan

tidak ada

deviasi dari

kisaran

normal

h) Irama

pernafasan

tidak ada

deviasi dari

Manajemen

jalan nafas

i) Bersihkan

jalan nafas

dengan

teknik chin

lift atau jaw

thrust sebagai

mana

mestinya

j) Posisikan

pasien untuk

memaksimal

kan ventilasi

k) Identifikasi

kebutuhan

aktual/potens

ial pasien

untuk

memasukkan

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

kisaran

normal

i) Kemampuan

untuk

mengeluarka

n secret tidak

ada deviasi

dari kisaran

normal

j) Suara nafas

tambahan

tidak ada

k) Dispnea

dengan

aktifitas

ringan tidak

ada

l) Penggunaan

otot bantu

pernafasan

tidak ada

alat

membuka

jalan nafas

l) Lakukan

fisioterapi

dada sebagai

mana

mestinya

m) Buang secret

dengan

memotivasi

pasien untuk

melakukan

batuk atau

menyedot

lender

n) Instruksikan

bagaimana

agar bias

melakukan

batuk efektif

o) Auskultasi

suara nafas

p) Posisikan

untuk

meringankan

sesak nafas

Monitor

pernafasan

i) Monitor

kecepatan,

irama,

kedalaman

dan kesulitan

bernafas

j) Catat

pergerakan

dada, catat

ketidaksimetr

isan,

penggunaan

otot bantu

pernafasan

dan retraksi

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

otot

k) Monitor

suara nafas

tambahan

l) Monitor pola

nafas

m) Auskultasi

suara nafas,

catat area

dimana

terjadi

penurunan

atau tidak

adanya

ventilasi dan

keberadaan

suara nafas

tambahan

n) Kaji perlunya

penyedotan

pada jalan

nafas dengan

auskultasi

suara nafas

ronki di paru

o) Monitor

kemampuan

batuk efektif

pasien

p) Berikan

bantuan

terapi nafas

jika

diperlukan

(misalnya

nebulizer)

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No DiagnosaKeperawatan TindakanKeperawatan Paraf

1. Gangguanpertukaran gas

berhubungandenganperubahanmembra

n alveolar-kapiler

- memberikan terapi

oksigen sesuai order:

Oksigen NRM

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

10liter/menit

- mengukur tanda-tanda

vital pasien, monitor

vital sign.

- Cek hasil AGD

2. ketidakefektifan pola nafas

berhubungan dengan hiperventilasi

- memposisikan pasien

untuk memaksimalkan

ventilasi

- auskultasi suara nafas

pasien

- mengajarkan cara

batuk efektif

- mengajarkan tekhnik

nafas dalam

3. ketidakefektifan bersihan jalan nafas

berhubungan dengan eksudat jalan

nafas alveoli

- posisikan pasien untuk

memaksimalkan

ventilasi

- monitor pernafasan

pasien

- monitor keefektifan

pasien dalam batuk

efektif.

E. EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl DiagnosaKeperawatan EvaluasiKeperawatan Paraf

20/

5

1. Gangguanpertukaran gas

berhubungandenganperubahanmemb

ran alveolar-kapiler

S : keluarga mengatakan

pasien masih gelisah

O : pasien tampak

gelisah, akral dingin,

pucat, AGD:

A : masalah belum

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

teratasi

P :intervensidilanjutkan

2. ketidakefektifan pola nafas

berhubungan dengan hiperventilasi

S: pasien mengatakan

nafas masih terasa sesak

O: pasien tampak sesak,

RR: 28x/menit, pasien

terpasang oksigen NRM

10liter/menit

A : masalah belum

teratasi

P : intervensi dilanjutkan

3. Ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan eksudat

dalam jalan alveoli

S: pasien mengatakan

dahaknya susah keluar

O: pasien tampak batuk

berdahak, pasien tampak

memaksakan batuk,

batuk produktif

berwarna kuning

kecoklatan

A: masalah belum

teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

21/

5

4. Gangguanpertukaran gas

berhubungandenganperubahanmemb

ran alveolar-kapiler

S : keluarga mengatakan

pasien masih gelisah

O : pasien tampak

gelisah, akral dingin,

pucat, AGD:

A : masalah belum

teratasi

P :intervensidilanjutkan

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

5. ketidakefektifan pola nafas

berhubungan dengan hiperventilasi

S: pasien mengatakan

nafas masih terasa sesak

O: pasien tampak sesak,

RR: 28x/menit, pasien

terpasang oksigen NRM

10liter/menit

A : masalah belum

teratasi

P : intervensi dilanjutkan

6. Ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan eksudat

dalam jalan alveoli

S: pasien mengatakan

dahaknya susah keluar

O: pasien tampak batuk

berdahak, pasien tampak

memaksakan batuk,

batuk produktif

berwarna kuning

kecoklatan

A: masalah belum

teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

22/

5

7. Gangguanpertukaran gas

berhubungandenganperubahanmemb

ran alveolar-kapiler

S : keluarga mengatakan

pasien masih gelisah

O : pasien tampak

gelisah, akral dingin,

pucat, AGD:

A : masalah belum

teratasi

P :intervensidilanjutkan

8. ketidakefektifan pola nafas

berhubungan dengan hiperventilasi

S: pasien mengatakan

nafas masih terasa sesak

O: pasien tampak sesak,

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 89: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

RR: 29x/menit, pasien

terpasang oksigen NRM

10liter/menit

A : masalah belum

teratasi

P : intervensi dilanjutkan

9. Ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan eksudat

dalam jalan alveoli

S: pasien mengatakan

dahaknya susah keluar

O: pasien tampak batuk

berdahak, pasien tampak

memaksakan batuk,

batuk produktif

berwarna kuning

kecoklatan

A: masalah belum

teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

23/

5

10. Gangguanpertukaran gas

berhubungandenganperubahanmemb

ran alveolar-kapiler

S : keluarga mengatakan

pasien masih gelisah

O : pasien tampak

gelisah, akral dingin,

pucat, AGD:

A : masalah belum

teratasi

P :intervensidilanjutkan

11. ketidakefektifan pola nafas

berhubungan dengan hiperventilasi

S: pasien mengatakan

nafas masih terasa sesak

O: pasien tampak sesak,

RR: 25x/menit, pasien

terpasang oksigen NRM

10liter/menit

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 90: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

A : masalah belum

teratasi

P : intervensi dilanjutkan

12. Ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan eksudat

dalam jalan alveoli

S: pasien mengatakan

dahaknya susah keluar

O: pasien tampak batuk

berdahak, pasien tampak

memaksakan batuk,

batuk produktif

berwarna kuning

kecoklatan

A: masalah belum

teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

24/

5

13. Gangguanpertukaran gas

berhubungandenganperubahanmemb

ran alveolar-kapiler

S : keluarga mengatakan

pasien masih gelisah

O : pasien tampak

gelisah, akral dingin,

pucat, AGD:

A : masalah belum

teratasi

P :intervensidilanjutkan

14. ketidakefektifan pola nafas

berhubungan dengan hiperventilasi

S: pasien mengatakan

nafas masih terasa sesak

O: pasien tampak sesak,

RR: 23x/menit, pasien

terpasang oksigen NRM

10liter/menit

A : masalah belum

teratasi

P : intervensi dilanjutkan

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 91: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

15. Ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan eksudat

dalam jalan alveoli

S: pasien mengatakan

dahaknya susah keluar

O: pasien tampak batuk

berdahak, pasien tampak

memaksakan batuk,

batuk produktif

berwarna kuning

kecoklatan

A: masalah belum

teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

FORMAT DOKUMENTASI

ASUHANKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

3. PENGUMPULAN DATA

e. Identifikasiklien

10) Nama :Ny. D

11) Tempat/tgllahir : Pesisir, 01 januari 1962

12) Jeniskelamin : Perempuan

13) Status kawin : Kawin

14) Agama : Islam

15) Pendidikan : SMP

16) Pekerjaan : Ibu rumah tangga

17) Alamat :Limau Asam Pasar Baru Bayang Kab. Pesisir

Selatan

18) Diagnose medis : TB paru DO

f. Identifikasipenanggungjawab

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 92: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

5) Nama : Ny.T

6) Pekerjaan : Ibu rumah tangga

7) Alamat :Limau Asam Pasar Baru Bayang Kab. Pesisir

Selatan

8) Hubungan : Adik kandung

g. Riwayatkesehatan :

4) Riwayatkesehatansekarang

c) Keluhanutama :

Pasien masuk melalui Poliklinik RSUP Dr. M.Djamil Padang pada

hari rabu tanggal 17 Mei 2017 pukul 12.30 WIB, dengan kesadaran

kompos mentis kooperatif, keadaan umum lemah, disertai dengan

keluhan utama pasien batuk berdarah, pasien sesak nafas, dan nyeri

pada dada, TD: 100/70 mmHg, HR: 98 x/menit, RR: 24 x/menit,

Suhu: 37,1 oC.

d) Keluhansaatdikaji (PQRST) :

Saat dilakukan pengkajian pada hari sabtu, tanggal 20 Mei 2017

harirawatanke 4, dengan kesadaran kompos mentis kooperatif,

keadaan umum sedang, pasien mengeluh sesak nafas, nyeri dada,

batuk produktif masih terdapat bercak darah, makan pasien habis ¼

porsi, keringat malam dan susah tidur. TD: 110/70 mmHg, HR:

73x/menit, RR: 26 x/menit, suhu: 36,8oC. Pasien terpasang oksigen

nasal kanul 3 liter/menit.

5) Riwayatkesehatandahulu

Keluarga mengatakan pasien pernah minum OAT tahun 2016 selama 4

bulan dan dihentikan sendiri oleh pasien.Keluarga mengatakan pasien

belum pernah dirawat di RS.Hipertensi (-), DM (+).

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 93: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

6) Riwayatkesehatankeluarga

Keluarga mengatakan pasien pernah minum OAT tahun 2016 selama 4

bulan dan dihentikan sendiri oleh pasien.Keluarga mengatakan pasien

belum pernah dirawat di RS.Hipertensi (-), DM (+).

h. Polaaktivitassehari-hari (ADL)

5) Polanutrisi

Makan

- Sehat : Pasien mengatakan saat sehat makan 3x sehari dengan nasi,

lauk, sayur dengan porsi sedang dan

- Sakit: pasien diberi makanan biasa Diit DM tipe II, pasien

menghabiskan ¼ porsi makanan saja,

Minum

- Sehat : minum air putih 8-10 gelas perhari,

- Sakit : minum air putih sebanyak 8 gelas sehari.

6) Polaeliminasi

- Sehat: BAK pasien lancar lebih kurang 7x sehari, pasien BAB

lancar.

- Sakit: pasien BAK lebih kurang 4x sehari, dan BAB 1x 2 hari

dengan konsintensi lembek.

7) Polatidurdanistirahat

- Sehat: pasien tidur 8-9 jam perhari, siang 2 jam perhari dan malam

6-7 jam perhari, kualitas tidur baik.

- Sakit: pasien tidur 11 jam perhari, siang 3 jam perhari dan malam 8

jam perhari, pasien sering mengeluh berkeringkat pada malam hari.

8) Polaaktifitasdanlatihan

- Sehat: Saat sehat keluarga mengatakan pasien seorang ibu rumah

tangga, pasien dapat melakukan kegiatan serta aktivitas sendiri,

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 94: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

- Sakit: ADL pasien dibantu oleh keluarga dan perawat

i. Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum :Compos Mentis Cooperatif

b) Tekanan Darah : 110/70 mmHg

c) Nadi : 73 x/menit

d) Pernafasan : 26 x/menit

e) Suhu : 36,8oC

Pemeriksaanhead to toe

k) Kepala :tampak simetris

l) Wajah : tampak pucat

m) Mata : konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik

n) Hidung: tampak simetrisdan tidak ada pernapasan cuping hidung

o) Telinga: simetris kiri kanan

p) Mulut&gigi: mukosa bibir kering dan tidak terdapat karies gigi

q) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan tiroid

r) Dada/ Thorax

Paru-paru

Inspeksi : dinding dada tampak simetris

Palpasi : fremitus kiri dan kanan sama

Perkusi : sonor

Auskultasi : terdengar bunyi bronkovesikuler, ronkhi (+)

Jantung

Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : iktus teraba 1 jari RIC 5

Perkusi : pekak

Auskultasi : irama jantung terdengar beraturan

s) Abdomen : tidak tampak adanya pembengkakan dan tidak ada

nyeri tekan, bising usus (+) 15x/menit

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 95: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

t) Ektemitas

Atas : edema (-), akral hangat, CRT < 2 detik

Bawah : edema (-), akral hangat, CRT < 2 detik

Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan

5. Data Psikologis

f) Status Emosional

Emosional pasien tampak stabil

g) Kecemasan

Pasien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya saat ini

h) Pola Koping

Pola koping pasien tampak cukup baik

i) Gaya komunikasi

Pasien tampak berkomunikasi dengan baik

j) Spiritual

Pasien beragama islam, untuk aktivitas beribadah pasien perlu dibantu

oleh keluarga

6. Data Penunjang

Tanggal 22 Mei 2017

Gula darah puasa= 560 mg/dl, (70-126 mg/dl)

gula darah 2 jam PP= 637 mg/dl, (<200 mg/dl)

ureum darah= 29 mg/dl, (10.0-50.0 mg/dl)

kreatinin darah= 1.0 mg/dl, (0.6-1.1 mg/dl)

total protein= 8.2 g/dl, (6.6-8.7 g/dl)

Albumin= 3.6 g/dl, (3.8-5.0 g/dl)

Globulin= 4.6 g/dl, (1.3-2.7 g/dl)

Hb= 11.5 g/dl, (14-18 g/dl)

Leukosit= 10.440 mg/dl, (5000-10.000 /mm3)

Trombosit= 481.000 g/dl(150.000-400.000 /mm3)

Pada pemeriksaan radiologi paru didapatkan hasil bahwa terdapat fibro

infiltrat pada kedua paru, kesan : TB Paru

7. Terapi dan pengobatan

Terapi pengobatan pada Ny.D diberikan

- cairan NaCl 12jam/kolf,

- Ranitidin 2x1,

- Dexametason 3x2,

- Combivent 3x1,

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 96: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

- terapi OAT R/H/Z/E=400/350/950/600mg/dl

4. ANALISA DATA

Data Masalah Etiologi

7. DS: Pasien mengeluh

batuk berdahak dan

sulit mengeluarkan

dahak

DO: pasien tampak

batuk produktif, sekret

berwarna putih

kekuningan bercampur

dengan darah, RR:

26x/menit, pasien

tampak sesak nafas.

Ketidakefektifan

bersihan jalan nafas

Eksudat dalam jalan

alveoli

8. DS : Pasien

mengatakan nafas

terasa sesak

DO : KU= Lemah,

Pasien tampak sesak,

TD=110/70mmHg,

nadi = 73 x/menit,

Pernapasan=

26x/menit,

Suhu=36,8oC, pasien

terpasang O2

3liter/menit

Ketidakefektifan Pola

Nafas

hiperventilasi

9. DS : pasien

mengatakan tidak

nafsu makan, makanan

terasa tidak enak

DO : pasien tampak

pucat, makanan habis

¼ porsi, pasien tampak

lemah, konjungtiva

anemis, Hb: 11.5 g/dl

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Intake nutrisi tidak

adekuat

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 97: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

DiagnosaKeperawatan Ditemukanmasalah Dipecahkan

Tgl Paraf Tgl Paraf

1. Ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan

dengan eksudat dalam

jalan alveoli

2. Ketidakefektifan pola nafas

berhubungan dengan

hiperventilasi

3. Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi tidak adekuat

H. PERENCANAAN KEPERAWATAN

N

oDiagnosaKeperawatan NOC NIC

1. Ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan

dengan eksudat dalam jalan

alveoli

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

diharapakan status

pernafasan :

pertukaran gas

dengan kriteria

hasil :

i) Tekanan parsal

oksigen di darah

arteri (PaO2) tidak

ada deviasi dari

kisaran normal

j) Tekanan parsial

karbondioksisa di

darah arteri

(PaCO2) tidak ada

deviasi dari kisaran

normal

Manajemen jalan

nafas

q) Bersihkan jalan

nafas dengan

teknik chin lift

atau jaw thrust

sebagai mana

mestinya

r) Posisikan pasien

untuk

memaksimalkan

ventilasi

s) Identifikasi

kebutuhan

aktual/potensial

pasien untuk

memasukkan alat

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 98: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

k) Saturasi oksigen

tidak ada deviasi

dari kisaran normal

l) Keseimbangan

ventilasi dan

perfusi tidak ada

deviasi dari kisaran

normal

Tanda-tanda vital

dengan kriteria hasil :

m) Suhu tubuh tidak

ada deviasi dari

kisaran normal

n) Denyut nadi radial

tidak ada deviasi

dari kisaran normal

o) Tingkat pernafasan

tidak ada deviasi

dari kisaran normal

p) Irama pernafasan

tidak ada deviasi

dari kisaran normal

q) Tekanan darah

sistolik tidak ada

deviasi dari kisaran

normal

r) Tekanan darah

diastolik tidak ada

deviasi dari kisaran

normal

membuka jalan

nafas

t) Lakukan

fisioterapi dada

sebagai mana

mestinya

u) Buang secret

dengan

memotivasi

pasien untuk

melakukan batuk

atau menyedot

lender

v) Instruksikan

bagaimana agar

bias melakukan

batuk efektif

w) Auskultasi suara

nafas

x) Posisikan untuk

meringankan

sesak nafas

Monitor pernafasan

q) Monitor

kecepatan, irama,

kedalaman dan

kesulitan

bernafas

r) Catat pergerakan

dada, catat

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 99: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

ketidaksimetrisan

, penggunaan otot

bantu pernafasan

dan retraksi otot

s) Monitor suara

nafas tambahan

t) Monitor pola

nafas

u) Auskultasi suara

nafas, catat area

dimana terjadi

penurunan atau

tidak adanya

ventilasi dan

keberadaan suara

nafas tambahan

v) Kaji perlunya

penyedotan pada

jalan nafas

dengan auskultasi

suara nafas ronki

di paru

w) Monitor

kemampuan

batuk efektif

pasien

Berikan bantuan

terapi nafas jika

diperlukan (misalnya

nebulizer)

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 100: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

2. Ketidakefektifan pola nafas

berhubungan dengan

hiperventilasi

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

diharapkan status

pernafasan : ventilasi

dengan kriteria

hasil :

i) Frekuensi

pernafasan tidak

ada deviasi dari

kisaran normal

j) Irama pernafasan

tidak ada deviasi

dari kisaran normal

k) Suara perkusi nafas

tidak ada deviasi

dari kisaran normal

l) Kapasitas vital

tidak ada deviasi

dari dari kisaran

normal

Manajemen jalan

nafas

q) Bersihkan jalan

nafas dengan

teknik chin lift

atau jaw thrust

sebagai mana

mestinya

r) Posisikan pasien

untuk

memaksimalkan

ventilasi

s) Identifikasi

kebutuhan

aktual/potensial

pasien untuk

memasukkan alat

membuka jalan

nafas

t) Lakukan

fisioterapi dada

sebagai mana

mestinya

u) Buang secret

dengan

memotivasi

pasien untuk

melakukan batuk

atau menyedot

lender

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 101: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

v) Instruksikan

bagaimana agar

bias melakukan

batuk efektif

w) Auskultasi suara

nafas

x) Posisikan untuk

meringankan

sesak nafas

Terapi oksigen

o) Pertahankan

kepatenan jalan

nafas

p) Siapkan

peralatan oksigen

dan berikan

melalui system

humidifier

q) Berikan oksigen

tambahan seperti

yang

diperintahkan

r) Monitor aliran

oksigen

s) Monitor

efektifitas terapi

oksigen

t) Amati tanda-

tanda

hipoventialsi

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 102: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

induksi oksigen

u) Konsultasi

dengan tenaga

kesehatan lain

mengenai

penggunaan

oksigen

tambahan selama

kegiatan dan atau

tidur

3. Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi tidak adekuat

Nafsu makan

Kriteria Hasil :

a) Hasrat/keinginan

untuk makan

meningkat

b) Energi untuk makan

meningkat

c) Intake makanan

adekuat

d) Intake nutrisi

adekuat

e) Intake cairan

adekuat

Manajemen nutrisi

a) Tentukan status

gizi pasien dan

kemampuan

pasien untuk

memenuhi

kebutuhan gizi

b) Identifikasi

adanya alergi

atau intoleransi

makanan yang

dimiliki pasien

c) Instruksikan

pasien mengenai

kebutuhan nutrisi

(diet)

d) Kolaborasi

dengan ahli gizi

tentang diet yang

dibutuhkan

e) Ciptakan

lingkungan yang

optimal pada saat

mengkonsumsi

makan ( misalnya

: bersih, santai,

dan bebas dari

bau yang

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 103: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

menyegat)

f) Lakukan dan

bantu pasien

terkait perawatan

mulut sebelum

makan

g) Anjurkan pasien

untuk duduk

pada posisi tegak

saat makan jika

memungkinkan

h) Monitor kalori

dan asupan

makanan

i) Monitor

kecendrungan

penurunan berat

badan

I. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No DiagnosaKeperawatan TindakanKeperawatan Paraf

1. ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan

eksudat jalan nafas alveoli

- posisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

- monitor pernafasan pasien

- monitor keefektifan pasien

dalam batuk efektif.

2. ketidakefektifan pola nafas

berhubungan dengan

hiperventilasi

- memposisikan pasien

untuk memaksimalkan

ventilasi

- auskultasi suara nafas

pasien

- mengajarkan cara batuk

efektif

- mengajarkan tekhnik nafas

dalam

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 104: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

3. Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake

nutrisi tidak adekuat

- mengidentifikasi adanya

alergi atau intoleransi

makanan

- kolaborasi dengan ahli gizi

tentang diet yang dilakukan

- monitor kecenderungan

berat badan

J. EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl DiagnosaKeperawatan EvaluasiKeperawatan Paraf

20/

5

16. Ketidakefektifan

bersihan jalan nafas

berhubungan dengan eksudat

dalam jalan alveoli

S: pasien mengatakan

dahaknya susah keluar

O: pasien tampak batuk

berdahak, pasien tampak

memaksakan batuk, batuk

produktif, pasien tidak

mampu batuk efektif

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

17. ketidakefektifan pola

nafas berhubungan dengan

hiperventilasi

S: pasien mengatakan

nafas masih terasa sesak

O: pasien tampak sesak,

RR: 26x/menit, pasien

terpasang oksigen 3

liter/menit

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

18. Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi tidak adekuat

S: pasien mengatakan

tidak nafsu makan

O: pasien tampak lemah,

pucat, pasien

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 105: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

menghabiskan makan ¼

porsi

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

21/

5

19. Ketidakefektifan

bersihan jalan nafas

berhubungan dengan eksudat

dalam jalan alveoli

S: pasien mengatakan

dahaknya susah keluar

O: pasien tampak batuk

berdahak, pasien tampak

memaksakan batuk, batuk

produktif, pasien tidak

mampu batuk efektif

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

20. ketidakefektifan pola

nafas berhubungan dengan

hiperventilasi

S: pasien mengatakan

nafas masih terasa sesak

O: pasien tampak sesak,

RR: 24x/menit, pasien

terpasang oksigen

3liter/menit

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan

21. Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi tidak adekuat

S: pasien mengatakan

masih tidak nafsu makan

O: pasien tampak lemah,

pucat, pasien

menghabiskan makan ¼

porsi

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

22/

5

22. Ketidakefektifan

bersihan jalan nafas

S: pasien mengatakan

dahaknya sudah berkurang

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 106: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

berhubungan dengan eksudat

dalam jalan alveoli

O: pasien tampak mampu

dalam batuk efektif,

pasien tampak

mengeluarkan sekret

dengan baik

A: masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

23. ketidakefektifan pola

nafas berhubungan dengan

hiperventilasi

S: pasien mengatakan

sudah tidak merasakan

sesak

O: pasien tampak sesak,

RR: 21x/menit,

A :masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

24. Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi tidak adekuat

S: pasien mengatakan

nafsu makan mulai ada

O: pasien tampak

menghabiskan

makanannya dengan

lahap, pasien

menghabiskan makan ½

porsi

A: masalah teratasi

sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

23/

5

25. Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi tidak adekuat

S: pasien mengatakan

nafsu makan mulai ada

O: pasien tampak

menghabiskan

makanannya dengan

lahap, pasien

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 107: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

menghabiskan makan ½

lebih porsi.

A: masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 108: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 109: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 110: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 111: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 112: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 113: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ......2 POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG PARU RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS

Poltekkes Kemenkes Padang