asuhan keperawatan anak dengan atresia ani

9
 Asuhan Keperawatan Anak dengan Atresia Ani ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ATRESIA ANI (ANUS IMPERFORATA) A. Definisi Atresia Ani berasal dari dari bahasa Yunani, artinya tidak ada, atresia artinya nutrisi atau makanan. Dalam istilah kedokteran atresia itu sendiri adalah keadaan tidak adanya atau tertutupnya lub ang bad an nor mal ata u org an tub ule r secara kon gen ital dis ebu t jug a clausura. Dengan kata lain tidak adanya lubang di tempat yang seharusnya atau buntutnya saluran atau rongga tubuh. Hal ini bisa terjadi karena bawaan sejak lahir atau terjadi kemudian karen a pr os es penyakit yang mengenai saluran it u. Atresi a ani yait u ya itu tida k  berlubangnya dubur. Atresia ani memiliki nama lain yaitu Anus imperforata. Menurut Ladd dan Gross (1966) anus imperforate dibagi 4 golongan, yaitu : 1. Steno sis rectum yang lebih renda h ata u pad a anus 2. Membran anus y ang me nutup 3. Anus i mperfo rate dan uj ung rec tum yan g bun tu terlet ak pada be rmacam-macam jar ak dari peritoneum 4. Lub ang an us yang terpisa h deng an uju ng rec tum Atresia Ani dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe: 1. Saluran anus atau rektum bagian bawah mengalami stenosis dalam berbagai derajat 2. Terdapatnya suatu membran tipis yang menutupi anus karena menetapnya membran anus. 3. Anus tidak terbentuk dan rektum berakhir sebagai suatu suatu kantung yang buntu ter leta k pad a jara k ter tentu dar i kul it di dae rah anu s yan g seh arusny a ter bentuk lekukan anus) 4. Saluran anus dan rekt um ba gi an ba wah me mbentuk suat u kant ung bunt u yang terpisah,pada jarak tertentu dari ujung rektum yang berakhir sebagai kantung buntu. 5. Kelainan yang berdasarkan hubungan antara bagian terbawah rektum yang normal dengan ot ot puborekt al is yangmemi li ki fungsi sangat pe nt ing da lam pros es defekasi,dikenal sebagai klasifikasi melboume.

Upload: padli-arysandy

Post on 13-Jul-2015

459 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani

5/12/2018 Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-anak-dengan-atresia-ani 1/9

Asuhan Keperawatan Anak dengan Atresia Ani

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN

ATRESIA ANI (ANUS IMPERFORATA)

A. 

Definisi

Atresia Ani berasal dari dari bahasa Yunani, artinya tidak ada, atresia artinya nutrisi atau

makanan. Dalam istilah kedokteran atresia itu sendiri adalah keadaan tidak adanya atau

tertutupnya lubang badan normal atau organ tubuler secara kongenital disebut juga

clausura.

Dengan kata lain tidak adanya lubang di tempat yang seharusnya atau buntutnya saluran

atau rongga tubuh. Hal ini bisa terjadi karena bawaan sejak lahir atau terjadi kemudian

karena proses penyakit yang mengenai saluran itu. Atresia ani yaitu yaitu tidak  berlubangnya dubur. Atresia ani memiliki nama lain yaitu Anus imperforata.

Menurut Ladd dan Gross (1966) anus imperforate dibagi 4 golongan, yaitu :

1. Stenosis rectum yang lebih rendah atau pada anus

2. Membran anus yang menutup

3. Anus imperforate dan ujung rectum yang buntu terletak pada bermacam-macam jarak 

dari peritoneum

4. Lubang anus yang terpisah dengan ujung rectum

Atresia Ani dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe:

1. Saluran anus atau rektum bagian bawah mengalami stenosis dalam berbagai derajat

2. Terdapatnya suatu membran tipis yang menutupi anus karena menetapnya membran

anus.

3. Anus tidak terbentuk dan rektum berakhir sebagai suatu suatu kantung yang buntu

terletak pada jarak tertentu dari kulit di daerah anus yang seharusnya terbentuk 

lekukan anus)

4. Saluran anus dan rektum bagian bawah membentuk suatu kantung buntu yang

terpisah,pada jarak tertentu dari ujung rektum yang berakhir sebagai kantung buntu.

5. Kelainan yang berdasarkan hubungan antara bagian terbawah rektum yang normal

dengan otot puborektalis yangmemiliki fungsi sangat penting dalam proses

defekasi,dikenal sebagai klasifikasi melboume.

Page 2: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani

5/12/2018 Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-anak-dengan-atresia-ani 2/9

6. Kelainan letak rendah Rektum telah menembus "lebator sling" sehingga sfingter ani

internal dalam keadaan utuh dan dapat berfungsi normal contohnya berupa stenosis

anus (tertutupnya anus oleh suatu membran tipis yang seringkali disertai fistula

anokutaneus dan anus ektopikyang selalu terletak dianterior lokasi anus yang normal).

7. Rektum berupa kelainan letak tengah Di daerah anus seharusnya terbentuk secara lazim

terdapat lekukan anus (anal dimple) yang cukup dalam. Namun,pada kelainan yang

 jarang ditemukan ini sering terdapat fistula rektouretra yang menghubungkan rektum

yang buntu dengan uretra pars bulbaris.

8. Kelainan letak tinggi. Kelainan ini lebih banyak ditemukan pada bayi laki-laki,

sebaliknya kelinan letak redah sering ditemukan pada bayi perempuan. Pada

 perempuan dapat ditemukan fistula -and kutaneus, fistula rektoperinium dan fistula

rektovagina. Sedangkan pada laki-laki dapat ditemukan dua bentuk fistula yaitu

fistula ektourinaria dan fistula rektoperineum. Fistula ini menghubungkan rektum

dengan kandung kemih pada daerah trigonum vesika. Fistula tidak dapat dilalui jika

mekonoium jika brukuran sangat kecil, sedangkan fistula dapat mengeluarkan

mekonium dalam rektum yang buntu jika berukuran cukup besar. Oleh karena itu,

dapat terjadi kelainan bentuk anorektum disertai fistula

9. Kelainan bawaan anus juga dapat disebabkan gangguan pertumbuhan dan fusi

10. Gangguan pemisahan kloaka menjadi rektum dan sinus urogenital

B. Etiologi

Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir lubang

dubur.

2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan

3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum

 bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu ke empat sampai

keenam usia kehamilan.

C. Patofisiologi

Atresia ani atau anus imperforate dapat disebabkan karena :

• Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit

karena gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik 

Page 3: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani

5/12/2018 Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-anak-dengan-atresia-ani 3/9

• Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa

lubang dubur 

• Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada

kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau tiga bulan

• Berkaitan dengan sindrom down

• Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan

Terdapat tiga macam letak 

• Tinggi (supralevator) → rektum berakhir di atas M.Levator ani (m.puborektalis)

dengan jarak antara ujung buntu rectum dengan kulit perineum >1 cm. letak 

supralevator biasanya disertai dengan fistel ke saluran kencing atau saluran genital

• Intermediate → rectum terletak pada m.levator ani tapi tidak menembusnya

• Rendah → rectum berakhir di bawah m.levator ani sehingga jarak antara kulit dan

ujung rectum paling jauh 1 cm.

Pada wanita 90% dengan fistula ke vagina/perineum

Pada laki-laki umumnya letak tinggi, bila ada fistula ke traktus urinarius

D. Tanda dan gejala

• Mekonium tidak keluar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir 

• Tinja keluar dari vagina atau uretra

• Perut menggembung

• Muntah

• Tidak bisa buang air besar 

• Tidak adanya anus, dengan ada/tidak adanya fistula

• Pada atresia ani letak rendah mengakibatkan distensi perut, muntah, gangguan cairan

elektrolit dan asam basa.

E. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang

Anamnesis perjalanan penyakit yang khas dan gambaran klinis perut membuncit

seluruhnya merupakan kunci diagnosis pemeriksaan penunjang yang dapat membantu

menegakkan diagnosis ialah pemeriksaan radiologik dengan enema barium. disini akan

terlihat gambaran klasik seperti daerah transisi dari lumen sempit kedaerah yang melebar.

  pada foto 24 jam kemudian terlihat retensi barium dan gambaran makrokolon pada

Page 4: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani

5/12/2018 Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-anak-dengan-atresia-ani 4/9

hirschsprung segmen panjang. Pemeriksaan biopsi hisap rektum dapat digunakan untuk 

mencari tanda histologik yang khas yaitu tidak adanya sel ganglion parasimpatik 

dilapisan muskularis mukosa dan adanya serabut syaraf yang menebal pada pemeriksaan

histokimia, aktifitas kolinaterase meningkat.

Atresia ani biasanya jelas sehingga diagnosis sering dapat ditegakkan segera setelah bayi

lahir dengan melakukan inspeksi secara tepat dan cermat pada daerah perineum.

Diagnosis kelainan anurektum tipe pertama dan keempat dapat terlewatkan sampai

diketahui bayi mengalami distensi perut dan tidak mengalami kesulitan mengeluarkan

mekonium.

Pada bayi dengan kelainan tipe satu/kelainan letak rendah baik berupa stenosis

atau anus ektopik sering mengalami kesulitan mengeluarkan mekonium. Pada stenosis

yang ringan, bayi sering tidak menunjukkan keluhan apapun selama beberapa bulan

setelah lahir. Megakolon sekunder dapat terbentuk akibat adanya obstruksi kronik saluran

cerna bagian bawah daerah stenosis yang sering bertambah berat akibat mengerasnya

tinja. Bayi dengan kelainan tipe kedua yang tidak disertai fistula/fistula terlalu kecil untuk 

dilalui mekonium sering akan mengalami obstruksi usus dalam 48 jam stelah lahir.

Didaerah anus seharusnya terentukpenonjolan membran tipis yang tampak lebih gelap

dari kulit disekitarnya, karena mekonium terletak dibalik membran tersebut. Kelainan

letak tinggi atau agenesis rectum seharusnya terdapat suatu lekukan yang berbatas tegas

dan memiliki pigmen yang lebih banyak daripada kulit disekitarnya sehingga pada

  pemeriksaan fisik dapat ditemukan lubang fistulla pada dinding posterior 

vagina/perinium, atau tanda-tanda adanya fistula rektourinaria. Fistula rektourinaria

 biasanya ditandaioleh keluarnya mekonium serta keluarnya udara dari uretra. Diagnosis

keempat dapat terlewatkan sampai beberpa hari karena bayi tampak memiliki anus yang

normal namun salurran anus pendek dan berakhir buntu. Mnifestasi obstruksi usus terjadi

segera setelah bayi lahir karena bayi tidak dapat mengeluarkan mekonium. Diagnosis

 biasanya dapat dibuat dengan pemeriksaan colok dubur.

F. Komplikasi

Semua pasien yang mempunyai mlformasi anorektal dengan kortmobiditas yang

tidak jelas mengancam hidup akan bertahan. Pada lesi letak tinggi, banyak anak 

mempunyai masalah pengontrolan fungsi usus dan juga paling banyak menjadi

konstipasi. Pada lesi letak rendah anak pada umumnya mempunyai control usus yang

  baik, tetpai masih dapat menjadi konstipasi. Komplikasi operasi yang buruk 

Page 5: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani

5/12/2018 Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-anak-dengan-atresia-ani 5/9

 berkesempatan menjadi kontinensia primer, walaupun akibat ini sulut diukur. Reoperasi

 penting untuk mengurangi terjadionya kontinensia.

G. Penatalaksanaan dan Pengobatan

Penanganan secara preventif antara lain:

• Kepada ibu hamil hingga kandungan menginjak usia tiga bulan untuk berhati-hati

terhadap obat-obatan, makanan awetan dan alkohol yang dapat menyebabkan atresia

ani.

• Mmeriksa lubang dubur bayi saat baru lahir karena jiwanya terancam jika sampai tiga

hari tidak diketahui mengidap atresia ani karena hal ini dapat berdampak feses atau

tinja akan tertimbun hingga mendesak paru-parunya.

• Pengaturan diet yang baik dan pemberian laktulosa untuk menghindari konstipasi. Rehabilitasi dan Pengobatan : :

• melakukan pemeriksaan colok dubur 

• melakukan pemeriksaan radiologik pemeriksaan foto rontgen bermanfaat dalam usaha

menentukan letak ujung rectum yang buntu setelah berumur 24 jam, bayi harus

diletakkan dalam keadaan posisi terbalik sellama tiga menit, sendi panggul dalam

keadaan sedikit ekstensi lalu dibuat foto pandangan anteroposterior dan lateral setelah

 petanda diletakkan pada daerah lakukan anus.

• melakukan tindakan kolostomi neonatus tindakan ini harus segera diambil jika tidak 

ada evakuasi mekonium.

•  pada stenosis yang berat perlu dilakukan dilatasi setrap hari dengan kateter uretra,

dilatasi hegar, atau speculum hidung berukuran kecil selanjutnya orang tua dapat

melakukan dilatasi sendiri dirumah dengan jari tangan yang

dilakukan selama 6 bulan sampai daerah stenosis melunak dan fungsi defekasi

mencapai keadaan normal.

• melakukan operasi anapelasti perineum yang kemudian dilanjutkan dengan dilatasi

 pada anus yang baru pada kelainan tipe dua.

•  pada kelainan tipe tiga dilakukan pembedahan rekonstruktif melalui anoproktoplasti

 pada masa neonatus

Page 6: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani

5/12/2018 Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-anak-dengan-atresia-ani 6/9

• melakukan pembedahan rekonstruktif antara lain: operasi abdominoperineum pada

usia (1 tahun) operasi anorektoplasti sagital posterior pada usia (8-12 bulan)

 pendekatan sakrum setelah bayi berumur (6-9 bulan)

 penanganan tipe empat dilakukan dengan kolostomi kemudian dilanjutkan denganoperasi "abdominal pull-through" manfaat kolostomi adalah antara lain:

a. mengatasi obstruksi usus

 b.  memungkinkan pembedahan rekonstruktif untuk dikerjakan dengan lapangan

operasi yang bersih

c. memberi kesempatan pada ahli bedah untuk melakukan pemeriksaan lengkap dalam

usaha menentukan letak ujung rektum yang buntu serta menemukan kelainan

 bawaan yang lain.

Pada kasus atresia ani atau anus imperforata ini pengobatannya dilakukan

dengan jalan operasi. Teknik terbaru dari operasi atresia ani ini adalah teknik Postero

Sagital Ano Recto Plasty (PSARP). Teknik ini punya akurasi tinggi untuk membuka

lipatan bokong pasien. Teknik ini merupakan ganti dari teknik lama, yaitu Abdomino

Perineal Poli Through (APPT). Teknik lama ini punya resiko gagal tinggi karena

harus membuka dinding perut.

H. Asuhan Keperawatan

Pengkajian

- Lakukan pengajian fisik 

-  Kaji pemahaman anak tentang rencana pengobatan dan apa yang akan terjadi

 pada pasca operasi

- Kaji adanya bukti infeksi pada anak 

- Tinjau ulang hasil tes lab untuk temuan abnormal

Perawatan Pascaoperasi

Diagnosa 1 : Resiko tinggi cedera berhubungan dengan prosedur bedah , anestesi

Tujuan :

1.  pasien menunjukkan tanda-tanda penyembuhan luka tanpa bukti infeksi luka

2.  pasien tidak menunjukkan bukti-bukti komplikasi

Kriteria : 1. Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti infeksi luka

Page 7: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani

5/12/2018 Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-anak-dengan-atresia-ani 7/9

2. Pasien tidak menunjukkan bukti-bukti komplikasi

Intervensi :

•  Gunakan teknik mencuci tangan yang tepat dengan kewaspadaan universal lain,

terutama bila terdapat drainase luka

• Lakukan perawatan luka dengan hati-hati untuk meminimalkan resiko infeksi

Jaga agar luka bersih dan balutan utuh

Pasang balutan yang meningkatkan kelembaban penyembuhan luka (mis,balutan

hidrokoloid)

• Ganti balutan bila diindikasikan, jika kotor, buang balutan yang kotor dengan hati-hati

•Lakukan perawatan luka khusus sesuai dengan ketentuan

• Bersihkan dengan preparat yang ditentukan

• Berikan larutan antimicrobial dan/atau salep sesuai instruksi untuk mencegah infeksi

• Laporkan adanya tampilan tak umum atau drainase untuk deteksi dini adanya infeksi

• Ambulansi sesuai ketentuan untuk menurunkan komplikasi yang berhubungan dengan

imobilitas

Diagnosa 2 : Nyeri berhubungan dengan insisi bedah

Tujuan : Pasien tidak mengalami nyeri atau penurunan nyeri sampai tingkat yang dapat

diterima anak 

Kriteria : Anak beristirahat tenang dan menunjukkan bukti-bukti nyeri yang minimal

atau tidak ada

Intervensi :

•  Jangan menunggu sampai anak mengalami nyeri hebat untuk intervensi untuk 

mencegah terjadinya nyeri

• Hindari mempalpasi area operasi kecuali jika diperlukan

• Pasang selang rectal jika diindikasikan untuk menghilangkan gas

•  Lakukan aktivitas dan prosedur keperawatan (mis:mengganti balutan, napas dalam,

ambulansi) setelah analgesia

• Berikan analgesic sesuai ketentuan untuk nyeri

Page 8: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani

5/12/2018 Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-anak-dengan-atresia-ani 8/9

Diagnosa 3 : Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan status puasa

sebelum dan atau sesudah pembedahan, kehilangan nafsu makan, muntah

Tujuan : Pasien mendapat hidrasi yang adekuat

Kriteria : Anak tidak menunjukkan dehidrasi

Intervensi :

•  Pantau infuse IV pada kecepatan yang ditentukan untuk memastikan hidrasi yang

adekuat

• Berikan cairan segera setelah diinstruksikan atau ditoleransi anak 

• Dorong anak untuk minum

Diagnosa 4 : Resiko tinggi Cedera berhubungan dengan ketidakmampuan mengevakuasirectum,pembedahan

Tujuan : Pasien tidak mengalami komplikasi praoperasi da pasca operasi

Kriteria : Pasien tidak mengalami komplikasi praoperasi dan pasca operasi

 NO Intervensi rasional

1

2

3

Hindari mengukur suhu rectal pada masa

 praoperasi dan pasca operasi

Pertahankan penghisapan nasogatrik bila

diimplementasikan

Observasi pola defekasi

Beri posisi miring pada bayi dengan panggul

ditinggikan atau telentang dengan kaki disokong

 pada sudut 900

1. Mencegah trauma rectal

2. untuk dekompresi

abdomen

3. mendeteksi pola normal

atau abnormalitas

4. mencegah tekanan pada

 jahitan perineal

Diagnosa 5 : Nutrisi kurang dari kebutuhan

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Hasil : Pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat

 NO Intervensi Rasional

1

2

Pantau cairan intravena sesuai kebutuhan

Beri formula atau diet sesuai

1. mempertahankan hidrasi

 pada saat puasa

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani

5/12/2018 Asuhan Keperawatan Anak Dengan Atresia Ani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-anak-dengan-atresia-ani 9/9

Carpenito, L.J. (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.

Doengoes, M.E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC, Jakarta.

Rothrock, J.C. (2000), Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif, EGC, Jakarta.

Sjamsuhidajat, R. & Jong, W.D. (2003), Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. Revisi, EGC, Jakarta.http://www.medic8.com/atresia atresiaani

http://www.emedicine.com/ped/topic1171htm.access:october  5, 2007

Farid Nurmantu (1993), Bedah anak , EGC, Jakarta

Diposkan oleh Nining di 20:21 

0 komentar:

Poskan Komentar  

Posting Lebih Baru Beranda Langgan: Poskan Komentar (Atom) 

Arsip Blog• ▼ 2008 (2)

○ ▼ Januari (2)

Askep Fistula

Asuhan Keperawatan Anak dengan Atresia Ani

Mengenai Saya

 NiningLihat profil lengkapku