asuhan kep mengitis dan enchepalitis

Upload: al-asy-arie

Post on 03-Apr-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    1/35

    ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) MENINGITIS ESENFALITIS

    NUZULUL ZULKARNAIN HAQ

    FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Meningitis Ensefalitis merupakan penyakit yang menyerang system saraf.Kebanyakan

    penyakit ini menyerang pada anak-anak. Banyak yang tidak mengetahui sesungguhnya kedua

    penyakit ini berbeda meskipun sebenarnya mirip.

    Meningitis adalah radang membran pelindung system saraf pusat.Penyakit ini dapat

    disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, obat-obatan tertentu. Meningitis adalah

    penyakit serius karena letaknya dekat dengan otak dan tulang belakang, sehingga dapat

    menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran,bahkan kematian. Kebanyakan ksus meningitis

    disebabkan oleh mikroorganisme,seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam

    darah ke cairan otak.

    Sedangkan ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi

    virus.Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri,seperti meningitis,atau

    komplikasi dari penyakit lain seperti rabies (disebabkan oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh

    bakteri). Penyakit parasit dan protozoa seperti toksoplasmosis,malaria,atau primary amoebic

    meningoencephalitis, juga dapat menyebabkan ensefalitis pada orang yang system kekebalan

    tubuhnya kurang. Kerysakan otak terjadi karena otak terdorong terhadap tengkorak dan

    menyebabkan kematian.

    1.2.Rumusan Masalah

    Bagaimana proses pengkajian pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis?

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    2/35

    Apakakah diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis?

    Bagaimana perencanaan pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis?

    Bagaimana evaluasi pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis?

    1.3.Tujuan

    Mengetahui proses pengkajian pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis

    Mengetahui diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis

    Mengimplementasikan perencanaan pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis

    Mengetahui evaluasi pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis

    1.4.Manfaat

    Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan meningitis ensefalitis

    yang meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan dan evaluasi.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. MENINGITIS

    2.1.1 Definisi

    Merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid dan piamatter di otak serta spinal

    cord. Inflamasi ini lebih sering disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun penyebab lainnya

    seperti jamur dan protozoa juga terjadi. (Donna D.,1999).

    Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis)

    dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    3/35

    Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari

    mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan

    bahan aseptis (virus) (Long, 1996).

    Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column

    yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).

    2.1.2. Etiologi

    1. Meningitis Bakterial (Meningitis sepsis)

    Sering terjadi pada musim dingin, saat terjadi infeksi saluran pernafasan. Jenis organisme

    yang sering menyebabkan meningitis bacterial adalah streptokokus pneumonia dan neisseria

    meningitis.

    Meningococal meningitis adalah tipe dari meningitis bacterial yang sering terjadi pada

    daerah penduduk yang padat, spt: asrama, penjara. Klien yang mempunyai kondisi spt: otitis

    media, pneumonia, sinusitis akut atau sickle sell anemia yang dapat meningkatkan kemungkinan

    terjadi meningitis. Fraktur tulang tengkorak atau pembedahan spinal dapat juga menyebabkan

    meningitis . Selain itu juga dapat terjadi pada orang dengan gangguan sistem imun, spt: AIDS

    dan defisiensi imunologi baik yang congenital ataupun yang didapat.

    Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan

    terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri

    dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam

    cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan

    pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan

    jaringan otak akan mengalami infark.

    2. Meningitis Virus (Meningitis aseptic)

    Meningitis virus adalah infeksi pada meningen; cenderung jinak dan bisa sembuh sendiri.

    Virus biasanya bereplikasi sendiri ditempat terjadinya infeksi awal (misalnya sistem nasofaring

    dan saluran cerna) dan kemudian menyebar kesistem saraf pusat melalui sistem vaskuler.

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    4/35

    Ini terjadi pada penyakit yang disebabkan oleh virus spt: campak, mumps, herpes simplek

    dan herpes zoster. Virus herpes simplek mengganggu metabolisme sel sehingga sell cepat

    mengalami nekrosis. Jenis lainnya juga mengganggu produksi enzim atau neurotransmitter yang

    dapat menyebabkan disfungsi sel dan gangguan neurologic.

    3. Meningitis Jamur

    Meningitis Cryptococcal adalah infeksi jamur yang mempengaruhi sistem saraf pusat

    pada klien dengan AIDS. Gejala klinisnya bervariasi tergantung dari system kekebalan tubuh

    yang akan berefek pada respon inflamasi Respon inflamasi yang ditimbulkan pada klien dengan

    menurunnya sistem imun antara lain: bisa demam/tidak, sakit kepala, mual, muntah dan

    menurunnya status mental.

    Faktor resiko terjadinya meningitis :

    1. Infeksi sistemikDidapat dari infeksi di organ tubuh lain yang akhirnya menyebar secara hematogen sampai

    ke selaput otak, misalnya otitis media kronis, mastoiditis, pneumonia, TBC, perikarditis, dll.

    Pada meningitis bacterial, infeksi yang disebabkan olh bakteri terdiri atas faktor pencetus sebagai

    berikut diantaranya adalah :

    Otitis media

    Pneumonia

    Sinusitis

    Sickle cell anemia

    Fraktur cranial, trauma otak

    Operasi spinal

    Meningitis bakteri juga bisa disebabkan oleh adanya penurunan system kekebalan tubuh seperti

    AIDS.

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    5/35

    2. Trauma kepalaBisanya terjadi pada trauma kepala terbuka atau pada fraktur basis cranii yang

    memungkinkan terpaparnya CSF dengan lingkungan luar melalui othorrhea dan rhinorhea

    3. Kelainan anatomis

    Terjadi pada pasien seperti post operasi di daerah mastoid, saluran telinga tengah, operasi

    cranium. Terjadinya peningkatan TIK pada meningitis, mekanismenya adalah sebagai berikut :

    Agen penyebab reaksi local pada meninges inflamasi meninges pe permiabilitas

    kapiler kebocoran cairan dari intravaskuler ke interstisial pe volume cairan interstisial

    edema Postulat Kellie Monroe, kompensasi tidak adekuat pe TIK

    Pada meningitis jarang ditemukan kejang, kecuali jika infeksi sudah menyebar ke

    jaringan otak, dimana kejang ini terjadi bila ada kerusakan pada korteks serebri pada bagian

    premotor.

    Hidrosefalus pada meningitis terjadi karena mekanisme sebagai berikut :Inflamasi local

    scar tissue di daerah arahnoid ( vili ) gangguan absorbsi CSF akumulasi CSF di dalam

    otak hodrosefalus

    Bila gejala yang muncul campuran kemungkinan mengalami Meningo-ensefalitis.

    2.1.3. Manifestasi KlinisTanda dan gejala meningitis secara umum:

    Aktivitas / istirahat ;Malaise, aktivitas terbatas, ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter,kelemahan, hipotonia

    Sirkulasi ;Riwayat endokarditis, abses otak, TD , nadi , tekanan nadi berat, takikardidan disritmia pada fase akut

    Eliminasi ; Adanya inkontinensia atau retensi urin Makanan / cairan ; Anorexia, kesulitan menelan, muntah, turgor kulit jelek, mukosa

    kering

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    6/35

    Higiene ; Tidak mampu merawat diri Neurosensori ; Sakit kepala, parsetesia, kehilangan sensasi, Hiperalgesiameningkatnya

    rasa nyeri, kejang, gangguan penglihatan, diplopia, fotofobia, ketulian, halusinasi

    penciuman, kehilangan memori, sulit mengambil keputusan, afasia, pupil anisokor, ,

    hemiparese, hemiplegia, tandaBrudzinskipositif, rigiditas nukal, refleks babinski

    posistif, refkleks abdominal menurun, refleks kremasterik hilang pada laki-laki

    Nyeri / kenyamanan ; Sakit kepala hebat, kaku kuduk, nyeri gerakan okuler,fotosensitivitas, nyeri tenggorokan, gelisah, mengaduh/mengeluh

    Pernafasan ; Riwayat infeksi sinus atau paru, nafas , letargi dan gelisah Keamanan ; Riwayat mastoiditis, otitis media, sinusitis, infeksi pelvis, abdomen atau

    kulit, pungsi lumbal, pembedahan, fraktur cranial, anemia sel sabit, imunisasi yang baru

    berlangsung, campak, chiken pox, herpes simpleks. Demam, diaforesios, menggigil, rash,

    gangguan sensasi.

    Penyuluhan / pembelajaran ; Riwayat hipersensitif terhadap obat, penyakit kronis,diabetes mellitus

    Tanda dan gejala meningitis secara khusus:

    Anak dan Remaja

    a) Demam

    b) Mengigil

    c) Sakit kepala

    d) Muntah

    e) Perubahan pada sensorium

    f) Kejang (seringkali merupakan tanda-tanda awal)

    g) Peka rangsang

    h) Agitasi

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    7/35

    i) Dapat terjadi: Fotophobia (apabila cahaya diarahkan pada mata pasien (adanya disfungsi

    pada saraf III, IV, dan VI))

    ,Delirium, Halusinasi, perilaku agresi, mengantuk, stupor, koma.

    Bayi dan Anak Kecil

    Gambaran klasik jarang terlihat pada anak-anak usia 3 bulan dan 2 tahun.

    a. Demamb. Muntahc. Peka rangsang yang nyatad. Sering kejang (sering kali disertai denagan menangis nada tinggi)e. Fontanel menonjol.3. Neonatus:a. Tanda-tanda spesifik: Secara khusus sulit untuk didiagnosa serta manifestasi tidak jelas

    dan spesifik tetapi mulai terlihat menyedihkan dan berperilaku buruk dalam beberapa

    hari, seperti

    b. Menolak untuk makan.c. Kemampuan menghisap menurun.d. Muntah atau diare.e. Tonus buruk.f. Kurang gerakan.g. Menangis buruk.h. Leher biasanya lemas.i. Tanda-tanda non-spesifik:j. Hipothermia atau demam.k. Peka rangsang.l. Mengantuk.m. Kejang.n. Ketidakteraturan pernafasan atau apnea.o. Sianosis.p. Penurunan berat badan.

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    8/35

    2.1.4. Pathofisiologi

    Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu: duramater, arachnoid, dan piamater. Cairan otak

    dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak/mengalir melalui sub arachnoid dalam

    sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum tulang belakang, direabsorbsi melalui villi

    arachnoid yang berstruktur seperti jari-jari di dalam lapisan subarachnoid. Organisme masuk ke

    dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks,

    yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral

    mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat

    purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke

    dinding membran ventrikel serebral. Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang

    disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan

    langsung antara cairan otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat

    berjalan ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang patologis

    merupakan penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel.

    Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang

    menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas. Meningitis bakteri dihubungkan

    dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah,

    daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK. Faktor predisposisi

    mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan

    hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis.

    Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid

    menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong

    perkembangan bakteri.

    Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi

    terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan

    meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya

    kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    9/35

    Selain dari adanya invasi bakteri, virus, jamur maupun protozoa, point dentry masuknya kuman

    juga bisa melalui trauma tajam, prosedur operasi, dan abses otak yang pecah, penyebab lainnya

    adalah adanya rinorrhea, otorrhea pada fraktur bais cranii yang memungkinkan kontaknya CSF

    dengan lingkungan luar.

    2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik

    Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak. Analisa cairan

    otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa Lumbal Pungsi. Lumbal pungsi

    biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan protein.cairan cerebrospinal, dengan

    syarat tidak ditemukan adanya peningkatan TIK. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada

    pasien dengan peningkatan tekanan tintra kranial..

    Meningitis bacterial: tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, leukosit dan protein meningkat,

    glukosa menurun, kultur posistif terhadap beberapa jenis bakteri.

    Meningitis virus : tekanan bervariasi, CSF jernih, leukositosis, glukosa dan protein normal,

    kultur biasanya negative.

    Kaku kuduk pada meningitis bisa ditemukan dengan melakukan pemeriksaan fleksi pada kepala

    klien yang akan menimbulkan nyeri, disebabkan oleh adanya iritasi meningeal khususnya pada

    nervus cranial ke XI, yaitu Asesoris yang mempersarafi otot bagian belakang leher, sehingga

    akan menjadi hipersensitif dan terjadi rigiditas.

    Sedangan pada pemeriksaan Kernigs sign (+) dan Brudzinsky sign (+) menandakan bahwa

    infeksi atau iritasi sudah mencapai ke medulla spinalis bagian bawah.

    Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai

    normal. Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya

    ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi. Kadar glukosa darah dibandingkan dengan

    kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum

    glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    10/35

    Glukosa serum: meningkat (meningitis)

    LDH serum: meningkat (meningitis bakteri)

    Sel darah putih: sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi bakteri)

    Elektrolit darah: Abnormal

    ESR/LED: meningkat pada meningitis

    MRI/CT-scan: dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel;

    hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor

    Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine: dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau

    mengindikasikan tipe penyebab infeksi

    Ronsen dada/kepala/ sinus: mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial

    Arteriografi karotis : Letak abses

    2.1.6 Komplikasi

    Komplikasi serta sequelle yang timbul biasanya berhubungan dengan proses inflamasi pada

    meningen dan pembuluh darah cerebral (kejang, parese nervus cranial,lesi cerebral fokal,

    hydrasefalus) serta disebabkan oleh infeksi meningococcus pada organ tubuh lainnya (infeksi

    okular, arthritis, purpura, pericarditis, endocarditis, myocarditis, orchitis, epididymitis,

    albuminuria atau hematuria, perdarahan adrenal). DIC dapat terjadi sebagai komplikasi dari

    meningitis. Komplikasi dapat pula terjadi karena infeksi pada saluran nafas bagian atas, telinga

    tengah dan paru-paru, Sequelle biasanya disebabkan karena komplikasi dari nervous system.

    2.1.7 Penatalaksanaan

    Farmakologis

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    11/35

    a. Obat anti inflamasi :

    1) Meningitis tuberkulosa :

    Isoniazid 1020 mg/kg/24 jam oral, 2 kali sehari maksimal 500 gram selama 1 tahun.

    Rifamfisin 1015 mg/kg/ 24 jam oral, 1 kali sehari selama 1 tahun.

    Streptomisin sulfat 2040 mg/kg/24 jam sampai 1 minggu, 12 kali sehari, selama 3 bulan.

    2) Meningitis bacterial, umur < 2 bulan :

    a) Sefalosporin generasi ke 3

    b) ampisilina 150200 mg (400 gr)/kg/24 jam IV, 46 kali sehari.

    c) Koloramfenikol 50 mg/kg/24 jam IV 4 kali sehari.

    3) Meningitis bacterial, umur > 2 bulan :

    a) Ampisilina 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam IV 4-6 kali sehari.

    b) Sefalosforin generasi ke 3.

    b. Pengobatan simtomatis :

    1) Diazepam IV : 0.2 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4 0.6/mg/kg/dosis

    kemudian klien dilanjutkan dengan.

    2) Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.

    3) Turunkan panas :

    a) Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis.

    b) Kompres air PAM atau es

    c. Pengobatan suportif :

    1) Cairan intravena.

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    12/35

    2) Zat asam, usahakan agar konsitrasi O2 berkisar antara 3050%.

    Perawatan

    a. Pada waktu kejang

    1) Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka.

    2) Hisap lender

    3) Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan aspirasi.

    4) Hindarkan penderita dari rodapaksa (misalnya jatuh).

    b. Bila penderita tidak sadar lama.

    1) Beri makanan melalui sonda.

    2) Cegah dekubitus dan pnemunia ortostatik dengan merubah posisi penderita

    sesering mungkin.

    3) Cegah kekeringan kornea dengan boor water atau saleb antibiotika.

    c. Pada inkontinensia urine lakukan katerisasi.

    Pada inkontinensia alvi lakukan lavement.

    d. Pemantauan ketat.

    1) Tekanan darah

    2) Respirasi

    3) Nadi

    4) Produksi air kemih

    5) Faal hemostasis untuk mengetahui secara dini adanya DC.

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    13/35

    2.2 ENSEFALITIS

    2.2.1 Definisi

    Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikro organisme

    lain yang non purulent.

    Ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang

    ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis, atau komplikasi dari

    penyakit lain seperti rabies (disebabkan oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri).

    Penyakit parasit dan protozoa seperti toksoplasmosis, malaria, atau primary amoebic

    meningoencephalitis, juga dapat menyebabkan ensefalitis pada orang yang sistem kekebalan

    tubuhnya kurang. Kerusakan otak terjadi karena otak terdorong terhadap tengkorak dan

    menyebabkan kematian.

    2.2.2 Etiologi

    1. Ensefalitis Supurativa

    Bakteri penyebab ensefalitis supurativa adalah : staphylococcus aureus, streptococcus, E.coli dan

    M.tuberculosa.

    Patogenesis:

    Peradangan dapat menjalar ke jaringan otak dari otitis media, mastoiditis, sinusitis, atau dari

    piema yang berasl dari radang, abses di dalam paru, bronchiektasi, empiema, osteomeylitis

    cranium, fraktur terbuka, trauma yang menembus ke dalam otak dan tromboflebitis. Reaksi dini

    jaringan otak terhadap kuman yang bersarang adalah edema, kongesti yang disusul dengan

    pelunakan dan pembentukan abses. Disekeliling daerah yang meradang berproliferasi jaringan

    ikat dan astrosit yang membentuk kapsula. Bila kapsula pecah terbentuklah abses yang masuk

    ventrikel. Bila berkembang menjadi abses serebri akan timbul gejala-gejala infeksi umum, tanda-

    tanda meningkatnya tekanan intracranial yaitu : nyeri kepala yang kronik dan progresif,muntah,

    penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun, pada pemeriksaan mungkin terdapat edema papil.

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    14/35

    2. Ensefalitis Siphylis

    Patogenesis

    Disebabkan oleh Treponema pallidum. Infeksi terjadi melalui permukaan tubuh umumnya

    sewaktu kontak seksual. Setelah penetrasi melalui epithelium yang terluka, kuman tiba di sistim

    limfatik, melalui kelenjar limfe kuman diserap darah sehingga terjadi spiroketemia. Hal ini

    berlangsung beberapa waktu hingga menginvasi susunansaraf pusat Treponema pallidum akan

    tersebar diseluruh korteks serebri dan bagianbagian lain susunan saraf pusat.

    3. Ensefalitis Virus

    Virus yang dapat menyebabkan radang otak pada manusia :

    a. Virus RNA

    Paramikso virus : virus parotitis, irus morbili

    Rabdovirus : virus rabies

    Togavirus : virus rubella flavivirus (virus ensefalitis Jepang B, virus dengue)

    Picornavirus : enterovirus (virus polio, coxsackie A,B,echovirus)

    Arenavirus : virus koriomeningitis limfositoria

    b. Virus DNA

    Herpes virus : herpes zoster-varisella, herpes simpleks, sitomegalivirus,

    virus Epstein-barr

    Poxvirus : variola, vaksinia

    Retrovirus : AIDS

    3. Ensefalitis Karena Parasit

    a. Malaria serebral Plasmodium falsifarum penyebab terjadinya malaria serebral.

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    15/35

    Gangguan utama terdapat didalam pembuluh darah mengenai parasit. Sel darah merah yang

    terinfeksi plasmodium falsifarum akan melekat satu sama lainnya sehingga menimbulkan

    penyumbatan-penyumbatan. Hemorrhagic petechia dan nekrosis fokal yang tersebar secara difus

    ditemukan pada selaput otak dan jaringan otak. Kelainan neurologik tergantung pada lokasi

    kerusakan-kerusakan.

    b. Toxoplasmosis

    Toxoplasma gondii pada orang dewasa biasanya tidak menimbulkan gejala-gejala kecuali dalam

    keadaan dengan daya imunitas menurun. Didalam tubuh manusia parasit ini dapat bertahan

    dalam bentuk kista terutama di otot dan jaringan otak.

    c. Amebiasis

    Amoeba genus Naegleria dapat masuk ke tubuh melalui hidung ketika berenang di air yang

    terinfeksi dan kemudian menimbulkan meningoencefalitis akut. Gejala-gejalanya adalah demam

    akut, nausea, muntah, nyeri kepala, kaku kuduk dan kesadaran menurun.

    d. Sistiserkosis

    Cysticercus cellulosae ialah stadium larva taenia. Larva menembus mukosa dan masuk kedalam

    pembuluh darah, menyebar ke seluruh badan. Larva dapat tumbuh menjadi sistiserkus, berbentuk

    kista di dalam ventrikel dan parenkim otak. Bentuk rasemosanya tumbuh didalam meninges atau

    tersebar didalam sisterna. Jaringan akan bereaksi dan membentuk kapsula disekitarnya.

    Gejaja-gejala neurologik yang timbul tergantung pada lokasi kerusakan.

    4. Ensefalitis Karena Fungus

    Fungus yang dapat menyebabkan radang antara lain : candida albicans, Cryptococcus

    neoformans,Coccidiodis, Aspergillus, Fumagatus dan Mucor mycosis. Gambaran yang

    ditimbulkan infeksi fungus pada sistim saraf pusat

    ialah meningo-ensefalitis purulenta. Faktor yang memudahkan timbulnya

    infeksi adalah daya imunitas yang menurun.(2,4)

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    16/35

    5. Riketsiosis Serebri

    Riketsia dapat masuk ke dalam tubuh melalui gigitan kutu dan dapat menyebabkan Ensefalitis.

    Di dalam dinding pembuluh darah timbul noduli yang terdiri atas sebukan sel-sel mononuclear,

    yang terdapat pula disekitar pembuluh

    darah di dalam jaringan otak. Didalam pembuluh darah yang terkena akan terjadi trombosis.

    Gejala-gejalanya ialah nyeri kepala, demam, mula-mula sukar tidur, kemudian mungkin

    kesadaran dapat menurun. Gejala-gejala neurologik menunjukan lesi yang tersebar.

    2.2.3 Manifestasi Klinis

    Meskipun penyebabnya berbeda-beda, gejala klinis Ensefalitis lebih kurang sama dan

    khas, sehingga dapat digunakan sebagai kriteria diagnosis. Secara umum, gejala berupa Trias

    Ensefalitis yang terdiri dari demam, kejang dan kesadaran menurun. (Mansjoer, 2000). Adapun

    tanda dan gejala Ensefalitis sebagai berikut:

    Suhu yang mendadak naik, seringkali ditemukan hiperpireksia

    Kesadaran dengan cepat menurun

    Muntah

    Kejang-kejang, yang dapat bersifat umum, fokal atau twitching saja (kejang-kejang di muka)

    Gejala-gejala serebrum lain, yang dapat timbul sendiri-sendiri atau bersama-sama, misal paresis

    atau paralisis, afasia, dan sebagainya (Hassan, 1997)

    Inti dari sindrom Ensefalitis adalah adanya demam akut, dengan kombinasi tanda dan gejala :

    kejang, delirium, bingung, stupor atau koma, aphasia, hemiparesis dengan asimetri refleks

    tendon dan tanda Babinski, gerakan involunter, ataxia, nystagmus, kelemahan otot-otot wajah.

    2.2.4 Patofisiologi

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    17/35

    Virus masuk tubuh pasien melalui kulit,saluran nafas dan saluran cerna.setelah masuk ke

    dalam tubuh,virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara:

    Setempat: virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lender permukaan atau organ tertentu.

    Penyebaran hematogen primer: virus masuk ke dalam darah kemudian menyebar ke organ dan

    berkembang biak di organ tersebut.

    Penyebaran melalui saraf-saraf: virus berkembang biak di permukaan selaput lendir dan

    menyebar melalui sistem saraf.

    2.2.5 Pemeriksaan Diagnostik

    Biakan:

    Dari darah viremia berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar untuk mendapatkan hasil

    yang positif.

    Dari likuor serebrospinalis atau jaringan otak (hasil nekropsi), akan didapat gambaran jenis

    kuman dan sensitivitas terhadap antibiotika.

    Dari feses, untuk jenis enterovirus sering didapat hasil yang positif

    Dari swap hidung dan tenggorokan, didapat hasil kultur positif.

    Pemeriksaan serologis : uji fiksasi komplemen, uji inhibisi hemaglutinasi dan uji neutralisasi.

    Pada pemeriksaan serologis dapat diketahui reaksi antibodi tubuh. IgM dapat dijumpai pada awal

    gejala penyakit timbul.

    Pemeriksaan darah : terjadi peningkatan angka leukosit.

    Punksi lumbal Likuor serebospinalis sering dalam batas normal, kadang-kadang ditemukan

    sedikit peningkatan jumlah sel, kadar protein atau glukosa.

    EEG/ Electroencephalography

    EEG sering menunjukkan aktifitas listrik yang merendah sesuai dengan kesadaran yang

    menurun. Adanya kejang, koma, tumor, infeksi sistem saraf, bekuan darah, abses, jaringan parut

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    18/35

    otak, dapat menyebabkan aktivitas listrik berbeda dari pola normal irama dan

    kecepatan.(Smeltzer, 2002)

    CT scan

    Pemeriksaan CT scan otak seringkali didapat hasil normal, tetapi bisa pula didapat hasil edema

    diffuse, dan pada kasus khusus seperti Ensefalitis herpes simplex, ada kerusakan selektif pada

    lobus inferomedial temporal dan lobus frontal.

    2.2.6 Komplikasi

    Komplikasi jangka panjang dari ensefalitis berupa sekuele neurologikus yang nampak pada 30 %

    anak dengan berbagai agen penyebab, usia penderita, gejala klinik, dan penanganan selama

    perawatan. Perawatan jangka panjang dengan terus mengikuti perkembangan penderita dari

    dekat merupakan hal yang krusial untuk mendeteksi adanya sekuele secara dini. Walaupun

    sebagian besar penderita mengalami perubahan serius pada susunan saraf pusat (SSP),

    komplikasi yang berat tidak selalu terjadi. Komplikasi pada SSP meliputi tuli saraf, kebutaan

    kortikal, hemiparesis, quadriparesis, hipertonia muskulorum, ataksia, epilepsi, retardasi mental

    dan motorik, gangguan belajar, hidrosefalus obstruktif, dan atrofi serebral.

    2.2.7 Penatalaksanaan

    Isolasi

    Isolasi bertujuan untuk mengurangi stimuli/rangsangan dari luar dan sebagai tindakan

    pencegahan.

    Terapi antimikroba :

    Ensefalitis supurativa

    Ampisillin 4 x 3-4 g per oral selama 10 hari.

    Cloramphenicol 4 x 1g/24 jam intra vena selama 10 hari.

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    19/35

    Ensefalitis syphilis

    Penisillin G 12-24 juta unit/hari dibagi 6 dosis selama 14 hari

    Penisillin prokain G 2,4 juta unit/hari intra muskulat + probenesid 4 x 500mg oral selama 14

    hari.

    Bila alergi penicillin :

    Tetrasiklin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari

    Eritromisin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari

    Cloramfenicol 4 x 1 g intra vena selama 6 minggu

    Seftriaxon 2 g intra vena/intra muscular selama 14 hari.

    Ensefalitis virus

    Pengobatan simptomatis:

    Analgetik dan antipiretik: Asam mefenamat 4 x 500 mg Anticonvulsi : Phenitoin 50 mg/ml intravena 2 x sehari.

    Pengobatan antivirus diberikan pada ensefalitis virus dengan penyebab herpes zoster-varicella:

    Asiclovir 10 mg/kgBB intra vena 3 x sehari selama 10 hari atau 200 mg peroral tiap 4jam selama 10 hari. Ensefalitis karena parasit Malaria serebral

    Kinin 10 mg/KgBB dalam infuse selama 4 jam, setiap 8 jam hingga tampak perbaikan.Toxoplasmosis

    Sulfadiasin 100 mg/KgBB per oral selama 1 bulan Pirimetasin 1 mg/KgBB per oral selama 1 bulan Spiramisin 3 x 500 mg/hari

    Amebiasis

    Rifampicin 8 mg/KgBB/hari.

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    20/35

    Ensefalitis karena fungus

    Amfoterisin 0,1- 0,25 g/KgBB/hari intravena 2 hari sekali minimal 6 minggu Mikonazol 30 mg/KgBB intra vena selama 6 minggu.

    Riketsiosis serebri

    Cloramphenicol 4 x 1 g intra vena selama 10 hari Tetrasiklin 4x 500 mg per oral selama 10 hari.

    Mengurangi meningkatnya tekanan intracranial, management edema otak :

    a. Mempertahankan hidrasi, monitor balance cairan : jenis dan jumlah cairan yang diberikantergantung keadaan anak.

    b. Glukosa 20%, 10ml intravena beberapa kali sehari disuntikkan.c. Kortikosteroid intramuscular atau intravena dapat juga digunakan untuk menghilangkan

    edema otak

    2.3. Perbedaan Ensefalitis dengan Meningitis

    Encephalitis

    Meningitis

    Kesadaran

    Kesadaran relatif masih baik

    Demam

    Demam

    Lokasi terinfeksi di jaringan otak

    Lokasi terinfeksi di selaput otak

    Banyak disebabkan virus

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    21/35

    Banyak disebabkan bakteri

    download : WOC MENINGITIS ENSEFALITIS

    BAB 3

    ASUHAN KEPERAWATAN

    3.1 Pengkajian Meningitis dan Esefalitis

    Anamnesa

    Identitas:

    Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor

    register, tanggal pengkajian dan diagnosa medis. Identitas ini digunakan untuk membedakan

    klien satu dengan yang lain. Jenis kelamin, umur dan alamat dan kotor dapat mempercepat atau

    memperberat keadaan penyakit infeksi. ensefalitis dapat terjadi pada semua kelompok umur.

    Keluhan utama:

    Panas badan meningkat, kejang, kesadaran menurun.

    Riwayat penyakit sekarang:

    Mula-mula anak rewel ,gelisah ,muntah-muntah ,panas badan meningkat kurang lebih 1-4 hari ,

    sakit kepala.

    Riwayat penyakit dahulu:

    Klien sebelumnya menderita batuk , pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah menderita penyakit

    Herpes, penyakit infeksi pada hidung,telinga dan tenggorokan.

    Riwayat Kesehatan Keluarga:

    Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh: Herpes dan lain-lain.

    Bakteri contoh: Staphylococcus Aureus, Streptococcus , E. Coli , dan lain-lain.

    Imunisasi:

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    22/35

    kapan terakhir diberi imunisasi DTP karena ensafalitis dapat terjadi post imunisasi pertusis.

    Pemeriksaan fisik (ROS)

    B1 (Breathing) : Perubahan-perubahan akibat peningkatan tekanan intra cranial

    menyebabakan kompresi pada batang otak yang menyebabkan pernafasan tidak teratur. Apabila

    tekanan intrakranial sampai pada batas fatal akan terjadi paralisa otot pernafasan (F. Sri

    Susilaningsih, 1994).

    B2 (Blood) : Adanya kompresi pada pusat vasomotor menyebabkan terjadi iskemik pada

    daerah tersebut, hal ini akan merangsaang vasokonstriktor dan menyebabkan tekanan darah

    meningkat. Tekanan pada pusat vasomotor menyebabkan meningkatnya transmitter rangsang

    parasimpatis ke jantung.

    B3 (Brain) : Kesadaran menurun. Gangguan tingkat kesadaran dapat disebabkan oleh

    gangguan metabolisme dan difusi serebral yang berkaitan dengan kegagalan neural akibat

    prosses peradangan otak.

    B4 (Bladder) : Biasanya pada pasien Ensefalitis kebiasaan mictie normal frekuensi normal.

    B5 (Bowel) : Penderita akan merasa mual dan muntah karena peningkatan tekanan

    intrakranial yang menstimulasi hipotalamus anterior dan nervus vagus sehingga meningkatkan

    sekresi asam lambung. Dapat pula terjadi diare akibat terjadi peradangan sehingga terjadi

    hipermetabolisme (F. Sri Susilanigsih, 1994).

    B6 (Bone) : Kelemahan

    3.2 Analisa Data

    Analisa Data

    Etiologi

    Masalah Keperawatan

    DS: Nyeri kepala, Pusing, kehilangan memori, bingung, kelelahan, kehilangan visual, kehilangan

    sensasi

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    23/35

    DO: Bingung / disorientasi, penurunan kesadaran, perubahan status mental, gelisah, perubahan

    motorik, dekortikasi, deserebrasi, kejang, dilatasi pupil, edema papil

    CO 2

    $

    Hipoksia serebri

    $

    Permiabilitas vaskuler

    $

    Transudasi cairan

    $

    Edema serebri

    $

    Volume tengkorak

    $

    TIK

    $

    Vasospasme pembuluh darah serebri

    $

    Sirkulasi terhenti

    $

    Gangguan perfusi jaringan

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    24/35

    Gangguan perfusi jaringan serebral

    DS:-

    DO: pasien mengalami kejang, gangguan motorik, ataksia.

    Gangguan transmisi impuls

    $

    Kejang

    $

    Risiko tinggi terhadap cedera

    Risiko tinggi terhadap cedera

    DS: merasa lemah

    DO: pasien terlihat pucat dan lemah

    Kejang

    $

    Kelemahan

    $

    Gangguan mobilitas fisik

    Gangguan mobilitas fisik

    DS: Klien mengeluh frustasi.

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    25/35

    DO: pasien mengalami kebingungan, emosi yang berlebihan, frustasi, disorientasi realitas

    Peradangan

    $

    Kerusakan myelin pada akson dan whitematter

    $

    Gangguan sensori persepsi

    Perubahan persepsi sensori

    DS : klien merasa kedinginan

    DO : suhu tubuuh klien lebih dari 37,5 C

    Peradangan

    $

    Suhu tubuh

    $

    Hipertermi

    Hypertermi

    DS : klien mengeluh pusing dan nyeri pada kepala

    DO : suhu tubuh lebih dari 37,5C

    Terdapat bengkak di kepala

    Leukosit lebih dari 40.000

    Peradangan

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    26/35

    $

    Suhu tubuh

    $

    Metabolisme tubuh

    $

    Penyebaran toksin ke jaringan tubuh

    $

    Sepsis

    $

    Risiko tinggi infeksi

    Risiko tingi terjadinya infeksi

    DS : klien mengeluh nyeri pada kepala

    DO : skala nyeri 4-7

    Peradangan

    $

    Nyeri

    Nyeri

    3.3 Diagnosa

    Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral yang

    mengubah/menghentikan darah arteri/virus

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    27/35

    Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kejang umum/fokal, kelemahan umum.

    Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan.

    Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan kerusakan myelin pada akson dan whitematter

    Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi.

    Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan sepsis.

    Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.

    3.4 Intervensi

    Diagnosa 1 : Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi

    Tujuan : Nyeri klien berkurang

    Kriteria Hasil : Skala nyeri menjadi > 4

    Intervensi

    Rasional

    Mandiri

    Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman

    kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.

    Meningkatkan vasokonstriksi, penumpukan resepsi sensori yang selanjutnya akan menurunkan

    nyeri

    Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tinggi)

    Menurunkan iritasi meningeal, resultan ketidaknyamanan lebih lanjut

    Berikan latihan rentang gerak aktif/ pasif.

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    28/35

    Dapat membantu merelaksasikan ketegangan otot yang meningkatkan reduksi nyeri atau tidak

    nyaman tersebut

    Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul

    Meningkatkan relaksasi otot dan menurunkan rasa sakit/ rasa tidak nyaman

    Kolaborasi

    5. Berikan anal getik, asetaminofen, codein

    Mungkin diperlukan untuk menghilangkan nyeri yang berat

    Diagnosa 2: Risiko tinggi terhadap terjadinya infeksi berhubungan dengan sepsis.

    Tujuan : Meminimalkan proses penyebaran infeksi

    Kriteria hasil : Leukosit normal 10.000-40.000

    Tidak ditemukan tanda-anda inflamasi

    Intervensi

    Rasional

    Mandiri

    Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan

    Pada fase awal meningitis, isolasi mungkin diperlukan sampai organisme diketahui/dosis

    antibiotik yang cocok telah diberikan untuk menurunkan resiko penyebaran pada orang lain

    Pertahankan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.

    Menurunkan resiko pasien terkena infeksi sekunder. Mengontrol penyebaran sumber infeksi

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    29/35

    Ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nafas dalam

    Memobilisasi secret dan meningkatkan kelancaran secret yang akan menurunkan resiko

    terjadinya komplikasi terhadap pernapasan

    Kolaborasi

    Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.

    Obat yang dipilih tergantung pada tipe infeksi dan sensitivitas individu

    Diagnosa 3 : gangguan perfusi jaringan serebral b.d edema serebral yang mengubah/

    menghentikan darah arteri/virus

    Tujuan : Perfusi jaringan menjadi adekuat

    Kriteri hasil : Kesadaran kompos mentis

    Intervensi

    Rasional

    Mandiri

    Tirah baring dengan posisi kepala datar.

    Perubahan tekanan CSS mungkin merupakan potensi adanya resiko herniasi batang otak yang

    memerlukan tindakan medis dengan segera

    Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.

    Aktivitas seperti ini akan meningkatkan tekanan intratorak dan intraabdomen yang dapat

    men9ingkatkan TIK.

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    30/35

    Kolaborasi.

    Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.

    Peningkatanaliran vena dari kepal akna menurunkan TIK

    Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ).

    Meminimalkan fluktuasi dalam aliran vaskuler dan TIK.

    Berikan obat : steroid, clorpomasin, asetaminofen

    Menurunkan permeabilitas kapiler untuk membatasi edema serebral, mengatasi kelainan postur

    tubuh atau menggigil yang dapat meningkatkan TIK, menurunkan konsumsi oksigen dan resiko

    kejang

    Diagnosa 4 : Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kejang umum/lokal, kelemahan

    umum.

    Tujuan : Mengurangi risiko cidera akibat kejang

    Kriteria hasil : Tidak ditemukan cidera selama kejang

    Intervensi

    Rasional

    Mandiri

    Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan

    Melindungi pasien bila terjadi kejang

    Tirah baring selama fase akut

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    31/35

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    32/35

    Proses penyembuhan yang lambat seringkali menyertai trauma kepala dan pemulihan secara fisik

    merupakan bagian yang amat penting dari suatu program pemulihan tersebut.

    Diagnosa 6 : Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan kerusakan myelin pada akson dan

    whitematter

    Tujuan : Meminimalkan perubahan persepsi sensori

    Kriteria : Klien dapat mengontrol emosi dirinya

    Intervensi

    Rasional

    Mandiri

    Hilangkan suara bising yang berlebihan.

    Menurunkan ansietas, respons emosi yang berlebihan/bingung yang berhubungan dengan

    sensorik yang berlebihan

    Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.

    Membantu pasien untuk memisahkan pada realitas dari perubahan persepsi

    Beri kesempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.

    Menurunkan frustasi yang berhubungan dengan perubahan kemampuan/pola respons yang

    memanjang

    Kolaborasi ahli fisioterapi

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    33/35

    Terapi okupasi,wicara dan kognitif.

    Pendekatan antardisiplin dapat menciptakan rencana penatalaksanaan terintegrasi yang

    didasarkan atas kombinasi kemampuan/ketidakmampuan secara individu yang unik dengan

    berfokus pada fungsi fisik, kognitif, dan keterampilan perceptual

    Diagnosa 7 : hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi.

    Tujuan : suhu tubuh kembali normal.

    Kriteria hasil : suhu tubuh 36,5 - 37,5 C

    Intervensi

    Rasional

    Mandiri

    Berikan kompres hangat

    Anjurkan klien untuk menggunakan baju yang tipis.

    Observasi Suhu tubuh klien

    1. Pengeluaran panas secara konduksi

    2. Pengeluaran panas secara evaporasi

    3.Menentukan keberhasilan tindakan

    Kolaborasi dengan dokter

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    34/35

  • 7/28/2019 Asuhan Kep Mengitis Dan Enchepalitis

    35/35

    Meskipun penyebabnya berbeda, manifestasi klinis dari kedua penyakit ini hampir sama dan

    khas. Yaitu pusing, demam, dan kejang. Oleh karena itu penatalaksanaannyapun hampir sama,

    terdiri dari terapi farmakologi dan non farmakologi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Erathenurse. 2007. Askep pada meningitis. http://erathenurse.blogspot.com/ 2007/12/askep-

    pada-meningitis.html. Di akses tanggal 2 Desember 2009 pukul 18.40

    Farinqhustank. 2008. Meningitis .http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-

    makalah/kedokteran/meningitis. Di akses tanggal 2 Desember 2009 pukul 18.40

    Anonymous. 2010. Disitasi http://nursingbegin.com/askep-meningitis/. Diakses tanggal 12

    Desember 2010.

    Farly, Augus. 2010. Disitasi http://augusfarly.wordpress.com/2010/07/29/asuhan-keperawatan-

    meningitis/. Diakses tanggal 12 Desember 2010

    Anonymous. Disitasi http://health.allrefer.com/pictures-images/kernigs-sign-of-meningitis.html.

    Diakses tanggal 12 Desember 2010

    http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35584-Kep%20Neurobehaviour-

    Askep%20Meningitis%20Esenfalitis.html

    http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35584-Kep%20Neurobehaviour-Askep%20Meningitis%20Esenfalitis.htmlhttp://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35584-Kep%20Neurobehaviour-Askep%20Meningitis%20Esenfalitis.htmlhttp://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35584-Kep%20Neurobehaviour-Askep%20Meningitis%20Esenfalitis.htmlhttp://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35584-Kep%20Neurobehaviour-Askep%20Meningitis%20Esenfalitis.htmlhttp://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35584-Kep%20Neurobehaviour-Askep%20Meningitis%20Esenfalitis.html