asuhan kebidanan pada gangguan sistem reproduksi

49
LASTRI MEI WINARNI Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi

Upload: lastri-mei-winarni

Post on 06-Aug-2015

772 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Tumor jinak dan Tumor Ganas Pada Vulva, Vagina, Uterus, Tuba Falopi, dan Ovarium

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

LASTRI MEI WINARNI

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Gangguan Sistem

Reproduksi

Page 2: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Kasus

Pada tanggal 15 Desember 2012 Ny. X 30 tahun P3A0 datang ke poliklinik kebidanan mengeluh terdapat benjolan di vulva vagina.

Page 3: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Diketahui riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu dalam batas normal. KU baik, TTV dalam batas normal, payudara dalam batas normal, abdomen dalam batas normal. Dilakukan pemeriksaan anogenital terlihat ada tumor sekitar 3,5 mm

Page 4: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Asuhan Kebidanan yang bisa anda lakukan?

Page 5: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Tumor Jinak

Sifat Tumor dapat dibedakan menjadi neoplasma jinak dan yang bukan neoplasma

Menurut letak dan konsistensinya maka berturut-turut akan dibahas mengenai Tumor Jinak pada Vulva, Vagina, Uterus, Tuba & Ovarium

Page 6: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Tumor Jinak Vulva

1. Tumor Kistik Vulva Kista inklusi epidermis Kista sisa jaringan embrio, kista Gartner, Kista

Saluran Nuck Kista Bartholini, Kista Sebasea,hidradenoma,

Penyakit Fox-Fordyce, Kista Parauretra (Skene)

2. Tumor Solid Vulva Tumor Epitel : Condyloma akuminata, karunkula

uretra, nevus pigmentosus Tumor Jaringan Mesoderm : Fibroma,Limpoma,

Leiomioma, Neurofibroma, Hemangioma,Limfangioma, Miksoma

Page 7: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Tumor Jinak Vagina

1. Tumor Kistik Vagina Kista Inklusi Kista sisa jaringan embrio, kista Gartner, Kista

Saluran Muller

2. Tumor Solid Vagina Tumor epitel : Kondiloma akuminata, granuloma Tumor Jaringan Mesoderm : Fibroma, Lipoma,

Hermangioma, Miksoma Adenosis Vagina

Page 8: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Tumor Jinak Uterus

1. Tumor Ektoservik Kista sisa jaringan embrio , kista

endometriosis, folikel uterus (Kista Nabothi), Papiloma, Hemangioma

2. Tumor Endoserviks-Endometrium Adenoma-adenofibroma, mioma

submukosum, polip plasenta

Page 9: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi
Page 10: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Tumor Jinak Tuba Fallopi & jaringan sekitarnya

1. Tumor tuba uterina, leiomioma, fibroma, (kista Dermoid), dll

2. Tumor Neoplasma jinak jaringan sekitarnya3. Tumor nonneoplasma

Page 11: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Tumor Jinak Ovarium

1. Tumor Non-Neoplasma Tumor radang ovarium Tumor Fungsional : Kista Folikel, kista lutein, kista

korpus luteum Tumor lain : tumor inklusi germinal, kista endometriosis,

ovarium pada sindrom Stein-Leventhal (Tumor Ovarium Polikista)

2. Tumor Neoplasma Tumor Kista : kista ovarium simpleks, kistadenoma ovarii

serosum, kistadenoma ovarii musinosum, kista dermoid Tumor Solid : Fibroma, leiomioma, fibroadenoma,

papiloma, hemangioma, limfangioma, tumor brenner, tumor sisa adrenal (maskulinovoblastoma)

Page 12: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Tumor Kistik

1. Kista Inklusi (Kista Epidermis) : terjadi akibat perlukaan, terutama pada persalinan karena episiotomi atau robekan, dimana suatu segmen epitel terpendam dan kemudian menjadi kitsa.

2. Kista sisa Jaringan Embrio (Kista Gartner) : berasal dari saluran mesnefridikus Wolfii. Dindingnya terdiri dari epitel torak atau kubus berisi cairan jernih tanpa musin. Biasanya berukuran kecil dan multipel namun dapat mencapai ukuran kepala janin dengan konsistensi lunak.

Page 13: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Tumor Kistik

3. Kista/Hidrokele saluran Nuck, berasal dari sisa prosesus vaginalis peritoneum yang terletak dalam saluran inguinale

4. Kista Kelenjar, dibagi menjadi kista Bartholini biasanya terjadi akibat radang, kemudian kista Sebasea >> berasal dari kelenjar sebasea kulit yang terdapat pada labium mayor, labium minor, dan mons veneris, dan terjadi akibat penyumbatan saluran.

Page 14: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

4. Kista Kelenjar

Hidradenoma, berasal dari kelenjar keringat, ada referensi lain yang mengatakan dari sisa saluran Wolfii

Penyakit Fox-Forduce, disebut juga apokrin miliaria, terjadi akibat sumbatan saluran kelenjar keringat sehingga membentuk banyak kristal kecil dengan diameter 1-3 mm, multipel, dan sangat gatal. Kelainan ini juga bisa terjadi di ketiak dan gelanggang susu, dapat mengalami kekambuhan apabila terjadi gangguan emosi antara lain rangsangan seksual.

Kista Parauretra (Skene), terjadi karena kelenjar ini tertutup oleh infeksi. Kista ini biasanya menonjol pada dinding depan vaginadan sering mengalami infeksi.

Page 15: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

5. Kista Endometriosis

Kasus ini jarang terjadi, dapat tumbuh pada vulva maupun vagina. Kista pada vulva ini umumnya hanya memerlukan pengangkatan kalau mengganggu saja. Dan pada kista yang mengalami infeksi dapat dilakukan insisi.

Page 16: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Tumor Solid

1. Tumor Epitela. Kondiloma Akuminatum, penyakit ini disebabkan oleh virus HPV type 6 dan 11, dan akhir-akhir ini dimasukkan ke dalam golongan penyakit yang ditularkan melalui hubungan.

b. Karunkula Uretra, ada 2 macam, yaitu Karunkula uretra neoplasma dan karunkula uretra Granulomatosa

c. Nevus Pigmentosus, Nevus ini tampak sebagai lesi berwarna kehitam-hitaman pada permukaan vulva berdiameter 1-2 mm

d. Hiperkeratosis, harus dibedakan dengan leukoderma atau vitiligo dimana pigmentasi tidak terjadi, serta karsinoma vulva insitu maupun invasif

Page 17: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Tumor Solid

2. Tumor Jaringan Mesodermal a. Fibroma : berasal dari jaringan di sekitar labia mayor, dan dapat tumbuh besar dengan konsistensi lunak dan berwarna putih keabu-abuan.

b. Limpoma : berasal dari jaringan lemak di sekitar labia mayor dengan konsistensi lunak, dapat bertangkai dan mencapai ukuran besar.

c. Leiomioma : berasal dari otot polos ligamentum rotundum dekat dengan labia mayor tersusun seperti pusaran air/konde

d. Neurofibroma : berasal dari sarung serabut saraf, biasanya kecil saja,lunak, berbentuk polipoid dan berwarna seperti daging

e. Hemangioma : berasal dari kongenital biasanya menghilang sendiri pada pertumbuhan anak. Pada wanita pascamenopause biasanya terjadi karena adanya varises yang kecil-kecil dan menyebabkan perdarahan

f. Limfangioma : berasal dari jaringan limfe, jarang sekali dijumpai. Mikroskopik tampak seperti limfangioma namun tidak berwarna

Page 18: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi
Page 19: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Tumor Kistik Vagina

Tumor-tumor di vagina pada umumnya memiliki sifat yang sama dengan yang didapatkan di Vulva.

Tumor vulva dan vagina hendaknya dibedakan dari vaginitis emfisema.

Dapat juga kista saluran Muller terjadi di dekat serviks biasanya soliter akan tetapi dapat multipel

Kista ini dilapisi epitel seperti endoserviks, berisi cairan musin

Page 20: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Tumor Solid Vagina

Pada umumnya mempunyai sifat yang sama dengan uretra dan yang terdapat pada vulva, kecuali granuloma, tumor miksoid, serta adenosis vagina.

Granuloma : Bukan neoplasma yang sebenarnya. Jaringan merupakan granulasi yang berbatas-batas, seringkali berbentuk polip terutama terjadi pada bekas operasi kolporafi dan histerektomi total dan dapat bertahan sampai bertahun-tahun

Tumor Miksoid Vagina : konsistensi lunak seperti kista berisi jaringan miksomatosa, jaringan pengikat dan jaringan lemak seperti biasa terdapat pada daerah glutea, fossa iskhiorektales, serta apabila terdapat di vagina berada pada daerah parakolpos.

Page 21: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Tumor Solid Vagina

Adenosis Vagina ; berasal dari sisa saluran para mesonefridikus Muller berupa tumor jinak vagina, terutama terletak dekat serviks uteri, terdiri dari epitel torak yang mengeluarkan mukus

Page 22: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Uterus

1. Ektoserviksa. Kista sisa jaringan embrional : berasal dari saluran mesonefridikus Wolfii, terdapat pada dinding samping ektoserviks.

b. Kista Endometriosis : Letaknya Superfisial

c. Folikel atau Kista Nabothi : kista retensi kelenjar endoserviks, biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan servisitis.

d. Papiloma : dapat tunggal maupun multipel seperti kondiloma akuminata.

e. Hemangioma : jarang, biasanya terletak superfisial, dapat membesar pada waktu kehamilan, dapat menyebabkan metroragi

Page 23: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Uterus

2. Endoserviksa. Polip : sebenarnya adalah adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari selaput lendir endoserviks. Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari vulva.

3. Endometriuma. Polip Endometrium : sering di dapati terutama dengan pemeriksaan histeroskop.polip berasal dari : adenoma, adenomfibroma, mioma submukusum, dan plasenta

Page 24: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Uterus

3. Endometriumb. Adenoma-adenofibroma : biasanya terdiri dari epitel endometrium dengan stroma yang sesuai dengan daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan hiperplasia endometrium, dengan konsistensi lunak dan berwarna kemerah-merahan.

c. Mioma Submukosum : sarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari uterus menjadi mioma yang dilahirkan (Myom geburt).

d. Polip Plasenta : berasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun abortus.

Page 25: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Uterus

4. MiometriumNeoplasma jinak ini berasal dari otot dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma, Leimioma, ataupun fibroid.

Page 26: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Tumor Tuba Falopii

Tumor Tuba uterina dapat berupa neoplasma maupun non neoplasma.

Tumor Tuba Uterina tipe neoplastik jarang ditemukan

Tumor neoplasmik jinak dekat tuba : kista parovarium (adalah sisa dari epoophoron), terletak diantara tuba bagian distal dan ovarium dengan diameter biasanya tidak sampai 4 cm.

Tumor non neoplastik tuba uterina, antara lain ; hidrosalping, piosalping, dan kista tuboovarial.

Page 27: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Ovarium

1. Tumor Non Neoplastika. Tumor akibat radangb. Tumor lain :

kista folikel kista korpus luteum Kista Lutein Kista Inklusi germinal Kista Endometrium Kista Stein-Leventhal.

Page 28: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Ovarium

2. Tumor Neoplastik Jinak

a. Kistik : Kistoma Ovarii simpleks, Kistadenoma ovarii serosum, Kistadenoma ovarii musinosum, kista endometroid, kista dermoid.

b. Solid : Fibroma, Leiomioma, Fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma, Tumor Brenner, Tumor sisa Adrenal (Maskulinovo-blastoma)

Page 29: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Metode-metode Untuk Diagnosis

Laparoskopi : untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu

Ultrasonografi : untuk menentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam rongga-rongga perut yang bebas dan yang tidak

Foto Roentgen : untuk menentukan adanya hidrotoraks

Parasentensis : untuk menentukan sebab asites, tetapi tindakan ini dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.

Page 30: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Penanganan

Tumor ovarium neoplastik : operasi, dan tumor nonneoplastik tidak.

Jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberi gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum, jadi tumor nonneoplastik.

Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapaminggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal.

Page 31: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Pengertian

Kista Korpus luteumdalam keadaan normal korpus luteum akan mengecil dan menjadi korpus albican, tetapi kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri, dan terjadi perdarahan, dan akan menyebabkan menjadi kista.

Kista Teka Luteinpada molahidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.

Kista Inklusi Germinalkista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat pada permukaan ovarium. Tumor ini biasanya terdapat pada wanita yang usia lanjut, dan besarnya jarang melebihi 1 cm diameternya.

Page 32: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Pengertian

Kista Endometrium kista ini berupa endometriosis yang berada di ovarium

Kista Stein Leventhalgejalanya infertilitas, amenorhea, oligomenorea sekunder, kadang-kadang agak gemuk, sering kali hirsutisme tanpa maskulinisasi, dan dengan kedua ovarium membesar. Ovarium tampak pucat, membesar 2-3 kali, polikistik, dan permukaannya licin

Page 33: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Terapi

Berikan Klomifen yang bertujuan untuk menyebabkan ovulasi.

Wedge resection perlu dipertimbangkan apabila terapi dengan Klomifen tidak berhasil menyebabkan ovulasi atau menimbulkan efek samping.

Page 34: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Tumor Ganas Alat Genital

1. Tumor ganas pada Vulva2. Tumor ganas pada vagina3. Tumor ganas pada serviks uteri4. Tumor ganas pada korpus uteri5. Tumor ganas pada adneksa

Page 35: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Vulva

1. Karsinoma Vulvaetiologi : tidak dapat diketahui, lebih banyak karakteristik pada wanita yang menarche nya terlambat (15-17 tahun) dan menopause lebih dini (40 tahun)

Tingkatan Pra Malignakarsinoma vulva di dahului oleh suatu keadaan seperti distrofia vulva, vulvitis atrofik, vulvitis diabetik, leukoplakia, lichenoid, kraurosis vulva dengan hiperplasi.

Page 36: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Penanganan

Pada tingkatan awal, dilakukan vulvektomi, dengan mengangkat labia mayor, labia minor, sebagian mons veneris, dn hymen.

Pada tingkat 1 & 2, dilakukan vulvektomi radikal dengan limfadenektomi bilateral kelenjar inguinal luar dan dalam satu tahap (en block).

Pada tingkat 3 & 4, diberikan sitostatika seperti MMC, 5FU, Bleosin, Endoxan, Doxorubisin, secara sistemik baik sebagai obat tunggal atau pun dalam kombinasi (polikemoterapi), intra tumor, atau perfusi jaringan melalui infus saluran getah bening di kaki penderita.

Page 37: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Penanganan

Obat sitostatika sangat toksik sehingga hanya boleh dilakukan di pusat yang memiliki tim kanker/onkologi.

Radioterapi diberikan pasca bedah sebagai adjuvans, bila kelenjar inguinal positif mengandung tumor, yang ternyata dapat meningkatkan AKH (Angka ketahanan Hidup) 5-tahun penderita dan menurunkan angka kekambuhan.

Radioterapi primer dengan atau tanpa kemoterapi pada tingkat klinik 3 & 4, yang dianggap inoperable sedang diteliti di perbagai senter dan hasilnya belum dilaporkan.

Page 38: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

2. Melano Vulva

Melanoma Vulva adalah keganasan nomor 2 setelah karsinoma.

Tempat prediksi di labia minora, dan klitoris, sering meluas ke vagina dan uretra berupa benjolan yang berwarna hitam kebiruan.

Menyebar secara limfogen dengan membentuk nodul satelit sekeliling tumor primer untuk kemudian bermetastasis ke kelenjar limfa regional

Bila terjadi penyebaran secara hematogen, anak sebar dapat ditemukan di paru-paru, otak, hati dan jantung.

Penanganannya sama dengan karsinoma vulva, pada tingkatan selanjutnya dapat dipertimbangkan pemberian DTIC atau MeCCNU yang memberikan respon >20%

Page 39: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

3. Adenokarsinoma

Jarang ditemukan pada vulva, dan umumnya berasal dari kelenjar Bartholini

4. Sarkoma pada VulvaSangat jarang terjadi, tapi metastasis berjarak jauh. Penyebarannya sangat cepat secara hematogen. Prognosis sangat buruk. Peran radioterapi dan atau kemoterapi sebagai adjuvans perlu dipertimbangkan

Page 40: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Karsinoma Vagina

Kanker vagina jarang terjadi, biasanya terjadi pada wanita yang berusia 50 tahun ke atas

Biasanya lesi muncul pada 1/3 bagian proksimal dindingbelakang vagina, yang kemudian akan melibatkan spektrum rektovaginal.

Sebelum menjadi invasif, lesi itu melalui tingkatan pra maligna yang disebut sebagai NIV (neoplasia intraepitelial vagina) I, II, III dan KIS (Karsinoma In Situ) yang berlangsung beberapa tahun dan dapat dideteksi awal melalui Pap Smear atau bilamana perlu biopsi terarah dengan bimbingan kolposkop terhadap “lesi yang mencurigakan”.

Leukoplakia mukosa vagina dapat dianggap sebagai lesi pra maligna.

Page 41: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Penanganan

Tingkat klinik 0 : dilakukan vaginektomi, elektrokoterisasi, penggunaan sitostatika topikal atau sinar laser

Tingkat Klinik I-II : Dilakukan operasi atau penyinaran.

Jika dioperasi perlu dipikirkan kembali sisa hidup penderita yang tanpa vagina

Radioterapi eksternal dengan Sumber Cobalt-60 atau Linac dengan dosis total 4000-6000 rad, sedangkan penyinaran internal dengan brakiterapi menggunakan sumber radium atau Cesium-137 intrakaviter/interstitial.

Page 42: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Karsinoma Serviks Uterus

Yang paling penting Deteksi dini

Sebab langsung belum diketahui, tapi berhubungan erat dengan paritas yang tinggi, jarak persalinan terlalu dekat, gol.sosial ekonomi rendah, gonta-ganti pasangan, sering dijumpai pada wanita yang mengalami infeksi HPV tipe 16-18, dan kebiasaan merokok.

Karsinoma serviks timbul di batas epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks kanalis serviks yang disebut squamo-columnar junction (SCJ)

Page 43: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi
Page 44: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Penanganan

Terapi karsinoma serviks dilakukan bila diagnosis telah dipastikan secara histologik dan sudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim yang sanggup melakukan rehabilitasi dan pengamatan lanjutan.

Pada tingkatan klinik tidak dibenarkan dilakukan elektrokoagulasi atau elektrofulgerasi, bedah krio, atau dengan sinar laser.

Pada kasus terntentu dimana operasi merupakan suatu kontraindikasi aplikasi radium dengan dosis 6500-7000 rads/cGydi titik A tanpa penambahan penyinaran luar.

Page 45: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi
Page 46: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Karsinoma Serviks Uterus Pada Kehamilan

Tumor ganas di serviks tidak menghalangi adanya kehamilan

Penanganan disesuaikan dengan tingkat klinik penyakit dan usia kehamilan.

Pada tingkat 0 kehamilan diteruskan sampai partus berlangsung spontan

Bila 3 bulan masih ada pasca persalinan masih ada maka ditangani seperti kondisi tidak hamil dengan memperhatikan tingkatan klinik yang ada.

Page 47: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi

Pada tingkat Klinik I, II, & III

Trimester I dan awal trimester II : Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan janin in utero

Trimester II lanjut : ditunggu sampai janin viable (dapat hidup di luar rahim, dibantu dengan SC diteruskan dengan histerektomi radikal dan limfadenektomi panggul.

Trimester III : SC klasik dilanjutkan dengan histerektomi radikal dan limfadenektomi panggul

Pasca persalinan : histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul

Page 48: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi
Page 49: Asuhan Kebidanan Pada Gangguan Sistem Reproduksi