asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada n y. … · menurunkan angka kematian ibu (aki) ......
TRANSCRIPT
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA N
M P2A0 UMUR
LAPARASKOPI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
i
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA N
UMUR 32 TAHUN DENGAN KISTA OVARIUM POST
LAPARASKOPI DI RSU SARILA HUSADA SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh:
Harnindya Citra Riswari
NIM B13018
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA NY.
KISTA OVARIUM POST
SARILA HUSADA SRAGEN
Syarat Tugas Akhir
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Ny. M
Umur 32 Tahun P2A0 dengan Kista Ovarium di RSU Sarila Husada Sragen”.Karya
Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah
satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST.,M.Keb, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Rahajeng Putriningrum, SST.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Direktur RSU Sarila Husada yang telah memberikan ijin pada penulis dalam
melakukan studi kasus.
5. Seluruh Dosen dan Staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Ny. M yang telah bersedia menjadi pasien dalam Karaya Tulis Ilmiah ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, ……………………2015
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, 24 Juni 2016
Harnindya Citra Riswari
B13018
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA NY.M
P2 A0 UMUR 32 TAHUN DENGAN KISTA OVARIUM
POST LAPARASKOPI DI RSU SARILA HUSADA SRAGEN Xi + 67 halaman + 12lampiran
INTISARI
Latar Belakang:Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Target global MDGs (Millenium Development Goals)ke-5 adalah
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015. Angka kematian tinggi salah satunya di sebabkan oleh perdarahan
karena pecahnya kista. Pada tahun 2009 di Indonesia di perkirakan jumlah penderita
kista ovarium sebanyak 23.400 orang. Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilaksanakan pada tanggal 25 November 2015 di RSU Sarila Husada Sragen dari
bulan Januari sampai dengan Desember 2014 terdapat jumlah pasien dengan
gangguan reproduksi sebanyak 40 orang denganpasien gangguan reproduksi kista
ovarium sebanyak 15 orang (37,5%).
Tujuan: Melaksanakan asuhan kebidanan dengan gangguan reproduksi pada Ny. M
P2A0 dengan kista ovarium di RS Sarila Husada Sragen dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney.
Penelitian: Jenis studi kasus deskriptif yang berlokasi di RSU Sarila Sragen. Subjek
studi kasus yang diambil adalah pasien dengan penyakit kista, waktu studi kasus
dilaksanakan tanggal 24 April 2016 sampai dengan 08 Mei 2016. Teknik
pengumpulan data diambil dari data primer yang terdiri dari pemeriksaan fisik yang
meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, wawancara, pengamatan. Data
sekunder meliputi studi dokumentasi, studi kepustakaan.
Hasil: Berdasarkan asuhan kebidanan yang menyeluruh yang telah dilaksanakan
selama 5 hari diperoleh hasil keadaan umum baik, vital sign normal,tidak ada
masalah potensial, ibu tidak cemas, perdarahan berhenti, keadaan luka kering.
Kesimpulan: Setelah dilakukan asuhan kebidanan dengan 7 langkah Varney dari
pengkajian sampai dengan evaluasi pada gangguan reproduksi dengan kista ovarium
tidak terdapat kesenjangan dari pengkajian sampai dengan evaluasi antara teori dan
praktik.
Kata Kunci:Asuhan kebidanan, gangguan reproduksi dengan Kista Ovarium.
Kepustakaan: 20 literatur (tahun 2006 s/d 2015).
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Jangan takut untuk melangkah, karena jarak 1000 mil dimulai dengan langkah
pertama.
2. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen
bersama untuk menyelesaikannya, berangkat dengan penuh keyakinan,
berjalan dengan penuh keikhlasan, istiqomah dalam menghadapi cobaan.
3. Kerjakanlah, wujudkanlah, raihlah cita – citamu dengan memulainya dari
bekerja, bukan hanya menjadi beban didalam impianmu.
4. ”ALLAH tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya” (QS. Al- Baqarah 26)
PERSEMBAHAN
Dengan ketulusan hati Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan untuk :
1. Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Karya Tulis ini dapat selesai dengan baik dan lancar.
2. Kedua orang tuaku yang sangat aku cinta, Bunda Ninik Dwi Istuningsih dan
Ayah Suharyanto yang tidak henti – hentinya memberikan semangat untuk
anakmu ini. Saya persembahkan Karya Tulis ini sebagai tanda terimakasih
untuk segala pengorbanan yang kalian berikan kepadaku.
3. Adik ku Akfal Huda Aldiansa, terimakasih atas dukunganmu dek.
4. Pandawatiku, terimakasih sudah menjadi sahabat berjuangku selama 3 tahun
ini.
5. Dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah ibu Rahajeng Putriningrum,
SST.,M.Kes yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam
penyelesaian karya tulis ini.
6. Almamater tercinta.
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Harnindya Citra Riswari
Tempat / Tanggal Lahir : Sukoharjo / 03 April 1996
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sidan 02/07 Klumprit, Mojolaban, Sukoharjo
Riwayat Pendidikan
1. SD Muhammadiyah Bekonang Lulus Tahun 2007
2. SMP N 2 Mojolaban Lulus Tahun 2010
3. SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Lulus Tahun 2013
4. Prodi DIII Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2013
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
INTISARI .............................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii
CURICULUM VITAE .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan Studi Kasus ................................................................................... 3
D. Manfaat Studi Kasus ................................................................................. 4
E. Keaslian Studi Kasus ................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis .............................................................................................. 7
1. Kesehatan Reproduksi ....................................................................... 7
2. Kista Ovarium ................................................................................... 8
B. Teori Manajemen Kebidanan ................................................................... 13
1. Pengertian Manajemen Kebidanan .................................................... 13
2. Proses Manajemen Kebidanan .......................................................... 13
3. Data Perkembangan ........................................................................... 28
C. Landasan Hukum ...................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus ....................................................................................... 31
x
B. Lokasi Studi Kasus .................................................................................... 31
C. Subjek Studi Kasus .................................................................................... 31
D. Waktu Studi Kasus .................................................................................... 32
E. Instumen Studi Kasus ................................................................................ 32
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 32
G. Alat-alat yang dibutuhkan ........................................................................ 35
H. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 36
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus .......................................................................................... 37
B. Pembahasan ............................................................................................... 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 66
B. Saran .......................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Permohonan menjadi Pasien
Lampiran 7. Surat PersetujuanMenjadi Pasien (Informed Concent)
Lampiran 8. Format Asuhan Kebidanan Ibu dengan Gangguan Reproduksi
Lampiran 9. Lembar Observasi
Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 11. Leaflet
Lampiran 12. Lembar Konsultasi
Lampiran 13. Surat Pernyataan tidak boleh Dokumentasi
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi di tingkat internasional disepakati sebagai suatu
keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata
bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan
sistem reproduksi serta fungsi dan prosesnya (Sibagariang,dkk, 2010). Kista
ovarium adalah suatu benjolan / tumor berisi cairan yang umumnya berbentuk
seperti buah bertangkai pada ovarium (Irianto, 2014).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Target global MDGs (Millenium Development Goals)ke-5
adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015. Sedangkan Angka Kematian Ibu di Jawa
Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten / kota sebesar
116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan
dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup (Dinkes
Jateng, 2012). Angka kematian tinggi salah satunya di sebabkan oleh
perdarahan karena pecahnya kista. Pada tahun 2009 di Indonesia di perkirakan
jumlah penderita kista ovarium sebanyak 23.400 orang diperkirakan
meninggal sebanyak 13.900 orang (59,40%). Angka kematian yang tinggi ini
2
disebabkan karena penyakit ini pada awalnya bersifat asimptomatik dan baru
menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis sehingga 60 - 70%
pasien datang pada stadium lanjut (Binmushsin, 2011).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 25
November 2015 di RSU Sarila Husada Sragen dari bulan Januari sampai
dengan Desember 2014 terdapat jumlah pasien dengan gangguan reproduksi
sebanyak 40 orang. Pasien gangguan reproduksi dengan kista ovarium
sebanyak 15 orang (37,5%), gangguan reproduksi dengan mioma uteri
sebanyak 15 orang (37,5%), dan gangguan reproduksi dengan kanker serviks
sebanyak 10 orang (25%).
Berdasarkan latar belakang diatas dan mengingat masih tingginya pasien
gangguan reproduksi dengan kista ovarium maka penulis tertarik untuk
mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi
pada Ny. M P2A0 Umur 32 Tahun dengan Kista Ovarium di RSU Sarila
Husada Sragen Tahun 2015”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas masalah yang timbul adalah “ Bagaimana
penatalaksanaan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. M P2A0
dengan kista ovarium di RS Sarila Husada Sragen dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney “.
3
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman secara nyata, meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan bagi penulis dalam memberikan asuha kebidanan gangguan
reproduksi pada Ny. M P2A0 dengan kista ovarium dengan pendekatan 7
langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu :
1) Melakukan pengkajian pada gangguan reproduksi pada Ny. M
P2A0 dengan kista ovarium post laparaskopi di RSU Sarila Husada
Sragen.
2) Menginterprestasikan data yang timbul, meliputi diagnose
kebidanan, masalah, kebutuhan kasus gangguan reproduksi pada
Ny. M P2A0 dengan kista ovarium post laparaskopi di RSU Sarila
Husada Sragen.
3) Mendiagnosa potensial kasus pada gangguan reproduksi pada Ny.
M P2A0 dengan kista ovarium post laparaskopi di RSU Sarila
Husada Sragen.
4) Melaksanakan antisipasi atau tindakan segera pada gangguan
reproduksi pada Ny. M P2A0 dengan kista ovarium post
laparaskopi di RSU Sarila Husada Sragen.
4
5) Merencanakan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada
gangguan reproduksi pada Ny. M P2A0 dengan kista ovarium post
laparaskopi di RSU Sarila Husada Sragen.
6) Melaksanakan asuhan kebidanan pada gangguan reproduksi pada
Ny. M P2A0 dengan kista ovarium post laparaskopi di RSU Sarila
Husada Sragen.
7) Mengevaluasi asuhan kebidanan kasus gangguan reproduksi pada
Ny. M P2A0 dengan kista ovarium post laparaskopi di RSU Sarila
Husada Sragen.
b. Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan praktik
pada kasus gangguan reproduksi pada Ny. M P2A0 dengan kista
ovarium.
c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah pada kasus
gangguan reproduksi pada Ny. M P2A0 dengan kista ovarium.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman secara
langsung dalam menghadapi kasus pada kasus gangguan reproduksi
dengan kista ovarium.
5
2. Bagi Profesi
Sebagai salah satu masukan bagi tenaga kesehatan sebagai upaya
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang optimal berupa
pemantauan, memberikan informasi serta pelayanan yang tepat dan akurat
dalam memberikan asuhan kebidanan, khususnya pada kasus gangguan
reproduksi dengan kista ovarium.
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit Umum Sarila Husada Sragen
Diharapkan agar rumah sakit dapat lebih meningkatkan mutu
pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan khusunya pada kasus
gangguan reproduksi dengan kista ovarium.
b. Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan referensi atau sumber bacaan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya pada kasus
gangguan reproduksi dengan kista ovarium.
E. Keaslian Studi Kasus
Keaslian studi kasus pada Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul asuhan
kebidanan gangguan reproduksi dengan kista ovarium sudah pernah dilakukan
oleh mahasiswa :
1. Wirandani (2014), dengan judul “Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi
Pada Ny. S P1A0 Umur 24 Tahun Dengan Kista Ovarium Di RSUD Dr.
6
Moewardi Surakarta”. Asuhan yang diberikan berupa mengobservas KU dan
TTV, beri dukungan moril, pemeriksaan dengan papsmear dengan hasil
negative yaitu tidak adanya sel-sel servik yang abnormal dan CT-Scan
dengan hasil terdapat benjolan pada abdomen sebesar telur bebek,
pemeberian terapi Ceftriaxon 1 gram / 12 jam, ketorolac 1 amp / 8 jam,
metrodinazol 500 mg / 8 jam, asam tranexamat 500 mg / 8 jam. Hasil dari
asuhan yang telah diberikan selama 7 hari yaitu keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/menit, R : 22
x/menit, S : 36,5oC, balutan luka operasi sudah dilepas sesuai advis dokter,
keadaan luka sudah kering dan tidak ada pus.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kesehatan Reproduksi
a. Pengertian
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran
dan sistem reproduksi (Irianto, 2015).
b. Macam-macam gangguan reproduksi
1) Menurut Prawirohardjo (2011), gangguan menstruasi terdiri dari :
a) Menoragia (Hipermenorea)
Perdarahan haid dengan jumlah darah lebih banyak dan/atau
durasi lebih lama dari normal dengan siklus yang normal
teratur.
b) Hipomenorea
Perdarahan haid dengan jumlah adara lebih sedikit dan/atau
durasi lebih pendek dari normal.
c) Polimenorea
Haid dengan siklus yang lebih pendek dari normal yaitu kurang
dari 21 hari.
8
d) Oligomenorea
Haid dengan siklus yang lebih panjang dari normal yaitu lebih
dari 35 hari.
e) Amenore
Keadaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita.
2) Kista Ovarium
Kista tumor jinak berupa kantong yang tidak normal dengan
adanya cairan yang tumbuh di ovarium (Irianto, 2015).
3) Kista Endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena bagian endometrium yang
berada diluar rahim (Nugroho, 2012).
4) Kista Kalenjar Bartholini
Suatu tonjolan pada bagian belakang dari labia mayora dan mudah
di gerakkan (Irianto, 2014).
2. Kista Ovarium
a. Pengertian
Kista ovarium adalah tumor jinak berupa kantong yang tidak
normal dengan adanya cairan yang tumbuh di ovarium (Irianto, 2015).
Kista ovarium adalah suatu benjolan atau tumor berisi cairan yang
umumnya berbentuk seperti buah bertangan yang terdapat pada
ovarium (Irianto, 2014).
9
b. Etiologi
Menurut Irianto (2014), faktor pemicu kista sekarang ini banyak
sekali, di antaranya :
1) Normalnya wanita memiliki keseimbangan antara hormone
esterogen dan progesterone, namun dewasa ini banyak kasus
dimana jumlah estrogen yang melebihi dari keseimbangan yang
ada (disebut dominasi esterogen), dan ini bisa memudahkan
tumbuhnya kista, mioma, dan kasus reproduksi lainya.
2) Polusi udara, pencemaran udara akibat debu dan asap pembakaran
kendaraan atau pabrik. Asap kendaraan, misalnya mengandung
dioksin yang dapat memperlemah daya tahan tubuh, termasuk daya
tahan seluruh selnya.
3) Keturunan, kalau dalam satu keluarga ada kerabat dekat, seperti
adik, ibu yang mengidap kista, mioma, endometriosis, maka anda
mungkin mewarisi sifat yang sama.
4) Pola makan, makanan yang mengandung banyak lemak tinggi pun
bias menjadi zat penyubur tumbuhnya kista. Itu terjadi karena
adanya zat-zat lemak dalam makanan tersebut dapat dijadikan
sumber estrogen jahat.
5) Kegemukan.
c. Tanda dan Gejala Kista Ovarium
Menurut Nugroho (2012), tanda dan gejala kista ovarium antara lain :
10
1) Sering tanpa gejala.
2) Teraba massa pada rongga abdomen.
3) Nyeri saat menstruasi.
4) Nyeri di perut bagian bawah.
5) Nyeri pada saat berhubungan badan.
6) Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
7) Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau buang air
besar.
8) Siklus menstruasi tidak teratur, bias juga jumlah darah yang keluar
banyak.
d. Jenis-jenis Kista Ovarium
Menurut Irianto (2015), jenis-jenis kista ovarium adalah :
1) Kista folikuler
Jenis kista yang sederhana yang terbentuk karena tidak terjadinya
proses ovulasi atau pecahnya folikel. Kista ini berbentuk pada
masa ovulasi hingga mencapai ukuran diameter 5-6 cm.
2) Kista korpus luteum
Kista ovarium fungsional terjadi karena adanya sel telur yang
dilepaskan dari folikel sehingga berubah menjadi korpus luteum.
11
3) Kista hemoragik
Jenis kista ovarium fungsional yang terjadi karena adanya
perdarahan pada kista. Gejala yang mungkin muncul adalah
adanya sakit pada perut.
4) Kista dermoid
Tumor jinak yang disebut juga teratoma kistis matang. Kista jenis
ini bisa tumbuh mencapai ukuran diameter 15 cm.
e. Komplikasi
Komplikasi kista ovarium mengalami degenerasi keganasan
(dengan gejala tumor cepat bertambah besar dan pendesakan,
pengeluaran cairan dalam perut, dan anak sebar dengan gejala
tersendiri). Robekan dinding kista menimbulkan gejala perut sakit
mendadak, penderita tampak sakit serius, dan timbunan cairan darah
dalam perut (Manuaba, 2006).
f. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis kista ovarium ditegakkan melalui pemeriksaan dengan
ultrasonografi atau USG (abdomen atau transvaginal), kolposkopi
screening, dan pemeriksaan darah (tumor marker atau pertanda tumor)
(Nugroho, 2012).
g. Penatalaksanaan
1) Observasi
a) Tanda dan Gejala
12
(1) Sering tanpa gejala.
(2) Nyeri saat menstruasi.
(3) Nyeri di perut bagian bawah.
(4) Nyeri saat berhubungan badan.
(5) Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
(6) Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau
buang air besar.
(7) Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah
yang keluar banyak.
b) Keadaan umum dan tanda-tanda vital
2) Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparaskopi atau
laparatomi. Biasanya untuk laparaskopi pasien diperbolehkan
pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk laparatomi dan
diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau hari ke-9 (Nugroho,
2012).
Sedangkan menurut Chyntia (2009), rencana asuhan gangguan
reproduksi dengan kista ovarium adalah :
1) Pre Operasi
a) Observasi keadaan umum dan TTV
b) Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
13
c) Berikan analgesik sesuai resep
d) Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan penanganan
berupa tindakan histerektomi.
2) Post Operasi
a) Ajarkan teknik relaksasi
b) Berikan tindakan kenyamanan dasar seperti kompres hangat
pada abdomen atau teknik relaksasi nafas dalam.
c) Lakukan perawatan post histerektomi dengan memberikan
gurita abdomen sebagai penyangga.
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Teori Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah bentuk pendekatan yang dilakukan oleh
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan metode
pemecahan masalah (Nurhayati, dkk, 2012).
2. Proses Manajemen Kebidanan
Proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang
memperkenalkan sebuah metode atau pemikiran dan tindakan-tindakan
dengan urutan yang logis sehingga pelayanan komprehensif dan aman
dapat tercapai (Ambarwati, dkk, 2010). Proses manajemen kebidanan ada
7 antara lain :
14
a. Langkah 1 : Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk
mengumpulkan semua informasi yang lengkap dan akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien (Maritalia, 2012).
Pengkajian pasien antara lain :
1) Data Subjektif
a) Identitas Pasien
(1) Nama Pasien
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-
hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan
(Ambarwati, dkk, 2010).
(2) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko
seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum
matang, mental dan psikisnya belum siap (Ambarwati, dkk,
2010).
(3) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
mebimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa
(Ambarwati, dkk, 2010).
15
(4) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebiasaan dan untuk
mengetahui sejauhmana tingkat intelektualnya, sehingga
bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya.
(5) Suku / bangsa
Berpengaruh pada adaptasi atau kebiasaan sehari-hari.
(6) Pekerjaan
Gunanya untuk mrngetahui dan mengukur tingkat social
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi
pasien tersebut.
(7) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan.
b) Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke
tempat bidan. Hal ini disebut tanda dan gejala. Dituliskan
sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien serta tanyakan
sejak kapan hal tersebut dikeluhkan oleh klien (Astuti, 2012).
Pada kasus kista ovarium pasien merasa nyeri saat menstruasi,
nyeri perut bagian bawah, nyeri saat berhubungan badan, siklus
menstruasi tidak teratur (Nugroho, 2012).
16
c) Riwayat Haid
(1) Menarche (Usia pertama datang haid)
Usia wanita pertama haid bervariasi, antara 12-16 tahun.
Hal ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa,
lingkungan, iklim dan keadaan umum (Astuti, 2012).
(2) Siklus
Siklus haid terhitung mulai hari pertama haid hingga hari
pertama haid berikutnya, siklus haid perlu ditanyakan
untuk mengetahui apakah klien mempunyai kelainan siklus
haid atau tidak. Siklus normal haid biasanya adalah 28 hari
(Astuti, 2012).
(3) Lamanya
Lamanya haid yang normal adalah ±7 hari. Apabila sudah
mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan kemungkinan
adanya gangguan ataupun penyakit yang
mempengaruhinya (Astuti, 2012).
(4) Banyaknya
Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari.
Apabila darahnya terlalu berlebih, itu berarti telah
menunjukkan gejala kelainan banyaknya darah haid
(Astuti, 2012).
17
(5) Dismenorhoe (Nyeri Haid)
Nyeri sebelum, sewaktu atau sesudah haid (Nugroho, 2012)
d) Status Perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah
sah atau tidak (Ambarwati, dkk, 2010).
e) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Dikaji berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah
anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan dan
keadaan nifas yang lalu (Ambarwati, dkk, 2010).
f) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi serta rencana KB (Ambarwati, dkk,
2010).
g) Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit yang diderita pada saat ini (Ambarwati,
dkk, 2010).
18
(2) Riwayat Kesehatan yang Lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
riwayat atau penyakit akut dan kronis (Ambarwati, dkk,
2010).
(3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga (Ambarwati, dkk, 2010).
h) Pola Kebiasaan Sehari-hari
(1) Pola Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan
(Ambarwati, dkk, 2010).
(2) Pola Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang
air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau
serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna,
jumlah (Ambarwati, dkk, 2010).
(3) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam
pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur, kebiasaan
mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang,
penggunaan waktu luang (Ambarwati, dkk, 2010).
19
(4) Personal Hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga
kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia
(Ambarwati, dkk, 2010).
(5) Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari, pola ini
dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya
(Ambarwati, dkk, 2010).
2) Data Objektif
a) Status Generalis
(1) Keadaan Umum
Untuk mengetahui tingakt kesadaran dan respon seseorang
terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran
dibedakan menjadi : composmentis (sadar penuh), apatis
(acuh tak acuh), delirium (gelisah, disorientasi,
memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang
berhayal), somnolen (kesadaran menurun, respon
psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran
dapat pulih bila dirangsang, mampu member respon
verbal), spoor (keadaan seperti tidur lelap tapi ada respon
terhadap rasa nyeri), coma (tidak ada respon terhadap
apapun) (Astuti, 2012).
20
(2) Tanda-tanda Vital
(a) Tekanan Darah
Tekanan darah diukur dengan mengguanakn alat
tensimeter dan stetoskop, tekanan darah normal sistolik
antara 110 sampai 140 mmHg dan diastolic antara 70
sampai 90 mmHg (Astuti, 2012).
(b) Nadi
Pemeriksaan nadi dilakukan dengan meraba pulsasi
pada arteri di beberapa tempat seperti : arteri carotis,
arteri brachialis, arteri radialis, arteri femoralis, arteri
dorsalis pedis, dan lain-lain (Astuti, 2012). Nadi
normal berkisar antara 60-80x/ menit (Ambarwati,dkk,
2010).
(c) Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal 16-24x/menit (Astuti,
2012).
b) Pemeriksaan Sistematis
(1) Kepala
(a) Muka
Meliputi pemeriksaan oedema (Astuti, 2012).
21
(b) Mata
Meliputi pemeriksaan konjungtiva, sklera dan oedema
(Astuti, 2012).
(c) Hidung
Meliputi pemeriksaan secret dan polip.
(d) Telinga
Meliputi pemeriksaan tanda infeksi, serumen dan
kesimetrisan(Astuti, 2012).
(e) Mulut
Meliputi pemeriksaan keadaan bibir, stomatitis, epulis,
karies dan lidah (Astuti, 2012).
(2) Leher
Meliputi pemeriksaan pembesaran kalenjar limfe,
pembesaran kalenjar tyroid dan bendungan vena jugularis
atau tumor (Astuti, 2012).
(3) Abdomen
Pada kasus kista ovarium terdapat nyeri bagian bawah
(Nugroho, 2012).
22
(4) Genetalia
(a) Vulva Vagina
Meliputi pemeriksaan varices, luka, kemerahan,
pengeluaran pervaginam (Astuti, 2012). Pada kasus
kista ovarium terdapat perdarahan (Nugroho, 2012).
(b) Anus
Meliputi pemeriksaan Hemorhoid (Astuti, 2012).
(5) Ekstremitas
Meliputi pemeriksaan oedema, verices, kuku jari dan reflek
patella (Astuti, 2012).
c) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada keadaan-keadaan
tertentu untuk melengkapi data yang telah diperoleh dari
anamnesa dan pemeriksaan fisik (Maritalia, 2014). Pada kasus
kista ovarium dilakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi
atau USG (Abdomen atau transvaginal), papsmear,
kolposkopi screening, dan pemeriksaan darah (Tumor marker
atau pertanda tumor) (Nugroho, 2012).
b. Langkah 2 : Interpretasi Data
Interpretasi data dasar dapat dilakukan bila pengkajian telah selesai
dilaksanakan dan data telah terkumpul dengan lengkap (Maritalia,
2012).
23
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan
dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan
(Maritalia, 2012).
Diagnosa kebidanan yang ditegakkan adalah : Ny. X Umur…
Tahun dengan gangguan reproduksi kista ovarium.
2) Masalah
Masalah adalah suatu pernyataan dari masalah klien yang nyata
atau potensial dan membutuhkan tindakan (Nurhayati, dkk, 2012).
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum
terindikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisis data (Kusbandiyah, 2010). Pada kasus kista
ovarium kebutuhan pasien adalah support mental.
c. Langkah 3 : Diagnosa / Masalah Potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensial berdasarkan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan (Maritalia, 2012). Pada kasus ini diagnosa potensial yang
mungkin terjadi adalah terjadinya degenerasi keganasan kista dan
robekan dinding kista (Manuaba, 2006).
24
d. Langkah 4 : Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
spesialis kebidanan dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.
Langkah keempat ini mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan (Maritalia, 2012). Pada kasus kista ovarium
tindakan segera yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa
potensial adalah di berikan terapi dan tindakan operasi.
e. Langkah 5 : Rencana Tindakan
Merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan
rencana asuhan bersama klien kemudian membuat kesepakatan
bersama sebelum melaksanakannya (Maritalia, 2012).
Rencana asuhan yang diberikan pada kasus gangguan reproduksi
dengan kista ovarium menurut Nugroho (2012), yaitu :
1) Observasi
(a) Tanda dan Gejala
(1) Nyeri saat menstruasi.
(2) Nyeri di perut bagian bawah.
(3) Nyeri pada saat berhubungan badan.
(4) Nyeri pada pinggang menjalar sampai ke kaki
(5) Disertai nyeri saat buang air kecil dan buang air besar.
25
(6) Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah
yang keluar banyak.
(b) Memeriksa KU dan TTV
2) Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan Laparaskopi atau
Laparatomi. Biasanya untuk Laparaskopi anda diperbolehkan
pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk Laparatomi
anda diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.
Sedangkan menurut Chyntia (2009), rencana asuhan gangguan
reproduksi dengan kista ovarium adalah :
1) Pre Operasi
a) Observasi keadaan umum dan TTV
b) Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
c) Berikan analgesik sesuai resep
2) Post Operasi
a) Ajarkan teknik relaksasi
b) Berikan tindakan kenyamanan dasar seperti kompres hangat
pada abdomen atau teknik relaksasi nafas dalam.
c) Lakukan perawatan post histerektomi dengan memberikan
gurita abdomen sebagai penyangga.
26
f. Langkah 6 : Pelaksanaan
Pada langkah ini recana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman
(Maritalia, 2012).
Rencana asuhan yang diberikan pada kasus gangguan reproduksi
dengan kista ovarium menurut Nugroho (2012), yaitu :
1) Mengobservasi
a) Tanda dan Gejala
(1) Nyeri saat menstruasi.
(2) Nyeri di perut bagian bawah.
(3) Nyeri pada saat berhubungan badan.
(4) Nyeri pada pinggang menjalar sampai ke kaki
(5) Disertai nyeri saat buang air kecil dan buang air besar.
(6) Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah
yang keluar banyak.
b) Memeriksa KU dan TTV
2) Melakukan tindakan operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan Laparaskopi atau
Laparatomi. Biasanya untuk Laparaskopi anda diperbolehkan
pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk Laparatomi
anda diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.
27
Sedangkan menurut Chyntia (2009), rencana asuhan gangguan
reproduksi dengan kista ovarium adalah :
1) Pre Operasi
a) Mengobservasi keadaan umum dan TTV
b) Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
c) Memberikan analgesik sesuai resep
2) Post Operasi
a) Mengajarkan teknik relaksasi
b) Memberikan tindakan kenyamanan dasar seperti kompres
hangat pada abdomen atau teknik relaksasi nafas dalam.
c) Melakukan perawatan post histerektomi dengan memberikan
gurita abdomen sebagai penyangga.
g. Langkah 7 : Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah
(Maritalia, 2012). Pada kasus kista ovarium evaluasi yang perlu
dilakukan adalah :
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda tanda vital normal
28
4) Kista ovarium telah teratasi dengan operasi
5) Tidak ada komplikasi setelah dilakukan operasi
3. Data Perkembangan dengan menggunakan SOAP
Menurut Irianto (2015), asuhan itu harus dicatat dengan benar, jelas, logis,
sehingga dapat mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan
yang diberikan secara sistematis dalam SOAP, yaitu :
S : Subjektif
Semua yang dikatakan, disampaikan dan yang dikeluhkan oleh klien
sebagai langkah I Varney.
O : Objektif
Apa yang diinspeksikan dan di palpasi oleh bidan saat melakukan
pemeriksaan dan hasil dari pemeriksaan laboratorium sebagai langkah
I Varney.
A : Assasment
Simpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif dan objektif sebagai
hasil pengambilan keputusan terhadap klien tersebut sebagai langkah
II, III, IV Varney.
P : Planning
Apa yang dilakukan berdasarkan hasil simpulan dan evaluasi terhadap
keputusan yang diambil dalam rangka memenuhi kebutuhan klien
yang telah diberikan sebagai langkah V, VI, VII Varney.
29
C. Landasan Hukum
Kewenangan bidan pengelolaan oleh bidan sesuai dengan kompetensi
bidan di Indonesia dalam kasus gangguan reproduksi dengan prolaps uteri
bidan memiliki kemandirian untuk melakukan asuhannya dalam Permenkes
NOMOR 1464/MENKES/PER/X/2010. Tentang ijin dan penyelenggaraan
praktek bidan. Dalam kasus ini pelayanan kebidanan sesuai dengan pasal 12
yang isinya :
Pasal 9 : Bidan dalam menjalankan praktek, berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi :
1. Pelayanan kesehatan ibu
2. Pelayanan kesehatan anak
3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Pasal 12 : Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9
huruf c, berwenang untuk :
1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana.
2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
(Menkes, 2010)
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus
Jenis studi kasus ini adalah laporan studi kasus dengan menggunakan metode
observasional deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah dengan
menggambarkan keadaan objek pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
sebagimana adanya, kemudian dianalisis dan di interpretasikan (Nasir dkk, 2011).
Studi kasus ini dilakukan pada ibu dengan gangguan reproduksi dengan kista
ovarium dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan. Lokasi
penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Lokasi pengambilan kasus ini akan dilaksanakan di RSU
Sarila Husada Sragen.
C. Subjek Studi Kasus
Subjek adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jika kita
berbicara tentang subjek penelitian, sebetulnya kita berbicara tentang unit analisis,
yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti (Arikunto, 2013).
31
Subjek studi kasus ini adalah Ny. M P2A0 umur 32 tahun dengan gangguan
reproduksi kista ovarium.
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus adalah merupakan batas waktu dimana pengambilan data
kasus diambil (Notoatmodjo, 2012). Waktu studi kasus ini akan dilaksanakan
pada tanggal 28 Desember 2015 – 28 Mei 2016.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data
yaitu berupa kuesioner (daftar pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir
yang lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo,
2012).
Instrumen yang dipakai dalam penulisan laporan kasus ini dengan
menggunakan lembar format asuhan kebidanan dengan gangguan reproduksi,
lembar status atau dokumentasi pasien tentang kesehatan sebelumnya dan lembar
observasi serta data perkembangan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data metode yang digunakan penulis adalah :
32
1. Data primer
Data yang diperoleh langsung dari responden yang menjadi objek dalam
penelitian ini (Setiawan,dkk, 2011).data primer diambil dengan cara:
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi dengan m,enggunakan
mata. Inspeksi inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda
fisik yang berhubungan dengan status fisik (Priharjo, 2007). Dalam
pengambilan kasus ini peneliti melakukan inspeksi dari kepala
sampai kaki berupa keadaan umum ibu.
2) Palpasi
Palpasi digunakan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan
(Priharjo, 2007). Dalam pengambilan kasus ini peneliti melakukan
palpasi pada abdomen dengan hasil teraba massa.
3) Perkusi
Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuh.
Tujuan perkusi adalah menentukan batas-batas organ atau bagian
tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat
adanya gerakan yang diberikan ke bawah jaringan(Priharjo, 2007).
Pada kasus kista ovarium pemeriksaan perkusi tidak dilakukan.
33
4) Auskultasi
Auskultasi merupakan metode pengkajian yang menggunakan
stetoskop untuk memperjelas pendengaran (Priharjo, 2007). Pada
pengambilan kasus ini penulis melakukan pemeriksaan auskultasi
untuk mendeteksi tekanan darah.
b. Wawancara
Wawancara yaitu pengumpulan data dilakukan dengan Tanya jawab
(dialog) langsung antara pewawancara dengan responden (Saryono,
2011). Pada kasus wawancara dilakukan dengan Ny. X, keluarga klien,
dan tenaga kesehatan.
c. Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari
perubahan atau hal-hal yang akan diteliti (Hidayat, 2014).
Dalam observasi menggunakan format asuhan kebidanan gangguan
reproduksi untuk mengetahui antara lain keadaan umum ibu, kesadaran,
tanda-tanda vital, keluhan nyeri saat bersenggama, nyeri parut bagian
bawah, nyeri saat haid dan hasil pemeriksaan penunjang.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitinya, biasanya berupa
34
data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Saryono, 2011).
Data sekunder meliputi :
a. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal – hal atau
variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya
(Arikunto, 2013). Dalam hal ini contohnya yaitu status / catatan pasien,
rekam medik di RS Sarila Husada Sragen.
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari permasalahan
penelitian (Hidayat, 2014). Contoh studi kepustakaan yang digunakan
penulis adalah buku-buku dari tahun 2005 sampai 2015.
G. Alat-alat yang dibutuhkan
Dalam pelaksanaan studi kasus penulis menggunakan alat-alat sebagai
berikut :
1. Alat dan bahan dalam pengambilan data (wawancara) :
a. Format pengkajian pada gangguan sistem reproduksi
b. Buku dan alat tulis
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan dan observasi pra operasi
a. Gelas berwarna coklat (warna standart)
35
b. Kapas alcohol
c. Kapas kering
d. Bengkok
e. Tabung hemometer dengan pembagian dalam gram persen dari normal
f. Tensimeter, stetoskop. Thermometer
g. Jam tangan dengan penunjuk second
h. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan
3. Alat dan bahan dalam pengambil data :
a. Format pengkajian asuhan kebidanan ganggua reproduksi
b. Buku tulis
c. Bolpoint
H. Jadwal Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun
proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian beserta waktu
berjalan atau berlangsungnya setiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012).
Jadwal terlampir.
36
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Ruang : Kantil
No. Register : 04 – 12 – 16
Tanggal Masuk : 24 April 2016
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian Data
Tanggal : 24 April 2016 Pukul : 09.00 WIB
a. Identitas Pasien Identitas Suami
1) Nama : Ny. M Nama : Tn. W
2) Umur : 32 tahun Umur : 33 tahun
3) Agama : Islam Agama : Islam
4) Suku bangsa : Jawa, Indonesia Suku bangsa : Jawa, Indonesia
5) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Dagang
7) Alamat : Gondangrejo 002/004 Gondang, Sragen
b. Anamnesa (Data Subjektif)
Tanggal : 24 April 2016 Pukul : 09.05 WIB
37
1) Keluhan utama
Ibu mengatakan merasakan nyeri saat berhubungan seksual, nyeri perut
bagian bawah saat menstruasi dan siklus menstruasi tidak teratur 4 hari
yang lalu tanggal 20 April 2016.
2) Riwayat perkawinan
Status perkawinan sah, kawin satu kali umur 25 tahun dengan suami
umur 26 tahun dengan anak 2 orang.
3) Riwayat menstruasi
a) Menarche : ibu mengatakan haid pertama usia 13 tahun.
b) Siklus : ibu mengatakan siklusnya ±28 hari.
c) Lamanya : ibu mengatakan lamanya 5-6 hari.
d) Banyaknya : ibu mengatakan 2-3 kali per hari ganti pembalut.
e) Teratur/tidak : ibu mengatakan haidnya teratur.
f) Sifat darah : ibu mengatakan darahnya encer dan berwarna
merah segar.
g) Disminorhoe : ibu mengatakan nyeri saat haid tetapi tidak
mengganggu aktifitas.
4) Riwayat obstetri (kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu)
38
Tabel 4.1 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No
Tahun
Partus
Tempat
Partus
UKM
(bln)
Jenis
Partus
Penolong
JK
BB
PJ
(cm)
Nifas
Kead
Laktasi
Keada-
an
Anak
1 2010 BPM 9 Normal Bidan L 3100 47 Baik Baik Hidup
2 2013 BPM 9 Normal Bidan P 3200 47 Baik Baik Hidup
5) Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah kelahiran anak pertama ibu menggunakan
kontrasepsi suntik 3 bulan selama 2 tahun dan setelah kelahiran anak
kedua ibu menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan sampai sekarang dan
ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun selama penggunaan
kontrasepsi.
6) Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan saat ini sedang mengalami nyeri saat berhubungan
seksual, nyeri perut bagian bawah saat menstruasi dan siklus
menstruasi tidak teratur.
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung : ibu mengatakan tidak pernah merasakan jantung
berdebar kencang, nyeri di dada sebelah kiri,
tidak mudah capek, dan tidak pernah keringat
dingin pada telapak tangan.
39
(2) Ginjal : ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit pada
punggung bagian bawah, dan tidak pernah sakit
saat buang air kecil.
(3) Asma : ibu mengatakan tidak pernah tiba-tiba sesak
nafas atau nafas megap-megap.
(4) TBC : ibu mengatakan tidak pernah batuk
berkepanjangan lebih dari 3 minggu.
(5) Hepatitis : ibu mengatakan selama ini tidak pernah terlihat
kuning pada sclera mata dan ujung kuku.
(6) DM : ibu mengatakan tidak pernah minum dan makan
banyak pada malam hari, dan tidak sering buang
air kecil pada malam hari ± 6 − 7 kali.
(7) Hipertensi : ibu mengatakan tidak pernah memiliki tekanan
darah lebih dari 140/90 mmHg.
(8) Epilepsi : ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang
disertai mengeluarkan busa dari mulutnya.
(6) Lain-lain : ibu mengatakan tidak pernah memilik riwayat
penyakit menular seperti HIV/AIDS.
c) Riwayat penyakit keluarga
40
Ibu mengatakan baik dari pihak keluarga suami maupun ibu tidak ada
yang memiliki penyakit menurun (hipertensi, DM) dan penyakit
menular (hepatitis dan epilepsi).
d) Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan baik dari keluarganya maupun suaminya tidak ada
yang memiliki riwayat keturunan kembar.
e) Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat operasi.
7) Riwayat kebiasaan sehari-hari
a) Personal hygiene : ibu mengatakan mandi 2 kali sehari dan
gosok gigi 2 kali sehari.
b) Pola nutrisi : ibu mengatakan makan 3 kali sehari, porsi
sedang (nasi, lauk pauk, sayur). Minum 7-
8 gelas per hari.
c) Pola istirahat : ibu mengatakan tidur siang 1,5 jam, tidur
malam 7 jam.
d) Pola Aktivitas : ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan
rumah di bantu suami.
e) Pola eleminasi : ibu mengatakan BAK ± 4-5 kali sehari dan
BAB 1 kali sehari.
41
f) Pola seksual : ibu mengatakan melakukan hubungan
seksusal 3 kali seminggu.
g) Perokok : ibu mengatakan ibu dan suami tidak
pernah merokok.
h) Pemakaian obat-obatan : ibu mengatakan ibu dan suami tidak
pernah memakai obat-obatan terlarang.
c. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1) Status generalis
a) Keadaan umum : baik.
b) Kesadaran : composmentis.
c) TTV TD : 120/70 mmHg N : 80 x/menit
R : 22 x/menit S : 36,70C
d) Tinggi Badan :157 cm.
e) Berat Badan : 55 kg.
2) Pemeriksaan sistematis
a) kepala
(1) Rambut : bersih, warna hitam, panjang, dan
tidak berketombe.
(2) Muka : tidak pucat dan tidak oedema.
(3) Mata
(a) Oedema : tidak ada oedema.
(b) Conjungtiva : warna merah muda.
42
(c) Sclera : putih.
(4) Hidung : bersih, simetris dan tidak benjolan.
(5) Telinga : bersih, simetris.
(6) Mulut/gigi/gusi : mulut bersih, tidak ada stomatitis,
gigi tidak caries, gusi tidak berdarah.
b) Leher
(1) Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
(2) Tumor : tidak ada tumor
(3) Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
c) Dada dan axilla
(1) Mammae
(a) Membesar : tidak ada pembesaran
(b) Tumor : tidak ada tumor
(c) Simetris : ya, simetris kanan kiri
(d) Putting susu : menonjol
(e) Kolostrum : tidak ada
(2) Axilla
(a) Benjolan : tidak ada benjolan
(b) Nyeri : tidak ada nyeri
d) Abdomen
(1) Pembesaran hati : tidak ada pembesaran hati.
(2) Benjolan/tumor : ada benjolan / tumor
43
(3) Nyeri tekan : ada nyeri tekan
(4) Luka bekas operasi : tidak ada bekas operasi.
e) Anogenital
(1) Vulva vagina
(a) Varices : tidak ada varices.
(b) Luka : tidak ada bekas luka.
(c) Kemerahan : tidak ada kemerahan.
(d) Nyeri : tidak ada nyeri tekan.
(e) Pengeluaran pervaginam : bercak darah.
(2) Inspekulo
(a) Portio / Servik : tidak dilakukan
(b) Pengeluaran Pervaginam : tidak dilakukan
(3) Pemeriksaan dalam
(a) Porsio/ servik : tertutup, terdapat nyeri.
(b) Dinding vagina : terdapat perdarahan bercak.
(c) Pengeluaran Pervaginam : bercak darah
(4) Anus
(a) Haemoroid : tidak ada
(b) Keluhan lain : tidak ada
f) Ekstremitas
(1) Varices : tidak ada varices.
(2) Oedema : tidak ada oedema.
44
(3) Reflek patella : positif kanan kiri
3) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin : 12,8 gr% Normal : 12 - 16 gr%
Eritrosit : 5.56 UL Normal : 4,5 – 11 UL
Trombosit : 4,4 UL Normal : 150 – 500 UL
Hematokrit : 38 % Normal : 35 – 45 %
Gol. Darah : A
b) Pemeriksaan penunjang lain :
Dilakukan pemeriksaan papsmear pada tanggal 21 April 2016 dengan
hasil negatif yaitu tidak adanya sel – sel yang abnormal dan USG pada
tanggal 24 April 2016 dengan hasil terdapat massa pada Abdomen
sebesar telur bebek.
2. Interpretasi Data
Tanggal : 24 April 2016 Pukul : 10.00 WIB
a. Diagnosa kebidanan
Ny. M P2 A0 umur 32 tahun dengan gangguan reproduksi kista ovarium.
Data dasar :
1) Data Subjektif
a) Ibu mengatakan bernama Ny. M umur 32 tahun.
45
b) Ibu mengatakan pernah melahirkan dua kali dan belum pernah
keguguran.
c) Ibu mengatakan merasakan nyeri saat berhubungan seksual, nyeri
perut bagian bawah saat menstruasi dan siklus menstruasi tidak
teratur.
2) Data Objektif
(a) Keadaan umum : baik.
(b) Kesadaran : composmentis.
(c) TTV TD : 120/70 mmHg R : 22 x/menit
N : 80 x/menit S : 36,7 0C
(d) TB : 157 cm
(e) BB : 55 kg
(f) Pemeriksaan Abdomen : terdapat benjolan / tumor dan terdapat
nyeri tekan pada abdomen bagian bawah.
(g) Pemeriksaan Vagina : portio tertutup dan adanya nyeri,
adanya pengeluaran perdarahan pervaginam berupa brcak darah.
(h) Pemeriksaan Penunjang : Dilakukan pemeriksaan USG dengan
hasil terdapat massa pada Abdomen sebesar telur bebek.
b. Masalah
Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaanya.
c. Kebutuhan
Memberi dukungan moril kepada ibu agar ibu merasa lebih tenang.
46
3. Diagnosa Potensial
Terjadinya robekan dinding kista dan Kanker ovarium
4. Antisipasi Segera
Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG dalam pemberian terapi
Cefriaxon 1 gram / 12 jam, ketorolac 1 amp / 8 jam, metrodinazol 500 mg / 8
jam, asam tranexamat 500 mg / 8 jam dan melakukan operasi pengangkatan
kista.
5. Perencanaan
Tanggal : 24 April 2016 Pukul : 10.30 WIB
a. Observasi adanya tanda gejala kista ovarium.
b. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu.
c. Jelaskan kepada ibu tentang keadaanya saat ini
d. Berikan informed consent pada keluarga untuk tindakan operasi
e. Lakukan tindakan pra operasi
f. Kolaborasi dengan dokter SPOG untuk melakukan operasi pengangkatan
kista
g. Anjurkan ibu berpuasa 5 jam sebelum tindakan operasi.
47
6. Pelaksanaan
Tanggal : 24 April 2016 Pukul : 10.55 WIB
a. Melakukan observasi adanya tanda gejala kista
b. Mengobservasi keadaan umum dan tanda vital ibu.
c. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaanya saat ini.
d. Memberikan informed consent pada keluarga bahwa akan dilakukan
tindakan operasi pengangkatan kista tanggal 24 April 2016.
e. Melakukan tindakan pra operasi seperti pemasangan infus RL 20 tpm,
pemberian terapi Cefriaxon 1 gram / 12 jam, ketorolac 1 amp / 8 jam,
metrodinazol 500 mg / 8 jam, asam tranexamat 500 mg / 8 jam dan
melakukan skeren pada daerah operasi serta pemasangan kateter.
f. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG untuk melakukan tindakan
operasi pengangkatan kista
g. Menanjurkan ibu untuk berpuasa sebelum dilakukan tindakan operasi pada
tanggal 24 April 2016 pukul 15.00 WIB.
7. Evaluasi
Tanggal : 24 April 2016 pukul : 11.20 WIB
a. Ibu mengatakan merasakan nyeri saat berhubungan seksual, nyeri perut
bagian bawah saat menstruasi dan siklus menstruasi tidak teratur dan
teraba massa pada rongga abdomen.
48
b. Keadaan umum : sedang
Kesadaran : composmentis
TTV TD : 120/80 mmHg S : 37 0C
N : 84 x/menit R : 24 x/menit
c. Ibu sudah tahu dengan keadaanya saat ini
d. Keluarga sudah menandatangani informed consent yang diberikan
e. Tindakan pra operasi sudah dilakukan
f. Ibu bersedia puasa sebelum dilakukan tindakan operasi.
49
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal : 24 April 2016 Pukul : 19.45 WIB
Tempat : RSU Sarila Husada Sragen
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan masih merasa lemas.
2. Ibu mengatakan senang karena operasinya berjalan lancar.
3. Ibu mengatakan masih takut melakukan mobilisasi dini.
4. Ibu mengatakan masih puasa karena belum kentut.
O : Objektif
1. Keadaan umum : sedang
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV TD : 120/80 mmHg R : 24 x/ menit
N : 84 x/ menit S : 360C
4. Abdomen : terdapat bekas luka operasi masih tertutup perban .
5. Ekstremitas : tidak terdapat oedema, terpasang infus RL pada tangan kiri
dengan 20 tpm.
6. Terpasang kateter.
A : Assesment
Ny. P P2 A0 umur 32 tahun post operasi gangguan reproduksi dengan kista
ovarium.
50
P : Planning
Tanggal : 24 April 2016 Pukul : 20.15 WIB
1. Mengobservasi keadaan umun dan TTV ibu.
2. Mengajarkan ibu cara mobilisasi dini.
3. Menganjurkan ibu tetap berpuasa selama 5 jam atau sebelum flaktus
(kentut).
4. Memberikan injeksi Ceftriaxon 1 gram / 12 jam, metrodinazol 500 mg
/ 8 jam, ketorolac 1 amp / 8 jam, asam tranexamat 500mg / 8 jam.
5. Mengobservasi input dan output.
6. Menganjurkan ibu untuk tetap memakai gurita untuk menyangga luka bekas
operasi.
Evaluasi :
Tanggal : 24 April 2016 Pukul : 21.20 WIB
1. Keadaan Umum : sedang
Kesadaran : Composmentis
TTV TD : 120 / 80 mmHg R : 24 x/menit
N : 84 x/ menit S : 360C
2. Ibu sudah faham dan mau mencoba untuk melakukan mobilisasi dini seperti
miring ke kiri dan ke kanan.
3. Ibu bersedia puasa dan berhenti puasa sampe adanya flaktus.
51
4. Telah diberikan injeksi kepada ibu.
5. Ibu belum di perbolehkan makan dan minum, pengeluaran urine ± 75 cc.
6. Ibu bersedia memakai gurita.
52
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal : 25 April 2016 Pukul : 07.00 WIB
Tempat : RSU Sarila Husada Sragen
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan merasa nyeri pada jahitan.
2. Ibu mengatakan sudah flaktus tanggal 25 April 2016 pukul 01.00 WIB.
3. Ibu mengatakan sudah makan dan minum.
O : Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV TD : 120/70 x/menit S : 36,20C
N : 82 x/menit R : 22 x/menit
4. Abdomen : adanya bekas luka operasi masih basah dan tertutup
perban.
5. Ekstremitas : tidak ada oedema, terpasang infus RL pada tangan kiri
dengan 20 tpm.
6. Anogenital : masih terpasang kateter dan terdapat pengeluaran
pervaginam berupa bercak darah.
7. Ibu flaktus tanggal 25 April 2016 pukul 01.00 WIB.
53
A : Assesment
Ny. M P2A0 umur 32 tahun post operasi gangguan reproduksi dengan kista
ovarium hari ke 2.
P : Planning
Tanggal : 25 April 2016 Pukul : 07.15 WIB
1. Mengobservasi keadaan umun dan tanda – tanda vital ibu.
2. Mengalakukan medikasi luka jahitan post operasi.
3. Menganjarkan ibu melakukan mobilisasi dini yaitu belajar duduk.
4. Mengajarkan kepada ibu teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri pada
luka jahitan.
5. Menganjurkan ibu memenuhi kebutuhan nutrisinya.
6. Memberikan terapi obat berupa injeksi ceftriaxon 1 gr / 12 jam, ketorolac 1
amp / 8 jam, dan metrodinazol 500 mg / 8 jam.
7. Mengobservasi input dan output cairan ibu.
Evaluasi :
Tanggal : 25 April 2016 Pukul : 08.00 WIB
1. Telah dilakukan observasi keadaan umum dan tanda – tanda vital pada ibu
dengan hasil :
KU : Baik
TTV TD : 120 / 70 mmHg S : 36,20C
54
N : 82 x / menit R : 22 x/menit
2. Telah dilakukan medikasi luka pada jahitan post operasi.
3. Ibu bersedia melakukan mobilisasi secara bertahap, dan sekarang ibu sudah
belajar duduk.
4. Ibu bersedia melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri pada
luka jahitan
5. Ibu bersedia memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan cara memakan makanan
yang di berikan dari rumah sakit.
6. Telah diberikan terapi obat pada ibu.
7. Telah dilakukan observasi input dan output cairan pada ibu dengan hasil
tangan kiri ibu terpasang infus RL 20 tpm dan jumlah urine yang keluar ±50
cc.
55
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal : 26 April 2016 Pukul : 06.00 WIB
Tempat : RSU Sarila Husada Sragen
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan sudah berkurang.
2. Ibu mengatakan sudah bisa duduk.
3. Ibu mengatakan senang dengan keadaanya saat ini dan ingin segera pulang.
O : Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV TD : 110/70 mmHg S : 36,20C
N : 82 x/menit R : 20 x/menit
4. Abdomen :terdapat luka jahitan bekas operasi dan tertutup perban.
5. Ekstremitas : tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm.
6. Anogenital : terpasang kateter.
A : Assesement
Ny. M P2A0 umur 32 tahun post operasi gangguan reproduksi dengan kista
ovarium hari ke 3.
P : Planning
Tanggal : 26 April 2016 Pukul : 06.30 WIB
1. Mengobservasi KU dan TTV ibu.
2. Melakukan medikasi luka jahitan.
56
3. Memberikan injeksi ceftriaxon 1 gr/12 jam, ketorolac 1 amp/8 jam, dan
metrodinazol 500 mg/ 8 jam.
4. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi terutama yang tinggi
protein untuk membantu proses penyembuhan luka.
5. Melakukan advis dokter untuk melepas infus dan kateter.
6. Menganjurkan ibu untuk berlatih jalan – jalan.
7. Memberitahukan pada ibu bahwa hari ini ibu boleh pulang dan menganjurkan
pada ibu untuk kontrol jahitan 1 minggu lagi.
Evaluasi :
Tanggal : 26 April 2016 Pukul : 07.15 WIB
1. Keadaan umum : Baik
TTV TD : 110/70 mmHg S : 36,20C
N : 82 x/menit R : 20 x/menit
2. Medikasi sudah dilakukan, keadaan luka baik dan tidak ada pus / perdarahan.
3. Terapi injeksi sudah diberikan.
4. Ibu bersedia makan makanan yang bergizi terutama yang tinggi protein.
5. Infus dan kateter sudah di lepas sesuai advis dokter.
6. Ibu bersedia berlatih jalan – jalan.
7. Ibu persiapan pulang dan ibu bersedia kontrol jahitan 1 minggu lagi.
57
DATA PERKEMBANGAN IV
Tanggal : 3 Mei 2016 Pukul : 10.00 WIB
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan ingin kontrol jahitan.
2. Ibu mengatakan makan makanan yang bergizi dan tidak ada pantangan
makanan apapun.
3. Ibu mengatakan jahitan nya tidak merembes dan luka sudah tidah nyeri.
O : Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV TD : 120/80 mmHg S : 360C
N : 78 x/menit R : 22 x/menit
4. Keadaan luka : tertutup kassa steril dan tidak merembes.
A : Assesment
Ny. M P2A0 umur 32 tahun post operasi gangguan reproduksi dengan kista
ovarium hari ke 7.
P : Planning
Tanggal : 3 Mei 2016 Pukul : 10.20 WIB
1. Mengobservasi KU dan TTV ibu.
2. Melakukan medikasi luka jahitan.
3. Menjelaskan pada ibu bahwa luka jahitan sudah membaik dan hampir kering.
58
4. Memberitahukan kepada ibu untuk menjaga luka jahitan agar tetap kering dan
bersih.
5. Menganjurkan ibu makan makanan yang bergizi dan tidak berpantang dengan
makanan apapun.
6. Memberikan terapi obat berupa :
a. Asam mefenamat @500mg 3x1
b. Vitamin C @500mg 2x1
c. Cefadroxil @500mg 2x1
7. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 5 hari lagi.
Evaluasi :
Tanggal : 3 Mei 2016 Pukul : 11.00 WIB
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV TD : 120/80 mmHg S : 360C
N : 78 x/menit R : 22 x/menit
2. Sudah dilakukan medikasi luka jahitan.
3. Ibu sudah mengetahui bahwa keadaan luka nya baik.
4. Ibu bersedia menjaga kebersihan dan kekeringan daerah luka.
5. Ibu bersedia makan makanan yang bergizi dan tidak berpantang dengan
makanan apapun.
59
6. Terapi obat sudah diberikan.
7. Ibu bersedia kontrol ulang 5 hari lagi tanggal 8 mei 2016.
60
DATA PERKEMBANGAN V
Tanggal : 8 Mei 2016 Pukul : 09.00 WIB
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan ingin kontrol jahitan.
2. Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun.
3. Ibu mengatakan sudah melakukan aktifitas ringan seperti menyapu dan
memasak.
O : Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV TD : 110/80 mmHg S : 35,80C
4. N : 84 x/menit R : 22 x/menit
5. Keadaan luka : kering, tidak ada pus dan tertutup perban.
A : Assesment
Ny. M P2A0 umur 32 tahun post operasi gangguan reproduksi dengan kista
ovarium hari ke 12.
P : Planning
Tanggal : 8 Mei 2016 Pukul : 09.10 WIB
1. Melakukan heating aff jahitan bekas operasi.
2. Menganjurkan ibu untuk merawat luka agar tetap bersih.
3. Menganjurkan ibu tetap makan makanan yang bergizi dan tidak berpantang
dengan makanan apapun.
4. Membrikan terapi obat berupa :
a. Asam mefenamat @500mg 3x1
61
b. Vitamin C @500mg 2x1
c. Cefadroxil @500mg 2x1
Evaluasi :
1. Jahitan luka operasi sudah di lepas seluruhnya sesuai advis dokter.
2. Ibu bersedia merawat luka tetap bersih.
3. Ibu bersedia makan makanan yang bergizi dan tidak berpantang dengan
makanan apapun.
4. Terapi sudah diberikan kepada ibu.
62
B. PEMBAHASAN KASUS
Setelah penulis menerapkan manajemen asuhan kebidanan varney pada Ny. M
P2 A0 umur 32 tahun dengan Gangguan Reproduksi Kista Ovarium maka penulis
akan memberikan penjelasan kesenjangan antara teori dan praktik di lahan dengan
menggunakan 7 langkah varney sebagai berikut :
1. Pengkajian
Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Pada kasus yang diambil penulis
yaitu kista ovarium, maka pengkajian ditujukan pada pemeriksaan ginekologi
(Nursalam, 2010). Keluhan utama pada kasus kista ovarium pasien merasa
nyeri saat menstruasi, nyeri perut bagian bawah, nyeri saat berhubungan
badan, siklus menstruasi tidak teratur (Nugroho, 2012). Data objektif adalah
data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan
(Nursalam, 2010). Pada pemeriksaan generalis keadaan umum baik, kesadaran
composmentis (Astuti, 2012). Pada pemeriksaan abdomen pada kasus kista
ovarium terdapat nyeri perut bagian bawah. Pada pemeriksaan penunjang
kasus kista ovarium dilakukan pemeriksaan USG, Papsmear, kolposkopi
screaning dan pemeriksaan darah (Nugroho, 2012).
Pada kasus Ny. M dengan kista ovarium keluhan utama ibu adalah ibu
merasakan nyeri saat berhubungan seksual, nyeri perut baguian bawah saat
menstruasi dan siklus menstruasi tidak teratur, sedangkan pada data objektif
63
didapatkan data keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV : TD :
120/70 mmHg, R : 22 x/menit, N : 80 x/menit, S : 36,7 0C. pada pemeriksaan
abdomen didapatkan hasil ada benjolan didalam rongga abdomen dan adanya
nyeri tekan pada abdomen bagian bawah. Pada pemeriksaan anogenital vulva
vagina terdapat perdarahan. Pada pemeriksaan dalam ditemukan Portio /
servik tertutup, dinding vagina terdapat bercak darah. Pada pemeriksaan
penunjang dilakukan pemeriksaan papsmear dengan hasil negatif yaitu tidak
adanya sel – sel yang abnormal dan USG dengan hasil terdapat massa pada
Abdomen sebesar telur bebek.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
dan kasus dilapangan.
2. Interpretasi data
Interpretasi data dasar dapat dilakukan bila pengkajian telah selesai
dilaksanakan dan datsa telah terkumpul dengan lengkap (Maritalia, 2012).
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan
(Maritalia, 2012). Diagnosa kebidanan yang ditegakkan adalah Ny. X Umur …
tahun dengan gangguan reproduksi kista ovarium. Masalah adalah suatu
pernyataan dari masalah klien yang nyata atau potensial dan membutuhkan
tindakan (Nurhayati, dkk, 2012). Pada kasus kista ovarium masalah yang
dihadapi pasien yaitu pasien merasa cemas dengan keadaannya saat ini.
Kebutuhan adalah hal – hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum terindikasi
64
dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data
(Kusbandiyah, 2010). Pada kasus kista ovarium kebutuhan pasien adalah
support mental.
Pada kasus Ny. M didapatkan diagnosa kebidanan Ny. M P2A0 umur 32
tahun dengan gangguan reproduksi kista ovarium. Masalah yang timbul adalah
Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaanya serta kebutuhan yang
diberikan yaitu memberi dukungan moril kepada ibu agar ibu merasa lebih
tenang.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
kasus di lapangan.
3. Diagnosa potensial
Diagnosa potensial merupakan mengidentifikasi masalah potensial
berdasarkan diagnosa yang sudah diidentifikasi (Maritalia, 2012). Pada kasus
kista ovarium diagnosa yang mungkin terjadi adalah terjadinya degenerasi
keganasan kista dan robekan dinding kista (Manuaba, 2006).
Pada kasus Ny. M dengan kista ovarium diagnosa potensial yang mungkin
terjadi yaitu terjadinya robekan dinding kista disebabkan karena adanya
pertambahan massa kista dan Kanker ovarium, sehingga pada langkah ini
penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada
di lapangan.
65
4. Antisipasi
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter spesialis
kebidanan dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien (Maritalia, 2012). Pada
kasus kista ovarium tindakan segara yang dilakukan untuk mengantisipasi
diagnosa potensial adalah diberikan terapi dan tindakan operasi.
Pada kasus Ny. M dengan kista ovarium antisipasi yang diberikan yaitu
Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG dalam pemberian terapi dan
melakukan operasi pengangkatan kista, sehingga dalam langkah ini penulis
tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus di lapangan.
5. Perencanaan
Rencana asuhan yang diberikan pada kasus gangguan reproduksi dengan
kista ovarium menurut Nugroho (2012), yaitu :
a. Observasi
1) Tanda dan Gejala
a) Nyeri saat menstruasi.
b) Nyeri perut di bagian bawah.
c) Myeri pada saat berhubungan badan.
d) Nyeri pada pinggang menjalar sampai ke kaki.
e) Disertai nyeri saat BAK dan BAB.
f) Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar
banyak.
66
2) Memeriksa KU dan TTV.
b. Operasi.
Sedangkan menurut Chyntia (2009), rencana asuhan gangguan reproduksi
dengan kista ovarium adalah :
3) Pre Operasi
e) Observasi keadaan umum dan TTV
f) Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
g) Berikan analgesik sesuai resep
h) Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan penanganan berupa
tindakan histerektomi.
4) Post Operasi
d) Ajarkan teknik relaksasi
e) Berikan tindakan kenyamanan dasar seperti kompres hangat pada
abdomen atau teknik relaksasi nafas dalam.
f) Lakukan perawatan post histerektomi dengan memberikan gurita
abdomen sebagai penyangga.
Pada kasus Ny. M rencana tindakan yang diberikan yaitu observasi
adanya tanda gejala kista ovarium, observasi keadaan umum dan tanda-tanda
vital ibu, jelaskan kepada ibu tentang keadaanya saat ini, berikan informed
consent pada keluarga untuk tindakan operasi, lakukan tindakan pra operasi,
kolaborasi dengan dokter SPOG untuk melakukan operasi pengangkatan kista,
anjurkan ibu berpuasa 5 jam sebelum tindakan operasi.
67
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
kasus di lapangan, hanya saja penulis menambahkan bebrapa tindakan untuk
menambahkan asuhan yang diberikan kepada pasien tanpa merubah tindakan
yang sesuai dengan teori yang ada.
6. Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman (Maritalia, 2012).
Pada kasus Ny. M dengan kista ovarium pelaksanaan dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
kasus di lapangan, hanya saja penulis menambahkan beberapa tindakan untuk
menambahkan asuhan yang diberikan kepada pasien tanpa merubah tindakan
yang sesuai dengan teori yang ada.
7. Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan dan bantuan apakah benar –
benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebaigamana telah diidentifikasi dalam
diagnosa dan masalah (Maritalia, 2012). Pada kasus kista ovarium evaluasi
yang diharapkan adalah : keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tanda
68
– tanda vital normal, kista ovarium telah teratasi dengan operasi dan tidak ada
komplikasi setelah dilakukan operasi.
Pada kasus Ny. M evaluasi yang didapatkan setelah dilakukan asuhan
kebidanan selama 5 hari yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
TD : 110/80 mmHg, N : 84 x/menit, R : 22 x/menit, S : 35,80C, jahitan luka
bekas operasi sudah dilepas sesuai dengan advis dokter, keadaan luka sudah
kering dan tidak ada pus.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus yang ada di lapangan.
69
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini penulis mengambil kesimpulan dan saran setelah melakukan
asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. M P2A0 umur 32 tahun dengan kista
ovarium di RSU Sarila Husada Sragen meliputi :
A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen
kebidanan menurut Varney pada Ny. M dengan Kista Ovarium, maka penulis
mengambil kesimpulan :
1. Pengkajian pada kasus Ny. M dengan kista ovarium keluhan utamanya ibu
mengatakan nyeri saat berhubungan seksual, nyeri perut baguian bawah saat
menstruasi dan siklus menstruasi tidak teratur sejak 4 hari yang lalu tanggal
22 April 2016, sedangkan pada data objektif didapatkan data keadaan umum
baik, kesadaran composmentis, TTV: TD : 120/70 mmHg, N : 80 x/menit, R :
22 x/menit, S : 36,70C. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan teraba massa
pada perut bagian bawah dan pengeluaran pervaginam berupa bercak darah.
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan papsmear dengan hasil
negatif yaitu tidak adanya sel – sel yang abnormal dan USG dengan hasil
terdapat massa pada Abdomen sebesar telur bebek.
70
2. Diagnosa kebidanan yang diperoleh yaitu Ny. M P2A0 umur 32 tahun
dengan gangguan reproduksi kista ovarium. Masalah yang timbul adalah ibu
mengatakan merasakan cemas dengan keadaanya serta kebutuhan yang
diberikan adalah memberi dukungan moril kepada ibu agar ibu merasa lebih
tenang.
3. Diagnosa potensial yang timbul adalah potensi terjadinya robekan dinding
kista dan Kanker ovarium.
4. Antisipasi / tindakan segera yang diberikan adalah melakukan kolaborasi
dengan dokter SPOG dan melakukan pengangkatan kista.
5. Rencana tindakan yang diberikan adalah observasi adanya tanda gejala kista
ovarium, observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu, jelaskan
kepada ibu tentang keadaanya saat ini, berikan informed consent pada
keluarga untuk tindakan operasi, lakukan tindakan pra operasi, kolaborasi
dengan dokter SPOG untuk melakukan operasi pengangkatan kista, anjurkan
ibu berpuasa 5 jam sebelum tindakan operasi.
6. Pada kasus Ny. M dengan kista ovarium pelaksanaan dilakukan sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat.
7. Evaluasi yang di dapatkan setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 5 hari
yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD : 110/80 mmHg, N :
84 x/menit, R : 22 x/menit, S : 35,80C, jahitan luka bekas operasi sudah
dilepas sesuai dengan advis dokter, keadaan luka sudah kering dan tidak ada
pus.
71
8. Pada kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus
di lapangan.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan bahwa konsep teori merupakan landasan pelaksanaan
prakter di lapangan, sehingga penulis memberikan saran – saran sebagai berikut :
1. Bagi Profesi
Diharapkan lebih meningkatkan upaya promotif, agar masyarakat lebih peka
terhadap perilaku hidup sehat serta tidak menganggap remeh tentang
kesehatan tubuh.
2. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Menambah dan mengembangkan ilmu yang sudah ada serta meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan khusunya asuhan kebidanan pada kasus
gangguan reproduksi dengan kista ovarium.
b. Pendidikan
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini digunakan sebagai sumber bacaan atau
referensi untuk menaikkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya pada
gangguan reproduksi dengan kista ovarium.
3. Bagi Pasien
Diharapkan ibu mengetahui tentang penyakit kista ovarium dan menganjurkan
untuk segera membawa ke petugas kesehatan terdekat bila mengenali tanda
72
bahaya, menjaga kebersihan diri sendiri dan dapat memberikan penanganan
segera apabila terdapat benjolan.
73
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R, Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha
Medika
Astuti, H.P. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta :
Rohima Press
Chyntia, E.2009. Pahami Kista akan Terbebaskan. Yogyakarta : Maximus.
Dinkes, Jateng. 2012. Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.
Semarang : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Hidayat, A.A.A. 2014. Metode Penelitian Kesehatan dan Tekhnik Analisis Data.
Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Irianto, K. 2014. Panduan Lengkap Biologi Reproduksi Manusia Human
Reproduktive Biology Untuk Paramedis dan Nonmedis. Bandung : Alfabeta
__________. 2015. Kesehatan Reproduksi (Reproduktive Health). Bandung :
Alfabeta
__________. 2015. Memahami Berbagai Macam Penyakit. Bandung : Alfabeta
Kusbandiyah, K. 2010. Asuhanh Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta :
Salemba Medika
Manuaba. 2006. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta : EGC
Maritalia, D. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Menkes RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Ijin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan.
Nasir, A, dkk. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan : Konsep
Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta
: Nuha Medika
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
74
Nugroho, T. 2012. Obsgyn “ Obstetri dan Ginekologi “ untuk Kebidanan dan
Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Nurhayati, dkk. 2012. Konsep Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Prawihardjo , S. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo
Priharjo, R. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : EGC
Purwoastuti, E, Walyani, E.S. 2015. Ilmu Obstetri dan Ginekologi Sosial Bagi
Kebidanan. Yogyakarta : Pustaka Baru
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press
Setiawan, A, Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, dan
S2. Yogyakarta : Nuha Medika
Sibagariang, E.E, dkk. 2010. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Trans Info
Media
Wirandani, K. 2014. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Ny. S P1A0
Umur 24 Tahun Dengan Kista Ovarium Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
KTI. Tidak Dipublikasikan