assessment

9
A. Pengertian Rating Scale (Skala Penilaian) Rating Scale adalah alat pengumpul data yang digunakan dalam observasiuntuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi (Depdikbud1975:55). Rating Scale dapat juga diartikan sebagai alat pengumpul data yang berupa suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku atau sifat yang harus dicatatsecara bertingkat (Bimo Walgito, 1987). Rating Scale merupakan sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifatatau sikap sebagai butir-butir atau item (WS. Winkel, 1995). Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan pengertian Rating Scale adalah salah satualat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sifatatau ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat secara bertingkat.Penilaian yang diberikan oleh observer berdasarkan observasi spontanterhadap perilaku orang lain, yang berlangsung dalam bergaul dan berkomunikasisosial dengan orang itu selama periode waktu tertentu. Unsur penilaian terdapatdalampernyataan pandangan pribadi dari orang yang menilai subyek tertentu padam a s i n g - masing sifat atau sikap yang tercantum dalam daftar. Penilaian itudituangkan dalam bentuk penentuan gradasi antara sedikit sekali dan banyak sekali atau antara tidak ada dan sangat ada.Karena penilaian yang diberikan merupakan pendapat pribadi dari pengamat dan bersifat subyektif, skala penilaian yang diisi oleh satu pengamatsaja tidak berarti untuk mendapatkan gambaran yang agak obyektif tentang orangyang dinilai. Untuk itu dibutuhkan beberapa skala penilaian yang diisi oleh beberapa orang yang kemudian dipelajari bersama- sama untuk mendapatkansuatu diskripsi tentang kepribadian seseorang yang cukup terandalkan dan sesuaidengan kenyataan. B. Kegunaan Pemakaian Rating Scale

Upload: ubhe-luphh-dolphin

Post on 18-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

A. PengertianRating Scale(Skala Penilaian)Rating Scaleadalah alat pengumpul data yang digunakan dalam observasiuntuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi (Depdikbud1975:55).Rating Scaledapat juga diartikan sebagai alat pengumpul data yangberupa suatu daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku atau sifat yang harus dicatatsecara bertingkat (Bimo Walgito, 1987).Rating Scalemerupakan sebuah daftar yang menyajikan sejumlah sifatatau sikap sebagai butir-butir atau item (WS. Winkel, 1995). Dari beberapapendapat tersebut, dapat disimpulkan pengertianRating Scaleadalah salah satualat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sifatatau ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat secarabertingkat.Penilaian yang diberikan oleh observer berdasarkan observasi spontanterhadap perilaku orang lain, yang berlangsung dalam bergaul dan berkomunikasisosial dengan orang itu selama periode waktu tertentu. Unsur penilaian terdapatdalampernyataan pandangan pribadi dari orang yang menilai subyek tertentu padamasing-masing sifat atau sikap yang tercantum dalam daftar. Penilaian itudituangkan dalam bentuk penentuan gradasi antara sedikit sekali dan banyaksekali atau antara tidak ada dan sangat ada.Karena penilaian yang diberikan merupakan pendapat pribadi daripengamat dan bersifat subyektif, skala penilaian yang diisi oleh satu pengamatsaja tidak berarti untuk mendapatkan gambaran yang agak obyektif tentang orangyang dinilai. Untuk itu dibutuhkan beberapa skala penilaian yang diisi olehbeberapa orang yang kemudian dipelajari bersama-sama untuk mendapatkansuatu diskripsi tentang kepribadian seseorang yang cukup terandalkan dan sesuaidengan kenyataan.B. Kegunaan PemakaianRating ScaleTerdapat beberapa kegunaan dalam pemakaian metoderating scale,diantaranya sebagai berikut :1.Hasil observasi dapat dikuantifikasikan.2.Beberapa pengamat menyatakan penilaiannya atas seorang siswa terhadapsejumlah alat atau sikap yang sama sehingga penilaian-penilaian itu (ratings) dapat dikombinasikan untuk mendapatkan gambaran yang cukupterandalkan.C. Kesalahan-kesalahan dalamRating ScaleWS. Winkel (1995) mengemukakan beberapa kesalahan yang terjadidalamrating scale:1.Pengamat membuat generalisasi mengenai sikap atau sifat seseorang karenabergaul akrab dengan siswa yang harus dinilai atau karena sudah mempunyaipandangan tertentu terhadap lingkungan asal siswa (personal bias).Misalnya: guru di Yogyakarta memandang semua siswa yang berasal dariJakarta sebagai orang yang bermoral bejat dan berlaku kasar( personal bias :error of severity ).Contoh lain adalah guru yang bergaul akrab dengan siswayang kebetulan kemenakannya sendiri, menilai semua butir dalam daftar padagradasi baik (personal bias : error of leniency).2.Pengamat tidak berani untuk memberikan penilaian sangat baik atau sangatkurang dan karena itu menilai suatu item dalam daftar pada gradasi cukupan(error of central tendency).3.Pengamat membiarkan dirinya terpengaruh oleh penilaiannya terhadap satudua sikap atau sifat yang dinilai sangat baik atau sangat kurang, sehinggapenilaiannya terhadap item-item lain cenderung jatuh pula pada gradasisangat baik atau sangat kurang (hallo effect). Misalnya bila guru sudahmempunyai kesan negatif terhadap seorang siswa ( A ) yang penampilannyakurang menarik dan kemudian memilih gradasi kurang pada item-item yanglain.4.Pengamat tidak menangkap maksud dari butir-butir dalam daftar dankemudian mengartikannya menurut interprestasi sendiri (logical error).5.Pengamat kurang memisahkan jawaban terhadap butir yang satu dari jawabanterhadap butir yang lain (carry over effect).D. Bentuk-bentukRating ScaleTerdapat beberapa bentukrating scaleantara lain sebagai berikut :1.SkalaNumerik/KwantitatifSkala ini menggunakan angka-angka (skor-skor) untuk menunjukan gradasi-gradasi, disertai penjelasan singkat pada masing-masing angka.2.SkalaPenilaian GrafisSkala menggunakan suatu garis sebagai kontinum. Gradasi-gradasi ditunjukpada garis itu dengan menyajikan deskripsi-deskripsi singkat di bawahgarisnya. Pengamat memberikan tanda silang di garis pada tempat yang sesuaidengan gradasi yang dipilih.3.Daftar CekSkala ini mempunyai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif dengan tipepilihan berganda (multiple choice). Pada masing-masing sifat atau sikap yangharus dinilai, disajikan empat sampai lima pilihan dengan deskripsi singkatpada masing-masing pilihan. Pengamat memberikan tanda cek pada pilihantertentu di ruang yang disediakan.E. KekuranganRating ScaleKekurangan-kekurangan yang terdapat dalamRating Scaleadalah :1.Item-item pada skala penilaian diartikan lain-lain oleh mereka yangmemberikan.2.Penilaian (sangat subyektif).

3.Sifat atau sikap yang harus dinilai tidak dapat diamati atau diobservasikarena sifat atau sikap kurang tertuang dalam bentuk tingkah laku yangmemungkinkan untuk diamati (observable)atau kurang sempat mengadakanobservasi.4.Gradasi-gradasi pada masing-masing item dalam daftar tidak jelas,terlalu banyak atau terlalu sedikit.5.Dibutuhkan banyak waktu untuk mengisi skala penilaian, banyaksiswa dan mengolahnya satu persatu.6.Kesulitan dalam menentukan kriteria yang relevan terhadappelaksanaan kerja, dan apabila kalau formulir akan digunakan untuk semuapekerja.7. Adakalanya suatu kriteria adalah penting bagi pekerja tertentu,tetapi mungkin tidak tercakup dalam formulir penilaian.8.Apabila kriteria prestasi kerja tertentu sulit untuk didefinisikan,maka formulir isian bisa jadi berisi variabel-variabel kepribadian-kepribadian yang tidak relevan, juga dapat mengurangi arti penilaian.9.Hasil yang diperoleh dari formulir dan prosedur yang distandarisasikan tidak selalu berhubungan dengan pelaksanaan kerja.F. KelebihanRating ScaleTerdapat beberapa kelebihan padarating scale,yaitu :1.Dapat diperoleh adanya tingkatan-tingkatan dari setiap sifat.2.Memudahkan observer, karena hanya tinggal memberi tanda-tandatertentu pada tingkatan sifat-sifat tertentu.3.Observer tidak perlu memberikan evaluasi yang panjang lebarterhadap individu yang diamati.4.Dalam penyusunan dan administrasinya tidak mahal, latihan yangdiperlukan penilai hanya sedikit, tidak memakan waktu, dan dapatdigunakan terhadap jumlah karyawan yang besar.5.Praktis, satu form dapat digunakan untuk hampir semua jenispekerjaan kecuali SENIMAN.6.Memerlukan waktu yang cukup singkat dalam pengisian form.7.Bias bisa dikurangi dengan memberikan deskripsi atas faktor faktor yang dinilai.G.Studi Kasus Museum Rudana dan RudanaFine Art Gallery1.Sejarah Singkat;Rudana Fine Art Gallerydiawali melalui berdirinyastudio lukis The Rudana Painter Community di tahun 1974,untuk membinadan mengembangkan kreatifitas seni lukis di daerah Sanur dan membantupara seniman dalam memasarkan hasil karyanya, mengingat saat itupariwisata Bali masih baru berkembang. Berbekal pengalaman dan modalyang didapat dari jual beli lukisan tersebut, maka di tahun 1978 didirikanRudana Fine Art Gallerydi Ubud di atas tanah seluas 900 meter persegidengan misi agar karya seni Bali makin dikenal oleh dunia. Dengan carademikian, keberadaan galeri ini dapat membantu pemerintah dalammendorong peningkatan devisa ekspor non migas. Oleh sebab itu ataskomitmennya dalam mempromosikan kesenian indonesia danmemberdayakan industri kecil di Bali, tahun 1985 Nyoman Rudanamemperoleh penghargaanLempad Prizediperoleh dari Sanggar DewataIndonesia.2.Bomb Bali serta Dampaknya Bagi Museum Rudana Dan RudanaFineArt Gallery;Bomb Bali I yang terjadi 22 Oktober 2002 mempunyaidampak yang besar bagi perekonomian Bali, termasuk Museum Rudanadan Rudana Fine Art Gallery (RFAG), dimana jumlah turis yangberkunjnung ke Bali menurun drastis hampir nol dan pemasukan daripenjualan lukisan di galeri, yang menjadi tulang punggung bagi sumberpendapatan untuk menggaji karyawan menjadi hampir nol. Pada saat itu,manajemen di bawah kendali Nyoman Rudana mengambil kebijakanpenting. Setelah Bomb Bali I, maka pariwisata di Bali mulai pulih sekitar50% dalam 6-8 bulan berikutnya dan dalam waktu setahun sudah hampirpulih.Namun pada Oktober 2005 Bali kembali digunjang dengan Bomb Bali II,yang dampaknya secara ekonomi lebih buruk dari bomb Bali I, namunperusahaan sudah lebih siap, terutama karena pada tahun 2004 telahdilakukan suksesi dari Nyoman Rudana sebagai pendiri kepada PutuSupadma Rudana, MBA sebagai generasi penerus. Manajemen barumenerapkan manajemen profesional dan manajemen juga sudah berhasilmembuktikan komitmennya terhadap karyawan di saat yang sulit tersebut,sehingga karyawan lebih siap mental, yakin pada komitmen perusahaanserta bersatu padu dalam mengatasi dampak Bomb Bali II.4.Penilaian Kinerja di Museum Rudanadan(RFAG);Penilaian kinerjapara Bomb Bali I lebih bersifat personal dan subyektif, karena konsentrasimanajemen lebih difokuskan kepada perkembangan bisnis galeri sertabisnis-bisnis pendukungnya. Namun sejak tahun 2003, setelah Bomb Bali I,dirasakan perlunya untuk melakukan pengukuran kinerja yang lebih terukurdan terdokumentasi, dengan tujuan :a)Meningkatkan obyektivitas dalam penilaian kinerja.b)Mengetahui kinerja karyawan secara lebh terukur, agar pengambilankeputusan dapat lebih.c)Rasional dan berdasarkan fakta yang ada.d)Pengembangan karyawan baik untuk promosi, pelatihan dll.e)Penempatan karyawan yang lebih sesuai dengan kapabilitas danminatnya. f)Meningkatkan motivasi dan semangat kerja karyawan.g)Sebagai sumber informasi pengambilan keputusan terkait gaji, upah,insentif, kompensasi.h)Meningkatkan intensitas komunikasi atasan bawahan.Penilaian menggunakan metodeRating Scale ( Skala Peringkat ),denganform terlampir. Pengisian form dilakukan pada bulan Oktober Nopember.Dengan sistem ini, atasan langsung menilai bawahan dan penilai tersebutmengusulkan kepada Penilai II yaituBoard of Director( BOD ) mengenaiapa yang diperlukan oleh karyawan tersebut baik dari segi gaji, pelatihanyang diperlukan, promosi dll. Selanjutnya BOD akan mengambil keputusanmengenai karyawan ybs. Penilaian ini diberlakukan untuk semua karyawan,kecuali seniman, dimana seniman dinilai hasil karyanya secara langsungoleh para kurator yaitu Nyoman Rudana dan Putu Supadma Rudana dibantudengan beberapa orang staf yang sudah mahir dan bercita rasa seni tinggi.MetodeRating Scalemenberikan nilai 1 5 dengan kriteria penilaiankualitatif dan kuantitatif, dimana penilaian kualitatif ditujukan untukpenilaian hal-hal yang tidak bsa diukur secara kuantitatif, sedangkanpengukuran kuantitatif lebih ditujukan untuk penilaian kinerja orang salesmarketing, khususnya untuk menilai pencapaian hasil kerja.Ada 15 faktor yang dinilai :a)Fokus pada hasil kerjab)Kualitas Hasil Kerjac)Komunikasid)Tanggung jawabe)Motivasi kerjaf)Kreativitasg)Disiplin Kerjah)Integritasi)Orientasi Pelayananj)Kecerdasan Emosionalk)Kerjasama Teaml)Efficiency controlm)Penguasaan bidang kerjan)Leadershipo)InisiatifNilaiKualitatifKuantitatifKeterangan5Sangat tinggi>100 %Kemampuan sangat memuaskan. Menunjukkankualitas yang memenuhi semua indikator padafaktor pengukuran ini.Kemampuannya teruji serta sangat dapat diandal-kanpada faktor ini dibandingkan rekan- rekannya.4Tinggi85 - 100 %Secara konsisten kemampuannya melebihi harapan3Sedang60 - < 85 %Sebagian dari persaratan dipenuhi.2Rendah40 - < 60%Kemampuan di bawah rata - rata.1Sangat rendah< 40%Secara konsisten kemampuan di bawah rata - rata.Nilai tertinggi adalah 15 faktor x point 5 = 75, sedangkan nilai terendahadalah 15 faktor x point 1 = 15.Interpretasi nilai yang diperoleh adalah sebagai berikut :

66 75: sangat baikpromosi atau perluasan pekerjaan.56 65: baikperlu pelatihan pengembangan diri & bertanggung jawab41 55: sedangperlu perbaikan dan supervisi26 40: kurangperlu supervisi ketat> = 25: sangat kurangdipertimbangkan untuk PHKDari nilai yang diperoleh, maka manajemen mendapatkan gambaranmengenai kinerja karyawan untuk selanjutnya dapat diputuskan apakahkaryawan tersebut memerlukan pelatihan pada area kerja tertentu ataupantas dipromosikan.Selanjutnya, seperti yang sudah sempat dikemukakan di muka, BOD akanmemberikan umpan balik kepada karyawan dalam bentuk nyata :1)Award Night:bertepatan dengan HUT Museum Rudana 26 Desember,dengan memberikan penghargaan kepada karyawan-karyawan terbaikserta karyawan terlama pada tahun tersebut.2)Memberikan pelatihan keterampilan dan pengembangan karir kepadakaryawan di tahun selanjutnya