aspirin

6
ASPIRIN PENDAHULUAN Aspirin disebut juga asam asetil salisilat, sering digunakan sebagai pereda rada sakit (analgesic), sebagai penurun demam (antipiretik) dan sebagai obat anti peradangan. Aspirin juga memiliki sifat antipenggumpalan darah karena menghambat pembentukan tromboksan (protein pengikat yang dihasilkan oleh platelet). Oleh karena itu aspirin digunakan sebagai obat jangka panjang dalam dosis rendah untuk mencegah penyumbatan pembuluh darah, stroke dan serangan jantung. Tetapi efek antipenggumpalan ini dapat menyebabkan pendarahan berlebihan terjadi, karena itu orang yang akan menjalani pembedahan atau mempunyai masalah pendarahan tidak diperbolahkan mengonsumsi aspirin. Efek samping utama aspirin adalah pengikisan saluran pencernaan, pendarahan usus dan tinnitus (gejala telinga berdenging). Aspirin sebaiknya tidak digunakan oleh anak-anak dan remaja dibawah umur, karena dapat menyebabkan Sindrom Reye, yaitu kerusakan pada mitokondria liver sehingga liver tidak mampu mengubah timbunan glikogen menjadi glukosa. Dalam dosis tinggi, aspirin dapat menyebabkan kematian. Kadar mematikan aspirin adalah LD 50 1,1 g/kg atau 1,1 gram aspirin untuk setiap 1 kilogram berat tubuh suatu organisme.

Upload: amanda-nofreni

Post on 01-Jul-2015

393 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aspirin

ASPIRIN

PENDAHULUAN

Aspirin disebut juga asam asetil salisilat, sering digunakan sebagai pereda rada sakit

(analgesic), sebagai penurun demam (antipiretik) dan sebagai obat anti peradangan. Aspirin

juga memiliki sifat antipenggumpalan darah karena menghambat pembentukan tromboksan

(protein pengikat yang dihasilkan oleh platelet).  Oleh karena itu aspirin digunakan sebagai

obat jangka panjang dalam dosis rendah untuk mencegah penyumbatan pembuluh darah,

stroke dan serangan jantung. Tetapi efek antipenggumpalan ini dapat menyebabkan

pendarahan berlebihan terjadi, karena itu orang yang akan menjalani pembedahan atau

mempunyai masalah pendarahan tidak diperbolahkan mengonsumsi aspirin.

Efek samping utama aspirin adalah pengikisan saluran pencernaan, pendarahan usus

dan tinnitus (gejala telinga berdenging). Aspirin sebaiknya tidak digunakan oleh anak-anak

dan remaja dibawah umur, karena dapat menyebabkan Sindrom Reye, yaitu kerusakan pada

mitokondria liver sehingga liver tidak mampu mengubah timbunan glikogen menjadi

glukosa.

Dalam dosis tinggi, aspirin dapat menyebabkan kematian. Kadar mematikan aspirin

adalah LD50 1,1 g/kg atau 1,1 gram aspirin untuk setiap 1 kilogram berat tubuh suatu

organisme.

SEJARAH ASPIRIN

Keajaiban dalam Kulit Pohon Willow

Lebih dari 2500 tahun silam, kurang lebih 500 SM, ahli-ahli obat-obatan Cina

menggunakan kulit pohon(willow bark) ,yang merupakan cikal bakal aspirin, sebagai obat

untuk mengobati penyakit yang ringan. Sekitar 400 SM, Hipokrates seorang Yunani yang

sering diakui sebagai bapak obat-obatan, menyarankan bahwa mengunyah kulit pohon dapat

mengurangi demam dan rasa sakit. Lima ratus tahun sesudah Hipokrates, Dioscrorides,

Page 2: Aspirin

seorang dokter Yunani, menggunakan kulit pohon untuk mengurangi inflammation pada

pasiennya. Hal-hal di atas menunjukkan penggunaan kulit pohon sebagai cikal bakal dari

aspirin.

Pada pertengahan abad ke-18, Reveren Edward Stone dari Oxford mulai melakukan

eksperimen dengan berbagai cara untuk mengurangi demam. Stone menghancurkan satu

pound kulit pohon yang dikeringkan dan memberikannya kepada 50 orang yang demam

selama beberapa tahun. Dia mencoba mencampurkan bubuk kulit pohon tersebut dengan teh,

air dan bahkan bir. Dengan beberapa pengecualian, demam yang diderita pun hilang.

Mungkin ini merupakan bukti nyata tetapi Stone tidak mengetahui bahwa ia sebenarnya

melanjutkan pekerjaan ribuan tahun yang lalu. Pada tahun 1763 The Royal Society of London

mempublikasikan kesuksesan Stone dalam menemukan kemampuan kulit pohon willow

untuk menurunkan demam. Masih memakan waktu beberapa tahun untuk dapat menjadikan

kulit pohon willow menjadi obat.

Sejarah Penamaan Aspirin

Pada tahun 1828, ahli kimia Itali Raffaele Piria dan apoteker Perancis Henri Leroux

menemukan dan memisahkan bahan aktif yang terkandung di dalam kulit pohon. Karena

nama Latin dari pohon willow putih adalah Salix alba, senyawa baru yang terkandung di

dalam kulit pohon itu dinamakan salicin. Sepuluh tahun kemudian, ahli kimia Perancis

berhasil memisahkan senyawa yang lebih murni dan dikenal dengan nama asam salisilat.

Asam salisilat menjadi dasar dari banyak produk farmasi lainnya termasuk asam

asetilsalisilat, yang dikenal dengan nama aspirin pada saat sekarang ini.

Walaupun asam salisilat memiliki banyak kegunaan, namun ada efek samping yang tidak

disukai yaitu menyebabkan iritasi pada lambung. Penelitian dilakukan untuk menetralisir

keasaman asam salisilat dengan natrium, dan dengan mengkombinasikan natrium salisilat dan

asetil klorida, namun usaha ini masih belum berhasil. Baru pada tahun 1899, ilmuwan yang

bekerja pada Bayer, Felix Hoffman berhasil menemukan asam asetilsalisilat yang lebih ramah

ke lambung. Kemudian produk ini diberi nama aspirin, a- dari gugus asetil, -spir- dari nama

bunga spiraea , dan –in merupakan akhiran untuk obat pada waktu itu.

Page 3: Aspirin

MANFAAT ASPIRIN

Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu,

aspirin juga merupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit pada cedera ringan

seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang

berfungsi untuk mengurangi demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin

diproduksi di Amerika Serikat, sehingga rata-rata penggunaan aspirin mencapai 300 tablet

untuk setiap pria, wanita serta anak-anak setiap tahunnya. Penggunaan aspirin secara

berulang-ulang dapat mengakibatkan pendarahan pada lambung dan pada dosis yang cukup

besar dapat mengakibatkan reaksi seperti mual atau kembung, diare, pusing dan bahkan

berhalusinasi. Dosis rata-rata adalah 0.3-1 gram, dosis yang mencapai 10-30 gram dapat

mengakibatkan kematian.

PEMBUATAN ASPIRIN SINTETIS

Sintesa Aspirin menurut Kolbe

Pembuatan asam salisilat dilakukan dengan Sintesis Kolbe, metode ini ditemukan

oleh ahli kimia Jerman yang bernama Hermann Kolbe. Pada sintesis ini, sodium phenoxide

dipanaskan bersama CO2 pada tekanan tinggi, lalu ditambahkan asam untuk menghasilkan

asam salisilat. Asam salisilat yang dihasilkan kemudian di reaksikan dengan asetat anhidrat

dengan bantuan asam sulfat sehingga dihasilkan asam asetilsalisilat dan asam asetat.

Sintesa Aspirin Setelah Modifikasi Sintesa Kolbe oleh Schmitt

Larutan sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated ball mill yang memiliki

tekanan vakum dan panas (130 oC). Sodium phenoxide berubah menjadi serbuk halus yang

kering, kemudian dikontakkan dengan CO2 pada tekanan 700 kPa dan temperatur 100 oC

sehingga membentuk sodium salicylate. Sodium salicylate dilarutkan keluar dari mill dan lalu

dihilangkan warnanya dengan menggunakan karbon aktif. Kemudian ditambahkan asam

sulfat untuk mengendapkan asam salisilat, asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi.

Untuk membentuk aspirin, asam salisilat di reflux bersama asetat anhidrat di dalam pelarut

toluene selama 20 jam. Campuran reaksi kemudian di dinginkan dalam tangki pendingin

aluminium, asam asetilsalisilat mengendap sebagai kristal besar. Kristal dipisahkan dengan

Page 4: Aspirin

cara filtrasi atau sentrifugasi, dibilas, dan kemudian dikeringkan. Reaksi yang terjadi adalah

sebagai berikut:

2C6H5ONa + 2H2O → 2C6H5OH + 2NaOH

Phenol Sodium Phenoxide

ONaC6H4COONa + C6H5OH → 2C6H5ONa + CO2

Sodium salicylate

OHC6H4COOH + Na2SO4 → ONaC6H4COONa + H2SO4

Asam salisilat

OHC6H4COOCH3 + H2O → OHC6H4COOH + (CH3CO)2O

Asetat anhidrid Aspirin

Berdasarkan proses ini, untuk menghasilkan 1 ton asam salisilat, dibutuhkan phenol 800 kg,

NaOH 350 kg, CO2 500 kg, Seng 10 kg, Seng Sulfat 20 kg, dan karbon aktif 20 kg.