aspekhistologisistempencernaan

Upload: ayu-saidah-ali

Post on 10-Jul-2015

174 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DIKTAT KULIAH HISTOLOGI (MODUL GASTROINTESTINAL)

ASPEK HISTOLOGI SISTIM PENCERNAAN

Oleh dr. Ahmad Aulia Jusuf, Ph.D

Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jl. Salemba Raya 6 Jakarta 2007

2

PENDAHULUANSistim pencernaan merupakan salah satu sistim yang ada di tubuh kita untuk mengolah bahan makanan yang masuk ke tubuh kita menjadi zat yang dapat diserap ke dalam peredaran darah, sedangkan sisa atau ampas yang dihasilkan dari proses pencernaan akan disingkirkan atau dikeluarkan melalui feses. Sistim pencernaan terdiri atas suatu saluran panjang yaitu saluran cerna di mulai dari mulut sampai anus (dubur), dan kelenjar-kelenjar yang berhubungan seperti kelenjar liur, hati dan pancreas, yang letaknya di luar saluran tetapi menghasilkan sekret melalui sistim duktus masuk ke dalam saluran tersebut. Makanan mula-mula dijadikan bagian-bagian yang kecil dengan cara menggigit dan mengunyah, kemudian makanan tersebut dihaluskan lebih lanjut oleh asam klorida dan ensim-ensim pencernaan. Ensim-ensim tersebut membantu memecahkan atau menghidrolisis protein, karbohidrat, dan lemak menjadi senyawa dasar seperti asam amino, monosakarida dan gliserida. Sistim pencernaan yang akan diuraikan terdiri atas I. Rongga mulut termasuk kelenjar liur II. Saluran cerna dari esofagus sampai anus III. Kelenjar perut besar (pankreas, hati dan kandung empedu)

I. Rongga MulutDi dalam rongga mulut terdapat bibir, pipi, lidah, gigi, kelenjar liur dan langit-langit.

A. Bibir (Gb-1)Pada bibir jaringan utamanya tersusun oleh otot rangka yang terpendam dalam jaringan ikat fibroelastis. Bibir terdiri atas: permukaan luar bibir, merah bibir dan permukaan dalam bibir.

3 Permukaan luar bibir tersusun dari epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Pada permukaan ini terdapat rambut dan folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Permukaan dalam bibir diliputi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk Di bawah epitel terdapat lamina propia yang banyak mengandung kapiler darah dan ujungujung saraf. Submukosa mengandung serat-serat elastin yang mengikat epitel secara erat pada otot sehingga mencegah terbentuknya lipatan mukosa yang dapat tergigit di antara gigi geligi ketika rahang tertutup. Di submukosa ini juga banyak mengandung kelenjar mukosa dan seromukosa (kelenjar campur srosa dan mukosa). Merah bibir mempunyai struktur yang mirip dengan permukaan luar tetapi tidak terdapat rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Disamping itu epidermisnya mengalami modifikasi, mengandung banyak keratohialin dan stratum lusidumnya tebal. Ditengah-tengah merah bibir, permukaan luar dan permukaan dalam bibir terletak otot lurik. Permukaan dalam bibir mudah mengalami trauma atau luka berdarah karena tidak mengandung lapisan tanduk dan banyak kapiler darah. Banyaknya pembuluh darah juga memungkinkan luka cepat menyembuh. Selain itu permukaan dalam juga mudah mengalami infeksi oleh virus atau bakteri yang disebut dengan Stomatitis Apthosa (Sariawan).

B. Lidah (Gb-2 dan 3)Permukaan luar lidah ditutupi oleh epitel gepeng berlapis tanpa lapisan tanduk. Di bawah epitel banyak terdapat serat-serat lurik dan kelenjar serosa serta mukosa. Pada permukaan lidah terdapat banyak tonjolan-tonjolan kecil disebut papil lidah. Ada 4 jenis papil lidah yaitu a. Papila filiformis (fili=duri), bentuknya runcing-runcing seperti kerucut dengan tinggi antara 2-3mm. Epitel yang meliputi papila sebagian mengalami pertandukan. b. Papila fungiformis (fungi=jamur) terletak di antara filiformis berbentuk seperti jamur. Papila ini mengandung kuncup kecap (tastebud). c. Papila sirkumvalata (Vallum= dinding). Tiap papil menonjol sedikit di atas permukaan dan dibatasi oleh suatu parit melingkar dengan banyak kuncup kecap pada

4 dinding lateralnya (Gb-4). d. Papila foliata (folia= daun) terletak pada bagian samping dan belakang lidah, berbentuk lipatan-lipatan mirip daun dengan kuncup kecapnya pada lipatan. Papila ini tidak terdapat pada manusia tetapi pada kelinci. Pada papil lidah terdapat kuncup kecap (taste bud) (Gb-4). Selain di lidah kuncup kecap juga ditemui dalam rongga mulut, palatum dan epiglotis. Dengan mikroskop cahaya kuncup kecap mudah dikenal sebagai bangunan pucat berbentuk seperti irisan bawang. Pada kuncup kecap ini disusun oleh 3 jenis sel yaitu sel penyokong atau sustentakular, sel pengecap neuroepitel dan sel basal. Sel pengecap neuroepitel berfungsi untuk menerima dan meneruskan rangsang rangsang kimiawi dari makanan atau minuman yang kita makan atau minum. Rasa manis dan asin dirasakan pada ujung lidah, rasa asam pada samping lidah dan pahit pada daerah pangkal lidah.

C. Gigi (Gb-5)Gigi berasal dari mesoderm dan ektoderm. Gigi tertanam di dalam tulang rahang. Pada manusia dapat dibedakan dua macam gigi yaitu 1. Gigi Susu (Gigi primer /desidua) Terdapat selama masa anak-anak dengan jumlah total 20 buah. Gigi ini mucul pada usia sekitar 6 bulan sampai 2 tahun dan akan tanggal pada umur 6 sampai 12-13 tahun. 2. Gigi permanen (Gigi dewasa) Gigi ini berjumlah seluruhnya sebanyak 32 buah. Gigi ini muncul secara bertahap mulai usia 12 tahun. Berdasarkan bentuknya gigi dibagi mernjadi 3 jenis yaitu gigi seri (untuk memotong), gigi taring (untuk merobek atau mengoyak) dan gigi geraham untuk mengunyah. Gigi terdiri atas mahkota gigi yang terihat menonjol di atas gusi atau ginggiva dan akar gigi yang terpendam di dalam alveolus maksila dan mandibula. Mahkota dan akar gigi bertemu pada leher gigi. Bagian-bagian gigi terdiri atas: 1. Email merupakan penutup dentin pada mahkota gigi. Email terutama terdiri atas 99% bahan

5 anorganik terutama kalsium fosfat dan bahan organik 1% yang mengandung protein enamelin. Email dibentuk oleh sel-sel ameloblas yang merupakan sel-sel berbentuk silindris tinggi. Lapisan email ini dapat dirusak oleh kuman-kuman atau makanan tinggi karbohidrat atau yang terlalu asam. Kerusakan pada email dapat berlanjut ke lapisan dibawahnya dan menimbulkan gibi berlubang yang disebut karies dentis. 2. Dentin Berjalan mengitari rongga pulpa, merupakan jaringan yang telah mengalami kalisfikasi. Dentin dibentuk 80% oleh garam kalsium dan 20% dari bahan organik terutama terdiri atas serat kolagen dan glikosaminoglikan, yang disintesis oleh sel-sel odontoblas. Odontoblas merupakan selapis sel-sel silindris dengan inti di bagian basal yang terletak di pinggir pulpa menghadap permukaan dalam dentin. Dentin muda yang baru terbentuk merupakan lapisan yang berhubungan dengan pangkal tonjolan odontoblas dan disebut predentin. Predentin tidak mengandung mineral dan terdiri atas substansi dasar dan serat-serat kolagen. Kerusakan pada dentin akibat proses pembusukan oleh kuman-kuman atau makanan tinggi karbohidrat dan makanan yang sangat asam disebut karies dentis (Gigi berlubang) dan dapat menimbulkan rasa ngilu atau nyeri tumpul. 3. Sementum Merupakan lapisan yang menutupi dentin akar gigi mulai dari leher sampai ujung bawahnya dan berfungsi untuk mengikat gigi pada membran periodontal. Susunan histologis mirip dengan tulang yaitu mengandung berkas serat-serat kolagen kasar yang terpendam dalam matriks yang berkapur. 4. Pulpa berasal dari jaringan mesenkim dan mengisi rongga pulpa dan saluran pada akar gigi. Pulpa gigi terdiri atas sel-sel, serat kolagen dan glikosaminoglikans. Rongga pulpa terisi oleh 1 arteriol (cabang arteri kecil) dan 2 venula (cabang vena kecil) serta serat saraf. Serat saraf ini akan memberikan cabang-cabang saraf yang halus tanpa pembungkus (mielin) yang berjalan menembus odontoblas dan berakhir pada predentin dan dentin. Bila timbul rangsangan pada serat-serat saraf ini akibat kerusakan pada predentin dan dentin akan menimbulkan rasa nyeri tumpul, sedangkan peradangan yang menembus sampai rongga pulpa akan mengiritasi serat-

6 serat saraf dan menimbulkan nyeri tajam berdenyut. Peradangan pada pulpa disebut pulpitis. 5. Membran periodontal Merupakan jaringan ikat fibrosa yang terletak di antara tulang alveolar dengan gigi dan turut menyokong ginggiva pada leher gigi. Fungsinya tidak hanya sebagai periosteum tulang alveolar, tetapi sebagai ligamen penyangga gigi di dalam soketnya. 6. Gusi (Ginggiva) Merupakan lapisan yang mengelilingi gigi dan merupakan membran mukosa yang terdapat di antara dan berhubungan dengan periosteum tulang alveolar pada tonjolan dan bagian atas leher gigi. Ginggiva akan melekat erat pada email. Perlekatan dengan email ini makin melemah dengan bertambahnya umur, sehingga ginggiva hanya melekat pada sementum dan seluruh mahkota gigi dapat terlihat. D. Kelenjar Liur Membran mukosa rongga mulut dan bibir di basahi oleh air liur yang disekresikan oleh kelenjar-kelenjar liur yang kecil yang terdapat disekitar rongga mulut. Disamping itu terdapat 3 kelenjar besar yaitu parotis, submandibularis dan sublingualis yang mengeluarkan sekretnya dalam jumlah banyak setelah dirangsang secara mekanis, kimiawi, psikis atau olfaktorik karena adanya makanan atau dugaan adanya makanan. Kelenjar kelenjar ini mengeluarkan sekretnya ke dalam rongga mulut melalui saluran keluarnya.

Kelenjar Parotis (Gb-6)Kelenjar parotis merupakan kelenjar yang terletak di bagian bawah depan telinga dan meluas kebagian muka bawah di bawah lengkung zigomatikus. Kelenjar ini terdiri atas bagian sekretorius (penghasil sekret) dan saluran keluar. Bagian sekretorius disusun oleh sel-sel berbentuk kuboid dan dibagian basalnya terdapat sel-sel mioepitel yang berfungsi untuk memeras keluarnya sekret menuju ke saluran keluar. Saluran keluarnya disebut Duktus Stensen yang bermuara pada mukosa rongga mulut berhadapan dengan gigi geraham kedua atas. Kelenjar ini merupakan kelenjar liur terbesar dan akan menghasilkan liur yang bersifat serosa. Peradangan pada kelenjar ini akibat virus disebut Parotitis Epidemika.

7

Kelenjar Campur (Gb-7)Ada 2 macam kelenjar campur yaitu kelenjar submandibularis dan sublingualis. Kelenjar submandibularis terletak pada dasar mulut sedangkan saluran keluarnya (saluran Wharton). Bermuara dibawah ujung lidah. Kelenjar ini merupakan kelenjar mukoserosa yaitu kelenjar yang mengandung bagian serosa lebih banyak daripada mukosa. Kelenjar sublingualis terletak di bawah membran mukosa dasar mulut dekat saluran keluar kelenjar submandibularis. Kelenjar ini sebaliknya mengandung lebih banyak bagian mukosa daripada serosa. Bagian sekretorius serosa serupa dengan kelenjar parotis, sedangkan bagian mukosanya tampak sitoplasma yang jernih. Saluran keluarnya mirip dengan kelenjar parotis. Air Liur Air liur akan membasahi makanan sehingga mudah ditelan, juga meningkatkan cita rasa karena bahan kimia yang berhubungan dengan cita rasa harus berada dalam larutan untuk dapat merangsang kuncup kecap. Air liur mengandung: 1. Amilase dan maltase untuk mencerna sebagian karbohidrat. 2. Lisosim dan peroksidase yang merupakan zat antibakteri 3. Gamma globulin terutama IgA, sebagai bagian dari sistem pertahanan tubuh.

II. Saluran Cerna (Gb-8)Dinding saluran cerna pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3 lapisan, yaitu 1. 2. 3. 4. Tunika mukosa Tunika submukosa Tunika muskularis Tunika serosa. Tunika mukosa terdiri atas suatu membran epitel permukaan yang basah dilapisi mukus yang terletak di atas suatu lamina basal. Di bawahnya terdapat sedikit jaringan ikat longgar (lamina propia) dan lapisan tipis otot polos (muskularis mukosa).

8 Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat areolar kasar. Pada bagian ini terdapat pleksus Meissner yang merupakan serabut saraf parasimpatis. Disamping itu juga terdapat pembuluh darah yang halus. Tunika muskularis terdiri atas 2 lapisan berkas serat otot polos yaitu lapisan muskularis sirkular di sebelah dalam dan longitudinal di sebelah luar. Di antara ke 2 lapisan tersebut terdapat pembuluh darah dan pleksus saraf yang berhubungan dengan banyak ganglion kecil yang disebut pleksus mienterikus Auerbach. Tunika muskularis mendorong bahan makanan di dalam lumen saluran cerna. Gerakan ini disebut gerak peristaltik usus yang membantu mencampurkan bahan makanan dengan ensim pencerna dengan gerakan mengaduk. Tunika serosa atau adventisia merupakan lapisan terluar dibentuk oleh jaringan areolar elastis yang relatif padat. Lapisan ini juga mengandung pembuluh darah dan limfe.

Esofagus (Gb-9)Esofagus merupakan saluran yang berhubungan dengan faring pada tepi bawah tulang rawan krikoid kemudian melalui leher bagian bawah dan mediastinum toraks lalu menembus diafragma sampai akhirnya bermuara ke dalam lambung. Tunika mukosa esofagus terdiri atas epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Tunika submukosa mengandung serat-serat elastin dan kelenjar serosa dan mukosa. Tunika muskularisnya pada sepertiga atas terdiri atas otot rangka, sepertiga tengah terdiri atas campuran otot rangka dan polos lalu kandungan otot polosnya makin ke arah lambung makin sedikit dan pada sepertiga bawah hanya terdiri atas otot polos. Fungsi esofagus hanya merupakan jalan makanan menuju ke lambung.

Lambung (Gb-10,11,12)Lambung merupakan saluran makanan berbentuk huruf J dengan batas atas cekung disebut kurvatura minor dan batas bawah cembung disebut kurvatura mayor. Bagian atas lambung disebut fundus, bagian tengahnya disebut badan atau korpus sedangkan bagian bawahnya disebut pilorus. Makanan masuk ke dalam lambung dalam bentuk gumpalan (bolus, bola) terdiri atas bahan makanan setengah padat yang telah dikunyah dan sebagian dibasahi liur. Setelah

9 dicerna makanan dari lambung akan dikeluarkan secara bertahap sebagai massa setengah cair berbentuk bubur disebut Chyme. Otot lambung yang tebal berfungsi untuk mengaduk dan menggerus bahan makanan di dalamnya serta mencampur secara sempurna dengan getah sekret pencernaan yang dikeluarkan oleh lambung. Getah lambung mengandung asam klorida, ensim-ensim dan mukus (lendir). Ada 3 macam ensim yaitu 1. 2. 3. Ensim Pepsin untuk mencerna protein dalam suasana asam. Ensim Renin berfungsi untuk menggumpalkan susu Ensim Lipase berfungsi untuk mencerna lemak. Mukosa lambung juga mensekresikan suatu yang diperlukan untuk mengabsorpsi vitamin B12. Lambung juga menghasilkan beberapa hormon termasuk gastrin, sekretin dan kolesistokinin. Di Lambung juga terjadi absorpsi terbatas pada garam, air, glukosa, alkohol dan beberapa obat. Secara histologis lambung terdiri atas tunika mukosa, submukosa, muskularis dan serosa. Tunika mukosa terdiri atas epitel selapis torak (kolumnar). Sel-sel ini dapat mensekresikan mukus lambung netral yang berfungsi untuk melapisi permukaan lambung dan melindungi mukosa lambung dari pengaruh asam. Mukosa lambung mengandung kelenjar-kelenjar lambung yang bermuara ke permukaan epitel melalui sumur-sumur yang dikenal sebagai Foveolae Gastrika. Kelenjar lambung ini bentuknya tubular simpleks atau tubular bercabang masuk jauh ke dalam mukosa hingga mendekati muskularis mukosa dan di antara kelenjar terdapat lamina propria. Epitel kelenjar tersusun oleh jenis sel yang berbeda yang mengsekresikan asam, ensim-ensim, mukus dan hormon-hormon. macam sel epitel kelenjar yaitu: 1. Sel Mukus Leher (mucous neck cell) Sel ini berbentuk torak mirip sel epitel mukosa terdapat pada leher kelenjar. Inti sel lonjong terletak di dasar sel. Sitoplasma bagian puncak kadang-kadang mengandung granula. Sel ini menghasilkan mukus atau getah lambung yang bersifat asam. 2. Sel Parietal (sel HCl) Sel ini berbentuk segitiga dengan inti bulat dan sitoplasma bewarna merah (asiodofilik). Sel ini terdapat diseluruh bagian lambung. Sel ini mengsekresikan: a). Asam lambung (HCl). b). Faktor intrinsik yang akan berikatan dengan Vitamin B12 dan membantu absorpsi Ada 4

10 vitamin ini dalam lumen usus. 3. Sel Zimogen atau sel Prinsipal (Chief Cell) Sel ini bentuknya mirip dengan sel HCl sering tidak teratur, di antara sel sel-sel ini dapat juga dilihat sel HCl. Inti sel bulat dengan sitoplasma tampak agak basofil dan pada daerah puncak kadang-kadang terlihat bergranula. Sel ini banyak dijumpai di bagian basal kelenjar. Sel ini mensekresikan pepsinogen yang akan diubah menjadi pepsin. 4. Sel-sel enteroendokrin (Sel Argenafin) Sel-sel ini banyak ditemukan di daerah pylorus dan umumnya ditemukan di dasar kelenjar. Sel-sel kecil berbentuk piramid dengan sitoplasma jernih tak bewarna. Beberapa sel ini dapat dipulas dengan larutan amoniak perak nitrat disebut sel argirofilik dan lainnya dapat dipulas dengan kalium bikromat disebut juga sel enterokromafin. Sel-sel ini menghasilkan beberapa hormon peptida murni yaitu sekretin, gastrin dan kolesistokinin. Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang dengan serat-serat kolagen dan elastin. Di samping itu lapisan ini juga mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf perifer. Tunika Muskularis terdiri atas tunika muskularis longitudinal di sebelah luar dan sirkularis disebelah dalam. Di antara keduanya terdapat pleksus Aurbach. Tunika serosa dibentuk oleh jaringan ikat longgar.

Usus HalusUsus halus terdiri atas 3 bagian yaitu duodenum, yeyenum dan ileum. Duodenum tidak digantung oleh mesenterium (penggantung usus) terletak retroperitoneum, sedangkan yeyunum dan ileum digantung oleh mesenterium. Tunika mukosa usus halus terdiri atas: (Gb-13,14, 15, 16) 1. Plika sirkularis Kerckring yaitu lipatan yang berjalan sirkular atau spiral yang dapat melingkari lumen usus. Plika ini dibentuk oleh lapisan mukosa dan submukosa. 2. Vilus intestinalis yaitu tonjolan kecil mirip jari atau daun pada membran mukosa. Tiap vilus terdiri atas epitel dan lamina propria. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, limfatik dan jaringan ikat. 3. Kriptus Lieberkuhn yaitu kelenjar kelenjar yang terdapat pada usus halus yang merupakan bangunan berbentuk tabung dan bermuara di dasar vili usus.

11

Sel-sel epitel yang melapisi tunika mukosa usus halus terdiri atas: 1. Sel Silindris (torak) Sel ini mempunyai mikrovili (silia/brush border). Mikrovili merupakan perluasan sitoplasma sel-sel epitel ke dalam lumen. Mikrovili ini berperan untuk memperluas permukaan penyerapan makanan. Sel-sel yang melapisi epitel ini dikenal juga sebagai sel silindris (Sel absorptif). Sel-sel ini berasal dari sel-sel induk atau sel stem (stem cell) yang terdapat didasar kriptus liberkuhn yang bergeser ke arah lumen seiring dengan pematangan sel. Sel-sel ini menghasilkan lapisan glikoprotein dan mengandung ensim-ensim seperti disakarida dan dipeptidase yang memecah gula dan peptida. Sel ini juga menghasilkan enterokinase dan fosfatase alkali. 2. Sel Goblet (sel piala atau cangkir). Sel-sel ini terletak di antara sel-sel silindris. Dasar sel ramping bewarna gelap dan berisi inti. Puncaknya menggembung berbentuk khusus karena berisi kumpulan butirbutir sekret mukus. Sel ini juga dibentuk dari sel induk yang disebut oligomukosa yang terdapat di dasar kriptus Liberkuhn. Sel ini akan bermigrasi menuju lumen seiring dengan tingkat pematangan sel. Sel ini menghasilkan glikoprotein asam yang membentuk lapisan pelindung pada permukaan lumen usus halus. Seperti sel-sel silindris, sel-sel goblet juga ditemukan sepanjang usus halus mulai dari duodenum sampai ileum. 3. Sel Paneth Sel-sel ini banyak terdapat di yeyunum dan terletak hanya didasar kriptus Liberkuhn. Sel ini berbentuk piramid dengan dasar lebar dan puncaknya sempit. Sitoplasmanya mengandung butir asidofilik. Sel Paneth menghasilkan lisozim, suatu ensim yang mencerna dinding sel bakteri tertentu dan diduga mempunyai kemampuan untuk memfagositosis bakteri tertentu. Walaupun fungsinya belum diketahui pasti , tetapi diduga berperan dalam mengatur flora mikrobial usus. 4. Sel Enteroendokrin Sel-sel ini berukuran kecil dan berbentuk piramid dengan sitoplasma jernih tak bewarna. Sel ini dapat diwarnai dengan kalium bikromat sehingga disebut juga dengan sel enterokromafin. Sel enteroendokrin menghasilkan beberapa peptida murni seperti

12 sekretin, kolesistokinin dan gastrin. Hormon-hormon ini berhubungan dengan sekresi lambung, motilitas intestinal, sekresi pankreas dan kontraksi kandung empedu. Lamina propia terdapat diantara kelenjar intestinal dan ditengah vilus, mengandung serat-serat retikulin dan sel-sel retikulir primitif dengan inti besar, lonjong dan pucat, limfosit, makrofag dan sel plasma. Lamina propia juga mengandung serat otot polos tipis, pembuluh limfe dan pembuluh darah. Selain limfosit yang tersebar, di dalam lamina propia juga terdapat sejumlah folikel limfoid atau noduli limfatisi yang menyendiri. Folikel ini terutama terdapat dalam jumlah banyak pada ileum. Massa limfoid ini disebut plaque Peyeri atau noduli agregatii. Jaringan limfoid yang terdapat di dalam usus (GALT= Gut Association Lymphoid Tissue) mengandung limfosit T dan B. Sel B menjadi matang dan diperbanyak dalam limfonoduli dan plaque Peyeri. Banyak pula yang menjadi sel plasma penghasil antibodi terutama imunoglobulin A (IgA). Immunoglobulin itu menuju ke sel epitel lalu berikatan dengan komponen sekretoris glikoprotein untuk kemudian dilepaskan kedalam lumen usus, sehingga dapat bergabung dengan antigen, mikroorganisma, dan toksin sebagai mekanisme pertahanan. Pada penderita tifus abdominalis plaque Peyeri akan membesar dan menjadi sangat aktif. Tunika submukosa pada duodenum diisi oleh kelenjar duodenum (Brunner). Sel-sel kelenjar berbentuk kuboid tinggi dengan inti gelap, gepeng terletak pada basal sel dan sitoplasmanya jernih bervakuola. Kelenjar ini menghasilkan mukus basa. Mukus basa ini penting untuk menetralisir asam lambung dan mencegah erosi pada mukosa duodenum. Kelenjar Brunner mengandung urogastrone, suatu peptida yang menghambat sekresi asam lambung. Tunika muskularis terdiri atas lapisan sirkularis di sebelah dalam dan longitudinal disebelah luar. Di antara ke dua lapisan otot ini terdapat pleksus myenterikus Aurbach. Tunika serosa atau adventisia terdiri atas jaringan ikat jarang. Proses pencernaan bahan makanan di dalam lumen usus membuat makanan terpecahpecah menjadi ukuran molekular. Ini dilakukan oleh sekret pencernaan besar (pankreas dan hati) dan oleh getah usus yang terutama dihasilkan oleh kelenjar intestinal (kelenjar liberkuhn). Empedu dari hati akan memecah lipid menjadi trigliserida sedangkan getah-

13 getah pankreas mengandung ensim lipolitik, ensim proteolitik, dan ensim pemecah karbohidrat. Getah usus mengandung lipase, maltase dan peptidase. Pada orang dewasa asam amino diserap oleh epitel usus. Sebagian besar lipid di absorpsi sebagai micelles asam lemak dan monogliserida yang akan diubah menjadi trigliserida. Trigliserida akan bergabung dengan protein membentuk kilomikron.

Usus Buntu (Appendiks) (Gb-17)Appendiks merupakan divertikulum kecil langsing dan buntu yang berasal dari sekum dekat dengan katup ileosekal. Tunika mukosa terdiri atas epitel selapis torak dengan sel goblet. Bagian usus ini tidak mempunyai vilus yang ada hanyalah kriptus Liberkuhn. Di dalam lamina propia terdapat terdapat banyak nodulus limfatikus, memenuhi sekeliling dindingnya. Tunika submukosa berupa jaringan ikat longgar tanpa kelenjar dan banyak mengandung sebukan limfosit yang berasal dari lamina propria. Tunika muskularis seperti pada usus lainnya terdiri atas lapisan sirkular disebelah dalam dan longitudinal disebelah luar. Tunika serosa terdiri atas jaringan ikat longgar. Dalam potongan melintang lumennya sempit sering mengandung debris sel yang dapat menyumbat seluruh lumen apendiks. Peradangan pada apendiks dikenal sebagai Apendisitis. Apendiks seringkali merupakan fokus terjadinya peradangan akut dan kronik.

Usus Besar (Kolon) (Gb-18)Tunika mukosa bagian usus besar dilapisi oleh epitel selapis silindris dengan sel goblet. Pada permukaannya tidak mempunyai vilus, hanya kriptus Lieberkuhn. Permukaan mukosa rata dan seragam tingginya yang menandakan bahwa usus besar tidak mempunyai vilus tetapi hanya kriptus Lieberkuhn. Pada lamina propia kadang ditemukan adanya noduli limfatisi, disamping itu juga terdapat lapisan otot polos (tunika muskularis mukosa). Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat longgar. Tunika muskularisnya sama seperti lapisan usus lainnya terdiri atas lapisan sirkular dan longitudinal. Tunika adventisia atau serosanya terdiri atas jaringan ikat jarang. Bahan makanan masuk ke dalam usus besar dalam keadaan setengah cair yang kemudian diubah menjadi setengah padat yang merupakan konsistensi feses. Fungsi usus besar: 1. Absorpsi cairan

14 2. Sekresi mukus yang berfungsi sebagai pelumas feses yang telah diabsorpsi cairannya agar tidak merusak mukosa. 3. Tempat pembusukan sisa makanan oleh bakteri normal usus besar.

RektumRektum mempunyai struktur histologis yang sangat mirip dengan kolon. Rektum merupakan daerah peralihan antara kolondengan anus.

Anus (Gb-19)Anus terdiri atas epitel gepeng berlapis tanpa lapisan tanduk yang pada bagian distalnya dapat ditemui adanya lapisan tanduk. Pada anus tidak ditemui lagi nodulus limfatikus. Tunika muskularis mukosa dan lamina propria tidak ditemui lagi tetapi digantikan oleh dermis. Di dalam dermis dapat ditemui adanya kelenjar kitar dubur (kelenjar sirkum anal) yang merupakan kelenjar apokrin. Tunika submukosa digantikan oleh dermis dan hipodermis. Tunika muskularis yang melingkar pada daerah rektum menebal membentuk otot lingkar yaitu muskulus sfingter ani internum, sedangkan otot memanjang tidak mengalami perubahan. Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada bagian luar anus terdapat otot sfingter sfingter ani ekternum.

III. Kelenjar Pencerna Besar (Kelenjar Perut Besar).Di dalam abdomen terdapat 2 organ besar yang saluran keluarnya bermuara pada saluran cerna. Organ tersebut adalah hati dan pankreas.

Pankreas (Gb-20)

15

gambar anatomi kelenjar pankreas

Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas, sehingga dikenal dengan pulau pulau langerhans. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel sel tubuh menembus membrane sel. Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan. Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan (glikogenesis) dan pembentukan lemak (lipogenesis). glikogen

16

Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk mensekresikan insulin. Sebaliknya glukogen bekerja secara berlawanan terhadap insulin. Pengaturan kadar gula darah

Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel sel targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah. Pankreas merupakan organ panjang dan besar, terletak pada bagian cekung duodenum dan meluas ke belakang peritonium dari dinding posterior perut. Pankreas merupakan kelenjar ganda yaitu kelenjar eksokrin (menghasilkan sekret atau mukus) dan juga kelenjar endokrin (mengha- silkan hormon). Kedua fungsi tersebut dilakukan oleh sel-sel yang berbeda. Secara histologis pankreas terdiri atas bagian eksokrin yang tampak lebih gelap dan endokrin yang tampak lebih pucat. Bagian eksokrin pankreas mirip dengan kelenjar parotis karena pars terminalisnya berupa asinus. Di dalam asinus sering terdapat sel sentroasiner yang memba-

17 tasi lumen asinus. Inti selnya berbentuk bulat terletak dibagian basal. Sitoplasma bagian basal sifatnya basofilik, sedangkan bagian apikal mengandung granula atau atau sekret asidofilik (Zimogen) yang sangat refraktil. Sel ini merupakan awal dinding duktus interkalaris yaitu saluran keluar kelenjar yang terkecil. Saluran keluarnya disebut duktus sekretorius yang jumlahnya lebih sedikit daripada yang terdapat pada kelenjar parotis. Saluran keluar ini dari pangkal hingga ke muaranya mempunyai epitel yang bertambah tinggi secara bertahap mulai dari gepeng kuboid hingga silindris. Cairan pankreas mengandung ensim proteolitik yaitu: 1. Tripsin dan kimotripsin untuk pemecahan protein 2. Ribonuklease (RNAse) dan deoksiribonuklease (DNAse) yang memecah RNA dan DNA 3. Amilase untuk hidrolisis tepung dan karbohidrat lainnya 4. Lipase untuk hidrolisis lemak netral menjadi gliserol dan asam lemak. Walaupun sekresi pankreas ini diinduksi oleh nervus vagus, namun pengaturan utama sekresi Nampaknya adalah hormonal oleh 2 hormon yang dikeluarkan mukosa duodenum dan dipacu oleh isi lambung yang mengalir kedalam duodenum. Sekretin menyebabkan pelepasan banyak cairan yang kaya bikarbonat, non ensimatik, sedangkan kolesitokinin merangsang asinar untuk melepaskan getah pankreas yang kaya akan ensim. Bagian endokrin kelenjar pankreas disebut dengan nama pulau-pulau Langerhans yang tersebar diseluruh pankreas dan tampak sebagai massa bundar, tidak teratur, terdiri atas sel-sel pucat dengan banyak pembuluh darah. Pulau-pulau ini dipisahkan dari bagian eksokrin oleh serat-serat retikulin halus. Dengan pulasan hematoksilin-eosin (HE) biasa tidak tampak granulagranula di dalam sel. Dengan cara pulasan khusus terlihat 3 jenis sel yaitu sel A, B, D dan sedikit C. Semua sel dalam pulau berbentuk poligonal tak teratur dengan inti bundar di tengah. Sel-sel ini hanya bisa dibedakan dengan mikroskop elektron. Sel A menghasilkan hormon glukagon yang pelepasannya dirangsang oleh kadar gula darah yang rendah. Glukagon menyebabkan pelepasan glukosa melalui proses glikogenolisis terutama terjadi di hati. Sel B menghasilkan hormon proinsulin yang akan dipecah menjadi insulin dan peptida C Proses pelepasan hormon insulin ini dirangsang oleh kenaikan kadar gula darah. Sel D melepaskan somatostatin yang dapat menghambat pelepasan insulin dan glukagon. Disamping itu sel D juga menghasilkan vasoactive intestinal peptide (VIP) yang akan melisis glikogen dan mempengaruhi motilitas usus serta aktivitas sekretoris usus. Fungsi sel C masih belum diketahui.

18

Hati (Hepar) (Gb-21,22)HATI (HEPAR) Sumber: Transparan I Komang Maharta Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia yang kurang lebih beratnya 1,52,0 kg. Hati terletak di sebelah kanan ( di atas lambung) dan tepat di bawah diafragma. Hati dibagi menjadi 2 lobus besar yaitu lobus kanan (lobus dekstra) dan lobus kiri (lobus sinistra). Kedua lobus itu dipisahkan oleh sekat yang disebut dengan ligament falciformis. Lobus kanan dibagi lagi menjadi 3 lobus yang lebih kecil yaitu lobus kanan utama, lobus caudatus, dan lobus quadratus. Pada bagian luarnya hati dibungkus oleh jaringan ikat padat yang disebut capsula hepatica. Tiap-tiap lobus hepar dibagi lagi menjadi sejumlah lobulus (unit hepar) yang berbentuk polygonal (limas segi-6 atau bersegi-5 yang masing-masing dipisahkan oleh percabangan dari capsula hepatica yang disebut dengan capsula glisson. Daerah perbatasan 3-4 lobulus disebut dengan segitiga Kiernan. Pada jaringan ikat ini terdapat 3 pembuluh yaitu: 1. Cabang dari arteria hepatica 2. Cabang dari vena porta 3. Cabang dari pembuluh empedu. Di bagian tengah tiap lobulus terdapat vena centralis yang berfungsi untuk mengumpulkan darah dari sinusoid hepatica (pelebaran kapiler hati), dan semua vena centralis bersatu ke dalam vena hepatica. Hati merupakan kelenjar terberat di dalam tubuh, beratnya kurang lebih 1,5 kgatau lebih, konsistensinya lunak dan terletak dibawah diafragma dalam rongga abdomen atas. Dalam keadaan segar hati warnanya merah tua atau coklat yang disebabkan oleh adanyan darah dalam jumlah banyak. Di samping menerima perdarahan dari arteri seliaka, juga menerima perdarahan dari saluran cerna melalui vena porta. Hati menerima semua bahan yang diserap dari usus kecuali lemak, yang sebagian besar diangkut oleh sistem limfatik. Di samping bahan yang dicerna dan diserap yang diasimilasi dan disimpan dalam hati, darah porta juga membawa berbagai bahan toksik yang akan didetoksikasi atau dieksresikan oleh hati. Empedu dari hati mengalir keluar melalui sistim saluran kedalam duodenum dan sebagian merupakan sekresi

19 karena mengandung garam empedu yang penting untuk pencernaan dan sebagian lagi merupakan ekskresi karena mengandung bahan tak berguna. Vena porta dan arteri hepatika masuk ke dalam hati melalui daerah porta hepatis. Pada daerah tersebut juga terdapat saluran empedu yang berjalan menuju keluar hati. Hati diliputi oleh simpai jaringan ikat fibrosa (dari Glisson) dan dari sini membentuk septa jaringan ikat tipis yang masuk ke dalam hati di daerah porta hepatis dan membagi-bagi hati dalam lobus dan lobulus. Lobulus klasik hati berbentuk bidang bersudut banyak (poligonal). Sisi bidang ini merupakan batas lobulus yang dibentuk oleh jaringan ikat longgar. Jaringan ikat pembatas lobulus tidak selalu jelas pada setiap sajian. Pada babi jaringan ikat ini sangat jelas, tetapi pada sajian hati manusia atau tikus batas atau jaringan ikat ini tidak jelas. Di tengah lobulus terdapat vena sentralis. Diluar vena vena sentralis terdapat deretan sel hati yang tersusun mirip jari-jari mengarah ke jaringan interlobular. Di antara deretan sel hati terdapat sinusoid hati yang bermuara ke dalam vena sentralis. Dinding sinusoid berupa selapis sel endotel yang terlihat melekat pada deretan sel hati. Sel endotel ini berbentuk gepeng dengan inti yang gepeng pula dan mempunyai kromatin padat. Di dalam ruang sinusoid ini dapat dijumpai sel Kuffer yaitu sel dengan inti yang berkromatin tidak terlalu padat, sitoplasmanya tampak bercabang-cabang dan menempel pada dinding-dinding sinusoid di seberangnya. Di dalam sitoplasmanya mungkin dapat dilihat benda-benda asing yang telah dilahapnya (fagositosis). Sel hati atau hepatosit berbentuk polygonal dengan inti bulat atau sedikit lonjong dan kromatin agak padat. Dapat juga ditemui sel berinti ganda. Di antara dua sel hati yang berdekatan terdapat kanalikuli biliaris, tempat keluarnya empedu yang diproduksi oleh sel hati. Di antara lobulus hati terdapat daerah yang disebut segitiga Kiernan, yang sebenarnya merupakan kolom jaringan ikat yang berbentuk prisma segitiga. Daerah ini disebut juga sebagai kanal portal (Portal tract). Pada segitiga Kiernan ini terdapat saluran empedu (duktus biliaris), arteriol cabang arteri hepatica dan venula cabang vena porta. Hati mempunyai fungsi yang bermacam-macam yaitu: 1. Mempertahankan kadar gula darah Sel akan mengambil gula darah dan menyimpannya sebagai glikogen. Pada saat diperlukan glikogen ini dapat dipecah kembali menjadi glukosa dengan bantuan hormon glukagon dan prosesnya ini disebut glikogenolisis. 2. Metabolisme lipid

20 Hati berfungsi untuk mengubah lemak menjadi lipoprotein sehingga dapat diangkut dalam darah. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Tempat penyimpanan vitamin A dan B serta heparin Pembentukan empedu yang berperan dalam proses pencernaan lemak Pembentukan fibrinogen (faktor anti perdarahan) Tempat sintesa albumin Tempat sintesa kolesterol. Detoksikasi racun-racun dan zat-zat toksik dalam edaran darah. Fagositosis bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh. Hemopoesis pada fetus dan bayi baru lahir.

Kandung Empedu (Vesika felea) (Gb-23)Kantung empedu merupakan tempat penyimpanan empedu. Kantung ini berbentuk seperti buah alpokat, berujung buntu, merupakan divertikulum (tonjolan berbentuk kantung) dari duktus hepatikus komunis yang dihubungkan dengan duktus sistikus. Tunika mukosa organ ini dilapisi epitel selapis silindris tanpa sel piala (sel goblet). Epitel beserta lamina proprianya membentuk lipatan mirip vilus intestinalis. Di dalam lamina propria terdapat sejumlah bangunan bulat atau lonjong yang dilapisi epitel yang sama dengan epitel mukosa. Ini sebenarnya merupakan potongan lipatan mukosa dan disebut sinus Rokitansky-Aschoff. Dinding kantung empedu tidak mempunyai tunika muskularis mukosa. Tunika muskularisnya terdiri atas berkasberkas otot polos yang tidak seteratur jaringan otot polos dinding usus. Tunika serosa/adventisia terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada daerah yang berhadapan dengan jaringan hati kadang-kadang dapat dijumpai sisa saluran keluar empedu yang rudimenter yang disebut duktus aberans Luschka.

21

Hormon apa saja yang dihasilkan oleh hepar, pancreas dan vesica fellea

Hormon yang mempengaruhi vesica fellea adalah kholesistokinin, yaitu hormone yang mengatur pengosongan vesica fellea. Hormon ini dihasilkan oleh mukosa duodenum Hormon yang mempengaruhi kerja pancreas adalah 1. Sekretin : Hormon ini dihasilakan oleh mukosa duodenum , hormone ini akan dikeluarkan bila makanan memiliki tingkat keasaman yang tiggi. 2. Pankreozimin : Hormon ini dihasilkan oleh mukosa duodenum dan jejunum. Enzim ini berguna untuk menaikkan kadar enzim didalam getah pancreas. 3. Asitil kolin Enzi mini dihasilkan oleh sel sarf parasimpatik dan sel asinus. 4. Gastrin : Enzi mini disekresikan oleh kelenjar pyloric digasric, yang berfungsi untuk meningkatkan enzim.

Hormon yang dihasilkan pancreas Hormon Insulin

Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung dua rantai asam amino yang dihubungkan oleh jembatan disulfida. Terdapat perbedaan kecil dalam komposisi asam amino molekul dari satu spesies ke spesies lain. Perbedaan ini biasanya tidak cukup besar untuk dapat mempengaruhi aktivitas biologi suatu insulin pada spesies heterolog tetapi cukup besar untuk menyebabkan insulin bersifat antigenik. Insulin dibentuk di retikulum endoplasma sel B. Insulin kemudian dipindahkan ke aparatus golgi, tempat ia mengalami pengemasan dalam granula-granula berlapis membran. Granula-granula ini bergerak ke dinding sel melalui suatu proses yang melibatkan mikrotubulus dan membran granula berfusi dengan membran sel, mengeluarkan insulin ke eksterior melalui eksositosis. Insulin kemudian melintasi lamina basalis sel B serta kapiler dan endotel kapiler yang berpori mencapai aliran darah. Waktu paruh insulin dalam sirkulasi pada manusia adalah sekitar 5 menit. Insulin berikatan dengan reseptor insulin lalu mengalami internalisasi. Insulin dirusak dalam endosom yang terbentuk melalui proses endositosis. Enzim utama yang berperan adalah insulin protease, suatu enzim di membran sel yang mengalami internalisasi bersama insulin. Efek faali insulin bersifat luas dan kompleks. Efek-efek tersebut biasanya dibagi menjadi efek cepat, menengah dan lambat. 1. Efek cepat (detik) Peningkatan transpor glukosa, asam amino dan K+ ke dalam sel peka 1. Efek menengah (menit) insulin.

22 Stimulasi sintesis protein, penghambatan pemecahan protein, pengaktifan glikogen sintetase dan enzim-enzim glikolitik, penghambatan fosforilase dan enzim-enzim glukoneogenik. 1. Efek lambat (jam) Peningkatan mRNA enzim lipogenik dan enzim lain. Efek insulin pada berbagai jaringan Jaringan Jaringan Adiposa Efek Meningkatkan masuknya glukosa Meningkatkan sintesis asam lemak Meningkatkan sintesis gliserol fospat Menungkatkan pengendapan trigliserida Mengaktifkan lipoprotein lipase Menghambat lipase peka hormon Meningkatkan ambilan K+ Meningkatkan masuknya glukosa Meningkatkan sintesis glikogen Meningkatkan ambilan asam amino Meningkatkan sintesis protein di ribosom Menurunkan katabolisme protein Menurunkan pelepasanasam-asam amino glukoneogenik Meningkatkan ambilan keton Meningkatkan ambilan K+ Menurunkan ketogenesis Meningkatkan sintesis protein Meningkatkan sintesis lemak Menurunkan pengeluaran glukosa akibat penurunan glukoneogenesis dan peningkatan sintesis glukosa Meningkatkan pertumbuhan sel

Otot

Hati

Umum

Pada orang normal, pankreas mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan jumlah insulin yang dihasilkan dengan intake karbohidrat, tetapi pada penderita diabetes fungsi pengaturan ini hilang sama sekali. Pengaturan fisiologis kadar glukosa darah sebagian besar tergantung dari: Ekstraksi glukosa Sintesis glikogen, dan Glikogenesis

23 Semua peristiwa di atas terjadi di dalam hati. Konsentrasi gula darah yang konstan perlu dipertahankan karena glukosa merupakan satu-satunya zat gizi yang dapat digunakan oleh otak, retina dan epitel germaninativum dalam jumlah cukup untuk menyuplai energi mereka sesuai dengan yang dibutuhkannya. Oleh karena itu, perlu mempertahankan konsentrasi glukosa darah pada kadar yang seimbang. Setelah masuk ke dalam tubuh, zat gula akan diedarkan ke seluruh sel tubuh melalui aliran darah. Kelebihan zat gula karena kurangnya aktivitas akan disimpan oleh tubuh. Bagi mereka yang kurang melakukan aktivitas seperti jarang berolahraga, kelebihan zat gula tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak. Sedangkan bagi orang yang sering beraktivitas akan disimpan dalam bentuk otot seperti pada atlet binaragawan. Proses pengubahan zat gula yang ada dalam darah menjadi lemak atau otot terjadi dengan bantuan hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Jadi hormon insulin bertugas untuk mendeteksi apabila kadar gula dalam darah tinggi karena belum dibutuhkan oleh tubuh, yang akan diturunkan dengan cara mengubahnya menjadi otot dan lemak. Sebaliknya bila zat gula dalam dibutuhkan oleh tubuh (karena adanya suatu aktivitas) dan sementara belum ada masukan zat gula melalui makanan maka hormon glukagon akan merombak lemak tubuh atau otot menjadi zat gula yang selanjutnya bisa digunakan untuk menghasilkan tenaga. Seperti telah disinggung sebelumnya, insulin merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Insulin berfungsi untuk meningkatkan penyimpanan karbohidrat, lemak dan protein. Hormon ini bertanggung jawab untuk proses glikogenesis, yaitu perubahan glukosa menjadi glikogen dalam hati dan otot, serta menyebabkan lipogenesis, yaitu pembentukan trigliserida dan lemak. Ia juga menghambat pemecahan lemak dan meningkatkan penghasilan glukosa dalam hati. Malfungsi insulin dapat mengakibatkan terjadinya diabetes mellitus.

Glukagon

Molekul glukagon adalah polipepida rantai lurus yang mengandung 29n residu asam amino dan memiliki molekul 3485. Glukagon merupakan hasil dari sel-sel alfa, yang mempunyai prinsip aktivitas fisiologis meningkatkan kadar glukosa darah. Glukagon melakukan hal ini dengan mempercepat konversi dari glikogen dalam hati dari nutrisi-nutrisi lain, seperti asam amino, gliserol, dan asam laktat, menjadi glukosa (glukoneogenesis). Kemudian hati mengeluarkan glukosa ke dalam darah, dan kadar gula darah meningkat. Sekresi dari glukagon secara langsung dikontrol oleh kadar gula darah melalui sistem feed-back negative. Ketika kadar gula darah menurun sampai di bawah normal, sensor-sensor kimia dalam sel-sel alfa dari pulau Langerhans merangsang sel-sel untuk mensekresikan glukagon. Ketika gula darah meningkat, tidak lama lagi sel-sel akan dirangsang dan produksinya diperlambat. Jika untuk beberapa alasan perlengkapan regulasi diri gagal dan sel-sel alfa mensekresikan glukagon secara berkelanjutan, hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) bisa terjadi. Olah raga dan konsumsi makanan yang mengandung protein bisa meningkatkan kadar asam amino darah juga menyebabkan peningkatan sekresi glukagon. Sekresi glukagon dihambat oleh GHIH (somatostatin).

24 Glukagon kehilangan aktivitas biologiknya apabila diperfusi melewati hati atau apabila diinkubasi dengan ekstrak hati, ginjal atau otot. Glukagon juga diinaktifkan oleh inkubasi dengan darah. Indikasinya ialah bahwa glukagon dihancurkan oleh sistem enzim yang sama dengan sistem yang menghancurkan insulin dan protein-protein lain.

Somatostatin

Somatostatin dijumpai di sel D pulau langerhans pankreas. Somatostatin menghambat sekresi insulin, glukagon, dan polipeptida pankreas dan mungkin bekerja lokal di dalam pulau-pulau pankreas. Penderita tumor pankreas somatostatin mengalami hiperglikemia dan gejala-gejala diabetes lain yang menghilang setelah tumor diangkat. Para pasien tersebut juga mengalami dispepsia akibat lambatnya pengosongan lambung dan penurunan sekresi asam lambung, dan batu empedu, yang tercetus oleh penurunan kontraksi kandung empedu akibat inhibisi sekresi CCK. Sekresi somatostatin pankreas meningkat oleh beberapa rangsangan yang juga merangsang sekresi insulin, yakni glukosa dan asam amino, terutama arginin dan leusin. Sekresi juga ditingkatkan oleh CCK. Somatostatin dikeluarkan dari pankreas dan saluran cerna ke dalam darah perifer.

Polipeptida pankreas

Polipeptida pankreas manusia merupakan suatu polipeptida linear yang dibentuk oleh sel F pulau langerhans. Hormon ini berkaitan erat dengan polipeptida YY (PYY), yang ditemukan di usus dan mungkin hormon saluran cerna; dan neuropeptida Y, yang ditemukan di otak dan sistem saraf otonom. Sekresinya meningkat oleh makanan yang mengandung protein, puasa, olahraga, dan hipoglikemia akut. Sekresinya menurun oleh somatostatin dan glukosa intravena. Pemberian infus leusin, arginin, dan alanin tidak mempengaruhinya, sehingga efek stimulasi makanan berprotein mungkin diperantarai secara tidak langsung. Pada manusia, polipeptida pankreas memperlambat penyerapan makanan, dan hormon ini mungkin memperkecil fluktuasi dalam penyerapan. Namun, fungsi faali sebenarnya masih belum diketahui (Arisandi, 2004).

25

Struktur Makroanatomi dan mikroanatomi pada hepar, pancreas dan vesica fellea Struktur Mikroanatomi Hati

-

1. Pada hati babi lobulasi jelas sedangkan pada hati kelinci lobulasi kurang jelas, hal ini disebabkan oleh jaringan ikat septa interlobularisnya pada kelinci tipis. 2. Sel-sel nya tersusun radier dengan sentral, vena sentralis. 3. Antara deretan sel terdapat sinusoid yang dibatasi oleh sel endothelium dan sel kupffer. 4. Terdapat segitiga portal atau trigonum Kiernan atau trias hepatica yaitu perbatasan tiga lobuli atau lebih pada hati. Didalamnya dapat ditemukan cabang arteria hepatica, cabang vena portae, duktus biliverus dan saluran limfe. Vesica Fellea 1. Tunika Mukosa, Tunika mukosa pada anjing berlipat-lipat. 1. Lamina epitialis mukosae berbentuk epithelium kolumner simpleks dan mempunyai tepi sikat. Khusus pada sapid an kambing tidak ditemukan sel goblet atau sel piala. 2. Lamina propia mukosae, lamina ini berisi jaringan ikat longgar, kelenjar mukosa, serosa dan camapuran atau seromukosa yang berbentuk tubuloalveoler simpleks, tergantung tiap species, terutama pada ruminantia. 3. Pada vesica fellea tidak mempunyai lamina muskularis mukosae. 4. Tunika mukosa ada da tipikal 5. Tunika muskular9is terisi otot polos dengan arah acak 6. Tunika serosa ada dan tipikal. Pankreas

Pankreas biasanya tumbuh dari divertikulum usus. Pankreas terdiri dari dua bagian 1. Eksokrin, berbentuk tubuloalveoler kompleks mirip kelenjar serosa, hanya bedanya pada pancreas tidak mempunyai sel keranjang, dan tidak mempunyai duktus striatus, tetapi mempunyai bagian endokrin dan sel sentro asiner

26 Pada bagian basal sel tercat lebi basofil dengan kaya RER dibandingkan dengan bagian apeks yang kaya dengan vesikel sekretorik. 1. Pada bagian endokrin tercat lebih pucat daripada sel eksokrin, pada endokrin lebih kaya kapiler, dengan pengecatan floksin gomori dapat membedakan sel dengan sel-sel lainnya. distribusi sel endokrin tidak merata (Anonim, 2008)

Struktur Makroanatomi Hepar

-

Hepar merupakan kelenjar terbesar didalam tubuh. Hepar berwarna kecoklatan, dan menempel pada diafragma. Secara umum hati mempunyai struktur atau bagianbagiannya sebagai berikut. 1. Fascies diaphragmatica yang keluar vena cava caudalis 2. Fascies visceralis masuk atau keluar arteri, vena, dan porta hepatica. 3. Di dorsal fascies bertemu dalam bentuk pinggiran yang tumpul atau margo obtusus. 4. Pinggiran keculai di bagian dorsal berbentuk tajam yang disebut margo acutus. 5. Porta hepatica, pada porta hepatica dikelilingi jaringan ikat fibrosa. 6. Didalam capsula atau pembungkus suatu struktur terdapat pada bagian masuk arteria hepatica dan vena portae. sedangkan pada bagian keluar ada ductus biliveri yang menyatu menjadi duktus hepaticus. 7. Terdapat lymponoduli portales yang terletak disekitar-sekitar pembuluh. 8. Terdapat gelambir-gelambir atau lobus-lobus yang merupakan hasil sayatan dari hepar yang dimiliki oleh margo acutus. 9. Pada keadaan biasa atau sederhana hepar hanya terdapat dua sayatan, sehingga hepar terbagi dalam. 1. Lobus dexter (Gelambir kanan) 2. Lobus sinister (Gelambir kiri) 3. Lobus intermedius atau gelambir tengah 10. Mempunyai ductus hepaticus 11. Hati itu dikat oleh diafragma oleh ligament, Jadi hati mempunyai beberapa ligamentum (Wendo, 2009) 1. Ligamentum triangulare dextrum et sinistrum, merupakan ujung kanan ligament hepar yang berbentuk segitiga.

27 2. Ligamentum sinistrum terletak pada ujung kiri ligament koronar hepar yang berbentuk sesitiga. 3. ligamentum coronarium hepatis, merupakan lipat-lipat peritoneum dari hati ke diafragma pada tepi area afiksa hepar, atau pada bagian dorsal. 4. Ligamentum falciformes, merupakan lipat peritoneum yang berbentuk sabit antara permukaan parietal hepar dan diafragma serta pada bagian ventral. 5. Ligamentum hepatogastrium merupakan bagian omentum minus antara lambung dan hepar. 6. Ligamentum Hepatoduodenale merupakan bagian oemntum minus antara duodenum dan hepar ( Laksman, 2005).

Hepar Karnivora (Anjing) Pada hewan carnivore terdapat tiga lobus yaitu

-

1. Lobus dexter yang terdiri dari dexter lateral dan dexter medial 2. Lobus sinister yang terdiri dari sinister lateral dan sinister medial 3. Lobus caudatus yang terdiri dari proceccus caudatus dan proceccus papillare. Hepar itu mengisis seluruh mangkok diafragma yang menjorok melewati arcus costae.

Berat hepar sekitar 120-300 gr atau sekitar 3% dari rata-rata tubuh hewannya. Hepar Omnivora (Babi)

Hati pada babi mirip dengan hati pada carnivore hanya saja pada babi tidak mempunyai proccecus papillare dan lobus caudatus. Lobi pada hepar amat jelas yang terdiri dari lobus deter (lateralis dan medialis) dan Lobus sinister (lateralis dan medialis). Pada bagian medialis keduanya menjorok hingga menutupi lobus quadrates yang diapitnya.

Beratnya kira-kira 1-2 kg. Hepar Ruminansia Hepar pada sapi tidak terbagi-bagi.

-

Hanya ada dua lekukan, Pada margon acutus ada lekukan untuk menampung ligamentum teres hepatica, sedangkan facies visceralis untuk vesica fellea. Sehingga kedua lekuk membagi facies visceralis menjadi lobus dexter, lobus intermedius dan lobus sinister.

28 Ada lobus quadrates dan lobus caudatus Berta lobus sapi sekitar 4-5 kg.

Sedangkan pada kamibing lobus terbagi menjadi empat lobus yaitu Lobus kanan, lobus kiri, lobus caudal, dan lobus quadrates.

Pada sapid an kambing terdapat banyak ductus hepatocystici. Hepar Non-Ruminantia (Kuda) Beratnya sekitar 5 kg, atau 8,5 5 dari berat tubuhnya. Pada hepar kuda tidak langsung menempel diafragma.

-

Pada margo obtusus punya 2 sayatan, yaitu pada bagian kanan : fossa venae cavae (menampung tegak lurus venae cavae caudalis), sedangkan pada bagian kiri : impression oesophagica (dilalui oesophagus). Untuk Margo acutus punya 2 sayatan dalam yaitu 3 lobi, Lobus intermedius terbagi 2 oleh lig.falciformes Hepar pada kuda miri pada carnivore tetapi lobus dexter tidak terbagi menjadi dua dan tidak mempunyai proceccus papillare dan lobus caudatus. 1. A. Anjing 2. B. Babi 3. C. Sapi 4. D. Kuda Vesica Fellea

Kandung empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk menyimpan cairan empedu (cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati). Kandung empedu memiliki bentuk seperti buah pir dengan panjang 7-10 cm dan merupakan membran berotot. Terletak didalam fossa dari permukaan visceral hati. Kandung empedu terbagi kedalam sebuah fundus, badan dan leher. Bagian-bagian dari kandung empedu, terdiri atas: Fundus vesikafelea, merupakan bagian kandung empedu yang paling akhir setelah korpus vesikafelea. Korpus vesikafelea, bagian dari kandung empedu yang didalamnya berisi getah empedu. Getah empedu adalah suatu cairan yang disekeresi oleh sel hati sebanyak 5001000 cc setiap harinya, sekresinya berjalan terus menerus, jumlah produksi cairan empedu dapat meningkat pada saat mencerna lemak.

29 Leher kandung empedu. Merupakan saluran pertama tempat masuknya getah empedu ke badan kandung empedu lalu berkumpul dan dipekatkan dalam kandung empedu. Duktus sistikus. Panjangnya kurang lebih 3 cm. berjalan dari leher kandung empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum. Duktus hepatikus, saluran yang keluar dari leher. Duktus koledokus saluran yang membawa empedu ke duodenum.

Kandung empedu tidak memiliki submukosa. Pembungkus pada kandung empedu terdiri dari tiga lapis, yakni permukaan luar dari kandung empedu adalah Visceral peritoneum, pada bagian tengah, otot dari dindingnya terdiri dari serat otot halus (sel), dan disebelah dalam merupakan membran mukosa yang tersambung dengan lapisan saluran empedu. Membran mukosanya terdiri atas sel-sel epitel sederhana yang berbentuk sel tiang (silinder), disusun menyerupai epitel pada permukaan lambung yang mengeluarkan sekret musin dan cepat mengabsorpsi air dan elektrolit, tetapi tidak mensekresikan garam-garam empedu dan pigmen, karena itu, cairan empedu menjadi pekat. Kontraksi dari otot tersebut dipengaruhi oleh sistem hormonal yang menyebabkan isi dari kandung empedu (cairan empedu) masuk ke pembuluh cystic Pada kuda tidak mempunyai vesica fellea

Pada sapi Kantung empedu berbentuk seperti buah pear, yang mempunyai panjang sekitar 10 -15 cm Pada kambing kantong empedu berbentuk tubuler dan sempit

Kantung empedu pada anjing berbentuk seperti buah pear dan tersembunyi dalam depersi pada lobus sentral kanan. Tidak mencapai batas ventral (Wendo, 2008). Pankreas Pankreas berwarna merah pucat, terletak dalam alat penggantung duodenum

Masa utamanya atau caput pancreatic terletak dlm flexura proma dari duodenum, dari sini mengikuti duodenum descenden sebagai lobus dexter Dari caput sebelah sinister keluar lobus kecil dan meruncing melewati dinding abdomen dorsal kemudian menuju ke sinister bersama-sama curvatura minor ventriculus membentuk aditus ad bursam omentalem Bagian pancreas tersebut terakhir dinamakan cauda pancreatic.

Pada herbivora dan carnivora pancreasnya tidak memiliki caput yg jelas, tp seluruh kelenjar membentuk gelambir-gelambir yang berupa seperempat lingkaran. Pada kuda : v.porta seakan dibungkus jaringan Pancreasnya

30 terdapat dua saluran keluar yaitu ductus pancreaticus & ductus pancreaticus accessorius (anak saluran) Pada kuda ductus pancreaticus mengikuti jalannya duct.hepaticus bermuara bersama-sama ke dalam diverticulum duodeni dari papilla duodeni Ductus pankreatikus accessorius bermuara pads tempat di seberang papilla

Pada babi hanya terdapat ductus pancreaticus accessories yang bermuara 20cm caudalis dari muara ductus choledocus Pada anjing selalu terdapat dua saluran; 1 saluranbBermuara bersama-sama sal.empedu dan yang lain tidak jauh dari yang pertama ke dalam duodenum (Wendo, 2009).

Fungsi Hepar, Pankreas, dan dan Vesica Fellea pada Vertebrata Fungsi Hepar

-

Adapun fungsi umum dari hati sebagai organ secara keseluruhan yaitu: 1. Sebagai pengatur volume darah yang mengalir dalam sistem sirkulasi di sekitar hati, Karena hati dapat membesar seperti spons. 2. Sebagai pengatur keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit karena semua cairan dan garam mineral melewati hati dalam sirkulasinya sebelum ke jaringan lainnnya. 3. Sebagai organ penyaring (filter), terutama terhadap racun dan kumankuman penyakit yang masuk terserap bersama nutrisi (makanan) dalam intestinum. Adapun fungsi dari sel-sel epitel pada jaringan hati ialah: 1. Berperan dalam metabolisme karbohidrat a. Mengubah kelebihan glukosa dalam darah menjadi glikogen, dan selanjutnya disimpan di dalam sel-sel epitel jaringan hati (proses glikogenesis) b. Merombak kembali cadangan dan simpanan glikogen tersebut menjadi glukosa (proses glikogenolisis) seandainya ada bagian tubuh yang kekurangan energy. 2. Berperan dalam metabolisme lemak a. Sebagai tempat cadangan lemak yang dijenuhkan untuk sementara waktu dan nantinya dapat dibongkar lagi jika diperlukan. b. Melaksanakan tahapan permulaan pembongkaran asam lemak menjadi senyawa keton (proses ketogenesis).

31 c. Menghasilkan kolesterol dan produk ampas lainnya yang ditimbun dalam cairan empedu. d. Menghasilkan fosfolipid dari bahan lemak netral. 3. Berperan dalam metabolisme protein a. Merupakan tempat menimbun protein sementara waktu. b. Melaksanakan desaminasi (proses katabolisme) protein dan asamasam amino menjadi ureum dam asam keton yang kemudian mungkin mengubahnya sebagian menjadi glukosa (proses glukoneogenesis). c. Menghasilkan protein fibrinogen dan protrombin yang berperanan penting dalam proses pembekuan darah. d. Menghasilkan heparin (suatu antiprotrombin) yang memegang peranan dalam mencegah proses koagulasi pada saat menstruasi atau jika tubuh mengalami luka. e. Menghasilkan seroalbumin (albumin plasma darah), globulin alfa dan beta. 4. Membuat cairan empedu yang kemudian disalurkan ke dalam kapilerkapiler yang terdapat di sela sel-sel epitel hati. 5. Menimbun banyak jenis vitamin B, serta vitamin A,D,E, dan K. 6. Menimbun gram Fe, mungkin juga Cu dan Zn. 7. Menimbun hormon hemopoietin (yang diperlukan untuk menghasilkan sel-sel darah terutama sel darah merah /eritrosit) 8. Menetralkan zat-zat racun yang terserap bersama nutrien makanan dan juga obat-obatan dengan jalan mengikatnya dengan asam glukoronat dan membuatnya menjadi garam glukouronat yang tidak berbahaya dan membuangnya melalui urine. 9. Menghasilkan energi melalui panas badan melalui sirkulasi darah. Adapun fungsi sel-sel kupfer (suatu sel makrofag yang terikat) yang banyak terdapat di dalam sinusoid hati: 1. Menyaring dan memfagositosis terhadap kuman-kuman penyakit dan elemen makromolekul lain yang terserap ke hati. 2. Membentuk immunoglobulin (antibodies) yang berfungsi dalam melawan kuman penyakit dan racun-racun yang memasuki hati yang terserap bersama nutrien makanan melalui usus.

32

1. Funsi hepar secar umum dibagi menjadi tiga 1. Fungsi vaskuler yaitu untuk menyaring dan menyimpan darah 2. Fungsi metabolism, yaitu fungsi yang berhubungan dengan sebagian besar system metabolism tubuh. 3. Fungsi sekresi dan ekskresi, yaitu berperan membentuk empedu yang mengalir melalui saluran empedu ke saluran pencernaan. 4. Mensekresi empedu, jadi hati itu meproduksi empedu selanjutnya disimpan di vesica felles terus disekresi ke duodenum. 5. Untuk metabolism karbohidrat, yaitu, 1. menyimpan glikogen 2. mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa 3. menyelenggarakan glukoneogenesis, yaitu sintesis glukosa dari asam amino, laktat dan gliserol. 4. membentuk senyawa kimia dari produk-antara metabolisme karbohidrat (Sarmin, 2008). 5. Untuk metabolism lemak, beberapa metabolism sebagai berikut 1. menyelenggarakan oksidasi asam lemak dengan sangat cepat untuk menyuplai energi tubuh, 2. membentuk sebagian besar lipoprotein, 3. menyintesis sejumlah besar kolesterol dan fosfolipid, 4. menkonversi karbohidrat dan protein menjadi lemak 5. Untuk Metabolisme Protein, metabolism protein mencakup sebagai berikut, 1. melakukan deaminasi asam amino, 2. membentuk ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh, 3. membuat protein plasma atau protein darah 4. melakukan interkonversi berbagai asam amino dan senyawa lain yang penting untuk proses metabolisme dalam tubuh (Sarmin, 2009).

33 5. Sebagai tempat menyimpan vitamin, contohnya, vitamin A, D, B12. 6. Untuk detoksikasi zat-zat berbahaya dalam tubuh 7. Untuk mendestruksi sel-sel darah merah (Parakkasi, 1986) Fungsi Vesica Fellea 1. 1. Membantu pencernaan dan absorbs lemak. 1. Terdapat asam empedu yang berfungsi untuk mengemulsikan lemak dari pertikel lemak yang besar menjadi partikel yang kecil, dan selanjutnya akan diserang oleh enzim lipase dari sekresi getah pancreas. 2. Asam empedu juga membantu transport dan absorbs produk akhir lemakuang dicerna menuju dan melalui membrane mukosa intestinal (Sarmin, 2008). 3. Sebagai alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah) yang penting dari darah yang meliputi bilirubin, dan kebihan kolesterol yang dibentuk oleh hepatosit atau sel-sel hati (Anonim, 2008). 4. Empedu juga membantu absorbs vitamin-vitamin yang larut dalam lamak. 5. Diduga empedu juga mengaktifkan lipase pancreas dan memperkuat keja amilasa pancreas 6. Sifat basa empedu untuk membantu menaikkan pH intestinum khususnya pada duodenum . 7. Mucin yang dikandung empedu untuk menstabilkan emulsi lemak (Anonim, 2004). Fungsi Pankreas 1. Getah pancreas banyak mengandung NaHCO3 dan NaCO3 yang dapat menetralkan asam lambung. 2. Pankreas juga banyak mengandung enzim yang berfungsi menghidrolisis lemak protein dan karbohidrat (Anonim, 2004). 3. Hidrolisis karbohidrat meliputi 1. sekresi enzim amylase pancreas ke intestinum. 2. Menghidrolisis beberapa serat glikogen dan beberapa karbohidrat lain kecuali sellulosa untuk diubah menjadi monomer yang lebih kecil, disakarida atau trisakarida.

34 3. Menghidrolisis lemak. 1. Mensekresi enzim lipase untuk hdrolisis lemak di duodenum. 2. Menghidrolisis lemak netrala menjadi asam lemak dan monoglisakarida. 3. Menghidrolisis protein 1. Mengeluarkan enzim proteolitik, Tripsinogen yang diaktifkan oleh kalsium dan enterokinase (Zat yang ada digetah usus). Kemotripsin diaktifkan oleh tripsin dan karboksipeptidase. Enzim-enzim tersebut melanjutkan pencernaan protein yang dimulai oleh pepsin, sehingga enzim-enzim tersebut mencerna protein yang belum dicerna. Hasil akhir dari pencernaan ini adalah asam amino. Bila enzim-enzim ini berhenti mencerna protein maka peptidase intestinum akan menyempurnakan hidrolisis menjadi asam-asam amino (Anonim, 2004). 2. Pankreas juga mensekresi air dan elektrolit terutama bikarbonat (Sarmin, 2008). Daftar Pustaka Anonim,. 2004. Diktat Fisiologi Sistema Digesti. FKH UGM. Yogyakarta Anonim, 2008. Petujuk Praktikum Mikroanatomi Blok 3: Sistem pencernaan. UGM. Yogyakarta Anonim. 2008. Biologi Hati dan Kandung Empedu. http://www.medicastore.com/index.php (Diakses pada tanggal 12 Januari 2009) Arisandi, Riza, 2004. Anatomi dan Fisiologi Pankreas. Power Point. http://iel.ipb.ac.id/sac/hibah/2004/Anatomi%20&%20Fisiologi%20Gizi%20(GMSK) %20-%20Katrin]POWER%20POINT/project%20group-no6.ppt. Haryanto, Aris. 2009. Biokimia Hati Empedu dan Pankreas (Kuliah Pengantar Blok 3 Pada tanggal 14 Januari Tahun 2009) Laksman Hendra. 2005. Kamus Anatomi. Djambatan. Jakarta Parakkasi, Aminuddin. 1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan ternak monogastrik. UI Press. Jakarta Sarmin, drh. 2009. Fisiologi Hati, Empedu, Pankreas. (Kuliah Pengantar Blok 3 tahun 2008 dan tahun 2009 pada tanggal 14 Januari 2009)

35 Wendo, Woro, Drh. 2009. Struktur Makroanatomi Hati, Pankreas, dan Vesica Fellea (Kuliah Pengantar Blok 3 Pada tanggal 13 Januari Tahun 2009)