aspek pasar kul.3, 03.15.docx

24
1 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN I. Pendahuluan Faktor utama yang perlu dinilai dalam aspek pasar dan pemasaran, antara lain: a. Jumlah permintaan produk di masa lalu dan masa kini serta kecenderungan permintaan di masa yang akan datang. b. Berdasarkan pada angka proyeksi (perkiraan), berapa besar kemungkinan market space (marke potensial) yang tersedia di masa yang akan datang. c. Berapa besar market share yang direncanakan berdasarkan pada rencana produksi. d. Factor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi permintaan di masa yang akan datang. e. Strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam meraih market share yang telah direncanakan. Secara ringkas, baik tidaknya aspek pemasaran dari produk yang dihasilkan dapat dilihat dari segi daya serap pasar, kondisi pemasaran, dan besarnya persaingan di masa yang akan datang. II. Daya Serap Pasar Daya serap pasar merupakan peluang pasar yang dapat dimanfaatkan dalam memasarkan hasil produksi dari usaha atau proyek yang direncanakan Kendati telah feasible gagasan usaha atau proyek untuk dikembangkan jika dari aspek teknis, keuangan, manajemen, dan lingkungan tidak mempunyai pemasaran maka tidak ada artinya usaha ini dikembangkan. Sesuatu produk yang telah mempunyai pasaran yang baik didaerah tertentu, belum tentu baik apabila dikembangkan di daerah lainnya. Contoh, 1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta. 2. Dosen : Suharyoto

Upload: nanda-sukma

Post on 05-Feb-2016

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

1

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

I. PendahuluanFaktor utama yang perlu dinilai dalam aspek pasar dan pemasaran, antara lain:a. Jumlah permintaan produk di masa lalu dan masa kini serta

kecenderungan permintaan di masa yang akan datang.b. Berdasarkan pada angka proyeksi (perkiraan), berapa besar kemungkinan

market space (marke potensial) yang tersedia di masa yang akan datang.c. Berapa besar market share yang direncanakan berdasarkan pada rencana

produksi.d. Factor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi permintaan di masa

yang akan datang.e. Strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam meraih market share yang

telah direncanakan.Secara ringkas, baik tidaknya aspek pemasaran dari produk yang dihasilkan dapat dilihat dari segi daya serap pasar, kondisi pemasaran, dan besarnya persaingan di masa yang akan datang.

II. Daya Serap Pasar Daya serap pasar merupakan peluang pasar yang dapat dimanfaatkan

dalam memasarkan hasil produksi dari usaha atau proyek yang direncanakan

Kendati telah feasible gagasan usaha atau proyek untuk dikembangkan jika dari aspek teknis, keuangan, manajemen, dan lingkungan tidak mempunyai pemasaran maka tidak ada artinya usaha ini dikembangkan.

Sesuatu produk yang telah mempunyai pasaran yang baik didaerah tertentu, belum tentu baik apabila dikembangkan di daerah lainnya.

Contoh,Pengembangan toko swalayan dalam suatu daerah tertentu, belum tentu cocok untuk dikembangkan pada daerah lainnya karena di beberapa daerah sikap masyarakatnya lebih menyukai system tawar menawar dalam transaksi jual beli.

Untuk melihat daya serap pasar terhadap produk yang dihasilkan, pada umumnya dapat dilihat dari segi perminatan, penawaran, market space, serta market share dari produk yang dihasilkan.

1. Dari Segi permintaana. Permintaan atas dasar Konsumsi Per Kapita

o Untuk menghitung daya serap pasar dari hasil produksi dapat

dilakukan berdasarkan perhitungan atas dasar konsumsi per kapita dan perhitungan atas dasar jumlah konsumsi.

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 2: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

2

o Apabila gagasan usaha atau proyek yang direncanakan bertaraf

nasional, maka permintaannya dihitung berdasarkan pada pemintaan secara nasional dan sebaliknya bila gagasan tersebut direncanakan bertaraf daerah, maka permintaan yang dihitung juga berdasarkan pada permintaan daerah.

o Apabila konsumsi perkapita yang sedang berlaku masih berada di

bawah rata-rata konsumsi riil, keadaan ini menunjukkan bahwa gagasan usaha atau proyek yang direncanakan masih mempunyai peluang untuk dikembangkan

o Apabila telah diketahui jumlah komsumsi per kapita, berarti jumlah

permintaan adalah hasil perkalian antara konsumsi per kapita dengan jumlah penduduk.

o Untuk mengetahui jumlah permintaan di masa yang akan datang

dapat dilakukan melalui proyeksi perkembangan penduduk dari masing-masing daerah pemasaran dari produk yang direncanakan.

Contoh,

Tabel VI -1Perkiraan Jumlah Permintaan Ikan Segar di Sebuah Kota

Tahun 1999, 2003, dan 2005.

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah Permintaan (Kg)

1999 179.079 1.343.0922003 199.634 1.497.2552005 210.765 1.580.738

Catatan: diketahui jumlah konsumsi ikan di daerah ini 7,5 kg per kapita.

Untuk memperkirakan jumlah permintaan ikan segar salama 5 tahun mendatang, dapat dihitung berdasarkan laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun

Rumus Pertumbuhan Penduduk

r=( SP )1n−1×100% .

Keterangan:r = Laju pertumbuhan penduduk rat-rata per tahunS = Jumlah penduduk pada tahun ke n

P = Jumlah penduduk pada tahun dasar.

Penyelesaian,Laju pertumbuhan penduduk di daerah tersebut adalah sebesar:

r=( 210.765179.079 )16−1×100%=2,75% per tahun

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 3: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

3

Rata-rata pertumbuhan penduduk di daerah tersebut adalah sebesar 2,75% per tahun dengan konsumsi ikan per kapita 7,5 kg.

Tabel VI-2 Permintaan ikan Segar Tahun 2006 – 2010

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

Jumlah Permintaan (Kg)

2006 216.561 1.624.2082007 222.517 1.668.8782008 228.636 1.714.7702009 234.923 1.761.9232010 241.384 1.810.380

o Semakin kecil market share yang diambil dari market space yang

tersedia, semakin besar kemungkinan peluang usaha dalam kenerhasilan dan sebaliknya semakin besar market share yang diambil dari market space yang tersedia semakin diragukan keberhasilan usaha yang direncanakan

Contoh,Apabila market space yang tersedia sebesar 500 ton ikan dan berdasarkan pada kapasitas peralatan, ikan yang tersedia sebesar 100 ton, berarti hanya sebesar 20% dari market space yang tersedia yang dimanfaatkan dan sebaliknya apabila market share yang direncanakan sebesar 500 ton, tentu keadaan ini akan mengganggu kegiatan usaha apabila masuk usaha sejenis di masa yang akan datang.

o Perkiraan normal adalah perkiraan yang didasarkan pada hasil

perhitungan, o Perkiraan ini dapat dilakukan melalui penilaian sejak dini tentang

perubahan pola konsumsi masyarakat, perubahan pendapatan per kapita, melihat adanya barang-barang substitusi, perkiraan tinggi dengan menambahkan perkiraan normal

dengan penyimpangan rata-rata tertinggi. perkiraan rendah dengan cara mengurangkan antara perkiraan

normal dengan penyimpangan rata-rata terendah. perkiraan dimasa mendatang ditetapkan antara range tertinggi

dengan range terendah

b. Permintaan Atas Dasar Jumlah Konsumsi NyataPermintaan hasil produksi yang didasarkan pada jumlah konsumsi nyata dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Jumlah produksi setempat =5.000 tonJumlah produksi masuk =2.000 ton+

Jumlah =7.000 tonJumlah barang keluar =3.000 ton -

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 4: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

4

Jumlah konsumsi nyata =4.000 ton.

o Konsumsi nyata yang diperhitungkan adalah jumlah permintaan

dari produk tersebuto Dalam melakukan proyeksi terhadap jumlah permintaan dapat

dilakukan dengan menggunakan regresi atau trend, maupun menggunakan laju pertumbuhan rata-rata per tahun dari serangkaian data waktu ke waktu

o Apabila mengalami kesulitan untuk menentukan jumlah permintaan

di mana yang akan datang, perkiraan permintaan dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antara konsumsi suatu barang dengan penggunaan barang lain, seperti konsumsi ikan dengan suatu barang dengan menggunakan barang lain, seperti konsumsi ikan dengan jumlah pertambahan penduduk, antara jumlah kendaraan bermotor dengan jumlah minyak pelumas yang harus disediakan.

o Berdasarkan pada hubungan korelasi dan koefisien determinasi

antara variable tersebut, kita dapat menafsir dan memperkirakan jumlah konsumsi nyata dari produksi yang akan direncanakn dan berdasarkan pada hasil perkiraan ini akan ditentukan ada tidaknya peluang usaha yang mungkin dapat dimanfatkan.

2. Dari Segi Penawaran o Dengan mengetahui jumlah konsumsi nyata dan jumlah penawaran

dari sesuatu produk, perbedaan antara konsumsi nyata dengan penawaran adalah peluang yang dapat dimanfaatkan dalam pembukaan usaha baru.

o Apabila konsumsi nyata lebih kecil dari jumlah produk yang

ditawarkan, berarti usaha tersebut tidak mempunyai peluang untuk didirikan.

o Dalam melakukan proyeksi juga dapat digunakan peralatan regresi,

trend, dan compound interest seperti hanya dengan permintaan.o Dengan mengetahui proyeksi permintaan dan penawaran di masa

yang akan datang, perbedaaan ini meupakan peluang yang dapat dimanfaatkan apabila permintaan lebih besar dari penawaran.

3. Menghitung Market Space dan Market Shareo Market space adalah peluang pasar (market potensial) yang dapat

dimanfaatkan oleh berbagai perusahaan dan market space terjadi apabila permintaan lebih besar dari penawaran.

o Selisih yang terjadi ini merupakan ruan gerak bagi perusahaan utuk

dapat masuk pasar.o Market share merupakan bagian yangdapat diambil oleh gagsan

usaha (proyek) yang direncanakan

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 5: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

5

o Apabila market share tidak tersedia, tidak mungkin terdapat market

share.o Kesempatan untuk mendapatkan market share sangatr tergantung

pada masing-masing perusahaan dalam elakukan kompoetisi atau persaingan di antara perusahaan dalam harga, kualitas, kuantitas, tennis produksi, penggunaan teknologi, dll.

Contoh,Jumlah kebutuhan minyak pelumas dengan jumlah kendaraan yang ada dalam sebuah kota, apabila jumlah kendaraan sebanyak 25.000 buah dan membutuhkan minyak pelumas sebanyak 3.000.000 liter per tahun. Suplai yang ada baru mampu memenuhi permintaan sebanyak 2.500.000 liter, berarti 500.000 liter meruapakan peluang pasar (market space) bagi perusahaan lain untuk masuk pasar. Apabila ada 2 perusahan yang ingin memanfaatkan peluang tersebut maka market share adalah sebesar 250.000 liter per tahun.

o Berdasarkan pada market share di atas, layak tidaknya

pengembangan usaha pengadaan minyak pelumas atau perikanan sangat tergantung pada kapasitas produksi yang seharusnya lebih kecil dari market share.

4. Kondisi Pasara. Rantai Pemasaran

o Baik tidaknya aspek pemasaran dari usaha yang akan

dikembangkan, juga rantai pemasaran, perlu mendapat perhatian karena mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam memndapatkan margin (keuntungan).

o Semakin paanjang rantai pemasaran dari suatu produk yang

dihasilkan, cenderung semakin kwecil margin.o Cara untuk menhitung margin pemasaran dapat dilakukan

sebagai berikut:

1.MP= HJKHJP

−1×100%

Atau

2. MP = MK – BPKeterangan.MP = Margin PemasaranHJK = Harga Jual PengecerHJP = Harga Jual ProdusenMK = Margin KeuntunganBP = Biaya Pemasran.

Tabel VI – 3

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 6: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

6

Perkiraan Biaya Pemasaran dan Keuntungan

I. Pedagang menengah1. a. Harga jual 1.196,29

b. Harga beli 912,50Selisih (a-b) 283,79

2. Biaya Pemasarana. Transportasi

10% x283,79 =28.38

b. Penyimpanan

15% x283,79 =42,57

c. Pungutan 5% x283,79 =14,19d. Risiko 20% x283,79 =56,76e. Biaya lain 10% x283,79 =28,38 + 170,28

3. Keuntungan (1-2) 113,51

A. Pengecera.Harga jual 1.794,44b.Harga Beli 1.196,29

Selisih (a-b) 598,15B. Biaya pemasaran

a. Pungutan 10% x598,15 = 59,82b. Pendingin 7% x598,15 = 41,87c. Risiko 20% x598,15 =119,63d. Biaya lain 5% x598,15 = 29,91 +

251,23Keuntungan 346,92

Tabel VI-4Margin Pemasaran Hasil Produksi Perikanan

Uraian Margin keuntungan Biaya pemasaran

P.M 113,51/912,5 = 0,1244 170,28/912,5 = 0,1866P.E 346,92/912,5 = 0,3802 251,23/912,5 = 0,2753M.P 460,43/912,5 = 0,5045 421,51/912,5 = 0,4619

Keterangan,P.M = Pedagang MenengahP.E = Peadgang EceranM.P = Margin Pemasaran

c. Penetapan Harga

III. Metode Pengukuran dan Peramalan..1. Trend

a. Trend Linear Metode:Tangan Bebas, Rata-rata Semi, Rata-rata Bergerak, Kuadrat Terkecil

1) Data Berkala

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 7: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

7

Adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan (produksi, harga, hasil penjualan, jumlah personil).

2) TrendAdalah suatu gerakan kecenderungan naik atau turun dalam jangka panjang yang diperoleh dari rata-rata perubahan dari wktu ke waktu da nilainya cukup rata (smooth).

3) Menentukan TrendMetode Rata-rata SemiData deret waktu adalah sekumpulan hasil observasi yang diatur dan didapat menurut urutan kronologis, biasanya dalam interval yang sama.

(Lihat Trend, Halaman Berikutnya)

b. Trend Non-linier Trend nonlinear adalah trend yang mempunyai persamaan

berbentuk fungsi kuadrat dengan bentuk grafik parabola. Apabila perkembangan data pada mulanya mengalami

perkembangan yang relative besar dan pada suatu masa laju pertumbuhan rata-rata per tahun bertambah lama bertambah kecil, baik sebagai akibat jenuhnya kegiatan maupun disebabkan perubahan factor-faktor lainnya, maka perkiraan laju pertumbuhan pada masa yang akan datang dengan menggunakan non-linear trend akan memberikan hasil lebih representatif daripada menggunakan trend linear.

Demikian sebaliknya Persamaan Trend nonlinear adalah sebagai berikut:

Yc = a + bx + cx2

Nilaib=∑i=1

n

(X i¿Y i)=b∑i=1

n

(X i2¿)¿¿

Keterangan,Yc = nilai diperkirakana, b = nilai konstanta dan coefecient dlm sebuah persamaan trendx = serangkaian tahun yang dihitung

Nilai a dan c dicari dengan cara eliminasi dan substitusi.

Menghitung Parameter a, b, dan c digunakan persamaan sebaagi berikut:

∑ (Y i )=¿na+c∑ X i2¿

∑ ( X iY i )=¿b∑ X i2¿

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 8: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

8

∑ (X i2Y i )=¿ a∑ X i

2+c∑ X i4 ¿

Contoh,Tabel IV – 4

Permintaan Biji Kopi Kualitas ITahun 1992 s.d. 2005

(dalam ton)

Tahun Demand (Y)

X XY X2 X2Y X4 Perkiraan (Yc)

1992 80.000 -13 -1.040.000 169 13.520.000 28.561 146.3971993 50.000 -11 -550.000 121 650.000 14.641 90.9791994 81.000 -9 -729.000 81 5.561.000 6.561 57.9601995 100.000 -7 -700.000 49 4.900.000 2.401 47.3411996 129.000 -5 645.000 25 3.225.000 625 59.1221997 160.000 -3 480.000 9 1.440.000 81 93.3031998 190.000 -1 190.000 1 190.000 1 149.8841999 220.000 1 220.000 1 220.000 1 228.8642000 300.000 3 900.000 9 2.700.000 81 330.2442001 400.000 5 2.000.000 25 10.000.000 625 454.0232002 550.000 7 3.850.000 49 26.950.000 2.401 600.2032003 700.000 9 6.300.000 81 56.700.000 6.561 768.7822004 800.000 11 8.800.000 121 96.800.000 14.641 959.7612005 1.400.000 13 18.200.000 169 236.600.000 28.561 1.173.140Jmlh (Σ ¿

5.160.000 0 35.936.000 910 465.856.000 105.742 5.160.000

Menghitung Parameter a, b, dan c digunakan persamaan sebaagi berikut:

∑ (Y i )=¿na+c∑ X i2¿

∑ ( X iY i )=¿b∑ X i2¿

∑ (X i2Y i )=¿ a∑ X i

2+c∑ X i4 ¿

Untuk mendapatkan nilai parameter a, b, dan c: 5.160.000 = 11 a + 910 c (1) 35.936.000 = 910 b (2) 465.856.000 = 910 a + 105.742 c (3)

Dari persamaan (2) diperoleh b=35.936.000910

=39.490,11.

Untuk mendapatkan nilai a dan c:

5.160.000 = 14a + 910 c (1)465.856.000 = 910 a + 105.742 c (3)

599.592.000 = 1.626,8 + 105.742 c x116,2465.856.000 = 910 a + 105.742 c -133.736.000 = 716,8 a + 0

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 9: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

9

a=133.736.000716,8

=Rp .186 .573,66 ,−¿

5.160.000 = 14(186.573,66) + 910 c5.160.000 = 2.612.031 +910 c → 2.547.969 = 910 c

c=2.547 .969910

=2.799,97

Dengan demikian persamaan trend nonliniear ;Yc = 186.573,66 + 39.490,11 + 2.799,97 (X2)

Apabila dimuka nilai x dan x2 pada persamaan di atas, jumlah perkiraan permintaan (Yc) seperti terlihat dalam Tabel IV-4 sebelumnya.Hasil lengkap perhitungan ini terlihat dalam Tabel IV – 5 berikut.

Tabel IV – 5

Perkiraan Permintaan kopi KualitasTahun 2006 s.d. 2014

(satuan ton)

Tahun Perkiraan Normal

(Y1)

Perkiraan Tingi(Y2)

Perkiraan Rendah

(Y3)2006 1.409 1.469 1.3672007 1.667 1.727 1.6252008 1.948 2.008 1.9062009 2.251 2.331 2.2092010 2.576 2.636 2.5342011 2.924 2.984 2.8852012 3.294 3.354 3.2522013 3.687 3.746 3.6452014 4.102 4.161 4.060

Demand

0 Tahun

2. Analisis Regresi dan Korelasia. Regresi Linier

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 10: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

10

Garis lurus yang terdapat pada diagram pencar memperlihatkan hubungan antara variable disebut garis regresi atau garis perkiraan. Persamaan garis lurus digunakan untuk menempatkan garis regresi pada data yang diperoleh.

Dalam analisis ekonomi, hubungan antara satu variabel dengan variable lainnya saling terkait, ada yang berhubungan positip dan ada pula yang berhubungan negative

Apabila X adalah pendapatan seseorang sebagai independent variable dan Y merupakan pengeluaran sebagai dependent variable maka naik turunnya variable X diikuti dengan naik turunnya variable Y disebut hubungan positip.

Bila X naik dan Y turun hubungan di antara kedua variable dikatakan berhubungan negative.

Y

Y Y

3 Y’ Y 2 Y’

1 Y’

0 1 2 3 4 5 X

Persamaan Regresi:

Y '=a+bX

Rumus I :b=∑ x i y i

∑ x i2 →i=1 ,2 ,3…dst . (7.7) ket: x=X i−X dan

y=Y i−Y

atau Rumus II :b=n∑ X iY i−∑ X i∑ Y i

n∑ X i2−¿¿

(7.8)

a=Y−b X (7.9)

Keterangan:a = Y pintasan, (nilai Y’ bila X = 0)b = kemiringan dari garis regresi (kenaikan atau penurunan Y’ untuk setiap perubahan satu-

satuan X atau koefisien regresi, yang mengukur besarnya pengaruh X terhadap Y kalau X naik satu unit.

X = nilai tertentu dari variable bebasY’ = niai yang diukur atau dihitung pada variable tidak bebas.

Ciri atau sifat kuadarat terkecil:

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 11: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

11

∑ (Y−Y ' )=0 ∑ ¿¿

b. Hubungan Regresi dengan Analisis Pulang PokokPola pengeluaran biaya dari perusahaan batu bata tersebut dapat digunakan sebagai pengukuran untuk netukan kapan usaha ini berada dalam keadaan break even point, yaitu suatu skala usaha dengan kondisi

Total Revenue = Total Cost (TR = TC)

Contoh,

Tabel IV – 6 berikut adalah jumlah produksi dan biaya semi variable dari sebuah perusahaan batu bata selama 10 bulan.

Tabel IV – 6Jumlah Produksi dan Biaya Semi-Variabel

Dalam Berbagai Tingkata Produksi

Bulan Jumlah Produksi (Unit)

Biaya semi Variabel (Rp)

1 14.000 746.0002 16.000 808.0003 17.000 829.0004 18.000 848.0005 20.000 900.0006 18.000 812.0007 20.000 900.0008 17.000 830.0009 15.000 705.000

10 16.000 860.000

Persiapan Perhitungan:

Tabel IV – 7Persiapan Perhitungan Regresi Antara

Jumlah Produksi dengan Biaya Semi-Variabel

Jumlah Produksi

(X)

Biaya Semi Variabel

(Y)X Y X2 XY

Perkiraan

Y

1 2 3 4 5 6 714.000 746.000 -3.200 -77.800 10.240.000 248.960.000 735.45716.000 808.000 -1.200 -15.800 1.44.000 18.960.000 790.67217.000 829.000 -200 5.200 40.000 -1.040.000 818.27918.000 848.000 800 24.200 640.000 19.360.000 845.88620.000 900.000 2.800 75.200 7.840.000 213.360.000 901.10018.000 812.000 800 11.800 640.000 -9.410.000 845.88620.000 900.000 2.800 76.200 7.840.000 213.360.000 901.10017.000 830.000 300 6.200 90.000 1.860.000 832.08215.000 705.000 -2.200 -118.800 4.840.000 261.360.000 763.065

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 12: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

12

16.000 850.000 -700 36.200 490.000 -25.340.000 804.475172.000 8.238.000 0 0 34.100.000 941.400.000 6.233.000

X=172.00010

=17.200 ,−Y=8.238 .00010

=823.800

Untuk menghitung nilai X dan Y pada kolom 3 dan 4 dihitung sebagai berikut:

x=(X−X )dan y=(Y−Y )

Rumus I :b=∑ x i y i

∑ x i2 →=941.400 .000

34.100 .000=27,61

a=Y−b X→823.800−27,61 (17.200 )=348.959 .

Persamaan regresinya : Y=348.959−27,61 XApabila perkiraan jumlah produksi 25.000 unit pada setiap satu kali produksi maka

perkiraan biaya yang dibutuhkan adalah sebesar:

Total Cost (Y ¿=348.959+27,61 (25.000 )=Rp .1 .039 .209 ,−¿

Pengaruh X terhadap Y → R2 (Koefisien Determinasi = Koefisien Penentuan)

R2=∑i=1

n

( Y i−Y )2

∑i=1

n

(Y 1−Y i )2

Korelasi → R = √R2

Tabel 14-8 → buat tabel dg memasukkan variable2 yg ada dalam rumus R2 diatas.

Untuk mengetahui hubungan pengaruh jumlah produksi terhadap perubahan biaya produksi dapat diselesaikan melalui hasil perhitungan korelasi (correlation) dan koefisien determinasi (co-efficient of determination) dari hasil perkiraan regresi dengan cara sebagai berikut:

c. Regresi Non-LinierPenggunaan regresi non linear adalah seperti Tabel !V-9 berikut, yaitu mengenai perkembangan Total Cost (TC) dan Total Revenue (TR) dari sebuah perusahaan batu bata.

Tabel IV – 9Jumlah Produksi, Total Cost, dan Total Revenue

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 13: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

13

Sebuah Perusahaan Batu Bata

Bulan Jumlah Produksi

(Unit)

Total Cost (Rp.)

Total Revenue

(Rp)Januari 14.000 726.700 700.000Februari 15.000 768.800 750.000Maret 16.000 820.900 832.000April 17.000 875.900 901.000Mei 18.000 942.875 981.000Juni 19.000 994.000 1.064.000Juli 20.000 1.058.900 1.160.000Agustus 21.000 1.104.800 1.176.000September 22.000 1.184.800 1.210.000Oktober 23.000 1.295.000 1.300.000November 24.000 1.305.000 1.305.000Jumlah 209.000 11.079.075 1.379.000

Tabel IV-10Persiapan Perhitungan Pola Total Cost

Jumlah Produksi

(X)

Total Cost (Y) X X2 X4 XY X2Y

Perkiraan

(Y )14.000 726.700 -5 25 625 -3.633.500 18.167.500 721.92115.000 768.800 -4 16 256 -3.075.200 12.300.800 771.89216.000 820.900 -3 9 81 -2.462.700 7.388.100 824.22417.000 875.900 -2 4 16 -1.751.800 3.503.600 878.91618.000 942.875 -1 1 1 -942.875 942.875 935.97019.000 994.500 0 0 0 0 0 995.38420.000 1.058.900 1 1 1 1.058.900 1.058.900 1.057.15921.000 1.104.800 2 4 16 2.209.600 4.419.300 1.121.29522.000 1.184.800 3 9 81 3.554.400 10.663.200 1.187.79223.000 1.295.900 4 16 256 5.183.600 20.734.400 1.256.65024.000 1.305.700 5 25 625 6.625.000 32.625.000 1.327.870Jumlah 11.079.075 0 110 1958 6.665.425 111.803.57

511.079.075

Persiapan perhitungan persamaan regresi nonlinier dilakukan sebagai berikut:

∑ (Y i )=¿na+c∑ X i2¿

∑ ( X iY i )=¿b∑ X i2¿

∑ (X i2Y i )=¿ a∑ X i

2+c∑ X i4 ¿

Untuk mendapatkan nilai parameter a, b, dan c: 11.079.075 = 11 a + 110 c (1) 6.665.425 = 110 b (2)111.803.575 = 110 a + 158 c (3)

Dari persamaan (2) diperoleh b=6.665.425110

=60.594,77.

Untuk mendapatkan nilai a dan c:

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 14: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

14

11.079.075 = 11a + 110 c (1)111.803.575 = 110 a + 1.958 c (3)

197.207.535 = 195,8 a + 1958 c x ( 1958110 )=17,8111.803.575 = 110 a + 1958 c - 85.403.960 = 85,8 a + 0

a=85.403 .96085,8

=Rp .995 .384 ,−¿

11.079.075 = 11(995.384) + 110 c129.849 = 110 c

c=129.849110

=1.180,45

Persamaan regresi non linier:

TC (Y )=995.384+60.594,77 (X )+1.180,45 (X 2) Apabila dimasukkan nilai x dan x2, jumlah Total Cost (TC) diperkirakan seperti terlihat dalam Tabel IV-10. ¿ Tren TR hasil perhitungan lihat pada tabel IV-10 → 721.921;771.892…dst.

Tabel IV-11Persiapan Perhitungan Pola Total Revenue

Jumlah Produksi

(X)

Total Revenue

(Y)X X2 X4 XY X2Y

Perkiraan

(Y )14.000 700.000 -5 25 625 -3.500.500 17.500.000 676.64715.000 750.800 -4 16 256 -3.000.000 12.000.000 762.45916.000 832.000 -3 9 81 -2.496.000 7.488.100 843.52017.000 901.000 -2 4 16 -1.802.000 3.604.000 919.83218.000 981.000 -1 1 1 -981.005 981.000 991.39419.000 1.064.000 0 0 0 0 0 1.058.20520.000 1.160.000 1 1 1 1.160.000 1.160.000 1.120.26621.000 1.176.000 2 4 16 2.352.000 4.704.000 1.177.57822.000 1.210.000 3 9 81 3.630.000 10.890.000 1.230.13923.000 1.300.000 4 16 256 5.200.000 20.800.000 1.277.95024.000 1.305.000 5 25 625 6.525.000 32.625.000 1.321.010Jumlah 11.379.000 0 110 1958 7.089.000 111.752.00

011.379.000

Perhitungan untuk mencari a, b dan c, seperti contoh diatas. Dengan demikian akan diperoleh persamaan:

Pola penerimaan TR atau hasil perhitungan (Y )TR (Y )=1.058.205+64.436,36 (X )+2.375,06 (X 2) Untuk menghitung jumlah produksi pada tingkat BEP dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 15: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

15

TR = 1.058.205 + 64.436,36 (x) – 2.375,06 (x2)TC = 995.384 + 60.594,77 (x) + 1.180,45 (x2)

Syarat BEP yaitu TR = TC

1.058.205+ 64.436,36 (x) – 2.375,06 (x2) = 995.384 + 60.594,77 (x) + 1.180,45 (x2) -3.555,51 x2 + 3.841,59 (x) + 62.821 = 0 x(-1)3.555,51 x2 – 3.841,59 (x) – 62.821 = 0.Karena merupakan persamaan kuadrat, maka untuk mencari harga x digunakan rumus abc sebagai berikut:

X1,2=−b±√b2−4 ac

2a

X1,2=−3.841,59±√ (−3.841,59 )2−4 (3.555,51 ) (−62.821 )

2(3.555,51)

X1,2=3.841,59±30.143,66

7.111,02 maka nilai X1 = -3,70 dan X2 =4,77.

Untuk menghitung jumlah produksi pada tingkat BEP diselesikan sebagai berikut:

*BEP1 → X1 =-3,70 Produksi pada X = -3 = 16.000 unit (Tabel IV-11)0,70 x 1.000 = 700 unit (selisih produksi (X1-X2) =1.000.

Jumlah Produksi = 15.300 unit

*BEP2 → X2 =4,77 Produksi pada X = 4 = 23.000 unit. 0,77 x 1.000 = 770 unit

Jumlah Produksi = 23.770 unit.

Maksimum profit diperoleh dari beda terbesar dari beda antar Total Revenue dengan Total Cost yaitu

MR – MC=0 atau MR = MC → MR=dRdX

;MC=dCdX

MR = 64.436,36 – 4.750,12 X MC = 60.594,77 + 2.360,9 X -

0 = 3.841,59 – 7.111.02

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 16: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

16

X= 3.841,59−7.111,02

=−0,54.

Maksimum Profit → X=0 = 19.000 unit 0,54 x 1.000 = 540 unit

Jumlah Produksi = 18.460 unit

Rekap perhitungan di atas adalah sepeti terlihat dalam Tabel IV – 12 berikut:

Tabel IV – 12Jumlah Produksi, Break Even Point, dan Keuntungan Maksimum

B u l a n Jumlah Produksi

X Keterangan

Januari 14.000 -5Februari 15.000 -4

15.300 (BEP1)Maret 16.000 -3April 17.000 -2Mei 18.000 -1

18.460 (max Profit)Juni 19.000 0Juli 20.000 1Agustus 21.000 2September 22.000 3Oktober 23.000 4

23.770 (BEP2)Nopember 24.000 5

Dari Tabel IV – 13 beriklut: BEP pertama dari perusahaan ini berada pada X = -3,70 yaitu pada jumlah produksi sebesar 15.300 unit dan BEP kedua pada saat X = 4,77 atau pada jumlah produksi sebesar 23.770 unit dan maksimum profit diperoleh pada X = -0,54 atau jumlah produksi sebeaar 18.460 unit. Rekapitulasi dari jumlah produksi, perkiraan Cost Total dan Total Revenue, serta perkiraan Profit dari hasil persamaan tersebut terlihat dalam Tabel IV – 13

Tabel IV – 13Jumlah Produksi, Perkiraan Total Cost, Total Revenue, dan Perkiraan Profit

Jumlah Produksi (unit) Total Cost (Rp) Total Revenue (Rp) Perkiraan Profit (Rp)14.000 721.921 676.647 -45.27415.000 771.892 762.459 -9.433

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 17: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

17

16.000 824.224 843.520 19.29617.000 878.916 919.832 40.91618.000 935.970 991.394 55.42419.000 995.384 1.058.205 62.82120.000 1.057.159 1.120.266 63.10721.000 1.121.296 1.177.578 56.28222.000 1.187.793 1.230.139 42.34623.000 1.256.650 1.277.950 21.30024.000 1.327.870 1.321.010 -6.8860

Maksimum profit terdapat pada MR=MC yaitu beda terbesar antara TC dengan TR, tepatnya pada jumlah produksi 18.460 unit. Apabila jumlah produksi lebih besar dari 18.460 unit perbulan, keuntungan yang diperolaeh menjadi lebih kecil hingga pada jumlah produksi 23.770 unit, Total Cost telah sama dengan Total Revenue (BEP). Apabila jumlah produksi terus ditambah, perusahaan akan mengalami kerugian karena

Total Revenue < Total Cost. Demikian pula sebaliknya apabila jumlah produksi lebih kecil 18.460 unit, keuntungan yang dieperoleh juga menjadi lebih kecil sampai pada sejumlah produksi 15.300 unit, produksi berada dalam keadaan BEP. Apabila jumlah produksi berada di bawah

15.300 unit perusahaan akan mengalami kerugian karena Total Cost > Total Revenue.

TC, TR TC TR MR

BEP1 MC995.384 FC

Q. 15.300 18.460 23.770

1 Mathematical Expectation

--o0o--

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto

Page 18: ASPEK PASAR Kul.3, 03.15.docx

18

1. Yacob Ibrahim (2009), “Studi Kelayakan Bisnis” Edisi revisi, Jakarta : Rineka Cipta.2. Dosen : Suharyoto