aspek k3

22
ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI BENGKEL Supervisor: dr. Sultan Buraena MS Sp.OK Thiagarajan Kandapan C11108763 Jeaneta Cheryl Patrick C11108762 Fila Meirina C11108313

Upload: thiagarajan-kandapan

Post on 16-Apr-2015

93 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

k3

TRANSCRIPT

Page 1: aspek k3

ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI

BENGKELSupervisor: dr. Sultan Buraena MS Sp.OK

Thiagarajan Kandapan C11108763Jeaneta Cheryl Patrick C11108762

Fila Meirina C11108313

Page 2: aspek k3

BAB IASPEK KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA DI BENGKEL

Page 3: aspek k3

Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya.

PENDAHULUAN

Page 4: aspek k3

TUJUAN UMUM Untuk mengetahui kondisi keselamatan dan

kesehatan kerja di industri perusahaan di Indonesia terutama di lingkungan kerja bengkel motor serta upaya penyelengaraan Keselamatan dan Kesehatan kerja di bengkel motor pada bulan Januari 2013

TUJUAN PENELITIAN

Page 5: aspek k3

Untuk mengetahui hazard fisik,kimia,biologis,ergonomi dan psikososial yang didapatkan di bengkel motor Arjuna Motor

Untuk mengetahui upaya evaluasi dan pengendalian yang dilakukan oleh pihak manajmen untuk mencegah kecelakaan kerja.

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pekerja tentang keselamatan kerja.

Untuk mengetahui upaya-upaya kesehatan kerja dengan penyediaan Pertolongan Pertama Kecelakaan.

Untuk mengetahui keluhan-keluhan dan penyakit yang dialami pekerja di bengkel motor Arjuna Motor

TUJUAN KHUSUS

Page 6: aspek k3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Page 7: aspek k3

Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat kita, termasuk pekerja sepeda motor, kurang memperhatikan keselamatan kerja. Kemungkinan penyebabnya pertama, mereka mungkin tidak memiliki pengetahuan tentang keselamatan kerja. Kedua, mereka sudah tahu, tetapi mengabaikan karena punya kebiasaan buruk. Kebiasaan tidak mematuhi aturan keselamatan kerja untuk pekerja mekanik sepeda motor tidak dapat ditolerir.

PENDAHULUAN

Page 8: aspek k3

A. Golongan fisik1. Kebisingan : Gangguan Fisiologis. Gangguan Psikologis. Gangguan Patologis Organis. Suhu 

B. Golongan Kimia : Bahan – Bahan Kimia Di Bengkel

C. Golongan biologis

D. Golongan fisiologis/ergonomi

E. Golongan psikososial

Faktor-faktor penyebab Kecelakaan Kerja

Page 9: aspek k3

Potensi bahaya yang kemugkinan terjadi di tempat kerja, dan yang bisa dikendalikan dengan alat pelindung diri adalah: Terjatuh, terpeleset, kejatuhan benda. Kontak dengan bahan kimia baik padat

maupun cair. Terpapar kebisingan dan getaran. Terhirup gas, uap, debu, mist, fume, partikel

cair. Kemasukan benda asing, kaki tertusuk,

terinjak benda tajam.

UPAYA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN KERJA.

Page 10: aspek k3

Alat Pelindung Mata (kaca mata pengaman).

Pelindung pendengaran.

Page 11: aspek k3

Pakaian Pelindung.

Page 12: aspek k3

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

Page 13: aspek k3

Bahan Bahan yang digunakan untuk penelitian ini, antara lain alat

tulis menulis, kertas, alat perekam suara, dan kamera. Cara Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode walk-

through survey, yaitu dengan menggunakan tabel check-list. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bengkel Motor Arjuna, Tamalanrea,

Makassar, Indonesia. Jadwal Penelitian ini dilakukan ± 1 minggu dimulai dengan

memahami konsep kesehatan dan keselamatan kerja. Waktu pelaksanaan yaitu 07– 12 Januari 2013 dengan kegiatan harian sebagai

Bahan dan Cara

Page 14: aspek k3

BAB IVHASIL IDENTIFIKASI DAN

PEMBAHASAN

Page 15: aspek k3

Bengkel Motor Arjuna dipimpin oleh satu kepala bengkel yang juga merupakan pemilik(owner) bengkel tersebut. Kepala bengkel ini dibantu oleh 4 orang karyawan yang kemudian diberi tugas khusus dalam operasional bengkel setiap harinya. Adapun struktur organisasi bengkel ini dapat pula digambarkan sebagai Kepala Bengkel, Kepala Mekanik, dan mekanik. Rincian tugas masing-masing personil di bengkel ini adalah seperti berikut;

Page 16: aspek k3

Konsumen

Mekanik

Kepala Mekanik

Kepala Bengkel

Owner(Pemilik Bengkel)

Page 17: aspek k3

Konsumen datang

Menerima sepeda motor dari konsumen

Memindahkan motor ke ruang

perbaikan

Persiapan alat dan perlengkapan

Melakukan pemeriksaan rutin

sepeda motor

Melakukan perbaikan motor

Lapor ke kepala bengkel

Evaluasi hasil dari konsumen Pembayaran tunai

Pengembalian motor kepada

konsumen

Urusan selesai

Alur Kerja di Bengkel Motor Arjuna

Page 18: aspek k3

. Tinjauan Sumber Kebisingan dan Getaran di Bengkel Motor Arjuna

1. Kompressor 2. Spray Gun 3. Kenderaan lalu-lalang 4. Mesin dan knalpot motor yang tidak

standar 5. Mesin gerinda dan mesin bor tangan

HASIL WALK THROUGH SURVEY

Page 19: aspek k3

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

Page 20: aspek k3

Pada saat operator melakukan kerja-kerja memperbaiki sepeda motor didapatkan beberapa factor fisik seperti kebisingan yang bisa memberikan dampak yang buruk pada kesehatan operator dan karyawan di Bengkel Motor Arjuna.

Alat yang dipakai yang bisa menyumbang kepada terjadinya kebisingan di tempat kerja seperti pada mesin generator, compressor yang digunakan dimana karyawan di Bengkel Motor Arjuna, dan juga lokasi bengkel yang terletak berhampiran dengan jalan raya biasanya terdedah kepada bunyi bising yang bersifat kontinuitas.

KESIMPULAN

Page 21: aspek k3

Peneliti tidak mendapatkan adanya penggunaan alat pelindung pendengaran seperti earplug, earmuff dan helmet yang digunakan oleh karyawan.

Subjek membuat pengakuan biasanya getaran yang dihasilkan dari alat-alat bisa menimbulkan gangguan kenyamanan, cepat memberikan rasa cape dan kelelahan dan bisa membahayakan kesehatan yang mana hujung-hujungnya bisa menyebabkan berkurangnya produtivitas bengkel.

Page 22: aspek k3

1) Agar setiap petugas dapat bekerja optimal. Dan sebaiknya setiap tenaga kerja diberikan selebaran tentang kesehatan kerja dan penyakit akibat kerja.

2) Secara umum, dalam hal lingkungan kerja, diharapkan agar:

Segala yang berhubungan dengan faktor fisik seperti kebisingan sebaiknya diusahakan supaya minimal. Dan pengurus bengkel disarankan supaya menyediakan alat-alat pelindung pendengaran apabila faktor fisik itu tidak dapat dielakkan.

Melakukan check-up pendengaran setiap 6 bulan sekali untuk mengevaluasi tahap pendengaran masing-masing.

SARAN