analisis aspek k3 serta perancangan ulang...

14
THE 5 TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta THE 5 TH URECOL PROCEEDING 520 ISBN 978-979-3812-42-7 ANALISIS ASPEK K3 SERTA PERANCANGAN ULANG TATA LETAK INDUSTRI TAHU DI KABUPATEN PACITAN Rana Faridah¹, Rois Fatoni¹, Ichsan Suryo Wicaksono² ¹Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta ²Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Kelompok usaha tahu Maju Karya merupakan industri yang bergerak dalam pembuatan tahu. Saat ini mesin-mesin modern sangat menunjang dalam meningkatkan produktivitas di perusahaan salah satunya yaitu ketel uap yang biasa digunakan dalam proses produksi di industri tahu. Namun, ketel uap menjadi salah satu mesin yang dapat memiliki potensi bahaya ledakan yang tinggi dan masalah lainnya jika pekerja tidak memperhatikannya dan kondisi tata letak yang berdekatan dengan ketel uap dapat menambah potensi bahaya yang ada serta panjang lintasan produksi yang cukup panjang dapat menurunkan efektivitas produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan K3 dari ketel uap serta pekerja dan analisa tata letak fasilitas untuk meminimalisir bahaya dan membuat panjang lintasan dari produksi lebih pendek untuk peningkatan produktivitas kerja. Metode yang digunakan merupakan studi lapangan dan studi pustaka mengenai K3, sedangkan untuk perancangan tata letak menggunakan pendekatan Systematic Layout Planning (SLP). Hasil dari penelitian perlu adanya perhatian khusus pada ketel uap khususnya pada industri-industri kecil dan tata letak usulan yang dipilih menunjukan panjang lintasan sebesar 11,60 m, hasil ini lebih efisien 36,61% dari tata letak awal dengan panjang lintasan 18,10 m. Kata Kunci: Ketel Uap, Analisa K3, Systematic Layout Planning (SLP) PENDAHULUAN Persaingan industri yang semakin ketat membuat sejumlah perusahaan atau pabrik memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya. Dalam hal ini sumber daya manusia sangat penting karena hal tersebut akan menentukan kinerja dari sebuah perusahaan (Ilfani dan Nugraheni, 2013). Selain sumber daya manusia, mesin-mesin berteknologi tinggi akan menunjang proses dalam sebuah perusahaan. Namun mesin tersebut dapat menimbulkan resiko keselamatan dan kesehatan bagi tenaga kerja. Resiko yang biasanya ditimbulkan biasanya dapat berupa cidera pada tenaga kerja maupun kerugian materi (Zamani, 2014). Keselamatan dan Kesehatan kerja merupakan suatu disiplin ilmu yang merupakan upaya pemeliharaan pada fisik, mental, dan kondisi pekerja atau dapat didefinisikan dalam arti lain yaitu kondisi dimana tenaga kerja merasa nyaman dan aman dengan lingkungannya sehingga dapat meningkatkan kinerja kerja. Namun, minimnya pengetahuan dari tenaga kerja tentang aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) membuat potensi bahaya yang ditimbulkan sangat besar terlebih pada penggunaan mesin yang semakin maju khususnya steam boiler. Steam boiler yang digunakan dalam industri dapat meledak sewaktu-waktu dan menimbulkan kecelakaan. Steam Boiler adalah suatu bejana tertutup yang menghasilkan uap yang menerapkan energi panas untuk air (Babu dan B.Subbaratnam, 2014). Uap yang ada dibawah tekanan akan digunakan untuk mentransfer suatu panas dalam sebuah proses. Biasanya steam boiler menggunakan air karena efisiensi biaya yang murah dan juga air merupakan media yang baik dalam penghantar panas (Haq, dkk, 2016). Perancangan tata letak dalam suatu industri atau perusahaan manufaktur sangatlah penting (Zhenyuan, dkk, 2011). Tata letak merupakan landasan suatu industri, plant layout dan facilities layout merupakan pengaturan tata letak fasilitas yang mengontrol efisiensi produksi dalam pemindahan bahan baku, jarak dan waktu yang diperlukan dalam pemindahan bahan (material handling) (Pratiwi, dkk, 2012). Perancangan tata letak memiliki keterkaitan dari rancangan fasilitas proses yang satu dengan yang

Upload: hathuan

Post on 19-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS ASPEK K3 SERTA PERANCANGAN ULANG …lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/68.-rana-faridah-520-533.pdf · bahaya dan K3 dari ketel uap serta pekerja dan analisa tata letak

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

THE 5TH URECOL PROCEEDING 520 ISBN 978-979-3812-42-7

ANALISIS ASPEK K3 SERTA PERANCANGAN ULANG TATA LETAKINDUSTRI TAHU DI KABUPATEN PACITAN

Rana Faridah¹, Rois Fatoni¹, Ichsan Suryo Wicaksono²¹Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta

²Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah SurakartaEmail: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Kelompok usaha tahu Maju Karya merupakan industri yang bergerak dalam pembuatan tahu. Saatini mesin-mesin modern sangat menunjang dalam meningkatkan produktivitas di perusahaan salahsatunya yaitu ketel uap yang biasa digunakan dalam proses produksi di industri tahu. Namun, keteluap menjadi salah satu mesin yang dapat memiliki potensi bahaya ledakan yang tinggi dan masalahlainnya jika pekerja tidak memperhatikannya dan kondisi tata letak yang berdekatan dengan keteluap dapat menambah potensi bahaya yang ada serta panjang lintasan produksi yang cukup panjangdapat menurunkan efektivitas produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensibahaya dan K3 dari ketel uap serta pekerja dan analisa tata letak fasilitas untuk meminimalisir bahayadan membuat panjang lintasan dari produksi lebih pendek untuk peningkatan produktivitas kerja.Metode yang digunakan merupakan studi lapangan dan studi pustaka mengenai K3, sedangkan untukperancangan tata letak menggunakan pendekatan Systematic Layout Planning (SLP). Hasil daripenelitian perlu adanya perhatian khusus pada ketel uap khususnya pada industri-industri kecil dantata letak usulan yang dipilih menunjukan panjang lintasan sebesar 11,60 m, hasil ini lebih efisien36,61% dari tata letak awal dengan panjang lintasan 18,10 m.Kata Kunci: Ketel Uap, Analisa K3, Systematic Layout Planning (SLP)

PENDAHULUANPersaingan industri yang semakin ketat

membuat sejumlah perusahaan atau pabrikmemaksimalkan sumber daya yang dimilikinya.Dalam hal ini sumber daya manusia sangatpenting karena hal tersebut akan menentukankinerja dari sebuah perusahaan (Ilfani danNugraheni, 2013). Selain sumber daya manusia,mesin-mesin berteknologi tinggi akanmenunjang proses dalam sebuah perusahaan.Namun mesin tersebut dapat menimbulkanresiko keselamatan dan kesehatan bagi tenagakerja. Resiko yang biasanya ditimbulkanbiasanya dapat berupa cidera pada tenaga kerjamaupun kerugian materi (Zamani, 2014).Keselamatan dan Kesehatan kerja merupakansuatu disiplin ilmu yang merupakan upayapemeliharaan pada fisik, mental, dan kondisipekerja atau dapat didefinisikan dalam arti lainyaitu kondisi dimana tenaga kerja merasanyaman dan aman dengan lingkungannyasehingga dapat meningkatkan kinerja kerja.Namun, minimnya pengetahuan dari tenagakerja tentang aspek Keselamatan dan KesehatanKerja (K3) membuat potensi bahaya yang

ditimbulkan sangat besar terlebih padapenggunaan mesin yang semakin majukhususnya steam boiler.

Steam boiler yang digunakan dalam industridapat meledak sewaktu-waktu dan menimbulkankecelakaan. Steam Boiler adalah suatu bejanatertutup yang menghasilkan uap yangmenerapkan energi panas untuk air (Babu danB.Subbaratnam, 2014). Uap yang ada dibawahtekanan akan digunakan untuk mentransfer suatupanas dalam sebuah proses. Biasanya steamboiler menggunakan air karena efisiensi biayayang murah dan juga air merupakan media yangbaik dalam penghantar panas (Haq, dkk, 2016).

Perancangan tata letak dalam suatu industriatau perusahaan manufaktur sangatlah penting(Zhenyuan, dkk, 2011). Tata letak merupakanlandasan suatu industri, plant layout danfacilities layout merupakan pengaturan tata letakfasilitas yang mengontrol efisiensi produksidalam pemindahan bahan baku, jarak dan waktuyang diperlukan dalam pemindahan bahan(material handling) (Pratiwi, dkk, 2012).Perancangan tata letak memiliki keterkaitan darirancangan fasilitas proses yang satu dengan yang

Page 2: ANALISIS ASPEK K3 SERTA PERANCANGAN ULANG …lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/68.-rana-faridah-520-533.pdf · bahaya dan K3 dari ketel uap serta pekerja dan analisa tata letak

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

THE 5TH URECOL PROCEEDING 521 ISBN 978-979-3812-42-7

lainnya sehingga akan meningkatkan efisiensidari proses produksi. Dalam dunia industri,masalah tata letak biasanya adalah padapemindahan bahan baku yang kurang efisiendalam produksi karena letak mesin yangberpotongan atau berjauhan. Tata letak mesinyang saling berjauhan tersebut akanmenghambat aktivitas produksi, sehinggaproduk yang dihasilkan menurun (Susetyo,dkk,2010; Faishol, dkk, 2013; Siska & Henriadi2012). Selain itu tata letak yang baik akanmeminimalisir potensi resiko yang terjadi dalamsuatu pabrik.

KAJIAN LITERATURPelaksanaan program keselamatan kerja

bagi tenaga kerja merupakan usaha penunjangyang penting dalam kegiatan produksi. Adapunyang dimaksud dengan keselamatan kerja adalahkeselamatan yang bertalian dengan mesin,pesawat, alat kerja, bahan dan prosespengolahan, landasan tempat kerja danlingkungannya serta cara-cara melakukanpekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran sejaktempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, dipermukaan air maupun di udara. Keselamatankerja menyangkut segenap proses produksi dandistribusi, baik barang maupun jasa (Suma’mur,1981). Ada 3 faktor utama terjadinya kecelakaanyaitu perbuatan manusia yang tidak aman,kondisi lingkungan yang tidak aman, danmanajemen. Manusia merupakan faktor utamadalam segala kegiatan pelaksaan yang dapatmemungkinkan timbulnya tindakan yang kurangaman yang disebabkan oleh beberapa hal, antaralain tingkat pendidikan, keterampilan yang tidaksesuai dengan pekerjaan, keadaan dan mentalyang belum siap/tidak cocok untuk tugas yangdiembannya, tingkah laku dan kebiasaanceroboh, terlalu berani, tanpa mempedulikanpedoman kerja , cara kerja serta proses produksitidak memenuhi syarat, kurangnya pengawasan,kemampuannya belum/tidak sesuai dengankebutuhannya, tidak adanya standar/ pedomankerja yang jelas, kurangnya perhatian dari pihakmanajemen terhadap K3 (Sumekar,2015)

Boiler adalah bejana tertutup yangdigunakan sebagai sarana untuk mengkonversiair menjadi uap. Uap di bawah tekanankemudian digunakan untuk mentransfer panas ke

suatu proses. Air merupakan media yangdigunakan untuk mengalirkan panas ke suatuproses. Ketika air yang dididihkan volumenyameningkat sekitar 1.600 kali, akan menghasilkankekuatan yang hampir sama dengan bahanpeledak seperti bubuk mesiu. Hal inimenyebabkan boiler menjadi sangat berbahayadan harus diperlakukan dengan hati-hati.Kontrol kondisi operasi pada boiler sangatdiperlukan karena tekanan tinggi dan suhuadalah masalah bahaya utama dan memilikirisiko ledakan. Steam boiler juga memiliki biayaproduksi, biaya operasi dan biaya perawatansangat tinggi (Haq, dkk, 2016).

Kecelakaan steam boiler (steam boileraccident) yang paling sering terjadi adalahberupa ledakan (exploison) dan kebocoransteam. Ledakan boiler terjadi karena adanyaoverpressure, yaitu kenaikan tekanan di dalamboiler hingga melebihi kekuatan dinding boiler.Sedangkan, kebocoran steam terjadi karenaadanya keretakan pipa (tube rupture). Semuakecelakaan tersebut bermula dari kegagalanoperasi steam boiler (Fatoni, 2013).

Persyaratan ketel uap mini (SNI 05-6702-2002) berlaku untuk konstruksi ketel uap minidan kelengkapannya. Klasifikasi yang dipakaitidak boleh melebihi batasan berikut:a. Diameter dalam badan 406 mm (16 inchi)b. Permukaan kena panas 1,9m² (20ft²) tidak

berlaku untuk ketel uap listrikc. Volume kotor 0,14m³ (5ft³) tidak termasuk

selubung (casing) dan insulasi (Hakim,2015).

Pengertian perancanaan fasilitas dapatdikemukakan sebagai proses perancanganfasilitas, termasuk di dalamnya analisis,perencanaan, desain dan susunan fasilitas,peralatan phisik, dan manusia yang ditujukanuntuk meningkatkan efisiensi produk dan sistempelayanan. Perencanaan fasilitas merupakanrancangan dari fasilitas-fasilitas industri yangakan didirikan atau dibangun. Di dunia industri,perencanaan fasilitas dimaksudkan sebagaisarana untuk perbaikan layout fasilitas,digunakan dalam penanganan material (materialhandling) dan untuk menentukan peralatandalam proses produksi, juga digunakan dalamperencanaan fasilitas secara keseluruhan. Secara

Page 3: ANALISIS ASPEK K3 SERTA PERANCANGAN ULANG …lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/68.-rana-faridah-520-533.pdf · bahaya dan K3 dari ketel uap serta pekerja dan analisa tata letak

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

THE 5TH URECOL PROCEEDING 522 ISBN 978-979-3812-42-7

skematis perencanaan fasilitas pabrik dapatdigambarkan sebagai berikut (Purnomo,2004).

Gambar 1. Sistematika PerencanaanFasilitas Pabrik

Tujuan perancangan fasilitas yaitu untukmemenuhi kapasitas produksi dan kebutuhankualitas dengan cara yang paling ekonomismelalui pengaturan dan koordinasi yang efektifdari fasilitas fisik. Perancangan fasilitas akanmenentukan bagaimana aktivitas-aktivitas darifasilitas-fasilitas produksi dapat diatursedemikian rupa sehingga mampu menunjangupaya pencapaian tujuan pokok secara efektifdan efisien (Purnomo, 2004).

Tahapan proses perancangan tata letakdijabarkan mengikuti urutan kegiatan yangdikembangkan oleh Richard Muther (1973) yaitumelalui pendekatan Systematic Layout Planning(SLP). Langkah SLP banyak diaplikasikan untukberbagai macam problem antara lain produksi,transportasi, pergudangan, supporting service,perakitan, aktivitas-aktivitas perkantoran danlain-lain. Secara ringkas tahapan prosespelaksanaan SLP dapat digambarkan dalamdiagram berikut (Wignjosoebroto, 2000):

Gambar 2. Prosedur Pelaksanaan SystematicLayout Planning

Dari prosedur diatas dapat dilihat bahwalangkah awal yaitu dengan pengumpulan datayang dipakai untuk perencanaan layoutberdasarkan kegiatan produksi baik yang sedangberlangsung atau yang sedang diramalkan.Setelah data yang dibutuhkan terkumpul makaanalisa aliran material yang dikombinasikandengan analisa aktivitas (activity relationship)bisa dipakai untuk membuat perencanaandiagram hubungan aktivitas (relationshipdiagram). Dengan memperhatikan kebutuhanakan luas area untuk fasilitas yang ada makalangkah selanjutnya adalah merencanakan SpaceRelationship Diagram. Berdasarkan SRDdengan pertimbangan modifikasi dan batasanmaka alternatif layout bisa dirancang dandievaluasi seperlunya. SLP akan dimulai setelahmasalah pada tata letak diformulasikan. Limalangkah pertama mulai dari analisa flow ofmaterials sampai dengan penyesuaian denganluasan area yang tersedia merupakan langkahanalisa terhadap masalah yang telahdiformulasikan. Langkah keenam sampaidengan kesembilan (pembuatan spacerelationship diagram – perencanaan alternatiflayout) merupakan fase penelitian yangdiperlukan untuk proses perencanaan. Fasepemilihan alternatif layout yang akan

Page 4: ANALISIS ASPEK K3 SERTA PERANCANGAN ULANG …lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/68.-rana-faridah-520-533.pdf · bahaya dan K3 dari ketel uap serta pekerja dan analisa tata letak

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

THE 5TH URECOL PROCEEDING 523 ISBN 978-979-3812-42-7

diaplikasikan dalam hal ini dilaksanakan dalamlangkah yang terakhir.

METODE PENELITIANDalam penelitian ini metode yang

digunakan adalah metode penelitian secarakualitatif. Dari penelitian secara kualitatif akanmenghasilkan data deskriptif berupa kata-katatertulis atau lisan dari orang-orang dan perilakuyang diamati. Penelitian juga menggunakanmetode deskriptif yaitu pencarian fakta denganintepretasi yang tepat. Objek yang diteliti dalampenelitian ini adalah sistem Keselamatan danKesehatan Kerja di Pebrik tahu tersebut terutamapada alat pelindung diri dan kondisi pabrik sertatata letak pabrik tahu tersebut denganmengutamakan atau memperhatikan posisisteam boiler dan panjang lintasan perpindahanbahan untuk proses produksi. Teknikpengumpulan data yang dilakukan yaitu:a. Observasi Lapangan atau metode survei,

yaitu penyelidikan yang diadakan untukmemperoleh fakta-fakta. Dalam metode iniakan mengevaluasi dan membandingkanbeberapa hal yang telah dikerjakan dalammenangani masalah serupa sehingga hasilnyadapat digunakan dalam pembuatan rencanadan pengambilan keputusan di masa datang.Penelitian ini dengan melakukan pengamatanlangsung sistem K3 pada pabrik tahu tersebutserta analisa tata letak dalam setiap bagian dipabrik.

b. Wawancara dilakukan dengan pihak yangterkait dalam pabrik tahu tersebut.

c. Studi pustaka, yaitu untuk memperolehpengetahuan secara teoritis dengan membacaliteratur yang berhubungan dengan K3 danperancangan tata letak fasilitas pabrik.

Data penelitian yang diperoleh bersumberdari:a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh langsungdari sumber asli (tidak melalui mediaperantara). Data ini diperoleh dari:1) Hasil dari observasi secara langsung2) Wawancara dengan pihak utama di pabrik

tahu mengenai K33) Menganalisis dengan pengamatan

langsung dari tata letak pabrik tahu yang

berkaitan dengan penempatan steamboiler

b. Data SekunderMerupakan sumber data penelitian yangdiperoleh secara tidak langsung melaluimedia perantara (diperoleh dan dicatat olehpihak lain). Data sekunder umumnya berupabukti, catatan atau laporan historis yang telahtersusun dalam arsip (data dokumenter) yangdipublikasikan dan yang tidakdipublikasikan. Data ini diperoleh dari:1) Data yang berhubungan dengan K3 dan

tata letak fasilitas.2) Buku acuan, jurnal ilmiah yang berkaitan

dengan topik penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASANIndustri tahu ini merupakan kelompok

usaha tahu “Maju Karya” yang terletak di DusunKebon Desa Donorojo, Pacitan, Jawa Timur.Industri tahu ini memiliki kapasitas produksi 25kg per hari dan memiliki luas bangunan ± 75m²dengan karyawan yang hanya berjumlah satuorang.

Pada industri tahu ini proses produksinyatelah menggunakan ketel uap dan serbuk kayusebagai bahan bakar untuk memanaskan keteluap sebelum beroperasi. Pemilihan serbuk kayuadalah agar limbah yang dihasilkan tidakmemiliki bau yang menyengat. Serbuk kayudidapatkan dari para pengrajin kayu di sekitarDonorojo. Ketel uap yang digunakan merupakanbantuan dari pemerintah yanng didapatkan padatahun 2016 karena industri ini bergabung dengankelompok usaha pada koperasi yang ada diPacitan. Ketel uap yang digunakan ada dua buahdan cukup besar, sehingga akan menghasilkanuap yang cukup banyak dan proses pemasakanakan lebih cepat.a. Analisa Sistem Keamanan

Hasil dari analisa pada sistem keamanaanyang ada di industri tahu Maju KaryaDonorojo adalah sebagai berikut:1) Penggunaan ketel uap di daerah Donorojo

masihlah minim dan tidak adanyapelatihan khusus mengenai potensibahaya yang ditimbulkan oleh ketel uap.Dengan demikian hal tersebut akanmenjadi salah satu penyebab human error

Page 5: ANALISIS ASPEK K3 SERTA PERANCANGAN ULANG …lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/68.-rana-faridah-520-533.pdf · bahaya dan K3 dari ketel uap serta pekerja dan analisa tata letak

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

THE 5TH URECOL PROCEEDING 524 ISBN 978-979-3812-42-7

jika menghadapi ketel uap dalam kondisiyang tidak sewajarnya

2) Sistem informasi pada ketel uap sepertialarm apabila terjadi overpressuremaupun underpressure pada ketel uapataupun level control air belum ada, sertalevel control untuk tekanan yangberoperasi juga belum tersedia. Ketel uapyang digunakan masih cukup sederhana.Dalam hal ini alarm atau kelengkapanketel uap yang lain seperti level controlpada air dan tekanan sangat diperlukan,karena hal tersebut dapat membantuoperator saat operator sedang tidakmemperhatikan ketel uap. Level controlpada air dan tekanan berguna untuk tetapmempertahankan ketel uap pada kondisioptimumnya.

3) Pada layout awal pabrik, peletakan keteluap dengan proses produksi sepertitunggu pemasakan ataupun penggorenganberdekatan, hal ini akan membahayakanpekerja pada saat terjadi ledakan ketel uapdan mungkin dapat memakan korban.Karena ledakan pada ketel uap akanmemungkinkan timbulnya daya dorongyang kuat akibat tekanan yang tinggi.

4) Penggorengan dan tempat bahan bakaryang juga berdekatan dengan ketel uapakan menyulitkan pemadaman api ketikaterjadi kebakaran, karena sumber api jugadekat dengan potensi ketel uap yangberbahaya dan dapat menyambar denganmudah.

b. Pengetahuan Pekerja Mengenai AlatPelindung Diri (APD)Banyak faktor yang dapat menyebabkankecelakaan kerja, faktor tersebut dapatberasal dari kondisi lingkungan maupunkesalahan pekerja itu sendiri. Penggunaanalat pelindung diri merupakan salah satuupaya yang dapat mencegah terjadinyakecelakaan kerja baik yang disengajamaupun tidak disengaja. Berdasarkan hasilpengamatan, bahwa pekerja disana tidakmenggunakan alat pelindung diri yangmemadai yaitu hanya memakai baju, celanapendek serta sepatu boot. Padahal pekerjajuga mengoperasikan ketel uap yangmemiliki potensi bahaya tinggi. Minimnya

penggunaan alat pelindung diri inikemungkinan juga disebabkan dengankondisi lingkungan kerja yang cenderungbersuhu panas. Sehingga jika alat pelindungdiri yang digunakan lengkap hal tersebutjustru akan menganggu kinerja mereka.Namun jika hal ini diteruskan maka juga akanmenimbulkan dampak buruk bagi pekerjamaupun proses produksi.

c. Identifikasi BahayaDari analisis keamanan diatas dapatdiidentifikasikan potensi bahaya yangmungkin terjadi, antara lain:1) Ledakan ketel uap

Ledakan pada ketel uap dapat terjadikarena minimnya pengetahuan pekerjamengenai ketel uap, atau kelalaian pekerjadan tersumbatnya pipa yang berfungsiuntuk mengalirkan uap menuju tungkupemasak. Hal ini dikarenakan desain dariketel uap tersebut masih sangat sederhanadan tidak ada parameter atau pengingatketika ketel uap pada kondisi yang tidaksewajarnya.

2) Kebakaran pada pabrikArea pabrik yang tidak terlalu luas, sertapenempatan proses produksi yangberdekatan dengan ketel uap terutamauntuk tungku penggorengan sertapenyimpanan bahan bakar dapatmenyebabkan kebakaran yang sangatcepat jika terjadi ledakan pada ketel uapkarena sumber api berada dekat denganposisi ketel uap.

3) Kecelakaan pada pekerjaKecelakaan pekerja misalnya lukaterbakar ataupun tertusuk dapat terjadikarena alat pelindung diri yang digunakanoleh pekerja masih sangatlah minim.

d. Skenario KecelakaanDari identifikasi yang telah diuraikan dapatdijabarkan skenario kecelakaan yangmungkin terjadi pada industri tahu tersebut.1) Ledakan ketel uap

Meskipun telah menggunakan ketel uapyang baik tidak terpungkiri bahwaledakan dapat terjadi kapan pun apalagikelengkapan pada ketel uap yang masihkurang memadai. Terjadinya ledakan

Page 6: ANALISIS ASPEK K3 SERTA PERANCANGAN ULANG …lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/68.-rana-faridah-520-533.pdf · bahaya dan K3 dari ketel uap serta pekerja dan analisa tata letak

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

THE 5TH URECOL PROCEEDING 525 ISBN 978-979-3812-42-7

ketel uap dapat diakibatkan oleh beberapahal, yaitu:a) Kelalaian pekerja

Kelalaian pekerja menjadai salah satufaktor penyebab ledakan pada keteluap. Sebagai contoh pada saat pekerjalupa mengalirkan air dalam boilerataupun air yang dialirkan berlebih,serta pemanasan boiler yang terlaluberlebihan, sehingga dapat membuatkondisi tekanan yang ada didalamboiler meningkat dan akhirnyamenimbulkan daya dorong sehinggamenyebabkan ledakan yang terlalukuat dan tidak dapat dihindari.

b) Pipa uap yang tersumbatFaktor lain yang menyebabkanledakan pada ketel uap yaitutersumbatnya pipa yang berfungsiuntuk menyalurkan uap ke dalamtungku pemasakan. Pengoperasianpabrik yang dilakukan setiap harimembuat intensitas dalam pengecekanketel uap menjadi rendah. Sehinggatersumbatnya pipa ketel uap akan lamauntuk diketahui. Tersumbatnya pipaini dapat diakibatkan kemungkinankondisi air yang masih kotor ataumengandung kapur, karena melihatkondisi Donorojo yang masih beradadidaerah pegununan sehinggamembuat air memiliki kesadahan yangcukup tinggi. Hal tersebut dapatmenyebabkan timbulnya endapansecara terus menerus sehingga pipatersebut akan mudah tersumbat danmengalami korosi.

2) Kebakaran pada pabrikTata letak serta posisi stasiun kerja yangkurang tepat menjadi salah satu penyebabkebakaran pada pabrik. Terutama untukposisi ketel uap dengan penggorengan danpenyimpanan bahan bakar, sehinggaapabila terjadi ledakan percikan api yangditimbulkan dapat merambat dengan cepatpada sumber api yang lain dan api akansulit untuk dipadamkan.

3) Kecelakaan pada pekerjaPekerja terkadang menganggap ringankecelakaan kecil seperti tertusuk atau

bahkan terkena air panas. Padahal luka-luka tersebut dapat merusak tubuh pekerjabahkan menimbulkan kematian. Alatpelindung diri yang digunakan bahkantidak memadai, terutama pada stasiunketel uap ketika memasukkan bahan bakarapabila terjadi kesalahan maka dapatmenimbulkan luka bakar yang cukupserius dan akan mengganggu kinerja dariproduksi.

e. Rekomendasi Standar Keamanan danKeselamatanDari analisis yang dilakukan yaituindetifikasi bahaya dan skenario kecelakaan,didapatkan rekomendasi untuk industri tahuMaju Karya yaitu sebagai berikut:1) Dalam hal pemberian bantuan ketel uap

seharusnya pihak terkait memberikanbeberapa pengarahan mengenai kinerjaserta potensi yang akan ditimbulkan dariketel uap tersebut.

2) Pemilik industri tahu berkonsultasiterlebih dahulu tentang tata letak dan jarakyang dianjurkan ketika akan memasangketel uap untuk menghindari bahaya yangtidak diinginkan seperti jarak antara keteluap dengan tungku penggorengan ataupuntempat penyimpanan bahan bakar,sehingga ketika terjadi ledakan ataupercikan api dapat diatasi dan tidakmenyambar pada sumber yang dapatmenyalakan api tersebut.

3) Industri tahu tersebut sebaiknyamenambah jumlah pekerjanya sehinggatidak hanya satu pekerja saja, selain dapatmenghindari kelalaian yang ditimbulkanoleh pekerja juga untuk meningkatkankonsentrasi dan kebugaran tubuh padapekerja.

4) Pada ketel uap seharusnya ada petunjukpengoperasian serta potensi bahaya yangdapat ditimbulkan yang ditempelkan padaketel uap tersebut. Sehingga pekerja punterus dapat mengawasi danmengoperasikan ketel uap sesuai proseduryang telah ditentukan.

5) Untuk industri tahu yang menggunakansistem pemanas seperti ketel uap padaproses pemasakannya, seharusnya keteluap yang digunakan memiliki piranti yang

Page 7: ANALISIS ASPEK K3 SERTA PERANCANGAN ULANG …lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/68.-rana-faridah-520-533.pdf · bahaya dan K3 dari ketel uap serta pekerja dan analisa tata letak

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

THE 5TH URECOL PROCEEDING 526 ISBN 978-979-3812-42-7

secara umum memang harus dimiliki keteluap, yaitu:a) Safety Valve

Merupakan katup pengaman yangdigunakan untuk mencegah tekananberlebih pada ketel uap yang dapatmenyebabkan ketel uap meledaksewaktu-waktu.

b) Level controlPermukaan air didalam ketel uapdisyaratkan terletak minimal 10cmdiatas dinding ketel uap. Dengandemikian ketika level air tersebut lebihtinggi maka uap yang dihasilkan dalamketel uap tidak memliki ruang didalamsehingga nanti uap yang akan mengalirdalam ketel tidaklah maksimal.

Dengan adanya level control makapekerja dapat mengawasi ketinggianair sehingga dapat menghasilkan uapyang maksimum untuk kelancaranproduksi.

c) Alarm ControlPemberian tanda bahaya seperti alarmberfungsi untuk memberikanperingatan ketika ketel uap beroperasitidak sesuai kondisi sewajarnya.

Tata letak awal pada industri tahu MajuKarya yang berada di Dusun Kebon ini memilikiluas yang cukup besar, tetapi penataan beberapastasiun kerjanya kurang bisa menghasilkanaliran produksi yang efektif dan efisien. Berikutadalah tata letak awal pada industri tahu MajuKarya:

Gambar 3. Tata Letak Awal Industri Tahu Maju KaryaDalam melakukan perancangan tata letak

fasilitas pabrik tahu melalui pendekatan SLP(Systematic Layout Planning). SLP merupakanpendekatan sistematis dan terorganisir untukperencanaan layout yang dikembangkan olehRichard Muther pada tahun 1973. Langkahdalam SLP banyak diaplikasikan untuk berbagaimacam masalah antara lain yaitu produksi,transportasi, pergudangan, supporting service,perakitan, dan lain-lain. Prosedur dalammelakukan pendekatan SLP secara ringkas telahdijelaskan pada gambar 2.a. Identifikasi Aliran Material

Langkah pertama yang dilakukan dalamperencanaan layout ini dengan menganalisisaliran material. Analisis aliran materialmerupakan usaha pengukuran kuantitatifuntuk setiap gerakan perpindahan materialdiantara departemen atau aktivitasoperasional. Hasil pengamatan pada prosesproduksi digambarkan dengan peta prosesoperasi (operation process chart). Petaproses operasi ini akan menggambarkanurutan kerja pada setiap stasiun kerja sertawaktu yang diperlukan dalam satu proses.

Page 8: ANALISIS ASPEK K3 SERTA PERANCANGAN ULANG …lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/68.-rana-faridah-520-533.pdf · bahaya dan K3 dari ketel uap serta pekerja dan analisa tata letak

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

THE 5TH URECOL PROCEEDING 527 ISBN 978-979-3812-42-7

Gambar 4. Peta Proses Operasi

Dari gambar 4 diketahui bahwa dalam prosestersebut biasanya menghabiskan waktu ± 246menit dalam proses produksi. Untuk panjanglintasan aliran material handling dan

rekapitulasi kebutuhan luas area pada tataletak awal dapat dilihat pada tabel dibawahini:

Tabel 1. Panjang Lintasan Material Handling Tata Letak AwalKe

Dari1 2 3 4 5 6 7 8 Total (m)

1 2,50 2,502 5,00 5,003 2,50 2,504 0,50 0,505 1,30 1,306 4,00 4,007 2,50 2,508 0

Total panjang aliran material handling tata letak awal 18,3

Keterangan:1. Pintu Masuk2. Perendaman3. Penggilingan4. Pemasakan

5. Penyaringan dan Pencukaan6. Pencetakan7. Tempat Produk Jadi8. Penggorengan

b. Activity Relationship Chart Merupakan analisa aliran material denganpenggambaran berbagai macam peta proses

Page 9: ANALISIS ASPEK K3 SERTA PERANCANGAN ULANG …lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/68.-rana-faridah-520-533.pdf · bahaya dan K3 dari ketel uap serta pekerja dan analisa tata letak

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

THE 5TH URECOL PROCEEDING 528 ISBN 978-979-3812-42-7

untuk mencari hubungan aktivitaspemindahan material dari satu fasilitas kerjake fasilitas kerja lainnya dengan aspekkuantitatif sebagai tolak ukur untuk mencari

derajat hubungan aktivitasnya. ARC yangdidapat berdasarkan industri tahu tersebutadalah sebagai berikut:

Gambar 5. Activity Relationship Chartc. Activity Relationship Diagram

Dalam perencanaan tata letak fasilitas derajathubungan ditinjau dari dua aspek kualitatifmaupun aspek kuantitatif. Perancangan yangbersifat kualitatif akan lebih dominan dalammenganalisis derajat hubungan aktivitas yangbiasanya dijabarkan melalui peta hubunganaktivitas. Namun adakalanya perancangantersebut bersifat kuantitatif yang berarti akanlebih dominan dalam analisis aliran

materialnya yang biasanya dijabarkan dengandiagram alir. Dalam metode SLP ini,menggunakan kombinasi antara derajathubungan aktivitas dengan aliran materialuntuk pertimbangan dari modifikasi dan tataletak yang akan dievaluasi untuk digunakan.Kombinasi tersebut akan menghasilkanActivity Relationship Diagram yang dilihatdari analisis sebelumnya sebagai berikut:

Gambar 6. Activity Relationship Diagram Usulan pertama

Page 10: ANALISIS ASPEK K3 SERTA PERANCANGAN ULANG …lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/68.-rana-faridah-520-533.pdf · bahaya dan K3 dari ketel uap serta pekerja dan analisa tata letak

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

THE 5TH URECOL PROCEEDING 529 ISBN 978-979-3812-42-7

Gambar 7. Activity Relationship Diagram Usulan Kedua

Gambar 8. Activity Relationship Diagram Usulan Ketigad. Space Relationship Diagram

Setelah analisa aliran material dibuat sertahubungan derajat aktivitas dari tiap-tiapstasiun kerja dipertimbangkan, maka desaindari alternatif layout dapat dibuat denganmengkombinasikan luas area yangdibutuhkan. Untuk kebutuhan ruang yangdibutuhkan dapat dilihat pada tabel 2. Padatabel 2 total yang diperoleh untuk kebutuhanruang yaitu sebesar 24,29 m² danketersediaan yang dimiliki oleh industri tahusebesar 75 m², sehingga perubahan tata letaksangat mungkin untuk dilakukan. Diagramdari keduanya akan dijabarkan dengan spacerelationship diagram sebagaimanadipresentasikan sebagai berikut:

Tabel 2. Rekapitulasi Kebutuhan Luas AreaKeseluruhan

Departemen/Stasiun Kerja

P (m) L (m) Luas (m²)Jumlah

UnitTotal Lantai

(m²)

Perendaman 1,3 0,9 1,17 1 1,17

Penggilingan 1,6 0,6 0,96 1 0,96

Pemasakan 1,8 1 1,8 1 1,8

PenyaringandanPencukaan 0,9 1 0,9 1 0,9

Pencetakan 2,83 0,5 1,42 1 1,42

TempatProduk Jadi

2,05 1,44 2,95 1 2,95

Penggorengan 1,83 0,81 1,48 1 1,48

Boiler 2,7 1,22 3,29 1 3,29

Gudang 2,4 1,8 4,32 1 4,32

Parkiran 3 2 6 1 6

24,29

Lembar Kebutuhan Luas Area Keseluruhan

Total kebutuhan luas area keseluruhan

Page 11: ANALISIS ASPEK K3 SERTA PERANCANGAN ULANG …lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/68.-rana-faridah-520-533.pdf · bahaya dan K3 dari ketel uap serta pekerja dan analisa tata letak

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

THE 5TH URECOL PROCEEDING 530 ISBN 978-979-3812-42-7

Gambar 9. Space Relationship Diagram Usulan Pertama

Gambar 10. Space Relationship Diagram Usulan Kedua

Gambar 11. Space Relationship Diagram Usulan Ketigae. Tata Letak Usulan

Berikut merupakan tata letak usulan untukindustri tahu Maju Kaya dengan

mempertimbangkan derajat hubungan, aliranmaterial handling serta berfokus pada potensibahaya di ketel uap.

Page 12: ANALISIS ASPEK K3 SERTA PERANCANGAN ULANG …lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/68.-rana-faridah-520-533.pdf · bahaya dan K3 dari ketel uap serta pekerja dan analisa tata letak

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

THE 5TH URECOL PROCEEDING 531 ISBN 978-979-3812-42-7

Gambar 12. Tata Letak Usulan Pertama

Gambar 13. Tata Letak Usulan Kedua

Gambar 14. Tata Letak Usulan Ketiga

Page 13: ANALISIS ASPEK K3 SERTA PERANCANGAN ULANG …lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/68.-rana-faridah-520-533.pdf · bahaya dan K3 dari ketel uap serta pekerja dan analisa tata letak

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

THE 5TH URECOL PROCEEDING 532 ISBN 978-979-3812-42-7

Panjang lintasan untuk masing-masing tataletak usulan adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Panjang Lintasan MaterialHandling Tata Letak Pertama

KeDari

1 2 3 4 5 6 7 8 Total(m)

1 2,50 2,502 0,50 0,503 1,80 1,804 0,50 0,505 5,10 5,106 0,70 0,707 7 7,008 0

Total panjang aliran materialhandling tata letak pertama

18,10

Tabel 4. Panjang Lintasan MaterialHandling Tata Letak Kedua

KeDari

1 2 3 4 5 6 7 8 Total(m)

1 2,50 2,502 0,50 0,503 2,50 2,504 0,50 0,505 3,10 3,106 1,00 1,007 1 1,008 0

Total panjang aliran materialhandling tata letak kedua

11,10

Tabel 5. Panjang Lintasan MaterialHandling Tata Letak Ketiga

KeDari

1 2 3 4 5 6 7 8 Total(m)

1 2,50 2,502 0,50 0,503 3,00 3,004 0,50 0,505 3,10 3,106 1,00 1,007 1 1,008 0

Total panjang aliran materialhandling tata letak ketiga

11,60

Dari tiga tata letak usulan dapat dipilih tataletak usulan ketiga dengan pertimbanganmelihat pada hubungan derajat keterkaitan

antara satu tempat dengan yang lainnya,selain itu posisi boiler yang tidak terlaludekat dengan sumber api yang dapatmenyebabkan kebakaran. Pada tata letakusulan kedua memiliki panjang lintasansebesar 11,10 m, sedangkan pada tata letakketiga memiliki panjang lintasan sebesar11,60m. Dalam hal ini, meskipun panjanglintasan pada tata letak kedua lebih daripadaketiga, namun pada tata letak ketigaketerkaitan posisi proses berdasarkan denganARC dan ARD yang telah dibuat. Pada tataletak usulan ketiga ketel uap dan pemasakanmemiliki derajat keterkaitan sangat penting(E) sehingga hal tersebut membuat stasiunpemasakan dan ketel uap didekatkan. Untukitu dipilih tata letak ketiga dalam perbaikanlayout pabrik tahu.

KESIMPULANBerdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut:a. Pada analisa Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3), pengetahuan pekerja mengenaipenggunaan APD masih minim. Selain APDpengetahuan dan prosedur dalammengoperasikan ketel uap masih minim dantidak adanya penyuluhan pihak terkaitpemberi bantuan ketel uap mengenai potensibahaya yang dapat ditimbulkan pada keteluap. Ketel uap yang dioperasikan juga belummemiliki standar keamanan ketel uap padaumumnya seperti safety valve ataupun levelcontrol.

b. Rancangan tata letak yang terpilih padaperbaikan tata letak fasilitas industri tahuMaju Karya yaitu yang memiliki panjanglintasan material handling 11,60 m dan hasilini lebih efisien 36,61% jika dibandingkandengan panjang lintasan tata letak awalsebesar 18,30 m dan tata letak usulan lainsebesar 18,10 m serta 11,10 pada tata letakusulan dua. Meskipun panjang lintasan tataletak dua lebih pendek, tapi pertimbanganpada tata letak ketiga juga terletak pada posisiderajat keterkaitan antar proses.

REFERENSIBabu, M.Suri dan B. Subbaratnam. 2014.

Finite Element Analysis of Steam Boiler

Page 14: ANALISIS ASPEK K3 SERTA PERANCANGAN ULANG …lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/68.-rana-faridah-520-533.pdf · bahaya dan K3 dari ketel uap serta pekerja dan analisa tata letak

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

THE 5TH URECOL PROCEEDING 533 ISBN 978-979-3812-42-7

Used in Power Plants. SSRG InternationalJournal of Mechanical Engineering(SSRG-IJME). Vol 1. Hal 28-35

Berg, Heinz Peter. 2010. Risk Management:Procedures, Method, and Experiences.Vol 1. 2(17). Hal 79-95

Faishol, Muh., Sri Hastuti., dan MillatulUlya. 2013. Perancangan Ulang TataLeteak Fasilitas Produksi Pabrik TahuSrikandi Junok Bangkalan. AGROINTEK.Vol 7. No.2. Hal 57-65

Fatoni, Rois. 2013. Rekomendasi StandarSistem Keselamatan Untuk Steam Boilerdi Pabrik Tahu. Simposium NasionalTeknologi Terapan (SNTT)

Ilfani, Grisma dan Rini Nugraheni. 2013.Analisis Pengaruh Keselamatan danKesehatan Kerja terhadap KinerjaKaryawan (Studi pada PT. Apac IntiCorpora Bawen Jawa Tengah UnitSpinning 2). Jurnal Studi Manajemen &Organisasi. Vol.10. No.2. Hal 160-166

Hakim, Legisnal dan Purwo Subekti. 2015.Rancang Bangun Ketel Uap Mini denganPendekatan Standar SNI Berbahan BakarCangkang Sawit untuk Kebutuhan PabrikTahu Kapasitas 200 kg Kedelai/hari.Jurnal Aptek. Vol 7. No 1. Hal 1-8

Haq, Ejaz ul, Tanzeel Ur Rahman, AbdulAhad, Farman Ali, Muhammad Ijaz.2016. Modeling and Simulation of anIndustrial Steam Boiler. InternationalJournal of Computer Engineering andInformation Technology. Vol 8. No.1. hal7-10

Pratiwi, Indah, Etika Muslimah, dan AbdulWahab Aqli. 2011. Perancangan TataLetak Fasilitas di Industri TahuMenggunakan Blocplan. Jurnal IlmiahTeknik Industri. Vol 11. No.2. Hal 102-112

Purnomo, Hari. 2004. Perencanaan danPerancangan Fasilitas. Edisi Satu. GrahaIlmu. Yogyakarta

Siska, Merry dan Henriadi. 2012.Perancangan Fasilitas Pabrik Tahu untukMeminimalisasi Material Handling.Jurnal Teknik Industri. Vol.13. No.2. Hal133-141

Sumekar, Ariana. 2015. AnalisisPengetahuan, Sikap, dan PerilakuPenggunaan Alat Pelindung Diri (APD)pada Perajin Perak di Industri Perak “X”Yogyakarta. Jurnal KesehatanMasyarakat. Vol 08. No 01. Hal 374-381

Suma’mur. 1981. Keselamatan Kerja danPencegahan Kecelakaan. PT TokoGunung Agung. Jakarta

Susetyo, Joko, Risma Adelina Simanjuntak,Joao Magno Ramos. 2010. PerancanganUlang Tata Letak Fasilitas Produksidengan Pendekatan Group Technologydan Algoritma Blocplan untukMeminimasi Ongkos Material Handling.Jurnal Teknologi. Vol 3. No 1. Hal 75-84

Wignjosoebroto, Sritomo.2000. Tata LetakPabrik dan Pemindahan Bahan. EdisiKetiga. Institut Teknologi SepuluhNovember. Surabaya

Zamani, Wildan. 2014. Identifikasi BahayaKecelakaan Unit Spinning MenggunakanMetode Hirarc di PT. Sinar Pantja Djaja.Unnes Journal of Public Health. UJPH 3(1) (2014)

Zhenyuan, Jia, LU Xiaohong, Wang Wei, JiaDefeng, Wang Lijun. 2011. Design andImplementation of Lean Facility LayoutSystem of a Produsction Line.International Journal of IndustrialEngineering. Vol 18 (5). Hal 260-269