aspek farmakologi antifungi - prof rianto.pdf
TRANSCRIPT
-
ASPEK FARMAKOLOGI
ANTIFUNGI
Rianto SetiabudyDepartmen FarmakologiFKUI
Dipresentasikan pada Kongres Nasional IKAFI XIII,
Yogyakarta, 29 Oktober 2010
-
Pernyataan konflik kepentingan
Rianto Setiabudy menerima speaker fee dari Astellas
Seluruh bahan presentasi ini disusun sendiri oleh penulis berdasarkan literatur yang dinilai obyektif oleh penulis
-
Pendahuluan
Angka kejadian infeksi jamur sistemik makin
meningkat dan 75% di antaranya disebabkan
kandidiasis (Wilson et al., 2002)
Faktor penyebab:
Populasi usia lanjut Populasi usia lanjut
Populasi pasien yang immunocompromised
Populasi penderita DM
Terapi dengan sitostatik
Terapi dengan antibiotika berspektrum luas
Transplantasi organ
-
Penggolongan obat untuk
infeksi jamur sistemik
1. Polien
2. Anti metabolit2. Anti metabolit
3. Triazol
4. Ekinokandin
-
GOLONGAN POLIEN (1)
Prototip : Amfoterisin B (Fungizone)
Sebelum era amfoterisin B (AmB) hampir
semua infeksi fungus diseminata dan meningitis
karena kriptokokus fatalkarena kriptokokus fatal
AmB berspektrum luas dan bersifat fungisidal
tapi toksik (nefrotoksik, demam, menggigil,
mual) dan hanya tersedia untuk pemberian IV
dan inhalasi
Sulit menembus sawar darah otak dan vitreous
body
-
GOLONGAN POLIEN (2)
Formulasi lipid: liposomal AmB (L-AMB,
Ambisome), amfoterisin B lipid kompleks (
(ABLC, Abelcet), Amfoterisin B colloidal
dispersion (ABCD, Amphotec) telah
dikembangkan untuk menurunkan dikembangkan untuk menurunkan
nefrotoksisitas AmB
Kerugian formulasi lipid: mahal
Jalur ekskresi AmB tidak diketahui pasti
AmB dulu merupakan obat lini pertama untuk
infeksi aspergilus yang invasif, namun telah
digantikan oleh vorikonazol
-
GOLONGAN POLIEN (2)
-
GOLONGAN POLIEN (3)
Walaupun nefrotoksik, kinetiknya praktis tidak dipengaruhi fungsi ginjal tidak perlu pengurangan dosis pada gagal ginjal (Revankar & Graybill, 2003)
Uji klinik degnan desain RCT menunjukkan bahwa dibandingkan dengan AmB biasa, liposomal AmB > efektif untuk pengobatan histoplasmosis dan efek sampingya juga > sedikit
-
GOLONGAN ANTIMETABOLIT (1)
Flusitosin (Ancobon ) Dalam sel jamur diubah menjadi 5-FU
suatu analog nukleosid Resistensi timbul cepat bila digunakan Resistensi timbul cepat bila digunakan
sebagai obat tunggal Bioavailabilitasnya sangat baik dan
diperlukan pengurangan dosis pada gagal ginjal
-
GOLONGAN ANTIMETABOLIT (2)
Tidak digunakan sebagai monoterapi kombinasi dengan AmB atau flukonazol (Larsen, 1994)
Penggunaannya sekarang menurun Indikasi: Karena dapat menembus BBB dgn.
baik terapi untuk meningitis karenakriptokokus dan kandidiasis diseminata(dalam kombinasi dengan AmB)
Dosis: 150 mg/kgBB/hari dibagi dalam beberapa dosis
-
GOLONGAN ANTIMETABOLIT (3)
Flukonazol meningkatkan kadar fenitoin, glipizid, warfarin, rifabutin dan siklosporin
Efek toksik utama: mielospupresi, hepatotoksisitas, keluhan saluran cerna
-
GOLONGAN TRIAZOL (1)
Menghambat konversi lanosterol menjadi ergosterol akumulasi metilsterol yang toksik
Golongan obat ini menghambat beberapa enzym CYP450 manusia (3A4, 2C9, 2C19) enzym CYP450 manusia (3A4, 2C9, 2C19) masalah interaksi dengan banyak obat (statins, benzodiazepin, fenitoin, karbama-zepin, siklosporin, dll)
Embriotoksik dan teratogenik kontra-indikasi untuk wanita hamil dan menyusui
-
GOLONGAN TRIAZOL (2)Ketokonazol (Nizoral) Merupakan azol terkuno Spektrum antijamur luas, kecuali terhadap
aspergilus Absorpsinya buruk pada pH tinggi, penderita Absorpsinya buruk pada pH tinggi, penderita
aklorhidria, pemberian bersama antasid, PPI Efek samping ; iritasi saluran cerna,
ginekomastia, libido turun, azopermia, hepatotoksisitas
Menghambat metabolisme banyak obat lain yang dimetabolismevia sitokrom P450
-
GOLONGAN TRIAZOL (3)
Flukonazol (Diflucan) Merupakan triazol yang paling banyak
digunakan karena bioavailabilitas dan tolerabilitasnya yang baik
Dosis tunggal sekali sehari (oral atau IV) Dosis tunggal sekali sehari (oral atau IV) Ikatan dengan protein hanya 10% Penetrasi ke jaringan dan CSF sangat baik Indikasi: meningitis kr. kriptokokus,
kandidemia, kandidiasis diseminata, kandidiasis esofagus, kandidiasis vaginal
-
GOLONGAN TRIAZOL (4)Itrakonazol (Sporanox) Membutuhkan pH rendah dan makanan
berlemak untuk mekan absorpsinya Itrakonazol meningkatkan kadar obat 2 lain
dalam darah mis astemizol, siklosporin, dalam darah mis astemizol, siklosporin, digoksin, lovastatin, takrolimus, terfenadin, triazolam
Tersedia dalam bentuk oral (dulu ada IV) Indikasi parakoksidioidomikosis, histo-
plasmosis, aspergilosis (Negroni et al, 1987; Sharkey et al, 1990)
-
GOLONGAN TRIAZOL (5) Untuk memperbaiki penyerapan itrakonazol,
dibuat suspensi oral dengan hidroksipropil - -siklodekstrin
Itrakonazol mempunyai ikatan protein yang tinggi sekalitinggi sekali
Efek samping : edema, hipertensi, hipokalemia (Sharkey et al, 1991)
Indikasi : Salvage therapy untuk aspergilosis invasif Histoplasmosis ringan dan sedang
-
GOLONGAN TRIAZOL (6)
Vorikonazol (Vfend) Tergolong triazol generasi ke-2 Spektrum luas Kadar obat dalam serum bervariasi luas,
salah satu penyebabnya ialah polimorfisme CYP2C19
Menghambat CYP3A4 Merupakan obat terpilih untuk aspergilosis
invasif (Herbrecht, 1977) Efek samping: gangguan penglihatan,
hepatotokisisitas
-
EKINOKANDIN (1)
Derivat: kaspofungin, anidulafungin, mikafungin
Menghambat -1,3-glucan-synthetase Semua harus diberikan IV Semua harus diberikan IV Bersifat fungisidal terhadap kandida tapi
fungistatik untuk aspergilus Kelebihan: berspektrum luas terhadap
semua spesies kandida dan toksisitasnya rendah
-
EKINOKANDIN (3)
Kaspofungin (Candidas) Studi dengan desain RCT menunjukkan
bahwa obat ini dalam pemberian 14 hari minimal sama efektif dengan AmB untuk minimal sama efektif dengan AmB untuk terapi esofagitis kandida (Villanueva et al, 2003)
Ditoleransi lebih baik dari AmB Efek samping: demam, flebitis, sakit kepala
-
EKINOKANDIN (2)
Mikafungin (Mycamine)
Bersifat fungisidal terhadap kandida dan
aspergilus
Diindikasikan untuk kandidemia, kandidiasis
diseminata, kandidiasis esofagus dan profilaksis diseminata, kandidiasis esofagus dan profilaksis
untuk pasien yang menerima transplan stem cell
Pengurangan dosis tidak diperlukan pada
insufisiensi ginjal , dan hanya diperlukan pada
gangguan fungsi hati berat
Tolerabilitas sangat baik dibandingkan dg. AmB
Menghambat lemah CYP3A4
-
EKINOKANDIN (4)
Anidulafungin (Ecalta) Tidak dimetabolisme di hati , tidak
dikeluarkan melalui urin Tidak berinteraksi dengan obat lain yang Tidak berinteraksi dengan obat lain yang
dimetabolisme oleh sitokrom P450 Tidak diperlukan pengurangan dosis pada
kasus dengan insufisiensi ginjal dan hati (Ostrosky-Zeichner, 2004)
Efektif untuk kandidiasis sistemik
-
Esophagitis candida
-
Aspergilosis paru
-
Histoplasmosis
-
Mikosis hati
-
Penutup (1)
Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam farmakoterapi infeksi jamur sistemik ialah:
1. Tercapainya kadar obat di tempat infeksi1. Tercapainya kadar obat di tempat infeksi2. Efek samping: mielosupresi, nefrotoksik,
hepatotoksik3. Penggunaan monoterapi atau kombinasi4. Kemungkinan interaksi dlm. metabolisme
obat
-
Penutup (2)
5. Pada pasien yang immunocompromised, farmakoterapi hanya mampu mengurangi komplikasi akibat infeksi jamur sistemik tapi tidak akan pernah akan dapat mengatasinya tidak akan pernah akan dapat mengatasinya secara tuntas
Terima Kasih