aspek dinkes
DESCRIPTION
dinas kesehatanTRANSCRIPT
ASPEK ASPEK MANAJERIALDINAS KESEHATAN
RONIN HIDAYAT, M.Kes
ORGANISASI
PEMBERDAYAANSDK
KEPEMIMPINAN
KOMUNIKASI
PERENCANAAN DANPENGENDALIAN
PEMECAHAN MASALAH
DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
ASPEK MAJAERIALDINKES
STRUKTUR PROSES HASIL
UMPAN BALIK
MANAJEMEN MUTU
ORGANISASI
DIN.KES
PELAYANANSKPD
HIRARKYMATRIK
(Cross Fungtional)
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Banyumas
Matrik Organisasi
Ka.DinKes
Sekretaris
Ka.Bidang
UPT DinKes
RSU
Fas.Kes
Dokter Perawat Bidan Apoteker Tg.Kesmas
KEPEMIMPINAN
• Kepemimpinan perilaku (behavior) yaitu proses mempengaruhi kegiatan2 seseorang atau kelompok dlm usahanya mencapai tujuan yg sudah ditetapkan
• Model Leadership Continum yaitu, perilaku seorang pemimpin pd hakekatnya merupakan tingkah laku pemimpin sampai seberapa jauh hub. dg bawahan didalam proses pengambilan keputusan
Visi
“BANYUMAS SEHAT DAN MANDIRI”
Misi Dinas Kesehatan Banyumas
1. Mendorong dan menggerakan masy. Untuk berperilaku hidup sehat serta mampu mengatasi mas.kes.diwilayahnya menuju terwujudnya desa siaga
2. Meninngkatkan kinnerja dan mutu pelayanan kkes. Dengan mendekatkan yan kes.kpd masyarakat yang merata dan terjangkau
3. Membina dan menciptakan lingkungan sehat serta mengendalikan penyakit potensia wabah
4. Meningkatkan sumber daya, informasi dan manajemen kes.
5. Menimgkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
Perencanaan dan Pengendalian
1. Pelipatgandaan kinerja Dinas Kesehatan beserta UPT nya
2. Peningkatan kemampuan dan keberanian 3. Didesain dengan sifat organik, agar mampu
mengantisiasi perubahan yg terjadi, responsif, 4. Memetakan secara komprehensif atas pelayanan kes5. Pengendalian secara cepat dan terpadu atas penyakit
yang terjadi6. Melipatgandakan kiinerja UPT dan SDK dalam area
pembinaannya
KOMUNIKASI
• Kebijakan, sasaran dan program
• Sinergi Implementasi antara Pusat (kementrian Kes), DinKes Prop,sesama SKPD dan UPT agar sinergis dalam pembangunan
• Upaya pembinaan fasilitas kes
• Sarana pembelajaran
PEMBERDAYAAN SDK
• SDM yang variatif dan komplek atas kompetensinya
• Kontinyu dan berkesinambungan
• Pertumbuhan SDK yang cepat dan kompleks
PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN • Solusi adanya penyimpangan kesehatan• Metode yang pas dan berhasilguna• Peningkatan mutu kesehatan, baik input, proses
maupun output• Mencegah terjadinya penyakit, memperkecil
resiko dan kerugian, • Perlindungan keselamatan terhadap masy
(publik)• Dampak minimal dan biaya seefisien mungkin
MASALAH
1. Status kesehatan masyarakat masih rendah, terutama pada masyarakat lapisan bawah atau masyarakat miskin. Kematian bayi pada kelompok masyarakat termiskin adalah sekitar 3,5 kali lipat lebih tinggi dari kematian bayi pada kelompok masyarakat terkaya.
2. Angka kesakitan dan kematian karena penyakit infeksi atau menular masih tinggi. Di lain pihak angka kesakitan penyakit degeneratif mulai meningkat. Di samping itu kita juga menghadapi berbagai masalah kesehatan akibat bencana. Adanya beban ganda atau double burden, bahkan “multiple burden” dalam pembangunan kesehatan.
3. Perilaku masyarakat belum sepenuhnya mendukung upaya pembangunan kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
4. Masalah pokok lainnya dalam pembangunan kesehatan adalah pemerataan, keterjangkauan atau akses pelayanan kesehatan yang bermutu/berkualitas masih rendah. Masalah akses pelayanan kesehatan oleh masyarakat, dapat disebabkan karena geografi, ekonomi, dan ketidaktahuan masyarakat.
5. Berkaitan dengan masalah akses dan mutu pelayanan kesehatan, masalah kurangnya tenaga kesehatan dan penyebarannya yang tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan juga merupakan masalah yang pelik. Pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, daerah terpencil, dan daerah perbatasan masih kurang dapat dilayani oleh tenaga kesehatan yang memadai, baik jumlah maupun mutunya.
6. Kurangnya tenaga kesehatan, apalagi yang berkualitas seperti yang diharapkan, sangat berkaitan dengan permasalahan yang lebih hulu lagi, yaitu masalah pendidikan tenaga kesehatan. Kondisi terakhir menunjukkan pendidikan tenaga dokter termasuk dokter spesialis menghadapi masalah yang sangat serius, yaitu kurangnya tenaga pendidik. Masalah serius ini hanya dapat diatasi dengan kerjasama lintas sektor yang sinergis.
UU Nomor 22 tahun 1999 telah diperbaharui dengan UU Nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
• Desentralisasi dan otonomi daerah pelaksanaannya belum dapat dirasakan, termasuk dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah – Pembagian urusan antara berbagai jenjang pemerintahan belum
dilaksanakan secara konsekuen. – Berbedanya persepsi para pelaku pembangunan terhadap
kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah – Kerjasama antar Pemerintah Daerah belum optimal.– Belum efektif dan efisiennya penyelenggaraan kelembagaan
pemerintah daerah. – Masih terbatasnya dan masih rendahnya kapasitas aparatur
pemerintah daerah.
Prioritas Penanganan Kesehatan
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
2. Pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin.
3. Penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana.
“Pemberdayaan Masyarakat untuk Dapat Mandiri dalam Pembiayaan Kesehatan dan Kesejahteraan”