asma kdp
TRANSCRIPT
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 1/34
TINJAUAN TEORITIS
1. Konsep Dasar
A. Pengertian
Asma Bronchial adalah suatu penyaklit dengan cirri meningkatnya
respon-respon tracea dan bronchus terhadap berbagai rangsangan dengan
manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya berubah-
rubah secara spontan maupun sebagai pengobatan.
( Soeparman Sarwono Waspadji, !!" #.
Asma bronchial adalah penyakit paru dengan cirri khas yakni saluran
nafas sangat mudah bereaksi dengan berbagai rtangsangan atau
pencetusdengan manifestasi beerupa serangan asma
( $gatsiah, !!% #.
Asma Bronchial dalah sindroma obstruksi jalan nafas yuang berulang
ditandai dengan kontreksi otot polos bronchial, inflamasi dan hipersekresi,
mucus yang menyebabkan kurangnya aliran darah atau kesukaran bernafas
( Sil&ia A 'rice orraine ) Wilson, !!* #.
Stadium asma
a. Stadium +
Waktu terjadinya edema dinding bronkus, batuk proksisimal, karena iritasi dan
batuk kering. Sputum yang kental dan mengumpul merupakan benda asing
yang merangsang batuk.
b. Stadium ++
Sekresi bronkus bertambah banyak dan batuk dengan dahak yang jernih dan
berbusa. 'ada stadium ini anak akan mulai merasa sesak napas berusaha
bernapas lebih dalam. kspirasi memanjang dan terdengar bunyi mengi.
ampak otot napas tambahan turut bekerja. erdapat retraksi supra sternal,
epigastrium dan mungkin juga sela iga. Anak lebih senang duduk dan
membungkuk, tangan menekan pada tepi tempat tidur atau kursi. Anak tampak
gelisah, pucat, sianosisi sekitar mulut, toraks membungkuk ke depan dan lebih
bulat serta bergerak lambat pada pernapasan. 'ada anak yang lebih kecil,
cenderung terjadi pernapasan abdominal, retraksi supra sternal dan interkostal.
c. Stadium +++
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 2/34
bstruksi atau spasme bronkus lebih berat , aliran udara sangat sedikit
sehingga suara napas hampir tidak terdengar.
Stadium ini sangat berbahaya karena sering disangka ada perbaikan. /uga
batuk seperti ditekan. 'ernapasan dangkal, tidak teratur dan frekuensi napas
yang mendadak meninggi.
B. Anatomi Fisiologi
0ungsi sistem pernafasan adalah untuk mengambil oksigen (1# dari
atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentransfer karbon dioksida (21#
yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. rgan-organ respiratorik
juga berfungsi dalam produksi wicara dan berperan dalam keseimbangan asam
basa, pertahanan tubuh, melawan benda asing dan pengaturan hormonal tekanan
darah.
1. Rongga Hi!ng an Nasal
3idung terdiri dari atas bagian internal dan eksternal. Bagian eksternal
menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago. $ares
anterior (lubang hidung# merupakan ortium terluar dari rongga hidung.
Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 3/34
rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi &ertikal yang sempit, yang
disebut septum. )asing-masing rongga hidung dibagi menjadi tiga saluran
oleh penonjolan turbinasi (konka# dari dinding lateral. 4ongga hidung
dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung &askular
yang disebut mukosa hidung. endir disekresi secara terus-menerus oleh
sel-sel gobler yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke
belakang ke nasofaring oleh gerakan cita.
Sinus paranasal termasuk empat pasang rongga berlubang yang dilapisi
oleh mukosa hidung dan epitel kolumnor tertingkat semu yang bersilia.
0ungsi sinus yang menonjol adalah sebagai bilik peresonansi saat berbicara
dan menjadi tempat umum terjadinya infeksi.
Arus udara yang memasuki lubang hidung diarahkan ke atas depan ke
langit-langit hidung dan mengikuti rute sirkuit sebelum udara mencapai
nasofaring. 5alam perjalanannya, udara bersentuhan dengan permukaan
membran mukosa yang luas, lembab dan hangat yang menangkap partikel-
partikel debu dan organisme dalam udara yang dinhalasi. 6dara ini
dilembabkan dan dihangatkan sesuai dengan suhu tubuh dan dihubungkan
dengan saraf yang sensitif. Beberapa dari saraf ini mendeteksi bau dan
lainnya yang mencetuskan bersin untuk mengeluarkan debu yang
mengiritasi.
3idung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari
paru-paru. /alan nafas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan
melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru.
". Faring
0aring atau tenggorok adalah struktur sepeti tuba yang
menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring. 0aring dibagi menjadi
nasofaring, orofaring dan laringofaring.
$asofaring terletak di sebelah posturor hidung dan di atas palatum
osofaring memuat fausial atau palatum tonsil. aringofaring memanjang
dari tulang hioid ke kartilago krikoid, pintu masuk laring dibentuk oleh
epiglotis.
Adenoid atau tonsil faring, terletak pada langit-langit nasofaring.
enggorok dikelilingi oleh tonsil, adenoid dan jaringan limfoid lainnya.
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 4/34
Struktur in merupakan penghubung penting dari nodus limfe dagu yang
menjaga tubuh dari serangan organisme yang memasuki hidung dan
tenggorok. 0ungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus
respiratorius dan digestif.
#. $aring
aring, atau orga suara adalah struktur epitel kartilago yang
menghubungkan faring dengan trakea. 0ungsi utama laring adalah untuk
memungkinkan terjadinya &okalisasi. aring juga melindungi jalan nafas
bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. aring sering
disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas7
a. piglotis, daun katup kartolago yang menutupi astrum ke
arah laring selama menelan.
b. 8lotis, ostrum antara pita suara dalam laring.
c. 9artilago tiroid, kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari
kartilago ini membentuk jakun (adam:s apple#
d. 9artilago krikoid, satu-satunya cincin kartilago yang komplit
dalam laring
e. 9artilago aritenoid digunakan dalam gerakan pita suara
dengan kartilago tiroid.
f. 'ita suara, ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang
menghasilkan bunyi suara, pita suara terletak pada lumen laring.
%. Tra&ea
rakea adalah tuba dengan panjang ; cm sampai 1 cm dan diameter
1,< cm serta terletak di atas permukaan anterior esofagus. uba ini
melintang dari laring sampai bronkus. rakea dapat tetap terbuka karena
adanya = sampai 1; cincin kartilago berbentuk 2. 6jung posterior mulut
cincin dihubungkan oleh jaringan ikat dan otot sehingga memungkinkan
ekspansi esofagus. rakea dilapisi epitelium respiratorik (kolumner
bertingkat dan bersilia# yang mengandung banyak sel goblet, berfungsi
untuk mengantarkan udara menuju bronkus.
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 6/34
mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid# yang melapisi permukaan dalam dan
mencegah al&eolar agar tidak kolaps. Sel al&eolar +++ adalah makrofag yang
merupakan sel-sel fagositis yang besar yang memakan benda asing (misal7
lendir, bakteri# dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan yang penting#.
,. -e&anisme entilasi
Selama respirasi, udara mengalir dari lingkungan sekitar ke dalam
trakea, bronkus, bronkiolus dan al&eoli. Selama ekspirasi, gas al&eolar
menjalani rute yang sama dengan arah yang berlawanan.
Selama inspirasi gerakan diafragma dan otot-otot pernafasan lain
memperbesar rongga toraks dan dengan demikian menurunkan tekanan di
dalam toraks sampai tingkat di bawah tekanan atmosfir. 9arenanya, udara
tertarik melalui trakea dan bronkus ke dalam al&eoli.
Selama ekspirasi normal, diafragma rileks dan paru-paru menyempit
mengakibatkan penurunan ukuran rongga toraks. ekanan al&eolar
kemudian melebihi tekanan atmosfir dan udara mengalir dari paru-paru ke
dalam atmosfir.
/. Pert!&aran 0as
Setelah pertukaran kapiler jaringan ini, darah memasuki &ena sistemik
(dimana disebut darah &ena# dan mengalir ke sirkulasi pulmonal.
9onsentrasi oksigen dalam darah di dalam kapiler paru-paru lebih rendah
dibanding dengan konsentrasi dalam kantung udara paru, yang disebut
al&eoli. Sebagai akibat gradien konsentrasi ini, dengan berdifusi dari al&eoli
ke dalam darah . karbon dioksida yang mempunyai konsentrasi dalam darah
lebih tinggi dari konsentrasi dalam al&eoli berdifusi dari darah ke al&eoli.
. ol!me an Kapasitas Par!
a. ?olume
# ?olume tidal (?# adalah &olume udara yang masuk dan keluar paru-
paru selama &entilasi normal biasa ( @ <;; ml#
1# ?olume cadangan inspirasi (?2+# adalah &olume udara ektra yang
masuk ke paru-paru dengan inspirasi maksimum di atas inspirasi
tidal (>.<; ml untuk laki-laki dan !;; ml pada perempuan#
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 7/34
># ?olume cadangan eksprasi (?2# adalah &olume ekstra udara yang
dapat dengan kuat dikeluarkan pada akhir ekspirasi tidal normal
(.1;; ml pada laki-laki dan ";; ml pada perempuan#.
*# ?olume residual (?4# adalah &olume udara sisa dalam paru-paru
setelah melakukan ekspirasi kuat (.1;; ml pada laki-laki dan .;;
ml pada perempuan#.
b. 9apasitas
# 9apasitas residual fungsional (904# adalah penambahan &olume
residual dan &olume cadangan eksprasi (1.1;; ml#
1# 9apasitas inspirasi (9+# adalah penambahan &olume tidal dan
&olume cadangan inspirasi (>.<;; ml#
># 9apasitas ?ital (9?# adalah penambahan &olume tidal, &olume
cadangan inspirasi dan &olume cadangan ekspirasi (*.<;; ml#
*# 9apasitas total paru (9'# adalah jumlah total udara yang dapat
ditampung dalam paru-paru dan sama dengan kapasitas &ital
ditambah &olume resideal (<.%;; ml#.
2. -ani3estasi Klinis
8ejala klinis asma klasik adalah serangan episodic akut, batuk, mengi,
dan sesak nafas. Awal serangan gejala tidak khas seperti rasa beat di dada
dan asma alergik mungkin disertai pilek atau bersin. 'ada mulanya batuk
tanpa disertai tanpa disertai secret tapi lama kelamaan akan mengeluarkan
secret baik mukoid, putih, kadang purulent. Ada sebagian asma gejala batu
tanpa disertai mengi dikenal 2ough ?ariant Asthma.
'ada asma alergik gejala tidak khas, apalagi pasien memberikan gejala
terhadap faktor pencetus non alegik seperti asap rokok, asap yang
merangsang, infeksi saluran nafas, ataupun perubahan cuaca.
/ika asma akibat pekerjaan, gejala memburuk pada awal minggu dan
membaik akhir minggu. 8ejala mungkin akan membaik bila pasien
dijauhkan dari lingkungan pekerjaan. 'ada pasien asma gejala bersifat
paroksismal membaik pada siang hari dan memburuk pada malam hari
(Sedoyo, Aru W, 1;;=#.
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis,
tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 8/34
dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan
keras. 8ejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi ( wheing #,
batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada. 8ejala-gejala
tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan.
Selain gejala diatas, ada beberapa gejala yang menyertai diantaranya 7
tachypnea, orthopnea, gelisah, diaphorosis, nyeri diabdomen karena terlibat otot
abdomen dalam pernapasan, fatigue, tidak toleran terhadap akti&itas 7 makan,
berjalan, bahkan berbicara, serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak
dalam dada, disertai pernafasan lambat, ekspirasi selalu lebih susah dan panjang
dibanding inspirasi, sianosis sekunder, gerak-gerak retensi karbondioksida seperti 7
berkeringat, takikardia dan pelebaran tekanan nadi, serangan dapat berlangsung dari
>; menit sampai beberapa jam dan dapat hilang secara spontan. 'ada serangan asma
yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin banyak, antara lain 7 silent chest,
sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi dada, tachicardi dan pernafasan cepat
dangkal. Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari (http7usu-library.ac.id#.
D. ETIO$O0I
. 0aktor predisposisi
a. 8enetic7 diturunkan dalam keluarga dan berhubungan dengan
atopi.
5imana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. 'enderita
dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga
menderita penyakit alergi. 9arena adanya bakat alergi ini,
penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika
terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
b. 0aktor lingkungan7 debu, serbuk sari dan bulu kucing
5imana alergen dapat dibagi menjadi > jenis, yaitu 7
# +nhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan seperti debu,
bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi
1# +ngestan, yang masuk melalui mulut seperti makanan dan
obat-obatan
># 9ontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit seperti
perhiasan, logam dan jam tangan
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 9/34
c. 'aparan pekerjaan
d. Stimulus non spesifik7 infeksi &irus, udara dingin, dan olahraga
e. 'erubahan cuaca
2uaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan
faktor pemicu terjadinya serangan asma. 9adang-kadang serangan
berhubungan dengan musim, seperti7 musim hujan, musim
kemarau, musim bunga. 3al ini berhubungan dengan arah angin
serbuk bunga dan debu.
f. Stress
Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,
selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
5isamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita
asma yang mengalami stressgangguanemosi perlu diberi nasehat
untuk menyelesaikan masalah pribadinya. 9arena jika stressnya
belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
g. ingkungan kerja
)empunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan
asma. 3al ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. )isalnya orang
yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes,
polisi lalu lintas. 8ejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
h. lah raga aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika
melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. ari cepat
paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena
aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.
i. 0aktor lngkungan lain, faktor makanan tinggi $a1@ dan rendah )g
1@
E. PATOFISIO$O0I
1. Asma alergi&
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronchioles
yang menyebabkan sukar bernapas. 'enyebab yang umum adalah
hipersensiti&itas bronchioles terhadap benda-benda asing di udara. 4eaksi
yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 10/34
berikut7 seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk
sejumlah antibody +g abnormal dalam jumlah besar dan antibody ini
menyebabkan reaksi alergi bila bereaksi dengan antigen spesifikasinya.
'ada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat
pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan bronchiolus dan
bronkus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody +g orang
tersebut meningkat, allergen bereaksi dengan antibody yang telah terlekat
pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai
macam at diantaranya histamine, at anafilaksis yang bereaksi lambat
(yang merupakan leukotrient#, factor kemotaktik eosinofilik dan
bradikinin. fek gabungan dari semua factor-faktor ini akan menghasilkan
edema local pada dinding bronchiolus kecil maupun sekresi mucus yang
kental dalam lumen bronchiolus dan spasme otot polos bronchiolus
sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.
'ada asma, diameter bronchiolus lebih berkurang selama ekspirasi
daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan pada paru selama
ekspirasi paksa menekan bagian luar bronchiolus. 9arena bronkiolus
sudah tersumbat sebagaian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari
tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama ekspirasi.
'ada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan
adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi, hal ini menyebabkan
dispnea. 9apasitas residu fungsional dan &olume residu paru menjadi
sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan
udara ekspirasi dari paru, hal ini menyebabkan barrel chest.
1. Asma non alergik
8angguan system parasimpatis
3ipersensitifitas syarat kolinergik
8angguan syaraf simpatis
Blokade reseptor adenergik β dan 3ipersensitifitas reseptor adrenergik C
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 11/34
'engaruhi keseimbangan kolinergik adenergik
Bronchus cenderung menyempit
0. 9)'+9AS+
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah7
. Status asmatikus
1. Bronchitis kronis, bronkiolus
>. Atelektasis7 lobari segmental karena obstruksi brokus oleh lender
*. 3ipoksemia
<. 'neumotoraks
9erja pernapassan meningkat, kebutuhan 1 meningkat. rang akantidak sanggup memenuhi kebutuhan 1 yang sangat tinggi yang
dibutuhkan untuk bernapas melawan spasme bronkhiolus,
pembengkakan bronkhiolus dam mucus yang kental. Situasi ini dapat
menimbulkan pneumothoraks akibat besarnya tekanan untuk
melakukan &entilasi.
=. mfisema
%. 9ematian
8. ')4+9SAA$ '$6$/A$8
. 'emeriksaan radiologi
8ambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. 'ada waktu
serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni
radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta
diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka
kelainan yang didapat adalah sebagai berikut7
a. Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus
akan bertambah.
b. Bila terdapat komplikasi empisema (2'5#, maka gambaran
radiolusen akan semakin bertambah.
c. Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate
pada paru
d. 5apat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 12/34
e. Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan
pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran
radiolusen pada paru-paru.
b. 'emeriksaan tes kulit
5ilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen
yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
c. lektrokardiografi
8ambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat
dibagi menjadi > bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang
terjadi pada empisema paru yaitu 7
. 'erubahan aksis jantung, yakni pada umumnya
terjadi right aDis de&iasi dan clock wise rotation.
1. erdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung,
yakni terdapatnya 4BB (4ight bundle branch
block#.
>. anda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus
tachycardia,S?S, dan ?S atau terjadinya depresi
segmen S negati&e.
d. Scanning paru
5engan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa
redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada
paru-paru.
e. Spirometri
6ntuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas re&ersible, cara
yang paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat
respon pengobatan dengan bronkodilator. 'emeriksaan spirometer
dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator aerosol
(inhaler atau nebulier# golongan adrenergik. 'eningkatan 0?
atau 0?2 sebanyak lebih dari 1;E menunjukkan diagnosis asma.
idak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari 1;E.
'emeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan
diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 13/34
pengobatan. Banyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan
spirometrinya menunjukkan obstruksi.
3. '$AAA9SA$AA$ )5+S
'rinsip umum pengobatan asma bronchial adalah 7
. )enghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.
1. )engenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan
asma
>. )emberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai
penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan
penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan penngobatan yang
diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnnya.
'engobatan pada asma bronkhial terbagi 1, yaitu7
1. Pengo)atan non 3arma&ologi&4
a. )emberikan penyuluhan
b. )enghindari faktor pencetus
c. 'emberian cairan
d. 0isiotherapy
e. Beri 1 bila perlu.
". Pengo)atan 3arma&ologi& 4
a. Bronkodilator 7 obat yang melebarkan saluran nafas. erbagi dalam 1
golongan 7
# Simpatomimetik andrenergik (Adrenalin dan efedrin#
$ama obat 7a# rsiprenalin (Alupent#
b# 0enoterol (berotec#
c# erbutalin (bricasma#
bat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet,
sirup, suntikan dan semprotan. Fang berupa semprotan7 )5+ ()etered
dose inhaler#. Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup
(?entolin 5iskhaler dan Bricasma urbuhaler# atau cairan
broncodilator (Alupent, Berotec, bri&asma serts ?entolin# yang oleh
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 14/34
alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat
halus# untuk selanjutnya dihirup.
1# Santin (teofilin#
$ama obat 7
a# Aminofilin (Amicam supp#
b# Aminofilin (uphilin 4etard#
c# eofilin (AmileD#
fek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi
cara kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan
efeknya saling memperkuat.
2ara pemakaian7 Bentuk suntikan teofillin aminofilin dipakai pada
serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke
pembuluh darah. 9arena sering merangsang lambung bentuk tablet
atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. +tulah sebabnya
penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila
minum obat ini. eofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara
pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan
jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya
muntah atau lambungnya kering#.
># 9romalin
yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.
9romalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah
serangan asma. )anfaatnya adalah untuk penderita asma alergi
terutama anak-anak. 9romalin biasanya diberikan bersama-sama obat
anti asma
*# 9etolifen
)empunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin.
Biasanya diberikan dengan dosis dua kali mg hari. 9euntungnan
obat ini adalah dapat diberika secara oral.
(anjung 5udut, 1;;%, http7www.usu-library.ac.id#
5ari pendekatan lain, berdasarkan pathogenesis asma di atas, strategi
pengobatan asma ditujukan pada7
. )encegah ikatan allergen-+g
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 15/34
a. )enghindari allergen
b. 3iposensitisasi, dengan menyuntikkan dosis kecil allergen yang
dosisnya makin ditingkatkan diharapkan tubuh akan membentuk +g8
(blocking antibody# yang akan mencegah ikatan allergen dengan +g
pada sel mast. fek hiposensitisasi pada orang dewasa saat ini masih
diragukan.
1. )encegah penglepasan mediator
'remediksi dengan natrium kromolin dapat mencegah spasme bronkus
yang dicetuskan oleh allergen. $atrium kromolin mekanisme kerjanya
diduga mencegah penglepasan mediator dari mastosit. bat tersebut tidak
dapat mengatasi spasme bronkus yang telah terjadi, oleh karena itu hanya
dipakai sebagai obat profilaktik pada terapi pemeliharaan.
$atrium kromolin paling efektif untuk asma anak yang penyebabnya
alergi, meskipun juga efektif pada sebagian pasien asma intrinsic dan asma
karena kegiatan jasmani. bat golongan agonis beta 1 maupun teoflin
selain bersifat sebagai bronkodilator juga dapat mencegah penglepasan
mediator.
>. )elebarkan saluran nafas dengan bronkodilator
a. Simpatomimetik7
# Agonis beta 1 (salbutamol, terbutalin, fenoterol, prokaterol#
merupakan obat-obat terpilih untuk mengatasi serangan asma akut.
5apat diberikan secara inhalasi melalui )5+ (metere 5osed
+nhaler# atau nebulier
1# pinefrin diberikan subkutan sebagai pengganti agonis beta 1 pada
serangan asma yang berat. 5ianjurkan hanya dipakai pada asma
anak atau dewasa muda.
b. Aminofilin
5ipakai sewaktu serangan asma akut. 5iberikan dosis awal, diikuti
dengan dosis pemeliharaan.
c. 9ortikosteroid
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 16/34
idak termasuk obat golongan bronkodilator tetapi secara tidak
langsung, dapat melebarkan saluran nafas. 5ipakai pada serangan asma
akut atau terapi pemeliharaan.
d. Antikolinergik (ipatroprium bromida#
erutama dipakai sebagai suplemen bronkodilator agonis beta 1.
*. )engurangi respon dengan jalan meredam inflamasi saluran nafas
Banyak peneliti telah membuktikan bahwa asma baik yang ringan maupun
yang berat menunjukkan inflamasi saluran nafas. Secara histopatologis
ditemukan adanya infiltrasi sel-sel radang serta mediator inflamasi di
tempat tersebut. +mplikasi terapi proses inflamasi di atas adalah meredam
inflamasi yang ada baik dengan natrium kromolin, atau secara lebih poten
dengan kortikosteroid baik secara oral, parenteral, atau inhalasi seperti
pada asma akut dan kronik.
<. 'engobatan asma menurut 8+$A (8lobal +nitiati&e for Asthma#
Ada enam komponen dalam pengobatan asma menurut 8+$A7
a. 'enyuluhan kepada pasien
9arena pengobatan asma memerlukan pengobatan jangka panjang,
diperlukan kerjasama antara pasien, keluarga, serta tenaga kesehatan.
b. 'enilaian derajat beratnya asma
'enilaian derajat beratnya asma baik melalui pengukuran gejala,
pemeriksaan uji faal paru, dan analisis gas darah sangat diperlukan
untuk menilai hasil pengobatan.
c. 'encegahan dan pengendalian faktor pencetus serangan
5iharapkan dengan mencagah dan mengendalikan faktor pencetus
serangan asma makin berkurang atau derajat asma makin ringan.
d. 'erencanaan obat-obat jangka panjang
# Asma pisodik /arang
Asma pisodik /arang cukup diobati dengan obat pereda
berupa bronkodilator G-agonis hirupan kerja pendek (Short Acting
G1-Agonist, SABA# atau golongan santin kerja cepat bila perlu
saja, yaitu jika ada gejalaserangan. Anjuran memakai hirupan
tidak mudah dilakukan mengingat obat tersebut mahal dan tidak
selalu tersedia disemua daerah. 5i samping itu pemakaian obat
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 17/34
hirupan ()etered 5ose +nhaler atau 5ry 'owder +nhaler#
memerlukan teknik penggunaan yang benar (untuk anak besar#,
dan membutuhkan alat bantu (untuk anak kecilbayi# yang juga
tidak selalu ada dan mahal harganya. Bila obat hirupan tidak
adatidak dapat digunakan, maka G-agonis diberikan per oral.
'enggunaan teofilin sebagai bronkodilator makin kurang
perannya dalam tatalaksana asma karena batas keamanannya
sempit. $amun mengingat di +ndonesia obat G-agonis oralpun tidak
selalu ada maka dapat digunakan teofilin dengan memperhatikan
kemungkinan timbulnya efek samping. 5i samping itu penggunaan
G-agonis oral tunggal dengan dosis besar seringkali menimbulkan
efek samping berupa palpitasi, dan hal ini dapat dikurangi dengan
mengurangi dosisnya serta dikombinasi dengan teofilin.
9onsensus +nternasional +++ dan juga pedoman $asional
Asma Anak seperti terlihat dalam klasifikasi asmanya tidak
menganjurkan pemberian anti inflamasi sebagai obat pengendali
untuk asma ringan. /adi secara tegas '$AA tidak menganjurkan
pemberian pemberian obat controller pada Asma pisodik /arang.
3al ini sesuai dengan 8+$A yang belum perlu memberikan obat
controller pada Asma +ntermiten, dan baru memberikannya pada
Asma 'ersisten 4ingan (derajat 1 dari *# berupa anti-inflamasi
yaitu steroid hirupan dosis rendah, atau kromoglikat hirupan.
5alam alur tatalaksana jangka panjang terlihat bahwa jika
tatalaksana Asma pisodik /arang sudah adekuat namun
responsnya tetap tidak baik dalam *-= minggu, maka
tatalaksananya berpindah ke Asma pisodik Sering.
9onig menemukan bukti bahwa dengan mengikuti panduan
tatalaksana yang laim, yaitu hanya memberikan bronkodilator
tanpa anti-inflamasi pada Asma pisodik /arang, ternyata dalam
jangka panjang (@" tahun# pada kelompok tersebut paling sedikit
yang mengalami perbaikan derajat asma. 5i lain pihak, Asma
pisodik Sering yang mendapat kromoglikat, dan Asma 'ersisten
yang mendapat steroid hirupan, menunjukkan perbaikan derajat
asma yang lebih besar. 'erbaikan yang dimaksud adalah
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 18/34
menurunnya derajat asma, misalnya dari Asma 'ersisten menjadi
Asma pisodik Sering atau Asma pisodik /arang, bahkan sampai
asmanya asimtomatik.
1# Asma pisodik Sering
/ika penggunaan G-agonis hirupan sudah lebih dari >D
perminggu (tanpa menghitung penggunaan praakti&itas fisis#, atau
serangan sedangberat terjadi lebih dari sekali dalam sebulan, maka
penggunaan anti-inflamasi sebagai pengendali sudah terindikasi.
pada awalnya, anti-inflamasi tahap pertama yang digunakan adalah
kromoglikat, dengan dosis minimum ; mg 1-* kali perhari. bat
ini diberikan selama =-" minggu, kemudian die&aluasi hasilnya.
/ika asma sudah terkendali, pemeberian kromoglikat dapat
dikurangi menjadi 1-> kali perhari. 'enelitian terakhir, asche dkk,
mendapatkan hasil bahwa pemberian kromolin kurang bermanfaat
pada terlaksana asma jangka panjang. 5engan dasar tersebut
'$AA re&isi terakhir tidak mencantumkan kromolin (kromoglikat
dan nedokromil# sebagai tahap pertama melainkan steroid hirupan
dosis rendah sebagai anti-inflamasi .
ahap pertama obat pengendali adalah pemberian steroid
hirupan dosis rendah yang biasanya cukup efektif. bat steroid
hirupan yang sudah sering digunakan pada anak adalah budesonid,
sehingga digunakan sebagai standar. 5osis rendah steroid hirupan
adalah setara dengan ;;-1;; ughari budesonid (<;-;; ughari
flutikason# untuk anak berusia kurang dari 1 tahun, dan 1;;-*;;
ughari budesonid (;;-1;; ughari flutikason# untuk anak berusia
di atas 1 tahun. 5alam penggunaan beklometason atau budesonid
dengan dosis ;;-1;; ughari, atau setara flutikason <;-;; ug
belum pernah dilaporkan adanya efek samping jangka panjang.
Sesuai dengan mekanisme dasar asma yaitu inflamasi
kronik, obat pengendali berupa anti-inflamasi membutuhkan waktu
untuk menimbulkan efek terapi. leh karena itu penilaian efek
terapi dilakuakn setelah =-" minggu, yaitu waktu yang diperlukan
untuk mengendalikan inflamasinya. Setelah pengobatan selama =-"
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 19/34
minggu dengan steroid hirupan dosis rendah tidak respons (masih
terdapat gejala asma atau atau gangguan tidur atau akti&itas sehari-
hari#, maka dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu menaikkan dosis
steroid hirupan sampai dengan *;; ughari yang termasuk dalam
tatalaksana Asma 'ersisten. /ika tatalaksana dalam suatu derajat
penyakit asma sudah adekuat namun responsnya tetap tidak baik
dalam =-" minggu, maka derajat tatalaksanya berpindah ke yang
lebih berat (step-up#. Sebaliknya jika asmanya terkendali dalam =-"
minggu, maka derajatnya beralih ke yang lebih ringan (step-down#.
Bila memungkinkan steroid hirupan dihentikan penggunaannya.
Sebelum melakukan step-up, perlu die&aluasi pelaksanaan
penghindaran pencetus, cara penggunaan obat, faktor komorbid
yang mempersulit pengendalian asma seperti rintis dan sinusitis.
elah dibuktikan bahwa penatalaksanaan rintis dan sinusitis secara
optimal dapat memperbaiki asma yang terjadi secara bersamaan
># Asma 'ersisten
2ara pemberian steroid hirupan apakah dimulai dari dosis
tinggi ke rendah selama gejala masih terkendali, atau sebaliknya
dimulai dari dosis rendah ke tinggi hingga gejala dapat
dikendalikan, tergantung pada kasusnya. 5alam keadaaan tertentu,
khususnya pada anak dengan penyakit berat, dianjurkan untuk
menggunakan dosis tinggi dahulu, disertai steroid oral jangka
pendek (>-< hari#. Selanjutnya dosis steroid hirupan diturunkan
sampai dosis terkecil yang masih optimal.
5osis steroid hirupan yang masih dianggap aman adalah
setara budesonid *;; ughari. 5i atas dilaporkan adanya pengaruh
sistemik minimal, sedangkan dengan dosis ";; ughari agaknya
mulai berpengaruh terhadap poros 3'A (hipotalamus-hipotesis-
adrenal# sehingga dapat berdampak terhadap pertumbuhan. fek
samping steroid hirupan dapat dikurangi dengan penggunaan alat
pemberi jarak berupa perenggang (spacer# yang akan mengurangi
deposisi di daerah orofaringeal sehingga mengurangi absorbsi
sistemik dan meningkatkan deposisi obat di paru. Selain itu untuk
mengurangi efek samping steroid hirupan, bila sudah mampu
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 20/34
pasien dianjurkan berkumur dan air kumurannya dibuang setelah
menghirup obat.
Setelah pemberian steroid hirupan dosis rendah tidak
mempunyai respons yang baik, diperlukan terapi alternatif
pengganti yaitu meningkatkan steroid yang baik, diperlukan terapi
alternatif pengganti yaitu meningkatkan steroid menjadi dosis
medium atau terapi steroid hirupan dosis rendah ditambah dengan
ABA (ong Acting G-1 Agonist# atau ditambahkan heophylline
Slow 4elease (S4# atau ditambahkan Anti-eukotriene 4eceptor
(A4#. Fang dimaksud dosis medium adalah setara dengan 1;;-
*;; ughari budesonid (;;-1;; ughari flutikason# untuk anak
berusia kurang dari 1 tahun, *;;-=;; ughari budesonid (1;;->;;
ughari flutikason# untuk anak berusia di atas 1 tahun.
Apabila dengan pengobatan lapis kedua selama =-" minggu
tetap terdapat gejala asma, maka dapat diberikan alternatif lapis
ketiga yaitu dapat meningkatkan dosis kortikosteroid sampai
dengan dosis tinggi, atau tetap dosis medium ditambahkan dengan
ABA, atau S4, atau A4. Fang dimaksud dosis tinggi adalah
setara dengan H*;; ughari budesonid (H1;; ughari flutikason#
untuk anak berusia kurang dari 1 tahun, dan H=;; ughari
budesonid (H>;; ughari flutikason# untuk anak berusia di atas 1
tahun.
'enambahan ABA pada steroid hirupan telah banyak
dibuktikan keberhasilannya yaitu dapat memperbaiki 0?+,
menurunkan gejala asmanya, dan memperbaiki kualitas hidupnya.
Apabila dosis steroid hirupan sudah mencapai H";; ughari namun
tetap tidak mempunyai respons, maka baru digunakan steroid oral
(sistemik#. /adi penggunaan kortikosteroid oral sebagai controller
(pengendali# adalah jalan terakhir setelah penggunaan steroid
hirupan atau alternatif di atas telah dijalankan. angkah ini diambil
hanya bila bahaya dari asmanya lebih besar daripada bahaya efek
samping obat. 6ntuk steroid oral sebagai dosis awal dapat
diberikan -1 mgkgBBhari. 5osis kemudian diturunkan sampai
dosis terkecil yang diberikan selang hari pada pagi hari.
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 21/34
'enggunaan steroid secara sistemik harus berhati-hati karena
mempunyai efek samping yang cukup berat. 'ada pemberian
antileukotrien (afirlukas# pernah dilaporkan adanya peningkatan
enim hati, oleh sebab itu kelainan hati merupakan kontraindikasi.
)engenai pemantauan uji fungsi hati pada pemberian
antileukotrien belum ada rekomendasi.
)engenai obat antihistamin generasi baru non-sedatif
(misalnya ketotifen dan setiriin#, penggunaannya dapat
dipertimbangkan pada anak dengan asma tipe rinitis, hanya untuk
menanggulangi rinitisnya. 'ada saat ini penggunaan kototifen
sebagai obat pengendali (controller# pada asma anak tidak lagi
digunakan karena tidak mempunyai manfaat yang berarti.
Apabila dengan pemberian steroid hirupan dicapai fungsi
paru yang optimal atau perbaikan klinis yang mantap selama =-"
minggu, maka dosis steroid dapat dikurangi bertahap hingga
dicapai dosis terkecil yang masih bisa mengendalikan asmanya.
Sementara itu penggunaan G-agonis sebagai obat pereda tetap
diteruskan.
e. )erencanakan pengobatan asma akut (serangan asma#
Serangan asma ditandai dengan gejala sesak nafas, batuk, mengi, atau
kombinasi dari gejala-gejala tersebut. 5erajat asma ber&ariasi dari
yang paling ringan sampai yang paling berat yang dapat mengancam
jiwa. Serangan bisa mendadak atau perlahan-lahan dalam jangka waktu
berhari hari. ujuan pengobatan serangan asma yaitu7
# )enghilangkan obstruksi saluran nafas dengan segera
1# )engatasi hipoksemia
># )engembalikan fungsi paru ke arah normal secepat mungkin
*# )encegah terjadinya serangan berikutnya
<# )emberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarganya mengenai
cara-cara mengatasi dan mencegah serangan asma
f. Berobat secara teratur
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 22/34
6ntuk memperoleh tujuan pangobatan yang diinginkan, pasien asma
pada umumnya memerlukan pengawasan yang teratur dari tenaga
kesehatan. 9unjungan yang teratur ini diperlukan untuk menilai hasil
pengobatan, cara pemakaian obat, cara menghindari faktor pencetus
serta penggunaan alat peak flow meter. )akin baik hasil pengobatan,
kunjungan ini makin jarang.
. Kompli&asi
9omplikasi yang terjadi pada klien asma bronchjial adalah pneumotorak,
atelektasis, gagal nafas, pneumonia, bronchitis, penyancam pada asam basa.
e. Penatala&sanaan meis
'enatalaksanaan medis yang dilakukan pada klien asma bronchial bertujuan
menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma, mencegah kekambuhan,
mengupayakan fungsi paru se normal mungkin termasuk melakukan eDercise,
menghnindari efek sampinbg obat asma, mencegah obstruksi jalan nafas yang
bire&ersible.
erapi awal yang diberikan I oksigen * J = liter per menit, salbutamol
< mg atau feneterol 1,< mg, terbutalin ; mg. +nhalasi nebulasi dan pemberian
dapat diulang setiap 1; menit sampai jam. 9ortikosteroid hidrokortison ;;
J 1;; mg +?. /ika tidak respon segera atau kllien sedang menggunakan steroid
oral atau dalam serangan sangat berat.
3. Pemeri&saaan pen!n5ang
. 0oto rontgen I dengan hasil selama periode remisi, pada foto dada akan
tampak corakan paru yang meningkat.
1. es fungsi paru I dilakukan untuk menentukan penyebab dipsnoe, untuk
menentukan apakah fungsi normal adalah obstruksi atau restriksi, untuk
memperkirakan derajat disfungsi dan untuk menge&aluasi efek terapi.
>. ?olume residu meningkat pada asma
*. 85A ( 8as 5arah Arteri # I memperkirakan prograsi proses penyakit
kronis, paling sering 'a1 menurun dan '21 normal atau menurun pada
asma, 'h normal atau asidosi, alkaliosis respiratorik ringan sekunder
terhadap hiper&entilasi.
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 23/34
<. Sputum I kultur untuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi
patogen, pemeriksaan sistolik untu mengetahui keganasan atau gangguan
alergi.
=. 98 I de&iasi aksis kanan, peningian gelombang ', ( pada kasus asma
berat # 98 latihan, tes stress membantu dalam mengkaji derajat disfungsi
paru, menge&aluasi keefektifan terapi bronkodilator, perencanaan e&aluasi
program latihan.
B. As!6an Kepera7atan
Asuhan keperawatan adalah pelayanan yang diberikan berdasarkan
metode ilmiah dengan pendekatan proses keperawatan tanpa mengabaikan
factor bio, spiko, sosial dan cultural sebagai suatu kesatuan yang utuh, Adapun
tahapan pengkajian yang dipergunakan melalui tahap pangkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan e&aluasi.
1. Peng&a5ian
'engkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan,
dalam pengkajian diperlukan kecermatan dalam mengumpulkan data
mengenai masalah klien agar dapat memberikamn arah yang tepat terhadap
inter&ensi keperawatan yang akan diberikan kepada klien.
5ata yang dikumpulkan pada saat melakukan pengkajian dengan klien
dengan asma bronchial adalah 7
a. Fa&tor preisposisi an presipitasi
#. Allergen ( factor alergi #
factor allergen ini dianggap mempunyai peranan penting pada sebagian
besar klien dengan asma bronchial seperti debu, bulu binatang dan lain-
lain.
1#. +nfeksi
Biasanya disebabkan karena adanya infeksi &irus
>#. +ritan
Seperti minyak wangi, obat nyamuk semprot, asap rokok, polutan udara
*#. 2uaca
'erubahan tekanan udara, perubahan suhu, angin, dan kelembaban udara.
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 24/34
". Diagnosa &epera7atan
Setelah dilakukan pengumpulan data, dibuat analisa data kemudian
dilanjutkan dengan merumuskan diagnosa keperawatan 7
a. idak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkopasme
dan peningkatan produksi sputum.
b. idak efektifnya pola pernafasan berhubungan dengan penurunan ekspansi
paru
c. 9erusakan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
dispnue
d. 4esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan utama ( penurunan kerja silia #, proses penyakit kronis.
e. 9urang pengetahuan mengenai kondisi klien saat ini berhubungan dengan
kurang atau keterbatasan informasi.
#. Peren(anaan
'erencanaan adalah tahap ketiga dalam proses keperawatan yang
bertujuan untuk membantu memecahkan masalah yang dirasakan oleh klien.
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang dirumuskan, maka perencanaan akan
diberikan melalui inter&ensi akan dilakukan pada klien.
angkah-langkah dalam perencanaan asuhan keperawatan adalah 7
menentukan prioritas utama, criteria hasil selanjutnya inter&ensi.
'rioritas utama adalah sebagai berikut7
a. mempertahankan potensi jalan nafas
b. membantu tindakan untuk mempermudah pertukaran gas
c. )eningkatkan masukan nutrisi
d. )encegah komplikasi, memperlambat buruknya kondisi
e. )emberi informasi tentang proses penyakit atau prognosis dan program
pengobatan.
#. idak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum ditandai dengan klien mengeluh sulit untuk bernafas.
ujuan 7 Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan jalan nafas
klien efektif
9riteria hasil 7
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 25/34
a#. 9lien dapat mempertahankan jlan nafas paten dengan bunyi nafas
bersih
b#. 44 dalam batas normal
c#. )enunjukkan perilaku untuk memperbaiki jalan nafas, misalnya batuk
efektif
4encana tindakan 7
a#. Auskultasi bunyi nafas catat adanya bunyi nafas seperti mengi, krekels
dan ronchi.
4asional 7 Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi
jalan nafas dapat atau tidak diamnifestasikan dengan
adanya bunyi nafas ad&entius, seperti 7 nafas redup, dengan
ekspirasi mengi.
b#. 9ajian atau pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi atau
ekspirasi.
4asional 7 akipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat
ditemukan pad penerimaan atau selama stress atau adnya
proses infeksi akut.
c#. 9aji klien untuk posisi yang nyaman, misalnya 7 peninggian kepala
tempat tidur ( semi fowler #
4asional 7 'eninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi
pernafasan dengan menggunakan gra&itasi. $amun,
pasien dengan distress berat akan mencari posisi yang
paling mudah bernafas. Sokong tangan dan kaki dengan
meja, bantal dan lain-lain membantu menurunkan
kelemahan otot dan dapat sebagai alat ekspansi dada.
d#. 'ertahankan polusi lingkungan minimum, misalnya 7 debu, asap rokok
dan bulu binatang yang berhubungan dengan kondisi lingkungan
4asional 7 'encetus tipe reaksi alergi pernafasan yang dsapat
mentriger episode akut
e#. 5orong dan bantu klien latihan nafas abdomen dan bibir
4asional 7 )emberikan klien beberapa cara untuk mengatasi dan
mengonytol dispnue dan menurunkan jebakan udara
f#. bser&asi karakteristik batuk misalnya 7 menetap, batuk pendek, batuk
basah.Bantu tindakan untuk memperbaiki keefektifan upaya batuk.
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 26/34
4asional 7 Batuk dapat menetap tapi tiudak efektif, khususnya bila
klien lanjut usi, sakit akut atau kelemahan. Batuk paling
efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala dibawah
setelah perkusi dada.
g#. ingkatkan masukan cairan sampai >;;; mlhari, sesuai toleransi
jantung, memberikan air hangat. Anjurkan masukan cairan antara
sebagai pengganti makanan.
4asional 7 3idrasi membantu menurunkan kekentalan secret,
mempermudah pengeluaran. 'engggunaan cairan hangat
dapat menurunkan spasme bronchus. 2airan selama
makan dapat meningkatkan distensi gaster dan tekanan
pada diagfragma.
h#. 9olaborasi untuk pemberian terapi sesuai indikasi, deDamethason,
B3 sirup, broneDim dan inhalasi tarbulatin.
4asional 7 )erileksasikan otot halus dan menurunkan kongesti local,
menurunkan spasme jalan nafas, mengi dan produksi
mucus.
1#. idak efektifnya pola pernafasan berubungan dengan ekspansi paru
ditandai dengan klien mengatakan sesak
ujuan 7 Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan jalan nafas
klien efektif.
kriteria hasil
. frekuensi dan irama nafas teratur
1. klien tidak sesak
4encana tindakan
. 9aji tanda dan gejala ketidakefektifan pernafasan
4asional 7 )engidentifikasi adanya dipsnue dan takipnue
1. 'antau tanda-tanda &ital
4asional 7 akikardi, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat
menunjukkan efeksi hipoksemia pada fungsi jantung
>. Baringkan pasien pada posisi semi fowler untuk memaksimalkan
eskpansi paru
4asional 7 5engan posisi semi fowler dapat memaksimalkan
pengiriman oksigen
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 27/34
*. Berikan oksigen sesuai indikasi
4asional 7 5apat memperbaiki ataui mencegah memburuknya hipoksia
<. 'ertahankan potensi jalan nafas
4asional 7 6ntk mengatur pernafasan klien
=. Berikan obat-obatan sesuai indikasi
4asional 7 )empercepat proses penyembuhan
%. kolaborasi dengan dokter
4asional 7 )empercepat proses penyembuhan
>#. 9erusakan pertukaran gas berhubungan dengan ganguan suplai ogsigen
ditandai dengan dipsnue
ujuan 7 Setelah dilakukan keperawatan diharapkan tidak terjadi kerusskan
pertukaran gas.
9riteria hasil
a#. )enunjukkan perbaikan &entilasi dan oksigen jaringan adekuat. 85A
dalam rentang normal dan bebas dari gejala stress pernafasan.
b#. 9lien berpartisipasi dalam program pengobatan sesuai tingkat kemampuan
atau situasi.
4encana tindakan7
a#. 9aji frekuensi, keadaan pernafasan, catat penggunaan otot aksesoris, nafas
bibir, ketidakmampuan bicara atau berbincang.
4asional 7 Berguna dalam e&aluasi derajat distress pernafasan atau
kronisnya prose penyakit.
b#. inggikan kepala tempat tidur, Bantu klien untuk memilih posisi yang
mudah untuk bernafas. 5orong nafas dalam perlahan atau nafas bibir
sesuai kebutuhan indi&idu.
4asional 7 'engiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk
tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas
dipsnue dan kerja nafas.
c#. 9aji atau awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa
4asional 7 Siamosis mungkin perifer ( terlihat pada kuku # atau sentral
( terlihat sekitar bibir atau dalam telinga #. 9eabu-abuan dan
sianosis sentral mengindikasikan beratnya hipoksemia.
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 28/34
d#. dorong pengeluaran sputum 7 penghisapan bila diindikasikan
4asional 7 Batuk yang kental, dan banyaknya sekresi merupakan sumber
utama gangguan pertukaran gas pada jalan nafas kecil.
'enghisapan dibutuhkan bila batuk tidak efektif.
e#. Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara atau bunyi
tambahan.
4asional 7 Bunyi nafas mungkin redup karena penurunan aliaran udara
atau area konsolidasi. Adanya mengi mengindikasikan
spasme bronchus atau tertahannya secret.
f#. 'elpasi fremitus
4asional 7 'enurunan getaran fibrasi diduga pengumpulan cairan atau
udara terjebak.
g#. Awasi tingkat kesadaran atau status mental, selidiki adanya perubahan.
4asional 7 8elisah dan ansietas adalah menifestasi umum pada hipoksia.
85A memburuk disertai bingung atau somnolen
menunjukkan disfungsi selebral yang berhubungan dengan
hipoksemia.
h#. &aluasi tingkat toleransi. Berikan lingkungan tenang dan kalem. Batasi
akti&itas klien atau dorong untuk tidur atau istirahat di kursi selama fase
akut. )ungkin klien melakukan akti&itas secara bertahap dan lingkungan
sesuai toleransi indi&idu.
4asional 7 Selama distress pernafasan berat atau akut refraktori klien
secara total tak mampu melakukan akti&itas sehari-hari
karena hipoksemia dan dipsnue. +stirahat diselingi akti&itas
perawatan masih penting dari program pengobatan.
i#. Awasi tanda &ital dan irama jantung
4asional 7 akikardi, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat
menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung.
j#. 9olaborasi
(# Awasi atau gambarkan seri 85A dan nadi oksimetri
4asional 7 'a2o1 biasanya meningkat ( bronchitis, emfisema # dan
'a1 secara umum menurun, sehingga hipoksemia terjadi
dengan derajat lebih kecil atau lebih besar
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 29/34
2atatan 7 'a2;1 normal atau meningkat mengandalkan pernafasan
yang akan datang selama asmatik.
(1# 6ntuk pemberian oksigen tambahan yang sesuai dengan indikasi hasil
85A dan toleransi klien.
4asional 7 5apat memperbaiki atau mencegah memburuknya
hipoksia.
(># Berikan penekanan SS' ( misal, antiansietas, sedatif, narkotik # dengan
hati-hati
4asional 7 5igunakan untuk mengontrol ansietas atau gelisah yang
meningkatkan konsumsi oksigen atau kebutuhan
aksaserbai dipsnue.
(*# Bantu intubasi, berikan atau pertahankan &entilasi mekanik dan
pindahkan ke +26, sesuai instruksi untuk klien
4asional 7 erjadinya kegagalan nafas yang akan datang
memerlukan upaya tindakan penyelamatan hidup.
*#. 'erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dipsnue
dan anoreksia ditandai dengan penurunan berat badan
ujuan 7 Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nafsu makan
kembali normal secara bertahap.
9riteria hasil 7
a#. 9lien menunjukkan peningkatan berat badan
b#. 9lien menunjukkan perilaku tu perubahan pola hidup untuk meningkatkan
dan atau mempertahankan berat badan yang tepat.
c#. )akan yang dihabiskan lebih banyak ! K porsi #
4encana tindakan 7
a#. 9aji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. 2atat derajat kesulitan makan.
&aluasi berat badan dan ukuran tubuh.
4asional 7 9lien distress pernafasan akut sering anoreksia karena dipsnue, produksi
sputum, dan obat. Selain itu, banyak klien asma mempunyai kebiasaan makan buruk,
meskipun kegagalan perbafasan membuat status hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan kalori.
b#. Auskultasi bunyi usus
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 30/34
4asional 7 'enurunan atau hipoaktif bising usus menunjukkan penurunan motilitas
gaster dan konstipasi ( komplikasi umum # yang berhubungan dengan pembatasan
pemasukan cairan, pilihan makanan buruk, penurunan akti&itas dan hipoksemia.
c#. Berikan perawatan oral sering, buang secret, berikan wadah khusus untuk sekali
pakai dan tissue
4asional 7 4asa tak enak, bau dan penampilan adalah pencegah utama terhadap nafsu
makan dan dapat membuat mual dan muntah dengan peningkatan kesulitan makan.
d#. 5orong periode istirahat semalam jam sebelum dan sesudah makan. Berikan
makan porsi kecil tapi sering.
4asional 7 )embantu menurunkan kelemahan selama dan memberikn kesempatan
untuk meningkatkan masukan kalori total.
e#. 3indari makanan penghasil gas minuman karbonat
4asional 7 5apat menghasilkan distensi abdomen yang mengganggu nafas abdomen
dan gerakan diagfragma, dan dapat meningkatkan dipsnue.
f#. 3indari makanan yang sangat panas dan sangat dingin
4asional 7 Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun ujuan berat
badan, dan e&aluasi keadekuatan rencana nutrisi. 2atatan 7 penurunan berat badan
dapat berlanjut meskipun masukan adekuat sesuai teratasi edema.
h#. 9olaborasi 7
(a# 9onsul ahli gii atau nutrisi pendukung tim untuk memberikan makanan yang
mudah dicerna, secara nutrisi seimbang, misal 7 nutrisi tambahan oral atau
selang, nutrisi parenteral.
4asional 7 )etode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi atau
kebutuhan indi&idu untuk memberikan utrisi maksimal dengan upaya miimal klien
atau pengunaan energi.
(b# 9ji pemeriksaan laboratorium, misal 7 albumin serum, transferin, profil asam
amino, besi, pemeriksaan keseimbangan nitrogen, glukosa, pemeriksaan
fungsi hati, elektrolit. Berikan &itamin atau mineral atau elektrolit sesuai
indikasi.
4asional 7 )enge&aluasi atau mengatasi kekurangan dan mengawasi keefektifan
terapi nutrisi.
(c# Berikan oksigen tambahan selama mkan sesuai indikasi.
4asional 7 )enurunkan dipsnue, dan meningkatkan energi untuk makan,
meningkatkan masukan.
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 31/34
<#. 4esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan adekuatnya pertahanan
( penurunan kerja silia, menetapnya secret #
ujuan 7 Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi infeksi.
9riteria hasil 7
a#. idak terjadi infeksi
b#. )enunjukkan teknik perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang
aman
4encana tindakan 7
a#. Awasi suhu
4asional 7 5emam dapat terjadi karena infeksi atau dehidrasi
b#. 9aji penting latihan nafas, batuk efektif, perubahan sesering mungkin, dan
masukan cairan yang adekuat.
4asional 7 Akti&itas ini meningkatkan mobilitas dan pengeluaran secret untuk
menurunkan resiko terjadinya infeksi paru.
c#. bser&asi warna, karakter, bau sputum
4asional 7 Sekret bau, kuning atau kehijauan menunjukkan adanya infeksi baru.
d#. unjukkan dan Bantu klien tentang pembuangan tisu dan sputum. ekankan cuci
tangan yang benar dan penggunaan sarug tangan bila memegang atau membuang
tisu, wadah sputum.
4asional 7 )encegah penyebaran patogen melalui cairan.
e#. Awasi pengunjung 7 berikan masker sesuai indikasi
4asional 7 )enurunkan potensial terpajan pada penyakit infeksius
f#. 5orong keseimbangan antara akti&itas dan istirahat
asional 7 )enurunkan konsumsi atau kebutuhan keseimbangan oksigen dan
memperbaiki klien terhadap infeksi, meningkatkan penyembuhan.
g#. 5iskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat
4asional 7 )alnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahapan
terhadap infeksi.
h#. 9olaborasi 7
(# 5apatkan spesimen sputum dengan batuk atau penghisapan untuk pewarnaan
kuman gram, kultur atau sensiti&itas
4asional 7 5ilakukan untuk mengidentifikasi organisme penyebab da
ketergantungan terhadap berbagai antimikrobial
(1# Berikan antimikrobial sesuai indikasi
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 32/34
4asional 7 5apat diberikan untuk organisme khusus yang teridentifikasi dengan
kultur dan sinsitifitas atau diberikan secara profilaktik karena resiko tinggi.
=#. 9urang pengetahuan berhubungan dengan kurang atau keterbatasan informasi
tentang penyebab dan pencegahan penyakit.
ujuan 7 Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dan keluarga
menyatakan pemahaman tentang penyebab dan pencegahan.
9rioteria hasil 7
)engindentifikasikan huibungan atau gejala yang ada dari proses penyakit dengan
menghubungakan factor penyebab.
4encana tindakan 7
a#. /elaskan proses penyakit indi&idu. 5orong klien atau orang terdeekat untuk
menanyakan pertanyaan.
4asional 7 )enurunkan ansietas dan dapat perbaikan partisipasi pada pengobatan.
b#. +nstruksikan untuk latihan nafas, batuk efektif, dan latihan ondisi umum.
4asional 7 $afas bibir dan nafas abdominal atau diagfragmatik menguatkan otot
pernafasan, mambantu meminimalkan kolaps jalan nafas kecil, dn memberikan
indi&idu arti untuk mengontrol dipsnue.
c#. 5iskusikan obat pernafasan, efek samping dan reaksi yang tak diinginkan.
4asional 7 'enting bagi klien untuk memamahi perbedaan antara efek samping
mengganggu dan efek samping merugikan.
d#. unjukkan teknik penggunaan dosis inhaler, bagaimana cara memegang inter&al
semprotan 1 J < menit, bersihkan inhaler.
4asional 7 'em&erian opbat yang tepat m,eningkatkan penggunaan dan keefektifan.
e#. Anjurkan menghindari agen sedatif antiansietas kecuali diresepkan oleh dokter
mengobati kondisi pernafasan.
4asional 7 )eskipun klien mungkin gugup dan merasa perlu sedatif ini dapat
menekan pernafasan dan melindungi mekanisme batuk.
f#. ekankan pentingnya perawatan oral atau kebersihan gigi
4asional 7 )enurunkan pertumbuhan bakteri pada mulut dimana dapat menimbulkan
infeksi saluran nafas atas.
g#. 9aji efek bahaya merokok dan menasehatkan menghentikan rokok pada klien atau
orang terdekatnya.
4asional 7 'enghentian rokok dapat memperlambat atau menghambat kemajuan
penyakit asma.
7/21/2019 ASMA KDP
http://slidepdf.com/reader/full/asma-kdp 33/34
h#. Berikan informasi perawatan di rumah sesuai dengan kebutuhan pulang dari
perawat.
4asional 7 )emberikan kelanjutan perawatan dapat membantu menurunkan frekuensi
perawatan di rumah sakit.
*. +mplementasi
'ada tahap ini dilkukan tindakan dari paa yang direncanakan, pada tahap perencanaan
keperawatan, Secara sistematika dan nyata dengan ujuan untuk mencakup tiondakan
keperawatan dalam menanggulangi dan memecahkan masalah klien lebih baik
dengan cara mandiri maupun secara kolaborasi yang selnjutnya dimasukan ke dalam
catatan keperawatan, dalam tindakan keperawatan memrlukan kerjasama perawat
dengan klien, keluarga dan tim-tim kesehtan lainnya, sehigga asuhan keperawatan
dapat diberikan secara komprehensif dan akurat untuk klien tersebut.
<. &aluasi
&aluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang dapat digunakan sebagai
alat ukur keberhasilan suatu asuhan keperawatan yang telah dibuat, meskipun e&alusi
dianggap tahap akhir fari proses keperawatan, e&aluasi ini berguna untuk menilai
setiap langkah dalam perencanaan, mengukur kemajuan klien dalam mencapai tujuan
akhir dan untuk menge&aluasi reaksi dalam menentukan keefektifan rencana atau
perlu dirubah membantu asuhan yang baru atau masalah yang baru.
&aluasi sumatif adalah e&aluasi akhir yang menggambarkan apakah ujuan tercapai
sebagian atau tidak sesuai dengan rencana, tau hanya akan timbul masalah.
Adapun e&aluasi akhir yang diharapkan pada klien adalah7
a. Bersihkan jalan nafas paten
b. 'ola nafas kembali efektif dan dalam batas norml
c. idak terjadi perubahan pertukaran gas
d. idak terjadi perubahan pola nutrisi
e. idk terjadi infeksi
f. 9lien )engerti dan dapat memamahi tentang proses penyakit.