sri suwanti - akuntansi pemerintahan daerah neraca persediaan,at dan kdp

47
SRI SUWANTI – AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH PERSEDIAAN, ASET TETAP DAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN LAMPIRAN 1 PP NOMOR 71/2010

Upload: sri-suwanti

Post on 15-Apr-2017

247 views

Category:

Economy & Finance


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

SRI SUWANTI – AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAHPERSEDIAAN, ASET TETAP DAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

LAMPIRAN 1 PP NOMOR 71/2010

Page 2: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

2

AKUNTANSI PERSEDIAAN(PSAP NO. 05)

Page 3: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PERSEDIAAN

LAMPIRAN 1 PP NOMOR 71/2010 3

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau

perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan

operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan

untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada

masyarakat.(PSAP 05 Par. 4)

Page 4: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

LAMPIRAN 1 PP NOMOR 71/2010 4

Persediaan dapat terdiri dari : Barang konsumsi Amunisi Bahan untuk pemeliharaan Suku cadang Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga Pita Cukai dan leges Bahan baku Barang dalam proses/setengah jadi Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan

kepada masyarakat Hewan dan tanaman, untuk dijual atau

diserahkan kepada masyarakat

CONTOH PERSEDIAAN

Page 5: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

LAMPIRAN 1 PP NOMOR 71/20105

PENGAKUAN PERSEDIAAN

Persediaan diakui : pada saat potensi manfaat

ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andalpada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/ atau kepenguasaannya berpindah

Page 6: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

LAMPIRAN 1 PP NOMOR 71/20106

Biaya perolehan

Harga pokok produksi

Nilai wajar

Persediaan diperoleh dengan

pembelian

Persediaan diperoleh dengan memproduksi

sendiri

Persediaan diperoleh dengan

cara lain, misalnya

donasi/rampasan

=

=

=

Harga pembelian + biaya pengangkutan + biaya penanganan –

potongan harga – rabat

Biaya Langsung + biaya tidak langsung

Nilai tukar aset secara wajar

PENGUKURAN PERSEDIAAN

Page 7: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

LAMPIRAN 1 PP NOMOR 71/20107

PENGUKURAN PERSEDIAAN (2)

Persediaan dapat dinilai dengan menggunakan: Metode sistematis seperti FIFO

atau rata-rata tertimbang Harga pembelian terakhir

apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material dan bermacam-macam jenis

Page 8: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

8

PENGUKURAN BEBAN PERSEDIAAN Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian (use of

goods). Penghitungan beban persediaan untuk disajikan dalam LO.

Dalam hal persediaan dicatat secara perpetual, maka pengukuran pemakaian dihitung berdasarkan catatan jumlah unit yang dipakai dikalikan nilai per unit sesuai metode penilaian yang digunakan

Dalam hal persediaan dicatat secara periodik, maka pengukuran dihitung berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu dengan cara saldo awal persediaan ditambah pembelian atau perolehan persediaan dikurangi dengan saldo akhir persediaan dikalikan nilai per unit sesuai dengan metode penilaian persediaan.

Page 9: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

LAMPIRAN 1 PP NOMOR 71/20109

PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN

Laporan Keuangan mengungkapkan: Kebijakan akuntansi; Penjelasan lebih lanjut tentang persediaan,

seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat

Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang

Page 10: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

LAMPIRAN 1 PP NOMOR 71/201010

AKUNTANSI ASET TETAP

PSAP NO. 07 DAN

BULETIN TEKNIS NOMOR 5 TENTANG AKUNTANSI PENYUSUTAN

Page 11: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

RUANG LINGKUP PSAP 07

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201011

PSAP 07 diterapkan untuk seluruh unit pemerintahan yang menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum dan mengatur tentang perlakuan akuntansinya, termasuk pengakuan, penilaian, penyajian dan pengungkapan yang diperlukan

PSAP 07 tidak diterapkan untuk: Hutan dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (regenerative natural resources)

Kuasa pertambangan, eksplorasi dan penggalian mineral, minyak, gas alam dan sumber daya alam serupa yang tidak dapat diperbaharuhi (non-regenerative natural resources)

Page 12: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

KLASIFIKASI ASET TETAP

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201012

Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi dalam Pengerjaan

Page 13: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PENGAKUAN ASET TETAP

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201013

Aset Tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal;

Kriteria suatu aset diakui sebagai aset tetap :a)Berwujud;b)Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua

belas) bulan;c)Biaya perolehan aset dapat diukur secara

andal;d)Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam

operasi normal entitas; dane)Diperoleh atau dibangun dengan maksud

untuk digunakan.Pengakuan aset tetap akan andal bila aset

tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.

Page 14: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PENGUKURAN ASET TETAP

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201014

Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan

Aset tetap yang tidak diketahui harga perolehannya disajikan dengan nilai wajar pada saat perolehan

Page 15: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PENILAIAN AWAL ASET TETAP

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201015

Penilaian awal aset tetap harus diukur berdasarkan biaya perolehan

Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh

Untuk penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan aset tetap adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut disusun.

Page 16: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

KOMPONEN BIAYA

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201016

Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.

Page 17: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201017

Biaya persiapan tempatBiaya pengiriman awal (initial

delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat (handling cost)

Biaya pemasangan (instalation cost)Biaya profesional seperti arsitek dan

insinyur (bukan training operator lanjutan)

Biaya konstruksi

CONTOH BIAYA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN SECARA LANGSUNG

Page 18: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201018

Biaya Administrasi dan biaya umum lainnya bukan merupakan suatu komponen biaya aset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung pada biaya perolehan aset atau membawa aset ke kondisi kerjanya.

Biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi serupa tidak merupakan bagian biaya suatu aset kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa aset ke kondisi kerjanya.

PENGECUALIAN KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN ASET TETAP

Page 19: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PEROLEHAN SECARA GABUNGAN

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201019

Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.

Page 20: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PERTUKARAN ASET

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201020

Biaya suatu aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran yang tidak serupa atau aset lainnya diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas dan kewajiban lain yang ditransfer/diserahkan.

Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar yang serupa. Suatu aset tetap juga dapat dilepas dalam pertukaran dengan kepemilikan aset yang serupa. Dalam keadaan tersebut tidak ada keuntungan dan kerugian yang diakui dalam transaksi ini. Biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount) atas aset yang dilepas.

Page 21: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

ASET DONASI

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201021

Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) harus dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.

Perolehan suatu aset tetap yang memenuhi kriteria perolehan aset donasi, maka perolehan tersebut diakui sebagai pendapatan operasional.

Page 22: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201022

Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar menambah manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan

Page 23: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PENYUSUTAN

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201023

Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset.

Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional.

Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut

Page 24: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PRASYARAT PENYUSUTAN (Bultek SAP No. 05)

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201024

Identifikasi aset yang nilainya menurun. Diketahui nilai buku yang dapat

disusutkan Harus diketahui masa manfaatnya Diketahui Kondisi yang menyebabkan

penurunan aset tetap (misalnya yang mudah obsolet)

Page 25: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

METODE PENYUSUTAN

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201025

Metode garis lurus (straight line method); atau

Metode saldo menurun ganda (double declining method); atau

Metode unit produksi (unit of production method).Metode penyusutan yang digunakan harus dapat menggambarkan manfaat ekonomi atau kemungkinan jasa (service potential) yang akan mengalir ke pemerintah

Page 26: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PENILAIAN KEMBALI (REVALUATION)

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201026

Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Pemerintahan menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional.

Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat dibukukan dalam akun ekuitas

Page 27: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

ASET BERSEJARAH

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201027

Aset bersejarah merupakan aset tetap yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah yang karena umur dan kondisinya aset tetap tersebut harus dilindungi oleh peraturan yang berlaku dari segala macam tindakan yang dapat merusak aset tetap tersebut

Diungkapkan dalam CaLK saja tanpa nilai

Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi manfaat lainnya kepada pemerintah selain nilai sejarahnya, misalnya untuk ruang perkantoran. Untuk kasus tersebut, aset ini akan diterapkan prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap yang lain.

Page 28: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PENGHENTIAN/PELEPASAN

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201028

Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi masa yang akan datang.

Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.

Page 29: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PENGUNGKAPAN

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201029

Laporan Keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sbb:(a) Dasar penilaian yang digunakan untuk

menentukan nilai tercatat (carrying amount);(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal

dan akhir periode yang menunjukkan:(1) Penambahan;(2) Pelepasan;(3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada;(4) Mutasi aset tetap lainnya.

(c) Informasi penyusutan, meliputi:(1) Nilai penyusutan;(2) Metode penyusutan yang digunakan;(3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;(4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;

Page 30: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PENGUNGKAPAN

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201030

Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:

(a) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap;

(b) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap;

(c) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi; dan

(d) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.

Page 31: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

LAMPIRAN 1 PP NOMOR 71/201031

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN(PSAP NO. 08)

Page 32: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

DEFINISI

32

Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) adalah aset-aset dari kelompok aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan.

KONTRAK KONSTRUKSI adalah perikatan yang dilakukan secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan atau penggunaan utama.

Page 33: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

33

Seluruh Klasifikasi Aset Tetap selain KDP yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode tertentu dan belum selesai

CAKUPAN KDP

Page 34: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

CAKUPAN KONTRAK KONSTRUKSI

34

a. kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan perencanaan konstruksi aset, seperti jasa arsitektur;

b. kontrak untuk perolehan atau konstruksi aset;

c. kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan pengawasan konstruksi aset yang meliputi manajemen konstruksi dan value engineering;

d. kontrak untuk membongkar atau merestorasi aset dan restorasi lingkungan.

Page 35: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PENGAKUAN KDP

35

Suatu benda berwujud diakui sebagai KDP jika:

besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh;

biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan

aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.

Page 36: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PENGUKURAN BIAYA KONSTRUKSI

36

Secara Swakelola, al:biaya yang berhubungan langsung

dengan konstruksi;biaya yang dapat diatribusikan

pada kegiatan pada umumnya dan dapat dialokasikan ke konstruksi tersebut;

biaya lain yang secara khusus dibebankan sehubungan konstruksi ybs.

Secara Kontrak:Termin yang telah dibayarkan;Kewajiban yang msh harus dibayar;Pembayaran klaim kepada

kontraktor/pihak ketiga, misalnya klaim karena keterlambatan yang disebabkan oleh pemberi kerja

Page 37: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

KAPITALISASI BIAYA PINJAMAN

37

Jika konstruksi dibiayai dari pinjaman maka biaya pinjaman yang timbul selama masa konstruksi dikapitalisasi dan menambah biaya konstruksi, sepanjang biaya tersebut dapat diidentifikasikan dan ditetapkan secara andal.

Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi tidak boleh melebihi jumlah biaya bunga yang dibayar dan yang masih harus dibayar pada periode yang bersangkutan.

Apabila pinjaman digunakan untuk membiayai beberapa jenis aset yang diperoleh dalam suatu periode tertentu, biaya pinjaman periode yang bersangkutan dialokasikan ke masing-masing konstruksi dengan metode rata-rata tertimbang atas total pengeluaran biaya konstruksi.

Page 38: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

KAPITALISASI BIAYA PINJAMAN

38

Apabila kegiatan pembangunan konstruksi dihentikan sementara tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat force majeur maka biaya pinjaman yang dibayarkan selama masa pemberhentian sementara pembangunan konstruksi dikapitalisasi.

Kontrak konstruksi yang mencakup beberapa jenis pekerjaan yang penyelesaiannya jatuh pada waktu yang berbeda-beda, maka jenis pekerjaan yang sudah selesai tidak diperhitungkan biaya pinjaman. Biaya pinjaman hanya dikapitalisasi untuk jenis pekerjaan yang masih dalam proses pengerjaan.

Page 39: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PENYAJIAN KDP

39

Konstruksi dalam Pengerjaan disajikan dalam Neraca masuk dalam kelompok Aset Tetap

(Konstruksi Dalam Pengerjaan biasanya merupakan aset yang dimaksudkan digunakan untuk operasional pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang dan oleh karenanya diklasifikasikan dalam aset tetap.)

Page 40: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

PENGUNGKAPAN KDP

40

Entitas harus mengungkapkan informasi mengenai KDP pada akhir periode akuntansi:Rincian kontrak konstruksi dalam

pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaian

Nilai kontrak konstruksi dan sumber pendanaannya

Jumlah biaya yang telah dikeluarkan dan yang masih harus dibayar

Uang muka kerja yang diberikanRetensi

Page 41: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

LAMPIRAN 1 PP NOMOR 71/201041

TERIMA KASIH

Page 42: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN TANAH

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201042

Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan Biaya perolehan mencakup:

Harga pembelian atau biaya pembebasan tanah Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh hak Biaya pematangan, penimbunan, dan biaya

lainnya yang dikeluarkan ,maupun yang masih harus dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai

Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan

Page 43: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN PERALATAN DAN MESIN

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201043

Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dan yang masih harus dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai

Biaya perolehan peralatan dan mesin antara lain: Harga pembelian Biaya pengangkutan Biaya instalasi Serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh

dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap untuk digunakan

Page 44: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN GEDUNG DAN BANGUNAN

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201044

Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan yang masih harus dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai

Biaya perolehan gedung dan bangunan antara lain meliputi: Harga pembelian atau biaya

konstruksi, Biaya pengurusan IMB, notaris dan

pajak

Page 45: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201045

Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan masih harus dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai.

Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan antara lain meliputi:Biaya perolehan atau biaya konstruksi, dan

Biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai

Page 46: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

KOMPONEN BIAYA PEROLEHAN ASET TETAP LAINNYA

Lampiran 1 PP No. 71 Tahun 201046

Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan yang masih harus dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai

Page 47: Sri suwanti - Akuntansi Pemerintahan Daerah neraca persediaan,at dan kdp

47

SELESAI, dech….,