askep vertigo.doc

28
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VERTIGO APLIKASI NANDA, NOC, NIC Diposkan oleh Rizki Kurniadi Pengertian Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular, system visual dan system somato sensorik ( propioseptik). Untuk memperetahankan keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus. Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata. (Lumban Tobing. S.M, 2003) Etiologi Vertigo Serta lokasi Lesi

Upload: elsa-apriyani

Post on 27-Jan-2016

370 views

Category:

Documents


50 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VERTIGO APLIKASI NANDA, NOC, NIC

Diposkan oleh Rizki Kurniadi

Pengertian Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan

atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut

terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita.

Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem

vestibular, system visual dan system somato sensorik ( propioseptik). Untuk

memperetahankan keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem

system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita

merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak terhadap

lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar namun kadang

berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal.

Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus.

Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata. (Lumban

Tobing. S.M, 2003) 

Etiologi Vertigo Serta lokasi Lesi

Berikut ini berbagai penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan

vertigo

a.    Labirin, telinga dalam

b.   Vertigo Posisional paraksimal benigna (kupulolitiasis)

c.   Pasca trauma

d.   Penyakit Meniere

e.   Labirintitis (Viral, Bakterial)

f.    Toksik (misalnya oleh aminoglikosid, streptomisin, gentamisin)

g.   Obstruksi peredaran darah dilabirin

h.   Fistula labirin

-       Saraf Otak ke VIII

i.     Neuritis Iskemik (misalnya pada din)

j.     Infeksi, Inflamasi (misalnya oleh sifilis, herpes zoster)

k.   Neuronitis Vestibular

l.     Neuroma Akustik

m. Tumor lainnya disudut serebels pontin (misalnya meningioma, metasfase)

I          PATOFISISIOLOGI VERTIGO

Anatomi

Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindrom vertigo:

A.   Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses

transduksi yaitu mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia:

   Reseptor mekanis divestibulum

   Resptor cahaya diretina

   Resptor mekanis dikulit, otot dan persendian (propioseptik)

B.   Saraf aferen, berperan dalam transmisi menghantarkan impuls ke pusat

keseimbangan di otak:

   Saraf vestibularis

   Saraf optikus

   Saraf spinovestibulosrebelaris.

C.   Pusat-pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi,

komparasi, integrasi/koordinasi dan persepsi: inti vestibularis,

serebelum, kortex serebri, hypotalamusi, inti akulomotorius, formarsio

retikularis

Patofisiologi

Dalam kondisi fisiologi/normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat

keseimbangan tubuh yang berasal dari resptor vestibular, visual dan

propioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya

sinkron dan wajar akan diproses lebih lanjut secara wajar untuk

direspon. Respon yang muncul beberapa penyesuaian dari otot-otot

mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu

orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan

sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala kegawatan (alarm reaction)

dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik.

Namun jika kondisi tidak normal/tidak fisiologis dari fungsi alat

keseimbangan tubuh dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan

gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi

yang wajar tidak berlangsung dan muncul tanda-tanda kegawatan dalam

bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik. Di samping itu respon

penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekvat sehingga muncul gerakan

abnormal dari mata disebut nistagnus.

Tanda dan Gejala

-       Vertigo Sentral

Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia,

paratesia, perubahan serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien

mengeluh lemah, gangguan koordinasi, kesulitan dalam gerak supinasi

dan pronasi tanyanye secara berturut-turut (dysdiadochokinesia),

gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan. Percobaan tunjuk

hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari pemeriksa dan kemudian

menunjuk hidungnya maka akan dilakukan dengan buruk dan terlihat

adanya ataksia. Namun pada pasien dengan vertigo perifer dapat

melakukan percobaan tunjuk hidung sacara normal. Penyebab vaskuler

labih sering ditemukan dan mencakup insufisiensi vaskuler berulang,

TIA dan strok. Contoh gangguan disentral (batang otak, serebelum)

yang dapat menyebabkan vertigo adalah iskemia batang otak, tumor

difossa posterior, migren basiler.

-   Vertigo perifer

Lamanya vertigo berlangsung:

a.    Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik.

Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional

berigna (VPB). Pencetusnya adalah perubahan posisi kepala misalnya

berguling sewaktu tidur atau menengadah mengambil barang dirak yang

lebih tinggi. Vertigo berlangsung beberapa detik kemudian mereda.

Penyebab vertigo posisional berigna adalah trauma kepala,

pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis vestibular prognosisnya baik

gejala akan menghilang spontan.

b.    Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam.

Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang.

Penyakit meniere mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran

menurun (tuli), vertigo dan tinitus. Usia penderita biasanya 30-60 tahun

pada permulaan munculnya penyakit.

 Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan

kesulitan dalam berjalan “Tandem” dengan mata tertutup. Berjalan

tandem yaitu berjalan dengan telapak kaki lurus kedepan, jika menapak

tumit kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dan membentuk garis

lurus kedepan.

Sedangkan pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi

bukti bahwa terdapat penurunan fungsi vertibular perifer. Perjalanan

yang khas dari penyakit meniere ialah terdapat kelompok serangan

vertigo yang diselingi oleh masa remisi. Terdapat kemungkinan bahwa

penyakit akhirnya berhenti tidak kambuh lagi pada sebagian terbesar

penderitanya dan meninggalkan cacat pendengaran berupa tuli dan

timitus dan sewaktu penderita mengalami disekuilibrium (gangguan

keseimbangan) namun bukan vertigo. Penderita sifilis stadium 2 atau 3

awal mungkin mengalami gejala yang serupa dengan penyakit meniere

jadi kita harus memeriksa kemungkinana sifilis pada setiap penderi

penyakit meniere.

c.    Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa

minggu.

Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai

pada penyakit ini mulanya vertigo, nausea, dan muntah yang

menyertainya ialah mendadak. Gejala ini berlangsung  beberapa hari

sampai beberapa minggu. Sering penderita merasa lebih lega namun

tidak bebas sama sekali dari gejala bila ia berbaring diam.

Pada Neuronitis vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu

kemungkinannya disebabkan oleh virus. Pada pemeriksaan fisik

dijumpai nistagmus yang menjadi lebih basar amplitudonya. Jika

pandangan digerakkan menjauhi telinga yang terkena penyakit ini akan

mereda secara gradual dalam waktu beberapa hari atau minggu.

Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG) menunjukkan penyembuhan

total pada beberapa penyakit namun pada sebagian besar penderita didapatkan

gangguan vertibular berbagai tingkatan. Kadang terdapat pula vertigo posisional

benigna. Pada penderita dengan serangan vertigo mendadak harus ditelusuri

kemungkinan stroke serebelar. Nistagmus yang bersifat sentral tidak berkurang

jika dilakukan viksasi visual yaitu mata memandang satu benda yang tidak

bergerak dan nigtamus dapat berubah arah bila arah pandangan berubah. Pada

nistagmus perifer, nigtagmus akan berkurang bila kita menfiksasi pandangan

kita suatu benda contoh penyebab vetigo oleh gangguan system vestibular

perifer yaitu mabok kendaraan, penyakit meniere, vertigo pasca trauma

Klasifikasi

Vertigo dapat berasal dari kelamin disentral (batang otak, srebelum atau

otak) atau diperifer (telinga dalam, atau saraf vestibular)

Pemeriksaan Pada Penderita Vertigo

1.     Tes Romberg yang dipertajam

Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata

kemudian ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap yang

romberg yang dipertajam selama 30 detik atau lebih

2.     Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)

Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup

sebanyak 50 langkah. Kedudukan akhir dianggap abnormal jika

penderita beranjak lebih dari satu meter atau badan berputar lebih dari

30 derajat

3.     Salah Tunjuk(post-pointing)

Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi

(sampai fertikal) kemudian kembali kesemula

4.     Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike

Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai

kepala bergantung dipinggir tempat tidur dengan sudut 300  kepala

ditoleh kekiri lalu posisi kepala lurus kemudian menoleh lagi kekanan

pada keadaan abnormal akan terjadi nistagmus

5.     Tes Kalori = dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga

penderita

6.     Elektronistagmografi

Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang

timbul

7.     Posturografi

Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual,

vestibular dan somatosensorik.

Penatalaksanaan

a.    Vertigo posisional Benigna (VPB)

     Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi

pada sebagian besar penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi

hari dan merupakan kagiatan yang pertama pada hari itu. Penderita

duduk dipinggir tempat tidur, kemudian ia merebahkan dirinya pada

posisinya untuk membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah vertigo

mereda ia kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang kembali

sampai vertigo melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali

sehari, tiap hari sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.

     Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau

fenergen dapat digunakan sebagai terapi simtomatis sewaktu

melakukan latihan atau jika muncul eksaserbasi atau serangan akut.

Obat ini menekan rasa enek (nausea) dan rasa pusing. Namun ada

penderita yang merasa efek samping obat lebih buruk dari vertigonya

sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien bahwa kelainan ini tidak

berbahaya dan dapat mereda sendiri maka dengan membatasi

perubahan posisi kepala dapat mengurangi gangguan.

b.      Neurotis Vestibular

Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti 

biotika dan terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis

vestibuler lebih meningkat bila pandangan diarahkan menjauhi telinga

yang terkena dan nigtagmus akan berkurang jika dilakukan fiksasi visual

pada suatu tempat atau benda.

c.       Penyakit Meniere

Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere.

Tujuan  dari terapi medik yang diberi adalah:

  Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat

dilakukan upaya : tirah baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti

vertigo. Pemberian penjelasan bahwa serangan tidak membahayakan

jiwa dan akan mereda dapat lebih membuat penderita tenang atau

toleransi terhadap serangan berikutnya.

  Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh

menjadi lebih jarang. Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli

ada yang menganjurkan diet rendah garam dan diberi diuretic. Obat anti

histamin dan vasodilator mungkin pula menberikan efek tambahan yang

baik.

  Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat

diredakan oleh obat atau tindaka konservatif dan penderita menjadi

infalid tidak dapat bekerja atau kemungkinan kehilangan pekerjaannya.

d     Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)

Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat

supresan vestibular dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkan

mobilisasi. Misalnya Dramamine, prometazin, diazepam, pada enderita

ini latihan vertibuler dan latihan gerak dapat membantu. Bila perlu beri

tongkat agar rasa percaya diri meningkat dan kemungkinan jatuh

dikurangi.

e     Sindrom Vertigo Fisiologis

Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena

terdapat ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dan visual yang

diterima otak. Pada penderita ini dapat diberikan obat anti vertigo.

f       Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)

  TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya

pulih sempurna dalam kurun waktu 24 jam

  RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan

sempurna terjadi lebih dari 24 jam.

Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau

penanganan yang efektif sebab kemungkinan kambuh cukup besar, dan

jika kambuh bisa meninggalkan cacat.

Latihan fisik vestibular pada penderita vertigo:

            Tujuannya:

A.   Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau

disekuilibrium     untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara

lamban laun

B.   Melatih gerakan bola mata, latihan viksasi pandangan mata

C.   Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan

contoh latihan:

o   Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup

o   Olah raga yang menggerakkan kepala (gerak rotasi, fleksi, eksfensi,

gerak miring)

o   Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian

dengan mata tertutup

o   Jalan dikamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan

mata tertutup

o   Berjalan “tandem”

o   Jalan menaiki dan menuruni lereng

o   Melirikkan mata kearah horizontal dan vertical

o   Melatih gerakan mata dengan mengikuti obyek yang bergerak dan juga

menfiksasi pada objek yang diam

Semua gerakan tersebut diatas harus dilakukan hati-hati

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VERTIGO

II         PENGKAJIAN

Data focus yang perlu dikaSetelah dilakukan tindak keperawatan

selama…x24 jam, nausea berkurang / hilang

N.O.C:

a.    Comfort level

b.    Hidration

c. Nutritional status food finid intake

Dengan kreteria:

a.    Terdapat tanda-tanda fisik dan psikologik membaik

b.    Turgor kulit, mukosa mulut baik

c.    Tidak panas dan tidak terdapat edeme perifer

Intake makanan dan minuman baikji

A.   Riwayat Kesehatan

1.    Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.

2.    Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada

pasien vertigo tanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap

terhadap munculnya vertigo, posisi mana yang dapat memicu vertigo.

3.    Riwayat kesehatan yang lalu

Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan

penyakit tumor otak. Riwayat penggunaan obat vestibulotoksik missal

antibiotik, aminoglikosid, antikonvulsan dan salisilat.

4.    Riwayat kesehatan keluarga

Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain

atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetic maupun tidak.

B.   Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

Pemeriksaan Persistem

1.    Sistem persepsi sensori

Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa

benda yang diam tampak bergerak maju mundur.

2.    Sistem Persarafan

Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual

maupun dengan alat.

3.    Sistem Pernafasan

Adakah gangguan pernafasan.

4.    Sistem Kardiovaskuler

Adakah terjadi gangguan jantung.

5.    Sistem Gastrointestinal

Adakah Nausea dan muntah

6.    Sistem integumen

7.    Sistem Reproduksi

8.    Sistem Perkemihan

C.   Pola Fungsi Kesehatan

1.    Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman

pasien dan keluarga mengenai penyakit, pengobatan dan prognosa.

2.    Pola aktivitas dan latihan

Adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya

vertigo, posisi yang dapat memicu vertigo.

3.    Pola nutrisi metabolisme

Adakah nausea dan muntah

4.    Pola eliminasi

5.    Pola tidur dan istirahat

6.    Pola Kognitif dan perseptua

Adakah disorientasi dan asilopsia

7.    Persepsi diri atau konsep diri

8.    Pola toleransi dan koping stress

9.    Pola sexual reproduksi

10. Pola hubungan dan peran

11. Pola nilai dan kenyakinan

III        DIANOGSA KEPARAWATAN

A.   Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala.

B.   Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis

C.   Defisit self care: toileting, bathing, feeding.

D.   Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan

berhubungan dengan kurangnya paparan informasi.

E.   Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri

terhambat.

IV     RENCANA KEPERAWATAN

NODIAGNOSA

KEPERAWATANTUJUAN INTERVENSI

1. Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakkan kepala

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam pasien diharapakan tidak jatuh NOC:

a. Safeti status: Falls Occurrence

b. Falls prevention: know ledge personal safety

c. Safety beheviour: Falls prevention

Dengan kreteria:a. pasien mampu berdiri, d 

uduk, berjalan tanpa pusingb. Klien mampu menjelaskan

jika terjadi serangan dan cara mengantisipasinya

1.     Environmental Management: Safety: awasi dan gunakan lingkungan fisik untuk meningkatkan keamanan2. Falls Prevention:

         Kaji penurunan kognitif dan fisik pasien yang mungkin dapat meningkatkan resiko jatuh

         Kaji tingkat gait, keseimbangan dan kelelahan dengan ambulasi

         Instruksikan pasien agar memanggil asisten ketika melakukan pergerakan

3. Teaching: disease proles         jelaskan pada pasien tanda dan gejala dari penyakit

yang diderita         Anjurkan pasien untuk bedrest pada fase akut         Jelaskan pada pasien tentang terapi rehabilitatif pada

pasien vertigo

2. Nausea berhubungan dengan stimulasi visual yang tidak mengenakkan, meniere, labirintitis

Setelah dilakukan tindak keperawatan selama…x24 jam, nausea berkurang / hilang N.O.C:

a.     Comfort leveld.    Hidration

e. Nutritional status food finid intake

Dengan kreteria:d.    Terdapat tanda-tanda fisik dan

psikologik membaike.     Turgor kulit, mukosa mulut baikf.     Tidak panas dan tidak terdapat

edeme periferIntake makanan dan minuman baik

1.     Patient / family teaching-Anjurkan pasien agar pelen-pelan nafas dalam dan

menelan untuk menurunkan rasa mual dan muntah.-Ajarkan pasien untuk tidak minum 1 jam sebelum,1 jam

setelah dan sewaktu makan.2.NUTRITIONAL MONITORING-Monitor tipe kehilangan berat badan dan pertumbuhan-Monitor kelembaban,turgor kulit dan depigmentasi.-Monitor tingkat energi,malaise,fatigue dan kelemahan

pasien.-Monitor asupan kalori dan nutrisi.-Kolaborasi;kelola pemberian anticmetic  sebelum makan atau sesuai

jadwal3. Fluid managmen:

Awasi secara akurat intake dan output Monitor vital sign

Monitor status nutrisi pasien

Monitor status hydrasi misal kelembaban membranmukosa, tekanan nadi dan orthostatic BP

Kelola pemberian terapi IV3 Kurang Setelah dilakukan tindakan   NIC:Membantu perawatn diri pasien mandi dan toileting

perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting b.d kerusakan neurovaskuler

Batasan Karakteristik :

  Kelumpuhan wajah atau anggota badan sehingga menyebab-kan :

  Ketidakmampuan dalam menyuap, memegang alat makan

  Ketidakmampuan dalam membasuh badan, mongering-kan, keluar masuk kamar mandi

keperawatan selama ... x 24 jam diharapkan kebutuhan mandiri klien terpenuhi,  NOC;PERAWATAN DIRI (Mandi,makan,toileting,berpakaian) Dengan kriteria :

Klien dapat makan de-ngan bantuan orang lain / mandiri

Klien dapat mandi de-ngan bantuan orang lain

Klien dapat memakai pakaian dengan bantuan orang lain / mandiri

Klien dapat toileting de-ngan bantuan alat

Aktifitas:1. Tempatkan alat-alat mandi ditempat yang mudah

dikenali dan mudah dijangkau klien2. Libatkan klien dan danpingi

3. Berikan bantuan selama klien tidak mampu mengerjakan sendiriNIC : ADL berpakaianAktifitas :

1. Informasikan pada klien dalam memilih pakaian selama perawatan

2. Sediakan pakaian ditempat yang mudah dijangkau

3. Bantu berpakaian yang sesuai

4. Jaga privasi klien

5. Berikan pakaian pribadi yang digemari dan sesuai

NIC : ADL MakanAktifitas :

1. Anjurkan klien duduk dan berdoa bersama teman2. Dampingi saat makan

3. Bantu jika klien belum mampu dan beri contoh

4. Beri rasa nyaman saat makan

  Ketidakmampuan pergi ke kamar mandi, mengguna-kan pispot

4. Defisit pengetahuan ten-tang penyakit, pengobatan dan perawatan klien b.d keterbatasan kognitif, ku-rang paparan atau mudah lupa

Setelah dilakukan penjelasan selama ...x pertemuan, pe-ngetahuan klien tentang pe-nyakit, pengobatan dan pe-rawatan klien meningkat

NOC :-          Knowledge : Disease process

(1803)-          Knowladge : Illness care

(1824)

Dengan kriteria :-          Klien dan keluarga mam-pu

menjelaskan penger-tian, proses penyakit, penyebab, tanda dan gejala, efek penyakit, tindakan pencegahan, pe-ngobatan dan perawatan vertigo

Teaching individual (5606)1.     Tentukan kebutuhan pembelajaran klien2.     Kaji tingkat pengetahuan dan pemahaman klien

tentang vertigo3.     Kaji tingkat pendidikan4.     Kaji kesiapan klien dalam mempelajari informasi

spesifik5.     Atur agar realita tujuan  pembelajaran dengan klien

saling menguntungkan6.     Pilih metode / strategi mengajar yang sesuai7.     Sediakan lingkungan yang kondusif untuk

pembelajaran8.     Koreksi adanya kesalahan informasi9.     Sediakan waktu untuk bertanya pada klien10.   Teaching : disease process (5602)

1.     Nilai tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya2.     Jelaskan patofisiologi vertigo3.     Jelaskan tanda dan gejala vertigo4.     Jelaskan kemungkinan penyebabnya

5.     Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin dapat mencegah komplikasi dimasa yang akan datang

6.     Diskusikan pilihan-pilihan terapi pe-ngobatan dan perawatan

7.     Jelaskan alasan rasional dari terapi pengobatan yang direkomendasikan

8.     Kaji sumber-sumber pendukung yang memungkinkan5. Perfusi jaringan

tidak efektif (spesifik: cerebral) b.d aliran darah arteri terhambat

Batasan Karakteristik :

  Nyeri kepala / vertigo

  Perubahan status mental

  perubahan respon motorik

  dis-artria  Kelumpuhan wa-jah

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ..... x 24 jam diharapkan

Nyeri kepala / vertigo berkurang sampai de-ngan hilang

Tanda-tanda vital stabil

Monitorang neurologis (2620)1.    Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan bentuk  pupil2.    Monitor tingkat kesadaran klien3.    Monitir tanda-tanda vital4.    Monitor keluhan nyeri kepala, mual, muntah5.    Monitor respon klien terhadap pengobatan6.    Hindari aktivitas jika TIK meningkat7.    Observasi kondisi fisik klien

Terapi oksigen (3320) Bersihkan jalan nafas dari sekret Pertahankan jalan nafas tetap efektif Berikan oksigen sesuai intruksi Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan sistem

humidifier Beri penjelasan kepada klien tentang pentingnya

pemberian oksigen Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi Monitor respon klien terhadap pemberian oksigen Anjurkan klien untuk tetap memakai oksigen selama

aktifitas dan tidur

DAFTAR PUSTAKA

Lumban Tobing. S.M, 2003, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI

Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia, 1998, Vertigo

Patofisiologi, Diagnosis dan Terapi, Malang : Perdossi