askep ppom.ppt
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI MENAHUN
(PPOM)
OLEHAndi Akifa Sudirman, S.Kep, Ns
KONSEP MEDIS•PPOM adalah klasifikasi luas dari
gangguan, yang mencakup bronkitis kronik, bronkiektasis,emfisema dan asma.
•PPOM juga dikenal sebagai penyakit paru obstruktif kronik (COPD) yg digunakan u/ sekelompok penyakit paru yg berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya.
PPOM lanjutan
1. PPOM merup peny. Yg berhubungan dgn interaksi genetik dgn lingkungan
2. Dapat timbul cukup dini & merup. Kelainan yg menpunyai kemajuan lambat yg timbul bertahun-tahun sebelum awitan gejala klinis kerusakan fungsi paru
3. Simptomatik tetapi insiden meningkat sejalan dengan peningkatan usia
ASMA
•Asma adalah suatu penyakit jalan napas obstruktif intermiten reversibel dimana trakea dan bronkhus berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
Klasifikasi Asma Berdasarkan Etiologi1. Asma Tipe Atopik/alergik (Ekstrinsik)
Asma timbul karena seseorang yang atopi akibat pemaparan alergen. Alergen yang masuk tubuh melalui saluran pernafasan, kulit, saluran pencernaan dan lain-lain akan ditangkap oleh makrofag
Alergen (mis; serbuk sari, binatang, makanan, jamur, debu dll).
Klasifikasi Asma Berdasarkan Etiologi
2. Asma Tipe Non Atopik/idiopatik (Intrinsik)
Asma non alergik (intrinsik) terjadi bukan karena pemaparan alergen tetapi terjadi akibat beberapa faktor pencetus seperti infeksi saluran nafas atas, olah raga atau kegiatan jasmani yang berat, serta tekanan jiwa atau stress psikologik, obat-obatan.
3. Asma Campuran/gabungan (Mixed)Pada tipe ini memp. Karakteristik dari
bentuk alergik maupun idiopatik.
Patofisiologi Obstruksi jalan napas difus reversibel disebabkan 1). Kontraksi otot” yg mengelilingi bronki, 2). Pembengkakan membran yang melapisi bronki, 3). Pengisian bronki oleh mukus yg kental
u/ asma alergen terjadi proses sistem imunologis dan sistem saraf otonom terhadap lingkungan .
Manifestasi Klinik
•Gejala asma antara lain :•Bising mengi yang terdengar atau tanpa
stetoskop•Batuk produktif•Sesak nafas•Dada seperti tertekan atau terikat/ dispneu•Pernafasan cuping hidung•Tanda lebih lanjut sianosis sekunder•Berkeringat, takikardia, dan pelebaran
tekanan nadi
Evaluasi Diagnostik Tidak ada tes dalam penegakan diagnostik
asma Riw. Kes. Yg lengkap (keluarga,
lingkungan, dan riwayat pekerjaan) dapat membantu pengungkapan faktor pencetus serangan asma
Tes alergen pd episeode akut, rontgen dapat
menunujukkan hiperinflasi dan pendataran diafragma
Terjd peningkatan kadar serum imunoglobulin E pd asma alergik.
TERAPI
Oksigen 4 – 6 liter / menit
Agonis Beta
Metilsantin (aminofilin dan teofilin)
Antikolinergik (atropin)
Kortikosteroid ; IV (hidrokortison), oral
(prednison, prednisolon), inhalasi
(beklometason, deksametason)
Inhibitor Sel mast (Natrium kromolin)
Pencegahan Melakukan pemeriksaan lanjutan u/
mengidentifikasi substansi yg mencetuskan terjadi serangan
Menghindari agen penyebab
Komplikasi
Status Asmatikus
fraktur iga
pneumonia
atelektasis
BRONKITIS KRONIS
•DefenisiBronkitis kronik didefinisikan sebagai suatu gangguan paru obstruktif yang ditandai oleh produksi mukus berlebihan di saluran napas bawah selama paling kurang 3 bulan berturut-turut dalam setahun untuk 2 tahun berturut-turut.
PATOFISIOLOGI
•Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia sel-sel penghasil mukus di bronkus
•Fungsi silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional
•Mukus berfungsi sebagai tempat persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan menjadi sangat purulen
•Timbul peradangan yang menyebabkan edema dan pembengkakkan jaringan. Ventilasi, terutama ekshalasi/ekspirasi, terhambat.
MANIFESTASI KLINIK
•Batuk yang produktif, purulen, dan mudah memburuk oleh iritan-iritan inhalan, udara dingin, atau infeksi
•Sesak napas dan dispnue
Evaluasi Diagnostik Riw. Kesehatan yg lengkap Pemeriksaan gas-gas darah arteri Pemeriksaan Rontgen Pemeriksaan Hb dan Ht
PENATALAKSANAAN MEDIS
•Antibiotik berdasarkan kultur •Bronkodilator•Drainase postural dan ventilasi alveolar•Terapi kortikosteroid
Pencegahan
• Menghindari dari iritan pernapasan
BRONKIEKTASISBronkiektasis adalah dilatasi bronki dan
bronkiolus kronis yang mungkin disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi paru dan obstruksi bronkus, aspirasi benda asing, muntahan, atau benda-benda dari saluran pernapasan atas dan tekanan akibat tumor, pembuluh darah yang berdilatasi, dan pembesaran nodus limfe.
Etiologi
•Riw. Infeksi pernapasan pd masa kanak-kanak
•Kelainan heriditer atau kelainan konginetal
•Faktor mekanis yang mempermudah timbulnya infeksi
•Sering penderita mempunyai riwayat pneumoni sebagai komplikasi campak, batuk rejan, atau penyakit menular lainnya semasa kanak-kanak.
PatofisiologiInfeksi merusak dinding bronkial,
menghasilkan sputum yg dapat menyumbat bronki. Retensi sekresi dan obstruksi yg diakibatkannya pd akhirnya menyebabkan alveoli mengalami kolaps (atelektasis). Jaringan parut akibat reaksi inflamasi menggantikan jaringan paru yg berfungsi. Pd waktunya pasien akan mengalami insufisiensi pernapasan, dgn penurunan kapasitas vital, penurunan ventilasi & peningkatan rasio volume residual terhadap kapasitas paru total.
Manifestasi Klinis
Batuk kronik dan pembentukan sputum purulen dalam jumlah yang sangat banyak dan berkepanjangan
Biasa disertai hemoptisis Jari tabuh karena insufisiensi pernapasan Mengalami infeksi paru berulang
Pemeriksaan Diagnostik
•Bronkografi dan bronkoskopi•CT Scan•Tes BTA (-)
PENATALAKSANAAN MEDIS
•Terapi antimikroba•Drainase postural•Bronkodilator•Aerosolized nebulizer•Intervensi bedah
EMFISEMA
Emfisema adalah suatu distensi abnormal ruang udara di luar bronkiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli.
Patofisiologi•Beberapa faktor penyabab ; obstruksi jln napas,
produksi lendir yg berlebihan, kehilangan rekoil elastik jln napas & kolaps bronkiolus serta redistribusi udara ke alveoli yg berfungsi.
•Dinding alveoli mengalami kerusakan, menyebabkan peningkatan ruang rugidan menyebabkan kerusakan difusi oksigen sehingga trjadi hipoksemia. Pd tahap akhir eliminasi karbon dioksida mengalami kerusakan shg trjadi hiperkapnia dan asidosis respiratorius.
Klasifikasi
1. Panbolar (panacinar) trjd kerusakan bronkus pernapasan, duktus alveolar, & alveoli
2. Sentrilobuler (centroacinar), perubahan patologi terutama trjd pd pusat lobus sekunderdan porsi perifer dari asinus tetap baik.
GAMBARAN KLINIS• Dispneu• Pd inspeksi tampak barrel chest• Hiperesonans dan penurunan fremitus diseluruh
bidang paru• Hipoksemia dan hiperkapnia• Keletihan dan kelemahan meskipun aktivitas
ringan• Mengi berkepanjangan • Anoreksia• Penurunan BB• Distensi vena leher
Evaluasi Diagnostik
•Rontgen dada
•Pemeriksaan fungsi pulmonari
•Pemeriksaan gas darah arteri
• pemeriksaan darah lengkap
Penatalaksanaan Medis
•Bronkodilator•Terapi Aerosol•Pengobatan infeksi•Kortikosteroid•Oksigenasi
Konsep Dasar Keperawatan1. PENGKAJIAN
AKTIVITAS/ISTIRAHAT1. Gejala : Keletihan/kelemahan,
malaise,Ketidakmampuan
beraktivitasKetidakmampuan tidurDispnue pd saat istirahat
2. Tanda : Keletihan, Gelisah, Insomnia
Sirkulasi1. Gejala : Pembengkakan pd
ekstremitas bawah2. Tanda : Peningkatan TD
Peningkatan frek. JantungDistensi vena leher Edema dependenBunyi jantung redupWarna kulit/membran mukosa
sianosisPucat
Integritas Ego1. Gejala : Peningkatan faktor
resiko Perubahan pola hidup
2. Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsang.
Makanan/Cairan1. Gejala : Mual/muntah
Nafsu makan buruk/anoreksiaKetidak mampuan u/ makanPenurunan BB
2. Tanda : Turgor kulit burukEdema dependenBerkeringatPenurunan BB
Higiene1. Gejala : Penurunan kemampuan aktivitas2. Tanda : Kebersihan buruk, bau badan
Seksualitas1. Gejala : Penurunan libido
Keamanan1. Gejala : Riw. Reaksi alergi/sensivitas trhdp zat
Adanya/berulang infeksiKemerahan/berkeringat
Pernapasan1. Gejala : Napas pendek
Lapar udara/ kronisbatuk menetap dgn produksi setiap
hariRiw. Pneumonia berulangRiw. Keluarga dan keturunanPengg. Oksigen pd malam hari
2. Tanda : Pernapasan cepat, posisi tripotPengg. Otot bantu pernapasanBunyi napas redup dgn ekspirasi
mengiHipersonan pd area paru, sulit bicaraSianosis, jari tabuh
Interaksi Sosial1. Gejala : Hubungan ketergantungan
Kurang sistem pendukungKegagalan dukungan dr org
terdekatPenyakit lama/ketdkmampuan
membaik2. Tanda : Ketidakmampuan u/ beraktivitas
Keterbatasan mobilitas fisikKelalaian hub. Dgn angg.
keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN
•Bersihan jalan napas tidak efektif b/d bronkospasme, produksi sekret
•Gangguan pertukaran gas b/d gangguan suplai oksigen, kerusakan alveoli
•Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual/muntah, anoreksia, produksi sputum
•Resiko infeksi•Kurang pengetahuan b/d kurang informasi,
salah mengerti ttg informasi
CONTOH KASUSSeorang pria 57 tahun, datang bersama
keluarga ke RSUD dgn keluhan sesak napas, batuk berdahak yang sesekali disertai darah. Hasil pemeriksaan penunjang Foto Rongent diperoleh adanya infiltrate dan hasil laboratorium pada sputum diperoleh BTA (-). Keluhan lain yang dirasakan mual, tidak napsu makan dan pasien merasa lemas, tidak dapat tidur krn sesak. Observasi tanda-tanda vital diperoleh TD 90/60 mmHg, Nadi 120x/menit, pernapasan 30x/menit, suhu 36 °C, dan jari tabuh. Tentukan diagnosa keperawatan yang dapat diangkat pada kasus diatas?
•Seorang anak 13 ahun, datang bersama keluarga ke Puskesmas dengan keluhan sesak sejak tadi pagi . Hasil pemeriksaan anak tersebut riwayat asma, dan sesak bermain dgn kucing, mengi terdengar tnp stetoskop.Keluhan lain yang dirasakan batuk berdahak , berkeringat. Observasi tanda-tanda vital diperoleh TD 100/700 mmHg, Nadi 110x/menit, pernapasan 28x/menit, suhu 36 °C. tentukan diagnosa keperawatan yang dapat diangkat pada kasus diatas ?