askep orchitis

19
ASKEP ORCHITIS KASUS 4 Tn B 25 th datang ke RS dengan keluhan demam, dari penis keluar nanah, nyeri ketika berkemih (disuria). Dari hasil pengkajian fisik didapatkan, pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, skrotum, dan testis. Testis juga teraba lunak. Klien mengatakan pernah menderita gondongan (mumps) 5 tahun yang lalu. Diagnosa Medis à ORCHITIS PEMBAHASAN KASUS DEFINISI Orkhitis merupakan suatu inflamasi testis (kongesti testikular), yang biasanya dapat disebabkan oleh factor-faktor pyogenik, virus, spiroseta, parasit, traumatis, kimia, atau factor yang tidak dapat diketahui. Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi. Sebagian besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong, namun virus lain dan bakteri juga dapat menyebabkan orchitis. ETIOLOGI - Virus : orchitis gondong (mumps) paling umum. Infeksi coksakievirus tipe A, varicella, dan echoviral jarang terjadi. - Infeksi bakteri dan pyogenik E. coli, Klebsiella, pseudomonas, Stafilokokkus, dan Sterptokokkus.

Upload: niki-agustin

Post on 26-Nov-2015

117 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

askep orchitis

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Orchitis

ASKEP ORCHITIS

KASUS 4

Tn B 25 th datang ke RS dengan keluhan demam, dari penis keluar nanah,

nyeri ketika berkemih (disuria). Dari hasil pengkajian fisik didapatkan,

pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, skrotum, dan testis.

Testis juga  teraba lunak. Klien mengatakan pernah menderita gondongan

(mumps) 5 tahun yang lalu.

Diagnosa Medis à ORCHITIS

PEMBAHASAN KASUS

DEFINISIOrkhitis merupakan suatu inflamasi testis (kongesti testikular), yang

biasanya dapat disebabkan oleh factor-faktor pyogenik, virus, spiroseta,

parasit, traumatis, kimia, atau factor yang tidak dapat diketahui.

Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi.

Sebagian besar kasus berhubungan dengan  infeksi virus gondong, namun

virus lain dan bakteri juga dapat menyebabkan orchitis.

ETIOLOGI-          Virus : orchitis gondong (mumps) paling umum. Infeksi coksakievirus tipe A, varicella, dan

echoviral jarang terjadi.

-          Infeksi bakteri dan pyogenik E. coli, Klebsiella, pseudomonas, Stafilokokkus, dan

Sterptokokkus.

-          Granulomatous : T. pallidum, Mycobakterium tuberculosis, Mycobakterium leprae,

Actinomycetes

-          Trauma sekitar testis

-          Virus lain, meliputi coksakievirus tipe A, varicella, dan echoviral

-          Beberapa kasus telah dijelaskan imunisasi gondong, campak, dan rubella (MMR) dapat

menyebabkan orchitis

Page 2: Askep Orchitis

-          Bakteri penyebab biasanya menyebar dari epididimitis terkait dalam seksual pria aktif atau laki-

laki dengan BPH; bakteri termasuk Neisseria gonorhoeae, Clamidya trachomatis, Escherichia

coli, Klebsiella pneumonia, Pseudomonas aeruginosa, Stafilococccus, Streptococcus

-          Idiopatik

EPIDEMIOLOGI

Kejadian diperkirakan 1 diantara 1.000 laki-laki

Dalam orchitis gondong, 4 dari 5 kasus terjadi pada laki-laki prepubertal (lebih muda dari

10 tahun).

Dalam orchitis bakteri, sebagian besar kasus berhubungan dengan epididimitis

(epididymo-orchitis), dan mereka terjadi pada laki-laki yang aktif secara seksual lebih tua

dari 15 tahun atau pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak (BPH).

Di Amerika Serikat sekitar 20% dari pasien prepubertal dengan gondong berkembang

orchitis.  Kondisi ini jarang terjadi pada laki-laki postpubertal dengan gondong. 

FAKTOR RESIKO

-          Instrumentasi dan pemasangan kateter merupakan factor resiko yang umum untuk epididimis

akut. Uretritis atau prostatitis juga bisa menjadi factor resiko

-          Refluks urin terinfeksi dari uretra prostatic ke epididimis melalui saluran sperma dan vas

deferens bisa dipicu melalui valsava atau pendesakan kuat

Factor resiko untuk orchitis yang tidak berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah :

-          Imunisasi gondongan yang tidak adekuat

-          Usia lanjut (lebih dari 45 tahun)

-          Infeksi saluran berkemih berulang

-          Kelainan saluran kemih

Factor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah:

-          Berganti-ganti pasangan

-          Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan

-          Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya

    MANIFESTASI KLINIS

Page 3: Askep Orchitis

Orchitis ditandai dengan nyeri testis dan pembengkakan.

Nyeri berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai nyeri yang hebat.

Kelelahan / mialgia

Kadang-kadang pasien sebelumnya mengeluh gondongan

Demam dan menggigil

Mual

Sakit kepala

Pembesaran testis dan skrotum

Erythematous kulit skrotum dan lebih hangat.

Pembengkakan KGB inguinal

Pembesaran epididimis yang terkait dengan epididymo-orchitis

KOMPLIKASI

Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa

derajat  atrofi testis.

Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.

Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral.

Hidrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase

bedah untuk mengurangi tekanan dari tunika.

Abscess scrotalis

Infark testis

Rekurensi

Epididymitis kronis

Impotensi tidak umum setelah epididymitis akut, walaupun kejadian sebenarnya yang

didokumentsikan tidak diketahui. Gangguan dalam kualitas sperma biasanya hanya

sementara.

Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang disebabkan

oleh gangguan saluran epididymal yang diamati pada laki-laki penderita epididymitis

yang tidak diobati dan yang diobati tidak tepat. Kejadian kondisi ini masih belum

diketahui.

Page 4: Askep Orchitis

PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG

Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis yang menunjukkan gejala dan

tanda-tanda epididimo orkitis, yaitu nyeri hebat dan pembengkakan di

daerah belakang testis hingga testis disertai skrotum yang bengkak dan

berwarna merah.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada sisi yang sakit, teraba

epididimis yang edema dari ekor hingga kepala epididimis. Salah satu

pemeriksaan yang penting adalah Prehn Sign untuk menyingkirkan diagnosis

banding torsio testis. Meskipun Prehn Sign bukan patokan pasti untuk

diagnosis torsio testis, namun dalam praktek klinik dimana tidak terdapat

alat Doppler, pemeriksaan ini dapat membantu untuk menetapkan dilakukan

eksplorasi testis dengan segera atau tidak.

Menurut 2010 United Kingdom national guideline for the management of

epididymo-orchitis, ada beberapa lamgkah yang dilakukan untuk diagnosis:

a.       Apusan Gram dari uretra. Pemeriksaan ini dilakukan meskipun gejala

uretritis tidak ada. Pemeriksaan mikroskopis untuk diagnosis uretritis (> 5

PMNLs perlapang pandang besar x 1000) dan diagnosis untuk gonorrhea

(Gram negative intracellular diplococci). Apabila pemeriksaan mikroskopik

apusan uretra dari seorang pria memperlihatkan diplokokus intraseluler

gram negative, pasien menderita uretritis gonokokus. Jika organisme ini

tidak terlihat, maka terdapat bukti presumtif yang kuat akan adanya uretritis

non gonokokus (NGU), sering disebabkan oleh klamidia. Meskipun demikian

secret harus diperiksa untuk kultur gonore dan klamidia.

b.      Pemeriksaan mikroskopis dan kultur mid-stream urin. Urin tengah

merupakan cara pengambilan spesiman untuk pemeriksaan kultur urin yaitu

untuk mengetahui mikroorganisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih

karena adanya bakteri.

c.       Jika memungkinkan, colour Doppler ultrasound dapat digunakan untuk

memeriksa aliran darah arteri (edema akut). Pemeriksaan ini berguna untuk

membedakan antara epididimo-orkitis dan torsio spermatic cord.

Page 5: Askep Orchitis

Pemeriksaan tersebut berfungsi untuk membedakan torsio testis dengan

keadaan skrotum yang lain dengan menilai adanya aliran darah ke testis.

Pada torsio testis tidak didapatkan adanya aliran darah ketestis sedangkan

pada keradangan akut testis, terjadi peningkatan aliran darah ke testis. Color

Doppler ultrasound scanning memiliki kegunaan besar dalam membedakan

antara diagnosa di atas dengan pengesampingan torsio testis. Tidak adanya

aliran darah ke testikel yang terpengaruh dicatat dalam torsio testis,

sedangkan aliran darah yang meningkat dicatat dalam epididymitis/orchitis.

DIAGNOSIS DIFFERENSIAL

Epididimitis

Hernia scrotalis

Torsio testis: kemungkinan besar jika nyeri memiliki onset tiba-tiba dan

parah. Lebih umum pada pria di bawah 20 tahun (tetapi bisa terjadi

pada usia berapapun). Membedakan torsi testikular ini dalam diagnosis

sangat penting dari segi bedah.  

Tumor testis

Hydrocele

PENATALAKSANAAN MEDIS

          Pengobatan suportif:  Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling

penting adalah membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala

klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan

orchitis karena virus.

          Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara

seksual, dapat diberikan antibiotik untuk menular seksual (terutama gonore

dan klamidia) dengan ceftriaxone, doksisiklin, atau azitromisin. Antibiotik

golongan  Fluoroquinolon tidak lagi direkomendasikan oleh Pusat

Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk pengobatan gonorrhea

karena sudah resisten.   

Page 6: Askep Orchitis

Contoh antibiotik:

1.Ceftriaxone

Sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas, aktivitas gram-negatif;

efikasi lebih rendah terhadap organisme gram-positif.  Menghambat

pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat satu atau lebih penicillin-binding

proteins. Dewasa:  IM 125-250 mg sekali, anak: 25-50 mg / kg / hari IV; tidak

melebihi 125 mg / d

2. Doxycycline

Menghambat sintesis protein dan pertumbuhan bakteri dengan cara

mengikat 30S dan kemungkinan 50S subunit ribosom bakteri. Digunakan

dalam kombinasi dengan ceftriaxone untuk pengobatan gonore. Dewasa cap

100 mg selama 7 hari, Anak: 2-5 mg / kg / hari PO dalam 1-2 dosis terbagi,

tidak melebihi 200 mg / hari

3.Azitromisin

Mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh strain rentan

mikroorganisme. Diindikasikan untuk klamidia dan infeksi gonorrheal pada

saluran kelamin. Dewasa 1 g sekali untuk infeksi klamidia, 2 g sekali untuk

infeksi klamidia dan gonokokus. Anak: 10 mg / kg PO sekali, tidak melebihi

250 mg / hari

4.Trimetoprim-sulfametoksazol

Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis asam

dihydrofolic.  Umumnya digunakan pada pasien > 35 tahun dengan orchitis. 

Dewasa 960 mg q12h untuk 14 hari. Anak 15-20 mg / kg / hari, berdasarkan

TMP, PO tid / qid selama 14 hari

5.Ciprofloxacin

Fluorokuinolon dengan aktivitas terhadap pseudomonas, streptococci, MRSA,

S epidermidis, dan gram negatif sebagian besar organisme, namun tidak ada

aktivitas terhadap anaerob.  Menghambat sintesis DNA bakteri dan

akibatnya pertumbuhan bakteri terhambat. Dewasa tab 500 mg PO selama

14 hari. Anak tidak dianjurkan

Page 7: Askep Orchitis

PROGNOSIS

         Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang secara spontan

dalam 3-10 hari.

         Dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis

bakteri dapat sembuh tanpa komplikasi.

PROSES KEPERAWATANPengkajian

DS DO

        Tn. B (25 th)

        Klien mengatakan demam

        Klien mengatakan dari penis keluar

nanah

        Klien mengatakan nyeri saat BAK

        Klien mengatakan pernah menderita

gondongan 5 tahun lalu

        Nyeri skala 7

        Belum menikah tetapi aktif

melakukan hubungan seksual

        Tampak keluar nanah dari penis

        Teraba pembengkakan kelenjar

getah bening di selangkangan.

Skrotum,, dan testis

        Testis teraba lunak

        Wajah klien tampak meringis

        Suhu : 38 C

        RR : 20x/menit

        TD : 120/80 mmHg

        Nyeri tekan pada area yang bengkak

        Volume urine 250 ml/hari (n:600-

1600 ml)

Analisa data

Problem Etiologi Symtop

Nyeri b.d infeksi urinaria DS:

       Klien mengatakan

Demam

       Klien mengatakan Dari

penis keluar nanah

       Klien mengatakan Nyeri

ketika berkemih

Page 8: Askep Orchitis

(disuria)

       Nyeri skala 7

       Wajah klien tampak

meringis

DO:

       Inflamasi kel. Getah

bening di selangkangan,

skrotum & testis

       Nyeri tekan pada area

testis

       S : 38°c

Perubahan pola

eliminasi urine

b.d gangguan pada

sistem urinaria

DS:

       Klien mengatakan

Disuria

DO: 

       Inflamasi kel. Getah

bening di selangkangan,

skrotum & testis

       Volume urine 125

ml/hari

Resiko tinggi disfungsi

seksual

b.d perubahan status

kesehatan

DS:

       Klien mengatakan dari

penis keluar nanah

DO:

       Tampak keluar nanah

dari penis

       Inflamasi kel. Getah

bening di selangkangan,

skrotum & testis

Resiko Gangguan harga b.d perubahan Ds:

Page 9: Askep Orchitis

diri maskulinitas

       Klien mengatakan takut

istrinya kecewa

       Klien bertanya apakah

bisa sembuh total dan

tidak mengganggu

fungsi seksual

Do:

       Klien tampak sedih

Ansietas b.d kurangnya

pengetahuan tentang

prognosis dan simptom

suatu penyakit

Ds:

       Klien mengatakan takut

kalau dia terkena PMS

       Klien mengatakan BAK

bernanah

Do:

       Klien tampak sedih

       Klien tampak gelisah

       Klien tampak bingung

Diagnosa keperawatan

1.      Nyeri berhubungan dengan infeksi urinaria

2.      Perubahan pola eliminasi urine: volume & karakteristik berhubungan

dengan gangguan pada sistem urinaria

3.      Resiko tinggi disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan status

kesehatan

4.      Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan maskulinitas

5.      Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan terhadap prognosis dan

simptom suatu penyakit.

Page 10: Askep Orchitis

Intervensi Keperawatan

Diag.

Kep.

Tujuan dan

KH

Intervensi Rasional

Nyeri

berhubun

gan

dengan

infeksi

urinaria

Tujuan : 

setelah

dilakukan

askep 1x24 jam

Nyeri

berkurang dan

terkontrol

KH:

        Klien tampak

rileks

        Klien dapat

beristirahat

        Skala nyeri 4

Mandiri :

        Catat lokasi ,

lamanya intensitas

(skala 0-10) dan

penyebaran.

Perhatikan tanda

non verbal, contoh

peninggian TD dan

nadi, gelisah,

merintih,

menggelepar.

        Jelaskan penyebab

nyeri dan

pentingnya

melaporkan ke

perawat terhadap

perubahan kejadian/

karakteristik nyeri.

        Membantu

mengevaluasi

tempat dan

kemajuan gerakan

kalkulus. Nyeri

panggul sering

menyebar ke

punggung , lipat

paha, genitelia,

sehubungan dengan

proksimitas saraf 

pleksus dan

pembuluh darah

yang mencetuskan

ketakutan, gelisah,

ansietas berat.

        Memberikan

kesempatan untuk

pemberian analgesic

sesuai waktu

(membantu dalam

peningkatan

kemampuan koping

pasien dan dapat

menurunkan

Page 11: Askep Orchitis

        Berikan tindakan

nyaman

        Bantu atau dorong

penggunaan

distraksi  dan

aktivitas terapeutik.

        Perhatikan keluhan

peningkatan/meneta

pnya nyeri

abdomen.

Kolaborasi

        Berikan obat sesuai

indikasi: asam

mefenamat

2x500mg

ansietas) dan

mewaspadakan

perawat akan

kemungkinan terjadi

komplikasi.

        Meningkatkan

relaksasi,

menurunkan

tegangan otot, dan

meningkatkan

koping.

        Mengarahkan

kembali perhatian

dan membantu

dalam relaksasi otot.

        Obstruksi lengkap

ureter dapat

menyebabkan

perforasi dan

ekstravasasi urine ke

dalam area perineal.

Ini membutuhkan

kedaruratan bedah

akut.

        Biasanya diberikan

selama episode akut

untuk menrunkan

kolik uretral dan

meningkatkan

relaksasi

Page 12: Askep Orchitis

        Pertahankan patensi

kateter bila

digunakan.

otot/mental.

        Mencegah

stasis/retensi urine,

menurunkan risiko

peningkatan tekanan

ginjal dan infeksi.

Perubaha

n pola

eliminasi

urine:

volume

dan

karakteris

tik

berhubun

gan

dengan

gangguan

pada

sistem

urinaria.

Tujuan : setelah

dilakukan

askep 1x24jam

masalah

teratasi

sebagian

KH:

        Berkemih

dengan jumlah

normal dan

pola biasanya

         

Mandiri

        Kaji kebiasaan pola

eliminasi urine klien

        Kaji terhadap tanda

dan gejala retensi

urine: jumlah dan

frekuensi urine,

distensi supra pubis,

keluhan tentang

dorongan untuk

berkemih dan

ketidak nyamanan

        Lakukan kateterisasi

pada pasien untuk

menunjukan jumlah

urine residu

        Awasi pemasukan,

pengeluaran dan

karakteristik urine.

        Merupakan nilai

dasar untuk

perbandingan dan

menetapkan tujuan

lebih lanjut

        Berkemih 20-30cc

dengan teratur dan

haluaran kurang dari

masukan adalah

tanda retensi urine

        Menetapkan jumlah

urine yang tersisa

        Memberikan

informasi tentang

fungsi ginjal dan

adanya komplikasi,

contoh infeksi dan

perdarahan.

Page 13: Askep Orchitis

        Dorong

meningkatkan

pemasukan cairan.

Kolaborasi

        Ambil urine untuk

kultur urine dan

sensitivitas.

Perdarahan dapat 

mengindikasikan

peningkatan

obstruksi / iritasi

ureter.

        Peningkatan hidrasi

membilas bakteri,

darah, dan debris

        Menentukan adanya

ISK, dari gejala

komplikasi.

Risiko

tinggi

disfungsi

seksual

berhubun

gan

dengan

perubaha

n status

kesehata

n

Tujuan:

Kemampuan

seksual pasien

teratasi

KH      :

        Menceritakan

masalah

mengenai

fungsi seksual,

        

mengekspresik

an peningkatan

kepuasan

dengan pola

seksual.

Mandiri

        dengarkan

pernyataan klien

atau orang terdekat

klien (istri)

        Kaji riwayat seksual

mengenai pola

seksual, kepuasan,

pengetahuan

seksual, masalah

seksual.

        Identifikasi masalah

penghambat untuk

memuaskan

seksual.

        Bantu pasien untuk

        masalah seksual

sering tersembunyi

sebagai pernyataan

humor dan atau

pernyataan yang

sebenarnya

        untuk mengetahui

tingkat perubahan

pola seksual dari

sebelumnya

        terkadang disfungsi

seksual terjadi

sebagai akibat stres

yang sangat tinggi

        mengakui proses

normal kehilangan

Page 14: Askep Orchitis

menyadari/menerim

a tahap berduka

        Solusi pemecahan

masalah seperti

cara alternatif

seksual lain

menggunakan alat

bantu seksual 

Kolaborasi:

        Rujuk kekonselor /

ahli seksologi sesuai

kebutuhan

secara nyata/

menerima

perubahan dapat

meningkatkan

koping dan

memudahkan

resolusi

        membantu pasien

kembali pada hasrat

atau kepuasan

seksual.

        Mungkin dibutuhkan

bantuan tambahan

untuk meningkatkan

kepuasan hasil.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson Sivia, M. Lorraine. 1994. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:EGC

Carpenito- Moyet, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 6.

Jakarta : EGC.

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: EGC.

Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta: EGC.

Hamzah M. Erupsi Obat Alergik. In: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th edition. Bagian Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2007. p:154-158.

Hinchliff, Sue. 1999. Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta: EGC.

Page 15: Askep Orchitis

Santosa, Budi.2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta: Prima Medika.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah Volume 2. Jakarta: EGC.