askep mastitis.docx

Upload: siqcray

Post on 06-Jan-2016

74 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangMastitis merupakan suatu proses peradangan pada satu atau lebih segmen payudara yang mungkin di sertai infeksi atau tanpa infeksi. mastitis merupakan masalah yang sering dijumpai pada ibu menyusui. Di perkirakan 3-20% ibu menyusui dapat mengalami mastitis dan Sebagian besar mastitis terjadi dalam 6 minggu pertama setelah bayi lahirpaling sering minggu ke-2 dan ke-3. (Alasiry, 2012).Studi terbaru menunjukan kasus mastitis meningkat hingga (12-35%) pada ibu yang puting susunya pecah-pecah dan tidak terobati dengan antibiotic. Namun minum antibiotic pada saat putting susunya bermasalah kemungkinan untuk terkena mastitis hanya sekitar 5%.Menurut penelitian Morton mendefenisikan bahwaKasus mastitis terjadi pada tahun pertama seusai persalinan yakni sekitar ( 17,4%) dan sekitar 41% kasus mastitis justru terjadi pada bulan pertama setelah melahirkan. Masalah payudara yang sering terjadi pada masa nifas sebenarnya dapat di cegah dengan dilakukanya perawatan payudara sebelum dan sesudah melahirkan.( Setia Ningrum 2009).Perawatan yang dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan Perawatan Payudara hendaknya di mulai sedini mungkin yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari(Huliana 2003). Perawatan payudara yang dilakukan dengan dengan pengurutan payudara, pengosongan payudara, pengompresan payudara dan perawatan puting susu ( Huliana 2003).

B. Tujuan Penulisan1. Tujuan UmumMeningkatnya pengetahuan mahasiswa tentang penyakit mastitis / peradangan payudara dengan pendekatan proses keperawatan.2. Tujuan Khusus Setelah menulis diharapkan mahasiswa mampu:a. Melakukan pengkajian secara baik terhadap pasien dengan gangguan mastitis.b. Menegakan diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan mastitis sesuai data pengkajian yang di dapat.c. Membuat perencanaankeperawatansesuai diagnosa keperawatan dalam upaya meningkatkan kesehatan klien.d. Melakukan tindakan sesuai intervensi atau perencanaan yang telah ditetapkan.e. Mengevaluasitindakan-tindakan yang telah di lakukan dan mendokumentasikan.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Medis1. PengertianMastitis adalah suatu inflamasi atau infeksi jaringan payudara dan terjadi paling umum pada payudara wanita yang menyusui, meskipun hal ini dapat terjadi pada wanita yang tidak menyusui.(Brunner &.suddarth, 8: vol. 2). Mastitis merupakan suatu proses peradangan pada satu atau lebih segmen payudara yang mungkin di sertai infeksi atau tanpa infeksi.mastitis merupakan masalah yang sering dijumpai pada ibu menyusui.Di perkirakan 3-20% ibu menyusui dapat mengalami mastitis dan Sebagian besar mastitis terjadi dalam 6 minggu pertama setelah bayi lahir paling sering minggu ke-2 dan ke-3. (Alasiry, 2012).Mastitis adalah infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap bahkan dapat berkembang menjadi abses. ( Mansjoer 2005). Mastitis adalah peradangan payudara yang di sebabkan oleh kuman terutamaStapillo Coccus melalui luka pada putting susu dan peradangan darah.( Prawiro hardjo, 2006). Mastitis adalah infeksi kelenjar parenkim payudara, biasanya terjadi dalam 2-3 minggu pertama post partum. Mastitis merupakan salah satu penyakit infeksi post partum. Mastitis terjadi pada wanita 18 melahirkan (1%) dan terjadi pada primipara yang menyusui (Bobak Jensen, 1991).Mastitis biasanya hanya mengenai satu payudara. Inflamasi mungkin general atau terbatas pada satu lobus atau lokal pada area payudara. Karena kebanyakan hanya mengenai satu payudara, maka menyusui masih tetap dianjurkan walaupun banyak perdebatan tentang boleh tidaknya menyusui saat mastitis (Leonide Martin, 1991).

2. Klasifikasi mastitis Menurut Prawiro hardrjo 2006 Mastitis dibedakan berdasarkan tempatnya di bedakan menjadi 3.a. Mastitis yang menyebabkan absesdi bawah areola mammaeb. Mastitis di tenggahmammae. Yang menyebabkan abses di tempat itu.c. Mastitis pada jaringan di bawah dorsal dari kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses di antara mamma dan otot-ototdibawahnya.3. Etiologi Menurut WHO, 2003, Penyebab utama mastitis ada 2 yaitu stasis ASI dan Infeksi. Stasis ASI merupakan penyebab primer yang dapat di sertai dapat berkembang menuju infeksi.Gunter pada tahun 1958,menyimpulkan dari pengamatan klinis bahwa, mastitis di akibatkan stagnasi ASI di dalam payudara dan bahwa pengeluaran ASI yang efisien dapat mencegah hal tersebut.Ia mengatakan bahwa infeksi bila terjadi bukan primer tetapi, diakibatkan oleh stagnasi ASI sebagai media pertumbuhan bakteri.Bobak lowdermikjensen, 2004 & Anonim, 2007. Infeksi Payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak di temukan pada kulit normal ( Staphillo coccus aureus).Bakteri biasanya berasal dari mulut bayi dan masuk kedalam saluran air susu melaluiretakan atau robekan dari kulit( biasanya pada putting susu).Perubahan hormonaldidalam tubuh wanitamenyebabkan penyumbatan saluran airsusuoleh sel-sel mati.Saluran yangterlambat menyebabkan payudara lebih muda mengalami infeksi.4. Penyebab terjadinya mastitis menurut Saleha 2009 adalah sebagai berikut Payudara bengkak yang tidakdisusui secara adekuat akirnya menjadi mastitis. Putting susu lecetakan memudahkan masuknya kuman dan menyebabkan mudah masuknya kuman dan terjadinyapayudara bengkak. Ibu yang dietnya buruk kurang istirahat dan anemia akanmudah terkena infeksi. Bra/ BH Yang terlalu ketat mengakibatkan segmental engorgement jika tidak di susuidenganadekuat. Maka bisa terjadi mastitis.Infeksi payudara (mastitis) dapat dibagi ke dalam 2 kategori : Epidemik mastitis : infeksi nosokomial dimana organisme penyebab utamanya adalah staphylococcus aereus dan terlokalisasi pada kelenjar lactifereus dan duct. Organisme lainnya adalah group A, B streptococcus, hemophylus influenzae, haemophilus parainfluenza (Silver & Smith, 1991). Endemik mastitis : terjadi secara random dan terlokasisasi pada jaringan konektif perigrandular. Infeksi ini sering terjadi bersamaan dengan pecahnya keutuhan permukaan puting.5. PatofisiologiMenurut Sylvia.A. Price Lorraine.M. Wilson, dkk. Infeksiinfeksi bacterial( mastitis) sering terjadi pada pasca partum semasa awal laktasi jika organismeBakteri (staphylococcus aereus) dapat masuk ke subcutaneous limphatic dan mencapai jaringan payudara melalui fisura pada putting atau erosi atau penyumbatan duct dapat mencetus proses infeksi. Fissura puting yang terinfeksi merupakan lesi awal tetapi sistem kantong/duct terjadi kemudian. Peradangan dan pembesaran payudara akan menghambat aliran air susu ke lobus, biasanya regional kemudian general yang menyebabkan mastitis. Inflamasi bisa terjadi selama proses laktasi. Duktus menjadi tersumbat sehingga pengeluaran air susu tidak sempurna. Akhirnya terjadi bendungan (ASI tidak mengalir/statis), ASI kembali ke area tergenang maka terjadi abses.

Puting susu lecet atau luka,Personal hygiene, PATWAY.

Bakteri Staphilacoccus

Lebih darri 24 jam tidak ditangani

Bengkak, nyeri, merah pada payu daraMastitis.

Statis ASi

Ditangani, Dengan AntibiotikAbses

Nyeri / kerusakan integritas jaringan yang b/d Pengaruh proses infeksi.Ansietas atau harga diri rendah/ atau gangguan citra diri yang b/ d akibat infeksi jangka panjang.Resiko tinggi gangguan peran menjadi orang tua yang b/d rasa takut terhadap penyebaran infeksi ke bayi baru lahir. Kurang pengetahuan yang b/ d transmisi/ pencegahan infeksi/ infeksi ulang, dan penatalaksanaan dan penyebab infeksi.

Sembuh

.

.

6. Gambaran klinis Menurut Bahiyatun, 2008.Tanda mastitis bengkak, nyeri seluruh payudaraatau nyeri lokalkemerahan pada seluruh payudara atau hanya local, payudara keras atau berbenjol-benjol, panas badan dan rasa sakit umum.7. Komplikasi Penanganan mastitis karena terjadinya infeksi pada payudara tidak sempurnah maka infeksi akan makin berat sehingga terjadi abses dengan tanda payudara berwarna merah mengkilat dari sebelumnya. Saat baru terjadi radang ibu merasa lebih sakit.benjolan lebih lunak karena berisi nanah ( Suherni 2009).8. PenatalaksanaanMenurut Varney, 2007. Penatalaksanaan mastitis adalah sebagai berikut: Seringnya menyusi dan mengosongkan payudara untuk mencegah statis. Memakai bra/ BH dengan penyangga tetapi tidak terlalu smpit.jangan mengunakan bra/BH yang mengunakan kawat dibawahnya. Perhatian yangcermat untuk Mencucui tangan dan merawat payudara. Pengompresan degan Air Hangat pada area yang efektif pada saat menyususiuntuk memfasilitasi aliran susu. Anti biotic Penisilinejenis Penisilinase resisten atau cephalosporin.Eritromicindapat digunakanjikaalergi terhadap penisiline.9. Pemeriksaan yang dilakukana. Pemeriksaan kulturb. Pemeriksaan mammografic. Ultrasonografi.10. Pencegahan Menurut Bahiyatun ( 2008) pencegahan mastitis meliputi. Perawatan payudara pasca natal secara teratur untuk menghindari terjadinya statis aliran ASI Posisi menyusui yang di ubah. Mengunakan bra/ BH yang menyangga dan membuka bra tersebut ketika terlelu menekan payudara. Susukan dengan adekuat.B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN1. PengkajianPendekatan untuk memperoleh data yang akurat.a. Biodata. Identitas.Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan diagnosa medis.b. Keluhan utama yaitu keluhan sampai px membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah,mengeras, bengkak,dan nyeri.c. RiwayatMenurut bobak lowdermilk Jensen 2004, Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan penatalaksanaan PMS selama massa hamil meliputi Riwayat PMS atau PID sebelumnya, jumlah pasangan seksual pada saat ini, frekuensi hubungan seksual dalam satu minggu, dan perkiraan aktivitas.seksual selama ibu hamil. Gaya hidup juga mempengaruhi PMS Pada Periode Perinatal. Ibu yang menggunakan obat-obatan intra vena memiliki resiko lebih tinggi. Faktor gaya hidup lain yang meningkatkan kerentanan terhadap PMS ( dengan menekan sistem kekebalan) meliputi merokok, mengkonsumsi alkohol, gizi buruk, dan stress serta keletihan yang tinggi Faktor yang prekonsepsi atau antenatal yang memepengaruhi perkembangan infeksi vagina atau infeksi saluran kemih UTI) ialah riwayat infeksi saluran kemih kronis atau infeksi ginjal dan batu ginjal kondisi kronis yang merusak fungsi ginjal(misalnya lupus, dm,penyakit sel sabit, keadaan imuno sepresi yang kronis( misalnya terapi steroid, AIDS).Gangguan cairan dan Gizi, tidak menggunakan kondom, dan buruknya higiene genital. Peristiwa intra partum seperti, kateterisasi yang sering ( terutama disertai anestesi epidural). Pemeriksan dalam berulang, kala dua persalinan yang memanjang dan cedera lahir pada fagina, seviks, kandung kemih dan uretra juga dapat menempatkan ibu pada posisi yang lebih rentan terhadap infeksi. Infeksi yang tidak diobati dengan baik pada periode prenatalbisa mempredisposisi terhadap infeksi pascapartum. Prom dan panjang waktu akibat ketuban pecah sampai melahirkan bisa juga menjadi faktor penyebab.a) Riwayat kesehatan dahuluKemungkinan klien pernah menderita impeksi mamae pada kehamilan sebelumnya.b) Riwayat kesehatan sekarang.c) Riwayatkesehatan keluargaKemungkinan ada anggota keluarga yang menderita impeksi pada mamae terutama pada yang wanitad. Pengkajian fisik: Aktivitas/ istirahat, Biasanya aktivitas dan istirahat klien terganggu Sirkulasi, Biasanya nadi meningkat (takikhardia). Eliminasi, Biasanya klien terjadi konstipasi karena Asupan makanan yang tidak adekuat Nyeri ketidaknyamanan, Biasanya klien mengeluh nyeri pada mamae yang hebat Seksualitas, Biasanya seksualitas terganggu karena terjadi penurunan libido. Pernafasan, Biasanya pernafasan tidak mengalami peningkatan frekuensi nafas Kebiasaan sehari-hari, Kebersihan perorangan, Biasanya kebersihan perorangan pada penyakit ini kadang tidak terjaga sehingga kuman-kaman yang sangat pathogen mudahmasuk dan terimfeksi. Makan/ minum, Biasanya klien mengeluh tidak ada napsu makan. Tidur, Biasanya klien mengalami gangguan tidur kerna rasa nyeri dan suhu tubuh yang meningkat Data Social EkonomiBiasanya penyakit ini di temukan pada tingkat ekonomi yang rendah Data PsikologisBiasanya klien pada panyakit ini merasa lesu dan nyeri pada daerah mamae. Data laboraturium Jumlah Sel darah putih (SDP) meningkat LED meningkat,sel darah merah meningkat HB normal pada wanit (N: 12-14 mg %)Pemeriksaan yang menyeluruh dan wawancara lengkap penting untuk mengidentifikasi penyakit infeksi.

2. Diagnosa KeperawatanMenurut bobak lowdermikjensen, 2004Diagnosa keperawatan diperolehsetelah menganalisis dengan seksama temuan pengkajian dan petunjuk penatalaksanaan medis.Diagnosa keperawatanuntuk pasien berisiko infeksi adalah. a. Nyeri/ kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan Pengaruh proses infeksi.b. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan transmisi/ pencegahan infeksi/ infeksi ulang, dan penatalaksanaan dan penyebab infksi.c. Ansietas atau harga diri rendah/ atau gangguan citra diri yang berhubungandengan akibat infeksi jangka panjang.d. Resiko tinggi gangguan peran menjadi orang tua yang berhubungan dengan rasa takut terhadap penyebaran infeksi ke bayi baru lahir. 3. Perencanaan Intervensi dan Rasionala. Nyeri/ kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan Pengaruh proses infeksi. Tujuan: Nyeri teratasi Kreteria Hasil: Suhu menurun Payudara tidak bengkak lagi Lunak, danNyeri mulai berkurangIntervensi keperawatan dan Rasionalnya1) Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya dan intensitasRasional :Membantu dalam menentukan identifikasi derajat , ketidak nyamanan dan dapat diberi terapi yang tepat.2) Lakukan kompres hangatRasional :Kompres hangat dapat menyebabkan vasodilatasi sehingga aliran darah lancar.3) Anjurkan klien untuk melakukan perawatan payudaraRasional :Dengan perawatan yang benar dan konsisten (tepat) dapat mengurangi rasa nyeri.4) Anjurkan klien utnuk tidak menggunakan penyangga yang terlalu ketatRasional :Penyanggayang ketat dapat menimbulkan rasa nyeri5) Kolaborasidalam pemberian analgetikdan antibioticRasional :Antibiotik untuk implamasi dan analgetik untuk mengurangi nyeri6) Kolaborasi dalam melakukan insisiden biopsy jika ada absesRasional :Untuk mengurangi abses dan proses penyembuhan

b. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan transmisi/ pencegahan infeksi/ infeksi ulang, danpenatalaksanaan dan penyebab infeksi. Tujuan: Klien mengetahui informasi tentang penyakitnya Kriteria hasil: Pasien mampu: Menjelaskan kembali tentang penyakit, Mengenal kebutuhan perawatan dan pengobatan tanpa cemasIntervensi dan rasional 1) Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnyaRasional: Mempermudah dalam memberikan penjelasan pada klien2) Jelaskan tentang proses penyakit (tanda dan gejala), identifikasi kemungkinan penyebab. Jelaskan kondisi tentangklien.Rasional: Meningkatkan pengetahuan dan mengurangi cemas3) Jelaskan tentang program pengobatan dan alternatif pengobantanRasional: Mempermudah intervensi4) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin digunakan untuk mencegah komplikasiRasional: Mencegah keparahan penyakit5) Diskusikan tentang terapi dan pilihannyaRasional: Memberi gambaran tentang pilihan terapi yang bisa digunakan.

c. Ansietas atau harga diri rendah/ atau gangguan citra diri yang berhubungan dengan akibat infeksi jangka panjang. Goal; Ansietas berkurang atau hilang Obyektif: Klienmampumengambarkanansietasdanpolafikirnya Menghubungkan peningkatan psikologi dan kenyamanan fisiologis menggunakan mekanisme koping yang efektif dalam menangani ansietas.Intervensi keperawatan dan Rasional1. Kaji tingkat ansietas yang dialami klienRasional: Mengetahui tingkat kecemasan untuk memudahkan dalam perencanaan tindakan selanjutnya.2. Kaji kebiasaan ketrampilan koping Rasional : Menilai mekanisme koping yang telah dilakukan serta menawarkan alternatif koping yang digunakan.3. Beri dukungan emosional untuk kenyamanan dan ketentraman.Rasional :Dukungan emosional dapat memantapkan hati untuk mencapai tujuan yang sama.4. Implementasikan teknik relaksasi.Rasinoal:Relaksasi merupakan salah satu metode menurunkan dan menghilangkan kecemasan.5. Jelaskan setiap prosedur tindakan ynag akan dilakukan Rasional:Pemahamanterhadap akan memotivasi klien untuk lebih kooperatif. d) Resiko tinggi gangguan peran menjadi orang tua yang berhubungan dengan rasa takut terhadap penyebaran infeksi ke bayi baru lahir.

4. ImplementasiMenurut:Maerlyn. E.2000, Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat. Seperti tahap-tahap dalam proses keperawatan, fase pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan antara alain:a. Validasi ( pengesahan)Rencana Keperawatan.b. Menulis/ Mendokumentasikan Rencana Keperawatan.c. Memberikan Asuhan Keperawatand. Melanjutkan Pengumpulan Data5. EvaluasiMenurutMaerlyn. E.2000, Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan yang merupakan kegiatatn terus menerus yang melibatkan Klien, Perawat dan Tim kesehatan yang lain.Tujuan evaluasi adalah:a. Untuk menilai apakah tujuan dalam rencana dalam keperawatan tercapai atau tidak.b. Untuk melakukan pengkajian ulang.c. Untuk dapat menilai apakah tujuan ini tercapai atau tidak dapat dibuktikan dengan prilaku klien.Tujuan tercapai jika klien mampu menunjukan prilaku sesuai dengan peryataan tujuan pada waktu atau tanggal yang telah di tentukan sebagai berikut.1) Infeksi ibu akan sembuh2) Ibuakanmengalamipenurunan nyeriatau nyeri akan hilang, edema hilang, dan daerah yang terkelupas memulih.3) Ibu akan mengatakan bahwa kecemasannya berkurang .4) Ibu akan mengidentifikasidanmampumenyebutkanEtiologi penatalaksanaan dan dugaan perjalanan infeksi dan pencegahanya.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULANMastitis adalah suatu inflamasi atau infeksi jaringan payudara dan terjadi paling umum pada payudara wanita yang menyusui, meskipun hal ini dapat terjadi pada wanita yang tidak menyusui. (Brunner &.suddarth, Edisi 8: vol. 2).Mastitis merupakan suatu prosesperadangan padasatu atau lebih segmen payudara yang mungkin di sertai infeksi atau tanpa infeksi.mastitis merupakan masalah yang sering dijumpai pada ibu menyusui.Diperkirakan 3-20% ibu menyusui dapat mengalami mastitis dan Sebagian besar mastitis terjadi dalam 6 minggu pertama setelah bayi lahir paling sering minggu ke-2 dan ke-3. (Alasiry,2012).Mastitis adalah infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap bahkan dapat berkembang menjadi abses.(Mansjoer 2005).Mastitis adalah peradangan payudara yang di sebabkan oleh kuman terutama Stapillo Coccus melalui luka pada putting susu dan peradangan darah.( Prawiro hardjo, 2006) . Klasifikasi mastitis , Menurut Prawiro hardrjo 2006 Mastitis dibedakan berdasarkan tempatnya di bedakan menjadi.Mastitis yang menyebabkan abses di bawah areola mammae, Mastitis di tenggah mammae. Yang menyebabkan abses di tempat itu, Mastitis pada jaringan di bawah di bawah dorsal dari kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses di antara mamma dan otot-ototdibawahnya.Menurut WHO, 2003,Penyebabutama mastitis ada 2 yaitu stasis ASI dan Infeksi.Stasis ASI merupakan penyebab primer yang dapat di sertai dapat berkembang menuju infeksi.Gunter pada tahun 1958,menyimpulkan dari pengamatan klinis bahwa, mastitis di akibatkan stagnasi ASI di dalam payudara dan bahwa pengeluaran ASI yang efisien dapat mencegah hal tersebut.Ia mengatakan bahwa infeksi bila terjadi bukan primer tetapi, diakibatkan oleh stagnasi ASI sebagai media pertumbuhan bakteri.Bobak lowdermik jensen, 2004&(Anonim, 2007.Infeksi Payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak di temukan pada kulit normal ( Staphillo coccus aureus). Bakteri biasanya berasal dari mulut bayi dan masuk kedalam saluran air susu melalui retakan atau robekan dari kulit ( biasanya pada putting susu). Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh sel-sel mati. Saluran yang terlambat menyebabkan payudara lebih muda mengalami infeksi.Penyebab terjadinya mastitis menurut Saleha 2009 adalah sebagai beriku, Payudara bengkak yang tidak disusui secara adekuat akirnya menjadi mastitis, Putting susu lecet akan memudahkan masuknya kuman dan menyebabkan mudah masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak, Ibuyang dietnya buruk kurang istirahat dan anemia akan mudah terkena infeksi, Bra/ BH Yang terlalu ketat mengakibatkan segmental engorgement jikatidak di susui dengan adekuat. Maka bisa terjadi mastitis.Tingkat penyakit ini ada dua yakni tingkat awal peradangan dan tingkat abses. Padaperadangan dalam taraf permulaan penderita hanya merasa nyeri setempat, taraf ini cukup memberi support mamae itu dengan kain tiga segi, supaya tidak mengantung yang memberikan rasanyeri dandisampingitumemberiantibiotika. Dalam hal antibiotika dapatdi kemukakan bahwa kuman dari abses yang di biakkan dan di periksa resistensinya terhadap penisilin danstertomisin.Dari tingkat radang ke abses berlangsung sangat cepat karena oleh radang duktulus duktulus menjadi edemetus, air susu terbendung dan air susu yang terbendung itu bercampur dengan nanah. Gejala abses ialah nyeri bertambah hebat di payudara, kulit di atas abses mengkilap dan suhu tinggi ( 39-40 oc).Menurut Sylvia.A. Price Lorraine.M. Wilson, dkk. Infeksiinfeksi bacterial( mastitis) sering terjadi pada pasca partum semasa awal laktasi jika organismeBakteri (staphylococcus aereus) dapat masuk ke subcutaneous limphatic dan mencapai jaringan payudara melalui fisura pada putting atau erosi atau penyumbatan duct dapat mencetus proses infeksi. Fissura puting yang terinfeksi merupakan lesi awal tetapi sistem kantong/duct terjadi kemudian. Peradangan dan pembesaran payudara akan menghambat aliran air susu ke lobus, biasanya regional kemudian general yang menyebabkan mastitis. Inflamasi bisa terjadi selama proses laktasi. Duktus menjadi tersumbat sehingga pengeluaran air susu tidak sempurna. Akhirnya terjadi bendungan (ASI tidak mengalir/statis), ASI kembali ke area tergenang maka terjadi abses. Menurut Bahiyatun, 2008. Tanda mastitis bengkak, nyeri seluruh payudara atau nyeri lokal kemerahan pada seluruh payudara atau hanya local, payudara keras atau berbenjol-benjol, panas badan dan rasa sakit umum.Penanganan mastitis karena terjadinya infeksi pada payudara tidak sempurnah maka infeksi akan makin berat sehingga terjadi abses denagn tanda payudara berwarna merah mengkilat dari sebelumnya. Saat baru terjadi radang ibu merasa lebih sakit.benjolan lebih lunak karena berisi nanah ( Suherni 2009). Menurut Varney, 2007. Penatalaksanaan mastitis adalah sebagaiberikut:, Seringnya menyusi danmengosongkan payudara untuk mencegah statis, Memakai bra/ BHdengan penyangga tetapi tidak terlalu smpit.Jangan mengunakan bra/ BH yang mengunakan kawat dibawahnya, Perhatian yang cermat untuk Mencucui tangan dan merawat payudara, Pengompresandegan Air Hangat pada area yang efektif pada saat menyususi untuk memfasilitasi aliran susu, Antibiotic Penisiline jenis Penisilinase resisten atau cephalosporin. Eritromicin dapat digunakan jika alergi terhadap penisiline.Pemeriksaan yang dilakukan, Pemeriksaan kultur, Pemeriksaan mammografi, Ultrasonografi.Menurut Bahiyatun ( 2008) pencegahan mastitis meliputi., Perawatan payudara pasca natal secara teratur untuk menghindari terjadinya statis aliran ASI , Posisi menyusui yang di ubah, Mengunakan Bra/ BH yang menyangga dan membuka bra tersebut ketika terlelu menekan Payudara, Susukan dengan adekuat.

B. SARANMencegah lebih dari pada mengobati. Oleh karena itu Pencegahan dan perawatan putting susu pada massa laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah mastitis. Perawatan dengan cara membersihkan puting dengan minyak dan air hangat sebelum dan sesudah menyususi untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering.Bila ada retak atau luka pada puting sebaiknya bayi jangan menyusu pada bagian payudara yang sakit sampai luka sembuh.asi di keluarkan dengan pemijatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bahiyatun. 2008, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal, Jakarta, EGC.2. Dkk, Brunner & Suddart. 2002, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah . Edisi 8, Kedokteran, EGC.3. Doengoes, Maerlyn. E. 2000, Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi ke 3, Jakarta. EGC. 4. L. Jensen, Bobak. 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4, Yogyakarta, Andy Yogyakarta.5. Huliana. M.2003, Perawatan Ibu Pasca Melahirkan, Jakarta. Puspa Suara.

ASKEPHal.19