askep leukimia

18
ASKEP LEUKEMIA PADA ANAK DISUSUN OLEH : KELOMPOK II ABSEN 13-24 DEPARTEMEN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN MATARAM REGULER 2009/2010

Upload: no-soulzz

Post on 19-Jun-2015

4.909 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

wahhh,,,,bagus bowww

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP LEUKIMIA

ASKEP LEUKEMIA PADA ANAK

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II

ABSEN 13-24

DEPARTEMEN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN MATARAM

REGULER

2009/2010

Page 2: ASKEP LEUKIMIA

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan atas rahmat dan izin Allah SWT, kami selaku tim

penyusun makalah ini, dapat menyelesaikannya tepat pada waktunya.

Makalah yang berjudul Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Leukimia.

Membahas mengenai bagaimana memberikan asuhan keperawatan yang tepat, bagaimana

gangguan tersebut dapat terjadi. Tidak lupa kami selaku tim penyusun mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang mendukung Makalah ini, semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan.. ‘’ Tak ada Gading yang tak Retak ‘’

kami menyadari Makalah ini masih memiliki kesalahan, untuk itu kami harapkan kritik dan

saran dai semua pihak demi kesempurnaan pada makalah-makalah selanjutnya.

Mataram, 31 Desember 2009

Wassalam

Tim Penyusun

Page 3: ASKEP LEUKIMIA

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

Bab I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang ......................................................................................... 1 b. Tujuan ...................................................................................................... 1

Bab II PEMBAHASAN

a. Definisi Leukimia ............................................................................... 2 b. Etiologi Terjadinya Leukimia ............................................................. 2 c. Patofisiologi ....................................................................................... 3 d. Klasifikasi .......................................................................................... 3 e. Tanda & Gejala ................................................................................... 3 f. Gambaran Klinis ................................................................................ 4 g. Pemeriksaan Diagnostik ...................................................................... 4 h. Penatalaksanaan .................................................................................. 6 i. Konsep Asuhan Keperawatan ............................................................. 7

Bab III PENUTUP

Kesimpulan ....................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: ASKEP LEUKIMIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Acute lympobastic leukemia adalah bentuk akut dari leukemia yang diklasifikasikan menurut cell yang lebih banyak dalam sumsum tulang yaitu berupa lymphoblasts.

Pada keadaan leukemia terjadi proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain daripada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia, trombositopenia, dan diakhiri dengan kematian.

Faktor penyebab ALL tidak diketahui, tapi dimungkinkan karena interaksi sejumlah faktor :Neoplasia,Infeksi,Radiasi,Keturunan,Zat kimia,Murasi gen.

Leukemia akut cepat terjadi dan lambat penyembuhannya, dapat diakhiri dengan kematian bila tidak segera diobati. ALL sering ditemukan pada anak-anak (82 %) daripada umur dewasa dan lebih sering ditemukan pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

B.TUJUAN

1. Untuk mengetahui keseluruhan mengenai leukimia pada anak

2. Mengetahui asuhan keperawatan leukimia pada anak

Page 5: ASKEP LEUKIMIA

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam

sumsum tulang dan limfa (Reeves, 2001). Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur

atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang

normal. Proliferasi juga terjadi di hati, limpa, dan nodus limfatikus. Terjadi invasi organ non

hematologis seperti meninges, traktus gastrointestinal, ginjal, dan kulit.

Leukemia limfositik akut (LLA) sering terjadi pada anak-anak. Leukemia tergolong

akut bila ada proliferasi blastosit (sel darah yang masih muda) dari sumsum tulang. Leukemia

akut merupakan keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen

darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit) yang disertai dengan penyebaran

organ-organ lain. Leukemia tergolong kronis bila ditemukan ekspansi dan akumulasi dari sel

tua dan sel muda (Tejawinata, 1996).

Selain akut dan kronik, ada juga leukemia kongenital yaitu leukemia yang ditemukan

pada bayi umur 4 minggu atau bayi yang lebih muda.

B. Etiologi

Penyebab LLA sampai sekarang belum jelas, namun kemungkinan besar karena virus

(virus onkogenik).

Faktor lain yang berperan antara lain:

1. Faktor eksogen seperti sinar X, sinar radioaktif, dan bahan kimia (benzol, arsen, preparat

sulfat), infeksi (virus dan bakteri).

2. Faktor endogen seperti ras

3. Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom, herediter (kadang-kadang dijumpai kasus

leukemia pada kakak-adik atau kembar satu telur).

Faktor predisposisi:

1. Faktor genetik: virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (T cell

leukimia-lymphoma virus/HTLV)

2. Radiasi ionisasi: lingkungan kerja, prenatal, pengobatan kanker sebelumnya

3. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti

neoplastik.

4. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol

Page 6: ASKEP LEUKIMIA

5. Faktor herediter misalnya pada kembar satu telur

6. Kelainan kromosom

Jika penyebab leukimia disebabkan oleh virus, virus tersebut akan mudah masuk ke

dalam tubuh manusia jika struktur antigen virus tersebut sesuai dengan struktur antigen

manusia. Struktur antigen manusia terbentuk oleh struktur antigen dari berbagai alat tubuh

terutama kulit dan selaput lendir yang terletak di permukaan tubuh(antigen jaringan). Oleh

WHO, antigen jaringan ditetapkan dengan istilah HL-A (human leucocyte locus A). Sistem

HL-A individu ini diturunkan menurut hukum genetika sehingga peranan faktor ras dan

keluarga sebagai penyebab leukemia tidak dapat diabaikan.

C. Patofisiologi

Leukemia merupakan proliferasi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan

biasanya berakhir fatal. Leukemia dikatakan penyakit darah yang disebabkan karena

terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang. Penyakit ini sering

disebut kanker darah. Keadaan yang sebenarnya sumsum tulang bekerja aktif membuat sel-sel

darah tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini mendesak

pertumbuhan sel darah normal.

Terdapat dua mis-konsepsi yang harus diluruskan mengenai leukemia, yaitu:

1. Leukemia merupakan overproduksi dari sel darah putih, tetapi sering ditemukan pada

leukemia akut bahwa jumlah leukosit rendah. Hal ini diakibatkan karena produksi yang

dihasilkan adalah sel yang immatur.

2. Sel immatur tersebut tidak menyerang dan menghancurkan sel darah normal atau jaringan

vaskuler. Destruksi seluler diakibatkan proses infiltrasi dan sebagai bagian dari

konsekuensi kompetisi untuk mendapatkan elemen makanan metabolik.

D. Klasifikasi Leukimia

1. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)

LMA mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid;

monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok

usia dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan

leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.

2. Leukemia Mielogenus Krinis (LMK)

LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namu lebih banyak sel

normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang

menyerang individu dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi

dengan tanda dan gejala yang lebih ringan. Pasien menunjukkan tanpa gejala selama

Page 7: ASKEP LEUKIMIA

bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa

membesar.

3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)

LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 – 70 tahun. Manifestasi klinis

pasien tidak menunjukkan gejala. Penyakit baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau

penanganan penyakit.

4. Leukemia Limfositik Akut (LLA)

LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-

laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15

tahun. LLA jarang terjadi. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan

jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal.

E. Tanda dan Gejala

1. Anemia

Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum

tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi

hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita

leukemia mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.

2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi

Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan menurunkan

daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan

tubuh tidak dapat bekerja secara optimal.

3. Perdarahan

Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa

seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia.

Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar trombosit

sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan.

4. Penurunan kesadaran

Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat menyebabkan

berbagai gangguan seperti kejang sampai koma.

5. Penurunan nafsu makan

6. Kelemahan dan kelelahan fisik

F. Gambaran Klinis

1. Anak kelihatan pucat.

2. Demam.

3. Anemia.

Page 8: ASKEP LEUKIMIA

4. Perdarahan: ptekia, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi.

5. Kelemahan.

6. Nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa pembengkakan.

7. Purpura.

8. Pembesaran hepar dan lien.

9. Gejala tidak khas: sakit sendi atau tulang karena infiltrasi sel-sel ganas.

10. Jika terdapat infiltrasi ke dalam susunan saraf pusat, dapat ditemukan tanda meningitis.

11. Peningkatan cairan cerebrospinal mengandung protein.

12. Penurunan glukosa.

G. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan darah tepi, gejala yang terlihat adalah adanya pansitopenia, limfositosis

yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapat sel blast

(menunjukkan gejala patogonomik untuk leukemia).

Pemeriksaan sumsum tulang ditemukan gambaran monoton yaitu hanya terdiri dari

sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak (aplasia sekunder).

Pemeriksaan biopsi limfa memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang

berasal dari jaringan limfa yang terdesak seperti: limfosit normal, RES, granulosit, pulp cell.

70 – 90% dari kasus leukemia Mielogenus Kronis (LMK) menunjukkan kelainan

kromosom yaitu kromosom 21 (kromosom Philadelphia atau Ph 1).

50 – 70% dari pasien Leukemia Limfositik Akut (LLA), Leukemia Mielogenus Akut (LMA)

mempunyai kelainan berupa:

- Kelainan jumlah kromosom seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid

- Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah kromosom yang diploid

(2n+a)

- Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial depletion)

- Terdapat marker kromosom yaitu elemen yang secara morfologis bukan merupakan

kromosom normal, dari bentuk yang sangat besar sampai yang sangat kecil.

Untuk menentukan pengobatannya harus diketahui jenis kelainan yang

ditemukan. Pada leukemia biasanya didapatkan dari hasil darah tepi berupa

limfositosis lebih dari 80% atau terdapat sel blast. Juga diperlukan pemeriksaan

dari sumsum tulang dengan menggunakan mikroskop elektron akan terlihat

adanya sel patologis.

H. Penatalaksanaan

Page 9: ASKEP LEUKIMIA

o Program terapi

Pengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata, 1996) yaitu:

1. Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:

- Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi.

Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³,

maka diperlukan transfusi trombosit.

- Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.

2. Pengobatan spesifik

Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya

tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar

pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

- Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering

disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud

untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun

intratekal sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak.

- Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak

memperbanyak diri lagi.

- Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat

- Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi

3 fase Pelaksanaan Kemoterapi:

1. Fase Induksi

Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi

kortikosteroid (prednison), vineristin, dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan

berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan di dalam sumsum

tulang ditemukan jumlah sel muda kuurang dari 5%.

2. Fase profilaksis sistem saraf pusat

Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine, dan hydrocortison melalui

intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial

dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.

3. Konsolidasi

Pada fase ini, kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisis dan

mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala,

dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap

pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan

sementara atau dosis obat dikurangi.

Page 10: ASKEP LEUKIMIA

o Pengobatan imunologik

Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien

dapat sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus

menerus.

Page 11: ASKEP LEUKIMIA

ASKEP LEUKIMIA PADA ANAK

I.PENGKAJIAN

1. Anamnesa

a. Identitas.

b. Keluhan utama.

c. Riwayat kesehatan sekarang.

d. Riwayat kesehatan yang lalu.

e. Riwayat kesehatan keluarga.

2. Pemeriksaan fisik

a. Aktivitas

Gejala : kelelahan, malaise, kelemahan.

Tanda : kelemahan otot, somnolen.

b. Sirkulasi

Gejala : palpitasi.

Tanda : Takikardi, membrane mukosa pucat.

c. Eliminasi

Gejala : diare, nyeri, feses hitam, darah pada urin, penurunan haluaran urine.

d. Makanan / cairan

Gejala : anoreksia, muntah, penurunan BB, disfagia.

Tanda : distensi abdomen, penurunan bunyi usus, hipertropi gusi (infiltrasi gusi mengindikasikan leukemia monositik akut).

e. Integritas ego

Gejala : perasaan tidak berdaya / tidak ada harapan.

Tanda : depresi, ansietas, marah.

f. Neurosensori

Page 12: ASKEP LEUKIMIA

Gejala : penurunan koordinasi, kacau, disorientasi, kurang konsentrasi, pusing, kesemutan.

Tanda : aktivitas kejang, otot mudah terangsang.

g. Nyeri / kenyamanan

Gejala : nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri tulang / sendi, kram otot.

Tanda : gelisah, distraksi.

h. Pernafasan

Gejala : nafas pendek dengan kerja atau gerak minimal.

Tanda : dispnea, takipnea, batuk.

i. Keamanan

Gejala : riwayat infeksi saat ini / dahulu, jatuh, gangguan pengihatan, perdarahan spontan, tak terkontrol dengan trauma minimal.

Tanda : demam, infeksi, purpura, pembesaran nodus limfe, limpa atau hati.

.II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut b.d pembesaran organ / nodus limfe, sumsum tulang yang dikemas dengan sel leukemik.

2. Resiko tinggi perdarahan b.d trombositopenia.

3. Resiko tinggi infeksi b.d sel leukosit yang abnormal.

4. Kelelahan / kelemahan umum b.d anemia.

Page 13: ASKEP LEUKIMIA

III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. Dx. Keperawatan: Nyeri Akut b.d pembesaran organ / nodus limfe, sumsum tulang yang dikemas dengan sel leukemik.

Tujuan:

· Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24jam, nyeri dapat berkurang atau terkontrol.

Kriteria hasil:

· Nyeri terkontrol.

· Menunjukkan perilaku penanganan nyeri.

· Tampak dan mampu istirahat atau tidur.

Intervensi Rasional

1. Kaji adanya nyeri.

2. Observasi TTV.

3. Posisikan nyaman dan sokong sendi ekstremitas dengan bantal.

4. Evaluasi dan dukung mekanisme koping pasien.

5. Bantu / berikan aktivitas terapeutik, teknik relaksasi.

6. Berikan obat sesuai indikasi: analgesic, contoh: asematinofen (tylenol).

7. Narkotik, misal: kodein, meperdin (demetol), morfin, hidromorfan (dilaudis).

1. Mengindikasikan terjadinya komplikasi.

2. Dapat membantu mengevaluasi pernyataan verbal dan keefektifan intervensi.

3. Dapat menurunkan ketidaknyamanan tulang dan sendi.

4. Penggunaan persepsi diri / perilaku untuk menghilangkan nyeri dapat membantu pasien mengatasinya lebih efektif.

5. Membantu manajemen nyeri dengan perhatian langsung.

6. diberikan untuk nyeri ringan yang tidak hilang dengan tindakan kenyamanan.

7. Digunakan bila nyeri hebat.

2. Dx. Keperawatan: Resiko tinggi perdarahan b.d trombositopenia.

Tujuan:

Page 14: ASKEP LEUKIMIA

· Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24jam, resiko perdarahan berkurang atau tidak terjadi perdarahan.

Kriteria Hasil:

· TD dan nadi Stabil.

· HB dalam batas normal (>10 g / 100 ml).

· Trombosit dalam batas normal (> 50.000 / ml).

Intervensi Rasional 1. Kaji keadaan kulit / membran

mukosa.

2. Pantau TD dan Nadi.

3. Hindari tindakan yang dapat membuat cidera jaringan / perdarahan.

4. Anjurkan klien untuk diet makanan halus.

5. Awasi pemeriksaan lab, misal: trombosit, HB / HT.

6. Berikan SDM, trombosit.

1. Untuk mengetahui adanya resiko perdarahan dengan menemukan adanya ptieke, perdarahan gusi.

2. Perubahan dapat menunjukkan sebagai efek hipovolemia (perdarahan).

3. Jaringan rapuh dan trombositopenia meningkatkan resiko perdarahan meskipun trauma minor.

4. dapat mengurangi iritasi gusi.

5. Penurunan jumlah trombosit dan HB / HT mengindikasikan adanya perdarahan.

6. Memperbaiki atau menormalkan jumlah SDM dan kapasitas pembawa O2 untuk memperbaiki anemia, berguna untuk mencegah atau mengobati perdarahan.

3. Dx. Keperawatan: Resiko tinggi infeksi b.d sel leukosit yang abnormal.

Tujuan:

· Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24jam, kondisi klien baik dan resiko infeksi berkurang atau tidak terjadi infeksi.

Kriteria Hasil:

· Suhu dalam batas normal (365-375 oC).

Page 15: ASKEP LEUKIMIA

· Leukosit dalam batas normal.

· Pasien dapat mengetahui tindakan yang dapat mencegah atau menurunkan resiko infeksi.

Intervensi Rasional

1. Kaji adanya nyeri tekan pada area eritema.

2. Observasi suhu tubuh.

3. Berikan mandi kompres.

4. Berikan periode istirahat tanpa gangguan.

5. Berikan makanan tinggi protein dan cairan.

6. Awasi pemeriksan lab: DL terutama SDP, kultur gram / sensitifitas.

7. Berikan obat sesuai indikasi ex: antibiotik.

8. Kaji ulang foto thorak.

1. Mengindikasikan infeksi lokal.

2. Hipertermia terjadi pada beberapa tipe infeksi.

3. Membantu menurunkan demam.

4. Menghemat energi untuk penyembuhan, regenerasi seluler.

5. Meningkatkan pembentukan antibodi dan mencegah dehidrasi.

6. Penurunan jumlah SDP matur menunjukkan peningkatan resiko infeksi.

7. Mengobati infeksi khusus.

8. Indikator terjadinya atau penyembuhan komplikasi paru.

4. Dx. Keperawatan: Kelelahan / kelemahan umum b.d anemia.

Tujuan:

· Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24jam, kondisi klien membaik (kelemahan / kelelahan berkurang).

Kriteria Hasil:

· Keadaan umum membaik.

· Mampu beraktifitas.

Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat kelemahan klien.

2. Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa gangguan.

3. Jadwalkan makan sekitar

1. Efek leukemia, anemia dan kemoterapi.

2. Menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler.

3. Dapat meningkatkan pemasukan

Page 16: ASKEP LEUKIMIA

kemoterapi.

4. Kolaborasikan dengan tim medis mengenai pengobatan antiemetik dan penambah darah.

dan menurunkan mual.

4. Untuk menurunkan mual setelah dilakukan kemoterapi, dan meningkatkan HB sehingga mengurangi kelelahan atau kelemahan.

Page 17: ASKEP LEUKIMIA

BAB III

PENUTUP

1. Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa.

2. Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang norma

3.Asuhan keperawatan pada anak yang mengalami leukemia tidak hanya perawat yang berperan tapi peran orang tua juga sangat penting sebagai pemotivasi hidup bagi anak.

Page 18: ASKEP LEUKIMIA

DAFTAR PUSTAKA

Behrman, Kliegman, Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. EGC

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC

Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Merdeka.

http://catatanperawat.byethost15.com/asuhan-keperawatan/asuhan-keperawatan-anak-leukimia/